Laporan Praktikum AZG Karbohidrat
-
Upload
iffakarina -
Category
Documents
-
view
173 -
download
17
description
Transcript of Laporan Praktikum AZG Karbohidrat
![Page 1: Laporan Praktikum AZG Karbohidrat](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022072106/55cf91fd550346f57b92702d/html5/thumbnails/1.jpg)
PENENTUAN SECARA KUANTITATIF KADAR GULA REDUKSI PADA
TEPUNG BERAS DENGAN METODE NELSON SOMOGYI DAN
PENENTUAN SECARA KUALITATIF KANDUNGAN GULA REDUKSI
PADA MADU, AQUADES, SUSU DAN JUS BUAH DENGAN UJI
BENEDICT
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi utama yang sangat penting
untuk tubuh kita. Menurut Almatsier (2009), karbohidrat memegang peranan
penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi manusia dan
hewan dan harganya relatif murah. Maka dari itu, penting untuk mengetahui
kadar serta kandungan karbohidrat yang terdapat dalam bahan makanan untuk
memenuhi kebutuhan karbohidrat yang sesuai.
Analisa karbohidrat dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Dalam
ilmu dan teknologi pangan, analisa karbohidrat yang biasa dilakukan misalnya
penentuan jumlahnya secara kuantitatif dalam rangka menentukan komposisi
suatu bahan makanan, penentuan sifat fisis atau kimiawinya dalam kaitannya
dengan pembentukan kekentalan, kelekatan, stabilitas larutan dan tekstur hasil
olahannya. Dalam ilmu gizi mungkin sangat penting untuk mengadakan analisa
biologis (bioassay) senyawa-senyawa karbohidrat dalam kaitan perannanya
memebentuk kalori, pencegahan penyakit, serat kasar dalam pencernaan dan
sebagainya. Selain itu, analisa karbohirat juga dapat dilakukan dalam bidang
bioteknologi, bidang kimia murni dan bidang biokimia (Sudarmadji dkk, 2010).
1.2. Tinjauan Pustaka
Analisa karbohidrat dapat dilakukan secara kualitatif dan secara
kuantitatif. Analisa secara kualitatif terdiri dari uji Molisch, uji Iod, uji
Benedict, uji Barfoed, uji Fehling, uji Seliwanoff, uji Antron, uji pembentukan
Osazon, uji pembentukan CO2 karena fermentasi, dan uji asam mukat.
Sedangkan analisa secara kuantitatif terdiri dari cara kimiawi, cara fisik, cara
ensimatik atau biokimiawi dan cara kromatografi. Cara kimiawi terdiri dari
metoda oksidasi dengan kupri (cara Luff Schroorl, cara Munson-Walker, dan
cara Lane-Eynon), metoda oksidasi dengan larutan ferrisianida alkalis, dan
metoda iodometri (Sudarmadji dkk, 2010).
1
![Page 2: Laporan Praktikum AZG Karbohidrat](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022072106/55cf91fd550346f57b92702d/html5/thumbnails/2.jpg)
Menurut Septiani dkk (2004), gula reduksi merupakan karbohidrat yang
mampu mereduksi semua senyawa penerima elektron, karena adanya gugus
hemiketal dalam strukturnya. Gula reduksi ini dapat dianalisa secara kuantitatif
salah satunya dengan metode spektrofotometri atau metode Nelson-Somogyi
dan secara kualitatif dengan metode Benedict.
2. TUJUAN
1. Menentukan secara kuantitatif kadar gula reduksi pada tepung beras dengan
metode Nelson Somogyi.
2. Menentukan secara kualitatif kandungan gula reduksi pada madu, aquades, susu
dan jus buah dengan uji Benedict.
3. METODE
3.1. Analisa Kadar Gula Reduksi dengan Metode Nelson-Somogyi
3.1.1. Prinsip
Reduksi Cu oleh gula reduksi, ion Cu kemudian mereduksi kompleks
arsenomolibdat, yang akan menghasilkan warna biru yang dapat diukur
absorbansinya dengan spektrofotometer (Nielsen, 2003)
3.1.2. Alat dan Bahan
Alat :
1. Neraca analitik 1 buah
2. Spatula 1 buah
3. Gelas beker 1 buah
4. Kertas saring 2 lembar
5. Water bath 1 buah
6. Pipet ukur 1 ml 1 buah
7. Propipet 1 buah
8. Pipet tetes 1 buah
9. Corong 1 buah
10. Vortex 1 buah
11. Tabung + rak 7+1 buah
12. Spektrofotometer 1 buah
13. Gelas ukur 1 buah
14. Pipet ukur 10 ml 1 buah
15. Kuvet 1 buah
16. Kompor listrik 1 buah
Bahan :
1. Tepung beras 1 gram
2. Glukosa anhidrat secukupnya
3. Aquades secukupnya
4. Larutan Nelson (A:B = 25:1) secukupnya
2
![Page 3: Laporan Praktikum AZG Karbohidrat](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022072106/55cf91fd550346f57b92702d/html5/thumbnails/3.jpg)
5. Larutan Pb-asetat secukupnya
6. Larutan Na-Oksalat secukupnya
7. Arsenomolibdat secukupnya
3.1.3. Cara Kerja
1. Pembuatan Kurva Standar
Glukosa anhidrat 0,01 g + 100 ml aquades
1 2 3 4 5 6
Larutan gula standar (ml) 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0
Aquades (ml) 1,0 0,8 0,6 0,4 0,2 0,0
Total volume (ml) 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
Kadar glukosa (ml) 0,00 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1
3
Membuat larutan glukosa dengan kadar 0; 0,02; 0,04; 0,06; 0,08; 1 mg/ml
Mengambil masing-masing 1 ml, dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Menambah 1 ml larutan Nelson (A:B = 25:1)
Memvortex
Memanaskan dalam gelas beker yang berisi air mendidih selama 20 menit
Mendinginkan sampai suhu tabung 25°C
Menambahkan 1 ml Arsenomolibdat
Menambahkan 7 ml Aquades
Memvortex
Menera OD dengan panjang gelombang 540 nm
![Page 4: Laporan Praktikum AZG Karbohidrat](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022072106/55cf91fd550346f57b92702d/html5/thumbnails/4.jpg)
2. Analisa Gula Reduksi
Sampel 1 g + 100 ml aquades
4
Memvortex
Mengambil 10 ml campuran
Penambahan 25 tetes Pb Asetat
Menyaring
Penambahan 7 tetes Na Oksalat
Inkubasi sampai terbentuk endapan
Menyaring
Pengambilan 1 ml filtrat
Penambahan 1 ml Reagen Nelson (A:B = 25:1)
Pemvortexan
Pemanasan pada air mendidih 20 menit
Pendinginan hingga suhu kamar
Penambahan 1 ml arsenomolibdat
Penambahan 7 ml aquades
Mengambil 1 ml filtrat
Peneraan Absorbansi pada 540nm
![Page 5: Laporan Praktikum AZG Karbohidrat](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022072106/55cf91fd550346f57b92702d/html5/thumbnails/5.jpg)
3.2. Metode Benedict
3.2.1. Prinsip
Gula reduksi dengan larutan Benedict (campuran garam kuprisulfat,
Natrium sitrat, Natrium karbonat) akan terjadi reaksi reduksi oksidasi
dan dihasilkan endapan berwarna merah dari kupro oksida (Sudarmadji
dkk, 2010).
3.2.2. Alat dan Bahan
Alat :
1. Tabung reaksi 4 buah
2. Pipet ukur 1 ml 1 buah
3. Pipet ukur 10 ml 1 buah
4. Propipet 1 buah
5. Gelas beker 2 buah
6. Vortex 1 buah
7. Water bath 1 buah
8. Spatula 1 buah
9. Kompor listrik 1 buah
Bahan :
1. Aquades 0,5 ml
2. Susu 0,5 ml
3. Madu 0,5 ml
4. Jus buah 0,5 ml
5. Larutan Benedict 4 ml
3.2.3. Cara Kerja
Aquades, susu, madu, jus buah
5
Memasukkan 1 ml Benedict ke dalam tabung reaksi
Memasukkan 0,5 ml sampel ke dalam tabung reaksi
Memvortex
Mengamati perubahan warna
Memasukkan tabung reaksi ke dalam gelas beker berisi air mendidih
Mengamati perubahan warna
![Page 6: Laporan Praktikum AZG Karbohidrat](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022072106/55cf91fd550346f57b92702d/html5/thumbnails/6.jpg)
4. HASIL
4.1. Penentuan secara Kuantitatid Kadar Gula Reduksi pada Tepung Beras dengan
metode Nelson-Somogyi
Tabel 1. Penentuan Kurva Standar Glukosa
X (konsentrasi) 0,00 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1
Y (absorbansi) 0,893 0,359 0,502 0,683 0,843 1,071
0,117
Tabel 2. Hasil Peneraan Absorbansi Sampel
Sampel Berat Sampel Absorbansi (Y)
Tepung beras 0,995 gram 0,464
4.2. Penentuan secara Kualitatif kandungan Gula Reduksi pada Aqua, Madu, Susu,
dan Jus Buah dengan Uji Benedict
Tabel 3. Hasil Analisa Gula Reduksi dengan Uji Benedict
No
.
Sampel Warna Asal Warna setelah dipanaskan
1 Aquades Biru bening Biru bening
2 Jus buah Hijau kebiruan Kuning muda
3 Susu Biru muda pucat Kuning oranye
4 Madu Hijau kecoklatan Coklat kemerahan
5. PEMBAHASAN
5.1. Analisa Kadar Gula Reduksi dengan Metode Nelson Somogyi
5.1.1. Fungsi Reagen dan Perlakuan
a. Reagen Nelson A terdiri dari 12,5 g natrium karbonat anhidrat, 10
g natrium bikarbonat, 100 g natrium sulfat anhidrat dan 12,5 g
garam Rochella. Reagen Nelson A ini berfungsi untuk memberikan
suasana alkali pada gula reduksi, sehingga gula pereduksi dapat
mereduksi Cu.
6
![Page 7: Laporan Praktikum AZG Karbohidrat](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022072106/55cf91fd550346f57b92702d/html5/thumbnails/7.jpg)
b. Reagen Nelson B terdiri dari 7,5 g kupri sulfat pentahidrat yang
dilarutkan dalam 50 ml aquades dan 1 tetes asam sulfat pekat.
Reagen Nelson B berfungsi sebagai donor Cu2+, untuk direduksi
oleh gula reduksi.
c. Penambahan reagen Nelson somogyi ini bertujuan untuk
mereduksi kupri oksida menjadi kupro oksida yang mana K-Na-
tartrat yang terkandung dalam reagen Nelson Somogyi berfungsi
untuk mencegah terjadinya pengendapan kupri oksida.
d. Pemanasan bertujuan untuk mempercepat proses reduksi kupri
oksida menjadi kupro oksida serta mempertegas warna yang
menunjukkan adanya gula pereduksi
e. Pendinginan sampai 25˚ C supaya reaksi berjalan stabil, karena
apabila terlalu panas kemungkinan akan ada komponen senyawa
yang rusak atau habis menguap.
f. Penambahan reagen Pb-asetat berfungsi untuk mengendapkan
molekul lain selain gula reduksi.
g. Penambahan reagen Na-oksalat berfungsi untuk penjernihan atau
menghilangkan kelebihan Pb.
h. Penambahan reagen arsenomolibdat ini bertujuan agar bisa
bereaksi dengan endapan kupro oksida. Selain itu reagen
arsenomolibdat akan membentuk senyawa molybdenum biru, agar
larutan standar dan sampel dapat ditera.
i. Spektrofotometer digunakan untuk menentukan absorbansi dari
larutan sampel yang dibandingkan dengan larutan glukosa standar.
j. Digunakan panjang gelombang peneraan adalah 540 nm,
dikarenakan warna ungu kemerahan sampai ungu dapat ditera
dengan panjang gelombang 500-595 nm (Sudarmadji dkk, 2010).
5.1.2. Pembahasan Hasil Praktikum
Pada metode Nelson-Somogyi, pembuatan kurva standar dilakukan
untuk mengetahui konsentrasi dan absorbansi dari larutan standar,
sehingga bila absorbansi sampel diketahui, maka kadar sampel dapat
dihitung dengan cara mensubstitusikan ke persamaan kurva standar Y =
aX + b (Handayani, 2010). Namun, dalam praktikum ini digunakan
rumus Y = bX + a.
7
![Page 8: Laporan Praktikum AZG Karbohidrat](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022072106/55cf91fd550346f57b92702d/html5/thumbnails/8.jpg)
Pembuatan kurva standar akan menghasilkan 6 larutan standar
yang masing-masing memiliki konsentrasi dan absorbansi yang
berbeda. Larutan standar pertama memiliki konsentrasi 0 dan nilai
absorbansi 0,893. Larutan standar kedua memiliki konsentrasi 0,02 dan
nilai absorbansi 0,395. Larutan standar ketiga memiliki konsentrasi 0,04
dan absorbansi nilai 0,502. Larutan standar keempat memiliki
konsentrasi 0,06 dan nilai absorbansi 0,683. Larutan standar pertama
memiliki konsentrasi 0,08 dan nilai absorbansi 0,843. Larutan standar
pertama memiliki konsentrasi 0,1 dan nilai absorbansi 1,071.
Pada larutan standar pertama terjadi penyimpangan. Larutan
standar pertama memiliki absorbansi yang lebih tinggi dari absorbansi
larutan standar kedua, namun konsentrasi larutan standar pertama lebih
rendah dari konsentrasi larutan standar kedua. Hukum Lambert-Beer
menyatakan bahwa konsentrasi suatu larutan berbanding lurus dengan
absorbansinya (Handayani, 2010). Sehingga kami menggunakan data
nilai absorbansi milik kelompok 1, yaitu sebesar 0,117.
Setelah analisa gula reduksi dengan metode Nelson-Somogyi,
didapatkan absorbansi sampel tepung beras sebesar 0,464. Didapat pula
nilai a (intersep), b (gradien), dan r (regresi) pada kurva standar
berturut-turut sebesar 0,1356 ; 9,1042 ; dan 0,9966. Kemudian dapat
dihitung konsentrasi gula reduksi pada tepung beras dengan rumus
sebagai berikut :
Keterangan : X = konsentrasi sampel (mg/ml)
Y = absorbansi sampel
Didapatkan hasil plotting konsentrasi sampel tepung beras sebesar
0,039 mg/ml, sedangkan hasil perhitungan sampel tepung beras sebesar
0,036 mg/ml. Nilai konsentrasi ini kemudian digunakan untuk
menghitung kadar gula reduksi pada sampel dengan rumus sebagai
berikut :
Keterangan : %wb = kadar gula reduksi dalam wet basis (%)
8
Y = 9,1042 X + 0,1356 X =Y - 0,13569,1042
%wb = X . f p . v
mg ×100% % d b =
%wb1-Ka
![Page 9: Laporan Praktikum AZG Karbohidrat](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022072106/55cf91fd550346f57b92702d/html5/thumbnails/9.jpg)
%db = kadar gula reduksi dalam dry basis (%)
X = konsentrasi (mg/ml)
fp = faktor pengenceran
v = volume (ml)
Ka = kadar air
Didapatkan kadar gula reduksi dalam %wb dan %db untuk hasil
perhitungan berturut-turut sebesar 0,36% dan 0,409 %. Sedangkan,
kadar karbohidrat tepung beras menurut Mahmud dkk (2008) yaitu
sebesar 80%. Bila kedua nilai ini dibandingkan, hasil perhitungan kadar
gula reduksi memiliki nilai yang sangat jauh dari sumber literatur. Hal
ini disebabkan karena pada literatur, terdapat kadar karbohidrat,
sementara pada praktikum kali ini dilakukan analisa kadar gula reduksi.
5.2. Analisa Kualitatif Karbohidrat dengan Metode Benedict
5.2.1. Fungsi Reagen dan Perlakuan
a. Reagen Benedict terdiri dari kupri sulfat, natrium karbonat dan
natrium sitrat yang dapat mereduksi glukosa. Reagen ini berfungsi
sebagai penyedia suasana alkalis dan donor Cu.
b. Proses vortex berfungsi untuk membuat larutan menjadi homogen.
c. Penambahan tisu dalam gelas beker saat pemanasan berfungsi
untuk melindungi tabung reaksi dari kemungkinan retak dan pecah
d. Pemanasan dalam air mendidih berfungsi untuk mempercepat
reaksi reduksi Cu oleh gula reduksi (Suri, 2013).
5.2.2. Pembahasan Hasil Praktikum
Setelah ditambahkan reagen Benedict dan divortex, larutan
aquades berwarna biru bening, larutan madu berwarna hijau kecoklatan,
larutan susu berwarna biru muda pucat dan larutan jus buah berwarna
hijau kebiruan. Setelah dipanaskan dalam air mendidih, larutan aquades
tidak mengalami perubahan warna, larutan madu menjadi berwarna
coklat kemerahan, larutan susu menjadi berwarna kuning oranye dan
larutan jus buah menjadi berwarna kuning muda.
Sebelumnya sudah dipaparkan bahwa larutan yang mengandung
gula reduksi bila direaksikan dengan reagen Benedict akan membentuk
endapan berwarna merah bata (Sudarmadji dkk, 2010). Walaupun juga
9
![Page 10: Laporan Praktikum AZG Karbohidrat](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022072106/55cf91fd550346f57b92702d/html5/thumbnails/10.jpg)
dapat dikatakan bahwa sampel yang bereaksi dengan reagen Benedict
yang menimbulkan endapan berwarna hijau, kuning atau merah oranye
pun mengandung gula reduksi (Winarno, 2004).
Dari keempat larutan di atas, hanya aquades yang tidak
mengandung gula reduksi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sukarsono
(2008) bahwa aquades merupakan air murni, dengan asumsi hanya
berisi molekul – molekul H2O tanpa adanya penambahan unsur lain
seperti ion. Sehingga, aquades tidak mengandung zat-zat lain termasuk
gula reduksi maupun karbohidrat.
6. KESIMPULAN
1. Dengan metode Nelson-Somogyi, didapatkan kadar gula reduksi tepung beras
dalam %wb dan %db berturut-turut adalah 0,36% dan 0,409%.
2. Dengan uji Benedict yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa madu,
susu dan jus buah mengandung gula reduksi. Sementara aquades tidak
mengandung gula reduksi.
Yogyakarta, 23 Mei 2014
Asisten Praktikan
(Fajri Fitria) (Mustika Cahya N.D.) (Iffa Karina P)
10
![Page 11: Laporan Praktikum AZG Karbohidrat](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022072106/55cf91fd550346f57b92702d/html5/thumbnails/11.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Handayani, N.R.R. 2010. Kualitas Berbagai Produk VCO (Virgin Coconut Oil) Ditinjau
dari Kadar Protein dan Logam. Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Mahmud, M. dkk. 2008. Tabel Komposisi Pangan Indonesia. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Nielsen, S. 2003. Food Analysis. New York : Plenum Publisher.
Septiani, Y. dkk. 2004 . Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari
Tempe. Bioteknologi Vol.1 No.2; hal. 48-53.
Sudarmadji, S. dkk. 2010. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.Yogyakarta : Liberty
Yogyakarta.
Sukarsono, K. dkk . 2008. Studi Efek Kerr Untuk Pengujian Tingkat Kemurnian Aquades,
Air Pam dan Air Sumur. Berkala Fisika Vol. 11 No.1; hal. 9-18.
Suri, A. 2013. Pengaruh Lama Fermentasi dan Berat Ragi Roti Terhadap Kadar
Bioetanol Dari Fermentasi Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa Tandan Kosong
Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) dengan HCl 30%. Skripsi, Universitas
Sumatera Utara.
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
11