LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKONOMI KREATIF · tentang Laporan Penyusunan Produk Domestik Regional...
Transcript of LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKONOMI KREATIF · tentang Laporan Penyusunan Produk Domestik Regional...
LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKONOMI KREATIF
PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2010-2016
ISBN :
Katalog BPS :
Nomor Publikasi :
Ukuran Buku: 17,6 x 25 cm
Jumlah Halaman: xviii + 154 halaman
Naskah:
Bidang Neraca Wilayah Dan Analisis Statistik
Gambar Kulit:
Bidang Neraca Wilayah Dan Analisis Statistik
Diterbitkan Oleh:
© BPS Provinsi Jawa Timur
Dicetak Oleh:
Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau
menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial
tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik
TIM PENYUSUN
LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKONOMI KREATIF
PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2010-2016
Pengarah:
Teguh Pramono, M.A.
Penanggung Jawab:
Khaerul Agus, S.Si., M.M.
Penyunting :
Mudji Setijo, S.S.T, M.Si.
Penulis dan Pengolah Data:
Baiq Irfa Noer Hamidah, S.Si.
Fitriana Zahroh, S.S.T.
Desain Kover dan Tata Letak:
Baiq Irfa Noer Hamidah, S.Si.
Fitriana Zahroh, S.S.T.
Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat
Allah SWT, yang telah melimpahkan Taufik dan
Hidayah-Nya, sehingga “Laporan Penyusunan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Ekonomi
Kreatif Provinsi Jawa Timur 2010-2016” dapat
diselesaikan sesuai dengan jadwal yang
ditentukan. Laporan ini merupakan salah satu
output dari Kerjasama Swakelola antara Badan
Pusat statistik (BPS) dengan Badan Ekonomi
Kreatif (Bekraf).
Buku Laporan Penyusunan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Ekonomi Kreatif
Provinsi Jawa Timur 2010-2016 menyajikan tentang
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Ekonomi
Kreatif tahun 2010 sampai dengan tahun 2016.
Selain itu juga disajikan mengenai distribusi dan
pertumbuhan industri kreatif dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2016.
Dengan diterbitkannya Buku ini, khususnya
tentang Laporan Penyusunan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Ekonomi Kreatif Tahun 2010-
2016, diharapkan dapat memberikan gambaran
tentang besaran makro ekonomi kreatif yang
mencakup besaran PDRB, struktur PDRB Ekonomi
Kreatif dan pertumbuhan industri kreatif. Dengan
KATA PENGANTAR
Surabaya, Desember 2017
Kepala
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur
Teguh Pramono, M.A.
“benchmarking” bagi pemerintah dalam
merumuskan berbagai kebijakan di bidang ekonomi
kreatif kedepannya.
Akhirnya, ucapan syukur dan terimakasih kami
sampaikan kepada semua pihak, terutama Tim BPS
dan Tim Bekraf yang telah bekerja keras dan
bekerjasama untuk menyelesaikan kegiatan ini.
Apresiasi juga kami berikan kepada semua pihak
yang telah bersinergi secara solid dalam
menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan
Kerjasama BPS-Bekraf Tahun 2017 ini.
Semoga output dari kerjasama ini bermanfaat
bagi semua pihak, dan semoga Allah SWT meridhoi.
Aamiin.
xi
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
PRAKATA ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 3
1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................................ 5
1.3 Manfaat ............................................................................................... 6
BAB II TAHAPAN KEGIATAN ........................................................................ 7
2.1 Penyusunan Klasifikasi ...................................................................... 9
2.2 Penyusunan Matriks Supply Industri Kreatif ................................... 11
2.3 Penyusunan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Ekonomi Kreatif .................................................................................. 13
BAB III METODOLOGI .................................................................................... 15
3.1 Metode Penyusunan Matriks Supply Ekonomi Kreatif Tahun 2010 17
3.2 Metode Penyusunan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Ekonomi Kreatif Tahun 2011-2016 .................................................... 53
3.2.1 Konsep Dasar PDRB .............................................................. 53
3.3.2 Metode Estimasi PDRB Ekonomi Kreatif Tahun 2011-2016 58
BAB IV HASIL ................................................................................................. 103
4.1 Kondisi Makro PDRB Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2016 ....... 105
4.2 Besaran PDRB Ekonomi Kreatif ........................................................ 107
4.3 Struktur Ekonomi Kreatif ................................................................... 112
4.4 Pertumbuhan Ekonomi Kreatif .......................................................... 115
4.5 Sumber Pertumbuhan PDRB Ekonomi Kreatif ................................. 117
LAMPIRAN .................................................................................................... 121
xiii
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Cakupan KBLI 2015 Subsektor Ekonomi Kreatif .................... 10
Tabel 4.1 Ringkasan Indikator Makro PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi
Jawa Timur Tahun 2010-2016 ..................................................... 107
Tabel 4.2 Laju Pertumbuhan PDRB Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor
Ekonomi Kreatif Tahun 2010-2016 (Persen) ............................ 117
Tabel 4.3 Sumber Pertumbuhan PDRB Ekonomi Kreatif Menurut
Subsektor Ekonomi Kreatif Tahun 2010-2016 (Persen) ........... 118
xv
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Ilustrasi Kerangka Kerja Supply and Use Table (SUT) .......... 11
Gambar 2.2 Tahapan Penyusunan Matriks Supply Industri Kreatif
Tahun 2010 ................................................................................. 12
Gambar 2.3 Dimensi Matriks Supply Industri Kreatif ................................ 13
Gambar 2.4 Tahapan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif ........................ 14
Gambar 4.1
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Triliun Rupiah), PDRB Atas
Dasar Harga Konstan (Triliun Rupiah), dan Laju Pertumbuhan
PDRB Provinsi Jawa Timur (Persen) Tahun 2010-2016 ......... 106
Gambar 4.2 PDRB Ekraf dan PDRB Non Ekraf Atas Dasar Harga Berlaku
(Triliun Rupiah) .......................................................................... 109
Gambar 4.3 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Subsektor Ekonomi
Kreatif Tahun 2016 (Miliar Rupiah) .......................................... 110
Gambar 4.4 PDRB Ekraf dan PDRB Non Ekraf Atas Dasar Harga Konstan
(Triliun Rupiah) .......................................................................... 111
Gambar 4.5 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Subsektor Ekonomi
Kreatif Tahun 2016 (Miliar Rupiah) .......................................... 112
Gambar 4.6 Struktur Perekonomian Provinsi Jawa Timur Tahun 2010 dan
2016 (Persen) ............................................................................. 114
Gambar 4.7 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Ekonomi
Kreatif Tahun 2016 (Persen) ..................................................... 115
Gambar 4.8 Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Timur, PDRB
Ekonomi Kreatif, dan PDRB Non Ekonomi Kreatif
Tahun 2011-2016 (Persen) ......................................................... 116
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Klasifikasi Ekonomi Kreatif dan Cakupan Subsektor Ekonomi
Kreatif Menurut KBLI 2015 .................................................... 123
Lampiran 2 Definisi dan Cakupan Ekonomi Kreatif ................................ 133
Lampiran 3 Metode Estimasi Supply Ekonomi Kreatif Tahun 2010 ...... 138
Lampiran 4 PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi Jawa Timur Atas Dasar
Harga Berlaku Tahun 2010-2016 (Miliar Rupiah) ................. 148
Lampiran 5 PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi Jawa Timur Atas Dasar
Harga Konstan 2010=100 Tahun 2010-2016 (Miliar Rupiah) 149
Lampiran 6 Distribusi PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi Jawa Timur
Tahun 2010-2016 Atas Dasar Harga Berlaku (Persen) ........ 150
Lampiran 7 Distribusi PDRB Ekonomi Kreatif Terhadap Total
PDRB Provinsi Jawa Timur Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2010-2016 (Persen) .................................................... 151
Lampiran 8 Laju Pertumbuhan PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi Jawa
Timur Atas Dasar Harga Konstan 2010=100 Tahun 2011-
2016 (Persen) .......................................................................... 152
Lampiran 9 Laju Pertumbuhan PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi
Jawa Timur Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011-2016
(Persen) .................................................................................... 153
Lampiran 10 Laju Pertumbuhan Indeks Implisit PDRB Ekonomi Kreatif
Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2016 (Persen) ............... 154
BAB I
PENDAHULUAN
LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF PROVINSI JAWA TIMUR 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA
3
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekonomi kreatif lahir sebagai konsep ekonomi
baru yang bertumpu pada ide, kreativitas,
keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan
kesejahteraan dan lapangan pekerjaan dengan
menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan
daya cipta individu tersebut. Perkembangan yang
pesat terhadap globalisasi dan konektivitas
mengubah cara bertukar informasi, berdagang, dan
konsumsi dari produk-produk budaya dan teknologi di
berbagai tempat di dunia. Dunia menjadi tempat yang
sangat dinamis dan kompleks sehingga kreativitas
dan pengetahuan menjadi suatu aset yang tak ternilai
dalam kompetisi dan pengembangan ekonomi.
Ekonomi kreatif memberikan nilai lebih karena
menawarkan pembangunan yang berkelanjutan
melalui kreativitas. Pembangunan berkelanjutan
adalah suatu iklim perekonomian yang berdaya saing
dan memiliki cadangan sumber daya yang
terbarukan. Dengan kata lain, ekonomi kreatif adalah
manifestasi dari semangat bertahan hidup yang
sangat penting bagi negara-negara maju dan juga
Ekonomi
Kreatif
mengandalkan
kreatifitas dan
ketersediaan ide
dan
pengetahuan
yang bersumber
dari Sumber
Daya Manusia
sebagai faktor
produksi utama
4
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
menawarkan peluang yang sama untuk negara-negara
berkembang.
Pesan besar yang ditawarkan ekonomi kreatif
adalah pemanfaatan cadangan sumber daya yang
bukan hanya terbarukan, bahkan tak terbatas, yaitu
ide, talenta dan kreativitas. Konsep ini telah memicu
ketertarikan berbagai negara untuk melakukan kajian
seputar ekonomi kreatif dan menjadikan ekonomi
kreatif sebagai model utama pengembangan ekonomi.
Di Indonesia sendiri, kehadiran ekonomi kreatif
berpotensi dalam memberikan kontribusi ekonomi yang
signifikan, menciptakan iklim bisnis yang positif,
membangun citra dan identitas bangsa, meningkatkan
keunggulan kompetitif, dan memberikan dampak sosial
yang positif.
Pada dasarnya, bangsa Indonesia memiliki
sumber daya yang kreatif. Bagi sebagian besar rakyat
Indonesia, menghasilkan suatu karya kreatif seolah
telah menjadi gaya hidup. Bahkan, beberapa
diantaranya sudah menghasilkan produk yang
bersaing di pasar global dan bersaing dengan produk
negara lain, sehingga berkesempatan untuk
memperbesar pasar. Di tengah kelesuan ekonomi
dunia, Indonesia harus melakukan terobosan dengan
mengembangkan industri kreatif. Industri kreatif ini
Pekerja ekonomi kreatif
penggerak ekonomi Indonesia di masa depan
5
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
mampu bertahan dari krisis karena bertumpu pada
inovasi dan kreativitas.
Untuk membangun kompetensi dengan
memanfaatkan potensi ekonomi kreatif yang sesuai
bagi bangsa Indonesia tentunya memerlukan strategi
kebijakan yang holistik dan tepat. Perencanaan
program-program dan evaluasi pemerintah dalam
mencapai target yang telah ditetapkan tidak dapat
lepas dari dukungan ketersediaan data dan informasi
yang memotret perkembangan kondisi industri kreatif
terkini. Statistik yang berkualitas akan berdampak pada
pengambilan keputusan yang lebih informatif serta
perumusan kebijakan yang tepat untuk
mengembangkan industri kreatif di Indonesia.
1.2 Maksud dan Tujuan
Kegiatan Penyediaan dan Pengembangan Data
dan Informasi Statistik Bidang Ekonomi Kreatif
ditujukan untuk memberikan data dan informasi
mengenai perkembangan dan peranan industri
kreatif di Indonesia, sehingga dapat digunakan sebagai
landasan pengembangan industri kreatif di Indonesia
dan evaluasi kebijakan pengembangan industri kreatif.
Secara khusus, kegiatan ini dimaksudkan untuk
menyusun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Ekonomi Kreatif tahun 2010 sampai dengan tahun
6
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
2016, selain itu menyusun indikator-indikator turunan,
seperti distribusi, pertumbuhan dan sumber pertumbuhan
subsektor ekonomi kreatif, yaitu:
a. PDRB Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku
tahun 2010-2016
b. PDRB Ekonomi Kreatif atas dasar harga konstan
2010 tahun 2010-2016
c. Struktur/distribusi PDRB Ekonomi Kreatif tahun 2010
-2016
d. Laju pertumbuhan subsektor Ekonomi Kreatif tahun
2010-2016
e. Sumber pertumbuhan subsektor Ekonomi Kreatif
tahun 2010-2016
1.3 Manfaat
Hasil kajian ini diharapkan dapat digunakan oleh
pemerintah, khususnya oleh Badan Ekonomi Kreatif
dalam menyusun dan mengevaluasi kebijakan di bidang
ekonomi kreatif, sehingga dapat memacu sektor industri
kreatif lebih berkontribusi dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu, hasil kajian
ini diharapkan dapat pula digunakan oleh para peneliti,
penulis, pelajar, pemerhati industri kreatif, atau para
pelaku bisnis dalam industri kreatif untuk lebih
memahami perkembangan dari masing‐masing kelompok
industri kreatif tersebut.
BAB II
TAHAPAN KEGIATAN
LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF PROVINSI JAWA TIMUR 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA
9
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
BAB II
TAHAPAN KEGIATAN
Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif dimulai
dengan kegiatan penyusunan klasifikasi dan
selanjutnya dilakukan penyusunan Matriks Supply
Ekonomi Kreatif tahun 2010. Dari Matriks Supply
Ekonomi Kreatif dapat diperoleh output yang kemudian
dikalikan dengan nilai rasio konsumsi antara untuk
mendapatkan angka PDRB Ekonomi Kreatif tahun
2010. Kegiatan berikutnya adalah penyusunan PDRB
Ekonomi Kreatif tahun 2011-2016. Tahapan kegiatan
penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif secara rinci akan
diuraikan di bawah ini.
2.1 Penyusunan Klasifikasi
Penyusunan klasifikasi kegiatan ekonomi kreatif
merupakan langkah awal dalam penyusunan PDRB
Ekonomi Kreatif. Besaran nilai PDRB Ekonomi Kreatif
sangat tergantung dari cakupan kegiatan ekonomi
yang terbentuk.
Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No.
72 Tahun 2015, industri kreatif dikelompokkan kedalam
16 kelompok, yang selanjutnya disebut sebagai
subsektor ekonomi kreatif, yaitu:
Perencanaan
merupakan
tonggak awal
kesuksesan
suatu kegiatan.
Pondasi suatu
kegiatan
tercermin pada
kualitas
perencanaan.
10
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
1. Arsitektur
2. Desain Interior
3. Desain Komunikasi Visual
4. Desain Produk
5. Film, Animasi, Video
6. Fotografi
7. Kriya
8. Kuliner
9. Musik
10. Fesyen
11. Aplikasi dan Game Developer
12. Penerbitan
13. Periklanan
14. Televisi dan Radio
15. Seni Pertunjukan
16. Seni Rupa
Selanjutnya, 16 subsektor tersebut dipetakan
secara rinci ke dalam klasifikasi standar yang disebut
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI).
Saat ini, Badan Pusat Statistik (BPS) telah
menggunakan KBLI terbaru, yaitu KBLI 2015. Rincian
jumlah kelompok lima digit KBLI dalam masing-
No. Subsektor Jumlah KBLI 5 Digit
01 Arsitektur 2
02 Desain Interior 2
03 Desain Komunikasi Visual 2
04 Desain Produk 3
05 Film, Animasi, dan Video 9
06 Fotografi 7
07 Kriya 72
08 Kuliner 32
09 Musik 9
10 Fesyen 19
11 Aplikasi dan Game Developer 13
12 Penerbitan 17
13 Periklanan 5
14 Televisi dan Radio 5
15 Seni Pertunjukan 10
16 Seni Rupa 16
Jumlah 223
Tabel 2.1
Rekapitulasi Struktur KBLI
2015 Subsektor Ekonomi
Kreatif
11
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
masing subsektor ekonomi kreatif dapat dilihat pada
tabel 2.1.
Selanjutnya, rincian cakupan 223 kelompok lima
digit KBLI 2015 pada 16 subsektor ekonomi kreatif
dapat dilihat secara lengkap pada lampiran. Sedangkan
konsep dan definisi yang digunakan untuk masing-
masing subsektor ekonomi kreatif dapat dilihat pada
lampiran dua.
2.2 Penyusunan Matriks Supply Industri
Kreatif
Tabel Supply merupakan bagian dari Supply and
Use Table (SUT). Tabel Supply memberikan gambaran
rinci atas penyediaan barang dan jasa yang diproduksi
di domestik dan yang didatangkan dari luar wilayah
(impor). Sementara, Matriks Supply regional
memberikan gambaran rinci atas penyediaan barang
dan jasa yang diproduksi di wilayah domestik regional,
tanpa impor barang dan jasa.
Penyusunan Matriks Supply Ekonomi Kreatif
tahun 2010 ditujukan untuk memperoleh PDRB tahun
dasar, yaitu PDRB tahun 2010, dan sekaligus sebagai
benchmark PDRB Ekonomi Kreatif untuk tahun-tahun
Gambar 2.1
Ilustrasi Kerangka Kerja
Supply and Use Table (SUT)
12
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Gambar 2.2
Tahapan Penyusunan Matriks
Supply Industr Kreatif
Tahun 2010 berikutnya. Dengan terbentuknya Matriks Supply
Ekonomi Kreatif tahun 2010, maka PDRB Ekonomi
Kreatif yang dihasilkan telah cukup valid.
Saat ini, Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) yang dihasilkan oleh BPS memiliki tahun
dasar 2010 (2010=100) atau biasa disebut sebagai
PDRB seri 2010. PDRB seri 2010 tersebut diturunkan
dari Matriks Supply 2010. Dengan demikian, agar
konsisten dengan PDRB maka PDRB industri kreatif
juga harus disusun menggunakan tahun dasar yang
sama, sehingga diperlukan penyusunan Matriks
Supply 2010 berbasis industri kreatif. Tahapan
penyusunan Matriks Supply industri kreatif tampak
pada gambar 2.2.
Saat ini, dimensi Matriks Supply Provinsi terdiri
atas 54 industri (kolom) dan 65 produk (baris). Untuk
membentuk Matriks Supply industri kreatif maka
muatan kreatif dalam 54 industri tersebut ditarik dan
dipindahkan kedalam 16 subsektor industri kreatif.
Penentuan muatan kreatif dalam suatu industri adalah
berdasarkan KBLI 2015 ekonomi kreatif yang telah
disusun. Dengan demikian, dimensi Matriks Supply
industri kreatif menjadi 70 industri (16 industri ekraf
dan 54 industri non-ekraf) dikali 65 produk.
Penyusunan
klasifikasi
Matriks
Supply ekraf
Estimasi
Matriks
Supply
ekraf
Rekonsiliasi
Matriks
Supply
ekraf
Matriks
Supply
ekraf
adjusted
13
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
2.3 Penyusunan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Industri
Kreatif
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah
jumlah nilai tambah dari seluruh aktivitas ekonomi
yang tercipta akibat adanya proses produksi pada
suatu periode tertentu dari suatu wilayah. Penyusunan
PDRB ekonomi kreatif sesuai dengan standar
penyusunan neraca nasional (SNA 2008) dan berbasis
KBLI 2015. Tahapan penyusunan PDRB ekonomi
kreatif dapat dilihat melalui gambar 2.4.
PDRB ekonomi kreatif tahun 2010 diturunkan
dari hasil Matriks Supply industri kreatif tahun 2010.
Level PDRB ekonomi kreatif tahun 2010 ini menjadi
basis penyusunan PDRB ekonomi kreatif untuk tahun-
tahun berikutnya. Dalam istilah neraca nasional, tahun
2010 ini disebut sebagai tahun dasar (base period),
Gambar 2.3
Dimensi Matriks Supply
Industri Kreatif
14
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Gambar 2.4
Tahapan Penyusunan PDRB
biasa dituliskan sebagai 2010=100. Setelah PDRB
ekonomi kreatif tahun 2010 diperoleh, langkah
selanjutnya adalah melakukan estimasi untuk
memperoleh PDRB ekonomi kreatif tahun 2011-2016.
PDRB untuk periode ini diperoleh dengan
menggunakan berbagai indikator dari hasil Survei
Khusus Ekonomi Kreatif (SKEK), hasil Survei Khusus
Neraca Produksi - Ekonomi Kreatif (SKNP-EK), dan
data sekunder lainnya yang tersedia. Dengan
demikian, diperoleh series PDRB ekonomi kreatif
tahun 2010-2016.
Data dasar, SKEK, dan
SKNP-EK
Matriks Supply Industri Kreatif Tahun
2010
PDRB Ekonomi Kreatif Tahun 2010
PDRB Ekonomi Kreatif Tahun
2011-2016
BAB III
METODOLOGI
LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF PROVINSI JAWA TIMUR 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA
17
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
BAB III
METODOLOGI
3.1 Metode Estimasi Supply Industri
Kreatif Tahun 2010
Secara umum, metode yang digunakan untuk
estimasi output (supply) dari masing-masing industri
menggunakan pendekatan produksi. Estimasi supply
dilakukan per kategori dalam tiap-tiap subsektor
ekonomi kreatif. Berikut adalah metode estimasi
output (supply) dengan berbagai indikator yang
digunakan dari masing-masing subsektor ekonomi
kreatif.
a. Subsektor Arsitektur
Industri : Jasa Perusahaan
Estimasi output menggunakan pendekatan
produksi didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi
(SE) 2006. Dari hasil SE tersebut diperoleh level
output tahun 2006 menurut lima digit KBLI 2005.
Level output yang diperoleh kemudian digunakan
sebagi dasar untuk melakukan estimasi output
tahun 2010 menurut lima digit KBLI 2005.
Selanjutnya, dilakukan proses bridging untuk
memperoleh output industri kreatif tahun 2010
menurut KBLI 2015. Struktur supply dibentuk
Arsitektur
bermanfaat bukan
hanya di dalam
bidang
ketenagakerjaan,
namun juga
bermanfaat bagi
lingkungan dan
kehidupan
bermasyarakat
18
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
dengan menggunakan hasil Matriks Supply Provinsi
Jawa Timur.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur, BPS
Provinsi Jawa Timur
b. Subsektor Desain Interior
Industri: Jasa Perusahaan
Estimasi output menggunakan pendekatan produksi
didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi (SE) 2006.
Dari hasil SE tersebut diperoleh level output tahun
2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level output
yang diperoleh kemudian digunakan sebagai dasar
untuk melakukan estimasi output tahun 2010
menurut lima digit KBLI 2005. Selanjutnya,
dilakukan proses bridging untuk memperoleh output
industri kreatif tahun 2010 menurut KBLI 2015.
Disagregasi Desain menjadi Desain Interior, Desain
Komunikasi Visual, dan Desain Produk dilakukan
dengan menggunakan hasil Survei Khusus Ekonomi
Kreatif (SKEK) 2012. Struktur supply dibentuk
dengan menggunakan hasil Matriks Supply Provinsi
Jawa Timur.
19
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur, BPS
Provinsi Jawa Timur
3. Survei Khusus Ekonomi Kreatif (SKEK) 2012,
BPS Provinsi Jawa Timur
Industri: Jasa Pendidikan
Estimasi output menggunakan pendekatan
produksi didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi
(SE) 2006. Dari hasil SE tersebut diperoleh level
output tahun 2006 menurut lima digit KBLI 2005.
Struktur supply dibentuk dengan menggunakan
hasil Matriks Supply Provinsi Jawa Timur
Sumber data:
Matriks Supply Provinsi Jawa Timur, BPS Provinsi
Jawa Timur
c. Subsektor Desain Komunikasi Visual
Industri: Jasa Perusahaan
Estimasi output menggunakan pendekatan
produksi didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi
(SE) 2006. Dari hasil SE tersebut diperoleh level
output tahun 2006 menurut lima digit KBLI 2005.
Level output yang diperoleh kemudian digunakan
20
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
sebagai dasar untuk melakukan estimasi output
tahun 2010 menurut lima digit KBLI 2005.
Selanjutnya, dilakukan proses bridging untuk
memperoleh output industri kreatif tahun 2010
menurut KBLI 2015.
Disagregasi Desain menjadi Desain Interior, Desain
Komunikasi Visual, dan Desain Produk dilakukan
dengan menggunakan hasil Survei Khusus
Ekonomi Kreatif (SKEK) 2012. Struktur supply
dibentuk dengan menggunakan hasil Matriks
Supply Provinsi Jawa Timur.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur, BPS
Provinsi Jawa Timur
3. Survei Khusus Ekonomi Kreatif (SKEK) 2012,
BPS Provinsi Jawa Timur
Industri: Jasa Pendidikan
Estimasi output menggunakan pendekatan
produksi didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi
(SE) 2006. Dari hasil SE tersebut diperoleh level
output tahun 2006 menurut lima digit KBLI 2005.
Struktur supply dibentuk dengan menggunakan
hasil Matriks Supply Provinsi Jawa Timur.
Komunikasi Visual
merupakan konsep
unik yang
mengkombinasikan
antara
komunikasi,
kreatifitas, teknik
dan media dengan
menggunakan
visual
21
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Sumber data:
Matriks Supply Provinsi Jawa Timur, BPS Provinsi
Jawa Timur
d. Subsektor Desain Produk
Industri: Jasa Perusahaan
Estimasi output menggunakan pendekatan produksi
didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi (SE) 2006.
Dari hasil SE tersebut diperoleh level output tahun
2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level output
yang diperoleh kemudian digunakan sebagi dasar
untuk melakukan estimasi output tahun 2010
menurut lima digit KBLI 2005. Selanjutnya,
dilakukan proses bridging untuk memperoleh output
industri kreatif tahun 2010 menurut KBLI 2015.
Disagregasi Desain menjadi Desain Interior, Desain
Komunikasi Visual, dan Desain Produk dilakukan
dengan menggunakan hasil Survei Khusus Ekonomi
Kreatif (SKEK) 2012. Struktur supply dibentuk
dengan menggunakan hasil Matrik Supply Provinsi
Jawa Timur.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa
Timur
22
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
2. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur, BPS
Provinsi Jawa Timur
3. Survei Khusus Ekonomi Kreatif (SKEK) 2012,
BPS Provinsi Jawa Timur.
Industri: Jasa Pendidikan
Estimasi output menggunakan pendekatan produksi
didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi (SE) 2006.
Dari hasil SE tersebut diperoleh level output tahun
2006 menurut lima digit KBLI 2005. Struktur supply
dibentuk dengan menggunakan hasil Matrik Supply
Provinsi Jawa Timur.
Sumber data:
Matriks Supply Provinsi Jawa Timur, BPS Provinsi
Jawa Timur
e. Subsektor Film, Animasi, dan Video
Industri: Industri Pengolahan
Tahap pertama dalam penyusunan Matriks Supply
Ekonomi Kreatif Kategori Industri Pengolahan
adalah mengidentifikasi kode lima digit KBLI ke
dalam setiap klasifikasi Matriks Supply. Tahap
berikutnya adalah mendisagregasikan setiap produk
Matriks Supply baik output maupun NTB ke dalam
lima digit KBLI dengan menggunakan data IBS dan
IMK tahun 2010. Disagregasi dilakukan untuk
23
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Tahukah anda :
Animasi sudah adasejak jaman
mesir kuno. Orang Mesir
kuno menghidupkan gambar mereka dengan urutan
gambar-gambar sebagai dekorasi dinding. Dibuat
sekitar tahun 2000 sebelum
Masehi (Thomas 1958).
semua produk baik produk utama maupun produk
sekunder. Setelah didapatkan output menurut lima
digit KBLI, dilakukan agregasi menurut produk dan
industri untuk klasifikasi sektor ekonomi kreatif dan
non ekonomi kreatif.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur, BPS
Provinsi Jawa Timur
3. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS)
Tahunan, BPS Provinsi Jawa Timur
Industri: Informasi dan Komunikasi
Estimasi supply nilai produksi (output) diperoleh dari
jumlah film, sinetron, dll dikalikan dengan rata-rata
biaya pembuatan film, sinetron, dll. Untuk struktur
supply, menggunakan struktur data produksi
Industri Besar dan Sedang (IBS) dan data Sensus
Ekonomi 2006. Untuk disagregasi output film
pemerintah, menggunakan data pendapatan dari
laporan keuangan perusahaan BUMN, Kementerian
BUMN.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa
Timur
24
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
2. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur, BPS
Provinsi Jawa Timur
3. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS), BPS
Provinsi Jawa Timur
f. Subsektor Fotografi
Industri: Jasa Perusahaan
Estimasi output menggunakan pendekatan produksi
didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi (SE) 2006.
Dari hasil SE tersebut diperoleh level output tahun
2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level output
yang diperoleh kemudian digunakan sebagi dasar
untuk melakukan estimasi output tahun 2010
menurut lima digit KBLI 2005. Selanjutnya,
dilakukan proses bridging untuk memperoleh output
industri kreatif tahun 2010 menurut KBLI 2015.
Struktur supply dibentuk dengan menggunakan
hasil Matrik Supply Provinsi Jawa Timur.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur, BPS
Provinsi Jawa Timur
25
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Industri: Jasa Pendidikan
Estimasi output menggunakan pendekatan produksi
didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi (SE) 2006.
Dari hasil SE tersebut diperoleh level output tahun
2006 menurut lima digit KBLI 2005. Struktur supply
dibentuk dengan menggunakan hasil Matrik Supply
Provinsi Jawa Timur.
Sumber data:
Matriks Supply Provinsi Jawa Timur, BPS Provinsi
Jawa Timur
g. Subsektor Kriya
Industri: Industri Pengolahan
Tahap pertama dalam penyusunan Matriks Supply
Ekonomi Kreatif khususnya kategori Industri
Pengolahan adalah mengidentifikasi kode lima digit
KBLI ke dalam setiap klasifikasi Matriks Supply baik
menurut produk maupun industri. Tahap selanjutnya
adalah disagregasi setiap produk Matriks Supply
baik output maupun NTB ke dalam lima digit KBLI
menggunakan data IBS dan IMK tahun 2010.
Disagregasi dilakukan untuk semua produk baik
produk utama maupun produk sekunder.
Setelah memperoleh output menurut lima digit KBLI,
kemudian dilakukan agregasi menurut produk dan
26
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Perdagangan merupakan salah satu kegiatan di bidang ekonomi yang mempunyai dalam upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi
industri untuk klasifikasi sektor ekonomi kreatif dan
sektor non ekonomi kreatif.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur, BPS
Provinsi Jawa Timur
3. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS)
Tahunan, BPS Provinsi Jawa Timur
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi dan Perawatan Mobil dan
Sepeda Motor
Industri perdagangan besar bukan mobil dan
sepeda motor dalam Matriks Supply meliputi
kegiatan ekonomi penjualan kembali (tanpa
perubahan teknis) baik barang baru maupun
barang bekas kepada pengecer, industri, komersial,
institusi atau pengguna profesional, atau kepada
pedagang besar lainnya, atau yang bertindak
sebagai agen atau broker dalam pembelian atau
penjualan barang, baik perorangan maupun
perusahaan. Perdagangan di subsektor kriya
dibatasi hanya untuk perdagangan produk industri
pengolahan di subsektor kriya yang berasal dari
produksi dalam negeri atau domestik saja.
27
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Perkembangan
informasi dan
komunikasi
modern dalam
perdagangan
berimbas pada
berkurangnya
pelaku
perantara
dagang
Output perdagangan adalah marjin perdagangan,
yaitu nilai jual dikurangi nilai beli barang yang
diperdagangkan setelah dikurangi dengan biaya
angkutan yang dikeluarkan oleh pedagang.
Konsumsi antaranya adalah seluruh biaya yang
digunakan untuk kepentingan usaha perdagangan,
seperti perlengkapan tulis menulis, bahan pengepak
dan pembungkus, rekening listrik dan telepon, serta
biaya iklan.
Industri perdagangan eceran bukan mobil dan
sepeda motor dalam Matriks Supply meliputi
penjualan kembali (tanpa perubahan teknis), baik
barang baru maupun bekas, utamanya kepada
masyarakat umum untuk konsumsi atau
penggunaan perorangan maupun rumah tangga,
melalui toko, department store, kios, mail-order
houses, penjual dari pintu ke pintu, pedagang
keliling, koperasi konsumsi, rumah pelelangan, dan
lain-lain. Pada umumnya, pedagang pengecer
memperoleh hak atas barang-barang yang dijualnya,
tetapi beberapa pedagang pengecer ada yang
bertindak sebagai agen dan menjual atas dasar
konsinyasi atau komisi. Perdagangan di subsektor
kriya dibatasi hanya untuk perdagangan produk
industri pengolahan di subsektor kriya yang berasal
dari produksi dalam negeri atau domestik saja.
28
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Penghitungan output untuk kegiatan perdagangan
menggunakan pendekatan tidak langsung/
commodity flow, yaitu dengan menghitung besarnya
marjin perdagangan barang-barang subsektor kriya
yang diperdagangkan. Dalam pendekatan ini
dibutuhkan rasio marjin perdagangan besar dan
eceran. Marjin perdagangan diperoleh dari perkalian
antara output industri pengolahannya dengan rasio
marjin perdagangan besar dan eceran untuk masing
-masing produk. Output yang didapat dari perkalian
tersebut merupakan output utama. Sedangkan
untuk output sekundernya dihitung menggunakan
rasio terhadap output utamanya. Rasio ini diperoleh
dari survei khusus.
Sumber data:
1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ), BPS
Provinsi Jawa Timur
h. Subsektor Kuliner
Industri: Industri Pengolahan
Tahap pertama dalam penyusunan Matriks Supply
Ekonomi Kreatif khususnya kategori Industri
Pengolahan adalah mengidentifikasi kode lima digit
KBLI kedalam setiap klasifikasi Matriks Supply baik
29
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
menurut produk maupun industri. Tahap selanjutnya
adalah disagregasi setiap produk Matriks Supply
baik output maupun NTB ke dalam lima digit KBLI
menggunakan data IBS dan IMK tahun 2010.
Disagregasi dilakukan untuk semua produk baik
produk utama maupun produk sekunder.
Setelah memperoleh output menurut lima digit KBLI,
kemudian dilakukan agregasi menurut produk dan
industri untuk klasifikasi sektor ekonomi kreatif dan
sektor non ekonomi kreatif.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
3. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS)
Tahunan, BPS Provinsi Jawa Timur
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi dan Perawatan Mobil dan
Sepeda Motor
Industri perdagangan di Subsektor Kuliner dibatasi
hanya untuk perdagangan barang-barang domestik
yang merupakan produk dari industri pengolahan di
Subsektor Kuliner.
30
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Penghitungan output untuk kegiatan perdagangan
menggunakan pendekatan tidak langsung/
commodity flow yaitu dengan menghitung besarnya
marjin perdagangan barang-barang Subsektor
Kuliner yang diperdagangkan. Dalam pendekatan
ini dibutuhkan rasio marjin perdagangan besar dan
eceran. Marjin perdagangan diperoleh dari perkalian
antara output industri pengolahannya dengan rasio
marjin perdagangan besar dan eceran untuk masing
-masing produk. Output yang didapat dari perkalian
tersebut merupakan output utama. Sedangkan
untuk output sekundernya dihitung menggunakan
rasio terhadap output utamanya. Rasio ini diperoleh
dari survei khusus.
Sumber data:
1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ), BPS
Provinsi Jawa Timur
Industri: Penyediaan Akomodasi dan
Penyediaan Makan Minum
Semua kegiatan yang masuk dalam Kategori
Penyediaan Makan Minum merupakan cakupan
dalam Subsektor Kuliner. Total Output produk jasa
penyediaan makan minum merupakan perkalian
31
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
konsumsi makanan jadi per kapita dengan jumlah
penduduk pertengahan tahun. Data konsumsi yang
diperoleh dari Survei Sosial dan Ekonomi Nasional
(SUSENAS) merupakan konsumsi seluruh anggota
rumahtangga, baik di dalam negeri maupun di luar
negeri (misalnya turis Indonesia membeli makanan
di restoran di luar negeri), dengan kata lain output
yang dihasilkan merupakan total supply produk jasa
penyediaan makan minum yang dihasilkan oleh
seluruh industri, termasuk yang berasal dari impor.
Untuk mendapatkan total output domestik produk
jasa penyediaan makan minum SUSENAS maka
konsumsi penduduk tersebut dikurangi dengan
impor produk jasa penyediaan makan minum lalu
ditambah dengan ekspor produk jasa penyediaan
makan minum.
Persamaan formulanya bisa disederhanakan,
sebagai berikut:
Total Supply = Total Use
Output Domestik + Impor = Total Konsumsi
(konsumsi antara dan konsumsi akhir) + Ekspor
Output Domestik = Total Konsumsi +
Ekspor – Impor
Wisata memiliki banyak ragam, macam, dan
jenis, mulai dari wisata alam,
bahari, budaya, buru, domestik, karya, kesehatan,
Nusantara,
32
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Selain itu, konsumsi rumahtangga yang didata di SUSENAS,
bisa dilakukan di penyediaan makan minum baik di restoran
yang ada di kereta api, di angkutan udara, maupun di hotel.
Ini merupakan produk sekunder dari industri kereta api,
angkutan udara, industri penyediaan akomodasi, dan industri
lainnya. Jadi, untuk menghitung output jasa penyediaan
makan minum yang khusus dihasilkan oleh industri
penyediaan makan minum, maka harus dikurangi output jasa
penyediaan makan minum yang dihasilkan oleh industri-
industri lain tersebut.
Sumber data:
1. Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (SUSENAS), BPS
Provinsi Jawa Timur
2. Publikasi Proyeksi Penduduk 2010-2035, BPS Provinsi
Jawa Timur
3. Statistik Pariwisata, BPS Provinsi Jawa Timur
i. Subsektor Musik
Industri: Industri Pengolahan
Tahap pertama dalam penyusunan Matriks Supply Ekonomi
Kreatif khususnya kategori Industri Pengolahan adalah
mengidentifikasi kode lima digit KBLI kedalam setiap
klasifikasi Matriks Supply baik menurut produk maupun
industri. Tahap selanjutnya adalah disagregasi setiap produk
Matriks Supply baik output maupun NTB ke dalam lima digit
KBLI menggunakan data IBS dan IMK tahun 2010.
33
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Disagregasi dilakukan untuk semua produk baik
produk utama maupun produk sekunder.
Setelah memperoleh output menurut lima digit KBLI,
kemudian dilakukan agregasi menurut produk dan
industri untuk klasifikasi sektor ekonomi kreatif dan
sektor non ekonomi kreatif.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa Timur
2. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur, tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
3. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS)
Tahunan, BPS Provinsi Jawa Timur
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi dan Perawatan Mobil dan
Sepeda Motor
Industri perdagangan di Subsektor Musik dibatasi
hanya untuk perdagangan barang-barang domestik
yang merupakan produk barang di Subsektor Musik.
Penghitungan output untuk kegiatan perdagangan
menggunakan pendekatan tidak langsung/
commodity flow yaitu dengan menghitung besarnya
marjin perdagangan barang-barang subsektor musik
yang diperdagangkan. Dalam pendekatan ini
dibutuhkan rasio marjin perdagangan besar dan
Tahukah anda :
Musik menjadi
salah satu
alternatif
penyembuhan
bagi penderita
autis dan susah
konsentrasi.
34
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
eceran. Marjin perdagangan diperoleh dari perkalian
antara output industri pengolahannya dengan rasio
marjin perdagangan besar dan eceran untuk masing
-masing produk. Output yang didapat dari perkalian
tersebut merupakan output utama. Sedangkan untuk
output sekundernya dihitung menggunakan rasio
terhadap output utamanya. Rasio ini diperoleh dari
survei khusus.
Sumber data:
1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ), BPS
Provinsi Jawa Timur
3. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
Industri: Informasi dan Komunikasi
Dengan menggunakan data Sensus Ekonomi 2006,
data Supply industri produksi gambar bergerak,
video dan program televisi, perekaman suara dan
penerbitan musik diproporsikan untuk
memperolehoutput subsektor musik. Untuk struktur
Supply, menggunakan struktur data produksi
Industri Besar dan Sedang dan data Sensus
Ekonomi 2006.
35
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Matriks Supply 2010, BPS Provinsi Jawa Timur
3. Statistik Industri Besar dan Sedang 2009, BPS
Provinsi Jawa Timur
Industri: Jasa Perusahaan
Estimasi output didasarkan pada hasil Sensus
Ekonomi 2006 (SE 2006). Dari hasil SE 2006
diperoleh level output tahun 2006 menurut lima digit
KBLI 2005. Level output yang telah diperoleh
digunakan sebagai dasar untuk melakukan estimasi
output tahun 2010 menurut lima digit KBLI 2005.
Selanjutnya, dilakukan proses bridging untuk
memperoleh output industri kreatif tahun 2010
menurut KBLI 2015. Struktur Supply dibentuk
dengan menggunakan hasil Matriks Supply.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Matriks Supply Provinsi tahun 2010, BPS
Provinsi Jawa Timur
36
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Industri: Pendidikan
Estimasi output menggunakan pendekatan produksi
didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi (SE) 2006.
Dari hasil SE tersebut diperoleh level output tahun
2006 menurut lima digit KBLI 2005. Struktur supply
dibentuk dengan menggunakan hasil Matriks
Supply Provinsi Jawa Timur.
Sumber data:
Matriks Supply Provinsi Jawa Timur BPS Provinsi
Jawa Timur
Industri: Jasa Lainnya
Output dihitung menggunakan pendekatan
produksi, yaitu dengan mengalikan antara Indikator
Produksi (IP) dan Indikator Harga (IH). Pendekatan
indikator produksi yang digunakan dalam
penghitungan output adalah jumlah tenaga kerja.
Sedangkan, indikator harga yang digunakan adalah
output per tenaga kerja. Indikator produksi untuk
tahun 2010 diperoleh dengan melakukan
ekstrapolasi jumlah tenaga kerja tahun 2006 ke
tahun 2010 menggunakan pertumbuhan jumlah
tenaga kerja Sakernas secara berantai. Sedangkan,
indikator harga untuk tahun 2010 diperoleh dengan
meng-inflate indikator harga tahun 2006 ke tahun
2010 menggunakan pertumbuhan IHK secara
berantai.
37
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Provinsi
Jawa Timur
2. Statistik Tenaga Kerja (SAKERNAS), BPS
Provinsi Provinsi Jawa Timur
3. Statistik Indeks Harga Konsumen. BPS Provinsi
Provinsi Jawa Timur
j. Subsektor Fesyen
Industri: Industri Pengolahan
Tahap pertama dalam penyusunan Matriks Supply
Ekonomi Kreatif khususnya kategori Industri
Pengolahan adalah mengidentifikasi kode lima digit
KBLI kedalam setiap klasifikasi Matriks Supply baik
menurut produk maupun industri. Tahap selanjutnya
adalah disagregasi setiap produk Matriks Supply
baik output maupun NTB ke dalam lima digit KBLI
menggunakan data IBS dan IMK tahun 2010.
Disagregasi dilakukan untuk semua produk baik
produk utama maupun produk sekunder.
Setelah memperoleh output menurut lima digit
KBLI, kemudian dilakukan agregasi menurut produk
dan industri untuk klasifikasi sektor ekonomi kreatif
dan sektor non ekonomi kreatif.
38
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
3. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS)
Tahunan BPS Provinsi Jawa Timur
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi dan Perawatan Mobil dan
Sepeda Motor
Industri perdagangan di Subsektor Fesyen dibatasi
hanya untuk perdagangan barang-barang domestik
yang merupakan produk dari industri pengolahan di
Subsektor Fesyen.
Penghitungan output untuk kegiatan perdagangan
menggunakan pendekatan tidak langsung/
commodity flow yaitu dengan menghitung besarnya
marjin perdagangan barang-barang subsektor
Fesyen yang diperdagangkan. Dalam pendekatan
ini dibutuhkan rasio marjin perdagangan besar dan
eceran. Marjin perdagangan diperoleh dari perkalian
antara output industri pengolahannya dengan rasio
marjin perdagangan besar dan eceran untuk masing
-masing produk. Output yang didapat dari perkalian
tersebut merupakan output utama. Sedangkan
39
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
untuk output sekundernya dihitung menggunakan
rasio terhadap output utamanya. Rasio ini diperoleh
dari survei khusus.
Sumber data:
1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ), BPS
Provinsi Jawa Timur
3. Survei Penyediaan dan Penggunaan (lapangan
usaha) Jasa (SPPJ), BPS Provinsi Jawa Timur
4. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
Industri: Pendidikan
Estimasi output menggunakan pendekatan produksi
didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi (SE) 2006.
Dari hasil SE tersebut diperoleh level output tahun
2006 menurut lima digit KBLI 2005. Struktur supply
dibentuk dengan menggunakan hasil Matrik Supply
Provinsi Jawa Timur.
Sumber data:
Matriks Supply Provinsi Jawa Timur BPS Provinsi
Jawa Timur
40
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
k. Subsektor Aplikasi dan Game Developer
Industri: Informasi dan Komunikasi
Subsektor aplikasi dan game developer
menggunakan data Sensus Ekonomi 2006 dan
indikator PDRB seri 2000 sehingga diperoleh
estimasi supply tahun 2010. Untuk struktur supply,
diperoleh dari struktur pendapatan laporan
keuangan perusahaan go public dan data Sensus
Ekonomi 2006.
Estimasi supply Subsektor Aplikasi dan Game
Ddeveloper di industri penerbitan diperoleh dari
proporsi output industri penerbitan dengan
menggunakan data sensus ekonomi 2006. Untuk
struktur supply menggunakan struktur data produksi
Industri Besar dan Sedang dan data Sensus
Ekonomi 2006.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
3. Statistik Industri Besar dan Sedang 2009, BPS
Provinsi Jawa Timur
4. Survei Khusus Ekonomi Kreatif Tahun 2016.
41
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Dinamika dan
perkembangan
dunia game yang
sangat progresif
pada akhirnya
akan membuka
mata msyarakat
mengenai
pentingnya di
masa mendatang,
khususnya untuk
skala industri
hiburan yang
masif.
Industri: Jasa Perusahaan
Estimasi output didasarkan pada hasil Sensus
Ekonomi 2006 (SE 2006). Dari hasil SE 2006
diperoleh level output tahun 2006 menurut lima digit
KBLI 2005. Level output yang telah diperoleh
digunakan sebagai dasar untuk melakukan estimasi
output tahun 2010 menurut lima digit KBLI 2005.
Selanjutnya, dilakukan proses bridging untuk
memperoleh output industri kreatif tahun 2010
menurut KBLI 2015. Struktur Supply dibentuk
dengan menggunakan hasil Matriks Supply.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
Industri: Jasa Lainnya
Output dihitung menggunakan pendekatan
produksi, yaitu dengan mengalikan antara Indikator
Produksi (IP) dan Indikator Harga (IH). Pendekatan
indikator produksi yang digunakan dalam
penghitungan output adalah jumlah tenaga kerja.
Sedangkan, indikator harga yang digunakan adalah
output per tenaga kerja. Indikator produksi untuk
tahun 2010 diperoleh dengan melakukan
42
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
ekstrapolasi jumlah tenaga kerja tahun 2006 ke
tahun 2010 menggunakan pertumbuhan jumlah
tenaga kerja Sakernas secara berantai. Sedangkan,
indikator harga untuk tahun 2010 diperoleh dengan
meng-inflate indikator harga tahun 2006 ke tahun
2010 menggunakan pertumbuhan IHK secara
berantai.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Statistik Tenaga Kerja (SAKERNAS), BPS
Provinsi Jawa Timur
3. Statistik Indeks Harga Konsumen. BPS Provinsi
Jawa Timur
l. Subsektor Penerbitan
Industri: Industri Pengolahan
Tahap pertama dalam penyusunan Matriks Supply
Ekonomi Kreatif khususnya kategori Industri
Pengolahan adalah mengidentifikasi kode lima digit
KBLI kedalam setiap klasifikasi Matriks Supply baik
menurut produk maupun industri. Tahap selanjutnya
adalah disagregasi setiap produk Matriks Supply
baik output maupun NTB ke dalam lima digit KBLI
menggunakan data IBS dan IMK tahun 2010.
43
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Disagregasi dilakukan untuk semua produk baik
produk utama maupun produk sekunder.
Setelah memperoleh output menurut lima digit KBLI,
kemudian dilakukan agregasi menurut produk dan
industri untuk klasifikasi sektor ekonomi kreatif dan
sektor non ekonomi kreatif.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
3. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS)
Tahunan, BPS Provinsi Jawa Timur
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi dan Perawatan Mobil dan
Sepeda Motor
Industri perdagangan di Subsektor Penerbitan
dibatasi hanya untuk perdagangan barang-barang
domestik yang merupakan produk barang di
Subsektor Penerbitan.
Penghitungan output untuk kegiatan perdagangan
menggunakan pendekatan tidak langsung/
commodity flow yaitu dengan menghitung besarnya
marjin perdagangan barang-barang subsektor
44
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
penerbitan yang diperdagangkan. Dalam
pendekatan ini dibutuhkan rasio marjin
perdagangan besar dan eceran. Marjin
perdagangan diperoleh dari perkalian antara output
industri pengolahannya dengan rasio marjin
perdagangan besar dan eceran untuk masing-
masing produk. Output yang didapat dari perkalian
tersebut merupakan output utama. Sedangkan
untuk output sekundernya dihitung menggunakan
rasio terhadap output utamanya. Rasio ini diperoleh
dari survei khusus.
Sumber data:
1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ), BPS
Provinsi Jawa Timur
3. Survei Penyediaan dan Penggunaan (lapangan
usaha) Jasa (SPPJ), BPS Provinsi Jawa Timur
4. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
Industri: Informasi dan Komunikasi
Estimasi supply nilai produksi (output) Subsektor
Penerbitan diperoleh dari data nilai produksi Industri
Besar dan Sedang ditambah dengan pendapatan
45
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
dari nilai belanja iklan yang dinikmati oleh surat
kabar, majalah dan sejenisnya tahun 2010. Untuk
struktur supply menggunakan struktur data produksi
Industri Besar dan Sedang dan data Sensus
Ekonomi 2006.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
3. Statistik Industri Besar dan Sedang 2009, BPS
Provinsi Jawa Timur
4. Laporan keuangan perusahaan go public, BEI
Industri: Jasa Perusahaan
Estimasi output didasarkan pada hasil Sensus
Ekonomi 2006 (SE 2006). Dari hasil SE 2006
diperoleh level output tahun 2006 menurut lima digit
KBLI 2005. Level output yang telah diperoleh
digunakan sebagai dasar untuk melakukan estimasi
output tahun 2010 menurut lima digit KBLI 2005.
Selanjutnya, dilakukan proses bridging untuk
memperoleh output industri kreatif tahun 2010
menurut KBLI 2015. Struktur supply dibentuk
dengan menggunakan hasil Matriks Supply.
46
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
Industri: Jasa Lainnya
Output dihitung menggunakan pendekatan
produksi, yaitu dengan mengalikan antara Indikator
Produksi (IP) dan Indikator Harga (IH). Pendekatan
indikator produksi yang digunakan dalam
penghitungan output adalah jumlah tenaga kerja.
Sedangkan, indikator harga yang digunakan adalah
output per tenaga kerja. Indikator produksi untuk
tahun 2010 diperoleh dengan melakukan
ekstrapolasi jumlah tenaga kerja tahun 2006 ke
tahun 2010 menggunakan pertumbuhan jumlah
tenaga kerja Sakernas secara berantai. Sedangkan,
indikator harga untuk tahun 2010 diperoleh dengan
meng-inflate indikator harga tahun 2006 ke tahun
2010 menggunakan pertumbuhan IHK secara
berantai.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa
Timur
47
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
2. Statistik Tenaga Kerja (SAKERNAS), BPS
Provinsi Jawa Timur
3. Statistik Indeks Harga Konsumen. BPS Provinsi
Jawa Timur
m. Subsektor Periklanan
Industri: Jasa Perusahaan
Estimasi output didasarkan pada hasil Sensus
Ekonomi 2006 (SE 2006). Dari hasil SE 2006
diperoleh level output tahun 2006 menurut lima
digit KBLI 2005. Level output yang telah diperoleh
digunakan sebagai dasar untuk melakukan
estimasi output tahun 2010 menurut lima digit KBLI
2005. Selanjutnya, dilakukan proses bridging untuk
memperoleh output industri kreatif tahun 2010
menurut KBLI 2015. Struktur supply dibentuk
dengan menggunakan hasil Matriks Supply.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
48
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
n. Subsektor Televisi dan Radio
Industri: Informasi dan Komunikasi
Estimasi supply Subsektor Televisi dan Radio
diperoleh dari nilai belanja iklan yang dinikmati oleh
televisi dan radio ditambah dengan pendapatan dari
laporan keuangan RRI dan TVRI. Untuk struktur
supply, diperoleh dengan menggunakan struktur
pendapatan laporan keuangan perusahaan go
public dan data Sensus Ekonomi 2006.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa Timur
2. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
3. Laporan keuangan perusahaan go public, BEI
o. Subsektor Seni Pertunjukan
Industri: Jasa Perusahaan
Estimasi output didasarkan pada hasil Sensus
Ekonomi 2006 (SE 2006). Dari hasil SE 2006
diperoleh level output tahun 2006 menurut lima digit
KBLI 2005. Level output yang telah diperoleh
digunakan sebagai dasar untuk melakukan estimasi
output tahun 2010 menurut lima digit KBLI 2005.
Selanjutnya, dilakukan proses bridging untuk
memperoleh output industri kreatif tahun 2010
Tahukah anda :
Televisi Republik
Indonesia (TVRI)
adalah stasiun
televisi pertama di
Indonesia yang
mengudara pada
tanggal
24 Agustus 1962
49
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
menurut KBLI 2015. Struktur supply dibentuk
dengan menggunakan hasil Matriks Supply.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
Industri: Pendidikan
Estimasi output menggunakan pendekatan produksi
didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi (SE) 2006.
Dari hasil SE tersebut diperoleh level output tahun
2006 menurut lima digit KBLI 2005. Struktur supply
dibentuk dengan menggunakan hasil Matrik Supply
Provinsi Jawa Timur.
Sumber data:
Matriks Supply Provinsi Jawa Timur BPS Provinsi
Jawa Timur
Industri: Jasa Lainnya
Output dihitung menggunakan pendekatan
produksi, yaitu dengan mengalikan antara Indikator
Produksi (IP) dan Indikator Harga (IH). Pendekatan
indikator produksi yang digunakan dalam
penghitungan output adalah jumlah tenaga kerja.
Sedangkan, indikator harga yang digunakan adalah
50
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
output per tenaga kerja. Indikator produksi untuk
tahun 2010 diperoleh dengan melakukan
ekstrapolasi jumlah tenaga kerja tahun 2006 ke
tahun 2010 menggunakan pertumbuhan jumlah
tenaga kerja Sakernas secara berantai. Sedangkan,
indikator harga untuk tahun 2010 diperoleh dengan
meng-inflate indikator harga tahun 2006 ke tahun
2010 menggunakan pertumbuhan IHK secara
berantai.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Statistik Tenaga Kerja (SAKERNAS), BPS
Provinsi Jawa Timur
3. Statistik Pariwisata, BPS Provinsi Jawa Timur
4. Statistik Indeks Harga Konsumen. BPS Provinsi
Jawa Timur
p. Subsektor Seni Rupa
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi dan Perawatan Mobil dan
Sepeda Motor
Estimasi supply/output diperoleh proporsi output
industri tersebut terhadap total output industri
perdagangan eceran, dengan menggunakan data
51
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
sensus ekonomi 2006. Untuk struktur supply, juga
menggunakan data Sensus Ekonomi 2006.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
Industri: Jasa Perusahaan
Estimasi output didasarkan pada hasil Sensus
Ekonomi 2006 (SE 2006). Dari hasil SE 2006
diperoleh level output tahun 2006 menurut lima digit
KBLI 2005. Level output yang telah diperoleh
digunakan sebagai dasar untuk melakukan estimasi
output tahun 2010 menurut lima digit KBLI 2005.
Selanjutnya, dilakukan proses bridging untuk
memperoleh output industri kreatif tahun 2010
menurut KBLI 2015. Struktur supply dibentuk
dengan menggunakan hasil Matriks Supply.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
Karya seni yang
bermutu kelak
akan mudah
terjual kembali
maka banyak
yang membeli
karya seni bukan
sebagai bentuk
apresiasi semata
tapi merupakan
sebagai investasi
untuk masa
depan.
52
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Industri: Pendidikan
Estimasi output menggunakan pendekatan produksi
didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi (SE) 2006.
Dari hasil SE tersebut diperoleh level output tahun
2006 menurut lima digit KBLI 2005. Struktur supply
dibentuk dengan menggunakan hasil Matrik Supply
Provinsi Jawa Timur.
Sumber data:
Matriks Supply Provinsi Jawa Timur BPS Provinsi
Jawa Timur
Industri: Jasa Lainnya
Output dihitung menggunakan pendekatan produksi,
yaitu dengan mengalikan antara Indikator Produksi
(IP) dan Indikator Harga (IH). Pendekatan indikator
produksi yang digunakan dalam penghitungan
output adalah jumlah tenaga kerja. Sedangkan,
indikator harga yang digunakan adalah output per
tenaga kerja. Indikator produksi untuk tahun 2010
diperoleh dengan melakukan ekstrapolasi jumlah
tenaga kerja tahun 2006 ke tahun 2010
menggunakan pertumbuhan jumlah tenaga kerja
Sakernas secara berantai. Sedangkan, indikator
harga untuk tahun 2010 diperoleh dengan meng-
inflate indikator harga tahun 2006 ke tahun 2010
menggunakan pertumbuhan IHK secara berantai.
53
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa Timur
2. Statistik Tenaga Kerja (SAKERNAS), BPS
Provinsi Jawa Timur
3. Statistik Pariwisata, BPS Provinsi Jawa Timur
4. Statistik Indeks Harga Konsumen. BPS Provinsi
Jawa Timur
Ringkasan metode estimasi supply dari masing-
masing subsektor Ekonomi Kreatif dapat dilihat
pada lampiran 3.
3.2 Metode Penyusunan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Ekonomi
Kreatif Tahun 2011-2016
3.2.1 Konsep Dasar PDRB
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa
yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik yang
timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu
periode tertentu, tanpa memperhatikan apakah faktor
produksi dimiliki oleh residen atau non-residen.
Ada 3 pendekatan untuk menghitung PDRB,
yaitu sebagai berikut:
Ekraf memiliki
peran penting
dalam kenaikan
pertumbuhan
ekonomi,
lantaran
memiliki massa
cukup besar
dalam
prosesnya.
54
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
1. PDRB produksi adalah jumlah nilai tambah seluruh
aktivitas ekonomi, dimana nilai tambah diperoleh
dari output dikurangi konsumsi antara.
2. PDRB pendapatan adalah jumlah seluruh balas
jasa faktor produksi berupa Kompensasi Tenaga
Kerja, Surplus Usaha, Penyusutan dan Pajak
Produksi & Impor.
3. PDRB pengeluaran adalah jumlah seluruh
permintaan akhir, yaitu konsumsi rumah tangga,
konsumsi pemerintah, pembentukan modal dan
perubahan inventori, ekspor, dikurangi impor (C +
G + I + X – M).
a. Output (Nilai Produksi)
Output adalah nilai barang atau jasa yang
dihasilkan dalam suatu periode tertentu, biasanya
satu tahun, dan dinilai atas dasar harga dasar
(basic price).
Jenis output ada 2 (dua) macam yaitu:
Output utama (output utama produksi),
Output sekunder
b. Konsumsi Antara
Konsumsi Antara adalah nilai barang dan jasa yang
dikonsumsi sebagai input dalam proses produksi
55
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
atau nilai barang dan jasa tidak tahan lama yang
digunakan/habis dalam proses produksi. Konsumsi
antara ini dinilai atas harga pembeli.
c. Nilai Tambah Bruto (NTB)
Nilai Tambah Bruto adalah selisih antara output dan
konsumsi antara, yang merupakan produk dari
proses produksi.
Produk ini terdiri atas :
a. Pendapatan faktor yang terdiri dari :
- Kompensasi tenaga kerja
- Sewa tanah sebagai balas jasa tanah
- Bunga sebagai jasa modal, dan
- Keuntungan sebagai balas jasa kewirswasta
b. Konsumsi barang modal tetap yang dipakai
untuk produksi
c. Pajak lainnya atas produksi dikurangi subsidi
lainnya atas produksi
PDRB dapat dinyatakan sebagai :
a. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB adhb)
Nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga berlaku pada setiap tahun.
56
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
b. PDRB Atas Dasar Harga Konstan (PDRB adhk)
Nilai tambah barang dan jasa tersebut yang
dihitung menggunakan harga pada satu tahun
tertentu sebagai dasar penghitungan.
Pendekatan Penghitungan PDRB Atas Dasar
Harga Berlaku (PDRB adhb) ada 3 yaitu: Produksi,
Pendapatan dan Pengeluaran.
1. Menurut Pendekatan Produksi
Menghitung nilai tambah seluruh kegiatan
ekonomi dengan cara
mengurangkan konsumsi antara dari masing-
masing total nilai produksi/pendapatan (output) tiap-
tiap lapangan usaha.
Dimana :
Output b,t = Output/nilai produksi bruto atas dasar
harga berlaku tahun t
NTB b,t = Nilai tambah bruto atas dasar harga
berlaku tahun ke-t
Produksi t = Kuantum produksi tahun ke-t
Harga t = Harga produksi tahun ke-t
57
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
2. Menurut Pendekatan Pendapatan
PDRB merupakan balas jasa yang diterima oleh
faktor-faktor produksi.
PDRB = Kompensasi Tenaga Kerja + Surplus Usaha
Neto + Konsumsi Barang Modal Tetap +
Pajak atas Produksi dan Impor.
3. Menurut Pendekatan Pengeluaran
PDRB adalah penjumlahan semua komponen
permintaan akhir.
PDRB = Konsumsi rumahtangga +
KonsumsiPemerintah + PMTB + Perubahan
stok + (Ekspor - Impor).
Pendekatan Penghitungan PDRB Atas Dasar
Harga Konstan (PDRB adhk) ada 3 yaitu: Revaluasi,
Ekstrapolasi dan Deflasi.
1. Revaluasi yaitu perkalian kuantum produksi tahun
yang berjalan dengan harga tahun dasar.
Dalam rumus dapat dinyatakan sebagai berikut :
58
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
2. Ekstrapolasi yaitu dengan cara mengalikan nilai
tahun dasar dengan suatu indeks kuantum dibagi
100.
Dalam rumus dapat dinyatakan sebagai berikut :
3. Deflasi yaitu dengan cara membagi nilai pada tahun
berjalan dengan suatu indeks harga dibagi 100.
Dalam rumus dapat dinyatakan sebagai berikut :
3.2.2 Metode Estimasi PDRB Ekonomi
Kreatif Tahun 2011-2016
Tahapan metode estimasi PDRB Ekonomi
Kreatif tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut:
1. PDRB Ekraf tahun 2010 diturunkan dari hasil
Matriks Supply Ekraf tahun 2010
2. Pengidentifikasian dan pengumpulan data produksi/
indikator produksi dan harga/indikator harga dari
masing-masing subsektor ekraf tahun 2011-2016.
59
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
3. Penghitungan output dan NTB atas dasar harga
berlaku dengan metode pendekatan produksi dari
masing-masing subsektor ekraf tahun 2011-2016.
4. Penghitungan output dan NTB atas dasar harga
konstan dengan metode ektrapolasi/deflasi dari
masing-masing subsektor ekraf tahun 2011-2016.
5. Proses rekonsiliasi, uji kelayakan dan kewajaran.
Berikut metode penghitungan PDRB ekonomi
kreatif atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga
konstan 2010 menurut subsektor ekonomi kreatif tahun
2011 sampai tahun 2016.
a. Subsektor Arsitektur
Industri: Jasa Perusahaan.
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku Subsektor
Arsitektur tahun 2011-2016 diestimasi
menggunakan indikator dari PDRB atas dasar
harga berlaku industri konstruksi.
PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010 subsektor
Arsitektur tahun 2011-2016 diestimasi
menggunakan indikator dari PDRB atas dasar
harga konstan 2010 industri konstruksi.
60
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi .Jawa Timur
2. PDRB Provinsi Jawa Timur, BPS Provinsi .Jawa
Timur
b. Subsektur Desain Interior
Industri: Jasa Perusahaan
PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-
2016 diestimasi menggunakan indikator dari
PDRB atas dasar harga berlaku real estat.
PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010 tahun
2011-2016 diestimasi menggunakan indikator
dari PDRB atas dasar harga konstan 2010 real
estat.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
2. PDRB Provinsi Jawa Timur, BPS Provinsi Jawa
Timur
61
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Industri: Pendidikan
PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-
2016 diestimasi sebagai perkalian antara PDRB
atas dasar harga konstan 2010 dengan IHK
kursus.
PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010 tahun
2011-2016 diestimasi menggunakan indikator
jumlah peserta kursus.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
2. Statistik Pendidikan, Kemendikbud
3. Statistik Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi
Jawa Timur
c. Subsektor Desain Komunikasi Visual
Industri: Jasa Perusahaan
PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-
2016 diestimasi menggunakan indikator PDRB
subsektor periklanan.
62
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010 tahun
2011-2016 diperoleh dengan metode deflasi,
yaitu dengan cara men-deflate PDRB atas dasar
harga berlaku dengan deflator yang bersesuaian.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi .Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
2. PDRB Subsektor Periklanan
Industri: Pendidikan
PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-
2016 diestimasi sebagai perkalian antara PDRB
atas dasar harga konstan 2010 dengan IHK
kursus.
PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010 tahun
2011-2016 diestimasi menggunakan indikator
jumlah peserta kursus.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
63
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Desain suatu
produk
menentukan
citra dari
produk
tersebut
2. Statistik Harga Konsumen (IHK), BPS
Provinsi .awa Timur
d. Subsektor Desain Produk
Industri: Jasa Perusahaan
PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016
diestimasi menggunakan indikator PDRB atas
dasar harga berlaku industri kemasan.
PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010 tahun
2011-2016 diestimasi menggunakan indikator
PDRB atas dasar harga konstan 2010 industri
kemasan.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
2. PDRB Provinsi Jawa Timur, BPS Provinsi Jawa
Timur
Industri: Pendidikan
PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016
diestimasi sebagai perkalian antara PDRB atas
dasar harga konstan 2010 dengan IHK kursus.
64
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010 tahun
2011-2016 diestimasi menggunakan indikator
jumlah peserta kursus.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
2. Statistik Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi
Jawa Timur
e. Subsektor Film, Animasi, dan Video
Industri: Industri Pengolahan
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB Ekonomi Kreatif tahun 2010 didasarkan
dari hasil Matriks Supply Industri Kreatif tahun
2010 dan sekaligus digunakan sebagai tahun
dasar Penyusunan PDRB Industri Kreatif.
PDRB Ekonomi Kreatif atas dasar harga
berlaku tahun 2011-2016 khusus Kategori
Industri Pengolahan dihitung menggunakan
pendekatan produksi dari data Industri Besar
dan Sedang (IBS) dan Industri Mikro dan Kecil
(IMK) tahun 2011-2016.
65
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Data IBS diidentifikasi kedalam Output dan
Konsumsi Antara untuk masing-masing 5 digit
KBLI. Sedangkan data IMK hanya tersedia
dalam 2 digit KBLI, sehingga perlu disagregasi
ke dalam 5 digit KBLI menggunakan proporsi
dari data IBS. Kemudian hasil penjumlahan
output dan konsumsi antara IBS dan IMK
tersebut diselaraskan dengan output dan Nilai
Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku
dari PDRB Industri pengolahan Non Migas
Nasional. Dari hasil ini akan diperoleh Output
dan NTB Industri Kreatif atas dasar harga
berlaku.
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
PDRB Industri Kreatif atas dasar harga konstan
untuk kategori Industri pengolahan diperoleh
dengan pendekatan Deflasi.
Output atas dasar harga konstan dihitung
dengan mendeflate Output atas dasar harga
berlaku dengan suatu deflator yaitu Indeks
Harga Produsen (IHP).
NTB atas dasar harga konstan diperoleh dari
perkalian output atas dasar harga konstan
dengan rasio NTB tahun dasar yaitu rasio NTB
tahun 2010.
66
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS)
Tahunan, BPS Provinsi Jawa Timur
3. Indeks Harga Produsen (IHP) 2010, BPS
Provinsi Jawa Timur
4. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur Ekonomi
Kreatif 2010, BPS Provinsi Jawa Timur
Industri: Informasi dan Komunikasi
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb)
Nilai output berlaku diperoleh menggunakan
pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan
indikator produksi (jumlah film, sinetron, dll)
dengan rata-rata biaya produksi film.Kemudian
nilai NTB berlaku diperoleh dari perkalian antara
output berlaku dan rasio NTB.
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
Nilai output konstan diperoleh menggunakan
metode deflasi, yaitu dengan membagi output
konstan dengan indikator harga Indeks harga
konsumen (IHK).Untuk nilai NTB konstan,
diperoleh dari perkalian antara output konstan
dan rasio NTB tahun 2010.
67
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Sumber data:
1. Statistik Indeks Harga Konsumen, BPS Provinsi
Jawa Timur
2. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur Tahun
2010, BPS Provinsi Jawa Timur
Industri: Pendidikan
PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-
2016 diestimasi sebagai perkalian antara PDRB
atas dasar harga konstan 2010 dengan IHK
kursus.
PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010 tahun
2011-2016 diestimasi menggunakan indikator
jumlah peserta kursus.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
2. Statistik Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi
Jawa Timur
68
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
f. Subsektor Fotografi
Industri: Jasa Perusahaan
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2013
diestimasi menggunakan hasil SKEK 2012-2013,
sedangkan untuk tahun 2014-2016 diestimasi
menggunakan hasil Survei Khusus Neraca
Produksi (SKNP).
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010 tahun
2011-2016 diperoleh dengan metode deflasi,
yaitu dengan cara men-deflate PDRB atas dasar
harga berlaku dengan deflator yang bersesuaian.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
2. SKEK 2015-2016, BPS Provinsi Jawa Timur
3. SKNP 2014-2016, BPS Provinsi Jawa Timur
Industri: Pendidikan
PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016
diestimasi sebagai perkalian antara PDRB atas
dasar harga konstan 2010 dengan IHK kursus.
Fotografi adalah
sebuah terobosan
teknologi dengan
hasilnya berupa
rekaman dua
dimensi seperti
yang terlihat
oleh mata, sudah
bisa dibuat
permanen.
69
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010 tahun
2011-2016 diestimasi menggunakan indikator
jumlah peserta kursus.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi .Jawa Timur
2. Statistik Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi
Jawa Timur
Industri: Jasa Lainnya
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb)
Output atas dasar harga berlaku dihitung
menggunakan pendekatan produksi, yaitu
mengalikan indikator produksi dan indikator
harga. Sedangkan, NTB atas dasar harga
berlaku diperoleh dengan mengalikan output
atas dasar harga berlaku dan rasio NTB.
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
Output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh
dengan metode deflasi, yaitu membagi output
berlaku yang telah diperoleh dengan deflator
berupa IHK. Sedangkan, NTB atas dasar harga
konstan 2010 diperoleh dengan mengalikan
70
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
output atas dasar harga konstan 2010 dan rasio
NTB.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa Timur
2. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
3. Statistik Indeks Harga Konsumen, BPS Provinsi
Jawa Timur
g. Subsektor Kriya
Industri: Industri Pengolahan
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB Ekonomi Kreatif tahun 2010 didasarkan
dari hasil Matriks Supply Industri Kreatif tahun
2010 dan sekaligus digunakan sebagai tahun
dasar Penyusunan PDRB Industri Kreatif.
PDRB Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku
tahun 2011-2016 khusus Kategori Industri
Pengolahan dihitung menggunakan pendekatan
produksi dari data Industri Besar dan Sedang
(IBS) dan data Industri Mikro dan Kecil (IMK)
tahun 2011-2016.
Data IBS diidentifikasi kedalam Output dan
Konsumsi Antara untuk masing-masing 5 digit
Pelaku kriya
adalah pencinta
budaya nenek
moyang.
Kriya
merupakan
salah satu
wujud
pelestarian
budaya
nusantara
71
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
KBLI. Sedangkan data IMK hanya tersedia
dalam 2 digit KBLI, sehingga perlu disagregasi
ke dalam 5 digit KBLI menggunakan proporsi
dari data IBS. Kemudian hasil penjumlahan
output dan konsumsi antara IBS dan IMK
tersebut diselaraskan dengan output dan Nilai
Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku
dari PDRB Industri pengolahan Non Migas
Nasional. Dari hasil ini akan diperoleh Output
dan NTB Industri Kreatif atas dasar harga
berlaku.
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
PDRB Industri Kreatif atas dasar harga konstan
untuk kategori Industri pengolahan diperoleh
dengan pendekatan Deflasi.
Output atas dasar harga konstan dihitung
dengan men-deflate Output atas dasar harga
berlaku dengan suatu deflator yaitu Indeks
Harga Produsen (IHP).
NTB atas dasar harga konstan diperoleh dari
perkalian output atas dasar harga konstan
dengan rasio NTB tahun dasar yaitu rasio NTB
tahun 2010.
72
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS)
Tahunan, BPS Provinsi Jawa Timur
3. Indeks Harga Produsen (IHP) 2010, BPS
4. Matriks Supply Ekonomi Kreatif 2010, BPS
Provinsi Jawa Timur
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi dan Perawatan Mobil dan
Sepeda Motor
Nilai output baik harga atas dasar harga berlaku
maupun atas dasar harga konstan untuk kegiatan
perdagangan menggunakan pendekatan tidak
langsung/commodity flow yaitu dengan menghitung
besarnya marjin perdagangan barang-barang yang
diperdagangkan dari industri pengolahan di
subsektor kriya. Marjin perdagangan merupakan
perkalian antara output industri dengan rasio marjin
perdagangan. Output yang didapat dari perkalian
tersebut merupakan output utama. Sedangkan
untuk output sekunder menggunakan rasio dari
Matriks Supply 2010 Ekraf. Nilai tambah brutonya
dihitung berdasarkan perkalian rasio nilai tambah
bruto dengan outputnya.
73
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Sumber data:
1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi .Jawa
Timur
2. Matriks Supply Ekonomi Kreatif tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
3. SKSJ, BPS Provinsi Jawa Timur
4. SPPJ, BPS Provinsi Jawa Timur
h. Subsektor Kuliner
Industri: Industri Pengolahan
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB Ekonomi Kreatif tahun 2010 didasarkan
dari hasil Matriks Supply Industri Kreatif tahun
2010 dan sekaligus digunakan sebagai tahun
dasar Penyusunan PDRB Industri Kreatif.
PDRB Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku
tahun 2011-2016 khusus Kategori Industri
Pengolahan dihitung menggunakan pendekatan
produksi dari data Industri Besar dan Sedang
(IBS) dan Industri Mikro dan Kecil (IMK) tahun
2011-2016.
Data IBS diidentifikasi kedalam Output dan
Konsumsi Antara untuk masing-masing 5 digit
KBLI. Sedangkan data IMK hanya tersedia
74
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
dalam 2 digit KBLI, sehingga perlu disagregasi
ke dalam 5 digit KBLI menggunakan proporsi
dari data IBS. Kemudian hasil penjumlahan
output dan konsumsi antara IBS dan IMK
tersebut diselaraskan dengan output dan Nilai
Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku
dari PDRB Industri pengolahan Non Migas
Nasional. Dari hasil ini akan diperoleh Output
dan NTB Industri Kreatif atas dasar harga
berlaku.
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
PDRB Industri Kreatif atas dasar harga konstan
untuk kategori Industri pengolahan diperoleh
dengan pendekatan Deflasi.
Output atas dasar harga konstan dihitung
dengan mendeflate Output atas dasar harga
berlaku dengan suatu deflator yaitu Indeks Harga
Produsen (IHP).
NTB atas dasar harga konstan diperoleh dari
perkalian output atas dasar harga konstan
dengan rasio NTB tahun dasar yaitu rasio NTB
tahun 2010.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
75
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS)
Tahunan, BPS Provinsi Jawa Timur
3. Indeks Harga Produsen (IHP) 2010, BPS
4. Matriks Supply Ekonomi Kreatif 2010, BPS
Provinsi Jawa Timur
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi dan Perawatan Mobil dan
Sepeda Motor
Nilai output baik harga atas dasar harga berlaku
maupun atas dasar harga konstan untuk kegiatan
perdagangan menggunakan pendekatan tidak
langsung/commodity flow yaitu dengan menghitung
besarnya marjin perdagangan barang-barang yang
diperdagangkan dari industri pengolahan di
subsektor kuliner. Marjin perdagangan merupakan
perkalian antara output industri dengan rasio marjin
perdagangan. Output yang didapat dari perkalian
tersebut merupakan output utama. Sedangkan
untuk output sekunder menggunakan rasio dari
Matriks Supply 2010 Ekraf. Nilai tambah brutonya
dihitung berdasarkan perkalian rasio nilai tambah
bruto dengan outputnya.
Sumber data:
1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi Jawa
Timur
76
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
2. Matriks Supply Ekonomi Kreatif tahun 2010, BPS
Provinsi Jawa Timur
3. SKSJ, BPS Provinsi Jawa Timur
4. SPPJ, BPS Provinsi Jawa Timur
Industri: Penyediaan Akomodasi dan
Penyediaan Makan Minum
Output subkategori penyediaan makan minum
diperoleh dengan pendekatan pengeluaran. Output
merupakan penjumlahan dari pengeluaran
penduduk terhadap produk penyediaan makan
minum ditambah dengan konsumsi wisatawan
mancanegara di Indonesia (ekspor wisatawan
mancanegara dikurangi pengeluaran wisatawan
nasional/impor restoran). Penghitungan tersebut
menghasilkan output utama. Sedangkan output
sekunder didapatkan dari rasio Matriks Supply Ekraf
2010. Output atas dasar harga konstan diperoleh
dengan metode deflasi dengan IHP penyediaan
makan minum sebagai deflatornya. Sedangkan nilai
tambah brutonya dihitung berdasarkan perkalian
rasio nilai tambah bruto dengan outputnya.
Sumber data:
1. Susenas, BPS Provinsi Jawa Timur
2. Publikasi Proyeksi Penduduk Provinsi Jawa
Timur 2010-2035, BPS Provinsi Jawa Timur
77
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
3. Statistik Pariwisata, BPS Provinsi Jawa Timur
i. Subsektor Musik
Industri: Industri Pengolahan
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB Ekonomi Kreatif tahun 2010 didasarkan
dari hasil Matriks Supply Industri Kreatif tahun
2010 dan sekaligus digunakan sebagai tahun
dasar Penyusunan PDRB Industri Kreatif.
PDRB Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku
tahun 2011-2016 khusus Kategori Industri
Pengolahan dihitung menggunakan pendekatan
produksi dari data Industri Besar dan Sedang
(IBS) dan data Industri Mikro dan Kecil (IMK)
tahun 2011-2016.
Data IBS diidentifikasi ke dalam output dan
konsumsi antara untuk masing-masing 5 digit
KBLI. Sedangkan data IMK hanya tersedia
dalam 2 digit KBLI, sehingga perlu disagregasi
ke dalam 5 digit KBLI menggunakan proporsi
dari data IBS. Kemudian hasil penjumlahan
output dan konsumsi antara IBS dan IMK
tersebut diselaraskan dengan output dan Nilai
Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku
dari PDRB Industri pengolahan Non Migas. Dari
78
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
hasil ini akan diperoleh Output dan NTB Industri
Kreatif atas dasar harga berlaku.
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
PDRB Industri Kreatif atas dasar harga konstan
untuk kategori Industri pengolahan diperoleh
dengan pendekatan Deflasi.
Output atas dasar harga konstan dihitung
dengan mendeflate Output atas dasar harga
berlaku dengan suatu deflator yaitu Indeks Harga
Produsen (IHP).
NTB atas dasar harga konstan diperoleh dari
perkalian output atas dasar harga konstan
dengan rasio NTB tahun dasar yaitu rasio NTB
tahun 2010.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS)
Tahunan, BPS Provinsi Jawa Timur
3. Indeks Harga Produsen (IHP) 2010, BPS
4. Matriks Supply Ekonomi Kreatif 2010, BPS
Provinsi Jawa Timur
79
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi dan Perawatan Mobil dan
Sepeda Motor
Nilai output baik harga atas dasar harga berlaku
maupun atas dasar harga konstan untuk kegiatan
perdagangan menggunakan pendekatan tidak
langsung/commodity flow yaitu dengan menghitung
besarnya marjin perdagangan barang-barang yang
diperdagangkan dari industri pengolahan musik dan
aktivitas penerbitan musik dan buku musik. Marjin
perdagangan merupakan perkalian antara output
industri dengan rasio marjin perdagangan. Output
yang didapat dari perkalian tersebut merupakan
output utama. Sedangkan untuk output sekunder
menggunakan rasio dari Matriks Supply 2010 Ekraf.
Nilai tambah brutonya dihitung berdasarkan
perkalian rasio nilai tambah bruto dengan
outputnya.
Sumber data:
1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Matriks Supply Ekonomi Kreatif tahun 2010, BPS
Provinsi Jawa Timur
3. SKSJ, BPS Provinsi Jawa Timur
4. SPPJ, BPS Provinsi Jawa Timur
80
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Industri: Informasi dan Komunikasi
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb)
Nilai output berlaku diperoleh menggunakan
pendekatan produksi, yaitu dengan
menyesuaikan pertumbuhan subsektor musik dan
subsektor film, animasi, dan video. Hal ini
dikarenakan subsektor musik merupakan bagian
kecil dari industri produksi gambar bergerak,
video dan program televisi, perekaman suara dan
penerbitan (yang merupakan industri Matriks
Supply dari Film, Animasi, dan Video). Kemudian
nilai NTB berlaku diperoleh dari perkalian antara
output berlaku dan rasio NTB.
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
Nilai output konstan diperoleh menggunakan
metode deflasi, yaitu dengan membagi output
konstan dengan indikator harga IHK. Untuk nilai
NTB konstan, diperoleh dari perkalian antara
output konstan dan rasio NTB tahun 2010.
Sumber data:
1. Statistik Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS
Provinsi Jawa Timur
2. Matriks Supply Ekonomi Kreatif tahun 2010, BPS
Provinsi .Jawa Timur
81
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Industri: Jasa Perusahaan
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-
2016 diestimasi menggunakan indikator
subsektor Musik.
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010 tahun
2011-2016 diestimasi menggunakan indikator
subsektor Musik.
Sumber data:
1. Matriks Supply Ekonomi Kreatif tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
2. PDRB Subsektor Musik, BPS Provinsi Jawa
Timur
Industri: Pendidikan
PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-
2016 diestimasi sebagai perkalian antara
PDRB atas dasar harga konstan 2010 dengan
IHK kursus.
82
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010 tahun
2011-2016 diestimasi menggunakan indikator
jumlah peserta kursus.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
2. Statistik Pendidikan, Kemendikbud
3. Statistik Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS
Provinsi Jawa Timur
Industri: Jasa Lainnya
PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
Output atas dasar harga berlaku dihitung
menggunakan pendekatan produksi, yaitu
mengalikan indikator produksi dan indikator
harga. Sedangkan, NTB atas dasar harga
berlaku diperoleh dengan mengalikan output
atas dasar harga berlaku dan rasio NTB.
PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
Output atas dasar harga konstan diperoleh
dengan metode deflasi, yaitu membagi output
berlaku yang telah diperoleh dengan deflator
83
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
berupa IHK. Sedangkan, NTB atas dasar harga
konstan diperoleh dengan mengalikan output
atas dasar harga konstan dan rasio NTB.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
3. Statistik Indeks Harga Konsumen, BPS Provinsi
Jawa Timur
j. Subsektor Fesyen
Industri: Industri Pengolahan
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB Ekonomi Kreatif tahun 2010 didasarkan
dari hasil Matriks Supply Industri Kreatif tahun
2010 dan sekaligus digunakan sebagai tahun
dasar Penyusunan PDRB Industri Kreatif.
PDRB Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku
tahun 2011-2016 khusus Kategori Industri
Pengolahan dihitung menggunakan pendekatan
produksi dari data Industri Besar dan Sedang
(IBS) dan data Industri Mikro dan Kecil (IMK)
tahun 2011-2016.
84
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Data IBS diidentifikasi kedalam Output dan
Konsumsi Antara untuk masing-masing lima digit
KBLI. Sedangkan data IMK hanya tersedia dalam
dua digit KBLI, sehingga perlu disagregasi ke
dalam 5 digit KBLI menggunakan proporsi dari
data IBS. Kemudian hasil penjumlahan output
dan konsumsi antara IBS dan IMK tersebut
diselaraskan dengan output dan Nilai Tambah
Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku dari PDRB
Industri pengolahan Non Migas. Dari hasil ini
akan diperoleh Output dan NTB Industri Kreatif
atas dasar harga berlaku.
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
PDRB Industri Kreatif atas dasar harga konstan
untuk kategori Industri pengolahan diperoleh
dengan pendekatan Deflasi.
Output atas dasar harga konstan dihitung dengan
mendeflate Output atas dasar harga berlaku
dengan suatu deflator yaitu Indeks Harga
Produsen (IHP).
NTB atas dasar harga konstan diperoleh dari
perkalian output atas dasar harga konstan
dengan rasio NTB tahun dasar yaitu rasio NTB
tahun 2010.
85
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS)
Tahunan, BPS Provinsi Jawa Timur
3. Indeks Harga Produsen (IHP) 2010, BPS
4. Matriks Supply Ekonomi Kreatif 2010, BPS
Provinsi Jawa Timur
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi dan Perawatan Mobil dan
Sepeda Motor
Nilai output baik harga atas dasar harga berlaku
maupun atas dasar harga konstan untuk kegiatan
perdagangan menggunakan pendekatan tidak
langsung/commodity flow yaitu dengan menghitung
besarnya marjin perdagangan barang-barang yang
diperdagangkan dari industri pengolahan di
subsektor Fesyen. Marjin perdagangan merupakan
perkalian antara output industri dengan rasio marjin
perdagangan. Output yang didapat dari perkalian
tersebut merupakan output utama. Sedangkan
untuk output sekunder menggunakan rasio dari
Matriks Supply 2010 Ekraf. Nilai tambah brutonya
dihitung berdasarkan perkalian rasio nilai tambah
bruto dengan outputnya.
86
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Sumber data:
1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Matriks Supply Ekonomi Kreatif tahun 2010, BPS
Provinsi Jawa Timur
3. SKSJ, BPS Provinsi Jawa Timur
4. SPPJ, BPS Provinsi Jawa Timur
Industri: Pendidikan
PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-
2016 diestimasi sebagai perkalian antara PDRB
atas dasar harga konstan 2010 dengan IHK
kursus.
PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010 tahun
2011-2016 diestimasi menggunakan indikator
jumlah peserta kursus.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
2. Statistik Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi
Jawa Timur
87
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
k. Subsektor Aplikasi dan Game Developer
Industri: Informasi dan Komunikasi
PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
Nilai output berlaku diperoleh menggunakan
pertumbuhan pendapatan dalam laporan
keuangan perusahaan go public. Kemudian nilai
NTB berlaku diperoleh dari perkalian antara
output berlaku dan rasio NTB.
PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
Nilai output konstan diperoleh menggunakan
metode deflasi, yaitu dengan membagi output
konstan dengan indikator harga IHK. Untuk nilai
NTB konstan, diperoleh dari perkalian antara
output konstan dan rasio NTB tahun 2010.
Sumber data:
1. Laporan keuangan perusahaan go public, BEI
2. Statistik Indeks Harga Konsumen, BPS Provinsi
Jawa Timur
Industri: Jasa Perusahaan
PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-
2016 diestimasi menggunakan indikator
subsektor Aplikasi dan Game Developer.
88
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010 tahun
2011-2016 diestimasi menggunakan indikator
subsektor Aplikasi dan Game Developer.
Sumber data:
Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
Industri: Jasa Lainnya
PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
Output atas dasar harga berlaku dihitung
menggunakan pendekatan produksi, yaitu
mengalikan indikator produksi dan indikator
harga. Sedangkan, NTB atas dasar harga
berlaku diperoleh dengan mengalikan output
berlaku dan rasio NTB.
PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
Output atas dasar harga konstan diperoleh
dengan metode deflasi, yaitu membagi output
berlaku yang telah diperoleh dengan deflator
berupa IHK. Sedangkan, NTB atas dasar harga
konstan diperoleh dengan mengalikan output
atas dasar harga konstan dan rasio NTB.
89
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Layout buku
berbanding
lurus dengan
kualitas buku
yang
diterbitkan
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
3. Statistik Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi
Jawa Timur
l. Subsektor Penerbitan
Industri: Industri Pengolahan
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB Ekonomi Kreatif tahun 2010 didasarkan
dari hasil Matriks Supply Industri Kreatif tahun
2010 dan sekaligus digunakan sebagai tahun
dasar Penyusunan PDRB Industri Kreatif.
PDRB Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku
tahun 2011-2016 khusus Kategori Industri
Pengolahan dihitung menggunakan pendekatan
produksi dari data Industri Besar dan Sedang
(IBS) dan data Industri Mikro dan Kecil (IMK)
tahun 2011-2016.
Data IBS diidentifikasi kedalam Output dan
Konsumsi Antara untuk masing-masing 5 digit
KBLI. Sedangkan data IMK hanya tersedia
dalam 2 digit KBLI, sehingga perlu disagregasi
90
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
ke dalam 5 digit KBLI menggunakan proporsi
dari data IBS. Kemudian hasil penjumlahan
output dan konsumsi antara IBS dan IMK
tersebut diselaraskan dengan output dan Nilai
Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku
dari PDRB Industri pengolahan Non Migas
Nasional. Dari hasil ini akan diperoleh Output
dan NTB Industri Kreatif atas dasar harga
berlaku.
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
PDRB Industri Kreatif atas dasar harga konstan
untuk kategori Industri pengolahan diperoleh
dengan pendekatan Deflasi.
Output atas dasar harga konstan dihitung
dengan mendeflate Output atas dasar harga
berlaku dengan suatu deflator yaitu Indeks
Harga Produsen (IHP).
NTB atas dasar harga konstan diperoleh dari
perkalian output atas dasar harga konstan
dengan rasio NTB tahun dasar yaitu rasio NTB
tahun 2010.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
91
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS)
Tahunan, BPS Provinsi Jawa Timur
3. Indeks Harga Produsen (IHP) 2010, BPS
4. Matriks Supply Ekonomi Kreatif 2010, BPS
Provinsi Jawa Timur
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi dan Perawatan Mobil dan
Sepeda Motor
Nilai output baik atas dasar harga berlaku maupun
atas dasar harga konstan untuk kegiatan
perdagangan menggunakan pendekatan tidak
langsung/commodity flow yaitu dengan menghitung
besarnya marjin perdagangan barang-barang yang
diperdagangkan dari penerbitan dan aktivitas
penerbitan di infokom. Marjin perdagangan
merupakan perkalian antara output industri dengan
rasio marjin perdagangan. Output yang didapat dari
perkalian tersebut merupakan output utama.
Sedangkan untuk output sekunder menggunakan
rasio dari Matriks Supply 2010 Ekraf. Nilai tambah
brutonya dihitung berdasarkan perkalian rasio nilai
tambah bruto dengan outputnya.
Sumber data:
1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi .Jawa
Timur
92
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
2. Matriks Supply Ekonomi Kreatif tahun 2010, BPS
Provinsi Jawa Timur
3. SKSJ, BPS Provinsi Jawa Timur
4. SPPJ, BPS Provinsi Jawa Timur
Industri: Informasi dan Komunikasi
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb)
Nilai output berlaku menggunakan metode
inflate, yaitu dengan cara mengalikan output
konstan dengan indikator harga Indeks Harga
Produsen (IHP). Untuk nilai NTB berlaku,
diperoleh dari perkalian antara output berlaku
dan rasio NTB.
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
Nilai output konstan diperoleh menggunakan
indikator pertumbuhan produksi Industri
Pencetakan dan Reproduksi Media Rekaman.
Kemudian nilai NTB konstan diperoleh dari
perkalian antara output konstan dan rasio NTB
tahun 2010.
Sumber data:
1. Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS
Provinsi Jawa Timur
2. Statistik Indeks Harga Produsen, BPS
93
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Industri: Jasa Perusahaan
PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-
2016 diestimasi menggunakan indikator
Subsektor Penerbitan.
PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010 tahun
2011-2016 diestimasi menggunakan indikator
Subsektor Penerbitan.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
2. Indikator Subsektor Penerbitan
Industri: Jasa Lainnya
PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
Output atas dasar harga berlaku dihitung
menggunakan pendekatan produksi, yaitu
mengalikan indikator produksi dan indikator
harga. Sedangkan, NTB atas dasar harga
berlaku diperoleh dengan mengalikan output
berlaku dan rasio NTB.
94
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
Output atas dasar harga konstan diperoleh
dengan metode deflasi, yaitu membagi output
atas dasar harga berlaku yang telah diperoleh
dengan deflator berupa IHK. Sedangkan, NTB
atas dasar harga konstan diperoleh dengan
mengalikan output atas dasar harga konstan dan
rasio NTB.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
3. Statistik Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS
Provinsi Jawa Timur
m. Subsektor Periklanan
Industri: Jasa Perusahaan
PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-
2016 diestimasi menggunakan indikator pajak
reklame.
95
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010 tahun
2011-2016 diperoleh dengan metode deflasi,
yaitu dengan cara men-deflate PDRB atas dasar
harga berlaku dengan deflator yang
bersesuaian.
Sumber data:
1. Matriks Supply Ekonomi Kreatif Tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
2. Data pajak reklame, Kemenkeu.
n. Subsektor Televisi dan Radio
Industri: Informasi dan Komunikasi
PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
Nilai output atas dasar harga berlaku diperoleh
menggunakan pertumbuhan pendapatan dalam
laporan keuangan perusahaan televisi dan radio
go public. Selain itu juga menggunakan data
belanja iklan. Kemudian nilai NTB atas dasar
harga berlaku diperoleh dari perkalian antara
output atas dasar harga berlaku dan rasio NTB.
PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
Nilai output atas dasar harga konstan diperoleh
menggunakan metode deflasi, yaitu dengan
96
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
membagi output atas dasar harga konstan
dengan indikator harga IHK. Untuk nilai NTB atas
dasar harga konstan, diperoleh dari perkalian
antara output atas dasar harga konstan dan rasio
NTB tahun 2010.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
2. Laporan keuangan perusahaan go public, BEI
3. Statistik Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi
Jawa Timur
o. Subsektor Seni Pertunjukan
Industri: Jasa Perusahaan
PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016
diestimasi menggunakan indikator Laporan
Keuangan perusahaan go public.
PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010 tahun
2011-2016 diperoleh dengan metode deflasi,
yaitu dengan cara men-deflate PDRB atas dasar
harga berlaku dengan deflator yang bersesuaian.
97
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Sumber data:
1. Matriks Supply Ekonomi Kreatif tahun 2010, BPS
Provinsi Jawa Timur
2. Laporan keuangan perusahaan go public, BEI
Industri: Pendidikan
PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-
2016 diestimasi sebagai perkalian antara PDRB
atas dasar harga konstan 2010 dengan IHK
kursus.
PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010 tahun
2011-2016 diestimasi menggunakan indikator
jumlah peserta kursus.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
2. Statistik Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi
Jawa Timur
98
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Industri: Jasa Lainnya
PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
Output atas dasar harga berlaku dihitung
menggunakan pendekatan produksi, yaitu
mengalikan indikator produksi dan indikator
harga. Sedangkan, NTB atas dasar harga
berlaku diperoleh dengan mengalikan output
berlaku dan rasio NTB.
PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
Output atas dasar harga konstan diperoleh
dengan metode deflasi, yaitu membagi output
berlaku yang telah diperoleh dengan deflator
berupa IHK. Sedangkan, NTB atas dasar harga
konstan diperoleh dengan mengalikan output
atas dasar harga konstan dan rasio NTB.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa
Timur
2. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
3. Statistik Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS
Provinsi Jawa Timur
99
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
p. Subsektor Seni Rupa
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi dan Perawatan Mobil dan
Sepeda Motor
Output seni rupa diperoleh dengan pendekatan
pengeluaran. Output merupakan penjumlahan dari
pengeluaran penduduk untuk barang-barang
pajangan. Penghitungan tersebut menghasilkan
output utama. Sedangkan output sekunder
didapatkan dari rasio Matriks Supply Ekraf 2010.
Output atas dasar harga konstan diperoleh dengan
metode deflasi dengan IHK umum sebagai
deflatornya. Sedangkan nilai tambah brutonya
dihitung berdasarkan perkalian rasio nilai tambah
bruto dengan outputnya.
Sumber data:
1. Susenas, BPS Provinsi Jawa Timur
2. Publikasi Proyeksi Penduduk Provinsi Jawa
Timur 2010-2035, BPS Provinsi Jawa Timur
3. Statistik Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi
Jawa Timur
100
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Industri: Jasa Perusahaan
PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016
diestimasi menggunakan indikator Subsektor
Seni Rupa.
PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010 tahun
2011-2016 diestimasi menggunakan indikator
Subsektor Seni Rupa.
Sumber data:
1. Matriks Supply Ekonomi Kreatif tahun 2010, BPS
Provinsi Jawa Timur
2. SKEK 2015-2016 BPS Provinsi Jawa Timur
Industri: Pendidikan
PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016
diestimasi sebagai perkalian antara PDRB atas
dasar harga konstan 2010 dengan IHK kursus.
PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010 tahun
2011-2016 diestimasi menggunakan indikator
jumlah peserta kursus.
101
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun 2010,
BPS Provinsi Jawa Timur
2. Statistik Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi
Jawa Timur
Industri: Jasa Lainnya
PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
Output atas dasar harga berlaku dihitung
menggunakan pendekatan produksi, yaitu
mengalikan indikator produksi dan indikator
harga. Sedangkan, NTB atas dasar harga
berlaku diperoleh dengan mengalikan output
berlaku dan rasio NTB.
PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010 (adhk)
Output atas dasar harga konstan diperoleh
dengan metode deflasi, yaitu membagi output
berlaku yang telah diperoleh dengan deflator
berupa IHK. Sedangkan, NTB atas dasar harga
konstan diperoleh dengan mengalikan output
atas dasar harga konstan dan rasio NTB.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Jawa
Timur
102
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
2. Matriks Supply Provinsi Jawa Timur tahun
2010, BPS Provinsi Jawa Timur
3. Statistik Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS
Provinsi Jawa Timur
103
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
BAB IV
HASIL
LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF PROVINSI JAWA TIMUR 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA
104
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
105
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
BAB IV
HASIL
4.1 Kondisi Makro PDRB Provinsi Jawa
Timur Tahun 2010-2016
Krisis ekonomi global telah melanda seluruh
negara di belahan dunia, termasuk Indonesia pada
tahun 2008. Namun kinerja perekonomian Indonesia
masih dapat dipertahankan, begitu pula dengan kinerja
perekonomian Provinsi Jawa Timur. Menurunnya
pertumbuhan ekonomi tahun 2014 dirasakan oleh
masyarakat Jawa Timur meski tidak seburuk
perekonomian di era tahun 90-an. Stabilitas
perekonomian Provinsi Jawa Timur pasca masa krisis
ekonomi global tercermin pada meningkatnya nilai
PDRB pada tahun 2010-2016. Pada tahun 2010,
PDRB Provinsi Jawa Timur atas dasar harga berlaku
mencapai 990,65 triliun Rupiah dan meningkat sebesar
87,26 persen pada tahun 2016 menjadi 1.855,04 triliun
Rupiah. PDRB Provinsi Jawa Timur atas dasar harga
konstan tahun 2010-2016 juga terus mengalami
peningkatan sejalan dengan PDRB atas dasar harga
berlaku. Nilai PDRB Provinsi Jawa Timur atas dasar
harga konstan meningkat sebesar 41,85 persen
menjadi 1.405,24 triliun Rupiah pada tahun 2016.
106
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Krisis ekonomi global berdampak terhadap
ketidakseimbangan pemulihan perekonomian global,
sehingga memberikan sedikit dampak terhadap
melambatnya perekonomian Jawa Timur.
Perekonomian Provinsi Jawa Timur mengalami
perlambatan pada tahun 2014 hingga tahun 2015.
Pada tahun 2015, perekonomian Provinsi Jawa Timur
tumbuh melambat sebesar 5,44 persen.
Melambatnya perekonomian Provinsi Jawa Timur
bukan berarti bahwa perekonomian Provinsi Jawa
Timur mengalami penurunan, perekonomian Provinsi
Jawa Timur tetap mengalami peningkatan namun
percepatan peningkatannya lebih lambat
dibandingkan periode sebelumnya. Pada tahun 2016,
perekonomian Provinsi Jawa Timur tumbuh cepat
mencapai 5,55 persen.
Gambaran makro perekonomian Jawa
Timur secara lengkap terdapat pada gambar 4.1.
Secara umum, besaran PDRB ekonomi kreatif atas
dasar harga berlaku terus mengalami peningkatan
seperti halnya PDRB Provinsi Jawa Timur. Kontribusi
yang diberikan oleh ekonomi kreatif terhadap
perekonomian Provinsi Jawa Timur cenderung
Gambar 4.1
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
(Triliun Rupiah), PDRB Atas Dasar
Harga Konstan (Triliun Rupiah),
dan Laju Pertumbuhan PDRB
Provinsi Jawa Timur (Persen)
Tahun 2010-2016
107
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Tabel 4.1
Ringkasan Indikator Makro
PDRB Ekonomi Kreatif
Provinsi Jawa Timur
Tahun 2010-2016
No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
1 Besaran PDRB adhb (Triliun Rp.)
PDRB Ekraf 89,95 100,00 109,95 120,76 137,57 153,84 170,86 128,62
PDRB Non
Ekraf 900,70 1.020,58 1.138,82 1.261,74 1.400,38 1.539,06 1.684,18 1.275,44
PDRB
Provinsi
Jawa Timur
990,65 1.120,58 1.248,77 1.382,50 1.537,95 1.692,90 1.855,04 1.404,06
2 Kontribusi (Persen)
PDRB Ekraf 9,08 8,92 8,80 8,73 8,94 9,09 9,21 8,97
PDRB Non
Ekraf 90,92 91,08 91,20 91,27 91,06 90,91 90,79 91,03
PDRB
Provinsi
Jawa Timur
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
3 Pertumbuhan (Persen)
PDRB Ekraf - 7,33 4,43 5,17 6,70 5,42 5,67 5,79
PDRB Non
Ekraf - 6,35 6,87 6,17 5,78 5,44 5,53 6,02
PDRB
Provinsi
Jawa Timur
- 6,44 6,64 6,08 5,86 5,44 5,55 6,00
berfluktuasi dan PDRB Provinsi Jawa Timur atas dasar
harga konstan cenderung mengalami peningkatan
meski terkadang percepatan pertumbuhannya
melambat. Secara ringkas, gambaran indikator makro
PDRB Ekonomi kreatif dapat dilihat pada tabel 4.1.
4.2 Besaran PDRB Ekonomi Kreatif
Pelaku ekonomi kreatif sebagai penghasil
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar
harga berlaku terus mengalami peningkatan yang
cukup besar. Kreativitas, ide cemerlang dan semakin
pesatnya perkembangan teknologi serta melimpahnya
sumber daya menjadikan ekonomi kreatif semakin
berpotensi memberikan kontribusi dalam
perekonomian.
108
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga berlaku
berkembang sejalan dengan pola perkembangan
PDRB menurut lapangan usaha yang terus mengalami
peningkatan. Pada tahun 2010, PDRB yang dihasilkan
oleh ekonomi kreatif sebesar 91,95 triliun Rupiah dan
nilai ini meningkat sebesar 89,12 persen pada tahun
2016 menjadi 173,90 triliun Rupiah. Rata-rata
peningkatan besaran PDRB ekonomi kreatif atas
dasar harga berlaku setiap tahun selama kurun waktu
tersebut mencapai 11,21 persen, sedangkan rata-rata
peningkatan besaran PDRB non ekonomi kreatif atas
dasar harga berlaku mencapai 11,01 persen dan rata-
rata peningkatan PDRB menurut lapangan usaha atas
dasar harga berlaku sebesar 11,03 persen.
Perkembangan PDRB ekonomi kreatif dan non
ekonomi kreatif atas dasar harga berlaku secara
lengkap dapat dilihat pada gambar 4.2.
Perkembangan PDRB ekonomi kreatif di Provinsi
Jawa Timur cukup signifikan. Rata-rata PDRB
ekonomi kreatif atas dasar harga berlaku yang
mencapai 128,62 miliar rupiah selama kurun waktu
tahun 2010-2016 telah memberikan kontribusi
terhadap perekonomian Provinsi Jawa Timur sebesar
rata-rata 9,15 persen.
Sampai tahun 2016 subsektor ekonomi kreatif
yang mengalami peningkatan terbesar dibandingkan
Tahukah anda :
Televisi Republik
Indonesia
(TVRI) adalah
stasiun televisi
pertama di
Indonesia yang
mengudara pada
tanggal
24 Agustus 1962
109
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Gambar 4.2
PDRB Ekraf dan PDRB Non Ekraf
Atas Dasar Harga Berlaku
(Triliun Rp)
nilai pada tahun 2010 adalah Subsektor Periklanan
yang meningkat 2,17 kali lipat, diikuti oleh Subsektor
Kuliner yang meningkat 2,12 kali lipat. Sementara itu
kenaikan terkecil terjadi pada Subsektor Aplikasi dan
Game Developer yang meningkat 1,33 kali lipat
dibanding tahun 2010. Besaran PDRB atas dasar
harga berlaku ini menunjukkan peranan tiap subsektor
ekonomi kreatif dalam penciptaan nilai tambah PDRB
ekonomi kreatif. PDRB atas dasar harga berlaku juga
dapat menjadi gambaran kinerja subsektor ekonomi
kreatif. Secara lengkap besaran PDRB ekonomi kreatif
atas dasar harga berlaku tahun 2010-2016 terdapat
pada lampiran empat. Pada tahun 2016, subsektor
ekonomi kreatif yang mempunyai PDRB atas dasar
harga berlaku tertinggi adalah subsektor kuliner
dengan nilai sebesar 109,34 triliun Rupiah dan yang
mempunyai besaran PDRB atas dasar terkecil adalah
subsektor desain komunikasi visual dengan nilai
sebesar 39,8 miliar Rupiah.
Empat subsektor ekonomi kreatif yang
mempunyai kontribusi terbesar dalam pembentukan
PDRB ekonomi Kreatif Jawa Timur, yaitu subsektor
0,00
400,00
800,00
1.200,00
1.600,00
2.000,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
PDRB Non Ekraf PDRB Ekraf
110
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Gambar 4.3
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Subsektor Ekonomi
Kreatif (Miliar Rupiah)
Kuliner, subsektor Kriya, subsektor Fesyen, serta
subsektor Televisi dan Radio. Gambaran
perkembangan besaran PDRB ekonomi kreatif atas
dasar harga berlaku tahun 2016 menurut subsektor
ekonomi kreatif dapat dilihat dari gambar 4.3.
PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga
konstan yang dihasilkan juga relatif besar dan terus
mengalami pertumbuhan selama kurun waktu tahun
2010-2016. Besaran PDRB atas dasar harga konstan
yang dihasilkan oleh ekonomi kreatif pada tahun 2016
mencapai 128,74 triliun Rupiah, meningkat 40,01
persen dibandingkan tahun 2010. Besaran PDRB
ekonomi kreatif atas dasar harga konstan yang
semakin meningkat menunjukkan bahwa
perkembangan ekonomi kreatif di Provinsi Jawa
Timur semakin baik.
Perkembangan PDRB ekonomi kreatif atas
dasar harga konstan memiliki pola percepatan yang
searah dengan pola percepatan perkembangan
PDRB Provinsi Jawa Timur atas dasar harga konstan.
Setiap tahun PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga
konstan mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar
111
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
5,77 persen dan rata-rata PDRB ekonomi kreatif
menyumbang 9,19 persen terhadap pembentukan
PDRB Provinsi Jawa Timur atas dasar harga konstan.
Secara lengkap gambaran perkembangan besaran
PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga konstan dapat
dilihat dari gambar 4.4.
Sebagaimana nilai tambah atas dasar harga
berlaku, nilai tambah ekonomi kreatif atas dasar harga
konstan 2010 juga didominasi oleh tiga subsektor
utama, yaitu Subsektor Kuliner, Subsektor Kriya, dan
Subsektor Fesyen, sedangkan subsektor yang
mempunyai besaran nilai tambah atas dasar harga
konstan terkecil adalah Subsektor Desain Komunikasi
Visual.
Selama periode tahun 2010-2016, subsektor
yang mengalami peningkatan nilai tambah atas dasar
harga konstan terbesar adalah Subsektor Periklanan
sebesar 58,25 persen, diikuti Subsektor Film, Animasi
dan Video serta Subsektor Kuliner masing-masing
sebesar 53,78 persen dan 52,57 persen. Sementara itu,
Subsektor Desain Produk mengalami peningkatan
besaran nilai tambah atas dasar harga konstan terkecil,
0,00
400,00
800,00
1.200,00
1.600,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
PDRB Non Ekraf PDRB Ekraf
Gambar 4.4
PDRB Ekraf dan PDRB Non Ekraf
Atas Dasar Harga Konstan
(Triliun Rupiah)
112
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
yaitu sebesar 11,05 persen. Perkembangan besaran
PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga konstan
menurut subsektor ekonomi kreatif tahun 2010-2016
secara lengkap dapat dilihat pada lampiran lima.
Gambaran PDRB atas dasar harga konstan menurut
subsektor ekonomi kreatif secara lengkap dapat
dilihat dari gambar 4.5.
4.3 Struktur Ekonomi Kreatif
Selama kurun waktu tahun 2010-2016, PDRB
ekonomi kreatif memberikan kontribusi antara 8,91
hingga 9,37 persen terhadap perekonomian Provinsi
Jawa Timur dan secara umum nilai tambah tiap
subsektor ekonomi kreatif mengalami peningkatan.
Struktur ekonomi kreatif menunjukkan peranan
masing-masing subsektor ekonomi kreatif dalam
penciptaan nilai tambah.
Kontribusi subsektor ekonomi kreatif terhadap
perekonomian Provinsi Jawa Timur pada tahun 2016
meningkat dibandingkan tahun 2010. Rata-rata
kontribusi subsektor ekonomi kreatif terhadap
perekonomian Provinsi Jawa Timur selama periode
1.807,93
45,83
29,56
92,82
108,57
198,70
25.650,67
78.728,72
425,16
9.321,50
1.860,73
2.644,44
669,42
4.065,90
199,92
187,23
0,00 30.000,00 60.000,00 90.000,00
Arsitektur
Desain Interior
Desain Komunikasi Visual
Desain Produk
Film, Animasi dan Video
Fotografi
Kriya
Kuliner
Musik
Fashion
Aplikasi dan Game Developer
Penerbitan
Per iklanan
Televisi dan Radio
Seni Pertunjukan
Seni Rupa
Gambar 4.5
PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Menurut Subsektor Ekonomi
Kreatif Tahun 2016
(Miliar Rupiah)
113
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF
PROVINSI JAWATIMUR
Tenaga Kerja Jawa Timur
Laki-laki 59 % Perempuan 41%
Fenomena ini menggambarkan
bahwa pada perekenomian masa
depan Jawa Timur, kaum perempuan
mulai mengambil peran dalam
memajukan ekonomi yang kreatif.
Pengembangan kualitas Sumber
Daya Perempuan perlu diberdayakan
lebih intensif untuk mendorong
perkembangan ekonomi kreatif ke
arah yang lebih baik.
*) Data 2017, BPS Provinsi Jawa Timur
Sejalan dengan hasil yang diperoleh
untuk level Indonesia, Pengusaha
ekonomi kreatif di Provinsi Jawa
Timur juga didominasi oleh
pengusaha Perempuan (57,24%).
Dominasi perempuan nampak pada
ekonomi kreatif. Sebaliknya pada
gambaran tenaga kerja secara umum
terlihat bahwa jumlah tenaga kerja
Laki-laki lebih dari separuh jumlah
tenaga kerja.
114
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
tahun 2010-2016 sebesar 9,15 persen sehingga
sisanya sebesar 90,85 persen merupakan sumbangan
dari sektor/industri selain ekonomi kreatif.
Selama kurun waktu tersebut, terdapat tiga
subsektor yang cukup dominan berkontribusi dalam
pembentukan PDRB ekonomi kreatif yaitu Subsektor
Kuliner, Subsektor Kriya, dan Subsektor Fesyen. Pada
tahun 2016, Subsektor Kuliner menciptakan nilai
tambah sebesar 109,34 triliun Rupiah dan
menyumbang 62,88 persen terhadap pembentukan
PDRB ekonomi kreatif. Sementara itu, Subsektor Kriya
dan Subsektor Fesyen yang menyumbang nilai
tambah sebesar 33,95 triliun Rupiah dan 12,87 triliun
Rupiah memberikan kontribusi sebesar 19,52 persen
dan 7,40 persen terhadap pembentukan PDRB
ekonomi kreatif tahun 2016.
Yang cukup menjadi perhatian adalah di tengah
semakin majunya teknologi, namun kontribusi
subsektor ekonomi kreatif yang cukup dominan dalam
pemanfaatan teknologi terhadap pembentukan PDRB
ekonomi kreatif masih sangat kecil. Subsektor tersebut
antara lain Subsektor Desain Interior, Subsektor
Desain Komunikasi Visual, dan Subsektor Desain
Produk. Pada tahun 2016, ketiga subsektor tersebut
Gambar 4.6
Struktur Perekonomian
Provinsi Jawa Timur
Tahun 2010 dan 2016
(Persen)
115
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
memberikan kontribusi masing-masing sebesar 0,04
persen; 0,02 persen; dan 0,07 persen.
Film, Animasi dan Video juga merupakan
kelompok subsektor yang memberikan kontribusi kecil
pada pembentukan PDRB ekonomi kreatif atas dasar
harga berlaku tahun 2016, yaitu hanya sebesar 0,07
persen. Kelompok subsektor ini tentunya memerlukan
stimulus dan dukungan untuk lebih mengembangkan
ekonominya sehingga dapat meningkatkan kontribusi
nilai tambahnya terhadap pembentukan PDRB
ekonomi kreatif.
4.4 Pertumbuhan Ekonomi Kreatif
Salah satu cara untuk mengukur keberhasilan
pembangunan ekonomi kreatif adalah melalui laju
pertumbuhan ekonomi kreatif. Rata-rata pertumbuhan
ekonomi kreatif selama periode tahun 2010-2016
mencapai 5,77 persen lebih rendah dibandingkan
pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur dan
pertumbuhan ekonomi selain ekonomi kreatif. Hal ini
menunjukkan bahwa potensi ekonomi kreatif di Jawa
Timur masih perlu digali kembali. Pelaku ekonomi
Gambar 4.7
Distribusi PDRB Atas Dasar
Harga Berlaku Menurut
Ekonomi Kreatif
Tahun 2016
(Persen)
116
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
kreatif di Jawa Timur masih perlu digiatkan kembali
aktivitas perekonomiannya.
Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi kreatif
mencapai 7,30 persen lebih tinggi dibandingkan
pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur yang
sebesar 6,44 persen. Namun, pada tahun 2012, 2013
dan 2015, pertumbuhan ekonomi kreatif sedikit
mengalami perlambatan, yaitu menjadi 6,63 persen
tahun 2014 dan 5,59 persen tahun 2015. Pada tahun
2016, pertumbuhan ekonomi kreatif menjadi 5,66
Secara umum, pertumbuhan tiap subsektor
ekonomi kreatif terus mengalami peningkatan. Pada
tahun 2011-2016 subsektor ekonomi kreatif yang
mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Subsektor
Periklanan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar
7,95 persen. Subsektor Desain Produk merupakan
subsektor ekonomi kreatif yang mempunyai
pertumbuhan yang paling rendah selama rentang
waktu tahun 2011- 2016 dengan rata-rata
pertumbuhan hanya sebesar 1,77 persen.
Gambar 4.8
Laju Pertumbuhan PDRB
Provinsi Jawa Timur,
PDRB Ekonomi Kreatif,
dan PDRB Non Ekonomi Kreatif
Tahun 2011-2016 (Persen)
117
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
4.5 Sumber Pertumbuhan PDRB Ekonomi
Kreatif
Peranan masing-masing subsektor ekonomi
kreatif terhadap laju pertumbuhan ekonomi kreatif
tergambar pada sumbangan yang diberikan subsektor
ekonomi kreatif tersebut terhadap pembentukan
pertumbuhan ekonomi kreatif. Pergerakan laju
pertumbuhan subsektor ekonomi kreatif akan
berpengaruh terhadap pembentukan pertumbuhan
ekonomi kreatif. Dalam pembentukan pertumbuhan
ekonomi kreatif, Subsektor Kuliner memberikan
kontribusi terbesar dengan menyumbang rata-rata
sebesar 4,23 persen dan Subsektor Desain
Komunikasi Visual adalah subsektor ekonomi kreatif
yang memberikan kontribusi terkecil (rata-rata sebesar
0,001 persen). Sementara itu, Subsektor Periklanan
yang mempunyai rata-rata laju pertumbuhan tertinggi
Tabel 4.2
Laju Pertumbuhan
PDRB Ekonomi Kreatif
Menurut Subsektor
Ekonomi Kreatif
Tahun 2011-2016
(Persen)
Kategori Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
01 Arsitektur 6,44 5,31 5,18 7,91 6,27 7,11
02 Desain Interior 2,23 2,41 3,73 2,87 3,39 1,65
03 Desain Komunikasi Visual 1,63 3,59 1,97 7,85 8,75 1,60
04 Desain Produk 0,91 1,11 1,99 1,29 1,09 4,23
05 Film, Animasi dan Video 8,50 6,90 5,51 8,76 7,04 7,95
06 Fotografi 4,95 4,64 4,42 4,82 4,99 5,55
07 Kriya 6,88 0,55 4,08 4,33 2,04 0,58
08 Kuliner 8,67 6,54 5,49 7,61 7,51 7,98
09 Musik 5,30 4,31 3,23 4,01 4,75 3,59
10 Fesyen 3,05 3,17 8,39 7,82 0,83 2,79
11 Aplikasi dan Game Developer 2,18 3,03 3,20 3,25 2,94 3,15
12 Penerbitan 6,59 -2,99 -0,33 6,22 0,75 2,60
13 Periklanan 7,47 7,81 8,89 8,84 7,27 7,43
14 Televisi dan Radio 2,57 4,13 4,52 5,72 5,24 5,28
15 Seni Pertunjukan 5,83 4,37 3,46 4,32 3,25 2,35
16 Seni Rupa 3,31 3,09 2,88 2,14 3,62 3,78
Produk Domestik Regional Bruto Ekonomi Kreatif
7,33 4,43 5,17 6,70 5,42 5,67
118
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan
ekonomi kreatif rata-rata sebesar 0,0038 persen.
Secara lengkap gambaran sumber pertumbuhan
ekonomi kreatif dapat dilihat pada tabel 4.3.
Kategori Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
01 Arsitektur 0,09 0,07 0,07 0,11 0,09 0,10
02 Desain Interior 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
03 Desain Komunikasi Visual 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
04 Desain Produk 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
05 Film, Animasi dan Video 0,01 0,01 0,00 0,01 0,01 0,01
06 Fotografi 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
07 Kriya 1,64 0,13 0,93 0,98 0,45 0,12
08 Kuliner 4,97 3,80 3,25 4,52 4,50 4,88
09 Musik 0,02 0,02 0,01 0,01 0,02 0,01
10 Fesyen 0,25 0,24 0,64 0,61 0,07 0,21
11 Aplikasi dan Game Developer 0,04 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
12 Penerbitan 0,17 -0,08 -0,01 0,14 0,02 0,06
13 Periklanan 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
14 Televisi dan Radio 0,09 0,14 0,15 0,19 0,17 0,17
15 Seni Pertunjukan 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,00
16 Seni Rupa 0,01 0,01 0,00 0,00 0,01 0,01
Produk Domestik Regional Bruto Ekonomi Kreatif 7,33 4,43 5,17 6,70 5,42 5,67
Tabel 4.3
Sumber Pertumbuhan
Ekonomi Kreatif
Menurut Subsektor
Ekonomi Kreatif
Tahun 2011-2016
(Persen)
119
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
PRODUK EKONOMI KREATIF PROVINSI JAWATIMUR
120
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
121
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
LAMPIRAN
LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF PROVINSI JAWA TIMUR 2010-2016 MENURUT LAPANGAN USAHA
122
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
123
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Ekonomi Kreatif Menurut KBLI 2015
Kode Subsektor
Subsektor Ekonomi Kreatif Kode KBLI
2015 Uraian KBLI 2015
1 ARSITEKTUR
71101 Aktivitas Arsitektur
71102 Aktivitas keinsinyuran dan Konsultasi
Teknis YBDI
2 DESAIN INTERIOR 74100 Aktivitas Perancangan Khusus
85497 Pendidikan teknik swasta
3 DESAIN KOMUNIKASI
VISUAL
74100 Aktivitas Perancangan Khusus
85497 Pendidikan teknik swasta
4 DESAIN PRODUK
74100 Aktivitas Perancangan Khusus
82920 Aktivitas Pengepakan
85497 Pendidikan teknik swasta
5 FILM, ANIMASI, VIDEO
18202 Reproduksi Media Rekaman Film dan Video
59111 Aktivitas Produksi Film, Video dan Program
Televisi oleh Pemerintah
59112 Aktivitas Produksi Film, Video dan Program
Televisi oleh Swasta
59121 Aktivitas Pasca Produksi Film, Video dan Pro-
gram Televisi oleh Pemerintah
59122 Aktivitas Pasca Produksi Film, Video dan Pro-
gram Televisi oleh Swasta
59131 Aktivitas Distribusi Film, Video dan Program
Televisi oleh Pemerintah
59132 Aktivitas Distribusi Film, Video dan Program
Televisi oleh Swasta
59140 Aktivitas Pemutaran Film
85499 Pendidikan lainnya swasta
LAMPIRAN
Lampiran 1
Klasifikasi Ekonomi Kreatif dan Cakupan
Subsektor Ekonomi Kreatif Menurut KBLI 2015
124
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Ekonomi Kreatif Menurut KBLI 2015
Kode Subsektor
Subsektor Ekonomi Kreatif Kode KBLI
2015 Uraian KBLI 2015
6 FOTOGRAFI
74201 Aktivitas Fotografi
85420 Pendidikan kebudayaan
90002 Aktivitas Pekerja Seni
90006 Aktivitas Operasional Fasilitas Seni
90009 Aktivitas Hiburan, Seni dan Kreativitas Lainnya
91021 Museum yang dikelola Pemerintah
91022 Museum yang dikelola Swasta
7
13122 Industri Kain Tenun Ikat
KRIYA
13123 Industri Bulu Tiruan Tenunan
13134 Industri Batik
13911 Industri Kain Rajutan
13912 Industri Kain Sulaman/Bordir
13913 Industri Bulu Tiruan Rajutan
13921 Industri Barang Jadi Tekstil untuk
Keperluan Rumah Tangga
13922 Industri Barang Jadi Tekstil Sulaman
13923 Industri Bantal dan Sejenisnya
13924 Industri Barang Jadi Rajutan dan Sulaman
13930 Industri Karpet dan Permadani
15129 Industri Barang dari Kulit dan Kulit Buatan
untuk Keperluan Lainnya
16291 Industri Barang Anyaman dari
Rotan dan Bambu
16292 Industri Barang Anyaman dari Tanaman
Bukan Rotan dan Bambu
16293 Industri Kerajinan Ukiran dari
Kayu Bukan Mebeller
16294 Industri Alat Dapur dari Kayu,
Rotan dan Bambu
16299 Industri Barang dari Kayu, Rotan, Gabus
Lainnya YTDL
17022 Industri Kemasan dan Kotak dari
Kertas dan Karton
Lanjutan Lampiran 1
125
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Ekonomi Kreatif Menurut KBLI 2015
Kode Subsektor
Subsektor Ekonomi Kreatif Kode KBLI
2015 Uraian KBLI 2015
7
17099 Industri Barang dari Kertas dan Papan Kertas
Lainnya YTDL
KRIYA
23121 Industri Perlengkapan dan Peralatan Rumah
Tangga dari Kaca
23123 Industri Kemasan dari Kaca
23129 Industri Barang Lainnya dari Kaca
23929 Industri Bahan Bangunan Dari Tanah
Liat/Keramik Bukan Batu Bata dan Genteng
23931 Industri Perlengkapan Rumah Tangga
dari Porselen
23932 Industri Perlengkapan Rumah Tangga dari
Tanah Liat/Keramik
23951 Industri Barang dari Semen
23959 Industri Barang dari Semen, Kapur, Gips dan
Asbes Lainnya
23961 Industri Barang dari Marmer dan Granit untuk
Keperluan Rumah Tangga dan Pajangan
23963 Industri Barang dari Batu untuk Keperluan
Rumah Tangga dan Pajangan
25920 Jasa Industri Untuk Berbagai Pengerjaan Khusus Logam dan Barang dari Logam
25992 Industri Peralatan Dapur dan Peralatan
Meja dari Logam
25995 Industri Lampu dari Logam
25999 Industri Barang Logam Lainnya YTDL
31001 Industri Furnitur dari Kayu
31002 Industri Furnitur dari Rotan dan atau Bambu
31003 Industri Furnitur dari Plastik
31004 Industri Furnitur dari Logam
31009 Industri Furnitur Lainnya
32111 Industri Permata
32112 Industri Barang Perhiasan dari Logam Mulia
untuk Keperluan Pribaadi
32113 Industri Barang Perhiasan dari Logam Mulian
Bukan Untuk Keperluan Pribadi
Lanjutan Lampiran 1
126
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Ekonomi Kreatif Menurut KBLI 2015
Kode Subsektor
Subsektor Ekonomi Kreatif Kode KBLI
2015 Uraian KBLI 2015
7
32115 Industri Perhiasan Mutiara
KRIYA
32119 Industri Barang Lainnya dari Logam Mulia
32120 Industri Perhiasan Imitasi dan Barang Sejenis
32201 Industri Alat Musik Tradisional
32202 Industri Alat Musik Bukan Tradisional
32401 Industri Alat Permainan
32402 Industri Mainan Anak-Anak
32903 Industri Kerajinan YTDL
32909 Industri Pengolahan Lainnya YTDL
46411 Perdagangan Besar Tekstil
46414 Perdagangan Besar Barang Lainnya
Dari Tekstil
46419 Perdagangan Besar Tekstil, Pakaian dan Alas
Kaki Lainnya
46496 Perdagangan Besar Alat Musik
46497 Perdagangan Besar Perhiasan dan Jam
47511 Perdagangan Eceran Tekstil
47512 Perdagangan Eceran Perlengkapan Rumah
Tangga Dari Tekstil
47735 Perdagangan Eceran Barang Perhiasan
47881 Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los
Pasar Barang Kerajinan
47530 Perdagangan Eceran Khusus Karpet, Permadani dan Penutup Dinding dan
Lantai di Toko
47591 Perdagangan Eceran Furnitur
47594 Perdagangan Eceran Barang Pecah Belah dan Perlengkapan Dapur dari Batu atau Tanah Liat
47595 Perdagangan Eceran Barang Pecah Belah dan
Perlengkapan Dapur dari Kayu, Bambu atau Rotan
47596 Perdagangan Eceran Barang Pecah Belah dan Perlengkapan Dapur bukan dari Plastik, Batu,
Tanah Liat, Kayu, Bambu atau Rotan
Lanjutan Lampiran 1
127
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Ekonomi Kreatif Menurut KBLI 2015
Kode Subsektor
Subsektor Ekonomi Kreatif Kode KBLI
2015 Uraian KBLI 2015
7 KRIYA
47597 Perdagangan Eceran Alat Musik
47781 Perdagangan Eceran Barang Kerajinan dari Kayu, Bambu, Rotan, pandan, Rumput dan
Sejenisnya
47782 Perdagangan Eceran Barang Kerajinan dari
Kulit, Tulang, Tanduk, Gading, Bulu dan Binatang/Hewan yang Diawetkan
47783 Perdagangan Eceran Barang Kerajinan
dari Logam
47784 Perdagangan Eceran Barang Kerajinan
dari keramik
46498 Perdagangan Besar Alat Permainan dan
Mainan Anak-anak
46491 Perdagangan Besar peralatan dan
perlengkapan rumah tangga
46499 Perdagangan Besar berbagai barang dan
perlengkapan rumah tangga lainnya
8
10710 Industri Produk Roti dan Kue
KULINER
10732 Industri Makanan dari Cokelat dan
Kembang Gula
10733 Industri Manisan Buah-Buahan dan
Sayuran Kering
10739 Industri Kembang Gula Lainnya
10750 Industri makanan dan masakan olahan
10792 Industri Kue Basah
10793 Industri Makanan dari Kedele dan
Kacang-Kacangan Lainnya Bukan Kecap, Tempe dan Tahu
10794 Industri Kerupuk, Keripik, Peyek dan
Sejenisnya
10799 Industri Produk Makanan Lainnya
46321 Perdagangan Besar Daging Sapi Dan
Daging Sapi Olahan
46322 Perdagangan Besar Daging Ayam Dan
Daging Ayam Olahan
Lanjutan Lampiran 1
128
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Ekonomi Kreatif Menurut KBLI 2015
Kode Subsektor
Subsektor Ekonomi Kreatif Kode KBLI
2015 Uraian KBLI 2015
8
46324 Perdagangan Besar Hasil Olahan Perikanan
KULINER
46331 Perdagangan Besar Gula, Coklat, dan
Kembang Gula
46332 Perdagangan Besar Produk Roti
46339 Perdagangan Besar Makanan dan Minuman
Lainnya
47242 Perdagangan Eceran Roti, Kue Kering, Serta
Kue Basah Dan Sejenisnya
47245 Perdagangan Eceran Daging dan Ikan Olahan
47249 Perdagangan Eceran Makanan Lainnya
47822 Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Roti, Kue Kering, Kue Basah Dan
Sejenisnya
47825 Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan
Los Pasar Daging Olahan Dan Ikan Olahan
47829 Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los
Pasar Komoditi Makanan Dan Minuman Ytdl
56101 Restoran
56102 Warung Makan
56103 Kedai Makanan
56104 Penyediaan Makanan Keliling/
Tempat Tidak Tetap
56210 Jasa Boga untuk Suatu Event Tertentu
(Event Catering)
56290 Penyediaan Makanan Lainnya
56301 Bar
56303 Rumah Minum/Kafe
56304 Kedai Minuman
56305 Rumah/Kedai Obat Tradisional
56306 Penyediaan Minuman Keliling/
Tempat Tidak Tetap
Lanjutan Lampiran 1
129
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Ekonomi Kreatif Menurut KBLI 2015
Kode Subsektor
Subsektor Ekonomi Kreatif Kode KBLI
2015 Uraian KBLI 2015
9 MUSIK
18201 Reproduksi Media Rekaman Suara dan
Piranti Lunak
59201 Aktivitas Perekaman Suara
59202 Aktivitas Penerbitan Musik dan Buku Musik
77295 Aktivitas penyewaan dan sewa guna usaha
tanpa hak opsi alat musik
79990 Jasa Reservasi Lainnya YBDI YTDL
85420 Pendidikan Kebudayaan
90002 Aktivitas Pekerja Seni
46512 Perdagangan Besar Piranti Lunak
47620 Perdagangan Eceran Khusus Rekaman Musik
dan Video di Toko
10
14111 Industri Pakaian Jadi (Konveksi) Dari Tekstil
FESYEN
14112 Industri Pakaian Jadi (Konveksi) Dari Kulit
14120 Penjahitan Dan Pembuatan Pakaian Sesuai
Pesanan
14131 Industri Perlengkapan Pakaian dari Tekstil
14132 Industri Perlengkapan Pakaian dari Kulit
14200 Industri Pakaian Jadi dan Barang dari Kulit
Berbulu
14301 Industri Pakaian Jadi Rajutan
14302 Industri Pakaian Jadi Sulaman/Bordir
14303 Industri Rajutan Kaos Kaki dan Sejenisnya
15121 Industri Barang Dari Kulit Dan Kulit Buatan
Untuk Keperluan Pribadi
15201 Industri Alas Kaki Untuk Keperluan Sehari-hari
15202 Industri Sepatu Olahraga
15209 Industri Alas Kaki Lainnya
46412 Perdagangan Besar Pakaian
46413 Perdagangan Besar Alas Kaki
47711 Perdagangan Eceran Pakaian
Lanjutan Lampiran 1
130
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Ekonomi Kreatif Menurut KBLI 2015
Kode Subsektor
Subsektor Ekonomi Kreatif Kode KBLI
2015 Uraian KBLI 2015
10 FESYEN
47712 Perdagangan Eceran Sepatu, Sandal dan Alas
Kaki Lainnya
85498 Pendidikan Kerajinan dan Industri
85499 Pendidikan lainnya swasta
11 APLIKASI DAN GAME
DEVELOPER
58200 Penerbitan Piranti Lunak (Software)
62011 Aktivitas Pengembangan Video Game
62019 Aktivitas Pemrograman Komputer Lainnya
62021 Aktivitas Konsultasi Keamanan Informasi
62029 Kegiatan Konsultasi Komputer dan
Manajemen Fasilitas Komputer Lainnya
62090 Kegiatan Teknologi Informasi dan Jasa
Komputer Lainnya
63111 Kegiatan Pengolahan Data
63112 Kegiatan Penyimpanan Data di Server
(Hosting) dan Kegiatan Ybdi
63120 Portal Web
70202 Aktivitas konsultasi transportasi
70204 Aktivitas konsultasi investasi dan
perdagangan berjangka
90002 Aktivitas Pekerja Seni
12
18111 Industri Percetakan Umum
PENERBITAN
18112 Industri Percetakan Khusus
18120 Kegiatan Jasa Penunjang Pencetakan
46422 Perdagangan Besar Barang Percetakan dan
Penerbitan Dalam Berbagai Bentuk
47612 Perdagangan Eceran Hasil Pencetakan
dan Penerbitan
58110 Penerbitan Buku
58120 Penerbitan Direktori dan Mailing List
58130 Penerbitan Surat Kabar, Jurnal dan Buletin
atau Majalah
58190 Aktivitas Penerbitan Lainnya
Lanjutan Lampiran 1
131
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Ekonomi Kreatif Menurut KBLI 2015
Kode Subsektor
Subsektor Ekonomi Kreatif Kode KBLI
2015 Uraian KBLI 2015
12 PENERBITAN
58200 Penerbitan Piranti Lunak (software)
59202 Aktivitas Penerbitan Musik dan Buku Musik
63911 Aktivitas Kantor Berita oleh Pemerintah
63912 Aktivitas kantor Berita oleh Swasta
72201 Penelitian dan Pengembangan Ilmu
Pengetahuan Sosial
63912 Aktivitas kantor Berita oleh Swasta
72201 Penelitian dan Pengembangan Ilmu
Pengetahuan Sosial
72202 Penelitian dan Pengembangan Linguistik
dan Sastra
72209 Penelitian dan Pengembangan Ilmu
Pengetahuan Sosial dan Humaniora Lainnya
90005 Jurnalis Berita Independen
13 PERIKLANAN
73100 Periklanan
70203 Aktivitas kehumasan
70209 Aktivitas konsultasi manajemen lainnya
73201 Penelitian pasar
73202 Jajak pendapat masyarakat
14
60101 Penyiaran Radio Oleh Pemerintah
TELEVISI DAN RADIO
60102 Penyiaran Radio Oleh Swasta
60201 Aktivitas Penyiaran dan Pemrograman
Televisi oleh Pemerintah
60202 Aktivitas Penyiaran dan Pemrograman
Televisi oleh Swasta
61991 Aktivitas telekomunikasi khusus untuk
penyiaran
Lanjutan Lampiran 1
132
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Ekonomi Kreatif Menurut KBLI 2015
Kode Subsektor
Subsektor Ekonomi Kreatif Kode KBLI
2015 Uraian KBLI 2015
15
82301 Penyelenggara Pertemuan, Perjalan Intensif,
Koferensi dan Pameran
SENI PERTUNJUKAN
82302 Event Organizer
85420 Pendidikan Kebudayaan
85499 Pendidikan lainnya swasta
90001 Aktivitas Seni pertunjukan
90002 Aktivitas Pekerja Seni
90003 Aktivitas Penunjang Hiburan
90004 Jasa Impresariat Bidang Seni
90006 Aktivitas operasional fasilitas seni
90009 Aktivitas Hiburan, Seni dan Kreativitas Lainnya
47785 Perdagangan Eceran Lukisan
47789 Perdagangan Eceran Barang Kerajinan dan
Lukisan Lainnya
47746 Perdagangan Eceran Barang Antik
47883 Perdagangan Eceran Kaki Lima dan
Los Pasar lukisan
47893 Perdagangan Eceran Kaki Lima dan
Los Pasar Barang Antik
72204 Penelitian dan Pengembangan Seni
85420 Pendidikan Kebudayaan
91021 Museum yang dikelola Pemerintah
91022 Museum yang dikelola Swasta
90002 Aktivitas Pekerja Seni
91023 Peninggalan Sejarah Yang Dikelola
Pemerintah
91024 Peninggalan Sejarah Yang Dikelola Swasta
85499 Pendidikan Lainnya Swasta
70209 Aktivitas Konsultasi Manajemen Lainnya
70203 Aktivitas Kehumasan
70204 Aktivitas Konsultasi Investasi dan
Perdagangan Berjangka
Lanjutan Lampiran 1
133
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
1. Arsitektur
Arsitektur adalah wujud hasil penerapan
pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni secara utuh
dalam menggubah lingkungan binaan dan ruang,
sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban
manusia sehingga dapat menyatu dengan
keseluruhan lingkungan ruang.
2. Desain Interior
Desain interior adalah kegiatan yang memecahkan
masalah fungsi dan kualitas interior; menyediakan
layanan terkait ruang interior untuk meningkatkan
kualitas hidup; dan memenuhi aspek kesehatan,
keamanan, dan kenyamanan publik.
3. Desain Komunikasi Visual
Desain komunikasi visual adalah seni
menyampaikan pesan (arts of commmunication)
dengan menggunakan bahasa rupa (visual
language) yang disampaikan melalui media berupa
desain yang bertujuan menginformasikan,
mempengaruhi hingga merubah perilaku target
audience sesuai dengan tujuan yang ingin
diwujudkan. Sedang bahasa rupa yang dipakai
berbentuk grafis, tanda, simbol, ilustrasi gambar/
foto, tipografi/huruf dan sebagainya.
4. Desain Produk
Desain produk merupakan salah satu unsur
memajukan industri agar hasil industri produk
tersebut dapat diterima oleh masyarakat, karena
produk yang mereka dapatkan mempunyai kualitas
Lampiran 2
Definisi dan Cakupan Ekonomi Kreatif
134
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
baik, harga terjangkau, desain yang menarik,
mendapatkan jaminan dan sebagainya. Industrial
Design Society of America (IDSA) mendefinisikan
desain produk sebagai layanan profesional yang
menciptakan dan mengembangkan konsep dan
spesifikasi yang mengoptimalkan fungsi, nilai, dan
penampilan suatu produk dan sistem untuk
keuntungan pengguna maupun pabrik.
5. Film, Animasi, dan Video
Film
“Karya seni gambar bergerak yang memuat berbagai
ide atau gagasan dalam bentuk audio visual, serta
dalam proses pembuatannya menggunakan kaidah-
kaidah sinematografi.”
Animasi
“Tampilan frame ke frame dalam urutan waktu untuk
menciptakan ilusi gerakan yang berkelanjutan
sehingga tampilan terlihat seolah-olah hidup atau
mempunyai nyawa.”
Video
“Sebuah aktivitas kreatif, berupa eksplorasi dan
inovasi dalam cara merekam (capture) atau
membuat gambar bergerak, yang ditampilkan
melalui media presentasi, yang mampu memberikan
karya gambar bergerak alternatif yang berdaya
saing, dan memberikan nilai tambah budaya, sosial,
dan ekonomi.”
6. Fotografi
Fotografi merupakan sebuah industri yang
mendorong penggunaan kreativitas individu dalam
memproduksi citra dari suatu objek foto dengan
menggunakan perangkat fotografi, termasuk di
135
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
dalamnya media perekam cahaya, media
penyimpan berkas, serta media yang
menampilkan informasi untuk menciptakan
kesejahteraan dan juga kesempatan kerja.
7. Kriya
Kriya merupakan bagian dari seni rupa terapan
yang merupakan titik temu antara seni dan desain
yang bersumber dari warisan tradisi atau ide
kontemporer yang hasilnya dapat berupa karya
seni, produk fungsional, benda hias dan dekoratif,
serta dapat dikelompokkan berdasarkan material
dan eksplorasi alat teknik yang digunakan, dan
juga tematik produknya.
8. Kuliner
Kuliner adalah kegiatan persiapan, pengolahan,
penyajian produk makanan dan minuman yang
menjadikan unsur kreativitas, estetika, tradisi, dan/
atau kearifan lokal; sebagai elemen terpenting
dalam meningkatkan cita rasa dan nilai produk
tersebut, untuk menarik daya beli dan memberikan
pengalaman bagi konsumen.
9. Musik
Musik adalah segala jenis usaha dan kegiatan
kreatif yang berkaitan dengan pendidikan, kreasi/
komposisi, rekaman, promosi, distribusi,
penjualan, dan pertunjukan karya seni musik.
10. Fesyen
Fesyen adalah suatu gaya hidup dalam
berpenampilan yang mencerminkan identitas diri
atau kelompok.
136
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
11. Aplikasi dan Game Developer
Aplikasi dan game developer adalah suatu media
atau aktivitas yang memungkinkan tindakan
bermain berumpan balik dan memiliki karakteristik
setidaknya berupa tujuan (objective) dan aturan
(rules).
12. Penerbitan
Penerbitan adalah suatu usaha atau kegiatan
mengelola informasi dan daya imajinasi untuk
membuat konten kreatif yang memiliki keunikan
tertentu, dituangkan dalam bentuk tulisan, gambar,
dan/atau audio ataupun kombinasinya, diproduksi
untuk dikonsumsi publik, melalui media cetak,
media elektronik, ataupun media daring untuk
mendapatkan nilai ekonomi, sosial ataupun seni
dan budaya yang lebih tinggi.
13. Periklanan
Periklanan adalah bentuk komunikasi melalui
media tentang produk dan/atau merek kepada
khalayak sasarannya agar memberikan tanggapan
sesuai tujuan pemrakarsa.
14. Televisi dan Radio
Televisi
Kegiatan kreatif yang meliputi proses pengemasan
gagasan dan informasi dalam bentuk hiburan yang
berkualitas kepada penikmatnya dalam format suara
dan gambar yang disiarkan kepada publik dalam
bentuk virtual secara teratur dan
berkesinambungan.
Radio
Kegiatan kreatif yang meliputi proses pengemasan
gagasan dan informasi dalam bentuk hiburan yang
137
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
berkualitas kepada penikmatnya dalam format
suara yang disiarkan kepada publik dalam bentuk
virtual secara teratur dan berkesinambungan.
15. Seni Pertunjukan
Seni pertunjukkan merupakan cabang kesenian yang
melibatkan perancang, pekerja teknis dan
penampil (performers), yang mengolah,
mewujudkan dan menyampaikan suatu gagasan
kepada penonton (audiences); baik dalam bentuk
lisan, musik, tata rupa, ekspresi dan gerakan tubuh,
atau tarian; yang terjadi secara langsung (live) di
dalam ruang dan waktu yang sama, di sini dan kini
(hic et nunc).
16. Seni Rupa
Seni rupa adalah penciptaan karya dan saling
berbagi pengetahuan yang merupakan
manifestasi intelektual dan keahlian kreatif, yang
mendorong terjadinya perkembangan budaya dan
perkembangan industri dengan nilai ekonomi
untuk keberlanjutan ekosistemnya.
138
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Kode SUT
Uraian Kode SUT
KBLI 2015 URAIAN KODE
SUBSEKTOR EKRAF
SUBSEKTOR EKRAF
SUMBER DATA
METODE ESTIMASI
15 Ind. Makanan dan Minuman
10710 Ind. Produk Roti dan Kue 08 KULINER
ST
AT
IST
IKI IN
DU
ST
RI B
ES
AR
DA
N S
ED
AN
G (IB
S) T
AH
UN
201
0
DA
N S
EN
SU
S E
KO
NO
MI 2
00
6
PE
ND
EK
AT
AN
PR
OD
UK
SI
10732 Ind. Makanan dari Cokelat dan Kembang Gula
08 KULINER
10733 Ind. Manisan Buah-Buahan dan Sayuran Kering
08 KULINER
10739 Ind. Kembang Gula Lainnya 08 KULINER
10750 Ind. makanan dan masakan olahan
08 KULINER
10792 Ind. Kue Basah 08 KULINER
10793
Ind. Makanan dari Kedele dan Kacang-Kacangan Lainnya Bukan Kecap, Tempe dan Tahu
08 KULINER
10794 Ind. Kerupuk, Keripik, Peyek dan Sejenisnya
08 KULINER
10799 Ind. Produk Makanan Lainnya
08 KULINER
17 Ind. Tekstil dan Pakaian Jadi
13122 Ind. Kain Tenun Ikat 07 KRIYA
13123 Ind. Bulu Tiruan Tenunan 07 KRIYA
13134 Ind. Batik 07 KRIYA
13911 Ind. Kain Rajutan 07 KRIYA
13912 Ind. Kain Sulaman/Bordir 07 KRIYA
13913 Ind. Bulu Tiruan Rajutan 07 KRIYA
13921 Ind. Barang Jadi Tekstil untuk Keperluan Rumah Tangga
07 KRIYA
13922 Ind. Barang Jadi Tekstil Sulaman
07 KRIYA
13923 Ind. Bantal dan Sejenisnya 07 KRIYA
13924 Ind. Barang Jadi Rajutan dan Sulaman
07 KRIYA
13930 Ind. Karpet dan Permadani 07 KRIYA
14111 Ind. Pakaian Jadi (Konveksi) Dari Tekstil
10 FESYEN
14112 Ind. Pakaian Jadi (Konveksi) Dari Kulit
10 FESYEN
14120 Penjahitan Dan Pembuatan Pakaian Sesuai Pesanan
10 FESYEN
14131 Ind. Perlengkapan Pakaian dari Tekstil
10 FESYEN
14132 Ind. Perlengkapan Pakaian dari Kulit
10 FESYEN
14200 Ind. Pakaian Jadi dan Ba-
rang dari Kulit Berbulu 10 FESYEN
14301 Ind. Pakaian Jadi Rajutan 10 FESYEN
14302 Ind. Pakaian Jadi Sulaman/
Bordir 10 FESYEN
14303 Ind. Rajutan Kaos Kaki dan Sejenisnya
10 FESYEN
Lampiran 3
Metode Estimasi Supply Ekonomi Kreatif Tahun 2010
139
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Lanjutan Lampiran 3
Kode SUT
Uraian Kode SUT
KBLI 2015 URAIAN KODE
SUBSEKTOR EKRAF
SUBSEKTOR EKRAF
SUMBER DATA
METODE ESTIMASI
18 Ind. Kulit, Barang
dari Kulit dan Alas
Kaki
15121 Ind. Barang Dari Kulit Dan Kulit Buatan Untuk Keperluan Pribadi
10 FESYEN
ST
AT
IST
IKI IN
DU
ST
RI B
ES
AR
DA
N S
ED
AN
G (IB
S) T
AH
UN
201
0
DA
N S
EN
SU
S E
KO
NO
MI 2
00
6
PE
ND
EK
AT
AN
PR
OD
UK
SI
15129 Ind. Barang dari Kulit dan Kulit Buatan untuk Keperluan Lainnya
07 KRIYA
15201 Ind. Alas Kaki Untuk
Keperluan Sehari-hari 10 FESYEN
15202 Ind. Sepatu Olahraga 10 FESYEN
15209 Ind. Alas Kaki Lainnya 10 FESYEN
19
Ind. Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya
16291 Ind. Barang Anyaman dari Rotan dan Bambu
07 KRIYA
16292 Ind. Barang Anyaman dari Tanaman Bukan Rotan dan Bambu
07 KRIYA
16293 Ind. Kerajinan Ukiran dari Kayu Bukan Mebeller
07 KRIYA
16294 Ind. Alat Dapur dari Kayu,
Rotan dan Bambu 07 KRIYA
16299 Ind. Barang dari Kayu, Rotan, Gabus Lainnya YTDL
07 KRIYA
20
Ind. Kertas dan
Barang dari
Kertas,
Percetakan dan
Reproduksi Media
Rekaman
17022 Ind. Kemasan dan Kotak dari Kertas dan Karton
07 KRIYA
17099 Ind. Barang dari Kertas dan Papan Kertas Lainnya YTDL
07 KRIYA
18111 Ind. Percetakan Umum 12 PENERBITAN
18112 Ind. Percetakan Khusus 12 PENERBITAN
18120 Kegiatan Jasa Penunjang
Pencetakan 12 PENERBITAN
18201 Reproduksi Media Rekaman Suara dan Piranti Lunak
09 MUSIK
18202 Reproduksi Media Rekaman Film dan Video
05 FILM, ANIMASI, VIDEO
23
Ind. Barang
Galian bukan
Logam
23121 Ind. Perlengkapan dan Peralatan Rumah Tangga dari Kaca
07 KRIYA
23123 Ind. Kemasan dari Kaca 07 KRIYA
23129 Ind. Barang Lainnya dari Kaca
07 KRIYA
23929 Ind. Bahan Bangunan Dari Tanah Liat/Keramik Bukan Batu Bata dan Genteng
07 KRIYA
23931 Ind. Perlengkapan Rumah Tangga dari Porselen
07 KRIYA
23932
Ind. Perlengkapan Rumah Tangga dari Tanah Liat/Keramik
07 KRIYA
23951 Ind. Barang dari Semen 07 KRIYA
23959 Ind. Barang dari Semen, Kapur, Gips dan Asbes Lainnya
07 KRIYA
140
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Kode SUT
Uraian Kode SUT
KBLI 2015 URAIAN KODE
SUBSEKTOR EKRAF
SUBSEKTOR EKRAF
SUMBER DATA
METODE ESTIMASI
23 Ind. Barang
Galian bukan
Logam
23961
Ind. Barang dari Marmer dan Granit untuk Keperluan Rumah Tangga dan Pajangan
07 KRIYA
ST
AT
IST
IKI IN
DU
ST
RI B
ES
AR
DA
N S
ED
AN
G (IB
S) T
AH
UN
201
0
DA
N S
EN
SU
S E
KO
NO
MI 2
00
6
PE
ND
EK
AT
AN
PR
OD
UK
SI
23963 Ind. Barang dari Batu untuk Keperluan Rumah Tangga
dan Pajangan 07 KRIYA
25
Ind. Barang dari
Logam,
Komputer, Barang
Elektronik, Optik
dan Peralatan
Listrik
25920 Jasa Ind. Untuk Berbagai Pengerjaan Khusus Logam dan Barang dari Logam
07 KRIYA
25992 Ind. Peralatan Dapur dan Peralatan Meja dari Logam
07 KRIYA
25995 Ind. Lampu dari Logam 07 KRIYA
25999 Ind. Barang Logam Lainnya YTDL
07 KRIYA
28 Ind. Furnitur
31001 Ind. Furnitur dari Kayu 07 KRIYA
31002 Ind. Furnitur dari Rotan dan atau Bambu
07 KRIYA
31003 Ind. Furnitur dari Plastik 07 KRIYA
31004 Ind. Furnitur dari Logam 07 KRIYA
31009 Ind. Furnitur Lainnya 07 KRIYA
29
Ind. pengolahan
lainnya, jasa
reparasi dan
pemasangan
mesin dan
peralatan
32111 Ind. Permata 07 KRIYA
32112 Ind. Barang Perhiasan dari Logam Mulia untuk Keperluan Pribaadi
07 KRIYA
32113 Ind. Barang Perhiasan dari Logam Mulian Bukan Untuk Keperluan Pribadi
07 KRIYA
32115 Ind. Perhiasan Mutiara 07 KRIYA
32119 Ind. Barang Lainnya dari Logam Mulia
07 KRIYA
32120 Ind. Perhiasan Imitasi dan Barang Sejenis
07 KRIYA
32201 Ind. Alat Musik Tradisional 07 KRIYA
32202 Ind. Alat Musik Bukan Tradisional
07 KRIYA
32401 Ind. Alat Permainan 07 KRIYA
32402 Ind. Mainan Anak-Anak 07 KRIYA
32903 Ind. Kerajinan YTDL 07 KRIYA
32909 Ind. Pengolahan Lainnya YTDL
07 KRIYA
Lanjutan Lampiran 3
141
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Lanjutan Lampiran 3
Kode SUT
Uraian Kode SUT
KBLI 2015 URAIAN KODE
SUBSEKTOR EKRAF
SUBSEKTOR EKRAF
SUMBER DATA
METODE ESTIMASI
35 Perdagangan
Besar dan
Eceran
46321 Perdagangan Besar Daging Sapi Dan Daging Sapi Olahan
08 KULINER
RA
SIO
MA
RJIN
PE
RD
AG
AN
GA
N S
KS
J, O
UT
PU
T S
EK
TO
R B
AR
AN
G,
PR
OD
UK
SE
KU
ND
ER
SK
NP
CO
MM
OD
ITY
FLO
W
46322 Perdagangan Besar Daging Ayam Dan Daging Ayam Olahan
08 KULINER
46324 Perdagangan Besar Hasil Olahan Perikanan
08 KULINER
46331 Perdagangan Besar Gula, Coklat, dan Kembang Gula
08 KULINER
46332 Perdagangan Besar Produk Roti
08 KULINER
46339 Perdagangan Besar Makanan dan Minuman Lainnya
08 KULINER
46411 Perdagangan Besar Tekstil 07 KRIYA
46412 Perdagangan Besar Pakaian
10 FESYEN
46413 Perdagangan Besar Alas Kaki
10 FESYEN
46414 Perdagangan Besar Barang Lainnya Dari Tekstil
07 KRIYA
46419 Perdagangan Besar Tekstil, Pakaian dan Alas Kaki Lainnya
07 KRIYA
46422 Perdagangan Besar Barang Percetakan dan Penerbitan Dalam Berbagai Bentuk
12 PENERBITAN
46491 Perdagangan Besar peralatan dan perlengkapan rumah tangga
07 KRIYA
46496 Perdagangan Besar Alat Musik
07 KRIYA
46497 Perdagangan Besar Perhiasan dan Jam
07 KRIYA
46498 Perdagangan Besar Alat Permainan dan Mainan Anak-anak
07 KRIYA
46499
Perdagangan Besar berbagai barang dan perlengkapan rumah tangga lainnya
07 KRIYA
46512 Perdagangan Besar Piranti Lunak
09 MUSIK
47242 Perdagangan Eceran Roti, Kue Kering, Serta Kue
Basah Dan Sejenisnya 08 KULINER
47245 Perdagangan Eceran Daging dan Ikan Olahan
08 KULINER
47249 Perdagangan Eceran Makanan Lainnya
08 KULINER
142
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Lanjutan Lampiran 3
Kode SUT
Uraian Kode SUT
KBLI 2015 URAIAN KODE
SUBSEKTOR EKRAF
SUBSEKTOR EKRAF
SUMBER DATA
METODE ESTIMASI
35
47511 Perdag. Eceran Tekstil 07 KRIYA
RA
SIO
MA
RJIN
PE
RD
AG
AN
GA
N S
KS
J, O
UT
PU
T S
EK
TO
R B
AR
AN
G,
PR
OD
UK
SE
KU
ND
ER
SK
NP
CO
MM
OD
ITY
FLO
W
Perdagangan
Besar dan
Eceran
47512 Perdag. Eceran Perlengkapan Rumah Tangga Dari Tekstil
07 KRIYA
47530
Perdag. Eceran Khusus Karpet, Permadani dan Penutup Dinding dan Lantai di Toko
07 KRIYA
47591 Perdag. Eceran Furnitur 07 KRIYA
47594
Perdag. Eceran Barang Pecah Belah dan Perlengkapan Dapur dari Batu atau Tanah Liat
07 KRIYA
47595
Perdag. Eceran Barang Pecah Belah dan Perlengkapan Dapur dari Kayu, Bambu atau Rotan
07 KRIYA
47596
Perdag. Eceran Barang Pecah Belah dan Perlengkapan Dapur bukan dari Plastik, Batu, Tanah Liat, Kayu, Bambu atau Rotan
07 KRIYA
47597 Perdag. Eceran Alat Musik 07 KRIYA
47612 Perdag. Eceran Hasil Pencetakan dan Penerbitan
12 PENERBITAN
47620 Perdag. Eceran Khusus Rekaman Musik dan Video
di Toko 09 MUSIK
47711 Perdag. Eceran Pakaian 10 FESYEN
47712 Perdag. Eceran Sepatu, Sandal dan Alas Kaki Lainnya
10 FESYEN
47735 Perdag. Eceran Barang Perhiasan
07 KRIYA
47746 Perdag. Eceran Barang Antik
16 SENI RUPA
47781
Perdag. Eceran Barang Kerajinan dari Kayu, Bambu, Rotan, pandan, Rumput dan Sejenisnya
07 KRIYA
47782
Perdag. Eceran Barang Kerajinan dari Kulit, Tulang, Tanduk, Gading, Bulu dan Binatang/Hewan yang Diawetkan
07 KRIYA
47783 Perdag. Eceran Barang Kerajinan dari Logam
07 KRIYA
47784 Perdag. Eceran Barang Kerajinan dari keramik
07 KRIYA
47785 Perdag. Eceran Lukisan 16 SENI RUPA
143
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Lanjutan Lampiran 3
Kode SUT
Uraian Kode SUT
KBLI 2015 URAIAN KODE
SUBSEKTOR EKRAF
SUBSEKTOR EKRAF
SUMBER DATA
METODE ESTIMASI
35 Perdagangan
Besar dan
Eceran
47789 Perdag. Eceran Barang Kerajinan dan Lukisan lainnya
16 SENI RUPA
RA
SIO
MA
RJIN
PE
RD
AG
AN
GA
N
SK
SJ, O
UT
PU
T S
EK
TO
R B
AR
AN
G,
PR
OD
UK
SE
KU
ND
ER
SK
NP
CO
MM
OD
ITY
FLO
W
47822
Perdag. Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Roti, Kue Kering, Kue Basah Dan
Sejenisnya
08 KULINER
47825 Perdag. Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Daging Olahan Dan Ikan Olahan
08 KULINER
47829 Perdag. Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Komoditi Makanan Dan Minuman Ytdl
08 KULINER
47881 Perdag. Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Barang Kerajinan
07 KRIYA
47883 Perdag. Eceran kaki lima dan los pasar lukisan
16 SENI RUPA
47893 Perdag. Eceran Kaki Lima dan Los Pasar Barang Antik
16 SENI RUPA
43 Penyediaan
Makan Minum
56101 Restoran 08 KULINER
SUR
VEI SO
SISL EKO
NO
MI
NA
SION
AL (SU
SENA
S) DA
N SK
NP
PEN
DEK
ATA
N P
ENG
ELUA
RA
N
56102 Warung Makan 08 KULINER
56103 Kedai Makanan 08 KULINER
56104 Penyediaan Makanan Keliling/Tempat Tidak Tetap
08 KULINER
56210 Jasa Boga untuk Suatu Event Tertentu (Event Catering)
08 KULINER
56290 Penyediaan Makanan Lainnya
08 KULINER
56301 Bar 08 KULINER
56303 Rumah Minum/Kafe 08 KULINER
56304 Kedai Minuman 08 KULINER
56305 Rumah/Kedai Obat Tradisional
08 KULINER
56306 Penyediaan Minuman Keliling/Tempat Tidak Tetap
08 KULINER
44
58110 Penerbitan Buku 12 PENERBITAN
SENSU
S EKO
NO
MI 2
006
PEN
DEK
ATA
N P
RO
DU
KSI
Informasi dan
Komunikasi
58120 Penerbitan Direktori dan Mailing List
12 PENERBITAN
58130 Penerbitan Surat Kabar, Jurnal dan Buletin atau Majalah
12 PENERBITAN
58190 Aktivitas Penerbitan Lainnya 12 PENERBITAN
58200 Penerbitan Piranti Lunak (Software)
11 APLIKASI DAN GAME DEVELOPER
58200 Penerbitan Piranti Lunak (software)
12 PENERBITAN
144
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Lanjutan Lampiran 3
Kode SUT
Uraian Kode SUT
KBLI 2015 URAIAN KODE
SUBSEKTOR EKRAF
SUBSEKTOR EKRAF
SUMBER DATA
METODE ESTIMASI
44 Informasi dan
Komunikasi
59111 Aktivitas Produksi Film, Video dan Program Televisi oleh Pemerintah
05 FILM, ANIMASI, VIDEO
SENSU
S EKO
NO
MI 2
006
PEN
DEK
ATA
N P
RO
DU
KSI
59112 Aktivitas Produksi Film, Video dan Program Televisi oleh Swasta
05 FILM, ANIMASI, VIDEO
59121 Aktivitas Pasca Produksi Film, Video dan Program Televisi oleh Pemerintah
05 FILM, ANIMASI, VIDEO
59122 Aktivitas Pasca Produksi Film, Video dan Program Televisi oleh Swasta
05 FILM, ANIMASI, VIDEO
59131 Aktivitas Distribusi Film, Video dan Program Televisi oleh Pemerintah
05 FILM, ANIMASI, VIDEO
59132
Aktivitas Distribusi Film, Video dan Program Televisi oleh Swasta
05 FILM, ANIMASI,
VIDEO
59140 Aktivitas Pemutaran Film 05 FILM, ANIMASI, VIDEO
59201 Aktivitas Perekaman Suara 09 MUSIK
59202 Aktivitas Penerbitan Musik dan Buku Musik
09 MUSIK
59202 Aktivitas Penerbitan Musik dan Buku Musik
12 PENERBITAN
60101 Penyiaran Radio Oleh
Pemerintah 14
TELEVISI DAN
RADIO
60102 Penyiaran Radio Oleh Swasta
14 TELEVISI DAN RADIO
60201 Aktivitas Penyiaran dan Pemrograman Televisi oleh Pemerintah
14 TELEVISI DAN RADIO
60202 Aktivitas Penyiaran dan Pemrograman Televisi oleh Swasta
14 TELEVISI DAN RADIO
61991 Aktivitas telekomunikasi khusus untuk penyiaran
14 TELEVISI DAN RADIO
62011 Aktivitas Pengembangan Video Game
11 APLIKASI DAN GAME DEVELOPER
62012
Aktivitas Pengembangan Aplikasi Perdagangan Melalui Internet (E-Commerce)
11 APLIKASI DAN GAME DEVELOPER
62019 Aktivitas Pemrograman
Komputer Lainnya 11
APLIKASI DAN GAME DEVELOPER
62021 Aktivitas Konsultasi
Keamanan Informasi 11
APLIKASI DAN GAME
DEVELOPER
145
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Lanjutan Lampiran 3
Kode SUT
Uraian Kode SUT
KBLI 2015 URAIAN KODE
SUBSEKTOR EKRAF
SUBSEKTOR EKRAF
SUMBER DATA
METODE ESTIMASI
44 Informasi dan
Komunikasi
62029 Kegiatan Konsultasi Komputer dan Manajemen Fasilitas Komputer Lainnya
11 APLIKASI DAN GAME DEVELOPER
SENSU
S EKO
NO
MI 2
006
PEN
DEK
ATA
N P
RO
DU
KSI
62090 Kegiatan Teknologi Informasi dan Jasa Komputer Lainnya
11 APLIKASI DAN GAME DEVELOPER
63111 Kegiatan Pengolahan Data 11 APLIKASI DAN GAME DEVELOPER
63112 Kegiatan Penyimpanan Data di Server (Hosting) dan Kegiatan Ybdi
11 APLIKASI DAN GAME DEVELOPER
63120 Portal Web 11 APLIKASI DAN GAME DEVELOPER
63911 Aktivitas Kantor Berita oleh Pemerintah
12 PENERBITAN
63912 Aktivitas kantor Berita oleh Swasta
12 PENERBITAN
50
70202 Aktivitas konsultasi transportasi
11 APLIKASI DAN GAME DEVELOPER
Jasa Perusahaan
70203 Aktivitas kehumasan 13 PERIKLANAN
70203 Aktivitas Kehumasan 16 SENI RUPA
70204 Aktivitas konsultasi investasi dan perdagangan berjangka
11 APLIKASI DAN GAME DEVELOPER
70204
Aktivitas Konsultasi Investasi dan Perdagangan Berjangka
16 SENI RUPA
70209 Aktivitas konsultasi manajemen lainnya
13 PERIKLANAN
70209 Aktivitas Konsultasi Manajemen Lainnya
16 SENI RUPA
71101 Aktivitas Arsitektur 01 ARSITEKTUR
71102 Aktivitas Keinsinyuran dan Konsultasi Teknis YBDI
01 ARSITEKTUR
72201 Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial
12 PENERBITAN
72202 Penelitian dan Pengembangan Linguistik dan Sastra
12 PENERBITAN
72204 Penelitian dan Pengembangan Seni
16 SENI RUPA
72209
Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial dan
Humaniora Lainnya
12 PENERBITAN
73100 Periklanan 13 PERIKLANAN
73201 Penelitian pasar 13 PERIKLANAN
73202 Jajak pendapat masyarakat 13 PERIKLANAN
146
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Lanjutan Lampiran 3
Kode SUT
Uraian Kode SUT
KBLI 2015 URAIAN KODE
SUBSEKTOR EKRAF
SUBSEKTOR EKRAF
SUMBER DATA
METODE ESTIMASI
50 Jasa Perusahaan
74100 Aktivitas Perancangan Khusus
02 DESAIN INTERIOR
SENSU
S EKO
NO
MI 2
00
6
PEN
DEK
ATA
N P
RO
DU
KSI
74100 Aktivitas Perancangan Khusus
03 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
74100 Aktivitas Perancangan
Khusus 04 DESAIN PRODUK
74201 Aktivitas Fotografi 06 FOTOGRAFI
77295 Aktivitas penyewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi alat musik
09 MUSIK
79990 Jasa Reservasi Lainnya YBDI YTDL
09 MUSIK
82301
Penyelenggara Pertemuan, Perjalan Intensif, Koferensi dan Pameran
15 SENI
PERTUNJUKAN
82302 Event Organizer 15 SENI PERTUNJUKAN
82920 Aktivitas Pengepakan 04 DESAIN PRODUK
52 Jasa Pendidikan
85420 Pendidikan kebudayaan 06 FOTOGRAFI
85420 Pendidikan Kebudayaan 09 MUSIK
85420 Pendidikan Kebudayaan 15 SENI
PERTUNJUKAN
85420 Pendidikan Kebudayaan 16 SENI RUPA
85497 Pendidikan teknik swasta 02 DESAIN INTERIOR
85497 Pendidikan teknik swasta 03 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
85497 Pendidikan teknik swasta 04 DESAIN PRODUK
85498 Pendidikan Kerajinan dan Industri
10 FESYEN
85499 Pendidikan lainnya swasta 05 FILM, ANIMASI, VIDEO
85499 Pendidikan lainnya swasta 10 FESYEN
85499 Pendidikan lainnya swasta 15 SENI PERTUNJUKAN
85499 Pendidikan Lainnya Swasta 16 SENI RUPA
147
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Lanjutan Lampiran 3
Kode SUT
Uraian Kode SUT
KBLI 2015 URAIAN KODE
SUBSEKTOR EKRAF
SUBSEKTOR EKRAF
SUMBER DATA
METODE ESTIMASI
54
90001 Aktivitas Seni pertunjukan 15 SENI PERTUNJUKAN
SENSU
S EKO
NO
MI 2
00
6
PEN
DEK
ATA
N P
RO
DU
KSI
Jasa Lainnya
90002 Aktivitas Pekerja Seni 06 FOTOGRAFI
90002 Aktivitas Pekerja Seni 09 MUSIK
90002 Aktivitas Pekerja Seni 11
APLIKASI DAN GAME DEVELOPER
90002 Aktivitas Pekerja Seni 15 SENI PERTUNJUKAN
90002 Aktivitas Pekerja Seni 16 SENI RUPA
90003 Aktivitas Penunjang Hiburan 15 SENI PERTUNJUKAN
90004 Jasa Impresariat Bidang Seni
15 SENI PERTUNJUKAN
90005 Jurnalis Berita Independen 12 PENERBITAN
90006 Aktivitas Operasional Fasilitas Seni
06 FOTOGRAFI
90006 Aktivitas operasional fasilitas seni
15 SENI PERTUNJUKAN
90009 Aktivitas Hiburan, Seni dan Kreativitas Lainnya
06 FOTOGRAFI
90009 Aktivitas Hiburan, Seni dan
Kreativitas Lainnya 15
SENI
PERTUNJUKAN
91021 Museum yang dikelola Pemerintah
06 FOTOGRAFI
91021 Museum yang dikelola Pemerintah
16 SENI RUPA
91022 Museum yang dikelola Swasta
06 FOTOGRAFI
91022 Museum yang dikelola Swasta
16 SENI RUPA
91023 Peninggalan Sejarah Yang Dikelola Pemerintah
16 SENI RUPA
91024 Peninggalan Sejarah Yang Dikelola Swasta
16 SENI RUPA
148
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Lampiran 4
PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2016
Atas Dasar Harga Berlaku (Miliar Rupiah)
Kategori Uraian
Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
01 Arsitektur 1.248,5 1.409,6 1.595,7 1.774,8 1.970,7 2.208,1 2.473,9
02 Desain Interior 39,0 43,8 48,6 51,8 54,8 58,3 61,4
03 Desain Komunikasi Visual 23,1 25,7 28,8 30,3 33,6 37,7 39,8
04 Desain Produk 83,6 92,5 101,4 106,3 110,7 115,2 124,4
05 Film, Animasi dan Video 70,6 78,3 86,0 92,7 103,5 113,9 124,8
06 Fotografi 149,2 157,0 164,9 173,7 185,7 197,0 209,4
07 Kriya 21.417,7 23.238,1 24.823,2 26.648,0 30.349,4 32.631,3 33.948,9
08 Kuliner 51.601,0 58.342,4 65.280,0 72.315,3 83.076,9 95.391,6 109.337,4
09 Musik 332,2 355,8 380,5 402,5 427,6 459,7 487,5
10 Fashion 7.239,0 7.978,2 8.800,9 10.027,5 11.371,9 12.135,0 12.869,4
11 Aplikasi dan Game Developer 1.562,1 1.640,1 1.723,2 1.811,8 1.896,5 1.983,3 2.070,4
12 Penerbitan 2.336,8 2.570,0 2.559,5 2.621,8 2.885,8 2.998,5 3.176,2
13 Periklanan 423,0 482,2 558,8 643,5 720,8 815,2 916,0
14 Televisi dan Radio 3.109,0 3.248,5 3.445,6 3.688,8 3.981,3 4.272,3 4.577,5
15 Seni Pertunjukan 158,7 171,0 181,3 190,5 205,6 218,9 226,3
16 Seni Rupa 155,6 164,0 172,1 181,4 191,0 204,3 215,3
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
EKONOMI KREATIF 89.949,2 99.997,3 109.950,5 120.760,8 137.565,8 153.840,1 170.858,7
149
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Lampiran 5
PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2016
Atas Dasar Harga Konstan 2010 (Miliar Rupiah)
Kategori Uraian
Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
01 Arsitektur 1.248,5 1.329,0 1.399,5 1.472,0 1.588,3 1.687,9 1.807,9
02 Desain Interior 39,0 39,9 40,9 42,4 43,6 45,1 45,8
03 Desain Komunikasi Visual 23,1 23,5 24,3 24,8 26,7 29,1 29,6
04 Desain Produk 83,6 84,3 85,3 87,0 88,1 89,0 92,8
05 Film, Animasi dan Video 70,6 76,6 81,9 86,4 94,0 100,6 108,6
06 Fotografi 149,2 156,5 163,8 171,1 179,3 188,3 198,7
07 Kriya 21.417,7 22.891,3 23.017,0 23.956,0 24.992,3 25.501,8 25.650,7
08 Kuliner 51.601,0 56.073,8 59.739,0 63.019,6 67.817,6 72.910,4 78.728,7
09 Musik 332,2 349,8 364,9 376,7 391,8 410,4 425,2
10 Fashion 7.239,0 7.459,5 7.695,6 8.341,6 8.993,7 9.068,1 9.321,5
11 Aplikasi dan Game Developer 1.562,1 1.596,2 1.644,5 1.697,2 1.752,4 1.803,9 1.860,7
12 Penerbitan 2.336,8 2.490,8 2.416,4 2.408,5 2.558,3 2.577,4 2.644,4
13 Periklanan 423,0 454,6 490,1 533,7 580,9 623,1 669,4
14 Televisi dan Radio 3.109,0 3.188,8 3.320,6 3.470,9 3.669,5 3.862,0 4.065,9
15 Seni Pertunjukan 158,7 168,0 175,3 181,4 189,2 195,3 199,9
16 Seni Rupa 155,6 160,7 165,7 170,4 174,1 180,4 187,2
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
EKONOMI KREATIF 89.949,2 96.543,3 100.824,9 106.039,5 113.139,9 119.272,9 126.037,1
150
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Lampiran 6
Distribusi PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2016
Atas Dasar Harga Berlaku (Persen)
Kategori Uraian
Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
01 Arsitektur 1,39 1,41 1,45 1,47 1,43 1,44 1,45
02 Desain Interior 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
03 Desain Komunikasi Visual 0,03 0,03 0,03 0,03 0,02 0,02 0,02
04 Desain Produk 0,09 0,09 0,09 0,09 0,08 0,07 0,07
05 Film, Animasi dan Video 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,07 0,07
06 Fotografi 0,17 0,16 0,15 0,14 0,14 0,13 0,12
07 Kriya 23,81 23,24 22,58 22,07 22,06 21,21 19,87
08 Kuliner 57,37 58,34 59,37 59,88 60,39 62,01 63,99
09 Musik 0,37 0,36 0,35 0,33 0,31 0,30 0,29
10 Fashion 8,05 7,98 8,00 8,30 8,27 7,89 7,53
11 Aplikasi dan Game Developer 1,74 1,64 1,57 1,50 1,38 1,29 1,21
12 Penerbitan 2,60 2,57 2,33 2,17 2,10 1,95 1,86
13 Periklanan 0,47 0,48 0,51 0,53 0,52 0,53 0,54
14 Televisi dan Radio 3,46 3,25 3,13 3,05 2,89 2,78 2,68
15 Seni Pertunjukan 0,18 0,17 0,16 0,16 0,15 0,14 0,13
16 Seni Rupa 0,17 0,16 0,16 0,15 0,14 0,13 0,13
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
EKONOMI KREATIF 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
151
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Lampiran 7
Distribusi PDRB Ekonomi Kreatif Terhadap Total PDRB Provinsi Jawa Timur
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2016 (Persen)
Kategori Uraian
Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
01 Arsitektur 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13
02 Desain Interior 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
03 Desain Komunikasi Visual 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
04 Desain Produk 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
05 Film, Animasi dan Video 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
06 Fotografi 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
07 Kriya 2,16 2,07 1,99 1,93 1,97 1,93 1,83
08 Kuliner 5,21 5,21 5,23 5,23 5,40 5,63 5,89
09 Musik 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
10 Fashion 0,73 0,71 0,70 0,73 0,74 0,72 0,69
11 Aplikasi dan Game Developer 0,16 0,15 0,14 0,13 0,12 0,12 0,11
12 Penerbitan 0,24 0,23 0,20 0,19 0,19 0,18 0,17
13 Periklanan 0,04 0,04 0,04 0,05 0,05 0,05 0,05
14 Televisi dan Radio 0,31 0,29 0,28 0,27 0,26 0,25 0,25
15 Seni Pertunjukan 0,02 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
16 Seni Rupa 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
A PRODUK DOMESTIK
REGIONAL BRUTO EKRAF 9,08 8,92 8,80 8,73 8,94 9,09 9,21
B
PRODUK DOMESTIK
REGIONAL BRUTO NON
EKRAF 90,92 91,08 91,20 91,27 91,06 90,91 90,79
C 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
PRODUK DOMESTIK
REGIONAL BRUTO
PROVINSI JAWA TIMUR
152
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Lampiran 8
Laju Pertumbuhan PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi Jawa Timur
Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2011-2016 (Persen)
Kategori Uraian
Tahun
2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
01 Arsitektur 6,44 5,31 5,18 7,91 6,27 7,11
02 Desain Interior 2,23 2,41 3,73 2,87 3,39 1,65
03 Desain Komunikasi Visual 1,63 3,59 1,97 7,85 8,75 1,60
04 Desain Produk 0,91 1,11 1,99 1,29 1,09 4,23
05 Film, Animasi dan Video 8,50 6,90 5,51 8,76 7,04 7,95
06 Fotografi 4,95 4,64 4,42 4,82 4,99 5,55
07 Kriya 6,88 0,55 4,08 4,33 2,04 0,58
08 Kuliner 8,67 6,54 5,49 7,61 7,51 7,98
09 Musik 5,30 4,31 3,23 4,01 4,75 3,59
10 Fashion 3,05 3,17 8,39 7,82 0,83 2,79
11 Aplikasi dan Game Developer 2,18 3,03 3,20 3,25 2,94 3,15
12 Penerbitan 6,59 -2,99 -0,33 6,22 0,75 2,60
13 Periklanan 7,47 7,81 8,89 8,84 7,27 7,43
14 Televisi dan Radio 2,57 4,13 4,52 5,72 5,24 5,28
15 Seni Pertunjukan 5,83 4,37 3,46 4,32 3,25 2,35
16 Seni Rupa 3,31 3,09 2,88 2,14 3,62 3,78
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
EKONOMI KREATIF 7,33 4,43 5,17 6,70 5,42 5,67
153
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Lampiran 9
Laju Pertumbuhan PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi Jawa Timur
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011-2016 (Persen)
Kategori Uraian
Tahun
2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
01 Arsitektur 12,90 13,21 11,22 11,04 12,05 12,04
02 Desain Interior 12,12 10,97 6,70 5,80 6,38 5,34
03 Desain Komunikasi Visual 11,29 12,16 5,18 10,93 12,16 5,40
04 Desain Produk 10,68 9,57 4,89 4,17 4,01 8,02
05 Film, Animasi dan Video 10,98 9,79 7,75 11,62 10,05 9,60
06 Fotografi 5,25 5,01 5,37 6,92 6,04 6,32
07 Kriya 8,50 6,82 7,35 13,89 7,52 4,04
08 Kuliner 13,06 11,89 10,78 14,88 14,82 14,62
09 Musik 7,11 6,93 5,79 6,23 7,51 6,05
10 Fashion 10,21 10,31 13,94 13,41 6,71 6,05
11 Aplikasi dan Game Developer 4,99 5,07 5,14 4,67 4,58 4,39
12 Penerbitan 9,98 -0,41 2,43 10,07 3,90 5,93
13 Periklanan 13,99 15,90 15,15 12,00 13,10 12,37
14 Televisi dan Radio 4,49 6,07 7,06 7,93 7,31 7,15
15 Seni Pertunjukan 7,74 6,06 5,05 7,93 6,49 3,36
16 Seni Rupa 5,44 4,90 5,43 5,28 6,97 5,42
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
EKONOMI KREATIF 11,17 9,95 9,83 13,92 11,83 11,06
154
Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Jawa Timur 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Lampiran 10
Laju Pertumbuhan Indeks Implisit PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi Jawa Timur
Tahun 2011-2016 (Persen)
Kategori Uraian
Tahun
2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
01 Arsitektur 6,06 7,50 5,75 2,90 5,44 4,60
02 Desain Interior 9,68 8,36 2,86 2,85 2,90 3,64
03 Desain Komunikasi Visual 9,50 8,28 3,15 2,85 3,13 3,73
04 Desain Produk 9,69 8,36 2,85 2,85 2,89 3,63
05 Film, Animasi dan Video 2,28 2,71 2,12 2,63 2,82 1,53
06 Fotografi 0,28 0,35 0,92 2,00 0,99 0,73
07 Kriya 1,52 6,24 3,14 9,17 5,37 3,43
08 Kuliner 4,05 5,03 5,01 6,75 6,80 6,15
09 Musik 1,71 2,51 2,48 2,13 2,63 2,37
10 Fashion 6,95 6,93 5,11 5,18 5,83 3,17
11 Aplikasi dan Game Developer 2,75 1,98 1,88 1,38 1,59 1,21
12 Penerbitan 3,18 2,66 2,77 3,62 3,13 3,24
13 Periklanan 6,06 7,50 5,75 2,90 5,44 4,60
14 Televisi dan Radio 1,87 1,85 2,43 2,09 1,96 1,77
15 Seni Pertunjukan 1,80 1,62 1,53 3,47 3,14 0,99
16 Seni Rupa 2,06 1,75 2,47 3,07 3,22 1,57
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
EKONOMI KREATIF 3,58 5,28 4,43 6,77 6,08 5,10