LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA KANDUNGAN TOTAL LIPID€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA KANDUNGAN TOTAL...
Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA KANDUNGAN TOTAL LIPID€¦ · LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA KANDUNGAN TOTAL...
LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISA KANDUNGAN TOTAL LIPID
Oleh:
Golongan D/Kelompok 3A
1. Widya Ramadhanti (161510501063)
2. Karolina Kristika Sudianti (161510501098)
3. Ilham Pratama (161510501293)
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lipid merupakan senyawa nonopolar yang sifatnya hidrofobik atau tidak
dapat larut didalam air namun senyawa ini dapat larut pada pelarut nonpolar atau
pelarut organik seperti ether, benzena, dan khloroform. Lipid terdapat hampir
diseluruh tubuh mahluk hidup, hal ini karena lipid merupakan komponen
struktural membran sel, tidak hanya itu lipid juga berperan sebagai cadangan
sumber energi dan komponen hormon. Umbuhan memiliki kandungan lipid pada
tiap tiap bagian tubuhnya mulai dari akar hingga daun namun dengan jumlah yang
bervariasi.
Umumnya lipid banyak terdapat pada organ tumbuhan yang yang
memiliki kandungan karbohoidart tinggi seperti pada bagian biji. Biji yang
memeiliki kandungan karbohidrat yang tinggi umumnya berupa biji untuk
konsumsi seperti jagung, padi dan gandum, hal ini dikarenakan lemak dapat
disintesis dari karbohidrat dan protein. Sintesis lemak dari karbohidrat dimulai
saat glukosa diuraikan menjadi asam piruvat yang sebagian akan diubah menjadi
gliserol dan sebagiannya lagi akan diubah menjadi asetil KoA yang kemudian
diubah menjadi asam lemak. Dari kedua bahan tersebut yaitu gliserol dan asam
lemak maka akan terbentuk lipid.
Praktikum kali ini dilakukan untuk penganalisaan terhadap kandungan
lipid pada beras browrice dangan cara mengekstraksi lipid. Brown rice merupakan
beras yang diberi perlakuan hanya dangan menghilangkan sekam tanpa adanya
proses poles sehingga beras nampak berwarna coklat, berbeda dengan beras
biasanya yang melewati proses pengpolesan sehingga beras tersebut akan
menjadi beras yang berwarna putih. Brown rice tidak banyak dikonsumsi orang
dikarenakan rasanya tidak begitu enak dan tergolong pahit karena masih terdapat
sisa-sisa sekam tersebut.
Cara mngetahui kandungan lipid pada beras coklat (brown rice) dapat
dilakukan dengan menggunakan metode Bligh-Dyer Method. Metode ini
digunakan berdasarkan sumber bahan yang akan dianalisi kandungan lipidnya,
2
selain itu penggunaan metode ini juga harus memperhatikan beberapa kondisi
bahan seperti struktur, tekstur dan sensitivitasnya. Praktikum kali ini dilaksanakan
untuk mengetahui persentasi jumlah lipid yang terkandung pada biji brown rice
dan milk rice.
1.2 Tujuan Praktikum
Mengetahui persentase kandungan total lipid pada sampel menggunakan
metode Bligh Dyer Method.
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Sahriawati dan Daud (2016), lipid merupakan senyawa organik
yang tidak dapat larut dalam air dan dapat larut pada pelarut organk nonpolar,
seperti aseton, alkohol, eter, benzena, dan klorofom. Lipid merupakan senyawa
non polar yang tersusun atas rantai hidrokarbon panjang berantai lurus, bercabang,
dan dapat pula membentuk struktur siklis. Lipid mempunyai peran yaitu penyusun
membran yang berperan untuk proses metabolisme, melindungi organ, penghasil
panas, sumber asam lemak esensial dan juga dapat berperan untuk melarutkan
beberapa vitamin antara lain vitamin A, D, E, dan K.
Lipid yang terdapat di alam ester dari asam lemak berantai panjang (C12 –
C14) dan gliserol yang dinamakan trigliserida. Trigliserida yang ditemukan dapat
berwujud cair maupun padat, hal ini tergantung pada asam lemak yang
mennyusunnya. Trigliserida dalam bentuk cair yang berada pada suhu ruangan
(27-30oC). Minyak merupakan trigliserida yang kaya akan asam lemak tidak jenuh
seperti asam linoleat dan asam oleat. Sedangkan lemak merupakan trigliserida
yang kaya akan asam lemak jenuh seperti asam palmitat dan asam stearat (Yang et
al, 2014).
Lipid terdiri atas lipid sederhana, lipid majemuk dan turunan lipid. Lipid
sederhana merupakan lipid yang disusun oleh trigliserida, yaitu tiga asam lemak
dan satu gliserol. Lipid majemuk merupakan lemak yang terdiri atas dan gugus
tambahan lain selain lemak, contohnya yaitu glikolipid dan fosfolipid. Turunan
lipid merupakan senyawa lemak yang dihasilkan dari proses hirolisis lipid,
contohnya yaitu kolesterol dan steroid. Lipid dapat diubah menjadi asam lemak
dan gliserol dengan bantuan enzim lipase, begitu juga sebaliknya lipase dapat
meyatukan asam lemak dan gliserol menjadi lipid (Herliani dkk., 2014).
Lipid pada tumbuhan terdapat pada membran kloroplas dimana reaksi
cahaya fotosintesis berlangsung. Lipid pada membran kloroplas sebagian besar
mengandung galaktolipid. Membran di luar plastida juga mengandung lipid. Lipid
pada membran di luar plastida sebagian besar terdiri atas campuran fosfolipid.
4
Pada tumbuhan juga terdapat triasigliserol. Triasigliserol sebagian besar bersifat
hidrofobik (tidak suka air).
Menurut Beisson et al (2013)., biosintesis lipid pada umumnya melibatkan
reaksi enzimatik. Tempat utama pembentukan gilesrolipid yaitu pada Retikulum
Endoplasma (RE) dan plastid. Hampir semua rantai asil yang membentuk inti
pada membran tanaman pertama kali diproduksi oleh asam lemak di plastid.
Biosintesis asam lemak penting karena berperan dalam suplai energi dalam bentuk
lemak. Tahapan biosintesi ada tiga yaitu mensintesis palmitat dari asetil-CoA,
pemanjangan rantai palmitat, dan pembuatan ikatan rangkap (desaturasi).
Lipid berdasarkan struktur dibagi menjadi dua yaitu lemak jenuh
(saturated fat) dan lemak tidak jenuh (unsaturated fat). Lemak jenuh yaitu lemak
dengan hidrokarbon ikatan. Lemak jenuh mempunyai jumlah jumlah atom C
genap dari C2 sampai C30 dan dalam bentuk bebas atau ester dengan gliserol.
Lemak jenuh sebagian besar berasal dari hewan, seperti daging, susu murni, dan
lain-lain. Contoh lemak jenuh yaitu asam laurat, asam palmitat, asam stearate
Lemak tidak jenuh (unsaturated fat) merupakan truktur lemak dengan
hidrokarbon yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap (ganda). Contoh
lemak tidak jenuh yaitu asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat. Lemak
tidak jenuh sebagian besar berasal dari tumbuhan, seperti lemak dari buah alpukat
dan kacang-kacangan (Lakitan, 2015).
Menurut Braeil et al (2017), ekstraksi lipid bertujuan untuk memisahkan
lipid dari senyawa kompek lainnya seperti karbohidrat dan protein serta
komponen lain seperti asam amino dan mineral, selain itu ekstraksi lipid bertujuan
untuk menjaga lipid tidak rusak dalam proses isolasi dan sebelum analisis. Metode
yang dapat digunakan untuk ekstraksi lipid yaitu Blight dyer Method. Blight dyer
Method merupakan metode ekstraksi dan pemisahan lipid dari jaringan biologis
menggunakan kloroform, metanol serta air. Blight dyer Method terduri atas
beberapa tahapan dalam proses ekstraksi. Tahap terakhir yaitu menguapkan
lapisan klorofom sehingga dapat diperoleh lipid (Junaidi dkk., 2014).
5
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Agrobiosains acara “Analisa Kandungan Total Lipid”
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 4 November 2017 pada pukul 12.30-14.00
WIB bertempat di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian,
Universitas Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Tabung reaksi
2. Timbangan
3. Pipet
4. Mesin
5. Blender
6. Kertas
3.2.2 Bahan
1. Brown rice
2. Milk rice
3. Chlorofom
4. Methanol
5. Aquadest
3.3 Pelaksanaan Praktikum
1. Mengupas benih padi JRG
2. Mengupas benih brown rice menjadi milk rice untuk perlakuan yang
menggunakan benih milk rice.
3. Menghaluskan benih menggunakan blender.
4. Menimbang benih yang telah menjadi tepung sebanyak 3 gram.
5. Memasukkan ke dalam tabung reaksi tanpa tutup.
6
6. Menambahkan campuran methanol , klorofom sebanyak 5 ml. Memvortex
hingga tercampur.
7. Mendiamkan selama 5 menit, dan mengambil cairan yang terdapat pada
bagian atas.
8. Memasukkan cairan tersebut dalam tabung reaksi yang memiliki tutup.
9. Menambahkan 2 ml chlorofom dan 3 ml aquadest dalam tabung reaksi, lalu
mendiamkan hingga terdapat 2 layer.
10. Mengambil larutan non polar dan meletakkannya pada alumunium foil hingga
kering
11. Mengitung persentase kandungan lipid yang ditemukan.
3.4 Variabel Pengamatan
Variabel pengamatan yang diamati pada praktikum kali ini adalah
kandungan lipid yang terdapat dalam beras dengan perlakuan menggunakan
brown rice dan milk rice
3.5 Analisis Data
Analisis data yang dilakukan menggunakan analisis statistik deskriptif.
7
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1 Brown Rice
Grafik 1. Kandungan lipid pada brown rice
Kandungan lipid pada brown rice berbeda-beda. Kandungan lipid terbesar
yaitu senilai 0,67% pada kelompok 3. Kandungan lipid pada kelompok 1 sebesar -
2%. Kandungan lipid terendah terdapat pada kelompok 2 yaitu sebesar -3,67%.
4.2 Milk Rice
Grafik 2. Kandungan lipid pada milk rice
Kandungan lipid pada milk rice berbeda-beda. Kandungan lipid terbesar
yaitu senilai 0,33% pada kelompok 6. Kandungan lipid pada kelompok 2 sebesar -
3.67%. Kandungan lipid terendah terdapat pada kelompok 1 yaitu sebesar -4%.
-4
-3
-2
-1
0
1
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3
Grafik Kandungan Lipid pada Brown Rice
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6
Grafik Kandungan Lipid pada Milk Rice
Series 1
8
4.2 Pembahasan
Metode yang digunakan dalam ekstraksi lipid yaitu Blight dyer Method.
Blight dyer Method merupakan metode ekstraksi dan pemisahan lipid dari
jaringan biologis menggunakan kloroform, metanol serta air. Ekstraksi dengan
Blight dyer Method dilakukan dengan dua perlakuam yaitu pada brown rice dan
milk rice dan proses ekstraksinnya terdiri atas beberapa tahapan.
Tahap pertama menyiapkan biji brown rice dan milk rice. Biji milik rice
harus dikupas terlebih dahulu sebelum dihaluskan sampai menjadi bubuk
sedangkan brown rice langsung dihaluskan sampaikan menjadi bubuk. Tahap
selanjutnya yaitu menimbang bubuk tersebut sampai 3 gram. Bubuk yang telah
ditimbang sebanyak 3 gram selanjutnya dimasukkan ke dalam tabung rekasi
dengan menambahkan klorofom dan methanol sebanyak 5 ml dengan
perbandingan 1:2. Tahap selanjutnya yaitu mengocok sampai homogen dan
mendiamkan selama 5 menit, setelah itu akan terbentuk dua lapisan, lapisan
bagian atas dinamakan supernatant dan bagian bawah dinamakan pellet. Bagian
supernatant dari lapisan tersebut diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi
baru yang ada tutupnya. Tahap selanjutnya yaitu menambahkan klorofom (2 ml)
dan aquadest (3 ml). selanjutnya akan terbentuk dua lapisan lagi. Bagian yang
diambil yaitu bagian yang bawah (nonpolar). Tahap selanjutnya yaitu
meletakkannya pada alumunium foil dan menghitung kandungan lipid.
Kandungan lipid dapat diketahui dengan rumus:
Brown rice F =
×100 % =
×100 %
= 0,0067 × 100 % = 0,67%
Milk rice F =
×100 % =
×100 %
= 0,0033 × 100 % = 0,33%
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
kandungan lipid pada brown rice lebih banyak dibandingkan dengan pada milk
rice. Kandungan lipid pada brown rice sebesar 0,67% dan kandungan lipid pada
milk rice sebesar 0,33%. Perbedaan kandungan lipid pada brown rice dan milk
9
rice yang berbeda dipengaruhi oleh beberapa faktor. Brown rice merupakan beras
yang dilakukan satu kali proses penggilingan yang dihilangkan hanya bagian
lapisan terluar (sekam) sedangkan kulit ari-nya (kulit terluar beras) masih utuh.
Brown rice mengandung pigmen antosianin yang tinggi sehingga brown rice
berwarna hitam (juga dikenal sebagai ungu), coklat dan merah (Pengkumsri et al,
2015). Milk rice merupakan beras yang proses penggilingannya dilakukan berkali-
kali dan hasilnya adalah beras yang berwarna putih. Pada brown rice dan milk rice
terdapat karbohidrat, protein, dan lemak yang membedakan adalah kandungan
nutrisi pada brown rice dan milk rice. Pada brown rice kandungan karbohidrat,
protein dan lemak lebih banyak dibandingan dengan milk rice karena pada brown
rice hanya terjadi satu kali proses penggilingan dan kulit ari masih utuh, berbeda
dengan milk rice yang terjadi proses penggilingan yang berkali-kali sehingga
kandungan nutrisi pada beras akan hilang bersama dengan proses penggilingan.
Kandungan lemak pada beras juga akan mempengaruhi tingkat kepunelan pada
beras itu sendiri.
10
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Kandungan lipid pada brown rice sebesar 0,67%.
2. Kandungan lipid pada milk rice sebesar 0,33%.
3. Kandungan lipid pada brown rice lebih banyak dibandingkan dengan milk rice
karena pada brown rice hanya dilakukan satu kali proses penggilingan dan
masih meninggalkan kulit ari, sedangkan pada milk rice dilakukan
penggilingan secara berkali-kali sehingga kulit arinya hilang.
5.2 Saran
Praktikum acaara “Analisa Kandungan Total Lipid” sudah berjalan dengan
tertib, saran untuk praktikum yaitu seharusnya dalam satu kali praktikum tidak
dilakukan praktikum dua acara karena waktu praktikum tidak mencukupi dan
mengakibatkan waktu praktikum menjadi mundur.
11
DAFTAR PUSTAKA
Beisson, Y.L., B. Shorrosh, F. Beisson, M.X. Andersson, V.Arondel, P.D. Bates,
S. Baud, D. Bird, A. D. Bono, T. P. Durrett, R. B. Franke, I.A. Graham, K.
Katayama, A.A. Kelly, T. Larson, J. E. Markham, M. Miquel, I. Molina, I.
Nishida, O. Rowland, L. Samuels, K.M. Schmid, H. Wada, R. Welti, C.
Xu, R. Zallot, and J. Ohlrogge. 2013. Acyl-Lipid Metabolism. The
Arabidopsis Book, 11(1): 1-57
Braeil, C., M.A. Vian, T. Zemb, W. Kunz, and F. Chemat. 2017. “Bligh and
Dyer” and Folch Methods for Solid–Liquid–Liquid Extraction of Lipids
from Microorganisms. Comprehension of Solvatation Mechanisms and
towards Substitution with Alternative Solvents. Molecular Science, 18(4):
1-21.
Herliani, A. Sulaiman, dan Z. Rahman. 2014. Kualitas Nutrisi Dan Fisik Dedak
Padi Yang Difermentasi Dengan Menggunakan Ragi Tape Sebagai Bahan
Pakan Itik Alabio. Agroscientiae, 21(1): 37-41.
Junaidi, A,B., Zulfikurrahman, Abdulah, dan Gunawan. 2014. Ekstraksi Lipid
Dari Biomassa Synechococcus sp. dengan Metode Osmotic Shock. Sains
dan Terapan Kimia, 8(2): 94-102.
Lakitan, B. 2015. Dasar-Dasar Fisiolofi Tumbuhan. Jakarta: Rajawali Pers.
Pengkumsri, N., C. Chaiyasut, C. Saenjum, S. Sirilun, S. Peerajan, P.
Suwannalert, S. Sirisattha, and B. S. Sivamaruthi. 2015. Physicochemical
and antioxidative properties of black, brown and red rice varieties of
northern Thailand. Food Science and Technology, 35(2): 331-338.
Sahriawati dan Daud, A. 2016. Optimasi Proses Ekstraksi Minyak Ikan Metode
Soxhletasi Dengan Variasi Jenis Pelarut Dan Suhu Berbeda. Galung
Tropika, 5(3): 164-170.
Yang, F., W. Xiang, X. Sun, H. Wu, T. Li, and L. Long. 2014. A Novel Lipid
Extraction Method from Wet Microalga Picochlorum sp. at Room
Temperature. Marine Drugs, 12(3): 1258-1270.
12
LAMPIRAN
13
14
15
DOKUMENTASI
Penyortiran biji browrice
Penghalusan biji browrice
16
Menimbang browrice yang telah halus sebanyak 10 gram
Membri larutan clorofom metanol 1:2 pada browrice
17
Kemudian menvortexnya
Menambahkan larutan aquades
18
Vortex kembali kemudian tunggu hingga seperti gambar
Mengambil endpan yang berada dibawah dengan pipet
19
Hasil endapan yang diletakan di alumuniu foil
20
LITERATUR
Sahriawati dan Daud, A. 2016. Optimasi Proses Ekstraksi Minyak Ikan Metode
Soxhletasi Dengan Variasi Jenis Pelarut Dan Suhu Berbeda. Galung
Tropika, 5(3): 164-170.
21
Braeil, C., M.A. Vian, T. Zemb, W. Kunz, and F. Chemat. 2017. “Bligh and
Dyer” and Folch Methods for Solid–Liquid–Liquid Extraction of Lipids
from Microorganisms. Comprehension of Solvatation Mechanisms and
towards Substitution with Alternative Solvents. Molecular Science, 18(4):
1-21.
22
Herliani, A. Sulaiman, dan Z. Rahman. 2014. Kualitas Nutrisi Dan Fisik Dedak
Padi Yang Difermentasi Dengan Menggunakan Ragi Tape Sebagai Bahan
Pakan Itik Alabio. Agroscientiae, 21(1): 37-41.
23
Beisson, Y.L., B. Shorrosh, F. Beisson, M.X. Andersson, V.Arondel, P.D. Bates,
S. Baud, D. Bird, A. D. Bono, T. P. Durrett, R. B. Franke, I.A. Graham, K.
Katayama, A.A. Kelly, T. Larson, J. E. Markham, M. Miquel, I. Molina, I.
Nishida, O. Rowland, L. Samuels, K.M. Schmid, H. Wada, R. Welti, C.
Xu, R. Zallot, and J. Ohlrogge. 2013. Acyl-Lipid Metabolism. The
Arabidopsis Book, 11(1): 1-57.
24
Junaidi, A,B., Zulfikurrahman, Abdulah, dan Gunawan. 2014. Ekstraksi Lipid
Dari Biomassa Synechococcus sp. dengan Metode Osmotic Shock. Sains
dan Terapan Kimia, 8(2): 94-102.
25
Yang, F., W. Xiang, X. Sun, H. Wu, T. Li, and L. Long. 2014. A Novel Lipid
Extraction Method from Wet Microalga Picochlorum sp. at Room
Temperature. Marine Drugs, 12(3): 1258-1270.
26
Lakitan, B. 2015. Dasar-Dasar Fisiolofi Tumbuhan. Jakarta: Rajawali Pers.
27
Pengkumsri, N., C. Chaiyasut, C. Saenjum, S. Sirilun, S. Peerajan, P.
Suwannalert, S. Sirisattha, and B. S. Sivamaruthi. 2015. Physicochemical
and antioxidative properties of black, brown and red rice varieties of
northern Thailand. Food Science and Technology, 35(2): 331-338.