Laporan Proper Bab 2
-
Upload
tria-indriasih -
Category
Documents
-
view
9 -
download
2
description
Transcript of Laporan Proper Bab 2
1
I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Nitrat adalah salah satu jenis senyawa kimia yang sering ditemukan di
alam seperti dalam tanaman dan air Senyawa ini terdapat dalam tiga bentuk
yaitu ion nitrat (ion-NO)3 kalium nitrat (KNO3) dan nitrogen nitrat (NO3-N)
Aktivitas mikroba di tanah atau air menguraikan sampah yang mengandung
nitrogen organik pertama ndash tama menjadi ammonia kemudian dioksidasikan
menjadi nitrit dan nitrat Oleh karena nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan
menjadi nitrat maka nitrat adalah senyawa yang paling sering ditemukan di dalam
air bawah tanah maupun air yang terdapat di permukaan Pencemaran oleh pupuk
nitrogen termasuk ammonia anhidrat seperti juga sampah organik hewan maupun
manusia dapat meningkatkan kadar nitrat di dalam air Senyawa yang
mengandung nitrat di dalam tanah biasanya larut dan dengan mudah bermigrasi
dengan air bawah tanah (httpmarinescience-nirwan blogspot com 2011 03
analisis-nitrathtml)
Fosfat terdapat dalam air alam atau air limbah sebagai senyawa ortofosfat
polifosfat dan fosfat organis Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk
terlarut tersuspensi atau terikat di dalam sel organisme air Di daerah pertanian
ortofosfat berasal dari bahan pupuk yang masuk ke dalam sungai atau danau
melalui drainase dan aliran air hujan Polifosfat dapat memasuki sungai melalui
air buangan penduduk dan industri yang menggunakan bahan detergen yang
mengandung fosfat seperti industri logam dan sebagainya Fosfat organis terdapat
dalam air buangan penduduk (tinja) dan sisa makanan Fosfat organis dapat pula
2
terjadi dari ortofosfat yang terlarut melalui proses biologis karena baik bakteri
maupun tanaman menyerap fosfat bagi pertumbuhannya
(httpeckhochemsblogspotcom201004analisis-kandungan-fosfat-pada
airhtml)
BOD5 merupakan suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara
global proses mikrobiologis yang benar - benar terjadi dalam air Pemeriksaan
BOD520 diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan dan
untuk mendesain sistem pengolahan secara biologis (Alerts dan Santika 1987
dalam Rahmawati dan Azizah 2005)
BOD5 diukur dengan mengurangkan hasil dari DO awal dengan DO akhir
sampel yang telah diinkubasi selama 5 hari Dari hasil tersebut dapat terlihat
berapa besar oksigen yang dipakai oleh mikroorganisme untuk melakukan
penguraian
12 Tujuan dan Manfaat Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengukur dan secara langsung
kadar Nitrat Fosfatdan BOD5 dalam kolam Budidaya
Manfaat yang dapat diambil dari praktikum ini adalah agar Praktikan dapat
mengetahui kualitas air di kolam Budidyaa dan dapat menyimpulkan bahwa
kolam tersebut sudah mulai tercemar atau dalam keadan baik
3
II TINJAUAN PUSTAKA
21 Nitrat
Menurut Effendi (2003) Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan
alami dan merupakan nitrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae Nitrat
nitrogen sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil Senyawa ini dihasilkan
dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan Nitrifikasi yang
merupakan proses yang penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung aerob
22 Fosfat
Input utama fosfat ke danau berasal dari aliran sungai dan pengendapan
Air hujan juga merupakan sumber fosfat namun hanya sedikit mengandung fosfat
dari pada hydrogen Sebagian besar fosfor terbang ke danau yang tidak berpolusi
sebagai partikel organik dan anorganik Hampir setengah dari fosfor yang
terkandung dalam limbah rumah tangga berasal dari detergen (Golaman and
Horne 1983 dalam Apridayanti 2008)
23 Biochemical Oxygen Demand
BOD5 merupakan merupakan salah satu indikator pencemaran organik
pada suatu perairan Perairan dengan nilai BOD5 tinggi mengindikasikan bahwa
air tersebut tercemar oleh bahan organik Bahan organik akan distabilkan secara
biologi dengan melibatkan mikroba melalui sistem oksidasi aerobik dan anaerobik
(Marganof 2007)
Hal ini disebabkan BOD5 dapat menggambarkan jumlah bahan organik
yang dapat diuraikan secara biologis yaitu jumlah oksigen terlarut yang
dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk memecahkan atau mengoksidasi bahan-
4
bahan organik menjadi karbondioksida dan air Nilai BOD5 yang tinggi
menunjukkan semakin besarnya bahan organik yang terdekomposisi
menggunakan sejumlah oksigen di perairan (Rahmawati dan Azizah 2005)
Lee et al (1978) dalam Nurullita dan Mifbakhuddin (2011) menyatakan
bahwa tingkat pencemaran suatu perairan dapat dinilai berdasarkan nilai BOD5-
nya
Tabel 3 Status kualitas air berdasarkan nilai BOD520 (Lee et al 1978 dalam
Nurullita dan Mifbakhuddin (2011)
NO
Nilai BOD520
(ppm) Status Kualitas Air
1 le 29 Tidak Tercemar2 30 ndash 50 Tercemar Ringan3 51 ndash 149 Tercemar Sedang4 ge 15 Tercemar Berat
Pemeriksaan parameter BOD5 didasarkan pada reaksi oksidasi zat organik
dengan oksigen di dalam air dan proses tersebut berlangsung karena adanya
bakteri aerobik Untuk menguraikan zat organik memerlukan waktu plusmn 2 hari untuk
50 reaksi 5 hari untuk 75 reaksi tercapai dan 20 hari untuk 100 reaksi
tercapai Dengan kata lain tes BOD5 berlaku sebagai simulasi proses biologi
secara alamiah mula-mula diukur DO nol dan setelah mengalami inkubasi selama
5 hari pada suhu 28 degC (Kale and Mehrotra 2009)
Pengukuran akurat dari BOD5 memerlukan penentuan yang akurat DO
Permintaan biokimia oksigen mewakili jumlah oksigen dikonsumsi oleh bakteri
dan mikroorganisme lainnya sementara bakteri dan mikroorganisme lainnya
melakukan pembusukan bahan organik di bawah aerobik pada kondisi suhu yang
ditentukan (Delzer and McKenzie 2005)
5
III METODELOGI PRAKTIKUM
31 Waktu dan Tempat
Praktikum Nitrat Fosfat dan Biochemical Oxygen Demand ini
dilaksanakan pada hari Sabtu Tanggal 18 April 2015 pada pukul 0800 WIB
Bertempat di kolam BDP Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau
dan juga di laboratuorium Produktifitas Perairan
32 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam pratikum ialah air sampel yang diambil dari
kolam BDP Brucine asam sulfat pekat amonium molibdate aquades SnCl2
NaOH-KI MnSO4 H2SO4 Na2S2O3 5 H2o
Adapun alat-alat yang digunakan dalam pratikum ialah Pipet tetes botol
BOD Erlenmeyer kertas whatman kertas milipore dan Jarum Suntik
33 Metode
Metode yang digunakan dalam praktikun Produktivitas Perairan adalah
dengan mengambil air sample di kolam BDP dan diamati didalam laboratorium
lalu dihitung nilai nitrat fosfat dan BOD5 sesuai buku penuntun
34 Prosedur Pratikum
Nitrat
1 Air sampel diambil 25-50 ml dan disaring dengan kertas whatman No42
2 Air sampel yang telah disaring dipipet dan dimasukkan kedalam gelas piala
3Ditambah 022 ml Brucine aduk
6
4 Ditambah 1 ml H2SO4 pekat
5 Diukur dispektro 410420 nm
Fosfat
1Air sampel sebanyak 5 ml disaring dengan kertas milipore
2Dimasukkan kedalam gelas piala
3Ditambah 1 tetes SnCl2
4Ditambah 02 amonium molibdate (4 tetes)
BOD5
1 Air sampel diambil dengan menggunakan botol BOD 125 ml
2 Ditambah 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH dalam KI kemudian botol ditutup dan
dikocok lalu didiamkan sampai terbentuk endapan coklat
3 Ditambah 1 ml H2SO4 kemudian botol dikocok lagi sampai semua endapan
hilang (warna menjadi kuning)
4 Dimasukkan 50 ml air sampel tersebut kedalam erlenmeyer
5 Dilakukan titrasi dengan Na2S2O3 5 H2O hingga larutan berwarna kuning pucat
6 Ditambah 2 tetes indikator amilum sampai terbentuk warna biru
7 Dititrasi kembali dengan Na2S2O3 5 H2O hingga warna biru hilang
8 Diambil air sampel 100 ml
9 Ditambah 270 ml aquades
10 Diaerasi selama 5 menit
11 Dibagi sebanyak 5 botol dan diberi tanda
12 Disimpan selama 5 hari dan diamati setiap hari
7
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil
Tabel 1 Nitrat
Transmitan(T) 841
Absorbance (A) 00760
Konsentrasi 011 ppm
Tabel 2 Fosfat
Transmitan(T) 630
Absorbance (A) 02016
Konsentrasi 042 ppm
Tabel 3 BOD5
BOD5 BOD5(inkubasi 5 hari)
DO1 = 1375 mgL DO5 = 3734 mgL
41 Pembahasan
Nitrat
Dari hasil pengamatan dan penelitian nitrat nitrogen dengan cara
perbandingan air sampel yang telah direaksikan dengam contoh larutan baku
standart yang ada secara visual dengan diperoleh hasil sebesar 011 ppm pada air
sungai dan 005 ppm pada air kolam Hal ini terpengaruh dari besar kecilnya kadar
kandungan nitrat yang terdapat dalam perairan
8
Menurut KLH (2004) DKP (2002) dalam Irawan etal (2009) kadar
nitrat optimum diperairan didalam suatu perairan sebesar 09-32 mgl (ppm) Jadi
perairan sungai dan kolam tersebut belum mencapai rentang optimum kadar nitrat
Fosfat
Dari hasil pengamatan dan pengukuran orthofosfat dengan cara
perbandingan air sampel yang telah direaksikan dengan contoh larutan baku
standart yang ada secara visual yang diperoleh dari hasil 025 ppm pada air sungai
dan 01 ppm pada air kolam Hal ini berpengaruh dari besarnya kandungan fosfat
yang terdapat dalam perairan tersebut
Tingkat kesuburan perairan berdasarkan kadar fosfatnya menurut
Subarjanti (1990) dalam Fransiska (2000) adalah sebagai berikut
Oligotrofik memiliki kadar fosfat lt 001 mg PO43-l
Mesotrofik memiliki kadar fosfat antara 001-005 mg PO43-l
Eutrofik memiliki fosfar gt01 mg PO43-l
BOD5
BOD5 merupakan merupakan salah satu indikator pencemaran organik pada
suatu perairan Perairan dengan nilai BOD5 tinggi mengindikasikan bahwa air
tersebut tercemar oleh bahan organik Bahan organik akan distabilkan secara
biologi dengan melibatkan mikroba melalui sistem oksidasi aerobik dan anaerobik
(Marganof 2007)
Pada pengamatan yang dilakukan didapatkan BOD5 yaitu 3734 mgl Hal ini
dapat memeperlihatkan tingkat pencemaran suatu perairan masih dalam kategori
tercemar sedang dimana penyebabnya ialah pencemaran bahan organik di suatu
perairan sehingga self furification belum terlaksana dengan baik serta jumlah
oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk memecahkan atau
mengoksidasi bahan-bahan organik menjadi karbondioksida dan air menjadi
berkurang Hal ini sesuai dengan pernyataan Huda dkk (2012) yang menyatakan
9
bahwa BOD5 merupakan salah satu indikator pencemaran organik pada suatu
perairan Perairan dengan nilai BOD5 tinggi mengindikasikan bahwa air tersebut
tercemar oleh bahan organik Bahan organik akan distabilkan secara biologi
dengan melibatkan mikroba melalui sistem oksidasi aerobik dan anaerobik
Oksidasi aerobik dapat menyebabkan penurunan kandungan oksigen terlarut di
perairan sampai pada tingkat terendah sehingga kondisi perairan menjadi anaerob
yang dapat mengakibatkan kematian organisme akuatik menyatakan bahwa
tingkat pencemaran suatu perairan dapat dinilai berdasarkan nilai BOD5-nya
V KESIMPULAN DAN SARAN
10
51 Kesimpulan
1 Pengukuran Nitrat= 011 ppm dan termasuk perairan kolam tersebut belum
mencapai rentang optimum kadar nitrat
2 Pengukuran Fosfat= 042 ppm dan merupakan Eutrofik memiliki fosfar gt01
mg PO43-l
3 BOD520 perairan Teluk Kendari khususnya di Asrama Dayung yaitu 533312
mgl sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat pencemarannya masih dalam
kategori tercemar sedang
52 Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti saat melakukan pengukuran kualitas air
agar hasil yang didapat lebih akurat Disamping itu praktikan hendaknya lebih
bersungguh-sungguh dan disiplin dalam menjalankan prosedur praktikum agar
proses praktikum berjalan lancar
11
DAFTAR PUSTAKA
Apridayanti 2008 Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan Bhnineka Cipta
Deelzer G C amp McKenzie S W 2005 Five - Day Biochemical Oxygen Demand US Geological Survey TWRI Book 9 Chapter A72 USA pp 31
Effendie 2003 Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perairan Kanisius Jogjakarta 1990 Metodologi Biologi Perikanan
httpmarinescience-nirwanblogspotcom201103analisis-nitrathtml
httpeckhochemsblogspotcom201004analisis-kandungan-fosfat-pada-airhtml
Huda C Salni dan Melki 2012 Penapisan Aktivitas Antibakteri dari Bakteri yang Berasosiasi dengan Karang Sarcophyton sp Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya Indralaya Maspari Journal 2012 4 (1) 69 ndash 76
Kale M M amp Mehrotra I 2009 Rapid Determination of Biochemical Oxygen Demand International Journal of Civil and Environmental Engineering 11 2009 Pp 15 -22
Marganof 2007 Model Pengendalian Pencemaran Perairan di Danau Maninjau Sumatera Barat Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Bogor Hal 39 ndash 47
Narulita U dan Mifbakhuddin 2011 Manipulasi Waktu Tinggal dan Tebal Media Filter Tempurung Kelapa Terhadap Penurunan BOD (Biochemical Oxygen Demand) Dan Tss (Total Suspended Solid) Air Limbah Rumah Tangga Prosiding Seminar Nasional UNIMUS 2010 Hal 137 ndash 144
Rahmawati A A dan Azizah R 2005 Perbedaan Kadar BOD COD Tss dan Mpn Coliform pada Air Limbah Sebelum dan Sesudah Pengolahan di RSUD Nganjuk Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 1 Juli 200597 ndash 110
12
LAMPIRAN
1 Alat dan bahan
13
Botol BOD Erlenmenyer
Tissue Ppipet Tetes
Jarum Suntik Bahan-bahn Pratikum
2 Kegiatan Pratikum
14
Pemberian H2SO4 Endapan coklat
Pemasukan air sample kedalam erlenmeyer
Titrasi dengan Na2S2O3 5 H2O
Setelah endapan hilang Pemasukan air sample kedalam gelas ukur
Pemberian reagen MnSO4
Dokumentasi Kelompok
3 Perhitungan
15
DO (mgL) = DO (mgL) = ml titran x N thiosulfat x 8000 Mml sampel x ml botol BOD ndash ml reagen terpakai
Mml botol BOD
= 05 X 0025 X 8000 50 ( 300 ndash 65)
30= 100 = 374 mgL
3916
2
terjadi dari ortofosfat yang terlarut melalui proses biologis karena baik bakteri
maupun tanaman menyerap fosfat bagi pertumbuhannya
(httpeckhochemsblogspotcom201004analisis-kandungan-fosfat-pada
airhtml)
BOD5 merupakan suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara
global proses mikrobiologis yang benar - benar terjadi dalam air Pemeriksaan
BOD520 diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan dan
untuk mendesain sistem pengolahan secara biologis (Alerts dan Santika 1987
dalam Rahmawati dan Azizah 2005)
BOD5 diukur dengan mengurangkan hasil dari DO awal dengan DO akhir
sampel yang telah diinkubasi selama 5 hari Dari hasil tersebut dapat terlihat
berapa besar oksigen yang dipakai oleh mikroorganisme untuk melakukan
penguraian
12 Tujuan dan Manfaat Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengukur dan secara langsung
kadar Nitrat Fosfatdan BOD5 dalam kolam Budidaya
Manfaat yang dapat diambil dari praktikum ini adalah agar Praktikan dapat
mengetahui kualitas air di kolam Budidyaa dan dapat menyimpulkan bahwa
kolam tersebut sudah mulai tercemar atau dalam keadan baik
3
II TINJAUAN PUSTAKA
21 Nitrat
Menurut Effendi (2003) Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan
alami dan merupakan nitrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae Nitrat
nitrogen sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil Senyawa ini dihasilkan
dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan Nitrifikasi yang
merupakan proses yang penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung aerob
22 Fosfat
Input utama fosfat ke danau berasal dari aliran sungai dan pengendapan
Air hujan juga merupakan sumber fosfat namun hanya sedikit mengandung fosfat
dari pada hydrogen Sebagian besar fosfor terbang ke danau yang tidak berpolusi
sebagai partikel organik dan anorganik Hampir setengah dari fosfor yang
terkandung dalam limbah rumah tangga berasal dari detergen (Golaman and
Horne 1983 dalam Apridayanti 2008)
23 Biochemical Oxygen Demand
BOD5 merupakan merupakan salah satu indikator pencemaran organik
pada suatu perairan Perairan dengan nilai BOD5 tinggi mengindikasikan bahwa
air tersebut tercemar oleh bahan organik Bahan organik akan distabilkan secara
biologi dengan melibatkan mikroba melalui sistem oksidasi aerobik dan anaerobik
(Marganof 2007)
Hal ini disebabkan BOD5 dapat menggambarkan jumlah bahan organik
yang dapat diuraikan secara biologis yaitu jumlah oksigen terlarut yang
dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk memecahkan atau mengoksidasi bahan-
4
bahan organik menjadi karbondioksida dan air Nilai BOD5 yang tinggi
menunjukkan semakin besarnya bahan organik yang terdekomposisi
menggunakan sejumlah oksigen di perairan (Rahmawati dan Azizah 2005)
Lee et al (1978) dalam Nurullita dan Mifbakhuddin (2011) menyatakan
bahwa tingkat pencemaran suatu perairan dapat dinilai berdasarkan nilai BOD5-
nya
Tabel 3 Status kualitas air berdasarkan nilai BOD520 (Lee et al 1978 dalam
Nurullita dan Mifbakhuddin (2011)
NO
Nilai BOD520
(ppm) Status Kualitas Air
1 le 29 Tidak Tercemar2 30 ndash 50 Tercemar Ringan3 51 ndash 149 Tercemar Sedang4 ge 15 Tercemar Berat
Pemeriksaan parameter BOD5 didasarkan pada reaksi oksidasi zat organik
dengan oksigen di dalam air dan proses tersebut berlangsung karena adanya
bakteri aerobik Untuk menguraikan zat organik memerlukan waktu plusmn 2 hari untuk
50 reaksi 5 hari untuk 75 reaksi tercapai dan 20 hari untuk 100 reaksi
tercapai Dengan kata lain tes BOD5 berlaku sebagai simulasi proses biologi
secara alamiah mula-mula diukur DO nol dan setelah mengalami inkubasi selama
5 hari pada suhu 28 degC (Kale and Mehrotra 2009)
Pengukuran akurat dari BOD5 memerlukan penentuan yang akurat DO
Permintaan biokimia oksigen mewakili jumlah oksigen dikonsumsi oleh bakteri
dan mikroorganisme lainnya sementara bakteri dan mikroorganisme lainnya
melakukan pembusukan bahan organik di bawah aerobik pada kondisi suhu yang
ditentukan (Delzer and McKenzie 2005)
5
III METODELOGI PRAKTIKUM
31 Waktu dan Tempat
Praktikum Nitrat Fosfat dan Biochemical Oxygen Demand ini
dilaksanakan pada hari Sabtu Tanggal 18 April 2015 pada pukul 0800 WIB
Bertempat di kolam BDP Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau
dan juga di laboratuorium Produktifitas Perairan
32 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam pratikum ialah air sampel yang diambil dari
kolam BDP Brucine asam sulfat pekat amonium molibdate aquades SnCl2
NaOH-KI MnSO4 H2SO4 Na2S2O3 5 H2o
Adapun alat-alat yang digunakan dalam pratikum ialah Pipet tetes botol
BOD Erlenmeyer kertas whatman kertas milipore dan Jarum Suntik
33 Metode
Metode yang digunakan dalam praktikun Produktivitas Perairan adalah
dengan mengambil air sample di kolam BDP dan diamati didalam laboratorium
lalu dihitung nilai nitrat fosfat dan BOD5 sesuai buku penuntun
34 Prosedur Pratikum
Nitrat
1 Air sampel diambil 25-50 ml dan disaring dengan kertas whatman No42
2 Air sampel yang telah disaring dipipet dan dimasukkan kedalam gelas piala
3Ditambah 022 ml Brucine aduk
6
4 Ditambah 1 ml H2SO4 pekat
5 Diukur dispektro 410420 nm
Fosfat
1Air sampel sebanyak 5 ml disaring dengan kertas milipore
2Dimasukkan kedalam gelas piala
3Ditambah 1 tetes SnCl2
4Ditambah 02 amonium molibdate (4 tetes)
BOD5
1 Air sampel diambil dengan menggunakan botol BOD 125 ml
2 Ditambah 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH dalam KI kemudian botol ditutup dan
dikocok lalu didiamkan sampai terbentuk endapan coklat
3 Ditambah 1 ml H2SO4 kemudian botol dikocok lagi sampai semua endapan
hilang (warna menjadi kuning)
4 Dimasukkan 50 ml air sampel tersebut kedalam erlenmeyer
5 Dilakukan titrasi dengan Na2S2O3 5 H2O hingga larutan berwarna kuning pucat
6 Ditambah 2 tetes indikator amilum sampai terbentuk warna biru
7 Dititrasi kembali dengan Na2S2O3 5 H2O hingga warna biru hilang
8 Diambil air sampel 100 ml
9 Ditambah 270 ml aquades
10 Diaerasi selama 5 menit
11 Dibagi sebanyak 5 botol dan diberi tanda
12 Disimpan selama 5 hari dan diamati setiap hari
7
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil
Tabel 1 Nitrat
Transmitan(T) 841
Absorbance (A) 00760
Konsentrasi 011 ppm
Tabel 2 Fosfat
Transmitan(T) 630
Absorbance (A) 02016
Konsentrasi 042 ppm
Tabel 3 BOD5
BOD5 BOD5(inkubasi 5 hari)
DO1 = 1375 mgL DO5 = 3734 mgL
41 Pembahasan
Nitrat
Dari hasil pengamatan dan penelitian nitrat nitrogen dengan cara
perbandingan air sampel yang telah direaksikan dengam contoh larutan baku
standart yang ada secara visual dengan diperoleh hasil sebesar 011 ppm pada air
sungai dan 005 ppm pada air kolam Hal ini terpengaruh dari besar kecilnya kadar
kandungan nitrat yang terdapat dalam perairan
8
Menurut KLH (2004) DKP (2002) dalam Irawan etal (2009) kadar
nitrat optimum diperairan didalam suatu perairan sebesar 09-32 mgl (ppm) Jadi
perairan sungai dan kolam tersebut belum mencapai rentang optimum kadar nitrat
Fosfat
Dari hasil pengamatan dan pengukuran orthofosfat dengan cara
perbandingan air sampel yang telah direaksikan dengan contoh larutan baku
standart yang ada secara visual yang diperoleh dari hasil 025 ppm pada air sungai
dan 01 ppm pada air kolam Hal ini berpengaruh dari besarnya kandungan fosfat
yang terdapat dalam perairan tersebut
Tingkat kesuburan perairan berdasarkan kadar fosfatnya menurut
Subarjanti (1990) dalam Fransiska (2000) adalah sebagai berikut
Oligotrofik memiliki kadar fosfat lt 001 mg PO43-l
Mesotrofik memiliki kadar fosfat antara 001-005 mg PO43-l
Eutrofik memiliki fosfar gt01 mg PO43-l
BOD5
BOD5 merupakan merupakan salah satu indikator pencemaran organik pada
suatu perairan Perairan dengan nilai BOD5 tinggi mengindikasikan bahwa air
tersebut tercemar oleh bahan organik Bahan organik akan distabilkan secara
biologi dengan melibatkan mikroba melalui sistem oksidasi aerobik dan anaerobik
(Marganof 2007)
Pada pengamatan yang dilakukan didapatkan BOD5 yaitu 3734 mgl Hal ini
dapat memeperlihatkan tingkat pencemaran suatu perairan masih dalam kategori
tercemar sedang dimana penyebabnya ialah pencemaran bahan organik di suatu
perairan sehingga self furification belum terlaksana dengan baik serta jumlah
oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk memecahkan atau
mengoksidasi bahan-bahan organik menjadi karbondioksida dan air menjadi
berkurang Hal ini sesuai dengan pernyataan Huda dkk (2012) yang menyatakan
9
bahwa BOD5 merupakan salah satu indikator pencemaran organik pada suatu
perairan Perairan dengan nilai BOD5 tinggi mengindikasikan bahwa air tersebut
tercemar oleh bahan organik Bahan organik akan distabilkan secara biologi
dengan melibatkan mikroba melalui sistem oksidasi aerobik dan anaerobik
Oksidasi aerobik dapat menyebabkan penurunan kandungan oksigen terlarut di
perairan sampai pada tingkat terendah sehingga kondisi perairan menjadi anaerob
yang dapat mengakibatkan kematian organisme akuatik menyatakan bahwa
tingkat pencemaran suatu perairan dapat dinilai berdasarkan nilai BOD5-nya
V KESIMPULAN DAN SARAN
10
51 Kesimpulan
1 Pengukuran Nitrat= 011 ppm dan termasuk perairan kolam tersebut belum
mencapai rentang optimum kadar nitrat
2 Pengukuran Fosfat= 042 ppm dan merupakan Eutrofik memiliki fosfar gt01
mg PO43-l
3 BOD520 perairan Teluk Kendari khususnya di Asrama Dayung yaitu 533312
mgl sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat pencemarannya masih dalam
kategori tercemar sedang
52 Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti saat melakukan pengukuran kualitas air
agar hasil yang didapat lebih akurat Disamping itu praktikan hendaknya lebih
bersungguh-sungguh dan disiplin dalam menjalankan prosedur praktikum agar
proses praktikum berjalan lancar
11
DAFTAR PUSTAKA
Apridayanti 2008 Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan Bhnineka Cipta
Deelzer G C amp McKenzie S W 2005 Five - Day Biochemical Oxygen Demand US Geological Survey TWRI Book 9 Chapter A72 USA pp 31
Effendie 2003 Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perairan Kanisius Jogjakarta 1990 Metodologi Biologi Perikanan
httpmarinescience-nirwanblogspotcom201103analisis-nitrathtml
httpeckhochemsblogspotcom201004analisis-kandungan-fosfat-pada-airhtml
Huda C Salni dan Melki 2012 Penapisan Aktivitas Antibakteri dari Bakteri yang Berasosiasi dengan Karang Sarcophyton sp Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya Indralaya Maspari Journal 2012 4 (1) 69 ndash 76
Kale M M amp Mehrotra I 2009 Rapid Determination of Biochemical Oxygen Demand International Journal of Civil and Environmental Engineering 11 2009 Pp 15 -22
Marganof 2007 Model Pengendalian Pencemaran Perairan di Danau Maninjau Sumatera Barat Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Bogor Hal 39 ndash 47
Narulita U dan Mifbakhuddin 2011 Manipulasi Waktu Tinggal dan Tebal Media Filter Tempurung Kelapa Terhadap Penurunan BOD (Biochemical Oxygen Demand) Dan Tss (Total Suspended Solid) Air Limbah Rumah Tangga Prosiding Seminar Nasional UNIMUS 2010 Hal 137 ndash 144
Rahmawati A A dan Azizah R 2005 Perbedaan Kadar BOD COD Tss dan Mpn Coliform pada Air Limbah Sebelum dan Sesudah Pengolahan di RSUD Nganjuk Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 1 Juli 200597 ndash 110
12
LAMPIRAN
1 Alat dan bahan
13
Botol BOD Erlenmenyer
Tissue Ppipet Tetes
Jarum Suntik Bahan-bahn Pratikum
2 Kegiatan Pratikum
14
Pemberian H2SO4 Endapan coklat
Pemasukan air sample kedalam erlenmeyer
Titrasi dengan Na2S2O3 5 H2O
Setelah endapan hilang Pemasukan air sample kedalam gelas ukur
Pemberian reagen MnSO4
Dokumentasi Kelompok
3 Perhitungan
15
DO (mgL) = DO (mgL) = ml titran x N thiosulfat x 8000 Mml sampel x ml botol BOD ndash ml reagen terpakai
Mml botol BOD
= 05 X 0025 X 8000 50 ( 300 ndash 65)
30= 100 = 374 mgL
3916
3
II TINJAUAN PUSTAKA
21 Nitrat
Menurut Effendi (2003) Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan
alami dan merupakan nitrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae Nitrat
nitrogen sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil Senyawa ini dihasilkan
dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan Nitrifikasi yang
merupakan proses yang penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung aerob
22 Fosfat
Input utama fosfat ke danau berasal dari aliran sungai dan pengendapan
Air hujan juga merupakan sumber fosfat namun hanya sedikit mengandung fosfat
dari pada hydrogen Sebagian besar fosfor terbang ke danau yang tidak berpolusi
sebagai partikel organik dan anorganik Hampir setengah dari fosfor yang
terkandung dalam limbah rumah tangga berasal dari detergen (Golaman and
Horne 1983 dalam Apridayanti 2008)
23 Biochemical Oxygen Demand
BOD5 merupakan merupakan salah satu indikator pencemaran organik
pada suatu perairan Perairan dengan nilai BOD5 tinggi mengindikasikan bahwa
air tersebut tercemar oleh bahan organik Bahan organik akan distabilkan secara
biologi dengan melibatkan mikroba melalui sistem oksidasi aerobik dan anaerobik
(Marganof 2007)
Hal ini disebabkan BOD5 dapat menggambarkan jumlah bahan organik
yang dapat diuraikan secara biologis yaitu jumlah oksigen terlarut yang
dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk memecahkan atau mengoksidasi bahan-
4
bahan organik menjadi karbondioksida dan air Nilai BOD5 yang tinggi
menunjukkan semakin besarnya bahan organik yang terdekomposisi
menggunakan sejumlah oksigen di perairan (Rahmawati dan Azizah 2005)
Lee et al (1978) dalam Nurullita dan Mifbakhuddin (2011) menyatakan
bahwa tingkat pencemaran suatu perairan dapat dinilai berdasarkan nilai BOD5-
nya
Tabel 3 Status kualitas air berdasarkan nilai BOD520 (Lee et al 1978 dalam
Nurullita dan Mifbakhuddin (2011)
NO
Nilai BOD520
(ppm) Status Kualitas Air
1 le 29 Tidak Tercemar2 30 ndash 50 Tercemar Ringan3 51 ndash 149 Tercemar Sedang4 ge 15 Tercemar Berat
Pemeriksaan parameter BOD5 didasarkan pada reaksi oksidasi zat organik
dengan oksigen di dalam air dan proses tersebut berlangsung karena adanya
bakteri aerobik Untuk menguraikan zat organik memerlukan waktu plusmn 2 hari untuk
50 reaksi 5 hari untuk 75 reaksi tercapai dan 20 hari untuk 100 reaksi
tercapai Dengan kata lain tes BOD5 berlaku sebagai simulasi proses biologi
secara alamiah mula-mula diukur DO nol dan setelah mengalami inkubasi selama
5 hari pada suhu 28 degC (Kale and Mehrotra 2009)
Pengukuran akurat dari BOD5 memerlukan penentuan yang akurat DO
Permintaan biokimia oksigen mewakili jumlah oksigen dikonsumsi oleh bakteri
dan mikroorganisme lainnya sementara bakteri dan mikroorganisme lainnya
melakukan pembusukan bahan organik di bawah aerobik pada kondisi suhu yang
ditentukan (Delzer and McKenzie 2005)
5
III METODELOGI PRAKTIKUM
31 Waktu dan Tempat
Praktikum Nitrat Fosfat dan Biochemical Oxygen Demand ini
dilaksanakan pada hari Sabtu Tanggal 18 April 2015 pada pukul 0800 WIB
Bertempat di kolam BDP Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau
dan juga di laboratuorium Produktifitas Perairan
32 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam pratikum ialah air sampel yang diambil dari
kolam BDP Brucine asam sulfat pekat amonium molibdate aquades SnCl2
NaOH-KI MnSO4 H2SO4 Na2S2O3 5 H2o
Adapun alat-alat yang digunakan dalam pratikum ialah Pipet tetes botol
BOD Erlenmeyer kertas whatman kertas milipore dan Jarum Suntik
33 Metode
Metode yang digunakan dalam praktikun Produktivitas Perairan adalah
dengan mengambil air sample di kolam BDP dan diamati didalam laboratorium
lalu dihitung nilai nitrat fosfat dan BOD5 sesuai buku penuntun
34 Prosedur Pratikum
Nitrat
1 Air sampel diambil 25-50 ml dan disaring dengan kertas whatman No42
2 Air sampel yang telah disaring dipipet dan dimasukkan kedalam gelas piala
3Ditambah 022 ml Brucine aduk
6
4 Ditambah 1 ml H2SO4 pekat
5 Diukur dispektro 410420 nm
Fosfat
1Air sampel sebanyak 5 ml disaring dengan kertas milipore
2Dimasukkan kedalam gelas piala
3Ditambah 1 tetes SnCl2
4Ditambah 02 amonium molibdate (4 tetes)
BOD5
1 Air sampel diambil dengan menggunakan botol BOD 125 ml
2 Ditambah 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH dalam KI kemudian botol ditutup dan
dikocok lalu didiamkan sampai terbentuk endapan coklat
3 Ditambah 1 ml H2SO4 kemudian botol dikocok lagi sampai semua endapan
hilang (warna menjadi kuning)
4 Dimasukkan 50 ml air sampel tersebut kedalam erlenmeyer
5 Dilakukan titrasi dengan Na2S2O3 5 H2O hingga larutan berwarna kuning pucat
6 Ditambah 2 tetes indikator amilum sampai terbentuk warna biru
7 Dititrasi kembali dengan Na2S2O3 5 H2O hingga warna biru hilang
8 Diambil air sampel 100 ml
9 Ditambah 270 ml aquades
10 Diaerasi selama 5 menit
11 Dibagi sebanyak 5 botol dan diberi tanda
12 Disimpan selama 5 hari dan diamati setiap hari
7
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil
Tabel 1 Nitrat
Transmitan(T) 841
Absorbance (A) 00760
Konsentrasi 011 ppm
Tabel 2 Fosfat
Transmitan(T) 630
Absorbance (A) 02016
Konsentrasi 042 ppm
Tabel 3 BOD5
BOD5 BOD5(inkubasi 5 hari)
DO1 = 1375 mgL DO5 = 3734 mgL
41 Pembahasan
Nitrat
Dari hasil pengamatan dan penelitian nitrat nitrogen dengan cara
perbandingan air sampel yang telah direaksikan dengam contoh larutan baku
standart yang ada secara visual dengan diperoleh hasil sebesar 011 ppm pada air
sungai dan 005 ppm pada air kolam Hal ini terpengaruh dari besar kecilnya kadar
kandungan nitrat yang terdapat dalam perairan
8
Menurut KLH (2004) DKP (2002) dalam Irawan etal (2009) kadar
nitrat optimum diperairan didalam suatu perairan sebesar 09-32 mgl (ppm) Jadi
perairan sungai dan kolam tersebut belum mencapai rentang optimum kadar nitrat
Fosfat
Dari hasil pengamatan dan pengukuran orthofosfat dengan cara
perbandingan air sampel yang telah direaksikan dengan contoh larutan baku
standart yang ada secara visual yang diperoleh dari hasil 025 ppm pada air sungai
dan 01 ppm pada air kolam Hal ini berpengaruh dari besarnya kandungan fosfat
yang terdapat dalam perairan tersebut
Tingkat kesuburan perairan berdasarkan kadar fosfatnya menurut
Subarjanti (1990) dalam Fransiska (2000) adalah sebagai berikut
Oligotrofik memiliki kadar fosfat lt 001 mg PO43-l
Mesotrofik memiliki kadar fosfat antara 001-005 mg PO43-l
Eutrofik memiliki fosfar gt01 mg PO43-l
BOD5
BOD5 merupakan merupakan salah satu indikator pencemaran organik pada
suatu perairan Perairan dengan nilai BOD5 tinggi mengindikasikan bahwa air
tersebut tercemar oleh bahan organik Bahan organik akan distabilkan secara
biologi dengan melibatkan mikroba melalui sistem oksidasi aerobik dan anaerobik
(Marganof 2007)
Pada pengamatan yang dilakukan didapatkan BOD5 yaitu 3734 mgl Hal ini
dapat memeperlihatkan tingkat pencemaran suatu perairan masih dalam kategori
tercemar sedang dimana penyebabnya ialah pencemaran bahan organik di suatu
perairan sehingga self furification belum terlaksana dengan baik serta jumlah
oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk memecahkan atau
mengoksidasi bahan-bahan organik menjadi karbondioksida dan air menjadi
berkurang Hal ini sesuai dengan pernyataan Huda dkk (2012) yang menyatakan
9
bahwa BOD5 merupakan salah satu indikator pencemaran organik pada suatu
perairan Perairan dengan nilai BOD5 tinggi mengindikasikan bahwa air tersebut
tercemar oleh bahan organik Bahan organik akan distabilkan secara biologi
dengan melibatkan mikroba melalui sistem oksidasi aerobik dan anaerobik
Oksidasi aerobik dapat menyebabkan penurunan kandungan oksigen terlarut di
perairan sampai pada tingkat terendah sehingga kondisi perairan menjadi anaerob
yang dapat mengakibatkan kematian organisme akuatik menyatakan bahwa
tingkat pencemaran suatu perairan dapat dinilai berdasarkan nilai BOD5-nya
V KESIMPULAN DAN SARAN
10
51 Kesimpulan
1 Pengukuran Nitrat= 011 ppm dan termasuk perairan kolam tersebut belum
mencapai rentang optimum kadar nitrat
2 Pengukuran Fosfat= 042 ppm dan merupakan Eutrofik memiliki fosfar gt01
mg PO43-l
3 BOD520 perairan Teluk Kendari khususnya di Asrama Dayung yaitu 533312
mgl sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat pencemarannya masih dalam
kategori tercemar sedang
52 Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti saat melakukan pengukuran kualitas air
agar hasil yang didapat lebih akurat Disamping itu praktikan hendaknya lebih
bersungguh-sungguh dan disiplin dalam menjalankan prosedur praktikum agar
proses praktikum berjalan lancar
11
DAFTAR PUSTAKA
Apridayanti 2008 Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan Bhnineka Cipta
Deelzer G C amp McKenzie S W 2005 Five - Day Biochemical Oxygen Demand US Geological Survey TWRI Book 9 Chapter A72 USA pp 31
Effendie 2003 Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perairan Kanisius Jogjakarta 1990 Metodologi Biologi Perikanan
httpmarinescience-nirwanblogspotcom201103analisis-nitrathtml
httpeckhochemsblogspotcom201004analisis-kandungan-fosfat-pada-airhtml
Huda C Salni dan Melki 2012 Penapisan Aktivitas Antibakteri dari Bakteri yang Berasosiasi dengan Karang Sarcophyton sp Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya Indralaya Maspari Journal 2012 4 (1) 69 ndash 76
Kale M M amp Mehrotra I 2009 Rapid Determination of Biochemical Oxygen Demand International Journal of Civil and Environmental Engineering 11 2009 Pp 15 -22
Marganof 2007 Model Pengendalian Pencemaran Perairan di Danau Maninjau Sumatera Barat Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Bogor Hal 39 ndash 47
Narulita U dan Mifbakhuddin 2011 Manipulasi Waktu Tinggal dan Tebal Media Filter Tempurung Kelapa Terhadap Penurunan BOD (Biochemical Oxygen Demand) Dan Tss (Total Suspended Solid) Air Limbah Rumah Tangga Prosiding Seminar Nasional UNIMUS 2010 Hal 137 ndash 144
Rahmawati A A dan Azizah R 2005 Perbedaan Kadar BOD COD Tss dan Mpn Coliform pada Air Limbah Sebelum dan Sesudah Pengolahan di RSUD Nganjuk Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 1 Juli 200597 ndash 110
12
LAMPIRAN
1 Alat dan bahan
13
Botol BOD Erlenmenyer
Tissue Ppipet Tetes
Jarum Suntik Bahan-bahn Pratikum
2 Kegiatan Pratikum
14
Pemberian H2SO4 Endapan coklat
Pemasukan air sample kedalam erlenmeyer
Titrasi dengan Na2S2O3 5 H2O
Setelah endapan hilang Pemasukan air sample kedalam gelas ukur
Pemberian reagen MnSO4
Dokumentasi Kelompok
3 Perhitungan
15
DO (mgL) = DO (mgL) = ml titran x N thiosulfat x 8000 Mml sampel x ml botol BOD ndash ml reagen terpakai
Mml botol BOD
= 05 X 0025 X 8000 50 ( 300 ndash 65)
30= 100 = 374 mgL
3916
4
bahan organik menjadi karbondioksida dan air Nilai BOD5 yang tinggi
menunjukkan semakin besarnya bahan organik yang terdekomposisi
menggunakan sejumlah oksigen di perairan (Rahmawati dan Azizah 2005)
Lee et al (1978) dalam Nurullita dan Mifbakhuddin (2011) menyatakan
bahwa tingkat pencemaran suatu perairan dapat dinilai berdasarkan nilai BOD5-
nya
Tabel 3 Status kualitas air berdasarkan nilai BOD520 (Lee et al 1978 dalam
Nurullita dan Mifbakhuddin (2011)
NO
Nilai BOD520
(ppm) Status Kualitas Air
1 le 29 Tidak Tercemar2 30 ndash 50 Tercemar Ringan3 51 ndash 149 Tercemar Sedang4 ge 15 Tercemar Berat
Pemeriksaan parameter BOD5 didasarkan pada reaksi oksidasi zat organik
dengan oksigen di dalam air dan proses tersebut berlangsung karena adanya
bakteri aerobik Untuk menguraikan zat organik memerlukan waktu plusmn 2 hari untuk
50 reaksi 5 hari untuk 75 reaksi tercapai dan 20 hari untuk 100 reaksi
tercapai Dengan kata lain tes BOD5 berlaku sebagai simulasi proses biologi
secara alamiah mula-mula diukur DO nol dan setelah mengalami inkubasi selama
5 hari pada suhu 28 degC (Kale and Mehrotra 2009)
Pengukuran akurat dari BOD5 memerlukan penentuan yang akurat DO
Permintaan biokimia oksigen mewakili jumlah oksigen dikonsumsi oleh bakteri
dan mikroorganisme lainnya sementara bakteri dan mikroorganisme lainnya
melakukan pembusukan bahan organik di bawah aerobik pada kondisi suhu yang
ditentukan (Delzer and McKenzie 2005)
5
III METODELOGI PRAKTIKUM
31 Waktu dan Tempat
Praktikum Nitrat Fosfat dan Biochemical Oxygen Demand ini
dilaksanakan pada hari Sabtu Tanggal 18 April 2015 pada pukul 0800 WIB
Bertempat di kolam BDP Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau
dan juga di laboratuorium Produktifitas Perairan
32 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam pratikum ialah air sampel yang diambil dari
kolam BDP Brucine asam sulfat pekat amonium molibdate aquades SnCl2
NaOH-KI MnSO4 H2SO4 Na2S2O3 5 H2o
Adapun alat-alat yang digunakan dalam pratikum ialah Pipet tetes botol
BOD Erlenmeyer kertas whatman kertas milipore dan Jarum Suntik
33 Metode
Metode yang digunakan dalam praktikun Produktivitas Perairan adalah
dengan mengambil air sample di kolam BDP dan diamati didalam laboratorium
lalu dihitung nilai nitrat fosfat dan BOD5 sesuai buku penuntun
34 Prosedur Pratikum
Nitrat
1 Air sampel diambil 25-50 ml dan disaring dengan kertas whatman No42
2 Air sampel yang telah disaring dipipet dan dimasukkan kedalam gelas piala
3Ditambah 022 ml Brucine aduk
6
4 Ditambah 1 ml H2SO4 pekat
5 Diukur dispektro 410420 nm
Fosfat
1Air sampel sebanyak 5 ml disaring dengan kertas milipore
2Dimasukkan kedalam gelas piala
3Ditambah 1 tetes SnCl2
4Ditambah 02 amonium molibdate (4 tetes)
BOD5
1 Air sampel diambil dengan menggunakan botol BOD 125 ml
2 Ditambah 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH dalam KI kemudian botol ditutup dan
dikocok lalu didiamkan sampai terbentuk endapan coklat
3 Ditambah 1 ml H2SO4 kemudian botol dikocok lagi sampai semua endapan
hilang (warna menjadi kuning)
4 Dimasukkan 50 ml air sampel tersebut kedalam erlenmeyer
5 Dilakukan titrasi dengan Na2S2O3 5 H2O hingga larutan berwarna kuning pucat
6 Ditambah 2 tetes indikator amilum sampai terbentuk warna biru
7 Dititrasi kembali dengan Na2S2O3 5 H2O hingga warna biru hilang
8 Diambil air sampel 100 ml
9 Ditambah 270 ml aquades
10 Diaerasi selama 5 menit
11 Dibagi sebanyak 5 botol dan diberi tanda
12 Disimpan selama 5 hari dan diamati setiap hari
7
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil
Tabel 1 Nitrat
Transmitan(T) 841
Absorbance (A) 00760
Konsentrasi 011 ppm
Tabel 2 Fosfat
Transmitan(T) 630
Absorbance (A) 02016
Konsentrasi 042 ppm
Tabel 3 BOD5
BOD5 BOD5(inkubasi 5 hari)
DO1 = 1375 mgL DO5 = 3734 mgL
41 Pembahasan
Nitrat
Dari hasil pengamatan dan penelitian nitrat nitrogen dengan cara
perbandingan air sampel yang telah direaksikan dengam contoh larutan baku
standart yang ada secara visual dengan diperoleh hasil sebesar 011 ppm pada air
sungai dan 005 ppm pada air kolam Hal ini terpengaruh dari besar kecilnya kadar
kandungan nitrat yang terdapat dalam perairan
8
Menurut KLH (2004) DKP (2002) dalam Irawan etal (2009) kadar
nitrat optimum diperairan didalam suatu perairan sebesar 09-32 mgl (ppm) Jadi
perairan sungai dan kolam tersebut belum mencapai rentang optimum kadar nitrat
Fosfat
Dari hasil pengamatan dan pengukuran orthofosfat dengan cara
perbandingan air sampel yang telah direaksikan dengan contoh larutan baku
standart yang ada secara visual yang diperoleh dari hasil 025 ppm pada air sungai
dan 01 ppm pada air kolam Hal ini berpengaruh dari besarnya kandungan fosfat
yang terdapat dalam perairan tersebut
Tingkat kesuburan perairan berdasarkan kadar fosfatnya menurut
Subarjanti (1990) dalam Fransiska (2000) adalah sebagai berikut
Oligotrofik memiliki kadar fosfat lt 001 mg PO43-l
Mesotrofik memiliki kadar fosfat antara 001-005 mg PO43-l
Eutrofik memiliki fosfar gt01 mg PO43-l
BOD5
BOD5 merupakan merupakan salah satu indikator pencemaran organik pada
suatu perairan Perairan dengan nilai BOD5 tinggi mengindikasikan bahwa air
tersebut tercemar oleh bahan organik Bahan organik akan distabilkan secara
biologi dengan melibatkan mikroba melalui sistem oksidasi aerobik dan anaerobik
(Marganof 2007)
Pada pengamatan yang dilakukan didapatkan BOD5 yaitu 3734 mgl Hal ini
dapat memeperlihatkan tingkat pencemaran suatu perairan masih dalam kategori
tercemar sedang dimana penyebabnya ialah pencemaran bahan organik di suatu
perairan sehingga self furification belum terlaksana dengan baik serta jumlah
oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk memecahkan atau
mengoksidasi bahan-bahan organik menjadi karbondioksida dan air menjadi
berkurang Hal ini sesuai dengan pernyataan Huda dkk (2012) yang menyatakan
9
bahwa BOD5 merupakan salah satu indikator pencemaran organik pada suatu
perairan Perairan dengan nilai BOD5 tinggi mengindikasikan bahwa air tersebut
tercemar oleh bahan organik Bahan organik akan distabilkan secara biologi
dengan melibatkan mikroba melalui sistem oksidasi aerobik dan anaerobik
Oksidasi aerobik dapat menyebabkan penurunan kandungan oksigen terlarut di
perairan sampai pada tingkat terendah sehingga kondisi perairan menjadi anaerob
yang dapat mengakibatkan kematian organisme akuatik menyatakan bahwa
tingkat pencemaran suatu perairan dapat dinilai berdasarkan nilai BOD5-nya
V KESIMPULAN DAN SARAN
10
51 Kesimpulan
1 Pengukuran Nitrat= 011 ppm dan termasuk perairan kolam tersebut belum
mencapai rentang optimum kadar nitrat
2 Pengukuran Fosfat= 042 ppm dan merupakan Eutrofik memiliki fosfar gt01
mg PO43-l
3 BOD520 perairan Teluk Kendari khususnya di Asrama Dayung yaitu 533312
mgl sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat pencemarannya masih dalam
kategori tercemar sedang
52 Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti saat melakukan pengukuran kualitas air
agar hasil yang didapat lebih akurat Disamping itu praktikan hendaknya lebih
bersungguh-sungguh dan disiplin dalam menjalankan prosedur praktikum agar
proses praktikum berjalan lancar
11
DAFTAR PUSTAKA
Apridayanti 2008 Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan Bhnineka Cipta
Deelzer G C amp McKenzie S W 2005 Five - Day Biochemical Oxygen Demand US Geological Survey TWRI Book 9 Chapter A72 USA pp 31
Effendie 2003 Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perairan Kanisius Jogjakarta 1990 Metodologi Biologi Perikanan
httpmarinescience-nirwanblogspotcom201103analisis-nitrathtml
httpeckhochemsblogspotcom201004analisis-kandungan-fosfat-pada-airhtml
Huda C Salni dan Melki 2012 Penapisan Aktivitas Antibakteri dari Bakteri yang Berasosiasi dengan Karang Sarcophyton sp Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya Indralaya Maspari Journal 2012 4 (1) 69 ndash 76
Kale M M amp Mehrotra I 2009 Rapid Determination of Biochemical Oxygen Demand International Journal of Civil and Environmental Engineering 11 2009 Pp 15 -22
Marganof 2007 Model Pengendalian Pencemaran Perairan di Danau Maninjau Sumatera Barat Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Bogor Hal 39 ndash 47
Narulita U dan Mifbakhuddin 2011 Manipulasi Waktu Tinggal dan Tebal Media Filter Tempurung Kelapa Terhadap Penurunan BOD (Biochemical Oxygen Demand) Dan Tss (Total Suspended Solid) Air Limbah Rumah Tangga Prosiding Seminar Nasional UNIMUS 2010 Hal 137 ndash 144
Rahmawati A A dan Azizah R 2005 Perbedaan Kadar BOD COD Tss dan Mpn Coliform pada Air Limbah Sebelum dan Sesudah Pengolahan di RSUD Nganjuk Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 1 Juli 200597 ndash 110
12
LAMPIRAN
1 Alat dan bahan
13
Botol BOD Erlenmenyer
Tissue Ppipet Tetes
Jarum Suntik Bahan-bahn Pratikum
2 Kegiatan Pratikum
14
Pemberian H2SO4 Endapan coklat
Pemasukan air sample kedalam erlenmeyer
Titrasi dengan Na2S2O3 5 H2O
Setelah endapan hilang Pemasukan air sample kedalam gelas ukur
Pemberian reagen MnSO4
Dokumentasi Kelompok
3 Perhitungan
15
DO (mgL) = DO (mgL) = ml titran x N thiosulfat x 8000 Mml sampel x ml botol BOD ndash ml reagen terpakai
Mml botol BOD
= 05 X 0025 X 8000 50 ( 300 ndash 65)
30= 100 = 374 mgL
3916
5
III METODELOGI PRAKTIKUM
31 Waktu dan Tempat
Praktikum Nitrat Fosfat dan Biochemical Oxygen Demand ini
dilaksanakan pada hari Sabtu Tanggal 18 April 2015 pada pukul 0800 WIB
Bertempat di kolam BDP Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau
dan juga di laboratuorium Produktifitas Perairan
32 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam pratikum ialah air sampel yang diambil dari
kolam BDP Brucine asam sulfat pekat amonium molibdate aquades SnCl2
NaOH-KI MnSO4 H2SO4 Na2S2O3 5 H2o
Adapun alat-alat yang digunakan dalam pratikum ialah Pipet tetes botol
BOD Erlenmeyer kertas whatman kertas milipore dan Jarum Suntik
33 Metode
Metode yang digunakan dalam praktikun Produktivitas Perairan adalah
dengan mengambil air sample di kolam BDP dan diamati didalam laboratorium
lalu dihitung nilai nitrat fosfat dan BOD5 sesuai buku penuntun
34 Prosedur Pratikum
Nitrat
1 Air sampel diambil 25-50 ml dan disaring dengan kertas whatman No42
2 Air sampel yang telah disaring dipipet dan dimasukkan kedalam gelas piala
3Ditambah 022 ml Brucine aduk
6
4 Ditambah 1 ml H2SO4 pekat
5 Diukur dispektro 410420 nm
Fosfat
1Air sampel sebanyak 5 ml disaring dengan kertas milipore
2Dimasukkan kedalam gelas piala
3Ditambah 1 tetes SnCl2
4Ditambah 02 amonium molibdate (4 tetes)
BOD5
1 Air sampel diambil dengan menggunakan botol BOD 125 ml
2 Ditambah 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH dalam KI kemudian botol ditutup dan
dikocok lalu didiamkan sampai terbentuk endapan coklat
3 Ditambah 1 ml H2SO4 kemudian botol dikocok lagi sampai semua endapan
hilang (warna menjadi kuning)
4 Dimasukkan 50 ml air sampel tersebut kedalam erlenmeyer
5 Dilakukan titrasi dengan Na2S2O3 5 H2O hingga larutan berwarna kuning pucat
6 Ditambah 2 tetes indikator amilum sampai terbentuk warna biru
7 Dititrasi kembali dengan Na2S2O3 5 H2O hingga warna biru hilang
8 Diambil air sampel 100 ml
9 Ditambah 270 ml aquades
10 Diaerasi selama 5 menit
11 Dibagi sebanyak 5 botol dan diberi tanda
12 Disimpan selama 5 hari dan diamati setiap hari
7
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil
Tabel 1 Nitrat
Transmitan(T) 841
Absorbance (A) 00760
Konsentrasi 011 ppm
Tabel 2 Fosfat
Transmitan(T) 630
Absorbance (A) 02016
Konsentrasi 042 ppm
Tabel 3 BOD5
BOD5 BOD5(inkubasi 5 hari)
DO1 = 1375 mgL DO5 = 3734 mgL
41 Pembahasan
Nitrat
Dari hasil pengamatan dan penelitian nitrat nitrogen dengan cara
perbandingan air sampel yang telah direaksikan dengam contoh larutan baku
standart yang ada secara visual dengan diperoleh hasil sebesar 011 ppm pada air
sungai dan 005 ppm pada air kolam Hal ini terpengaruh dari besar kecilnya kadar
kandungan nitrat yang terdapat dalam perairan
8
Menurut KLH (2004) DKP (2002) dalam Irawan etal (2009) kadar
nitrat optimum diperairan didalam suatu perairan sebesar 09-32 mgl (ppm) Jadi
perairan sungai dan kolam tersebut belum mencapai rentang optimum kadar nitrat
Fosfat
Dari hasil pengamatan dan pengukuran orthofosfat dengan cara
perbandingan air sampel yang telah direaksikan dengan contoh larutan baku
standart yang ada secara visual yang diperoleh dari hasil 025 ppm pada air sungai
dan 01 ppm pada air kolam Hal ini berpengaruh dari besarnya kandungan fosfat
yang terdapat dalam perairan tersebut
Tingkat kesuburan perairan berdasarkan kadar fosfatnya menurut
Subarjanti (1990) dalam Fransiska (2000) adalah sebagai berikut
Oligotrofik memiliki kadar fosfat lt 001 mg PO43-l
Mesotrofik memiliki kadar fosfat antara 001-005 mg PO43-l
Eutrofik memiliki fosfar gt01 mg PO43-l
BOD5
BOD5 merupakan merupakan salah satu indikator pencemaran organik pada
suatu perairan Perairan dengan nilai BOD5 tinggi mengindikasikan bahwa air
tersebut tercemar oleh bahan organik Bahan organik akan distabilkan secara
biologi dengan melibatkan mikroba melalui sistem oksidasi aerobik dan anaerobik
(Marganof 2007)
Pada pengamatan yang dilakukan didapatkan BOD5 yaitu 3734 mgl Hal ini
dapat memeperlihatkan tingkat pencemaran suatu perairan masih dalam kategori
tercemar sedang dimana penyebabnya ialah pencemaran bahan organik di suatu
perairan sehingga self furification belum terlaksana dengan baik serta jumlah
oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk memecahkan atau
mengoksidasi bahan-bahan organik menjadi karbondioksida dan air menjadi
berkurang Hal ini sesuai dengan pernyataan Huda dkk (2012) yang menyatakan
9
bahwa BOD5 merupakan salah satu indikator pencemaran organik pada suatu
perairan Perairan dengan nilai BOD5 tinggi mengindikasikan bahwa air tersebut
tercemar oleh bahan organik Bahan organik akan distabilkan secara biologi
dengan melibatkan mikroba melalui sistem oksidasi aerobik dan anaerobik
Oksidasi aerobik dapat menyebabkan penurunan kandungan oksigen terlarut di
perairan sampai pada tingkat terendah sehingga kondisi perairan menjadi anaerob
yang dapat mengakibatkan kematian organisme akuatik menyatakan bahwa
tingkat pencemaran suatu perairan dapat dinilai berdasarkan nilai BOD5-nya
V KESIMPULAN DAN SARAN
10
51 Kesimpulan
1 Pengukuran Nitrat= 011 ppm dan termasuk perairan kolam tersebut belum
mencapai rentang optimum kadar nitrat
2 Pengukuran Fosfat= 042 ppm dan merupakan Eutrofik memiliki fosfar gt01
mg PO43-l
3 BOD520 perairan Teluk Kendari khususnya di Asrama Dayung yaitu 533312
mgl sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat pencemarannya masih dalam
kategori tercemar sedang
52 Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti saat melakukan pengukuran kualitas air
agar hasil yang didapat lebih akurat Disamping itu praktikan hendaknya lebih
bersungguh-sungguh dan disiplin dalam menjalankan prosedur praktikum agar
proses praktikum berjalan lancar
11
DAFTAR PUSTAKA
Apridayanti 2008 Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan Bhnineka Cipta
Deelzer G C amp McKenzie S W 2005 Five - Day Biochemical Oxygen Demand US Geological Survey TWRI Book 9 Chapter A72 USA pp 31
Effendie 2003 Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perairan Kanisius Jogjakarta 1990 Metodologi Biologi Perikanan
httpmarinescience-nirwanblogspotcom201103analisis-nitrathtml
httpeckhochemsblogspotcom201004analisis-kandungan-fosfat-pada-airhtml
Huda C Salni dan Melki 2012 Penapisan Aktivitas Antibakteri dari Bakteri yang Berasosiasi dengan Karang Sarcophyton sp Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya Indralaya Maspari Journal 2012 4 (1) 69 ndash 76
Kale M M amp Mehrotra I 2009 Rapid Determination of Biochemical Oxygen Demand International Journal of Civil and Environmental Engineering 11 2009 Pp 15 -22
Marganof 2007 Model Pengendalian Pencemaran Perairan di Danau Maninjau Sumatera Barat Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Bogor Hal 39 ndash 47
Narulita U dan Mifbakhuddin 2011 Manipulasi Waktu Tinggal dan Tebal Media Filter Tempurung Kelapa Terhadap Penurunan BOD (Biochemical Oxygen Demand) Dan Tss (Total Suspended Solid) Air Limbah Rumah Tangga Prosiding Seminar Nasional UNIMUS 2010 Hal 137 ndash 144
Rahmawati A A dan Azizah R 2005 Perbedaan Kadar BOD COD Tss dan Mpn Coliform pada Air Limbah Sebelum dan Sesudah Pengolahan di RSUD Nganjuk Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 1 Juli 200597 ndash 110
12
LAMPIRAN
1 Alat dan bahan
13
Botol BOD Erlenmenyer
Tissue Ppipet Tetes
Jarum Suntik Bahan-bahn Pratikum
2 Kegiatan Pratikum
14
Pemberian H2SO4 Endapan coklat
Pemasukan air sample kedalam erlenmeyer
Titrasi dengan Na2S2O3 5 H2O
Setelah endapan hilang Pemasukan air sample kedalam gelas ukur
Pemberian reagen MnSO4
Dokumentasi Kelompok
3 Perhitungan
15
DO (mgL) = DO (mgL) = ml titran x N thiosulfat x 8000 Mml sampel x ml botol BOD ndash ml reagen terpakai
Mml botol BOD
= 05 X 0025 X 8000 50 ( 300 ndash 65)
30= 100 = 374 mgL
3916
6
4 Ditambah 1 ml H2SO4 pekat
5 Diukur dispektro 410420 nm
Fosfat
1Air sampel sebanyak 5 ml disaring dengan kertas milipore
2Dimasukkan kedalam gelas piala
3Ditambah 1 tetes SnCl2
4Ditambah 02 amonium molibdate (4 tetes)
BOD5
1 Air sampel diambil dengan menggunakan botol BOD 125 ml
2 Ditambah 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH dalam KI kemudian botol ditutup dan
dikocok lalu didiamkan sampai terbentuk endapan coklat
3 Ditambah 1 ml H2SO4 kemudian botol dikocok lagi sampai semua endapan
hilang (warna menjadi kuning)
4 Dimasukkan 50 ml air sampel tersebut kedalam erlenmeyer
5 Dilakukan titrasi dengan Na2S2O3 5 H2O hingga larutan berwarna kuning pucat
6 Ditambah 2 tetes indikator amilum sampai terbentuk warna biru
7 Dititrasi kembali dengan Na2S2O3 5 H2O hingga warna biru hilang
8 Diambil air sampel 100 ml
9 Ditambah 270 ml aquades
10 Diaerasi selama 5 menit
11 Dibagi sebanyak 5 botol dan diberi tanda
12 Disimpan selama 5 hari dan diamati setiap hari
7
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil
Tabel 1 Nitrat
Transmitan(T) 841
Absorbance (A) 00760
Konsentrasi 011 ppm
Tabel 2 Fosfat
Transmitan(T) 630
Absorbance (A) 02016
Konsentrasi 042 ppm
Tabel 3 BOD5
BOD5 BOD5(inkubasi 5 hari)
DO1 = 1375 mgL DO5 = 3734 mgL
41 Pembahasan
Nitrat
Dari hasil pengamatan dan penelitian nitrat nitrogen dengan cara
perbandingan air sampel yang telah direaksikan dengam contoh larutan baku
standart yang ada secara visual dengan diperoleh hasil sebesar 011 ppm pada air
sungai dan 005 ppm pada air kolam Hal ini terpengaruh dari besar kecilnya kadar
kandungan nitrat yang terdapat dalam perairan
8
Menurut KLH (2004) DKP (2002) dalam Irawan etal (2009) kadar
nitrat optimum diperairan didalam suatu perairan sebesar 09-32 mgl (ppm) Jadi
perairan sungai dan kolam tersebut belum mencapai rentang optimum kadar nitrat
Fosfat
Dari hasil pengamatan dan pengukuran orthofosfat dengan cara
perbandingan air sampel yang telah direaksikan dengan contoh larutan baku
standart yang ada secara visual yang diperoleh dari hasil 025 ppm pada air sungai
dan 01 ppm pada air kolam Hal ini berpengaruh dari besarnya kandungan fosfat
yang terdapat dalam perairan tersebut
Tingkat kesuburan perairan berdasarkan kadar fosfatnya menurut
Subarjanti (1990) dalam Fransiska (2000) adalah sebagai berikut
Oligotrofik memiliki kadar fosfat lt 001 mg PO43-l
Mesotrofik memiliki kadar fosfat antara 001-005 mg PO43-l
Eutrofik memiliki fosfar gt01 mg PO43-l
BOD5
BOD5 merupakan merupakan salah satu indikator pencemaran organik pada
suatu perairan Perairan dengan nilai BOD5 tinggi mengindikasikan bahwa air
tersebut tercemar oleh bahan organik Bahan organik akan distabilkan secara
biologi dengan melibatkan mikroba melalui sistem oksidasi aerobik dan anaerobik
(Marganof 2007)
Pada pengamatan yang dilakukan didapatkan BOD5 yaitu 3734 mgl Hal ini
dapat memeperlihatkan tingkat pencemaran suatu perairan masih dalam kategori
tercemar sedang dimana penyebabnya ialah pencemaran bahan organik di suatu
perairan sehingga self furification belum terlaksana dengan baik serta jumlah
oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk memecahkan atau
mengoksidasi bahan-bahan organik menjadi karbondioksida dan air menjadi
berkurang Hal ini sesuai dengan pernyataan Huda dkk (2012) yang menyatakan
9
bahwa BOD5 merupakan salah satu indikator pencemaran organik pada suatu
perairan Perairan dengan nilai BOD5 tinggi mengindikasikan bahwa air tersebut
tercemar oleh bahan organik Bahan organik akan distabilkan secara biologi
dengan melibatkan mikroba melalui sistem oksidasi aerobik dan anaerobik
Oksidasi aerobik dapat menyebabkan penurunan kandungan oksigen terlarut di
perairan sampai pada tingkat terendah sehingga kondisi perairan menjadi anaerob
yang dapat mengakibatkan kematian organisme akuatik menyatakan bahwa
tingkat pencemaran suatu perairan dapat dinilai berdasarkan nilai BOD5-nya
V KESIMPULAN DAN SARAN
10
51 Kesimpulan
1 Pengukuran Nitrat= 011 ppm dan termasuk perairan kolam tersebut belum
mencapai rentang optimum kadar nitrat
2 Pengukuran Fosfat= 042 ppm dan merupakan Eutrofik memiliki fosfar gt01
mg PO43-l
3 BOD520 perairan Teluk Kendari khususnya di Asrama Dayung yaitu 533312
mgl sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat pencemarannya masih dalam
kategori tercemar sedang
52 Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti saat melakukan pengukuran kualitas air
agar hasil yang didapat lebih akurat Disamping itu praktikan hendaknya lebih
bersungguh-sungguh dan disiplin dalam menjalankan prosedur praktikum agar
proses praktikum berjalan lancar
11
DAFTAR PUSTAKA
Apridayanti 2008 Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan Bhnineka Cipta
Deelzer G C amp McKenzie S W 2005 Five - Day Biochemical Oxygen Demand US Geological Survey TWRI Book 9 Chapter A72 USA pp 31
Effendie 2003 Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perairan Kanisius Jogjakarta 1990 Metodologi Biologi Perikanan
httpmarinescience-nirwanblogspotcom201103analisis-nitrathtml
httpeckhochemsblogspotcom201004analisis-kandungan-fosfat-pada-airhtml
Huda C Salni dan Melki 2012 Penapisan Aktivitas Antibakteri dari Bakteri yang Berasosiasi dengan Karang Sarcophyton sp Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya Indralaya Maspari Journal 2012 4 (1) 69 ndash 76
Kale M M amp Mehrotra I 2009 Rapid Determination of Biochemical Oxygen Demand International Journal of Civil and Environmental Engineering 11 2009 Pp 15 -22
Marganof 2007 Model Pengendalian Pencemaran Perairan di Danau Maninjau Sumatera Barat Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Bogor Hal 39 ndash 47
Narulita U dan Mifbakhuddin 2011 Manipulasi Waktu Tinggal dan Tebal Media Filter Tempurung Kelapa Terhadap Penurunan BOD (Biochemical Oxygen Demand) Dan Tss (Total Suspended Solid) Air Limbah Rumah Tangga Prosiding Seminar Nasional UNIMUS 2010 Hal 137 ndash 144
Rahmawati A A dan Azizah R 2005 Perbedaan Kadar BOD COD Tss dan Mpn Coliform pada Air Limbah Sebelum dan Sesudah Pengolahan di RSUD Nganjuk Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 1 Juli 200597 ndash 110
12
LAMPIRAN
1 Alat dan bahan
13
Botol BOD Erlenmenyer
Tissue Ppipet Tetes
Jarum Suntik Bahan-bahn Pratikum
2 Kegiatan Pratikum
14
Pemberian H2SO4 Endapan coklat
Pemasukan air sample kedalam erlenmeyer
Titrasi dengan Na2S2O3 5 H2O
Setelah endapan hilang Pemasukan air sample kedalam gelas ukur
Pemberian reagen MnSO4
Dokumentasi Kelompok
3 Perhitungan
15
DO (mgL) = DO (mgL) = ml titran x N thiosulfat x 8000 Mml sampel x ml botol BOD ndash ml reagen terpakai
Mml botol BOD
= 05 X 0025 X 8000 50 ( 300 ndash 65)
30= 100 = 374 mgL
3916
7
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil
Tabel 1 Nitrat
Transmitan(T) 841
Absorbance (A) 00760
Konsentrasi 011 ppm
Tabel 2 Fosfat
Transmitan(T) 630
Absorbance (A) 02016
Konsentrasi 042 ppm
Tabel 3 BOD5
BOD5 BOD5(inkubasi 5 hari)
DO1 = 1375 mgL DO5 = 3734 mgL
41 Pembahasan
Nitrat
Dari hasil pengamatan dan penelitian nitrat nitrogen dengan cara
perbandingan air sampel yang telah direaksikan dengam contoh larutan baku
standart yang ada secara visual dengan diperoleh hasil sebesar 011 ppm pada air
sungai dan 005 ppm pada air kolam Hal ini terpengaruh dari besar kecilnya kadar
kandungan nitrat yang terdapat dalam perairan
8
Menurut KLH (2004) DKP (2002) dalam Irawan etal (2009) kadar
nitrat optimum diperairan didalam suatu perairan sebesar 09-32 mgl (ppm) Jadi
perairan sungai dan kolam tersebut belum mencapai rentang optimum kadar nitrat
Fosfat
Dari hasil pengamatan dan pengukuran orthofosfat dengan cara
perbandingan air sampel yang telah direaksikan dengan contoh larutan baku
standart yang ada secara visual yang diperoleh dari hasil 025 ppm pada air sungai
dan 01 ppm pada air kolam Hal ini berpengaruh dari besarnya kandungan fosfat
yang terdapat dalam perairan tersebut
Tingkat kesuburan perairan berdasarkan kadar fosfatnya menurut
Subarjanti (1990) dalam Fransiska (2000) adalah sebagai berikut
Oligotrofik memiliki kadar fosfat lt 001 mg PO43-l
Mesotrofik memiliki kadar fosfat antara 001-005 mg PO43-l
Eutrofik memiliki fosfar gt01 mg PO43-l
BOD5
BOD5 merupakan merupakan salah satu indikator pencemaran organik pada
suatu perairan Perairan dengan nilai BOD5 tinggi mengindikasikan bahwa air
tersebut tercemar oleh bahan organik Bahan organik akan distabilkan secara
biologi dengan melibatkan mikroba melalui sistem oksidasi aerobik dan anaerobik
(Marganof 2007)
Pada pengamatan yang dilakukan didapatkan BOD5 yaitu 3734 mgl Hal ini
dapat memeperlihatkan tingkat pencemaran suatu perairan masih dalam kategori
tercemar sedang dimana penyebabnya ialah pencemaran bahan organik di suatu
perairan sehingga self furification belum terlaksana dengan baik serta jumlah
oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk memecahkan atau
mengoksidasi bahan-bahan organik menjadi karbondioksida dan air menjadi
berkurang Hal ini sesuai dengan pernyataan Huda dkk (2012) yang menyatakan
9
bahwa BOD5 merupakan salah satu indikator pencemaran organik pada suatu
perairan Perairan dengan nilai BOD5 tinggi mengindikasikan bahwa air tersebut
tercemar oleh bahan organik Bahan organik akan distabilkan secara biologi
dengan melibatkan mikroba melalui sistem oksidasi aerobik dan anaerobik
Oksidasi aerobik dapat menyebabkan penurunan kandungan oksigen terlarut di
perairan sampai pada tingkat terendah sehingga kondisi perairan menjadi anaerob
yang dapat mengakibatkan kematian organisme akuatik menyatakan bahwa
tingkat pencemaran suatu perairan dapat dinilai berdasarkan nilai BOD5-nya
V KESIMPULAN DAN SARAN
10
51 Kesimpulan
1 Pengukuran Nitrat= 011 ppm dan termasuk perairan kolam tersebut belum
mencapai rentang optimum kadar nitrat
2 Pengukuran Fosfat= 042 ppm dan merupakan Eutrofik memiliki fosfar gt01
mg PO43-l
3 BOD520 perairan Teluk Kendari khususnya di Asrama Dayung yaitu 533312
mgl sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat pencemarannya masih dalam
kategori tercemar sedang
52 Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti saat melakukan pengukuran kualitas air
agar hasil yang didapat lebih akurat Disamping itu praktikan hendaknya lebih
bersungguh-sungguh dan disiplin dalam menjalankan prosedur praktikum agar
proses praktikum berjalan lancar
11
DAFTAR PUSTAKA
Apridayanti 2008 Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan Bhnineka Cipta
Deelzer G C amp McKenzie S W 2005 Five - Day Biochemical Oxygen Demand US Geological Survey TWRI Book 9 Chapter A72 USA pp 31
Effendie 2003 Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perairan Kanisius Jogjakarta 1990 Metodologi Biologi Perikanan
httpmarinescience-nirwanblogspotcom201103analisis-nitrathtml
httpeckhochemsblogspotcom201004analisis-kandungan-fosfat-pada-airhtml
Huda C Salni dan Melki 2012 Penapisan Aktivitas Antibakteri dari Bakteri yang Berasosiasi dengan Karang Sarcophyton sp Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya Indralaya Maspari Journal 2012 4 (1) 69 ndash 76
Kale M M amp Mehrotra I 2009 Rapid Determination of Biochemical Oxygen Demand International Journal of Civil and Environmental Engineering 11 2009 Pp 15 -22
Marganof 2007 Model Pengendalian Pencemaran Perairan di Danau Maninjau Sumatera Barat Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Bogor Hal 39 ndash 47
Narulita U dan Mifbakhuddin 2011 Manipulasi Waktu Tinggal dan Tebal Media Filter Tempurung Kelapa Terhadap Penurunan BOD (Biochemical Oxygen Demand) Dan Tss (Total Suspended Solid) Air Limbah Rumah Tangga Prosiding Seminar Nasional UNIMUS 2010 Hal 137 ndash 144
Rahmawati A A dan Azizah R 2005 Perbedaan Kadar BOD COD Tss dan Mpn Coliform pada Air Limbah Sebelum dan Sesudah Pengolahan di RSUD Nganjuk Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 1 Juli 200597 ndash 110
12
LAMPIRAN
1 Alat dan bahan
13
Botol BOD Erlenmenyer
Tissue Ppipet Tetes
Jarum Suntik Bahan-bahn Pratikum
2 Kegiatan Pratikum
14
Pemberian H2SO4 Endapan coklat
Pemasukan air sample kedalam erlenmeyer
Titrasi dengan Na2S2O3 5 H2O
Setelah endapan hilang Pemasukan air sample kedalam gelas ukur
Pemberian reagen MnSO4
Dokumentasi Kelompok
3 Perhitungan
15
DO (mgL) = DO (mgL) = ml titran x N thiosulfat x 8000 Mml sampel x ml botol BOD ndash ml reagen terpakai
Mml botol BOD
= 05 X 0025 X 8000 50 ( 300 ndash 65)
30= 100 = 374 mgL
3916
8
Menurut KLH (2004) DKP (2002) dalam Irawan etal (2009) kadar
nitrat optimum diperairan didalam suatu perairan sebesar 09-32 mgl (ppm) Jadi
perairan sungai dan kolam tersebut belum mencapai rentang optimum kadar nitrat
Fosfat
Dari hasil pengamatan dan pengukuran orthofosfat dengan cara
perbandingan air sampel yang telah direaksikan dengan contoh larutan baku
standart yang ada secara visual yang diperoleh dari hasil 025 ppm pada air sungai
dan 01 ppm pada air kolam Hal ini berpengaruh dari besarnya kandungan fosfat
yang terdapat dalam perairan tersebut
Tingkat kesuburan perairan berdasarkan kadar fosfatnya menurut
Subarjanti (1990) dalam Fransiska (2000) adalah sebagai berikut
Oligotrofik memiliki kadar fosfat lt 001 mg PO43-l
Mesotrofik memiliki kadar fosfat antara 001-005 mg PO43-l
Eutrofik memiliki fosfar gt01 mg PO43-l
BOD5
BOD5 merupakan merupakan salah satu indikator pencemaran organik pada
suatu perairan Perairan dengan nilai BOD5 tinggi mengindikasikan bahwa air
tersebut tercemar oleh bahan organik Bahan organik akan distabilkan secara
biologi dengan melibatkan mikroba melalui sistem oksidasi aerobik dan anaerobik
(Marganof 2007)
Pada pengamatan yang dilakukan didapatkan BOD5 yaitu 3734 mgl Hal ini
dapat memeperlihatkan tingkat pencemaran suatu perairan masih dalam kategori
tercemar sedang dimana penyebabnya ialah pencemaran bahan organik di suatu
perairan sehingga self furification belum terlaksana dengan baik serta jumlah
oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk memecahkan atau
mengoksidasi bahan-bahan organik menjadi karbondioksida dan air menjadi
berkurang Hal ini sesuai dengan pernyataan Huda dkk (2012) yang menyatakan
9
bahwa BOD5 merupakan salah satu indikator pencemaran organik pada suatu
perairan Perairan dengan nilai BOD5 tinggi mengindikasikan bahwa air tersebut
tercemar oleh bahan organik Bahan organik akan distabilkan secara biologi
dengan melibatkan mikroba melalui sistem oksidasi aerobik dan anaerobik
Oksidasi aerobik dapat menyebabkan penurunan kandungan oksigen terlarut di
perairan sampai pada tingkat terendah sehingga kondisi perairan menjadi anaerob
yang dapat mengakibatkan kematian organisme akuatik menyatakan bahwa
tingkat pencemaran suatu perairan dapat dinilai berdasarkan nilai BOD5-nya
V KESIMPULAN DAN SARAN
10
51 Kesimpulan
1 Pengukuran Nitrat= 011 ppm dan termasuk perairan kolam tersebut belum
mencapai rentang optimum kadar nitrat
2 Pengukuran Fosfat= 042 ppm dan merupakan Eutrofik memiliki fosfar gt01
mg PO43-l
3 BOD520 perairan Teluk Kendari khususnya di Asrama Dayung yaitu 533312
mgl sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat pencemarannya masih dalam
kategori tercemar sedang
52 Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti saat melakukan pengukuran kualitas air
agar hasil yang didapat lebih akurat Disamping itu praktikan hendaknya lebih
bersungguh-sungguh dan disiplin dalam menjalankan prosedur praktikum agar
proses praktikum berjalan lancar
11
DAFTAR PUSTAKA
Apridayanti 2008 Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan Bhnineka Cipta
Deelzer G C amp McKenzie S W 2005 Five - Day Biochemical Oxygen Demand US Geological Survey TWRI Book 9 Chapter A72 USA pp 31
Effendie 2003 Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perairan Kanisius Jogjakarta 1990 Metodologi Biologi Perikanan
httpmarinescience-nirwanblogspotcom201103analisis-nitrathtml
httpeckhochemsblogspotcom201004analisis-kandungan-fosfat-pada-airhtml
Huda C Salni dan Melki 2012 Penapisan Aktivitas Antibakteri dari Bakteri yang Berasosiasi dengan Karang Sarcophyton sp Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya Indralaya Maspari Journal 2012 4 (1) 69 ndash 76
Kale M M amp Mehrotra I 2009 Rapid Determination of Biochemical Oxygen Demand International Journal of Civil and Environmental Engineering 11 2009 Pp 15 -22
Marganof 2007 Model Pengendalian Pencemaran Perairan di Danau Maninjau Sumatera Barat Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Bogor Hal 39 ndash 47
Narulita U dan Mifbakhuddin 2011 Manipulasi Waktu Tinggal dan Tebal Media Filter Tempurung Kelapa Terhadap Penurunan BOD (Biochemical Oxygen Demand) Dan Tss (Total Suspended Solid) Air Limbah Rumah Tangga Prosiding Seminar Nasional UNIMUS 2010 Hal 137 ndash 144
Rahmawati A A dan Azizah R 2005 Perbedaan Kadar BOD COD Tss dan Mpn Coliform pada Air Limbah Sebelum dan Sesudah Pengolahan di RSUD Nganjuk Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 1 Juli 200597 ndash 110
12
LAMPIRAN
1 Alat dan bahan
13
Botol BOD Erlenmenyer
Tissue Ppipet Tetes
Jarum Suntik Bahan-bahn Pratikum
2 Kegiatan Pratikum
14
Pemberian H2SO4 Endapan coklat
Pemasukan air sample kedalam erlenmeyer
Titrasi dengan Na2S2O3 5 H2O
Setelah endapan hilang Pemasukan air sample kedalam gelas ukur
Pemberian reagen MnSO4
Dokumentasi Kelompok
3 Perhitungan
15
DO (mgL) = DO (mgL) = ml titran x N thiosulfat x 8000 Mml sampel x ml botol BOD ndash ml reagen terpakai
Mml botol BOD
= 05 X 0025 X 8000 50 ( 300 ndash 65)
30= 100 = 374 mgL
3916
9
bahwa BOD5 merupakan salah satu indikator pencemaran organik pada suatu
perairan Perairan dengan nilai BOD5 tinggi mengindikasikan bahwa air tersebut
tercemar oleh bahan organik Bahan organik akan distabilkan secara biologi
dengan melibatkan mikroba melalui sistem oksidasi aerobik dan anaerobik
Oksidasi aerobik dapat menyebabkan penurunan kandungan oksigen terlarut di
perairan sampai pada tingkat terendah sehingga kondisi perairan menjadi anaerob
yang dapat mengakibatkan kematian organisme akuatik menyatakan bahwa
tingkat pencemaran suatu perairan dapat dinilai berdasarkan nilai BOD5-nya
V KESIMPULAN DAN SARAN
10
51 Kesimpulan
1 Pengukuran Nitrat= 011 ppm dan termasuk perairan kolam tersebut belum
mencapai rentang optimum kadar nitrat
2 Pengukuran Fosfat= 042 ppm dan merupakan Eutrofik memiliki fosfar gt01
mg PO43-l
3 BOD520 perairan Teluk Kendari khususnya di Asrama Dayung yaitu 533312
mgl sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat pencemarannya masih dalam
kategori tercemar sedang
52 Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti saat melakukan pengukuran kualitas air
agar hasil yang didapat lebih akurat Disamping itu praktikan hendaknya lebih
bersungguh-sungguh dan disiplin dalam menjalankan prosedur praktikum agar
proses praktikum berjalan lancar
11
DAFTAR PUSTAKA
Apridayanti 2008 Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan Bhnineka Cipta
Deelzer G C amp McKenzie S W 2005 Five - Day Biochemical Oxygen Demand US Geological Survey TWRI Book 9 Chapter A72 USA pp 31
Effendie 2003 Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perairan Kanisius Jogjakarta 1990 Metodologi Biologi Perikanan
httpmarinescience-nirwanblogspotcom201103analisis-nitrathtml
httpeckhochemsblogspotcom201004analisis-kandungan-fosfat-pada-airhtml
Huda C Salni dan Melki 2012 Penapisan Aktivitas Antibakteri dari Bakteri yang Berasosiasi dengan Karang Sarcophyton sp Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya Indralaya Maspari Journal 2012 4 (1) 69 ndash 76
Kale M M amp Mehrotra I 2009 Rapid Determination of Biochemical Oxygen Demand International Journal of Civil and Environmental Engineering 11 2009 Pp 15 -22
Marganof 2007 Model Pengendalian Pencemaran Perairan di Danau Maninjau Sumatera Barat Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Bogor Hal 39 ndash 47
Narulita U dan Mifbakhuddin 2011 Manipulasi Waktu Tinggal dan Tebal Media Filter Tempurung Kelapa Terhadap Penurunan BOD (Biochemical Oxygen Demand) Dan Tss (Total Suspended Solid) Air Limbah Rumah Tangga Prosiding Seminar Nasional UNIMUS 2010 Hal 137 ndash 144
Rahmawati A A dan Azizah R 2005 Perbedaan Kadar BOD COD Tss dan Mpn Coliform pada Air Limbah Sebelum dan Sesudah Pengolahan di RSUD Nganjuk Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 1 Juli 200597 ndash 110
12
LAMPIRAN
1 Alat dan bahan
13
Botol BOD Erlenmenyer
Tissue Ppipet Tetes
Jarum Suntik Bahan-bahn Pratikum
2 Kegiatan Pratikum
14
Pemberian H2SO4 Endapan coklat
Pemasukan air sample kedalam erlenmeyer
Titrasi dengan Na2S2O3 5 H2O
Setelah endapan hilang Pemasukan air sample kedalam gelas ukur
Pemberian reagen MnSO4
Dokumentasi Kelompok
3 Perhitungan
15
DO (mgL) = DO (mgL) = ml titran x N thiosulfat x 8000 Mml sampel x ml botol BOD ndash ml reagen terpakai
Mml botol BOD
= 05 X 0025 X 8000 50 ( 300 ndash 65)
30= 100 = 374 mgL
3916
10
51 Kesimpulan
1 Pengukuran Nitrat= 011 ppm dan termasuk perairan kolam tersebut belum
mencapai rentang optimum kadar nitrat
2 Pengukuran Fosfat= 042 ppm dan merupakan Eutrofik memiliki fosfar gt01
mg PO43-l
3 BOD520 perairan Teluk Kendari khususnya di Asrama Dayung yaitu 533312
mgl sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat pencemarannya masih dalam
kategori tercemar sedang
52 Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti saat melakukan pengukuran kualitas air
agar hasil yang didapat lebih akurat Disamping itu praktikan hendaknya lebih
bersungguh-sungguh dan disiplin dalam menjalankan prosedur praktikum agar
proses praktikum berjalan lancar
11
DAFTAR PUSTAKA
Apridayanti 2008 Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan Bhnineka Cipta
Deelzer G C amp McKenzie S W 2005 Five - Day Biochemical Oxygen Demand US Geological Survey TWRI Book 9 Chapter A72 USA pp 31
Effendie 2003 Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perairan Kanisius Jogjakarta 1990 Metodologi Biologi Perikanan
httpmarinescience-nirwanblogspotcom201103analisis-nitrathtml
httpeckhochemsblogspotcom201004analisis-kandungan-fosfat-pada-airhtml
Huda C Salni dan Melki 2012 Penapisan Aktivitas Antibakteri dari Bakteri yang Berasosiasi dengan Karang Sarcophyton sp Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya Indralaya Maspari Journal 2012 4 (1) 69 ndash 76
Kale M M amp Mehrotra I 2009 Rapid Determination of Biochemical Oxygen Demand International Journal of Civil and Environmental Engineering 11 2009 Pp 15 -22
Marganof 2007 Model Pengendalian Pencemaran Perairan di Danau Maninjau Sumatera Barat Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Bogor Hal 39 ndash 47
Narulita U dan Mifbakhuddin 2011 Manipulasi Waktu Tinggal dan Tebal Media Filter Tempurung Kelapa Terhadap Penurunan BOD (Biochemical Oxygen Demand) Dan Tss (Total Suspended Solid) Air Limbah Rumah Tangga Prosiding Seminar Nasional UNIMUS 2010 Hal 137 ndash 144
Rahmawati A A dan Azizah R 2005 Perbedaan Kadar BOD COD Tss dan Mpn Coliform pada Air Limbah Sebelum dan Sesudah Pengolahan di RSUD Nganjuk Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 1 Juli 200597 ndash 110
12
LAMPIRAN
1 Alat dan bahan
13
Botol BOD Erlenmenyer
Tissue Ppipet Tetes
Jarum Suntik Bahan-bahn Pratikum
2 Kegiatan Pratikum
14
Pemberian H2SO4 Endapan coklat
Pemasukan air sample kedalam erlenmeyer
Titrasi dengan Na2S2O3 5 H2O
Setelah endapan hilang Pemasukan air sample kedalam gelas ukur
Pemberian reagen MnSO4
Dokumentasi Kelompok
3 Perhitungan
15
DO (mgL) = DO (mgL) = ml titran x N thiosulfat x 8000 Mml sampel x ml botol BOD ndash ml reagen terpakai
Mml botol BOD
= 05 X 0025 X 8000 50 ( 300 ndash 65)
30= 100 = 374 mgL
3916
11
DAFTAR PUSTAKA
Apridayanti 2008 Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan Bhnineka Cipta
Deelzer G C amp McKenzie S W 2005 Five - Day Biochemical Oxygen Demand US Geological Survey TWRI Book 9 Chapter A72 USA pp 31
Effendie 2003 Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perairan Kanisius Jogjakarta 1990 Metodologi Biologi Perikanan
httpmarinescience-nirwanblogspotcom201103analisis-nitrathtml
httpeckhochemsblogspotcom201004analisis-kandungan-fosfat-pada-airhtml
Huda C Salni dan Melki 2012 Penapisan Aktivitas Antibakteri dari Bakteri yang Berasosiasi dengan Karang Sarcophyton sp Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya Indralaya Maspari Journal 2012 4 (1) 69 ndash 76
Kale M M amp Mehrotra I 2009 Rapid Determination of Biochemical Oxygen Demand International Journal of Civil and Environmental Engineering 11 2009 Pp 15 -22
Marganof 2007 Model Pengendalian Pencemaran Perairan di Danau Maninjau Sumatera Barat Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Bogor Hal 39 ndash 47
Narulita U dan Mifbakhuddin 2011 Manipulasi Waktu Tinggal dan Tebal Media Filter Tempurung Kelapa Terhadap Penurunan BOD (Biochemical Oxygen Demand) Dan Tss (Total Suspended Solid) Air Limbah Rumah Tangga Prosiding Seminar Nasional UNIMUS 2010 Hal 137 ndash 144
Rahmawati A A dan Azizah R 2005 Perbedaan Kadar BOD COD Tss dan Mpn Coliform pada Air Limbah Sebelum dan Sesudah Pengolahan di RSUD Nganjuk Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 1 Juli 200597 ndash 110
12
LAMPIRAN
1 Alat dan bahan
13
Botol BOD Erlenmenyer
Tissue Ppipet Tetes
Jarum Suntik Bahan-bahn Pratikum
2 Kegiatan Pratikum
14
Pemberian H2SO4 Endapan coklat
Pemasukan air sample kedalam erlenmeyer
Titrasi dengan Na2S2O3 5 H2O
Setelah endapan hilang Pemasukan air sample kedalam gelas ukur
Pemberian reagen MnSO4
Dokumentasi Kelompok
3 Perhitungan
15
DO (mgL) = DO (mgL) = ml titran x N thiosulfat x 8000 Mml sampel x ml botol BOD ndash ml reagen terpakai
Mml botol BOD
= 05 X 0025 X 8000 50 ( 300 ndash 65)
30= 100 = 374 mgL
3916
12
LAMPIRAN
1 Alat dan bahan
13
Botol BOD Erlenmenyer
Tissue Ppipet Tetes
Jarum Suntik Bahan-bahn Pratikum
2 Kegiatan Pratikum
14
Pemberian H2SO4 Endapan coklat
Pemasukan air sample kedalam erlenmeyer
Titrasi dengan Na2S2O3 5 H2O
Setelah endapan hilang Pemasukan air sample kedalam gelas ukur
Pemberian reagen MnSO4
Dokumentasi Kelompok
3 Perhitungan
15
DO (mgL) = DO (mgL) = ml titran x N thiosulfat x 8000 Mml sampel x ml botol BOD ndash ml reagen terpakai
Mml botol BOD
= 05 X 0025 X 8000 50 ( 300 ndash 65)
30= 100 = 374 mgL
3916
13
Botol BOD Erlenmenyer
Tissue Ppipet Tetes
Jarum Suntik Bahan-bahn Pratikum
2 Kegiatan Pratikum
14
Pemberian H2SO4 Endapan coklat
Pemasukan air sample kedalam erlenmeyer
Titrasi dengan Na2S2O3 5 H2O
Setelah endapan hilang Pemasukan air sample kedalam gelas ukur
Pemberian reagen MnSO4
Dokumentasi Kelompok
3 Perhitungan
15
DO (mgL) = DO (mgL) = ml titran x N thiosulfat x 8000 Mml sampel x ml botol BOD ndash ml reagen terpakai
Mml botol BOD
= 05 X 0025 X 8000 50 ( 300 ndash 65)
30= 100 = 374 mgL
3916
14
Pemberian H2SO4 Endapan coklat
Pemasukan air sample kedalam erlenmeyer
Titrasi dengan Na2S2O3 5 H2O
Setelah endapan hilang Pemasukan air sample kedalam gelas ukur
Pemberian reagen MnSO4
Dokumentasi Kelompok
3 Perhitungan
15
DO (mgL) = DO (mgL) = ml titran x N thiosulfat x 8000 Mml sampel x ml botol BOD ndash ml reagen terpakai
Mml botol BOD
= 05 X 0025 X 8000 50 ( 300 ndash 65)
30= 100 = 374 mgL
3916
15
DO (mgL) = DO (mgL) = ml titran x N thiosulfat x 8000 Mml sampel x ml botol BOD ndash ml reagen terpakai
Mml botol BOD
= 05 X 0025 X 8000 50 ( 300 ndash 65)
30= 100 = 374 mgL
3916