Laporan Praktikum Mikologi (Pda)
-
Upload
ruwieck-sheped-sejahtera -
Category
Documents
-
view
487 -
download
51
description
Transcript of Laporan Praktikum Mikologi (Pda)
LAPORAN PRAKTIKUM MIKOLOGI
PEMBUATAN MEDIA PDA(POTATO DEXTROSE AGAR)
Oleh :
Kelompok II Genap
1. Ni Wayan Desi Jumanti (P07134012 004)
2. Ni Kadek Ratnayanti (P07134012 004)
3. Carin Indhita Carolina (P07134012 004)
4. I Made Dwi Sumarajaya (P07134012 034)
5. Ni Putu Rani Suramayanti (P07134012 004)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
DIII JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Kuasa, karena atas limpahan rahmat serta karunia
beliaulah kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini yang berjudul “PEMBUATAN
MEDIA PDA” tepat pada waktu yang ditentukan. Laporan ini bertujuan untuk membina dan
mengembangkan potensi mahasiswa dibidang akademik, yang mengacu pada teori mikologi
dan bisa menambah wawasan, informasi dan pengetahuan penulis dalam bidang mikologi
serta dapat dijadikan pedoman dan pembelajaran yang bermanfaat.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah mikologi dan sebagai laporan
hasil praktikum yang telah dilaksanakan. Selama penyusunan laporan ini, penulis tidak hanya
sendiri melainkan berkelompok dan banyak mendapat bantuan berupa arahan atau
bimbingan.
Untuk itu, ucapan terimakaih tak lupa kami sampaika kepada semua pihak terutama
pada dosem pengampuh mata kuliah mikologi serta rekan mahasiswa dan semua pihak yang
terlibat didalamnya.
Yang dalam hal ini telah memberi motivasi dalam bentuk materi maupun pemikiran
sehingga dalam penyusunan laporan ini berjalan dengan lancar. Semoga laporan ini dapat
bermafaat bagi semua pihak khusnya bagi para pembaca.
Denpasar, 8 Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………... i
Daftar Isi…………………………………………………………………..... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………… 1
1.3. Tujuan………………………………………………………….. 2
1.4. Manfaat………………………………………………………... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Pengertian Media………………………………………………. 3
1.2 Macam-Macam Media………………………………………... 3
1.3 Penggolongan Media………………………………………….. 4
1.4 Media PDA……………………………………………………. 5
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat....................................................................... 6
3.2. Metode......................................................................................... 6
3.3. Alat Bahan................................................................................... 6
3.4. Cara Kerja.................................................................................... 7
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan......................................................................... 10
4.2. Pembahasan.................................................................................. 12
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Kesimpulan................................................................................... 15
5.2 Saran............................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Terkadang dalam melakukan pemeriksaan mikrobiologi, baik bakteri maupun
jamur, diperlukan suatu kultur spesies tertentu, entah untuk tujuan identifikasi,
pencacahan, uji sensitifitas, mendapatkan kultur yang murni ataupun yang lainnya. Maka
dari itu, diperlukan suatu substansi yang mampu menjadi wadah untuk berkembangnya
mikroba yang ingin dikultur. Substansi tersebut dikenal dengan nama media.
Medium kultur merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrient (zat
makanan pada tingkat sel) yang digunakan untuk menumbuhkan (kultivasi)
mikroorganisme. Medium kultur dapat dibedakan berdasarkan atas susunan kimianya,
konsistensinya, maupun fungsinya. Supaya mikroorganisme tumbuh dengan baik, maka
medium kultur harus mengandung semua nutrient yang diperlukan dalam keadaan
seimbang, tidak mengandung zat-zat penghambat, dalam keadaan steril, mempunyai
tekanan osmose yang sesuai, dan mempunyai keasaman (pH) yang sesuai pula.
Pada prinsipnya medium dapat dibuat dari beberapa bahan bernutrien. Bahan-
bahan yang bernutrien diekstraksi dengan air, sehingga melarutkan larutan nutrient. Agar-
agar digunakan untuk memadatkan larutan nutrient bagi mikroorganisme yang
membutuhkan medium padat dalam pertumbuhannya. Setelah bahan-bahan tercampur
homogen, kemudian disaring dan diatur keasamannya. Bahan yang telah tercampur
homogen dan diketahui keasamannya dimasukkan dalam gelas Erlenmeyer atau dalam
tabung-tabung reaksi masing-masing sebanyak yang diperlukan dan disumbat rapat.
Medium disterilkan sesuai dengan sifatnya. Medium yang tahan panas disterilkan dengan
uap air panas yang bertekanan (otoklaf), sedangkan medium-medium cair yang tidak
tahan panas disterilkan dengan penyaringan super halus.
Proses pembuatan biakan jamur ini dapat digolongkan ke dalam proses analitik
maka dari itu sangatlah penting untuk mengontrol kualitas biakan jamur ini pada media
yang digunakan agar jamur yang diinginkan untuk diidentifikasi dapat tumbuh dengan
baik pada media yang telah disiapkan sebelumnya.
1.2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara membuat biakan (kultur/kultivasi) jamur?
b. Apa nilai kritis pembuatan biakan (kultur/kultivasi) jamur?
1.3. Tujuan
1) Tujuan Umum
a. Mahasiswa mampu memahami media selektif.
b. Mahasiswa mampu menjelaskan media PDA (Potato Dextrose Agar).
2) Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur pembuatan media PDA (Potato
Dextrose Agar).
b. Mahasiswa dapat membuat media PDA (Potato Dextrose Agar).
1.4. Manfaat
Manfaat yang didapat dari praktikum kali ini adalah mahasiswa dapat mengetahui
cara pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar) untuk pertumbuhan jamur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Media
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang
berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam-macam media
dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan
jumlah mikroba.
Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut
harus memenuhi syarat-syarat antara lain :
a. Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba
b. Harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan dan pH yang sesuai
dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan
c. Harus mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba
d. Harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang
diinginkan dapat tumbuh baik.
2.2. Macam-macam media
Media dapat digolongkan berdasarkan atas susunan kimianya, sifat wujudnya
dan fungsinya. Penggolongan media berdasarkan susunan kimia :
a. Media anorganik. Yaitu media yang tersusun dari bahan-bahan anorganik
b. Media organik. Yaitu media yang tersusun dari bahan-bahan organic
c. Media sintetik (media buatan). Yaitu media yang susunan kimianya diketahui
dengan pasti. Media ini umumnya digunakan untuk mempelajari kebutuhan
makanan suatu mikroba
d. Media non sintetik. Yaitu media yang susunan kimianya tidak dapat ditentukan
dengan pasti. Media ini umumnya digunakan untuk menumbuhkan dan
mempelajari taksonomi mikroba.
2.3. Penggolongan media berdasarkan sifat wujudnya
1. Media cair yaitu media yang berbentuk cair
2. Media padat. Yaitu media yang berbentuk padat. Media ini dapat berupa bahan
organik alamiah, misalnya yang dibuat dari kentang, wortel, dan lain-lain, atau dapat
juga berupa bahan anorganik misalnya silica gel.
3. Media padat yang dapat dicairkan, (semi solid), yaitu yang apabila dalam keadaan
panas berbentuk cair, sedangkan dalam keadaan dingin berbentuk padat, misalnya
media agar.
2.4. Penggolongan media berdasarkan fungsinya
1. Media diperkaya. Yaitu media yang ditambahi zat-zat tertentu misalnya serum darah
ekstrak tanaman dan lain sebagainya, sehinggan dapat digunakan untuk
menumbuhkan mikroba yang bersifat heterotrof.
2. Media selektif. Yaitu media yang ditambahi zat kimia tertentu untuk mencegah
pertumbuhan mikroba lain (bersifat selektif). Misalnya media yang mengandung
Kristal violet pada kadar tertentu dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif
tanpa mempengaruhi pertumbuhan bakteri gram negative.
3. Media diferensial. Yaitu media yang ditambahi zat kimia (bahan) tertentu yang
menyebabkan suatu mikroba membentuk pertumbuhan atau mengadakan perubahan
tertentu sehingga dapat dibedakan tipe-tipenya. Misalnya media daerah agar dapat
digunakan untuk membedakan bakteri homolitik (pemecah darah) dan bakteri non
hemolitik.
4. Media penguji. Yaitu media dengan susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian
vitamin. Vitamin asam-asam amino, antibiotika dan lain sebagainya.
5. Media untuk perhitungan jumlah mikroba. Yaitu media spesifik yang digunakan
untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan.
6. Media khusus. Yaitu media untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan
kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu.
2.5. Media PDA
Potato dextrose agar merupakan salah satu media yang baik di gunakan untuk
membiakkan suatu mikroorganisme, baik itu berupa cendawan/fungsi, bakteri,mauoun
sel mahluk hidup. Potato dextrose agar merupakan paduan yang sesuai untuk
menumbuhkan biakan.
Agar-agar mengandung karbohidrat. Mengenyangkan dan menyegarkan bila
disajikan dalam keadaan dingin, agar-agar bagus untuk usus karena mengandung
serat. Bermanfaat bagi penderita hipertensi, kolestrol, dan diabetes, membuatnya juga
mudah.
Kebanyakan orang beranggapan yang dianggap mikroorganisme adalah semua
organism sangat kecil yang dapat di biakkan dalam cawan petri atau incubator di
dalam laboratorium dan mampu memperbanyak diri secara mitosis. Mikroorganisme
berbeda dengan sel mikroorganisme. Mikroorganisme tidak bisa hidup bebas di alam
melainkan menjadi bagian dari struktur multi selder yang membentuk jaringan,
semtara itu sebagian besar mikroorganisme dapat menjalankan proses kehidupan
mandiri, dapat menghasilkan energy sendiri, dan beradaptasi secara independen tanpa
bantu sel lain.
Karena extra potato (kentang) merupakan sumber karbohidrat, dextrose
(gugusan gula, baik itu monosakarida atau polysakarida) sebagai tambahan nutrisi
bagi biakan, sedangkan agar merupakan bahan media/tempat tumbuh bagi bikan yang
baik, karena mengandung cukup air.
Agar-agar merupakan karbohidrat dengan molekul tinggi yang mengisi sel
pada rumput laut. Agar-agar termasuk pada kelompok peletin dan tergolong suatu
polimer yang terbentuk dari monomer glaktosa. Agar-agar juga bisa berbentuk bubuk
dan dapat diperjual belikan.
Gel tercipta karena ketika dipanaskan didalam air, molekul agar-agar
mendapat satu sama lain memadat dan membentuk kisi-kisi yang mengukang
molekul-molekul air. Terbentuklah system koloid padat cair kisi-kisi tersebut di
fungsikan dalam elektroforesis gel agarosa untuk mencegah pergerakan molekul
objek karena perbedaan tegangan antara dua kutub, kepadatan gel agar-agar pun
lumayan kuat untuk menopang tumbuhan kecil sehingga acap kali digunakan sebagai
media dalam kultur jaringan
Media PDA (Potato Dextrose Agar) merupakan medium semisintetik. Media
merupakan tempat dimana terjadi perkembangan organism, organism menyerap
karbohidrat dari kaldu kentang dan gula serta dari agar yang telah dicampur. Hal ini
lah yang menyebabkan mengapa kentang harus dipotong dadu, agar karbohidrat di
kentang dapat di kelar dan menyatu dengan air sehingga menjadi kaldu. Semakin
kecil permukaan maka semakin besar daya osmosirnya.
BAB III
METODE PRATIKUM
3.1 Waktu Dan Tempat
3.1.1 Waktu
Pratikum dilaksankan pada Rabu, 10 September 2014.
3.1.2 Tempat
Pelaksanaan praktikum Mikologi ini, dilaksanakan di Laboratorium Jurusan
Analis Kesehatan Politekik Kesehatan Denpasar.
3.2 Metode
Serbuk media PDA (Potato Dextrose Agar) ditimbang dilarutkan dengan aquades
disteril ditambahkan antibiotik dituang ke petridisk steril.
3.3 Alat Dan Bahan
Alat
1. Timbangan analitik
2. Gelas Arloji
3. Kertas timbang
4. Beaker glass
5. Pengaduk
6. Gelas ukur
7. Erlenmeyer
8. Pemanas listrik
9. Penyangga kaki tiga
10. Penahan
11. Pipet Pasteur
12. Petridisk steril
13. Auotoclave
14. Api spiritus
15. Incubator
16. Pipet ukur
17. Mortar dan pastle
Bahan
1. Media PDA (Potato Dextrose Agar) (Oxoid-CM0139)
2. Antibiotik Chlorampenicol 500 mg
3. Aquadest
4. Kertas pH/pH meter
5. NaOH 0,01 N
6. HCl 0,01 N
7. Kapas berlemak
8. Tissue
9. Aluminium foil
10. Benang pulung
3.4 Cara Kerja
a. Perhitungan
1. Rumus untuk mencari massa untuk penimbangan media PDA
Keterangan : V1 = Volume awal PDA (1000 mL)
M1 = Massa awal media PDA (39 g/L)
V2 = Volume yang akan digunakan
M2 = Massa media yang akan ditentukan
2. Rumus untuk mencari massa untuk penambahan antibiotic pada media PDA
Ketentuan : 100mL PDA = 1 mL antibiotic
Keterangan : Vlarutan media 1 = Volume awal larutan media PDA (100 mL)
Vantibiotik 1 = Volume antibiotic 1(1mL)
Vlarutan media 2 = Volume larutan yang dipakai
Vantibiotik 2 = Volume antibiotic 2 yang akan dipakai
b. Penimbangan
1. Penimbangan Media PDA
Diketahui : V1 = 1000 mL
V2 = 600 mL
M1 = 39 gram
Ditanya : M2 = …..?
Jawab :
M2 = 23,4 gram
Jadi, bubuk media PDA yang ditimbang adalah 23,4 gram
2. Volume antibiotic yang ditambahkan pada 600 mL larutan media
Ketentuan : 100 mL PDA = 1 mL antibiotic
Jadi , volume antibiotic yang ditambahkan pada media yaitu 6 mL
c. Cara Kerja
1. Semua APD digunakan dengan baik, benar, dan lengkap.
2. Disiapkan semua alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan
3. Dipastikan semua alat dan bahan dalam keadaan siap digunakan.
4. Ditimbang serbuk media PDA (Potato Dextrose Agar)
5. Dipindahkan serbuk media PDA (Potato Dextrose Agar) ke beaker glass.
6. Ditambahkan aquadest sesuai dengan volume, dipindahkan ke Erlenmeyer.
7. Dihomegenkan larutan dengan bantuan pemanasan dan pengadukan.
8. Pelarutan tidak boleh dilakukan sampai mendidih(pelarutan harus sempurna sehingga
tidak ada Kristal yang bersisa).
9. Dicek pH larutan sesuai petunjuk media (pH = 5,6 ± 0,2) pada suhu 25oC
10. Diperhatikan pengecekan suhu larutan saat pengecekan pH media.
11. Ditambah NaOH 0,01 N jika pH larutan kurang basa dan ditambahkan HCl 0,01 N
ika pH larutan kurang asam.
12. Disterilisasi ±121oC (1 atm); ± 15 menit
13. Dikeluarkan larutan dari autoclave, saat suhu rendah (20oC) dan tekanan telah turun
(dilihat indikator autoclave).
14. Dibiarkan larutan hingga suhu ±50oC lalu ditambahkan antibiotic chlorampenicol
500mg (sebelum antibiotic chlorampenicol 500mg telah dilarutkan dengan 10 mL
aquadest, dan tiap 100mL SDA = 1 mL suspense chlorampenicol).
15. Dihomogenkan larutan yang telah ditambahkan antibiotic chlorampenicol (dapat
dibantu pemanasan, suhu ≤70oC).
16. Dituang ke petridisk steril yang telah disediakan.
17. Dibiarkan media pada petridisk membeku dengan sempurna.
18. Dimasukkan media ke incubator (±37oC), ±24 jam untuk uji kualitas media, dengan
posisi petridisk steril terbalik.
19. Disimpan pada suhu 4oC – 8oC untuk menyimpan media.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1 Sebanyak 7,8 gram media dilarutkan
dengan 200 ml aquades.
Media PDA dibuat sebanyak tiga
kali, masing-masing erlenmeyer berisi
volume 200 ml media. Jadi total
keseluruhan media yang dibuat adalah
600 ml dengan bubuk media PDA
sebanyak 23, 4 gram.
2 Larutan media PDA dihomogenkan
dengan menggunakan batang pengaduk.
3 Larutan media dipanaskan dengan
menggunakan kompor listrik agar larutan
media PDA lebih cepat homogen.
4 Larutan media PDA ditambahkan
dengan antibiotik dengan ketentuan:
100 mL PDA = 1 mL antibiotik
Jadi pada praktikum kali ini masing-
masing larutan media dalam erlenmeyer
ditambahkan masing-masing 2 ml
antibiotik. Total keseluruhan antibiotik
yang digunakan adalah 6 ml.
5 Larutan media kemudian dituangkan
pada plate. Pada praktikum kali ini total
plate yang digunakan adalah 30 plate.
Setelah semua media telah dituang
dalam plate. Media ditunggu sampai
membeku kemudian plate diposisikan
terbalik dan disimpan dalam lemari es.
B. Pembahasan
Media PDA (Potato Dextrose Agar) merupakan media untuk mengembangbiakkan
jamur dan khamir. Media PDA merupakan media selektif. Beberapa mikroorganisme yang
tumbuh dalam media ini adalah Saccharomyces cerevisiae, Pleorotus ostreatus. Jamur dan
khamir akan tumbuh dengan baik pada tempat yang tidak terdapat bakteri, karena jamur dan
bakteri tidak bisa bersatu. Oleh karena itu, pada pembuatan media PDA ditambahkan
antibiotik untuk mencegah bakteri tumbuh dalam media.
PDA sebagai tempat kultur murni jamur terbuat dari kentang, dekstrosa, dan agar.
Setiap komponen tersebut memiliki fungsinya masing-masing yang dapat menunjang
pertumbuhan jamur.
Kentang (potato), merupakan sumber karbohidrat yang mengandung vitamin dan
mineral yang cukup tinggi. Fungsi kentang dalam penyusunan PDA adalah
menyuplai karbohidrat yang sangat diperlukan oleh jamur dalam pertumbuhannya.
Dekstrosa, merupakan penyusun PDA yang sangat mempengaruhi pertumbuhan
jamur. Dekstrosa merupakan gugusan gula, baik monosakarida maupun polisakarida.
Dekstrosa umumnya menyediakan karbohidrat sebagai sumber energi dan unsur-
unsur N, Na, Ca, dan K yang berperan sebagai kofaktor enzim dalam pertumbuhan
spora jamur.
Agar, merupaka polimer sulfat yang terdiri atas D-Galaktosa, 3,6-anhidro-L-
galaktosa, dan asam D-glukoronik. Fungsi dari agar adalah untuk mengentalkan
media sehingga mempermudah dalam menumbuhkan dan mengisolasi jamur
mikroskopis dan bagian-bagian jamur lainnya.
Bahan tambahan pada pembuatan media PDA adalah antibiotik dimana fungsinya
adalah menghambat pertumbuhan bakteri yang dapat merusak tumbuhnya jamur.
Pembuatan media PDA diawali dengan menimbang bubuk media PDA sebanyak
23,4 gram. Penimbangan tersebut berdasarkan perhitungan dimana pada kemasan media
tertera: bubuk media sebanyak 39 g dilarutkan dalam 1000 ml aquadest. Jadi, media
sebanyak 23,4 gram akan dilarutkan dalam 600 ml aquadest berdasarkan rumus:
Setelah dilarutkan, larutan dihomogenkan dengan bantuan pemanasan. Bagi media
agar, pemanasan sangat penting dan harus dilakukan karena untuk mengaktifkan zat agar
dalam media. Pelarutan harus sempurna sehingga tidak ada kristal media yang tersisa.
Media yang telah larut berwarna cokalt muda.
Kemudian dilakukan pengecekan pH. PH media sangat penting bagi pertumbuhan
mikroorganisme yang dikultur. Pada media PDA, pH yang sesuai adalah 5,6. Pengecekan
pH harus dilakukan pada suhu 25oC agar pembacaan lebih akurat. PH media PDA yang
dibuat harus sesuai dengan ketentuan agar mikroorganisme yang dikultur dalam hal ini
jamur dapat tumbuh optimal. Apabila pH kurang asam, dapat ditetesi dengan HCl 0,01 N.
Apabila kurang basa dapat ditetesi dengan NaOH 0,01 N.
Sebelum dilakukan proses sterilisasi dengan autoclave, mulut Erlenmeyer yang
berisi media ditutup dengan kapas berlemak agar tidak terjadi penguapan yang berlebih
dan dilapisi dengan aluminium foil kemudian diikat dengan benang pulung. Hal ini untuk
menjaga agar penutup media tidak lepas. Sterilisasi dilakukan dengan autoklaf pada suhu
121OC tekanan 1 atm selama 15 menit. Suhu tersebut adalah suhu yang mampu
membunuh mikroba beserta spora-sporanya.
Media PDA harus dicampurkan dengan antibiotik untuk menghambat
pertumbuhan bakteri dalam media. Antibiotik yang digunakan adalah klorampenikol.
Antibiotik tersebut harus dilarutkan dengan aqudest terlebih dahulu. Satu tablet
klorampenikol 500 mg dilarutkan dalam 10 ml aquadest. Tablet dapat digerus terlebih
dahulu untuk mempermudah pelarutan.
Media yang telah selesai disterilisasi ditunggu hingga suhunya turun, kemudian
ditambahkan antibiotik yang telah dilarutkan tadi. Antibiotik ditambahkan sebanyak 1%
dari volume media. Volume media yang dibuat adalah 600 ml. jadi, antibiotik yang
ditambahkan sebanyak 6 ml. Pemipetan antibiotik dilakukan di dekat api spiritus dan alat-
alat yang digunakan juga harus steril mengingat bahwa larutan media telah disterilisasi
sehingga rentan terjadi kontaminan. Setelah ditambahkan antibiotik pada media PDA,
larutan media dihomogenkan dan kemudian dituang ke petridisk. Penuangan media ke
petridisk juga harus harus dilakukan di dekat api spiritus dan tutup petridisk tidak dibuka
terlalu lebar. Media kemudian ditunggu hingga memadat kemudian dibalik agar uap air
tidak jatuh ke media, mudah diangkat, serta sirkulasi udara yang bagus. Apabila tidak
segera digunakan, media dapat disimpan di lemari pendingin pada suhu 4oC-8oC.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan media PDA:
1. Penimbangan, pemipetan harus tepat untuk menjaga kinerja dari media.
2. Media harus larut sempurna, tetapi jangan sampai mendidih
3. Pengecekan pH dilakukan pada suhu 25oC agar tidak merusak indikator pH
4. Antibiotik harus ditambahkan pada media PDA agar jamur yang dikultur dapat
tumbuh optimal
5. Setiap pengerjaan media dilakukan secara aseptis didekat api spiritus.
6. Sterilisasi dilakukan pada suhu, tekanan, dan waktu yang tepat agar
mikroorganisme dalam media dapat mati sempurna.
7. Apabila sebelum dituang media telah memadat, media dapat dicairkan dengan
dipanaskan tetapi jangan sampai mendidih agar tidak merusak zat-zat dalam
media.
8. Apabila tidak segera digunakan, media dihindarkan dari sinar matahari langsung
dan disimpan pada suhu 4oC-8oC.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Media biakan (pertumbuhan) adalah bahan ataupun campuran bahan yang dapat
digunakan untuk membiakkan mikroba karena memiliki daya dukung yang tinggi
terhadap pertumbuhan dan perkembangbiakannya.
2. Potato dextrose agar (PDA) merupakan salah satu media yang baik di gunakan untuk
membiakkan suatu mikroorganisme, baik itu berupa cendawan/fungsi,
bakteri,mauoun sel mahluk hidup.
3. Dalam praktikum ini Media PDA dibuat sebanyak 600 ml dengan melarutkan bubuk
media PDA sebanyak 23, 4 gram.
4. Larutan media PDA ditambahkan dengan antibiotik dengan ketentuan: 100 mL PDA
= 1 mL antibiotic. Pada praktikum kali ini larutan media dalam erlenmeyer
ditambahkan 6 ml larutan antibiotik.
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan media PDA yaitu: Penimbangan,
pelarutan, pH, Sterilitas dan penyimpanan.
B. Saran
Pembuatan media ini harus dilakukan secara aseptis guna mendapatkan hasil yang
sesuai dengan prosedur. Media yang dibuat harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan
media agar media yang dihasilkan dapat ditumbuhi oleh mikroba yang diinginkan.
Seorang praktikan hendaknya harus selalu memakai APD yang lengkap saat melakukan
tugasnya guna menghidari terjadinya kecelakaan kerja yang bersifat merugikan, baik itu
merugikan diri sendiri maupun orang disekelilingnya. Selain itu praktikan juga
hendaknya selalu berhati-hati dan teliti saat melakukan praktikum baik itu di dalam
laboratorium maupun di luar laboratorum.
DAFTAR PUSTAKA
Hari.3013.LaporanLengkapMediaPDA.online.http://hariyatitanggahma.blogspot.com/
2013/04/laporan-lengkap-media-ms-dan-pda_5.html(Diakses tanggal 5 Oktober
2014)
Mursalim Achmad, 2009, Media dan Reagensia, Online,
http://masselekang.blogspot.com/2009/06/media-dan-reagensia.html,(Diakses
tanggal 5 Oktober 2014)
Pradhika, 2012, Media Pertumbuhan Mikroorganisme, Online,
http://praktikmikrobiologi. blogspot.com/2012/10/media-pertumbuhan-
mikroorganisme-bagian.html,(Diakses tanggal 5 Oktober 2014)
Ramadhan, E. 2010. Biologi Tanaman Kentang. Diunduh pada tanggal 8 oktober 2014
http://www.review.com
Risda. 2007. Potato Dextrose Agar. Diunduh pada tanggal 8 oktober
2014.http://www.mikrobiologidasar.com
Winda, S. 2009. Pembuatan Media Potato Dextrose Agar. Diunduh pada tanggal 8
oktober 2014. http://www.mikromedia.co.org
Yusra, 2012, Pengantar Media dan Reagensia, Online,
http://yusramitharokerzforever.blogspot.com/2012/06/media-adalah-suatu-
campuran-bahan-yang.html, (Diakses tanggal 5 Oktober 2014)
LEMBAR PENGESAHAN
Denpasar, 8 Oktober 2014
Praktikan
(Kelompok II Genap)
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
( I Nyoman Jirna, S.KM., M.Si) ( Nyoman Mastra, S.Pd., S.KM., M.Si)
Pembimbing III Pembimbing IV
(Luh Ade Wilan Krisna, S,Si., M.Ked) ( Heri Setiyo Bekti, SST)