LAPORAN PRAKTIKUM erythro

58
LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA SEDIAAN LIQUIDA ERYTHROMYCIN DRY SIRUP Disusun oleh : KELOMPOK III / Farmasi B 1. Rulyana Shella A. (09040049) 2. Risa Nuriandini (09040055) 3. Dwi Andayani (09040061) 4. Iga Fimalasari (09040063) 5. Rezky Rofiq (09040066) 6. Vanny Yunita (09040074) 7. Aprahminati M. (09040077) 8. M. Sarfian Nur (09040083) 9. Lis Indrawati (09040089) 10. Fina Kusumawati (09040098) 11. Erry Ana Awang (09040099) 12. Iva Lutfia R. F. (09040102) 13. Asharul Fahrizi (09040109) 14. Luqman Nul Hakim (09040127) 15. Tiara Indriani (09040130) Tanggal Diskusi : 18 Oktober – 1 November 2011 Dosen Pembimbing : Dian Ernawati, S.Farm, Apt Engrid Juni Astuti, S.Farm, Apt

description

eritromicin

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM erythro

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMASETIKA SEDIAAN LIQUIDA

ERYTHROMYCIN DRY SIRUP

Disusun oleh :

KELOMPOK III / Farmasi B

1. Rulyana Shella A. (09040049)2. Risa Nuriandini (09040055)3. Dwi Andayani (09040061)4. Iga Fimalasari (09040063)5. Rezky Rofiq (09040066)6. Vanny Yunita (09040074)7. Aprahminati M. (09040077)8. M. Sarfian Nur (09040083)9. Lis Indrawati (09040089)10. Fina Kusumawati (09040098)11. Erry Ana Awang (09040099)12. Iva Lutfia R. F. (09040102)13. Asharul Fahrizi (09040109)14. Luqman Nul Hakim (09040127)15. Tiara Indriani (09040130)

Tanggal Diskusi :18 Oktober – 1 November 2011

Dosen Pembimbing :Dian Ernawati, S.Farm, Apt

Engrid Juni Astuti, S.Farm, Apt

PROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG2011

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

BAB I

PENDAHULUAN

I. Karakteristik Bahan Obat

A. Erythromycinum (FI Edisi IV Hal. 357)

Nama bahan Obat : Erythromycin

Sinonim : Erythromycinum, Eritromisin

Struktur Kimia :

Erythromycin mengandung tidak kurang dari 850 μg C37H67NO13, per

mg, dihitung terhadap zat anhidrat

Pemerian : Serbuk hablur putih atau agak kuning, tidak berbau atau

praktis tidak berbau

Kelarutan : Sukar larut dalam air, larut dalam etanol, dalam

kloroform dan dalam eter.

B. Erythromycin Base C37H67NO13

Literatur : Martindale 29 th ed. p.222

Karakteristik Fisika :

BM : 733,9

Pemerian : Putih atau agak kuning atau tidak berwarna, tidak berbau,

kristal atau serbuk agak higroskopis, rasa pahit.

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

Kelarutan : 1 : 1000 bagian air

1 : 5 bagian alkohol

1 : 6 bagian kloroform

1 : 5 bagian eter

Larutan dalam metil alkohol dan dilute asam HCl

Mengandung tidak kurang dari 920 unit / mg (B.P) 850 unit/ mg (USP)

Stabil dalam keadaan kering, larutan “deterionate” perlahan dalam suhu

ruang dan lebih meningkat pada suhu 60°C atau lebih. Simpan dibawah

20°C dalam tempat tertutup dan terlindungi cahaya.

Kristal anhidrat dari erythromycin mempunyai kecepatan disolusi yang

paling rendah dibandingkan monohidrat dan dihidratnya, bentuk yang paling

stabil dengan titik leleh 190° C - 193° C .

Karakteristik Kimia :

Larutan dalam air pH 8-10,5

Mengalami pengendapan bila dicampur dengan Klorampenikol

Oksitetrasiklin HCl / Tetrasiklin HCl dalam 1 liter dekstrase.

Kemampuannya melawan Staphylococcus aureus sangat menurun bila di

kombinasikan dengan Mg trisilaktat, Na alginat, Pektin, dan Bentonit.

Sedikit aktif dengan Calamin, Silika Metil Selulosa, Carmellosa dan

Polisorbat 80

C. Erythromycin Estolate C10H91NO14C12H26O4S

Literature : Martindale 29th ed p.227

Karakteristik Fisika :

BM : 1056,4

Pemerian : Serbuk kristal putih, tidak berbau / hampir tidak berasa

Mengandung tidak kurang dari 610 mg / unit

1,44 g erythromycin estolate ∞ 1 g erythromycin

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air

1 : 20 dalam alkohol

1 : 10 dalam kloroform

1 : 15 dalam aseton

Praktis tidak larut dalam dilute HCl

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

Karakteristik Kimia :

Larutan dalam air (jenuh) mempunyai pH = 4,5-7

BENTUK SEDIAAN : Suspensi Erthromycina estolate

Potensi : Potensi Erythromycin C37H67NO13 tidak kurang

dari 90,0% dan tidak lebih dari 115,0% dari potensi yang tertera

pada etiket

Reaksi : pH suspensi yg dibuat menurut cara yang tertera

pada etiket adalah 5,0 sampai 7,0

D. Erythromycin Ethyl Carbonat C4H17NO15

Literature : Martindale 28th ed. P: 1162

Karakteristik Fisika :

BM : 806,0

Pemerian : serbuk kristal putih tidak berbau, sedikit lebih pahit

dibandingkan erythromycin base

Mengandung tidak kurang dari 77,5 unit / mg 1,19 erythromycin etil

carbonat ∞ 1 g erythromycin

Agak larut dalam air dan sikloheksan

1 : 10 dalam alkohol

1 : 8 dalam kloroform

1 : 35 dalam eter

Karakteristik Kimia :

20 % suspensi dalam air

pH 6,3 – 8

Bentuk Suspensi Erythromycin Ethyl Carbonate

Potensi : Potensi Erythromycin C37H67NO13 tidak kurang dari 90% dan tidak

lebih dari 115,0% dari potensi yg tertera pada etiket

Reaksi : pH suspensi yang dibuat dengan cara yg tertera pada etiket adalah

6,4 – 7,0

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

E. Erythromycin Ethyl Succinate

Literatur : Martindale 29th ed. P : 228

Karakteristik Fisika :

BM : 862,1

Pemerian : Serbuk kristal putih, higroskopis, sedikit kekuningan tidak

berbau, potensi ekivalen tidak kurang dari 765 mikrogram dari

Erythromycin perhitungan pada basis anhidrat

1,17 g erythromycin ethyl succinate ∞ 1 g erythromycin

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam alkohol, kloroform, dan

cairan makrogol

Karakteristik Kimia :

1 g suspensi dalam air

pH 6 - 8,5

Bentuk Suspensi Erythromycin Ethyl Suksinat

Potensi : Potensi Erythromycin C37H67NO13 tidak kurang dari 90% dan tidak

lebih dari 120,0% dari potensi yg tertera pada etiket

Reaksi : pH suspensi yang dibuat dengan cara yg tertera pada etiket adalah

8,0 – 9,0

F. Erythromycin Glucopectate C37H67NO13.C7H14O8

Literatur : Martindale 28th ed. P : 228

Karakteristik Fisika :

BM : 960,1

Pemerian : Serbuk agak higroskopis, putih/tidak berbau atau hampir tidak

berbau

1,3 g erythromycin glucephate ∞ 1 g erythromycin

Larut dalam air, alkohol dan metil alkohol, agak larut dalam aseton dan

kloroform

Karakteristik Kimia :

5 % larut dalam air netral atau agak asam

2 % larutan dalam air stabil pada 2°C - 4°C sekitar 7 hari inkompatibel

dengan cephaloridine, cephalotin sodium,cephazolin sodium

G. Erythromycin Lactobionate C37H67NO13

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

Literature : Martindale 29th ed. p : 229

Karakteristik Fisika :

BM : 1092,2

Pemerian : Putih , agak kuning, higroskopis

1,5 g Erythromycin Lactobionate ∞ 1 g Erythromycin

Larut dalam air, alkohol anhidrat dan metil alkohol, agak larut dalam aseton

dan kloroform, agak sukar larut dalam eter

Karakteristik Kimia :

5 % larut dalam air, pH = 6,5 sampai 7,5

5 % larutan dalam air stabil pada 2° - 4° sekitar 14 hari

Dalam larutan asam Erythromycin Lactobionate tidak stabil dan kehilangan

potensinya < pH 5,5 inkompatibel dengan Na, aspirin, Na-Cephalorin, Na-

Colistin sol phometha, heparin sodium dan substans asam

Potensi : Ekivalen tidak kurang dari 525 mikrogram terhadap

erythromycin per miligram terhitung pada basis anhidrat

H. Erythromycin Propinate C40H71NO14

Literatur : Martindale 29th ed. P : 229

Karakteristik Fisika :

BM : 790, 0

Pemerian : Serbuk putih tidak berbau dengan rasa agak pahit

1,08 g Erythromycin propinate ∞ 1 g Erythromycin

Agak larut dalam air, larut dalam alkohol, aseton dan kloroform

I. Erythromycin Stearat C37H67NO13.C10H36O2

Literature : Martindale 29th ed. P : 230

Karakteristik Fisika :

BM : 1018,4

Pemerian : Kristal tidak berwarna / agak kuning atau serbuk putih / agak

kuning, rasa agak pahit dan sedikit berbau

Mengandung tidak kurang dari 550 unit Erythromycin per mg

Agak sukar larut dalam air dan aseton, sebagian larut dalam alkohol,

kloroform, eter, sopropil, alkohol, dan metil alkohol

Karakteristik Kimia :

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

Larut jenuh dalam air bersifat basa “ litmus “

Bahan Obat Terpilih → Erythromycin Stearate

Alasan :

Erythromycin stearate relatif stabil dalam asam lambung. Bioavabilitas

Erythromycin Stearate tidak dipengaruhi oleh adanya makanan dalam lambung,

sedangkan Erythromycin Base dipengaruhi oleh makanan.

Erythromycin stearate yang tidak terikat dengan protein plasma ± 1,5%.

Jadi Erythromycin Stearate lebih efektif. Apabila digunakan Erythromycin

Suksinat maka akan dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya,

misalnya alergi, reaksi pada kulit dan gastrointestinal.

Syarat bahan aktif yang bisa dibuat dry sirup, antara lain:

Bahan aktif yang tidak stabil dalam air dan jangka waktu yang lama

tetapi stabil dalam waktu 14 hari

Air pada suhu 2°C - 4°C

Bentuk sediaan terpilih : Dry syrup suspensi

Alasan :

Erythromycin stearat mempunyai kelarutan yang praktis tidak larut

dalam air, padahal digunakan oleh suatu bentuk sediaan cair yang lebih

acceptable bila digunakan oleh anak-anak dan dewasa.

Erythromycin stearat tidak stabil di dalam air, sehingga dibuat dalam

sediaan bentuk sirup.

Persyaratan Bentuk Sediaan

1. Menurut FI IV (hal. 18)

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

Suspensi oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat terdispersi dalam

pembawa air dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukan untuk penggunaan

oral.

2. Menurut Ansel, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi 4 (hal. 354).

Dry Syrup adalah preparat serbuk kering dimaksudkan di suspensikan dalam

cairan yang pengocoknya dengan cairan pembawa (biasanya air murni)

menghasilkan bentuk suspensi yang cocok untuk diberikan.

3. Menurut Lieberman 1966 Pharm Dosage Form Dispersi System vol. 2 (hal 24)

Syarat sediaan suspense yang direkonstitusi adalah:

Campuran serbuk harus mengandung masing-masing bahan dengan

konsentrasi yang seragam.

Selama rekonstitusi, campuran serbuk harus terdispersi kembali dan dengan

cepat dalam pembawa air

Suspensi yang telah direkonstitusi harus mudah didispersikan kembali dan

mudah dituang oleh pasien untuk menjamin ketepatan dan keseragaman

dosis.

Produk akhir harus mempunyai penampilan, bau dan rasa yang aseptabel

Spesifikasi Sediaan

No Jenis Spesifikasi Sediaan yang diinginkan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Bentuk sediaan

Kadar bahan aktif

pH sediaan

Warna

Bau

Rasa

Waktu rekonstitusi

Volume sedimentasi

Kemampuan redispersibility

Ukuran partikel (setelah

Rekonstitusi)

Suspensi Dry syrup (sediaan oral)

(Erythromycin) 90% - 120% (FI IV; 360)

8 ± 0,5 (martindale 1131)

Orange

Jeruk

Manis

≤ 1 menit

E mendekat 1 (farmasi fisika II, 1132)

Mudah terdispersi

0,1 mm – 100 mm

Formula Baku Sediaan

Lieberman. H. A. 1996. Pharmacevical Dosage Form Disperse System Vol. 112 nd

edition, Marcel Doctor Inc. New York.

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

Erythromycin stearat

Erythromycin stearat 6,94%

Sucrose 60%

Sodium Alginate 1,5%

Sodium Benzonate 0,2%

Tween 80 0,12%

When reconstituted, the concentration of erythromycin steared provides 250 mg of

Erythromycin per 5 ml. The ethyl succinate salt is more common than the stearat. Salt in

cuspesicus for reconstituen. Sucrose is the divert and sweetener. The suspending agent

and preservative are sodium alginate and sodium benzoate, respectively. A higher,

concentration of the wetting agent tween 80 is required in this formula than in the

repoited 710 to 8,0 pH rage of excellent stability and consequently buffer was not used

the sedimentation volume after 10 days was 0,84

Efek Farmakologi Bahan Obat

1. Dosis

Dosis dewasa untuk pemakaian oral ekivalen pada Erythromycin 1 - 2

gram per hari dalam 1 - 4 dosis terbagi dan untuk beberapa infeksi dapat

ditingkatkan sampai 4 gram sehari dalam dosis terbagi.

2. Kerja Antibiotik

Erythromycin adalah antibiotik golongan macrolida spektrum luas

sebagai bakteriostatik pada beberapa bakteri gram (+) , sedikit bakteri gram (-)

dan beberapa organisme termasuk Mycoplasma sp, Chomydioseae, Ricisodsia sp

dan Spirochoetes. Mekanisme kerja menghambat transpeptida, reaksi

translokasi, menghambat sintesis protein dan menghambat pertumbuhan sel

bakteri. Erythromycin di metabolisme oleh hati dan pengurangan dosis pada

ginjal tidak penting kecuali pada gagal ginjal berat. Erythromycin dosis tinggi

dapat menyebabkan mual dan muntah.

Penyusunan Formula Sediaan

(Bahan Tambahan)

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

1. Suspending Agent

Digunakan suspending agent karena bahan obat sangat larut dalam air,

sedangkan sediaan yang diinginkan adalah sediaan cair sehingga pemilihan berupa dry

syrup dapat membantu menjaga stabilitas bahan obat dan penggunaan suspending

agent dapat merekonstruksi sebagai suspensi agar seluruh bahan aktif dapat

terdispersi dalam pembawa.

Bahan Pemerian Kelarutan Inkompabilitas Keterangan lain

CMC – Na

(carboxy

metal

cellulose) Na

(Pustaka:

HPE p:120)

2. MC (metil

cellulose)

Pustaka :

HPE p:334

3. Acacia

Pustaka

HPE p:1

4. Na alginate

Pustaka

HPE p:656

Serbuk granul

putih/hampir

putih, tidak

berbau

Serbuk/granul,

berwarna putih

kekuningan,

tidak berbau,

tidak berasa

Putih / putih

kekuningan,

bentuk

granul / serbuk

Serbuk putih

sampai coklat

kekuningan,

Praktis tidak larut

dalam aseton,

etanol, ester, dan

solven.

Mudah

terdispersi dalam

air pada semua

suhu

Praktis tidak larut

dalam aseton,

methanol,

CHCl3, etanol

dan air panas

Larut dalam asam

asetat glacial

mengembang dan

terdispersi rata

dalam air dingin

Larut dalam 20

bagian gliserin,

dlm 20 bagian

propilenglikol,

dalam 2,7 bagian

air dan praktis tak

Asam kuat dan

dengan larutan

garam dari besi

dan beberapa

logam, misal:

aluminium,

seng, merkuri

Metil paraben,

propil paraben,

butil parabean,

asam tanat

Amydopirin

kresur, etanol

95%, garam

besi, fenol

Garam kalsium,

etanol dengan

Dapat

meningkatkan

viskositas sediaan

Larut dalam air

stabil (pH 2 - 10)

Konsentrasi yang

digunakan sebagai

suspense adalah 1-

2%

viskositas

optimum pH 5-9

suspending

agent 5-10%

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

5. Hydroxy

propel

cellulose

Pustaka

HPE p:336

6. colloidal

silicon

dioxide

Pustaka

HPE p:188

tak berbau, tak

berasa

Putih agak

kekuningan,

tidak berbau

dan serbuk

tidak berasa

Submicros-

copic berupa

partikel

dengan ukuran

sekitar 15 nm

larut dalam etanol

95%

Praktis tidak larut

dalam eter dan

etanol

Campuran etanol

dan juga dalam

pelarut lain

Larut dalam

banyak pelarut

polar

Practically

insoluble in

organic solvenes,

water & acids,

except

hydrofluoric acid

Larut dalam air

panas

konsentrasi 5%

Dalam larutan

inkompatibel

dan dengan

larutan fenol,

misal: nipagin

dan nipasol

diethyl stil

bedstiul

ADI :

25Mg/KgBB

pH 4-10

suspending agent

1-5%

ADI=10Mg/KgBB

Konsentrasi

(2,0 - 10,0%)

Yang dipilih : CMC- Na

2. Pengawet

Ditambahkannya pengawet ke dalam sediaan, karena sediaan

mengandung air yang merupakan media pertumbuhan mikroba.

Bahan Pemerian Kelarutan Inkompatibili

tas

Keterangan

lain

1. Na- Kristal /

granul, putih,

air 1:1,8

etanol 95 %

Gelatin, garam

Ferri, garam

ADI : 5

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

Benzoat

HPE p : 662

sangat

higroskopis,

amorf

1:75

etanol 90 %

1:50

air 100 %

1:14

Ca mg/kgBB

C = 0,02 –

0,5%

pH 2-5

2. Metil

Paraben

(Nipagin)

HPE 466

Kristal putih,

tidak

berwarna,

tidak berbau,

rasa

membakar

air 1 : 400

air 50°C 1:50

air 80°C 1:30

propilenglikol

1:5

glicerin 1:69

larut bebas

dalam etanol

dan eter

Aktivitas

anti mikroba

Turun

dengan adanya

surfaktan

pH 3 – 6

dalam larutan

dengan aqua

Kadar

pemakaian

0,015-0,2%

ADI : 10

mg/kgBB

3. Propil

Paraben

(Nipasol)

HPE

kristal putih,

tidak berbau,

tidak berasa

air 1:2500

propilenglikol

1:39

gliserin 1:250

etanol 1:1,1

sangat larut

dalam aseton

dan eter

magnesium,

alumunium

silikat,

magnesium

trisilikat dan

besi oksida

C = 0,01-0,02%

ADI : 10

mg/kgBB

pH 4–8

rentang

pemakaian 0,01 –

0,02 %

4. Natrium

propionate

HPE 699

tidak

berwarna,

bentuk

kristal,

transparan/gr

anul, mudah

mengalir,

tidak

berbau/berba

u lemah

etanol 95 %

1:34

air 1:1

air panas 1:0,65

praktis tidak

larut dalam

kloroform dan

eter

asam organik pH = 7,8–9,2

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

5. Nipagin

Na

act 1:2

Praktis tidak

larut dalam

minyak lemak

Etanol 1:50

Aktifitas

antimikroba

turun dengan

adanya

sulfaktan

ADI : 10

mg/kgBB

Yang Dipilih : Nipagin Na

3. Wetting Agent

Digunakan karena wetting agent dapat membasahi bahan obat yang sukar

larut dalam air sehingga dapat terdispersi lebih merata.

Bahan Pemerian Kelarutan Inkompatibili

tas

Keterangan lain

Sodium

lauryl sulfat

(HPE 687)

Kristal

berwarna

putih / cream

sampai

kuning pucat,

rasa pahit,

bau

menyengat,

jika dalam

jumlah besar

Mudah larut

dalam air

Tidak larut

dalam kloroform

dan eter

Dengan

surfaktan

kartionik

garam alkaloid

kadar : 1-2 %

Polysorbate

80

(HPE)

Bau khas,

rasa pahit,

bentuk dan

warna pada

suhu 25°C

yaitu cairan

berwarna

kuning

Larut dalam air

dan etanol

Tidak larut

dalam mineral

dan vegetable oil

Dapat

kehilangan

warna atau

mengendap

dengan

bermacam-

macam bahan

terutama

fenoltanin,

kadar : 0,1-3 %

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

pars / bahan

semacam tars.

Dengan

penambahan

aktivitas

perubahan

sebagai

pengawet

dapat menurun

Propilengli

kol

(HPE)

Jernih, tidak

berwarna,

kental,

praktis tidak

berbau,

manis

Larut sebagian

dalam aseton,

CHCl3, etanol,

gliserin, larut

dalam 1 bagian

eter, tidak larut

dalam minyak

lemak tapi larut

dalam esensial oil

Dengan

potasium

permanganat

Kadar :

Humektan

15 % ,

pengawet

15-30 %,

pelarut 10-

25 %

Tween 80 tidak

berwarna/put

ih, krem atau

kuning pucat

dan berbau

lemah

pengendapan

atau

penghilang

warna dapat

terjadi dengan

iodetes,

garam,

mercury

salisilat,

sulfonamida

ionin

4. Pemanis

Bahan Pemerian Kelarutan Inkompatibili Keterangan lain

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

tas

Manitol

HPE P:

362

serbuk

kristal/granul

, putih, tidak

berbau,

semanis

glukosa dan

½ manis dari

sukrosa

air 20o C

air 40o C

praktis

tidak larut dalam

eter

bila

dikonsumsi

dalam jumlah

besar

viskositas 10 %

larutan b/b 8

Sorbitol

HPE P :

667

serbuk atau

kristal,

higroskopis,

tidak berbau,

putih / tidak

berwarna,

kemasan 50-

60% sukrosa

praktis

tidak larut dalam

CHCl3

ethanol 95

% 1:25

ethanol 82

% 1:8,3

ethanol 60

% 1:2,1

ethanol 1 %

1:1,4

praktis

tidak larut dalam

eter

agak larut

dalam methanol

air 1:0,5

besi

oksida

warna berubah

suasana

terlalu asam /

basa

viskositas 10 %

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

Sukrosa

HPE P :

744

serbuk

kristal/kristal

, tidak

berwarna/put

ih, tidak

berbau, rasa

manis

praktis

tidak larut dalam

CHCl3

etanol

1:400

air 1:0,5

amonium

klorida

asam

askorbat

kadar 67 %

Saccharin-

Na

HPE P :

641

serbuk kristal

putih, tidak

berbau,

memberikan

rasa manis,

rasa manis

300 x

sukrosa,

tidak

hidroskopis

lebih mudah larut

dalam air dari

pada sakarin

2,5 mg/kgBB Digunakan pada

konsentrasi 0,075

– 0,6 % untuk

oral solution

Dextrosa

HPE P :

231

serbuk

granul,

kristal tidak

berwana/krist

al putih,

tidak berbau,

rasa manis

etanol 95 %

1 : 60

stabil di

penyimpanan di

tempat kering

dengan obat

obat cyanoco

balamin,

kanamisin

sulfat,

nou....brosin,

sodium wafarin.

Sodium bila

konsentrasi 56

b/v

menyebabkan

hiperomatik

5. Pewarna

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

Bahan Pemerian Kelarutan inkompatibili

tas

Keterangan lain

FD dan

CpD

(Erythromis

in)

serbuk

hablur,

berwarna

merah

tidak digunakan

lagi karena

bersifat

karsinogenik

Amaranth

(Martindal

e 28th p.

424)

Gelap larut dalam air,

sangat mudah larut

dalam alkohol

dengan Ce

Himide

ADI : 730

mg/kgBB

Obat

diminum 2-5 mg/

100 ml

Sunset

yellow

(HPE p.

198)

serbuk

kuning

kemerahan,

dalam

larutan

berwara

orange

terang

larut dalam air tidak

dicampur

dengan asam

askorbat

dalam glukosa

sedikit

bercampur

dengan asam

sitrat dan

sodium

bicarbonat

ADI : 2,5

mg/kgBB

dilaporkan

adanya reaksi

sensitif alergi

Tetrazine

(HPE p.

198)

serbuk

kuning/orang

e kekuningan

larut baik di

air

praktis

tidak larut dalam

acetosal, etanol

75%

dalam

gliserin 1:56

dalam

propilenglikol 5%

1:5

dengan larutan

asam sitrat,

asam askorbat,

laktosa 10%,

glukosa

solvated,

aqueas sodium

bicarbonat

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

Allea Red

(HPE p.

424)

serbuk merah

tua

larut dalam air ADI : 2

mg/kgBB

Berdasarka

n pemilihan FAD

tidak bersifat

karsinogen

DAPAR

Untuk mempertahankan stabilitas bahan aktif tetap terjaga pada pH spesifikasi.

Bahan Pemerian Kelarutan inkompatibili

tas

Keterangan lain

Sodium sitrat

dihydrat

(Handbook

of Exipient P

: 675)

tidak berbau,

tidak

berwarna,

kristal

monosiklik,

serbuk kristal

putih, mudah

menyerap di

udara

larut dalam air ( 1

: 0,6 ) air panas

dan praktis tidak

larut dalam etanol

95 %

Larut air akan

sedikit alkalis

dan akan

bereaksi

dengan

senyawa asam

garam, garam

alkalis akan

mengendap

dalam larutan

air / larutan

hydrat

alkohol.

Garam-garam

kalsium dan

stiontium akan

mengendapka

nsitrat. Selain

itu

inkompatibilit

as dengan

Kadar : 0,3 – 2 %

Bj : 1,129 /cm3

pH : 7,0 – 9,0 (5

%)

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

bentuk base

bahan

pereduksi dan

tahap

pengoksidasi

Sodium

fosfat

NaH3PO4.2H

2O

( Handbook

p : 693 )

kristal putih

dan berbau

sangat larut

dalam air, praktis

tidak larut dalam

etanol 95 %

Dengan

alkoloid,

antipyrin,

kloralhydrat,

pyrogallol,

lead asetat,

resadrol,

kalsium

glukonat dan

ciprofloxacin

berinteraksi

diantara

kalsium dan

phospate

Kadar : 0,3 – 2 %

pH : 9,1 (1 % w /

v )

Asam

sitrat

(Handboo

k of

Exipient

P : 185)

kristal tidak

berwarna,

transparan,

kristal putih,

serbuk

effervescent

memiliki

rasa asam

yang kuat

larut (1 : 1,5)

etanol 95 % (1 :

4) air. Larut

dalam eter

Dengan

potasium

tartan sulfida

juga dengat

alkali asetat dn

bahan

pematasida

base, bahan

pereduksi dan

dapat

direduksi,

dapat

menimbulkan

ledakan jika

Kadar : 0,1 – 2 %

pH : 2,2 ( 1 % w /

o )

Bj : 1,542 g / cm3

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

Bahan aktif : Erythromycin Stearate

dikombinasika

n dengan

logam berat

dengan

penambahan

asam sitrat

sukrosa dalam

sirup akan

mengkristal

dalam

penyimpanan

Sodium

phosfase

monohagi

c

NaH2PO4.

2H2O

(Handboo

k p : 696)

tidak berbau,

tidak

berwarna,

putih agak

deliquescent

kristal

1 : 1 bagian air

Praktis tidak larut

dalam etanol ( 95

% )

Garam asam,

bahan-bahan

alkalin serta

karbonat

alumunium,

calcium,

magnesium

pH : 4,1 – 4,5

untuk 5 % w / v

aqua ( 25°C )

BJ = 156,0

SKEMA

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

PERHITUNGAN DOSIS

Dosis untuk : 30 – 50 mg/kgBB

Bentuk Padat Sukar larutdalam air Tidak stabil dalam air

Sediaan bentuk suspense oral dry sirup karena kesetabilan sediaan lebih tinggi dalam bentuk

kering

Bahan tambahan

CMC Na MC Acacia Na

alginate Hydroxypr

opyl cellulose

Bahan obat sukar larut dalam air

Dibuat suspending

agent

Dibuat untuk suspense (setelah

rekonstruksi)

Dinginkan dalam bentuk sediaan Dry

sirup (di suspensikan

Lebih stabil pd pH basa (6-9)

Adanya media air setelah

rekonstruksi

Serbuk sukar terbasahi

Bahan obat rasanya pahit

Warna rasa obat tidak

Sodium sulfat Tween 80 (polysorbated)

Di beri wetting agent

Dinginkan dalam sediaan

dry sirup (disuspensikan

dlm air)

Na benzoate

Nipagin Nipasol Na

propionat

Diberi pengawet

Kemungkinan adanya

penyimpanan setelah

rekonstruksi

Air merupakan media yg baik

untuk pertumbuhan

mikroba

sodium sitrat trihidrat

as sitrat Sodium

fosfat dfibasic

monoabsic

Diberi dapar

Terjadinya perubahan pH

setelah penambahan bahan’’ lain

Sorbitol Manitot Sukrosa Sakarin Na Dextrose

Di beri pemanis

Di tujukan untuk anak-anak

Essence jeruk

FD red Amaranth Tatarazine Sunset yellow Allura red

Di beri pewarna + perasa

Ditujukan untuk anak

anak

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

Penggunaan obat : 1 -10 th

Usia

Tahun

Bobot kg Bobot

Rata-

rata

Dosis

mg/hasil

Dosis

Rata-

rata

Dosis Sekali

(mg)

Dosis

Rata-

rataPria Wanita

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

3,1

9,6

11,4

13,3

14,4

15,8

18,9

20,9

22,0

23,9

7,6

9,3

11,0

12,6

14,2

16,5

17,5

20,8

21,9

24,7

7,85

9,45

11,2

12,95

14,3

16

18,2

20,45

21,95

24,3

235,5 – 392,5

283,5 – 472,5

336,0 – 560,0

384,0 – 640,0

429,0 – 715,0

480 – 800,0

546,0 – 910,0

546,0 – 910,0

658,5 – 1097,5

729,0 – 1215,0

314

378

448

512

572

640

728

818

878

972

58,9 – 981

70,9 – 118,1

84,0 – 140,0

96,0 – 160,0

107,3 – 178,8

120,0 – 200,0

136,5 – 227,5

153,4 – 225,6

164,6 – 274,4

182,3 – 303,8

78,5

94,5

112,0

128,0

143,0

160,0

182,0

204,5

219,5

243,0

Dosis Terbagi 4 : 4x sehari

Menentukan Takaran Terkecil

Lama pengobatan : 3 hari

Volume sediaan yang dibutuhkan :

o Anak usia 1 - 5 tahun = ½ - 1 sendok takar

1 hari = (½ - 1) x 4 = 2 – 4 sendok takar = 10 – 20 ml

3 hari = (10 – 20 ml) x 3 = 60 – 90 ml

o Anak usia 6 – 10 tahun = 1 - ½ sendok takar

1 hari = (1 – 1 ½) x 4 = 4 – 6 sendok takar = 20 – 30 ml

3 hari = (20 – 30 ml) x 3 = 60 – 90 ml

Sehingga kemasan terkecil 60 ml

→ kadar pertakaran = 150 mg Erythromycin Base / 5 ml

Bahan aktif : Erythromycin Stearat

BM Erythomycin Base = 733,9

BM Erythomycin Stearat = 1018,4

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

Dalam satu sendok takar (5 ml) megandung Erythomycin Base 150 mg, setara dengan:

→ 1018,4 / 733,9 x 150 mg = 208,15 mg Erythomycin Stearat

PERHITUNGAN DAPAR

Sediaan yang digunakan 8,0 ± 0,5. Dapar yang digunakan adalah dapar phospat.

Phospat mempunyai beberapa harga pKa

pKa1 = 2,21

pKa2 = 7,21

pKa3 = 12,67

Yang digunakan adalah pKa2 = 7,21 dengan asam H2PO4

pH = pKa + log [Na2HPO4]

[H2PO42-]

8,0 = 7,21 + log [Na2HPO4]

[H2PO42-]

0,79 = log [Na2HPO4]

[H2PO42-]

6,17 = [Na2HPO4]

[H2PO42-]

[Na2HPO4] = 6,17 x [H2PO42-]

Kapasitas dapar (β) = 0,02

β = 2,3 C Ka[H3O+]

( Ka + [H3O+] )2

0,02 = 2,3 C 6,1659 x 10-8 . (10-8)

(6,1659 x 10-8 + 10-8 )2

0,02 = 2, 3 C ( 0,1201)

C = 0,0724 M

C = (garam) + (asam)

0,0724 = 6,17 (asam) + 1 (asam)

asam = 0,0101

garam = C – (asam)

= 0,0724 – 0,0101

= 0,0623 M

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

Dibuat sediaan 60 ml, maka :

NaH2PO4.2H2O = 60 ml x 0,0101 x 155,97

1000 ml

= 0,0944 g

Na2HPO4.2H2O = 60 ml x 0,0623 x 357,97

1000 ml

= 1,3881 g

RANCANGAN FORMULA

Formula 1

No. Bahan Fungsi % Rentang

Literatur

% yang

dipakai

Jumlah

60 ml 480 ml

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

1. Erytromycin

Stearat

Bahan aktif 175,5 mg/5

ml

2,106

gram

16,848

gram

2. CMC Na Suspending

agent

(0,1 – 1)% 0,5% 0,3 gram 2,4 gram

3. Sukrosa Wetting Agent

Pemanis

67% 40% 24 gram 192 gram

4. Nipagin Na Pengawet (0,015-0,2)% 0,1% 0,06

gram

0,48

gram

5. Alkohol 70% Pelarut 5,92 ml 42,32 ml

6. Orange pasta Pewarna 1 tetes 8 tetes

7. Essence Jeruk Perasa 10 tetes 80 tetes

Formula 2

No. Bahan Fungsi % Rentang

Literatur

% yang

dipakai

Jumlah

60 ml 480 ml

1. Erytromycin

Stearat

Bahan aktif 175,5 mg/5

ml

2,106

gram

16,848

gram

2. CMC Na Suspending

agent

(0,1 – 1)% 1% 0,6 gram 4,8 gram

3. Sukrosa Wetting Agent

Pemanis

67% 40% 24 gram 192 gram

4. Nipagin Na Pengawet (0,015-0,2)% 0,1% 0,06

gram

0,48

gram

5. Alkohol 70% Pelarut Maks. 20%

dari total

bahan

5,35 ml 42,8 ml

6. Orange pasta Pewarna 1 tetes 8 tetes

7. Essence Jeruk Perasa 10 tetes 80 tetes

8. Saccarin - Na (0,075–0,5) % 0,08% 48 mg 384 mg

Formula 3

No. Bahan Fungsi % Rentang % yang Jumlah

Page 26: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

Literatur dipakai

60 ml 480 ml

1. Erytromycin

Stearat

Bahan aktif 175,5 mg/5

ml

2,106

gram

16,848

gram

2. CMC Na Suspending

agent

(0,1 – 1)% 0,75% 0,45

gram

3,6 gram

3. Sukrosa Wetting Agent

Pemanis

67% 40% 24 gram 192 gram

4. Nipagin Na Pengawet (0,015-0,2)% 0,1% 0,06

gram

0,48

gram

5. Alkohol 70% Pelarut Maks 20%

dari total

bahan

5,32 ml 11 ml

6. NaH2PO4.2H2O Dapar 0,0944

gram

0,7552

gram

7. Na2HPO4.2H2O Dapar 1,3881

gram

11,1048

gram

8. Orange pasta Pewarna 2 tetes 14 tetes

9. Essence Jeruk Perasa 5tetes 20 tetes

10. Saccarin- Na (0,075-0,6)%) 0,08% 48 mg 384 mg

CARA PEMBUATAN

Formula I

1. Timbang Nipagin Na

2. Timbang Sukrosa

3. Timbang CMC Na

Page 27: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

4. Campur Nipagin Na, Sukrosa, dan CMC Na di mortir dan gerus ad homogen

5. Tambahkan essense jeruk dan orange pasta, campur ad homogen

6. Tambahkan alkohol 70 % ad terbentuk massa granul

7. Ayak dengan ayakan No.12

8. Kemudian dikeringkan di oven ± selama 30 menit pada suhu 30o

9. Ditimbang Erythromycin Stearat, gerus ad halus lalu campurkan ke campuran

yang terbentuk (no.8)

Skema Pembuatan

Nipagin Na + Sukrosa + CMC Na

(dimortir)

Campur dan gerus ad homogen

Tambahkan essense jeruk dan orange pasta,

aduk ad homogen

Tambahkan alkohol 70 %

ad terbentuk massa granul

Ayak dengan ayakan no.12

Keringkan di oven ± selama 30 menit

pada suhu 30o

Tambahkan Erythromycin Stearat (gerus) campurkan ad homogen

Formula II

1. Timbang Nipagin Na

2. Timbang Sukrosa

Page 28: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

3. Timbang CMC Na

4. Campur Nipagin Na, Sukrosa, dan CMC Na di mortir dan gerus ad homogen

5. Timbang Saccarin-Na, masukkan ke dalam campuran no 4 dan gerus ad

homogen.

6. Tambahkan essense jeruk dan orange pasta, campur ad homogen

7. Tambahkan alkohol 70 % ad terbentuk massa granul

8. Ayak dengan ayakan No.12

9. Kemudian dikeringkan di oven ± selama 30 menit pada suhu 30oC.

10. Ditimbang Erythromycin Stearat, gerus ad halus lalu campurkan ke campuran

yang terbentuk (no.9)

Skema Pembuatan

Nipagin Na + Sukrosa + CMC Na+Saccarin Na

(dimortir)

Campur dan gerus ad homogen

Tambahkan essense jeruk dan orange pasta,

aduk ad homogen

Tambahkan alkohol 70 %

ad terbentuk massa granul

Ayak dengan ayakan no.12

Keringkan di oven ± selama 30 menit

pada suhu 30o

Tambahkan Erythromycin Stearat (gerus) campurkan ad homogen

Page 29: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

Formula III

1. Timbang NaH2PO4 . H2O

2. Timbang Na2HPO4 . H2O

3. Timbang Nipagin Na

4. Timbang Sukrosa

5. Timbang CMC Na

6. Timbang Saccarin Na

7. Campur NaH2PO4.H2O, Na2HPO4.H2O, Nipagin Na, Sukrosa, CMC Na dan

Saccarin Na di mortir lalu gerus ad homogen

8. Tambahkan essense jeruk dan orange pasta, campur ad homogen

9. Tambahkan alkohol 70 % ad terbentuk massa granul

10. Ayak dengan ayakan No.12

11. Kemudian dikeringkan di oven ± selama 30 menit pada suhu 30o

12. Ditimbang Erythromycin Stearat, gerus ad halus lalu campurkan ke

campuran yang terbentuk (no.10)

Skema Pembuatan

NaH2PO4.H2O + Na2HPO4.H2O + Nipagin Na + Sukrosa + CMC Na +

Saccarin Na (dimortir)

Campur dan gerus ad homogen

Tambahkan essense jeruk dan orange pasta,

aduk ad homogen

Page 30: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

Tambahkan alkohol 70 %

ad terbentuk massa granul

Ayak dengan ayakan no.12

Keringkan di oven ± selama 30 menit

pada suhu 30o

Tambahkan Erythromycin Stearat (gerus)

campurkan ad homogen

Page 31: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

BAB II

HASIL EVALUASI SEDIAAN

Setelah dilakukan Praktikum dengan tiga formula yg berbeda tetapi

dilakukannya dengan cara peracikan yg sama (pencamnpuran bahan aktif

Eruthromycin dilakukan di luar granulasi dan pengeringan granul), maka kami

lakukan Uji Organoleptis dan Pengecekan pH , dan kami dapat hasilnya yg terbaik

untuk dilakukan Scale Up sebanyak 480 ml.

Hasil Evaluasi Pengecekan pH ketiga Formula :

Formula ke-... Sebelum di

tambah Essence

Sesudah di

tambah Essence

Formula 1 7,07 7,7

Formula 2 7,07 6,88

Formula 3 7,46 7,52

Hasil Evaluasi Organoleptis Ketiga Formula :

Formula ke-... Aroma Rasa Warna (Jernih)

Formula 1 Orange (Jeruk) Manis (pahit +) Orange cerah

Formula 2 Orange (Jeruk) Manis (pahit +++) Orange kuning cerah

Formula 3 Orange (Jeruk) Manis (pahit ++) Orange kuning cerah

Page 32: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

Setelah dilakukan Evaluasi Organoleptis dan Evaluasi Pengecekan pH,

maka kami simpulkan untuk menggunakan Formula 3 sebagai Formula yg

akan di Scale Up menjadi 480 ml. Karena pH yg diinginkan mendekati

dengan Formula ke-3. Meskipun rasanya lebih pahit sedikit namun bila rasa yg

lebih dipentingkan namun pH yg diinginkan tidak tercapai nantinya sediaan

tidak akan stabil di pasaran.

Dan juga karena rasa pada formula 2 lebih enak karena penambahan

Saccrin Na sebanyak 48 mg, maka untuk mendapatkan hasil yg maksimal di

pasaran kami menambahkan Saccarin Na juga sebanyak rentang yg diberikan

untuk formula 2. Hal ini tidak akan mempengaruhi pH karena pada formula 3

ada dapar tetapi formula 2 tidak. Sehingga untuk Scale Up sebanyak 480 ml, di

formula 3 kami tambahkin Saccrin Na sebanyak 384 mg untuk rasa manis yg

pas.

Formula 3 Erythromycin Dry Sirup

No. Bahan Fungsi % Rentang

Literatur

% yang

dipakai

Jumlah

60 ml 480 ml

1. Erytromycin

Stearat

Bahan aktif 175,5 mg/5

ml

2,106

gram

16,848

gram

2. CMC Na Suspending

agent

(0,1 – 1)% 0,75% 0,45

gram

3,6 gram

3. Sukrosa Wetting Agent

Pemanis

67% 40% 24 gram 192 gram

4. Nipagin Na Pengawet (0,015-0,2)% 0,1% 0,06

gram

0,48

gram

5. Alkohol 70% Pelarut Maks 20%

dari total

bahan

5,32 ml 11 ml

6. NaH2PO4.2H2O Dapar 0,0944

gram

0,7552

gram

7. Na2HPO4.2H2O Dapar 1,3881 11,1048

Page 33: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

gram gram

8. Orange pasta Pewarna 2 tetes 14 tetes

9. Essence Jeruk Perasa 5tetes 20 tetes

10. Saccarin- Na (0,075-0,6)%) 0,08% 48 mg 384 mg

Hasil Evaluasi Scale Up Formula 3 sebanyak 480 ml

1. ORGANOLEPTIS

Alat : Panca Indera

Cara : Melakukan Uji Organoleptis dengan cara mengidentifikasi

bau, rasa dan warna menggunakan panca indera.

Hasil :

Aroma : aroma orange kurang

Rasa : Manis sedikit pahit (Manis +++, pahit +)

Warna : orange

2. UJI STABILITAS

Alat : Piknometer

Cara Kerja :

1. Ambil alat Piknometer (volume 24,355 cc) yang telah dibersihkan dan dalam

keadaan kering.

2. Dinginkan Piknometer kosong hingga suhu 20°C dan lap bagian luar alat

dengan kertas tissue, kemudian timbang di timbangan analitik, catat

bobotnya.

3. Setelah itu isi piknometer dengan aquades hingga penuh (biarkan aquades

keluar hingga ujung alat. Sisi yg lain tutup dengan termometer dan sisi

satunya dengan penutup piknometer), dinginkan hingga suhu 20ºC dan lap

bagian luar alat dengan kertas tissue, lalu timbang bobotnya di timbangan

analitik.

4. Buang aquades dari dalam piknometer , kemudian keringkan dengan

hairdryer (hati2 bila menggunakan kertas tissue, karena alat ukurannya kecil

kemungkinan kertas tissue tertinggal di dalam alat tsb). Isi piknometer

Page 34: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

dengan suspensi Erythromycin hingga keluar (seperti saat diisi aquades),

dinginkan sampai suhu 20°C dan keringkan bagian luar alat dengan kertas

tissue, lalu timbang bobotnya di timbangan analitik .

5. Setelah selesai semua, cuci alat piknometer dan keringkan. Kemudian hitung

Berat Jenis (BJ) Aquades dan suspensi yg telah diuji tadi.

Berat Piknometer

Kosong

Berat

Piknometer +

Aquades

Berat

Piknometer +

Larutan Drop

Volume

Piknometer

33,44 gram 57,75 gram 62,21 gram 24,355 cc

Perhitungan BJ Aquades dan Larutan Drop :

- BJ Air (Aquades)

ρ =

- BJ Larutan Drop

ρ =

3. PENETAPAN pH

Alat : pH meter

Cara Kerja :

1. Nyalakan alat pH meter.

2. Bilas elektroda dengan aquadest.

Page 35: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

3. Keringkan elektroda dengan kain tissue (lap searah).

4. Kalibrasi elektroda dengan larutan pH standart.

5. Bilas elektroda dengan aquadest , keringkan dengan tissue kembali.

6. Masukkan 50 ml suspensi Erythromycin ke dalam beaker glass kecil.

7. Celupkan elektroda ke dalam suspensi Erythromycin hingga ujung elektroda

tercelup semua ke dalam suspensi yg akan di uji , tekan tombol pH.

8. Baca dan catat angka pH suspensi Erythromycin yg muncul pada monitor pH

meter.

HASIL : 7,50

4. VISKOSITAS

Alat : Viskotester

Cara Kerja :

a. Masukkan sediaan dalam wadah viskometer.

b. Pasang alat pemutar viskometer cup and bub.

c. Letakkan wadah viskometer di tengah alat.

d. Usahakan alat pemutar mengambang di dalam alat viskometer, sehingga bagian

bawah alat tidak menyentuh permukaan wadah dan bagian atas alat sudah

terendam seluruhnya.

e. Nyalakan alat dan amati berapa angka yang ditunjukkan alat.

Hasil Pengukuran dengan Viskotester = 2,3 dPa’s

5. PENENTUAN SIFAT ALIR

Alat : Corong Gelas

Cara :

1. Timbang 50 gram serbuk uji

2. Pasang, tutup bagian bawah corong.

3. Masukkan serbuk kedalam corong dan ratakan.

4. Catat waktu yang dibutuhkan serbuk dalam corong sampai habis.

5. Hitung waktu alir dan sudut istirahat.

Hasil :

Page 36: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

h = 1,3 cm ; d = 6 cm ; t = 9,26 detik ; α = 23,27 ̊ C

6. PENETAPAN MC (Moisture Content)

Alat :

Cara :

1. Timbang serbuk sebanyak 100 mg

2. Hidupkan alat , tunggu ‘ad’ ready

3. Taburkan serbuk ad rata catat beratnya

4. Tutp alat, tekan start dan biarkan ad mencapai % MC yang konstant

5. Catat % MC, keluarkan serbuk

Hasil : 1,66

7. PENGUKURAN VOLUME SEDIMENTASI

Alat : Gelas Ukur 100 ml

Cara :

1. Masukkan 100 ml sediaan ke dalam gelas ukur bertutup

2. Amati volume pengendapan selama 1 hari, 60 menit pertama.

3. Lakukan pengamatan selama ± 1 minggu, ukur volume sedimentasi

dengan rumus :

F = Vu/Vo

Dimana : F = Volume Sedimentasi

Vu = Volume Akhir dari Endapan

Vo = Volume Awal dari Suspensi sebelum Pengendapan.

8. PENETAPAN KADAR

Cara :

1. Lakukan penetapan seperti yang tertera pada penetapan potensi antibiotik

secara mikrobiologi menggunakan sejumlah volume zat uji yang dikur

seksama, yang baru dikocok dan bebas gelembung udara.

2. Lumatkan selama ± 1 menit dalam blender kaca kecepatan tinggi dengan

metanol P secukupnya sehingga diperoleh larutan persediaan yang

mengandung setara dengan lebih kurang 1 mg Erythromycin/ml

Page 37: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

3. Encerkan larutan sediaan ini secara kuantitatif dengan dapar hingga

diperoleh larutan uji yang mempunyai kadar diperkisarkan setara dengan

dosis tengah larutan baku.

9. PENENTUAN UKURAN PARTIKEL

Cara :

1. Kalibrasi skala okuler dengan memasang mikrometer objektif dan

okuler

2. Teteskan suspensi di atas object glass, tutup dengan cover glass

3. Ambil mikrometer objektif ganti dengan object glass yang berisi sampel

4. Ukur diameter partikel ±200 partikel

5. Lakukan pengelompokan, tentukan ukuran partikel terkecil dan tersebar

dari seluruh sampel, bagilah dalam berbagai interval dan kelas

Hasil : 0,02 mm

10. WAKTU REKONSTITUSI

Alat : Botol 100 ml

Cara :

1. Timbang serbuk/granul (27,79 gram) untuk 60 ml

2. Kalibrasi botol 60 ml.

3. Masukkan serbuk ke dalam botol

4. Tutp botol

5. Kocok ad terdispersi

6. Perhatikan waktu rekonstitusi sediaan

Hasil : 1 menit 18 detik ; volume penambahan 40 ml

11. WAKTU REDISPERSI

Alat :

Cara :

1. Sediaan larutan uji dikocok dan dilihat apakah sediaan mudah mengendap

tetapi mudah terdispersi kembali ataukah susah terdispersi kembali.

Page 38: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan praktikum yang kami lakukan dalam membuat sediaan

Erythromycin Dry Sirup, langkah awal yang kami lakukan adalah menentukan

bentuk sediaan dengan pH yang diinginkan. Selain itu memilih, kosolven, perasa,

bau dan rasa yang akan digunakan. Kemudian dari bahan-bahan tersebut kami

mencari sifat fisiko-kimianya. Sehingga kami dapat menentukan salah satu bahan

(menurut fungsinya) yang akan digunakan dalam membuat sediaan Erythromycin

Dry Sirup.

Pada praktikum ini kami membuat 3 formula berbeda tetapi untuk cara

peracikannya sama. Peracikannya beda itu apabila Erythromycin stearat sebagai

bahan aktif di campurkan dalam masa granul atau erythromycin dicampurkan

dalam fasa luar. Dan cara yg satu lagi yaitu saat Eryhtromycin dicampurkan

bersamaan dengan bahan pembawa yg lain dan dia sebagai bahan aktif atau yg

biasa disebut dengan dicampur fasa dalam.

Kemudian saat dilakukan pengecekan pH dan Organoleptis, yg mendekati

pH 8 yaitu Formula 3 tetapi untuk Organoleptis adalah Formula 2. Sedangkan

untuk sediaan liquid seperti ini yg lebih dipertimbangkan dari aspek pH. Karena

meskipun segi Organoleptis baik namun bila pH yg dihasilkan jauh dari yg

diinginkan (pH 8), maka sediaan tersebut tidak dapat dipasarkan. Sehingga pada

waktu melakukan Scale Up sebanyak 480 ml yang dipilih adalah Formula 3.

Page 39: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

Tetapi dengan sedikit modifikasi yaitu kami menambahkan Saccarin Na seperti

pada formula 2 hanya untuk mendapatkan rasa manis yg sesuai di pasaran dan

tidak terlalu pahit. Scale Up 480 ml formula 3 nantinya akan ditambahkan

Saccarin Na sebanyak 384 mg.

Kemudian kami lakukan pengecekan pH dan hasilnya adalah 7,50 dan juga

untuk evaluasi bagian organoleptis ternyata sediaan yang kami dapat juga telah

memenuhi syarat yang kami harapkan. Untuk rasa, bau dan warna sudah

memenuhi syarat walaupun tidak 100%. Rasanya manis (jeruk) sedikit pahit,

warnanya orange kekuningan dan kental kemudian untuk baunya juga terasa

essence dari jeruk itu sendiri..

A. Kesimpulan

- Formula yang terpilih adalah Formula 3, karena memberikan hasil pH

yang lebih baik daripada formula I ataupun formula III = pH 7,52

- Dari sediaan yang kami buat kemudian kami melakukan beberapa evaluasi,

yaitu : pH, viscositas, organoleptis, berat jenis dan aseptabilitas. Dari

evaluasi yang telah dilakukan menunjukkan hasil sebagai berikut :

- pH : Dari hasil pH di ketahui bahwa pH dari sediaan mendekati dengan

yang diharapkan karena pH yang di dapatkan yaitu 7,52

- Viskositas : 2,3 dPa’s

- Organoleptis :

Warna : Orange kekuningan

Bau : Jeruk

Rasa : Manis sedikit pahit

- Berat Jenis :

Air : 0,998 g/ml

Larutan Drop : 1,1813 g/ml

Page 40: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

LAMPIRAN

RANCANGAN KEMASAN dan BROSUR SEDIAAN DROP

Page 41: LAPORAN PRAKTIKUM erythro
Page 42: LAPORAN PRAKTIKUM erythro

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia edisi Ketiga.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia edisi Keempat.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Leberman.H.A. 1996. Pharmaceutical Dossage Forms Dispers.System Vol.2, Second

edition. New York.

Kibbe.A.H.2000. Hanbook of Pharmaceutical Excipients. Third edition. The

Pharmaceutical Press London.

Martindale “The Extra Pharmacopoeia” 27 edition 1977. London : The Pharmaceutical

Society of Great Britain.

Farmakologi dan Terapi edisi kelima. 2007. Departemen Farmakologi dan Terapeutik

Kedokteran UI.