Laporan PKN Pengemis
-
Upload
nanda-finisa -
Category
Documents
-
view
218 -
download
4
description
Transcript of Laporan PKN Pengemis
![Page 1: Laporan PKN Pengemis](https://reader037.fdocument.pub/reader037/viewer/2022103121/563db986550346aa9a9e2aef/html5/thumbnails/1.jpg)
PEMBERANTASAN PENGEMIS DI LAMPU MERAH
KOTA BOGOR
Kelompok
Ratu Nurendah
Dayanti Novaliani
Nanda Finisa
Rahmatiaqmara Haziroh
Rino Partintanko
J3P115015
J3P115017
J3P115022
J3P115024
J3P115042
PARAMEDIK VETERINER
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015
![Page 2: Laporan PKN Pengemis](https://reader037.fdocument.pub/reader037/viewer/2022103121/563db986550346aa9a9e2aef/html5/thumbnails/2.jpg)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
![Page 3: Laporan PKN Pengemis](https://reader037.fdocument.pub/reader037/viewer/2022103121/563db986550346aa9a9e2aef/html5/thumbnails/3.jpg)
PERMASALAHAN
Dalam diskusi kali ini, kami mengangkat sebuah permasalahan tentang
pemberantasan pengemis di lampu merah Kota Bogor. Masalah gelandangan dan
pengemis merupakan salah satu masalah sosial yang belum teratasi dengan baik
sampai saat ini. Pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah telah berupaya
mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mengurangi angka gelandangan dan
pengemis. Namun ironisnya jumlah gelandangan dan pengemis sering mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun.
![Page 4: Laporan PKN Pengemis](https://reader037.fdocument.pub/reader037/viewer/2022103121/563db986550346aa9a9e2aef/html5/thumbnails/4.jpg)
PEMBAHASAN
Keberadaan pengemis sering kita jumpai di beberapa sudut Kota Bogor
makin hari makin bertambah. Banyak pengemis yang mengharapkan belas kasih
dari pengguna jalan yang kerap berada di lampu merah dan persimpangan jalan.
Di Kota Bogor, kawasan yang sering sekali dijadikan tempat favorit bagi
pengemis adalah seperti wilayah Tugu Kujang, Terminal Branang Siang, disetiap
lampu merah yang ada disepanjang Jalan Raya Pajajaran hingga perapatan
Warung Jambu dan sekitarnya.
Untuk mengantisipasi permasalaha ini, Kota Bogor sendiri memiliki
Peraturan Daerah (Perda) yang melarang keras keberadaan pengemis, peraturan
ini bukan hanya bagi pengemis itu sendiri akan tetapi bagi masyarakat yang
memberikan seperti tertuang dalam Perda Nomor 8 tahun 2009 tentang larangan
memberikan uang atau barang apapun kepada Gelandangan atau Pengemis
terutama Pasal 27 ayat 1 menyatakan bahwa setiap orang dilarang melakukan
kegiatan gelandangan dan atau mengemis dan diperkuat dengan ayat 2 yang
menyatakan bahwa setiap orang dilarang mengkoordinir atau bmengesploitasi
atau menjadikan gelandangan dan pengemis sebagai alat untuk mencari
keuntungan bagi kepentingan diri sendiri ataupun orang/kelompok lain.
Menurut syariat Islam, hukum meminta-minta dengan menipu dan tanpa
adanya kebutuhan yang mendesak adalah haram. Beberapa hadist rasullulah
menjelaskan bahwa orang yang meinta-minta, kelak di hari kiamat tidak ada
sekerat daging pun diwajahnya. Orang meminta-minta kepada orang lain tanpa
ada kebutuhan seolah-olah memakan bara api.
Sejalan dengan Perda Nomor 8 tahun 2009 dan hukum agama islam,
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa haram atas segala aktivitas
yang menganggu ketertiban umum seperti mengemis. Namun fatwa ini belum bisa
diterapkan maksimal. Terbukti di tiap-tiap lampu merah masih ada saja ditemukan
gelandangan dan pengemis. Banyak masyarakat tetap memberi uang kepada
![Page 5: Laporan PKN Pengemis](https://reader037.fdocument.pub/reader037/viewer/2022103121/563db986550346aa9a9e2aef/html5/thumbnails/5.jpg)
pengemis meskipun telah di keluarkan Perda dan fatwa haram, dengan alasan
kurangnya sosialisasi hal tersebut.
Segala aktivitas meminta-minta itu haram dan dilarang oleh agama karena
berpotensi merugikan banyak orang dan menimbulkan kerawanan. Apapun
alasannya, memberi uang kepada peminta-minta itu tidak dibenarkan. Maksudnya,
tidak hanya meminta tapi memberi juga masuk di dalamnya.
Selain faktor gangguan, tidak semua pengemis tersebut diduga bukan
meminta-minta karena keterpaksaan tapi karena bermental malas. Bahkan tak
jarang ditemukan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang
melakukan penipuan dengan menggugah iba masyarakat seperti pura-pura hamil,
sakit bahkan cacat. Disinyalir menurut informasi Dinas Sosial ini juga semacam
dikoordinir oleh kelompok-kelompok tertentu.
Upaya pemberantasan pengemis telah dilakukan tetapi belum maksimal,
masih ada pengemis disepanjang jalan lampu merah Kota Bogor. Salah satu upaya
tersebut adalah razia ke sejumlah titik yang disukai pengemis.
Angka gelandangan dan pengemis meningkat, banyak diantara mereka
merupakan wajah baru yang datang dari luar wilayah Kota Bogor. Hal tersebut
disebabkan daya tarik kota yang semakin kuat bagi orang-orang desa. Dimana
kota tetap menjadi tanah impan bagi orang desa untuk mengadu nasib di kota.
Masalah maraknya gelandangan dan pengemis ini perlu mendapat
perhatian khusus untuk memberantasnya. Pemerintah perlu melakukan upaya-
upaya untuk memberantas para mengemis ini dengan maksimal. Campur tangan
masyarakat juga dibutuhkan, karena para pengemis ini meminta-minta kepada
masyarakat di tempat sekitar mereka beroperasi. Masyarakat yang memberi uang
pada pengemis inilah yang membangun mental pengemis untuk malas bekerja dan
malas dalam berusaha.
Bantulah pemerintah untuk tidak memberi apapun pada pengemis. Karena
hal paling sulit adalah memulihkan pola pikir mereka bagaimana bekerja untuk
menghasilkan uang bukan dari mengemis, karena karakter mereka sudah terbiasa
mendapatkan uang dengan cara yang mudah tanpa harus bekerja keras.
![Page 6: Laporan PKN Pengemis](https://reader037.fdocument.pub/reader037/viewer/2022103121/563db986550346aa9a9e2aef/html5/thumbnails/6.jpg)
SOLUSI
1. Yang perlu dilakukan oleh pemerintah
a. Pemerintah seharunya menjaring koordinator para pengemis jalanan
tersebut. Karena mereka lah yang bertanggung jawab dalam mengirim
orang-orang untuk mengemis.
b. Pemerintah dapat menyediakan suatu kompleks rumah tinggal milik
Negara atau apartemen-apartemen milik Negara yang dapat
dipergunakan oleh keluarga tersebut secara gratis dalam kurun waktu
tertentu sampai mereka dirasa akan mampu untuk mendapatkan
pendapatan yang layak untuk tinggal di rumah atau apartemen sewaan
yang murah tetapi sehat dan layak huni. Dengan menempatkan
keluarga-keluarga yang kurang beruntung dalam hal materi tersebut
dalam suatu kompleks bersama, maka pengawasan dengan mudah
dapat dilakukan. Melalui bantuan perumahan ini diharapkan nilai-nilai
social dan kemasyarakatan serta arti penting rumah sebagai simbol
utama keluarga dapat kembali ditumbuhkan.
c. Dinas sosial bisa meminimalisir dengan menambahkan jumlah
lapangan kerja. Karena salah satu faktor yang mempengaruhi
kemiskinan adalah minimnya jumlah lapangan kerja sehingga banyak
yang menganggur.
d. Pemerintah dapat mengirim mereka sebagai warga transmigrasi agar
mempunyai pendapatan yang cukup bagi keluarganya. Sementara bagi
mereka yang mengemis karena menjadikan mengemis sebagai
pekerjaan dan sebenarnya mereka adalah orang-orang yang kaya,
pemerintah harus berani memberikan hukuman pidana bagi mereka
karena telah melanggar undang-undang kesejahteraan masyarakat
![Page 7: Laporan PKN Pengemis](https://reader037.fdocument.pub/reader037/viewer/2022103121/563db986550346aa9a9e2aef/html5/thumbnails/7.jpg)
f. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bogor sebagai Penegak
Perda untuk melakukan razia kesejumlah titik yang biasa disukai oleh
para Gepeng.
g. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor memiliki panti rehabilitasi sendiri
sehingga gepeng dan anjal yang berhasil dijaring oleh razia dapat
diberikan pembinaan lanjutan sesuai dengan kemampuan dan
kreativitas sehingga mereka memiliki keahlian agar tidak kembali
turun jalan untuk mengemis.
h. Pemerintah Kota Bogor menerapkan Peraturan Daerah No. 8 tahun
2009 dengan maksimal.
i. Pemerintah Kota Bogor memasang plang berisi Peraturan Daerah No. 8
tahun 2009 tentang larangan aktivitas yang mengangu ketertiban umum
seperti pengemis dan larangan memberikan uang atau barang apapun
kepada Gelandangan atau Pengemis di persimpangan jalan dan di
lampu merah.
j. Pemerintah mengerahkan tim khusus untuk memantau beberapa titik
daerah yang sering ditempati para pengemis, menjaring para pengemis
tersebut juga menindak secara tegas masyarakat yang memberi uang
atau barang kepada pengemis berupa denda atau jalur hukum.
k. Pembangunan sekolah gratis bagi pengemis yang putus sekolah,
pemberian bantuan peralatan sekolah untuk anak-anak seperti seragam,
sepatu, tas, buku dan alat tulis supaya mereka dapat melanjutkan
sekolahnya.
l. Bagi pengemis anak jalanan yang masih memiliki keluarga, mereka
dipulangkan dan dipertemukan dengan keluarganya dan diberi bantuan
untuk melanjutkan pendidikan.
m. Pemulangan gelandangan dan pengemis ke daerah asal yan dilakukan
oleh Kementrian Sosial dan Dinas Sosial. Berkoordinasi dengan Dinas
Sosial setempat dan mengundang tokoh masyarakat supaya para
pengemis malu dan jera.
![Page 8: Laporan PKN Pengemis](https://reader037.fdocument.pub/reader037/viewer/2022103121/563db986550346aa9a9e2aef/html5/thumbnails/8.jpg)
n. Para pengemis yang sudah dipulangkan kemudian mendapatkan
pelatihan keterampila sesuai minat dan bakatnya di lembaga khusus
yang dibentuk dan dibiayai oleh pemerintah. Bagi meraka yang telah
mendapat pelatihan diminta surat kontrak untuk tidak mengemis lagi.
Mereka diberi modal usaha sesuai keterampilan yang dimiliki.
o. Pemberian penghargaan bagi “Kota Bebas Gelandangan dan
Pengemis” oleh Kementrian Sosial yang bertujuan sebagai
penghargaan dan kebanggaan telah berkontribusi menghapuskan
pengemis di daerahnya dan membangkitkan kota lain khususnya Kota
Bogor untuk meningkatkan kepeduliannya untuk memberantas
pengemis.
p. Pencanangan “Hari Bebas Gelandangan dan Pengemis” oleh Presiden
dan Wakil Presiden, maupun Kementrian Sosial, bertujuan untuk
mengundang simpati publik, terutama kalangan media cetak maupun
elektronik, sehingga seluruh masyarakat mengetahui dan ikut serta
memberantas pengemis di daerahnya. Pencanangan oleh Presiden ini
diharapkan mendapat perhatian dari jajaran pejabat pemerintah seperti
walikota, khusunya waliKota Bogor untuk mengejak masyarakatnya
memberantas pengemis.
q. Pemilihan “Duta Anti Gelandangan dan Pengemis” oleh kementrian
sosial. Duta ini diharapan dari kalangan artis yang melikiki background
keagamaan yang relative kuat, mampu berkomunikasi dengan baik
dengan masyarakat kelas bawah, dan memiliki komitmen yang kuat
dalam gerakan penghapusan gelandangan dan pengemis.
2. Yang perlu dilakukan oleh masyarakat
a. Masyarakat tidak memberi sumbangan dalam bentuk apapun kepada
pengemis karena menurutnya pemberian tersebut tidak mendidik dan
dapat merusak mental, tapi lebih baik jika disalurkan ke lembaga yang
![Page 9: Laporan PKN Pengemis](https://reader037.fdocument.pub/reader037/viewer/2022103121/563db986550346aa9a9e2aef/html5/thumbnails/9.jpg)
lebih pantas menerimanya. Kalau ke pengemis, malah akan menumbuh
suburkan mereka
b. Pemberi uang juga akan diberikan hukuman pidana bisa dengan
ancaman kurungan atau denda.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Almanhaj. 2011. Hukum meminta-minta (mengemis) menurut syari'at islam.
[http://almanhaj.or.id/] Tanggal akses 21 September 2015
Bidik Nusantara. 2015. Perda Nomor 8 Kota Bogor, Melarang Memberikan Uang
Atau Barang Kepada Pengemis [http://www.bidiknusantara.com/].
Tanggal akses 24 September 2015
Detik News. 2013. MUI Sudah Haramkan Memberi ke Pengemis di Jalan.
[http://news.detik.com/]. Tanggal akses 24 September 2015
Irfan. 2014. Masalah dan Upaya Penanggulangan Pengemis di Tangerang.
[http://irvkusuma.blogspot.co.id/]. Tanggal akses 21 September 2015
Kompasiana. 2014. Bagaimana (Memberantas) Pengemis Di Indonesia. .
[http://www.kompasiana.com/]. Tanggal akses 21 September 2015
Kompasiana. 2013. Penghasilan pengamen dan pengemis di perempatan lampu
merah. [http://www.kompasiana.com/]. Tanggal akses 21 September
2015
Pojok Jabar. 2015. Gepeng, Jangan Diberi Sedekah. [http://jabar.pojoksatu.id/].
Tanggal akses 21 September 2015
![Page 10: Laporan PKN Pengemis](https://reader037.fdocument.pub/reader037/viewer/2022103121/563db986550346aa9a9e2aef/html5/thumbnails/10.jpg)
Rahmawati, Laily. 2015. Kota Bogor razia pengemis dan anak jalanan.
[http://www.antaranews.com/]. Tanggal akses 24 September 2015
Rohman, Arif. 2010. Workshop Program Penanganan Gelandangan, Pengemis,
dan Anak Jalanan Terpadu. Jakarta: Kementrian Sosial RI.