LAPORAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN BABI …repository.usd.ac.id/14579/2/062214075_Full.pdf ·...
Transcript of LAPORAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN BABI …repository.usd.ac.id/14579/2/062214075_Full.pdf ·...
LAPORAN PENGEMBANGAN USAHA
PETERNAKAN BABI KHUSUS PEMBIBITAN
“ATLANTIC FARM”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun oleh :
Merry Chrisna Junitawati
06 2214 075
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
i
LAPORAN PENGEMBANGAN USAHA
PETERNAKAN BABI KHUSUS PEMBIBITAN
“ATLANTIC FARM”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun oleh :
Merry Chrisna Junitawati
06 2214 075
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
ii
LAPORAN PENGEMBANGAN USAHA
PETERNAKAN BABI KHUSUS PEMBIBITAN
“ATLANTIC FARM”
Dosen Pembimbing,
(A. Yudi Yuniarto, SE., MBA) Tanggal 31 Mei 2010
iii
LAPORAN PENGEMBANGAN USAHA
PETERNAKAN BABI KHUSUS PEMBIBITAN
“ATLANTIC FARM”
Yogyakarta, 31 Juli 2010 Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Dekan,
Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt, QIA
iv
MOTTO
Saya selalu percaya apa yang disebut PROSES.
Cintailah hidup dan hiduplah untuk mencintai dan dicintai.
I’m not a good man, i’m just ordinary person who’s
trying to be good.
Janganlah pernah merasa paling hebat karna di atas kita masih banyak manusia yang lebih hebat.
Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow. PERSEMBAHAN
Karya tulis ini penulis persembahkan kepada:
Pemilik “ATLANTIC FARM”, sekaligus adalah ayah dan ibu tercinta,
Adikku satu-satunya,
Dan seluruh keluarga.
Terima kasih, Tuhan memberkati kalian semua.
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa LAPORAN PENGEMBANGAN USAHA “ATLANTIC FARM” yang diajukan untuk diuji pada tanggal 30 Juli 2010 adalah benar-benar karya saya. Dengan ini saya juga menyatakan bahwa di laporan Pengembangan Usaha ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian gagasan/ pendapatan/ pemikiran orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru atau mengambil dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan/ pendapat/ pemikiran dari penulis lain itu seolah-olah sebagai gagasan/ pendapat/ pemikiran saya sendiri, dan atau tidak terdapat keseluruhan atau sebagian gagasan/ pendapat/ pemikiran orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru atau mengambil dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya di atas tidak benar, dengan ini saya menyatakan menarik Laporan Pengembangan Usaha yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri, dan gelar serta ijazah yang telah diberikan oleh Universitas Sanata Dharma batal saya terima.
Yogyakarta, Yang membuat pernyataan,
Merry Chrisna Junitawati
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Merry Chrisna Junitawati Nomor Mahasiswa : 06 2214 075
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN BABI KHUSUS PEMBIBITAN “ATLANTIC FARM” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 31 Juli 2010 Yang menyatakan, Merry Chrisna Junitawati
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang
telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan Tugas Akhir ini. Penulis menyusun Tugas Akhir dengan judul
“Pengembangan Usaha Peternakan Babi Khusus Pembibitan ATLANTIC FARM”
dan penelitian dilakukan di Palihan, Temon, Kulon Progro, Yogyakarta. Tugas
Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi Program Studi Manajemen.
Penulisan Tugas Akhir ini juga tidak lepas dari campur tangan berbagai
pihak yang telah dengan tulus ikhlas membantu penulis sampai Tugas Akhir ini
dapat terselesaikan.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan dorongan, doa, dan sarana
prasarana pendukung untuk kelancaran Tugas Akhir ini.
2. Dr. Ir. P. Wiryono P., S.J., selaku rektor Universitas Sanata Dharma.
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA, selaku dekan Fakultas Ekonomi.
4. V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku ketua Program Studi
Manajemen.
5. Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik.
6. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku dosen pembimbing Tugas
Akhir.
viii
7. Segenap dosen Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
8. Semua rekan-rekan yang sedia membantu dalam proses penyusunan proposal
pengembangan usaha, proses pelaksanaan pengembangan usaha, dan
penyusunan laporan pengembangan usaha ini baik material maupun non
material.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
menyempurnakan Tugas Akhir ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat dan
menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan yang sedang menyusun Tugas Akhir.
Yogyakarta, 31 Juli 2010
Penulis,
Merry Chrisna Junitawati
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Halaman Persetujuan Pembimbing ................................................................. ii
Halaman Pengesahan ...................................................................................... iii
Halaman Motto dan Persembahan .................................................................. iv
Halaman Pernyataan Keaslian Karya Tulis ..................................................... v
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi .................................................... vi
Halaman Kata Pengantar ................................................................................. vii
Daftar Isi........................................................................................................... ix
Daftar Tabel. .................................................................................................... xiii
Daftar Lampiran .............................................................................................. xv
Executive Summary ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
BAB II RENCANA USAHA ........................................................................... 4
A. Deskripsi Usaha ................................................................................... 4
1. Tujuan Usaha ................................................................................... 4
2. Sejarah Usaha ................................................................................... 4
3. Profil Usaha ...................................................................................... 7
4. Profil Pengelola ................................................................................ 7
5. Bentuk Kepemilikan Usaha.............................................................. 8
6. Keunggulan Usaha ........................................................................... 8
7. Ketrampilan Sumber Daya Manusia ................................................ 10
x
B. Analisis Pasar ........................................................................................ 11
1. Kondisi Pasar ................................................................................... 11
2. Perilaku Pasar ................................................................................... 13
C. Analisis Industri Dan Persaingan .......................................................... 14
D. Rencana Produk dan Program Pemasaran ............................................. 16
1. Ide Produk yang akan Dikembangkan ............................................. 16
2. Siklus Hidup Produk ........................................................................ 16
3. Rencana Distribusi dan Promosi ...................................................... 17
4. Kekayaan Intelektual ........................................................................ 17
E. Rencana Operasi dan Sumber Daya Manusia ........................................ 17
1. Proses Produksi ................................................................................ 17
2. Peralatan dan Sumber Daya Manusia yang Diperlukan ................... 23
F. Rencana Keuangan................................................................................. 25
1. Posisi Keuangan yang Lalu .............................................................. 25
2. Proyeksi Posisi Keuangan (satu tahun mendatang) ......................... 26
BAB III RENCANA IMPLEMENTASI ......................................................... 29
A. Rencana Keuangan ............................................................................... 29
B. Rencana Operasi ................................................................................... 29
C. Rencana Sumber Daya Manusia ........................................................... 29
BAB IV PROSES DAN HASIL PENGEMBANGAN ................................... 32
A. Kondisi Aktual Beberapa Indikator Utama Pengembangan Usaha:
Januari-April 2010 .............................................................................. 32
xi
1. Pasar Potensial, Aktual, dan Sasaran .............................................. 32
2. Pola Perilaku Pasar Sasaran ............................................................ 33
3. Analisis Industri dan Persaingan ..................................................... 33
4. Produk yang Ditawarkan ke Pasar .................................................. 34
5. Proses Produksi ............................................................................... 34
6. Proses Penjualan ............................................................................. 35
7. Ketrampilan Sumber Daya Manusia ............................................... 36
8. Penjualan, Biaya, dan Laba ............................................................. 37
B. Perkembangan Kinerja Keuangan Aktual: Januari-April 2010 .......... 37
1. Laporan Rugi/ Laba Januari-April 2010 ......................................... 37
2. Laporan Neraca Januari-April 2010 ................................................ 38
C. Proses dan Hasil Implementasi Program Pengembangan:
Januari-April 2010 .............................................................................. 47
1. Program Keuangan .......................................................................... 47
2. Program Operasi .............................................................................. 47
3. Program Sumber Daya Manusia ..................................................... 48
BAB V EVALUASI PENGEMBANGAN USAHA ...................................... 49
A. Evaluasi Indikator Utama Pengembangan Usaha Januari-April 2010:
Rencana vs Aktual ............................................................................... 49
xii
B. Evaluasi Kinerja Keuangan Januari-April 2010: Rencana vs Aktual .. 52
1. Laporan Rugi/ Laba Januari-April 2010 ......................................... 52
2. Laporan Neraca Januari-April 2010 ................................................ 54
C. Evaluasi Implementasi Progam Pengembangan Januari-April 2010 .. 55
D. Hambatan Dalam Pengembangan Usaha dan Cara Mengatasinya ..... 56
E. Refleksi ............................................................................................... 57
BAB VI PENUTUP ........................................................................................ 60
A. Kesimpulan ......................................................................................... 60
B. Saran .................................................................................................... 60
Daftar Pustaka ................................................................................................. 62
Lampiran ......................................................................................................... 63
Ucapan Terima Kasih dari Pemilik Usaha ...................................................... 68
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Data Populasi Babi di Propinsi DIY ......................................... 2
Tabel I.2 Data Populasi Babi di Kabupaten Kulon Progo ........................ 2
Tabel II.1 Pengeluaran Tahun 2002-2006 (nilai asset). ............................. 25
Tabel II.2 Pengeluaran per Tahun Selama Tahun 2007-2009 (stabil) . ..... 26
Tabel II.3 Laporan R/L per Tahun (2007-2009 Stabil).............................. 26
Tabel II.4 Rencana Pengeluaran Tahap Persiapan Pengembangan
(Juli-Desember 2009) . .............................................................. 27
Tabel II.5 Rencana Pengeluaran Tahap Persiapan Pengembangan
(Minggu Kedua Bulan Januari 2010) ....................................... 27
Tabel II.6 Rencana Pengeluaran Tahun 2010 per Semester . .................... 27
Tabel II.7 Laporan R/L per Semester tahun 2010...................................... 28
Tabel III.1 Rekap Rencana Implementasi Program
Bulan Januari-Desember 2010 . ................................................ 31
Tabel IV.1 Pengeluaran bulan Januari 2010 ............................................... 39
Tabel IV.2 Laporan R/L per 31 Januari 2010 ............................................. 39
Tabel IV.3 Laporan Neraca per 31 Januari 2010 ....................................... 40
Tabel IV.4 Pengeluaran bulan Februari 2010 ............................................. 41
Tabel IV.5 Laporan R/L per 28 Februari 2010 .......................................... 41
Tabel IV.6 Laporan Neraca per 28 Februari 2010 ..................................... 42
Tabel IV.7 Pengeluaran bulan Maret 2010 ................................................. 43
Tabel IV.8 Laporan R/L per 31 Maret 2010 ............................................... 43
xiv
Tabel IV.9 Laporan Neraca per 31 Maret 2010 ......................................... 44
Tabel IV.10 Pengeluaran bulan April 2010 .................................................. 45
Tabel IV.11 Laporan R/L per 30 April 2010 ................................................ 45
Tabel IV.12 Laporan Neraca per 30 April 2010 ........................................... 46
Tabel V.1 Indikator Utama Pengembangan Usaha Januari-April 2010:
Rencana vs Aktual .................................................................... 49
Tabel V.2 Laporan Rugi/ Laba Januari-April 2010: Rencana vs Aktual ... 53
Tabel V.3 Laporan Neraca Januari-April 2010: Aktual ............................ 54
Tabel V.4 Implementasi Program Pengembangan Januari-April 2010:
Rencana vs Aktual .................................................................... 55
Tabel V.5 Hambatan dalam Pengembangan Usaha dan Cara Mengatasinya 56
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar L.1 Kandang tampak samping barat ............................................... 63
Gambar L.2 Kandang tampak depan ........................................................... 63
Gambar L.3 Ruang kandang tampak tengah .............................................. 64
Gambar L.4 Skat-skat kandang .................................................................. 64
Gambar L.5 Babi pejantan .......................................................................... 65
Gambar L.6 Calon babi dara (usia 7 bulan) ............................................... 65
Gambar L.7 Babi dara ................................................................................ 66
Gambar L.8 Babi induk hamil .................................................................... 66
Gambar L.9 Induk menyusui ...................................................................... 67
Gambar L.10 Anak babi (babi sapih) ........................................................... 67
xvi
EXECUTIVE SUMMARY
Pengembangan usaha peternakan babi khusus pembibitan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan babi sapih yang siap dibesarkan menjadi babi pedaging siap konsumsi. ATLANTIC FARM sudah memiliki konsumen aktual yaitu seorang distributor di daerah Jalan Godean km 5, Bantul, Yogyakarta yang menyalurkan babi sapih kepada sekitar 27 peternak babi pedaging di daerah tersebut.
Rencana pengembangan usaha antara lain program keuangan, program operasi, dan program sumber daya manusia. Rencana program keuangan yaitu melakukan kerjasama dengan distributor dalam hal pendanaan. Rencana program operasi yaitu membeli induk dan pejantan baru. Rencana program sumber daya manusia adalah merekrut seorang tenaga kerja. Ketiga program pengembangan usaha tersebut merupakan upaya untuk peningkatan kinerja produksi perusahaan, peningkatan pendapatan, dan pemenuhan kebutuhan konsumen.
Ketiga program pengembangan usaha tersebut dilaksanakan pada bulan Januari-April 2010. Hasil dari pelaksanaan pengembangan usaha tersebut yaitu: 1) Program keuangan dapat berjalan dengan baik, meskipun pemanfaatan dana yang diperoleh tidak sesuai dengan program sebelumnya. 2) Program operasi tidak sepenuhnya dapat terlaksana karena masih terdapat proyek kandang yang belum terselesaikan, sehingga dana dari program keuangan dialihkan untuk menyelesaikan proyek kandang. Penambahan ternak dilakukan dengan proses pembibitan sendiri. 3) Program sumber daya manusia tidak dapat terlaksana karena kurang mendapat persetujuan dari pengelola. Kata kunci: Pengembangan usaha, rencana operasi, rencana sumber daya manusia,
rencana keuangan.
xvii
EXECUTIVE SUMMARY
The business development program of swine farm especially for proliferating program has objective to fulfill consumer’s need of piglet which is ready to be maintained to be porker ready to consume. ATLANTIC FARM has actual consumer as the distributor in Jalan Godean km 5, Bantul, Yogyakarta who distribute piglet to around 27 breeders of pig in those areas.
The plan of business development programs are financial program, operational program, and program of human resource. The plan of financial program is corporation with distributor related to the fund. The plan of operational program is buying new sow and boar. The plan of human resource program is recruiting one worker.
Those three kinds of business development programs were implemented in January-April 2010. The result of the implementation of business development programs are: 1) The financial program can be done well, although the fund obtained is not organized appropriately with the previous program. 2) The operational program can not be done completely because there is pigsty unfinished project therefore the fund from finance program is diverted for finishing pigsty project. The number of livestocks are added by doing self proliferating 3) The program of human resource can not be done because there is nothing approval from the organizer. Keywords: Business development, operation plan, human resources plan,
financial plan.
4
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan jaman dewasa ini banyak bisnis berskala
besar, kecil, dan menengah berkembang dalam rangka pergerakan roda
perekonomian suatu negara dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Bidang
usaha tersebut antara lain: bidang manufaktur, jasa, perdagangan, dan industri,
baik industri peternakan maupun pertanian. Salah satu bisnis yang digeluti oleh
para pengusaha dengan padat modal adalah industri peternakan
pengembangbiakan anak babi.
Di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta populasi babi pedaging siap
konsumsi per semester menurut data terakhir dari Dinas Pertanian dan Kelautan
propinsi DIY bulan Nopember 2009 yaitu sebanyak ± 12.000 ekor dengan
spesifikasi usia 6 (enam) bulan dan berat badan ± 90 kg. Sedangkan jumlah bibit
atau babi sapih yang ada hanya sekitar 50% dari total kebutuhan pasar. Hal ini
disebabkan banyak peternak babi penggemukan tidak memproduksi sendiri babi
sapih, sehingga mereka sangat membutuhkan babi sapih yang siap dikembangkan
kembali dari para peternak babi khusus pembibitan. Total kebutuhan konsumen
per semester 6.000 ekor, jadi setiap bulan peternak membutuhkan 1.000 ekor babi
sapih. Dari total kebutuhan konsumen tersebut, peternakan ATLANTIC FARM
hanya dapat men-supply 50 ekor saja atau sekitar 5% dari total kebutuhan pasar
setiap bulan di DIY.
5
Mengacu pada kebutuhan pasar di atas, maka bisnis peternakan babi
khusus pengembangbiakan anak babi layak dikembangkan karena prospek bisnis
ini cukup baik dilihat dari kebutuhan peternak babi penggemukan dan konsumen
akhir produk ini.
Di bawah ini disajikan data populasi babi di propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta dan kabupaten Kulon Progo pada bulan Nopember 2009.
Tabel I.1 Data Populasi Babi di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
No. Kabupaten
Populasi
Ternak
Jumlah
Peternak Lokasi
(ekor) (orang) (kecamatan)
1 Kotamadya 366 28 Umbulharjo, Tegalrejo.
2 Bantul 5.047 213
Srandakan, Bambanglipuro,
Pundong, Sedayu, Kasihan,
Kretek, Sanden.
3
Kulon
Progo 1.154 53
Samigaluh, Sentolo,
Kalibawang, Temon, Wates,
Nanggulan.
4
Gunung
Kidul 329 4 Playen, Ngemplak.
5 Sleman 5.964 258
Gamping, Sleman, Minggir,
Mlati, Godean, Seyegan,
Pakem.
Total 12.860 556 24 kecamatan
Sumber: Dinas Pertanian dan Kelautan propinsi DIY tahun 2009.
6
Tabel I.2 Data Populasi Babi di Kabupaten Kulon Progo
No. Kecamatan Jumlah Desa Jumlah Dusun Jumlah Peternak
Populasi
Ternak
(orang) (ekor)
1 Wates 2 2 2 56
2 Temon 5 5 9 413
3 Samigaluh 1 1 1 24
4 Kalibawang 3 8 39 1.140
5 Sentolo 1 1 1 2
6 Nanggulan 2 2 2 12
Total 14 19 53 1.154
Sumber: Dinas Pertanian dan Kelautan kabupaten Kulon Progo tahun 2009.
BAB II
RENCANA USAHA
A. Deskripsi Usaha
1. Tujuan Usaha
Tujuan dari bisnis peternakan babi khusus pembibitan ini adalah
untuk pemenuhan kebutuhan konsumen akan anak babi yang siap
dibesarkan menjadi babi pedaging siap konsumsi. Konsumen dalam hal ini
adalah seorang distributor di Yogyakarta tepatnya di Jalan Godean km 5,
Bantul yang menyalurkan babi sapih kepada sekitar 27 petani atau
peternak babi pedaging. Jumlah demand dari distributor dalam 1 (satu)
bulan sekitar 100 ekor babi sapih. Namun saat ini pengelola hanya mampu
memenuhi permintaan ± 50% saja, sisanya distributor mengambil dari para
peternak lain. Hal ini disebabkan jumlah induk baru sekitar 40 ekor,
sehingga untuk memenuhi permintaan konsumen masih diperlukan induk
sekitar 40 ekor lagi.
2. Sejarah Usaha
Bisnis peternakan ini mulai dirintis oleh pengelola sekitar bulan
Mei tahun 2002. Mulanya pengelola hanya memiliki 2 (dua) ekor induk
dengan sistem pemeliharaan bagi hasil dengan orang lain. Namun karena
merasa tidak puas dengan hasil kerja orang tersebut, maka pengelola
mengambil alih semua pekerjaan dan tanggung jawab untuk memelihara
sendiri.
5
Setelah beroperasi beberapa tahun, pengelola peternakan ini
merasa tertarik dan ingin terus mendalami bisnis peternakan babi,
khususnya pengembangbiakan anak babi atau pembibitan. Didukung lahan
seluas 1500 m² milik sendiri, pengelola mulai mengembangkan peternakan
ini. Selain menambah induk dan pejantan, pengelola juga memperluas dan
membangun kandang yang permanen dan standar, sehingga mampu
menampung 20 ekor induk dan 2 ekor pejantan dengan menghabiskan
modal sendiri sebesar Rp 30.000.000,-.
Pada awal tahun 2003 dengan jumlah induk 20 ekor dan pejantan 2
ekor, pengelola mulai fokus menekuni bidang peternakan dan 6 (enam)
bulan kemudian peternakan ini mampu menghasilkan ± 25 ekor babi sapih
per bulan. Mengingat pada saat itu pengelola belum melakukan kontrak
kerjasama dengan pihak manapun, maka babi sapih tersebut masih dibeli
oleh tengkulak. Hal ini berakibat pada harga babi sapih yang tidak stabil
atau di bawah harga yang telah ditetapkan pengelola.
Pada awal tahun 2007, pengelola dikenalkan oleh seorang peternak
babi dari Godean kepada bapak Asmono yang beralamat di Jl. Godean km
5, Yogyakarta. Beliau adalah salah satu peternak yang sering di-supply
babi sapih oleh tengkulak. Karena mengetahui kualitas babi sapih dari
peternakan ini lebih unggul maka beliau mengajak bekerjasama, sehingga
untuk mendapatkan babi sapih beliau tidak lagi menggunakan jasa
tengkulak. Dari kesepakatan tersebut, pak Asmono bersedia sebagai
distributor tunggal sekaligus sebagai orang tua asuh untuk
6
mengembangkan peternakan babi yang dijalankan oleh pengelola.
Kesepakatan tersebut disetujui oleh kedua belah pihak dengan asas
kekeluargaan tanpa surat perjanjian tertulis. Apabila terjadi permasalahan
selama masa kontrak kerjasama akan diselesaikan secara kekeluargaan
atau musyawarah.
Hasil kesepakatan antara kedua belah pihak antara lain:
a. Babi sapih usia 2 (dua) bulan dengan berat badan 10-12 kg dihargai
Rp 225.000,-.
b. 25% dari total omset penjualan dalam 2 tahun dibayar di muka
sebagai jaminan selama 2 tahun.
c. Setiap mengeluarkan babi sapih, 25% dari total penjualan dipotong
sebagai uang angsuran jaminan tersebut.
d. Apabila pengelola mempunyai rencana pengembangan lebih lanjut,
pihak distributor bersedia memberikan pinjaman jangka panjang tanpa
bunga.
e. Pihak pengelola tidak dibenarkan menjual babi sapih kepada pihak
lain selain distributor.
Pada tahap awal, distributor memberikan pinjaman senilai
Rp 30.000.000,-. Dana ini digunakan untuk pembuatan kandang dan
menambah jumlah induk, sehingga pada awal tahun 2009 jumlah induk
mencapai 40 ekor dan pejantan 4 ekor.
Apabila sejarah peternakan ini disimpulkan dari tahun 2002-2006,
pengelola masih mengalami kesulitan dalam hal pendanaan
7
pengembangan usaha karena sistem usaha ini belum dapat berjalan
sebagaimana mestinya, terutama sistem pemasaran. Mulai awal tahun
2007 semua sistem dalam usaha ini dapat berjalan dengan baik.
Sistem yang dimaksud di atas antara lain:
a. Sistem manajemen keuangan.
b. Sistem pemeliharaan atau perawatan.
c. Sistem supply pakan.
d. Sistem pemasaran.
3. Profil Usaha
Nama usaha : ATLANTIC FARM
Alamat : Kawasan peternakan desa Palihan
Palihan, Temon, Kulon Progo, Yogyakarta
Bidang usaha : Industri peternakan
Jenis produk : Babi sapih
4. Profil Pengelola
Nama pengelola : Marjuni
Alamat : Palihan II, Palihan, Temon
Status pernikahan : Sudah menikah
Pekerjaan terakhir : Wiraswasta
8
5. Bentuk Kepemilikan Usaha
Peternakan ini masih milik perseorangan atau peternakan rakyat,
sehingga tidak memiliki struktur organisasi seperti perusahaan pada
umumnya karena semua bidang pekerjaan ditangani sendiri oleh
pengelola.
6. Keunggulan Usaha
Kelebihan peternakan ini dibandingkan dengan peternakan lain
yang sejenis di kabupaten Kulon Progo khususnya di wilayah bagian
selatan (12 peternak) dan utara (42 peternak), yaitu:
a. Tempat/lokasi
Lokasi peternakan ini berada di kawasan peternakan resmi
dengan struktur tanah berpasir yang jauh dari pemukiman penduduk
sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar. Peraturan ini
berdasarkan Perdes. No. 7, Palihan, tahun 2000. Selain itu, tersedianya
air yang cukup untuk kegiatan peternakan seperti membersihkan
kandang ternak.
b. Konstruksi kandang
Kandang peternakan dibangun sesuai dengan ketentuan
AMDAL yang berlaku. Syarat-syaratnya antara lain:
9
1) Kandang peternakan harus dibeteng.
2) Terdapat lahan pengolahan limbah.
3) Menerapkan sistem biosecurity (kesehatan dan keamanan
lingkungan).
4) Menjaga kebersihan kandang.
c. Ras ternak
Di dalam peternakan ini, pengelola mengembangkan beberapa
jenis ras ternak mengingat selera konsumen berbeda-beda. Namun ras
ternak yang paling banyak diminati (± 75%) adalah jenis landrace
(Amerika). Ciri fisik dari landrace ini pada umumnya moncong tidak
begitu pendek, tubuh tinggi besar, pantat besar, serta punggung yang
datar. Jumlah anak yang dilahirkan antara 12-16 ekor dengan berat
badan anatara 10-12 kg setelah disapih.
d. Sistem budidaya
Sistem budi daya peternakan babi yang diterapkan oleh
pengelola sudah mendekati pada peternakan modern. Sistem
pemasaran produk (babi sapih) sudah pasti, artinya sudah memiliki
distributor tunggal. Pengelola juga sudah memiliki penyedia pakan
yang dapat memenuhi kebutuhan pakan ternak setiap minggunya.
Pengelola melakukan kemitraan dengan pengusaha tahu dan minyak
kelapa untuk memanfaatkan limbah produksi tersebut, yaitu: ampas
tahu dan ampas kelapa.
10
7. Ketrampilan Sumber Daya Manusia
Dalam menjalankan bisnis peternakan babi khusus pembibitan
memerlukan sumber daya manusia yang tangguh dan mau bekerja keras,
serta memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam mengenai bidang
yang digeluti. Ketrampilan-ketrampilan tersebut dapat dirinci dalam
beberapa hal, antara lain:
a. Pemilihan induk dan pejantan berkualitas. Babi dara dan pejantan siap
kawin usia 8 bulan dengan berat badan 1 kwintal.
b. Pemberian pakan pada masa kehamilan induk (115 hari) harus banyak
mengandung protein dan vitamin (tepung jagung, rumput, dan
sejenisnya).
c. Perhatian khusus pada saat induk melahirkan. Selama proses
melahirkan induk harus selalu dijaga agar proses melahirkan lancar.
Selain itu pengawasan dilakukan untuk meminimalkan angka
kematian bayi akibat tertindih induknya. Tali puser bayi yang telah
lahir dipotong kemudian lendir yang menempel dibersihkan.
d. Penyuntikan zat besi (1,5 cc/ekor) untuk anak babi usia 3-5 hari.
Setelah usia 1 (satu) bulan anak babi diberi pakan tambahan berupa
konsentrat khusus, selain air susu dari induknya. Pada usia 2 (dua)
bulan anak babi harus segera disapih supaya induk tidak terlalu kurus
akibat menyusui.
e. Perawatan kandang khusus induk melahirkan, lantai diberi alas jerami
sebagai alas menyusui agar anak babi tidak kedinginan.
11
f. Kebersihan merupakan hal penting. Oleh karena itu, kandang dan babi
harus dibersihkan minimal 1 (satu) kali sehari menggunakan air
mengalir dari diesel, kecuali kandang induk dan anak babi diusahakan
tetap kering.
g. Pemberian pakan 2 (dua) kali sehari, antara lain tepung jagung, ampas
kelapa, ampas tahu, dan sisa makanan dari rumah makan.
h. Peka terhadap penyakit-penyakit ternak, seperti diare (kolera),
influenza, dan penyakit kulit. Pengobatan yang tepat dapat membantu
meminimalkan angka kematian babi akibat penyakit berbahaya.
B. Analisis Pasar
1. Kondisi Pasar
a. Konsumen Potensial Produk
Konsumen potensial adalah orang-orang yang memiliki
keinginan serta kebutuhan akan suatu produk dan memiliki daya beli
namun belum memiliki akses langsung ke produk tersebut. Dalam
usaha peternakan ini yang termasuk ke dalam konsumen potensial
adalah para peternak babi pedaging atau penggemukan di Daerah
Istimewa Yogyakarta.
b. Konsumen Aktual Produk
Konsumen aktual adalah orang-orang yang sudah pernah
menikmati produk dari perusahaan. Mereka memiliki kebutuhan,
keinginaan, akses, serta daya beli dan sudah membeli. Dalam usaha
12
peternakan ini yang termasuk dalam konsumen aktual adalah seorang
distributor tunggal.
c. Pasar Sasaran
Usaha ini merupakan jenis usaha peternakan yang
menghasilkan babi sapih, jadi pasar sasaran dari produk peternakan ini
adalah para peternak penggemukan babi. Namun peternakan ini sudah
memiliki seorang distributor tunggal yang membina beberapa peternak
babi pedaging. Petani-petani binaan distributor ini merupakan
masyarakat dari kalangan ekonomi prasejahtera namun memiliki
kemauan dan kemampuan di bidang beternak babi. Tujuan dari
distributor tersebut adalah menciptakan lapangan pekerjaan sehingga
dapat mengentaskan kemiskinan secara nyata di daerah Jl. Godean,
Bantul, Yogyakarta.
Profil pasar sasaran (konsumen aktual) yaitu:
1) Nama : Asmono
2) Usia : ± 60 tahun
3) Alamat : Jl. Godean km 5, Bantul, Yogyakarta
4) Jabatan terakhir : Anggota DPRD Sleman dari fraksi ABRI.
5) Pendapatan (per bulan) : ± Rp 21.000.000,-
Dirinci sebagai berikut:
a) Santunan pensiunan TNI : ± Rp 5.000.000,-
b) Hasil dari bisnis kos-kosan : ± Rp 6.000.000,-
c) Usaha peternakan : ± Rp 10.000.000,-
13
Sedangkan konsumen akhir dari daging babi adalah orang-
orang yang menikmati daging babi dalam beberapa macam olahan
yang siap dinikmati. Segmentasi pasar dilihat dari demografinya (usia,
pendidikan, pendapatan, status, pekerjaan, dan lain-lain) tidak terlalu
berpengaruh. Namun dari sisi agama, keyakinan, atau kepercayaan
sangat berpengaruh karena tidak semua penganut agama dapat
menikmat daging babi ini terutama untuk orang-orang Muslim.
2. Perilaku Pasar
a. Pola Perilaku Pembelian
Dalam peternakan babi ini, pembelian sekaligus pengambilan
babi sapih dilakukan 1 (satu) bulan sekali dengan sistem pembayaran
cash atau tunai.
b. Pihak-pihak yang Terlibat
Pihak-pihak yang terlibat dalam mempengaruhi pasar sasaran
dalam pengambilan keputusan pembelian produk usaha yang akan
dikembangkan adalah:
1) Pencetus (Initiator) adalah mereka yang meminta untuk membeli
sesuatu.
Para peternak yang membutuhkan babi sapih untuk dibesarkan
menjadi babi pedaging siap konsumsi.
2) Pemakai (User) adalah mereka yang akan memakai barang
tertentu.
14
Para peternak babi penggemukan yang dibina oleh distributor
tersebut.
3) Pemberi pengaruh (Influences) adalah orang-orang yang
mempengaruhi keputusan pembelian.
Para peternak babi penggemukan yang pernah memelihara babi
sapih dari ATLANTIC FARM, namun pada saat itu masih melalui
tengkulak. Jadi peternakan ini belum melakukan kontrak kerjasama
dengan distributor yang membina peternak-peternak tersebut.
4) Pengambilan keputusan (Deciders) adalah orang yang memutuskan
persyaratan produk dan pemasok.
Pihak pengelola dan distributor adalah pengambil keputusan dalam
hal penetapan harga dan standar kualitas produk.
5) Pembeli (Buyers) adalah orang yang memiliki wewenang formal
untuk memilih pemasok dan menyusun syarat pembelian.
Pembeli adalah distributor yang menginginkan babi sapih menurut
banyaknya dan juga jenis ras ternak yang diinginkan.
C. Analisis Industri dan Persaingan
Pada usaha peternakan ini, pengelola merasa tidak ada persaingan antar
peternak babi yang sejenis dalam hal pemasaran produk. Hal ini dikarenakan
pihak peternak sudah berhubungan langsung dengan pihak konsumen
15
(distributor) dengan sistem kontrak sehingga pengelola tidak berpendapat
bahwa peternakan lain merupakan pesaing bisnis bagi usahanya.
Namun apabila dilihat dari sudut persaingan jangka panjang, artinya
bahwa peternakan ini sudah tidak lagi melakukan kontrak bisnis dengan pihak
distributor, maka persaingan antar peternak babi sejenis akan terjadi. Hal ini
mungkin saja dapat terjadi karena dengan begitu peternakan ini akan masuk
pada pasar bebas sehingga para peternak akan bersaing dalam segi kualitas dan
harga produk.
Pihak yang berpotensi menjadi pesaing usaha, yaitu:
Nama pemilik : Felix
Lokasi peternakan : Wates, Kulon Progo, Yogyakarta
Keunggulannya : Babi sapih usia 45 hari berat badan sudah mencapai 12 kg
Kelemahannya : Lokasi peternakan dekat dengan pemukiman penduduk.
Pengadaan air sulit, sehingga terpaksa menggunakan PAM.
Meskipun persaingan dalam bisnis peternakan dapat terjadi, peternakan
ini tetap sebagai market leader di wilayah kabupaten Kulon Progo karena
peternakan ini lebih unggul dalam segi kualitas produknya. Jadi persaingan
yang terjadi tidak begitu ketat mengingat konsumen pasti akan mencari
produk-produk yang berkualitas untuk dikembangkan kembali.
16
D. Rencana Produk dan Program Pemasaran
1. Ide Produk yang akan Dikembangkan
Kebutuhan pasar menuntut sebuah bisnis untuk berkembang,
demikian pula dengan bisnis peternakan babi khusus pembibitan ini.
Seperti yang telah dijelaskan pada bagian Latar Belakang dan Tujuan
Usaha, kebutuhan konsumen akan babi sapih saat ini masih belum dapat
dipenuhi 100% oleh ATLANTIC FARM.
Oleh karena itu, pengelola memiliki program jangka pendek (satu
tahun) untuk pengembangan bisnis agar dapat memenuhi permintaan
konsumen seluruhnya. Pada tahun 2010 pengelola berencana menambah
induk menjadi 80 ekor dengan target produksi babi sapih 100 ekor per
bulan. Untuk mencapai target tersebut harus didukung dengan kandang
yang memadai, maka dari itu perluasan kandang juga perlu dilakukan
untuk menampung induk yang dibutuhkan.
2. Siklus Hidup Produk
Selama masih ada konsumen yang menikmati olahan daging babi,
maka peternak babi penggemukan akan tetap bertahan karena permintaan
daging babi dari tempat pemotongan daging, restaurant, rumah makan
berada pada angka stabil bahkan dapat meningkat. Hal ini secara otomatis
berdampak pada permintaan babi sapih dari para peternak babi
penggemukan tersebut untuk dikembangkan menjadi babi pedaging siap
konsumsi. Jadi dapat disimpulkan bahwa siklus hidup produk ini
tergantung pada permintaan konsumen akhir, yaitu konsumen daging babi.
17
3. Rencana Distribusi dan Promosi
Dalam petenakan ini tidak ada program pemasaran khusus untuk
meningkatkan penjualan produk. Distributor menjalin kerjasama dengan
peternakan ini karena pengalaman peternak babi penggemukan yang
pernah memelihara babi sapih dari ATLANTIC FARM. Mereka menilai
kualitas babi sapih dari peternakan ini sangat baik untuk dikembangkan
kembali, sehingga distributor tersebut berani membeli babi sapih dalam
jumlah banyak dan menjalin kontrak kerjasama.
4. Kekayaan Intelektual
Peternakan ini masih merupakan peternakan rakyat atau
perseorangan, seperti yang telah dijelaskan pada bagian Bentuk
Kepemilikan Usaha. Jadi, sampai saat ini belum memiliki kekayaan
intelektual, seperti: patent, secrets, copyrights, trademarks, dan lain-lain.
Nama perusahaan “ATLANTIC FARM” cukup mewakili identitas dari
bisnis peternakan babi khusus pembibitan.
E. Rencana Operasi dan Sumber Daya Manusia
1. Proses Produksi
Proses produksi dalam menghasilkan babi sapih berkualitas adalah
sebagai berikut:
a. Langkah pertama pada proses produksi yaitu pemilihan induk dan
pejantan berkualitas dengan kriteria babi dara dan pejantan siap kawin
usia 8 bulan dengan berat badan 1 kwintal. Pejantan seharusnya dibeli
18
minimal 60 hari sebelum ia digunakan. Waktu 60 hari sudah cukup
panjang untuk memilih pejantan yang superior, mengecek
kesehatannya, membiasakannya ke kondisi peternakan dan mencoba
mengawinkan untuk pengujian performans.
b. Mengawinkan babi dara dan pejantan dengan sistem kawin bantu.
Kawin bantu yaitu mengawinkan seekor betina pada suatu
waktu dengan seekor pejantan di bawah pengawasan, menghasilkan
laju kosepsi yang lebih tinggi serta jumlah anak per kelahiran lebih
banyak dibandingkan dengan kawin kelompok atau kawin bebas,
yakni seekor pejantan suatu waktu dilepas bersama sekelompok
betina. Pada sistem kawin kelompok seekor pejantan kemungkinan
mengemban tugas terlalu penat pada suatu jangka waktu, sedang di
lain waktu pejantan menganggur, yakni tidak kawin. Pejantan
mungkin terlalu sering mengawini seekor betina dalam satu masa
berahi dan tidak memperdulikan betina-betina yang lain yang juga
dalam keadaan berahi. Tambahan pula, perkawinan lepas dari
pengamatan, pejantan mungkin memasukkan penisnya ke dalam anus
betina dan bukannya ke dalam pukas (vulva). Penis adalah organ
pejantan untuk kawin, sedangkan vulva adalah pintu luar saluran
reproduksi yang lokasinya tepat di bawah anus.
Ada beberapa manfaat dari sistem kawin individual atau kawin
bantu, yaitu:
19
1) Mengurangi tingkat kesetresan yang dialami pejantan melayani
sejumlah besar betina.
2) Lebih sedikit tenaga pejantan yang dipakai.
3) Mudah mengetahui tanggal kawin yang tepat dan peternak dapat
menjamin bahwa setiap babi dara atau induk kawin dua kali.
Babi dara maupun induk hendaknya dikawinkan dua kali
dalam satu periode berahi, yakni pada akhir hari pertama berahi dan
24 jam kemudian. Namun, kawin dobel janganlah dilakukan dengan
mengorbankan beban tugas pejantan yang terlampau berat, sebab hal
ini dapat berakibat hilangnya keuntungan yang tadinya diharapkan.
c. Masa kehamilan induk.
Induk babi bunting/ hamil selama 115 hari. Pada masa ini
induk diusahakan jangan sampai stress agar anak tetap dalam keadaan
sehat dan proses melahirkan lancar. Salah satu penyebab seekor induk
mengalami stress yaitu keadaan kandang yang tidak nyaman. Induk
mudah terganggu dengan suara-suara bising atau berisik dari benda-
benda asing. Sehingga diusahakan ketika induk sedang hamil, jangan
melakukan kegiatan pertukangan seperti membangun atau merenovasi
kandang, karena suara-suara yang timbul dari alat atau mesin-mesin
tersebut dapat membuat induk merasa tidak nyaman. Hal lain yang
perlu diperhatikan yaitu induk dalam kondisi hamil jangan terlalu
sering dipindah-pindah antar kandang karena akan membuat induk
menjadi cepat lelah dan mengganggu kesehatannya. Selain itu, pakan
20
yang mengandung protein dan vitamin dapat meningkatkan kualitas
anak babi yang dilahirkan.
d. Masa prakelahiran.
Induk harus ditempatkan di dalam kandang yang kering dan
hangat beberapa hari sebelum saat kelahiran tiba. Lantai yang kering
mungkin penting daripada lantai yang sebelumnya disikat dan
dibersihkan tetapi basah. Lantai yang seluruh atau sebagian berbilah
harus kering benar dan diperiksa permukaan yang rusak atau ada
penonjolan yang dapat melukai induk atau anak babi. Perbaikan ulang
harus dilakukan sebelum kandang diisi kembali. Kelompok induk
yang akan melahirkan harus serentak dipindahkan ke kandang khusus
untuk melahirkan 7 (tujuh) hari sebelum melahirkan.
e. Masa melahirkan.
Menjelang kelahiran, induk memperlihatkan tanda-tanda
gelisah dan aktivitas membuat sarang. Terkadang, induk menjadi
gelisah apabila materi pembuat sarang tidak ada. Induk melahirkan
paling sering terjadi selama periode awal malam hari. Induk
melahirkan dengan merebahkan tubuh pada salah satu sisi. Proses
melahirkan berlangsung selama 1-5 jam berturut-turut sampai bayi
yang terakhir lahir.
Anak babi yang lahir hidup tetapi kelihatan mati pada
pengamatan pertama, dapat diselamatkan dengan mengawasi selama
proses melahirkan. Terkadang, seekor anak babi lahir terbungkus oleh
21
tembuni atau ari-ari atau selaput fetus menutupi cungur. Anak babi
seperti ini dapat diselamatkan dengan membersihkan selaput yang
membungkusnya, terutama hidung dan mulut. Anak babi yang lemah
saat lahir dan terlihat seperti mati dapat “dihidupkan” dengan
mengurut segera atau mencelupkan badannya dalam air dingin.
Anak babi yang baru lahir permukaan tubuhnya relatif luas
dibandingkan dengan bobot badannya dan sedikit isolasi, yakni
lemaknya tipis dan bulu yang masih jarang. Pengaturan panas
tubuhnya belum berfungsi baik pada saat lahir dan akibatnya ialah
temperatur tubuh seekor anak babi yang baru lahir sangat dipengaruhi
temperatur sekitarnya.
f. Masa menyusui dan pengasuhan.
Selama 24 jam setelah melahirkan, induk memprakarsai setiap
kali menyusukan dengan sederetan suara merengek yang halus
memancing anak datang ke ambing. Sebaliknya, sekitar hari ke-3 anak
babilah yang memancing induk untuk menyusukan anak dengan
mengelus-elus ambing induk dengan cungurnya atau merengek-rengek
sekitar kepala induk. Tindakan demikian mengakibatkan induk
menggeser tubuhnya untuk memaparkan semua puting susunya. Pada
hari pertama anak babi telah menentukan puting pilihannya. Puting-
puting susu yang paling sering diperebutkan anak babi adalah puting-
puting yang berada di depan karena menghasilkan air susu paling
22
banyak. Umumnya anak babi yang lebih besar dan tegar dapat
memperebutkan dan menguasai puting yang berada di bagian depan.
Kebanyakan anak babi menyususi selama 6-8 minggu. Ketika
usia 3-5 hari, anak babi disuntik zat besi (1,5 cc/ekor) untuk menjaga
kekebalan tubuh dari berbagai penyakit. Setelah usia 1 (satu) bulan
anak babi diberi pakan tambahan berupa konsentrat khusus, selain air
susu dari induknya. Selama masa menyusui, kandang induk dan anak
babi tersebut harus selalu dalam keadaan kering agar anak babi tidak
mudah terserang berbagai penyakit akibat kondisi kandang yang
lembab. Untuk menjaga suhu tubuh agar tetap stabil, kandang khusus
induk dan anak babi juga perlu diberi alas jerami.
Sejak anak babi lahir sampai siap untuk disapih, jumlah anak
babi akan berkurang karena mengalami proses seleksi alam. Sebagian
anak babi mati terjepit karena terlalu lemah sehingga tidak sanggup
menghindar dari kejadian tersebut. Penyebab kematian anak babi yang
paling sering terjadi yaitu penyakit. Diare dan kelainan pencernaan
dapat terjadi pada anak babi yang rendah ataupun tinggi bobot
badannya saat lahir. Umumnya penyakit bukanlah penyebab kematian
anak babi yang paling utama. Namun ada juga kejadian-kejadian
penyakit yang mematikan semua anak seperindukan atau semua anak
babi dalam suatu peternakan. Karena sangat berbahaya, maka sanitasi
dan lingkungan yang kering dan bersih bagi anak babi sangatlah
penting.
23
g. Tahap terakhir dari proses produksi adalah penyapihan.
Proses penyapihan yaitu proses dimana anak babi harus
dipisahkan dari induknya karena anak babi sudah cukup umur untuk
dijual dan tidak menyusu lagi pada induknya.
h. Setelah proses penyapihan, anak babi akan dijual kepada distributor
yang akan mengambil setiap bulan. Babi sapih dengan berat badan 12
kg ini siap dikembangkan kembali oleh para peternak babi
penggemukan melalui distributor tersebut.
2. Peralatan dan Sumber Daya Manusia yang Diperlukan
Dalam proses produksi babi sapih ada beberapa peralatan yang
diperlukan yaitu:
a. Sarana transportasi
Transportasi yang digunakan adalah sebuah mobil untuk
mengangkut pakan dari tempat supplier pakan ke kandang. Kecuali
untuk pakan dari sisa makanan, pengelola mengambil sendiri dari
beberapa rumah makan. Setelah pakan sampai ke kandang, pakan-
pakan tersebut ditampung dalam gudang persediaan pakan ternak.
Namun karena saat ini masih menggunakan pakan basah, maka proses
penyimpanan tidak begitu lama agar pakan tidak busuk dan masih
layak untuk dikonsumsi ternak.
b. Diesel dan selang.
Diesel dan selang sebagai sarana untuk membersihkan
kandang dan ternak. Diesel berfungsi sebagai motor penggerak atau
24
memberikan tekanan agar air terangkat dari sumbernya, kemudian air
akan dialirkan melalui selang dan langsung disemprotkan pada obyek.
c. Ember
Ember digunakan untuk membawa pakan pada saat pemberian
pakan. Sebelum diangkut menggunakan ember-ember, pakan
ditampung dalam bak besar untuk proses pencampuran berbagai jenis
pakan, antara lain: tepung jagung, ampas kelapa, ampas tahu, dan sisa
makanan dari rumah makan. Setelah itu barulah pakan diantarkan ke
kandang-kandang ternak. Setiap kandang diberikan porsi pakan 1
(satu) ember dalam sekali makan.
d. Alat suntik
Alat suntik digunakan untuk menyuntikan zat besi pada anak
babi usia 3-5 hari. Penyuntikan dilakukan sekali pada bagian belakang
telinga anak babi dengan dosis 1,5 cc/ ekor.
Pada peternakan ini, semua bidang pekerjaan selama proses
produksi sampai dengan pemasaran produk dilakukan sendiri oleh
pengelola. Namun apabila jangka panjang terdapat kerepotan dalam
menyelesaikan semua pekerjaan tersebut, maka tidak salah jika pengelola
menambah seorang tenaga kerja untuk membantu pekerjaan bidang
tertentu.
25
F. Rencana Keuangan
1. Posisi Keuangan yang Lalu
Dalam bagian ini akan disajikan laporan keuangan sederhana
menyangkut nilai asset perusahaan yang dimiliki dari tahun 2002 sampai
tahun 2006 akhir serta pengeluaran dan pemasukan selama 3 (tahun)
terakhir.
Luas lahan : 750 m²
Jumlah induk : 40 ekor
Jumlah pejantan : 4 ekor
Tabel II.1 Pengeluaran tahun 2002-2006 (Nilai Asset)
No. Uraian Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
Kandang induk 25 unit @ Rp 2.500.000,-
Kandang pejantan 4 unit @ Rp 1.500.000,-
Gudang pakan
Pengolahan limbah
Nilai induk 40 ekor @ Rp 1.000.000,-
Nilai pejantan 4 ekor @ Rp 1.500.000,-
Mesin air (diesel)
Mobil pick up
Rp 62.500.000,-
Rp 6.000.000,-
Rp 15.000.000,-
Rp 25.000.000,-
Rp 40.000.000,-
Rp 6.000.000,-
Rp 2.250.000,-
Rp 20.000.000,-
Total Rp 191.750.000,-
26
Tabel II.2 Pengeluaran per tahun selama tahun 2007-2009 (Stabil)
No. Uraian Jumlah
1
2
3
4
5
6
Pakan 40 induk Rp 2.500,-/ekor/hari x 365 hari
Pakan 4 pejantan Rp 3.000,-/ekor/hari x 365 hari
Pakan anak babi 20 zak konsentrat @ Rp 275.000,-
Obat-obatan
1 (satu) Tenaga kerja Rp 500.000,-/ bulan
Pendukung operasional
Rp 36.500.000,
Rp 4.380.000,-
Rp 1.950.000,-
Rp 1.500.000,-
Rp 6.000.000,-
Rp 12.000.000,-
Total Rp 62.330.000,-
Tabel II.3 Laporan R/L per Tahun (2007-2009 Stabil)
Penjualan 560 ekor anak babi @ Rp 225.000,- Rp 126.000.000
Pengeluaran per tahun Rp 62.330.000 -
Laba per tahun Rp 63.670.000
Laba per bulan Rp 5.305.800
2. Proyeksi Posisi Keuangan (Satu Tahun Mendatang)
Dalam bagian ini akan disajikan laporan keuangan sederhana
menyangkut perencanaan pengembangan perusahaan pada tahun 2010
serta pengeluaran dan pemasukan selama tahun 2010.
Luas lahan : 750 m²
Jumlah induk : 40 ekor
Jumlah pejantan : 4 ekor
27
Tablel II.4 Rencana Pengeluaran Tahap Persiapan Pengembangan
(Juli-Desember 2009)
No. Uraian Jumlah
1
2
Kandang induk 25 unit @ Rp 3.500.000,-
Kandang pejantan 4 unit @ Rp 2.250.000,-
Rp 87.500.000,-
Rp 9.000.000,-
Total Rp 96.500.000,-
Tabel II. 5 Rencana Pengeluaran Tahap Persiapan Pengembangan
(Minggu Kedua Bulan Januari 2010)
No. Uraian Jumlah
1
2
Beli induk 40 ekor @ Rp 1.250.000,-
Beli pejantan 4 ekor @ Rp 2.000.000,-
Rp 50.000.000,-
Rp 8.000.000,-
Total Rp 58.000.000,-
Tabel II.6 Rencana Pengeluaran Tahun 2010 per Semester
No. Uraian Jumlah
1
2
3
4
5
6
Pakan 80 induk Rp 3.000,-/ekor/hari x 132 hari
Pakan 8 pejantan Rp 4.000,-/ekor/hari x 132 hari
Pakan anak babi 20 zak konsentrat @ Rp 275.000,-
Obat-obatan
2 (dua) Tenaga kerja @ Rp 500.000,-/bulan
Pendukung operasional
Rp 31.680.000,-
Rp 4.224.000,-
Rp 1.950.000,-
Rp 1.500.000,-
Rp 6.000.000,-
Rp 12.000.000,-
Total Rp 57.354.000,-
28
Laporan keuangan sederhana di atas diasumsikan bahwa jumlah anak per
kelahiran per induk per semester yaitu 7 (tujuh) ekor. Harga anak babi
Rp 225.000,- per ekor adalah harga kontrak antara pengelola ATLANTIC FARM
dan distributor pembeli babi sapih, jadi tidak ada pengaruh dengan harga babi
sapih di pasar bebas.
Tabel II.7 Laporan R/L per Semester tahun 2010
Proyeksi Penjualan 560 ekor anak babi @ Rp 225.000,- Rp 126.000.000
Proyeksi Pengeluaran per semester tahun 2010 Rp 57.354.000 -
Proyeksi Laba per semester tahun 2010 Rp 68.646.000
Proyeksi Laba per bulan tahun 2010 Rp 11.441.000
29
BAB III
RENCANA IMPLEMENTASI
A. Rencana Keuangan
Program keuangan untuk pengembangan usaha peternakan ini adalah
bekerja sama dengan seorang distributor dalam hal pendanaan pembelian
ternak, baik induk maupun pejantan. Biaya untuk membeli 40 ekor induk dan
4 ekor pejantan sebesar Rp 58.000.000,- (lihat Tabel II.4). Diharapkan dengan
bantuan pendanaan dari distributor akan meningkatkan produktivitas
mencapai dua kali lipat.
B. Rencana Operasi
Implementasi dari program operasi pada peternakan ini yaitu dengan
menambah unit kandang dan jumlah ternak, baik induk maupun pejantan.
Namun untuk penambahan unit kandang telah terlaksana bulan Juli-Desember
2009. Diharapkan dengan pengembangan ini dapat memenuhi permintaan
konsumen (distributor) akan babi sapih mencapai 100 ekor per bulan dengan
total jumlah induk 80 ekor dan pejantan 8 ekor.
C. Rencana Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani
berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer, dan
30
tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau
perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dalam peternakan ini, perekrutan seorang tenaga kerja baru dilakukan
untuk menunjang pencapaian tujuan organisasi tersebut, dalam hal ini adalah
pemenuhan permintaan konsumen. Rekrutmen dalam usaha ini yaitu suatu
proses untuk mencari karyawan atau tenaga kerja baru untuk memenuhi
kebutuhan sumber daya manusia. Kriteria individu yang dibutuhkan tidak
terlalu spesifik seperti perusahaan besar pada umumnya, misalnya pendidikan,
pengalaman bekerja, dan penampilan yang menarik tidak diutamakan. Namun,
semangat untuk bekerja dan fisik yang kuat sangat diperlukan karena pada
peternakan ini tenaga kerja dituntut untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan
berat.
Diharapkan setelah menambah seorang tenaga kerja akan
meningkatkan produktivitas sesuai dengan perencanaan. Maka dampaknya
adalah kepuasan konsumen dan peningkatan pendapatan bagi perusahaan.
2
Tabel III.1 Rekap Rencana Implementasi Program : Januari - Desember 2010
Jenis Rencana
Rencana Implementasi Januari - Desember 2010
No Nama Program Tujuan Sub
Program
Waktu
Pelaksanaan
Sub Program
Biaya
Sub Program
Indikator Keberhasilan Sub
Program
Program Keuangan 1
Melakukan
kerjasama dengan
distributor dalam
hal pendanaan
Membeli induk dan
pejantan
Minggu pertama
Januari 2010 Rp 58.000.000,-
Bulan Januari minggu kedua
siap beroperasi dengan total
induk 40 ekor dan pejantan 4
ekor.
Program Operasi 1 Membeli induk dan
pejantan
Memaksimalkan
produk yang
dihasilkan
Minggu kedua
Januari 2010 Rp 58.000.000,-
Peningkatan pendapatan
mencapai 2 kali lipat dengan
total induk 80 ekor dan
pejantan 8 ekor.
Program SDM 1 Merekrut seorang
karyawan
Meningkatkan kinerja
operasi Februari 2010 -
Efektivitas proses produksi
dengan dua tenaga kerja.
31
32
BAB IV
PROSES DAN HASIL PENGEMBANGAN USAHA
A. Kondisi Aktual Beberapa Indikator Utama Pengembangan Usaha:
Januari-April 2010
1. Pasar Potensial, Aktual, dan Sasaran
Setelah melakukan pengembangan usaha dari Januari-April
2010, dapat diidentifikasi bahwa pasar potensial usaha ini adalah para
peternak babi pedaging atau penggemukan di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Pasar tersebut dapat dikatakan pasar potensial karena
para peternak babi tersebut belum memiliki akses langsung dengan
peternakan ini, namun memiliki keinginan serta kebutuhan akan babi
sapih produksi ATLANTIC FARM.
Dapat juga diidentifikasi bahwa pasar aktual usaha ini adalah
seorang distributor tunggal bernama Asmono. Ciri-ciri dari pasar
aktual ini antara lain pendapatan ± Rp 21.000.000,- per bulan;
distributor membina beberapa peternak babi penggemukan; dan
pengelola hanya menjual produk kepada distributor tersebut dengan
beberapa perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak.
Setelah mengidentifikasi pasar potensial dan pasar aktual pada
usaha ini maka dapat ditetapkan pasar sasaran usaha ini adalah para
33
peternak penggemukan babi karena usaha ini merupakan jenis usaha
peternakan yang menghasilkan babi sapih.
2. Pola Perilaku Pasar Sasaran
Berdasarkan pengamatan selama 4 (empat) bulan melakukan
pengembangan usaha, dapat diidentifikasikan perilaku pasar sasaran
sebagai berikut:
a. Pembelian sekaligus pengambilan babi sapih dilakukan 1 (satu)
bulan sekali dengan sistem pembayaran cash atau tunai.
b. Ditributor sangat mengutamakan kualitas produk.
c. Distributor tidak menghendaki pengelola menjual produknya
kepada pihak lain.
3. Analisis Industri dan Persaingan
Selama Januari-April 2010 dapat disimpulkan bahwa tidak ada
persaingan yang ketat antar peternak babi sejenis yang terjadi dalam
pemasaran produk. Hal ini dikarenakan hingga saat pengembangan
usaha Januari-April 2010, pengelola masih menjalin kerjasama dengan
seorang distributor dalam penjualan produk (babi sapih).
Namun ada salah satu peternak babi sejenis yang berpotensi
menjadi pesaing. Berikut profil usahanya:
34
Nama pemilik : Felix
Lokasi peternakan : Wates, Kulon Progo, Yogyakarta
Keunggulannya : Babi sapih usia 45 hari berat badan sudah
mencapai 12 kg.
Kelemahannya : a) Lokasi peternakan dekat dengan
pemukiman penduduk. b) Pengadaan air sulit, sehingga terpaksa
menggunakan PAM.
Melihat usaha lain yang menjadi pesaing usaha ini, pengelola
tidak merasa ada persaingan yang ketat, karena untuk pemenuhan
kebutuhan konsumen, distributor masih mempercayakan sepenuhnya
kepada ATLANTIC FARM.
4. Produk yang Ditawarkan ke Pasar
Produk yang ditawarkan ke pasar selama bulan Januari-April
2010 adalah babi sapih. Hanya saja pada proses produksi kami
menambah induk dan pejantan untuk peningkatan produktivitas.
5. Proses Produksi
Proses produksi dalam menghasilkan babi sapih berkualitas
pada bulan Januari-April 2010 adalah sebagai berikut:
35
a. Langkah pertama yaitu pemilihan induk dan pejantan berkualitas.
b. Mengawinkan babi dara dan pejantan dengan sistem kawin bantu.
c. Masa kehamilan induk.
d. Masa melahirkan.
e. Masa menyusui dan pengasuhan.
f. Tahap terakhir dari proses produksi adalah penyapihan.
g. Setelah proses penyapihan, anak babi akan dijual kepada
distributor.
Seluruh proses produksi di atas dilakukan setiap bulan.
Mengingat jumlah induk yang sudah produktif sebanyak 40 ekor,
maka diasumsikan rata-rata tiap bulan mengawinkan 7 (tujuh) ekor
induk dengan syarat kondisi induk dalam keadaan sehat dan tidak
terlalu kurus setelah menyusui sebelumnya. Misalnya satu kelompok
induk sejumlah 7 (tujuh) ekor dikawinkan pada awal bulan Januari.
Induk hamil 115 hari dan akan melahirkan pada awal bulan April.
Masa menyusui anak babi selama 2 (dua) bulan, jadi anak babi akan
disapih dan dijual kepada distributor pada akhir bulan Mei. Begitu
seterusnya pada kelompok induk berikutnya dikawinkan pada bulan
berikutnya.
36
6. Proses Penjualan
Proses penjualan dan pembelian produk selama Januari-April
2010 secara langsung dengan sistem cash atau tunai. Distributor setiap
bulan akan membeli dan mengambil produk ke lokasi peternakan
(kandang) dengan menggunakan mobil yang sudah dilengkapi dengan
kandang-kandang besi untuk menempatkan anak-anak babi tersebut.
Biaya pengambilan barang dan tenaga pengangkutan ditanggung oleh
pembeli.
7. Ketampilan Sumber Daya Manusia
Ketrampilan Sumber Daya Manusia yang diperlukan dalam
menjalankan pengembangan usaha pada bulan Januari-April 2010
dapat dirinci dalam beberapa hal, antara lain:
a. Pemberian pakan pada masa kehamilan induk (115 hari) harus
banyak mengandung protein dan vitamin (tepung jagung, rumput,
dan sejenisnya).
b. Selama proses melahirkan induk harus selalu dijaga agar proses
melahirkan lancar. Selain itu pengawasan dilakukan untuk
meminimalkan angka kematian bayi akibat tertindih induknya.
c. Penyuntikan zat besi (1,5 cc/ekor) untuk anak babi usia 3-5 hari.
Pemberian pakan tambahan berupa konsentrat khusus selain air
susu dari induknya pada usia 1 (satu) bulan. Pada usia 2 (dua)
37
bulan anak babi harus segera disapih supaya induk tidak terlalu
kurus akibat menyusui.
d. Perawatan kandang khusus induk melahirkan, lantai diberi alas
jerami sebagai alas menyusui agar anak babi tidak kedinginan.
Terutama pada bulan Januari-April sering hujan, maka diusahakan
kandang induk menyusui tetap kering.
e. Membersihkan kandang minimal 1 (satu) kali sehari menggunakan
air mengalir dari diesel, kecuali kandang induk dan anak babi
diusahakan tetap kering.
f. Pemberian pakan 2 (dua) kali sehari, antara lain tepung jagung,
ampas kelapa, ampas tahu, dan sisa makanan dari rumah makan.
g. Peka terhadap penyakit-penyakit ternak, seperti diare (kolera),
influenza, dan penyakit kulit. Terutama pada masa pengembangan
usaha ini cuaca kurang bersahabat sehingga anak babi yang daya
tahan tubuhnya kurang baik akan mudah terserang berbagai
penyakit yang dapat mengakibatkan kematian.
8. Penjualan, Biaya, dan Laba
Selama bulan Januari-April 2010 diperoleh total penjualan
sebanyak Rp 44.325.000,- dengan total biaya yang dikeluarkan
sebesar Rp 33.252.000,- dan total angsuran hutang Rp 11.081.250,-,
sehingga menghasilkan laba bersih sebesar (-) Rp 8.250,-.
38
B. Perkembangan Kinerja Keuangan Aktual : Januari-April 2010
1. Laporan Rugi/ Laba Januari-April 2010
Dalam Laporan Rugi/Laba bulan Januari-April 2010,
penjualan produk tidak stabil. Namun biaya yang dikeluarkan setiap
bulan stabil atau sama. Penurunan tingkat penjualan yang sangat
signifikan terjadi pada bulan April yaitu sebesar Rp 5.625.000,-
dengan jumlah babi sapih yang dapat dijual sebanyak 25 ekor. Hal ini
berimbas pada Laporan Keuangan bulan April yang mengalami
kerugian sebesar Rp 4.094.250,-.
2. Laporan Neraca Januari-April 2010
Selama proses pengembangan usaha, asset perusahaan
mengalami peningkatan pada bulan Januari-Maret, namun pada bulan
April mengalami penurunan karena pengaruh tingkat penjualan babi
sapih bulan April yang sedikit atau menurun. Tingkat penjualan
produk per bulan juga berpengaruh pada jumlah angsuran yang harus
dibayarkan kepada distributor, karena jumlah angsuran setiap bulan
sebesar 25% dari total penjualan setiap bulan. Jadi jumlah angsuran
setiap bulan tidak selalu sama, tergantung pada tingkat penjualan
produk pada bulan yang bersangkutan.
39
Rekap Perkembangan Kinerja Keuangan Aktual Januari-April 2010
Tabel IV.1 Pengeluaran bulan Januari 2010
No. Keterangan Harga Jumlah
1 40 ekor induk x Rp 3,000,-/ ekor/ hari Rp 3.600.000
2 40 ekor dara x Rp 2,000,-/ ekor/ hari Rp 2.400.000
3 4 ekor pejantan x Rp 4,000,-/ ekor/ hari Rp 480.000
4 4 ekor calon pejantan x Rp 2,000,-/ ekor/ hari Rp 240.000
5 Konsentrat 2 zak Rp 275.000 Rp 550.000
6 Tepung jagung 2 zak Rp 115.000 Rp 230.000
7 Zat besi khusus anak babi Rp 36.000 Rp 36.000
8 Obat cacing 3 set Rp 9.000 Rp 27.000
9 Pendukung operasional Rp 750.000
Total Rp 8.313.000
Tabel IV.2 Laporan R/L per 31 Januari 2010
Penjualan 56 ekor babi sapih @ Rp 225.000,- Rp 12.600.000
Pengeluaran per bulan Rp 8.313.000 -
Laba sebelum angsuran per bulan Rp 4.287.000
Angsuran 25% dari jumlah pendapatan Rp 3.150.000 -
Laba bersih (EAT) Rp 1.137.000
40
Tabel IV.3 Laporan Neraca per 31 Januari 2010
Aktiva Pasiva
Aktiva Lancar: Kewajiban:
Kas Rp 3.221.400 Hutang Jangka Panjang Rp 58.000.000
Aktiva Tetap: Modal:
Kandang Rp 58.000.000 Modal sendiri Rp 55.853.900
Tanah Rp 37.500.000
Mobil pick up Rp 14.000.000
Akm. Penyusutan Rp 100.000
Rp 13.900.000
Mesin air (diesel) Rp 1.260.000
Akm. Penyusutan Rp 27.500
Rp 1.232.500
Total Aktiva Rp 113.853.900 Total Pasiva Rp 113.853.900
41
Tabel IV.4 Pengeluaran bulan Februari 2010
No. Keterangan Harga Jumlah
1 40 ekor induk x Rp 3,000,-/ ekor/ hari Rp 3.600.000
2 40 ekor dara x Rp 2,000,-/ ekor/ hari Rp 2.400.000
3 4 ekor pejantan x Rp 4,000,-/ ekor/ hari Rp 480.000
4 4 ekor calon pejantan x Rp 2,000,-/ ekor/ hari Rp 240.000
5 Konsentrat 2 zak Rp 275.000 Rp 550.000
6 Tepung jagung 2 zak Rp 115.000 Rp 230.000
7 Zat besi khusus anak babi Rp 36.000 Rp 36.000
8 Obat cacing 3 set Rp 9.000 Rp 27.000
9 Pendukung operasional Rp 750.000
Total Rp 8.313.000
Tabel IV.5 Laporan R/L per 28 Februari 2010
Penjualan 64 ekor babi sapih @ Rp 225.000,- Rp 14.400.000
Pengeluaran per bulan Rp 8.313.000 -
Laba sebelum angsuran per bulan Rp 6.087.000
Angsuran 25% dari jumlah pendapatan Rp 3.600.000 -
Laba bersih (EAT) Rp 2.487.000
42
Tabel IV.6 Laporan Neraca per 28 Februari 2010
Aktiva Pasiva
Aktiva Lancar: Kewajiban:
Kas Rp 4.464.900 Hutang Jangka Panjang Rp 51.250.000
Aktiva Tetap: Modal:
Kandang Rp 58.000.000 Modal sendiri Rp 63.719.900
Tanah Rp 37.500.000
Mobil pick up Rp13.900.000
Akm. Penyusutan Rp 100.000
Rp 13.800.000
Mesin air (diesel) Rp 1.232.500
Akm. Penyusutan Rp 27.500
Rp 1.205.000
Total Aktiva Rp 114.969.900 Total Pasiva Rp114.969.900
43
Tabel IV.7 Pengeluaran bulan Maret 2010
No. Keterangan Harga Jumlah
1 40 ekor induk x Rp 3,000,-/ ekor/ hari Rp 3.600.000
2 40 ekor dara x Rp 2,000,-/ ekor/ hari Rp 2.400.000
3 4 ekor pejantan x Rp 4,000,-/ ekor/ hari Rp 480.000
4 4 ekor calon pejantan x Rp 2,000,-/ ekor/ hari Rp 240.000
5 Konsentrat 2 zak Rp 275.000 Rp 550.000
6 Tepung jagung 2 zak Rp 115.000 Rp 230.000
7 Zat besi khusus anak babi Rp 36.000 Rp 36.000
8 Obat cacing 3 set Rp 9.000 Rp 27.000
9 Pendukung operasional Rp 750.000
Total Rp 8.313.000
Tabel IV.8 Laporan R/L per 31 Maret 2010
Penjualan 52 ekor babi sapih @ Rp 225.000,- Rp 11.700.000
Pengeluaran per bulan Rp 8.313.000 -
Laba sebelum angsuran per bulan Rp 3.387.000
Angsuran 25% dari jumlah pendapatan Rp 2.925.000 -
Laba bersih (EAT) Rp 462.000
44
Tabel IV.9 Laporan Neraca per 31 Maret 2010
Aktiva Pasiva
Aktiva Lancar: Kewajiban:
Kas Rp 4.695.900 Hutang Jangka Panjang Rp 48.325.000
Aktiva Tetap: Modal:
Kandang Rp 58.000.000 Modal sendiri Rp 66.748.400
Tanah Rp 37.500.000
Mobil pick up Rp 13.800.000
Akm. Penyusutan Rp 100.000
Rp 13.700.000
Mesin air (diesel) Rp 1.205.000
Akm. Penyusutan Rp 27.500
Rp 1.177.500
Total Aktiva Rp 115.073.400 Total Pasiva Rp 115.073.400
45
Tabel IV.10 Pengeluaran bulan April 2010
No. Keterangan Harga Jumlah
1 40 ekor induk x Rp 3,000,-/ ekor/ hari Rp 3.600.000
2 40 ekor dara x Rp 2,000,-/ ekor/ hari Rp 2.400.000
3 4 ekor pejantan x Rp 4,000,-/ ekor/ hari Rp 480.000
4 4 ekor calon pejantan x Rp 2,000,-/ ekor/ hari Rp 240.000
5 Konsentrat 2 zak Rp 275.000 Rp 550.000
6 Tepung jagung 2 zak Rp 115.000 Rp 230.000
7 Zat besi khusus anak babi Rp 36.000 Rp 36.000
8 Obat cacing 3 set Rp 9.000 Rp 27.000
9 Pendukung operasional Rp 750.000
Total Rp 8.313.000
Tabel IV.11 Laporan R/L per 30 April 2010
Penjualan 25 ekor babi sapih @ Rp 225.000,- Rp 5.625.000
Pengeluaran per bulan Rp 8.313.000 -
Laba sebelum angsuran per bulan Rp (2.688.000)
Angsuran 25% dari jumlah pendapatan Rp 1.406.250 -
Laba bersih (EAT) Rp (4.094.250)
46
Tabel IV.12 Laporan Neraca per 30 April 2010
Aktiva Pasiva
Aktiva Lancar: Kewajiban:
Kas Rp 2.648.775 Hutang Jangka Panjang Rp 46.918.750
Aktiva Tetap: Modal:
Kandang Rp 58.000.000 Modal sendiri Rp 65.980.025
Tanah Rp 37.500.000
Mobil pick up Rp13.700.000
Akm. Penyusutan Rp 100.000
Rp 13.600.000
Mesin air (diesel) Rp 1.177.500
Akm. Penyusutan Rp 27.500
Rp 1.150.000
Total Aktiva Rp112.898.775 Total Pasiva Rp 112.898.775
47
C. Proses dan Hasil Implementasi Program Pengembangan: Januari-
April 2010
1. Program Keuangan
Program keuangan mulai dilaksanakan pada awal bulan Januari
2010. Pengajuan bantuan pendanaan untuk pengembangan usaha
dilakukan oleh pihak pengelola dikarenakan penulis sedang mengikuti
Kuliah Kerja Profesi di Bantul. Penulis hanya memaparkan program
yang akan dilaksanakan pada bulan Januari-April 2010 kepada
pengelola.
Setelah dana pengembangan diperoleh, ternyata pengelola masih
memiliki proyek pembangunan kandang yang belum selesai. Sehingga
dana pengembangan yang semula akan digunakan untuk membeli induk
dan pejantan dialihkan untuk melanjutkan pembangunan kandang
khususnya benteng kandang.
2. Program Operasi
Rencana program operasi yaitu membeli induk dan pejantan
untuk memaksimalkan produk yang dihasilkan. Pada awal bulan Januari
pengelola telah memperoleh dana dari distributor sebesar Rp
58.000.000,-. Seperti yang telah diuraikan pada program keuangan di
atas bahwa dana dari distributor digunakan untuk melanjutkan
pembangunan kandang, maka program penambahan induk dan pejantan
pada bulan Januari dilakukan dengan usaha pembibitan sendiri yang
48
semula adalah rencana untuk peremajaan induk dan pejantan yang
sudah tidak produktif. Sehingga rencana program operasi tetap dapat
terlaksana dengan baik.
3. Program Sumber Daya Manusia
Rencana pada program Sumber Daya Manusia yaitu merekrut
seorang karyawan agar kinerja operasi meningkat dengan bantuan
seorang tenaga kerja. Pada bulan Februari penulis berdialog dengan
pengelola peternakan ini, namun pengelola kurang menyutujui program
penambahan tenaga kerja karena menurut pengelola, beliau masih
mampu mengerjakan pekerjaan dalam peternakan ini tanpa bantuan
pihak luar.
49
BAB V
EVALUASI PENGEMBANGAN USAHA
A. Evaluasi Indikator Utama Pengembangan Usaha Januari-April 2010:
Rencana vs Aktual
Tabel V.1 Indikator Utama Pengembangan Usaha Januari-April 2010:
Rencana vs Aktual
No. Indikator Utama Rencana Aktual
1. Pasar potensial,
aktual, dan sasaran
a. Potensial: Para
peternak babi
pedaging atau
penggemukan.
b. Aktual: Seorang
distributor tunggal
yaitu Asmono.
c. Sasaran: Para
peternak
penggemukan babi.
a. Potensial: Para peternak
babi pedaging atau
penggemukan.
b. Aktual: Seorang
distributor tunggal yaitu
Asmono.
c. Sasaran: Para peternak
penggemukan babi.
2. Pola perilaku pasar
sasaran
a. Pembelian
dilakukan secara
cash atau tunai.
a. Pembelian dilakukan
secara cash atau tunai.
b. Distributor sangat
50
b. Pihak-pihak yang
terlibat: Para
peternak babi
penggemukan,
distributor, dan
pengelola.
mengutamakan kualitas
produk.
c. Distrubutor hanya
menghendaki produk
dari pengelola dijual
kepadanya.
3. Analisis industri dan
persaingan
Tidak ada persaingan
yang ketat karena
menggunakan sistem
kontrak dengan
distributor.
Tidak ada persaingan yang
ketat karena menggunakan
sistem kontrak dengan
distributor.
4. Produk yang
ditawarkan ke pasar
Babi sapih. Babi sapih.
5. Proses produksi a. Pemilihan induk
dan pejantan
berkualitas.
b. Mengawinkan babi
dara dan pejantan
dengan sistem
kawin bantu.
c. Masa kehamilan
induk.
a. Pemilihan induk dan
pejantan berkualitas.
b. Mengawinkan babi dara
dan pejantan dengan
sistem kawin bantu.
c. Masa kehamilan induk.
d. Masa prakelahiran.
e. Masa melahirkan.
f. Masa menyusui dan
51
d. Masa prakelahiran.
e. Masa melahirkan.
f. Masa menyusui dan
pengasuhan.
g. Penyapihan.
pengasuhan.
g. Penyapihan.
6. Proses penjualan Menjalin kerjasama
dengan distributor
dan distributor akan
membeli dan
mengambil produk
sebulan sekali.
Menjalin kerjasama
dengan distributor dan
distributor akan membeli
dan mengambil produk
sebulan sekali.
7. Ketrampilan Sumber
Daya Manusia
a. Mampu memilih
induk dan pejantan
berkualitas.
b. Pemberian pakan
ternak.
c. Mengawasi saat
induk melahirkan.
d. Penyuntikan anak
babi.
e. Perawatan dan
kebersihan kandang.
a. Mampu memilih induk
dan pejantan berkualitas.
b. Pemberian pakan ternak.
c. Mengawasi saat induk
melahirkan.
d. Penyuntikan anak babi.
e. Perawatan dan
kebersihan kandang.
f. Peka terhadap penyakit
ternak.
52
f. Peka terhadap
penyakit ternak.
8. Penjualan, biaya, dan
laba
Penjualan, biaya, dan
laba akan meningkat
100%.
Penjualan, biaya, dan laba
tetap pada posisi tahun
sebelumnya.
B. Evaluasi Kinerja Keuangan Januari-April 2010: Rencana vs Aktual
1. Laporan Rugi/ Laba Januari-April 2010
Proyeksi Rugi/ Laba bulan Januari-April 2010 diasumsikan
stabil, namun pada pelaksanaannya pendapatan perusahaan mengalami
pasang surut terutama pada bulan April yang mengalami kemerosotan
tajam. Perusahaan hanya dapat menjual setengah dari jumlah penjualan
rata-rata setiap bulan. Penjualan babi sapih pada bulan April juga tidak
dapat menutupi biaya yang harus dikeluarkan perusahaan per bulan
termasuk angsuran hutang kepada distributor. Penyebabnya adalah
adanya penundaan pengawinan beberapa induk karena induk terlalu
lemah atau kurus setelah menyusui pada kelahiran sebelumnya.
Sehingga pada bulan yang bersangkutan pengelola harus memulihkan
kondisi induk-induk tersebut sebelum dikawinkan kembali.
Rekap Laporan Rugi/ Laba Januari-April 2010
Tabel V.2
Laporan Rugi/ Laba Januari-April 2010: Rencana vs Aktual
Aspek Januari Februari Maret April Total
Proyeksi Aktual Proyeksi Aktual Proyeksi Aktual Proyeksi Aktual Proyeksi Aktual
Penjualan Rp 21.000.000 Rp 12.600.000 Rp 21.000.000 Rp 14.400.000 Rp 21.000.000 Rp 11.700.000 Rp 21.000.000 Rp 5.625.000 Rp 84.000.000 Rp 44.325.000
Biaya Rp 9.559.000 Rp 8.313.000 Rp 9.559.000 Rp 8.313.000 Rp 9.559.000 Rp 8.313.000 Rp 9.559.000 Rp 8.313.000 Rp 38.236.000 Rp 33.252.000
Angsuran - Rp 3.150.000 - Rp 3.600.000 - Rp 2.925.000 - Rp 1.406.250 - Rp 11.081.250
Laba bersih Rp 11.441.000 Rp 1.137.000 Rp 11.441.000 Rp 2.487.000 Rp 11.441.000 Rp 462.000 Rp 11.441.000 Rp (4.094.250) Rp 45.764.000 Rp (8.250)
53
54
2. Laporan Neraca Januari-April 2010
Tabel V.3
Laporan Neraca Januari-April 2010: Aktual
Aspek Januari Februari Maret April
Aktual Aktual Aktual Aktual
Aktiva
Aktiva Lancar:
Kas Rp 3.221.400 Rp 4.464.900 Rp 4.695.900 Rp 2.648.775
Aktiva Tetap:
Kandang Rp 58.000.000 Rp 58.000.000 Rp 58.000.000 Rp 58.000.000
Tanah Rp 37.500.000 Rp 37.500.000 Rp 37.500.000 Rp 37.500.000
Mobil pick up Rp 14.000.000 Rp 13.900.000 Rp 13.800.000 Rp 13.700.000
Akm. Penyusutan Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 100.000
Rp 13.900.000 Rp 13.800.000 Rp 13.700.000 Rp 13.600.000
Mesin air (diesel) Rp 1.260.000 Rp 1.232.500 Rp 1.205.000 Rp 1.177.500
Akm. Penyusutan Rp 27.500 Rp 27.500 Rp 27.500 Rp 27.500
Rp 1.232.500 Rp 1.205.000 Rp 1.177.500 Rp 1.150.000
Total Aktiva Rp 113.853.900 Rp 114.969.900 Rp 115.073.400 Rp 112.898.775
Pasiva
Kewajiban:
Hutang Rp 54.850.000 Rp 51.250.000 Rp 48.325.000 Rp 46.918.750
Modal:
Modal sendiri Rp 59.003.900 Rp 63.719.900 Rp 66.748.400 Rp 65.980.025
Total Pasiva Rp 113.853.900 Rp 114.969.900 Rp 115.073.400 Rp 112.898.775
55
C. Evaluasi Implementasi Program Pengembangan Januari-April 2010
Tabel V.4 Implementasi Program Pengembangan Januari-April 2010:
Rencana vs Aktual
No. Program
Pengembangan
Rencana Aktual
1. Keuangan Melakukan kerjasama
dengan distributor
dalam hal pendanaan.
Melakukan kerjasama
dengan distributor dalam hal
pendanaan.
2. Operasi Dana digunakan
untuk membeli induk
dan pejantan.
Dana dialihkan untuk
menyelesaikan
pembangunan benteng
kandang.
3. Sumber Daya
Manusia
Merekrut seorang
karyawan.
Program perekrutan
karyawan dibatalkan karena
pengelola merasa masih
mampu menjalankan bisnis
peternakan tanpa bantuan
pihak luar.
56
D. Hambatan Dalam Pengembangan Usaha dan Cara Mengatasinya
Tabel V.5 Hambatan dalam Pengembangan Usaha dan Cara Mengatasinya
No. Hambatan Solusi
1. Pada bulan Januari 2010 penulis
tidak dapat sepenuhnya
melaksanakan program
pengembangan usaha dikarenakan
sedang mengikuti Kuliah Kerja
Profesi di Bantul.
Penulis menyerahkan pelaksanaan
program keuangan pada bulan
Januari 2010 kepada pengelola.
2. Ketika program operasi tidak
terlaksana sesuai program.
Mendapat informasi bahwa
pengelola mempunyai program
peremajaan induk dan pejantan,
sehingga program peremajaan
tersebut ditunda untuk penambahan
induk dan pejantan.
3. Penulis masih mengambil
beberapa mata kuliah sehingga
keikutsertaan dalam
pengembangan usaha ini kurang
maksimal.
Memaksimalkan pelaksanaan
pengembangan usaha dan
penyusunan laporan pada akhir
minggu.
4. Kurangnya pengetahuan tentang
bidang peternakan babi.
Membaca buku dan sering
berdialog dengan pengelola.
57
5. Peternakan ini tidak memiliki
laporan keuangan seperti
perusahaan pada umumnya.
Menyusun laporan keuangan dari
awal dengan bantuan teman-teman
dan keterbatasan yang dimiliki.
E. Refleksi
Sebelumya penulis akan menjelaskan alasan mengapa penulis
mengambil usaha peternakan babi khusus pembibitan ini. Usaha
peternakan babi ini merupakan usaha milik keluarga yang telah dikelola
sendiri oleh pemilik sejak tahun 2002. Pada awalnya penulis merasa yakin
dan mampu dapat melaksanakan pengembangan usaha yang sudah ada
sebagai pilihan Tugas Akhir karena usaha peternakan ini telah cukup
sukses dan masa depan yang menjanjikan. Namun ternyata dugaan penulis
tidak sepenuhnya benar dikarenakan banyak hambatan dan kesulitan yang
dihadapi seperti yang telah diuraikan pada subbab sebelumnya.
Setelah melaksanakan pengembangan usaha selama bulan
Januari-April 2010, penulis mendapatkan banyak pengalaman tentang
berwirausaha. Membangun dan mempertahankan sebuah usaha tidak
semudah membalikkan telapak tangan. Ada beberapa hal yang
mempengaruhi semua itu, antara lain ketekunan dan kepercayaan kepada
relasi atau pihak-pihak yang terlibat dalam usaha tersebut.
58
Sebuah usaha tidak akan selamanya untung atau sukses, ada
kalanya mengalami pasang surut karena kondisi pasar dan faktor-faktor
lain. Namun yang penulis lihat dari pengelola peternakan ini adalah sikap
tegar dan tetap bertahan apabila ada gejolak dalam menjalankan bisnisnya.
Menjaga kepercayaan dengan distributor dan pihak-pihak lain yang terlibat
juga sangat penting untuk kelangsungan usaha di masa yang akan datang.
Pengalaman-pengalaman yang penulis peroleh selama masa
pengembangan usaha yang lalu sangat berharga dan dapat menjadi modal
mental bagi penulis apabila akan membuka usaha sendiri khususnya usaha
peternakan babi khusus pembibitan. Penulis dapat melihat langsung proses
pengawinan ternak dengan sistem kawin bantu, proses kelahiran,
pemberian pakan, penyuntikan zat besi untuk anak babi, pembersihan
kandang, dan segala macam kegiatan lainnya. Namun ada beberapa
kegiatan yang tidak dapat langsung ikut menangani, misalnya
pengambilan pakan dari sisa rumah makan. Penulis tidak dapat ikut serta
karena keterbatan kemampuan tenaga dan waktu. Pada saat melaksanakan
Tugas Akhir penulis masih mengambil beberapa mata kuliah sehingga
waktu dan tenaga terbagi antara kuliah dan pelaksanaan pengembangan
usaha.
Pada saat proses pengawinan ternak, penulis hanya ikut
menggiring babi dara dan pejantan ke dalam satu kandang. Proses
pengawinan kawin bantu sepenuhnya dilakukan oleh pengelola karena
penulis belum mengetahui teknik-tekniknya. Proses kelahiran babi
59
biasanya berlangsung pada malam hari, sehingga penulis tidak dapat
menyaksikan secara langsung. Namun terkadang ada beberapa induk
melahirkan pada siang hari. Pada proses penyuntikan anak babi, penulis
dapat ikut serta menangani karena proses ini tergolong mudah dan tidak
memerlukan banyak tenaga. Kemudian untuk proses produksi lainnya,
apabila penulis ada waktu dan kesempatan dapat ikut serta dalam kegiatan
tersebut.
Berbagai pengalaman tersebut di atas merupakan sedikit kisah
dan kesan dari serangkaian proses pengembangan usaha peternakan babi
khusus pembibitan. Semoga menjadi pelajaran berharga babi penulis dan
pembaca.
60
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pengalaman yang telah diperoleh, hambatan dan solusi
dalam mengatasinya, serta refleksi yang telah dilakukan selama 4 (empat)
bulan mengembangkan usaha, dapat disimpulkan bahwa usaha peternakan
ATLANTIC FARM layak untuk dipertahankan dan atau dikembangkan
kembali. Hal ini dapat dilihat dari prospek kebutuhan pasar yang akan
datang dan analisis laporan keuangan.
Dalam mengembangkan usaha ini diperlukan tenaga kerja yang
terampil, mau belerja keras, dan menjunjung sikap kepercayaan dan
kejujuran agar kelangsungan hidup usaha dapat dipertahankan.
B. SARAN
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis, ada beberapa
saran untuk pengelola peternakan, yaitu:
1. Membuat laporan keuangan sederhana agar dapat mengontrol kondisi
keuangan perusahaan dan mengetahui tingkat keuntungan yang
diperoleh setiap bulan.
61
2. Tetap menjalin kerjasama yang baik dengan distributor dan pihak-
pihak lain yang terlibat.
Peternakan ini selama 3 (tiga) tahun terakhir menjalin kerjasama
dengan distributor tersebut dapat berkembang dengan pesat, sehingga
untuk mempertahankan atau melakukan pengembangan usaha
selanjutnya membutuhkan rekan bisnis yang dapat diandalkan.
3. Tetap menjaga kualitas produk yang dipasarkan.
Selama ini distributor telah mempercayakan pemasokan babi sapih
kepada “ATLANTIC FARM”, jadi jangan sampai pengelola
mengecewakan konsumen dengan kualitas produk yang semakin
menurun.
4. Menambah pengetahuan tentang budi daya peternakan babi terbaru.
Saat ini semakin banyak peternakan-peternakan sejenis yang
menjamur di Indonesia, pengelola sebaiknya lebih membuka wawasan
mengenai peternakan yang ada saat ini. Apabila di kemudian hari
pengelola memiliki dana lebih dapat digunakan untuk pengembangan
usaha ke arah peternakan lebih modern, misalnya jenis pakan yang
digunakan tidak lagi pakan basah namun jenis pakan kering.
62
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, E. F. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, edisi 10. Penerbit Salemba
Empat, 2006.
Husnan, Suad & Pudjiastuti, Enny. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, edisi 5.
UPP STIM YKPN, 2000.
Jusup, Haryono. Dasar-dasar Akuntansi, edisi 1. Yogyakarta: STIE, 2001.
Mowen & Hansen, Manajemen Biaya. Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2000.
Pedoman Penulisan Tugas Akhir. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2008.
Philip, Kotler. Manajemen Pemasaran, edisi 3. Jakarta: 2004.
Sihombing, D.T.H. Ilmu Ternak Babi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2006.
Simamora, Hendri. Manajemen Sumber Daya Manusia. STIE YKPN, 2004.
Zimmerer, T. W. & N. M. Scanborough. Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis
Kecil, edisi 4. Indeks, 2005
63
LAMPIRAN
Gambar L.1. Kandang tampak samping barat
Gambar L.2. Kandang tampak depan
64
Gambar L.3. Ruang kandang tampak tengah
Gambar L.4. Skat-skat kandang
65
Gambar L.5. Babi pejantan
Gambar L.6. Calon babi dara (usia 7 bulan)
66
Gambar L.7. Babi dara
Gambar L.8. Babi induk hamil
67
Gambar L.9. Induk menyusui
Gambar L.10. Anak babi (babi sapih)
68
UCAPAN TERIMA KASIH DARI PEMILIK USAHA
Saya yang bertanda tangan di bawah ini sebagai pemilik “ATLANTIC FARM”,
dengan ini mengucapkan terima kasih kepada saudari Merry Chrisna Junitawati,
mahasiswi Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata
Dharma, dengan NIM : 06 2214 075 karena telah melakukan perencanaan dan
implementasi pengembangan usaha dari bulan Januari-April 2010 di usaha yang
kami pimpin.
Semoga bantuan dari saudari Merry Chrisna Junitawati dapat memberikan
manfaat bagi upaya memajukan “ATLANTIC FARM”.
Yogyakarta, “ATLANTIC FARM” Pemilik, Marjuni