laporn permanganometri

30
BAB I PENDAHULUAN I.1 latar belakang Secara umum Pada percobaan permanganometri ini menggunakan reaksi redoks atau reaksi oksidasi dan Reaksi reduksi sebab permanganometri termaksud Salah satu contoh reaksi oksidasi reduksi . Oksidasi reduksi , reaksi yang melibatkan penangkapan dan pelepasan elektron. Dalam setiap reaksi redoks, jumlah elektron yang dilepaskan oleh reduktor harus sama dengan jumlah elektron yang ditangkap oleh oksidator. Ada dua cara untuk menyetarakan persamaan reaksi redoks yaitu metode bilangan oksidasi dan metode setengah reaksi. Reaksi redoks dapat digunakan dalam analisis volumetri bila memenuhi syarat .Titrasi redoks suatu titrasi larutan standar oksidator dengan suatu reduktor atau sebaliknya, dasarnya adalah reaksi oksidasi-reduksi antara titer dan titran.Dikenal bermacam-macam titrasi redoks yaitu salah satunya permanganometri. .(1) Umumnya titrasi dilakukan dalam suasan asam karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasinya. Namun

description

:)

Transcript of laporn permanganometri

Page 1: laporn permanganometri

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 latar belakang

Secara umum Pada percobaan permanganometri ini menggunakan reaksi

redoks atau reaksi oksidasi dan Reaksi reduksi sebab permanganometri termaksud

Salah satu contoh reaksi oksidasi reduksi .

Oksidasi reduksi , reaksi yang melibatkan penangkapan dan pelepasan

elektron. Dalam setiap reaksi redoks, jumlah elektron yang dilepaskan oleh reduktor

harus sama dengan jumlah elektron yang ditangkap oleh oksidator. Ada dua cara

untuk menyetarakan persamaan reaksi redoks yaitu metode bilangan oksidasi dan metode

setengah reaksi. Reaksi redoks dapat digunakan dalam analisis volumetri bila memenuhi

syarat .Titrasi redoks suatu titrasi larutan standar oksidator dengan suatu

reduktor atau sebaliknya, dasarnya adalah reaksi oksidasi-reduksi antara titer dan

titran.Dikenal bermacam-macam titrasi redoks yaitu salah satunya permanganometri.

.(1)

Umumnya titrasi dilakukan dalam suasan asam karena akan lebih mudah

mengamati titik akhir titrasinya. Namun ada beberapa senyawa yang lebih mudah

dioksidasi dalam suasana netral contohnya hidrasin, sulfit, sulfida dan tiosulfat .

merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium permanganat

(KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara

KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara

langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam atau garam oksalat yang

dapat larut (8)

Permanganometri yaitu titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks ini, ion

MnO4-bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4-akan berubah menjadi ion Mn2+

Page 2: laporn permanganometri

Kalium permanganat adalah oksidator paling baik utnuk menentukan kadar

besi yang terdapat dalam sampel dalam suasana asam netral menggunakan asam

sulfat. Ion permanganat dapat tereduksi menjadi ion manganat yang berwarna hijau

Titrasi harus dilakukan dalam larutan yang bersifat asam kuat karena reaksi

tersebut tidak terjadi bolak balik, sedangakan potensial elektroda sangat tergantung

pada pH (5)

Cara titrasi permanganometri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat

organic. Percobaan ini juga merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum mengenai

permanganometri, serta praktek yang sebenarnya sangat membantu pemahaman

praktikan

Adapun hubungan percobaan ini dengan farmasi yaitu dapat digunakan dalam

penentuan kadar suatu senyawa berdasarkan reaksi redoks untuk membuat sediaan

obat yang bersifat reduktor misalnya bentuk kapsul, tablet maupun injeksi. (6)

I.2 maksud dan tujuan

I.2.1 Maksud percobaan

Mengetahui dan memahmi penetapan kadar senyawa dengan

metode permangano metri

I.2.2 Tujuan percobaan

Untuk mengetahui cara pembuatan dan pembakuan larutan

baku KMnO4 dengan pereaksi Na2C2O4.

Untuk menetapkan kadar Besi(Fe) dalam sampel Besi(II) sulfat

heptahidrat.

Page 3: laporn permanganometri

I.2 Prinsip percobaan

Penetapan kadar FeSO4 berdasarkan dengan reaksi redoks ion permanganat,

dimana FeSO4 ini bersifat reduktor direaksikan terlebih dahulu dengan air dan asam

sulfat encer, lalu dititrasi dengan KMnO4 yang bersifat oksidator, dimana titik akhir

dititrasi ditandai dengan perubahan warna dari bening menjadi merah muda tetap selama 30

detik.

Page 4: laporn permanganometri

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori

Selama lebih dari satu abad, kalium permanganat telah digunakan sebagai alat

pengoksidasi yang penting dalam reaksi redoks. (1)

Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh

kalium permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan

reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu.(1)

Titrasi dengan KMnO4 sudah dikenal lebih dari seratus tahun. Kebanyakan

titrasi dilakukan dengan cara langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+,

asam atau garam oksalat yang dapat larut dan sebagainya. Beberapa ion logam yang

tidak dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung dengan permanganometri

seperti:

(1) ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat diendapkan sebagai

oksalat. Setelah endapan disaring dan dicuci, dilarutkan dalam H2SO4 berlebih

sehingga terbentuk asam oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat inilah yang

akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat dihitung banyaknya ion logam yang

bersangkutan.

(2) ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah

disaring, dicuci, dan dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan baku

FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+ dioksidasi oleh khromat tersebutdan sisanya

dapat ditentukan banyaknya dengan menitrasinya dengan KMnO4 (4)

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks. Dalam

reaksi ini, ion MnO4- bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4

- akan berubah

menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam.Teknik titrasi ini biasa digunakan

untuk menentukan kadar oksalat atau besi dalam suatu sample. (4.)

Page 5: laporn permanganometri

Pada permanganometri, titran yang digunakan adalah kalium permanganat.

Kalium permanganat mudah diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali

digunakan larutan yang sangat encer serta telah digunakan secara luas sebagai

pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih. Setetes permanganat memberikan suatu

warna merah muda yang jelas kepada volume larutan dalam suatu titrasi. Warna ini

digunakan untuk menunjukkan kelebihan pereaksi. Kalium Permanganat

distandarisasikan dengan menggunakan natrium oksalat atau sebagai arsen (III)

oksida standar-standar primer. Reaksi yang terjadi pada proses pembakuan kalium

permanganat menggunakan natrium oksalat adalah:

5C2O4- + 2MnO4

- + 16H+ → 10CO2 + 2Mn2+ + 8H2O

Akhir titrasi ditandai dengan timbulnya warna merah muda yang disebabkan

kelebihan permanganat.(underword,2002)

Metode permanganometri didasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganat.

Oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana asam, netral dan alkalis.

MnO4- + 8H+ + 5e → Mn 2+ + 4H2O

Kalium permanganat dapat bertindak sebagai indikator, dan umumnya titrasi

dilakukan dalam suasan asam karena karena akan lebih mudah mengamati titik akhir

titrasinya. Namun ada beberapa senyawa yang lebih mudah dioksidasi dalam suasana

netral atau alkalis contohnya hidrasin, sulfit, sulfida, sulfida dan tiosulfat . Reaksi

dalam suasana netral yaitu

MnO4 + 4H+ + 3e → MnO4 +2H2O

Kenaikan konsentrasi ion hidrogen akan menggeser reaksi kekanan

Reaksi dalam suasana alkalis :

MnO4- + 3e → MnO42-

MnO42- + 2H2 O + 2e → MnO2 + 4OH-

MnO4- + 2H2 O + 3e → MnO2 +4OH-

Page 6: laporn permanganometri

Reaksi ini lambat dalam larutan asam, tetapi sangat cepat dalam larutan netral.

Karena alasan ini larutan kalium permanganat jarang dibuat dengan melarutkan

jumah-jumlah yang ditimbang dari zat padatnya yang sangat dimurnikan misalnya

proanalisis dalam air, lebih lazim adalah untuk memanaskan suatu larutan yang baru

saja dibuat sampai mendidih dan mendiamkannya diatas penangas uap selama satu

/dua jam lalu menyaring larutan itu dalam suatu penyaring yang tak mereduksi seperti

wol kaca yang telah dimurnikan atau melalui krus saring dari kaca maser.

Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan

pereaksi ini, namun beberapa pereaksi membutuhkan pemanasan atau penggunaan

sebuah katalis untuk mempercepat reaksi. Kalau bukan karena fakta bahwa banyak

reaksi permanganat berjalan lambat, akan lebih banyak kesulitan lagi yang akan

ditemukan dalam penggunaan reagen ini sebagai contoh, permanganat adalah agen

unsur pengoksida, yang cukup kuat untuk mengoksida Mn(II) menjadi MnO2 sesuai

dengan persamaan

3Mn2+ + 2MnO4- + 2H2O → 5MnO2 + 4H+

Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir dari titrasi

cukup untuk mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah MnO2 . Penentuan

besi dalams biji-biji besi adalah salah satu aplikasi terpenting dalam titrasi-titrasi

permanganat. Asam terbaik untuk melarutkan biji besi adalah asam klorida dan timah

(II) klorida sering ditambahkan untuk membantu proses kelarutan. Sebelum dititrasi

dengan permanganat setiap besi (III) harus di reduksi menjadi besi (II). Reduksi ini

dapat dilakukan dengan reduktor jones atau dengan timah (II) klorida. Reduktor jones

lebih disarankan jika asam yang tersedia adalah sulfat mengingat tidak ada ion

klorida yang masuk. (4)

Page 7: laporn permanganometri

Jika larutannya mengandung asam klorida seperti yang sering terjadi reduksi

dengan timah (II) klorida akan lebih memudahkan. Klorida ditambahkan kedalam

larutan panas dari sampelnya dan perkembangan reduksi diikuti dengan

memperhatikan hilangnya warna kuning dari ion besi. (4)

II.2 Uraian bahan

1. KMnO4 (2)

Nama resmi : Kalli permanganas

Nama lain : Kalium permanganat

RM : KMnO4

BM :158,03

Pemerian : Hablur mengkilap, ungu tua hampir hitam, tidak

berbau,rasa manis

Kelarutan : Larut dalam 16 bagian air, mudah larut dalam air

mendidih .

Kegunaan : Sebagai sampel

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

2. Aquadest(2)

Nama resmi :Aquadestillata

Nama lain : Air suling

RM : H2O

BM :18,02

Pemerian :Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak

berbau.

Kelarutan :Larut dalam etanol dan gliserol

Kegunaan :Sebagai pelarut

Page 8: laporn permanganometri

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

3. FeSO4(3)

Nama resmi : Ferrosi sulfas

Nama lain :Besi(II)sulfat

RM : FeSO4

BM : 278,01/151,90

Pemerian : Habrul atau granul warna hijau kebiruan, pucat,

tidak berbau, dan rasa seperti garam. Merekah di

udara kering. Segera teroksidasi dalam udara

lembab, berbentuk besi(III) sulfat berwarna kuning

kecoklatan. Larutan(1 dalam 10) bereaksi asam

terhadap lakmus P. pH lebih kurang 3,7.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, tidak larut dalam air, tidak

larut dalam etanol, sangat mudah larut dalam air

mendidih.

Kegunaan : Anemia defesiensi besi

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Page 9: laporn permanganometri

4. Asam sulfat (2)

Nama resmi :Acidum sulfuricum

Nama lain :Asam sulfat

RM : H2SO4

BM :98,07

Pemerian :Cairan kental, seperti minyak, korosif tidak berwarna,

Jika ditambahkan kedalam air menimbulkan panas.

Kegunaan :Sebagai larutan titer

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

5. Natrium oksalat (2)

Nama resmi : Natrium oksalat

Nama lain : Natrium oksalat

RM : Na2C2O4

BM : 134,00

Pemerian : Serbuk hablur, putih

Kegunaan :Sebagai bahan untuk membakukan KMnO4

Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat

Page 10: laporn permanganometri

BAB III

METODE KERJA

3.1 Alat dan bahan

3.1.1 alat

buret

batang pengaduk

gelas kimia

gelas ukur

kaki tiga

kertas saring

klem

labu erlemeyer

labu ukur

neraca analitik

pipet tetes

pipet volum

statif

termometer air raksa

3.1.2 bahan

aluminium foil

asam sulfat

aquades

FeSO4

KMnO4

Alcohol

Page 11: laporn permanganometri

3.2 cara kerja

a. Pembuatan Larutan KMn04

Dilarutkan lebih kurang 0,41 gr KMn04 dalam 125 ml air dan

masukkan dalam labu.

Didihkan kurang lebih 15 menit

Ditutup dan biarkan kurang lebih dari 2 hari

Disaring dengan kertas saring

Dimasukkan dalam botol coklat

b. Pembakuan Larutan Baku KMn04 dengan Na2C204

Ditimbang seksama lebih kurang 20 mg Na2c204 yang telah

dikeringkan pada suhu 1100

Dilarutkan dalam 25 ml air

Ditambahkan 0,7 ml asam sulfat

Dipanaskan hingga suhu lebi kurang 70oC

Ditambahkan perlahan-lahan KMn04 sampai berwarna merah

muda pucat selama 15 detik.Suhu larutan selama titrasi tidak

kurang dari 600

c. Penentuan kadar FeS04

Ditambahkan seksama 0,5 mg FeSO4 . 7 H20

Dimasukkan dalam labu Erlenmeyer

Ditambahkan 12,5 ml asam sulfat encer

Ditambahkan 12,5 ml air suling

Dititrasi dengan kalium permanganat 0.1 N, sampai berwarna

merah mudah tetap

Diulangai percobaan selama 2 kali

Ditentukan Kadarnya

Page 12: laporn permanganometri

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

IV.1 Gambar dan tabel

IV.1.1 Gambar

a. titrasi Na2C2O4 dengan larutan baku KMnO4

b Titrasi penetapan kadar FeSO4

Page 13: laporn permanganometri

IV.1.2Tabel

No. SampelBobot

sampel

Volume Normalitas Perubahan

warnaTitran Titrat Titran Titrat

1. Na2C2O4 20 mg25,7

ml3,5 ml

0,0119

N0,087N

Merah

muda

pucat

2. FeSO4 0,5 mg 25 ml 23 ml 0,1N 0,1086NMerah

muda

IV.2 Perhitungan

1. Normalitas Na2C2O4

Cara 1

Dik : V1 Na2C2O4 ¿ 3.5 ml

V2 KMnO4 ¿ 25.7 ml

N2 KMnO4 ¿ 0.0119 N

Dit : N1 Na2C2O4 ¿ ……?

Penyelesaian :

V1 ∙ N1 ¿ V2 ∙ N2

3.5 ∙ N1 ¿ 25.7 x 0.0119N

N1 ¿25,7 x0,0119

3,5=0.3058

3.5

= 0.087 N

2. Normalitas FeSO4

Dik : V1FeSO4 = 23 ml

V2 KMnO4 = 25 ml

N2 KMnO4 = 0.1 N

Dit : N1FeSO4 =…..?

Page 14: laporn permanganometri

Penyelesaian :

V1 ∙ N1 ¿ V2 ∙ N2

23 ∙ N1 ¿ 25 ∙ 0.1

N1 ¿25 x 0,1

23=2,5

23

= 0,1086 N

3. % Kadar FeSO4

Dik : Vtitran = 25 ml

Ntitran = 0.1 N

BE = 197

5=¿39.42

Vol. sampel = 50 ml

Dit : % kadar b/b FeSO4 =……?

Penyelesaian :

% kadar bb

= 25 x 0,1 x39,42

0,5 ¿ 197,1%

IV.3 Reaksi

a. Reaksi Pembuatan KMnO4

4 KMnO4 + 2 H2O 4 KOH + 4 MnO2 + 3O2

b. Reaksi Pembakuan dengan Natrium Oksalat

MnO4- + 8 H+ + 5 e- Mn2+ + 4 H2O x 2

C2O4 2 CO2 + 2e- x 5

2 MnO4- + 16 H+ + 5 C2O4 2 Mn2+ + 8 H2O + 10 CO2

Atau

5NaC2O4 + 2KMnO4 + 8H2SO4 2MnSO4 + 5Na2SO4 + K2SO4 +

10 CO2 + 8H2O

c. Reaksi Penentuan Kadar FeSO4

2KMnO4 + 8H2SO4 + 10 FeSO4 2MnSO4 + 8H2O + 5 Fe2 (SO4)3

Page 15: laporn permanganometri

+ K2SO4

IV.4 Pembahasan

Pada praktikum ini saya dapat membahas yaitu praktikum mengenai Titrasi

permanganometri. Di mana . titrasi Permanganometri ini didasarkan pada reaksi

redoks . ion MnO4-bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4-akan berubah menjadi ion

Mn2+

Permanganometri ini termasuk salah satu analisis kimia kuantitatif, yang

tujuannya untuk menentukan kadar atau pun konsentrasi dalam suatu sampel. Adapun

prinsip kerjanya yaitu berdasarkan reaksi reduksi oksidasi atau redoks, yakni sampel

direaksikan dengan larutan yang mempunyai daya mereduksi atau mengoksidasi lebih

besar yaitu seperti KMnO4 secara titrasi permanganometri tanpa menggunakan

indikator atau autoindikator. Titik akhir titrasi ditunjukan dengan terjadinya

perubahan warna larutan menjadi merah jambu. (5).

Seperti yang kami lakukan pada percobaan ini dalam membuat larutan kalium

permanganat , yaitu yang di lakukan terlebih dahulu melarutkan KMnO4 kurang lebih

0,14 gram dengan menggunakan pelarut berupa air kurang lebih 125 ML , setelah itu

didihkan selama 15 menit agar suatu larutan tersebut dapat bereaksi lebih baik saat

melakukan titrasi , oleh sebab itu harus di didihkan sehingga menghasilkan warna

ungu , ketika didihkan dan menghasilkan warna ungu maka di tutup dengan

menggunakan aluminium foil alasannya agar suatu larutan tersebut tidak mudah

menguap dan organisme yang berada di luar sampel tidak mudah masuk ,setelah itu

di dinginkan larutan tersebut , yang terakhir larutan tersebut di saring dengan

menggunakan penyaring “ kenapa harus di saring ..??? “ agar mendapat hasil yang

baik , setelah itu di masukan pada botol coklat dengan alasan agar larutan tersebut

tidak dapat terkontaminasi dengan cahaya , jika terkontaminasi dengan cahaya maka

akan mudah terurai KMnO4 menjadi MnO2 sehingga pada titk akhir atau pada

perubahan warna akan membentuk presipitat coklat hal ini termaksud kekurangan

Page 16: laporn permanganometri

dari mentitrasi permanganometri dan setelah di masukan ke dalam botol coklat

kemudian di masukan ke dalam buret yang di gunakan sebagai titran.

Sifat-sifat Kalium Permanganat

Kalium permanganate adalah oksidator kuat. Reagen ini dapat diperoleh

dengan mudah, tidak mahal, dan tidak membutuhkan indicator terkecuali untuk

larutan yang amat encer. Satu tetes 0,1 N permanganate memberikan warna merah

muda yang jelas pada volume dari larutan yang biasa dipergunakan dalam sebuah

titrasi. Warna ini digunakanuntuk mengindikasi kelebihan reagen tersebut.

Kelemahannya adalah dalam medium HCL. Cl-dapat teroksidasi, demikian juga

larutannya, memiliki kestabilan yang terbatas.

Reaksi yang paling umum ditemukan dalam laboratorium adalah reaksi yang terjadi

dalam larutan-larutan yang bersifat asam, 0.1 N atau lebih besar:

MnO4- + 8H+ + 5e ? Mn2+ + 4H2O     E° = +1,51 V

Permanganate bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan

reaksi ini, namun beberapa substansi membutuhkan pemanasan atau penggunaan

sebuah katalis untuk mempercepat reaksi. Sebagai contoh, permanganate adalah agen

unsure pengoksidasi yang cukup kuat unuk mengoksidasi Mn(II) menjadi MnO2 , titik

akhir permanganate tidak permanen dan warnanya dapat hilang karena reaksi:

3Mn2+ + 2MnO4- + 2H2O ? 5MnO2 (s) + 4H+ Ungu   Tidak berwarna

Larutan-larutan permanganat yang bersifat asam tidak stabil karena asam

permanganate terdekomposisi dan air teroksidasi (6)

Cara mentitrasi yaitu terlebih dahulu Natrium oksalat di masukan ke dalam

gelas kimia kurang lebih 20 Mg , tambahkan air kurang lebih 125 ML hingga

Page 17: laporn permanganometri

Natrium oksalatnya larut dan di panaskan hingga mencapai suhu 70oC sebab reaksi

permanganat lambat pada suhu kamar tetapi kecepatan meningkat setelah Mn2+

terbentuk. Mn2+ bertindak sebagai katalis dihasilkan oleh reaksinya sendiri. oleh

karna itu dipanaskan pada suhu 70oC , kemudian larutan tersebut dititrasi perlahan-

lahan dengan menggunakan larutan kalium permanganat sampai titik akhirnya

tersebut berwarna merah mudah pucat dan warna hanya dapat bertahan selama 15

detik , kemudian ditimbang FeSO4 kurang lebih 0,5 gram yang di larutkan dalam air

yang kurang lebih 12,5 ML ,dan setelah itu ditambahkan asam sulfat sebanyak 12,5

ML yaitu agar dapat mengasamkan suatu larutan dengan menggunakan larutan

H2SO4 encer , kemudian dimasukan ke dalam labu erlemeyer Sampai terbentuk

perubahan warna merah mudah

Page 18: laporn permanganometri

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan dan saran

V.1.1 Kesimpulan

Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan

berdasarkan reaksi oleh kalium permanganat (KMnO4). Reaksi ini

difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara

KMnO4 dengan bahan baku tePrtentu

Pada permanganometri, titran yang digunakan adalah kalium

Spermanganat. Kalium permanganat mudah diperoleh dan tidak

memerlukan indikator kecuali digunakan larutan yang sangat encer

serta telah digunakan secara luas sebagai pereaksi oksidasi selama

seratus tahun lebih. Setetes permanganat memberikan suatu warna

merah muda yang jelas kepada volume larutan dalam suatu titrasi.

V.1.2 Saran

Diharapkan pada asisten agar lebih baik praktikum tersebut

tidak di buat skaligus , sebab kami bingung dalam membuat

laporan

Diharapkan agar leb farmasinya di buat lebih luas sebab

membuat kami merasa tidak nyaman

Page 19: laporn permanganometri

Diharapkan agar bahan-bahan dan alat yang akan di gunakan

pada praktikum ini lebih lengkap sehingga kami tidak saling

pinjam meminjam antara kelompok

DAFTAR PUSTAKA

1. Day , R.A , A.L Underwood, 1993 , Analisa kuantitatif edisi ke-4. Jakarta :

Erlangga

2. Dirjen POM .1979 . Farmakope Indonesia Edisi ke-3 . Jakarta : Departemen

Kesehatan Repoblik Indonesia

3. Dirjen POM .1995 . Farmakope Indonesia Edisi ke-4 . Jakarta : Departemen

Kesehatan Repoblik Indonesia

4. Harjadi , W . 1990 . Ilmu kimia analitik Dasar . Jakarta : Gramedia

5. Susanti dan Yenny Wunas. 1992. Analisa Kimia Farmasi Kwantitatif.

Makassar: LEMBAGA PENERBIT UNHAS

6. Khopkhar , S.M .1990 . Konsep dasar kimia analitik . Erlangga : Jakarta

7. Mulyono , HAM .2005 . Kamus kimia cetakan ke-3 . Jakarta : Bumi Aksara

Page 20: laporn permanganometri

LAMPIRAN

Alat dan bahan

- Alat

- Bahan

Skema kerja

- Pembuatan KMNO4 0,1 N

- Dilarutkan 0,41 gr KMnO4 dalam labu dgn

125 ml air

- Dipanaskan larutan selama 15 menit

- Ditutup labu dan dibiarkan selama 2 hari

- Disaring melalui asbes

KMnO4 0.1 gr

Larutan KMnO4 0,1 N

Page 21: laporn permanganometri

- Pembakuan KMNO4 0,1 N dengan Na2C2O4

- Ditimbang seksama kira-kira 20 mg Na2C2O4

yang telah dikeringkan pada suhu 110oC,

sampai berat konstan

- Dilarutkan dalam 25 ml air

- Ditambahkan 0,7 ml asam sulfat

- Dipanaskan sampai kira-kira 70oC

- Ditambahkan secara perlahan-lahan KMnO4

sampai berwarna merah muda yang tahan 15

detik

- Penetapan kadar FeSO4

- Dilarutkan 0,5 gr FeSO4

- Ditambahkan 12,5 ml asam sulfat encer

- Ditambahkan 12,5 ml air

FeSO4 0,5 g

Larutan KMnO4 0,1 N

Larutan baku KMnO4 dengan

Page 22: laporn permanganometri

- Dititrasi dengan larutan KMNO4 baku

0,1 N sampai timbul warna merah muda

yang tetap

Larutan FeSO4