Laporan Praktikum Mikrobiologi: Pengamatan Mikroorganisme Udara dengan Air Monitoring

13
SCB1603402 PTA PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2014/2015 Drs. IMAN SANTOSO, M.Phil. Dra. SITARESMI, M.Sc. LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PENGAMATAN MIKROORGANISME DARI UDARA DENGAN METODE AIR MONITORING NAMA : Rohmad Joni Pranoto NPM : 1206247240 KELOMPOK : XB TANGGAL : 29 Oktober 2014 ASISTEN : Andi Aisyiah Alwie Husnun Hamidah

description

Laporan berikut merupakan laporan praktikum mikrobiologi dengan materi praktikum pengamatan mikroorganisme

Transcript of Laporan Praktikum Mikrobiologi: Pengamatan Mikroorganisme Udara dengan Air Monitoring

Page 1: Laporan Praktikum Mikrobiologi: Pengamatan Mikroorganisme Udara dengan Air Monitoring

SCB1603402 PTA

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2014/2015

Drs. IMAN SANTOSO, M.Phil.

Dra. SITARESMI, M.Sc.

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PENGAMATAN MIKROORGANISME DARI UDARA DENGAN

METODE AIR MONITORING

NAMA : Rohmad Joni Pranoto

NPM : 1206247240

KELOMPOK : XB

TANGGAL : 29 Oktober 2014

ASISTEN : Andi Aisyiah Alwie

Husnun Hamidah

UNIVERSITAS INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

DEPARTEMEN BIOLOGI

DEPOK

2011

Page 2: Laporan Praktikum Mikrobiologi: Pengamatan Mikroorganisme Udara dengan Air Monitoring

1

PENGECATAN STRUKTUR SEL BAKTERI

I. TUJUAN

1. Mengamati dan mempelajari keberadaan mikroorganisme dari udara dengan

metode air monitoring.

2. Memahami dan mengetahui teknik isolasi mikroorganisme dengan metode air

monitoring.

II. ALAT DAN BAHAN

Peralatan yang digunakan dalam percobaan isolasi mikroorganisme

dengan metode air monitoring tersebut yaitu satu set alat air sampler MAS 100

NT, cawan petri berdiameter 9 cm dengan tinggi 1 – 1,5 cm berisi medium PDA

dan NA. Bahan yang digunakan saat percobaan isolasi mikroorganisme dengan

metode air monitoring yaitu desinfektan alkohol 70% dan kertas tisu.

III. HASIL PENGAMATAN

Hasil pengamatan dapat dilihat pada lampiran.

IV. PEMBAHASAN

Keberadaan mikroorganisme di lingkungan kita sangat melimpah dan

bervariasi. Kondisi lingkungan yang berbeda-beda turut memengaruhi jumlah

dan jenis suatu mikroorganisme yang dominan di lingkungan tersebut

(Gandjar dkk 1992: 17). Mikroorganisme tersebut antara lain dapat berupa

fungi. Fungi dapat dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan morfologinya,

yaitu:

a. Khamir (Yeast)

Khamir merupakan satu-satunya keluarga fungi yang bersifat uniseluler.

Sel khamir umumnya berbentuk seperti bola, oval, atau silindris.Ukuran

sel khamirlebih besar dari sel bakteri sehingga dapat dibedakan secara

mikroskopik, baik melalui ukuran maupun ada tidaknya organel sel,

seperti nukleus.

Page 3: Laporan Praktikum Mikrobiologi: Pengamatan Mikroorganisme Udara dengan Air Monitoring

2

b. Kapang (Molds)

Kapang merupakan jenis fungi yang memiliki struktur filamen. Filamen

tunggalnya disebut hifa dan selanjutnya hifa akan tumbuh bercabang

membentuk sekumpulan jaring hifa yang disebut miselium.

c. Cendawan (Mushroom)

Mushrooms sama halnya dengan kapang, yaitu fungi filamentousyang

dapat membentuk struktur berukuran besar yang disebut tubuh buah

(fruiting body). Tubuh buah merupakan bagian mushroom yang dapat

dimakan. Sebagian besar mushroom hidup sebagai mikoriza di dalam

tanah.

(Brock dkk. 1994: 846--850).

Salah satu lingkungan yang melimpah keberadaan mikroorganismenya

yaitu lingkungan udara yang ada disekitar manusia. Udara tidak hanya

mengandung partikel gas tetapi juga partikel berupa debu dan partikel

mikroorganisme lainnya seperti sel bakteri, spora jamur, serbuk polen bahkan

virus. Debu dan gas memang bukan medium untuk mikroorganisme tetapi

partikel debu gas tersebut dapat menjadi vektor pembawa mikroorganisme itu

sendiri (Napoli dkk 2012: 1). Pemeriksaan kualitas udara penting dilakukan

terutama dalam dunia industri makanan (Holah 2014: 10) dan rumah sakit

(Napoli dkk 2012: 1). Hal tersebut dilakukan untuk menjaga kualitas produk

makanan dan mengurangi dampak kontaminasi pada pasien.

Proses isolasi mikroorganisme dari udara dapat dilakukan dengan dua

metode sampling, yaitu metode active sampling dan metode passive

sampling(Holah 2014: 10 –11). Metode passive sampling dilakukan dengan

menangkap partikel mikroorganisme udara yang jatuh. Salah satu teknik

passive sampling yaitu teknik settle plate. Teknik tersebut dilakukan dengan

meletakkan petri dish yang berisi medium pertumbuhan secara terbuka dan

diletakkan pada suatu area yang diduga mengandung mikroorganismenya

selama beberapa waktu tertentu(Gandjar dkk. 1992: 20—24; Napoli dkk

2012: 3). Dengan medium tersebut, diharapkan ada mikroorganisme yang

jatuh dari udara ke atas medium tersebut dan tumbuh. Metode active

sampling dilakukan dengan menyedot volume tertentu udara dalam suatu area

Page 4: Laporan Praktikum Mikrobiologi: Pengamatan Mikroorganisme Udara dengan Air Monitoring

3

dan kemudian di tabrakkan pada medium tumbuh (Sebayang 2014: 19—20).

Metode active sampling dapat dilakukan dengan beberapa teknik, salah

satunya yaitu impact, impingement and filtration samplers. Metodeactive

sampling dapat dilakukan dengan suatu alat yang disebut air sampler air

monitoring system MAS 100NT produk dari perusahaan Merck.

Karakteristik air sampler tersebut ada dua yaitu memberikan kekuatan

tarikan dengan kecepatanimpactdengan proses tabrakan antara volum udara

dan medium memiliki berjalan sesuai syarat yaitu harus mampu menjebak

viable particles dari udara dan mampu mempertahankan viabilitas partikel

tersebut sehingga tidak mengalami kerusakan dan kedua yaitu harus memiliki

physical efficiency dan biological efficiency.Physical efficiency adalah

kemampuan dalam menangkap berbagai ukuran partikel baik partikel yang

berupa mikroorganisme, partikel pembawa mikroorganisme atau partikel saja.

Biological efficiency adalah kemampuan air sampler untuk membawa

partikel viabel pembawa mikroba (Sebayang 2014: 19—20).

Kedua metode sampling tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan

masing-masing. Metode passive sampling memberikan kelebihan teknik yang

mudah dilakukan yang hanya bermodalkan cawan petri berisi medium

tumbuh sehingga lebih efisien, namun metode tersebut juga memiliki banyak

kekurangan diantaranya hasilnya yang kurang akurat, sangat dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain seperti turbulensi udara, ukuran partikel yang terlalu kecil

tidak akan tertangkap, lama perlakuan akan menghasilkan hasil yang berbeda.

Metode tersebut juga tidak dapat mengukur jumlah mikroorganisme yang ada

di udara karena itu hasilnya bersifat kualitatif (Sebayang 2014: 22). Metode

active sampling memberikan kelebihan diantaranya yaitu hasil dengan presisi

tinggi, dapat diketahui jumlah mikroorganisme per volum udara, dan tidak

terpengaruh faktor turbulensi serta ukuran partikel yang kecil. Kekurangan

dari metode air sampler ini terletak pada harga produk alatnya yang mahal,

sebagai contoh produk air samplerMAS 100NT dari Merck tersebut berharga

sekitar 128 juta per unit.

Percobaan isolasi mikroorganisme dari udara menggunakan metode air

sampler tersebut dilakukan di laboratorium Fisiologi Departemen Biologi

Page 5: Laporan Praktikum Mikrobiologi: Pengamatan Mikroorganisme Udara dengan Air Monitoring

4

Universitas Indonesia sekitar pukul 10 pagi dengan jumlah praktikan dalam

ruangan sebanyak 20 mahasiswa dan satu orang lecture dari Merck yaitu Ibu

Gianina Miranda Sebayang. Pengambilan sampel dilakukan pada empat spot

yaitu depan kelas, sayap kiri dan sayap kanan kelas, serta belakang kelas.

Kelompok kami mendapat bagian sayap kiri kelas yang dekat dengan

ventilasi dan air exhaust. Percobaan dilakukan dengan sterilisasi tempat kerja

dan alat. Secara garis besar alat tersebut terdiri atas 3 bagian yaitu tutup yang

terdiri atas lubang perforasi berukuran 0,6 mm sebanyak 300 lubang, bagian

badan yang terdiri atas tempat peletakan cawan petri berukuran 99 mm atau

60 mm dan sebuah lengan penyangga, serta bagian monitor touchscreen yang

memberikan informasi mengenai volume udara yang masuk, lampu indikator

berjalan (biru) dan berhenti proses (merah) serta tombol start. Setelah alat

disterilisasi, medium agar dibuka dan diletakkan pada badan alat kemudian

ditutup dengan tutup alat yang berlubang, setelah itu alat dihidupkan dengan

menekan tombol start. Saat alat beroperasi maka lampu indikator warna biru

akan menyala dan udara akan mulai tersedot sebanyak 100 liter. Ketika

proses terganggu lampu indikator akan menyala merah dan proses terhenti.

Ketika proses selesai, pada medium agar akan tercetak pola unik sesuai

jumlah lubang yang ada pada tutup alat. Medium yang telah diproses

kemudian di inkubasi (Merck 2014: 3—4).

Pengamatan hasil percobaan dilakukan pada waktu 24 jam dan 48 jam

setelah proses. Berdasarkan hasil pengamatan pada waktu 24 jam diperoleh

120 koloni bakteri/khamir pada medium PDA dan 207 koloni bakteri/khamir

ditambah 1 koloni kapang pada medium NA, sedangkan pada pengamatan 48

jam diperoleh 138 koloni bakteri/khamir ditambah 9 koloni kapang pada

medium PDA dan 280koloni bakteri/khamir ditambah 11 koloni kapang.

Berdasarkan pengamatan tersebut dapat dilihat bahwa pada medium NA lebih

banyak ditumbuhi oleh mikroorganisme dibanding dengan medium PDA.Hal

tersebut dikarenakan medium tersebut digunakan pada isolasi yang pertama

kali dilakukan sehingga mikroorganismenya lebih banyak dibanding pada

medium PDA yang dilakukan pada isolasi kedua yang mikroorganismenya

telah berkurang karena isolasi yang pertama. Bakteri/khamir dan kapang

Page 6: Laporan Praktikum Mikrobiologi: Pengamatan Mikroorganisme Udara dengan Air Monitoring

5

berkoloni sesuai dengan pola-pola unik yang terbentu sebelumnya, hal

tersebut mengindikasikan bahwa mikroorganisme masuk ke dalam alat dan

menempel pada medium melalui lubang yang ada pada tutup alat. Hasil yang

diperoleh secara active sampling melalui metode air sampler tersebut

menunjukkan hasil koloni mikroorganisme yang lebih banyak dibanding

metode settle plate yang dulu telah kami lakukan. Hal tersebut dikarenakan

pada metode air sampler tersebut sampel udara sengaja disedot secara aktif

oleh air sampler sehingga partikel yang ada di udara ikut tersedot, sedangkan

pada metode settle plate teknik hanya mengandalkan mikroorganisme yang

jatuh ke dalam medium sehingga apabila ada turbulensi udara yang

menyebabkan partikel tidak jatuh maka akan mendapatkan hasil yang nihil,

atau misalkan jatuh maka partikel yang jatuh tersebut belum tentu mewakili

semua partikel/mikroorganisme yang ada pada suatu area tertentu.

Hasil yang diperoleh pada percobaan dengan air sampler tersebut

kemudian dikonversi dengan tabel William Feller lalu dihitung berdasarkan

rumus berikut:

CFU ( pada tabel Feller )volumeudara yangdisampling

x 1000

Hasil perhitungan yang diperoleh pada pengamatan ke 48 jam yaitu jumlah

koloni bakteri/khamir pada medium NA sebanyak 8050 cfu/ m3, koloni

kapang sebanyak 110 cfu/m3, sedangkan pada medium PDA koloni

bakteri/khamir sebanyak 1840 cfu/m3 dan koloni kapang sebanyak 90 cfu/m3.

V. KESIMPULAN

1. Keberadaan mikroorganisme yang ada di udara dapat dideteksi

menggunakan metode active sampling dengan menggunakan teknik air

sampler.

2. Teknik air sampler yang digunakan pada air monitoring dilakukan

dengan menarik sejumlah volum udara ke dalam air sampler lalu

ditabrakkan dengan medium agar.

Page 7: Laporan Praktikum Mikrobiologi: Pengamatan Mikroorganisme Udara dengan Air Monitoring

6

VI. DAFTAR ACUAN

Brock, T.D., M.T. Maargan, J.M. Martindo, J. Parker. 1994. Biology of

microorgansims. Ed ke-7, Prentice Hall, New Jersey: xvii + 909 hlm.

Gandjar, I., I. M. Koentjoro, W. Mangunwardoyo & L. Soebagya. 1992.

Pedoman praktikum mikrobiologi dasar. Jurusan Biologi FMIPA-UI,

Depok: vii + 87 hlm.

Napoli, C. , V. Marcotrigiano and M.T. Montagna. 2012. Air sampling procedures

to evaluate microbial contamination: a comparison between active and

passive methods in operating theatres.BMC Public Health 12: 594

Page 8: Laporan Praktikum Mikrobiologi: Pengamatan Mikroorganisme Udara dengan Air Monitoring

Jumlahkoloni sesuai tabel fellervolume udarasampel

x

1000

7

LAMPIRAN 1

Hasil Pengamatan

MEDIUM 24 JAM 48 JAM

Bakteri/khamir Kapang Bakteri/khamir Kapang

PDA 120 0 138 9

NA 138 1 280 11

PENGHITUNGAN

1. Pengamatan ke 48 jam diperoleh

- Volume udara sampel : 100 liter

- Medium NA

Koloni bakteri/khamir : 280 koloni Tabel Feller: 805

Koloni kapang : 11 koloni Tabel Feller: 11

- Medium PDA

Koloni bakteri/khamir : 138 koloni Tabel Feller: 184

Koloni kapang : 9 koloni Tabel Feller: 9

2. Penghitungan sesuai rumus:

Medium NA:

Koloni bakteri/khamir: 805100

x 1000 = 8050 cfu/m3

Koloni kapang : 11

100 x 1000 = 110 cfu/m3

Medium PDA:

Koloni bakteri/khamir: 184100

x 1000 = 1840 cfu/m3

Page 9: Laporan Praktikum Mikrobiologi: Pengamatan Mikroorganisme Udara dengan Air Monitoring

8

Koloni kapang : 9

100 x 1000 = 90 cfu/m3

LAMPIRAN 2

Gambar 1. Hasil pengamatan ke 24 jam

[sumber: dokumen pribadi]

Gambar 2. Hasil pengamatan ke 48 jam

[sumber: dokumen pribadi]