Laporan Praktikum Kimia Makanan Halal
-
Upload
maia-putribungsu -
Category
Documents
-
view
284 -
download
4
Transcript of Laporan Praktikum Kimia Makanan Halal
![Page 1: Laporan Praktikum Kimia Makanan Halal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082320/5530c314550346b95f8b4872/html5/thumbnails/1.jpg)
Laporan praktikum kimia makanan halal
PENETAPAN NATRIUM BENZOAT
I. TUJUAN
a. Mengetahui cara penentuan kadar zat pengawet Natrium Benzoat yang terdapat dalam
suatu bahan pangan.
b. Menghitung kadar zat pengawet Natrium Benzoat yang terdapat dalam suatu bahan
pangan.
II. LANDASAN TEORI
A. Definisi Bahan Tambahan Pangan (BTP) Pengawet
BTP Pengawet adalah bahan tambahan pangan yang dapat mencegah atau
menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian dan perusakan lainnya terhadap
pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Kerusakan tersebut dapat disebabkan
oleh fungi, bakteria dan mikroba lainnya. Kontaminasi bakteria dapat menyebabkan
penyakit yang dibawa makanan (food borne illness) termasuk botulism yang
membahayakan kehidupan.
Pengawet pangan adalah upaya untuk mencegah, menghambat pertumbuhan
mikroba yang terdapat dalam pangan. Pengawetan dapat dilakukan dengan berbagai
cara, yaitu penggunaan suhu rendah, suhu tinggi, iradiasi atau dengan penambahan
bahan pengawet (BTP Pengawet). Produk-produk pangan dalam kemasan yang diproses
dengan panas atau disebut sterilisasi komersil seperti kornet dalam kaleng atau susu
steril dalam kemasan tetrapak tidak menggunakan bahan pengawet karena proses
termal sudah cukup untuk memusnahkan mikroba pembusuk dan patogen.
Produk-produk ini akan awet lebih dari setahun meskipun disimpan pada suhu
kamar. Memang ada produk pangan dalam kemasan yang menggunakan bahan
pengawet, misalnya sambal, selai dan jem dalam botol. Kedua jenis produk ini setelah
dibuka biasanya tidak segera habis, sehingga supaya awet terus pada suhu kamar maka
produk ini membutuhkan bahan tambahan pangan pengawet.
Kelompok 4 Page 1
![Page 2: Laporan Praktikum Kimia Makanan Halal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082320/5530c314550346b95f8b4872/html5/thumbnails/2.jpg)
Laporan praktikum kimia makanan halal
BTP digunakan dalam pangan mempunyai lima alasan utama, yaitu:
1. Untuk mempertahankan konsistensi produk
2. Untuk meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi
3. Untuk mempertahankan kelezatan dan kesehatan (wholesomeness) pangan.
4. Mengembangkan atau mengatur keasaman/kebasaan pangan
5. Untuk menguatkan rasa atau mendapatkan warna yang diinginkan
Menurut Badan Pengawasan Pangan Obat dan Makanan (BPPOM) ada beberapa
jenis bahan pengawet yang boleh digunakan dalam produksi makanan, contohnya adalah
sebagai berikut:
Natrium Benzoate (sodium benzoate), Digunakan untuk acar dalam botol, keju,
margarin, apricot kering, selai, jely, sirup, saus, kecap, anggur buah dan minuman
berakohol, serta makanan lainnya kecuali daging, ikan dan unggas. Batas maksimum
penggunaan 200mg-1gr / kg.
Natrium Bisulfit (sodium Hydrogen Sulphite), Digunakan pada potongan kentangan
goreng beku, udang beku, dan selai dengan batas maksimum penggunaan 50-500
mg/kg.
Natrium Metabilsufit (Sodium Methabisulphite), Digunakan pada potongan
kentangan goreng beku, udang beku, dengan batas maksimum penggunaan 50-100
mg/kg.
Natrium Nitrat (Sodium Nitrat), Digunakan untuk daging olahan dan awetan, keju
dengan dosis 50-500 mg/kg.
Natrium Nitrit (Sodium Nitrite), Digunakan untuk daging olahan, daging awetan,
corned kalengan dengan 50 mg – 125 mg/kg.
Natrium Propionat (Sodium Propionat), Digunakan untuk olahan keju dan roti, batas
penggunaan 2-3 gr/kg.
Kelompok 4 Page 2
![Page 3: Laporan Praktikum Kimia Makanan Halal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082320/5530c314550346b95f8b4872/html5/thumbnails/3.jpg)
Laporan praktikum kimia makanan halal
Natrium Sulfit (Sodium Sulphite), Digunakan untuk potongan kentang goreng beku,
udang beku dan selai dengan batas maksimum penggunaan 50-500 mg/kg.
Nisin (Nisin), Digunakan untuk keju olahan dengan dosis 12,5 mg/kg.
Asam Benzoat (Benzoic Acid), Bahan ini banyak digunakan pada kecap, minuman
ringan, acar, margarin, selai, saos, dll. Batas maksimum penggunaan 600 mg – 1 gr/kg.
Asam Propionat (Propionic Acid), Banyak digunakan untuk olahan keju dan roti. Batas
maksimum penggunaan 2-3 gr/kg
Asam Sorbat (Sorbic Acid), Digunakan untuk keju olahan. Dosis penggunaan 3gr/kg.
Belerang Dioksida (Sulfur Dioxide), Banyak digunakan untuk acar, jelly, selai, saus,
gula bubuk, gula pasir, cuka, sirup, bir/minuman ringan, anggur, sosis, ekstrak kopi
kering, gelatin dll. Batas maksimum penggunaan 20-500 mg/kg.
Metil p-Hidroxybenzoate (Methyl p-Hidroxybenzoate), Digunakan untuk selai, jelly,
acar dalam botol, kecap, ekstrak kopi cair, pasta tomat, sari buah dan makanan
lainnya kecuali daging, ikan dan unggas. Batas maksimum penggunaan 200 mg –
1gr/kg
Etil p-Hidroxybenzoate (Ethyl p-Hidroxybenzoate), Digunakan untuk selaidan jeli
dengan dosis1 gr/kg
Propil p-Hidroxybenzoate (Prophyl p-Hidroxybenzoate), Digunakan untuk selai, jeli,
acar dalam botol, kecap, ekstrak kopi cair, pasta tomat, sari buah dan makanan
lainnya, kecuali daging, ikan unggas. Dosis penggunaan 250 mg – 1 gr/kg
Kalium Benzoat (Potassium Benzoate), Digunakan untuk acar dalam botol, keju,
margarin, apricot kering, selai, jelly, sirup, saus, anggur buah dan minuman berakohol,
serta makanan lainnya kecuali daging, ikan, unggas. Batas maksimum penggunaan 200
mg – 1 gr/kg.
Kelompok 4 Page 3
![Page 4: Laporan Praktikum Kimia Makanan Halal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082320/5530c314550346b95f8b4872/html5/thumbnails/4.jpg)
Laporan praktikum kimia makanan halal
Kalium Bisulfit (Potassium Bysulphite), Digunakan untuk potongan kentang goreng
beku, udang beku, dan selai. Batas maksimum penggunaan 50-500 mg/kg
Kalium Metabisulfit (Potassium Metabilsuphite), Digunakan untuk potongan kentang
goreng beku, udang beku, dan selai. Batas maksimum penggunaan 50-100 mg/kg
Kalium Nitrat (Potassium Nitrat), Digunakan untuk daging olahan, daging awetan, dan
keju dengan dosis penggunaan 50-500 mg/kg
Kalium Nitrit (Potassium Nitrit), Digunakan untuk daging olahan, daging awetan, dan
keju dengan dosis penggunaan 50-125 mg/kg
Kalium Propionat (Potassium Propionate), Digunakan untuk keju olahan dengan dosis
3gr/kg
Kalium Sorbat (Potassium Sorbat), Digunakan untuk keju olahan, keju, maragrin,
apricot kering, acar dalam botol, jeli, selai. Batas maksimum penggunaan
500mg-1gr/kg
Kalium Sulfit (Potassium Sulphite), Digunakan untuk potongan kentang goreng beku,
udang beku dan selai dengan dosis 50-500mg/kg.
Kalsium Benzoat (Calcium Benzoate), Digunakan untuk selai, saus tomat, sirup dan
anggur/minuman berakohol dengan dosis 200mg-1gr/kg
Kalsium Propionat (Calsium Propionate), Digunakan untuk olahan keju dan roti, batas
penggunaan 2-3 gr/kg
Kalsium Sorbat (Calsium Sorbate), Digunakan untuk margarin dan selai dengan dosis 1
gr/kg.
Tujuan penggunaan bahan tambahan pangan pengawetPengawetan pangan disamping
berarti penyimpanan juga memiliki 2 (dua) maksud yaitu:
1. Menghambat pembusukan
Kelompok 4 Page 4
![Page 5: Laporan Praktikum Kimia Makanan Halal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082320/5530c314550346b95f8b4872/html5/thumbnails/5.jpg)
Laporan praktikum kimia makanan halal
2. Menjamin mutu awal pangan agar tetap terjaga selama mungkin.
Bahan tambahan Pangan Pengawet boleh digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang
memproduksi pangan yang mudah rusak. Pencantuman label pada produk pangan sesuai
dengan Peraturan Pemerintah No.69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. Label pangan
sekurang-kurangnya memuat :
a. Nama produk
b. Berat bersih atau isi bersih
c. Nama da alamat pabrik yang memproduksi atau memasukkan pangan ke Indonesia.
Tabel1. Pengaruh beberapa bahan pengawet terhadap kesehatan
Bahan Pengawet Produk Pangan Pengaruh terhadap Kesehatan
Ca-benzoat Sari buah, minuman ringan,
minuman anggur manis,
ikan asin
Dapat menyebabkan reaksi merugikan
pada asmatis dan yang peka terhadap
aspirin
Sulfur dioksida
(SO2)
Sari buah, cider, buah kering,
kacang kering, sirup, acar
Dapat menyebabkan pelukaan lambung,
mempercepat serangan asma, mutasi
genetik, kanker dan
alergi
K-nitrit Daging kornet, daging kering,
daging asin, pikel daging
Nitrit dapat mempengaruhi kemampuan
sel darah untuk membawa oksigen,
menyebabkan kesulitan bernafas dan sakit
kepala, anemia, radang ginjal,
muntah
Ca- / Na-propionat Produk roti dan tepung Migrain, kelelahan, kesulitan tidur
Kelompok 4 Page 5
![Page 6: Laporan Praktikum Kimia Makanan Halal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082320/5530c314550346b95f8b4872/html5/thumbnails/6.jpg)
Laporan praktikum kimia makanan halal
Na-metasulfat Produk roti dan tepung Alergi kulit
Asam sorbat Produk jeruk, keju, pikel dan
salad
Pelukaan kulit
Natamysin Produk daging dan keju Dapat menyebabkan mual, muntah, tidak
nafsu makan, diare dan pelukaan kulit
K-asetat Makanan asam Merusak fungsi ginjal
BHA Daging babi segar dan
sosisnya, minyak
sayur, shortening, kripik
kentang, pizza beku, instant
teas
Menyebabkan penyakit hati dan kanker.
Keberadaan bahan pengawet pada bahan makanan tidak bisa dipungkiri
keberadaannya. Pengawet merupakan bahan yang ditambahkan untuk mencegah atau
menghambat terjadinya kerusakan atau pembusukkan minuman atau makanan. Dengan
penambahan pengawet tersebut produk pangan tersebut diharapkan dapat terpelihara
kesegarannya.
Pengawet yang banayak dijual di pasaran dan digunakan untuk mengawetkan berbagai
bahan makanan adalah benzoat, yang biasa terdapat dalam bentuk natrium benzoat karena
lebih mudah larut. Benzoat sering digunakan untuk mengawetkan berbagai produk pangan dan
minuman seperti sari buah, minuman ringan, saus tomat, saus sambal, selai, jeli, manisan,
kecap dan lain-lain.
Garam atau ester dari asam benzoat secara komersil dibuat dengan sintesis kimia.
Natrium benzoat berwarna putih, ranula tanpa bau, bubuk kristal atau serpihan dan lebih larut
dalam air dibandingkan dengan asam benzoat dan juga dapat larut dalma alkohol.
Kelompok 4 Page 6
![Page 7: Laporan Praktikum Kimia Makanan Halal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082320/5530c314550346b95f8b4872/html5/thumbnails/7.jpg)
Laporan praktikum kimia makanan halal
Dalam bahan pangan garam benzoat terurai menjadi lebih efektif dalam bentuk asam
benzoat yang tak terdisosiasi. Memiliki fungsi sebagai anti mikroba yang optimum pada pH 2,5-
4,0 untuk mrnghambat pertumbuhan kapang dan khamir. Penetapan natrium benzoat
Dilakukan dengan cara titrasi pada sampel yang terlebih dahulu sudah diekstrak dengan bahan-
bahan kimia yang setelahnya dititrasi dengan NaOH.
III. Alat & Bahan dan Cara Kerja
Alat :
Beaker gelas
Buret
Erlenmeyer
Labu ukur 50 ml
Corong dan kertas saring whatman no 4 dan no 1
Pipet ukur
Kertas pH
Corong pisah
Pipet tetes
Bahan :
Sampel yang akan di analisa (kecap)
Kloroform
NaOH 10 %
NaCl 30 %
Aquades
HCl (1:3)
Alkohol (4:1)
NaOH 0,05 N
Indikator PP
Kelompok 4 Page 7
![Page 8: Laporan Praktikum Kimia Makanan Halal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082320/5530c314550346b95f8b4872/html5/thumbnails/8.jpg)
Laporan praktikum kimia makanan halal
Cara kerja
Kelompok 4 Page 8
Dipipet 50 ml filtrat hasil saringan dan dinetralkan dengan HCl (1:3) hingga pH netral dicek dengan kertas pH.
Dipipet 50 ml filtrat hasil saringan dan dinetralkan dengan HCl (1:3) hingga pH netral dicek dengan kertas pH.
Dihitung kadar Na Benzoat padasampel kecap dengan menggunakan rumus berikut :
Dihitung kadar Na Benzoat padasampel kecap dengan menggunakan rumus berikut :
Sampel kecap 50 g diencerkan dengan aquades sampai 150 ml Sampel kecap 50 g diencerkan dengan aquades sampai 150 ml
Ditambahkan 5 ml NaOH 10 % dan 5 ml NaCl 30 %, kemudian tambah air hingga volume 200 ml dan disaring. Kemudian dikocok selama 30 menit.
Ditambahkan 5 ml NaOH 10 % dan 5 ml NaCl 30 %, kemudian tambah air hingga volume 200 ml dan disaring. Kemudian dikocok selama 30 menit.
Ditambahkan air kedalam labu ukur hingga 250 ml kemudian disaring dengan kertas whatman no 1
Ditambahkan air kedalam labu ukur hingga 250 ml kemudian disaring dengan kertas whatman no 1
Ditambahkan 25 ml kloroform dan dikocok perlahan-lahan untuk menghindari terbentuknya emulsi.
Ditambahkan 25 ml kloroform dan dikocok perlahan-lahan untuk menghindari terbentuknya emulsi.
Dipindahkan ke dalam botol pemisah dan dipisahkan larutannya, kemudian di ambil 12,5 ml cairan melalui kran dan masukkan kedalam gelas piala. Diamkan hingga kloroform menguap.
Dipindahkan ke dalam botol pemisah dan dipisahkan larutannya, kemudian di ambil 12,5 ml cairan melalui kran dan masukkan kedalam gelas piala. Diamkan hingga kloroform menguap.
Residu dilarutkan dengan 25 ml alkohol (4:1), kemudian ditambahkan 25 ml aquades dan dititrasi dengan NaOH 0,05 N hingga warna larutan menjadi pink dengan menggunakan indikator PP.
Residu dilarutkan dengan 25 ml alkohol (4:1), kemudian ditambahkan 25 ml aquades dan dititrasi dengan NaOH 0,05 N hingga warna larutan menjadi pink dengan menggunakan indikator PP.
![Page 9: Laporan Praktikum Kimia Makanan Halal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082320/5530c314550346b95f8b4872/html5/thumbnails/9.jpg)
Laporan praktikum kimia makanan halal
IV. PENGAMATAN
Gambar Penjelasan
Hasil pengocokan terdapat dua lapisan
Lapisan atas : kloroform
Lapisan bawah : Na Benzoat dan air
Lapisan bawah ( Na Benzoat dan air)
ditambah PP dan alkohol
Kelompok 4 Page 9
![Page 10: Laporan Praktikum Kimia Makanan Halal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082320/5530c314550346b95f8b4872/html5/thumbnails/10.jpg)
Laporan praktikum kimia makanan halal
Larutan ( bagian atas) berubah menjdi warna
pink setelah di titrasi
1 ml NaOH 0,005 N = 0,0072 g Na Benzoat anhidrat
Ppm Na Benzoat hidrat =
=
=
=
= 12,96 x 103
= 12960 ppm
= 12960
= 12,96 mg/ml
V. PEMBAHASAN
Kelompok 4 Page 10
![Page 11: Laporan Praktikum Kimia Makanan Halal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082320/5530c314550346b95f8b4872/html5/thumbnails/11.jpg)
Laporan praktikum kimia makanan halal
Praktikum Kimia Makanan Halal 2 kali ini adalah melakukan penetapan kadar zat pengawet
Na Benzoat yang terdapat pada bahan pangan. Sampel yang digunakan oleh tiap kelompok
berbeda-beda. Sampel dapat berupa makanan ataupun minuman yang didalamnya
mengandung komposisi zat pengawet Na Benzoat. Pada kelompok 4 menggunakan sampel
kecap untuk dihitung kadar zat pengawetnya (Na benzoate).
Zat Pengawet adalah bahan yang ditambahkan dalam makan dengan tujuan menghambat
kerusakan oleh mikroorganisme (bakteri, khamir,kapang) sehingga proses pembusukan atau
pengasaman atau penguraian dapat dicegah. Salah satu bahan pengawet yang diijinkan
untuk digunakan pada makanan adalah natrium benzoat. Di Indonesia, penggunaan Natrium
Benzoat dalam makanan diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
722/MenKes/Per/IX/1988 tentang bahan tambahan makanan. Natrium benzoat merupakan
garam atau ester dari asam benzoat (C6H5COOH) yang secara komersial dibuat dengan
sintesis kimia.Rumus kimia natrium benzoat yaitu C7H5NaO2.
Gambar 1.Struktur Molekul Natrium Benzoat
Mula-mula sampel kecap di encerkan terlebih dahulu dengan aquadest, kemudian
ditambahkan dengan NaOH 10 % dan NaCl 30 % .Penambahan NaCl disini berfungsi untuk
menjenuhkan larutan sampel dari asam benzoate menjadi natrium benzoat yang larut air
dengan penambahan NaOH 10%. Larutan sampel diatas kemudian dicukupkan volumenya
200 ml dengan aquadest dan disaring dengan kertas saring untuk memisahkan endapan dan
filtratnya lalu dikocok selama 30 menit. Larutan sampel tersebut ditakar sampai volumenya
250 ml dengan aquadest yang kemudian disaring kembali dengan kertas saring whatman no.
4.
Kelompok 4 Page 11
![Page 12: Laporan Praktikum Kimia Makanan Halal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082320/5530c314550346b95f8b4872/html5/thumbnails/12.jpg)
Laporan praktikum kimia makanan halal
Penyaringan ini bertujuan untuk memisahkan endapan dengan filtratnya, endapannya
berupa partikel yang lebih kecil yang kemungkinan masih terdapat dalam sampel.Filtrat yang
dihasilkan diambil sebanyak 50 ml, ditambahkan HCl (1:3) hingga pH netral. Filtrate netral
kemudian di masukkan dalam corong pisah dan ditambahkan 25 ml kloroform.Penambahan
HCl ini akan mengubah natrium benzoat menjadi asam benzoat yang akan larut dalam air,
yang dapat diekstrak dengan kloroform untuk memisahkan fase nonpolar dengan fase
polarnya. Setelah dilakukan pengocokan selama 20 menit pada corong pisah terbentuk dua
fase, dan diambil fase polarnya yang berada pada bagian bawah corong, yang mengandung
natrium benzoate.Kloroform mudah menguap sehingga untuk menghilangkannya adalah
dengan diuapkan di atas hot plate sebentar.Residu dilarutkan dalam 25 ml alkohol (4:1) + 25
ml aquadest dan penambahan indicator PP kemudian dititrasi dengan NaOH 0,05 N sampai
berubah warna menjadi merah muda. Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
COONa COOH
+ HCl + NaCl
Natriumbenzoat AsamBenzoat
Gambar 2.Reaksi Na-benzoat dengan HCl
COOH COONa
+ NaOH + H2O
Asam benzoat Natrium benzoat
Gambar 2.Reaksi Asam benzoate dengan NaOH
Kelompok 4 Page 12
![Page 13: Laporan Praktikum Kimia Makanan Halal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082320/5530c314550346b95f8b4872/html5/thumbnails/13.jpg)
Laporan praktikum kimia makanan halal
Residu yang dihasilkan adalah sebanyak 25 ml, sehingga volume sampel yang dititrasi
adalah sebanyak 75 ml (25 residu + 25 alkohol + 25 aquadest).Dengan demikian kadar Na
Benzoat yang terlarut mungkin saja akan lebih besar dibandingkan bila 12,5 ml cairan hasil
ekstraksi lalu di uapkan kandungan kloroformnya hingga dihasilkan residu. Hal demikian
dapat mempengaruhi banyaknya titran yang terpakai yang berbanding lurus dengan
banyaknya kadar Na Benzoat dalam sampel.
Hasil titrasi menunjukkan banyaknya titran (NaOH 0,05 N) yang terpakai adalah sebanyak
18 ml. sehingga ppm Na Benzoat adalah 12.960 ppm atau 12,96 mg/ml. Kadar natrium
benzoate pada makanan diatur oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-0222-1995 yang
kadarnya berkisar antara 600-1000 ppm. Sedangkan kadar Na Benzoat dari perhitungan
menunjukkan kadar yang terlalu tinggi. Kadar Na Benzoat dari hasil perhitungan praktikum
diatas mungkin saja tidak mutlak sebangai kadar aslinya. Sebab dalam kemasan produk
kecap tidak mencantumkan berapa kadar Na Benzoat yang ditambahkan sebagai pengawet.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Kadar Na benzoat yang terdapat dalam sampel kecap berdasar hasil praktikum sebesar
12.960 ppm atau 12.96 mg/ml
2. Kadar natrium benzoat pada makanan diatur oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-
0222-1995 yang kadarnya berkisar antara 600-1000 ppm.
3. Kadar Na benzoat dalam sampel kecap tersebut berdasarkan perhitungan menunjukkan
kadar yang terlalu tinggi, namun hasil ini tidak mutlak sebagai kadar aslinya karena
dalam kemasan tidak dicantumkan berapa kadar Na benzoat sebenarnya.
VII. DAFTAR PUSTAKA
1. Demand, John M. 1997.Kimia Makanan. ITB Press. Bandung
Kelompok 4 Page 13
![Page 14: Laporan Praktikum Kimia Makanan Halal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082320/5530c314550346b95f8b4872/html5/thumbnails/14.jpg)
Laporan praktikum kimia makanan halal
2. Harold Hart,”Organic Chemistry”, a Short Course, Sixth Edition, Michigan StateUniversity, 1983,
Houghton Mifflin Co.
3. J. Fessenden and Joan S. Fessenden, “Organic Chemistry,” Third Edition,U n i v e r s i t y O f
M o n t a n a , 1 9 8 6 , W a d s w o r t h , I n c , B e l m o n t , C a l i f f o r n i a 94002,
Massachuset, USA.
4. Rohman, Abdul dan Soemantri, 2007,Analisis Makanan, UGM Press,
YogyakartaG a n d j a r , I b n u G h o l i b , d k k . 2 0 0 7 .
5. Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia
Kelompok 4 Page 14