Laporan Prakerin Rumah Sakit
-
Upload
smk-farmasi-katolik-wiyata-farma-kertosono -
Category
Education
-
view
718 -
download
7
description
Transcript of Laporan Prakerin Rumah Sakit
LAPORAN
PRAKTIK KERJA INDUSTRI RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI
16 JUNI - 12 JULI 2014
Oleh :
LOUIS FERNANDO DION PERDANANIS. 027/072.079
LEMBAR PENGESAHAN
Diterima dan disahkan guna memenuhi salah satu syarat dalam menempuh
ujian SMK Farmasi Katolik Wiyata Farma Kertosono Tahun Pelajaran 2014/2015.
Laporan Praktik Kerja Industri ini telah diterima, diperiksa, dan disahkan oleh
Pembimbing dan Pemimpin Instalasi Praktik Kerja Industri.
Nama :
NIS :
Tempat Praktik :
Pendamping/ Pendamping IndustriPembimbing Sekolah
Arif Wijayanto, S.Farm., Apt Debby Christianti, S.Farm., Apt
SIK. SIK.
Mengetahui,Kepala SMK Farmasi KatolikWIYATA FARMA Kertosono
Drs. Yusuph Randa Bunga, M.Si
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, atas petunjuk-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas laporan tentang Praktek Kerja Industri Tahun
Pelajaran 2014/2015 yang bertempat di Rumah Sakit BAPTIS Kediri ini pada waktu
yang telah direncanakan.
Penyusunan Laporan Prakerin ini merupakan pemaparan dari kegiatan Praktek
Kerja Industri yang telah dilaksanakan dan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
Ujian Sekolah dan Ujian Nasional di SMK Farmasi Katolik Wiyata Farma Kertosono.
Selama penyusunan Laporan Prakerin ini penulis banyak menerima bantuan
baik bantuan moral maupun material dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Yusuph Randa Bunga, M.Si selaku Kepala SMK Farmasi Katolik
Wiyata Farma Kertosono
2. Bapak Arif Wijayanto, S.Farm., Apt selaku Pembimbing di Sekolah yang
selalu menuntun dalam persiapan Prakerin tahun ini
3. Ibu Debby Christianti, S.Farm., Apt selaku Pembimbing Prakerin di Rumah
Sakit Baptis Kediri serta penanggung jawab di Instalasi Farmasi RS Baptis
Kediri yang telah memberikan izin untuk menggunakan Instalasi Farmasi RS
Baptis Kediri sebagai sarana pembelajaran
4. Seluruh Karyawan Rumah Sakit Baptis Kediri atas bantuan, bimbingan dan
arahan yang telah diberikan selama menjalani Prakerin di Instalasi Farmasi
RS Baptis Kediri.
Saya sebagai penulis berharap bahwa laporan ini dapat berguna bagi siapapun
yang membacanya. Penulis juga selalu berharap semoga Laporan ini dapat menambah
ilmu bagi pembaca, terutama Ilmu di bidang Kefarmasian. Terima Kasih.
Kertosono, 19 Juli 2014
Penulis
DAFTAR ISI
1. Bagian Awal, terdiri dari :
a. Lembar Pengesahan ……………………………………… 1
b. Kata Pengantar ……..……………………………………… 2
c. Daftar Isi ………….……………………………………… 3
d. Daftar Gambar ……..……………………………………… 4
2. Bagian Tengah, terdiri dari :
Bab I Pendahuluan, yang meliputi :
a. Latar Belakang …....……………………………………… 5
b. Tujuan Umum …...………………………………………. 6
c. Tujuan Pembelajaran ………………………………………. 7
d. Manfaat Praktik Kerja Industri ……………………………... 8
e. Kegiatan Peserta Praktik di Industri ……………………….. 9
Bab II Uraian Umum, yang meliputi :
a. Tinjauan Umum tentang “ RS Baptis Kediri ” ……………… 10
b. Sejarah singkat “ RS Baptis Kediri ” ….……………………. 11
c. Struktur Organisasi di “ RS Baptis Kediri ” ...……………… 12
d. Deskripsi tugas di “ IFRS Baptis Kediri ” …………………. 13
e. Pengelolaan “ IFRS Baptis Kediri ” …………………………. 14
f. Persyaratan Apoteker Pengelola Instalasi Farmasi ...………. 15
g. Kelengkapan “ IFRS Baptis Kediri ” ………………………... 16
h. Jenis Pelayanan “ IFRS Baptis Kediri ” …………………….. 17
Bab III Penutup, yang meliputi :
a. Kesimpulan
………………………………………………… 18
b. Saran
………………………………………………………. 19
3. Bagian Akhir, terdiri dari :
a. Daftar Pustaka ……………………………………………… 20
b. Daftar Lampiran ……………………………………………. 21
DAFTAR GAMBAR
3
1
1 2
1
1 1
15
5
5
6
6
4
44
7
Denah Farmasi Rawat Inap RS Baptis Kediri
Keterangan :
1 = Rak Obat Reguler
2 = Lemari Narkotika dan Psikotropika
3 = Tempat Penyerahan Obat
4 = Kursi
5 = Rak Alat Kesehatan
6 = Rak Obat Inhealth
7 = Kasir
Denah Farmasi Blok A RS Baptis Kediri
Keterangan :
1 = Rak Obat Reguler
2 = Meja Peracikan
3 = Lemari Psikotropika
4 = Lemari Narkotika
5 = Meja Pengkajian Resep
6 = Tempat Penyerahan Obat
7 = Kasir Blok A
Denah Farmasi Blok B RS Baptis Kediri
1
1
1 1
1
2
3
4
5
6
7
Keterangan :
1 = Kasir Blok B 4 = Lemari Narkotika dan Psikotropika
2 = Rak Obat Reguler 5 = Meja Pengkajian Resep
3 = Tempat Penyerahan Obat
Denah Farmasi Blok C RS Baptis Kediri
1
2
5
2
4
223
Keterangan :
1 = Rak Obat Reguler
2 = Meja Peracikan
3 = Meja Pengkajian Resep
4 = Rak Persediaan
5 = Kasir Blok C
6 = Tempat Penyerahan Obat
3
4
1
1
1
5 6
Denah Gudang Logistik Farmasi RS Baptis Kediri
Keterangan :
1 = Rak Penyimpanan Obat
2 = Tempat Penyimpanan Sediaan Infus
3 = Meja Administrasi ( Penerimaan Perbekalan Farmasi )
BAB 1
1
11
1
1
33
2
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu upaya meningkatkan pengetahuan,
pemahaman, ketrampilan serta kemampuan di bidang kefarmasian atau bidang yang
berkaitan dengan kefarmasian yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Selain
itu juga berfungsi sebagai kegiatan pengembangan sumber daya manusia untuk
meningkatkan potensi dan produktivitas secara optimal, serta untuk mendapatkan
wawasan, pengetahuan, dan ketrampilan dibidang farmasi. Diharapkan dengan
adanya Praktik Kerja Industri (Prakerin) ini dapat meningkatkan potensi serta
mempersiapkan diri untuk mampu berkompetisi dan lebih siap serta matang berperan
sebagai tenaga kefarmasian dengan menerapkan kode etik seorang farmasi. Siswa
Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi dibekali materi umum (Normatif), pengetahuan
dasar penunjang (Adaptif), serta teori dan ketrampilan dasar kejuruan (Produktif).
SMK Farmasi memiliki kegiatan yaitu melaksanakan Prakerin yang ditujukan untuk
menambah pengetahuan serta pengalaman siswa dan juga sebagai syarat untuk
mengikuti Ujian Akhir Nasional Tahun ajaran 2014 - 2015
Disini, SMK Farmasi Katolik Wiyata Farma Kertosono menggunakan sarana
Prakerin yaitu, Sarana Kesehatan sebagai tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan pengupayaan kesehatan. Sarana Kesehatan yang digunakan adalah
Rumah Sakit dan Apotek. Salah satunya terdapat pada UU No. 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan adalah mencakup pembuatan, pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengadaan, penyimpanan, distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat
berdasarkan resep dokter, pengembangan obat, serta bahan obat atau obat tradisional.
Sesuai dengan kejuruan SMK Farmasi Katolik Wiyata Farma Kertosono di bidang
kesehatan, maka dilakukannya Prakerin di Rumah Sakit tepatnya di Instalasi Farmasi.
B. TUJUAN UMUM
Berikut ini merupakan tujuan dari Prakerin, yaitu :
Memberikan pengalaman kerja kepada siswa, serta membandingkan pelajaran
yang terdapat di sekolah dengan pengetahuan dan pengalaman yang didapat di
Instalasi Farmasi RS Baptis Kediri, serta memahami hubungan antara
pelajaran yang didapat dengan pekerjaan sebagai Asisten Apoteker di Rumah
Sakit.
Memberi pengakuan serta penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai
bagian dari proses pendidikan.
Mengetahui peran Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian dalam
mengelola obat di RS Baptis Kediri dan memberikan Pelayanan Kefarmasian.
Memperkokoh hubungan keterkaitan dan kesepaduan ( Link and Match )
antara Sekolah dan Industri.
Mengatur pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
Mengatur pembuatan Laporan Praktik Kerja Lapangan
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Selain itu tujuan yang paling penting adalah, sebagai berikut :
Mengetahui Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas ( Job Description ) di
Instalasi Farmasi RS Baptis Kediri
Mengetahui fungsi pengelolaan obat di lingkungan Rumah Sakit
Mengetahui tentang pengadaan, administrasi, dan pendistribusian obat
Mengetahui pengkhususan pelayanan dengan system blok
Mengetahui berbagai macam jenis obat baik dengan nama Generik maupun
dengan nama Paten yang belum pernah dijumpai di Sekolah
Mengetahui pengetahuan tentang fungsi, tugas, dan wewenang Asisten
Apoteker di Instalasi Farmasi
E. MANFAAT
Adapun manfaat dilaksanakannya Prakerin antara lain :
Mengetahui tentang Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas yang terdapat di
Instalasi Farmasi RS Baptis Kediri
Calon Tenaga Teknis Kefarmasian diharapkan mampu memahami fungsi dan
peran Tenaga Teknis Kefarmasian di RS Baptis Kediri
Mengetahui tentang sistem pelayanan yang terdapat di Instalasi Farmasi RS
baptis
Mampu menjalin kerjasama dan komunikasi dengan petugas kesehatan lain
secara professional
Calon Tenaga Teknis Kefarmasian diharapkan mampu berfikir secara umum
untuk melihat perbedaan antara teori dan praktik
F. KEGIATAN PESERTA PRAKERIN
Minggu Pertama di IFRS Baptis Kediri :
a. Mempresentasikan tentang Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit
b. Mempelajari sediaan yang ada di Gudang Logistik Farmasi
c. Mempelajari tentang Alur Pengadaan Obat, Penerimaan Obat, dan Retur
Obat
Minggu Kedua di IFRS Baptis Kediri :
a. Belajar membaca Resep
b. Pengenalan tentang Farmasi Blok A
c. Mempelajari sediaan dagang dan generic di Farmasi Blok A
d. Mengamati proses pelayanan kefarmasian di Farmasi Blok A
e. Mempelajari alur pelayanan resep di Farmasi Blok A
f. Mengamati proses Dispensing
g. Menyesuaikan Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit dengan
Pelayanan Kefarmasian di Farmasi Blok A
h. Melakukan pengamatan proses KIE kepada pasien
Minggu Ketiga di IFRS Baptis Kediri
a. Pengenalan tentang Farmasi Blok B
b. Mempelajari sediaan dagang dan generic di Farmasi Blok B
c. Mengamati proses Dispensing
d. Mengamati proses pelayanan kefarmasian di Farmasi Blok B
e. Mempelajari alur pelayanan resep di Farmasi Blok B
f. Pengamatan proses KIE kepada pasien
g. Menyesuaikan Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit dengan
Pelayanan Kefarmasian di Farmasi Blok B
h. Belajar membaca resep
i. Melayani resep sesuai dengan dosis yang diminta
j. Menyetok persediaan obat yang masuk
k. Pengenalan tentang Farmasi Blok C
l. Mempelajari sediaan dagang dan generic
m. Mengamati proses Dispensing
n. Mengamati proses pelayanan kefarmasian di Farmasi Blok C
o. Mengamati proses KIE kepada pasien
p. Menyetok persediaan obat yang keluar
q. Belajar membaca resep dan mengambil sediaan sesuai dengan dosis yang
diminta
Minggu Keempat di IFRS Baptis Kediri
a. Pengenalan tentang Farmasi Rawat Inap
b. Mempelajari sediaan dagang dan generic, serta macam-macam Alat
Kesehatan
c. Mengamati proses Dispensing
d. Mengamati proses pelayanan kefarmasian di Farmasi Rawat Inap
e. Mengamati proses KIE kepada pasien
f. Mengamati proses pengambilan obat Inhealth dan regular
g. Mempelajari system distribusi obat untuk pasien rawat inap
h. Mempelajari system DDD ( Daily Doses Dispensing )
i. Mempelajari alur permintaan obat rawat inap bila dokter tidak ada
ditempat atau permintaan baru yang mendadak
j. Mempelajari alur pengerjaan IGD pulang
k. Mempelajari pengerjaan obat pasien rawat inap disertai informasi obat
pulang dan telaah resep
l. Mempelajari alur pengerjaan pasien Instalasi Rawat Jalan pulang di
Farmasi Rawat Inap
m. Mempelajari alur pemesanan obat Inhealth
Terdapat pula Hak dan Kewajiban selama masa Prakerin berlangsung, antara lain :
Hak Peserta Prakerin
1. Mendapatkan kwitansi pembayaran biaya Prakerin
2. Mendapatkan kartu tanda pengenal sebagai praktikan
3. Mendapatkan kesempatan, fasilitas dan pembimbingan Prakerin sesuai
kesepakatan
4. Mendapatkan Sertifikat Prakerin
Kewajiban Peserta Prakerin
1. Menyelesaikan tanggung jawab administrasi
2. Berkoordinasi dengan pejabat berwenang di tempat Prakerin dan menaati
peraturan yang ada di ruang tersebut
3. Berpakaian rapi/seragam, menjaga kesopanan dan menghargai hak-hak
pasien
4. Melakukan praktik sesuai standart pelayanan yang ditetapkan
5. Tidak melakukan hal-hal yang merugikan dan membahayakan pasien
6. Menjaga nama baik RS Baptis Kediri
7. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan Prakerin dengan melaporkannya ke
Rumah Sakit Baptis Kediri
Disamping itu juga, peserta Prakerin harus mengupayakan Kesanggupan Etika
Prakerin, yaitu :
1. Selama Prakerin menjaga kesopanan dan menghargai hak-hak pasien untuk
bersedia dan tidak bersedia diberi layanan.
2. Selama Prakerin tidak merugikan reputasi dan pelayanan RS Baptis Kediri.
3. Selama Prakerin tidak melakukan tindakan yang membahayakan
keselamatan pasien.
4. Selama Prakerin tidak melakukan tindakan yang merugikan pasien.
5. Selama Prakerin sanggup mentaati peraturan dan tata tertib di RS Baptis
Kediri.
Jika terjadi pelanggaran Etika selama masa pembelajaran peserta Prakerin, maka akan
dikenai sanksi pelanggaran, yaitu :
1. Permintaan maaf kepada pasien yang telah dirugikan akibat pelanggaran
yang dilakukan peserta Prakerin.
2. Pemindahan tempat Prakerin jika menimbulkan suasana kerja tidak nyaman.
3. Konsekuensi hukum atas kelakuan selama Prakerin yang memfitnah atau
merusak reputasi RS Baptis Kediri
BAB II
URAIAN UMUM
A. TINJAUAN RUMAH SAKIT UMUM
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah sakit
adalah suatu lembaga komunitas yang merupakan instrument masyarakat yang
menjadi titik fokus untuk mengkoordinasikan dan menghantarkan pelayanan
kesehatan kepada komunitasnya. Berdasarkan hal tersebut, rumah sakit dapat
dipandang sebagai suatu struktur terorganisasi yang menggabungkan bersama semua
profesi kesehatan, fasilitas diagnostik dan terapi, alat dan perbekalan serta fasilitas
fisik ke dalam suatu sistem terkoordinasi untuk penghantaran pelayanan kesehatan
bagi masyarakat.
Menurut Undang Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit, Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan
kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative
Untuk menjalankan tugas sebagaimana yang dimaksud, rumah sakit mempunyai
fungsi sebagai berikut :
Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan Standar Pelayanan Rumah Sakit.
Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai dengan kebutuhan
medis.
Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
Indikator merupakan variabel ukuran atau tolok ukur yang dapat menunjukkan
indikasi-indikasi terjadinya perubahan tertentu. Menurut Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor 228/MENKES/SK/III/2002 tentang Pedoman Penyusunan
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang wajib dilaksanakan daerah, untuk
mengukur kinerja rumah sakit ada beberapa indikator, yaitu
Input, yang dapat mengukur pada bahan alat sistem prosedur atau orang yang
memberikan pelayanan misalnya jumlah dokter, kelengkapan alat, prosedur
tetap dan lain-lain.
Proses, yang dapat mengukur perubahan pada saat pelayanan yang misalnya
kecepatan pelayanan, pelayanan dengan ramah dan lain-lain.
Output, yang dapat menjadi tolok ukur pada hasil yang dicapai, misalnya
jumlah yang dilayani, jumlah pasien yang dioperasi, kebersihan ruangan.
Outcome, yang menjadi tolok ukur dan merupakan dampak dari hasil
pelayanan sebagai misalnya keluhan pasien yang merasa tidak puas terhadap
pelayanan dan lain-lain.
Benefit, adalah tolok ukur dari keuntungan yang diperoleh pihak rumah sakit
maupun penerima pelayanan atau pasien yang misalnya biaya pelayanan yang
lebih murah, peningkatan pendapatan rumah sakit.
Impact, adalah tolok ukur dampak pada lingkungan atau masyarakat luas
misalnya angka kematian ibu yang menurun, meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat, meningkatnya kesejahteraan karyawan.
Menurut Undang Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit, Rumah Sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya,
antara lain :
Berdasarkan jenis Pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan
dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah sakit Khusus,
Rumah Sakit Umum, memberikan pelayanan kesehatan pada semua
bidang dan jenis penyakit.
Rumah Sakit Khusus, memberikan pelayanan utama pada satu bidang
atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan
umur, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.
Berdasarkan Pengelolaannya, Rumah Sakit dapat dibagi menjadi Rumah Sakit
Publik dan Rumah Sakit Privat,
Rumah Sakit Publik sebagaimana yang dimaksud dapat dikelola oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan badan hukum yang bersifat
nirlaba. Rumah Sakit Publik yang dikelola pemerintah dan pemerintah
daerah diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan
Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Rumah Sakit Publik yang dikelola
pemerintah dan pemerintah daerah sebagaimana yang dimaksud tidak
dapat dialihkan menjadi Rumah Sakit Privat.
Rumah Sakit Privat sebagaimana dimaksud dikelola oleh badan
hukum dengan tujuan profit yang terbentuk perseroan terbatas atau
persero
Menurut Undang Undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit, Rumah Sakit Umum diklasifikasikan sebagai berikut :
Rumah Sakit Umum Kelas A
Rumah Sakit Umum Kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan subspesialistik
luas.
Rumah Sakit Umum Kelas B
Rumah Sakit Umum Kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya sebelas
spesialistik dan subspesialistik terbatas.
Rumah Sakit Umum Kelas C
Rumah Sakit Umum Kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar.
Rumah Sakit Umum Kelas D
Rumah Sakit Umum Kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar
A. TINJAUAN RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI
Data Umum RS Baptis Kediri
Nama : Rumah Sakit Baptis Kediri
Pemilik Yayasan : Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia
Direktur : DR.dr. Hudi Winarso, Sp.And, M.Kes
Berdiri : 28 Februari 1957
Kelas : Kelas B
Akreditasi : 16 Pelayanan
Tempat Tidur : 214 Tempat Tidur
Luas Bangunan : 15.470,26 m2
Luas Tanah : 21.202 m2
Alamat : Jl. Brigjen (pol) I.B.H. Pranoto 1-7 Kediri, Jawa Timur
Nomor Telepon : (0354) 682170, 684172
Faksmile : (0354) 681173
E-mail : [email protected]
Website : www.rsbaptiskdr.com
VISI
Menjadi Rumah Sakit Pilihan dan Rujukan Utama dengan dasar Kasih Kristus
MISI
1. Memberikan pelayanan kesehatan prima secara Holistik, berlandaskan Kasih
Kristus kepada setiap orang tanpa membedakan Status Sosial, Golongan,
Suku dan Agama.
2. Memberikan pelayanan kesehatan berstandart akkreditasi terbaik
NILAI DASAR
Iman, Pengaharapan, dan Kasih
BUDAYA ORGANISASI
Keramahtamahan dan Kekeluargaan
MOTTO
“SAHABAT TERPERCAYA MENUJU SEHAT”
FASILITAS DAN PELAYANAN
Pelayanan 24 jam
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Laboratorium
3. Instalasi Farmasi
4. Instalasi Radiologi
5. Instalasi Bedah Sentral
Pelayanan Rawat Jalan
1. Spesialis Penyakit Dalam
2. Spesialis Bedah Umum
3. Spesialis Bedah Ortopedi
4. Spesialis Bedah Urologi
5. Spesialis Anak
6. Spesialis Kandungan dan Kebidanan
7. Spesialis Saraf
8. Spesialis Jantung
9. Spesialis Kedokteran Jiwa
10. Spesialis Mata
11. Spesialis THT-KL
12. Spesialis Andrologi
13. Spesialis Ortodonsi
14. Anti Aging
15. Sistem Blok
16. Sistem SIM
17. Ruangan Ber-AC
Pelayanan Rawat Inap
1. Kelas III
2. Kelas II
3. Kelas I
4. VIP
5. VVIP
6. IPI
7. Risti
8. Isolasi
Klinik Tumbuh Kembang
Pelayanan kepada anak-anak dengan masalah atau keabnormalan pertumbuhan
dan perkembangan
1. Medis
2. Gizi
3. Fisioterapis
4. Terapi Wicara
5. Psikologis
Klinik Ortodonsi
Perawatan meratakan gigi
1. Gigi mrongos, gingsul, berjejal, bogang
2. Muka burung, gigi atas maju
3. Gigi bawah terlalu maju
4. Paska kecelakaan, rahang patah
5. Gigi goyang, modot, miring
Layanan Treadmill
Suatu uji latih beban jantung untuk mengetahui Penyakit Jantung Koroner (PJK)
1. Mengetahui beban jantung yang aman
2. Menilai kegawatan irama jantung
3. Menilai respon tekanan darah
4. Menilai kemampuan Cardiopulmoner
5. Mendapatkan gambaran kekuatan otot jantung
Layanan Ekokardiografi
Pemeriksaan jantung canggih dengan menggunakan ultrasonografi.
Manfaat
1. Mengetahui penyakit jantung bawaan
2. Menilai fungsi jantung
3. Menilai kontraksi otot jantung
4. Menilai kelainan katub jantung
5. Menilai keadaan pembuluh koroner
6. Menilai terdapatnya thrombus
7. Menilai adanya Infark Jantung
8. Menilai adanya peradangan jantung
9. Menilai komplikasi jantung
Medical Check Up
1. Paket Ekonomis ( Pelajar, Mahasiswa, Calon pengantin, Tenaga kerja )
2. Paket Premium
3. Paket Silver
4. Paket Gold
Sarana dan Prasarana
1. Gedung nyaman dan aman
2. Area parkir luas
3. Anjungan Tunai mandiri ( ATM)
4. Taman Dahar, Kantin, Toko Buku
Berikut ini adalah daftar Dokter RS Baptis Kediri, sesuai dengan tempat praktik masing-masing,
BLOK A (Klinik Lantai 1)
Jantung & Pembuluh Darah : dr. Arijanto, Sp.JP FIHA
Saraf : dr. Novian Wibowo, Sp.S
Mata : dr. Rosse E. Grace Lomboan, Sp.M
Kedokteran Jiwa : dr. Hedina Suwondo, Sp.KJ
BLOK B (Klinik Lantai 1)
Penyakit dalam : dr. Sebastianus Jobul, Sp.PD
dr. Heru Hermawan , Sp.PD
dr. Rahaju Astuti Gunadi
dr. Mary Elisabeth W.M.
Bedah umum : dr. Dominggus Langgar, Sp.B
dr. Andreas Wahyudi, Sp.B
Bedah urologi : dr. Prijambodo Tjatur Adi, Sp.U
Bedah Ortopedi : dr. Yoyok Prasetijo K, Sp.OT
Kebidanan & Kandungan : dr. Arnold K. Serworwora, Sp.OG
BLOK C (Klinik Lantai 2)
Anak : dr. Iva Yuana, M.Si.Med., Sp.A
dr. Rihi Here Willa, Sp.A
Andrologi : Dr. dr. Hudi Winarso, M.Kes., S.And
THT-KL : dr. Suharyono, Sp.THT-KL
dr. Lidwina, Sp.THT-KL
Anti Aging : dr. Sukoyo Suwandani, M.Biomed
KLINIK GIGI (Lantai 1)
Ortodonsi : drg. Petrus Rimba, Sp.Ort
Gigi : drg. Martitik Sumadani
drg. Christinne Triwidawati
drg. Avi Yulinda Fury
Anastesi : dr. Marolop Sihombing, Sp.An
Radiologi : dr. Franco Jesaja W. S.Rad
Patologi Klinik : dr. Eva Nirmala, Sp.PK
Asuransi Inhealth : dr. Wisnaningsih
Instalasi Rawat Jalan : dr. Ruth Winanti K.
GEDUNG DUVALL (Lantai 1)
Klinik Rehabilitasi Medik : dr. Guido Okta Vianney, Sp.KFR
dr. Dewi Gunawan, Sp.KFR
Instalasi Gawat Darurat : dr. Lilik Wahyu Endang
dr. Wahyu Yulianto
dr. Yunita Lilliana
dr. Lina Aprilia
dr. Pebtu Gita hartanto
dr. Ivan Christianto Jobul
dr. Christophorus Oetama Adiatmaja
B. SEJARAH RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI
“Rumah Sakit Baptis” Kediri dibidani oleh Badan Misi Amerika untuk kesehatan di
Indonesia yang datang pada tahun 1951 dengan tujuan menyatakan cinta kasih Yesus
Kristus di bidang kesehatan dalam rangka mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.
“Rumah Sakit Baptis” Kediri dirintis pada bulan September 1954 oleh Miss Ruth L.
Ford bersama Miss Everly Hayes dengan membuka sebuah klinik kesehatan di desa
Semampir, Kediri yang mulai operasional pada tanggal 28 Februari 1955 dan
diresmikan oleh dr. Saiful Anwar selaku kepala IKES Jawa Timur. Pada tanggal 28
Februari 1957 ditutup dan sebagai gantinya dibuka klinik baru di desa Bangsal,
Kecamatan Pesantren. Peristiwa ini kemudian ditetapkan sebagai kelahiran “Rumah
sakit Baptis” Kediri.
Dokumen tertulis yang menyatakan alasan keberadaan “Rumah Sakit Baptis”
Kediri yang tercantum dalam sambutan dr. Kathleen C.Jones, MD selaku direktur
menyebutkan bahwa Rumah Sakit Baptis Kediri ada karena ingin meneladani
pelayanan Yesus Kristus. “Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea, Ia mengajar di
rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil kerajaan Allah serta melenyapkan segala
penyakit dan kelemahan diantara bangsa itu. Maka tersiarlah berita tentang Dia
diseluruh Syria dan dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya, lalu
Yesus menyembuhkan mereka.”(Matius 4:23-24)
C. DESKRIPSI TUGAS
a. Kepala Instalasi Farmasi :
Bertanggung jawab terhadap berjalannya seluruh fungsi dan kegiatan
kefarmasian di lingkungan RS Baptis Kediri
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan rencana strategis dan program
kerja Instalasi Farmasi
Melakukan kajian untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di RS
Baptis Kediri
Mengkoordinasi fungsi pelayanan lintas sekitar yang mendukung
pelaksanaan pekerjaan kefarmasian di lingkungan RS Baptis Kediri
Menyusun laporan pertanggungjawaban terhadap kegiatan kefarmasian
dalam periode pelaporan tertentu secara administrative dan legal hukum
Melakukan pengembangan staf dan program pendidikan sesuai dengan
musrenbag Instalasi Farmasi
Mengkoordinir pengumpulan data evaluasi dalam upaya pengembangan
Formularium RS Baptis Kediri, pada perannya sebagai sekretaris Panitia
Farmasi dan Terapi
b. Penanggung Jawab Farmasi Rawat Inap :
Mengkoordinasi pelaksanaan teknis pekerjaan kefarmasian di Depo Farmasi
Rawat Inap
Mensupervisi pelaksanaan teknis lain dalam pelaksanaan pekerjaan
kefarmasian di Depo Farmasi Rawat Inap
Memastikan berlangsungnya kegiatan administrasi dan pencatatan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku sebagai sumber data untuk evaluasi
Memberikan masukan evaluasi kegiatan dan penilaian karyawan pada
Kepala Instalasi Farmasi
c. Administrasi Farmasi Rawat Inap :
Melakukan rekapitulasi pengeluaran perbekalan farmasi dari Farmasi Rawat
Inap ke Ruang Perawatan
Merekap output kerja Farmasi Rawat Inap untuk dapat dikirimkan ke
Instalasi Rekam Medik dan Infokes
Koordinasi penjadwalan dinas untuk menunjang pelayanan farmasi di
Farmasi Rawat Inap
Stok akhir obat-obat golongan narkotika dan psikotropika dalam lemari
penyimpanan khusus
Membuat notulen pertemuan
d. Staf Pelaksana Pekerjaan Farmasi Rawat Inap
Menyiapkan permintaan obat dan alat kesehatan dari Ruang Perawatan
Menyiapkan pesanan obat pasien pulang
e. Penanggung Jawab Farmasi Rawat Jalan
Mengkoordinasi pelaksanaan teknis pekerjaan kefarmasian di Depo Farmasi
Rawat Jalan
Mensupervisi pelaksanaan teknis lain dalam pelaksanaan pekerjaan
kefarmasian di Depo Farmasi Rawat Jalan
Memastikan berlangsungnya kegiatan administrasi dan pencatatan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku sebagai sumber data untuk evaluasi
Memberikan masukan evaluasi kegiatan dan penilaian karyawan pada
Kepala Instalasi Farmasi
f. Administrasi Farmasi Rawat Jalan
Melakukan pencatatan pengeluaran obat dari Farmasi Rawat Jalan untuk
pasien asal Instalasi Rawat jalan
Menghitung jumlah pasien dan jumlah resep yang dikerjakan setiap hari
g. Staf Pelaksana Pekerjaan Farmasi Rawat jalan
Melakukan kegiatan administrasi stok obat yang dipakai
Menyiapkan obat pasien pulang
h. Penanggung Jawab Gudang Logistik Farmasi
Melakukan estimasi pembelian, penerimaan, penyimpanan, dan
mendistribusikan perbekalan farmasi dll dalam lingkup penunjang medis,
sesuai dengan peraturan yang berlaku
Mengontrol ketersediaan perbekalan farmasi untuk dapat menunjang
perbekalan farmasi
Inveristarisasi pemenuhan kebutuhan obat semua Depo Pelayanan Farmasi
baik di Rawat Inap dan Rawat jalan
Melakukan kegiatan administrasi berupa pencatatan manual dan
komputerisasi semua obat, bahan obat, reagen laboratorium
i. Penanggung Jawab Unit Kamar Steril
Mengkoordinir pelaksana teknis pekerjaan pengelolaan dan produksi bahan
menjadi steril
Mensupervisi pelaksanaan teknis pekerjaan di Unit kamar Steril
Memastikan pencatatan dan kegiatan administrasi berjalan sesuai dengan
persyaratan
Berperan aktif pada Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
j. Penanggung Jawab Monitoring dan Evaluasi
Melaksanakan evaluasi dan monitoring terhadap pencapaian kinerja dan
permasalahan yang berhubungan dengan pekerjaan kefarmasian
Mengupayakan upaya perbaikan mutu terlaksana sesuai dengan keputusan
yang disepakati
Mengkoordinasikan update keprofesian pada semua Tenaga Teknis
Kefarmasian di RS Baptis Kediri
D. PENGELOLAAN INSTALASI FARMASI RS BAPTIS KEDIRI
Dalam Instalasi Farmasi Rumah Sakit Baptis Kediri dikelola oleh seorang
Apoteker yang bernama Debby Christianti S.Farm, Apt dibantu oleh beberapa
Apoteker Pendamping dan Asisten Apoteker yang memenuhi persyaratan perundang
undangan yang berlaku dan bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan kefarmasian,
yang terdiri dari pelayanan paripurna yang mencakup perencanaan, pengadaan,
produksi, penyimpanan perbekalan farmasi/kesehatan, dispensing berdasarkan resep
bagi pasien rawat inap dan rawat jalan, pengendalian mutu, distribusi, dan
penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di Rumah sakit.
Pengelolaan Perbekalan Farmasi RS Baptis Kediri, meliputi
1. Memilih perbekalan farmasi sesuai dengan kebutuhan pelayanan
Rumah Sakit
2. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal
3. Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang
telah dibuat sesuai dengan ketentuan yang berlaku
4. Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
5. Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan
yang berlaku
6. Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan
persyaratan kefarmasian
7. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di Rumah
Sakit
Administrasi dan Pengelolaan, meliputi
1. Pelayanan diselenggarakan dan diatur demi berlangsungnya pelayanan
farmasi yang efisien dan bermutu
2. Adanya badan organisasi yang menggambarkan uraian tugas, fungsi,
wewenang dan tanggung jawab serta hubungan koordinasi baik
didalam atau diluar pelayanan farmasi yang ditetapkan oleh pimpinan
RS Baptis Kediri
3. Dokumentasi yang rapi dan rinci dari pelayanan farmasi dan dilakukan
evaluasi terhadap pelayanan farmasi setiap tiga tahun
Staf dan Pimpinan, meliputi
1. Pelayanan Farmasi diatur dan dikelola demi tercapainya tujuan
pelayanan
2. IFRS (Instalasi Farmasi Rumah Sakit) dipimpin oleh Apoteker yang
telah terdaftar di Dinkes Kota dan Provinsi dan mempunyai Surat Izin
Kerja
3. Pada pelaksanaannya Apoteker dibantu oleh Tenaga Ahli Madya dan
Tenaga Menengah Farmasi
4. Adanya uraian tugas dan (job description) bagi staf dan pimpinan
farmasi
5. Adanya Komite/Panitia Farmasi dan Terapi di rumah sakit dan
apoteker IFRS menjadi sekretaris komite/panitia.
Kebijakan dan Prosedur
1. Semua kebijakan dan prosedur yang dikeluarkan harus tertulis,
dicantumkan tanggal dikeluarkannya peraturan tersebut
2. Kebijakan dan prosedur yang ada harus mencerminkan standar
pelayanan farmasi dan tujuan dari pelayanan farmasi itu sendiri
3. Criteria kebijakan dan prosedur dibuat oleh kepala IFRS, serta Panitia
Farmasi dan Terapi
4. Obat hanya dapat diberikan setelah mendapat pesanan dari dokter, dan
dilakukan analisa secara kefarmasian
5. Harus ada system yang mendokumentasikan penggunaan obat yang
salah dan atau mengatasi masalah obat
Dalam pengelolaan dan pelayanan farmasi di RS Baptis Kediri, Tenaga Kefarmasian
(Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian) harus memenuhi standar kompetensi
sebagai Tenaga Kefarmasian, meliputi
Elemen dan Konseptual :
1. Perencanaan dan Penyimpanan sediaan Farmasi
2. Penyediaan dan Penyerahan perbekalan Farmasi
3. Penyediaan Pelayanan Farmasi
4. Partisipasi dalam penggunaan sediaan Farmasi yang rasional
5. Penyediaan Informasi Kefarmasian
6. Pengembangan Pelayanan Kefarmasian
7. Penerapan kemampuan manajerial/organisasional dalam pekerjaan
kefarmasian, pemahaman UU dan Peraturan dalam implementasi Akreditasi
RS
.
E. PERSYARATAN APOTEKER PENGELOLA INSTALASI FARMASI
1. Apoteker harus mempunyai SIPA dan STRA
2. Telah mengucapkan janji/sumpah sebagai Apoteker
3. Ijazah Apoteker telah terdaftar di Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten tempat
Pekerjaan Kefarmasian dilakukan
4. Mempunyai pengalaman minimal 2 tahun dibagian farmasi Rumah Sakit
5. Mempunyai kemampuan untuk melihat masalah, menganalisa, dan
memecahkan masalah
6. Mampu melakukan akuntabilitas praktik kefarmasian
7. Terdaftar di Asosiasi Profesi Apoteker
8. Sehat fisik dan mental untuk melaksanakan tugas sebagai seorang Apoteker
9. Mampu memberikan pelayanan kefarmasian
10. Tidak bekerja di Industri Farmasi, Apotek, Klinik lain
11. Mampu mengelola manajemen praktis farmasi
12. Mampu melaksanakan penelitian dan pengembangan dibidang farmasi
klinik
F. KELENGKAPAN PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI
Perbekalan Farmasi
Instalasi Farmasi RS Baptis Kediri menyediakan perbekalan farmasi yang
dibutuhkan masing-masing blok dan ruangan di RS Baptis Kediri, meliputi
1. Alat Kesehatan
2. Cairan Infus
3. Injeksi (Ampul/Vial)
4. Obat-obatan Generik (Tablet, Kaplet, Syrup, Dry Syrup)
5. Obat-obatan dengan nama Dagang (Tablet, Kaplet, Syrup, Dry Syrup)
6. Reagensia Laboratorium
7. Gas Medis ( Gudang Umum )
Salinan resep (Copy Resep)
Salinan resep adalah salinan yang dibuat oleh Instalasi Farmasi RS Baptis
Kediri jika sediaan yang ada di resep tidak tersedia.
Etiket
Etiket berisi segala aturan tentang pemakaian sediaan farmasi. Kelengkapan
pada etiket,
1 Tanggal penulisan etiket
2 Nama pasien
3 No. klinik
4 Keterangan tentang aturan pakai obat
Etiket dibedakan menjadi 2 warna yaitu putih dan biru, putih untuk obat
dengan pemakaian secara oral (mulut) atau obat yang diminum, sedangkan
yang berwarna biru untuk obat dengan pemakaian luar. Pada wadah pula
dipasang etiket tambahan, misalnya Obat Diminum Sampai Habis, Simpan
Ditempat Kering.
Skrininng Resep (Pengkajian Resep)
Kegiatan dalam pelayanan kefarmasian yang dimulai dari seleksi persyaratan
administrasi, persyaratan farmasi, dan persyaratan klinik baik untuk pasien
rawat inap maupun rawat jalan.
Persyaratan administrasi, meliputi
1 Nama, SIP, dan Alamat Dokter
2 Tanggal Penulisan Resep
3 Tanda tangan/paraf dokter penulis resep
4 Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien
5 Nama obat, potensi, dosis, jumlah yang diminta
6 Cara pemakaian yang jelas
Persyaratan farmasi, meliputi
1 Bentuk sediaan obat, dosis, potensi
2 Stabilitas obat dan Inkompatibilitas
3 Cara dan lama pemberian
Persyaratan klinik, meliputi
1 Ketepatan indikasi, dosis, dan waktu penggunaan obat
2 Duplikasi pengobatan
3 Alergi, interaksi dan efek samping obat
4 Kontra indikasi
5 Efek adiktif
Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter
penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternative seperlunya
bila perlu menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan.
G. JENIS PELAYANAN DI IFRS BAPTIS KEDIRI
Alur Pelayanan Resep yang dilayani Farmasi Rawat Inap ( dari ) :
1. IGD
a. Inhealth
- Opname ( Masuk langsung opname )
- Pulang ( Masuk langsung pulang )
- Pada saat Opname
- Setelah Opname, pulang
b. Reguler
- Opname ( Masuk langsung opname )
- Pulang ( Masuk langsung pulang )
- Pada saat Opname
- Setelah Opname, pulang
2. KLINIK
a. Inhealth
- Hanya untuk Pasien Purna
- Pasien ( Karyawan ) Verifikasi/Acc di Loket 10 Apotek
- Pasien ( Umum ) Apotek
b. Reguler
PENGAMBILAN OBAT DI INSTALASI RAWAT JALAN
A. Buku Administrasi
1. Buku Register Obat Pasien Pulang/Kontrol ( PURNA )
2. Buku Penyerahan Obat Pasien Opname ( INHEALTH )
3. Buku Register Obat Pasien INHEALTH ( IGD/Klinik/Opname/Pulang )
4. Buku Penyerahan Obat Pasien Opname ( PURNA )
5. Laporan Dinas INHEALTH
6. Buku Pengambilan Obat Pasien INHEALTH Pulang
7. Buku Pengambilan Obat ( PURNA )
8. Buku Penerimaan Resep Pasien Pulang/Kontrol VIP dan VVIP
9. Buku Penerimaan Resep Pasien Pulang ( Opname – Pulang ) Rawat Inap
10. Daftar Nama Pasien IGD/Klinik/Ruangan yang obatnya belum diambil
11. Buku Register Pasien ambil obat Resep separo Farmasi Rawat Inap
12. Buku Register obat Pasien REGULAR ( IGD/Klinik/Opname/Pulang )
PENJELASAN ALUR PELAYANAN DI FARMASI RAWAT INAP
A. IGD ( Inhealth )
Opname ( Masuk Langsung Opname )
Obat diberikan 1 hari, Opname, Besoknya obat diberikan per 3 hari ( untuk
pengambilan obat sendiri, langsung di Loket 10 )
Alur Pengambilan Obat :
Resep datang ( Resep + Foto Copy Inhealth ). Jangan lupa untuk menulis sediaan
farmasi yang ada di resep kedalam buku Register pasien opname ( Inhealth ). Dilihat
pada buku Daftar Nama Periksa Inhealth sesuai dengan status pasien ( Purna,
Karyawan, Umum ), sudah ada belum ? Kalau belum ada dibuatkan baru pada Kartu
Obat Pasien. Kemudian kartu Inhealthnya diberi nomor sesuai dengan Nomor Daftar
Periksa Akses Inhealth. Kalau sudah ada di buku Daftar Periksa, obat yang ada di
Resep ditulis pada Kartu Obat Pasien. Setelah itu, masukkan nama obat yang ada di
Resep kedalam Lembar Pemakaian Obat Rawat Inap (Hijau). Berikan No. Urut sesuai
dengan Status Pasien. Kemudian proses pemberian Etiket, Pengambilan Obat, Dalam
pengambilan obat harus memperhatikan Formularium Obat Inhealth untuk
menentukan batas maksimum penggunanaan sediaan tersebut. Dalam pengambilan,
terdapat pada Rak tersendiri yang memang diatur sedemikian rupa untuk obat-obat
Inhealth. Pengecekan kembali sediaan farmasi yang diambil sebelum diserahkan ke
pasien. Penyerahan obat yang sebelumnya Pasien disuruh untuk memberikan paraf di
Resep dan Buku Penyerahan Obat Pasien Opname (Inhealth), KIE.
Kelengkapan Resep setelah KIE ( Nomor Resep (walaupun terdapat lebih dari 1
lembar, penomoran tetap satu pada waktu resep datang), Resep, Form. Permintaan
Obat Khusus (kalau ada), Lembar Pemakaian Obat Inhealth (putih untuk farmasi,
hijau untuk perawat), Kartu Obat Pasien sesuai dengan status pasien, Surat Jaminan
Pelayanan. Untuk plastic dijepret dengan No Urut. Kelengkapan Resep ditaruh di
tempat tersendiri ( Opname )
Pulang ( Masuk Langsung Pulang )
Obat diberikan 3 hari, Resep datang + FC Inhealth + SJP
Alur Pengambilan obat :
Resep datang ( Resep + FC Inhealth + SJP ), dilihat pada buku daftar nama periksa
Inhealth, sudah ada belum ? ( Sesuai dengan status pasien ). Memberikan No. Urut
sesuai dengan status pasien. Kalau belum ada dibuatkan baru pada Kartu Obat Pasien,
kemudian kartu Inhealthnya diberi nomor sesuai dengan nomor daftar periksa akses
Inhealth. Kalau sudah ada di buku daftar periksa, ditulis pada Kartu Obat. Menulis
jenis obat yang diambil pada buku Register pengambilan Obat Inhealth pulang.
Penulisan etiket, pengambilan obat. Dalam pengambilan obat harus memperhatikan
Formularium Obat Inhealth untuk menentukan batas maksimum penggunanaan
sediaan tersebut. Dalam pengambilan, terdapat pada Rak tersendiri yang memang
diatur sedemikian rupa untuk obat-obat Inhealth. Jika ada obat yang tidak tersedia di
rak tersebut, bisa dibelikan di Apotek. Apabila suatu sediaan mempunyai batas
maksimum 60, sedangkan yang dibutuhkan adalah 90, maka pasien harus membayar
sisa obat 30 itu, karena obat tidak ditanggung oleh Asuransi ( Inhealth ). Pengecekan
sediaan farmasi yang diambil, sebelum diserahkan pasien. Penyerahan obat yang
sebelumnya pasien disuruh untuk memberikan paraf di resep dan buku pengambilan
obat pasien Inhealth pulang, KIE.
Kelengkapan resep setelah KIE ( No. Resep , Resep, Form. Permintaan obat khusus
( kalau ada ), FC Surat Jaminan Pelayanan )
Pada Saat Opname
Alur Pengambilan obat :
Perawat datang ke Depo Farmasi Rawat Inap dengan membawa Resep + Lembar
Pemakaian Obat Inhealth ( Hijau ). Memberikan No. Urut sesuai dengan status
pasien. Jangan lupa untuk mengisi sediaan farmasi yang ada di resep tersebut
kedalam buku Register pasien Opname ( Inhealth ). Kemudian petugas farmasi
mencari ( rumah ) Kartu Obat Pasien, dan mengisinya. Selain itu petugas juga
mengisi Lembar Pemakaian Obat Rawat Inap. Setelah itu melihat pada buku
Formularium Obat Inhealth untuk menentukan batas maksimum obat yang diberikan.
Pengambilan obat terdapat pada Rak tersendiri ( khusus Inhealth ). Jika ada obat yang
tidak tersedia di rak tersebut, bisa dibelikan di Apotek. Setelah mengambil obat,
jangan lupa menulis jenis-jenis obat yang diambil di resep kedalam Buku penyerahan
obat Opname ( Inhealth ). Pengecekan kembali jenis sediaan yang diambil, kemudian
memberikan potongan no. Urut untuk dijepretkan pada plastik dan ditulisi nama serta
No. Klinik. Kemudian perawat ditelpon untuk memberitahu pasien, bahwa obat sudah
dapat diambil. Pasien datang membawa kwitansi pembayaran. Kwitansi yang
dimaksud adalah bukti pembayaran selain obat yang ditanggung oleh Inhealth.
Sediaan farmasi diberikan kepada pasien dengan membawa Lembar pemakaian Obat
Rawat Inap (Hijau) untuk diberikan kepada perawat. Setelah itu kelengkapan resep
ditempatkan pada tempat tersendiri ( di kardus yang ditulisi Pasien Inhealth Masih
Opname )
Setelah Opname Pulang
Perawat datang dengan membawa Resep pulang + Intake - Output + Surat Jaminan
Pelayanan asli, Foto Copy Form. Obat, Perasat dan Makanan, Lembar Pemakaian
Obat Rawat Inap Hijau, kemudian obat-obat yang masih tersisa beserta Slip Retur.
Lalu perawat menuliskan data singkat tentang pasien pulang pada buku penerimaan
Resep Pasien Pulang ( Opname - Pulang ) Rawat Inap. Setelah itu petugas farmasi
memberikan no. Urut sesuai dengan status pasien. Petugas farmasi menuliskan obat-
obat tersebur di buku Register obat pasien inhealth pulang. Kemudian petugas
farmasi menuliskan sisa obat pada baris ke 2 di obat tersebut dalam Lembar
pemakaian obat. Mencari tempat pasien inhealth opname, menuliskan obat pada
lembar pemakaian obat rawat inap putih, kartu obat pasien. Penulisan etiket,
pengambilan obat. Melihat pada buku Formularium Obat Inhealth untuk menentukan
batas maksimum obat yang diberikan. Pengambilan obat terdapat pada Rak tersendiri
( khusus Inhealth ). Pengecekan oleh petugas farmasi yang berbeda. Kemudian Pasien
datang dengan membawa kwitansi pembayaran, sebelum diserahkan dicek kembali,
penyerahan obat yang sebelumnya pasien disuruh untuk memberi paraf pada resep
dan buku pengambilan pasien Inhealth pulang. KIE
Kelengkapan resep ( No. Resep, Resep, Form Permintaan Obat khusus ( bila ada ),
Foto Copy surat jaminan pelayanan + yang asli, intake - output, foto copy obat,
perasat dan makanan, Lembar Pemakaian obat putih dan hijau, dan kartu obat pasien )
B. IGD ( Reguler )
Opname (Masuk langsung Opname)
Obat diberikan 2 hari, pasien opname, besoknya obat diberikan per 3 hari + untuk
pengobatan diantarkan. Setelah itu kelengkapan resep ditaruh pada map sendiri-
sendiri sesuai dengan ruangan.
Alur pengambilan Obat
Resep datang (Resep), pengambilan Lembar Pemakaian Obat + Map yang baru.
Kemudian mengambil lembar serah terima obat DDD, setelah itu menuliskan jenis-
jenis obat yang diambil ke Lembar Pemakaian Obat. Pengambilan obat dan tidak
dietiketi (kecuali ruang anak memakai etiket). Pengambilan obat, penulisan pada
kartu stok. Masukkan kedalam map sesuai dengan ruangan. Pengecekan kembali oleh
petugas farmasi yang berbeda. Kemudian petugas hantaran obat akan mengirim obat
ke ruangan masing-masing.
Pulang ( masuk langsung pulang )
Obat diberikan sampai dengan tanggal kontrolnya, kecuali antibiotic.
Alur pengambilan obat
Resep datang ( Resep ). Jenis-jenis obat dientry kedalam STNK. STNK akan
mengeluarkan list merah dan otomatis computer kasir mengerti apabila obat ada dan
siap diberikan. Pasien membayar di kasir. Petugas farmasi melakukan penulisan
telaah resep dan informasi obat pasien, kemudian penulisan etiket. Pengambilan obat,
jangan lupa kartu stok. Kemudian ditulis di register obat pasien regular pulang.
Pengecekan kembali oleh petugas farmasi yang berbeda. Setelah itu pasien diminta
untuk menandatangani informasi obat pasien beserta menuliskan no.telepon. Proses
KIE terjadi.
Kelengkapan resep setelah KIE ( Resep, Telaah Resep, Informasi Obat Pasien )
Pada Saat Opname
Obat diberikan per 3 hari + penghantaran obat diantarkan
Alur Pelayanan :
Perawat menelepon kepada petugas farmasi untuk memesan obat, kemudian petugas
farmasi menulis jenis obat di lembar biru. Kemudian menuliskan pada LPO,
pengambilan obat, pengecekan kembali oleh petugas farmasi yang berbeda, setelah
itu diantarkan ke masing-masing ruangan. Di Ruang Perawat mengecek kembali obat
yang dipesan, kemudian memberi ACC pada lembar serah terima obat DDD.
Setelah Opname Pulang
Obat diberikan sesuai dengan tanggal pasien control.
Alur pengambilan :
Perawat memberikan Resep pulang, kemudian penghantar obat membawa resep,
setelah itu petugas farmasi memasukkan jenis-jenis obat pada LPO ( obat pulang ),
penulisan etiket, penulisan telaah resep, informasi obat pasien, kemudian
pengambilan obat , pengecekan dengan petugas berbeda. Penulisan pada penulisan
pada buku register pasien opname pulang, penyerahan obat yang sebelumnya pasien
diminta untuk menandatangani informasi obat pasien, kemudian pasien menyerahkan
kwitansi, proses KIE terjadi.
Kelengkapan Resep setelah KIE ( Resep,LPO,Telaah Resep,Informasi Obat Pasien )
C. KLINIK
Yang dilayani adalah pasien Purna (Inhealth)
Resep diterima, beri no. urut resep (warna biru), 1 no resep 1 pasien. Cek
kelengkapan resep (misal tgl R/ belum ada, WAJIB dilengkapi), cek obat dan jumlah
obat dalam resep (obat setara Inhealth, jumlah obat sesuaikan dengan tgl kembali
control dan peresepan maksimal di FOI 2014), tulis macam dan jumlah obat dalam
Kartu Obat Pasien/Kartu Pemakaian Obat (sesuai dengan nama dan jumlah obat yang
diberikan), buat etiket, pengambilan obat, pengecekan oleh petugas farmasi yang
berbeda setelah itu ditulis pada buku register pasien purna pulang, proses KIE terjadi.
PENJELASAN ALUR PELAYANAN DI INSTALASI RAWAT JALAN
Perawat membawa resep dari dokter, kemudian petugas farmasi melakukan
pengkajian resep secara teliti dan cermat. Kemudian penulisan telaah resep dan
informasi obat pasien, serta penulisan etiket. Lembar Resep warna pink + Lembar
berjalan dimasukkan ke STNK blok tersebut, setelah itu diberikan kepada kasir, dari
kasir proses validasi terjadi. Lembar Resep warna putih digunakan untuk membantu
pengambilan obat. Setelah selesai pengecekan dilakukan oleh petugas farmasi yang
berbeda. Kemudian siap untuk diserahkan pasien. Setelah itu petugas farmasi maju ke
tempat penyerahan obat dengan memanggil nama dan alamat secara lengkap. Setelah
pasien menghampiri, petugas farmasi meminta bukti pembayaran untuk meneliti No.
Billing, beserta no. klinik. Setelah benar, pasien diminta untuk menandatangani
informasi obat pasien, setelah itu proses KIE terjadi.
LAMPIRAN
LAPORAN LAPANGAN
DI
INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI
TAHUN 2014
GUDANG ( 18 JUNI – 20 JUNI 2014 )
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari
pencurian serta gangguan dari fisik yang dapat merusak mutu obat.
1. Tujuan penyimpanan obat-obatan adalah :
a. Untuk memelihara mutu obat
b. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab
c. Menjaga kelangsungan persediaan
d. Memudahkan pencarian dan pengawasan
2. Gudang tempat penyimpanan obat mempunyai beberapa ciri, yaitu
a. Mempunyai ukuran 4,6 m x 5,4 m ( standar minimal 3 m x 4 m )
b. Ruang kering tidak lembab
c. Suhu rata-rata pada gudang adalah 20 derajat
d. Penataan obat sesuai dengan alfabetis dan bentuk sediaan
e. Penyimpanan obat menggunakan system FEFO / FIFO
f. Penyimpanan obat menggunakan rak
g. Dilengkapi dengan kartu stok, pencatatan secara komputerisasi ( system )
h. Penataan infuse maksimal 8, dan dilengkapi dengan palet
i. Dilengkapi dengan kereta dorong trolley
j. Terhindar dari debu, tetapi pada waktu membersihkan menggunakan sapu
sehingga timbulnya debu. Sebaiknya untuk membersihkan lantai
menggunakan sapu dari kain, sehingga mengurangi debu pada saat
membersihkannya
3. Alur Pengadaan obat
a. Mengecek sisa stok obat yang ada dan memperkirakan bahwa obat
tersebut untuk beberapa hari kemudian bisa keluar
b. Menulis pada Surat Permintaan Pembelian
c. Surat Permintaan Pembelian ada 2 rangkap. Yang putih dikirim ke bagian
pembelian, dan copy Surat permintaan pembelian warna merah disimpan
untuk arsip Gudang Logistik Farmasi
4. Alur Penerimaan Obat
a. Barang datang
b. Memeriksa kesesuaian jenis barang yang dipesan, jumlah barang, tanggal
kadaluarsa, no batch dengan faktur yang diterima. Faktur asli dibawa
petugas pengiriman barang, yang 2 untuk arsip Gudang Logistik Farmasi
dan Bagian Pembelian
c. Setelah semua sesuai dengan Faktur yang diterima, barang diterima
d. Kemudian menandatangani Faktur dan memberikan stempel Gudang
Logistik
e. Petugas Farmasi memeriksa kesesuaian item dan jumlah barang dengan
pesanan yang dikaitkan pada SP
f. Petugas memasukkan data barang yang tadi dan membuat laporan
penerimaan barang
g. 1 lembar copy LPB ( kuning ) + 1 copy faktur untuk arsip Gudang
Logistik dan 1 lembar LPB ( putih ) + 1 copy faktur dikirimkan ke bagian
pembelian, sebagai bukti bahwa barang sudah datang, serta 1 lembar copy
LPB ( merah ) ke bagian keuangan
5. Alur suatu ruangan memesan ( mengebon ) obat :
a. Ruangan memeriksa stok obat, kemudian membuatkan surat pengambilan
barang, dan mengambil persediaan obat di gudang
b. Kemudian petugas farmasi mengambil obat dan membuat laporan
pengeluaran gudang
c. LPG yang putih dibawa pengambil, yang pink dibawa petugas Gudang
sebagai arsip yang sebelumnya ditandatangani oleh pengambil
6. Alur Retur obat
a. Petugas gudang akan melakukan retur jika obat tidak memenuhi
persyaratan seperti kemasan yang rusak, kelebihan obat
b. Petugas melaporkan ke bagian pembelian untuk melakukan retur barang
dan mencari faktur barang yang akan diretur
c. Petugas menghubungi petugas pengiriman barang untuk melakukan retur
obat
d. Petugas pengiriman barang menghubungi distributor mengenai
permasalahan barang/obat akan diretur karena tidak sesuai dengan
ketentuan
e. Setelah mendapatkan persetujuan dari pihak distributor untuk retur barang,
petugas gudang membuat memo 2 rangkap, yang ditandatangani oleh
petugas pengiriman barang dan petugas Gudang
f. Barang yang diretur diserahkan ke petugas pengiriman barang beserta
faktur dan copy memorandum yang ditandatangani dan distempel oleh
petugas gudang
7. Perencanaan pengadaan menggunakan pedoman
a. Formularium Rumah Sakit
b. Sisa persediaan
8. Pengadaan obat
a. Pembelian secara langsung dari distributor farmasi
b. Terdapat sumbangan/donasi dari ditrsibutor farmasi kepada RS Baptis
dalam rangka mempromosikan obat. Obat disimpan di Rawat Inap
FARMASI RAWAT JALAN / BLOK A ( 23 JUNI-25 JUNI 2014 )
1. Bagian Admnistrasi mengerjakan keluarnya obat yang diperlukan. Untuk
laporan diserahkan pada akhir bulan ke Medical Record. Untuk penyimpanan
arsip resep diletakkan pada kardus sesuai dengan tanggal dan tersusun rapi,
kemudian disimpan di gudang.
2. Narkotika
- Kunci tidak dibawa
- Lemari pada sebelah kiri seharusnya digunakan untuk penyimpanan
narkotika tetapi untuk menyimpan barang lain.
- Mempunyai panjang 72 cm x 32,5 cm x 54 cm ( seharusnya 100 cm x 40
cm x 80 cm ) sehingga lemari harus dibaut pada tembok. Tetapi lemari
tersebut berada dalam satu lemari besar, sehingga sesuai dengan
Permenkes No. 28 tahun 1978 tentang Penyimpanan Narkotika pasal 5
ayat 2d dibolehkan untuk menyimpan Bahan Narkotika di lemari yang
menjadi satu bagian dengan lemari besar
- Tersedia laporan pengeluaran Narkotika dan Psikotropika
- Narkotika diserahkan berdasarkan resep dokter
- Dalam label obat Narkotika tidak ada tanda High Alert ( Kewaspadaan
Tinggi )
- Dalam penyimpanan Narkotika tidak ada tanda tengkorak
3. Psikotropika
- Penyerahan Psikotropika berdasarkan resep dokter
- Dalam label Obat Psikotropika tidak ada tanda High Alert ( Kewaspadaa
Tinggi )
- Dalam Lemari penyimpanan Psikotropika tidak ada tanda plus.
4. Penataan Obat
- Sesuai dengan jenis sediaan.
- Alfabetis
- Obat PTU tutupnya tidak rapat.
- Dilengkapi dengan kartu stok.
- Penyimpanan obat dengan suhu rendah di lemari pendingin
- Apabila Exp. lebih panjang, ditaruh dibelakang obat yang tersisa
- Apabila Exp. lebih pendek, ditaruh didepan obat yang tersisa
- Apabila Exp. sama, ditaruh depan atau belakang
- Expire Date minimal 3 bulan
- Barang sudah mendekati Expire Date, dilaporkan ke dokter. Apabila
dokter tidak mau menggunakan obat tersebut, maka obat akan diretur ke
gudang.
5. Fasilitas
- Pembagian Ruang
a. Ruang staf
b. Ruang kerja
c. Ruang penyimpanan
#disesuaikan dengan kondisi IFRS
- Sediaan non steril yang dibuat seperti obat racikan. Sediaan steril seperti
mencampurkan sediaan intravena kedalam cairan infuse tidak
dilaksanakan karena memang lokasi terdapat di Rawat jalan, dan Farmasi
Klinik belum berjalan, sehingga yang melakukan pencampuran sediaan
intravena kedalam infuse adalah perawat.
- Terdapat ruang arsip dokumen resep dan administrasi lainnya.
- Tersedia fasilitas pemberian informasi dan edukasi
- Tersedia penyimpanan arsip resep ( dikumpulkan selama 3 tahun,
kemudian diadakan pemusnahan )
- Tersedia fasilitas pendistribusian obat
6. Peralatan
- Peralatan kantor untuk administrasi dan arsip tersedia
- Tersedia lemari pendingin dan AC
- Penerangan, sarana air, ventilasi ( memakai AC sehingga ventilasi tidak
ada ) dan system pembuangan limbah yang memadai dan baik
- Tidak ada alarm
7. Alur Resep
Perawat membawa resep dari dokter, kemudian petugas farmasi melakukan
pengkajian resep secara teliti dan cermat. Kemudian penulisan telaah resep
dan informasi obat pasien, serta penulisan etiket. Lembar Resep warna pink +
Lembar berjalan dimasukkan ke STNK blok tersebut, setelah itu diberikan
kepada kasir, dari kasir proses validasi terjadi. Lembar Resep warna putih
digunakan untuk membantu pengambilan obat. Setelah selesai pengecekan
dilakukan oleh petugas farmasi yang berbeda. Kemudian siap untuk
diserahkan pasien. Setelah itu petugas farmasi maju ke tempat penyerahan
obat dengan memanggil nama dan alamat secara lengkap. Setelah pasien
menghampiri, petugas farmasi meminta bukti pembayaran untuk meneliti No.
Billing, beserta no. klinik. Setelah benar, pasien diminta untuk
menandatangani informasi obat pasien, setelah itu proses KIE terjadi
FARMASI RAWAT JALAN / BLOK B ( 19 JUNI-23 JUNI 2014 )
1. Fasilitas
- Peralatan untuk peracikan tidak ada karena sesuai dengan praktek dokter
yang tidak menggunakan metode peracikan obat
- Peralatan kantor untuk administrasi dan arsip tersedia
- Tidak ada lemari pendingin ( menggunakan AC untuk jenis sediaan yang
seharusnya disimpan dalam lemari pendingin )
- Tidak ada Alarm
- Penerangan, sarana air, ventilasi, pembuangan limbah yang baik
2. Narkotika
- Lemari khusus penyimpanan narkotika dijadikan satu dengan
psikotropika, seharusnya terdapat 2 bagian untuk lemari narkotika
- Kunci lemari tidak dibawa
- Narkotika berdasarkan resep dokter
- Dalam penyerahan Narkotika, yang melakukan adalah asisten apoteker,
seharusnya Apoteker Pendamping
- Dilengkapi dengan kartu stok
- Terdapat lembar pengeluaran Narkotika
- Menggunakan metode FEFO dalam penataan obat Narkotika
3. Psikotropika
- Lemari Psikotropika tidak disendirikan, tetapi dijadikan satu dengan
Narkotika
- Psikotropika dapat terlayani dengan menggunakan resep dokter
- Tidak ada label lemari penyimpanan Psikotropika ( tanda plus )
- Dalam penyerahan psikotropika, yang melakukan adalah Asiten Apoteker,
tidak Apoteker pendamping.
- Dilengkapi dengan kartu stok
- Menggunakan metode FEFO
- Terdapat data pengeluaran Psikotropika
4. Penataan Obat
- Menggunakan metode FEFO
- Menurut bentuk sediaan
- Alfabetis
- Apabila Exp. lebih panjang, ditaruh dibelakang obat yang tersisa
- Apabila Exp. lebih pendek, ditaruh didepan obat yang tersisa
- Apabila Exp. sama, ditaruh depan atau belakang
- Expire Date minimal 3 bulan
- Barang sudah mendekati Expire Date, dilaporkan ke dokter. Apabila
dokter tidak mau menggunakan obat tersebut, maka obat akan diretur ke
gudang.
5. Alur Resep
Perawat membawa resep dari dokter, kemudian petugas farmasi melakukan
pengkajian resep secara teliti dan cermat. Kemudian penulisan telaah resep
dan informasi obat pasien, serta penulisan etiket. Lembar Resep warna pink +
Lembar berjalan dimasukkan ke STNK blok tersebut, setelah itu diberikan
kepada kasir, dari kasir proses validasi terjadi. Lembar Resep warna putih
digunakan untuk membantu pengambilan obat. Setelah selesai pengecekan
dilakukan oleh petugas farmasi yang berbeda. Kemudian siap untuk
diserahkan pasien. Setelah itu petugas farmasi maju ke tempat penyerahan
obat dengan memanggil nama dan alamat secara lengkap. Setelah pasien
menghampiri, petugas farmasi meminta bukti pembayaran untuk meneliti No.
Billing, beserta no. klinik. Setelah benar, pasien diminta untuk
menandatangani informasi obat pasien, setelah itu proses KIE terjadi
FARMASI RAWAT JALAN / BLOK C ( 24 JUNI-26 JUNI 2014 )
1. Fasilitas
- Peralatan untuk penyimpanan, dan peracikan baik
- Peralatan kantor untuk administrasi dan arsip tersedia
- Tidak ada lemari pendingin
- Tersedia alarm
- Penerangan, Sarana air, ventilasi, pembuangan limbah yang baik
- Tersedia arsip dokumen resep dan administrasi lainnya
- Tersedia ruangan untuk pemberian informasi dan edukasi
2. Narkotika dan Psikotropika
Blok C hanya mempunyai 2 macam obat Psikotropika, dan obat tersebut
disimpan di Farmasi Rawat Inap. Sedangkan Narkotika di Blok C tidak
tersedia.
3. Penataan Obat
- Sesuai dengan jenis sediaan
- Alfabetis
- Dilengkapi dengan kartu stok
- Menggunakan metode FEFO
- Expire Date minimal 3 bulan
- Apabila exp. lebih panjang, diletakkan dibelakang obat yang tersisa
- Apabila exp. lebih pendek, diletakkan didepan obat yang tersedia
- Apabila exp. sama, maka diletakkan didepan atau dibelakang obat yang
tersisa
4. Jika terjadi kesalahan pada pemberian obat, yang pertama dilakukan adalah
menelpon pasien dan memberitahu apa yang kurang atau yang salah.
Kemudian menuliskan secara teratur bagaimana obat tersebut bisa salah dalam
pemberiannya di kertas Komite Mutu dan Keselamatan (KMK). Setelah itu
laporan tersebut dikirimkan ke Farmasi Rawat Inap agar Apoteker tahu bahwa
sudah terjadi kesalahan pemberian obat.
5. Alur resep
Perawat membawa resep dari dokter, kemudian petugas farmasi melakukan
pengkajian resep secara teliti dan cermat. Kemudian penulisan telaah resep
dan informasi obat pasien, serta penulisan etiket. Lembar Resep warna pink +
Lembar berjalan dimasukkan ke STNK blok tersebut, setelah itu diberikan
kepada kasir, dari kasir proses validasi terjadi. Lembar Resep warna putih
digunakan untuk membantu pengambilan obat. Setelah selesai pengecekan
dilakukan oleh petugas farmasi yang berbeda. Kemudian siap untuk
diserahkan pasien. Setelah itu petugas farmasi maju ke tempat penyerahan
obat dengan memanggil nama dan alamat secara lengkap. Setelah pasien
menghampiri, petugas farmasi meminta bukti pembayaran untuk meneliti No.
Billing, beserta no. klinik. Setelah benar, pasien diminta untuk
menandatangani informasi obat pasien, setelah itu proses KIE terjadi
FARMASI RAWAT INAP ( 27 JUNI-12 JULI 2014 )
1. Fasilitas
- Kepustakaan obat yang memadai
- Tersedia ruang tunggu bagi pasien dan tersedia TV
- Tidak ada alarm
- Tersedia lemari pendingin dan AC
- Penerangan, sarana air, ventilasi, dan pembuangan limbah yang baik
- Tersedianya ruangan dan fasilitas pendistribusian obat
- Obat yang bersifat adiksi (Narkotika) disimpan sedemikian rupa
- Tersedia fasilitas dan ruangan pemberian informasi dan edukasi
2. Peralatan
- Peralatan untuk penyimpanan dan peracikan baik
- Peralatan kantor untuk administrasi dan arsip tersedia
- Tersedia lemari penyimpanan Narkotika dan Psikotropika
3. Narkotika
- Lemari khusus penyimpanan narkotika dijadikan satu dengan
Psikotropika, seharusnya disendirikan
- Kunci lemari tidak dibawa karena Farmasi Rawat Inap buka 24 jam,
sehingga kunci tetap di lemari
- Tidak ada label lemari penyimpanan Narkotika (tanda tengkorak)
- Narkotika dapat terlayani dengan menggunakan resep dokter
- Dilengkapi dengan kartu stok
- Terdapat lembar pengeluaran dan pemasukan Narkotika
- Dalam penataannya menggunakan metode FEFO
- Laporan Narkotika dikirim ke BPOM dan Dinkes Kota maksimal setiap
tanggal 10 setiap bulan
- Memesan obat Narkotika menggunakan SP sendiri
4. Psikotropika
- Lemari psikotropika dijadikan satu dengan Narkotika, seharusnya
disendirikan
- Tidak ada label lemari penyimpanan Psikotropika (tanda plus)
- Psikotropika dapat terlayani dengan menggunakan resep dokter
- Dilengkapi dengan kartu stok
- Terdapat lembar pengeluaran dan pemasukan Psikotropika
- Dalam penataannya menggunakan metode FEFO
- Laporan psikotropika dikirim ke BPOM dan Dinkes Kota pada tanggal 10
setiap bulannya
- Memesan obat Psikotropika menggunakan SP sendiri
5. Ruang penyimpanan
Kondisi umum untuk ruang penyimpanan
- Obat jadi
- Bahan baku obat
- Alat Kesehatan
Kondisi khusus untuk ruang penyimpanan
- Obat yang mudah terbakar
- Obat narkotika dan psikotropika
- Obat dengan suhu rendah ( Termolabil )
- Vaksin dan Insulin
6. Penataan Obat
- Sesuai dengan jenis sediaan
- Alfabetis
- Dipisahkan antara penyimpanan Obat regular dan Obat Inhealth
- Dilengkapi dengan kartu stok
- Penyimpanan obat dengan suhu rendah di lemari pendingin
- Expire date minimal 3 bulan
- Apabila exp. lebih panjang, diletakkan dibelakang obat yang tersisa
- Apabila exp. lebih pendek, diletakkan didepan obat yang tersisa
- Apabila exp. sama, diletakkan didepan atau dibelakang obat yang tersisa
- Penyimpanan Alat kesehatan disendirikan
7. Alur pelayanan
a. Dari IGD ( pasien umum dan Inhealth )
b. Dari Klinik ( pasien purna )
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Baptis Kediri dipimpin oleh Apoteker yang
bernama Debby Christianti, S.Farm., Apt dan dibantu oleh beberapa asiten
apoteker dan tenaga teknis kefarmasian lainnya yang memenuhi persyaratan
perundang-undangan yang berlaku dan bertanggung jawab atas seluruh
pekerjaan, menjalankan tugas dan wewenang dengan baik serta bijaksana
dalam pelayanan kefarmasian.
2. Akhirnya bisa dimengerti perbedaan antara Instalasi Farmasi Rumah Sakit
dengan Apotek.
3. Pelayanan dalam Instalasi Farmasi RS Baptis Kediri sangat luas dan
dibutuhkan waktu lebih dari 1 bulan untuk memahami system pelayanan
secara baik dan benar.
4. Instalasi Farmasi RS Baptis dibagi beberapa blok, untuk mempermudah
pelayanan kepada pasien sesuai dengan dokter spesialis yang ada di blok
tersebut.
5. Mengetahui tentang dasar pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit.
6. Memahami tentang Undang Undang yang berkaitan dengan pelayanan
kefarmasian di Rumah Sakit.
7. Mengerti bahwa materi yang dipelajari disekolah berbeda dengan yang
dipelajari di tempat kerja.
8. Mendapat pengalaman tentang bagaimana pelayanan di Instalasi Farmasi RS
Baptis Kediri dan mengetahui macam-macam obat.
B. SARAN
1. Sebaiknya Prakerin ini dilaksanakan pada waktu kelas XI, sehingga pada
waktu kelas XII bisa focus ke materi Ujian.
2. Untuk waktu Prakerin 1 bulan dirasa sangat kurang untuk lebih memahami
tentang pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi RS Baptis Kediri,
sehingga diperlukan waktu yang lebih lama.
3. Untuk pengisian Lembar Jurnal dari sekolah dirasa sangat rumit dan kurang
begitu efektif selama siswa menjalankan Prakerin di IFRS.
4. Untuk Farmasi Rawat Jalan Blok A, disarankan agar dalam bekerja lebih
tenang dan jangan begitu ramai.
DAFTAR PUSTAKA
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1197/MENKES/SK/X/2004 tentang STANDAR PELAYANAN FARMASI DI
RUMAH SAKIT
2. Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 129/MENKES/SK/II/2008 tentang
STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT
3. Undang Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang RUMAH
SAKIT
4. Undang Undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 tentang
NARKOTIKA
5. Undang Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1997 tentang
PSIKOTROPIKA
6. Undang Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang
KESEHATAN
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2009 tentang
PEKERJAAN KEFARMASIAN
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
889/MENKES/PER/V/2011 tentang REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, dan IZIN
KERJA TENAGA KEFARMASIAN
9. Kebijakan dan Prosedur Instalasi Farmasi Rumah Sakit Baptis Kediri
\