Laporan Praktikum Biologi Umum 7 Tujuh
-
Upload
nur-sadrina-ghaisani-rahayu -
Category
Documents
-
view
43 -
download
11
description
Transcript of Laporan Praktikum Biologi Umum 7 Tujuh
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM
ANATOMI INTERNAL HEWAN DAN TUMBUHAN
Dosen : Ayuni Adawiyah, S.Si.
Asisten dosen : Windi Rahmita
Risma Sri Wahyuni
1147020055
Kelompok V
Tanggal praktikum : 18 November 2014
Tanggal pengumpulan : 02 Desember 2014
BIOLOGI 1B
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2014
Praktikum ke 7
ANATOMI INTERNAL HEWAN DAN TUMBUHAN
Waktu dan tanggal praktikum
Praktikum Biologi Umum ini kami lakukan pada hari Selasa 18 November 2014 pukul
15.30-18.00 WIB. Tempat yang kami pakai yaitu di Laboratorium Biologi Sains UIN Sunan
Gunung Djati, Bandung.
I. PENDAHULUAN
I.1 Tujuan
Untuk memperkenalkan teknik dasar pembedahan katak untuk pengamatan
organ internal.
Untuk memperkenalkan teknik dasar penyayatan tumbuhan untuk pengamatan
organ internal.
I.2 Dasar Teori
Anatomi berasal dari bahasa Yunani, anatomia, dari anatemnein yang
berarti memotong. Anatomi sendiri berarti cabang dari ilmu biologi yang
berhubungan dengan struktur dan organisasi dari makhluk hidup. Sedangkan
menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, anatomi dapat diartikan sebagai ilmu
yang melukiskan letak dan hubungan bagian-bagian tubuh manusia, binatang,
atau tumbuh-tumbuhan. Anatomi hewan berarti penjelasan tentang struktur tubuh
bagian dalam hewan beserta organisasinya (Pechenik, 2000).
Kingdom Animalia dapat disebut juga dengan dunia hewan. Dimana
segala mahluk yang mempunyai karakteristik menyerupai hewan ada di dalam
dunia ini. Berdasarkan ada tidaknya tulang belakang, hewan dibedakan menjadi 2
yaitu: hewan avertebrata (tidak bertulang belakang) dan hewan vertebrata (hewan
bertulang belakang). Vertebrata merupakan sub-filum dari filum Chordata yang
bisa diklasifikasikan menjadi 5 kelas, yaitu ikan (pisces), amfibi (amphibi), reptil,
burung (aves) dan hewan menyusui (mamalia) (Kimbal, 1999).
Pada umumnya tubuh hewan vertebrata memiliki penyusun dasar berupa:
1. Jaringan pada hewan
Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk yang sama dan
melakukan suatu fungsi tertentu. Jaringan hewan terdiri dari :
a. jaringan epitel,
b. jaringan ikat,
c. jaringan otot, dan
d. jaringan syaraf.
Berbagai jenis jaringan tersebut menyatu dalam berbagai organ dan
memunculkan fungsi- fungsi tertentu pada organ tersebut. Misalnya lambung
tersusun dari berbagai macam jaringan tersebut. Fungsi lambung adalah untuk
membantu proses pencernaan secara mekanik dan kimiawi.
2. Sistem organ pada hewan
Seluruh hewan multiseluler tersusun atas lebih banyak sel. Di dalam tubuh
sel-sel tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri, melainkan membentuk suatu sistem
kerjasama. Kerjasama antara sel itulah yang memungkinkan berlangsungnya
aktivitas kehidupan. Kita sudah pelajari sel-sel yang sama bentuk dan fugsinya
membentuk jaringan. Bermacam jaringan menyusun tubuh. Untuk dapat
melaksanakan tugas yang lebih kompleks, antar jaringan perlu adanya kerjasama.
3. Organ tubuh
Kumpulan jaringan yang saling bekerja sama untuk melaksanakan fungsi
tertentu disebut organ. Beberapa contohnya : paru-paru, jantung, lambung, limpa,
hati, pankreas, dan usus. Organ-organ tersebut kemudian juga bekerja sama untuk
melaksanakan fungsi atau tugas tertentu. Kumpulan organ-organ tersebut kita
sebut sistem organ. Hidung, laring, trakea, paru-paru adalah organ-organ yang
membentuk sistem (organ) pernafasan (Campbell, 2000).
Pernapasan katak dengan berbagai cara. Misalnya dengan kulitnya yang
tipis dan lembab. Juga dengan selaput mulutnya, sehingga katak sering tampak
memompa udara ke mulut, dengan menggerak-gerakkan rahang bawahnya. Cara
yang ketiga ialah dengan paru-paru. Paru-parunya mirip suatu percabangan usus
belaka. Bentuknya panjang, tipis, dan meruncing ke ujung. Karena dari lubang
hidung ada saluran yang langsung ke rongga mulut, maka katak tidak memiliki
faring, tetapi langsung ke laring (Pennak, 1998).
Salah satu metode klasifikasi tumbuhan tingkat tinggi, membagi seluruh
jaringan tumbuhan menjadi jaringan meristematik dan jaringan
permanen(terdiferensiasi). Jaringan meristematik yang ditemukan pada ujung-
ujung akar dan batang yang sedang tumbuh serta daerah-daerah tepi batang,
cenderung memiliki sel-sel yang tidak terdiferensiasi, kecil, mampat, dan
memiliki sitoplasma yang aktif secara metabolisme. Floem berfungsi dalam
transportasi karbohidrat, asam amino, oligopeptida(yaitu peptida yang memilki
kurang dari 10 asam amino, oligo berarti sedikit), dan beberapa jenis lipid. Tidak
seperti xilem, floem tetap berada dalam keadaan hidup saat menjalankan fungsi
transportasinya, walaupun sebagian jenis selnya kehilangan nukleusnya (Fried
dan Hademenos, 2006).
Adapun jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat digolongkan
berdasarkan umur, komposisi, dan fungsi dari jaringan tersebut. Berdasarkan
umurnya, jaringan digolongkan menjadi jaringan muda yang masih bersifat bisa
membelah diri dan bisa berkembang menjadi bermacam-macam jaringan. Karena
sifatnya ini jaringan muda disebut jaringan meristem. Selain itu jaringan
meristem, pada tumbumbuhan terdapat jaringan dewasa. Jaringan ini mempunyai
bentuk yang bermacam-macam sesuai letak dan fungsinya (Waluyo, 2013).
Ada dua macam jaringan penguat yang menyusun tubuh tumbuhan yaitu
kolenkim dan sklerenkim. Sklerenkim berbeda dari kolenkim, karena sklerenkim
tidak mengandung protoplasma dan dindingnya mengalami pengerasan,
sedangkan kolenkim mengandung protoplasma dan dindingnya mengeras.
Jaringan pengangkut terdiri dari xilem yang merupakan jaringan pengangkut air
dan floem sebagai jaringan pengangkut bahan organik (Waluyo, 2006).
Secara anatomi, daun lazimnya terdiri atas jaringan epidermis atas
maupun bawah permukaan daun, jaringan ini berfungsi sebagai pelindung. Pada
jaringan epidermis umumnya terdapat stomata atau sel-sel lain yang merupakan
devirat dari jaringan epidermis. Daging daun terdiri atas jaringan kolenkim dan
jaringan berkas pengangkut. Jaringan kolenkim mempunyai dua bentuk yaitu
jaringan palisade dan jaringan spons (Waluyo, 2013)
Secara anatomi, batang tumbuhan terdiri atas jaringan epidermis atau
jaringan gabus di bagian terluar, disusul oleh jaringan korteks pada bagian dalam
dan jaringan berkas pengangkut. Selain itu terdapat jaringan penguat yang
letaknya bervariasi menurut jenis tumbuhannya. Secara anatomi, penampang
melintang akar pada dikotil terdiri dari epidermis, korteks, endodermis, dan
jaringan pengangkut, yang pada saat muda tersusun secara radial (Waluyo, 2006).
Pada tumbuhan organ dibagi menjadi 3 yaitu: akar, batang, dan daun.
Daun adalah bagian tumbuhan yang melekat hanya pada batang, memiliki klorofil
yang mengakibatkan daun berwarna hijau. Daun memiliki umur yang terbatas,
akhirnya akan gugur dan meninggalkan bekas pada batang. Fungsi daun adalah:
1. Pengambilan zat-zat makanan (reabsorpsi) terutama gas (CO2).
2. Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi).
3. Penguapan air (transpirasi).
4. Pernafasan (respirasi).
Daun mengambil zat-zat makanan dari lingkungannya melewati celah
bernama stomata dan mulut daun. Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang
amat penting dan mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tumbuhan,
batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Batang umumnya
berbentuk silinder panjang yang bersifat aktinomorf. Fungsi batang adalah:
1. Sebagai alat penyokong tumbuhan.
2. Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah keatas dan
pengangkutan hasil asimilasi dari atas kebawah.
3. Menjadi tempat penimbunan zat-zat cadangan.
Akar adalah bagian tumbuhan yang biasanya terdapat didalam tanah.
Dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju kearah air
(hidrotrop).Akar tidak berbuku-buku, tidak beruas, berdaun, ataupun sisik-sisik.
Warna akar umumnya putih dan berbentuk runcing dan mudah masuk kedalam
tanah. Akar berfungsi sebagai:
1. Memperkuat berdirinya tumbuhan
2. Untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang dibutuhkan menuju daun
(Citrosupomo, 2005).
II. METODE
II.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan untuk anatomi internal hewan.
Alat Jumlah Bahan Jumlah
Satu set alat bedah Satu set Kapas Secukupnya
Baki bedah yang
berisi film
1 Larutan anastesi/
eter
Secukupnya
Jarum Secukupnya Larutan
fisiologis
(ringers solution)
Secukupnya
Botol/ toples
tertutup untuk
anastesi
1 Katak 2
Alat dan bahan yang digunakan untuk anatomi internal tumbuhan.
Alat Jumlah Bahan Jumlah
Scalpel 1 Tanaman
singkong utuh
1
Cutter 1 Tanaman jati
utuh
1
Mikroskop 1
Objec glass dan
cover
1
2.2 Cara Kerja
Mulai
Prosedur kerja anatomi internal hewan
- Dimasukkan segumpal kapas
- Diisi dengan larutan eter hingga
jenuh
- Dimasukkan seekor katak
- Ditutup botol dengan rapat
- Direntangkan kaki-kaki katak
hingga dalam posisi yang nyaman
untuk pengamatan
- Ditusuk telapak kaki dengan
menggunakan jarum agar tidak
berpindah
- Disimpan segumpal kapas pada
bagian anterior mulut katak
- Ditambahkan eter sedikit demi
sedikit (dilakukan dengan konstan)
pada kapas tersebut
Botol/ toples
Ditunggu hingga katak terlihat pingsan, lalu letakkan katak diatas
kaki bedah
Katak
Dilakukan hal ini agar katak tidak sadar selama pembedahan
Anastesi dan
Preparasi
- Ditarik kulit pada bagian bawah
perut dengan menggunakan pinset
- Digunting hingga kulit tampak
terpotong
- Digunakan pemotongan awal
sebagai titik mulai
- Digunting kulit menyerupai pola
pada gambar
- Dibuka kulit katak dengan hati-hati
ke arah kanan dan kiri
- Ditusuk dengan jarum agar tidak
berubah posisi
- Digunting pada daerah titik mulai
yang sama dengan daerah
pemotongan kulit
- Digunting sesuai pola pada gambar
- Dilakukan dengan hati-hati !
Menghindari pemotongan pembuluh
darah agar darah tidak bocor
- Digunting/ dibuka hingga organ-
organ internal dapat terlihat
Katak
Setelah kulit terbuka, jaringan yang berwarna merah muda adalah
jaringan otot yang menjadi pembatas antara organ internal dengan kulit
Jaringan otot
Pemotongan kulit
Pemotongan jaringan otot
- Digunting pada daerah titik mulai
yang sama dengan daerah
pemotongan kulit
- Digunting sesuai pada gambar
- Dilakukan dengan hati-hati ! Dan
menghindari pemotongan
pembuluh darah agar tidak bocor
- Digunting/ dibuka hingga organ-
organ internal dapat terlihat
- Diamati menggunakan pinset
- Dipotong dan dibuka dengan
menggunakan scalpel atau
gunting
- Ditetesi larutan ringer sedikit
demi sedikit
Jaringan otot
Setelah kulit terbuka, jaringan yang berwarna merah muda adalah
jaringan otot yang menjadi pembatas antara organ internal dengan kulit
Organ-organ internal
Jaringan ikat
Organ internal
Katak
Pengamatan organ internal
- Dibunuh dengan cara dipotong
jantung atau diawetkan dengan
menggunakan cairan pengawet
seperti formalin
Prosedur kerja anatomi internal tumbuhan
- Diambil bagian organ yaitu daun,
batang dan akar
- Diamati sistem jaringan dermal
dan sistem jaringan pembuluh
pada setiap organ tumbuhan
Selesei
Mulai
Tumbuhan
Jaringan
Selesei
III. HASIL PENGAMATAN
3.1. Tabel pengamatan
a. Anatomi hewan
1. Gambar tangan
Sumber: (dokumen pribadi,
2014).
2. Gambar pribadi
Sumber: (dokumen pribadi,
2014).
3. Gambar literatur
Sumber: (Toha, 2012).
4. Gambar anastesi
Sumber: (Setiyo, 2011).
5. Gambar pengulitan
Sumber: (Wols, 2010).
6. Gambar pemotongan
otot
Sumber: (dokumen pribadi,
2014).
2
1
5
6
3
7
48
Kapas yang diberi larutan eter
katak
kulitJaringan otot
Kapas yang diberi larutan eterkulit
No. Nama Organ Fungsi
1. Hati Menyerap racun
2. Jantung Memompa darah
3. Ovarium
dengan telurReproduksi
4. K. empedu Tempat menyimpan cairan empedu
5. Usus halus Penyerapan makanan
6. Lambung Menyimpan asupan makanan
7. Oviduk Tempat menghasilkan telur
8. Paru-paru Respirasi
Keterangan:
b. Anatomi tumbuhan
1.Tanaman singkong (Manihot utilissima)
a. Akar singkong vertikal
1. Gambar tangan 1. Gambar pribadi 2. Gambar literatur
Sumber: (dok.pribadi kel 1, 2014)
(4’x10’).
Sumber: (Anan, 2012)
b. Akar singkong horizontal
1. Gambar tangan 2. Gambar pribadi
Sumber: (dok.pribadi kel 1,
2014) (4’x10’).
3.Gambar literatur
Sumber: (Anan, 2012).
c. Batang singkong vertikal
Sumber: (dok.pribadi, 2014).
Sumber: (dok.pribadi, 2014).
1.Gambar tangan 2.Gambar pribadi
Sumber: (dok.pribadi kel 2, 2014)
(10’x10’).
3.Gambar literatur
Sumber: (Elfada, 2013).
d. Batang singkong horizontal
1.Gambar tangan 2.Gambar pribadi
Sumber: (dok.pribadi kel 2,
2014) (10’x10’).
3.Gambar literatur
Sumber: (Elfada, 2013).
e. Daun singkong bagian atas (adaksial)
1.Gambar tangan 2.Gambar pribadi 3.Gambar literatur
Sumber: (dok.pribadi, 2014).
Sumber: (dok.pribadi, 2014).
Sumber: (dok.pribadi kel 3, 2014)
(10’x10’).
Sumber: (Caphy, 2012).
d. Daun singkong bagian bawah (abaksial)
1.Gambar tangan 2.Gambar pribadi
Sumber: (dok.pribadi kel 3,
2014) (10’x10’).
3.Gambar literatur
Sumber: (Nida, 2012).
2.Tanaman jati (Tectona grandis)
a. Akar jati vertikal
1.Gambar tangan 2.Gambar pribadi 3.Gambar literatur
Sumber: (dok.pribadi, 2014).
Sumber: (dok.pribadi kel 4, 2014)
(4’x10’).
Sumber : (Baptista, dkk., 2013).
b. Akar jati horizontal
1.Gambar tangan 2.Gambar pribadi
Sumber: (dok.pribadi kel 4, 2014)
(4’x10’).
3.Gambar literatur
Sumber : (Baptista, dkk., 2013).
a. Batang jati vertikal
1.Gambar tangan 2.Gambar pribadi 3.Gambar literatur
Sumber: (dok.pribadi, 2014).
Sumber: (dok.pribadi kel 5, 2014)
(10’x10’).
Sumber : (Sanghvi, dkk., 2013).
b. Batang jati horizontal
1.Gambar tangan 2.Gambar pribadi
Sumber: (dok.pribadi kel 5,
2014) (10’x10’).
3.Gambar literatur
Sumber :(Sanghvi, dkk., 2013).
a. Daun jati bagian atas (adaksial)
1.Gambar tangan 2.Gambar pribadi 3.Gambar literatur
Sumber: (dok.pribadi, 2014).
Sumber: (dok.pribadi kel 6,
2014) (16’x10’).
Sumber :(Medina, dkk., 2007).
b. Daun jati bagian bawah (abaksial)
1.Gambar tangan 2.Gambar pribadi
Sumber: (dok.pribadi kel 6,
2014) (16’x10’).
3.Gambar literatur
Sumber :(Medina, dkk., 2007).
Keterangan :
No Nama Tumbuhan Organ Internal Keterangan1 Pohon Jati (Tectona Grandis) Daun atas (Adaksial) a. Stomata
b. Trikomatac. Tulangdaun
Sumber: (dok.pribadi, 2014).
Sumber: (dok.pribadi, 2014).
2 Pohon Jati (Tectona Grandis)Daun bawah (Abaksial)
a. Stomata
b. Trikomata
3 Pohon Jati (Tectona Grandis)Batang vertikal dan
horizontala. Kulit
b. Kutikulac. Xilemd. Floeme. Kambium
4 Pohon Jati (Tectona Grandis)Akar vertikal dan
horizontala. Kulit
b. Jaringan gabusc. Xilemd. Floem
5Pohon Singkong
(Manihot Utilissima)Daun atas (Adaksial) a. Stomata
b. Trikomatac. Tulangdaun
6Pohon Singkong
(Manihot Utilissima)Daun bawah (Abaksial)
a. Stomata
b. Trikomatac. Tulang daun
7Pohon Singkong
(Manihot Utilissima)Batang vertikal dan
horizontala. Kulit
b. Kutikulac. Xilemd. Floeme. Kambium
8Pohon Singkong
(Manihot Utilissima)Akar vertikal dan
horizontala. Kulit
b. Jaringan gabusc. Xilemd. Floem
IV. PEMBAHASAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan mengenai pengamatan
anatomi pada hewan yang dimana hewan yang digunakan percobaan adalah
hewan vertebrata dengan kelas Amphibia dengan spesies katak sawah (Rana
sp). Adapun sedikit penjelasan mengenai katak.
Pendapat dari (Kanna, 2005) katak adalah satu anggota dari classic
Amphibia. Amphibia berasal dari kata amphi artinya rangkap dan bios artinya
kehidupan, karena Amphibia ialah hewan yang hidup dengan dua bentuk
kehidupan, mula-mula di dalam air tawar kemudian di darat. Kulit harus selalu
basah apabila hewan berada di luar air untuk memungkinkan terjadinya
pernapasan melalui kulit. Kulit dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar yang
menghasilkan lendir untuk mempertahankan keadaan agar selalu basah. Setiap
kelenjar berbentuk piala, terdapat tepat di bawah epidermis dan salurannya
melelui epidermis bermuara di permukaan kulit. Mekanisme pernapasannya
meliputi dua fase, yaiu inspirasi dan ekspirasi. Katak yang dijadian bahan
penelitian kali ini adalah katak sawah (Rana canorivara).
Sistem pencernaan pada katak terdiri dari mulut, kerongkongan, dari
kerongkongan akan masuk ke lambung, usus halus, usus besar, dan sisa
makanan akan dibuang melalui kloaka setelah diserap oleh tubuh. Sistem
pernapasan pada katak sawah tersusun atas celah glotis laring, percabangan
paru-paru (bronchus), gelembung paru-paru (alveoli) dan paru-paru (Iskandar,
1998).
Dengan klasifikasi katak sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Fylum : Chotdata
Sub fylum : Vertebrata
Kelas : Amphibia
Famili : Ranidae
Genus : Rana
Spesies : Rana sp
Prosedur pembelahan pada percobaan kami kali ini. Sebelum melakukan
pembedahan hal yang pertama yaitu harus menyiapkan peralatan bedah yang
lengkap dan siapkan pula bahannya. Lalu katak dibius dengan alkohol 70% atau
eter dengan menggunakan kapas. Setelah katak pingsan, katak ditelentangkan
pada baki bedah lalu tangan dan kaki katak ditusukkan jarum agar tidak bergeser
saat proses pembedahan berlangsung. Pembedahan dimulai dari dada secara
melintang menggunakan gunting dengan posisi senyaman mungkin dalam
proses pembedahan. Kemudian dibawah leher digunting secara membujur
hingga mendekati ekor, dan daerah didekat ekor digunting secara melintang.
Selanjutnya kulit dibuka secara perlahan. Hindari pemotong pembuluh darah
agar tidak terjadi kebocoran. Organ internal pada katak akan terlihat.
Berdasarkan percobaan kami mengenai anatomi internal hewan, kami
menggunakan katak sawah dan setelah melakukan pembedahan. Dapat terlihat
bagian-bagian internal katak seperti. Kemudian diamati pula bagian morfologi
tubuhnya, setelah diamati kemudian digambar di buku jurnal dan laporan. Lalu
setelah diamati organ-organ internal hewan tersebut, kemudian dirapihkan dan
dibersihkan meja kerja setelah selesai melakukan pengamatan.
Berdasarkan percobaan kami mengenai anatomi internal hewan, kami
menggunakan katak sawah dan setelah melakukan pembedahan. Dapat terlihat
bagian-bagian internal katak seperti gambar dibawah ini:
Paru-paru
Lambung
Anus
Jantung
Hati
Empedu
Usus besar
Adapun fungsi dari organ dalam pada katak yang kami amati yaitu :
1. Paru-paru berfungsi sebagai alat untuk bernafas pada kakat ketika katak
berada di darat. Sebagai pertukaran antara O2 dan CO2.
2. Hati berfungsi sebagai hati berfungsi untuk mengeluarkan empedu yang
disimpan dalam kantung empedu yang berwarna hijau.
3. Jantung berfungsi sebagai alat untuk mempompa darah pada katak.
4. Lambung berfungsi sebagai alat untuk menyimpan makanan yang telah
masuk dari rongga mulut dan esophagus.
5. Usus besar berfungsi sebagai alat pencernaan, pembentukan feses, dan
penyerapan air.
6. Empedu berfungsi untuk membuang limbah tubuh tertentu (terutama pigmen
hasil pemecahan sel darah merah dan kelebihan kolesterol) serta membantu
pencernaan dan penyerapan lemak.
7. Anus berfungsi sebagai alat defekasi (pembuangan feses).
Kendala yang kami alami saat melakukan pembedahan yaitu ketika kami
melalukan pemotong kulit pada bagian bawah perut, karena kami takut kalau
ada bagian organ internal yang ikut terpotong juga. Ada pula kendala yang
sangat dirasakan ketika kami akan melakukan pemotongan jaringan otot. Pada
saat melakukan pemotongan jaringan otot ini kami kurang berhati-hati sehingga
saat memotong terkena pembuluh darah katak sehingga terjadi kebocoran dan
membuat kami jadi sulit untuk mengamati organ internal pada katak.
Berdasarkan pengalaman kami ketika melakukan pemotongan pada jaringan
otot. Kami memberikan solusi bahwa pada saat melakukan pembedahan sangat
dibutuhkan ketelitian dan kesabaran yang tinggi karena jika salah sedikit makan
proses pembedahan akan terhambat. Dalam pembedahan ini pula sangat
dibutuhkan alat yang bagus, seperti scalpel dan gunting yang digunakan juga
harus benar- benar tajam agar proses pembedahan berlangsung dengan lancar.
Berdasarkan percobaan kami yang kedua yaitu mengenai anatomi
internal tumbuhan . Pada percobaan kami kali ini menggunakan pohon jati dan
pohon singkong sebagai bahan pengamatan kami. Menurut pendapat Fahn
(1982) mengungkapkan bahwa morfologi pohon jati merupakan habitus pohon.
Pada daerah kering dan berbatu, pohon ini memiliki cabang yang rendah,
tingginya sekitar 15-20 m dan diameter batangnya hanya 50 cm, sedangkan pada
daerah yang subur dan cukup air tingginya dapat mencapai 30 m serta
diameternya dapat mencapai 2 m.Pohon jati memiliki akar tunggang.Sehingga
pohon ini merupakan kelompok tanaman dikotil. Struktur batangnya kayu, jenis
daun pada tanaman ini tunggal, letaknya tersebar dan berbentuk lonjong. Lebar
daunnya 30-40 cm sedangkan panjangnya bisa mencapai 40-50 cm. Struktur
pangkal dan ujungnya meruncing, petulangannya menyirip, permukaannya
kasar. Adapun klasifikasi dari pohon jati sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dycotiledoneae
Ordo : Verbenales
Famili : Verbenaceae
Genus : Tectona
Spesies : Tectona grandis
Morfologi tanaman singkong. Tanaman singkong memiliki akar serabut
dan pada akarnya ini biasanya terdapat bagian yang mengalami pembesaran
bagian inilah yang merupakan tempat menyimpan cadangan makanan. Cadangan
makanan yang disimpan sebagian besar berupa zat tepung oleh karena itu akar
atau umbi singkong banyak di konsumsi bahkan di beberapa daerah dijadikan
makanan pokok pengganti nasi. Tanaman singkong mempunyai struktur daun
yang menjari. Tanaman singkong merupakan kelompok tanaman monokotil.
Adapun klasifikasi dari tanaman singkong sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub Classis : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Familia : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Species : Manihot utilisima
Proses pengangkutan air dan garam dari akar ke pangkal
tanaman. Pengangkutan air dan garam - garam mineral pada tumbuhan tingkat
tinggi, seperti pada tumbuhan biji dilakukan melalui dua mekanisme pertama, air
dan mineral diserap dari dalam tanah menuju sel - sel akar. Pengangkutan ini
dilakukan diluar berkas pembuluh, sehingga disebut sebagai mekanisme
pengangkutan ekstravaskuler. kedua , air dan mineral diserap oleh akar.
selanjutnya diangkut dalam berkas pembuluh yaitu pada pembuluh kayu (xilem),
sehingga proses pengangkutan disebut pengangkutan vaskuler. Air dan garam
mineral dari dalam tanah memasuki tumbuhan melalui epidermis akar,
menembus korteks akar, masuk ke stele dan kemudian mengalir naik ke
pembuluh xilem sampai pucuk tumbuhan. Pengangkutan ekstravaskuler yaitu
pengangkutan air dan garam mineral di luar berkas pembuluh pengangkut.
Pengangkutan ini berjalan dari sel ke sel dan biasanya dengan arah horizontal.
Pengangkutan air denganarah horizontal, mulai dari epidermis bulu-bulu akar,
kemudian masuk ke lapisan korteks,lalu ke endodermis dan sampai ke berkas
pembuluh angkut dalam air. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
pengangkutan air dan garam :
1. Daya hisap daun
2. Kapilaritas batang
3. Tekanan akar
Proses fotosintesis terjadi didaun pada tanaman. Fotosintesis adalah
proses pembentukan molekul-molekul yang kompleks dan berenergi tinggi dari
komponen-komponen yang lebih sederhana oleh tumbuhan hijau dan organisme
autotrofik dengan keberadaan energi cahaya.Adapun reaksi kimia yang terjadi
pada proses fotosintesis yaitu:
CO2 + H2O energi cahaya C6H12O6 +O2 + H2O
klorofil
Air dan zat terlarut yang diserap akar diangkut menuju daun akan
dipergunakan sebagai bahan fotosintesis yang hasilnya berupa zat gula/ amilum/
pati. Pengangkutan hasil fotosintesis berupa larutan melalui floem secara
vaskuler ke seluruh bagian tubuh disebut translokasi. Untuk membuktikan
adanya pengangkutan hasil fotosintesis melewati floem dapat dilihat dari pada
proses pencangkokan. Batang yang telah kehilangan kulit (floem) mengalami
hambatan pengangkutan akibat terjadinya timbunan makanan yang dapat
memacu munculnya akar apabila bagian batang yang terkelupas kulitnya tertutup
tanah yang selalu basah. Beberapa tumbuhan menyimpan hasil fotosintesis pada
akarnya atau batangnya. Pada umumnya jaringan floem tersusun oleh 4
komponen, yaitu :
1. Buluh tapis
2. Sel pengiring
3. Parenkim floem
4. Serabut-serabut
Berdasarkan data yang kami amati terdapat banyak perbedaan anatomi
dari tanaman jati dan tanaman singkong. Jika dilihat dari hasil penelitian kami
tanaman jati merupakan tanaman dikotil sedangkan tanaman singkong termasuk
kelompok tanaman monokotil. Karena jika dilihat dari table pengamatan strukur
batangnya dikotil memiliki jaringan pembuluh xylem dan floemnya tersusun
teratur sedangkan tanaman monokotil jaringan pembuluhnya tersebar. Begitupun
dengan strukur pada akarnya. Akar pada tanaman jati adalah akar tunggang.
Sedangkan akar pada tanaman singkong adalah akar serabut. Serta daun pada
tanaman jati menyirip sedangkan tanaman singkong menjari.
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil. A. 2000. Biologi Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Fried, G., Hademenos, G. J. 2006. Biologi (edisi kedua). Jakarta: Erlangga.
Iskandar, T. 1998. Amphibia Jawa dan Bali. Bogor: Puslitbang Biologi.
Kimbal, Jhon. W. 1999. Biologi Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Pechenik, J. 2000. Biology of The Invertebrates. Four Edition. Mc Graw Hill.
Cambridge: University Press.
Pennak R.W. 1998. Freshwater Invertebrates of The United States. New York: A Willey
Interscience Publications Jhon Willey and Sons.
Waluyo, J. 2006. Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember.
Waluyo, J. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember.