LAPORAN PRAKTIKUM

41
LAPORAN PRAKTIKUM BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL Disusun Oleh: 1. Mita Nugraheni P 27241011 019 2. Muftikha Khoiri Rahmawati P 27241011 020 3. Muhammad Azza Rifqu Hany P 27241011 021 4. Nafsiatul Khoiriyah Marfu’ah P 27241011 022 5. Nancy Anita Nirwana Sari P 27241011 023 6. Nur Cahyo Wahyuningsih P 27241011 024 7. Putri Anugerahning Widi P 27241011 025 8. Rapim Yuanditra P 27241011 026 9. Retno Putri Anjasmoro P 27241011 027 10. Rilia Carla Devinta P 27241011 028 JURUSAN JAMU 1

description

Sistematika Tanaman Obat

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM

BALAI BESAR PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT

TRADISIONAL

Disusun Oleh:

1. Mita Nugraheni P 27241011 019

2. Muftikha Khoiri Rahmawati P 27241011 020

3. Muhammad Azza Rifqu Hany P 27241011 021

4. Nafsiatul Khoiriyah Marfu’ah P 27241011 022

5. Nancy Anita Nirwana Sari P 27241011 023

6. Nur Cahyo Wahyuningsih P 27241011 024

7. Putri Anugerahning Widi P 27241011 025

8. Rapim Yuanditra P 27241011 026

9. Retno Putri Anjasmoro P 27241011 027

10. Rilia Carla Devinta P 27241011 028

JURUSAN JAMU

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES

SURAKARTA

2011/2012

1

Senin, 16 Januari 2012

Laboratorium : SISTEMATIKA TANAMAN OBAT

Kelompok : III

Materi : Pembuatan Preparat Segar

Nama :

1. Mita Nugraheni P 27241011 019

2. Muftikha Khoiri Rahmawati P 27241011 020

3. Muhammad Azza Rifqu Hany P 27241011 021

4. Nafsiatul Khoiriyah Marfu’ah P 27241011 022

5. Nancy Anita Nirwana Sari P 27241011 023

6. Nur Cahyo Wahyuningsih P 27241011 024

7. Putri Anugerahning Widi P 27241011 025

8. Rapim Yuanditra P 27241011 026

9. Retno Putri Anjasmoro P 27241011 027

10. Rilia Carla Devinta P 27241011 028

I. Tujuan

Menyediakan informasi tanaman obat berupa anatomi tumbuhan.

II. Dasar Teori

1. Piper nigrum L.

a. Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliopsida

Classis : Magnoliopsida

Ordo : Piperales

Familia : Piperaceae

Genus : Piper

Spesies : Piper nigrum

b. Nama Dagang : Peper

c. Nama Daerah : Lada, merica.

2

d. Diskripsi

a) Habitus : Tumbuhan merambat, ditanam pada tanah yang subur,

mengandung banyak humus, beriklim panas dan lengas.

Tumbuhan ini termasuk herba tahunan.

b) Batang : Bulat, beruas, bercabang, mempunyai akar pelekat, berwarna

hijau.

c) Daun : Tunggal, bulat telur, pangkal bentuk jantung, ujung runcing,

tapi rata, panjang 5 – 8cm, lebar 2 – 5cm, pertulangan

menyirip, berwarna hijau.

d) Bunga : Majemuk, bentuk bulir, menggantung, panjang dan berwarna

hijau.

e) Buah : Buni, bulat, buah muda berwarna hijau dan setelah tua

berwarna merah.

f) Akar : Berakar serabut.

e. Khasiat

a) Buah : disentri, kolera, kaki bengkak, nyeri haid, rematik, selesma, sakit

kepala (obat luar).

b) Daun : batu ginjal.

f. Kandungan

Minyak atsiri, pinena, kariofilena, limonena, filandrena, alkaloid piperina,

kavisina, piperitina, piperidina, zat pahit, dan minyak lemak.

2. Andrographis paniculata Ness

a. Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Classis : Magnoliopsida

Ordo : Scrophulariales

Familia : Acanthaceae

Genus : Andrographis

Spesies : Andrographis paniculata Ness

3

b. Nama Dagang : Acanthaceae

c. Nama Daerah : Ki Orang, Ki Peurat (Sunda), Pipaitan (Sumatra), Bidara,

Sambiloto (Jawa).

d. Diskripsi

a) Habitus : Tumbuhan liar di tempat terbuka, seperti di kebun, tepi sungai

yang agak lembab.

b) Batang : Tegak, tinggi 0,5 – 1 meter, batang bersegiempat.

c) Daun : Saling berhadapan, tungkai pendek, berbentuk taji, tepi rata.

d) Bunga : Putih, ungu, bergaris, dalam payung, sebagaian letaknya

diketiak daun.

e) Buah : Berbentuk kotak bulat

f) Biji : Kecil, bulat, saat muda berwarna putih kotor, jika tua

berwarna coklat.

g) Akar : Tunggang, berwarna putih kecoklatan.

e. Khasiat

Yang digunakan: Herba.

Mengobati hepatitis, infeksi saluran empedu, disentri basiler, tifoid, diare,

influenzha, tonsilitis,abses paru, bronkhitis, radang ginjal akut, radang telinga

tengah, radang usus buntu, sakit gigi, demam, gonorhe, diabetes melitus, TB

paru, skrofuloderma, pertusis, asma, leptopirosis, hipertensi, kusta, keracunan

(akibat jamur, singkong, tempe bengkrek, makanan laut), kanker, penyakit

trofoklas, kehamilan anggur, tumor trofoblas, tumor paru.

f. Kandungan Ilmiah

Bersifat pahit dan dingin yang masuk meridian paru, lambung, usus besar

dan usus kecil.

Daun dan cabangnya : Laktone (terdiri deoksiandrgrafolid,

andrografolid, 14 - deoksi – 11 – 12 –

didehidrografolid, dan homoandrograpiolid),

flavonoid, alkane,keton, aldehid, mineral

(kalium, kalsium, natrium), asam kresik, damar.

4

Akar : Flavotioid (polimetoksiflavon, andrografin, pan

ikulin, mono – 0 – metilwithin, apigenin – 7,4 –

dimetileter.

Zat aktif andrografolid terbukti berkhasiat sebagai hepatoprotektor.

3. Mentha condifolia

a. Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Diviso : Spermatophyta

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Solanes

Familia : Labiateae

Genus : Mentha

Spesies : Mentha condifolia

b. Nama Dagang : Mentha

c. Nama Daerah : Daun mint

d. Diskripsi

a) Habitus : Herba, tanaman tahunan, tumbuh tegak.

b) Batang : Tinggi 0,10 - 0,40 meter, berwarna ungu, lunak, bagian atas

segi empat, bercabang.

c) Daun : Berwarna hijau, tunggal bersilang berhadapan, bertangkai,

helaian berbentuk bulat memanjang sampai langit, ujung

runcing, tepi bergerigi, pangkal membulat, panjang 3,5 – 5

cm, lebar 1,5 – 2 cm, pertulangan menyirip, pada permukaan

bawah terlihat menonjol.

d) Bunga : Majemuk, bulir rapat, karangan semu, bagian samping lebih

panjang daripada bulir tengah, pangkal kelopak gundul

(jarang), putik gundul terbelah empat taksama, benangsari

empat, bakal buah empat, tangkai terbelah.

e) Buah : Buni, kecil, bulat telur, halus.

5

f) Akar : Tunggang dan berwarna putih.

e. Khasiat

Yang digunakan : Herba

Dapat memulihkan stamina tubuh, meredakan sakit kepala, mencegah demam,

mempunyai sifat antioksidan pencegah kanker dan menjaga kesehatan mata,

menghilangkan ketombe, penghilang nyeri perut, penghilang lapar.

f. Kandunagn Ilmiah

Daun mint mempunyai aroma wangi dan cita rasa dingin menyegarkan

Mengandung saponin, flavonoid, polifenol, minyak atsiri, berupa minyak

menthol, vitamin C, provitamin A, fosfor, zat besi, kalsium, potasium, serat,

klorofil, dan fitonutrein.

4. Coleus amboinicus Lour

a. Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Tubiflorae (Solonales)

Familia : Labiateae

Genus : Coleus

Spesies : Coleus amboinicus Lour

b. Nama Dagang : Labiateae

c. Nama Daerah : Jinten (Sumatra), Sukan (Melayu), Ajeran (Jawa), Maja renang

(Madura), Iwak (Bali), Kuno etu (Timor).

d. Deskripsi

a) Habitus : Semak menjalar

b) Batang : Panjang 0,5 – 1 meter atau lebih, berkayu, batang tua keras,

batang muda lunak beruas, mudah patah, penampang bulat.

c) Daun : Tunggal, mudah patah, bentuk bulat telur, tebal, warna hijau

muda, tepi daun bergerigi, ujung meruncing, pangkal

membulat, pertulangan menyirip, berambut kasar, panjang

6,5 – 7 cm, lebar 5,5 – 6,5 cm, panjang tangkai 2,4 – 3 cm.

6

d) Bunga : Majemuk, bentuk tandan, warna ungu kemerahan, panjang ±

8 cm, berambut halus.

e) Akar : Tunggang, percabangannya banyak, warna putih kotor, rasa

getir.

e. Khasiat

Meningkatkan kekebalan tubuh, memiliki efek antihistamin, antioksidan,

antibiotik, antimycotik, dan menghambat bronkhitis.

Mengobati asma, membersihkan racun dalam tubuh, mengobati penyakit

pernafasan, pencernaan, lambung dan lever.

f. Kandungan Ilmiah

Protein, karbohidrat, asam lemak, esensial, vitamin A, B1, B2, C, naicin, mineral,

dan saponin.

5. Ruellia napiferia Zool dan Mor.

a. Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophytha

Class : Magnoliopsida

Ordo : Scrophulariales

Familia : Acanthaceae

Genus : Ruellia

Spesies : Ruellia napifera Zool dan Mor.

b. Nama Dagang : Achanthaceaea

c. Nama Daerah : Gempur batu.

d. Deskripsi

a) Habitus : Pohon besar, dipegunungandan dataran tinggi.

b) Daun : Besar seperti kipas, bertangkai.

c) Batang : Tinggi mencapai 20 meter.

d) Akar : Seperti umbi, mengandung banyak air, keras seperti kayu.

e. Khasiat

a) Akar : Obat diare, sakit perut

b) Kulit dan batang : Obat batuk

7

f. Kandungan Ilmiah

Zat tamak.

III. Alat dan Bahan

Alat :

1. Mikroskop

2. Objek Glass

3. Deg glass

4. Cawan porselin

5. Silet

6. Pipet tetes

IV. Prosedur

1. Pembuatan larutan khoralhidrat (50 gr khoralhidrat dalam 20 ml aquades)

2. Penentuan bagian / organ tumbuhan yang akan dibuat irisan.

3. Organ diiris setipis mungkin, jika yang diiris organ daun, maka irisan daun harus

melalui ibu tulang daun (melintang).

4. Hasil irisan dimasukkan dalam larutan khoralhidrat hingga klorofil larut.

5. Irisan diletakkan diatas kaca benda, ditetesi satu tetes air, ditutup dengan kaca

penutup, hindari terbentuknya gelembung.

6. Irisan tersebut diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran tertentu.

(mulai dari yang terendah, hingga nampak jelas bentuk sel – selnya) kemudian

didokumentasikan dengan gambar mikroskopis.

V. Hasil Pengamatan

8

Bahan :

1. Cairan khoralhidrat

2. Piper nigrum folium

3. Daun Andrographis paniculata

4. Mentha condifolia folium

5. Ruellia napifera folium

6. Coleus amboinicus

9

Selasa, 17 Januari 2012

Laboratorium : SISTEMATIKA TANAMAN OBAT

Kelompok : III

Materi : Pembuatan Preparat Segar

Nama :

1. Mita Nugraheni P 27241011 019

2. Muftikha Khoiri Rahmawati P 27241011 020

3. Muhammad Azza Rifqu Hany P 27241011 021

4. Nafsiatul Khoiriyah Marfu’ah P 27241011 022

5. Nancy Anita Nirwana Sari P 27241011 023

6. Nur Cahyo Wahyuningsih P 27241011 024

7. Putri Anugerahning Widi P 27241011 025

8. Rapim Yuanditra P 27241011 026

9. Retno Putri Anjasmoro P 27241011 027

10. Rilia Carla Devinta P 27241011 028

I. Tujuan

Menyediakan informasi tumbuhan obat berupa anatomi tumbuhan.

II. Dasar Teori

1. Calotropis gigantea Roxb. Br

a. Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Class : Dicotyledonae

Ordo : Apocynales

Familia : Asclepiadaceae

10

Genus : Calotropis

Spesies : Calotropis gigantea Roxb. Br.

b. Nama Dagang : Biduri

c. Nama Daerah : Rubik (Aceh), Biduri (Melayu), Rumbigo (Minangkabau),

Widuri (Sunda, JaTeng), Bidhuri (Madura), Maduri (Bali),

Rambiga (Sasak), Kore (Bina), Krokoh (Flores), Modo

Kapauk (Roti), Rambega ( Bugis).

d. Deskripsi

a) Habitus : Semak, tinggi ± 3 meter.

b) Batang : Berkayu, tebal, kasar dan berwarna putih kotor.

c) Daun : Tunggal berhadapan, bulat telur, ujung tumpul, pangkal

berlekuk, tepi rata, panjang 8 – 30cm, lebar 4 – 15cm,

pertulangan menyirip, bertangkai pendek, berwarna hijau

keputihan.

d) Bunga : Majemuk, berbentuk payung, tumbuh diujung atau diketiak

daun, kelopak terbentang, tajuk bulat telur, berbulu halus,

berwarna hijau, benangsari berlekatan membentuk tabung,

kepala putik lebar, bersegi lima, tangkai putik panjang, daun

pelindung sempit, tangkai panjang 3 – 5cm, berwarna putih,

mahkota berbentuk bulat telur, diameter 4 – 4,5cm.

e) Buah : Bumbung, bulat telur, panjang 9 – 10cm, berwarna hijau.

f) Biji : Kecil, lonjong, pipih berbulu pendek, lebat, berwarna coklat.

g) Akar : Tunggang, bercabang, bulat, berwarna putih kekuningan.

e. Khasiat

Daun : Obat kudis, obat batuk, morbili (campak)

Getah: Sakit gigi, kutil.

f. Kandungan Ilmiah

Daun : Saponin, flavonoid, polifenol, glukosida kalotropin, sedikit damar,

alban, fluavil.

Akar : Saponin, flavonoid, damar pahit, damar asam.

2. Desmodium triquetrum Dc.

11

a. Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Class : Dicotyledone

Ordo : Rosales

Familia : Leguminose

Genus : Desmodium

Spesies : Desmodium triquetrum Dc.

b. Nama Dagang : Daun duduk

c. Nama Daerah : Daun duduk

d. Deskripsi

a) Habitus : Perdu, tinggi ± 3cm.

b) Batang : Berkayu, bulat, beruas, permukaan kasar, simpodial, diameter

± 2cm, berwarna coklat.

c) Daun : Tunggal, berseling, berdaun penumpu, lanset, ujung

meruncing, tepi dan pangkal rata, panjang 10 – 20cm, lebar

1,5 – 2cm, pertulangan menyirip, muda berwarna coklat, tua

berwarna hijau.

d) Bunga : Majemuk, malai, tumbuh di ujung batang, kelopak hijau,

pangkal berlekatan, ujung pecah menjadi tiga, berbulu,

mahkota putih keunguan berbentuk kupu – kupu, berambut

halus, benangsari tugas, pangkal berlekatan, kepala sari

kuning, tangkai sari putih, putik putih keunguan.

e) Buah : Polong, masing – masing 4 – 8 buah, muda berwarna hijau,

tua berwarna coklat.

f) Akar : Tunggang, berwarna coklat muda.

e. Khasiat

Daun : Mengobati wasir, rematik, peluruh seni.

f. Kandungan Ilmiah

Daun, buah dan akar : mengandung saponin dan flavonoida.

Daun mengandung polifenol.

Akar mengandung tanin.

12

3. Citrus hystrix Dc

a. Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Class : Dicotyledone

Ordo : Geraniales

Familia : Rutaceae

Genus : Citrus

Spesies : Citrus hystrix

b. Nama Dagang : Jeruk purut

c. Nama Daerah : Jeruk purut (Jawa), Darale ( Makassar), Lemon papeda (Ambon),

Lemontitigila ( Ternate).

d. Deskripsi

a) Habitus : Pohon, tinggi 5 – 7,5cm.

b) Batang : Tegak, bulat, percabangansimpodial, berduri, berwarna hijau

kotor.

c) Daun : Tunggal, berseling, lonjong, tepi beringgit, ujung meruncing,

pangkal membulat, panjang 4 – 5cm, tebal 2 – 2,5cm, tangkai

bersayap, panjang 2 – 5cm, berwarna hijau, pertulngan

menyirip, permukaan berbintik, berwarna hijau.

d) Bunga : Majemuk, bentuk tandan, tumbuh diketiak daun, tangkai

silindris, panjang ± 2cm, berwarna hijau, kelopak berbentuk

bintang, berwarna hijau kekuningan, benangsari silindris,

panjang 3 – 6mm, berwarna putih, tangkai putik silindris,

panjang 3 – 5mm, kepala putik bulat, berwarna kuning,

mahkota lima helai, berbentuk bintang, berwarna putih.

e) Biji : Bulat telur, berwarna putih

f) Buah : Bulat, diameter 4 – 5cm, permukaan berkerut, berwarna hijau.

g) Akar : Tunggang, berwarna putih kekuningan.

e. Khasiat

Obat batuk, penyedap masakan, antiseptik.

13

f. Kandungan Ilmiah

Alkaloid, saponin, flavonoid, polifenol, dan minyak atsiri.

III. Alat dan Bahan

Alat :

1. Mikroskop

2. Objek Glass

3. Deg glass

4. Cawan porselin

5. Silet

6. Pipet tetes

VI. Prosedur

1. Pembuatan larutan khoralhidrat (50 gr khoralhidrat dalam 20 ml aquades)

2. Penentuan bagian / organ tumbuhan yang akan dibuat irisan.

3. Organ diiris setipis mungkin, jika yang diiris organ daun, maka irisan daun harus

melalui ibu tulang daun (melintang).

4. Hasil irisan dimasukkan dalam larutan khoralhidrat hingga klorofil larut.

5. Irisan diletakkan diatas kaca benda, ditetesi satu tetes air, ditutup dengan kaca

penutup, hindari terbentuknya gelembung.

6. Irisan tersebut diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran tertentu.

(mulai dari yang terendah, hingga nampak jelas bentuk sel – selnya) kemudian

didokumentasikan dengan gambar mikroskopis.

V. Hasil Pengamatan

14

Bahan :

1. Cairan khoralhidrat

2. Colotrophis gigantea folium

3. Desmodium triquetrum folium

4. Citrus folium

15

Rabu, 18 Januari 2012

Laboratorium : SISTEMATIKA TANAMAN OBAT

Kelompok : III

Materi : Pembuatan Preparat Segar

Nama :

1. Mita Nugraheni P 27241011 019

2. Muftikha Khoiri Rahmawati P 27241011 020

3. Muhammad Azza Rifqu Hany P 27241011 021

4. Nafsiatul Khoiriyah Marfu’ah P 27241011 022

5. Nancy Anita Nirwana Sari P 27241011 023

6. Nur Cahyo Wahyuningsih P 27241011 024

7. Putri Anugerahning Widi P 27241011 025

8. Rapim Yuanditra P 27241011 026

9. Retno Putri Anjasmoro P 27241011 027

10. Rilia Carla Devinta P 27241011 028

I. Tujuan

Menyediakan informasi tanaman obat berupa anatomi tumbuhan.

II. Dasar Teori

1. Myristica fragrans Houtt

a. Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisio : Magno liophyta

Class : Magno liopsida

Ordo : Magno liales

Familia : Myristicaceae

16

Genus : Myristica

Spesies : Myristica frograns Houtt

b. Nama Dagang : Myristicaceae, Pala

c. Nama Daerah : Pala (Jawa), Paala (Madura), Pahalo (Ambon), Falo (Nias).

d. Diskripsi

a) Habitus : Pohon berdaun rimbun, tingginya bisa mencapai 20 meter.

Tajuk pohon seperti kerucut. Tumbuhan hemoprodit.

b) Batang : Tegak, berkayu, bulat, percabangannya simpodial, berwarna

putih kotor.

c) Daun : Letaknya berseling, bentuk helaian daun bulat telur sampai

elips langsing tunggal atau lonjong sampai lanset. Berbau

harum, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, panjang 8 –

10cm, lebar 3 – 5cm, pertulangan menyirip.

d) Bunga : Perbungaan tersusun membentuk payung menggarpu,

majemuk, bentuk malai, tumbuh diketiak daun, bunga jantan

berbentuk priuk, bunga betina 1 – 2 helai, daun pelindung

bulat, mahkota bunga bertaju, berwarna kuning.

e) Buah : Buah batu, berdaging kuning muda kehijauan, berkulit kuning

berselubung biji merah padam, bentuk bulat lonjong dan

beralur memanjang ditengahnya. Berbentuk kotak, bulat,

berwarna kuning.

f) Biji : Biji kecil, bulat telur, selubung biji berwarna merah, hitam

kecoklatan. Biji dibalut airil merah yang melekat dibagian

pangkal biji,. Biji berwarna merah tua sampai coklat tua,

berpola dan berbentuk bulat telur. Daging buah, biji dan

airilnya berbau harum.

g) Akar : Akar tunggang, berwarna putih kotor.

e. Khasiat

Mengobati susah tidur, mengobati lambung, peluruh gas saluran

pencernaan,m mengobati sariawan mulut, dan sebagai simultan.

f. Kandungan Ilmiah

Biji : mengandung minyak menguap (mristen, pinen, kamfen,dipenten,

safrol, eugenol, dan alkohol), gliserida (asam miristant, asam oleat,

17

borneol, geraniol), minyak atsiri, minyak lemak, saponin, elemisi,

enzim lipase, pectin, harts, zat samak, lemonena, dan asam oleonoat.

Daun : mengandung flavonoid

Buah, daun dan biji mengandung polifenol.

2. Elephantopus scaber L.

a. Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Ordo : Asterales

Familia : Asteraceae

Genus : Elephantopus

Spesies : Elephantopus scaber L.

b. Nama Dagang : Tapak Liman

c. Nama Daerah : Tapak Liman (Sunda, Jawa), Talpak Lana (Madura), Tutup Bumi

(Melayu), Dila – dila (Filipina).

d. Diskripsi

a) Habitus : Tumbuh liar di lapangan rumput, pematang, kadang-kadang

ditemukan dalam jumlah banyak, terdapat di dataran rendah

sampai dengan 1.200 m dpl. Terna tahunan, tegak, berambut,

dengan akar yang besar, tinggi 10 – 80cm.

b) Batang : Batang kaku berambut panjang dan rapat, bercabang dan

beralur.

c) Daun : Daun tunggal berkumpul di bawah membentuk roset, berbulu,

bentuk daun jorong, bundar telur memanjang, tepi melekuk

dan bergerigi tumpul. Panjang daun 10 - 18cm, lebar 3 - 5cm.

Daun pada percabangan jarang dan kecil, dengan panjang 3 - 9

cm, lebar 1 - 3cm.

d) Bunga : Majemuk, berbentuk bonggol, diujung batang, berambut,

berwarna ungu kemerahan, mekar pada siang hari, panjang 7 –

10cm.

e) Buah : Bongkah yang keras, berambut, berwarna hitam.

18

f) Akar : Besar, tunggang, berwarna putih.

e. Khasiat

Antipiretik, antibiotik, antiradang, diuretik, detoksikan, afrodisak.

Herba : mengobati influenzha, demam, pertusis, sakit tenggorokan.

Akar : Hepatitis, melancarkan persalinan, demam malaria.

f. Kandungan Ilmiah

Daun : Epifridelinol, lupeol, stiqmasterol, triacontan – 1 – ol,

dotria – contan – 1 – ol, lupeol acetate,

deoxyelephantopin.

Bunga : Luteolin – 7 – glucoside.

Daun dan akar : Saponin, flavonoid, polifenol.

3. Manilkara kauki Dub.

a. Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Class : Dicotyledonae

Ordo : Benales

Familia : Sapotaceae

Genus : Manilkara

Spesies : Manilkara kauki Dub

b. Nama Dagang : Sawo

c. Nama Daerah : Sawo (Melayu, Sunda, Bima), Keupulu (Aceh), Sabo (Bali),

Nani (Makassar), Sawo kecik (JaTeng), Nane (Bugis).

d. Deskripsi

a) Habitus : Pohon, tahunan, tinggi 15 - 20 m.

b) Batang : Berkayu, penampang bulat, bercabang, bergetah, putih kotor.

c) Daun : Tunggal, bulat telur, ujung membulat, tepi rata, pangkal

meruncing. pertulangan menyirip, panjang 5 - 10 cm, lebar 2 -

4 cm, hijau, tangkai silindris, panjang 1 - 2 cm, hijau

kekuningan.

19

d) Bunga : Tunggal, panjang ± 6 cm, tabung mahkota pendek, bentuk

jarum, benang sari enam, bakal buah beruang satu sampai

enam, tangkai putik tegak, berwarna coklat.

e) Buah : Buni, bulat telur, panjang ± 3 cm, coklat.

f) Biji : Keras, berkilat, pipih, coklat.

g) Akar : Tunggang, coklat kekuningan.

e. Khasiat

Buah tua belum masak : Obat mencret.

f. Kandungan Ilmiah

Daun : Saponin, flavonoid, polifenol.

III. Alat dan Bahan

Alat :

1. Mikroskop

2. Objek Glass

3. Deg glass

4. Cawan porselin

5. Silet

6. Pipet tetes

IV. Prosedur

1. Pembuatan larutan khoralhidrat (50 gr khoralhidrat dalam 20 ml aquades)

2. Penentuan bagian / organ tumbuhan yang akan dibuat irisan.

3. Organ diiris setipis mungkin, jika yang diiris organ daun, maka irisan daun harus

melalui ibu tulang daun (melintang).

4. Hasil irisan dimasukkan dalam larutan khoralhidrat hingga klorofil larut.

5. Irisan diletakkan diatas kaca benda, ditetesi satu tetes air, ditutup dengan kaca

penutup, hindari terbentuknya gelembung.

6. Irisan tersebut diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran tertentu.

(mulai dari yang terendah, hingga nampak jelas bentuk sel – selnya) kemudian

didokumentasikan dengan gambar mikroskopis.

V. Hasil Pengamatan

20

Bahan :

1. Cairan khoralhidrat

2. Myristica fragrans folium

3. Elephanthus scaber folium

4. Manilkara kauki folium

21

19 Januari 2012

Laboratorium : SISTEMATIKA TANAMAN OBAT

Kelompok : III

Materi : Pembuatan Herbarium Kering

Nama :

1. Mita Nugraheni P 27241011 019

2. Muftikha Khoiri Rahmawati P 27241011 020

3. Muhammad Azza Rifqu Hany P 27241011 021

4. Nafsiatul Khoiriyah Marfu’ah P 27241011 022

5. Nancy Anita Nirwana Sari P 27241011 023

6. Nur Cahyo Wahyuningsih P 27241011 024

7. Putri Anugerahning Widi P 27241011 025

8. Rapim Yuanditra P 27241011 026

9. Retno Putri Anjasmoro P 27241011 027

10. Rilia Carla Devinta P 27241011 028

I. Tujuan

a. Sebagai alat peraga.

b. Sebagai alat penelitian identifikasi.

c. Sebagai alat tukar suatu spesimen dari satu kolektor ke kolektor lain.

II. Dasar Teori

Tanaman obat yang telah dikeringkan oleh kolektor herbarium.

III. Alat dan Bahan

Alat :

1. Gunting tanaman 5. Kertas tebal 28,5 x 41 cm

6. Perekat (plester / lem)

22

2. Gunting kertas

3. Kertas penghisap

4. Plastik

7. Alat press

Bahan :

1. Tanaman Obat segar

2. Alkohol 100%

IV. Prosedur

1. Ambil tanaman obat segar yang akan dibuat herbarium (seluruh bagian tanaman).

2. Tanaman yang diambil adalah tanaman obat yang memiliki tinggi kurang dari 40

cm. Bagian tanaman yang diambil adalah batang, akar, daun, serta buah dan biji

jika ada.

3. Tanaman dicuci bersih, ditiriskan dan dicelupkan pada alkohol (jika perlu dalam

jangka waktu yang lama). Lalu diangin-anginkan agar tidak ada air yang

menempel pada tumbuhan.

4. Tempelkan tanaman pada kertas penghisap dengan plester atau lem. Beri identitas,

meliputi nama spesies tanaman obat, nama daerah tanaman obat, familia, waktu

pembuatan, lembaga, nama kolektor.

5. Tanaman ditata dalam alat pengepres herbarium dan dikeringkan dengan cara

dioven (diletakkan secara horizontal) atau dengan acara alami yaitu di bawah sinar

matahari (diletakkan secara vertikal).

6. Simplisia yang akan dipindahkan pada kertas tebal perlu dilakukan pensortiran

(bersihkan simplisisa dari jamur dan buang bagian simplisia yang rusak).

7. Simplisia yang telah disortir dipindahkan pada kertas tebal. Tempelkan dengan

perekat.

8. Beri identitas yang meliputi ; nama spesies tanaman obat, nama daerah tanaman

obat, familia, waktu pembuatan, lembaga, nama kolektor.

9. Beri plastik agar tetap terjaga dari debu.

10. Simpan dalam almari atau kotak herbarium kering.

V. Hasil Pengamatan

23

Simplisia yang telah dibuat oleh kolektor telah dipindahkan dan telah disimpan dalam

kotak penyimpanan herbarium kering.

20 Januari 2012

Laboratorium : SISTEMATIKA TANAMAN OBAT

Kelompok : III

Materi : Morfologi Tanaman Obat

Nama :

1. Mita Nugraheni P 27241011 019

2. Muftikha Khoiri Rahmawati P 27241011 020

3. Muhammad Azza Rifqu Hany P 27241011 021

4. Nafsiatul Khoiriyah Marfu’ah P 27241011 022

5. Nancy Anita Nirwana Sari P 27241011 023

6. Nur Cahyo Wahyuningsih P 27241011 024

7. Putri Anugerahning Widi P 27241011 025

8. Rapim Yuanditra P 27241011 026

9. Retno Putri Anjasmoro P 27241011 027

10. Rilia Carla Devinta P 27241011 028

I. Tujuan

a) Menentukan klasifikasi tumbuhan.

b) Mengetahui spesifikasi anatomi tumbuhan.

c) Menentukan identifikasi tumbuhan.

d) Mengamati macam – macam tumbuhan.

II. Dasar Teori

Echinacea purpurea (L) Moench.

Sinonim: Rudbeckia purporea L

a. Klasifikasi

24

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Class : Dicotyledone

Ordo : Asterales

Familia : Asteraceae

Genus : Echinacea

Spesies : Echinacea purpurea (L) Moench.

b. Nama Dagang : Echinacea

c. Nama Daerah : Ekinase (Jawa)

d. Diskripsi

a) Habitus : Herba, semusim, tinggi 10 – 60 cm.

b) Batang : Tegak, bulat, permukaan berbulu, permukaan kasap, berwarna

hijau.

c) Daun : Tunggal, tersebar, panjang tangkai 1 – 6 cm, kasap, hijau,

helaian daun bulat telur memanjang, permukaan kasar, ujung

runcing, tepi bergerigi, pangkal meruncing, pertulangan

menyirip, jumlah tulang daun 3 – 7, panjang helaian daun 8 –

25 cm, lebar 2 – 8 cm.

d) Bunga : Majemuk, bentuk seperti cawan, tumbuh dari ketiak daun atau

di ujung cabang, bunga tepi berkelamin betina, jumlah 12 – 20

helai mahkota, bentuk lanset, ujung membulat, panjang 3,5 –

7,5 cm, berwarna merah muda, bunga tengah berkumpul

membentuk tonjolan, berbentuk tabung, berkelamin ganda,

berwarna merah muda kehijauan.

e) Buah : Kecil, buah kurung berdampingan dengan kulit biji, berwarna

coklat muda.

f) Biji : Berjumlah satu buah, berbentuk bulat telur, panjang ± 5 mm,

lebar ± 1 mm, berwarna coklat muda.

g) Akar : Berakar tunggang.

e. Khasiat

25

Untuk pengobatan demam, penghilang rasa sakit, herpes, flu, gangguan saluran

pernapasan bagian atas, candidiasis, infeksi saluran kencing, luka bakar, penyakit

kulit, bronkhitis, alergi gigitan serangga, rematik, dan leucopenia (Hobbs, 1994a).

Sebagai anti kanker, penyembuhan AIDS dan kelelahan yang kronis (Burick. et

al., 1997; Chevallier, 1999).

f. Kandungan Ilmiah

Daun : Tanin, saponin, polifenol, dan flavonoid.

Herba : Polisakarida, flavonoid, cafefeic acid esters, asam cafein, minyak

atsiri, poliasetilen, alkilamid, echinolone, dan betain.

III. Alat adan Bahan

Echinacea purpurea (L) Moench.

IV. Prosedur

1. Mengamati anatomi tumbuhan mulai dari bentuk daun, mahkota bunga, hingga

batang tumbuhan.

2. Mengidentifikasi tumbuhan berdasarkan anatomi bentuk dan jenis – jenisnya.

V. Hasil Pengamatan

Tumbuhan obat Ekinase (Echinacea purpurea) mempunyai familia asteraceae.

Sebab, tumbuhan Ekinase mempunyau bunga tepi dan bunga tengah. Pada bunga

tengah berkelamin ganda, pada bunga tepi berkelamin betina. Bunga Ekinase

termasuk bunga majemuk, meskipun terlihat tunggal. Ekinase mempunyai infolukrum

atau daun pembalut.

26

Ekinase terlihat dari sudut depan. Helai mahkota merah muda dan tampak bunga tengah yang berbentuk tonjolan.

Ekinase terlihat dari sudut bawah.Terlihat infolukrum berwarna hijau muda dan berambut tipis membungkus bagian bawah

Gb. Biji dan akar ekinase, serta contoh extract ekinase yang sudah di kapsul.

27

Gb. Anatomi Ekinase menurut Prof. Gembong

24 Januari 2012

Laboratorium : SISTEMATIKA TANAMAN OBAT

Kelompok : III

Materi : Pembibitan Tanaman Obat

Nama :

1. Mita Nugraheni P 27241011 019

2. Muftikha Khoiri Rahmawati P 27241011 020

3. Muhammad Azza Rifqu Hany P 27241011 021

4. Nafsiatul Khoiriyah Marfu’ah P 27241011 022

5. Nancy Anita Nirwana Sari P 27241011 023

6. Nur Cahyo Wahyuningsih P 27241011 024

7. Putri Anugerahning Widi P 27241011 025

8. Rapim Yuanditra P 27241011 026

9. Retno Putri Anjasmoro P 27241011 027

10. Rilia Carla Devinta P 27241011 028

I. Tujuan

a. Memperbanyak Tanaman Obat

b. Menjaga lahan Tanaman Obat

c. Mempertahankan bibit unggul Tanaman Obat yang berkualitas dan kuantitas

II. Dasar Teori

1. Tanaman obat yang dapat diperbanyak dengan cara distek batang.

2. Bibit dari hasil perbijian.

III. Alat dan Bahan

Alat :

1. Gunting tanaman

2. Polibag

3. Corong siram

4. Bambu pelubang tanah

28

Bahan :

1. Tanaman obat

2. Air

3. Tanah dan pupuk 3 : 1

IV. Prosedur

Beberapa tanaman obat dapat dibibitkan dengan cara distek daun, stek pucuk, stek

batang dan stek akar.

a. Siapkan wadah dan media persemaian.

Wadah polibag berukuran 12 x 12.

Media persemaian adalah tanah dan pupuk dengan perbandingan 3 : 1.

b. Pilih tanaman yang dapat diperbanyak dengan stek (daun, pucuk, batang atau

akar).

c. Potong dengan pisau atau guting tanaman yang tajam.

Potong bagian tanaman dengan ukuran dari pucuk 20 - 25cm. Potong tepat pada

bawah batang calon tunas. Hilangkan beberapa daun diatasnya untuk

mempermudah penanaman.

d. Media persemaian disiram dengan air, setelah air meresap, lubangi dengan bambu

kurang lebih setengah dari polibag.

e. Semaikan stek ke dalam media dengan posisi tegak.

f. Letakkan persemaian di tempat yang teduh (tidak terkena sinar matahari secara

langsung).

g. Periksa dan siram media persemaian bila kelihatan kering.

h. Setelah tumbuh daun muda dan muncul akar, bibit dipindahkan ke lahan yang

telah disiapkan (campuran tanah dan pupuk 3 : 1)

V. Hasil Penelitian

Tanaman obat telah diperbanyak dengan cara distek, telah disemaikan dalam wadah

polibag dan ditempatkan pada tempat yang teduh.

29

26 Januari 2012

Laboratorium : SISTEMATIKA TANAMAN OBAT

Kelompok : III

Materi : Budidaya Tanaman Obat

Nama :

1. Mita Nugraheni P 27241011 019

2. Muftikha Khoiri Rahmawati P 27241011 020

3. Muhammad Azza Rifqu Hany P 27241011 021

4. Nafsiatul Khoiriyah Marfu’ah P 27241011 022

5. Nancy Anita Nirwana Sari P 27241011 023

6. Nur Cahyo Wahyuningsih P 27241011 024

7. Putri Anugerahning Widi P 27241011 025

8. Rapim Yuanditra P 27241011 026

9. Retno Putri Anjasmoro P 27241011 027

10. Rilia Carla Devinta P 27241011 028

I. Tujuan

a. Mengetahui dan memahami konsep budidaya tanaman obat yang benar.

b. Mempertahankan bibit tanaman obat agar tetap unggul.

c. Menjaga kualitas dan kuantitas tanaman obat.

d. Memelihara area di sekitar tumbuhnya tanaman obat.

II. Dasar Teori

a. Penempatan tanaman obat pada habitatnya.

b. Pengolahan tanah pada lahan tanaman obat.

c. Pemeliharaan lahan dan tanaman obat.

III. Alat dan Bahan

IV. Prosedur

30

Bahan :

a. Lahan

b. Tanaman Obat

Alat :

a. Gunting tanaman

b. Sabit

c. Cangkul

d. Keranjang sampah

e. Alat pembersih (sapu)

1. Bibit tanaman obat ditanam sesuai dengan habitat dan naungannya.

2. Tanam dengan jarak tanam ± 20 cm. Beri plastik penutup (agar lahan tanam tidak

runtuh terkena air hujan).

3. Bersihkan lahan tanaman obat secara rutin agar terbebas dari gulma dan kotoran

lain yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman obat.

4. Buang kotoran pada tempatnya, lalu bakar.

V. Hasil Penelitian

Lahan tanaman obat telah dibersihkan dari gulma dan kotoran yang mengganggu

pertumbuhan tanaman. Dengan begitu, tanaman obat dapat tumbuh optimal.

31