laporan teknik listrik
-
Upload
reski-trimayuda -
Category
Documents
-
view
51 -
download
0
description
Transcript of laporan teknik listrik
LAPORANRANCANG BANGUN PENERANGAN JALAN DENGAN LDR, RELAY, DAN LCD
BERBASIS MIKROKONTROLLER ATmega8535
Disusun Oleh :
Agus Achmadi (3.31.13.1.01)
Ani Khofifah (3.31.13.1.04)
Reski Trimayuda Marani (3.31.13.1.16)
Yos Nauval Ahmad (3.31.13.1.22)
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2015
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................................
Kata Pengantar.......................................................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................................
Daftar Gambar.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................................
BAB III PERANCANGAN ALAT.......................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................................
BAB V PENUTUP...............................................................................................................
Daftar Pustaka........................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sistim Minimum IC ATMega8535
Gambar 2.2 Konfigurasi PIN Atmega8535
Gambar 2.3 LCD 2x16
Gambar 2.4 Arsitektur ATmega8535
Gambar 3.1 Mikrokontroller Atmega8535
Gambar 3.2 LDR
Gambar 3.3 Dioda
Gambar 3.4 LED
Gambar 3.5 Resistor
Gambar 3.6 Kapasitor
Gambar 3.7 Transistor
Gambar 3.8 Accu (aki)
Gambar 3.9 Relay 5 VDC
Gambar 3.10 Adaptor 12 VDC
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lampu jalan pada umumnya masih menggunakan daya PLN sebagai sumber utamanya, serta ditambah fungsi timer untuk menyalakan dan mematikan lampu tersebut. Dengan demikian, dirancang lampu jalan dengan LDR dan Relay yang mana lampu tersebut akan menyala pada saat dibutuhkan seperti ketika terjadi kabut yang cukup tebal sehingga pencahayaan matahari berkurang karena tertutup kabut maupun awan gelap. Dengan rangkaian Lampu Otomatis Dengan Saklar Cahaya ini kita tidak perlu menghidupkan atau mematikan lampu secara manual karena proses tersebut berjalan secara otomatis mengikuti kondisi cahaya disekitar pemasangan rangkaian Lampu Otomatis Dengan Saklar Cahaya tersebut, selain itu juga dilengkapi dengan menggunakan sebuah program mikrokontroller Atmega8535.
Waktu penyalaan lampu jalan di sore hingga pagi hari menggunakan sumber PLN secara penuh, bersamaan dengan waktu penyalaan lampu di perumahan pada khususnya, membuat tegangan yang dibutuhkan PLN semakin banyak pada jam-jam tersebut sehingga terjadi beban puncak dan memakan biaya lebih. Dengan demikian, untuk menghindari beban puncak maka kami membuat sistim lampu jalan dengan sumber tegangan accu dan PLN, pada siang hari, tegangan dari PLN digunakan untuk mengecas tegangan pada accu, lalu ketika malam hari, accu digunakan sebagai sumber tegangan untuk menyalakan lampu jalan.
1.2 Batasan Masalah
Pembahasan masalah dalam laporan proyek ini hanya mencakup masalah-masalah
sebagai berikut:
1. Sistem Pengontrolan menggunakan Mikrokontroler ATMega8535
2. Bahasa pemrograman menggunakan bahasa C, dan software yang digunakan adalah
code vision AVR.
3. Program yang digunakan adalah program menyalakan LED dengan kombinasi
menggunakan LDR dan Relay, berikut dengan pengembangannya.
1.3 Tujuan
Setelah Menyelesaikan tugas akhir ini yang diperoleh adalah :
1. Mahasiswa dapat membuat rancang bangun lampu jalan menggunakan Relay dan
LDR berbasis Mikrokontroller Atmega8535
2. Mahasiswa dapat menjelaskan arsitektur umum dan keistimewaan dari
mikrokontroller Atmega 8535.
3. Mahasiswa dapat menggunakan fingsi output pada mikrokontroler ATMega8535
4. Mahasiswa dapat mengaplikasikan materi yang diberikan pada mata kuliah
Mikrokontroller
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari lampu jalan ini, antra lain:
1. Lampu jalan bisa menyala otomatis menggunakan sensor cahaya.
2. Memberikan rasa aman dan nyaman kepada pengguna jalan.
3. Menghemat pemakaian energi listrik.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Deskripsi Mikrokontroller ATMega8535
Mikrokontroler ATMega8535 merupakan salah satu keluarga dari AVR
keluaran Atmel. ATMega853 memiliki fitur yang cukup lengkap. Mulai dari kapasitas
memori program dan memori data yang cukup besar, interupsi, timer/counter, analog
comparator, EEPROM internal dan juga ADC internal semuanya ada dalam ATMega
8535. ATMega8535juga Memiliki teknologi RISC dengan kecepatan maksimal 16
MHz. Dengan fasilitas yang lengkap tersebut menjadikan ATMega8535 sebagai
mikrokontroler yang powerful. Adapun Fitu-fitur dari ATMega8535:
a) 130 macam instruksi, yang semuanya dieksekusi dalam satu siklus clock.
b) 32 x 8-bit register serba guna.
c) Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz..
d) 8 Kbyte Flash Memori, yang memiliki fasilitas In-System Programing.
e) 512 Byte internal EEPROM.
f) 512 Byte SRAM.
g) Programming Lock, fasilitas untuk mengamankan kode program..
h) 2 buah timer/counter 8bit dan 1 buah timer/counter 16bit.
i) 4 channel output PWM
j) 8 channel ADC 10bit.
k) Serial USART.
l) Master/Slave SPI serial interface.
m) Serial TWI atau 12C.
n) On-Chip Analog Computer.
Gambar2 1. ATMEGA 38535
Berikut adalah konfigurasi PIN pada ATMega8535:
Gambar 2.1 Konfigurasi Pin ATMega8535
Dari gambar tersebut dapat dijelaskan secara fungsional konfigurasi pin ATMega8535 sebagai berikut:
1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya.
2. GND merupakan pin ground.
3. Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC.
4. Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus , yaitu Timer/Counter, komparator analog, dan SPI.
5. Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TWI, komparator analog, dan Timer Oscilat.
6. Port D (PD0.. PD7 merupakan pin I/O dua arah dan fungsi khusus, yaitu komparator analog, interupsi eksternal, komunikasi serial.
7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler.
8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.
9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.
10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC
Berikut ini adalah penjelasan dari pin mikrokontroler ATMega8535 menurut port-nya masing-masing:
Port A
Pin33 sampai dengan pin 40 merupakan pin dari port A. Merupakan 8 bit directional port I/O. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer port A dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port A (DDRA) harus di-setting terlebih dahulu sebelum port A digunakan. Bit-bit DDRA diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port A yang disesuaikan sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin pada port A juga memiliki fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel:Tabel Penjelasan pin pada port A
Pin Keterangan
PA.7 ADC7 (ADC Input Channel 7)
PA.6 ADC6 (ADC Input Channel 6)
PA.5 ADC7 (ADC Input Channel 5)
PA.5 ADC4 (ADC Input Channel 4)
PA.3 ADC3 (ADC Input Channel 3)
PA.2 ADC2 (ADC Input Channel 2)
PA.1 ADC1 (ADC Input Channel 1)
PA.0 ADC0 (ADC Input Channel 0)
Port B
Pin 1 sampai dengan pin 8 merupakan pin dari port B. Merupakan 8 bit directional port I/O. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer port B dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port B (DDRB) harus di-setting terlebih dahulu sebelum port B digunakan. Bit-bit DDRB diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pinport B yang disesuaikan sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port B juga memiliki fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel:
Tabel Penjelasan pin pada port B
Pin Keterangan
PB.7 SCK (SPI Bus Serial Clock)
PB.6 VISO (SPI Bus Master Input/Slave Output)
PB.5 VOSI (SPI Bus Master Output/Slave Input)
PB.4 SS (SPI Slave Select Input)
PB.3AIN1 (Analog Comparator Negative Input)OCC (Timer/Counter0 Output Compare Match Output)
PB.2AIN0 (Analog Comparator Positive Input)INT2 (External Interrupt2 Input)
PB.1 T1 (Timer/Counter1 External Counter Input)
PB.0T0 (Timer/Counter0 External Counter Input)XCK (JSART External Clock Input/Output)
Port C
Pin 22 sampai dengan pin 29 merupakan pin dari port C. Port C sendiri merupakan port input atau output. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer port C dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port C (DDRC) harus di-setting terlebih dahulu sebelum port C digunakan. Bit-bit DDRC diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port C yang disesuaikan sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port D juga memiliki fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel II.6:
Tabel Penjelasan pin pada port C
Pin Keterangan
PC.7 TOSC2 (Timer Oscillator Pin 2)
PC.6 TOSC1 (Timer Oscillator Pin 1)
PC.1 SDA (Two-Wire Serial Bus Data Input/OutputLine)
PC.0 SCL (Two-Wire Serial Bus Clock Line)
Port D
Pin 14 sampai dengan pin 20 merupakan pin dari port D. Merupakan 8 bit directional port I/O. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer port D dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port D (DDRD) harus di-setting terlebih dahulu sebelum port D digunakan. Bit-bit DDRD diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port D yang disesuaikan sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port D juga memiliki fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel:
Tabel Penjelasan pin pada port D
Pin Keterangan
PD.0 RDX (UART input line)
PD.1 TDX (UART output line)
PD.2 INT0 (external interrupt 0 input)
PD.3 INT1 (external interrupt 1 input)
PD.4 OC1B (Timer/Counter1 output compareB match output)
PD.5 OC1A (Timer/Counter1 output compareA match output)
PD.6 ICP (Timer/Counter1 input capture pin)
PD.7 OC2 (Timer/Counter2 output compare match output)
2.2 LCD
LCD merupakan kependekan dari Liquid Crystal Display yang berarti sebuah tampilan yang berasal dari sebuah cairan kristal. Karena jenis LCD yang digunakan pada tugas akhir ini adalah LCD 2x16, maka tampilannya sebanyak16 karakter dan 2 baris. Susunan dari titik-titik inilah yang nantinya dapat menampilkan karakter yang beraneka ragam.
Gambar 2.3 LCD 2x16
Fungsi setiap kaki pada LCD, sebagai berikut :
Kaki 1 (GND)
Kaki ini dihubungkan dengan tegangan +5 Volt yang merupakan tegangan untuk sumber daya dari LCD.
Kaki 2 (VCC)
Kaki ini dihubungkan dengan tegangan 0 volt (ground) dan modul LCD.
Kaki 3 (VEE/LCD)
Tegangan pengatur kontras LCD, kaki ini terhubung pada V5. Kontras mencapai nilai maksimum pada saat kondisi kaki ini pada tegangan 0 volt.
Kaki 4 (RS)
Register Select, kaki pemilih register yang akan diakses. Untuk akses ke register data, logika dari kaki ini adalah 1 dan untuk akses ke register perintah, logika dari kaki ini adalah 0.
Kaki 5 (R/W)
Logika 1 pada kaki ini menunjukkan bahwa model LCD sedang pada mode pembacaan dan logika 0 menunjukkan bahwa modul LCD sedang pada mode penulisan. Untuk aplikasi yang tidak memerlukan pembacaan data pada modul LCD, kaki ini dapat dihubungkan langsung ke ground.
Kaki 6 (E)
Enable Clock LCD, kaki ini mengaktifkan clock LCD. Logika 1 pada kaki ini diberikan pada saat penulisan atau pembacaan data.
Kaki 7-14 (D0-D7)
Data bus, kedelapan kaki modul LCD ini adalah bagian dimana aliran data sebanyak 4 bit atau 8 bit mengalir saat proses penulisan maupun pembacaan data.
Kaki 15 (Anoda)
Berfungsi untuk tegangan positif dari backlight modul LCD sekitar 4,5 Volt.
Kaki 16 (Katoda)
Tegangan negatif backlight modul LCD sebesar 0 volt.
Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN, RS dan R/W, jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberitahu LCD bahwa data sedang dikirimkan. Untuk mengirimkan data ke LCD, maka melalui program EN harus dibuat logika low “0“ dan set pada dua jalur kontrol yang lain RS dan RW. Ketika dua jalur yang lain telah siap, set EN dengan logika “ 1 “ dan tunggu untuk sejumlah waktu tertentu dan berikutnya set EN ke logika low “ 0 “ lagi.
Mikrokontroler ATMega8535 memiliki arsitetur Harvard, yakni memisahkan
memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat memaksimalkan
untuk kerja dan paralelisme. Instruksi-instruksi dalam memori program dieksekusi
dalam satu alur tunggal, dimana pada satu instruksi-instruksi dapat dieksekusi dalam
setiap satu siklus clock.
Gambar 2.4 Arsitektur ATMega8535
32 x 8-bit regsister serba guna digunakan untuk mendukung operasi pada
arithmetic Logic Unit (ALU) yang dapat dilakukan dalam satu siklus. 6 dari
register serba guna ini dapat digunakan sebagai 3 buah register pointer 16-bit pada
mode pengalamatan tak langsung untuk mengambil data pada ruang memori data.
Ketiga register pointer 16bit ini disebut dengan register X( gabungan R26 dan R27),
register Y(gabungan 28 dan 29), register Z (gabungan R30 dan R31).Selain reiste
serbaguna di atas, terdapat register lain yang terpetakan dengan teknik memory
mapped I/O sebesar 64 byte. Beberapa register digunakan untuk fungsi khusus antara
lain sebagai register kontrol timer/counter, interupsi, ADC, EEPROM dan fungsi
I/O(Input/Output) lainnya.
2.4 CodeVisionAVR
CodeVisionAVR adalah salah satu program pengembang / pembuatan
program untuk kemudian ditanamkan dan dijalankan pada microcontroller terutama
mikrokontroller keluarga AVR. CodeVisionAVR juga bisa disebut sebagai IDE
( Integrated Development Environment) yaitu lingkungan kerja yang terintegrasi, karena
disamping tugas utamanya (meng -compile kode program menjadi file HEX / bahasa
mesin). Kelebihan dari CodeVisionAVR adalah tersedianya fasilitas untuk
mendownload program ke mikrokontroler yang telah terintegrasi sehingga dengan
demikian CodeVisionAVR ini selain dapat berfungsi sebagai software compiler
juga berfungsi sebagai software programmer/downloader. Jadi kitadapat melakukan
proses download program yang telah dikompile menggunakan software
CodeVisionAVR juga.
Pada Otomasi Lampu Halte Bus program C yang akan digunakan adalah
program menyalakan LED dengan kombinasi menggunakan switch, berikut dengan
pengembangannya.
BAB III
PERANCANGAN ALATPENERANGAN JALAN DENGAN LDR, RELAY, DAN LCD BERBASIS
MIKROKONTROLLER ATmega8535
3.1 Software3.3.1 Listing Program
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
// Alphanumeric LCD Module functions
#asm
.equ __lcd_port=0x15 ;PORTC
#endasm
//
#include <lcd.h>
// Declare your global variables here
void main(void)
{
PORTB=0xFF;
DDRB=0x00;
DDRD=0xFF;
// LCD module initialization
lcd_init(16);
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(16,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(15,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(14,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(13,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(12,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(11,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(10,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(9,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(8,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(7,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(6,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(5,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(4,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(3,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(2,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(1,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(2000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("= =");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("=_ _=");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("=_= =_=");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("=_=D =_=");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("=_=DI =_=");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("=_=DIA =_=");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("=_=DIAK =_=");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("=_=DIAKT =_=");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("=_=DIAKTI =_=");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("=_=DIAKTIF =_=");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("=_=DIAKTIFK =_=");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("=_=DIAKTIFKA =_=");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("=_=DIAKTIFKAN=_=");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("=_=DIAKTIFKAN=_=");
delay_ms(10000);
lcd_clear();
while(1)
if (PINB.3==1)
{
{PORTD=0x00;}
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("=_=(MODE AKI)=_= ");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("-PELEPASAN DAYA-");
delay_ms(500);
lcd_clear();
}
else
{
{PORTD=0xFF;}
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("---(MODE PLN)---");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("PENYIMPANAN DAYA");
delay_ms(500);
lcd_clear();
}
}
3.2 Hardware
3.2.1. Daftar Komponen dan Fungsi
1. Mikrokontroler ATMega8535
Merupakan komponen yang utama yang digunakan sebagai otak dari pemroses
program dalam bahasa C yang digunakan untuk menjalankan program yang
diinginkan.
Gambar 3.1 Mikrokontroler ATMega8535
2. LDR
LDR (Light Dependent Resistor) adalah sensor cahaya yang dapat mengubah
besaran cahaya yang diterima menjadi besaran konduktansi. Apabila LDR
(Light Dependent Resistor) menerima cahaya maka nilai konduktansi antara
kedua kakinya akan meningkat (resistansi turun). Semakin besar cahaya yang
diterima maka semakin tinggi nilai konduktansinya (nilai resistansinya semakin
rendah). Aplikasi LDR salah satunya pada lampu penerangan jalan yang akan
menyala otomatis pada saat cahaya matahari mulai redup. Sedangkan LDR
disini difungsikan sebagai sensor untuk memicu penyalaan lampu di malam
hari (kekurangan Cahaya)
Gambar 3.2 Photodioda
3. Dioda
Dioda secara umum berfungsi untuk memperbolehkan arus listrik mengalir
dalam suatu arah (disebut kondisi bias maju) dan untuk menahan arus dari arah
sebaliknya (disebut kondisi bias mundur).
Gambar 2.3 Dioda
4. LED (Light Emitting Diode)
LED merupakan salah satu jenis dioda yang mengubah energi perpindahan
electron –
electron yang jatuh dari pita konduksi ke pita valensi menjadi cahaya.
LED disini difungsikan sebagai Lampu dalam dan luar pada halte.
Gambar 2.4 LED
5. Resistor
Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk
menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan diantara kedua
salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya.
Gambar 2.5 Resistor
6. Kapasitor
Kapasitor atau yang sering disebut kondensator adalah suatu alat yang dapat
menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan listrik.
Gambar 2.6 Resistor
7. Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,
sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.
Gambar 2.7 Transistor
8. Accu(aki)
Aki atau storage baattery merupakan sebuah elemen sekunder yang merupakan
sumber arus listrik searah yang dapatmengubah energi kimia menjadi energi
listrik.
Gambar 2.8 Aki
9. Adaptor
Adaptor merupakan pemyearah dari sumber tegangan AC menuju sumber pada
rangkaian yaitu DC. Adaptor pada rangkaian ini menggunakan sumber 220V
AC dan outputnya 9V.
Gambar 2.9 Adaptor
3.2.2 Rangkaian Otomasi Lampu Halte berbasis Mikrokontroler Atmega8535
Gambar Rangkaian Keseluruhan
sisi
Rangkaian LDR
Rangkaian lampu luar
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Listing Program#include <mega8535.h> // sebagai kepala program (Library)
#include <delay.h> // fungsi sebagai delay
#asm // inisialisasi LCD mau dipasang di PORT mana
.equ __lcd_port=0x15 ;PORTC // LCD dihubungkan pada PORT C
#endasm
#include <lcd.h> // mengincludekan fungsi-fungsi LCD/pengaktifan sebagai LCD
void main(void) // program utama
{ // untuk memulai program
PORTB=0xFF; // inisialisasi PORT
DDRB=0x00; // inisialisasi PORT
DDRD=0xFF; // inisialisasi PORT
lcd_init(16); // inisialisasi LCD, yang digunakan 16 baris
lcd_gotoxy(0,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf(""); // menampilkan tulisan “”
delay_ms(1000); // delay 1000 ms untuk program selanjutnya
lcd_clear(); // meng-clear LCD, menampilkan tulisan kosong pada LCD
lcd_gotoxy(16,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(15,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(14,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(13,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(12,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(11,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(10,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(9,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(8,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(7,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(6,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(5,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(4,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(3,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(2,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(1,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
delay_ms(2000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
lcd_gotoxy(0,1); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("= =");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
lcd_gotoxy(0,1); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("=_ _=");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
lcd_gotoxy(0,1); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("=_= =_=");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
lcd_gotoxy(0,1); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("=_=D =_=");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
lcd_gotoxy(0,1); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("=_=DI =_=");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
lcd_gotoxy(0,1); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("=_=DIA =_=");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
lcd_gotoxy(0,1); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("=_=DIAK =_=");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
lcd_gotoxy(0,1); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("=_=DIAKT =_=");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
lcd_gotoxy(0,1); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("=_=DIAKTI =_=");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
lcd_gotoxy(0,1); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("=_=DIAKTIF =_=");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("=_=DIAKTIFK =_=");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
lcd_gotoxy(0,1); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("=_=DIAKTIFKA =_=");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
lcd_gotoxy(0,1); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("=_=DIAKTIFKAN=_=");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("PENERANGAN JALAN");
lcd_gotoxy(0,1); // penulisan pada baris 1 kolom 1
lcd_putsf("=_=DIAKTIFKAN=_=");
delay_ms(10000);
lcd_clear();
while(1)
if (PINB.3==1)
{
{PORTD=0x00;}
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("=_=(MODE AKI)=_= ");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("-PELEPASAN DAYA-");
delay_ms(500);
lcd_clear();
}
else
{
{PORTD=0xFF;}
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("---(MODE PLN)---");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("PENYIMPANAN DAYA");
delay_ms(500);
lcd_clear();
}
}
4.2 Hasil Data
a. Siang hari (Terang)
Sumber Tegangan Cuaca Lampu Keterangan
PLN Cerah Mati Pada posisi ini
sumber dari PLN
bertugas untuk
mengecas Aki
dalam waktu
tertentu, sampai
lampu menyala,
pengecasan
berhenti.
Aki Gelap Nyala Pada posisi ini
sumber dari PLN
diputuskan oleh
kontak relay 5
VDC. Lampu
menyala dengan
menggunakan
sumber dari aki.
b. Malam Hari (Gelap)
Sumber Tegangan Cuaca Lampu Keterangan
Aki Cerah Nyala Pada posisi ini
sumber dari PLN
diputuskan oleh
kontak relay 5
VDC. Lampu
menyala dengan
menggunakan
sumber dari aki.
Aki Gelap Nyala Pada posisi ini
sumber dari PLN
diputuskan oleh
kontak relay 5
VDC. Lampu
menyala dengan
menggunakan
sumber dari aki.
4.3 Prinsip Kerja
Rangkaian ini akan bekerja berdasarkan sensor LDR sebagai pemicu untuk
penyalaan lampu, karena sifat LDR yang unik, yaitu LDR akan mempunyai
resistansi yang sangat besar pada kondisi tidak terkena cahaya dan sebaliknya bila
terkena cahaya yang cukup, maka LDR akan mempunyai resistansi yang nol.
Mula-mula, sensor LDR yang diset sebagai saklar resistansi yang aktif saat
gelap atau apabila kekurangan cahaya, yang kemudian akan mengaktifkan lampu
jalan secara otomatis.
Ketika keadaan terang, sumber PLN akan mencarger aki yang digunakan
sebagai sumber tegangan lampu jalan, selanjutnya LCD akan menunjukan indikator
bahwa sumber dari PLN sedang mengecas aki.
Saat keadaan gelap, maka sumber PLN akan diputuskan oleh relay 5 VDC, dan
ketika itu juga lampu pada penerangan jalan akan ikut menyala dengan menggunakan
sumber dari aki , selanjutnya LCD akan menunjukan indikator bahwa sumber aki
sedang bekerja menyalakan lampu jalan.
Proses tersebut akan terus berlanjut sedemikianrupa.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perancangan, pengujian, dan analisa pada Tugas Akhir
Mikrokontroler ini dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan alat ini pemakaian energi listrik, khususnya lampu
dapat lebih terkendali dan efisisen, sehingga pemakaian pun akan lebih
hemat.
2. Pemrograman bahasa C memudahkan programer untuk melakukan program
pada Mikrokontroller.
3. Kontak Relay dapat digunakan sebagai sarana input untuk menggantikan
saklar.
4. Sensor LDR sebagai sensor cahaya digunakan untuk mengatur nyala LED.
5. Dengan biaya yang terjangkau, program sederhana, serta komponen yang
mudah ditemukan, alat ini dapat digunakan untuk keperluan umum.
B. SARAN
Saran yang dapat penyusun sampaikan dari pelaksanaan tugas akhir ini adalah :
1. Dalam merencakan pembuatan mikrokontroler sebaiknya perlu direncanakan,
diperhitungkan dan dianalisa dengan cermat, agar hasil yang diinginkan lebih
maksimal.
2. Dalam pembuatan rancangan desain mikrokontroler sebaiknya dirancang
sesederhana mungkin namun tetap memiliki fungsi yang bermanfaat bagi
kehidupan.
3. Untuk lebih lanjut lampu jalan ini bisa diaplikasikan untuk keperluan umum
dengan pengembangan sesuai kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bejo, Agus, “C&AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam Mikokontroler
2. ATmega8535”, Graha Ilmu: YogYakarta, 2008 Malik, M.I, 2003,
3. www.mytutorialcafe.co m 4. https://www.google.co.id/?
gws_rd=cr,ssl&ei=nmWCVbLJE8H58QXUx4PYDw#q=lampu+jalan+modern+%2B+ldr+dengan+mikrokontroler
5. http://www.tahukahkamu.org/article.php?id=109
LAMPIRAN