Laporan Praktikum Teknik Kerja Bangku & Pelat II
-
Upload
aris-wijaya -
Category
Documents
-
view
350 -
download
13
Transcript of Laporan Praktikum Teknik Kerja Bangku & Pelat II
-
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman sekarang ini telah banyak ditemukan teknik pembentukan logam
dari yang tradisional sampai yang modern. Kerja bangku adalah salah satu teknik
pembentukan logam secara tradisional atau sederhana. Kerja bangku merupakan
proses pembentukan benda kerja logam yang telah cukup lama dikenal, kerja
bangku banyak dilakukan sebelum para ahli mesin menemukan mesin-mesin
otomatis dalam pengerjaan logam. Sesuai dengan istilahnya kerja bangku adalah
pekerjaan yang dilakukan di atas bangku atau meja kerja. Proses kerja dalam kerja
bangku banyak dilakukan secara manual tanpa dibantu oleh mesin canggih.
Kerja bangku merupakan proses pembentukan benda kerja yang paling
dasar dan paling sederhana. Sederhana dalam artian pemakaian peralatan-
peralatan yang digunakan dalam kerja bangku. Peralatan-peralatan yang
digunakan dalam kerja bangku merupakan peralatan manual dan mudah dalam
pengoperasiannya, seperti, kikir , gergaji, palu, penggores, penitik dan masih
banyak yang lainya. Walaupun di saat ini sudah banyak tiknik pembentukan
logam yang modern dan canggih tetapi kita tetap perlu untuk mempraktekan
teknik kerja bangku dan plat agar kita lebih mengetahui dan memahami kerja
bangku dan plat.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang digunakan dalam pembutan laporan ini adalah :
1. Bagaimana cara mengukur benda kerja yang baik dan benar ?
2. Bagaimana cara menggergaji benda kerja ?
3. Bagaimana cara mengikir benda kerja ?
4. Bagaimana cara membuat ulir dalam dengan menggunakan tap ?
1.3 Tujuan Dan Manfaat
Setelah menyelesaikan praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mengenal alat-alat dan perkakas dalam kerja bangku.
-
2
2. Dapat mengukur Benda kerja dengan benar.
3. Memilih peralatan benda kerja bangku sesuai dengan material benda kerja dan
hasil yang diperoleh dengan benar.
4. Menggunakan perkakas kerja bangku dengan benar sesuai dengan prosedur
penggunaan.
5. Membuat benda kerja sederhana denagn menggunakan perkakas kerja bangku
sesuai dengan spesifikasi yang diminta.
6. Menyadari betapa pentingnya perkakas kerja bangku dan merawatnya dengan
benar.
-
3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Kerja bangku merupakan proses pembentukan benda kerja yang paling
dasar dan paling sederhana. Sederhana dalam artian pemakaian peralatan-
peralatan yang digunakan dalam kerja bangku. Peralatan-peralatan yang
digunakan dalam kerja bangku merupakan peralatan manual dan mudah dalam
pengoperasiannya seperti, alat ukur, kikir , gergaji, palu, penggores, penitik dan
masih banyak yang lainya.
2.1.1Pengukuran
Jenis-jenis pengukuran dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Pegukuran Mutlak
Adalah mengukur benda dengan cara nilai ukuran suatu bnda langsung
dibaca (misalnya pada mistar berskala, jangka sorong, mikrometer)
b. Pengukuran Banding
Adalah mengukur benda dengan cara menghitung nilai penyimpangan
ukuran dari suatu ukuran pembanding yang dilihat.
c. Metode Pengujian
Adalah pengukuran yang memeriksa apakah ukuran nyata berada didalam
daerah antara ukuran terbesar atau terkecil yang masih dijinkan (ukuran
batas).
Alat-alat Pengukuran
Pengukuran sering kali dilakuakn sebelum kita akan membuat benda kerja,
namun jarang kita mengenal apa itu pengukuran. Mengukur berarti
membandingkan suatu besaran yang akan diukur dengan suatu ukuran
pembanding yang telah ditera. Pengukuran sangat penting dalam proses
-
4
pengerjaan logam baik itu pembuatan atau pembentukan karena menyangkut
pengukuran dimensi benda.
1. Alat ukur panjang sederhana ( Mistar )
Didalam semua gambar kerja ukuran harus dinyatakan dalam milimeter
(mm). Mistar adalah alat ukur sederhana yang menggunakan ketelitian dalam
milimeter (mm). Ketepatan pembacaan pada mistar-mistar tipis atau yang bidang
skalanya dimiringkan berkisar antara 0,5 mm.
Gambar 2.1 Mistar
Ukuran atau jarak yang lebih besar dapat diukur dalam sekali pengukuran
secara tepat dan pasti dengan sebuah meteran gulung dan sebuah meteran sabuk
(gambar 2.2 ). Panjang suatu garis siku dapat diperoleh dengan menggelindingkan
sebuah roda ukur ( gambar 2.3 ).
Gambar 2.2 Meteran gulung dan Meteran Sabuk
-
5
Gambar 2.3 Roda ukur
Aturan Kerja dalam pengukuran :
a. Perhatikan bahwa garis nol skala harus berhimpitan dengan tepi benda.
Tumpukan ibu jari pada benda kerja.
Gambar 2.4 Aturan pengukuran
b. Kesalahan pengukuran timbul akibat arah pandang yang serong, cara
memegang yang miring, ujung yang tumpul atu skala yang terlengkung
-
6
c. Gunakan hanya jangka yang jalannya lancar
d. Aturlah kedudukan dengan ulir-ulir (untuk jangka pegas) atau dengan ketukan
ringan pada kaki jangka dan jangan memukul-mukul pada bidang ukuran
jangka.
e. Perhatikan pada pengambilan ukuran bahwa patuk jangka terletak sejajar satu
sama lain dan berdiri tegak lurus terhadap bidang kerja.
Gambar 2.5 Pengambilan ukuran dengan jangka
f. Pengukuran harus sedapat mungkin dilkukan dari atas sehingga jangka
meluncur di atas atau diantara bidang yang diukur dengan dibebani berat
jangka dan jangka tidak boleh ditekan atau didekap ke bidang pengukuran.
2. Mistar Kaliber ( Vernier Caliper )
Mistar kaliber memungkinkan pengukuran dengan pembacaan sebesar
0,1mm, 0,05mm dan 0,02mm. Dengan alatukur ini dapat dilaksanakan
pengukuran luar, dalam dan kedalamn secara cepat dan mudah.
Mistar kaliber terdiri atas mistar dengan skala milimeter, kaki (penyayat
ukur lengkap), penggeser dengan kaki (penyayat ukur) kedua yang dapat
-
7
digeserkan dan skala penolong yang disebut nonius. Nonius ini terdiri atas 10, 20
atau 50 bagian yang masing-masing memungkinkan pengamatan ukuran sebesar
1/10 , 1/20 atau 1/50 mm.
Gambar 2.6 Mistar kaliber
Pada keadaan penggeser terkatup garis nonius harus berimpitan dengan
garis nol skala milimeter mistar. Ukuran luar dan dalam diukur dengan kedua
bilah pengukur atau patuk sedangkan ukuran kedalaman diperoleh dengan
menggunakan lidah pengukur yang terletak di dalam cakupan mistar dan
berhubungan ketat dengan penggeser.
3. Mikrometer
Mikrometer memungkinkan pengukuran dengan ketelitian 0,01 mm. Alat
ini digunakan untuk pengukuran luar, dalam dan kedalaman. Mikrometer terdiri
atas spindel dan landasan (selubung mantel). Spindel pengukur merupakan
bidang-bidang pengukuran mikrometer. Spindel ukur dan selubung mantel
merupakan bagian yang dapat distel. Mur spindel, selubung skala dan sengkang
membentuk bagian tetap mikrometer.
-
8
Gambar 2.7 Mikrometer
Pada setiap putaran penuh selubung mantel (e), spindel ukur (c)
menyekrupkan diri sejauh 0,5 mm maju atau mundur. Selubung skala (d)
memperoleh pembagian dalam satuan milimeter atau milimeter pada arah
memanjang. Bidang kerucut selubung mantel terbagi menjadi lima puluh bagian
pada arah keliling. Jika selubung mantel diputar sebanyak satu jalur pembagian,
artinya 1/50 keliling, maka spindel (c) bergeser jauh 1/50 kisar yaitu 0,5 : 50 =
0,01 mm.
4. Pengukur Sudut ( Protaktor )
Alat ini memungkinkan ketelitian pembacaan sebesar 10, dalam daerah
pengukuran 00 sampai 180
0 atau 10
0sampai 170
0. Harus diprhatikan bahwa nilai
pembacaan tidak selalu merupakan sudut yang dicari. Pada jenis peletakan batang
pengukran, nilai pembacaan harus dikurangkan dari 1800 atau nilai selisih antara
nilai pembacan dengan nilai 900 harus ditambahkan terhadap atau dikurangkan
dari 900 bergantung pada apakah nilai pembacaan lebih kecil atau lebih besar dari
900.
-
9
Gambar 2.8 Pengukur sudut
Gambar 2.9 Cara penggunaan pengukur sudut
5. Jam Ukur ( Dial Indikator )
Meteran jarum merupakan alat ukur yang sederhana dan termurah. Jarum
peraba di dalam rumah alat ukur dirancang sebagai batang gigi dan mengalihkan
gerakannya secara mekanis kepada sebuah roda gigi kecil yang menggerakkan
penunjuk, sehingga akan menampilkan penyimpangan pengukuran.
-
10
Gambar 2.10 Dial indicator
2.1.2 Perkakas Kerja Bangku Sederhana
1. Penggores
Penggores adalah alat untuk menandai atau menggaris benda kerja
sebelum dikenai pekerjaan, alat ini ujungnya runcing bersudut 5o-10
o . badanya
agak besar dan dibuat kasar atau berbentuk segi enam, sedangkan ekornya
berbentuk lengkung atau dibulatkan. Cara pengguanaanya dimiringkan dan
digeser kearah kita, sehingga ujung penggores tepat pada sisi penggaris. Hasil
akan lebih baik jika sebelum penggoresan dibubuhi lak putih supaya hasil
penggoresan Nampak lebih jelas. Bila penggores tumpul, runcingkan kembali
dengan gerinda pada sisi samping, bukan pada peri-perinya dan dilakukan denga
hati-hati.
Gambar 2.20 Penggores
2. Penitik
Penitik dibuat dari bahan yang sama seperti penyenter dan diberikan
pengolahan panas yang serup. Penitik dipergunakan untuk menitik garis agar
jelas, selain itu penitik juga digunakan untuk menitik benda yang akan dibuat
lubang (dibor). Contoh penitik yaitu:
a. Penitik 60o yaitu penitik yang ujung kepalanya bersudut 60o , dan digunakan
untuk membuat tanda-tanda batas pengerjaan pada benda kerja.
b. Penitik 90 o yaitu penitik yang ujung kepalanya bersudut 90 o , dan pada
umunya digunakan untuk membuat titik kedudukan pada pekerjaan yang
akan dibor.
Gambar 2.21 Penitik
-
11
Bentuk lain dari penitik adalah penitik otomatis. Badan penitik ini
berlubang, dalam lubang ini dipasang kepalasekrup yang bergigi dan berpegas
kuat. Jika penitik ini ditekankan pada suatu benda kerja, maka pegas akan
meregang, dan jika tegangan itu sudah sampai paa batasnya, pegas akan terlepas
dan kembali pada kedudukan semula. Kekuatan pukulanya dapat diatur dengan
kepala sekrup.
3. Gergaji Besi
Gergaji adalah alat yang digunakan untuk memotong atau menceraikan
benda kerja. Berbagai jenis gergaji yaitu gergaji sengkang tangan, sengkang
mesin, gergaji sejalur, gergaji sabuk dan gergaji cakram. Dari segi kehalusan
gergaji dapat dihitung jumlah gigi per inchi.
Gambar 2.19 Detail gergaji
Tabel jumlah gigi gergaji tiap inchi
Jenis Gergaji Jumlah Gigi/inchi Penggunaan
Gigi Kasar
Gigi Sedang
Gigi Halus
10 16
18 22
28 32
Bahan lunak : Al,paduan logam
Bahan agak keras: Baja , tembaga
Bahan keras: Baja perkakas
-
12
Pada saat mulai penggergajian yang harus diperhatiakan adalah
kemiringan gergaji. Gergaji yang terlalu miring akan sulit menempatkan posisi.
Kalau terlalu tegak maka akan menyebabkan gigi gergaji patah. Ketentuan umum
yaitu minimal 3 gigi yang bergesekan dengan benda kerja.
Letak gigi pemotong gergaji tangan ada yang hanya satu sisi (gigi
tunggal/single cut ) dan adapula yang pada kedua sisinya (gigi kembar/double
cut). Sedangkan letak giginya ada yang lurus dan ada pula yang bersilangan (zig-
zag).
Bentuk gigi yang lurus digunakan pada benda kerja yang tipis. Sedangkan
gigi yang bersilang-silang digunakan untuk memotong benda kerja yang lebih
tebal. Tujuan gigi yang dibuat bersilangan adalah agar:
1. Tenaga untuk memotong tidak terlalu besar.
2. Daun gergaji tidak terjepit.
4. Kikir
Kikir adalah perkakas tangan terpenting untuk pengambilan serpih atau
penggarapan benda kerja. Pada pengikiran, gigi kikir yang berbentuk pasak
mengambil serpih-serpih kecil dari benda kerja, sehingga permukaan benda kerja
menjadi mengkilat dan lebih halus. Kikir dibuat dengan gigi-gigi yang dicungkil
atau diraut. Bergantung pada benda kerja yang digarap, kikir dibuat dengan
guratan silang, searah atau guratan parut. Sedangkan jumlah gurat setiap cm
panjang kikir menentukan jenis kikir kasar, kikir sedang atau kikir halus.
Gambar 2.11 Kikir.
Kikir menurut bentuknya dibagi atas :
-
13
a. Kikir lengan
Kikir ini digunakan untuk pengikiran bagian yang besar pada pengambilan
serpih atau digunakan dalam pengikisan.
Gambar 2.12 Kikir lengan
b. Kikir pipih atau kikir seragam
kikir ini digunakan untuk pengikiran atau pengikisan bidang-bidang yang rata.
Gambar 2.13 Kikir Kikir pipih
c. Kikir segi empat
Kikir ini digunakan untuk proses pengikiran pada lubang segi empat dan
bentuk penampang persegi.
Gambar 2.14 segi empat
d. Kikir segi tiga
Kikir ini digunakan untuk pengikiran lubang segitiga dan sudut runcing 60
derajat atau lebih.
Gambar 2.15 Kikir segi tiga
-
14
e. Kikir setengah bundar
Kikir ini terbagi menjadidua bagian yaitu, sisi rata untuk bidang rata dan sisi
bundar untuk takikan-takikan bundar, rongga cekung jar-jari bundar.
Gambar 2.16 Kikir setengah bundar
f. Kikir lidah burung
Kikir ini kedua sisinya melengkung digunakan untuk liku dan pembundaran.
Gambar 2.17 Kikir lidah burung
g. Kikir parut
Kikir ini digunakan untuk pengambilan serpih secara besar-besaran pada bahan
lunak seperti timah, kayu, dll.
Gambar 2.18 Kikir parut
Kikir terdiri dari batang kikir dan ekor kikir. Ekor kikir adalah bagian
pegangan kikir yang akan diletakkan. Pegangan kikir biasanya terbuat dari plastik
atau kayu. Pada ujung pegangan kayu diberi cincin penguat.
Pada kikir ada beberapa jenis pengguratan, yaitu guratan silang ( ganda )
untuk benda kerja yang keras seperti baja dan besi tuang. Guratan searah untuk
-
15
benda kerja lunak dan guratan parut untuk kayu, tenunan keras, kulit tanduk dan
sebagainya.
Berdasarkan jumlah guratan tiap cm kikir dibagi menjadi seperti yang
tercantum pada table berikut :
Tabel umlah guratan kikir tiap cm
Jenis Kikir Jumlah Guratan Tiap 1cm
Kikir kikis
Kikir setengah halus
Kikir halus
Kikir sangat halus
4 18
20 40
40 60
80 120
Sikap badan waktu mengikir :
1) Badan agak condong ke depan, kaki depan membentuk sudut 30 dan
kaki belakang membentuk sudut 60.
2) Pada pengikiran, bobot badan diletakkan pada guratan tengah, pada
pelicinan, kikir hanya digerakkan oleh tangan.
3) Kikir harus digerakkan maju pada arah memanjang dengan tekanan
merata pada keseluruhan panjang kikir, penarikan mundur berlangsung
tanpa gesekan.
4) Bidang rata harus dikikir bergantian sehingga dihasilkan pemeriksaan
yang mudah.
Pelat logam tidak dikikir melintang melainkan serong terhadap pelat.
Pembersihan kikir dengan pelat kuningan lunak yang ditajamkan atau dengan
sikat kikir. Kikir yang berminyak dibersihkan dengan minyak tanah. Kikir yang
terkena cat dibersihkan dengan terpentin.
5. Palu
Palu adalah alat untuk memukul perkakas atau benda kerja. Palu terbuat dari
baja dengan kedua ujungnya dikeraskan. Beberapa jenis palu diantaranya adalah
-
16
palu konde, palu pen searah( straight peen ), palu pen melintang ( cross peen ) dan
palu kombinasi
Gambar 2.22 Macam-macam bentuk palu.
6. Ragum
Ragum adalah alat yang digunakan untuk menjepit benda kerja yang akan
dikenai pekerjaan selanjutnya, seperti mengikir, menggergaji, mengebor dll.
Gambar 2.25 Ragum.
7. Bor
Bor adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang silindris.
Pembuatan lubang spiral di dalam benda kerja yang pejal merupakan suatu proses
pengikisan dengan daya yang besar.
-
17
Gambar 2.26 Bagian detail mata bor
Perkakas mata bor yang paling banyak dipakai adalah bor spiral. Mata bor
ini sering disebut bor lilitan atau bor ulir. Keuntungan mata bor ini antara lain :
1. Penyayatan lebih tenang karena mata bor lebih runcing dan tajam.
2. Lubang dapat dihasilkan dalam waktu singkat.
3. Sudut serpih yang baik sehingga dapat menimbulkan efek penyayatan
yang baik.
4. Serpih bor dapat dengan mudah terangkut keluar karena alur bor yang
berbentuk spiral.
8. Penekukan
Bending atau penekukan adalah proses dimana bentuk bentuk lurus diubah
menjadi lengkungan. Prosesyang sering digunakan untuk mengubah lembaran dan
pelat menjadi drum, tutp kaleng dan lain lain. Jari jari pembengkokan R
didefinisikan sebagai jari jari lengkungan cekung atau permukaan bengkokan.
Untuk pembengkokan elastik di bawah batas elastik, regangan melalui pertengan
tebal pada sumbu netral.pada pembengkokan plasstik melampaui batas elastik,
-
18
sumbu netral bergeser lebih dekat kepermukaan dalam lengkungan pada saat
proses pembengkokan dilakukan. Karena regangan plastik sebanding dengan jarak
dari sumbu netral, serat-serat pada permukaan luar mengalami regangan lebih
besar dibanding pada serat dipermukaan dalam, dan serat dipermukaan dalam
mengalami pengerutan. Serat ditengah-tengah mengalami perentangan karena
merupakan serat rata-rata, maka harus terjadi pengurangan tebal (pada daerah
radial) untuk mempertahankan volum konstan. Makin kecil jari-jari lengkungan,
makin besar penurunan tebal pada bengkokan.
Untuk pekerjaan pembengkokan tertentu, jari-jari bengkokan tidak dapat
lebih kecil dari nilai tertentu, karena logam akan mengalami retak dipermukaan
luar. Jari-jari bengkokan minimum biasanya dinyatakan sebagai kelipatan tebal
lembaran. Jadi jari-jari 3T menyatakan bahwa logam dapat dibengkokan tanpa
terjadi retakan dengan jari-jari bengkokan 3 kali tebalnya. Oleh karena itu jari-jari
bengkokan minimum merupakan batas pembengkokan.
Saat proses bending dengan sudut yang relatif besar maka neutral line
akan berada di centre. Sedang pada proses bending dengan sudut yang relatif kecil
maka neutral line akan bergerak menuju kearah compresion (dalam), central line
diperpanjang, dan konstanta volum dipertahankan oleh ketipisan shet. Kenaikan
panjang centre line biasanya didapat dari perhitungan Rb < 2 h dimana Rb
kenaikan tegangan tarik dan tekanan dengan permukaan radius dengan asumsi
bahwa neutral line adalah 1/3 ketebalan plat (sheet).
Radius minimum bending (radius terkecil die yang diperbolehkan(Rb))
dapat didefinisikan berdasarkan 2 kriteria :
a. Daerah leher (Localized necking) yang disebabkan melemahnya struktur
bagian yang di bending
b. Minimum radius bending yang diperbolehkan dari material dengan
keuletan rendah
Pada bending juga terdapat springback. Springback adalah perubahan
dimensi pada hasil pembentukan setelah tekanan pembentuk ditiadakan.
-
19
Perubahan ini merupakan akibat dari perubahan regangan yang dihasilkan oleh
pemulihan elastisitas.
9. Perakitan (Keling dan Sekrup)
Metode yang umum untuk penyambungan mekanis adalah dengan
pengelingan. Ratusan bahakan ribuan keling digunakan pada konstruksi dan
perakitan pada sebuah pesawat terbang. Namun pada laporan ini keling dibatasi
hanya dengan perkakas tangan. Tahap pengelingan terdiri dari dua tahap:
peletakan paku keling pada lubang, kemudian pembentukan ujung keling menjadi
bentuk tutup (membentuk seperti kepala keling).
Alat-alat keling terdiri dari:
a) Keling set untuk mendorong keling dan menarik dua bagian yang
disambung menyatu;
b) Punch untuk membentuk kepala, untuk pembentukan akhir kepala
setengah lingkaran dari titik keling;
c) Cetakan keling, bekerja berlawanan terhadap punch, yaitu untuk menahan
keling.
Paku keling dapat dibedakan menjadi:
a) Keling Pejal dipakai dimana dua bagian yang disambung dibawah tekanan
normal dan berat. Bahan yang sesuai untuk paku keling jenis ini baja( St
00.13 atau St 34.13), tembaga atau aluminium.
b) Keling full countersunk kecil ( diameter 1-10 mm) mempunyai sudut 750
sedangkan full countersunk besar dan countersunk separuh memiliki sudut
600.
c) Keling berongga digunakan untuk menggabungkan logam dengan non
logam (fiber, kulit dan lain lain), juga untuk bagian yang lemah dan
tarikan lemah.
-
20
Prosedur pengelingan
Batang paku keling hendaknya pas didalam lubang. Ketika mengeling sank
didalam lubang membenjol dan memenuhi lubang dan menekan permukaannya
dengan keras. Kepala kelingan dibentuk dari batang. Kedua ujung harus tegak
lurus 900 bila kepala mangkok digunakan.
Paku keling yang kecil dikelingkan dalam keadaan dingin sedangkan paku
keling besar dikelingkan dalam keadaan panas. Hendaknya tidak dikeling
melebihi panjang yang diperlukan, kalau tidak kepala menjadi rapuh dan akan
retak.
Pengelingan dengan bentuk kepala mangkok dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
a) Kepala diratakan dengan permukaan, dan diberi countersink pada kedua
ujungnya,
b) Paku keling dimasukkan secara benar,
c) Keling dikatupkan secara seragam
d) Kepala kelingan berbentuk seperti jamur,
e) Countersunk penuh kedua permukaan akan rapat.
Kesalahan yang sering terjadi pada pengelingan :
a) Lubang keling terlalu besar, pelat bergeser;
b) Pengelingan kurang erat, pelat terpisah ;
c) Keling bengkok dan mengatup disatu sisi;
d) Kepala keling terlalu rata ;
e) Paku keling tidak bisa digunakan lagi ;
f) Paku keling terlalu pendek ;
g) Pelat tidak terikat dengan erat ;
-
21
10. Finishing Produk
Sebelum benda kerja dipakai atau dipasarkan maka diperlukan perlakuan
khusus supaya hasilnya indah dipandang oleh karenanya dibutuhkan suatu proses
lanjutan yaitu Finishing Produk.
Jenis finishing produk dalam kerja bangku yang kita gunakan dalam
pembutan box neon adalah:
a) Pengikiran terhadap bekas gergaji pada benda kerja supaya hasilnya rata
dan bisa siku-siku antara pojok benda yang satu dengan yang lain.
b) Pengecetan pada benda kerja yang bertujuan untuk memperindah
pandangan.
Tujuan dari finishing produk antara lain:
a) Untuk menjaga keamanan bagi pengguna karena jika bekas pomotongan
tidak dikikir akan menimbulkan kecelakaan seperti tangan tergores terkena
bekas potongan pada benda kerja.
b) Untuk memperindah pandangan konsumen terhadap benda kerja dengan
memberi warna dengan cara mengecat benda kerja tersebut.
Pada benda kerja (box neon) yang sudah selesai difinishing produk maka
benda kerja tersebut siap dipakai atau dipasarkan kepada konsumen.
-
22
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat Dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat-alat yang dipergunakan pada pelaksanaan Praktikum Teknik Kerja
Bangku dan Plat II ini adalah sebagai berikut:
1. Mistar Baja 7. Kikir
2. Angel Protector 8. Penekuk Plat
3. Penggores 9. Pengerol Plat
4. Penitik 10. Bor Duduk
5. Gergaji Besi 11. Hand Rivet
6. Gunting Plat 12. Spet (Paint spray)
3.1.2 Bahan
Bahan-bahan yang dipakai pada pelaksanaan Praktikum Teknik Kerja
Bangku dan Plat II ini adalah Plat
3.2 Langkah Kerja
Langkah-langkah atau proses yang harus dilakukan pada pembuatan Box
Neon adalah sebagai berikut:
a. Persiapan alat dan bahan.
b. Proses pengukuran dan penandaan.
c. Proses Pemotongan benda kerja.
d. Proses Perakitan.
e. Proses finishing dengan pengecatan.
3.3 Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja harus di utamakan dalam melakukan setiap kegiatan.
Dalam praktikum ini beberapa perlengkapan yang digunakan adalah:
a. Wearpack
b. Masker
-
23
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambar Benda Kerja
Gambar Tutup Atas
Gambar Box Neon
-
24
Gambar Penutup Samping
Gambar Penutup Tengah
-
25
Benda Jadi
Tampak Atas
Tampak Samping
-
26
4.2 Pembahasan
Pada Praktikum Kerja Bangku dan Plat II ini kegiatan atau langkah-langkah
yang dilakukan adalah:
1. Melakukan pengukuran lalu menandai dengan titik atau garis untuk
mendapatkan potongan plat dengan ukuran
A. 385 x 220 x 2mm 1 Buah
B. 385 x 198 x 2mm 1 Buah
C. 116 x 55 x 2mm 2 Buah
D. 116 x 30 x 2mm 2 Buah
Gambar Plat A
Gambar Plat B
-
27
Gambar Plat C
Gambar Plat D
2. Untuk plat A dilakukan pengukuran dan penandan dengan penitik pada
koordinat yang akan dibor, lalu di garis menggunakan penggores untuk
menentukan garis potong atau garis tekuk.
-
28
Setelah itu dipotong sesuai garis dan dibor pada koordinat yang sudah
ditentukan.
Lakukan pengikiran dengan kikir segitiga untuk memotong jarak
pengeboran
Dikikir sampai menjadi lubang bentuk segiempat sesuai ukuran.
Dilakukan penekukan plat menggunakan penekuk plat sampai pada sudut
yang ditentukan.
Hasil tekukan di pukuli dengan palu untuk merapikan tekukan.
-
29
3. Untuk plat B dilakukan pengukuran dan penandan dengan penitik pada
koordinat yang akan dibor, lalu digaris menggunakan penggores untuk
menentukan garis potong atau garis tekuk.
Setelah itu dipotong sesuai garis dan dibor pada koordinat yang sudah
ditentukan.
Lakukan pengikiran dengan kikir bulat untuk melebarkan diameter lubang
menjadi sesuai ukuran yang ditentukan.
Hasil tekukan di pukuli dengan palu untuk merapikan tekukan.
Tampak Atas
-
30
Tampak Samping
4. Untuk plat C dilakukan pengukuran dan digaris menggunakan penggores
untuk menentukan garis potong atau garis tekuk.
Lalu dipotong sesuai garis potong yang telah dibuat.
5. Untuk plat D dilakukan pengukuran dan penandan dengan penitik pada
koordinat yang akan dibor, lalu di garis menggunakan penggores untuk
menentukan garis potong atau garis tekuk.
Setelah itu dipotong sesuai garis dan dibor pada koordinat yang sudah
ditentukan.
-
31
6. Semua plat di digosok dengan kertas gosok untuk membersihkan plat dari
karat dan juga untuk menghaulskan permukaan plat.
7. Plat B, C dan D dirakit menjadi satu bagian dangan menggabungkan dan
melakukan penekukan pada garis yang dibuat.
8. Lakukan finishing benda kerja dengan merapikan tekukan atau
menumpulkan tepi potongan yang muncul.
9. Gunakan kawat atau tali lain sebagai alat bantu untuk menggantung plat
pada saat melakukan pengecatan.
10. Gunakan masker sebagai keselamatan kerja. Karena bau dari thiner tifak
baik untuk kesehatan jika terlalu kita hirup.
11. Mengoplos cat dengan thiner sesuai takaran.
12. Plat A dan Plat yang dirangkai dicat menggunakan spet (Paint Spray) lalu
jemur atau tunggu hingga kering.
Jika hasil pengecatan tidak rata atau kurang tebal maka dilakukan
pengecatan lagi.
Ket: Garis tekuk
Garis Potong atau pengeboran
-
32
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan paratek dan membuat laporan dari data yang ada dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1 Penggunaan alat bantu atau tool harus sesuai dengan fungsi dan
ukurannya, pemaksaan alat bantu yang bukan semestinya akan
mengakibatkan kerusakan.
2 Factor kecermatan dan ketelitian sangat diperlukan pada saat melakukan
praktek ini.
3 Kesalahan pengerjaan benda kerja masih bisa menggunakan alternatif-
alternatif lain agar benda kerja masih bermanfaat.
4 Penguasaan teknik penekukan sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil
yang rapi dan baik.
5 Fungsi alat-alat yang digunakan sangat mempengaruhi hasil pekerjaan.
5.2 Saran
Adapun saran sebagai bahan pertimbangan jika hendak melakukan praktek
adalah sebagai berikut :
1 Dalam melakukan Praktek Kerja Bangku dan Plat harap memperhatikan
keselamatan kerja.
2 Dalam melakukan praktek ini harap diutamakan kecermatan dan ketelitian.
3 Perwatan alat-alat harap dilakukan supaya alat dapat berfungsi dengan
baik dan tahan lama.
-
33
DAFTAR PUSTAKA
Hardjapamekas, Eddy D (penerjemah). 1990. Pengerjaan Logam dengan
Perkakas Tangan dan Mesin Sederhana. Bandung: Angkasa.
Rachman, Abdul (penerjemah). 1999. Teknologi Kerja Logam. Jakarta: Erlangga.
Sanata, Andi, dkk. 2008. Modul Praktikum Kerja Bangku dan Pelat. Jember:
Laboratorium Kerja Bangku dan Pelat, Fakultas Teknik, Universitas
Jember.
-
34
LEMBAR ASISTENSI
PRAKTIKUM KERJA BANGKU DAN PELAT
NAMA : Nuron Bashori
NIM : 081903101001
ASISTEN : Imam Rahmat Setyo Mulyono
No Tanggal Keterangan Paraf
ASISTEN PRAKTIKUM
Imam Rahmat Setyo Mulyono NIM 061910101144
-
35
LAMPIRAN