LAPORAN PRAKTIKUM erythro
-
Upload
cipudh-cimudh -
Category
Documents
-
view
383 -
download
48
description
Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM erythro
LAPORAN PRAKTIKUM
FARMASETIKA SEDIAAN LIQUIDA
ERYTHROMYCIN DRY SIRUP
Disusun oleh :
KELOMPOK III / Farmasi B
1. Rulyana Shella A. (09040049)2. Risa Nuriandini (09040055)3. Dwi Andayani (09040061)4. Iga Fimalasari (09040063)5. Rezky Rofiq (09040066)6. Vanny Yunita (09040074)7. Aprahminati M. (09040077)8. M. Sarfian Nur (09040083)9. Lis Indrawati (09040089)10. Fina Kusumawati (09040098)11. Erry Ana Awang (09040099)12. Iva Lutfia R. F. (09040102)13. Asharul Fahrizi (09040109)14. Luqman Nul Hakim (09040127)15. Tiara Indriani (09040130)
Tanggal Diskusi :18 Oktober – 1 November 2011
Dosen Pembimbing :Dian Ernawati, S.Farm, Apt
Engrid Juni Astuti, S.Farm, Apt
PROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG2011
BAB I
PENDAHULUAN
I. Karakteristik Bahan Obat
A. Erythromycinum (FI Edisi IV Hal. 357)
Nama bahan Obat : Erythromycin
Sinonim : Erythromycinum, Eritromisin
Struktur Kimia :
Erythromycin mengandung tidak kurang dari 850 μg C37H67NO13, per
mg, dihitung terhadap zat anhidrat
Pemerian : Serbuk hablur putih atau agak kuning, tidak berbau atau
praktis tidak berbau
Kelarutan : Sukar larut dalam air, larut dalam etanol, dalam
kloroform dan dalam eter.
B. Erythromycin Base C37H67NO13
Literatur : Martindale 29 th ed. p.222
Karakteristik Fisika :
BM : 733,9
Pemerian : Putih atau agak kuning atau tidak berwarna, tidak berbau,
kristal atau serbuk agak higroskopis, rasa pahit.
Kelarutan : 1 : 1000 bagian air
1 : 5 bagian alkohol
1 : 6 bagian kloroform
1 : 5 bagian eter
Larutan dalam metil alkohol dan dilute asam HCl
Mengandung tidak kurang dari 920 unit / mg (B.P) 850 unit/ mg (USP)
Stabil dalam keadaan kering, larutan “deterionate” perlahan dalam suhu
ruang dan lebih meningkat pada suhu 60°C atau lebih. Simpan dibawah
20°C dalam tempat tertutup dan terlindungi cahaya.
Kristal anhidrat dari erythromycin mempunyai kecepatan disolusi yang
paling rendah dibandingkan monohidrat dan dihidratnya, bentuk yang paling
stabil dengan titik leleh 190° C - 193° C .
Karakteristik Kimia :
Larutan dalam air pH 8-10,5
Mengalami pengendapan bila dicampur dengan Klorampenikol
Oksitetrasiklin HCl / Tetrasiklin HCl dalam 1 liter dekstrase.
Kemampuannya melawan Staphylococcus aureus sangat menurun bila di
kombinasikan dengan Mg trisilaktat, Na alginat, Pektin, dan Bentonit.
Sedikit aktif dengan Calamin, Silika Metil Selulosa, Carmellosa dan
Polisorbat 80
C. Erythromycin Estolate C10H91NO14C12H26O4S
Literature : Martindale 29th ed p.227
Karakteristik Fisika :
BM : 1056,4
Pemerian : Serbuk kristal putih, tidak berbau / hampir tidak berasa
Mengandung tidak kurang dari 610 mg / unit
1,44 g erythromycin estolate ∞ 1 g erythromycin
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air
1 : 20 dalam alkohol
1 : 10 dalam kloroform
1 : 15 dalam aseton
Praktis tidak larut dalam dilute HCl
Karakteristik Kimia :
Larutan dalam air (jenuh) mempunyai pH = 4,5-7
BENTUK SEDIAAN : Suspensi Erthromycina estolate
Potensi : Potensi Erythromycin C37H67NO13 tidak kurang
dari 90,0% dan tidak lebih dari 115,0% dari potensi yang tertera
pada etiket
Reaksi : pH suspensi yg dibuat menurut cara yang tertera
pada etiket adalah 5,0 sampai 7,0
D. Erythromycin Ethyl Carbonat C4H17NO15
Literature : Martindale 28th ed. P: 1162
Karakteristik Fisika :
BM : 806,0
Pemerian : serbuk kristal putih tidak berbau, sedikit lebih pahit
dibandingkan erythromycin base
Mengandung tidak kurang dari 77,5 unit / mg 1,19 erythromycin etil
carbonat ∞ 1 g erythromycin
Agak larut dalam air dan sikloheksan
1 : 10 dalam alkohol
1 : 8 dalam kloroform
1 : 35 dalam eter
Karakteristik Kimia :
20 % suspensi dalam air
pH 6,3 – 8
Bentuk Suspensi Erythromycin Ethyl Carbonate
Potensi : Potensi Erythromycin C37H67NO13 tidak kurang dari 90% dan tidak
lebih dari 115,0% dari potensi yg tertera pada etiket
Reaksi : pH suspensi yang dibuat dengan cara yg tertera pada etiket adalah
6,4 – 7,0
E. Erythromycin Ethyl Succinate
Literatur : Martindale 29th ed. P : 228
Karakteristik Fisika :
BM : 862,1
Pemerian : Serbuk kristal putih, higroskopis, sedikit kekuningan tidak
berbau, potensi ekivalen tidak kurang dari 765 mikrogram dari
Erythromycin perhitungan pada basis anhidrat
1,17 g erythromycin ethyl succinate ∞ 1 g erythromycin
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam alkohol, kloroform, dan
cairan makrogol
Karakteristik Kimia :
1 g suspensi dalam air
pH 6 - 8,5
Bentuk Suspensi Erythromycin Ethyl Suksinat
Potensi : Potensi Erythromycin C37H67NO13 tidak kurang dari 90% dan tidak
lebih dari 120,0% dari potensi yg tertera pada etiket
Reaksi : pH suspensi yang dibuat dengan cara yg tertera pada etiket adalah
8,0 – 9,0
F. Erythromycin Glucopectate C37H67NO13.C7H14O8
Literatur : Martindale 28th ed. P : 228
Karakteristik Fisika :
BM : 960,1
Pemerian : Serbuk agak higroskopis, putih/tidak berbau atau hampir tidak
berbau
1,3 g erythromycin glucephate ∞ 1 g erythromycin
Larut dalam air, alkohol dan metil alkohol, agak larut dalam aseton dan
kloroform
Karakteristik Kimia :
5 % larut dalam air netral atau agak asam
2 % larutan dalam air stabil pada 2°C - 4°C sekitar 7 hari inkompatibel
dengan cephaloridine, cephalotin sodium,cephazolin sodium
G. Erythromycin Lactobionate C37H67NO13
Literature : Martindale 29th ed. p : 229
Karakteristik Fisika :
BM : 1092,2
Pemerian : Putih , agak kuning, higroskopis
1,5 g Erythromycin Lactobionate ∞ 1 g Erythromycin
Larut dalam air, alkohol anhidrat dan metil alkohol, agak larut dalam aseton
dan kloroform, agak sukar larut dalam eter
Karakteristik Kimia :
5 % larut dalam air, pH = 6,5 sampai 7,5
5 % larutan dalam air stabil pada 2° - 4° sekitar 14 hari
Dalam larutan asam Erythromycin Lactobionate tidak stabil dan kehilangan
potensinya < pH 5,5 inkompatibel dengan Na, aspirin, Na-Cephalorin, Na-
Colistin sol phometha, heparin sodium dan substans asam
Potensi : Ekivalen tidak kurang dari 525 mikrogram terhadap
erythromycin per miligram terhitung pada basis anhidrat
H. Erythromycin Propinate C40H71NO14
Literatur : Martindale 29th ed. P : 229
Karakteristik Fisika :
BM : 790, 0
Pemerian : Serbuk putih tidak berbau dengan rasa agak pahit
1,08 g Erythromycin propinate ∞ 1 g Erythromycin
Agak larut dalam air, larut dalam alkohol, aseton dan kloroform
I. Erythromycin Stearat C37H67NO13.C10H36O2
Literature : Martindale 29th ed. P : 230
Karakteristik Fisika :
BM : 1018,4
Pemerian : Kristal tidak berwarna / agak kuning atau serbuk putih / agak
kuning, rasa agak pahit dan sedikit berbau
Mengandung tidak kurang dari 550 unit Erythromycin per mg
Agak sukar larut dalam air dan aseton, sebagian larut dalam alkohol,
kloroform, eter, sopropil, alkohol, dan metil alkohol
Karakteristik Kimia :
Larut jenuh dalam air bersifat basa “ litmus “
Bahan Obat Terpilih → Erythromycin Stearate
Alasan :
Erythromycin stearate relatif stabil dalam asam lambung. Bioavabilitas
Erythromycin Stearate tidak dipengaruhi oleh adanya makanan dalam lambung,
sedangkan Erythromycin Base dipengaruhi oleh makanan.
Erythromycin stearate yang tidak terikat dengan protein plasma ± 1,5%.
Jadi Erythromycin Stearate lebih efektif. Apabila digunakan Erythromycin
Suksinat maka akan dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya,
misalnya alergi, reaksi pada kulit dan gastrointestinal.
Syarat bahan aktif yang bisa dibuat dry sirup, antara lain:
Bahan aktif yang tidak stabil dalam air dan jangka waktu yang lama
tetapi stabil dalam waktu 14 hari
Air pada suhu 2°C - 4°C
Bentuk sediaan terpilih : Dry syrup suspensi
Alasan :
Erythromycin stearat mempunyai kelarutan yang praktis tidak larut
dalam air, padahal digunakan oleh suatu bentuk sediaan cair yang lebih
acceptable bila digunakan oleh anak-anak dan dewasa.
Erythromycin stearat tidak stabil di dalam air, sehingga dibuat dalam
sediaan bentuk sirup.
Persyaratan Bentuk Sediaan
1. Menurut FI IV (hal. 18)
Suspensi oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat terdispersi dalam
pembawa air dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukan untuk penggunaan
oral.
2. Menurut Ansel, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi 4 (hal. 354).
Dry Syrup adalah preparat serbuk kering dimaksudkan di suspensikan dalam
cairan yang pengocoknya dengan cairan pembawa (biasanya air murni)
menghasilkan bentuk suspensi yang cocok untuk diberikan.
3. Menurut Lieberman 1966 Pharm Dosage Form Dispersi System vol. 2 (hal 24)
Syarat sediaan suspense yang direkonstitusi adalah:
Campuran serbuk harus mengandung masing-masing bahan dengan
konsentrasi yang seragam.
Selama rekonstitusi, campuran serbuk harus terdispersi kembali dan dengan
cepat dalam pembawa air
Suspensi yang telah direkonstitusi harus mudah didispersikan kembali dan
mudah dituang oleh pasien untuk menjamin ketepatan dan keseragaman
dosis.
Produk akhir harus mempunyai penampilan, bau dan rasa yang aseptabel
Spesifikasi Sediaan
No Jenis Spesifikasi Sediaan yang diinginkan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Bentuk sediaan
Kadar bahan aktif
pH sediaan
Warna
Bau
Rasa
Waktu rekonstitusi
Volume sedimentasi
Kemampuan redispersibility
Ukuran partikel (setelah
Rekonstitusi)
Suspensi Dry syrup (sediaan oral)
(Erythromycin) 90% - 120% (FI IV; 360)
8 ± 0,5 (martindale 1131)
Orange
Jeruk
Manis
≤ 1 menit
E mendekat 1 (farmasi fisika II, 1132)
Mudah terdispersi
0,1 mm – 100 mm
Formula Baku Sediaan
Lieberman. H. A. 1996. Pharmacevical Dosage Form Disperse System Vol. 112 nd
edition, Marcel Doctor Inc. New York.
Erythromycin stearat
Erythromycin stearat 6,94%
Sucrose 60%
Sodium Alginate 1,5%
Sodium Benzonate 0,2%
Tween 80 0,12%
When reconstituted, the concentration of erythromycin steared provides 250 mg of
Erythromycin per 5 ml. The ethyl succinate salt is more common than the stearat. Salt in
cuspesicus for reconstituen. Sucrose is the divert and sweetener. The suspending agent
and preservative are sodium alginate and sodium benzoate, respectively. A higher,
concentration of the wetting agent tween 80 is required in this formula than in the
repoited 710 to 8,0 pH rage of excellent stability and consequently buffer was not used
the sedimentation volume after 10 days was 0,84
Efek Farmakologi Bahan Obat
1. Dosis
Dosis dewasa untuk pemakaian oral ekivalen pada Erythromycin 1 - 2
gram per hari dalam 1 - 4 dosis terbagi dan untuk beberapa infeksi dapat
ditingkatkan sampai 4 gram sehari dalam dosis terbagi.
2. Kerja Antibiotik
Erythromycin adalah antibiotik golongan macrolida spektrum luas
sebagai bakteriostatik pada beberapa bakteri gram (+) , sedikit bakteri gram (-)
dan beberapa organisme termasuk Mycoplasma sp, Chomydioseae, Ricisodsia sp
dan Spirochoetes. Mekanisme kerja menghambat transpeptida, reaksi
translokasi, menghambat sintesis protein dan menghambat pertumbuhan sel
bakteri. Erythromycin di metabolisme oleh hati dan pengurangan dosis pada
ginjal tidak penting kecuali pada gagal ginjal berat. Erythromycin dosis tinggi
dapat menyebabkan mual dan muntah.
Penyusunan Formula Sediaan
(Bahan Tambahan)
1. Suspending Agent
Digunakan suspending agent karena bahan obat sangat larut dalam air,
sedangkan sediaan yang diinginkan adalah sediaan cair sehingga pemilihan berupa dry
syrup dapat membantu menjaga stabilitas bahan obat dan penggunaan suspending
agent dapat merekonstruksi sebagai suspensi agar seluruh bahan aktif dapat
terdispersi dalam pembawa.
Bahan Pemerian Kelarutan Inkompabilitas Keterangan lain
CMC – Na
(carboxy
metal
cellulose) Na
(Pustaka:
HPE p:120)
2. MC (metil
cellulose)
Pustaka :
HPE p:334
3. Acacia
Pustaka
HPE p:1
4. Na alginate
Pustaka
HPE p:656
Serbuk granul
putih/hampir
putih, tidak
berbau
Serbuk/granul,
berwarna putih
kekuningan,
tidak berbau,
tidak berasa
Putih / putih
kekuningan,
bentuk
granul / serbuk
Serbuk putih
sampai coklat
kekuningan,
Praktis tidak larut
dalam aseton,
etanol, ester, dan
solven.
Mudah
terdispersi dalam
air pada semua
suhu
Praktis tidak larut
dalam aseton,
methanol,
CHCl3, etanol
dan air panas
Larut dalam asam
asetat glacial
mengembang dan
terdispersi rata
dalam air dingin
Larut dalam 20
bagian gliserin,
dlm 20 bagian
propilenglikol,
dalam 2,7 bagian
air dan praktis tak
Asam kuat dan
dengan larutan
garam dari besi
dan beberapa
logam, misal:
aluminium,
seng, merkuri
Metil paraben,
propil paraben,
butil parabean,
asam tanat
Amydopirin
kresur, etanol
95%, garam
besi, fenol
Garam kalsium,
etanol dengan
Dapat
meningkatkan
viskositas sediaan
Larut dalam air
stabil (pH 2 - 10)
Konsentrasi yang
digunakan sebagai
suspense adalah 1-
2%
viskositas
optimum pH 5-9
suspending
agent 5-10%
5. Hydroxy
propel
cellulose
Pustaka
HPE p:336
6. colloidal
silicon
dioxide
Pustaka
HPE p:188
tak berbau, tak
berasa
Putih agak
kekuningan,
tidak berbau
dan serbuk
tidak berasa
Submicros-
copic berupa
partikel
dengan ukuran
sekitar 15 nm
larut dalam etanol
95%
Praktis tidak larut
dalam eter dan
etanol
Campuran etanol
dan juga dalam
pelarut lain
Larut dalam
banyak pelarut
polar
Practically
insoluble in
organic solvenes,
water & acids,
except
hydrofluoric acid
Larut dalam air
panas
konsentrasi 5%
Dalam larutan
inkompatibel
dan dengan
larutan fenol,
misal: nipagin
dan nipasol
diethyl stil
bedstiul
ADI :
25Mg/KgBB
pH 4-10
suspending agent
1-5%
ADI=10Mg/KgBB
Konsentrasi
(2,0 - 10,0%)
Yang dipilih : CMC- Na
2. Pengawet
Ditambahkannya pengawet ke dalam sediaan, karena sediaan
mengandung air yang merupakan media pertumbuhan mikroba.
Bahan Pemerian Kelarutan Inkompatibili
tas
Keterangan
lain
1. Na- Kristal /
granul, putih,
air 1:1,8
etanol 95 %
Gelatin, garam
Ferri, garam
ADI : 5
Benzoat
HPE p : 662
sangat
higroskopis,
amorf
1:75
etanol 90 %
1:50
air 100 %
1:14
Ca mg/kgBB
C = 0,02 –
0,5%
pH 2-5
2. Metil
Paraben
(Nipagin)
HPE 466
Kristal putih,
tidak
berwarna,
tidak berbau,
rasa
membakar
air 1 : 400
air 50°C 1:50
air 80°C 1:30
propilenglikol
1:5
glicerin 1:69
larut bebas
dalam etanol
dan eter
Aktivitas
anti mikroba
Turun
dengan adanya
surfaktan
pH 3 – 6
dalam larutan
dengan aqua
Kadar
pemakaian
0,015-0,2%
ADI : 10
mg/kgBB
3. Propil
Paraben
(Nipasol)
HPE
kristal putih,
tidak berbau,
tidak berasa
air 1:2500
propilenglikol
1:39
gliserin 1:250
etanol 1:1,1
sangat larut
dalam aseton
dan eter
magnesium,
alumunium
silikat,
magnesium
trisilikat dan
besi oksida
C = 0,01-0,02%
ADI : 10
mg/kgBB
pH 4–8
rentang
pemakaian 0,01 –
0,02 %
4. Natrium
propionate
HPE 699
tidak
berwarna,
bentuk
kristal,
transparan/gr
anul, mudah
mengalir,
tidak
berbau/berba
u lemah
etanol 95 %
1:34
air 1:1
air panas 1:0,65
praktis tidak
larut dalam
kloroform dan
eter
asam organik pH = 7,8–9,2
5. Nipagin
Na
act 1:2
Praktis tidak
larut dalam
minyak lemak
Etanol 1:50
Aktifitas
antimikroba
turun dengan
adanya
sulfaktan
ADI : 10
mg/kgBB
Yang Dipilih : Nipagin Na
3. Wetting Agent
Digunakan karena wetting agent dapat membasahi bahan obat yang sukar
larut dalam air sehingga dapat terdispersi lebih merata.
Bahan Pemerian Kelarutan Inkompatibili
tas
Keterangan lain
Sodium
lauryl sulfat
(HPE 687)
Kristal
berwarna
putih / cream
sampai
kuning pucat,
rasa pahit,
bau
menyengat,
jika dalam
jumlah besar
Mudah larut
dalam air
Tidak larut
dalam kloroform
dan eter
Dengan
surfaktan
kartionik
garam alkaloid
kadar : 1-2 %
Polysorbate
80
(HPE)
Bau khas,
rasa pahit,
bentuk dan
warna pada
suhu 25°C
yaitu cairan
berwarna
kuning
Larut dalam air
dan etanol
Tidak larut
dalam mineral
dan vegetable oil
Dapat
kehilangan
warna atau
mengendap
dengan
bermacam-
macam bahan
terutama
fenoltanin,
kadar : 0,1-3 %
pars / bahan
semacam tars.
Dengan
penambahan
aktivitas
perubahan
sebagai
pengawet
dapat menurun
Propilengli
kol
(HPE)
Jernih, tidak
berwarna,
kental,
praktis tidak
berbau,
manis
Larut sebagian
dalam aseton,
CHCl3, etanol,
gliserin, larut
dalam 1 bagian
eter, tidak larut
dalam minyak
lemak tapi larut
dalam esensial oil
Dengan
potasium
permanganat
Kadar :
Humektan
15 % ,
pengawet
15-30 %,
pelarut 10-
25 %
Tween 80 tidak
berwarna/put
ih, krem atau
kuning pucat
dan berbau
lemah
pengendapan
atau
penghilang
warna dapat
terjadi dengan
iodetes,
garam,
mercury
salisilat,
sulfonamida
ionin
4. Pemanis
Bahan Pemerian Kelarutan Inkompatibili Keterangan lain
tas
Manitol
HPE P:
362
serbuk
kristal/granul
, putih, tidak
berbau,
semanis
glukosa dan
½ manis dari
sukrosa
air 20o C
air 40o C
praktis
tidak larut dalam
eter
bila
dikonsumsi
dalam jumlah
besar
viskositas 10 %
larutan b/b 8
Sorbitol
HPE P :
667
serbuk atau
kristal,
higroskopis,
tidak berbau,
putih / tidak
berwarna,
kemasan 50-
60% sukrosa
praktis
tidak larut dalam
CHCl3
ethanol 95
% 1:25
ethanol 82
% 1:8,3
ethanol 60
% 1:2,1
ethanol 1 %
1:1,4
praktis
tidak larut dalam
eter
agak larut
dalam methanol
air 1:0,5
besi
oksida
warna berubah
suasana
terlalu asam /
basa
viskositas 10 %
Sukrosa
HPE P :
744
serbuk
kristal/kristal
, tidak
berwarna/put
ih, tidak
berbau, rasa
manis
praktis
tidak larut dalam
CHCl3
etanol
1:400
air 1:0,5
amonium
klorida
asam
askorbat
kadar 67 %
Saccharin-
Na
HPE P :
641
serbuk kristal
putih, tidak
berbau,
memberikan
rasa manis,
rasa manis
300 x
sukrosa,
tidak
hidroskopis
lebih mudah larut
dalam air dari
pada sakarin
2,5 mg/kgBB Digunakan pada
konsentrasi 0,075
– 0,6 % untuk
oral solution
Dextrosa
HPE P :
231
serbuk
granul,
kristal tidak
berwana/krist
al putih,
tidak berbau,
rasa manis
etanol 95 %
1 : 60
stabil di
penyimpanan di
tempat kering
dengan obat
obat cyanoco
balamin,
kanamisin
sulfat,
nou....brosin,
sodium wafarin.
Sodium bila
konsentrasi 56
b/v
menyebabkan
hiperomatik
5. Pewarna
Bahan Pemerian Kelarutan inkompatibili
tas
Keterangan lain
FD dan
CpD
(Erythromis
in)
serbuk
hablur,
berwarna
merah
tidak digunakan
lagi karena
bersifat
karsinogenik
Amaranth
(Martindal
e 28th p.
424)
Gelap larut dalam air,
sangat mudah larut
dalam alkohol
dengan Ce
Himide
ADI : 730
mg/kgBB
Obat
diminum 2-5 mg/
100 ml
Sunset
yellow
(HPE p.
198)
serbuk
kuning
kemerahan,
dalam
larutan
berwara
orange
terang
larut dalam air tidak
dicampur
dengan asam
askorbat
dalam glukosa
sedikit
bercampur
dengan asam
sitrat dan
sodium
bicarbonat
ADI : 2,5
mg/kgBB
dilaporkan
adanya reaksi
sensitif alergi
Tetrazine
(HPE p.
198)
serbuk
kuning/orang
e kekuningan
larut baik di
air
praktis
tidak larut dalam
acetosal, etanol
75%
dalam
gliserin 1:56
dalam
propilenglikol 5%
1:5
dengan larutan
asam sitrat,
asam askorbat,
laktosa 10%,
glukosa
solvated,
aqueas sodium
bicarbonat
Allea Red
(HPE p.
424)
serbuk merah
tua
larut dalam air ADI : 2
mg/kgBB
Berdasarka
n pemilihan FAD
tidak bersifat
karsinogen
DAPAR
Untuk mempertahankan stabilitas bahan aktif tetap terjaga pada pH spesifikasi.
Bahan Pemerian Kelarutan inkompatibili
tas
Keterangan lain
Sodium sitrat
dihydrat
(Handbook
of Exipient P
: 675)
tidak berbau,
tidak
berwarna,
kristal
monosiklik,
serbuk kristal
putih, mudah
menyerap di
udara
larut dalam air ( 1
: 0,6 ) air panas
dan praktis tidak
larut dalam etanol
95 %
Larut air akan
sedikit alkalis
dan akan
bereaksi
dengan
senyawa asam
garam, garam
alkalis akan
mengendap
dalam larutan
air / larutan
hydrat
alkohol.
Garam-garam
kalsium dan
stiontium akan
mengendapka
nsitrat. Selain
itu
inkompatibilit
as dengan
Kadar : 0,3 – 2 %
Bj : 1,129 /cm3
pH : 7,0 – 9,0 (5
%)
bentuk base
bahan
pereduksi dan
tahap
pengoksidasi
Sodium
fosfat
NaH3PO4.2H
2O
( Handbook
p : 693 )
kristal putih
dan berbau
sangat larut
dalam air, praktis
tidak larut dalam
etanol 95 %
Dengan
alkoloid,
antipyrin,
kloralhydrat,
pyrogallol,
lead asetat,
resadrol,
kalsium
glukonat dan
ciprofloxacin
berinteraksi
diantara
kalsium dan
phospate
Kadar : 0,3 – 2 %
pH : 9,1 (1 % w /
v )
Asam
sitrat
(Handboo
k of
Exipient
P : 185)
kristal tidak
berwarna,
transparan,
kristal putih,
serbuk
effervescent
memiliki
rasa asam
yang kuat
larut (1 : 1,5)
etanol 95 % (1 :
4) air. Larut
dalam eter
Dengan
potasium
tartan sulfida
juga dengat
alkali asetat dn
bahan
pematasida
base, bahan
pereduksi dan
dapat
direduksi,
dapat
menimbulkan
ledakan jika
Kadar : 0,1 – 2 %
pH : 2,2 ( 1 % w /
o )
Bj : 1,542 g / cm3
Bahan aktif : Erythromycin Stearate
dikombinasika
n dengan
logam berat
dengan
penambahan
asam sitrat
sukrosa dalam
sirup akan
mengkristal
dalam
penyimpanan
Sodium
phosfase
monohagi
c
NaH2PO4.
2H2O
(Handboo
k p : 696)
tidak berbau,
tidak
berwarna,
putih agak
deliquescent
kristal
1 : 1 bagian air
Praktis tidak larut
dalam etanol ( 95
% )
Garam asam,
bahan-bahan
alkalin serta
karbonat
alumunium,
calcium,
magnesium
pH : 4,1 – 4,5
untuk 5 % w / v
aqua ( 25°C )
BJ = 156,0
SKEMA
PERHITUNGAN DOSIS
Dosis untuk : 30 – 50 mg/kgBB
Bentuk Padat Sukar larutdalam air Tidak stabil dalam air
Sediaan bentuk suspense oral dry sirup karena kesetabilan sediaan lebih tinggi dalam bentuk
kering
Bahan tambahan
CMC Na MC Acacia Na
alginate Hydroxypr
opyl cellulose
Bahan obat sukar larut dalam air
Dibuat suspending
agent
Dibuat untuk suspense (setelah
rekonstruksi)
Dinginkan dalam bentuk sediaan Dry
sirup (di suspensikan
Lebih stabil pd pH basa (6-9)
Adanya media air setelah
rekonstruksi
Serbuk sukar terbasahi
Bahan obat rasanya pahit
Warna rasa obat tidak
Sodium sulfat Tween 80 (polysorbated)
Di beri wetting agent
Dinginkan dalam sediaan
dry sirup (disuspensikan
dlm air)
Na benzoate
Nipagin Nipasol Na
propionat
Diberi pengawet
Kemungkinan adanya
penyimpanan setelah
rekonstruksi
Air merupakan media yg baik
untuk pertumbuhan
mikroba
sodium sitrat trihidrat
as sitrat Sodium
fosfat dfibasic
monoabsic
Diberi dapar
Terjadinya perubahan pH
setelah penambahan bahan’’ lain
Sorbitol Manitot Sukrosa Sakarin Na Dextrose
Di beri pemanis
Di tujukan untuk anak-anak
Essence jeruk
FD red Amaranth Tatarazine Sunset yellow Allura red
Di beri pewarna + perasa
Ditujukan untuk anak
anak
Penggunaan obat : 1 -10 th
Usia
Tahun
Bobot kg Bobot
Rata-
rata
Dosis
mg/hasil
Dosis
Rata-
rata
Dosis Sekali
(mg)
Dosis
Rata-
rataPria Wanita
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
3,1
9,6
11,4
13,3
14,4
15,8
18,9
20,9
22,0
23,9
7,6
9,3
11,0
12,6
14,2
16,5
17,5
20,8
21,9
24,7
7,85
9,45
11,2
12,95
14,3
16
18,2
20,45
21,95
24,3
235,5 – 392,5
283,5 – 472,5
336,0 – 560,0
384,0 – 640,0
429,0 – 715,0
480 – 800,0
546,0 – 910,0
546,0 – 910,0
658,5 – 1097,5
729,0 – 1215,0
314
378
448
512
572
640
728
818
878
972
58,9 – 981
70,9 – 118,1
84,0 – 140,0
96,0 – 160,0
107,3 – 178,8
120,0 – 200,0
136,5 – 227,5
153,4 – 225,6
164,6 – 274,4
182,3 – 303,8
78,5
94,5
112,0
128,0
143,0
160,0
182,0
204,5
219,5
243,0
Dosis Terbagi 4 : 4x sehari
Menentukan Takaran Terkecil
Lama pengobatan : 3 hari
Volume sediaan yang dibutuhkan :
o Anak usia 1 - 5 tahun = ½ - 1 sendok takar
1 hari = (½ - 1) x 4 = 2 – 4 sendok takar = 10 – 20 ml
3 hari = (10 – 20 ml) x 3 = 60 – 90 ml
o Anak usia 6 – 10 tahun = 1 - ½ sendok takar
1 hari = (1 – 1 ½) x 4 = 4 – 6 sendok takar = 20 – 30 ml
3 hari = (20 – 30 ml) x 3 = 60 – 90 ml
Sehingga kemasan terkecil 60 ml
→ kadar pertakaran = 150 mg Erythromycin Base / 5 ml
Bahan aktif : Erythromycin Stearat
BM Erythomycin Base = 733,9
BM Erythomycin Stearat = 1018,4
Dalam satu sendok takar (5 ml) megandung Erythomycin Base 150 mg, setara dengan:
→ 1018,4 / 733,9 x 150 mg = 208,15 mg Erythomycin Stearat
PERHITUNGAN DAPAR
Sediaan yang digunakan 8,0 ± 0,5. Dapar yang digunakan adalah dapar phospat.
Phospat mempunyai beberapa harga pKa
pKa1 = 2,21
pKa2 = 7,21
pKa3 = 12,67
Yang digunakan adalah pKa2 = 7,21 dengan asam H2PO4
pH = pKa + log [Na2HPO4]
[H2PO42-]
8,0 = 7,21 + log [Na2HPO4]
[H2PO42-]
0,79 = log [Na2HPO4]
[H2PO42-]
6,17 = [Na2HPO4]
[H2PO42-]
[Na2HPO4] = 6,17 x [H2PO42-]
Kapasitas dapar (β) = 0,02
β = 2,3 C Ka[H3O+]
( Ka + [H3O+] )2
0,02 = 2,3 C 6,1659 x 10-8 . (10-8)
(6,1659 x 10-8 + 10-8 )2
0,02 = 2, 3 C ( 0,1201)
C = 0,0724 M
C = (garam) + (asam)
0,0724 = 6,17 (asam) + 1 (asam)
asam = 0,0101
garam = C – (asam)
= 0,0724 – 0,0101
= 0,0623 M
Dibuat sediaan 60 ml, maka :
NaH2PO4.2H2O = 60 ml x 0,0101 x 155,97
1000 ml
= 0,0944 g
Na2HPO4.2H2O = 60 ml x 0,0623 x 357,97
1000 ml
= 1,3881 g
RANCANGAN FORMULA
Formula 1
No. Bahan Fungsi % Rentang
Literatur
% yang
dipakai
Jumlah
60 ml 480 ml
1. Erytromycin
Stearat
Bahan aktif 175,5 mg/5
ml
2,106
gram
16,848
gram
2. CMC Na Suspending
agent
(0,1 – 1)% 0,5% 0,3 gram 2,4 gram
3. Sukrosa Wetting Agent
Pemanis
67% 40% 24 gram 192 gram
4. Nipagin Na Pengawet (0,015-0,2)% 0,1% 0,06
gram
0,48
gram
5. Alkohol 70% Pelarut 5,92 ml 42,32 ml
6. Orange pasta Pewarna 1 tetes 8 tetes
7. Essence Jeruk Perasa 10 tetes 80 tetes
Formula 2
No. Bahan Fungsi % Rentang
Literatur
% yang
dipakai
Jumlah
60 ml 480 ml
1. Erytromycin
Stearat
Bahan aktif 175,5 mg/5
ml
2,106
gram
16,848
gram
2. CMC Na Suspending
agent
(0,1 – 1)% 1% 0,6 gram 4,8 gram
3. Sukrosa Wetting Agent
Pemanis
67% 40% 24 gram 192 gram
4. Nipagin Na Pengawet (0,015-0,2)% 0,1% 0,06
gram
0,48
gram
5. Alkohol 70% Pelarut Maks. 20%
dari total
bahan
5,35 ml 42,8 ml
6. Orange pasta Pewarna 1 tetes 8 tetes
7. Essence Jeruk Perasa 10 tetes 80 tetes
8. Saccarin - Na (0,075–0,5) % 0,08% 48 mg 384 mg
Formula 3
No. Bahan Fungsi % Rentang % yang Jumlah
Literatur dipakai
60 ml 480 ml
1. Erytromycin
Stearat
Bahan aktif 175,5 mg/5
ml
2,106
gram
16,848
gram
2. CMC Na Suspending
agent
(0,1 – 1)% 0,75% 0,45
gram
3,6 gram
3. Sukrosa Wetting Agent
Pemanis
67% 40% 24 gram 192 gram
4. Nipagin Na Pengawet (0,015-0,2)% 0,1% 0,06
gram
0,48
gram
5. Alkohol 70% Pelarut Maks 20%
dari total
bahan
5,32 ml 11 ml
6. NaH2PO4.2H2O Dapar 0,0944
gram
0,7552
gram
7. Na2HPO4.2H2O Dapar 1,3881
gram
11,1048
gram
8. Orange pasta Pewarna 2 tetes 14 tetes
9. Essence Jeruk Perasa 5tetes 20 tetes
10. Saccarin- Na (0,075-0,6)%) 0,08% 48 mg 384 mg
CARA PEMBUATAN
Formula I
1. Timbang Nipagin Na
2. Timbang Sukrosa
3. Timbang CMC Na
4. Campur Nipagin Na, Sukrosa, dan CMC Na di mortir dan gerus ad homogen
5. Tambahkan essense jeruk dan orange pasta, campur ad homogen
6. Tambahkan alkohol 70 % ad terbentuk massa granul
7. Ayak dengan ayakan No.12
8. Kemudian dikeringkan di oven ± selama 30 menit pada suhu 30o
9. Ditimbang Erythromycin Stearat, gerus ad halus lalu campurkan ke campuran
yang terbentuk (no.8)
Skema Pembuatan
Nipagin Na + Sukrosa + CMC Na
(dimortir)
Campur dan gerus ad homogen
Tambahkan essense jeruk dan orange pasta,
aduk ad homogen
Tambahkan alkohol 70 %
ad terbentuk massa granul
Ayak dengan ayakan no.12
Keringkan di oven ± selama 30 menit
pada suhu 30o
Tambahkan Erythromycin Stearat (gerus) campurkan ad homogen
Formula II
1. Timbang Nipagin Na
2. Timbang Sukrosa
3. Timbang CMC Na
4. Campur Nipagin Na, Sukrosa, dan CMC Na di mortir dan gerus ad homogen
5. Timbang Saccarin-Na, masukkan ke dalam campuran no 4 dan gerus ad
homogen.
6. Tambahkan essense jeruk dan orange pasta, campur ad homogen
7. Tambahkan alkohol 70 % ad terbentuk massa granul
8. Ayak dengan ayakan No.12
9. Kemudian dikeringkan di oven ± selama 30 menit pada suhu 30oC.
10. Ditimbang Erythromycin Stearat, gerus ad halus lalu campurkan ke campuran
yang terbentuk (no.9)
Skema Pembuatan
Nipagin Na + Sukrosa + CMC Na+Saccarin Na
(dimortir)
Campur dan gerus ad homogen
Tambahkan essense jeruk dan orange pasta,
aduk ad homogen
Tambahkan alkohol 70 %
ad terbentuk massa granul
Ayak dengan ayakan no.12
Keringkan di oven ± selama 30 menit
pada suhu 30o
Tambahkan Erythromycin Stearat (gerus) campurkan ad homogen
Formula III
1. Timbang NaH2PO4 . H2O
2. Timbang Na2HPO4 . H2O
3. Timbang Nipagin Na
4. Timbang Sukrosa
5. Timbang CMC Na
6. Timbang Saccarin Na
7. Campur NaH2PO4.H2O, Na2HPO4.H2O, Nipagin Na, Sukrosa, CMC Na dan
Saccarin Na di mortir lalu gerus ad homogen
8. Tambahkan essense jeruk dan orange pasta, campur ad homogen
9. Tambahkan alkohol 70 % ad terbentuk massa granul
10. Ayak dengan ayakan No.12
11. Kemudian dikeringkan di oven ± selama 30 menit pada suhu 30o
12. Ditimbang Erythromycin Stearat, gerus ad halus lalu campurkan ke
campuran yang terbentuk (no.10)
Skema Pembuatan
NaH2PO4.H2O + Na2HPO4.H2O + Nipagin Na + Sukrosa + CMC Na +
Saccarin Na (dimortir)
Campur dan gerus ad homogen
Tambahkan essense jeruk dan orange pasta,
aduk ad homogen
Tambahkan alkohol 70 %
ad terbentuk massa granul
Ayak dengan ayakan no.12
Keringkan di oven ± selama 30 menit
pada suhu 30o
Tambahkan Erythromycin Stearat (gerus)
campurkan ad homogen
BAB II
HASIL EVALUASI SEDIAAN
Setelah dilakukan Praktikum dengan tiga formula yg berbeda tetapi
dilakukannya dengan cara peracikan yg sama (pencamnpuran bahan aktif
Eruthromycin dilakukan di luar granulasi dan pengeringan granul), maka kami
lakukan Uji Organoleptis dan Pengecekan pH , dan kami dapat hasilnya yg terbaik
untuk dilakukan Scale Up sebanyak 480 ml.
Hasil Evaluasi Pengecekan pH ketiga Formula :
Formula ke-... Sebelum di
tambah Essence
Sesudah di
tambah Essence
Formula 1 7,07 7,7
Formula 2 7,07 6,88
Formula 3 7,46 7,52
Hasil Evaluasi Organoleptis Ketiga Formula :
Formula ke-... Aroma Rasa Warna (Jernih)
Formula 1 Orange (Jeruk) Manis (pahit +) Orange cerah
Formula 2 Orange (Jeruk) Manis (pahit +++) Orange kuning cerah
Formula 3 Orange (Jeruk) Manis (pahit ++) Orange kuning cerah
Setelah dilakukan Evaluasi Organoleptis dan Evaluasi Pengecekan pH,
maka kami simpulkan untuk menggunakan Formula 3 sebagai Formula yg
akan di Scale Up menjadi 480 ml. Karena pH yg diinginkan mendekati
dengan Formula ke-3. Meskipun rasanya lebih pahit sedikit namun bila rasa yg
lebih dipentingkan namun pH yg diinginkan tidak tercapai nantinya sediaan
tidak akan stabil di pasaran.
Dan juga karena rasa pada formula 2 lebih enak karena penambahan
Saccrin Na sebanyak 48 mg, maka untuk mendapatkan hasil yg maksimal di
pasaran kami menambahkan Saccarin Na juga sebanyak rentang yg diberikan
untuk formula 2. Hal ini tidak akan mempengaruhi pH karena pada formula 3
ada dapar tetapi formula 2 tidak. Sehingga untuk Scale Up sebanyak 480 ml, di
formula 3 kami tambahkin Saccrin Na sebanyak 384 mg untuk rasa manis yg
pas.
Formula 3 Erythromycin Dry Sirup
No. Bahan Fungsi % Rentang
Literatur
% yang
dipakai
Jumlah
60 ml 480 ml
1. Erytromycin
Stearat
Bahan aktif 175,5 mg/5
ml
2,106
gram
16,848
gram
2. CMC Na Suspending
agent
(0,1 – 1)% 0,75% 0,45
gram
3,6 gram
3. Sukrosa Wetting Agent
Pemanis
67% 40% 24 gram 192 gram
4. Nipagin Na Pengawet (0,015-0,2)% 0,1% 0,06
gram
0,48
gram
5. Alkohol 70% Pelarut Maks 20%
dari total
bahan
5,32 ml 11 ml
6. NaH2PO4.2H2O Dapar 0,0944
gram
0,7552
gram
7. Na2HPO4.2H2O Dapar 1,3881 11,1048
gram gram
8. Orange pasta Pewarna 2 tetes 14 tetes
9. Essence Jeruk Perasa 5tetes 20 tetes
10. Saccarin- Na (0,075-0,6)%) 0,08% 48 mg 384 mg
Hasil Evaluasi Scale Up Formula 3 sebanyak 480 ml
1. ORGANOLEPTIS
Alat : Panca Indera
Cara : Melakukan Uji Organoleptis dengan cara mengidentifikasi
bau, rasa dan warna menggunakan panca indera.
Hasil :
Aroma : aroma orange kurang
Rasa : Manis sedikit pahit (Manis +++, pahit +)
Warna : orange
2. UJI STABILITAS
Alat : Piknometer
Cara Kerja :
1. Ambil alat Piknometer (volume 24,355 cc) yang telah dibersihkan dan dalam
keadaan kering.
2. Dinginkan Piknometer kosong hingga suhu 20°C dan lap bagian luar alat
dengan kertas tissue, kemudian timbang di timbangan analitik, catat
bobotnya.
3. Setelah itu isi piknometer dengan aquades hingga penuh (biarkan aquades
keluar hingga ujung alat. Sisi yg lain tutup dengan termometer dan sisi
satunya dengan penutup piknometer), dinginkan hingga suhu 20ºC dan lap
bagian luar alat dengan kertas tissue, lalu timbang bobotnya di timbangan
analitik.
4. Buang aquades dari dalam piknometer , kemudian keringkan dengan
hairdryer (hati2 bila menggunakan kertas tissue, karena alat ukurannya kecil
kemungkinan kertas tissue tertinggal di dalam alat tsb). Isi piknometer
dengan suspensi Erythromycin hingga keluar (seperti saat diisi aquades),
dinginkan sampai suhu 20°C dan keringkan bagian luar alat dengan kertas
tissue, lalu timbang bobotnya di timbangan analitik .
5. Setelah selesai semua, cuci alat piknometer dan keringkan. Kemudian hitung
Berat Jenis (BJ) Aquades dan suspensi yg telah diuji tadi.
Berat Piknometer
Kosong
Berat
Piknometer +
Aquades
Berat
Piknometer +
Larutan Drop
Volume
Piknometer
33,44 gram 57,75 gram 62,21 gram 24,355 cc
Perhitungan BJ Aquades dan Larutan Drop :
- BJ Air (Aquades)
ρ =
- BJ Larutan Drop
ρ =
3. PENETAPAN pH
Alat : pH meter
Cara Kerja :
1. Nyalakan alat pH meter.
2. Bilas elektroda dengan aquadest.
3. Keringkan elektroda dengan kain tissue (lap searah).
4. Kalibrasi elektroda dengan larutan pH standart.
5. Bilas elektroda dengan aquadest , keringkan dengan tissue kembali.
6. Masukkan 50 ml suspensi Erythromycin ke dalam beaker glass kecil.
7. Celupkan elektroda ke dalam suspensi Erythromycin hingga ujung elektroda
tercelup semua ke dalam suspensi yg akan di uji , tekan tombol pH.
8. Baca dan catat angka pH suspensi Erythromycin yg muncul pada monitor pH
meter.
HASIL : 7,50
4. VISKOSITAS
Alat : Viskotester
Cara Kerja :
a. Masukkan sediaan dalam wadah viskometer.
b. Pasang alat pemutar viskometer cup and bub.
c. Letakkan wadah viskometer di tengah alat.
d. Usahakan alat pemutar mengambang di dalam alat viskometer, sehingga bagian
bawah alat tidak menyentuh permukaan wadah dan bagian atas alat sudah
terendam seluruhnya.
e. Nyalakan alat dan amati berapa angka yang ditunjukkan alat.
Hasil Pengukuran dengan Viskotester = 2,3 dPa’s
5. PENENTUAN SIFAT ALIR
Alat : Corong Gelas
Cara :
1. Timbang 50 gram serbuk uji
2. Pasang, tutup bagian bawah corong.
3. Masukkan serbuk kedalam corong dan ratakan.
4. Catat waktu yang dibutuhkan serbuk dalam corong sampai habis.
5. Hitung waktu alir dan sudut istirahat.
Hasil :
h = 1,3 cm ; d = 6 cm ; t = 9,26 detik ; α = 23,27 ̊ C
6. PENETAPAN MC (Moisture Content)
Alat :
Cara :
1. Timbang serbuk sebanyak 100 mg
2. Hidupkan alat , tunggu ‘ad’ ready
3. Taburkan serbuk ad rata catat beratnya
4. Tutp alat, tekan start dan biarkan ad mencapai % MC yang konstant
5. Catat % MC, keluarkan serbuk
Hasil : 1,66
7. PENGUKURAN VOLUME SEDIMENTASI
Alat : Gelas Ukur 100 ml
Cara :
1. Masukkan 100 ml sediaan ke dalam gelas ukur bertutup
2. Amati volume pengendapan selama 1 hari, 60 menit pertama.
3. Lakukan pengamatan selama ± 1 minggu, ukur volume sedimentasi
dengan rumus :
F = Vu/Vo
Dimana : F = Volume Sedimentasi
Vu = Volume Akhir dari Endapan
Vo = Volume Awal dari Suspensi sebelum Pengendapan.
8. PENETAPAN KADAR
Cara :
1. Lakukan penetapan seperti yang tertera pada penetapan potensi antibiotik
secara mikrobiologi menggunakan sejumlah volume zat uji yang dikur
seksama, yang baru dikocok dan bebas gelembung udara.
2. Lumatkan selama ± 1 menit dalam blender kaca kecepatan tinggi dengan
metanol P secukupnya sehingga diperoleh larutan persediaan yang
mengandung setara dengan lebih kurang 1 mg Erythromycin/ml
3. Encerkan larutan sediaan ini secara kuantitatif dengan dapar hingga
diperoleh larutan uji yang mempunyai kadar diperkisarkan setara dengan
dosis tengah larutan baku.
9. PENENTUAN UKURAN PARTIKEL
Cara :
1. Kalibrasi skala okuler dengan memasang mikrometer objektif dan
okuler
2. Teteskan suspensi di atas object glass, tutup dengan cover glass
3. Ambil mikrometer objektif ganti dengan object glass yang berisi sampel
4. Ukur diameter partikel ±200 partikel
5. Lakukan pengelompokan, tentukan ukuran partikel terkecil dan tersebar
dari seluruh sampel, bagilah dalam berbagai interval dan kelas
Hasil : 0,02 mm
10. WAKTU REKONSTITUSI
Alat : Botol 100 ml
Cara :
1. Timbang serbuk/granul (27,79 gram) untuk 60 ml
2. Kalibrasi botol 60 ml.
3. Masukkan serbuk ke dalam botol
4. Tutp botol
5. Kocok ad terdispersi
6. Perhatikan waktu rekonstitusi sediaan
Hasil : 1 menit 18 detik ; volume penambahan 40 ml
11. WAKTU REDISPERSI
Alat :
Cara :
1. Sediaan larutan uji dikocok dan dilihat apakah sediaan mudah mengendap
tetapi mudah terdispersi kembali ataukah susah terdispersi kembali.
BAB III
PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan dalam membuat sediaan
Erythromycin Dry Sirup, langkah awal yang kami lakukan adalah menentukan
bentuk sediaan dengan pH yang diinginkan. Selain itu memilih, kosolven, perasa,
bau dan rasa yang akan digunakan. Kemudian dari bahan-bahan tersebut kami
mencari sifat fisiko-kimianya. Sehingga kami dapat menentukan salah satu bahan
(menurut fungsinya) yang akan digunakan dalam membuat sediaan Erythromycin
Dry Sirup.
Pada praktikum ini kami membuat 3 formula berbeda tetapi untuk cara
peracikannya sama. Peracikannya beda itu apabila Erythromycin stearat sebagai
bahan aktif di campurkan dalam masa granul atau erythromycin dicampurkan
dalam fasa luar. Dan cara yg satu lagi yaitu saat Eryhtromycin dicampurkan
bersamaan dengan bahan pembawa yg lain dan dia sebagai bahan aktif atau yg
biasa disebut dengan dicampur fasa dalam.
Kemudian saat dilakukan pengecekan pH dan Organoleptis, yg mendekati
pH 8 yaitu Formula 3 tetapi untuk Organoleptis adalah Formula 2. Sedangkan
untuk sediaan liquid seperti ini yg lebih dipertimbangkan dari aspek pH. Karena
meskipun segi Organoleptis baik namun bila pH yg dihasilkan jauh dari yg
diinginkan (pH 8), maka sediaan tersebut tidak dapat dipasarkan. Sehingga pada
waktu melakukan Scale Up sebanyak 480 ml yang dipilih adalah Formula 3.
Tetapi dengan sedikit modifikasi yaitu kami menambahkan Saccarin Na seperti
pada formula 2 hanya untuk mendapatkan rasa manis yg sesuai di pasaran dan
tidak terlalu pahit. Scale Up 480 ml formula 3 nantinya akan ditambahkan
Saccarin Na sebanyak 384 mg.
Kemudian kami lakukan pengecekan pH dan hasilnya adalah 7,50 dan juga
untuk evaluasi bagian organoleptis ternyata sediaan yang kami dapat juga telah
memenuhi syarat yang kami harapkan. Untuk rasa, bau dan warna sudah
memenuhi syarat walaupun tidak 100%. Rasanya manis (jeruk) sedikit pahit,
warnanya orange kekuningan dan kental kemudian untuk baunya juga terasa
essence dari jeruk itu sendiri..
A. Kesimpulan
- Formula yang terpilih adalah Formula 3, karena memberikan hasil pH
yang lebih baik daripada formula I ataupun formula III = pH 7,52
- Dari sediaan yang kami buat kemudian kami melakukan beberapa evaluasi,
yaitu : pH, viscositas, organoleptis, berat jenis dan aseptabilitas. Dari
evaluasi yang telah dilakukan menunjukkan hasil sebagai berikut :
- pH : Dari hasil pH di ketahui bahwa pH dari sediaan mendekati dengan
yang diharapkan karena pH yang di dapatkan yaitu 7,52
- Viskositas : 2,3 dPa’s
- Organoleptis :
Warna : Orange kekuningan
Bau : Jeruk
Rasa : Manis sedikit pahit
- Berat Jenis :
Air : 0,998 g/ml
Larutan Drop : 1,1813 g/ml
LAMPIRAN
RANCANGAN KEMASAN dan BROSUR SEDIAAN DROP
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia edisi Ketiga.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia edisi Keempat.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Leberman.H.A. 1996. Pharmaceutical Dossage Forms Dispers.System Vol.2, Second
edition. New York.
Kibbe.A.H.2000. Hanbook of Pharmaceutical Excipients. Third edition. The
Pharmaceutical Press London.
Martindale “The Extra Pharmacopoeia” 27 edition 1977. London : The Pharmaceutical
Society of Great Britain.
Farmakologi dan Terapi edisi kelima. 2007. Departemen Farmakologi dan Terapeutik
Kedokteran UI.