LAPORAN PENYU VENTILASI
-
Upload
ovaria-suwandi -
Category
Documents
-
view
142 -
download
1
Transcript of LAPORAN PENYU VENTILASI
LAPORAN PRATIKUM PENYEHATAN UDARA
PENGUKURAN VENTILASI RUANGAN SEKRETARIAT BEM & HMJ
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
OLEH
Kelompok III
Aviandri Naie Caesar Z
Kory Andriani
Listi Susanti
Ovaria Suwandi
Syukri Hamdi
Kelas : 2.1
Dosen Pembimbing: Burhan Muslim, SKM, M.Si
Instruktur Pembimbing: Nellianis, AMKL
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG
TAHUN 2011
LEMBARAN PENGESAHAN LAPORAN PRATIKUM
PENYEHATAN UDARA PENGUKURAN VENTILASI
Telah dilaksanakan Pratikum Penyehatan Udara mengenai Pengukuran Ventilasi
Ruangan pada hari Selasa, 29 November 2011 pukul 13.00 s.d 14.00 WIB di ruangan
Sekretariat HMJ Politeknik Kesehatan KemenKes RI Padang.
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Burhan Muslim , SKM, M.Si
Instruktur Pembimbing
Nellianis, AMKL
LAPORAN PRATIKUM PENYEHATAN UDARA
PENGUKURAN VENTILASI RUANGAN SEKRETARIAT BEM & HMJ
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
OLEH
Kelompok III
Aviandri Naie Caesar Z
Kory Andriani
Listi Susanti
Ovaria Suwandi
Syukri Hamdi
Kelas : 2.1
Dosen Pembimbing: Dr. Wijayantono, SKM, M.Kes
Instruktur Pembimbing: Afridon, ST
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG
TAHUN 2011
LEMBARAN PENGESAHAN LAPORAN PRATIKUM
PENYEHATAN UDARA PENGUKURAN VENTILASI
Telah dilaksanakan Pratikum Penyehatan Udara mengenai Pengukuran Ventilasi
Ruangan pada hari Selasa, 29 November 2011 pukul 13.00 s.d 14.00 WIB di ruangan
Sekretariat HMJ Politeknik Kesehatan KemenKes RI Padang.
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Dr. Wijayantono, SKM, M.Kes
Instruktur Pembimbing
Afridon, ST
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat
kesehatan dan kesempatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pratikum
Penyehatan Udara yang berjudul “Pengukuran Ventilasi Ruangan” yang dilaksanakan pada
tanggal 29 November 2011. Tujuan dari laporan ini adalah agar kami bisa mengetahui dan
melakukan pengukuran ventilasi.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing Bapak Dr. Sumihardi dan
Dr. Wijayantono yang telah memberikan penjelasan mengenai penyusunan laporan ini, serta
kepada intruktur Kesling pada mata kuliah Penyehatan Udara.
Penulis sangat menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan.
Untuk itu penulis mengharapkan kritikan maupun saran kepada pembaca yang sifatnya
membangun. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat
bagi kita semua.
Padang, November 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Lembaran Pengesahan ................................................................................................... i
Kata Pengantar ............................................................................................................... ii
Daftar Isi ......................................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan
1.1.Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2.Tujuan ......................................................................................................................... 2
BAB II Pembahasan
2.1.Tinjauan Pustaka ........................................................................................................ 3
2.2.Alat dan Bahan ........................................................................................................... 10
2.3.Cara Kerja .................................................................................................................. 11
BAB III Penutup
3.1.Kesimpulan ................................................................................................................. 12
3.2.Saran ........................................................................................................................... 12
Daftar Pustaka ................................................................................................................ 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pencemaran udara dalam ruang (indoor air pollution) terutama rumah sangat berbahaya
bagi kesehatan manusia, karena pada umumnya orang lebih banyak menghabiskan waktu
untuk melakukan kegiatan di dalam rumah sehingga rumah menjadi sangat penting sebagai
lingkungan mikro yang berkaitan dengan risiko dari pencemaran udara.
Dampak dari adanya pencemar udara dalam ruang rumah terhadap kesehatan dapat terjadi
baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan kesehatan secara langsung dapat
terjadi setelah terpajan, antara lain yaitu iritasi mata, iritasi hidung dan tenggorokan, serta
sakit kepala, mual dan nyeri otot (fatigue), termasuk asma, hipersensitivitas pneumonia, flu
dan penyakit–penyakit virus lainnya. Sedangkan gangguan kesehatan secara tidak langsung
dampaknya dapat terjadi beberapa tahun kemudian setelah terpajan, antara lain penyakit paru,
jantung, dan kanker, yang sulit diobati dan berakibat fatal (USEPA, 2007).
Selain penyakit tersebut di atas, Bronkhitis kronis, Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK), kanker paru, kematian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), kematian bayi usia kurang
dari satu minggu, otitis media dan ISPA, tuberculosis sering dijumpai pada lingkungan
dengan kualitas udara dalam ruang yang tidak baik.
Di negara maju diperkirakan angka kematian pertahun karena pencemaran udara dalam
ruang rumah sebesar 67% di perdesaan dan sebesar 23% di perkotaan, sedangkan di negara
berkembang angka kematian terkait dengan pencemaran udara dalam ruang rumah daerah
perkotaan sebesar 9% dan di daerah pedesaan sebesar 1%, dari total kematian (Buletin WHO
2000). Pneumonia merupakan penyebab utama kematian pada anak dibawah 5 tahun dengan
jumlah kematian lebih dari 2 juta jiwa setiap tahunnya.
Lebih dari 2 (dua) dasawarsa ini penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) selalu
menduduki peringkat pertama dari 10 penyakit terbanyak di Indonesia. Salah satu penyebab
terjadinya ISPA adalah rendahnya kualitas udara baik di dalam maupun di luar rumah, baik
secara biologis, fisik, maupun kimia (Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional, http://udarakota.bappenas.go.id diakses tanggal 29 November 2007). ISPA
mendominasi kesakitan ada anak di bawah 5 tahun (balita) dan menyebabkan kematian
sekitar empat juta balita pertahunnya (Kartasasmita, 2004; Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2001).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
“Untuk mengaplikasikan metode pengukuran ventilasi ruangan”
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya cara pengukuran ventilasi
2. Diketahuinya cara perhitungan dari hasil pengukuran ventilasi
BAB II
ISI
4.1 Tinjauan Pustaka
Kualitas udara di dalam ruang rumah dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain, bahan
bangunan (misal; asbes), struktur bangunan (misal; ventilasi), bahan pelapis untuk furniture
serta interior (pada pelarut organiknya), kepadatan hunian, kualitas udara luar rumah
(ambient air quality), radiasi dari Radon (Rd), formaldehid, debu, dan kelembaban yang
berlebihan. Selain itu, kualitas udara juga dipengaruhi oleh kegiatan dalam rumah seperti
dalam hal penggunaan energi tidak ramah lingkungan, penggunaan sumber energi yang relatif
murah seperti batubara dan biomasa (kayu, kotoran kering dari hewan ternak, residu
pertanian), perilaku merokok dalam rumah, penggunaan pestisida, penggunaan bahan kimia
pembersih, dan kosmetika. Bahan-bahan kimia tersebut dapat mengeluarkan polutan yang
dapat bertahan dalam rumah untuk jangka waktu yang cukup lama.
Pencemaran udara dalam ruang rumah, khususnya di daerah perdesaan pada negara-
negara berkembang, antara lain dikarenakan penggunaan bahan bakar padat sebagai energi
untuk memasak dengan tungku sederhana/kompor tradisional. Bahan bakar tersebut
menghasilkan polutan dalam konsentrasi tinggi dikarenakan terjadi proses pembakaran yang
tidak sempurna. Keadaan tersebut akan memperburuk kualitas udara dalam ruang rumah
apabila kondisi rumah tidak memenuhi syarat fisik, seperti ventilasi yang kurang memadai,
serta tidak adanya cerobong asap di dapur.
Gangguan kesehatan akibat pencemaran udara dalam ruang rumah sebagian besar terjadi
di perumahan yang cenderung menggunakan energi untuk memasak dengan energi biomasa.
Dalam upaya melindungi kesehatan masyarakat dari pencemar udara dalam ruang rumah,
maka diperlukan adanya peraturan perundangundangan yang dapat memberikan acuan dalam
pengendalian pencemaran udara dalam ruang rumah.
Penyehatan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruang rumah dan
pencegahan terhadap penurunan kualitas udara dalam ruang rumah. Rumah adalah bangunan
gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga,
cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya.
Kualitas Fisik Udara dalam Ruang Rumah adalah nilai parameter yang mengindikasikan
kondisi fisik udara dalam rumah seperti kelembaban, pencahayaan, suhu, dan partikulat.
Kualitas Kimiawi Udara dalam Ruang Rumah adalah nilai parameter yang mengindikasikan
kondisi kimiawi udara dalam rumah seperti Sulfur dioksida (SO2), Nitrogen dioksida (NO2),
Ozon, Karbon dioksida (CO2), Karbon monoksida (CO), Timbal (Plumbum=Pb), dan Asbes.
Kualitas Biologi Udara dalam Ruang Rumah adalah nilai parameter yang
mengindikasikan kondisi biologi udara dalam rumah seperti bakteri dan jamur. Laju ventilasi
adalah laju pertukaran udara melalui ventilasi (lubang udara permanen selain jendela dan
pintu.
Persyaratan Fisik
No Jenis
Parameter
Satuan Kadar yang
dipersyaratkan
1
2
3
4
5
6
Suhu
Pencahayaan
Kelembaban
Laju Ventilasi
PM2,5
PM10
oC
Lux
% Rh
m/dtk
μg/m3
μg/m3
18 - 30
Minimal 60
40 – 60
0,15 – 0,25
35 dalam 24 jam
≤ 70 dalam 24 jam
Persyaratan KimiaNo Jenis Parameter Satuan Kadar yg
dipersyaratka
n
Ket
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Sulfur dioksida (SO2)
Nitrogen dioksida (NO2)
Carbon monoksida
(CO)
Carbondioksida (CO2)
Timbal (Pb)
Asbes
Formaldehid
(HCHO)
Volatile Organic
Compound (VOC)
Environmental Tobaco
ppm
ppm
ppm
ppm
μg/m3
serat/ml
ppm
ppm
μg/m3
0,1
0,04
9,00
1000
1,5
5
0,1
3
35
24 jam
24 jam
8 jam
8 jam
15 menit
Panjang
serat 5μ
30 menit
8 jam
24 jam
Smoke (ETS)
Persyaratan Kontaminan Biologi
Parameter kontaminan biologi dalam rumah adalah parameter yang mengindikasikan
kondisi kualitas biologi udara dalam rumah seperti bakteri, dan jamur.
No Jenis
Parameter
Satuan Kadar maksimal
1
2
3
Jamur
Bakteri patogen
Angka kuman
CFU/m3
CFU/m3
CFU/m3
0 CFU/m3
0 CFU/m3
< 700 CFU/m3
Catatan :
CFU= Coloni Form Unit
Bakteri patogen yang harus diperiksa : Legionela, Streptococcus aureus, Clostridium
dan bakteri patogen lain bila diperlukan.
Laju Ventilasi
a. Dampak
Pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan suburnya
pertumbuhan mikroorganisme, yang mengakibatkan gangguan terhadap kesehatan
manusia.
b. Faktor Risiko
Kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak cukup, sesuai persyaratan
kesehatan).
Tidak ada pemeliharaan AC secara berkala.
c. Upaya Penyehatan
Upaya penyehatan dapat dilakukan dengan mengatur pertukaran udara, antara lain
yaitu :
Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi, minimal 10% luas lantai dengan sistem
ventilasi silang
Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara berkala sesuai
dengan buku petunjuk, serta harus melakukan pergantian udara dengan membuka
jendela minimal pada pagi hari secara rutin
Menggunakan exhaust fan
Mengatur tata letak ruang
2.2 Alat
1. Meteran 1 buah
2. Higrometer 1 set
3. Anemometer 1 set
2.3 Cara Kerja
Pengukuran ventilasi tahapannya:
1. Membuat denah ruangan
2. Mengukur luas lantai
3. Menghitung jumlah ventilasi, jendela, dan pintu serta menghitung luas masing –
masing
4. Mengukur suhu, kelembapan, dan kecepatan angin
Perhitungan
1. Persen dari ventilasi = luas ventilasi x 100 %
luas lantai
2. Debit udara ventilasi Q = E . V. A
Q = debit udara pada ruangan
E = koefisien
Apabila ada angin yang menyudut koefisien = 0,25 – 0,35
Apabila datang angin yang lurus koefisien = 0,5 – 0,6
V = kecepatan angin
A = luas penampang bukaan bukaan penuh atau bukaan setengah
BAB III
HASIL
3.1 Data
Lokasi pengukuran ventilasi : Sekretariat Poltekkes Kemenkes RI Padang
Hari/ Tanggal : Selasa/ 29 November 2011
Jam : 13.00 s.d 14.00
3.2 Denah Ruangan
SEKRE BEM SEKRE GIZI SEKRE AKPER SEKRE KESLING
1100 cm
Ilustrasi Tampak Depan/ Pintu
Tiap ruangan terdiri dari:
Bag Depan : 1 pintu, 1 jendela yang bisa dibuka
dan 3 buah ventilasi
Bag Belakang : 1,5 ventilasi
275 cm
3.3 Mengukur Luas Lantai
Luas lantai untuk satu ruangan dengan
P = 570 cm dan L = 275 cm
570
cm
275 cm
570
cm
275 cm
3.4 Mengukur Jumlah Ventilasi, Jendela, dan Serta Menghitung Luas Masing – Masing
a. Jumlah Ventilasi
Dalam satu ruangan terdapat 4,5 ventilasi. Dengan rincian bagian depan terdapat 3
ventilasi dan bagian depan 1,5 ventilasi (karna terdapat 1 ventilasi dibagian
belakang untuk 2 buah ruangan/ digabungkan).
3 ventilasi bagian depan terdiri dari 5 buah celah.
1,5 ventilasi bagian belakang terdiri dari 6 buah celah.
Ukuran:
o Panjang Bukaan Ventilasi ; 80 cm
o Lebar Bukaan Ventilasi ; 8 cm
b. Jumlah Jendela
Jumlah jendela yang bisa dibuka dalam tiap ruangan hanya 1 buah jendela, jendela
masih tradisional, menggunakan beberapa bilah kaca yang dirangkai dengan besi
agar bisa dibuka dan ditutup.
Ada 8 buah penampang bukaan jendela yang memiliki luas bukaan yang sama dan
1 buah penampang bukaan jendela yang ukurannya berbeda (lebih kecil).
Ukuran:
o Panjang Bukaan Jendela (besar) ; 73,5 cm
o Lebar Bukaan Jendela (besar) ; 14 cm
Ventilasi DepanVentilasi Belakang
Bagian tebal = kaca
o Panjang Bukaan Jendela (kecil) ; 73,5 cm
o Lebar Bukaan Jendela (kecil) ; 5 cm
c. Jumlah Pintu
Masing - masing ruangan memiliki 1 buah pintu
Apabila pintu dibuka maksimal (bukaan penuh) pintu tersebut memiliki ukuran
penampang bukaan sebagai berikut:
o Panjang bukaan penuh pintu ; 211 cm
o Lebar bukaan penuh pintu ; 82 cm
d. Menghitung Luas
Luas Lantai = p x l
= 570 cm x 275 cm
= 156.750 cm2
Luas Bukaan Pintu = p x l
= 211 cm x 82 cm
= 17.302 cm2 bukaan penuh
Luas Bukaan Jendela = 8 (p x l)
= 8 (73,5 cm x 14 cm)
= 8232 cm2 bukaan penuh penampang bukaan
jendela terluas
Luas Bukaan Jendela = (p x l)
= (73,5 cm x 5 cm)
= 367,5 cm2 bukaan penuh penampang bukaan
jendela terkecil
Luas BukaanVentilasi = (jumlah ventilasi x jumlah celah) x (p x l)
= (3 x 5) x (80 cm x 8 cm )
= 15 x 640 cm2
= 9600 cm2 Ventilasi depan
Luas Bukaan Ventilasi = (jumlah ventilasi x jumlah celah) x (p x l)
= (1,5 x 6) x (80 cm x 8 cm )
= 9 x 640 cm2
= 5.760 cm2 Ventilasi belakang
L. Total Ventilasi = L.pintu + L.jendela + L.ventilasi depan + L.ven belakang
= 17.302 cm2 + 8232 cm2 + 367,5 cm2 +9600 cm2 + 5.760 cm2
= 41.261,5 cm2
% Ventilasi = Luas ventilasi x 100 %
Luas lantai
= 41.261,5 cm2 x 100 %
156.750 cm2
= 26,32 % Bukaan penuh untuk satu buah ruangan
3.5 Pembahasan
Persentase bukaan ventilasi untuk satu buah ruangan di sekretariat BEM & HMJ
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG adalah 26, 32 %. Sementara itu menurut Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1077/Menkes/Per/V/2011 Tentang Pedoman
Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah upaya penyehatan dapat dilakukan dengan mengatur
pertukaran udara, yaitu : rumah harus dilengkapi dengan ventilasi, minimal 10% luas lantai
dengan sistem ventilasi silang. Ini menunjukkan bahwa masing – masing ruangan sekretaria
BEM & HMJ POLTEKKES RI PADANG memenuhi persyaratan pertukaran udara dengan
persentase ventilasi adalah 26, 32 % > 10 % (persyaratan).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pratikum didapatkan persentase ventilasi bukaan penuh masing – masing
ruangan BEM & HMJ Poltekkes Kemenkes RI Padang sebesar 26, 32 %.
Hasil ukuran masing – masing komponen pengaturan pertukaran udara ventilasi pada
masing – masing saat bukaan penuh adalah sebagai berikut:
o Luas Lantai = 156.750 cm2
o Luas Bukaan Pintu = 17.302 cm2
o Luas Bukaan Jendela = 8232 cm2 penampang bukaan jendela terluas
o Luas Bukaan Jendela = 367,5 cm2 penampang bukaan jendela terkecil
o Luas BukaanVentilasi = 9600 cm2 ventilasi depan
o Luas Bukaan Ventilasi = 5.760 cm2 ventilasi belakang
o L. Total Ventilasi = 41.261,5 cm2
4.2 Saran
Masyarakat
Memperhatikan luas pembuatan ventilasi yang baik.
Setiap membuat ventilasi, buatlah ventilasi silang dalam ruangan yang akan di buat
vetilasinya tersebut.
Bukalah selalu jendela dan pintu dengan bukaan penuh jika ventilasi yang dimiliki
oleh ruangan tersebut tidak memenuhi persyaratan, agar sirkulasi udara berjalan
dengan baik.
Kelompok
Memahami tujuan; maksud; dan pelaksanaan pengukuran ventilasi yang baik dan
benar.
Memberikan penyuluhan kepada warga mengenai dampak dari ventilasi yang buiruk
dan ajarkan mengenai pembuatan ventilasi yang baik dan benar.
Akademik
Memberikan pengarahan dan pemahaman kepada mahasiswa akan pentingnya
ventilasi yang memebuhi persyaratan.