Lapsus DM Izzy
-
Upload
izzati-choiriyah -
Category
Documents
-
view
37 -
download
4
Transcript of Lapsus DM Izzy
BAB I
PENDAHULUAN
Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit kronik yang ditandai dengan
peningkatan kadar glukosa didalam darah Penyakit ini dapat menyerang segala
lapisan umur dan sosial ekonomi Di Indonesia saat ini penyakit DM belum
menempati skala prioritas utama pelayanan kesehatan walaupun sudah jelas
dampak negatifnya yaitu berupa penurunan kualitas SDM terutama akibat
penyulit menahun yang ditimbulkannya
Dari berbagai penelitian epidemiologis di Indonesia didapatkan prevalensi
DM sebesar 15 ndash 23 pada penduduk usia lebih dari 15 tahun bahkan pada
suatu penelitian epidemiologis di Manado didapatkan prevalensi DM 61
Penelitian yang dilakukan di Jakarta Surabaya Makasar dan kota-kota lain di
Indonesia membuktikan adanya kenaikan prevalensi dari tahun ketahun
Berdasarkan pola pertambahan penduduk diperkirakan pada tahun 2020 nanti
akan ada sejumlah 178 juta penduduk berusia diatas 20 tahun dan dengan asumsi
prevalensi DM sebesar 4 akan didapatkan 7 juta pasien DM suatu jumlah yang
sangat besar untuk dapat ditangani oleh dokter spesialis subspesialis
endokrinologis
Dalam strategi pelayanan kesehatan bagi penderita DM yang seyogyanya
diintegrasikan kedalam pelayanan kesehatan primer peran dokter umum adalah
sangat penting Kasus DM yang tanpa disertai dengan penyulit dapat dikelola
dengan tuntas oleh dokter umum Apalagi kalau kemudian kadar glukosa darah
ternyata dapat terkendali baik dengan pengelolaan ditingkat pelayanan kesehatan
1
primer Tentu saja harus ditekankan pentingnya tindak lanjut jangka panjang pada
para pasien tersebut Pasien yang potensial akan menderita penyulit DM perlu
secara periodik dikonsultasikan kepada dokter ahli terkait ataupun kepada tim
pengelola DM pada tingkat lebih tinggi di rumah sakit rujukan Kemudian mereka
dapat dikirim kembali kepada dokter yang biasa mengelolanya Demikian pula
pasien DM yang sukar terkendali kadar glukosa darahnya pasien DM dengan
penyulit apalagi penyulit yang potensial fatal perlu dan harus ditangani oleh
instansi yang lebih mampu dengan peralatan yang lebih lengkap dalam hal ini
Pusat DM di Fakultas Kedokteran Rumah Sakit Pendidikan RS Rujukan
Utama Untuk mendapatkan hasil pengelolaan yang tepat guna dan berhasil guna
bagi pasien DM dan untuk menekan angka penyulit diperlukan suatu standar
pelayanan minimal bagi penderita DM Diabetes Melitus adalah penyakit
menahun yang akan diderita seumur hidup sehingga yang berperan dalam
pengelolaannya tidak hanya dokter perawat dan ahli gizi tetapi lebih penting lagi
keikutsertaan pasien sendiri dan keluarganya Penyuluhan kepada pasien dan
keluarganya akan sangat membantu meningkatkan keikutsertaan mereka dalam
usaha memperbaiki hasil pengelolaan DM
2
BAB II
STATUS PENDERITA
21 Identitas Penderita
Nama Ny H
Umur 51 tahun
Jenis kelamin Perempuan
Agama Islam
Alamat Bululawang
Status Perkawinan Menikah
Suku Jawa
Tanggal MRS 11 Desember 2012
No Register 306312
22 Anamnesis
1 Keluhan Utama
Badan lemas
2 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke UGD RSUD Kepanjen dengan keluhan badan lemas pusing
dan perut terasa mual sejak 3 hari yang lalu Rasa pusing dirasakan hilang
timbul terlebih saat bangun tidur Badanya sering lemas dirasakan terus-
menerus
3
Pasien juga mengeluh kaki kirinya sering kesemutan Kesemutan dirasakan
sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir ini Kesemutan
dirasakan ketika pasien merasa kedinginan
5 tahun yang lalu pasien mulai merasa sering mudah haus dan lapar
banyak makan tetapi berat badan terus berkurang Keluhan sering kencing
dan terbangun malam untuk BAK juga dirasakan Pasien mengeluh mudah
haus dan banyak ngemil berat badan pun semakin menurun Pasien juga
mengeluh sering sulit tidur karena harus bolak-balik ke kamar mandi untuk
BAK BAK biasanya plusmn 5x dalam 1 malam Pasien kemudian memeriksakan
diri ke rumah sakit dan dinyatakan menderita sakit kencing manis Mulanya
pasien rutin kontrol kedokter namun 1 tahun ini pasien jarang kontrol karena
tidak ada yang mengantar
3 Riwayat Penyakit Dahulu
DM (+) sejak 5 tahun yang lalu
4 Riwayat Penyakit Keluarga
Kakak DM (+)
23 Anamnesis Sistemik
1 Kulit kulit gatal (-)
2 Mata pandangan mata berkunang-kunang (-) penglihatan kabur (-)
ketajaman penglihatan berkurang (-)
3 Hidung tersumbat (-) mimisan (-)
4 Telinga pendengaran berkurang (-) berdengung (-) cairan (-)
5 Mulut sariawan (-) lidah terasa pahit (-)
4
6 Tenggorokan sakit menelan (-) serak (-)
7 Leher sakit tengkuk (-) kaku (-) gondok (-)
8 Mammae nyeri (-) benjolan (-)
9 Pernafasan sesak nafas (-) batuk (-) mengi (-)
10 Jantung amp peredaran darah berdebar-debar (-) nyeri dada (-) ortopneu (-)
paroxysmal nocturnal dipsneu (-) dipsnue drsquoeffort (-)
11 Gastrointestinal mual (+) muntah (-) diare (-) nafsu makan menurun
(+) kembung (-)
12 Genitourinaria BAK spontan (+) BAB spontan (+)
13 Neurologik kejang (-) lumpuh (-) kaki kesemutan (-+) sakit kepala (-)
pusing (-)
14 Psikiatrik emosi stabil (+) mudah marah (-)
15 Muskuluskeletal kaku sendi (-) nyeri sendi pinggul (-) nyeri tangan dan
kaki (-) nyeri otot (-) lemah (+)
16 Ekstremitas atas dan bawah bengkak (-) sakit (-) ujung jari telapak tangan
dan kaki dingin (-)
17 Endokrin polidipsi (+) polifagi (+) poliuri (+)
18 Darah kepucatan (-) mudah kebiruan (-)
19 Penyakit yang pernah diderita TBC (-) alergi (-) asma (-) DM (+)
20 Makanan nasijagung (+) sayur (+) tahu (+) tempe (+) ikan (+) telur
(+) susu (-)
kwantitas cukup
5
24 Pemeriksaan Fisik
1 Keadaan Umum
Pasien tampak lemas kesadaran compos mentis (GCS 456) status gizi kesan
cukup
2 Tanda Vital
Tensi 16080 mmHg
Nadi 88 x menit
Pernafasan 24 x menit
Suhu 365 oC
3 Kulit
Turgor kulit lambat (-) ikterik (-) sianosis (-) venektasi (-) petechie (-)
spider nevi (-)
4 Kepala
Bentuk mesocephal luka (-) rambut tidak mudah dicabut keriput (+) atrofi
m temporalis (-) makula (-) papula (-) nodula (-) kelainan mimic wajah
bells palsy (-)
5 Mata
Conjunctiva anemis (--) sklera ikterik (--)
6 Hidung
Nafas cuping hidung (-) sekret (-) epistaksis (-)
7 Mulut
Bibir pucat (-) mukosa bibir kering (-) bibir cianosis (-) gusi berdarah (-)
8 Telinga
Nyeri tekan mastoid (-) sekret (-) pendengaran berkurang (-)
6
9 Tenggorokan
Tonsil membesar (-) pharing hiperemis (-)
10 Leher
JVP tidak meningkat trakea ditengah pembesaran kelenjar tiroid (-)
pembesaran kelenjar limfe (-) lesi pada kulit (-)
11 Dada
Normochest simetris pernapasan thoracoabdominal retraksi (-) spider nevi
(-) pulsasi infrasternalis (-) sela iga melebar (-)
Cor
Inspeksi ictus cordis tidak tampak
Palpasi ictus cordis tak kuat angkat
Perkusi batas kiri atas SIC II Linea Para Sternalis Sinistra
batas kanan atas SIC II Linea Para Sternalis Dextra
batas kiri bawah SIC V 1 cm medial Linea Medio Clavicularis
Sinistra
batas kanan bawah SIC IV Linea Para Sternalis Dextra
pinggang jantung SIC III Linea Para Sternalis Sinistra
(batas jantung terkesan normal)
Auskultasi Bunyi jantung IndashII intensitas normal regular bising (-)
Pulmo
Statis (depan dan belakang)
Inspeksi pengembangan dada kanan sama dengan kiri
Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan
7
Perkusi sonorsonor
Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)
Dinamis (depan dan belakang)
Inspeksi pergerakan dada kanan sama dengan kiri
Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan
Perkusi sonorsonor
Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)
12 Abdomen
Inspeksi dinding perut datar
Palpasi supel nyeri tekan (-) hepar tidak teraba pembesaran lien (-)
Perkusi tympani
Auskultasi bising usus (+) normal
13 Ektremitas
Palmar eritema (--)
akral dingin Oedem
- -
- -
- -
- -
14 Sistem genetalia
Dalam batas normal
25 Pemeriksaan Penunjang
251 Laboratorium
Tanggal 11 Desember 2012
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
8
GDS 460 lt 140 mgdl
Tanggal 1 1 Desember 2012
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hb 134 12-16 gdL
Hitung Leukosit 8230 4-11 ribu selcmm
Hitung Jenis 1--66267 1-50-13-554-6215-353-7
Laju Endap Darah 16 le 20 jam
Trombosit 336000 150-400 ribumm3
PCVHCT 36 35-47
GDP 215 lt 100 mgdL
GD 2 Jam PP 426 lt 140 mgdl
SGOT 16 L lt 43 P lt 36 UL
SGPT 21 L lt 43 P lt 36 UL
Ureum 28 20-40 mgdL
Kreatinin 053 L 06-11 P05-09 mgdL
26 Resume
Berdasarkan anamnesa didapatkan
Pasien mengeluh badan lemas pusing dan mual sejak 3 hari yang lalu Rasa
pusing dirasakan hilang timbul terlebih saat bangun tidur Badanya sering
lemas dirasakan terus-menerus
9
Pasien juga mengeluh kaki kirinya sering kesemutan Kesemutan dirasakan
sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir ini RPD DM(+)
sejak 5 tahun yang lalu
Berdasarkan Pemeriksaan fisik didapatkan
Kesadaran composmentis (456) tekanan darah meningkat (16080 mmHg)
konjungtiva anemis (--) nyeri tekan abdomen (-) dan kaki kiri terasa
kesemutan
Berdasarkan Pemeriksaan penunjang didapatkan
Darah lengkap terdapat peningkatan gula darah sesaat puasa dan 2 jam pp
DM tipe II
27 Diagnosis
DM tipe II
Hipertensi grade II
28 Penatalaksanaan
1 Non Medika mentosa
a Edukasi tentang penyakitnya
b Tirah baring
c Terapi diet
2 Medikamentosa
IVFD Infus RL 20 tpm
Inj Humulin R 10-10-10
Inj Humulin N 0-0-0-16
10
Inj Ranitidin 2x1 Amp
Captopril tab 3x125 mg
29 Follow Up
No Tanggal S O A P
1 11-12-2012
Badan lemas(+)Mual (+)Kaki kiri kesemutan (+)
T 16070mmhgRR 20xmenitN 88xmenitS 37 o C
DM tipe 2HT sg II
IVFD Infus RL 20 tpmInj Humulin R 10-10-10 Inj Humulin N 0-0-0-16Inj Ranitidin 2x1 AmpCaptopril tab 3x125 mg
2 12-12-2012
Badan lemas(+)Mual(-)Kaki kiri kesemutan (+)darr
T 14080mmhgRR 20xmenitN 84x menitS 367o CGDS 229
DM tipe 2HT sg II
Terapi dilanjutkanCek GDP dan GD2PP
3 13-12-2012
Badan lemas(+)Kaki kiri kesemutan (-)
T 15080mmhgRR 20xmenitN 78x menitS 365o CGDP 172GD2PP 189
DM tipe 2HT sg II
Terapi dilanjutkan
4 14-12-2012
Kel (-) T 13070mmhgRR 20xmenitN 80x menitS 363o C
DM tipe 2HT sg II
BLPLKontrol poli dalam
11
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A Pengertian
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan antara
lain oleh defisiensi insulin yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi
sehingga memerlukan manajemen terapi yang intensif Terapi yang diberikan
pada penderita DM tipe 2 adalah terapi non-obat yang berupa diet dan latihan fisik
(olahraga) dan terapi obat oral antidiabetika (OAD) Tetapi pada keadaan
dekompensasi metabolik berat maka diperlukan terapi insulin atau kombinasi
insulin OAD Karena jenis OAD maupun insulin yang tersedia cukup banyak
maka pemilihan penggunaan preparat insulin dan OAD sangat ditentukan oleh
kondisi penderita termasuk kadar glukosa darah
B Pembagian DM
DM tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana
tubuh kekurangan hormon insulindikenal dengan istilah Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM) Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil
12
insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas Diabetes tipe 1 banyak
ditemukan pada balita anak-anak dan remaja
Sampai saat ini Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan
pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus
berkesinambungan Riwayat keluarga diet dan faktor lingkungan sangat
mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1 Pada penderita diebetes
tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula
darahnya sebaiknya menggunakan alat test gula darah Terutama pada anak-
anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi
sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit
DM Tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat
berfungsi dengan semestinya dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM) Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan
seperti kecacatan dalam produksi insulin resistensi terhadap insulin atau
berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin
yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah
Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap
insulin diantaranya faktor kegemukan (obesitas) Pada penderita diabetes tipe
2 pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan
seperti diet penurunan berat badan dan pemberian tablet diabetik Apabila
dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula
dalam darah maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan
13
DM tipe lain
A Defek genetik fungsi sel beta
- Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 123
- DNA mitokondria
B Defek genetik kerja insulin
C Penyakit endokrin pankreas
- Pankreatitis
- Tumor pankreas pankreatektomi
- Pankreatopati fibrokalkulus
D Endokrinopati
- Akromegali
- Sindrom Cushing
- Feokromositoma
- Hipertiroidisme
E Karena obatzat kimia
- Vacor pentamidin asam nikotinat
- Glukokortikoid hormon tiroid
14
- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain
F Infeksi
- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)
G Sebab imunologi yang jarang
- Antibodi anti insulin
H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain
DM pada masa kehamilan (Gestasional)
Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke
- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil
dan menghilang setelah melahirkan
- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil
dan berlanjut setelah hamil
- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit
pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah
panggul dan pembuluh darah perifer
90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori
DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin
Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)
15
C Patofisiologi
Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi
insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat
tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi
suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit
meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru
akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan
kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes
Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam
pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat
tersebut
1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati
2 kenaikan produksi glukosa oleh hati
3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas
16
D Penyebab DM
E Diagnosis
Kriteria Diagnosis
1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan
waktu makan terakhir
Atau
2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat
kalori tambahan sedikitnya 8 jam
Atau
17
3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan
Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g
glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air
18
Pemeriksaan Laboratorium
Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)
bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari
(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani
seperti biasa
bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan
minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan
bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa
bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)
dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit
bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2
jam setelah minum larutan glukosa selesai
bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok
19
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka
dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh
- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199
mgdl
- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl
Reduksi Urine
Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin
yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya
glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi
urine adalah
Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan
untuk menegakkan
Diagnosis
Nilai (+) sampai (++++)
Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria
obat-obatan dan lainnya
Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg
Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg
Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg
20
Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman
F Manifestasi Klinik
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau
kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah
dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan
air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)
sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah
ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan
seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma
21
G Penatalaksanaan
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin
(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain
itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu
makanan (diet)
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan
penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai
kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan
mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil
yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian
suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar
gula darah
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan
jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan
1 Obat hipoglikemik oral
Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan
A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid
B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion
C Penghambat glukoneogenesis (metformin)
D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa
E DPP-IV inhibitor
22
2 Suntikan
A Insulin
B Agonis GLP-1incretin mimetic
A Insulin
Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain
1 Kerja cepat (rapid acting)
Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)
Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi
kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan
secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin
kerja panjang
2 Kerja menengah (intermediate acting)
23
Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan
menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada
insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat
absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik
karena protamin bukanlah protein
3 Kerja panjang ( long acting)
Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan
untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin
yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan
memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi
Insulin diperlukan pada keadaan
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Ketoasidosis diabetik
Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)
Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali
dengan perencanaan makan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
Cara pemberian insulin ada beberapa macam
a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan
glukosa darah
b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan
24
c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman
konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis
insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari
insulin human
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah
dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg
setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa
kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar
gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin
lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari
harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin
sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit
perut
Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap
pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit
(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula
darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin
mengandung 25-30 IUmg
H Komplikasi DM
1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren
2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf
(stroke neuropati)
3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke
25
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)
dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III
RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien
datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta
kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2
jam PP
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa
disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational
Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda
dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
26
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani
pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan
berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)
Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan
dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan
nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu
dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai
hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan
pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi
pengontrolan kadar gula darah
27
DAFTAR PUSTAKA
1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
httpdokter-alwicomdiabeteshtml
2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-
diagnosis-diabetes-2010html
4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses
15 desember 2012 httpwwwperkeniorg
page=proyek_improving_diabetes_health
6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar
Malang httpwwwfkumyecasenet
28
primer Tentu saja harus ditekankan pentingnya tindak lanjut jangka panjang pada
para pasien tersebut Pasien yang potensial akan menderita penyulit DM perlu
secara periodik dikonsultasikan kepada dokter ahli terkait ataupun kepada tim
pengelola DM pada tingkat lebih tinggi di rumah sakit rujukan Kemudian mereka
dapat dikirim kembali kepada dokter yang biasa mengelolanya Demikian pula
pasien DM yang sukar terkendali kadar glukosa darahnya pasien DM dengan
penyulit apalagi penyulit yang potensial fatal perlu dan harus ditangani oleh
instansi yang lebih mampu dengan peralatan yang lebih lengkap dalam hal ini
Pusat DM di Fakultas Kedokteran Rumah Sakit Pendidikan RS Rujukan
Utama Untuk mendapatkan hasil pengelolaan yang tepat guna dan berhasil guna
bagi pasien DM dan untuk menekan angka penyulit diperlukan suatu standar
pelayanan minimal bagi penderita DM Diabetes Melitus adalah penyakit
menahun yang akan diderita seumur hidup sehingga yang berperan dalam
pengelolaannya tidak hanya dokter perawat dan ahli gizi tetapi lebih penting lagi
keikutsertaan pasien sendiri dan keluarganya Penyuluhan kepada pasien dan
keluarganya akan sangat membantu meningkatkan keikutsertaan mereka dalam
usaha memperbaiki hasil pengelolaan DM
2
BAB II
STATUS PENDERITA
21 Identitas Penderita
Nama Ny H
Umur 51 tahun
Jenis kelamin Perempuan
Agama Islam
Alamat Bululawang
Status Perkawinan Menikah
Suku Jawa
Tanggal MRS 11 Desember 2012
No Register 306312
22 Anamnesis
1 Keluhan Utama
Badan lemas
2 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke UGD RSUD Kepanjen dengan keluhan badan lemas pusing
dan perut terasa mual sejak 3 hari yang lalu Rasa pusing dirasakan hilang
timbul terlebih saat bangun tidur Badanya sering lemas dirasakan terus-
menerus
3
Pasien juga mengeluh kaki kirinya sering kesemutan Kesemutan dirasakan
sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir ini Kesemutan
dirasakan ketika pasien merasa kedinginan
5 tahun yang lalu pasien mulai merasa sering mudah haus dan lapar
banyak makan tetapi berat badan terus berkurang Keluhan sering kencing
dan terbangun malam untuk BAK juga dirasakan Pasien mengeluh mudah
haus dan banyak ngemil berat badan pun semakin menurun Pasien juga
mengeluh sering sulit tidur karena harus bolak-balik ke kamar mandi untuk
BAK BAK biasanya plusmn 5x dalam 1 malam Pasien kemudian memeriksakan
diri ke rumah sakit dan dinyatakan menderita sakit kencing manis Mulanya
pasien rutin kontrol kedokter namun 1 tahun ini pasien jarang kontrol karena
tidak ada yang mengantar
3 Riwayat Penyakit Dahulu
DM (+) sejak 5 tahun yang lalu
4 Riwayat Penyakit Keluarga
Kakak DM (+)
23 Anamnesis Sistemik
1 Kulit kulit gatal (-)
2 Mata pandangan mata berkunang-kunang (-) penglihatan kabur (-)
ketajaman penglihatan berkurang (-)
3 Hidung tersumbat (-) mimisan (-)
4 Telinga pendengaran berkurang (-) berdengung (-) cairan (-)
5 Mulut sariawan (-) lidah terasa pahit (-)
4
6 Tenggorokan sakit menelan (-) serak (-)
7 Leher sakit tengkuk (-) kaku (-) gondok (-)
8 Mammae nyeri (-) benjolan (-)
9 Pernafasan sesak nafas (-) batuk (-) mengi (-)
10 Jantung amp peredaran darah berdebar-debar (-) nyeri dada (-) ortopneu (-)
paroxysmal nocturnal dipsneu (-) dipsnue drsquoeffort (-)
11 Gastrointestinal mual (+) muntah (-) diare (-) nafsu makan menurun
(+) kembung (-)
12 Genitourinaria BAK spontan (+) BAB spontan (+)
13 Neurologik kejang (-) lumpuh (-) kaki kesemutan (-+) sakit kepala (-)
pusing (-)
14 Psikiatrik emosi stabil (+) mudah marah (-)
15 Muskuluskeletal kaku sendi (-) nyeri sendi pinggul (-) nyeri tangan dan
kaki (-) nyeri otot (-) lemah (+)
16 Ekstremitas atas dan bawah bengkak (-) sakit (-) ujung jari telapak tangan
dan kaki dingin (-)
17 Endokrin polidipsi (+) polifagi (+) poliuri (+)
18 Darah kepucatan (-) mudah kebiruan (-)
19 Penyakit yang pernah diderita TBC (-) alergi (-) asma (-) DM (+)
20 Makanan nasijagung (+) sayur (+) tahu (+) tempe (+) ikan (+) telur
(+) susu (-)
kwantitas cukup
5
24 Pemeriksaan Fisik
1 Keadaan Umum
Pasien tampak lemas kesadaran compos mentis (GCS 456) status gizi kesan
cukup
2 Tanda Vital
Tensi 16080 mmHg
Nadi 88 x menit
Pernafasan 24 x menit
Suhu 365 oC
3 Kulit
Turgor kulit lambat (-) ikterik (-) sianosis (-) venektasi (-) petechie (-)
spider nevi (-)
4 Kepala
Bentuk mesocephal luka (-) rambut tidak mudah dicabut keriput (+) atrofi
m temporalis (-) makula (-) papula (-) nodula (-) kelainan mimic wajah
bells palsy (-)
5 Mata
Conjunctiva anemis (--) sklera ikterik (--)
6 Hidung
Nafas cuping hidung (-) sekret (-) epistaksis (-)
7 Mulut
Bibir pucat (-) mukosa bibir kering (-) bibir cianosis (-) gusi berdarah (-)
8 Telinga
Nyeri tekan mastoid (-) sekret (-) pendengaran berkurang (-)
6
9 Tenggorokan
Tonsil membesar (-) pharing hiperemis (-)
10 Leher
JVP tidak meningkat trakea ditengah pembesaran kelenjar tiroid (-)
pembesaran kelenjar limfe (-) lesi pada kulit (-)
11 Dada
Normochest simetris pernapasan thoracoabdominal retraksi (-) spider nevi
(-) pulsasi infrasternalis (-) sela iga melebar (-)
Cor
Inspeksi ictus cordis tidak tampak
Palpasi ictus cordis tak kuat angkat
Perkusi batas kiri atas SIC II Linea Para Sternalis Sinistra
batas kanan atas SIC II Linea Para Sternalis Dextra
batas kiri bawah SIC V 1 cm medial Linea Medio Clavicularis
Sinistra
batas kanan bawah SIC IV Linea Para Sternalis Dextra
pinggang jantung SIC III Linea Para Sternalis Sinistra
(batas jantung terkesan normal)
Auskultasi Bunyi jantung IndashII intensitas normal regular bising (-)
Pulmo
Statis (depan dan belakang)
Inspeksi pengembangan dada kanan sama dengan kiri
Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan
7
Perkusi sonorsonor
Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)
Dinamis (depan dan belakang)
Inspeksi pergerakan dada kanan sama dengan kiri
Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan
Perkusi sonorsonor
Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)
12 Abdomen
Inspeksi dinding perut datar
Palpasi supel nyeri tekan (-) hepar tidak teraba pembesaran lien (-)
Perkusi tympani
Auskultasi bising usus (+) normal
13 Ektremitas
Palmar eritema (--)
akral dingin Oedem
- -
- -
- -
- -
14 Sistem genetalia
Dalam batas normal
25 Pemeriksaan Penunjang
251 Laboratorium
Tanggal 11 Desember 2012
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
8
GDS 460 lt 140 mgdl
Tanggal 1 1 Desember 2012
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hb 134 12-16 gdL
Hitung Leukosit 8230 4-11 ribu selcmm
Hitung Jenis 1--66267 1-50-13-554-6215-353-7
Laju Endap Darah 16 le 20 jam
Trombosit 336000 150-400 ribumm3
PCVHCT 36 35-47
GDP 215 lt 100 mgdL
GD 2 Jam PP 426 lt 140 mgdl
SGOT 16 L lt 43 P lt 36 UL
SGPT 21 L lt 43 P lt 36 UL
Ureum 28 20-40 mgdL
Kreatinin 053 L 06-11 P05-09 mgdL
26 Resume
Berdasarkan anamnesa didapatkan
Pasien mengeluh badan lemas pusing dan mual sejak 3 hari yang lalu Rasa
pusing dirasakan hilang timbul terlebih saat bangun tidur Badanya sering
lemas dirasakan terus-menerus
9
Pasien juga mengeluh kaki kirinya sering kesemutan Kesemutan dirasakan
sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir ini RPD DM(+)
sejak 5 tahun yang lalu
Berdasarkan Pemeriksaan fisik didapatkan
Kesadaran composmentis (456) tekanan darah meningkat (16080 mmHg)
konjungtiva anemis (--) nyeri tekan abdomen (-) dan kaki kiri terasa
kesemutan
Berdasarkan Pemeriksaan penunjang didapatkan
Darah lengkap terdapat peningkatan gula darah sesaat puasa dan 2 jam pp
DM tipe II
27 Diagnosis
DM tipe II
Hipertensi grade II
28 Penatalaksanaan
1 Non Medika mentosa
a Edukasi tentang penyakitnya
b Tirah baring
c Terapi diet
2 Medikamentosa
IVFD Infus RL 20 tpm
Inj Humulin R 10-10-10
Inj Humulin N 0-0-0-16
10
Inj Ranitidin 2x1 Amp
Captopril tab 3x125 mg
29 Follow Up
No Tanggal S O A P
1 11-12-2012
Badan lemas(+)Mual (+)Kaki kiri kesemutan (+)
T 16070mmhgRR 20xmenitN 88xmenitS 37 o C
DM tipe 2HT sg II
IVFD Infus RL 20 tpmInj Humulin R 10-10-10 Inj Humulin N 0-0-0-16Inj Ranitidin 2x1 AmpCaptopril tab 3x125 mg
2 12-12-2012
Badan lemas(+)Mual(-)Kaki kiri kesemutan (+)darr
T 14080mmhgRR 20xmenitN 84x menitS 367o CGDS 229
DM tipe 2HT sg II
Terapi dilanjutkanCek GDP dan GD2PP
3 13-12-2012
Badan lemas(+)Kaki kiri kesemutan (-)
T 15080mmhgRR 20xmenitN 78x menitS 365o CGDP 172GD2PP 189
DM tipe 2HT sg II
Terapi dilanjutkan
4 14-12-2012
Kel (-) T 13070mmhgRR 20xmenitN 80x menitS 363o C
DM tipe 2HT sg II
BLPLKontrol poli dalam
11
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A Pengertian
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan antara
lain oleh defisiensi insulin yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi
sehingga memerlukan manajemen terapi yang intensif Terapi yang diberikan
pada penderita DM tipe 2 adalah terapi non-obat yang berupa diet dan latihan fisik
(olahraga) dan terapi obat oral antidiabetika (OAD) Tetapi pada keadaan
dekompensasi metabolik berat maka diperlukan terapi insulin atau kombinasi
insulin OAD Karena jenis OAD maupun insulin yang tersedia cukup banyak
maka pemilihan penggunaan preparat insulin dan OAD sangat ditentukan oleh
kondisi penderita termasuk kadar glukosa darah
B Pembagian DM
DM tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana
tubuh kekurangan hormon insulindikenal dengan istilah Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM) Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil
12
insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas Diabetes tipe 1 banyak
ditemukan pada balita anak-anak dan remaja
Sampai saat ini Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan
pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus
berkesinambungan Riwayat keluarga diet dan faktor lingkungan sangat
mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1 Pada penderita diebetes
tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula
darahnya sebaiknya menggunakan alat test gula darah Terutama pada anak-
anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi
sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit
DM Tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat
berfungsi dengan semestinya dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM) Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan
seperti kecacatan dalam produksi insulin resistensi terhadap insulin atau
berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin
yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah
Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap
insulin diantaranya faktor kegemukan (obesitas) Pada penderita diabetes tipe
2 pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan
seperti diet penurunan berat badan dan pemberian tablet diabetik Apabila
dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula
dalam darah maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan
13
DM tipe lain
A Defek genetik fungsi sel beta
- Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 123
- DNA mitokondria
B Defek genetik kerja insulin
C Penyakit endokrin pankreas
- Pankreatitis
- Tumor pankreas pankreatektomi
- Pankreatopati fibrokalkulus
D Endokrinopati
- Akromegali
- Sindrom Cushing
- Feokromositoma
- Hipertiroidisme
E Karena obatzat kimia
- Vacor pentamidin asam nikotinat
- Glukokortikoid hormon tiroid
14
- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain
F Infeksi
- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)
G Sebab imunologi yang jarang
- Antibodi anti insulin
H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain
DM pada masa kehamilan (Gestasional)
Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke
- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil
dan menghilang setelah melahirkan
- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil
dan berlanjut setelah hamil
- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit
pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah
panggul dan pembuluh darah perifer
90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori
DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin
Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)
15
C Patofisiologi
Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi
insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat
tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi
suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit
meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru
akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan
kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes
Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam
pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat
tersebut
1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati
2 kenaikan produksi glukosa oleh hati
3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas
16
D Penyebab DM
E Diagnosis
Kriteria Diagnosis
1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan
waktu makan terakhir
Atau
2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat
kalori tambahan sedikitnya 8 jam
Atau
17
3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan
Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g
glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air
18
Pemeriksaan Laboratorium
Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)
bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari
(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani
seperti biasa
bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan
minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan
bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa
bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)
dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit
bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2
jam setelah minum larutan glukosa selesai
bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok
19
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka
dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh
- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199
mgdl
- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl
Reduksi Urine
Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin
yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya
glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi
urine adalah
Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan
untuk menegakkan
Diagnosis
Nilai (+) sampai (++++)
Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria
obat-obatan dan lainnya
Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg
Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg
Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg
20
Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman
F Manifestasi Klinik
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau
kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah
dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan
air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)
sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah
ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan
seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma
21
G Penatalaksanaan
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin
(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain
itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu
makanan (diet)
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan
penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai
kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan
mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil
yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian
suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar
gula darah
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan
jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan
1 Obat hipoglikemik oral
Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan
A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid
B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion
C Penghambat glukoneogenesis (metformin)
D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa
E DPP-IV inhibitor
22
2 Suntikan
A Insulin
B Agonis GLP-1incretin mimetic
A Insulin
Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain
1 Kerja cepat (rapid acting)
Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)
Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi
kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan
secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin
kerja panjang
2 Kerja menengah (intermediate acting)
23
Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan
menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada
insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat
absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik
karena protamin bukanlah protein
3 Kerja panjang ( long acting)
Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan
untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin
yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan
memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi
Insulin diperlukan pada keadaan
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Ketoasidosis diabetik
Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)
Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali
dengan perencanaan makan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
Cara pemberian insulin ada beberapa macam
a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan
glukosa darah
b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan
24
c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman
konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis
insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari
insulin human
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah
dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg
setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa
kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar
gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin
lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari
harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin
sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit
perut
Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap
pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit
(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula
darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin
mengandung 25-30 IUmg
H Komplikasi DM
1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren
2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf
(stroke neuropati)
3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke
25
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)
dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III
RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien
datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta
kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2
jam PP
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa
disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational
Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda
dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
26
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani
pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan
berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)
Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan
dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan
nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu
dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai
hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan
pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi
pengontrolan kadar gula darah
27
DAFTAR PUSTAKA
1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
httpdokter-alwicomdiabeteshtml
2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-
diagnosis-diabetes-2010html
4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses
15 desember 2012 httpwwwperkeniorg
page=proyek_improving_diabetes_health
6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar
Malang httpwwwfkumyecasenet
28
BAB II
STATUS PENDERITA
21 Identitas Penderita
Nama Ny H
Umur 51 tahun
Jenis kelamin Perempuan
Agama Islam
Alamat Bululawang
Status Perkawinan Menikah
Suku Jawa
Tanggal MRS 11 Desember 2012
No Register 306312
22 Anamnesis
1 Keluhan Utama
Badan lemas
2 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke UGD RSUD Kepanjen dengan keluhan badan lemas pusing
dan perut terasa mual sejak 3 hari yang lalu Rasa pusing dirasakan hilang
timbul terlebih saat bangun tidur Badanya sering lemas dirasakan terus-
menerus
3
Pasien juga mengeluh kaki kirinya sering kesemutan Kesemutan dirasakan
sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir ini Kesemutan
dirasakan ketika pasien merasa kedinginan
5 tahun yang lalu pasien mulai merasa sering mudah haus dan lapar
banyak makan tetapi berat badan terus berkurang Keluhan sering kencing
dan terbangun malam untuk BAK juga dirasakan Pasien mengeluh mudah
haus dan banyak ngemil berat badan pun semakin menurun Pasien juga
mengeluh sering sulit tidur karena harus bolak-balik ke kamar mandi untuk
BAK BAK biasanya plusmn 5x dalam 1 malam Pasien kemudian memeriksakan
diri ke rumah sakit dan dinyatakan menderita sakit kencing manis Mulanya
pasien rutin kontrol kedokter namun 1 tahun ini pasien jarang kontrol karena
tidak ada yang mengantar
3 Riwayat Penyakit Dahulu
DM (+) sejak 5 tahun yang lalu
4 Riwayat Penyakit Keluarga
Kakak DM (+)
23 Anamnesis Sistemik
1 Kulit kulit gatal (-)
2 Mata pandangan mata berkunang-kunang (-) penglihatan kabur (-)
ketajaman penglihatan berkurang (-)
3 Hidung tersumbat (-) mimisan (-)
4 Telinga pendengaran berkurang (-) berdengung (-) cairan (-)
5 Mulut sariawan (-) lidah terasa pahit (-)
4
6 Tenggorokan sakit menelan (-) serak (-)
7 Leher sakit tengkuk (-) kaku (-) gondok (-)
8 Mammae nyeri (-) benjolan (-)
9 Pernafasan sesak nafas (-) batuk (-) mengi (-)
10 Jantung amp peredaran darah berdebar-debar (-) nyeri dada (-) ortopneu (-)
paroxysmal nocturnal dipsneu (-) dipsnue drsquoeffort (-)
11 Gastrointestinal mual (+) muntah (-) diare (-) nafsu makan menurun
(+) kembung (-)
12 Genitourinaria BAK spontan (+) BAB spontan (+)
13 Neurologik kejang (-) lumpuh (-) kaki kesemutan (-+) sakit kepala (-)
pusing (-)
14 Psikiatrik emosi stabil (+) mudah marah (-)
15 Muskuluskeletal kaku sendi (-) nyeri sendi pinggul (-) nyeri tangan dan
kaki (-) nyeri otot (-) lemah (+)
16 Ekstremitas atas dan bawah bengkak (-) sakit (-) ujung jari telapak tangan
dan kaki dingin (-)
17 Endokrin polidipsi (+) polifagi (+) poliuri (+)
18 Darah kepucatan (-) mudah kebiruan (-)
19 Penyakit yang pernah diderita TBC (-) alergi (-) asma (-) DM (+)
20 Makanan nasijagung (+) sayur (+) tahu (+) tempe (+) ikan (+) telur
(+) susu (-)
kwantitas cukup
5
24 Pemeriksaan Fisik
1 Keadaan Umum
Pasien tampak lemas kesadaran compos mentis (GCS 456) status gizi kesan
cukup
2 Tanda Vital
Tensi 16080 mmHg
Nadi 88 x menit
Pernafasan 24 x menit
Suhu 365 oC
3 Kulit
Turgor kulit lambat (-) ikterik (-) sianosis (-) venektasi (-) petechie (-)
spider nevi (-)
4 Kepala
Bentuk mesocephal luka (-) rambut tidak mudah dicabut keriput (+) atrofi
m temporalis (-) makula (-) papula (-) nodula (-) kelainan mimic wajah
bells palsy (-)
5 Mata
Conjunctiva anemis (--) sklera ikterik (--)
6 Hidung
Nafas cuping hidung (-) sekret (-) epistaksis (-)
7 Mulut
Bibir pucat (-) mukosa bibir kering (-) bibir cianosis (-) gusi berdarah (-)
8 Telinga
Nyeri tekan mastoid (-) sekret (-) pendengaran berkurang (-)
6
9 Tenggorokan
Tonsil membesar (-) pharing hiperemis (-)
10 Leher
JVP tidak meningkat trakea ditengah pembesaran kelenjar tiroid (-)
pembesaran kelenjar limfe (-) lesi pada kulit (-)
11 Dada
Normochest simetris pernapasan thoracoabdominal retraksi (-) spider nevi
(-) pulsasi infrasternalis (-) sela iga melebar (-)
Cor
Inspeksi ictus cordis tidak tampak
Palpasi ictus cordis tak kuat angkat
Perkusi batas kiri atas SIC II Linea Para Sternalis Sinistra
batas kanan atas SIC II Linea Para Sternalis Dextra
batas kiri bawah SIC V 1 cm medial Linea Medio Clavicularis
Sinistra
batas kanan bawah SIC IV Linea Para Sternalis Dextra
pinggang jantung SIC III Linea Para Sternalis Sinistra
(batas jantung terkesan normal)
Auskultasi Bunyi jantung IndashII intensitas normal regular bising (-)
Pulmo
Statis (depan dan belakang)
Inspeksi pengembangan dada kanan sama dengan kiri
Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan
7
Perkusi sonorsonor
Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)
Dinamis (depan dan belakang)
Inspeksi pergerakan dada kanan sama dengan kiri
Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan
Perkusi sonorsonor
Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)
12 Abdomen
Inspeksi dinding perut datar
Palpasi supel nyeri tekan (-) hepar tidak teraba pembesaran lien (-)
Perkusi tympani
Auskultasi bising usus (+) normal
13 Ektremitas
Palmar eritema (--)
akral dingin Oedem
- -
- -
- -
- -
14 Sistem genetalia
Dalam batas normal
25 Pemeriksaan Penunjang
251 Laboratorium
Tanggal 11 Desember 2012
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
8
GDS 460 lt 140 mgdl
Tanggal 1 1 Desember 2012
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hb 134 12-16 gdL
Hitung Leukosit 8230 4-11 ribu selcmm
Hitung Jenis 1--66267 1-50-13-554-6215-353-7
Laju Endap Darah 16 le 20 jam
Trombosit 336000 150-400 ribumm3
PCVHCT 36 35-47
GDP 215 lt 100 mgdL
GD 2 Jam PP 426 lt 140 mgdl
SGOT 16 L lt 43 P lt 36 UL
SGPT 21 L lt 43 P lt 36 UL
Ureum 28 20-40 mgdL
Kreatinin 053 L 06-11 P05-09 mgdL
26 Resume
Berdasarkan anamnesa didapatkan
Pasien mengeluh badan lemas pusing dan mual sejak 3 hari yang lalu Rasa
pusing dirasakan hilang timbul terlebih saat bangun tidur Badanya sering
lemas dirasakan terus-menerus
9
Pasien juga mengeluh kaki kirinya sering kesemutan Kesemutan dirasakan
sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir ini RPD DM(+)
sejak 5 tahun yang lalu
Berdasarkan Pemeriksaan fisik didapatkan
Kesadaran composmentis (456) tekanan darah meningkat (16080 mmHg)
konjungtiva anemis (--) nyeri tekan abdomen (-) dan kaki kiri terasa
kesemutan
Berdasarkan Pemeriksaan penunjang didapatkan
Darah lengkap terdapat peningkatan gula darah sesaat puasa dan 2 jam pp
DM tipe II
27 Diagnosis
DM tipe II
Hipertensi grade II
28 Penatalaksanaan
1 Non Medika mentosa
a Edukasi tentang penyakitnya
b Tirah baring
c Terapi diet
2 Medikamentosa
IVFD Infus RL 20 tpm
Inj Humulin R 10-10-10
Inj Humulin N 0-0-0-16
10
Inj Ranitidin 2x1 Amp
Captopril tab 3x125 mg
29 Follow Up
No Tanggal S O A P
1 11-12-2012
Badan lemas(+)Mual (+)Kaki kiri kesemutan (+)
T 16070mmhgRR 20xmenitN 88xmenitS 37 o C
DM tipe 2HT sg II
IVFD Infus RL 20 tpmInj Humulin R 10-10-10 Inj Humulin N 0-0-0-16Inj Ranitidin 2x1 AmpCaptopril tab 3x125 mg
2 12-12-2012
Badan lemas(+)Mual(-)Kaki kiri kesemutan (+)darr
T 14080mmhgRR 20xmenitN 84x menitS 367o CGDS 229
DM tipe 2HT sg II
Terapi dilanjutkanCek GDP dan GD2PP
3 13-12-2012
Badan lemas(+)Kaki kiri kesemutan (-)
T 15080mmhgRR 20xmenitN 78x menitS 365o CGDP 172GD2PP 189
DM tipe 2HT sg II
Terapi dilanjutkan
4 14-12-2012
Kel (-) T 13070mmhgRR 20xmenitN 80x menitS 363o C
DM tipe 2HT sg II
BLPLKontrol poli dalam
11
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A Pengertian
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan antara
lain oleh defisiensi insulin yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi
sehingga memerlukan manajemen terapi yang intensif Terapi yang diberikan
pada penderita DM tipe 2 adalah terapi non-obat yang berupa diet dan latihan fisik
(olahraga) dan terapi obat oral antidiabetika (OAD) Tetapi pada keadaan
dekompensasi metabolik berat maka diperlukan terapi insulin atau kombinasi
insulin OAD Karena jenis OAD maupun insulin yang tersedia cukup banyak
maka pemilihan penggunaan preparat insulin dan OAD sangat ditentukan oleh
kondisi penderita termasuk kadar glukosa darah
B Pembagian DM
DM tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana
tubuh kekurangan hormon insulindikenal dengan istilah Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM) Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil
12
insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas Diabetes tipe 1 banyak
ditemukan pada balita anak-anak dan remaja
Sampai saat ini Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan
pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus
berkesinambungan Riwayat keluarga diet dan faktor lingkungan sangat
mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1 Pada penderita diebetes
tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula
darahnya sebaiknya menggunakan alat test gula darah Terutama pada anak-
anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi
sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit
DM Tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat
berfungsi dengan semestinya dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM) Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan
seperti kecacatan dalam produksi insulin resistensi terhadap insulin atau
berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin
yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah
Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap
insulin diantaranya faktor kegemukan (obesitas) Pada penderita diabetes tipe
2 pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan
seperti diet penurunan berat badan dan pemberian tablet diabetik Apabila
dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula
dalam darah maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan
13
DM tipe lain
A Defek genetik fungsi sel beta
- Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 123
- DNA mitokondria
B Defek genetik kerja insulin
C Penyakit endokrin pankreas
- Pankreatitis
- Tumor pankreas pankreatektomi
- Pankreatopati fibrokalkulus
D Endokrinopati
- Akromegali
- Sindrom Cushing
- Feokromositoma
- Hipertiroidisme
E Karena obatzat kimia
- Vacor pentamidin asam nikotinat
- Glukokortikoid hormon tiroid
14
- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain
F Infeksi
- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)
G Sebab imunologi yang jarang
- Antibodi anti insulin
H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain
DM pada masa kehamilan (Gestasional)
Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke
- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil
dan menghilang setelah melahirkan
- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil
dan berlanjut setelah hamil
- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit
pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah
panggul dan pembuluh darah perifer
90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori
DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin
Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)
15
C Patofisiologi
Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi
insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat
tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi
suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit
meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru
akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan
kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes
Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam
pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat
tersebut
1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati
2 kenaikan produksi glukosa oleh hati
3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas
16
D Penyebab DM
E Diagnosis
Kriteria Diagnosis
1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan
waktu makan terakhir
Atau
2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat
kalori tambahan sedikitnya 8 jam
Atau
17
3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan
Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g
glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air
18
Pemeriksaan Laboratorium
Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)
bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari
(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani
seperti biasa
bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan
minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan
bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa
bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)
dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit
bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2
jam setelah minum larutan glukosa selesai
bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok
19
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka
dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh
- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199
mgdl
- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl
Reduksi Urine
Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin
yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya
glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi
urine adalah
Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan
untuk menegakkan
Diagnosis
Nilai (+) sampai (++++)
Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria
obat-obatan dan lainnya
Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg
Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg
Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg
20
Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman
F Manifestasi Klinik
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau
kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah
dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan
air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)
sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah
ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan
seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma
21
G Penatalaksanaan
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin
(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain
itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu
makanan (diet)
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan
penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai
kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan
mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil
yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian
suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar
gula darah
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan
jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan
1 Obat hipoglikemik oral
Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan
A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid
B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion
C Penghambat glukoneogenesis (metformin)
D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa
E DPP-IV inhibitor
22
2 Suntikan
A Insulin
B Agonis GLP-1incretin mimetic
A Insulin
Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain
1 Kerja cepat (rapid acting)
Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)
Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi
kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan
secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin
kerja panjang
2 Kerja menengah (intermediate acting)
23
Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan
menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada
insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat
absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik
karena protamin bukanlah protein
3 Kerja panjang ( long acting)
Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan
untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin
yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan
memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi
Insulin diperlukan pada keadaan
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Ketoasidosis diabetik
Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)
Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali
dengan perencanaan makan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
Cara pemberian insulin ada beberapa macam
a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan
glukosa darah
b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan
24
c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman
konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis
insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari
insulin human
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah
dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg
setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa
kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar
gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin
lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari
harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin
sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit
perut
Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap
pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit
(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula
darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin
mengandung 25-30 IUmg
H Komplikasi DM
1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren
2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf
(stroke neuropati)
3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke
25
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)
dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III
RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien
datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta
kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2
jam PP
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa
disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational
Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda
dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
26
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani
pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan
berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)
Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan
dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan
nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu
dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai
hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan
pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi
pengontrolan kadar gula darah
27
DAFTAR PUSTAKA
1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
httpdokter-alwicomdiabeteshtml
2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-
diagnosis-diabetes-2010html
4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses
15 desember 2012 httpwwwperkeniorg
page=proyek_improving_diabetes_health
6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar
Malang httpwwwfkumyecasenet
28
Pasien juga mengeluh kaki kirinya sering kesemutan Kesemutan dirasakan
sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir ini Kesemutan
dirasakan ketika pasien merasa kedinginan
5 tahun yang lalu pasien mulai merasa sering mudah haus dan lapar
banyak makan tetapi berat badan terus berkurang Keluhan sering kencing
dan terbangun malam untuk BAK juga dirasakan Pasien mengeluh mudah
haus dan banyak ngemil berat badan pun semakin menurun Pasien juga
mengeluh sering sulit tidur karena harus bolak-balik ke kamar mandi untuk
BAK BAK biasanya plusmn 5x dalam 1 malam Pasien kemudian memeriksakan
diri ke rumah sakit dan dinyatakan menderita sakit kencing manis Mulanya
pasien rutin kontrol kedokter namun 1 tahun ini pasien jarang kontrol karena
tidak ada yang mengantar
3 Riwayat Penyakit Dahulu
DM (+) sejak 5 tahun yang lalu
4 Riwayat Penyakit Keluarga
Kakak DM (+)
23 Anamnesis Sistemik
1 Kulit kulit gatal (-)
2 Mata pandangan mata berkunang-kunang (-) penglihatan kabur (-)
ketajaman penglihatan berkurang (-)
3 Hidung tersumbat (-) mimisan (-)
4 Telinga pendengaran berkurang (-) berdengung (-) cairan (-)
5 Mulut sariawan (-) lidah terasa pahit (-)
4
6 Tenggorokan sakit menelan (-) serak (-)
7 Leher sakit tengkuk (-) kaku (-) gondok (-)
8 Mammae nyeri (-) benjolan (-)
9 Pernafasan sesak nafas (-) batuk (-) mengi (-)
10 Jantung amp peredaran darah berdebar-debar (-) nyeri dada (-) ortopneu (-)
paroxysmal nocturnal dipsneu (-) dipsnue drsquoeffort (-)
11 Gastrointestinal mual (+) muntah (-) diare (-) nafsu makan menurun
(+) kembung (-)
12 Genitourinaria BAK spontan (+) BAB spontan (+)
13 Neurologik kejang (-) lumpuh (-) kaki kesemutan (-+) sakit kepala (-)
pusing (-)
14 Psikiatrik emosi stabil (+) mudah marah (-)
15 Muskuluskeletal kaku sendi (-) nyeri sendi pinggul (-) nyeri tangan dan
kaki (-) nyeri otot (-) lemah (+)
16 Ekstremitas atas dan bawah bengkak (-) sakit (-) ujung jari telapak tangan
dan kaki dingin (-)
17 Endokrin polidipsi (+) polifagi (+) poliuri (+)
18 Darah kepucatan (-) mudah kebiruan (-)
19 Penyakit yang pernah diderita TBC (-) alergi (-) asma (-) DM (+)
20 Makanan nasijagung (+) sayur (+) tahu (+) tempe (+) ikan (+) telur
(+) susu (-)
kwantitas cukup
5
24 Pemeriksaan Fisik
1 Keadaan Umum
Pasien tampak lemas kesadaran compos mentis (GCS 456) status gizi kesan
cukup
2 Tanda Vital
Tensi 16080 mmHg
Nadi 88 x menit
Pernafasan 24 x menit
Suhu 365 oC
3 Kulit
Turgor kulit lambat (-) ikterik (-) sianosis (-) venektasi (-) petechie (-)
spider nevi (-)
4 Kepala
Bentuk mesocephal luka (-) rambut tidak mudah dicabut keriput (+) atrofi
m temporalis (-) makula (-) papula (-) nodula (-) kelainan mimic wajah
bells palsy (-)
5 Mata
Conjunctiva anemis (--) sklera ikterik (--)
6 Hidung
Nafas cuping hidung (-) sekret (-) epistaksis (-)
7 Mulut
Bibir pucat (-) mukosa bibir kering (-) bibir cianosis (-) gusi berdarah (-)
8 Telinga
Nyeri tekan mastoid (-) sekret (-) pendengaran berkurang (-)
6
9 Tenggorokan
Tonsil membesar (-) pharing hiperemis (-)
10 Leher
JVP tidak meningkat trakea ditengah pembesaran kelenjar tiroid (-)
pembesaran kelenjar limfe (-) lesi pada kulit (-)
11 Dada
Normochest simetris pernapasan thoracoabdominal retraksi (-) spider nevi
(-) pulsasi infrasternalis (-) sela iga melebar (-)
Cor
Inspeksi ictus cordis tidak tampak
Palpasi ictus cordis tak kuat angkat
Perkusi batas kiri atas SIC II Linea Para Sternalis Sinistra
batas kanan atas SIC II Linea Para Sternalis Dextra
batas kiri bawah SIC V 1 cm medial Linea Medio Clavicularis
Sinistra
batas kanan bawah SIC IV Linea Para Sternalis Dextra
pinggang jantung SIC III Linea Para Sternalis Sinistra
(batas jantung terkesan normal)
Auskultasi Bunyi jantung IndashII intensitas normal regular bising (-)
Pulmo
Statis (depan dan belakang)
Inspeksi pengembangan dada kanan sama dengan kiri
Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan
7
Perkusi sonorsonor
Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)
Dinamis (depan dan belakang)
Inspeksi pergerakan dada kanan sama dengan kiri
Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan
Perkusi sonorsonor
Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)
12 Abdomen
Inspeksi dinding perut datar
Palpasi supel nyeri tekan (-) hepar tidak teraba pembesaran lien (-)
Perkusi tympani
Auskultasi bising usus (+) normal
13 Ektremitas
Palmar eritema (--)
akral dingin Oedem
- -
- -
- -
- -
14 Sistem genetalia
Dalam batas normal
25 Pemeriksaan Penunjang
251 Laboratorium
Tanggal 11 Desember 2012
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
8
GDS 460 lt 140 mgdl
Tanggal 1 1 Desember 2012
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hb 134 12-16 gdL
Hitung Leukosit 8230 4-11 ribu selcmm
Hitung Jenis 1--66267 1-50-13-554-6215-353-7
Laju Endap Darah 16 le 20 jam
Trombosit 336000 150-400 ribumm3
PCVHCT 36 35-47
GDP 215 lt 100 mgdL
GD 2 Jam PP 426 lt 140 mgdl
SGOT 16 L lt 43 P lt 36 UL
SGPT 21 L lt 43 P lt 36 UL
Ureum 28 20-40 mgdL
Kreatinin 053 L 06-11 P05-09 mgdL
26 Resume
Berdasarkan anamnesa didapatkan
Pasien mengeluh badan lemas pusing dan mual sejak 3 hari yang lalu Rasa
pusing dirasakan hilang timbul terlebih saat bangun tidur Badanya sering
lemas dirasakan terus-menerus
9
Pasien juga mengeluh kaki kirinya sering kesemutan Kesemutan dirasakan
sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir ini RPD DM(+)
sejak 5 tahun yang lalu
Berdasarkan Pemeriksaan fisik didapatkan
Kesadaran composmentis (456) tekanan darah meningkat (16080 mmHg)
konjungtiva anemis (--) nyeri tekan abdomen (-) dan kaki kiri terasa
kesemutan
Berdasarkan Pemeriksaan penunjang didapatkan
Darah lengkap terdapat peningkatan gula darah sesaat puasa dan 2 jam pp
DM tipe II
27 Diagnosis
DM tipe II
Hipertensi grade II
28 Penatalaksanaan
1 Non Medika mentosa
a Edukasi tentang penyakitnya
b Tirah baring
c Terapi diet
2 Medikamentosa
IVFD Infus RL 20 tpm
Inj Humulin R 10-10-10
Inj Humulin N 0-0-0-16
10
Inj Ranitidin 2x1 Amp
Captopril tab 3x125 mg
29 Follow Up
No Tanggal S O A P
1 11-12-2012
Badan lemas(+)Mual (+)Kaki kiri kesemutan (+)
T 16070mmhgRR 20xmenitN 88xmenitS 37 o C
DM tipe 2HT sg II
IVFD Infus RL 20 tpmInj Humulin R 10-10-10 Inj Humulin N 0-0-0-16Inj Ranitidin 2x1 AmpCaptopril tab 3x125 mg
2 12-12-2012
Badan lemas(+)Mual(-)Kaki kiri kesemutan (+)darr
T 14080mmhgRR 20xmenitN 84x menitS 367o CGDS 229
DM tipe 2HT sg II
Terapi dilanjutkanCek GDP dan GD2PP
3 13-12-2012
Badan lemas(+)Kaki kiri kesemutan (-)
T 15080mmhgRR 20xmenitN 78x menitS 365o CGDP 172GD2PP 189
DM tipe 2HT sg II
Terapi dilanjutkan
4 14-12-2012
Kel (-) T 13070mmhgRR 20xmenitN 80x menitS 363o C
DM tipe 2HT sg II
BLPLKontrol poli dalam
11
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A Pengertian
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan antara
lain oleh defisiensi insulin yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi
sehingga memerlukan manajemen terapi yang intensif Terapi yang diberikan
pada penderita DM tipe 2 adalah terapi non-obat yang berupa diet dan latihan fisik
(olahraga) dan terapi obat oral antidiabetika (OAD) Tetapi pada keadaan
dekompensasi metabolik berat maka diperlukan terapi insulin atau kombinasi
insulin OAD Karena jenis OAD maupun insulin yang tersedia cukup banyak
maka pemilihan penggunaan preparat insulin dan OAD sangat ditentukan oleh
kondisi penderita termasuk kadar glukosa darah
B Pembagian DM
DM tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana
tubuh kekurangan hormon insulindikenal dengan istilah Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM) Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil
12
insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas Diabetes tipe 1 banyak
ditemukan pada balita anak-anak dan remaja
Sampai saat ini Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan
pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus
berkesinambungan Riwayat keluarga diet dan faktor lingkungan sangat
mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1 Pada penderita diebetes
tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula
darahnya sebaiknya menggunakan alat test gula darah Terutama pada anak-
anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi
sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit
DM Tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat
berfungsi dengan semestinya dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM) Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan
seperti kecacatan dalam produksi insulin resistensi terhadap insulin atau
berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin
yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah
Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap
insulin diantaranya faktor kegemukan (obesitas) Pada penderita diabetes tipe
2 pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan
seperti diet penurunan berat badan dan pemberian tablet diabetik Apabila
dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula
dalam darah maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan
13
DM tipe lain
A Defek genetik fungsi sel beta
- Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 123
- DNA mitokondria
B Defek genetik kerja insulin
C Penyakit endokrin pankreas
- Pankreatitis
- Tumor pankreas pankreatektomi
- Pankreatopati fibrokalkulus
D Endokrinopati
- Akromegali
- Sindrom Cushing
- Feokromositoma
- Hipertiroidisme
E Karena obatzat kimia
- Vacor pentamidin asam nikotinat
- Glukokortikoid hormon tiroid
14
- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain
F Infeksi
- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)
G Sebab imunologi yang jarang
- Antibodi anti insulin
H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain
DM pada masa kehamilan (Gestasional)
Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke
- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil
dan menghilang setelah melahirkan
- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil
dan berlanjut setelah hamil
- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit
pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah
panggul dan pembuluh darah perifer
90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori
DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin
Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)
15
C Patofisiologi
Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi
insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat
tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi
suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit
meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru
akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan
kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes
Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam
pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat
tersebut
1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati
2 kenaikan produksi glukosa oleh hati
3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas
16
D Penyebab DM
E Diagnosis
Kriteria Diagnosis
1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan
waktu makan terakhir
Atau
2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat
kalori tambahan sedikitnya 8 jam
Atau
17
3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan
Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g
glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air
18
Pemeriksaan Laboratorium
Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)
bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari
(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani
seperti biasa
bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan
minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan
bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa
bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)
dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit
bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2
jam setelah minum larutan glukosa selesai
bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok
19
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka
dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh
- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199
mgdl
- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl
Reduksi Urine
Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin
yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya
glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi
urine adalah
Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan
untuk menegakkan
Diagnosis
Nilai (+) sampai (++++)
Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria
obat-obatan dan lainnya
Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg
Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg
Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg
20
Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman
F Manifestasi Klinik
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau
kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah
dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan
air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)
sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah
ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan
seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma
21
G Penatalaksanaan
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin
(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain
itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu
makanan (diet)
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan
penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai
kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan
mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil
yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian
suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar
gula darah
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan
jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan
1 Obat hipoglikemik oral
Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan
A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid
B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion
C Penghambat glukoneogenesis (metformin)
D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa
E DPP-IV inhibitor
22
2 Suntikan
A Insulin
B Agonis GLP-1incretin mimetic
A Insulin
Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain
1 Kerja cepat (rapid acting)
Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)
Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi
kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan
secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin
kerja panjang
2 Kerja menengah (intermediate acting)
23
Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan
menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada
insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat
absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik
karena protamin bukanlah protein
3 Kerja panjang ( long acting)
Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan
untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin
yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan
memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi
Insulin diperlukan pada keadaan
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Ketoasidosis diabetik
Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)
Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali
dengan perencanaan makan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
Cara pemberian insulin ada beberapa macam
a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan
glukosa darah
b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan
24
c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman
konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis
insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari
insulin human
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah
dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg
setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa
kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar
gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin
lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari
harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin
sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit
perut
Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap
pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit
(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula
darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin
mengandung 25-30 IUmg
H Komplikasi DM
1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren
2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf
(stroke neuropati)
3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke
25
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)
dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III
RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien
datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta
kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2
jam PP
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa
disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational
Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda
dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
26
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani
pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan
berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)
Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan
dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan
nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu
dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai
hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan
pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi
pengontrolan kadar gula darah
27
DAFTAR PUSTAKA
1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
httpdokter-alwicomdiabeteshtml
2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-
diagnosis-diabetes-2010html
4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses
15 desember 2012 httpwwwperkeniorg
page=proyek_improving_diabetes_health
6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar
Malang httpwwwfkumyecasenet
28
6 Tenggorokan sakit menelan (-) serak (-)
7 Leher sakit tengkuk (-) kaku (-) gondok (-)
8 Mammae nyeri (-) benjolan (-)
9 Pernafasan sesak nafas (-) batuk (-) mengi (-)
10 Jantung amp peredaran darah berdebar-debar (-) nyeri dada (-) ortopneu (-)
paroxysmal nocturnal dipsneu (-) dipsnue drsquoeffort (-)
11 Gastrointestinal mual (+) muntah (-) diare (-) nafsu makan menurun
(+) kembung (-)
12 Genitourinaria BAK spontan (+) BAB spontan (+)
13 Neurologik kejang (-) lumpuh (-) kaki kesemutan (-+) sakit kepala (-)
pusing (-)
14 Psikiatrik emosi stabil (+) mudah marah (-)
15 Muskuluskeletal kaku sendi (-) nyeri sendi pinggul (-) nyeri tangan dan
kaki (-) nyeri otot (-) lemah (+)
16 Ekstremitas atas dan bawah bengkak (-) sakit (-) ujung jari telapak tangan
dan kaki dingin (-)
17 Endokrin polidipsi (+) polifagi (+) poliuri (+)
18 Darah kepucatan (-) mudah kebiruan (-)
19 Penyakit yang pernah diderita TBC (-) alergi (-) asma (-) DM (+)
20 Makanan nasijagung (+) sayur (+) tahu (+) tempe (+) ikan (+) telur
(+) susu (-)
kwantitas cukup
5
24 Pemeriksaan Fisik
1 Keadaan Umum
Pasien tampak lemas kesadaran compos mentis (GCS 456) status gizi kesan
cukup
2 Tanda Vital
Tensi 16080 mmHg
Nadi 88 x menit
Pernafasan 24 x menit
Suhu 365 oC
3 Kulit
Turgor kulit lambat (-) ikterik (-) sianosis (-) venektasi (-) petechie (-)
spider nevi (-)
4 Kepala
Bentuk mesocephal luka (-) rambut tidak mudah dicabut keriput (+) atrofi
m temporalis (-) makula (-) papula (-) nodula (-) kelainan mimic wajah
bells palsy (-)
5 Mata
Conjunctiva anemis (--) sklera ikterik (--)
6 Hidung
Nafas cuping hidung (-) sekret (-) epistaksis (-)
7 Mulut
Bibir pucat (-) mukosa bibir kering (-) bibir cianosis (-) gusi berdarah (-)
8 Telinga
Nyeri tekan mastoid (-) sekret (-) pendengaran berkurang (-)
6
9 Tenggorokan
Tonsil membesar (-) pharing hiperemis (-)
10 Leher
JVP tidak meningkat trakea ditengah pembesaran kelenjar tiroid (-)
pembesaran kelenjar limfe (-) lesi pada kulit (-)
11 Dada
Normochest simetris pernapasan thoracoabdominal retraksi (-) spider nevi
(-) pulsasi infrasternalis (-) sela iga melebar (-)
Cor
Inspeksi ictus cordis tidak tampak
Palpasi ictus cordis tak kuat angkat
Perkusi batas kiri atas SIC II Linea Para Sternalis Sinistra
batas kanan atas SIC II Linea Para Sternalis Dextra
batas kiri bawah SIC V 1 cm medial Linea Medio Clavicularis
Sinistra
batas kanan bawah SIC IV Linea Para Sternalis Dextra
pinggang jantung SIC III Linea Para Sternalis Sinistra
(batas jantung terkesan normal)
Auskultasi Bunyi jantung IndashII intensitas normal regular bising (-)
Pulmo
Statis (depan dan belakang)
Inspeksi pengembangan dada kanan sama dengan kiri
Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan
7
Perkusi sonorsonor
Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)
Dinamis (depan dan belakang)
Inspeksi pergerakan dada kanan sama dengan kiri
Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan
Perkusi sonorsonor
Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)
12 Abdomen
Inspeksi dinding perut datar
Palpasi supel nyeri tekan (-) hepar tidak teraba pembesaran lien (-)
Perkusi tympani
Auskultasi bising usus (+) normal
13 Ektremitas
Palmar eritema (--)
akral dingin Oedem
- -
- -
- -
- -
14 Sistem genetalia
Dalam batas normal
25 Pemeriksaan Penunjang
251 Laboratorium
Tanggal 11 Desember 2012
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
8
GDS 460 lt 140 mgdl
Tanggal 1 1 Desember 2012
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hb 134 12-16 gdL
Hitung Leukosit 8230 4-11 ribu selcmm
Hitung Jenis 1--66267 1-50-13-554-6215-353-7
Laju Endap Darah 16 le 20 jam
Trombosit 336000 150-400 ribumm3
PCVHCT 36 35-47
GDP 215 lt 100 mgdL
GD 2 Jam PP 426 lt 140 mgdl
SGOT 16 L lt 43 P lt 36 UL
SGPT 21 L lt 43 P lt 36 UL
Ureum 28 20-40 mgdL
Kreatinin 053 L 06-11 P05-09 mgdL
26 Resume
Berdasarkan anamnesa didapatkan
Pasien mengeluh badan lemas pusing dan mual sejak 3 hari yang lalu Rasa
pusing dirasakan hilang timbul terlebih saat bangun tidur Badanya sering
lemas dirasakan terus-menerus
9
Pasien juga mengeluh kaki kirinya sering kesemutan Kesemutan dirasakan
sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir ini RPD DM(+)
sejak 5 tahun yang lalu
Berdasarkan Pemeriksaan fisik didapatkan
Kesadaran composmentis (456) tekanan darah meningkat (16080 mmHg)
konjungtiva anemis (--) nyeri tekan abdomen (-) dan kaki kiri terasa
kesemutan
Berdasarkan Pemeriksaan penunjang didapatkan
Darah lengkap terdapat peningkatan gula darah sesaat puasa dan 2 jam pp
DM tipe II
27 Diagnosis
DM tipe II
Hipertensi grade II
28 Penatalaksanaan
1 Non Medika mentosa
a Edukasi tentang penyakitnya
b Tirah baring
c Terapi diet
2 Medikamentosa
IVFD Infus RL 20 tpm
Inj Humulin R 10-10-10
Inj Humulin N 0-0-0-16
10
Inj Ranitidin 2x1 Amp
Captopril tab 3x125 mg
29 Follow Up
No Tanggal S O A P
1 11-12-2012
Badan lemas(+)Mual (+)Kaki kiri kesemutan (+)
T 16070mmhgRR 20xmenitN 88xmenitS 37 o C
DM tipe 2HT sg II
IVFD Infus RL 20 tpmInj Humulin R 10-10-10 Inj Humulin N 0-0-0-16Inj Ranitidin 2x1 AmpCaptopril tab 3x125 mg
2 12-12-2012
Badan lemas(+)Mual(-)Kaki kiri kesemutan (+)darr
T 14080mmhgRR 20xmenitN 84x menitS 367o CGDS 229
DM tipe 2HT sg II
Terapi dilanjutkanCek GDP dan GD2PP
3 13-12-2012
Badan lemas(+)Kaki kiri kesemutan (-)
T 15080mmhgRR 20xmenitN 78x menitS 365o CGDP 172GD2PP 189
DM tipe 2HT sg II
Terapi dilanjutkan
4 14-12-2012
Kel (-) T 13070mmhgRR 20xmenitN 80x menitS 363o C
DM tipe 2HT sg II
BLPLKontrol poli dalam
11
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A Pengertian
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan antara
lain oleh defisiensi insulin yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi
sehingga memerlukan manajemen terapi yang intensif Terapi yang diberikan
pada penderita DM tipe 2 adalah terapi non-obat yang berupa diet dan latihan fisik
(olahraga) dan terapi obat oral antidiabetika (OAD) Tetapi pada keadaan
dekompensasi metabolik berat maka diperlukan terapi insulin atau kombinasi
insulin OAD Karena jenis OAD maupun insulin yang tersedia cukup banyak
maka pemilihan penggunaan preparat insulin dan OAD sangat ditentukan oleh
kondisi penderita termasuk kadar glukosa darah
B Pembagian DM
DM tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana
tubuh kekurangan hormon insulindikenal dengan istilah Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM) Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil
12
insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas Diabetes tipe 1 banyak
ditemukan pada balita anak-anak dan remaja
Sampai saat ini Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan
pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus
berkesinambungan Riwayat keluarga diet dan faktor lingkungan sangat
mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1 Pada penderita diebetes
tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula
darahnya sebaiknya menggunakan alat test gula darah Terutama pada anak-
anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi
sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit
DM Tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat
berfungsi dengan semestinya dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM) Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan
seperti kecacatan dalam produksi insulin resistensi terhadap insulin atau
berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin
yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah
Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap
insulin diantaranya faktor kegemukan (obesitas) Pada penderita diabetes tipe
2 pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan
seperti diet penurunan berat badan dan pemberian tablet diabetik Apabila
dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula
dalam darah maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan
13
DM tipe lain
A Defek genetik fungsi sel beta
- Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 123
- DNA mitokondria
B Defek genetik kerja insulin
C Penyakit endokrin pankreas
- Pankreatitis
- Tumor pankreas pankreatektomi
- Pankreatopati fibrokalkulus
D Endokrinopati
- Akromegali
- Sindrom Cushing
- Feokromositoma
- Hipertiroidisme
E Karena obatzat kimia
- Vacor pentamidin asam nikotinat
- Glukokortikoid hormon tiroid
14
- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain
F Infeksi
- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)
G Sebab imunologi yang jarang
- Antibodi anti insulin
H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain
DM pada masa kehamilan (Gestasional)
Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke
- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil
dan menghilang setelah melahirkan
- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil
dan berlanjut setelah hamil
- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit
pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah
panggul dan pembuluh darah perifer
90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori
DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin
Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)
15
C Patofisiologi
Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi
insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat
tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi
suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit
meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru
akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan
kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes
Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam
pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat
tersebut
1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati
2 kenaikan produksi glukosa oleh hati
3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas
16
D Penyebab DM
E Diagnosis
Kriteria Diagnosis
1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan
waktu makan terakhir
Atau
2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat
kalori tambahan sedikitnya 8 jam
Atau
17
3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan
Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g
glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air
18
Pemeriksaan Laboratorium
Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)
bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari
(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani
seperti biasa
bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan
minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan
bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa
bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)
dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit
bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2
jam setelah minum larutan glukosa selesai
bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok
19
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka
dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh
- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199
mgdl
- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl
Reduksi Urine
Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin
yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya
glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi
urine adalah
Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan
untuk menegakkan
Diagnosis
Nilai (+) sampai (++++)
Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria
obat-obatan dan lainnya
Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg
Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg
Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg
20
Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman
F Manifestasi Klinik
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau
kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah
dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan
air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)
sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah
ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan
seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma
21
G Penatalaksanaan
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin
(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain
itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu
makanan (diet)
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan
penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai
kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan
mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil
yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian
suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar
gula darah
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan
jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan
1 Obat hipoglikemik oral
Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan
A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid
B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion
C Penghambat glukoneogenesis (metformin)
D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa
E DPP-IV inhibitor
22
2 Suntikan
A Insulin
B Agonis GLP-1incretin mimetic
A Insulin
Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain
1 Kerja cepat (rapid acting)
Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)
Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi
kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan
secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin
kerja panjang
2 Kerja menengah (intermediate acting)
23
Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan
menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada
insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat
absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik
karena protamin bukanlah protein
3 Kerja panjang ( long acting)
Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan
untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin
yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan
memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi
Insulin diperlukan pada keadaan
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Ketoasidosis diabetik
Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)
Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali
dengan perencanaan makan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
Cara pemberian insulin ada beberapa macam
a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan
glukosa darah
b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan
24
c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman
konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis
insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari
insulin human
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah
dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg
setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa
kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar
gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin
lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari
harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin
sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit
perut
Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap
pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit
(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula
darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin
mengandung 25-30 IUmg
H Komplikasi DM
1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren
2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf
(stroke neuropati)
3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke
25
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)
dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III
RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien
datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta
kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2
jam PP
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa
disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational
Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda
dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
26
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani
pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan
berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)
Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan
dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan
nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu
dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai
hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan
pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi
pengontrolan kadar gula darah
27
DAFTAR PUSTAKA
1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
httpdokter-alwicomdiabeteshtml
2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-
diagnosis-diabetes-2010html
4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses
15 desember 2012 httpwwwperkeniorg
page=proyek_improving_diabetes_health
6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar
Malang httpwwwfkumyecasenet
28
24 Pemeriksaan Fisik
1 Keadaan Umum
Pasien tampak lemas kesadaran compos mentis (GCS 456) status gizi kesan
cukup
2 Tanda Vital
Tensi 16080 mmHg
Nadi 88 x menit
Pernafasan 24 x menit
Suhu 365 oC
3 Kulit
Turgor kulit lambat (-) ikterik (-) sianosis (-) venektasi (-) petechie (-)
spider nevi (-)
4 Kepala
Bentuk mesocephal luka (-) rambut tidak mudah dicabut keriput (+) atrofi
m temporalis (-) makula (-) papula (-) nodula (-) kelainan mimic wajah
bells palsy (-)
5 Mata
Conjunctiva anemis (--) sklera ikterik (--)
6 Hidung
Nafas cuping hidung (-) sekret (-) epistaksis (-)
7 Mulut
Bibir pucat (-) mukosa bibir kering (-) bibir cianosis (-) gusi berdarah (-)
8 Telinga
Nyeri tekan mastoid (-) sekret (-) pendengaran berkurang (-)
6
9 Tenggorokan
Tonsil membesar (-) pharing hiperemis (-)
10 Leher
JVP tidak meningkat trakea ditengah pembesaran kelenjar tiroid (-)
pembesaran kelenjar limfe (-) lesi pada kulit (-)
11 Dada
Normochest simetris pernapasan thoracoabdominal retraksi (-) spider nevi
(-) pulsasi infrasternalis (-) sela iga melebar (-)
Cor
Inspeksi ictus cordis tidak tampak
Palpasi ictus cordis tak kuat angkat
Perkusi batas kiri atas SIC II Linea Para Sternalis Sinistra
batas kanan atas SIC II Linea Para Sternalis Dextra
batas kiri bawah SIC V 1 cm medial Linea Medio Clavicularis
Sinistra
batas kanan bawah SIC IV Linea Para Sternalis Dextra
pinggang jantung SIC III Linea Para Sternalis Sinistra
(batas jantung terkesan normal)
Auskultasi Bunyi jantung IndashII intensitas normal regular bising (-)
Pulmo
Statis (depan dan belakang)
Inspeksi pengembangan dada kanan sama dengan kiri
Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan
7
Perkusi sonorsonor
Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)
Dinamis (depan dan belakang)
Inspeksi pergerakan dada kanan sama dengan kiri
Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan
Perkusi sonorsonor
Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)
12 Abdomen
Inspeksi dinding perut datar
Palpasi supel nyeri tekan (-) hepar tidak teraba pembesaran lien (-)
Perkusi tympani
Auskultasi bising usus (+) normal
13 Ektremitas
Palmar eritema (--)
akral dingin Oedem
- -
- -
- -
- -
14 Sistem genetalia
Dalam batas normal
25 Pemeriksaan Penunjang
251 Laboratorium
Tanggal 11 Desember 2012
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
8
GDS 460 lt 140 mgdl
Tanggal 1 1 Desember 2012
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hb 134 12-16 gdL
Hitung Leukosit 8230 4-11 ribu selcmm
Hitung Jenis 1--66267 1-50-13-554-6215-353-7
Laju Endap Darah 16 le 20 jam
Trombosit 336000 150-400 ribumm3
PCVHCT 36 35-47
GDP 215 lt 100 mgdL
GD 2 Jam PP 426 lt 140 mgdl
SGOT 16 L lt 43 P lt 36 UL
SGPT 21 L lt 43 P lt 36 UL
Ureum 28 20-40 mgdL
Kreatinin 053 L 06-11 P05-09 mgdL
26 Resume
Berdasarkan anamnesa didapatkan
Pasien mengeluh badan lemas pusing dan mual sejak 3 hari yang lalu Rasa
pusing dirasakan hilang timbul terlebih saat bangun tidur Badanya sering
lemas dirasakan terus-menerus
9
Pasien juga mengeluh kaki kirinya sering kesemutan Kesemutan dirasakan
sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir ini RPD DM(+)
sejak 5 tahun yang lalu
Berdasarkan Pemeriksaan fisik didapatkan
Kesadaran composmentis (456) tekanan darah meningkat (16080 mmHg)
konjungtiva anemis (--) nyeri tekan abdomen (-) dan kaki kiri terasa
kesemutan
Berdasarkan Pemeriksaan penunjang didapatkan
Darah lengkap terdapat peningkatan gula darah sesaat puasa dan 2 jam pp
DM tipe II
27 Diagnosis
DM tipe II
Hipertensi grade II
28 Penatalaksanaan
1 Non Medika mentosa
a Edukasi tentang penyakitnya
b Tirah baring
c Terapi diet
2 Medikamentosa
IVFD Infus RL 20 tpm
Inj Humulin R 10-10-10
Inj Humulin N 0-0-0-16
10
Inj Ranitidin 2x1 Amp
Captopril tab 3x125 mg
29 Follow Up
No Tanggal S O A P
1 11-12-2012
Badan lemas(+)Mual (+)Kaki kiri kesemutan (+)
T 16070mmhgRR 20xmenitN 88xmenitS 37 o C
DM tipe 2HT sg II
IVFD Infus RL 20 tpmInj Humulin R 10-10-10 Inj Humulin N 0-0-0-16Inj Ranitidin 2x1 AmpCaptopril tab 3x125 mg
2 12-12-2012
Badan lemas(+)Mual(-)Kaki kiri kesemutan (+)darr
T 14080mmhgRR 20xmenitN 84x menitS 367o CGDS 229
DM tipe 2HT sg II
Terapi dilanjutkanCek GDP dan GD2PP
3 13-12-2012
Badan lemas(+)Kaki kiri kesemutan (-)
T 15080mmhgRR 20xmenitN 78x menitS 365o CGDP 172GD2PP 189
DM tipe 2HT sg II
Terapi dilanjutkan
4 14-12-2012
Kel (-) T 13070mmhgRR 20xmenitN 80x menitS 363o C
DM tipe 2HT sg II
BLPLKontrol poli dalam
11
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A Pengertian
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan antara
lain oleh defisiensi insulin yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi
sehingga memerlukan manajemen terapi yang intensif Terapi yang diberikan
pada penderita DM tipe 2 adalah terapi non-obat yang berupa diet dan latihan fisik
(olahraga) dan terapi obat oral antidiabetika (OAD) Tetapi pada keadaan
dekompensasi metabolik berat maka diperlukan terapi insulin atau kombinasi
insulin OAD Karena jenis OAD maupun insulin yang tersedia cukup banyak
maka pemilihan penggunaan preparat insulin dan OAD sangat ditentukan oleh
kondisi penderita termasuk kadar glukosa darah
B Pembagian DM
DM tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana
tubuh kekurangan hormon insulindikenal dengan istilah Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM) Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil
12
insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas Diabetes tipe 1 banyak
ditemukan pada balita anak-anak dan remaja
Sampai saat ini Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan
pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus
berkesinambungan Riwayat keluarga diet dan faktor lingkungan sangat
mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1 Pada penderita diebetes
tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula
darahnya sebaiknya menggunakan alat test gula darah Terutama pada anak-
anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi
sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit
DM Tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat
berfungsi dengan semestinya dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM) Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan
seperti kecacatan dalam produksi insulin resistensi terhadap insulin atau
berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin
yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah
Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap
insulin diantaranya faktor kegemukan (obesitas) Pada penderita diabetes tipe
2 pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan
seperti diet penurunan berat badan dan pemberian tablet diabetik Apabila
dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula
dalam darah maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan
13
DM tipe lain
A Defek genetik fungsi sel beta
- Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 123
- DNA mitokondria
B Defek genetik kerja insulin
C Penyakit endokrin pankreas
- Pankreatitis
- Tumor pankreas pankreatektomi
- Pankreatopati fibrokalkulus
D Endokrinopati
- Akromegali
- Sindrom Cushing
- Feokromositoma
- Hipertiroidisme
E Karena obatzat kimia
- Vacor pentamidin asam nikotinat
- Glukokortikoid hormon tiroid
14
- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain
F Infeksi
- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)
G Sebab imunologi yang jarang
- Antibodi anti insulin
H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain
DM pada masa kehamilan (Gestasional)
Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke
- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil
dan menghilang setelah melahirkan
- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil
dan berlanjut setelah hamil
- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit
pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah
panggul dan pembuluh darah perifer
90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori
DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin
Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)
15
C Patofisiologi
Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi
insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat
tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi
suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit
meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru
akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan
kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes
Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam
pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat
tersebut
1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati
2 kenaikan produksi glukosa oleh hati
3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas
16
D Penyebab DM
E Diagnosis
Kriteria Diagnosis
1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan
waktu makan terakhir
Atau
2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat
kalori tambahan sedikitnya 8 jam
Atau
17
3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan
Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g
glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air
18
Pemeriksaan Laboratorium
Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)
bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari
(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani
seperti biasa
bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan
minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan
bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa
bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)
dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit
bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2
jam setelah minum larutan glukosa selesai
bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok
19
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka
dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh
- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199
mgdl
- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl
Reduksi Urine
Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin
yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya
glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi
urine adalah
Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan
untuk menegakkan
Diagnosis
Nilai (+) sampai (++++)
Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria
obat-obatan dan lainnya
Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg
Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg
Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg
20
Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman
F Manifestasi Klinik
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau
kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah
dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan
air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)
sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah
ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan
seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma
21
G Penatalaksanaan
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin
(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain
itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu
makanan (diet)
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan
penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai
kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan
mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil
yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian
suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar
gula darah
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan
jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan
1 Obat hipoglikemik oral
Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan
A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid
B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion
C Penghambat glukoneogenesis (metformin)
D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa
E DPP-IV inhibitor
22
2 Suntikan
A Insulin
B Agonis GLP-1incretin mimetic
A Insulin
Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain
1 Kerja cepat (rapid acting)
Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)
Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi
kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan
secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin
kerja panjang
2 Kerja menengah (intermediate acting)
23
Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan
menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada
insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat
absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik
karena protamin bukanlah protein
3 Kerja panjang ( long acting)
Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan
untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin
yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan
memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi
Insulin diperlukan pada keadaan
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Ketoasidosis diabetik
Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)
Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali
dengan perencanaan makan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
Cara pemberian insulin ada beberapa macam
a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan
glukosa darah
b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan
24
c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman
konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis
insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari
insulin human
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah
dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg
setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa
kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar
gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin
lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari
harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin
sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit
perut
Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap
pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit
(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula
darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin
mengandung 25-30 IUmg
H Komplikasi DM
1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren
2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf
(stroke neuropati)
3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke
25
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)
dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III
RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien
datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta
kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2
jam PP
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa
disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational
Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda
dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
26
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani
pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan
berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)
Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan
dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan
nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu
dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai
hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan
pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi
pengontrolan kadar gula darah
27
DAFTAR PUSTAKA
1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
httpdokter-alwicomdiabeteshtml
2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-
diagnosis-diabetes-2010html
4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses
15 desember 2012 httpwwwperkeniorg
page=proyek_improving_diabetes_health
6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar
Malang httpwwwfkumyecasenet
28
9 Tenggorokan
Tonsil membesar (-) pharing hiperemis (-)
10 Leher
JVP tidak meningkat trakea ditengah pembesaran kelenjar tiroid (-)
pembesaran kelenjar limfe (-) lesi pada kulit (-)
11 Dada
Normochest simetris pernapasan thoracoabdominal retraksi (-) spider nevi
(-) pulsasi infrasternalis (-) sela iga melebar (-)
Cor
Inspeksi ictus cordis tidak tampak
Palpasi ictus cordis tak kuat angkat
Perkusi batas kiri atas SIC II Linea Para Sternalis Sinistra
batas kanan atas SIC II Linea Para Sternalis Dextra
batas kiri bawah SIC V 1 cm medial Linea Medio Clavicularis
Sinistra
batas kanan bawah SIC IV Linea Para Sternalis Dextra
pinggang jantung SIC III Linea Para Sternalis Sinistra
(batas jantung terkesan normal)
Auskultasi Bunyi jantung IndashII intensitas normal regular bising (-)
Pulmo
Statis (depan dan belakang)
Inspeksi pengembangan dada kanan sama dengan kiri
Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan
7
Perkusi sonorsonor
Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)
Dinamis (depan dan belakang)
Inspeksi pergerakan dada kanan sama dengan kiri
Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan
Perkusi sonorsonor
Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)
12 Abdomen
Inspeksi dinding perut datar
Palpasi supel nyeri tekan (-) hepar tidak teraba pembesaran lien (-)
Perkusi tympani
Auskultasi bising usus (+) normal
13 Ektremitas
Palmar eritema (--)
akral dingin Oedem
- -
- -
- -
- -
14 Sistem genetalia
Dalam batas normal
25 Pemeriksaan Penunjang
251 Laboratorium
Tanggal 11 Desember 2012
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
8
GDS 460 lt 140 mgdl
Tanggal 1 1 Desember 2012
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hb 134 12-16 gdL
Hitung Leukosit 8230 4-11 ribu selcmm
Hitung Jenis 1--66267 1-50-13-554-6215-353-7
Laju Endap Darah 16 le 20 jam
Trombosit 336000 150-400 ribumm3
PCVHCT 36 35-47
GDP 215 lt 100 mgdL
GD 2 Jam PP 426 lt 140 mgdl
SGOT 16 L lt 43 P lt 36 UL
SGPT 21 L lt 43 P lt 36 UL
Ureum 28 20-40 mgdL
Kreatinin 053 L 06-11 P05-09 mgdL
26 Resume
Berdasarkan anamnesa didapatkan
Pasien mengeluh badan lemas pusing dan mual sejak 3 hari yang lalu Rasa
pusing dirasakan hilang timbul terlebih saat bangun tidur Badanya sering
lemas dirasakan terus-menerus
9
Pasien juga mengeluh kaki kirinya sering kesemutan Kesemutan dirasakan
sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir ini RPD DM(+)
sejak 5 tahun yang lalu
Berdasarkan Pemeriksaan fisik didapatkan
Kesadaran composmentis (456) tekanan darah meningkat (16080 mmHg)
konjungtiva anemis (--) nyeri tekan abdomen (-) dan kaki kiri terasa
kesemutan
Berdasarkan Pemeriksaan penunjang didapatkan
Darah lengkap terdapat peningkatan gula darah sesaat puasa dan 2 jam pp
DM tipe II
27 Diagnosis
DM tipe II
Hipertensi grade II
28 Penatalaksanaan
1 Non Medika mentosa
a Edukasi tentang penyakitnya
b Tirah baring
c Terapi diet
2 Medikamentosa
IVFD Infus RL 20 tpm
Inj Humulin R 10-10-10
Inj Humulin N 0-0-0-16
10
Inj Ranitidin 2x1 Amp
Captopril tab 3x125 mg
29 Follow Up
No Tanggal S O A P
1 11-12-2012
Badan lemas(+)Mual (+)Kaki kiri kesemutan (+)
T 16070mmhgRR 20xmenitN 88xmenitS 37 o C
DM tipe 2HT sg II
IVFD Infus RL 20 tpmInj Humulin R 10-10-10 Inj Humulin N 0-0-0-16Inj Ranitidin 2x1 AmpCaptopril tab 3x125 mg
2 12-12-2012
Badan lemas(+)Mual(-)Kaki kiri kesemutan (+)darr
T 14080mmhgRR 20xmenitN 84x menitS 367o CGDS 229
DM tipe 2HT sg II
Terapi dilanjutkanCek GDP dan GD2PP
3 13-12-2012
Badan lemas(+)Kaki kiri kesemutan (-)
T 15080mmhgRR 20xmenitN 78x menitS 365o CGDP 172GD2PP 189
DM tipe 2HT sg II
Terapi dilanjutkan
4 14-12-2012
Kel (-) T 13070mmhgRR 20xmenitN 80x menitS 363o C
DM tipe 2HT sg II
BLPLKontrol poli dalam
11
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A Pengertian
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan antara
lain oleh defisiensi insulin yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi
sehingga memerlukan manajemen terapi yang intensif Terapi yang diberikan
pada penderita DM tipe 2 adalah terapi non-obat yang berupa diet dan latihan fisik
(olahraga) dan terapi obat oral antidiabetika (OAD) Tetapi pada keadaan
dekompensasi metabolik berat maka diperlukan terapi insulin atau kombinasi
insulin OAD Karena jenis OAD maupun insulin yang tersedia cukup banyak
maka pemilihan penggunaan preparat insulin dan OAD sangat ditentukan oleh
kondisi penderita termasuk kadar glukosa darah
B Pembagian DM
DM tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana
tubuh kekurangan hormon insulindikenal dengan istilah Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM) Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil
12
insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas Diabetes tipe 1 banyak
ditemukan pada balita anak-anak dan remaja
Sampai saat ini Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan
pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus
berkesinambungan Riwayat keluarga diet dan faktor lingkungan sangat
mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1 Pada penderita diebetes
tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula
darahnya sebaiknya menggunakan alat test gula darah Terutama pada anak-
anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi
sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit
DM Tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat
berfungsi dengan semestinya dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM) Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan
seperti kecacatan dalam produksi insulin resistensi terhadap insulin atau
berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin
yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah
Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap
insulin diantaranya faktor kegemukan (obesitas) Pada penderita diabetes tipe
2 pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan
seperti diet penurunan berat badan dan pemberian tablet diabetik Apabila
dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula
dalam darah maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan
13
DM tipe lain
A Defek genetik fungsi sel beta
- Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 123
- DNA mitokondria
B Defek genetik kerja insulin
C Penyakit endokrin pankreas
- Pankreatitis
- Tumor pankreas pankreatektomi
- Pankreatopati fibrokalkulus
D Endokrinopati
- Akromegali
- Sindrom Cushing
- Feokromositoma
- Hipertiroidisme
E Karena obatzat kimia
- Vacor pentamidin asam nikotinat
- Glukokortikoid hormon tiroid
14
- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain
F Infeksi
- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)
G Sebab imunologi yang jarang
- Antibodi anti insulin
H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain
DM pada masa kehamilan (Gestasional)
Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke
- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil
dan menghilang setelah melahirkan
- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil
dan berlanjut setelah hamil
- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit
pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah
panggul dan pembuluh darah perifer
90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori
DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin
Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)
15
C Patofisiologi
Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi
insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat
tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi
suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit
meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru
akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan
kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes
Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam
pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat
tersebut
1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati
2 kenaikan produksi glukosa oleh hati
3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas
16
D Penyebab DM
E Diagnosis
Kriteria Diagnosis
1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan
waktu makan terakhir
Atau
2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat
kalori tambahan sedikitnya 8 jam
Atau
17
3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan
Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g
glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air
18
Pemeriksaan Laboratorium
Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)
bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari
(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani
seperti biasa
bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan
minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan
bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa
bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)
dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit
bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2
jam setelah minum larutan glukosa selesai
bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok
19
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka
dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh
- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199
mgdl
- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl
Reduksi Urine
Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin
yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya
glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi
urine adalah
Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan
untuk menegakkan
Diagnosis
Nilai (+) sampai (++++)
Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria
obat-obatan dan lainnya
Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg
Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg
Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg
20
Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman
F Manifestasi Klinik
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau
kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah
dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan
air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)
sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah
ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan
seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma
21
G Penatalaksanaan
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin
(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain
itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu
makanan (diet)
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan
penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai
kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan
mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil
yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian
suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar
gula darah
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan
jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan
1 Obat hipoglikemik oral
Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan
A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid
B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion
C Penghambat glukoneogenesis (metformin)
D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa
E DPP-IV inhibitor
22
2 Suntikan
A Insulin
B Agonis GLP-1incretin mimetic
A Insulin
Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain
1 Kerja cepat (rapid acting)
Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)
Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi
kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan
secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin
kerja panjang
2 Kerja menengah (intermediate acting)
23
Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan
menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada
insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat
absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik
karena protamin bukanlah protein
3 Kerja panjang ( long acting)
Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan
untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin
yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan
memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi
Insulin diperlukan pada keadaan
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Ketoasidosis diabetik
Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)
Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali
dengan perencanaan makan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
Cara pemberian insulin ada beberapa macam
a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan
glukosa darah
b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan
24
c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman
konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis
insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari
insulin human
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah
dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg
setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa
kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar
gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin
lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari
harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin
sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit
perut
Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap
pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit
(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula
darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin
mengandung 25-30 IUmg
H Komplikasi DM
1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren
2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf
(stroke neuropati)
3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke
25
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)
dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III
RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien
datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta
kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2
jam PP
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa
disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational
Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda
dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
26
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani
pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan
berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)
Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan
dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan
nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu
dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai
hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan
pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi
pengontrolan kadar gula darah
27
DAFTAR PUSTAKA
1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
httpdokter-alwicomdiabeteshtml
2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-
diagnosis-diabetes-2010html
4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses
15 desember 2012 httpwwwperkeniorg
page=proyek_improving_diabetes_health
6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar
Malang httpwwwfkumyecasenet
28
Perkusi sonorsonor
Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)
Dinamis (depan dan belakang)
Inspeksi pergerakan dada kanan sama dengan kiri
Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan
Perkusi sonorsonor
Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)
12 Abdomen
Inspeksi dinding perut datar
Palpasi supel nyeri tekan (-) hepar tidak teraba pembesaran lien (-)
Perkusi tympani
Auskultasi bising usus (+) normal
13 Ektremitas
Palmar eritema (--)
akral dingin Oedem
- -
- -
- -
- -
14 Sistem genetalia
Dalam batas normal
25 Pemeriksaan Penunjang
251 Laboratorium
Tanggal 11 Desember 2012
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
8
GDS 460 lt 140 mgdl
Tanggal 1 1 Desember 2012
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hb 134 12-16 gdL
Hitung Leukosit 8230 4-11 ribu selcmm
Hitung Jenis 1--66267 1-50-13-554-6215-353-7
Laju Endap Darah 16 le 20 jam
Trombosit 336000 150-400 ribumm3
PCVHCT 36 35-47
GDP 215 lt 100 mgdL
GD 2 Jam PP 426 lt 140 mgdl
SGOT 16 L lt 43 P lt 36 UL
SGPT 21 L lt 43 P lt 36 UL
Ureum 28 20-40 mgdL
Kreatinin 053 L 06-11 P05-09 mgdL
26 Resume
Berdasarkan anamnesa didapatkan
Pasien mengeluh badan lemas pusing dan mual sejak 3 hari yang lalu Rasa
pusing dirasakan hilang timbul terlebih saat bangun tidur Badanya sering
lemas dirasakan terus-menerus
9
Pasien juga mengeluh kaki kirinya sering kesemutan Kesemutan dirasakan
sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir ini RPD DM(+)
sejak 5 tahun yang lalu
Berdasarkan Pemeriksaan fisik didapatkan
Kesadaran composmentis (456) tekanan darah meningkat (16080 mmHg)
konjungtiva anemis (--) nyeri tekan abdomen (-) dan kaki kiri terasa
kesemutan
Berdasarkan Pemeriksaan penunjang didapatkan
Darah lengkap terdapat peningkatan gula darah sesaat puasa dan 2 jam pp
DM tipe II
27 Diagnosis
DM tipe II
Hipertensi grade II
28 Penatalaksanaan
1 Non Medika mentosa
a Edukasi tentang penyakitnya
b Tirah baring
c Terapi diet
2 Medikamentosa
IVFD Infus RL 20 tpm
Inj Humulin R 10-10-10
Inj Humulin N 0-0-0-16
10
Inj Ranitidin 2x1 Amp
Captopril tab 3x125 mg
29 Follow Up
No Tanggal S O A P
1 11-12-2012
Badan lemas(+)Mual (+)Kaki kiri kesemutan (+)
T 16070mmhgRR 20xmenitN 88xmenitS 37 o C
DM tipe 2HT sg II
IVFD Infus RL 20 tpmInj Humulin R 10-10-10 Inj Humulin N 0-0-0-16Inj Ranitidin 2x1 AmpCaptopril tab 3x125 mg
2 12-12-2012
Badan lemas(+)Mual(-)Kaki kiri kesemutan (+)darr
T 14080mmhgRR 20xmenitN 84x menitS 367o CGDS 229
DM tipe 2HT sg II
Terapi dilanjutkanCek GDP dan GD2PP
3 13-12-2012
Badan lemas(+)Kaki kiri kesemutan (-)
T 15080mmhgRR 20xmenitN 78x menitS 365o CGDP 172GD2PP 189
DM tipe 2HT sg II
Terapi dilanjutkan
4 14-12-2012
Kel (-) T 13070mmhgRR 20xmenitN 80x menitS 363o C
DM tipe 2HT sg II
BLPLKontrol poli dalam
11
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A Pengertian
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan antara
lain oleh defisiensi insulin yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi
sehingga memerlukan manajemen terapi yang intensif Terapi yang diberikan
pada penderita DM tipe 2 adalah terapi non-obat yang berupa diet dan latihan fisik
(olahraga) dan terapi obat oral antidiabetika (OAD) Tetapi pada keadaan
dekompensasi metabolik berat maka diperlukan terapi insulin atau kombinasi
insulin OAD Karena jenis OAD maupun insulin yang tersedia cukup banyak
maka pemilihan penggunaan preparat insulin dan OAD sangat ditentukan oleh
kondisi penderita termasuk kadar glukosa darah
B Pembagian DM
DM tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana
tubuh kekurangan hormon insulindikenal dengan istilah Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM) Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil
12
insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas Diabetes tipe 1 banyak
ditemukan pada balita anak-anak dan remaja
Sampai saat ini Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan
pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus
berkesinambungan Riwayat keluarga diet dan faktor lingkungan sangat
mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1 Pada penderita diebetes
tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula
darahnya sebaiknya menggunakan alat test gula darah Terutama pada anak-
anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi
sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit
DM Tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat
berfungsi dengan semestinya dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM) Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan
seperti kecacatan dalam produksi insulin resistensi terhadap insulin atau
berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin
yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah
Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap
insulin diantaranya faktor kegemukan (obesitas) Pada penderita diabetes tipe
2 pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan
seperti diet penurunan berat badan dan pemberian tablet diabetik Apabila
dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula
dalam darah maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan
13
DM tipe lain
A Defek genetik fungsi sel beta
- Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 123
- DNA mitokondria
B Defek genetik kerja insulin
C Penyakit endokrin pankreas
- Pankreatitis
- Tumor pankreas pankreatektomi
- Pankreatopati fibrokalkulus
D Endokrinopati
- Akromegali
- Sindrom Cushing
- Feokromositoma
- Hipertiroidisme
E Karena obatzat kimia
- Vacor pentamidin asam nikotinat
- Glukokortikoid hormon tiroid
14
- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain
F Infeksi
- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)
G Sebab imunologi yang jarang
- Antibodi anti insulin
H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain
DM pada masa kehamilan (Gestasional)
Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke
- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil
dan menghilang setelah melahirkan
- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil
dan berlanjut setelah hamil
- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit
pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah
panggul dan pembuluh darah perifer
90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori
DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin
Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)
15
C Patofisiologi
Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi
insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat
tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi
suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit
meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru
akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan
kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes
Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam
pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat
tersebut
1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati
2 kenaikan produksi glukosa oleh hati
3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas
16
D Penyebab DM
E Diagnosis
Kriteria Diagnosis
1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan
waktu makan terakhir
Atau
2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat
kalori tambahan sedikitnya 8 jam
Atau
17
3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan
Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g
glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air
18
Pemeriksaan Laboratorium
Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)
bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari
(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani
seperti biasa
bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan
minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan
bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa
bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)
dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit
bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2
jam setelah minum larutan glukosa selesai
bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok
19
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka
dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh
- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199
mgdl
- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl
Reduksi Urine
Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin
yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya
glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi
urine adalah
Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan
untuk menegakkan
Diagnosis
Nilai (+) sampai (++++)
Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria
obat-obatan dan lainnya
Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg
Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg
Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg
20
Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman
F Manifestasi Klinik
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau
kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah
dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan
air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)
sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah
ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan
seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma
21
G Penatalaksanaan
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin
(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain
itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu
makanan (diet)
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan
penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai
kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan
mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil
yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian
suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar
gula darah
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan
jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan
1 Obat hipoglikemik oral
Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan
A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid
B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion
C Penghambat glukoneogenesis (metformin)
D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa
E DPP-IV inhibitor
22
2 Suntikan
A Insulin
B Agonis GLP-1incretin mimetic
A Insulin
Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain
1 Kerja cepat (rapid acting)
Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)
Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi
kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan
secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin
kerja panjang
2 Kerja menengah (intermediate acting)
23
Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan
menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada
insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat
absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik
karena protamin bukanlah protein
3 Kerja panjang ( long acting)
Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan
untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin
yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan
memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi
Insulin diperlukan pada keadaan
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Ketoasidosis diabetik
Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)
Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali
dengan perencanaan makan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
Cara pemberian insulin ada beberapa macam
a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan
glukosa darah
b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan
24
c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman
konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis
insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari
insulin human
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah
dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg
setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa
kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar
gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin
lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari
harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin
sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit
perut
Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap
pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit
(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula
darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin
mengandung 25-30 IUmg
H Komplikasi DM
1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren
2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf
(stroke neuropati)
3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke
25
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)
dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III
RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien
datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta
kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2
jam PP
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa
disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational
Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda
dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
26
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani
pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan
berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)
Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan
dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan
nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu
dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai
hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan
pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi
pengontrolan kadar gula darah
27
DAFTAR PUSTAKA
1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
httpdokter-alwicomdiabeteshtml
2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-
diagnosis-diabetes-2010html
4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses
15 desember 2012 httpwwwperkeniorg
page=proyek_improving_diabetes_health
6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar
Malang httpwwwfkumyecasenet
28
GDS 460 lt 140 mgdl
Tanggal 1 1 Desember 2012
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hb 134 12-16 gdL
Hitung Leukosit 8230 4-11 ribu selcmm
Hitung Jenis 1--66267 1-50-13-554-6215-353-7
Laju Endap Darah 16 le 20 jam
Trombosit 336000 150-400 ribumm3
PCVHCT 36 35-47
GDP 215 lt 100 mgdL
GD 2 Jam PP 426 lt 140 mgdl
SGOT 16 L lt 43 P lt 36 UL
SGPT 21 L lt 43 P lt 36 UL
Ureum 28 20-40 mgdL
Kreatinin 053 L 06-11 P05-09 mgdL
26 Resume
Berdasarkan anamnesa didapatkan
Pasien mengeluh badan lemas pusing dan mual sejak 3 hari yang lalu Rasa
pusing dirasakan hilang timbul terlebih saat bangun tidur Badanya sering
lemas dirasakan terus-menerus
9
Pasien juga mengeluh kaki kirinya sering kesemutan Kesemutan dirasakan
sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir ini RPD DM(+)
sejak 5 tahun yang lalu
Berdasarkan Pemeriksaan fisik didapatkan
Kesadaran composmentis (456) tekanan darah meningkat (16080 mmHg)
konjungtiva anemis (--) nyeri tekan abdomen (-) dan kaki kiri terasa
kesemutan
Berdasarkan Pemeriksaan penunjang didapatkan
Darah lengkap terdapat peningkatan gula darah sesaat puasa dan 2 jam pp
DM tipe II
27 Diagnosis
DM tipe II
Hipertensi grade II
28 Penatalaksanaan
1 Non Medika mentosa
a Edukasi tentang penyakitnya
b Tirah baring
c Terapi diet
2 Medikamentosa
IVFD Infus RL 20 tpm
Inj Humulin R 10-10-10
Inj Humulin N 0-0-0-16
10
Inj Ranitidin 2x1 Amp
Captopril tab 3x125 mg
29 Follow Up
No Tanggal S O A P
1 11-12-2012
Badan lemas(+)Mual (+)Kaki kiri kesemutan (+)
T 16070mmhgRR 20xmenitN 88xmenitS 37 o C
DM tipe 2HT sg II
IVFD Infus RL 20 tpmInj Humulin R 10-10-10 Inj Humulin N 0-0-0-16Inj Ranitidin 2x1 AmpCaptopril tab 3x125 mg
2 12-12-2012
Badan lemas(+)Mual(-)Kaki kiri kesemutan (+)darr
T 14080mmhgRR 20xmenitN 84x menitS 367o CGDS 229
DM tipe 2HT sg II
Terapi dilanjutkanCek GDP dan GD2PP
3 13-12-2012
Badan lemas(+)Kaki kiri kesemutan (-)
T 15080mmhgRR 20xmenitN 78x menitS 365o CGDP 172GD2PP 189
DM tipe 2HT sg II
Terapi dilanjutkan
4 14-12-2012
Kel (-) T 13070mmhgRR 20xmenitN 80x menitS 363o C
DM tipe 2HT sg II
BLPLKontrol poli dalam
11
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A Pengertian
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan antara
lain oleh defisiensi insulin yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi
sehingga memerlukan manajemen terapi yang intensif Terapi yang diberikan
pada penderita DM tipe 2 adalah terapi non-obat yang berupa diet dan latihan fisik
(olahraga) dan terapi obat oral antidiabetika (OAD) Tetapi pada keadaan
dekompensasi metabolik berat maka diperlukan terapi insulin atau kombinasi
insulin OAD Karena jenis OAD maupun insulin yang tersedia cukup banyak
maka pemilihan penggunaan preparat insulin dan OAD sangat ditentukan oleh
kondisi penderita termasuk kadar glukosa darah
B Pembagian DM
DM tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana
tubuh kekurangan hormon insulindikenal dengan istilah Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM) Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil
12
insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas Diabetes tipe 1 banyak
ditemukan pada balita anak-anak dan remaja
Sampai saat ini Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan
pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus
berkesinambungan Riwayat keluarga diet dan faktor lingkungan sangat
mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1 Pada penderita diebetes
tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula
darahnya sebaiknya menggunakan alat test gula darah Terutama pada anak-
anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi
sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit
DM Tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat
berfungsi dengan semestinya dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM) Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan
seperti kecacatan dalam produksi insulin resistensi terhadap insulin atau
berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin
yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah
Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap
insulin diantaranya faktor kegemukan (obesitas) Pada penderita diabetes tipe
2 pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan
seperti diet penurunan berat badan dan pemberian tablet diabetik Apabila
dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula
dalam darah maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan
13
DM tipe lain
A Defek genetik fungsi sel beta
- Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 123
- DNA mitokondria
B Defek genetik kerja insulin
C Penyakit endokrin pankreas
- Pankreatitis
- Tumor pankreas pankreatektomi
- Pankreatopati fibrokalkulus
D Endokrinopati
- Akromegali
- Sindrom Cushing
- Feokromositoma
- Hipertiroidisme
E Karena obatzat kimia
- Vacor pentamidin asam nikotinat
- Glukokortikoid hormon tiroid
14
- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain
F Infeksi
- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)
G Sebab imunologi yang jarang
- Antibodi anti insulin
H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain
DM pada masa kehamilan (Gestasional)
Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke
- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil
dan menghilang setelah melahirkan
- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil
dan berlanjut setelah hamil
- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit
pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah
panggul dan pembuluh darah perifer
90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori
DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin
Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)
15
C Patofisiologi
Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi
insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat
tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi
suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit
meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru
akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan
kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes
Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam
pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat
tersebut
1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati
2 kenaikan produksi glukosa oleh hati
3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas
16
D Penyebab DM
E Diagnosis
Kriteria Diagnosis
1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan
waktu makan terakhir
Atau
2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat
kalori tambahan sedikitnya 8 jam
Atau
17
3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan
Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g
glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air
18
Pemeriksaan Laboratorium
Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)
bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari
(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani
seperti biasa
bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan
minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan
bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa
bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)
dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit
bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2
jam setelah minum larutan glukosa selesai
bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok
19
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka
dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh
- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199
mgdl
- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl
Reduksi Urine
Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin
yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya
glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi
urine adalah
Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan
untuk menegakkan
Diagnosis
Nilai (+) sampai (++++)
Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria
obat-obatan dan lainnya
Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg
Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg
Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg
20
Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman
F Manifestasi Klinik
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau
kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah
dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan
air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)
sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah
ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan
seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma
21
G Penatalaksanaan
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin
(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain
itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu
makanan (diet)
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan
penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai
kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan
mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil
yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian
suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar
gula darah
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan
jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan
1 Obat hipoglikemik oral
Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan
A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid
B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion
C Penghambat glukoneogenesis (metformin)
D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa
E DPP-IV inhibitor
22
2 Suntikan
A Insulin
B Agonis GLP-1incretin mimetic
A Insulin
Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain
1 Kerja cepat (rapid acting)
Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)
Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi
kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan
secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin
kerja panjang
2 Kerja menengah (intermediate acting)
23
Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan
menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada
insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat
absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik
karena protamin bukanlah protein
3 Kerja panjang ( long acting)
Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan
untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin
yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan
memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi
Insulin diperlukan pada keadaan
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Ketoasidosis diabetik
Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)
Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali
dengan perencanaan makan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
Cara pemberian insulin ada beberapa macam
a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan
glukosa darah
b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan
24
c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman
konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis
insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari
insulin human
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah
dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg
setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa
kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar
gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin
lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari
harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin
sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit
perut
Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap
pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit
(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula
darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin
mengandung 25-30 IUmg
H Komplikasi DM
1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren
2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf
(stroke neuropati)
3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke
25
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)
dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III
RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien
datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta
kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2
jam PP
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa
disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational
Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda
dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
26
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani
pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan
berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)
Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan
dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan
nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu
dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai
hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan
pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi
pengontrolan kadar gula darah
27
DAFTAR PUSTAKA
1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
httpdokter-alwicomdiabeteshtml
2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-
diagnosis-diabetes-2010html
4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses
15 desember 2012 httpwwwperkeniorg
page=proyek_improving_diabetes_health
6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar
Malang httpwwwfkumyecasenet
28
Pasien juga mengeluh kaki kirinya sering kesemutan Kesemutan dirasakan
sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir ini RPD DM(+)
sejak 5 tahun yang lalu
Berdasarkan Pemeriksaan fisik didapatkan
Kesadaran composmentis (456) tekanan darah meningkat (16080 mmHg)
konjungtiva anemis (--) nyeri tekan abdomen (-) dan kaki kiri terasa
kesemutan
Berdasarkan Pemeriksaan penunjang didapatkan
Darah lengkap terdapat peningkatan gula darah sesaat puasa dan 2 jam pp
DM tipe II
27 Diagnosis
DM tipe II
Hipertensi grade II
28 Penatalaksanaan
1 Non Medika mentosa
a Edukasi tentang penyakitnya
b Tirah baring
c Terapi diet
2 Medikamentosa
IVFD Infus RL 20 tpm
Inj Humulin R 10-10-10
Inj Humulin N 0-0-0-16
10
Inj Ranitidin 2x1 Amp
Captopril tab 3x125 mg
29 Follow Up
No Tanggal S O A P
1 11-12-2012
Badan lemas(+)Mual (+)Kaki kiri kesemutan (+)
T 16070mmhgRR 20xmenitN 88xmenitS 37 o C
DM tipe 2HT sg II
IVFD Infus RL 20 tpmInj Humulin R 10-10-10 Inj Humulin N 0-0-0-16Inj Ranitidin 2x1 AmpCaptopril tab 3x125 mg
2 12-12-2012
Badan lemas(+)Mual(-)Kaki kiri kesemutan (+)darr
T 14080mmhgRR 20xmenitN 84x menitS 367o CGDS 229
DM tipe 2HT sg II
Terapi dilanjutkanCek GDP dan GD2PP
3 13-12-2012
Badan lemas(+)Kaki kiri kesemutan (-)
T 15080mmhgRR 20xmenitN 78x menitS 365o CGDP 172GD2PP 189
DM tipe 2HT sg II
Terapi dilanjutkan
4 14-12-2012
Kel (-) T 13070mmhgRR 20xmenitN 80x menitS 363o C
DM tipe 2HT sg II
BLPLKontrol poli dalam
11
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A Pengertian
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan antara
lain oleh defisiensi insulin yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi
sehingga memerlukan manajemen terapi yang intensif Terapi yang diberikan
pada penderita DM tipe 2 adalah terapi non-obat yang berupa diet dan latihan fisik
(olahraga) dan terapi obat oral antidiabetika (OAD) Tetapi pada keadaan
dekompensasi metabolik berat maka diperlukan terapi insulin atau kombinasi
insulin OAD Karena jenis OAD maupun insulin yang tersedia cukup banyak
maka pemilihan penggunaan preparat insulin dan OAD sangat ditentukan oleh
kondisi penderita termasuk kadar glukosa darah
B Pembagian DM
DM tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana
tubuh kekurangan hormon insulindikenal dengan istilah Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM) Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil
12
insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas Diabetes tipe 1 banyak
ditemukan pada balita anak-anak dan remaja
Sampai saat ini Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan
pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus
berkesinambungan Riwayat keluarga diet dan faktor lingkungan sangat
mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1 Pada penderita diebetes
tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula
darahnya sebaiknya menggunakan alat test gula darah Terutama pada anak-
anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi
sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit
DM Tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat
berfungsi dengan semestinya dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM) Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan
seperti kecacatan dalam produksi insulin resistensi terhadap insulin atau
berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin
yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah
Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap
insulin diantaranya faktor kegemukan (obesitas) Pada penderita diabetes tipe
2 pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan
seperti diet penurunan berat badan dan pemberian tablet diabetik Apabila
dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula
dalam darah maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan
13
DM tipe lain
A Defek genetik fungsi sel beta
- Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 123
- DNA mitokondria
B Defek genetik kerja insulin
C Penyakit endokrin pankreas
- Pankreatitis
- Tumor pankreas pankreatektomi
- Pankreatopati fibrokalkulus
D Endokrinopati
- Akromegali
- Sindrom Cushing
- Feokromositoma
- Hipertiroidisme
E Karena obatzat kimia
- Vacor pentamidin asam nikotinat
- Glukokortikoid hormon tiroid
14
- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain
F Infeksi
- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)
G Sebab imunologi yang jarang
- Antibodi anti insulin
H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain
DM pada masa kehamilan (Gestasional)
Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke
- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil
dan menghilang setelah melahirkan
- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil
dan berlanjut setelah hamil
- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit
pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah
panggul dan pembuluh darah perifer
90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori
DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin
Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)
15
C Patofisiologi
Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi
insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat
tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi
suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit
meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru
akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan
kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes
Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam
pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat
tersebut
1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati
2 kenaikan produksi glukosa oleh hati
3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas
16
D Penyebab DM
E Diagnosis
Kriteria Diagnosis
1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan
waktu makan terakhir
Atau
2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat
kalori tambahan sedikitnya 8 jam
Atau
17
3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan
Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g
glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air
18
Pemeriksaan Laboratorium
Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)
bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari
(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani
seperti biasa
bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan
minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan
bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa
bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)
dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit
bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2
jam setelah minum larutan glukosa selesai
bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok
19
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka
dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh
- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199
mgdl
- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl
Reduksi Urine
Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin
yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya
glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi
urine adalah
Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan
untuk menegakkan
Diagnosis
Nilai (+) sampai (++++)
Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria
obat-obatan dan lainnya
Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg
Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg
Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg
20
Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman
F Manifestasi Klinik
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau
kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah
dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan
air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)
sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah
ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan
seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma
21
G Penatalaksanaan
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin
(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain
itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu
makanan (diet)
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan
penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai
kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan
mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil
yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian
suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar
gula darah
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan
jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan
1 Obat hipoglikemik oral
Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan
A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid
B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion
C Penghambat glukoneogenesis (metformin)
D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa
E DPP-IV inhibitor
22
2 Suntikan
A Insulin
B Agonis GLP-1incretin mimetic
A Insulin
Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain
1 Kerja cepat (rapid acting)
Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)
Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi
kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan
secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin
kerja panjang
2 Kerja menengah (intermediate acting)
23
Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan
menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada
insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat
absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik
karena protamin bukanlah protein
3 Kerja panjang ( long acting)
Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan
untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin
yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan
memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi
Insulin diperlukan pada keadaan
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Ketoasidosis diabetik
Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)
Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali
dengan perencanaan makan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
Cara pemberian insulin ada beberapa macam
a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan
glukosa darah
b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan
24
c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman
konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis
insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari
insulin human
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah
dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg
setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa
kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar
gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin
lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari
harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin
sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit
perut
Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap
pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit
(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula
darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin
mengandung 25-30 IUmg
H Komplikasi DM
1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren
2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf
(stroke neuropati)
3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke
25
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)
dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III
RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien
datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta
kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2
jam PP
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa
disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational
Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda
dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
26
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani
pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan
berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)
Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan
dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan
nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu
dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai
hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan
pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi
pengontrolan kadar gula darah
27
DAFTAR PUSTAKA
1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
httpdokter-alwicomdiabeteshtml
2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-
diagnosis-diabetes-2010html
4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses
15 desember 2012 httpwwwperkeniorg
page=proyek_improving_diabetes_health
6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar
Malang httpwwwfkumyecasenet
28
Inj Ranitidin 2x1 Amp
Captopril tab 3x125 mg
29 Follow Up
No Tanggal S O A P
1 11-12-2012
Badan lemas(+)Mual (+)Kaki kiri kesemutan (+)
T 16070mmhgRR 20xmenitN 88xmenitS 37 o C
DM tipe 2HT sg II
IVFD Infus RL 20 tpmInj Humulin R 10-10-10 Inj Humulin N 0-0-0-16Inj Ranitidin 2x1 AmpCaptopril tab 3x125 mg
2 12-12-2012
Badan lemas(+)Mual(-)Kaki kiri kesemutan (+)darr
T 14080mmhgRR 20xmenitN 84x menitS 367o CGDS 229
DM tipe 2HT sg II
Terapi dilanjutkanCek GDP dan GD2PP
3 13-12-2012
Badan lemas(+)Kaki kiri kesemutan (-)
T 15080mmhgRR 20xmenitN 78x menitS 365o CGDP 172GD2PP 189
DM tipe 2HT sg II
Terapi dilanjutkan
4 14-12-2012
Kel (-) T 13070mmhgRR 20xmenitN 80x menitS 363o C
DM tipe 2HT sg II
BLPLKontrol poli dalam
11
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A Pengertian
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan antara
lain oleh defisiensi insulin yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi
sehingga memerlukan manajemen terapi yang intensif Terapi yang diberikan
pada penderita DM tipe 2 adalah terapi non-obat yang berupa diet dan latihan fisik
(olahraga) dan terapi obat oral antidiabetika (OAD) Tetapi pada keadaan
dekompensasi metabolik berat maka diperlukan terapi insulin atau kombinasi
insulin OAD Karena jenis OAD maupun insulin yang tersedia cukup banyak
maka pemilihan penggunaan preparat insulin dan OAD sangat ditentukan oleh
kondisi penderita termasuk kadar glukosa darah
B Pembagian DM
DM tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana
tubuh kekurangan hormon insulindikenal dengan istilah Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM) Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil
12
insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas Diabetes tipe 1 banyak
ditemukan pada balita anak-anak dan remaja
Sampai saat ini Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan
pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus
berkesinambungan Riwayat keluarga diet dan faktor lingkungan sangat
mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1 Pada penderita diebetes
tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula
darahnya sebaiknya menggunakan alat test gula darah Terutama pada anak-
anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi
sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit
DM Tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat
berfungsi dengan semestinya dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM) Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan
seperti kecacatan dalam produksi insulin resistensi terhadap insulin atau
berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin
yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah
Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap
insulin diantaranya faktor kegemukan (obesitas) Pada penderita diabetes tipe
2 pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan
seperti diet penurunan berat badan dan pemberian tablet diabetik Apabila
dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula
dalam darah maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan
13
DM tipe lain
A Defek genetik fungsi sel beta
- Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 123
- DNA mitokondria
B Defek genetik kerja insulin
C Penyakit endokrin pankreas
- Pankreatitis
- Tumor pankreas pankreatektomi
- Pankreatopati fibrokalkulus
D Endokrinopati
- Akromegali
- Sindrom Cushing
- Feokromositoma
- Hipertiroidisme
E Karena obatzat kimia
- Vacor pentamidin asam nikotinat
- Glukokortikoid hormon tiroid
14
- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain
F Infeksi
- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)
G Sebab imunologi yang jarang
- Antibodi anti insulin
H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain
DM pada masa kehamilan (Gestasional)
Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke
- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil
dan menghilang setelah melahirkan
- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil
dan berlanjut setelah hamil
- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit
pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah
panggul dan pembuluh darah perifer
90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori
DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin
Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)
15
C Patofisiologi
Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi
insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat
tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi
suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit
meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru
akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan
kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes
Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam
pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat
tersebut
1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati
2 kenaikan produksi glukosa oleh hati
3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas
16
D Penyebab DM
E Diagnosis
Kriteria Diagnosis
1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan
waktu makan terakhir
Atau
2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat
kalori tambahan sedikitnya 8 jam
Atau
17
3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan
Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g
glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air
18
Pemeriksaan Laboratorium
Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)
bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari
(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani
seperti biasa
bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan
minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan
bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa
bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)
dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit
bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2
jam setelah minum larutan glukosa selesai
bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok
19
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka
dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh
- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199
mgdl
- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl
Reduksi Urine
Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin
yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya
glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi
urine adalah
Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan
untuk menegakkan
Diagnosis
Nilai (+) sampai (++++)
Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria
obat-obatan dan lainnya
Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg
Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg
Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg
20
Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman
F Manifestasi Klinik
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau
kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah
dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan
air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)
sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah
ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan
seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma
21
G Penatalaksanaan
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin
(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain
itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu
makanan (diet)
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan
penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai
kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan
mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil
yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian
suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar
gula darah
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan
jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan
1 Obat hipoglikemik oral
Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan
A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid
B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion
C Penghambat glukoneogenesis (metformin)
D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa
E DPP-IV inhibitor
22
2 Suntikan
A Insulin
B Agonis GLP-1incretin mimetic
A Insulin
Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain
1 Kerja cepat (rapid acting)
Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)
Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi
kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan
secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin
kerja panjang
2 Kerja menengah (intermediate acting)
23
Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan
menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada
insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat
absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik
karena protamin bukanlah protein
3 Kerja panjang ( long acting)
Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan
untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin
yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan
memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi
Insulin diperlukan pada keadaan
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Ketoasidosis diabetik
Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)
Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali
dengan perencanaan makan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
Cara pemberian insulin ada beberapa macam
a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan
glukosa darah
b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan
24
c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman
konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis
insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari
insulin human
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah
dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg
setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa
kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar
gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin
lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari
harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin
sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit
perut
Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap
pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit
(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula
darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin
mengandung 25-30 IUmg
H Komplikasi DM
1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren
2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf
(stroke neuropati)
3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke
25
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)
dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III
RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien
datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta
kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2
jam PP
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa
disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational
Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda
dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
26
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani
pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan
berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)
Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan
dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan
nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu
dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai
hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan
pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi
pengontrolan kadar gula darah
27
DAFTAR PUSTAKA
1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
httpdokter-alwicomdiabeteshtml
2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-
diagnosis-diabetes-2010html
4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses
15 desember 2012 httpwwwperkeniorg
page=proyek_improving_diabetes_health
6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar
Malang httpwwwfkumyecasenet
28
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A Pengertian
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan antara
lain oleh defisiensi insulin yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi
sehingga memerlukan manajemen terapi yang intensif Terapi yang diberikan
pada penderita DM tipe 2 adalah terapi non-obat yang berupa diet dan latihan fisik
(olahraga) dan terapi obat oral antidiabetika (OAD) Tetapi pada keadaan
dekompensasi metabolik berat maka diperlukan terapi insulin atau kombinasi
insulin OAD Karena jenis OAD maupun insulin yang tersedia cukup banyak
maka pemilihan penggunaan preparat insulin dan OAD sangat ditentukan oleh
kondisi penderita termasuk kadar glukosa darah
B Pembagian DM
DM tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana
tubuh kekurangan hormon insulindikenal dengan istilah Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM) Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil
12
insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas Diabetes tipe 1 banyak
ditemukan pada balita anak-anak dan remaja
Sampai saat ini Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan
pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus
berkesinambungan Riwayat keluarga diet dan faktor lingkungan sangat
mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1 Pada penderita diebetes
tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula
darahnya sebaiknya menggunakan alat test gula darah Terutama pada anak-
anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi
sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit
DM Tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat
berfungsi dengan semestinya dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM) Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan
seperti kecacatan dalam produksi insulin resistensi terhadap insulin atau
berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin
yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah
Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap
insulin diantaranya faktor kegemukan (obesitas) Pada penderita diabetes tipe
2 pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan
seperti diet penurunan berat badan dan pemberian tablet diabetik Apabila
dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula
dalam darah maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan
13
DM tipe lain
A Defek genetik fungsi sel beta
- Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 123
- DNA mitokondria
B Defek genetik kerja insulin
C Penyakit endokrin pankreas
- Pankreatitis
- Tumor pankreas pankreatektomi
- Pankreatopati fibrokalkulus
D Endokrinopati
- Akromegali
- Sindrom Cushing
- Feokromositoma
- Hipertiroidisme
E Karena obatzat kimia
- Vacor pentamidin asam nikotinat
- Glukokortikoid hormon tiroid
14
- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain
F Infeksi
- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)
G Sebab imunologi yang jarang
- Antibodi anti insulin
H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain
DM pada masa kehamilan (Gestasional)
Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke
- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil
dan menghilang setelah melahirkan
- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil
dan berlanjut setelah hamil
- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit
pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah
panggul dan pembuluh darah perifer
90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori
DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin
Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)
15
C Patofisiologi
Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi
insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat
tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi
suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit
meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru
akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan
kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes
Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam
pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat
tersebut
1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati
2 kenaikan produksi glukosa oleh hati
3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas
16
D Penyebab DM
E Diagnosis
Kriteria Diagnosis
1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan
waktu makan terakhir
Atau
2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat
kalori tambahan sedikitnya 8 jam
Atau
17
3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan
Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g
glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air
18
Pemeriksaan Laboratorium
Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)
bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari
(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani
seperti biasa
bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan
minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan
bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa
bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)
dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit
bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2
jam setelah minum larutan glukosa selesai
bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok
19
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka
dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh
- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199
mgdl
- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl
Reduksi Urine
Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin
yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya
glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi
urine adalah
Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan
untuk menegakkan
Diagnosis
Nilai (+) sampai (++++)
Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria
obat-obatan dan lainnya
Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg
Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg
Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg
20
Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman
F Manifestasi Klinik
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau
kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah
dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan
air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)
sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah
ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan
seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma
21
G Penatalaksanaan
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin
(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain
itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu
makanan (diet)
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan
penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai
kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan
mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil
yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian
suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar
gula darah
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan
jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan
1 Obat hipoglikemik oral
Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan
A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid
B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion
C Penghambat glukoneogenesis (metformin)
D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa
E DPP-IV inhibitor
22
2 Suntikan
A Insulin
B Agonis GLP-1incretin mimetic
A Insulin
Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain
1 Kerja cepat (rapid acting)
Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)
Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi
kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan
secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin
kerja panjang
2 Kerja menengah (intermediate acting)
23
Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan
menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada
insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat
absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik
karena protamin bukanlah protein
3 Kerja panjang ( long acting)
Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan
untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin
yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan
memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi
Insulin diperlukan pada keadaan
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Ketoasidosis diabetik
Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)
Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali
dengan perencanaan makan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
Cara pemberian insulin ada beberapa macam
a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan
glukosa darah
b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan
24
c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman
konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis
insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari
insulin human
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah
dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg
setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa
kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar
gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin
lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari
harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin
sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit
perut
Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap
pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit
(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula
darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin
mengandung 25-30 IUmg
H Komplikasi DM
1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren
2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf
(stroke neuropati)
3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke
25
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)
dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III
RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien
datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta
kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2
jam PP
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa
disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational
Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda
dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
26
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani
pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan
berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)
Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan
dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan
nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu
dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai
hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan
pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi
pengontrolan kadar gula darah
27
DAFTAR PUSTAKA
1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
httpdokter-alwicomdiabeteshtml
2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-
diagnosis-diabetes-2010html
4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses
15 desember 2012 httpwwwperkeniorg
page=proyek_improving_diabetes_health
6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar
Malang httpwwwfkumyecasenet
28
insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas Diabetes tipe 1 banyak
ditemukan pada balita anak-anak dan remaja
Sampai saat ini Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan
pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus
berkesinambungan Riwayat keluarga diet dan faktor lingkungan sangat
mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1 Pada penderita diebetes
tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula
darahnya sebaiknya menggunakan alat test gula darah Terutama pada anak-
anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi
sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit
DM Tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat
berfungsi dengan semestinya dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM) Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan
seperti kecacatan dalam produksi insulin resistensi terhadap insulin atau
berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin
yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah
Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap
insulin diantaranya faktor kegemukan (obesitas) Pada penderita diabetes tipe
2 pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan
seperti diet penurunan berat badan dan pemberian tablet diabetik Apabila
dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula
dalam darah maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan
13
DM tipe lain
A Defek genetik fungsi sel beta
- Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 123
- DNA mitokondria
B Defek genetik kerja insulin
C Penyakit endokrin pankreas
- Pankreatitis
- Tumor pankreas pankreatektomi
- Pankreatopati fibrokalkulus
D Endokrinopati
- Akromegali
- Sindrom Cushing
- Feokromositoma
- Hipertiroidisme
E Karena obatzat kimia
- Vacor pentamidin asam nikotinat
- Glukokortikoid hormon tiroid
14
- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain
F Infeksi
- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)
G Sebab imunologi yang jarang
- Antibodi anti insulin
H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain
DM pada masa kehamilan (Gestasional)
Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke
- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil
dan menghilang setelah melahirkan
- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil
dan berlanjut setelah hamil
- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit
pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah
panggul dan pembuluh darah perifer
90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori
DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin
Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)
15
C Patofisiologi
Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi
insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat
tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi
suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit
meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru
akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan
kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes
Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam
pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat
tersebut
1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati
2 kenaikan produksi glukosa oleh hati
3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas
16
D Penyebab DM
E Diagnosis
Kriteria Diagnosis
1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan
waktu makan terakhir
Atau
2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat
kalori tambahan sedikitnya 8 jam
Atau
17
3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan
Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g
glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air
18
Pemeriksaan Laboratorium
Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)
bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari
(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani
seperti biasa
bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan
minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan
bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa
bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)
dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit
bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2
jam setelah minum larutan glukosa selesai
bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok
19
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka
dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh
- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199
mgdl
- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl
Reduksi Urine
Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin
yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya
glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi
urine adalah
Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan
untuk menegakkan
Diagnosis
Nilai (+) sampai (++++)
Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria
obat-obatan dan lainnya
Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg
Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg
Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg
20
Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman
F Manifestasi Klinik
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau
kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah
dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan
air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)
sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah
ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan
seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma
21
G Penatalaksanaan
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin
(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain
itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu
makanan (diet)
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan
penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai
kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan
mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil
yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian
suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar
gula darah
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan
jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan
1 Obat hipoglikemik oral
Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan
A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid
B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion
C Penghambat glukoneogenesis (metformin)
D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa
E DPP-IV inhibitor
22
2 Suntikan
A Insulin
B Agonis GLP-1incretin mimetic
A Insulin
Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain
1 Kerja cepat (rapid acting)
Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)
Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi
kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan
secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin
kerja panjang
2 Kerja menengah (intermediate acting)
23
Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan
menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada
insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat
absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik
karena protamin bukanlah protein
3 Kerja panjang ( long acting)
Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan
untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin
yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan
memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi
Insulin diperlukan pada keadaan
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Ketoasidosis diabetik
Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)
Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali
dengan perencanaan makan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
Cara pemberian insulin ada beberapa macam
a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan
glukosa darah
b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan
24
c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman
konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis
insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari
insulin human
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah
dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg
setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa
kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar
gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin
lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari
harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin
sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit
perut
Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap
pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit
(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula
darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin
mengandung 25-30 IUmg
H Komplikasi DM
1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren
2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf
(stroke neuropati)
3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke
25
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)
dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III
RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien
datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta
kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2
jam PP
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa
disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational
Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda
dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
26
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani
pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan
berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)
Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan
dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan
nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu
dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai
hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan
pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi
pengontrolan kadar gula darah
27
DAFTAR PUSTAKA
1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
httpdokter-alwicomdiabeteshtml
2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-
diagnosis-diabetes-2010html
4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses
15 desember 2012 httpwwwperkeniorg
page=proyek_improving_diabetes_health
6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar
Malang httpwwwfkumyecasenet
28
DM tipe lain
A Defek genetik fungsi sel beta
- Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 123
- DNA mitokondria
B Defek genetik kerja insulin
C Penyakit endokrin pankreas
- Pankreatitis
- Tumor pankreas pankreatektomi
- Pankreatopati fibrokalkulus
D Endokrinopati
- Akromegali
- Sindrom Cushing
- Feokromositoma
- Hipertiroidisme
E Karena obatzat kimia
- Vacor pentamidin asam nikotinat
- Glukokortikoid hormon tiroid
14
- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain
F Infeksi
- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)
G Sebab imunologi yang jarang
- Antibodi anti insulin
H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain
DM pada masa kehamilan (Gestasional)
Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke
- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil
dan menghilang setelah melahirkan
- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil
dan berlanjut setelah hamil
- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit
pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah
panggul dan pembuluh darah perifer
90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori
DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin
Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)
15
C Patofisiologi
Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi
insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat
tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi
suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit
meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru
akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan
kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes
Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam
pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat
tersebut
1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati
2 kenaikan produksi glukosa oleh hati
3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas
16
D Penyebab DM
E Diagnosis
Kriteria Diagnosis
1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan
waktu makan terakhir
Atau
2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat
kalori tambahan sedikitnya 8 jam
Atau
17
3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan
Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g
glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air
18
Pemeriksaan Laboratorium
Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)
bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari
(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani
seperti biasa
bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan
minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan
bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa
bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)
dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit
bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2
jam setelah minum larutan glukosa selesai
bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok
19
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka
dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh
- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199
mgdl
- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl
Reduksi Urine
Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin
yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya
glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi
urine adalah
Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan
untuk menegakkan
Diagnosis
Nilai (+) sampai (++++)
Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria
obat-obatan dan lainnya
Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg
Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg
Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg
20
Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman
F Manifestasi Klinik
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau
kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah
dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan
air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)
sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah
ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan
seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma
21
G Penatalaksanaan
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin
(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain
itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu
makanan (diet)
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan
penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai
kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan
mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil
yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian
suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar
gula darah
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan
jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan
1 Obat hipoglikemik oral
Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan
A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid
B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion
C Penghambat glukoneogenesis (metformin)
D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa
E DPP-IV inhibitor
22
2 Suntikan
A Insulin
B Agonis GLP-1incretin mimetic
A Insulin
Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain
1 Kerja cepat (rapid acting)
Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)
Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi
kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan
secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin
kerja panjang
2 Kerja menengah (intermediate acting)
23
Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan
menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada
insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat
absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik
karena protamin bukanlah protein
3 Kerja panjang ( long acting)
Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan
untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin
yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan
memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi
Insulin diperlukan pada keadaan
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Ketoasidosis diabetik
Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)
Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali
dengan perencanaan makan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
Cara pemberian insulin ada beberapa macam
a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan
glukosa darah
b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan
24
c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman
konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis
insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari
insulin human
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah
dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg
setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa
kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar
gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin
lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari
harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin
sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit
perut
Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap
pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit
(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula
darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin
mengandung 25-30 IUmg
H Komplikasi DM
1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren
2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf
(stroke neuropati)
3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke
25
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)
dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III
RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien
datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta
kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2
jam PP
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa
disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational
Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda
dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
26
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani
pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan
berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)
Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan
dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan
nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu
dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai
hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan
pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi
pengontrolan kadar gula darah
27
DAFTAR PUSTAKA
1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
httpdokter-alwicomdiabeteshtml
2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-
diagnosis-diabetes-2010html
4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses
15 desember 2012 httpwwwperkeniorg
page=proyek_improving_diabetes_health
6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar
Malang httpwwwfkumyecasenet
28
- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain
F Infeksi
- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)
G Sebab imunologi yang jarang
- Antibodi anti insulin
H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain
DM pada masa kehamilan (Gestasional)
Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke
- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil
dan menghilang setelah melahirkan
- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil
dan berlanjut setelah hamil
- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit
pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah
panggul dan pembuluh darah perifer
90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori
DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin
Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)
15
C Patofisiologi
Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi
insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat
tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi
suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit
meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru
akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan
kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes
Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam
pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat
tersebut
1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati
2 kenaikan produksi glukosa oleh hati
3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas
16
D Penyebab DM
E Diagnosis
Kriteria Diagnosis
1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan
waktu makan terakhir
Atau
2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat
kalori tambahan sedikitnya 8 jam
Atau
17
3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan
Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g
glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air
18
Pemeriksaan Laboratorium
Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)
bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari
(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani
seperti biasa
bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan
minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan
bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa
bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)
dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit
bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2
jam setelah minum larutan glukosa selesai
bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok
19
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka
dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh
- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199
mgdl
- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl
Reduksi Urine
Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin
yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya
glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi
urine adalah
Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan
untuk menegakkan
Diagnosis
Nilai (+) sampai (++++)
Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria
obat-obatan dan lainnya
Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg
Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg
Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg
20
Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman
F Manifestasi Klinik
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau
kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah
dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan
air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)
sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah
ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan
seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma
21
G Penatalaksanaan
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin
(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain
itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu
makanan (diet)
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan
penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai
kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan
mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil
yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian
suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar
gula darah
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan
jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan
1 Obat hipoglikemik oral
Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan
A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid
B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion
C Penghambat glukoneogenesis (metformin)
D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa
E DPP-IV inhibitor
22
2 Suntikan
A Insulin
B Agonis GLP-1incretin mimetic
A Insulin
Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain
1 Kerja cepat (rapid acting)
Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)
Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi
kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan
secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin
kerja panjang
2 Kerja menengah (intermediate acting)
23
Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan
menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada
insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat
absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik
karena protamin bukanlah protein
3 Kerja panjang ( long acting)
Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan
untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin
yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan
memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi
Insulin diperlukan pada keadaan
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Ketoasidosis diabetik
Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)
Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali
dengan perencanaan makan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
Cara pemberian insulin ada beberapa macam
a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan
glukosa darah
b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan
24
c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman
konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis
insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari
insulin human
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah
dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg
setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa
kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar
gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin
lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari
harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin
sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit
perut
Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap
pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit
(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula
darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin
mengandung 25-30 IUmg
H Komplikasi DM
1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren
2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf
(stroke neuropati)
3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke
25
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)
dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III
RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien
datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta
kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2
jam PP
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa
disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational
Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda
dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
26
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani
pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan
berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)
Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan
dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan
nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu
dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai
hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan
pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi
pengontrolan kadar gula darah
27
DAFTAR PUSTAKA
1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
httpdokter-alwicomdiabeteshtml
2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-
diagnosis-diabetes-2010html
4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses
15 desember 2012 httpwwwperkeniorg
page=proyek_improving_diabetes_health
6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar
Malang httpwwwfkumyecasenet
28
C Patofisiologi
Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi
insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat
tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi
suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit
meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru
akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan
kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes
Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam
pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat
tersebut
1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati
2 kenaikan produksi glukosa oleh hati
3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas
16
D Penyebab DM
E Diagnosis
Kriteria Diagnosis
1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan
waktu makan terakhir
Atau
2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat
kalori tambahan sedikitnya 8 jam
Atau
17
3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan
Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g
glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air
18
Pemeriksaan Laboratorium
Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)
bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari
(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani
seperti biasa
bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan
minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan
bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa
bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)
dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit
bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2
jam setelah minum larutan glukosa selesai
bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok
19
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka
dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh
- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199
mgdl
- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl
Reduksi Urine
Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin
yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya
glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi
urine adalah
Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan
untuk menegakkan
Diagnosis
Nilai (+) sampai (++++)
Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria
obat-obatan dan lainnya
Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg
Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg
Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg
20
Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman
F Manifestasi Klinik
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau
kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah
dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan
air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)
sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah
ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan
seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma
21
G Penatalaksanaan
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin
(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain
itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu
makanan (diet)
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan
penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai
kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan
mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil
yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian
suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar
gula darah
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan
jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan
1 Obat hipoglikemik oral
Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan
A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid
B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion
C Penghambat glukoneogenesis (metformin)
D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa
E DPP-IV inhibitor
22
2 Suntikan
A Insulin
B Agonis GLP-1incretin mimetic
A Insulin
Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain
1 Kerja cepat (rapid acting)
Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)
Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi
kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan
secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin
kerja panjang
2 Kerja menengah (intermediate acting)
23
Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan
menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada
insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat
absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik
karena protamin bukanlah protein
3 Kerja panjang ( long acting)
Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan
untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin
yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan
memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi
Insulin diperlukan pada keadaan
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Ketoasidosis diabetik
Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)
Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali
dengan perencanaan makan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
Cara pemberian insulin ada beberapa macam
a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan
glukosa darah
b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan
24
c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman
konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis
insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari
insulin human
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah
dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg
setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa
kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar
gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin
lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari
harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin
sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit
perut
Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap
pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit
(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula
darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin
mengandung 25-30 IUmg
H Komplikasi DM
1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren
2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf
(stroke neuropati)
3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke
25
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)
dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III
RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien
datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta
kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2
jam PP
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa
disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational
Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda
dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
26
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani
pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan
berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)
Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan
dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan
nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu
dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai
hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan
pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi
pengontrolan kadar gula darah
27
DAFTAR PUSTAKA
1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
httpdokter-alwicomdiabeteshtml
2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-
diagnosis-diabetes-2010html
4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses
15 desember 2012 httpwwwperkeniorg
page=proyek_improving_diabetes_health
6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar
Malang httpwwwfkumyecasenet
28
D Penyebab DM
E Diagnosis
Kriteria Diagnosis
1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan
waktu makan terakhir
Atau
2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat
kalori tambahan sedikitnya 8 jam
Atau
17
3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan
Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g
glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air
18
Pemeriksaan Laboratorium
Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)
bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari
(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani
seperti biasa
bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan
minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan
bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa
bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)
dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit
bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2
jam setelah minum larutan glukosa selesai
bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok
19
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka
dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh
- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199
mgdl
- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl
Reduksi Urine
Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin
yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya
glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi
urine adalah
Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan
untuk menegakkan
Diagnosis
Nilai (+) sampai (++++)
Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria
obat-obatan dan lainnya
Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg
Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg
Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg
20
Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman
F Manifestasi Klinik
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau
kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah
dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan
air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)
sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah
ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan
seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma
21
G Penatalaksanaan
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin
(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain
itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu
makanan (diet)
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan
penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai
kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan
mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil
yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian
suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar
gula darah
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan
jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan
1 Obat hipoglikemik oral
Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan
A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid
B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion
C Penghambat glukoneogenesis (metformin)
D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa
E DPP-IV inhibitor
22
2 Suntikan
A Insulin
B Agonis GLP-1incretin mimetic
A Insulin
Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain
1 Kerja cepat (rapid acting)
Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)
Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi
kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan
secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin
kerja panjang
2 Kerja menengah (intermediate acting)
23
Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan
menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada
insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat
absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik
karena protamin bukanlah protein
3 Kerja panjang ( long acting)
Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan
untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin
yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan
memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi
Insulin diperlukan pada keadaan
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Ketoasidosis diabetik
Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)
Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali
dengan perencanaan makan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
Cara pemberian insulin ada beberapa macam
a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan
glukosa darah
b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan
24
c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman
konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis
insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari
insulin human
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah
dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg
setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa
kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar
gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin
lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari
harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin
sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit
perut
Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap
pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit
(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula
darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin
mengandung 25-30 IUmg
H Komplikasi DM
1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren
2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf
(stroke neuropati)
3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke
25
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)
dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III
RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien
datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta
kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2
jam PP
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa
disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational
Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda
dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
26
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani
pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan
berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)
Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan
dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan
nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu
dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai
hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan
pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi
pengontrolan kadar gula darah
27
DAFTAR PUSTAKA
1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
httpdokter-alwicomdiabeteshtml
2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-
diagnosis-diabetes-2010html
4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses
15 desember 2012 httpwwwperkeniorg
page=proyek_improving_diabetes_health
6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar
Malang httpwwwfkumyecasenet
28
3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan
Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g
glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air
18
Pemeriksaan Laboratorium
Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)
bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari
(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani
seperti biasa
bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan
minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan
bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa
bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)
dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit
bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2
jam setelah minum larutan glukosa selesai
bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok
19
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka
dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh
- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199
mgdl
- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl
Reduksi Urine
Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin
yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya
glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi
urine adalah
Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan
untuk menegakkan
Diagnosis
Nilai (+) sampai (++++)
Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria
obat-obatan dan lainnya
Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg
Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg
Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg
20
Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman
F Manifestasi Klinik
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau
kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah
dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan
air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)
sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah
ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan
seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma
21
G Penatalaksanaan
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin
(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain
itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu
makanan (diet)
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan
penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai
kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan
mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil
yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian
suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar
gula darah
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan
jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan
1 Obat hipoglikemik oral
Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan
A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid
B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion
C Penghambat glukoneogenesis (metformin)
D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa
E DPP-IV inhibitor
22
2 Suntikan
A Insulin
B Agonis GLP-1incretin mimetic
A Insulin
Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain
1 Kerja cepat (rapid acting)
Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)
Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi
kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan
secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin
kerja panjang
2 Kerja menengah (intermediate acting)
23
Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan
menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada
insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat
absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik
karena protamin bukanlah protein
3 Kerja panjang ( long acting)
Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan
untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin
yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan
memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi
Insulin diperlukan pada keadaan
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Ketoasidosis diabetik
Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)
Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali
dengan perencanaan makan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
Cara pemberian insulin ada beberapa macam
a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan
glukosa darah
b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan
24
c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman
konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis
insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari
insulin human
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah
dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg
setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa
kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar
gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin
lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari
harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin
sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit
perut
Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap
pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit
(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula
darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin
mengandung 25-30 IUmg
H Komplikasi DM
1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren
2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf
(stroke neuropati)
3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke
25
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)
dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III
RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien
datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta
kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2
jam PP
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa
disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational
Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda
dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
26
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani
pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan
berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)
Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan
dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan
nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu
dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai
hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan
pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi
pengontrolan kadar gula darah
27
DAFTAR PUSTAKA
1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
httpdokter-alwicomdiabeteshtml
2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-
diagnosis-diabetes-2010html
4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses
15 desember 2012 httpwwwperkeniorg
page=proyek_improving_diabetes_health
6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar
Malang httpwwwfkumyecasenet
28
Pemeriksaan Laboratorium
Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)
bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari
(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani
seperti biasa
bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan
minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan
bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa
bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)
dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit
bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2
jam setelah minum larutan glukosa selesai
bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok
19
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka
dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh
- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199
mgdl
- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl
Reduksi Urine
Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin
yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya
glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi
urine adalah
Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan
untuk menegakkan
Diagnosis
Nilai (+) sampai (++++)
Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria
obat-obatan dan lainnya
Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg
Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg
Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg
20
Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman
F Manifestasi Klinik
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau
kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah
dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan
air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)
sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah
ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan
seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma
21
G Penatalaksanaan
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin
(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain
itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu
makanan (diet)
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan
penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai
kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan
mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil
yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian
suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar
gula darah
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan
jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan
1 Obat hipoglikemik oral
Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan
A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid
B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion
C Penghambat glukoneogenesis (metformin)
D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa
E DPP-IV inhibitor
22
2 Suntikan
A Insulin
B Agonis GLP-1incretin mimetic
A Insulin
Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain
1 Kerja cepat (rapid acting)
Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)
Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi
kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan
secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin
kerja panjang
2 Kerja menengah (intermediate acting)
23
Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan
menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada
insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat
absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik
karena protamin bukanlah protein
3 Kerja panjang ( long acting)
Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan
untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin
yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan
memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi
Insulin diperlukan pada keadaan
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Ketoasidosis diabetik
Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)
Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali
dengan perencanaan makan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
Cara pemberian insulin ada beberapa macam
a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan
glukosa darah
b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan
24
c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman
konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis
insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari
insulin human
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah
dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg
setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa
kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar
gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin
lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari
harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin
sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit
perut
Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap
pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit
(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula
darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin
mengandung 25-30 IUmg
H Komplikasi DM
1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren
2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf
(stroke neuropati)
3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke
25
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)
dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III
RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien
datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta
kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2
jam PP
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa
disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational
Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda
dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
26
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani
pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan
berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)
Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan
dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan
nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu
dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai
hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan
pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi
pengontrolan kadar gula darah
27
DAFTAR PUSTAKA
1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
httpdokter-alwicomdiabeteshtml
2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-
diagnosis-diabetes-2010html
4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses
15 desember 2012 httpwwwperkeniorg
page=proyek_improving_diabetes_health
6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar
Malang httpwwwfkumyecasenet
28
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka
dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh
- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199
mgdl
- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl
Reduksi Urine
Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin
yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya
glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi
urine adalah
Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan
untuk menegakkan
Diagnosis
Nilai (+) sampai (++++)
Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria
obat-obatan dan lainnya
Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg
Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg
Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg
20
Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman
F Manifestasi Klinik
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau
kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah
dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan
air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)
sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah
ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan
seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma
21
G Penatalaksanaan
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin
(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain
itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu
makanan (diet)
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan
penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai
kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan
mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil
yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian
suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar
gula darah
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan
jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan
1 Obat hipoglikemik oral
Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan
A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid
B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion
C Penghambat glukoneogenesis (metformin)
D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa
E DPP-IV inhibitor
22
2 Suntikan
A Insulin
B Agonis GLP-1incretin mimetic
A Insulin
Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain
1 Kerja cepat (rapid acting)
Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)
Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi
kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan
secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin
kerja panjang
2 Kerja menengah (intermediate acting)
23
Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan
menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada
insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat
absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik
karena protamin bukanlah protein
3 Kerja panjang ( long acting)
Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan
untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin
yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan
memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi
Insulin diperlukan pada keadaan
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Ketoasidosis diabetik
Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)
Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali
dengan perencanaan makan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
Cara pemberian insulin ada beberapa macam
a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan
glukosa darah
b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan
24
c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman
konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis
insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari
insulin human
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah
dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg
setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa
kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar
gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin
lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari
harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin
sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit
perut
Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap
pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit
(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula
darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin
mengandung 25-30 IUmg
H Komplikasi DM
1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren
2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf
(stroke neuropati)
3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke
25
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)
dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III
RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien
datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta
kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2
jam PP
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa
disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational
Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda
dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
26
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani
pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan
berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)
Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan
dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan
nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu
dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai
hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan
pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi
pengontrolan kadar gula darah
27
DAFTAR PUSTAKA
1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
httpdokter-alwicomdiabeteshtml
2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-
diagnosis-diabetes-2010html
4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses
15 desember 2012 httpwwwperkeniorg
page=proyek_improving_diabetes_health
6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar
Malang httpwwwfkumyecasenet
28
Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman
F Manifestasi Klinik
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau
kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah
dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan
air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)
sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah
ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan
seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma
21
G Penatalaksanaan
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin
(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain
itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu
makanan (diet)
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan
penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai
kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan
mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil
yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian
suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar
gula darah
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan
jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan
1 Obat hipoglikemik oral
Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan
A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid
B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion
C Penghambat glukoneogenesis (metformin)
D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa
E DPP-IV inhibitor
22
2 Suntikan
A Insulin
B Agonis GLP-1incretin mimetic
A Insulin
Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain
1 Kerja cepat (rapid acting)
Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)
Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi
kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan
secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin
kerja panjang
2 Kerja menengah (intermediate acting)
23
Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan
menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada
insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat
absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik
karena protamin bukanlah protein
3 Kerja panjang ( long acting)
Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan
untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin
yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan
memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi
Insulin diperlukan pada keadaan
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Ketoasidosis diabetik
Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)
Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali
dengan perencanaan makan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
Cara pemberian insulin ada beberapa macam
a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan
glukosa darah
b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan
24
c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman
konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis
insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari
insulin human
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah
dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg
setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa
kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar
gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin
lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari
harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin
sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit
perut
Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap
pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit
(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula
darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin
mengandung 25-30 IUmg
H Komplikasi DM
1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren
2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf
(stroke neuropati)
3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke
25
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)
dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III
RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien
datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta
kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2
jam PP
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa
disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational
Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda
dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
26
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani
pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan
berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)
Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan
dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan
nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu
dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai
hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan
pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi
pengontrolan kadar gula darah
27
DAFTAR PUSTAKA
1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
httpdokter-alwicomdiabeteshtml
2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-
diagnosis-diabetes-2010html
4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses
15 desember 2012 httpwwwperkeniorg
page=proyek_improving_diabetes_health
6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar
Malang httpwwwfkumyecasenet
28
G Penatalaksanaan
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin
(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain
itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu
makanan (diet)
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan
penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai
kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan
mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil
yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian
suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar
gula darah
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan
jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan
1 Obat hipoglikemik oral
Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan
A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid
B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion
C Penghambat glukoneogenesis (metformin)
D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa
E DPP-IV inhibitor
22
2 Suntikan
A Insulin
B Agonis GLP-1incretin mimetic
A Insulin
Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain
1 Kerja cepat (rapid acting)
Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)
Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi
kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan
secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin
kerja panjang
2 Kerja menengah (intermediate acting)
23
Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan
menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada
insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat
absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik
karena protamin bukanlah protein
3 Kerja panjang ( long acting)
Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan
untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin
yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan
memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi
Insulin diperlukan pada keadaan
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Ketoasidosis diabetik
Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)
Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali
dengan perencanaan makan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
Cara pemberian insulin ada beberapa macam
a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan
glukosa darah
b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan
24
c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman
konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis
insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari
insulin human
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah
dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg
setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa
kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar
gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin
lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari
harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin
sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit
perut
Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap
pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit
(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula
darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin
mengandung 25-30 IUmg
H Komplikasi DM
1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren
2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf
(stroke neuropati)
3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke
25
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)
dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III
RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien
datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta
kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2
jam PP
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa
disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational
Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda
dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
26
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani
pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan
berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)
Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan
dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan
nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu
dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai
hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan
pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi
pengontrolan kadar gula darah
27
DAFTAR PUSTAKA
1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
httpdokter-alwicomdiabeteshtml
2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-
diagnosis-diabetes-2010html
4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses
15 desember 2012 httpwwwperkeniorg
page=proyek_improving_diabetes_health
6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar
Malang httpwwwfkumyecasenet
28
2 Suntikan
A Insulin
B Agonis GLP-1incretin mimetic
A Insulin
Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain
1 Kerja cepat (rapid acting)
Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)
Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi
kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan
secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin
kerja panjang
2 Kerja menengah (intermediate acting)
23
Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan
menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada
insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat
absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik
karena protamin bukanlah protein
3 Kerja panjang ( long acting)
Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan
untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin
yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan
memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi
Insulin diperlukan pada keadaan
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Ketoasidosis diabetik
Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)
Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali
dengan perencanaan makan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
Cara pemberian insulin ada beberapa macam
a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan
glukosa darah
b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan
24
c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman
konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis
insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari
insulin human
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah
dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg
setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa
kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar
gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin
lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari
harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin
sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit
perut
Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap
pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit
(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula
darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin
mengandung 25-30 IUmg
H Komplikasi DM
1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren
2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf
(stroke neuropati)
3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke
25
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)
dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III
RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien
datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta
kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2
jam PP
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa
disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational
Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda
dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
26
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani
pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan
berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)
Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan
dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan
nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu
dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai
hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan
pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi
pengontrolan kadar gula darah
27
DAFTAR PUSTAKA
1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
httpdokter-alwicomdiabeteshtml
2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-
diagnosis-diabetes-2010html
4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses
15 desember 2012 httpwwwperkeniorg
page=proyek_improving_diabetes_health
6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar
Malang httpwwwfkumyecasenet
28
Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan
menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada
insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat
absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik
karena protamin bukanlah protein
3 Kerja panjang ( long acting)
Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan
untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin
yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan
memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi
Insulin diperlukan pada keadaan
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Ketoasidosis diabetik
Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)
Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali
dengan perencanaan makan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
Cara pemberian insulin ada beberapa macam
a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan
glukosa darah
b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan
24
c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman
konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis
insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari
insulin human
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah
dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg
setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa
kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar
gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin
lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari
harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin
sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit
perut
Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap
pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit
(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula
darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin
mengandung 25-30 IUmg
H Komplikasi DM
1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren
2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf
(stroke neuropati)
3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke
25
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)
dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III
RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien
datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta
kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2
jam PP
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa
disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational
Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda
dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
26
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani
pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan
berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)
Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan
dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan
nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu
dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai
hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan
pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi
pengontrolan kadar gula darah
27
DAFTAR PUSTAKA
1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
httpdokter-alwicomdiabeteshtml
2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-
diagnosis-diabetes-2010html
4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses
15 desember 2012 httpwwwperkeniorg
page=proyek_improving_diabetes_health
6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar
Malang httpwwwfkumyecasenet
28
c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman
konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis
insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari
insulin human
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah
dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg
setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa
kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar
gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin
lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari
harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin
sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit
perut
Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap
pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit
(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula
darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin
mengandung 25-30 IUmg
H Komplikasi DM
1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren
2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf
(stroke neuropati)
3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke
25
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)
dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III
RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien
datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta
kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2
jam PP
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa
disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational
Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda
dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
26
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani
pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan
berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)
Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan
dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan
nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu
dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai
hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan
pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi
pengontrolan kadar gula darah
27
DAFTAR PUSTAKA
1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
httpdokter-alwicomdiabeteshtml
2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-
diagnosis-diabetes-2010html
4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses
15 desember 2012 httpwwwperkeniorg
page=proyek_improving_diabetes_health
6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar
Malang httpwwwfkumyecasenet
28
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)
dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III
RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien
datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta
kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2
jam PP
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa
disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational
Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda
dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita
1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)
3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)
5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki
7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu
26
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani
pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan
berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)
Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan
dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan
nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu
dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai
hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan
pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi
pengontrolan kadar gula darah
27
DAFTAR PUSTAKA
1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
httpdokter-alwicomdiabeteshtml
2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-
diagnosis-diabetes-2010html
4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses
15 desember 2012 httpwwwperkeniorg
page=proyek_improving_diabetes_health
6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar
Malang httpwwwfkumyecasenet
28
8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya
10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani
pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan
berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)
Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan
dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan
nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu
dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai
hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan
pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi
pengontrolan kadar gula darah
27
DAFTAR PUSTAKA
1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
httpdokter-alwicomdiabeteshtml
2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-
diagnosis-diabetes-2010html
4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses
15 desember 2012 httpwwwperkeniorg
page=proyek_improving_diabetes_health
6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar
Malang httpwwwfkumyecasenet
28
DAFTAR PUSTAKA
1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
httpdokter-alwicomdiabeteshtml
2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-
diagnosis-diabetes-2010html
4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses
15 desember 2012 httpwwwperkeniorg
page=proyek_improving_diabetes_health
6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar
Malang httpwwwfkumyecasenet
28