Laporan Praktikum Toksik 2

13
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Toksikologi adalah studi tentang efek samping bahan kimia atau fisik pada sistem biologi, toksikologi juga dikenal sebagai ilmu racun. Racun adalah zat (kimia, fisika atau biologi) yang berbahaya dan merusak suatu sistem biologis makhluk hidup (Wallace, 2001). Racun/toksin dapat ditemukan pada organisme, mikroorganisme, serta tanaman baik dari sintetis dalam tubuh ataupun disebabkan oleh rantai makanan/lingkungan makhuk hidup melangsungkan kehidupannya. Mangrove (Rhizophora apiculata) dan alur (Suaeda maritima) merupakan dua jenis tanaman yang ada di perairan Indonesia. Diketahui bahwa dua jenis tanaman tersebut memiliki bioaktivitas dan memiliki banyak kegunaan untuk manusia. R. apiculata merupakan jenis magrove yang memiliki potensi sebagai insektisida dengan nilai LC 50 dari uji bioaktivitas terhadap ulat grayak yaitu sebesar 4759,487 mg/L dengan mortalitas sebesar 55% (Rohmah dan Tukiran, 2012). Sedangkan S. maritima memiliki potensi sebagai hepatoprotektif (Ravikumar, et. al., 2011). Sebelum diintake ke tubuh manusia maka praktikan melakukan uji toksisitas kedua bahan alam tersebut, agar tidak menyebabkan keracunan pada manusia. Uji toksisitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat ketoksikan senyawa

description

praktikum toksisitas

Transcript of Laporan Praktikum Toksik 2

Page 1: Laporan Praktikum Toksik 2

1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Toksikologi adalah studi tentang efek samping bahan kimia atau fisik pada

sistem biologi, toksikologi juga dikenal sebagai ilmu racun. Racun adalah zat

(kimia, fisika atau biologi) yang berbahaya dan merusak suatu sistem biologis

makhluk hidup (Wallace, 2001). Racun/toksin dapat ditemukan pada organisme,

mikroorganisme, serta tanaman baik dari sintetis dalam tubuh ataupun disebabkan

oleh rantai makanan/lingkungan makhuk hidup melangsungkan kehidupannya.

Mangrove (Rhizophora apiculata) dan alur (Suaeda maritima) merupakan

dua jenis tanaman yang ada di perairan Indonesia. Diketahui bahwa dua jenis

tanaman tersebut memiliki bioaktivitas dan memiliki banyak kegunaan untuk

manusia. R. apiculata merupakan jenis magrove yang memiliki potensi sebagai

insektisida dengan nilai LC50 dari uji bioaktivitas terhadap ulat grayak yaitu

sebesar 4759,487 mg/L dengan mortalitas sebesar 55% (Rohmah dan Tukiran,

2012). Sedangkan S. maritima memiliki potensi sebagai hepatoprotektif

(Ravikumar, et. al., 2011). Sebelum diintake ke tubuh manusia maka praktikan

melakukan uji toksisitas kedua bahan alam tersebut, agar tidak menyebabkan

keracunan pada manusia.

Uji toksisitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui seberapa

besar tingkat ketoksikan senyawa yang ada pada bahan alam terhadap makhluk

hidup sehingga menyebabkan kematian. Uji yang digunakan yaitu LD50 dan LD100.

LD50 merupakan dosis yang dibutuhkan suatu substansi untuk membunuh 50%

organisme dari populasi awal. Sedangkan LD100 ialah dosis yang diperlukan untuk

mematikan 100% organisme. Sebelum uji toksisitas, praktikan melakukan

ekstraksi dengan metode dekoksi. Kemudian hasil ekstraksi tersebut diencerkan,

lalu diujikan pada ikan Guppy.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikun ini ialah untuk mengekstraksi dan

mengetahui LD50 dan LD100 dari tanaman alur (Suaeda maritima) dan mangrove

(Rhizophora apiculata).

Page 2: Laporan Praktikum Toksik 2

2

1.3 Manfaat

Praktikum ini memiliki manfaat antara lain yaitu praktikan dapat

mengekstraksi bahan alam dari tanaman alur (Suaeda maritima) dan mangrove

(Rhizophora apiculata). Selain itu, praktikan dapat menentukan LD50 dan LD100

bahan alam tersebut terhadap ikan Guppy (Poecilia reticulate).

Page 3: Laporan Praktikum Toksik 2

3

II METODE KERJA

2.1 Alat

Pada praktikum kali ini, praktikan menggunakan alat-alat sebagai berikut:

beker gelas, timbangan analitik, kertas saring, pipet disposible, petridisk, oven dan

hot plate.

2.2 Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu

Tanaman alur, tanaman mangrove, aquades dan ikan guppy.

2.3 Prosedeur Kerja

Langkah pertama yaitu siapkan sampel (tanaman alur dan mangrove).

Kemudian bersihkan sampel dari kotoran dengan menggunakan air mengalir.

Setelah itu, timbang sampel dengan menggunakan timbangan analitik. Letakkan

sampel yang sudah ditimbang ke dalam oven dengan suhu 70oC selama 24 jam.

Lalu timbang berat sampel setelah pengovenan dengan menggunakan timbangan

analitik.

Langkah selanjutnya yaitu hitung berat rendemen sampel menngunakan

rumus yang telah disediakan. Kemudian haluskan sampel hingga seperti bubuk.

Lalu tambahkan aquades dengan perbandingan 1 : 10, panaskan hingga mendidih

dan diamkan selama 3-5 menit (Dekoksi). Setelah pemanasan selesai, saringlah

hasil dekoksi dengan kertas saring dan masukkan ekstran ke dalam oven selama

24 jam.

Langkah berikutnya yaitu penimbangan berat ekstrak setelah pengovenan.

Kemudian hitung rendemen ekstrak, dan masukkan kembali rendemen ekstrak ke

dalam oven pada suhu 50oC selama 24 jam untuk menghilangkan humidity.

Siapkan 4 ikan guppy dalam 1 gelas berisi 40 mL air, serta encerkan ekstrak

dengan 100 mL aquades. Setelah itu, lakukan uji toksisitas pada ikan guppy

dengan penetesan enceran ekstrak tiap 0,1 mL pada ikan guppy dan amati respon

yang terjadi (LD50 dan LD100). Berikut gambar diagram alir prosedur kerja:

Page 4: Laporan Praktikum Toksik 2

4

Gambar 1. Diagram Prosedur Kerja Praktikum

Page 5: Laporan Praktikum Toksik 2

5

III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Hasil yang didapat pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:

Tabel 1. Pengencerean dan Konsentrasi Ekstraksi

Bahan AlamBerat akhir

Bahan Ekstraksi (gr)

Volume aquades (mL)

Konsentrasi (ppt)

Alur bagian Daun 3 100 30Mangrove bagian Buah 0.48 100 4,8Mangrove bagian Daun

Tua0.8 100 8

Sedangkan untuk uji toksisitas masing-masing bahan alam terhadap ikan

Guppy yaitu sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil uji toksisitas

Ekstrak Volume tetesan HasilTanaman alur bagian

daun50 mL (-)**

Mangrove bagian buah 50 mL (-)**Mangrove tua 50 mL (-)**

Keterangan:

**) Tidak terjadi LD50 maupun LD100 (Tidak Toksik).

3.2 Pembahasan

Pada praktikum yang telah dilakukan, praktikan menggunakan metode

dekoksi untuk mengekstraksi bahan alam mangrove dan alur. Metode dekoksi

merupakan proses ekstraksi yang mirip dengan pelarut air dengan lama waktu ≥

30 menit dan suhu pelarut sama dengan titik didih air. Penggunaan metode

dekoksi ini praktikan terapkan, karena metode ini paling mudah untuk dilakukan

serta peralatan lab yang mendukung. Pastinya ada senyawa-senyawa yang larut

dalam air, sehingga senyawa aktif juga mungkin akan terlarut dan berdampak

nantinya pada hasil pengujian.

Adapun bagian-bagian yang diekstraksi antara lain: tanaman alur bagian

daun dan bunga, tanaman mangrove bagian daun tua, muda dan buah. Dari hasil

Page 6: Laporan Praktikum Toksik 2

6

perhitungan didapat hasil rendemen bahan alam yang berbeda-beda. Rendemen

ekstraksi daun alur dan bunga masing-masing 20 dan 31,6 % (dilampirkan).

Sedangkan rendemen hasil ekstraksi mangrove daun muda, tua dan buahnya

masing-masing 19,6; 10; dan 6,67 % (dilampirkan). Hasilnya sangat beragam,

yang disebabkan oleh sedian sampel yang jumlahnya terbatas.

Adapun hasil ekstraksi yang diuji toksisitasnya hanya tiga bahan alam

yaitu daun alur, buah dan daun tua magrove. Hal tersebut dikarenakan

keterbatasan sedian sampel bahan alam serta jumlah ikan Guppy. Adapun berat

masing-masing bahan alam tersebut yaitu 3; 0,48; 0,8 g. Dari masing-masing

sampel tersebut diencerkan kedalam aquades 100 mL, sehingga didapat

konsentrasi daun alur 30 ppt, buah dan daun magrove masing-masing 4,8 dan 0,8

ppt. Dari hasil pengenceran tersebut kemudian diujikan LD50 dan LD100 terhadap

ikan Guppy, akan tetapi dari hasil keseluruhan bahwa masing-masing ekstrak

tersebut tidak menyebabkan kematian.

Hal tersebut berarti bahwa masing-masing ekstrak tersebut tidak toksik,

dapat diduga penyebabnya yaitu karena organisme/ikan yang digunakan untuk uji

toksisitas memiliki ketahanan yang cukup tinggi, sehingga ikan tersebut tidak

mati. Akan tetapi jika uji toksisitas diujikan pada Artemia, kemungkinan besar

akan menyebabkan kematian. Hal tersebut dikarenakan Artemia memiliki sistem

biologis yang jaauh lebih sederhana dibandingkan dengan ikan Guppy yang sudah

memiliki sistem biologis yang cukup kompleks.

Pada dasarnya bahan-bahan alam tersebut memiliki potensi sebagai

obat/memiliki bioaktivitas. Pada penelitian menyebutkan bahwa Rhizophora

apiculata memiliki potensi sebagai anti kanker pada hasil uji in vivo sel kanker

HepG2 dengan IC50 = 12,26 µg/mL dan tidak toksik, hal tersebut dikarenakan

kandungan tannin yang ada pada Rhizophora apiculata (Hong, et al., 2011).

Selain itu Rhizophora apiculata juga memiliki aktivitas antibakteri

(Setyaningrum, 2011), anticandidal (Hong, et al., 2011), antioksidan (Gao dan

Xiao, 2012). Sedangkan pada Suaeda maritima dapat berpotensi sebagai

treatment untuk penderita hepatitis, hal tersebut dikarenakan kandungan

triterpenoid yang ada pada tanaman tersebut (Ravikumar, et. al., 2011).

Page 7: Laporan Praktikum Toksik 2

7

IV SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Bahan alam spesies mangrove (Rhizophora apiculata) dan alur (Suaeda

maritima) tidak memiliki efek toksik terhadap ikan Guppy. Akan tetapi menurut

beberapa referensi kedua bahan alam tersebut memiliki bioaktifitas yang berguna

untuk manusia.

4.2 Saran

Praktikan seharusnya menggunakan Artemia, agar LD50 dan LD100 dapat

diketahui. Selain itu,untuk mendapatkan bahan aktif yang lebih murni dan banyak

sebaiknya praktikan menggunakan pelarut yang berbeda seperti choloroform.

Page 8: Laporan Praktikum Toksik 2

8

DAFTAR PUSTAKA

Gao, Mingzhe., Xiao, Hongbin. 2012. Activity-Guided Isolation of Antioxidant Compounds from Rhizophora apiculata. Molecules 17: pp 10675.

Hong, Lim Sheh., Ibrahim, Darah., Kassim, Jain., Sulaiman, Suraya. 2011. Gallic acid: An anticandidal compound in hydrolysable tannin extracted from the barks of Rhizophora apiculata Blume. Journal of Applied Pharmaceutical Science 01 (06); pp 75.

Ravikumar, S., Ghananadesigan, M., Inbaneson, S.J., and Khalaiarasi. 2011. Hepatoprotective and Antioxidant Properties of Suaeda maritima (L.) Dumort Ethanolic Exctract on Concanavalin-A Induced Hepatotoxicity in Rats. Ind. J. Exp. Biol. 49: pp 455.

Rochmah, Ika Fatchur Dan Tukiran. 2012. Uji Bioaktivitas Ekstrak Kloroform Rhizophora apiculata (Mangrove) Terhadap Spodoptera Littura Fabr. Sebagai Insektisida Nabati. Unesa J. Chemist 1 (1): Hal 38.

Wallace, H.A. 2011. Principle and Methods of Toxicology. Taylor & Francis Routledge. Philadelphia. pp.2.

Page 9: Laporan Praktikum Toksik 2

9

LAMPIRAN

Table 3. Data hasil praktikum

NoNama

Bahan baku

Bahan baku (g)

Rendemen (%)

Ekstraksi (g)Rendemen%

Bo B1 Bo B1

1 Tanaman alur bagian bunga

9,4 0,9 9,62 0,4 202

9,3 1,1 11,8

3 Tanaman alur bagian daun*

20,3 1,9 9,49,5 3 31,64

20,6 1,9 9,2

5 Mangrove muda

5,4 1,6 29,62,78 0,55 19,6

6 4 1,18 29,57 Mangrove

tua*27 7,4 27,4

8 0,8 108 29,1 8 27,19 Mangrove

buah*26,8 7,2 26,8 7,2 0,48 6,67

Keterangan: *) Dilakukan uji toksisitas