Pengembangan Pendidikan dan Tata Kelola Layanan Pendidikan untuk ANAK CI+BI
LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …
Transcript of LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TATA KELOLA …
LAPORAN PENELITIAN
PENGEMBANGAN TATA KELOLA KELEMBAGAAN
PENGEMBANGAN INSTRUMEN UJIAN KOMPREHENSIF MAHASISWA
MELALUI COMPUTER BASED TEST PADA PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN FISIKA
Diajukan oleh:
Iwan Permana Suwarna, M.Pd
(Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan)
Anggota :
Dzakiyy Ilmi ( NIM 1112016300080)
PUSAT PENELITIAN DAN PENERBITAN (PUSLITPEN)
LP2M UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2016
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan penelitian yang berjudul “Pengembangan Instrumen Ujian
Komprehensif Mahasiswa Melalui Computer Based Test Pada Program Studi
Pendidikan Fisika”, merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang
dilakukan oleh “Iwan Permana Suwarna, M.Pd”, dan telah memenuhi ketentuan
dan kriteria penulisan laporan akhir penelitian sebagaimana yang ditetapkan oleh
Pusat Penelitian dan Penerbitan (PUSLITPEN), LP2M UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, Oktober 2016
Peneliti,
Iwan Permana Suwarna, M.Pd
NIP. 197805042009011013
Mengetahui,
Kepala Pusat, Penelitian dan Penerbitan (PUSLITPEN)
LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
WAHDI SAYUTI, MA.
NIP. 19760422 200701 1 012
Ketua Lembaga, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
M. ARSKAL SALIM, GP., MA., PhD
NIP. 19700901 199603 1 003
iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Iwan Permana Suwarna, M.Pd
Jabatan : Lektor
Unit Kerja : Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Alamat : Jl. Semanggi 2 No.46 Rt.04/Rw.03 Cempaka Putih
Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
dengan ini menyatakan bahwa:
1. Judul penelitian “Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa
Melalui Computer Based Test Pada Program Studi Pendidikan Fisika”
merupakan karya orisinal saya.
2. Jika di kemudian hari ditemukan fakta bahwa judul, hasil atau bagian dari
laporan penelitian saya merupakan karya orang lain dan/atau plagiasi, maka saya
akan bertanggung jawab untuk mengembalikan 100% dana hibah penelitian yang
telah saya terima, dan siap mendapatkan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku
serta bersedia untuk tidak mengajukan proposal penelitian kepada Puslitpen
LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta selama 2 tahun berturut-turut.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, Oktober 2016
Yang Menyatakan,
Iwan Permana Suwarna, M.Pd
NIP. 197805042009011013
iv
PENGEMBANGAN INSTRUMEN UJIAN KOMPREHENSIF MAHASISWA
MELALUI COMPUTER BASED TEST PADA PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN FISIKA
Iwan Permana Suwarna
Program Studi Pendidikan Fisika, FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan instrumen komprehensif berbasis komputer / computer based test (CBT) yang mampu mengukur semua aspek kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor) mahasiswa Program Studi Pendidikan
Fisika. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan (development research), dengan mengikuti prosedur pengembangan yang
dikemukakan Van de Akker (2006) yaitu: preliminary research, prototyping stage, summative evaluation, systematic reflection and documentation. Penelitian ini diharapkan menghasilkan sebuah instrumen ujian komprehensif yang berkualitas
dan terstandar (memiliki validitas, reliabilitas, efektivitas, dan keparaktisan yang tinggi), mampu memberikan informasi yang berguna bagi program studi terkait
kemampuan: berpikir tingkat tinggi, keterampilan proses sains, dan sikap ilmiah mahasiswa. Data tes dapat dijadikan program studi sebagai bahan evaluasi terhadap proses perkuliahan, kurikulum, dll. Instrumen ini dapat dijadikan inovasi program
studi dalam menerapkan IT untuk memperbaiki kinerja pendidikan yang tertib, cepat, efektif, dan efisien menuju kearah pencapaian world class university.
Kata kunci : computer based test (CBT), komprehensif, berpikir tingkat tinggi
(higher order thinking), keterampilan proses sains, sikap ilmiah,
penelitian pengembangan.
v
Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur Peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena Rahmat,
Karunia dan Hidayah-Nya lah Peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini. Penelitian
dengan judul: Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa
Melalui Computer Based Test Pada Program Studi Pendidikan Fisika. Laporan
Penelitian ini merupakan karya ilmiah yang dikerjakan sebagai laporan penelitian
dasar pada Pusat Penelitian dan Penerbitan (Puslitpen) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Penelitian ini dibiayai oleh DIPA/BLU UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
melalui sebuah usulan kompetitif.
Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya penyusunan laporan penelitian
ini tidak terlepas dari bantuan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan
terimakasih kepada:
1. M. Arskal Salim, GP., MA., PhD, Ketua Lembaga, Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat (LP2M) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sudah
memberikan kepercayaannya kepada peneliti untuk terus melakukan beberapa
penelitian.
2. Wahdi Sayuti, MA, Kepala Pusat Penelitian dan Penerbitan (PUSLITPEN)
LP2M UIN Syarif Hidayatullah yang telah memberikan dorongan untuk terus
melakukan penelitian yang berkualitas.
3. Dwi Nanto, Ph.D, Ketua Program Studi Pendidikan Fisika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memfasilitasi peneliti dalam menelaah dokumen
ujian komprehensif, sekaligus sebagai penelaah soal.
4. Dr. Zulfiani, M.Pd, Kontributor naskah komprehensif bidang pendidikan yang
telah memberikan naskah-naskahnya untuk di telaah peneliti, sekaligus sebagai
penelaah soal.
5. Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd, Hasian Pohan, M.Si, Erina Hertanti, M.Si, Tonih
Feronika, M.Pd Para Penelaah / Judgement yang telah menelaah naskah ujian
vi
komprehensif pada Program Studi Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
6. Para mahasiswa yang telah membantu dalam mengumpulkan data dan ikut
terlibat dalam pengolahan data penelitian: Ahmad Rizky M, Dzakky Ilmy, Deny
Rismanto, Feby Muhamad, dan Tammy Permana
7. Para mahasiswa kontributor pada Program Studi pendidikan fisika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
8. Semua pihak yang telah membatu dalam penyusunan laporan penelitian ini.
Peneliti menyadari laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan penyusun laporan ini sangat peneliti nantikan. Semoga segala bentuk
bantuan, dorongan, saran dan bimbingan yang diberikan mendapatkan balasan yang
sepadan di sisi Allah SWT. Aamiin. Peneliti berharap semoga laporan Penelitian ini
juga bermanfat bagi semua pihak. Aamiin.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Jakarta, 28 Oktober 2016
Peneliti,
Iwan Permana Suwarna
vii
DAFTAR ISI
Pernyataan Bebas Plagiasi................................................................................. iii
Abstrak ............................................................................................................. iv
Kata Pengantar .................................................................................................. v
Daftar Isi ........................................................................................................... vii
Daftar Tabel ...................................................................................................... vii
Daftar Gambar .................................................................................................. xi
Daftar Lampiran ................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Permasalahan Penelitian ............................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
D. Tujuan Penelitian.......................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 7
BAB II KAJIAN TEORI DAN LITERATUR REVIEW ................................. 9
A. Tes ............................................................................................................... 9
B. Mengukur Hasil Belajar ............................................................................... 19
1. Tes Kognitif................................................................................................... 21
2. Tes Afektif..................................................................................................... 26
3. Tes Psikomotorik........................................................................................... 31
C. Tes Berbasis Komputer / Computer Based Test (CBT) .............................. 33
E. Hipotesis ....................................................................................................... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 37
A. Metode Penelitian ......................................................................................... 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................... 37
C. Prosedur Pengembangan............................................................................... 37
D. Populasi dan Sampel .................................................................................... 42
viii
E. Instrumen Penelitian ..................................................................................... 43
F. Teknik Analisis Data.................................................................................... 49
BAB IV ............................................................................................................ 57
A. Hasil Penelitian Pengembangan ................................................................... 57
1. Hasil Preliminary research .......................................................................... 57
2. Hasil Protoyping Stage ................................................................................ 60
B. Pembahasan Hasil Penelitian........................................................................ 87
1. Hasil Preliminary Research ......................................................................... 87
2. Hasil Protoyping Stage ................................................................................ 91
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI............................................ 101
Kesimpulan........................................................................................................ 101
B. Implikasi ....................................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 105
LAMPIRAN ..................................................................................................... 109
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Contoh Indikator Sikap ............................................................... 27
Tabel 3. 1 Kata Kerja Operasional Keterampilan Berpikir Orde Lebih Tinggi
.................................................................................................... 22
Tabel 3. 2 Jenis dan Indikator Keterampilan Proses Sains........................... 32
Tabel 3. 3 Penggunaan Instrumen dalam Penelitian ..................................... 44
Tabel 3. 4 Pedoman Wawancara Tahap Preliminary research ..................... 44
Tabel 3. 5 Pedoman Wawancara terhadap Pengelola Ujian Komprehensif / user
Tahap Summative Evaluation ...................................................... 45
Tabel 3. 6 Pedoman Wawancara terhadap pengguna/user (mahasiswa) Tahap
Summative Evaluation ................................................................. 46
Tabel 3. 7 Daftar Aspek Telaah Instrumen ................................................... 47
Tabel 3. 8 Kisi-kisi Angket........................................................................... 48
Tabel 3. 9 Nilai minimum CVR untuk α = 0,05 .......................................... 51
Tabel 3. 10 Kriteria Tingkat Kesukaran (TK)................................................ 52
Tabel 3. 11 Kriteria Daya Pembeda (DP) ...................................................... 52
Tabel 3. 12 Koefisien Reliabilitas Soal .......................................................... 53
Tabel 3. 13 Kualitas pernyataan (Suyanto, 2009) .......................................... 54
Tabel 3. 14 Kriteria Kepraktisan .................................................................... 55
Tabel 3. 15 Kriteria Efektivitas Instrumen Berdasarkan Hasil Belajar Kognitif
.................................................................................................... 56
Tabel 4. 1 Pelaksanaan ujian komprehensif Paper Based Test (PBT) pada tahun
2013-2016 pada Program Studi pendidikan fisika....................... 57
Tabel 4. 2 Aspek kemampuan yang diukur pada saat ujian komprehensif ... 59
Tabel 4. 3 Materi Ujian Komprehensif ......................................................... 60
Tabel 4. 4 Kompetensi yang diukur dalam Ujian Komprehensif ................. 61
Tabel 4. 5 Tabel Kata kerja operasional yang digunakan pada instrumen Konten
fisika Ujian Komprehensif berbasis CBT 2016 .......................... 63
Tabel 4. 6 Tabel Kata Kerja Operasional yang digunakan pada instrumen Konten
pendidikan Ujian Komprehensif berbasis CBT 2016 ................. 64
Tabel 4. 7 Tabel Hasil Penelaahan ahli terhadap naskah soal komprehensif konten
fisika pada ujian komprehensif berbasis CBT ............................ 67
x
Tabel 4. 8 Tabel Hasil Penelaahan ahli terhadap naskah soal komprehensif konten
pendidikan pada ujian komprehensif berbasis CBT ................... 68
Tabel 4. 9 Validasi Ahli terhadap isi Instrumen Komprehensif Konten pendidikan
.................................................................................................... 68
Tabel 4. 10 Validasi Ahli terhadap isi Instrumen Komprehensif Konten fisika 69
Tabel 4. 11 Rekapitulasi hasil pengujian instrumen ......................................... 71
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hubungan antara kegiatan mengevaluasi, menilai, mengukur, dan tes
(http://www.bppjambi.info/newspopup.asp?id=637) ................ 10
Gambar 2.2 Tes berdasarkan bentuknya ....................................................... 11
Gambar 2.3 Primaida taksonomi Bloom yang di revisi ................................ 21
Gambar 2.4 Model tes berbasis komputer (CBT) Pead, D. (2012) .............. 34
Gambar 2.5 Mekanisme CBT secara offline, semi offline, dan online Pead, D.
(2012) ....................................................................................... 34
Gambar 2. 6 Bagan Alur Kerangka Berpikir Penelitian................................. 36
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian Pengembangan instrumen ujian
komprehensif mahasiswa melalui CBT pada Program Studi
Pendidikan Fisika ...................................................................... 38
Gambar 3. 2 Konsep / Desain Tes komprehensif berbasis CBT pada Program
Studi Pendidikan Fisika ............................................................ 40
Gambar 3. 3 Alur Desain Instrumen Komprehensif berbasis CBT pada Program
Studi Pendidikan Fisika ............................................................ 41
Gambar 4. 1 Grafik sebaran aspek kognitif C1-C6 pada ujian komprehensif pada
ujian komprehensif konten pendidikan tahun 2014 sampai 2016
.................................................................................................. 59
Gambar 4. 2 Grafik sebaran aspek kognitif C1-C6 pada ujian komprehensif pada
ujian komprehensif konten pendidikan tahun 2013 sampai 2015
.................................................................................................. 60
Gambar 4. 3 Grafik sebaran aspek kognitif C1-C6 pada naskah soal konten fisika
ujian komprehensif berbasis CBT tahun 2016 ......................... 62
Gambar 4. 4 Grafik sebaran aspek kognitif C1-C6 pada naskah soal konten
pendidikan ujian komprehensif berbasis CBT tahun 2016 ...... 62
Gambar 4. 5 Diagram Persentase keterampilan berpikir orde lebih tinggi dan
keterampilan berpikir dasar (HOTS dan LOTS) pada konten fisika
Ujian Komprehensif berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan
Fisika 2016 ............................................................................... 64
Gambar 4. 6 Diagram Persentase keterampilan berpikir orde lebih tinggi dan
keterampilan berpikir dasar (HOTS dan LOTS) pada konten
xii
pendidikan Ujian Komprehensif berbasis CBT pada Program Studi
Pendidikan Fisika 2016 ............................................................ 65
Gambar 4. 7 Diagram Persentase Keterampilan Proses Sains yang dikembangkan
pada Ujian Komprehensif berbasis CBT pada Program Studi
Pendidikan Fisika 2016 ............................................................ 65
Gambar 4. 8 Diagram Batang komposisi Persentase Komponen Sikap ilmiah yang
dikembangkan pada Ujian Komprehensif berbasis CBT pada
Program Studi Pendidikan Fisika 2016 .................................... 66
Gambar 4. 9 Diagram Tingkat Kesukaran Soal Ujian Komprehensif Berbasis CBT
pada Konten fisika ..................................................................... 70
Gambar 4. 10 Diagram Tingkat Kesukaran Soal Ujian Komprehensif Berbasis CBT
pada Konten pendidikan ............................................................ 70
Gambar 4. 11 Diagram Hasil Analisis Butir Soal Komprehensif Berbasis CBT Pada
Konten fisika ............................................................................. 71
Gambar 4. 12 Diagram Hasil Analisis Butir Soal Komprehensif Berbasis CBT Pada
Konten pendidikan..................................................................... 71
Gambar 4. 13 Respon pengelola Program Studi terhadap pelaksanaan ujian
komprehensif melalui CBT ...................................................... 73
Gambar 4. 14 Kejujuran dalam mengerjakan tes ............................................. 73
Gambar 4. 15 Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan soal dan lembar
jawaban ..................................................................................... 74
Gambar 4. 16 Waktu yang diperlukan untuk mengoreksi................................. 74
Gambar 4. 17 Ketelitian dalam pemeriksaan jawaban ..................................... 75
Gambar 4. 18 Kemandirian dalam menjawab................................................... 75
Gambar 4. 19 Keobjektifan dalam memeriksa .................................................. 75
Gambar 4. 20 Perkiraan dana yang dikeluarkan ............................................... 76
Gambar 4. 21 Keramahan sistem terhadap lingkungan..................................... 76
Gambar 4. 22 Kejelasan gambar....................................................................... 77
Gambar 4. 23 Kejelasan Bahasa ....................................................................... 77
Gambar 4. 24 Tingkat Kepraktisan Instrumen .................................................. 78
Gambar 4. 25 Kebermanfaatan informasi hasil dengan cepat.......................... 79
Gambar 4. 26 Kemampuan instrumen untuk menuntut berpikir ...................... 79
xiii
Gambar 4. 27 Kemampuan Soal Dalam Menuntut Peserta Tes untuk Menanalisis
(higher order thinking)............................................................. 80
Gambar 4. 28 Pengaturan tempat duduk peserta tes ........................................ 81
Gambar 4. 29 Proses registrasi peserta dalam program.................................... 81
Gambar 4. 30 Peserta sedang mengerjakan soal ujian komprehensif konten fisika
dan pendidikan berbasis CBT................................................... 82
Gambar 4. 31 Tampilan soal ujian komprehensif berbasis CBT .................... 83
Gambar 4. 32 Tampilan gambar yang di perbesar pada soal setelah di klik .... 83
Gambar 4. 33 Sistem penanyangan soal disajikan dengan settingan random soal
dan option.................................................................................. 84
Gambar 4. 34 Sistem setingan soal pada program............................................ 84
Gambar 4. 35 Tampilan pemantauan skor dan progres pengerjaan tes para peserta
tes.............................................................................................. 85
Gambar 4. 36 tampilan tingkat kesukaran sebuah soal dengan melihat persentase
jawaban peserta tes ................................................................... 86
Gambar 4. 37 Tampilan pada layar peserta yang telah menyelesaikan ujian ... 86
Gambar 4. 38 Proses penyimpanan hasil ujian ................................................. 87
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan
salah satu universitas besar di Indonesia yang berada di bawah naungan
Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI). Kemenag RI mendorong
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menjadi
universitas berkelas dunia (world class university) pada tahun 2014. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta telah mempersiapkan hal tersebut sejak tahun 2012. Rencana
Strategis (renstra) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012-2026 dengan visinya:
“UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi universitas kelas dunia dengan
keunggulan integrasi keilmuan, keIslaman, dan keIndonesiaan” telah
menunjukkannya.
Ada beberapa komponen untuk menuju universitas berkelas dunia. Ada lima
komponen yang harus dilakukan, salah satunya adalah: melakukan inovasi kinerja
pendidikan dan pengajaran (Kemenag, 2014). Renstra UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta (2012-2026) mengarahkan kinerja pendidikan dan proses perkuliahan ke
arah proses pembelajaran yang efektif, efisien, dan inovatif untuk menghasilkan
pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu dapat meningkatkan mutu dan
kompetensi lulusan. Sejauh ini UIN belum memiliki lembaga khusus yang bisa
menjamin kualitas dan kompetensi lulusannya. Kualitas dan kompetensi lulusan
dapat terukur oleh instrumen yang berkualitas. Cara mengukur kompetensi lulusan
menjadi sangat penting untuk diperhatikan (Hazelkorn, E, 2013). Apakah
kompetensi yang sudah diukur melalui instrumen yang ada pada masing-masing
program studi sudah dapat mendeskrifisikan kompetensi mahasiswa yang
sebenarnya atau yang diharapkan Program Studi itu sendiri? Apakah kompetensi
tersebut sudah holistik mengukur semua kompetensi yang dimiliki ?
Informasi kompetensi lulusan program studi (programe outcome) dapat
dijadikan landasan institusi untuk melakukan pengembangan dan evaluasi.
Kompetensi lulusan Program Studi dapat diketahui sebelum mereka lulus, melalui
tes atau ujian komprehensif. Pada kenyataanya, program studi belum bisa
mengukur kompetensi mahasiswanya secara holistik. Studi kasus pada Program
1
2
Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), telah
melakukan pengukuran kompetensi mahasiswa melalui ujian komprehensif sejak
2007 – sekarang atau selama 9 tahun, hanya mengukur aspek kognitif pada
tingkatan terendah saja (lower order thinking). Teori pendidikan mengemukakan
bahwa kompetensi seseorang ada tiga domain/ranah yaitu: kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Ranah kognitif menurut taksonomi kognitif Bloom itu ada enam
yaitu: C1-C6 (Ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, syntesis, evaluasi / mencipta
pada taksonomi yang direvisi Anderson). Instrumen ujian komprehensif yang biasa
digunakan belum diketahui tingkat validitas, dan reliabilitasnya. Secara teori
instrumen yang seperti itu tidak dapat dijadikan sebagai alat ukur. Selain itu, konsep
pengukuran belum mengarah kepada kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh
mahasiswa di perguruan tinggi.
Informasi yang diberikan instrumen ujian komprehensif Program Studi
Pendidikan Fisika tidak lengkap. Informasi yang diberikan belum bisa memberikan
gambaran bagaimana pola berpikir mahasiswa pada tingkat perguruan tinggi.
Belum bisa menujukkan kompetensi utuh yang dimiliki mahasiswa (kognitif,
afektif, dan psikomotorik). Informasi pengukuran kemampuan kognitif baru
dilakuan setengahnya (C1-C3), untuk kemampuan kognitif C4- C6 (higher order
thinking) belum diukur. Presiden Obama mengemukakan bahwa kemampuan
berpikir orde lebih tinggi merupakan kompetensi yang sangat penting bagi lulusan
perguruan tinggi, karena dibutuhkan dalam kehidupan, baik dilingkungan
pekerjaan, maupun masyarakat terutama pada abad ke 21 (Darling-Hammond, L.,
Adamson, F, 2013). Kompetensi yang diperlukan untuk abad 21 terdiri atas
kemampuan: berpikir kritis, kreatif, berkomunikasi dan berkolaborasi. Kompetensi
tersebut adalah keterampilan berpikir orde lebih tinggi (Kemdikbud, 2016).
Kemampuan berpikir tingkat rendah umumnya dimiliki oleh siswa tingkat sekolah
dasar sampai menengah. Hasil studi Programme for Internasional Students
Assessment (PISA) yang diikuti oleh Indonesia sejak tahun 2000 sampai 2015
menunjukkan hasil yang memprihatinkan. Kurang dari 1% siswa Indonesia yang
masuk dalam kategori mahir (mampu mengkritisi dan mengomunikasikan ide
berdasarkan fakta-fakta ilmiah dan pengetahuan yang dimiliki). Kemampuan mahir
3
ini sangat dibutuhkan dalam kompetensi abad 21, siswa kita sedikit yang
menguasainya (Kemdikbud, 2016). Bagaimana dengan kemampuan mahair pada
mahasiswa perguruan tinggi? Sudahkah mereka memiliknya?
Banyak kendala teknis yang terjadi saat pelaksanaan maupun setelah
pelaksanaan ujian komprehensif. Salah satu kendala pada saat ujian, diantaranya:
rendahnya tingkat keujuran / sportivitas peserta ujian / mahasiswa, mahasiswa
sering melakukan kerjasama terutama jika soal yang diujikan hanya satu tipe saja.
Alokasi waktu untuk mengerjakan ujian sulit dikontrol baik memulai atau
mengakhirinya. Pada saat di mulai waktu yang digunakan peserta banyak terbuang
untuk pendistribusian soal dan lembar jawaban. Pada saat mengerjakan soal,
melingkari atau menghapus jawaban yang dianggap belum benar oleh peserta akan
menghabiskan waktu. Kendala setelah ujian, diantaranya: lamanya waktu
pengoreksian ujian yang bergantung pada jumlah peserta, semakin banyak peserta
maka semakin lama juga hasil ujian itu diketahui; tingkat konsentrasi korektor tidak
selalu dalam kondisi prima sehingga aka berpengaruh pada tingkat ketelitian dalam
mengoreksi akibatnya tidak memberikan nilai yang faktual; subyektivitas dan
emosi korektor akan memperharuhi hasil koreksian, bisa lebih tinggi atau lebih
rendah. Validitas instrumen dan informasi lainnya mengenai kemampuan peserta
ujian tidak cepat di ketahui. Dokumentasi hasil ujian kadang-kadang tidak
tersimpan dengan baik.
Universitas berkelas dunia telah memiliki instrumen yang berkualitas tinggi
untuk mengukur kualitas kompetensi para mahasiswanya. Penggunaan instrumen
yang berkualitas tinggi menurut Stanford Center for Opportunity Policy in
Education dapat menunjukkan visi universitas, sistem penilaian universitas mampu
memberikan informasi untuk memperkuat proses perkuliahan (Darling-Hammond,
L., Adamson, F, 2013). Untuk menghasilkan instrumen yang berkualitas tinggi
harus dirancang, dan dipersiapkan secara serius. Menurut Arikunto (2004),
instrumen yang berkualitas tinggi memiliki persyaratan: validitas, reliabilitas,
obyektifitas, praktikabilitas, dan ekonomis yang tinggi. Pemanfaat teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) dapat memfasilitasi persyaratan tersebut.
4
Sayangnya, pemanfaatan TIK di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya di
bidang akademik belum banyak di optimal dan dimanfaatkan.
Salah satu ciri universitas berkelas dunia adalah proses akademik selalu
melibatkan TIK untuk mendapatkan kinerja akademik yang efektif dan efisien.
Salah satu usaha yang bisa dilakukan UIN ke arah itu adalah dengan membuat e-
assessmen / digital instrument untuk mengukur kompetensi mahasiswa dengan
bantuan komputer atau computer based test (CBT). Inovasi dibidang akademik ini
dapat membantu meningkatkan efektivitas kinerja para pengelola dan civitas
akademika. Usaha seperti ini telah dilakukan oleh universitas-universitas terbaik
dunia seperti Harvard, dan Stanford University yang memiliki rangking 1 dan 2
dunia Academic Ranking World Universities (ShanghaiRanking, 2015).
Tes berbasis komputer memberikan banyak manfaat bagi para
penggunanya. Beberapa manfaat diantaranya: lebih ekonomis karena papper less,
tidak menggunakan kertas dalam mengerjakan ujian sehingga lebih ramah
lingkungan. Membantu menjaga lingkungan dan mendukung program go green.
Menghemat biaya produksi soal dan pasca ujian yaitu tahap pengoreksian dan
dokumentasi / tidak diperlukan biaya tambahan untuk biaya korektor, karena sistem
dapat mengoreksi sendiri. Hal ini tentunya bisa mengurangi mata anggaran di sektor
ini, dan dialihkan ke sektor lain yang masih kurang. Dosen / korektor / pengelola
Program Studi bisa menginterpretasikan hasil ujian dengan cepat, menganalisis soal
dan jawaban mahasiswa. Fairness mengizinkan peserta mengerjakan dan
mengakhiri tes dengan waktu yang sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan,
menghilangkan pekerjaan logistik pendistribusian soal kepada peserta yang bisa
menyita waktu. Hasil tes dapat tersimpan dengan aman (Lin, 2006). Peserta dapat
langsung mengetahui hasil tes dengan segera setelah tes berakhir sehingga peserta
dapat melakukan perencanaan tindak lanjut. Program Studi dapat memantau
kualitas akademik para mahasiswanya.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, peneliti mengajukan
penelitian pengembangan untuk memecahkan permasalahan di lingkungan
Program Studi fisika dengan membuat inovasi pemecahan dari permasalahan
tersebut. Adapun judul penelitiannya: Pengembangan Instrumen Ujian
5
Komprehensif Mahasiswa melalui Computer Based Test (CBT) pada Program
Studi Pendidikan Fisika.
B. Permasalahan Penelitian
Identifikasi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Instrumen ujian komprehensif yang digunakan Program Studi pendidikan fisika
belum bisa mengukur kompetensi mahasiswa secara holistik (kognitif, afektif,
dan psikomotor). Hanya mengukur kemampuan kognitif saja. Kompetensi
afektif dan psikomotoriknya belum diperhatikan.
2. Instrumen komprehensif yang ada hanya mengukur kemampuan berpikir
tingkat rendah (lower order thinking), sama dengan kompetensi yang dimiliki
siswa sekolah dasar dan menengah. Peserta ujian adalah mahasiswa perguruan
tinggi.
3. Instrumen komprehensif yang digunakan tidak diketahui kualitasnya (validitas,
dan reliabilitas) sehingga informasi yang diberikan akan meragukan. Tidak bisa
memberikan iformasi yang bermanfaat bagi prodi.
4. Banyaknya kendala teknis pada saat pra, pelaksanaan, dan pasca ujian
komprehensif yang mempeharuhi hasil akhir kompetensi mahasiswa, akibat
dari kurangnya pengendalian terhadap berbagai faktor teknis yang mengurangi
prinsip-prinsip tes: adil, jujur, dan objektif.
5. Pelaksanaan ujian komprehensif secara manual banyak menghabiskan waktu,
biaya, dan tenaga. Boros kertas pada saat pelaksanaan, waktu yang lama untuk
mengoreksi dengan hasil yang belum tentu objektif.
6. Tidak tertibnya penyimpanan dokumen berkas ujian komprehensif, hilang atau
tidak jelas tempatnya, dari tahun ke tahun.
C. Rumusan Masalah
Berikut ini adalah rumusan masalah dari penelitian pengembangan ini,
diantaranya:
1. Instrumen ujian komprehensif berbasis CBT yang seperti apakah yang dapat
mengukur kompetensi mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta secara utuh?
6
2. Bagaimanakah tahapan-tahapan dalam menghasilkan instrumen ujian
komprehensif mahasiswa berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ?
3. Bagaimanakah tingkat kelayakan dari instrumen ujian komprehensif mahasiswa
berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta ?
4. Bagaimanakah efektivitas instrumen ujian komprehensif mahasiswa berbasis
CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ?
5. Bagaimanakah tingkat kepraktisan instrumen ujian komprehensif mahasiswa
berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta ?
6. Bagaimanakah tingkat penerimaan instrumen ujian komprehensif mahasiswa
hasil pengembangan melalui CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menemukan formulasi instrumen ujian komprehensif berbasis CBT yang
mampu mengukur kompetensi mahasiswa secara utuh pada Program Studi
Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Mengetahui tahapan-tahapan dalam pengembangan instrumen ujian
komprehensif mahasiswa berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Mendapatkan informasi mengenai tingkat kelayakan dari instrumen ujian
komprehensif mahasiswa berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Mendapatkan informasi mengenai efektivitas instrumen ujian komprehensif
mahasiswa berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7
5. Mendapatkan informasi mengenai tingkat kepraktisan instrumen ujian
komprehensif mahasiswa berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Mendapatkan informasi mengenai tingkat penerimaan instrumen ujian
komprehensif mahasiswa hasil pengembangan melalui CBT pada Program
Studi Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis,
diantaranya sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis:
a. Bagi Program Studi, menemukan formulasi instrumen ujian komprehensif
berbasis CBT yang mampu mengukur kompetensi mahasiswa secara utuh pada
Program Studi Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Diperolehnya sebuah instrumen yang berkualitas dan bermutu yang memiliki
validitas, reliabilitas, obyektivitas, praktibilitas, dan nilai ekonomis yang tinggi.
b. Bagi peneliti lain, Mengetahui tahapan-tahapan dalam pengembangan
instrumen ujian komprehensif mahasiswa berbasis CBT pada Program Studi
Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Diperolehnya tahapan /
syntak pengembangan tes / soal yang bermutu dan terstandar tinggi.
c. Mendapatkan informasi mengenai tingkat kelayakan dari instrumen ujian
komprehensif mahasiswa berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Diperolehnya tingkat kelayakan instrumen
yang tinggi meliputi: validitas, dan reliabilitasnya. Informasi ini bermanfaat
untuk mengetahui tingkat kesahihan atau ketepatan dari instrumen yang
dikembangkan dan keberfungsiannya.
d. Mendapatkan informasi mengenai efektivitas instrumen ujian komprehensif
mahasiswa berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
e. Mendapatkan informasi mengenai tingkat kepraktisan instrumen ujian
komprehensif mahasiswa berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika
8
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Informasi ini bermanfaat untuk kemudahan
proses pengadministrasian, kemudahan dalam melakukan pemeriksaan
f. Mendapatkan informasi mengenai tingkat penerimaan instrumen ujian
komprehensif mahasiswa hasil pengembangan melalui CBT pada Program
Studi Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Manfaat praktis:
a. Bagi Program Studi, data hasil ujian komprehensif dapat diperoleh dengan
segera, sehingga informasi tentang peta kemampuan mahasiswa dapat diperoleh
dengan cepat. Program Studi dapat memetakan kemampuan yang telah dan
belum dimiliki oleh mahasiswa. Usaha untuk melakukan diagnosis dan proses
perbaikan fasilitas dan sarana prasarana perkuliahan dapat dilakukan secara
cepat.
b. Bagi dosen, hasil ujian komprehensif mahasiswa dapat dijadikan bahan
diagnosa dalam meninjau kembali kegiatan perkuliahan yang sudah dilakukan.
membantu dosen dalam merancang strategi perkuliahan menjadi lebih baik,
memperbaiki silabus perkuliahan dan konten materi yang akan disampaikan
dalam perkuliahan.
c. Bagi mahasiswa, hasil ujian komprehensif dapat diketahui dengan segera,
sehingga mahasiswa dapat mengambil keputusan dengan segera untuk mulai
belajar kembali atau tidak. Hasil ujian komprehensif dapat memberikan
informasi kemampuan fisika dan kependidikan dengan cepat/segera. Umpan
balik (feed back) mahasiswa setelah melakukan ujian dapat mengetahui
kelemahan-kelemahannya, sehingga mereka dapat mengetahui materi mana
belum dikuasainya dengan melakukan introspeksi secara langsung. Bagi
mahasiswa yang sudah lulus dan memperoleh skor di atas batas kelulusan
mahasiswa akan merasakan adanya penguatan dan merasakan pengetahuan
yang sudah dimiliki sudah benar, dengan demikian pengetahuan yang sudah
dimiliki akan selalu diingatan.
9
BAB II KAJIAN TEORI DAN LITERATUR REVIEW
A. Tes
Tes secara harfiah berasal dari bahasa Perancis Kuno”testum” artinya piring
untuk menyisihkan logam-logam mulia. Berikut ini adalah definisi tes dari beberapa
pakar. Menurut Nurkencana (1993) tes adalah suatu cara untuk mengadakan
penilaian yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok
anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak
tersebut yang kemudian dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-
anak lain atau standar yang telah ditetapkan. Menurut Cangelosi (1995) tes adalah
pengukuran terencana yang dipakai guru untuk mencoba menciptakan kesempatan
bagi para siswanya untuk memperlihatkan prestasi mereka dalam kaitannya dengan
tujuan yang telah ditentukan. Menurut Lutan (2000) tes adalah sebuah instrument
yang dipakai untuk memperoleh informasi tentang seseorang atau obyek. Tes
menurut Arikunto (2004) merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dengan menggunakan cara atau aturan yang
telah ditentukan. Menurut Riduwan (2006) tes sebagai instrumen pengumpulan data
adalah serangkaian pertanyaan / latihan yang digunakan untuk mengukur
ketrampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
individu / kelompok. Dari definisi-definisi pakar di atas dapat peneliti simpulkan
sebagai berikut: Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada
seseorang pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi
syarat-syarat tertentu yang jelas, yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki seseorang atau
kelompok.
Tes merupakan bagian integral dari pengukuran (pengukuran merupakan
proses pengumpulan data atau informasi yang dilakukan secara objektif yang
menghasilkan data kuantitatif). Fungsi dari tes adalah sebagai alat ukur. Tingkat
kemampuan / pengetahuan / sikap seseorang dapat diukur dengan sebuah tes. Tes
digunakan sebagai indikator penilaian dalam mengukur berbagai aspek.
9
10
Gambar 2. 1 Hubungan antara kegiatan mengevaluasi, menilai, mengukur, dan
tes (http://www.bppjambi.info/newspopup.asp?id=637)
Berdasarkan fungsinya dan tujuannya bagi lembaga pendidikan, tes dibagi
menjadi beberapa, diantaranya adalah:
1. Tes kecepatan (speed test); Tes jenis ini bertujuan untuk mengevaluasi
kecepatan berpikir atau keterampilan, baik yang bersifat spontanitas maupun
hafalan dan pemahaman dalam materi yang telah dipelajari. Waktu yang
disediakan relatif singkat, sebab yang diutamakan adalah waktu minimal dan
dapat mengerjakan tes itu sebanyak banyaknya dengan baik dan benar, cepat
dan tepat. Termasuk kategori tes ini adalah tes intelegensi dan tes keterampilan
bongkar pasang suatu alat.
2. Tes kemampuan (power test); Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes
dalam mengungkapkan kemampuannya dengan tidak dibatasi secara ketat oleh
waktu yang disediakan. Tes ini menuntut peserta tes mencurahkan segala
kemampuannya baik analisis, sintesis dan evaluasi.
3. Tes hasil belajar (achievement test); Tes ini dimaksudkan untuk mengevaluasi
hal yang telah diperoleh dalam suatu kegiatan, dapat berupa tes harian
(formatif) maupun tes akhir semester (sumatif)
4. Tes kemajuan belajar (gains/ achievement test); Tes ini disebut juga dengan tes
perolehan, adalah tes untuk mengetahui kondisi awal sebelum (pre-test) dan
kondisi akhir testi setelah pembelajaran (post-test).
11
5. Tes diagnosis (diagnosis test); Tes ini dilaksanakan untuk mendiagnosis atau
mengidentifikasi kesukaran kesukaran dalam belajar, mendeteksi faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya kesukaran belajar, dan menetapkan cara
mengatasi kesukaran atau kesulitan belajar.
6. Tes formatif; Tes ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan
belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu program pembelajaran
tertentu.
7. Tes sumatif; Tes ini ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa dalam
sekumpulan materi pokok (pokok bahasan ) yang telah dipelajari.
Berdasarkan bentuk pelaksanaanya tes terbagi menjadi tiga, yaitu: tes
tertulis (paper and pencil test), tes lisan (oral test), tes perbuatan (performance test).
Tes berdasarkan bentuknya diklasifikasikan menjadi:
Gambar 2. 2 Tes berdasarkan bentuknya
Tes Tertulis digunakan untuk mengukur pemahaman / pengetahuan tentang
fakta, pengertian, keterampilan menerapkan prinsip-prinsip dasar, memecahkan
masalah-masalah nyata dan keterampilan menjelaskan ide-ide secara terurai dengan
bebas. Tes tertulis bisa berbentuk: uraian, obyektif, atau karya tulis. Pada penelitian
ini tes tertulis yang digunakan adalah tes objektif berupa: benar-salah, pilihan
ganda, dan menjodohkan.
12
1. Benar Salah (True Fals)
Bentuk tes benar salah (B-S) merupakan tes objektif yang butir-butir
soalnya mengharuskan peserta tes mempertimbangkan suatu pernyataan, apakah
pernyataan yang disajikan benar atau salah. Peserta tes di minta menentukan
pilihannya sesuai petunjuk pengerjaan soal. Peserta tes tinggal menyilang atau
melingkari huruf B jika pernyataannya benar dan huruf S jika salah. Fungsi tes
pilihan ganda ini adalah untuk mengukur kemampuan membedakan antara fakta
dan pendapat. Dalam membuat soal pilihan ganda materi dan pernyataan hendaknya
bersifat homogen. Tes benar salah dikenal juga dengan istilah tes jawaban pendek
(short answer test), tes “ya/tidak” (yes-no test). Suatu model tes baru (new type test)
dengan cara menuliskan jawaban berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu
(Y/N) atau (Y/T) pada tempat yang disediakan.
Tes benar salah memiliki beberapa macam variasinya berdasarkan pola
pengerjaannya, yaitu:
a. Tes Benar-Salah dalam bentuk pernyataan. Peserta tes diminta hanya memilih /
mempertimbangkan apakah pernyataan yang disajikan benar atau salah.
b. Tes Benar-Salah dalam bentuk pernyataan yang menuntut alasan. Peserta tes
diminta mempertimbangkan pernyataan dan alasan.
c. Tes Benar-Salah dengan membetulkan. Peserta tes diminta membetulkan
pernyataan soal jika pernyataan tersebut disalahkan.
d. Tes Benar-Salah Berganda. Bentuk tes ini menyajikan satu persoalan yang
menghasilkan beberapa anak penyataan / persoalan. Anak pertanyaan
dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang mempunyai kemungkinan benar
atau salah.
Penyusunan soal Bentuk Benar-Salah harus memperhatikan kaidah
penulisan soal berikut ini:
a. Tulislah huruf B-S sebelum item pernyataan soal, dengan maksud untuk
memudahkan pengerjaan dan penilaian (scoring).
b. Usahakan jumlah jawaban Benar dan Salah seimbang. Pola jawaban hendaknya
tidak teratur atau di randome / diacak.
c. Tulislah dengan kalimat atau pernyataan berita.
13
d. Hindarkan pernyataan yang mengandung negatif ganda.
e. Gunakan bahasa Indonesia baku sesuai EYD, tidak menggunakan bahasa yang
berlaku setempat/tabu.
f. Hindarkan pernyataan yang terlau panjang dan kompleks. Setiap soal hanya
mengandung satu gagasan. Setiap soal hendaknya berdiri sendiri, tidak
bergantung pada soal yang lain.
g. Hindarikan penulisan item pernyataan yang belum jelas kepastian jawabannya
dan terlalu umum. soal harus mutlak benar dan mutlak salah. Contoh: Kekayaan
lebih pentng dari pada kepandaian
h. Hindari Hindarikan penulisan item pernyataan yang menggunakan kata-kata
yang kecederung memberi saran atau tidak pasti seperti: yang dikehendaki oleh
item yang bersangkutan, misalnya semuanya, tidak terlalu, tidak pernah,
barangkali, kadang-kadang, pada umumnya, kebanyakan dan sebagainya.
i. Item pernyataan / soal hendaknya menguji pemahaman, tidak hanya mengukur
daya ingat saja.
Bentuk soal benar-salah memiliki beberapa kelebihannya, diantaranya
adalah: dapat mewakili materi pokok pelajaran yang lebih luas, mudah dalam
penyusunan dan pelaksanaannya, mudah dalam melakukan penskoran, dapat dinilai
secara cepat dan objektif, dapat mengukur kemampuan hasil belajar siswa berupa
fakta atau pemahaman. Kelemahan tes bentuk ini adalah: memungkinkan peserta
tes untuk menebak jawaban, umumnya mempunyai tingkat validitas dan reabilitas
yang rendah, dalam penyusunan tes memerlukan ketelitian, sering terjadi
kekaburan, terbatas mengukur kemampuan berpikir orde lebih rendah (low order
thinking).
2. Menjodohkan (Matching Test)
Bentuk soal menjodohkan sering juga di sebut matching test item adalah
bentuk soal yang memasangkan kalimat / pernyataan dengan jawaban dari kalimat
/ pernyataan tersebut (memiliki hubungan satu sama lain). Soal tes bentuk
menjodohkan sebenarnya hampir sama dengan bentuk pilihan-ganda.
Perbedaannya dengan bentuk pilihan-ganda adalah pilihan ganda terdiri dari stem
dan option, kemudian peserta didik tinggal memilih salah satu option yang paling
14
tepat, sedangkan bentuk menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan
jawaban. Bentuk item tes menjodohkan terdiri dari dua kolom yang paralel / sejajar.
Kolom pertama berisi pertanyaan / penyataan di sebut daftar stimulus. Pertanyaan
menjodohkan ini umumnya terbatas pada pengukuran pengetahuan berpikir order
rendah, seperti: terminologi, batasan atau definisi, fakta, dan asosiasi konsep yang
memiliki kaitan sederhana. Kolom kedua berisi disebut frasa / daftar respon /
jawaban / premis / kata tunggal yang berfungsi sebagai preposisi / stimuli bagi
peserta tes untuk mencari jawaban yang cocok di kolom ke dua / respons. Tes
biasanya terdiri dari satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban.
Item tes menjodohkan cocok untuk mengidentifikasi hubungan antar
sesuatu. Item tes jika di susun secara cermat, mampu mengukur pengetahuan
batasan dan terminologi yang sangat penting di pahami para peserta tes. Item tes
menjodohkan pada prinsipnya dapat mengevaluasi pengetahuan tentang fakta yang
memiliki makna spesifik. Beberapa aturan dapat di pertimbangkan utamanya ketika
seorang penyusun tes mengonstruksi item tes jenis menjodohkan, yaitu:
a. Perlu adanya petunjuk menjawab yang jelas, singkat dan mudah dipahami.
Petunjuk disusun dengan kalimat yang singkat dan jelas.
b. Setiap kolom sebaiknya di beri nama / label untuk memperjelas petunjuk.
c. Item-item dalam tes menjodohkan sebaiknya homogen dan berkaitan.
d. Jumlah premis dan respon jumlahnya sebaiknya tidak sama, jumlah respon lebih
1 atau 2 jawaban. Hal ini bertujuan untuk menghindari peserta tes yang menerka
jawaban.
e. Jumlah item tes menjodohkan sebaiknya antara 4 sampai 8 buah item. Jika
terlalu sedikit, kurang memberikan informasi yang bermakna bagi para peserta
tes. Demikian sebaliknya jika lebih besar dari 8 item memungkinkan untuk
terjadi tumpang tindih jawaban.
f. Label item menggunakan huruf besar atau angka pada daftar jawaban.
g. Kata-kata yang digunakan dalam daftar jawaban sebaiknya di buat lebih pendek
di bandingkan daftar stimulus atau premis.
h. Kolom dan daftar respons sebaiknya di tempatkan pada sisi sebelah kanan.
15
i. Semua item tes menjodohkan, sebaiknya di tempatkan pada satu halaman / tidak
terpisah untuk menghindari peserta tes membaca sambil membolak-balik
halaman.
Beberapa kelebihan dari bentuk soal menjodohkan, diantaranya adalah:
Lebih cepat dalam pengerjaannya, karena membutuhkan waktu singkat untuk
membaca soal; Teknis pembuatan soal lebih mudah sehingga tanpa memakan
waktu yang lama, guru dapat secara langsung melihat proses berpikir peserta tes;
Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan.
Selain kelebihan ada juga beberapa kelemahannya, diantaranya adalah: Hanya
mengukur kemampuan berpikir orde rendah; Penulis soal akan memiliki
kecenderungan untuk tidak cermat, karena dianggap mudah; Sulit menemukan
pasangan yang homogen.
1. Pilihan Ganda (Multiple Choice)
Tes pilihan ganda atau multiple choise adalah bentuk tes objektif berupa
butir soal atau tugas yang jawabannya dipilih dari alternatif jawaban yang
diberikan. Alternatif jawaban kebanyakan berkisar antara empat dan lima. Soal tes
pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks
(ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi). Tes pilihan ganda
merupakan jenis tes obyektif yang paling banyak digunakan. Soal pilihan ganda
terdiri atas suatu pertanyaan (stem) atau keterangan /pernataan yang belum lengkap,
untuk melengkapinya harus dipilih satu dari kemungkinan jawaban alternative
(option). Kemungkinan jawaban terdiri atas satu jawaban yang benar (kunci
jawaban) dan beberapa pengecoh (distractor). Jumlah alternatif jawaban
sebenarnya tidak ada aturan baku. Sebaiknya alternatif jawaban lebih dari empat.
Gronlund (1981) mengemukakan: “alternatif jawaban empat kurang baik
dibandingkan dengan yang lainnya. Makin banyak alternatif jawaban, makin kecil
kemungkinan peserta tes menerka”. Semakin banyak maka akan semakin bagus.
Tes pilihan ganda memiliki beberapa variasi bentuknya, diantaranya :
a. Jenis Distracters, yaitu bentuk tes pilihan ganda dimana setiap pertanyaan atau
pernyataan mempunyai jawaban yang benar. Peserta tes bertugas memilih satu
jawaban yang benar.
16
b. Jenis analisis hubungan antara hal, yaitu bentuk tes pilihan ganda yang dapat
melihat kemampuan peserta tes dalam menganalisis hubungan antara
pernyataan dan alasan (sebab- akibat).
c. Jenis variasi negatif, yaitu bentuk tes pilihan ganda dimana setiap pertanyaan
dan pernyataan mempunyai beberapa pilihan jawaban yang benar, tetapi
disediakan satu kemungkinan jawaban yang salah. Peserta tes bertugas memilih
jawaban yang salah tersebut.
d. Jenis variasi berganda, yaitu bentuk tes pilihan ganda yang meminta untuk
memilih beberapa kemungkinan jawaban yang benar, tetapi ada satu jawaban
yang paling benar. Peserta tes bertugas memilih jawaban yang paling benar.
e. Jenis variasi yang tidak lengkap, yaitu bentuk tes pilihan ganda dimana
pertanyaan atau pernyataan yang memiliki beberaapa kemungkinan jawaban
yang belum lengkap. Peserta tes bertugas mencari satu jawaban yang paling
benar dan melengkapinya.
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam mengkontruksi sebuah
instrumen tes berbentuk pilihan ganda, harus memperhatikan aspek materi, bahasa,
maupun kontruksi diantaranya adalah:
a. Membuat stem / kalimat pernyataan berupa kalimat inti yang mengandung
permasalahan.
b. Menggunakan kalimat positif sebagai stem / pernyataan. Bahasa yang
digunakan harus komunikatif, dan mudah dimengerti. Setiap soal harus
menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Tidak
menggunaan bahasa yang berlaku setempat.
c. Menghindari penggunakan kalimat negatif, kecuali jika terpaksa dan ada
kesesuaian dengan tujuan tes / indikator soal yang diharapkan. Soal tidak
mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda. Soal tidak memiliki dua
kata atau lebih yang mengandung arti negatif. Penggunaan kata negatif ganda
dapat mempersulit peserta tes dalam memahami maksud soal.
d. Menghindari pernyataan atau kata-kata yang mengandung petunjuk terhadap
jawaban yang benar.
17
e. Membuat option atau alternatif jawaban yang setara. Sangat di sarankan untuk
membuat option dengan jumlah kata yang sama. Option harus homogen dan
logis ditinjau dari segi materi. Semua option harus berasal dari materi yang
sama yang terkandung dalam soal, penulisannya harus setara, dan semua option
harus berfungsi.
f. Panjang option harus relatif sama. Ada kecenderungan peserta tes untuk
memilih option yang paling panjang karena dinilai lebih lengkap dan lebih
benar. Menghilangkan option yang mengandung data-data yang tidak relevan
atau berhubungan.
g. Menempatkan jawaban secara tersebar, tidak terkonsentrasi pada salah satu
option jawaban saja (tidak A, B, C, D atau E saja). Dianjurkan membuat
distribusi jawaban dalam bentuk kolom.
h. Soal harus sesuai dengan indikator soal dalam kisi-kisi. Soal harus menanyakan
perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai tuntutan indikator soal.
i. Setiap soal hanya mempunyai satu jawaban benar atau yang paling benar. Satu
soal hanya mempunyai satu kunci jawaban. Jika terdapat beberapa option yang
benar, maka kunci jawabannya adalah option yang paling benar.
j. Option tidak mengandung pernyataan, "Semua jawaban di atas salah", atau
"Semua jawaban di atas benar". Pernyataan seperti ini akan merujuk kepada
materi dari jawaban sebelumnya.
k. Option berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai
angka tersebut, dan option berbentuk angka yang menunjukkan waktu harus
disusun secara kronologis. Pengurutan angka dilakukan dari angka paling kecil
ke nilai angka paling besar atau sebaliknya. Pengurutan waktu berdasarkan
kronologis waktunya. Pengurutan tersebut dimaksudkan untuk memudahkan
peserta tes melihat dan memahami option.
l. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus
jelas dan berfungsi. Artinya, apa saja yang menyertai suatu soal yang
ditanyakan harus jelas, terbaca, dapat dimengerti oleh peserta tes. Apabila soal
tersebut tetap bisa dijawab tanpa melihat gambar, grafik, tabel atau sejenisnya
18
yang terdapat pada soal, berarti gambar, grafik, atau tabel tersebut tidak
berfungsi.
m. Butir materi soal tidak saling bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
Ketergantungan pada soal sebelumnya menyebabkan peserta tes yang tidak
dapat menjawab benar soal pertama tidak akan menjawab benar soal berikutnya.
Beberapa kelebihan dari tes bentuk pilihan ganda adalah: Lebih
merepresentasikan kemampuan peserta tes dalam hal cakupan materi yang telah
diajarkan; Memungkinkan peserta tes lebih bertindak obyektif; Bagi pengelola tes
lebih mudah dan cepat dalam mengoreksi; Memungkinkan orang lain untuk
ditugasi/dimintai bantuan mengoreksi tes; Analisis butir soal pada tes akan lebih
obyektif dan lebih mudah; Cocok digunakan untuk menguji peserta tes yang
jumlahnya cukup banyak. Disamping kelebihan, ada juga beberapa kelemahan dari
tes bentuk pilihan ganda ini, diantaranya adalah: Soal yang tidak jelas
memungkinkan ada lebih dari satu jawaban yang benar, hal ini akan sangat
membingungkan siswa; Memungkinkan siswa dapat menjawab dengan cepat
karena adanya petunjuk jawaban yang benar pada butir soal; pada tingkat tertentu
keberhasilan jawaban dapat diperoleh melalui tebakan; Sulitnya membuat
pengecoh (distractor) yang betul-betul akan berfungsi yang mempunyai peluang
besar untuk dipilih oleh peserta tes; Membutuhkan waktu yang lama untuk menulis
soal-soalnya; Peserta tes cenderung mengembangkan cara belajar yang terpisah-
pisah pada tiap soal.
B. Menyusun Tes / Instrumen
Ada beberapa kriteria untuk mendapatkan sebuah instrumen / tes yang baik.
Kriteria utuk memperoleh tes yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini:
valid atau memiliki validitas yang cukup tinggi; reliable, atau memiliki reliabelitas
yang baik; dan praktis atau memiliki kepraktisan. Namun syarat minimum yang
harus dimiliki oleh sebuah tes yang baik adalah valid dan reliable.
Selain yang dikeumukakan di atas ada ciri lainnya dari suatu instrumen
dikatakan baik, yaitu: obyektif; dalam pelaksanaan tes tidak ada unsur subyektivitas
terutama dalam sistem penskoran. Ekonomis; pelaksanaan tes tidak memerlukan
biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.
19
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam menyusun sebuah
instrumen / tes. Ada delapan langkah yang perlu ditempuh dalam mengembangkan
tes hasil belajar, yaitu: menyusun spesifikasi tes; menulis soal tes; menelaah soal
tes; melakukan ujicoba tes; menganalisis butir soal; memperbaiki tes; merakit tes;
melaksanakan tes; menafsirkan hasil tes (Mardapi, 2007). Sax (1980) menyatakan
ada sembilan langkah dalam mengembangkan tes atau instrumen, langkah-langkah
tersebut adalah sebagai berikut: Menyusun kisi-kisi (tabel spesifikasi) tes, yang
memuat: materi pokok yang akan diteskan, aspek perilaku atau tingkatan kognitif
yang akan diukur, dan penentuan jumlah butir tes untuk setiap aspeknya; Menulis
butir-butir soal dengan mendasarkan pada aspek-aspek yang telah tercantum pada
tabel spesifikasi (kisi-kisi) tersebut; Melakukan telaah soal tes (analisis tes secara
logis); Melakukan uji coba soal; Analisis soal secara empiris; Memperbaiki atau
merevisi tes; Merakit tes, dengan menyiapkan komponen-komponen pendukung
untuk penyelenggaraan tes, yang meliputi: (a) buku tes; (b) lembar jawaban tes; (c)
kunci jawaban tes; dan (d) pedoman penilaian atau pedoman pemberian skor;
Melaksanakan tes; dan Menafsirkan hasil tes.
Peneliti menyimpulkan bahwa dalam menyusun sebuah instrumen / tes
harus mengikuti beberapa tahapan berikut ini diantaranya adalah sebagai berikut:
Menentukan tujuan mengadakan tes; Menentukan batasan bahan yang akan di
teskan; Mengumpulkan tujuan pembelajaran pada setiap bahan yang akan di teskan;
Menyusun indikator soal berdasarkan tujuan pembelajaran yang terkumpul atau
dengan kata lain membuat tabel spesifikasi tes /kisi-kisi tes; Menulis butir soal
berdasarkan indikator soal yang disusun; Menelaah soal tes yang telah di buat;
Melakukan ujicoba terhadap instrumen / tes yang sudah di buat dan dirakit;
Melakukan analisis terhadap butir soal hasil ujicoba; Melakukan perbaikan
terhadap butir soal tes berdasarkan informasi analisis butir soal; Merakit soal tes
yang valid; Melaksanakan tes; Menafsirkan hasil tes.
B. Mengukur Hasil Belajar
Para ahli pendidikan mendefinisikan hasil belajar sebagai berikut: 1) Hasil
belajar adalah Proses belajar yang dialami oleh murid menghasilkan perubahan
20
dalam bidang pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap. Adanya
perubahan itu nampak dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh murid terhadap
pertanyaan atau tugas-tugas yang telah diberikan oleh guru (Winkel, 1992); 2) hasil
belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah
diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh
siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi
pelajaran (Dimyati dan Mudjiono, 2006); 3) hasil belajar adalah apa yang diperoleh
siswa setelah dilakukan aktifitas belajar (Djamarah dan Zain, 2006); 4) Hasil belajar
adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat di
amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut
dapat di artikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik
sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu (Hamalik, 2008); 5) Hasil belajar
merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator
kompetensi dan derajat perubahan prilaku yang bersangkutan. Kompetensi yang
harus dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai
wujud hasil belajar siswa yang mengacu pada pengalaman langsung (Mulyasa,
2008); 6) Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Suprijono, 2009). 7) Hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajar (Sudjana, 2010). Berdasarkan definisi hasil belajar yang
dikemukakan oleh para ahli, peneliti dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti kegiatan / proses pembelajaran
/ pemberian pengalaman belajar yang dapat berupa sikap, keterampilan atau
pengetahuan.
Untuk mengetahui hasil belajar seseorang diperlukan sebuah instrumen
yang disebut dengan tes. Tes di perguruan tinggi berfungsi untuk menilai atau
mengukur keberhasilan proses, out put, dan out come seseorang selama melakukan
proses pembelajaran. Pengukuran terhadap hasil belajar seseorang harus dilakukan
secara menyeluruh, baik aspek kognitif/ cognitive domain, sikap atau aspek afektif
/ affective domain, dan keterampilan atau aspek psikomotor / psychomotor domain
(Johanson, 2009). Ketiga aspek tersebut tidak dapat dilepaskan dari proses evaluasi
21
hasil belajar. Dalam konteks evaluasi hasil belajar, termasuk didalamnya ujian
komprehensif mahasiswa, ketiga domain atau ranah itulah yang harus dijadikan
sasaran kegiatan evaluasi.
1. Tes Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang berkaitan dengan tingkat pengetahuan
hingga evaluasi menurut taksonomi Bloom yang belum direvisi. Ranah kognitif
secara hierarkis memiliki enam tingkatan, yaitu: tingkat pengetahuan (knowlegde);
tingkat pemahaman (comprehension); tingkat penerapan (aplication); tingkat
analisis (analysis); tingkat sintesis (syntesis); evaluation (tingkat evaluasi).
Gambar 2.3 Primaida taksonomi Bloom yang di revisi
Piramida di atas dapat diinterpretasikan secara logika adalah sebagai
berikut: Sebelum memahami sebuah konsep maka harus mengingatnya terlebih
dahulu; Sebelum menerapkan maka harus memahaminya terlebih dahulu; -
Sebelum menganalisa maka harus menerapkannya dulu; Sebelum mengevaluasi
maka harus menganalisa dulu; Sebelum berkreasi atau menciptakan sesuatu, maka
harus mengingat, memahami,mengaplikasikan, menganalisis dan mengevaluas i.
Proses pembelajaran dapat dimulai dari tahap mana saja tergantung kreasi
tiap orang. Pada pebelajaran yang terintegrasi pentahapan ini menjadi sangat cocok
a. Kemampuan Berpikir pada Orde Lebih Tinggi (higher order thinking)
Untuk tingkat perguruan tinggi kemampuan kognitif yang cocok adalah
kemampuan berpikir orde lebih tinggi (higher order thinking). kemampuan berpikir
22
orde lebih tinggi (HOTS) adalah kemampuan berpikir yang tidak sekedar
mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan
pengolahan (recite). Kemampuan yang diujikan pada higher order thinking skills
menurut Kemdikbud (2016) antara lain: 1) transfer satu konsep ke konsep lainnya;
2) memproses dan menerapkan informasi; 3) mencari kaitan dari berbagai informasi
yang berbeda-beda; 4) menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah; 5)
menelaah ide dan informasi secara kritis.
Berpikir orde lebih tinggi terjadi ketika seseorang mengambil informasi
baru dan informasi yang tersimpan dalam memori dan saling terhubungkan atau
menata kembali dan memperluas informasi ini untuk mencapai tujuan atau
menemukan jawaban yang mungkin dalam situasi membingungkan. Menurut
Krathworl (2002) dalam A revion of Bloom’s Taxonomy: an overview – theory Into
Practice menyatakan bahwa indikator untuk mengukur kemampuan berpikir orde
lebih tinggi (higher order thinking), meliputi: menganalisis, mengevaluasi,
mencipta.
Tabel 3. 1 Kata Kerja Operasional Keterampilan Berpikir Orde Lebih Tinggi
Menurut Krathworl (2002)
Kategori Penjelasan
Menganalisis
Kemampuan memisahkan konsep kedalam beberapa
komponen dan menghubungkan satu sama lain untuk memperoleh pemahaman atas konsep tersebut secara utuh.
Contoh:
Menganalisis penyebab meningkatnya Harga pokok penjualan dalam laporan keuangan dengan memisahkan
komponen- komponennya.
Kata kerja operasional yang digunakan: Menganalisa, mendiskriminasikan, membuat skema /
diagram, membedakan, membandingkan, mengkontraskan, memisahkan, membagi, menghubungkan, menunjukan
hubungan antara variabel, memilih, memecah menjadi beberapa bagian, menyisihkan, dan mempertentangkan.
Mengevaluasi/ menilai
Kemampuan menetapkan derajat sesuatu berdasarkan norma,
kriteria atau patokan tertentu
Contoh: Membandingkan hasil ujian peserta tes dengan kunci
jawaban.
23
Kategori Penjelasan
Kata kerja operasional yang digunakan: Mengkaji ulang, membandingkan, menyimpulkan,
mengkritik, mengkontraskan, mempertentangkan menjustifikasi, mempertahankan, mengevaluasi,
membuktikan, memperhitungkan, menghasilkan, menyesuaikan, mengkoreksi, melengkapi, menemukan.
Mencipta
Kemampuan memadukan unsur-unsur menjadi sesuatu
bentuk baru yang utuh dan koheren, atau membuat sesuatu yang orisinil.
Contoh:
Membuat kurikulum dengan mengintegrasikan pendapat dan materi dari beberapa sumber.
Kata kerja operasional yang digunakan:
Merakit, merancang, menemukan, menciptakan, memperoleh, mengembangkan, memformulasikan,
membangun, membentuk, melengkapi, membuat, menyempurnakan, melakukan inovasi, mendisain,
menghasilkan karya.
Soal berpikir orde lebih tinggi “tidak” selalu soal yang lebih sukar. Ada
kalanya soal-soal mengingat (recall) menjadi lebih sukar. Misal soal yang
menanyakan tentang tanggal lahir seorang tokoh, tempat berlangsungnya suatu
kejadian, perhitungan matematis yang mengandalkan ingatan rumus, nama latin
suatu organisme, ataupun detail kronologis tempat dan lokasi; akan menjadi soal
yang sangat sulit jika peserta tes sama sekali lupa dengan informasi tersebut.
Sebaliknya soal-soal yang bersifat konseptual, dapat dinalar yang merupakan soal
berpikir orde lebih tinggi tidak bergantung kepada ingatan dan hafalan. Contoh
berikut memberikan ilustrasi mengenai soal berpikir orde lebih tinggi “bukanlah”
soal yang pasti lebih sukar (Kemdikbud, 2016).
Ilustrasi soal berpikir orde rendah yang lebih sukar dibandingkan soal
berpikir orde lebih tinggi:
24
Eubacteria yang dapat menghasilkan zat racun pada makanan kemasan dalam
kaleng adalah....
A. Pseudomonals sp.
B. Thiobacillus ferrooksidans
C. Clostridium botulinum
D. Escherichia coli
E. Acetobacter xylinum
Kemdikbud, 2016
Gambar yang diajikan di atas menunjukkan: soal pertama merupakan
pertanyaan yang mengukur kemampuan mengingat (recalling). Pertanyaan in
termasuk kategori berpikir orde rendah, namun soal ini menjadi sulit jika peserta
tes lupa mengenai informasi spesifik tersebut. Soal kedua merupakan pertanyaan
yang mengukur kemampuan bernalar (reasoning). Pertanyaan kedua termasuk
kategori kemampuan berpikir ode lebih tinggi, tetapi lebih mudah di jawab jika
memiliki konsep yang diharapkan penanya.
Pertanyaan berpikir orde lebih tinggi biasanya di tandai oleh adanya
konstektualitas dan keberfungsian stimulus. Seringkali penulis soal fokus mencari
stimulus yang menarik dan kontekstual, namun sulit mencari kaitan antara stimulus
dengan indikator kemampuan yang akan diukur. Jika sebuah soal dapat dijawab
25
tanpa melihat stimulus, ini menunjukkan soal belum berpikir orde lebih tinggi.
Berikut ini kriteria stimulus yang baik digunakan dalam penyusunan soal/instrumen
menurut Kemdikbud (2016):
1) Substantif dan menarik untuk dibaca
2) Menarik perhatian bagi peserta ujian
3) Ditulis dan dirancang dengan baik
4) Cukup menantang (optimal), tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit
5) Secara faktual benar
6) Mengantar pada pertanyaan
7) Cerita utuh dan serba-cakup (self-contained)
Dalam menyusun soal/instrumen berpikir orde lebih tinggi, penulis soal
harus memiliki persepsi bahwa higher bukalah highest. Soal berpikir orde lebih
tinggi bukan hanya soal yang tidak sekedar: mengingat, menyatakan kembali,
merujuk atau menyajikan tanpa proses mengolah. Soal HOT bukanlah selalu soal
dengan level berpikir tertinggi seperti: mengevaluasi, berkreasi dan
mengomunikasikan. Beberapa kompetensi yang menjadi ciri soal berpikir orde
lebih tinggi adalah kompetensi untuk memproses informasi, memilah informasi,
mengaitkan informasi, ataupun menelaah berbagai informasi. Sehingga untuk
menghasilkan soal HOT akan lebih mudah jika digunakan stimulus soal yang berisi
beberapa informasi yang relevan.
Berikut ini ada beberapa tips dalam menyusun soal / instrumen berpikir orde
lebih tinggi yaitu:
1) Menggunakan konteks yang ada di dunia nyata, bukan hayalan atau mengada-
ada. Konteks yang bisa disajikan berupa: masalah/problem, aturan, hasil
eksperimen, fakta / fenomena dalam kehidupan sehari-hari dan lain-lain.
2) Instrumen soal dapat dikaitkan dengan analisis visual dengan menyajikan
sebuah gambar, wacana argumentasi, laporan observasi, iklan, grafik atau
bagan, dll.
3) Instrumen soal dapat menanyakan alasan dari jawaban yang diberikan oleh si
penanya. Cara yang dimunculkan dapat: (a) menyimpulkan argumentasi secara
26
cepat, (b) memberikan alasan yang mendukung argumen yang disajikan, (c)
memberikan alasan tidak mendukung argumen yang disajikan
Soal berpikir orde lebih tinggi dapat disusun menjadi soal obyektif maupun
non obyektif. Salah kalau ada anggapan / persepsi kemampuan berpikir orde lebih
tinggi tidak dapat diukur melalui soal obyektif khususnya pilihan ganda. Soal
pilihan ganda format obyektif dapat mengukur level berpikir lebih tinggi seperti
yang dilakukan Programme For International Students Assessment (PISA) yang
berformat pilihan ganda namun dapat mengukur keterampilan berpikir orde lebih
tinggi. Soal obyektif format: mencocokkan, benar-salah, ya-tidak juga sangat
memungkinkan untuk dijadikan instrumen untuk mengukur keterampilan berpikir
orde lebih tinggi. Perlu diperhatikan, soal non obyektif memang lebih fleksible
untuk mengukur kemampuan berpikir orde lebih tinggi, hal ini jika ditunjang
dengan rubrik peskoran yang baik tentunya. Proses pembuatan rubrik penskoran
tidak mudah. Rubrik yang baik harus mudah dimengerti dan dipahami, terstandar,
memiliki beragam penskoran (mampu memayungi berbagai kemungkinan jawaban
peserta tes), memiliki gradasi tingkatan benar/salah dengan jelas sehingga dapat
menghasilkan skor yang konsisten.
2. Tes Afektif
Pengukuran ranah afektif jarang sekali dilakukan di perguruan tinggi. Ada
banyak kendala yang menyebabkan hal tersebut tidak terjadi, diantaranya: cara
pengukuran afektif merepotkan bagi dosen terutama di perguruan tinggi, tidak
semudah pengukuran ranah kognitif, ada kesulitan dalam membuat instrumen yang
betul-betul bisa mengukur sikap yang diharapkan. Kompetensi sikap yang diukur
adalah sikap / ekspresi nilai-nilai / pandangan hidup yang dimiliki seseorang yang
diwujudkan atau akan diwujudkan dalam bentuk perilaku.
Pengukuran afektif tidak dapat dilakukan setiap saat. Pengubahan sikap
seseorang memerlukan waktu yang cukup lama, harus mempertimbangkan minat,
penghargaan, dan nilai-nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan:
Menerima (Receiving); Menjawab (Respoding);.Menilai (Valuing); Organisasi
(organization); Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks
27
nilai (characterization by a value complex). Tujuan dilakukannya tes afektif adalah:
mendapatkan umpan balik (feedback) bagi dosen maupun seseorang untuk
memperbaiki proses belajar mengajar; mengetahui perubahan tingkah laku
seseorang yang dicapai sebagai bahan perbaikannya.
Tabel 2. 1 Contoh Indikator Sikap
Sikap dan
Pengertian Indikator
Sikap spiritual Menghargai dan menghayati ajaran
agama yang dianut
- Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu.
- Menjalankan ibadah tepat waktu. - Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi
sesuai agama yang dianut. - Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang
Maha Esa;
- Mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri
- Mengucapkan syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu.
- Berserah diri (tawakal) kepada Tuhan setelah
berikhtiar atau melakukan usaha. - Menjaga lingkungan hidup di sekitar rumah tempat
tinggal, sekolah dan masyarakat - Memelihara hubungan baik dengan sesama umat
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
- Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai bangsa Indonesia.
- Menghormati orang lain menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.
Sikap sosial - Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan
- Tidak menjadi plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber)
- Mengungkapkan perasaan apa adanya - Menyerahkan kepada yang berwenang barang yang
ditemukan
- Membuat laporan berdasarkan data atau informasi apa adanya
- Mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki
Jujur
adalah perilaku dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,
dan pekerjaan.
Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku
tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
dan peraturan.
- Datang tepat waktu - Patuh pada tata tertib atau aturan bersama/ sekolah - Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan
waktu yang ditentukan - Mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan
benar
Tanggungjawab - Melaksanakan tugas individu dengan baik
28
Sikap dan
Pengertian Indikator
adalah sikap dan
perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan
Yang Maha Esa
- Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
- Tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat
- Mengembalikan barang yang dipinjam - Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang
dilakukan
- Menepati janji - Tidak menyalahkan orang lain utk kesalahan
tindakan kita sendiri
- Melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh/diminta
Toleransi
adalah sikap dan tindakan yang
menghargai keberagaman latar belakang, pandangan,
dan keyakinan
- Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat - Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan
pendapatnya - Dapat menerima kekurangan orang lain - Dapat mememaafkan kesalahan orang lain
- Mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki keberagaman latar belakang,
pandangan, dan keyakinan
- Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain
- Kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan orang lain agar dapat
memahami orang lain lebih baik
- Terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima sesuatu yang baru
Gotong royong
adalah bekerja bersama-sama dengan orang lain untuk
mencapai tujuan bersama dengan saling
berbagi tugas dan tolong menolong secara ikhlas.
- Terlibat aktif dalam bekerja bakti membersihkan
kelas atau sekolah - Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan
- Bersedia membantu orang lain tanpa mengharap imbalan
- Aktif dalam kerja kelompok
- Memusatkan perhatian pada tujuan kelompok
- Tidak mendahulukan kepentingan pribadi
- Mencari jalan untuk mengatasi perbedaan pendapat/pikiran antara diri sendiri dengan orang lain
- Mendorong orang lain untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama
29
Sikap dan
Pengertian Indikator
Santun atau sopan
adalah sikap baik dalam pergaulan baik
dalam berbahasa maupun bertingkah laku. Norma
kesantunan bersifat relatif, artinya yang
dianggap baik/santun pada tempat dan waktu tertentu bisa
berbeda pada tempat dan waktu yang lain.
- Menghormati orang yang lebih tua.
- Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan takabur. - Tidak meludah di sembarang tempat.
- Tidak menyela pembicaraan pada waktu yang tidak tepat
- Mengucapkan terima kasih setelah menerima
bantuan orang lain - Bersikap 3S (salam, senyum, sapa)
- Meminta ijin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggunakan barang milik orang lain
- Memperlakukan orang lain sebagaimana diri
sendiri ingin diperlakukan
Percaya diri
adalah kondisi mental atau psikologis
seseorang yang memberi keyakinan kuat untuk berbuat
atau bertindak
- Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-
ragu. - Mampu membuat keputusan dengan cepat - Tidak mudah putus asa
- Tidak canggung dalam bertindak - Berani presentasi di depan kelas
- Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan
BPSDM Kemdikbud (2013)
Informasi terkait sikap dan perbuatan dapat diperoleh dengan cara nontes.
Cara mengetahui sikap seseorang dapat dilakukan melalui: observasi, wawancara,
angket, sosiometri, catatan anekdote, dan sebagainya. Pedoman observasi
dilengkapi dengan rubrik petunjuk penskoran. Rubrik memuat uraian penilaian
skala atau daftar cek. Pada tahap akhir harus di sediakan petunjuk penskoran yang
berfungsi untuk memberikan pedoman dalam memberikan skor / nilai akhir.
Sikap yang cocok dalam untuk bidang sains adalah sikap ilmiah. Sikap
ilmiah merupakan sikap yang diperlihatkan para ilmuwan saat melakukan kegiatan
ilmiah. Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki seorang ilmuwan atau
akademisi untuk memecahkan suatu perosalan / masalah secara sistematis melalui
langkah-langkah ilmiah. Berikut ini adalah sikap ilmiah yang dikembangkan dalam
penelitian ini:
a. Jujur dan Obyektif; Seorang sainstis harus jujur dan mau menerima kenyataan
dari hasil penelitiannya, tidak mengada-ada dan tidak merekayasa / rubah data
30
hasil penelitiannya. Objektif, sesuai dengan fakta yang ada. Hasil penelitian
tidak boleh dipengaruhi perasaan pribadi. Semua yang dikemukakan harus
berdasarkan fakta yang diperoleh. Seorang peneliti / ilmuwan harus jujur dalam
mengambil dan mengolah data. Tidak boleh terjadi pemalsuan (manipulasi)
dalam pengambilan data, meskipun hasilnya tidak sesuai dengan keinginannya.
b. Teliti dan kritis; bertindak hati-hati, tidak ceroboh. Meragukan dan memeriksa
bagian dari bukti yang tidak cocok dengan pola temuan lain. Selalu melakukan
tindakan yang teliti dalam melakukan penelitian, hal ini akan mengurangi
kesalahan-kesalahan sehingga menghasilkan data yang baik dan kesimpulan
yang dipercaya.
c. Menghargai karya orang lain; mau menerima dan menghargai hasil pemikiran
atau hasil karya yang dihasilkan oleh orang lain sebagai pengakuan atas kinerja
atau hasil kerja keras mereka.
d. Sikap terbuka; Terbuka menerima pendapat yang benar; artinya bahwa kita
tidak boleh mengklaim diri kita yang paling benar atau paling hebat. Kalau ada
pendapat lain yang lebih benar/tepat, kita harus menerimanya. Seorang peneliti
harus dapat berterus terang, berpikir positif, dan bersedia mendengar dan
menerima pendapat orang lain. Kritikan, saran, dan masukan dapat membuat
hasil penelitian menjadi lebih baik.
e. Disiplin; sikap atau tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan atau peraturan / komitmen terhadap keputusan atau janji.
f. Kerja keras / tekun ; tidak mudah putus asa, ulet, gigih dalam melakukan
penelitian terhadap suatu masalah. Seorang saintis harus mau melakukan
penelitian yang berulang untuk mendapatkan data yang akurat, sehingga
diperoleh kesimpulan akurat. Seorang peneliti tidak cepat berputus asa jika
mengalami kegagalan dalam suatu penelitian, seorang peneliti harus segera
mencari penyebab kegagalan itu.
g. Kreatif; memiliki ide yang berbeda sudut pandangnya guna mendapatkan
sesuatu yang baru. Berani mencoba untuk mencari jawaban atas berbagai
pertanyaan yang ada di pikiran kita dengan cara yang berbeda.
31
h. Rasa ingin tahu / sikap ingin menemukan; sikap awal / dasar yang harus dimiliki
untuk melakukan penelitian dalam rangka mendapatka sesuatu yang baru. Rasa
ingin tahu tentang sesuatu tidak akan pernah terwujud tanpa keberanian untuk
mencoba.
i. Peduli lingkungan; tidak merusak lingkungan yang ada di sekitar, mampu
melestarikan lingkungan dengan berbagai cara seperti hemat energi. Kelestarian
alam juga menjadi tanggung jawabnya juga.
j. Tanggung jawab dan kemandirian; Seorang peneliti harus bertanggung jawab
terhadap hasil penelitiannya, baik secara ilmiah maupun moral. Tidak
mengandalakan orang lain.
k. Kesadaran terhadap Tuhan YME; Seorang peneliti harus senantiasa bersyukur
dan menyadari bahwa semua hasil penelitian / kesimpulan yang diperoleh
merupakan atas kehendak-Nya.
3. Tes Psikomotorik
Pengukuran aspek psikomotorik merupakan pengukuran yang dilakukan
terhadap hasil belajar berupa keterampilan. Aspek ini merupakan keterampilan
yang membutuhkan koordinasi jasmani. Aspek Psikomotorik dibedakan menjadi
dua, yaitu: keterampilan (skills) dan kemampuan (abilities). Kriteria untuk
mengukur keterampilan seseorang sekurang-kurangnya 30 menit. Kurang dari
waktu tersebut diperkirakan para penilai belum dapat menangkap gambaran tentang
pola keterampilan yang mencerminkan kemampuan seseorang. Mengukur ranah
psikomotor dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah sebagai
berikut: tes paper and pencil; tes identifikasi; tes simulasi; tes unjuk kerja.
Keterampilan yang cocok untuk bidang studi sains termasuk fisika adalah
ketermapilan proses sains. Para ilmuwan melaksanakan suatu proses dengan
langkah-langkah tertentu. Aktivitas atau cara kerja ilmuwan diaplikasikan dalam
kegiatan belajar mengajar yang dikenal dengan Keterampilan Proses Sains (KPS)
(Poedjiadi: 1999). Rustaman (2000) berpendapat bahwa KPS adalah suatu
keterampilan yang melibatkan keterampilan intelektual, manual, dan sosial yang
digunakan untuk membangun dan menyempurnakan pemahaman yang sudah
32
terbentuk. Rustaman mengidentifikasi jenis-jenis keterampilan yang termasuk KPS
terlihat pada tabel berikut.
Tabel 3. 2 Jenis dan Indikator Keterampilan Proses Sains
Jenis KPS Indikator
Mengamati - Menggunakan berbagai indra. - Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan
dan memadai.
Mengklasifikasi
(mengelompokkan)
- Mencatat setiap pengamatan secara terpisah. - Mencari perbedaan dan persamaan. - Mengontaraskan ciri–ciri.
- Membandingkan. - Mencari dasar pengelompokkan.
Menafsirkan (interfretasi)
- Menghubungkan hasil–hasil pengamatan.
- Menemukan pola atau keteraturan dalam suatu seri pengamatan.
- Menyimpulkan.
Meramalkan (prediksi)
- Menggunakan pola atau keteraturan hasil pengamatan.
- Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada
keadaan yang belum terjadi.
Mangajukan
pertanyaan
- Bertanya apa, bagaimana, dan mengapa. - Bertanya untuk meminta penjelasan.
- Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis.
Mengajukan hipotesis
- Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian.
- Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih
banyak atau melakukan cara pemecahan masalah.
Merencanakan percobaan/penelitian
- Menentukan alat, bahan, atau sumber yang akan digunakan.
- Menentukan variabel atau faktor penentu. - Menentukan apa yang akan diatur, diamati, dicatat. - Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa
langkah kerja.
Menggunakan
alat/bahan/sumber
- Memakai alat dan atau bahan dan atau sumber. - Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat dan
atau bahan dan atau sumber. - Mengetahui bagaimana menggunakan alat dan atau
bahan dan atau sumber.
Menerapkan konsep
- Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam
situasi baru. - Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk
menjelasakan apa yang sedang terjadi.
33
Jenis KPS Indikator
Melakukan komunikasi
- Memerikan atau menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik atau
tabel atau diagram atau mengubahnya dalam bentuk salah satunya.
- Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas.
- Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian.
- Membaca grafik atau tabel atau diagram. - Mendiskusikan hasil kegiatan suatu maslah atau
suatu peristiwa.
Melaksanakan percobaan
- Mencakup seluruh keterampilan proses.
Sumber: Nuryani (2000)
C. Tes Berbasis Komputer / Computer Based Test (CBT)
Tes berbasis komputer merupakan tes yang penyelenggaraanya
menggunakan bantuan komputer. Karakteristik tes ini sama dengan tes
konvensional. Perbedaannya hanya terletak pada teknik penyampaian (delivery)
soal yang tidak lagi meggunakan kertas (paperless) untuk naskah soal maupun
lembar jawaban. Koreksi dan penskoran dilakukan oleh komputer secara langsung.
Peserta bisa mengerjakan dan melihat butir soal dari nomor pertama sampai dengan
terakhir (Suprananto, 2008). Ada empat bentuk model tes berbasis komputer dan
internet yang dikembangkan ITC, yaitu:
34
Gambar 2. 4 Model tes berbasis komputer (CBT) Pead, D. (2012)
CBT dapat dilaksankan di laboratorium komputer yang telah terkoneksi
dengan jaringan intranet atau internet. Ada banyak keuntungan melakukan CBT,
diantaranya: mengijinkan melakukan tes di saat yang tepat bagi peserta,
mengurangi waktu untuk pekerjaan penilaian tes dan membuat laporan tertulis,
menghilangkan pekerjaan logistik seperti mendistribusikan, menyimpan dan tes
menggunakan kertas, peserta tes dapat langsung mengetahui hasil tes. Sedangkan
kerugiaannya yaitu, adanya ketergantungan dengan peralatan seperti komputer,
membutuhkan lab komputer yang memadai (hardware dan software) (Crisp, 2011).
Mekanisme pelaksanaan CBT dapat dilakukan dengan beragam cara,
diantaranya: secara offline, semi offline, dan online Pead, D. (2012).
Gambar 2.5 Mekanisme CBT secara offline, semi offline, dan online Pead, D.
(2012)
35
C. Hasil Penelitian Relevan
1. Ramos, J. L. S., Dolipas, B. B., & Villamor, B. B. (2013). Higher order thinking
skills and academic performance in physics of college students: A regression
analysis. International Journal of Innovative Interdisciplinary Research, 1(4),
48-60. Artikel jurnal tersebut menyatakan bahwa kemampuan berpikir orde
lebih tinggi mahasiswa pada matakuliah fisika berhubungan dengan
kemampuan fisika mahasiswanya. Untuk mengukur kemampuan mahasiswa
dapat digunakan tes kemampuan berpikir orde lebih tinggi.
2. Hong Lin and Francis Dwyer, The Fingertip Effects of Computer-based
Assessment in Education. Volume 50, Number 6 TechTrends 2006. Artikel
jurnal tersebut menyatakan bahwa: computer based assessment memberikan
pengaruh pada dunia pendidikan. Pengaruh yang diberikan berupa efektivitas,
dan efisiensi kinerja pendidikan. Low coast karena paper less, menghasilkan
validitas instrumen yang tinggi.
3. Istiyono, E., & Si, M. (2013). Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika
memiliki tahapan-tahapan dalam pengembangannya, tidak sama dengan proses
pengembangan instrumen kognitif biasa.
D. Kerangka Berpikir
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan universitas yang memiliki visi
menuju world class university. Untuk mempersiapkan menuju kearah itu di
perlukan beberapa komponen yang menjadi bagian atau ciri dari sebuah world class
university, diantaranya adalah: memiliki kinerja pendidikan dan proses perkuliahan
ke arah proses pembelajaran yang efektif, efisien, dan inovatif untuk menghasilkan
pendidikan yang bermutu. Hal ini akan menghasilkan kualitas lulusan yang bermutu
tinggi dan baik. Namun sayangnya UIN belum memiliki lembaga khusus yang bisa
manjamin kualitas lulusan dengan standar mutu yang baik. Kualitas kompetensi
lulusan dapat terukur melalui sebuah instrumen yang mengukur kompetensi lulusan
dengan kualitas baik. Instrumen yang juga bisa mengukur kemampuan atau
keterampilan yang harus dimiliki lulusan dalam menghadapi abad ke 21. Salah satu
36
cara teknik pengukuran kompetensi yang dapat dilakukan dengan cepat dan tepat
serta menghasilkan kinerja yang efektif dan efisien yang memiliki daya dukung
terhadap proses perkuliahan dan kinerja pendidikan adalah melalui ujian
komprehensif berbasis komputer atau computer based test (CBT). Alur kerangka
berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2. 6 Bagan Alur Kerangka Berpikir Penelitian
E. Hipotesis
Hipotesis dalam peneltian pengembangan ini adalah “Apakah instrumen
ujian komprehensif berbasis CBT dapat mengukur kompetensi mahasiswa pada
Program Studi Pendidikan Fisika dengan efektif, praktis, dan dapat diterima oleh
mahasiswa dan pengelola Program Studi?”
37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
pengembangan (development studies / development research) dengan pendekatan
siklikal. Metode pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode yang dikembangkan oleh Van de Akker. Penggunaan metode penelitian
seperti ini bertujuan untuk menghasilkan prinsip disain yang dapat digunakan untuk
memecahkan permasalahan di bidang pendidikan (Akker, 2006). Tahapan /
prosedur pengembangan yang digunakan mengikuti tahapan dari Van de Akker.
Adapun tahapannya adalah: preliminary reaseach, prototyping stage, summative
evaluation, dan systematic reflection and documentation.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian di lakukan di Program Studi Pendidikan Fisika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Jakarta. Penelitian dilakukan selama empat bulan, mulai Juli
sampai Oktober 2016.
C. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan instrumen ujian komprehensif melalui CBT pada
Program Studi Pendidikan Fisika ini tahapan / prosedur pengembangan yang
digunakan mengikuti tahapan berikut:
37
38
Gambar 3. 1 Bagan Prosedur Penelitian Pengembangan instrumen ujian
komprehensif mahasiswa melalui CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika
1. Penelitian Pendahuluan (Preliminary research)
Tahap pertama kegiatan penelitian ini yaitu melakukan studi pendahuluan.
Studi pendahuluan dilakukan melalui survey di lapangan dan studi literatur/
pustaka. Tahapan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran / informasi yang
lengkap mengenai instrumen ujian komprehensif yang telah dilakukan /
diimplementasikan pada tahun-tahun sebelumnya. Studi pendahuluan dilakukan
dengan cara menalaah naskah instrumen ujian komprehensif di Program Studi
39
Pendidikan Fisika yang digunakan tahun 2015, 2014, dan 2013. Langkah kegiatan
tahap pendahuluan ini meliputi:
a. Studi Lapangan
Tujuan studi lapangan dalam penelitian ini ini adalah mendapatkan
informasi tentang: jenis kemampuan yang di diukur instrumen komprehensif tahun-
tahun sebelumnya (kognitif, afektif, psikomotorik) beserta aspeknya; bentuk tes;
konten / isi / materi yang diujikan; proses pelaksanaan ujian komprehensif; proses
pemeriksaan/pengoreksian; dokumentasi naskah dan hasil.
Tabel 3. 1 Format Penelaahan Naskah Ujian Komprehensif
Instrumen komprehensif yang di telaah : Pendidikan / Konten fisika (*
Tahun Pelaksanaan Komprehensif : 2015 / 2014 / 2013
No.
Soal
Jenis kemampuan yang diukur Bentuk
Tes
Materi
Tes
Proses
pelaksanaan
Proses
pemeriksaan Kognitif Afektif Psikomotorik
b. Studi Pustaka
Tujuan dari studi pustaka dalam penelitian ini adalah mendapatkan
informasi tentang: bentuk tes yang dapat digunakan untuk ujian komprehensif;
aspek kemampuan yang diukur (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dengan melihat
kurikulum Program Studi; proses penyusunan tes komprehensif yang ideal; konten
dan aspek kemampuan yang pantas diukur untuk tingkat perguruan tinggi (mengacu
pada higher order thinking, keterampilan proses sains, sikap ilmiah); teknis
pelaksananaan tes yang efektif, efisien, dan tepat guna; Teknis dalam melakukan
analisis tes untuk menghasilkan tes yang valid; Pendokumentasian tes.
2. Tahap Prototipe (Prototyping Stage)
Tahap kedua kegiatan penelitian ini yaitu membuat rancangan desain
instrumen (prototype product). Rancangan desain instrumen ujian komprehensif
berbasis CBT ini didasarkan pada kajian pendahuluan yang diperoleh pada ditahap
pertama.
40
Gambar 3. 2 Konsep / Desain Tes komprehensif berbasis CBT pada Program
Studi Pendidikan Fisika
Tes komprehensif berbasis komputer (CBT) pada Program Studi pendidikan
fisika yang akan dikembangkan, akan mengukur tiga kompetensi yaitu: kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Kemampuan kognitif yang diukur mengarah kepada
kemampuan berpikir orde lebih tinggi (higher order thinking): Menganalisis,
Mengevaluasi/menilai, Mencipta. Kemampuan psikomotorik yang diukur adalah
keterampilan proses sains: mengamati, mengklasifikasi (mengelompokkan),
menafsirkan (interfretasi), meramalkan (prediksi), mangajukan pertanyaan,
mengajukan hipotesis, merencanakan percobaan/penelitian, menggunakan
alat/bahan/sumber, menerapkan konsep, melakukan komunikasi, melaksanakan
percobaan. Apektif, sikap yang diukur adalah sikap ilmiah: jujur, disiplin, kerja
keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, peduli lingkungan, tanggung jawab,
demokratis.
Terdapat lima tahapan yang harus diiukti dalam menghasilkan instrumen
komprehensif berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika diantaranya,
yaitu: tahap pertama, menentukan materi esensial; tahap kedua, menentukan bentuk
pelaksanaan tes; tahap ketiga, penulisan butir soal; tahap kempat, melakukan uji
coba; dan tahap kelima, perakitan soal dalam bentuk CBT.
41
Berikut ini tahapan-tahapan dalam menghasilkan instrumen komprehensif
berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika.
Gambar 3. 3 Alur Desain Instrumen Komprehensif berbasis CBT pada Program
Studi Pendidikan Fisika
42
Uji coba butir soal pada tahap empat bertujuan untuk mengetahui kelayakan
produk yang dihasilkan, terdiri dari: uji ahli (expert judgement); uji coba kepada
pengguna / mahasiswa dan pengelola prodi; uji-lapangan (field testing) skala besar.
Expert review bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai instrumen yang
dikembangkan dari perspektif ahli. Uji coba pengguna dan lapangan bertujuan
untuk mendapatkan informasi dari perspektif pengguna.
3. Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation)
Tahap ketiga kegiatan penelitian ini yaitu kegiatan riview atau evaluasi
secara menyeluruh terhadap instrumen komprehensif berbasis CBT yang
dihasilkan. Tahapan ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari instrumen
komprhensif berbasis CBT yang dihasilkan. Instrumen komprehensif berbasis CBT
konten pendidikan telah di ujikan kepada 83 orang mahasiswa, sedangkan konten
fisika diujicobakan kepada 63 orang mahasiswa.
Tahap ini dilakukan dengan cara memberikan angket terhadap sejumlah
mahasiswa yang telah mengikuti ujian komprehensif berbasis CBT dan pengelola
Program Studi. Pengelola program studi juga dimintai pendapatnya mengenai
pelaksanaan ujian komprehensif berbasis CBT ini. Data yang diperoleh digunakan
untuk mengukur keefektivitasan, kepraktisan, dan penerimaan instrumen.
4. Refleksi Sistematik dan Dokumentasi (Systematic Reflection and
Documentation)
Tahap keempat kegiatan penelitian ini yaitu refleksi sistematik dan
dokumentasi, yaitu tahap penyusunan deskripsi proses pengembangan instrumen
komprehensif mahasiswa berbasis CBT mulai dari rancangan hingga jadi,
divisualisasikan dalam bentuk model (sebagai outline) sehingga dapat dipahami
secara utuh: bagaimana penggunaanya, argumentasi pentingnya instrumen yang
dikembangkan, kekhasan instrumen yang dikembangkan.
D. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi
Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta semester sembilan ke atas.
43
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester sembilan ke atas yang
belum lulus ujian komprehensif fisika dan pendidikan. Subyek penelitian terdiri
dari mahasiswa angkatan 2010, 2011 dan angkatan 2012.
Subyek dalam penelitian di pilih secara purposive. Berdasarkan pendapat
Nomogram Harry King, untuk tingkat kesalahan 0,05 atau 5 % maka besar sampel
diperoleh 70 % dari populasi. Subyek penelitian mahasiswa angkatan 2012 yang
belum lulus ujian komprehensif adalah 50 orang, minimal sampel dari angkatan
2012 adalah 56 orang. Mahasiswa angkatan 2011 yang belum lulus ujian
komprehensif sebanyak 9 orang, minimal sampel dari angkatan 2011 adalah 6
orang. Sedangkan Mahasiswa angkatan 2010 yang belum lulus ujian komprehensif
hanya 2 orang, minimal sampel dari angkatan 2010 adalah 1 orang. Jumlah sampel
penelitian ini adalah 63 orang ujian komprehensif konten fisika dan 83 orang konten
pendidikan.
Berikut ini subyek penelitian pada masing-masing tahapan penelitian ini:
a. Pada tahap preliminary research yang menjadi subyek penelitian adalah:
manajemen program studi / staf / pengelola ujian komprehensif, dan dosen
pembuat naskah soal konten fisika, dan konten pendidikan.
b. Pada tahap prototyping stage yang menjadi subyek penelitian adalah: ahli
pemrograman, ahli pembelajaran, dan ahli konten fisika, mahasiswa yang
pernah beberapa kali meningkuti ujian komprehensif (mahasiswa angkatan
2010, dan 2011)
c. Pada tahap summative evaluation yang menjadi subyek penelitian adalah: staf
dan pengelola program studi, mahasiswa angkatan 2010, 2011 yang belum lulus
kompre dan mahasiswa angkatan 2012.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen non tes.
Instrumen yang digunakan bertujuan untuk mengetahui validitas, efektivitas, dan
kepraktisan instrumen yang dikembangkan. Instrumen non tes yang digunakan
diantaranya: pedoman wawancara, angket penilaian ahli, dan angket komentar
siswa. Berikut ini instrumen yang digunakan dalam penelitian pada tiap tahapan:
44
Tabel 3. 3 Penggunaan Instrumen dalam Penelitian
Tahapan
Penelitian Instrumen Penelitian
Preliminary research
- Wawancara / interview untuk pengelola prodi - Instrumen Angket / Kuesioner untuk staf dan dosen
- Instrumen skala bertingkat / rating scale untuk mahasiswa
- Instrumen dokumentasi.
Prototyping Stage - Instrumen skala bertingkat / rating scale untuk: ahli pemrograman, ahli pembelajaran, ahli konten fisika dan mahasiswa yang pernah beberapa kali meningkuti ujian
komprehensif (mahasiswa angkatan 2010, dan 2011)
Summative Evaluation
- Angket / Kuesioner untuk: Mahasiswa peserta ujian komprehensif, staf dan pengelola Program Studi.
1. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara dibuat untuk memperoleh informasi dari sumber primer.
Pedoman wawancara dibuat secara terstruktur untuk mendapatkan informasi yang
terarah dari sumber sesuai dengan kebutuhan penelitian. Wawancara dilakukan
pada tahap awal (preliminary research) dan akhir (summative evaluation).
Wawancara tahap awal bertujuan untuk mengetahui bentuk dan teknis pelaksanaan
kegiatan ujian komprehensif sedangkan wawancara tahap akhir bertujuan untuk
mengetahui tingkat kepraktisan dari instrumen yang dikembangkan.
Tabel 3. 4 Pedoman Wawancara Tahap Preliminary research
a. Untuk Pembuat Soal
No Pertanyaan
1. Bagaimanakah cara anda membuat soal komprehensif pada tahun lalu atau
yang pernah anda buat?
2. Apakah soal komprehensif yang penah anda buat dirancang dengan memikirkan kompetensi tertentu yang jelas /sudah di tetapkan Program Studi ?
3. Kompetensi apa saja yang pernah anda buat dalam pembuatan soal
komprehensif?
4. Bagaimana bentuk soal ujian komprehensif yang pernah anda buat? (pilihan ganda atau uraian)
5. Berapa macam bentuk tes yang digunakan dalam ujian komprehensif?
b. Untuk Pengelola Program Studi
45
No Pertanyaan
1. Berapa lamakah waktu yang diperlukan untuk proses penggandaan naskah
dan lembar ujian komprehensif?
2. Berapa biaya yang harus di keluarkan untuk sekali melakukan ujian komprehensif ? (penggandaan soal dan lembar jawaban atau pengeluaran
lainnya)
3. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk pembagian soal dan lembar jawaban kepada peserta ujian ? ( < 5 menit; 5 – 10 menit; 10 menit < )
4. Berdasarkan hasil pengamatan yang pernah anda alami, bagaimana tingkat
kejujuran para peserta ujian ketika proses pelaksanaan ujian komprehensif? ( kurang jujur, cukup jujur, sangat jujur)
5. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan soal dan lembar jawaban peserta ujian dihitung dari waktu ujian selesai? ( < 5 menit; 5 –
10 menit; 10 menit < )
6. Berapa lamakah waktu yang diperlukan untuk memeriksa hasil ujian komprehensif mahasiswa?
7. Bagaimanakah tingkat ketelitian dan kelelahan anda selama mengoreksi
lembar jawaban ujian komprehensif?
Berikut ini adalah pedoman wawancara pada tahap summative evaluation
Tabel 3. 5 Pedoman Wawancara terhadap Pengelola Ujian Komprehensif / user
Tahap Summative Evaluation
No Pertanyaan
1. Apakah pembagian soal dan lembar jawaban pada ujian komprehensif
berbasis CBT memerlukan waktu yang cukup lama?
2. Apakah menurut anda peserta tes berprilaku jujur / tidak mencontek ketika pelaksanaan ujian komprehensif berbasis CBT ?
3. Apakah sistem random soal bermanfaat bagi peserta ujian untuk
meningkatkan kemandirian dalam menjawab pertanyaan secara individual?
4. Apakah waktu yang diperlukan untuk memeriksa/mengoreksi hasil ujian komprehensif berbasis CBT cukup lama?
5. Apakah menurut anda Panitia Ujian memerlukan waktu yang cukup lama
untuk mengumpulkan soal dan lembar jawaban dari peserta ujian setelah waktu ujian selesai?
6. Apakah panitia mengeluarkan anggaran untuk pencetakan naskah soal dan lembar jawaban?
7. Apakah hasil pemeriksaan / koreksi jawaban ujian komprehensif berbasis
CBT pada Program Studi pendidikan Fisika cukup teliti?
8. Apakah hasil pemeriksaan / koreksi jawaban ujian komprehensif berbasis CBT pada Program Studi pendidikan Fisika cukup objektif?
9. Apakah pemeriksaan jawaban menyulitkan pemeriksa dalam
mengoreksinya?
46
No Pertanyaan
10. Apakah dengan menampilkan nilai akhir ujian komprehensif di akhir tes
bermanfaat bagi peserta tes?
11. Apakah penggunaan CBT pada ujian komprehensif ini cukup ramah lingkungan?
12. Apakah terdapat kesulitan dalam menginterpretasikan hasil tes dalam CBT
ini?
Tabel 3. 6 Pedoman Wawancara terhadap pengguna/user (mahasiswa) Tahap
Summative Evaluation
No Pertanyaan
1. Apakah pembagian soal dan lembar jawaban pada ujian komprehensif
berbasis CBT memerlukan waktu yang cukup lama?
2. Apakah anda Jujur / tidak mencontek ketika anda mengerjakan ujian komprehensif berbasis CBT ?
3. Apakah menurut anda Panitia Ujian memerlukan waktu yang cukup lama
untuk mengumpulkan soal dan lembar jawaban dari peserta ujian setelah waktu ujian selesai?
4. Apakah waktu yang diperlukan untuk memeriksa/mengoreksi hasil ujian
komprehensif berbasis CBT cukup lama?
5. Apakah hasil pemeriksaan / koreksi jawaban ujian komprehensif berbasis CBT pada Program Studi pendidikan Fisika cukup teliti?
6. Apakah sistem random soal bermanfaat bagi peserta ujian untuk meningkatkan kemandirian dalam menjawab pertanyaan masing-masing?
7. Apakah hasil pemeriksaan / koreksi jawaban ujian komprehensif berbasis
CBT pada Program Studi pendidikan Fisika cukup objektif?
8. Apakah penayangan nilai akhir ujian komprehensif di akhir tes bermanfaat bagi anda?
9. Apakah panitia mengeluarkan anggaran untuk pencetakan naskah soal dan
lembar jawaban?
10. Apakah penggunaan CBT pada ujian komprehensif ini cukup ramah lingkungan?
11. Apakah soal-soal yang disajikan menuntut anda untuk berpikir (bukan
mengingat)?
12. Apakah gambar soal cukup jelas / berwarna?
13. Apakah bahasa yang digunakan cukup jelas dan mudah di mengerti?
14. Apakah soal yang diberikan cukup menguji kemampuan analisis anda?
15. Menurut anda apa kelebihan dari pelaksanaan ujian komprehensif berbasis CBT
16. Menurut anda apa kelemahan dari pelaksanaan ujian komprehensif berbasis
CBT
47
2. Daftar Ceklis
Daftar ceklis digunakan untuk mendapatkan data / informasi yang akan
digunakan untuk kualitas instrumen yang dikembangkan dan sekaligus di jadikan
sebagai landasan dalam melakuka perbaikan instrumen. Daftar ceklis digunakan
untuk perhitungan validitas isi. Daftar ceklis yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Tabel 3. 7 Daftar Aspek Telaah Instrumen
No. Aspek Telaah
A MATERI
1. Kesesuaian materi soal dengan indikator
2. Kesesuaian materi soal dengan kompetensi
3. Homogenitas materi jawaban / option
4. Kelogisan jawaban / option
5. Ketunggalan kunci jawaban
6. Mendorong Keingintahuan
7. Keakuratan Materi
8. Keberfungsian gambar / ilustrasi / tabel
9. Kedalaman materi.
10. Menggunakan contoh kasus yang
terdapat dalam kehidupan sehari-hari.
B Kontruksi
1. Pokok soal dirumuskan secara jelas dan tegas
2. Pokok soal tidak memberikan petunjuk kearah jawaban benar
3. Menggunakan kalimat positif sebagai stem
4. Pokok soal tidak mengandung pernyataan double negative / negatif
ganda.
5. Kontruksi jawaban homogen dan logis
6. Rumusan pilihan jawaban relatif sama.
7. Pilihan jawaban berupa angka di urutkan
8. Kalimat inti/stem mengandung permasalahan
9. Kalimat inti/ permasalahan tidak memberikan arahan / petunjuk pada jawaban benar
10. Soal tidak menimbulkan miskonsepsi
11. Jawaban tersebar tidak terkonsentrasi pada salah satu jawaban.
12. Grafik, gambar, tabel, diagram, dan sejenisnya berfungsi dengan baik.
48
No. Aspek Telaah
C Bahasa
1. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
2. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/daerah lain.
3. Menggunakan bahasa komunikatif
4. Option tidak mengulang
3. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui respon pengelola dan peserta ujian
komprehensif tentang penggunaan sistem ujian komprehensif melalui CBT. Angket
menggunakan skala yang mengukur pendapat atau persepsi seseorang tentang
fenomena sosial. Skala jawaban dijadikan dijadikan indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item pernyataan. Kisi-
kisi angket disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3. 8 Kisi-kisi Angket
No . Indikator Jumlah Pernyataan
Positif Negatif
1. Kecepatan dalam pembagian soal dan lembar jawaban
1
2. Kejujuran dalam mengerjakan tes 1
3. Pengeluaran biaya penyelenggaraan 1
4. Pengumpulan lembar jawaban 1
5. Proses pengoreksian lembar jawaban (waktu
yang diperlukan) 1
6. Kemandirian dalam mengerjakan soal 1
7. Ketelitian hasil pemeriksaan jawaban 1
8. Keobjektifan pemeriksaan jawaban 1
9. Tingkat kesulitan dalam meriksa lembar
jawaban 1
10. Kebermanfaatan pemberian informasi hasil ujian dengan cepat
1
11. Keramahan terhadap lingkungan penggunaan lembar jawaban dan soal
1
12. Kemudahan menginterfretasikan hasil tes 1
49
Beberapa nomor seperti nomor: 5, 7, 9, 12 dari angket tersebut tidak
didiberikan kepada peserta tes/ujian. Angket keseluruhan diberikan kepada
pengelola / penyelenggara kegiatan komprehensif.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik
(kuantitatif), dan analisis deskriptif kualitataif. Kedua teknik tersebut digunakan
secara bersamaan untuk memahami data secara sempurna. Data dalam penelitian
pengembangan ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data tersebut diperoleh
melalui kegiatan dokumentasi, wawancara, dan angket/kuesioner dan ujicoba
produk (instrumen) baik terbatas maupun lapangan. Data penelitian digunakan
untuk memperoleh informasi tentang validitas, efektivitas, praktikabilitas, dan
penerimaan.
1. Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu standar ukuran yang menunjukkan ketepatan dan
kesahihan suatu instrumen. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan terhadap isi
(content validity) dan konstruk (construct validity). Instrumen dengan validitas isi
yang baik adalah instrumen yang dapat mengukur tujuan yang setara dengan konten
materi yang diajarkan (van Blerkom, 2008). Uji validitas ini bertujuan untuk
mengetahui ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya atau dengan kata lain menunjukkan suatu ukuran tingkat kesahihan suatu
tes (Arikunto, 1999). Alat ukur yang valid mampu menghasilkan data yang tepat
juga memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Cermat artinya
pengukuran dapat memberikan gambaran mengenai perbedaan yang sekecil-
kecilnya di antara subjek yang di teliti. Validitas yang diukur dalam penelitian ini
meliputi: validitas konstruk, dan validitas isi.
a. Uji Validitas Konstruk
Validitas konstruk (contruct validity) merupakan suatu ukuran dari valid atau
tidaknya suatu alat ukur berdasarkan cocok atau tidaknya dengan konstruksi teoritik
dimana tes itu di buat. Sebuah tes di katakan memiliki validitas konstruksi baik
apabila soal-soalnya mengukur setiap aspek berpikir yang di uaraikan dalam
50
standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator yang terdapat dalam
kurikulum. Validitas Konstruk dapat menggunakan rumus korelasi pearson product
moment, sebagai berikut:
Keterangan:
n = jumlah responden
X = skor variable (jawaban responden)
Y = skor total dari variable untuk responden ke-n
Kriteria yang digunakan untuk uji keabsahan butir jika rhitung lebih besar dari rtabel,
maka butir instrumen dianggap Valid, sedang jika rhitung lebih kecil atau sama
dengan rtabel maka butir instrumen dianggap tidak valid dan selanjutnya di drop atau
tidak digunakan.
b. Uji Validitas Isi
Validitas isi (content validity) dalam penelitian ini ditentukan oleh penilaian
keakuratan atau ketepatan atau kesesuaian dari para judgement / ahli dalam menilai
kesesuaian antara stem dengan indikator tes. Stem soal di dalam instrumen harus
menunjukkan indikator yang representatif dari domain yang hendak ukur. Validitas
isi dilakukan untuk memastikan apakah isi tes / instrumen sudah sesuai dan relevan
dengan tujuan dari penelitian itu sendiri atau tidak. Validasi isi dapat dilihat dari
kisi-kisi tes. Untuk mengetahui validitas instrumen, hasil judgement ahli diolah
dengan menggunakan content validity ratio (CVR). Untuk mengukur validitas isi
digunakan pendekatan yang dikembangkan oleh Lawshe (1975), validitas isi
(content validity ratio/CVR) dihitung dengan menggunakan Nilai CVR dan
Koefisien Kappa yang ditentukan dengan cara:
𝐶𝑉𝑅 =𝑛𝑒 −
𝑁2
𝑁2
Keterangan:
CVR = rasio validitas isi,
51
ne = Jumlan ahli atau judgement pemberi nilai (penting/relevan/esensial),
N = Jumlah ahli atau judgement.
Nilai CVR akan berkisar antara +1 sampai -1. nilai positif (+) menunjukkan
bahwa setidaknya setengah panelis menilai item sebagai penting/esensial. Semakin
lebih besar CVR dari 0, maka semakin “penting” dan semakin tinggi validitas
isinya. Nilai CVR sebesar 0.500 menunjukkan item yang digunakan sudah
memenuhi validitas isi yang baik. Berikut ini nilai minimum CVR untuk α = 0,05.
Tabel 3. 9 Nilai minimum CVR untuk α = 0,05
Jumlah Responden Nilai Minimal
5 0,99
6 0,99
7 0,99
8 0,75
9 0,78
10 0,62
Setelah butir yang valid teridentifikasi selanjutnya mencari nilai indeks validitas
konten (CVI). Secara sederhana CVI merupakan rata-rata dari nilai CVR
Kategori hasil perhitungan CVI
Rentang nilai Kategori
0,00 – 0,33 Tidak sesuai
0,34 – 0,67 Sesuai
0,68 – 1,00 Sangat sesuai
2. Analisis Butir soal
Analisis instrumen meliputi tingkat kesukaran, daya pembeda dan
reliabilitas. Perhitungan terhadap daya beda instrumen, tingkat kesukaran dan
relibialitas instrumen penelitian. Uji tingkat kesukaran, uji ini dilakukan untuk
mengetahui apakah butir soal tergolong sukar, sedang, atau mudah, dengan
menggunakan rumus (Karno To dalam Suwarna, 2005 ):
%100xN
nBTK
TK adalah indeks tingkat kesukaran satu butir soal tertentu; nB adalah
jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut; N adalah jumlah siswa
52
yang mengikuti tes;. Kriteria tingkat kesukaran (TK) yang digunakan terlihat pada
tabel berikut:
Tabel 3. 10 Kriteria Tingkat Kesukaran (TK)
Indeks TK (%) Keterangan
0 – 15 Sangat sukar
16 – 30 Sukar
31 – 70 Sedang
71 – 85 Mudah
86 – 100 Sangat mudah
Uji daya pembeda (DP), dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tiap butir
soal mampu membedakan antara siswa yang memahami konsep dengan siswa yang
tidak memahami konsep. Rumus yang digunakan adalah:
%100xN
BBDP
A
BA
DP adalah indeks daya beda satu butir soal tertentu; BA adalah jumlah siswa
yang menjawab benar pada kelompok atas; BB adalah jumlah siswa yang menjawab
benar pada kelompok bawah; NA adalah jumlah siswa pada kelompok atas. Kriteria
daya pembeda dapat terlihat pada tabel berikut:.
Tabel 3. 11 Kriteria Daya Pembeda (DP)
Indeks DP (%) Keterangan
< 9 sangat buruk
10 – 19 Buruk
20 – 29 Agak baik
30 – 49 Baik
50 < Sangat baik
Uji reliabilitas instrumen, uji reliabilitas bertujuan untuk menguji tingkat
keajegan dari instrumen yang digunakan (sejauh mana instrumen tersebut dapat
menghasilkan skor yang ajeg/konsisten). Pada penelitian ini untuk mencari
reliabilitas tes digunakan splithalf method (metode belah dua). Pada saat
pensekoran, skor tes dibagi menjadi dua. Setiap siswa akan memperoleh dua macam
skor. Skor yang diperoleh dari soalsoal yang bernomor ganjil dan skor yang
diperoleh dari soalsoal yang bernomor genap berupa koefisien rxy atau koefisien
53
ganjilgenap, yang dihitung dengan menggunakan rumus Pearson’s Product
Moment:
2222 )()(
))((
yyNxxN
yxxyNrxy
rxy adalah koefisien korelasi ganjilgenap; N adalah banyaknya responden yang
mengikuti tes; x adalah skor tes soal bernomor ganjil; y adalah skor tes soal
bernomor genap.
Untuk mengetahui reliabilitas instrumen dipergunakan rumus Spearman
Brown:
xy
xy
ttr
rr
1
2
rt t adalah koefisien reliabilitas instrumen; rxy adalah koefisien korelasi ganjil
genap. Kriteria koefisien korelasi yang digunakan adalah kriteria dari Gilford dalam
Rusefendi (2001). Kriteria tersebut tampak pada tabel berikut:
Tabel 3. 12 Koefisien Reliabilitas Soal
Koefisien Reliabilitas Keterangan
0,00 – 0,20 Kecil
0,20 – 0,40 Rendah
0,40 – 0,70 Sedang
0,70 – 0,90 Tinggi
0,90 – 1,00 Sangat tinggi
3. Pengolahan Angket
Data kualitataif hasil wawancara dan angket disajikan dalam bentuk tabel,
diagram atau grafik. Penyajian hasil di analisis secara faktual sebagai dasar revisi
terhadap instrumen ujian komprehensif melalui CBT. Data yang dimiliki juga
digunakan untuk menentukan keefektifan, dan efisiensi terhadap produk yang
dihasilkan.
Data angket penelitian selanjutnya dihitung persentase jawaban responden dari
setiap pertanyaan yang ada dalam instrumen penelitian. Persentase jawaban tiap
butir pertanyaan dihitung dengan cara sebagai berikut:
54
Sugiyono, 2012
Cara pengolahan angket berupa skala Likert dengan empat alternatif
jawaban adalah sebagai berikut: Jawaban di beri skor dengan rentang 1 sampai 4.
Jawaban sangat setuju diberi skor 4, jawaban setuju 3, jawaban tidak setuju 2, dan
jawaban sangat tidak setuju 1. Persentase jawaban dari setiap butir pertanyaan
dihitung dengan cara:
Kesimpulan dari pertanyaan tersebut dapat ditentukan berdasarkan garis
kesimpulan berikut:
Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini dapat dilihat dalam Tabel
berikut:
Tabel 3. 13 Kualitas pernyataan (Suyanto, 2009)
Skor Penilaian Rerata Skor Klasifikasi
4 3,26 – 4,00 Sangat Baik
3 2,51 – 3,25 Baik
2 1,76 – 2,50 Kurang Baik
1 1,01 – 1,75 Tidak Baik
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik masing-masing
variabel serta dapat melakukan representasi obyektif masalah penelitian.
4. Uji Praktikabilitas (Practicability)
Uji praktikabilitas adalah uji kepraktisan suatu instrumen. Suatu instrumen
/ tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes tersebut mudah
dalam pengadministrasiannya. Arikunto (2010) mengartikan kepraktisan alat
evaluasi merupakan kemudahan-kemudahan instrumen dalam mempersiapkan,
menggunakan, dan menginterpretasi / memperoleh kemudahan dalam menyimpan.
Kepraktisan dapat diartikan pula sebagai kemudahan dalam penyelenggaraan,
% =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑣𝑎𝑙𝑖𝑑
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑥 100%
% =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖ℎ 𝑎𝑙𝑡𝑒𝑟𝑛𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑥 4 𝑥 100%
55
membuat instrumen, dan pemeriksaan atau penentuan keputusan yang objektif,
sehingga keputusan tidak menjadi bias dan meragukan. Kepraktisan ada
hubungannya dengan efisien dana, tidak memerlukan dana yang besar atau mahal.
Kepraktisan dalam penelitian pengembangan, Akker (1999) menyatakan:
“Practically refers to the extent that user (or other expert) consider the intervention
as appealing and usable in ‘normal’ conditions” Artinya, kepraktisan mengacu
pada tingkat pertimbangan disukai atau tidaknya instrumen menurut pengguna
(digunakan komentar / angket pakar) berdasarkan kondisi normal.
Peneliti menentukan prasyarat dalam uji kepraktisan ini gabungan prasyarat
Arikunto (2010) dan Akker dan Gustafson, dkk dan interfretasi peneliti sendiri
sebagai berikut:
a. Proses pembagian soal dan lembar jawaban
b. Tingkat kejujuran dalam mengerjakan tes
c. Proses pengumpulan soal dan lembar jawaban.
d. Proses pemeriksaan (waktu yang diperlukan untuk memeriksa) hasil ujian
e. Proses pemeriksaan (keobjektifan hasil pemeriksaan / koreksi ujian)
f. Proses pemeriksaan (ketelitian pemeriksaan / koreksi jawaban)
g. Proses penginformasian hasil ujian
h. Biaya pengeluaran pelaksanaan ujian (pencetakan naskah soal dan lembar
jawaban).
i. Tingkat keramahan terhadap lingkungan
Kriteria pemberian nilai keparaktikan menurut Puwranto (2009):
Tabel 3. 14 Kriteria Kepraktisan
Nilai kepraktisan (%) Keterangan
86 – 100 Sangat Praktis
76 – 85 Praktis
60 – 75 Cukup Praktis
55 – 59 Kurang Praktis
54 Kurang Praktis Sekali
5. Uji Efektivitas (Efek Potensial):
Uji efektivitas instrumen adalah uji mengetahui tingkat/derajat dari
penerapan teori, atau model dalam suatu situasi tertentu (Reigeluth, 1999).
Penelitian pengembangan Akker (1999) mengatakan: “Effectiveness refer to the
56
extent that the experiences and outcomes with the intervention are consistent with
the intended aims” Artinya, keefektifan mengacu pada tingkat konsistensi hasil
intervensi terhadap tujuan yang dimaksud.
Peneliti berpendapat bahwa efektivitas instrumen penelitian ini dilihat dari:
a. Respon peserta tes dalam pelaksananaan tes.
b. Respon peserta tes dapat mengerjakan tes dengan baik/memahami cara
menjawab dengan baik dan mudah.
c. Respon peserta tes menyatakan dapat mengukur penguasaan materi.
d. Respon peserta tes terhadap pelaksanaan tes yang baik/positif
Tabel 3. 15 Kriteria Efektivitas Instrumen Berdasarkan Hasil Belajar Kognitif
Persentase Jumlah siswa
tuntas Kriteria Skor
≥ 80 % ≥ 16 Sangat efektif 5
70% - 79% 14 – 15 Efektif 4
60% - 69% 12 – 13 Cukup efektif 3
50% - 59% 10 – 9 Kurang efektif 2
< 50% < 10 Tidak efektif 1
Keefektifan instrumen bisa juga dilihat dari: keragaman jawaban siswa,
yang bisa mencerminkan keragaman pola pikir mereka; melalui observasi, siswa
mencoba memahami soal dengan idenya sendiri terlebih dahulu kemudian
memperluas ide-ide dan mengembangkan pemahamannya; komentar bebas
(Learning log) siswa terhadap pembelajaran dan instrumen yang digunakan; Hasil
wawancara dengan guru senior yang mengatakan bahwa instrumen penilaian efektif
digunakan.
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Pengembangan
Produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah instrumen ujian
komprehensif berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Instrumen ujian
komprehensif berbasis CBT ini dikembangkan melalui metode penelitian
pengembangan dari Akker. Berikut ini akan disajikan hasil kajian dari tahapan-
tahapan penelitian: penelitian pendahuluan (preliminary research); tahap prototipe
(prototyping stage) sampai menghasilkan desain instrumennya. Desain istrumen
dilakukan dengan tahapan: menentukan materi esensial, menentukan bentuk
pelaksanaan tes, penulisan butir soal, ujicoba butir soal dan perakitan soal dalam
bentuk CBT. Tahap penelitian selanjutnya adalah evaluasi sumatif (summative
evaluation); refleksi sistematik dan dokumentasi (systematic reflection and
documentation).
1. Hasil Preliminary research
Tahapan ini terdiri dari dua kegiatan, yaitu: melakukan studi literatur dan
studi lapangan. Studi lapangan dilakukan melalui wawancara kepada pengelola
Program Studi, dosen pembuat soal ujian komprehensif dan staf administrasi.
Berikut ini adalah hasilnya:
Hasil studi lapangan melalui wawancara terhadap pengelola dan staf di
Program Studi Pendidikan Fisika FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4. 1 Pelaksanaan ujian komprehensif Paper Based Test (PBT) pada tahun
2013-2016 pada Program Studi pendidikan fisika
No. Pertanyaan Jawaban rata-rata
responden
1. Lamakah waktu yang diperlukan untuk
penggandaan naskah dan lembar ujian 1 hari 15 jam
2. Biaya yang di keluarkan untuk ujian komprehensif
Rp 252.150
3. Waktu yang diperlukan untuk pembagian soal / lembar jawaban
7,5 menit
4. Tingkat kejujuran para peserta ujian cukup jujur
57
58
No. Pertanyaan Jawaban rata-rata
responden
5. Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan soal dan lembar jawaban
11 menit lebih
6. Waktu yang diperlukan untuk memeriksa hasil ujian komprehensif
1 hari 15 jam
7. Tingkat ketelitian dan kelelahan anda selama mengoreksi lembar jawaban
cukup teliti bergantung jumlah
jumlah peserta
Hasil studi lapangan melalui wawancara terhadap pembuat soal ujian
komprehensi pada program Studi Pendidikan Fisika FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
No Pertanyaan Jawaban responden
1. Bagaimanakah cara anda membuat soal komprehensif pada tahun lalu atau yang pernah anda buat?
- Soal menyesuaikan dengan indikator yang ingin di capai.
- Menemukan soal bagus, di ambil
2. Apakah soal komprehensif yang penah
anda buat dirancang dengan memikirkan kompetensi tertentu yang jelas /sudah di tetapkan Program Studi
?
- Ya kompetensi dan bobot
soal di tetapkan oleh Program Studi.
- Tidak ada kompetensi
khusus yang di tekankan Program Studi
3. Kompetensi apa saja yang pernah anda
buat dalam pembuatan soal komprehensif?
- Menguasai konsep dan
prinsip dasar statistika serta mampu
menerapkannya sebagai alat analisis dalam melakukan penelitian-
penelitan kependidikan khususnya dan penelitian
secara umum. - Masih low order thniking.
4. Bagaimana bentuk soal ujian komprehensif yang pernah anda buat?
(pilihan ganda atau uraian)
PG dan uraian
5. Berapa macam bentuk tes yang digunakan dalam ujian komprehensif?
Tes tertulis, PG dan uraian
59
Hasil dari studi literatur terhadap penelaahan soal-soal komprehensif tahun
2013, 2014, dan 2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 2 Aspek kemampuan yang diukur pada saat ujian komprehensif
Materi
komprehensif
Tahun penyelenggaraan komprehensif
dan persentase Teknik
Pelaksanaan % 2013 2014 2015 2016
Konten pendidikan
C1 - 32,5 64 47,5
Manual PBT
C2 - 57,5 34 32,5
C3 - 5 0 2,5
C4 - 2,5 0 15
C5 - 0 0 2,5
C6 - 2,5 2 0
Konten
Fisika
C1 25 18 48 -
Manual
PBT
C2 7,5 40 10 -
C3 37,5 26 20 -
C4 32,5 14 18 -
C5 20 2 4 -
C6 2,5 0 48 -
Gambar 4. 1 Grafik sebaran aspek kognitif C1-C6 pada ujian komprehensif pada
ujian komprehensif konten pendidikan tahun 2014 sampai 2016
60
Gambar 4. 2 Grafik sebaran aspek kognitif C1-C6 pada ujian komprehensif pada
ujian komprehensif konten pendidikan tahun 2013 sampai 2015
2. Hasil Protoyping Stage
a. Penentuan Materi Esensial
Tahap pertama dalam desain instrumen ujian komprehensif berbasis CBT
adalah menentukan materi esensial. Tahap ini diawali dengan penentuan fungsi atau
tujuan dari tes. Ujian komprehensif termasuk kedalam bagian tes sumatif yang
memiliki fungsi atau tujuan untuk mengetahui kemampuan akhir mahasiswa pada
akhir program, tes berfungsi untuk menentukan lulus atau tidaknya mahasiswa dari
program tersebut. Selanjutnya menentukan batasan materi tes. Batasan materi tes
diperoleh dengan mengoleksi semua tujuan dari mata kuliah yang dijadikan bahan
tes.
Tabel 4. 3 Materi Ujian Komprehensif
Konten Bahan Ujian Nama Matakuliah
Fisika
Fisika Dasar
Alat ukur
IPBA
Mekanika
Gelombang
Optik
Elektronika
Termodinamika
61
Konten Bahan Ujian Nama Matakuliah
Listrik magnet
Fisika inti
Pendidikan
Strategi Pembelajaran
Media Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
Statistik Pendidikan
Metode Penelitian
Profesi Keguruan
Setelah bahan yang akan dijadikan tes ujian komprehensif diperoleh,
selanjutnya adalah menentukan kompetensi yang akan diukur dan sekaligus
menyusun indikator soal berdasarkan karakteristik dari masing-masing matakuliah
tersebut dan mengelompokkannya kedalam masing-masing ranah: kognitif, afektif
atau psikomotorik.
Tabel 4. 4 Kompetensi yang diukur dalam Ujian Komprehensif
Kompetensi yang
diukur Indikator yang diukur
Kognitif
Higher order thinking skill pada:
Konten fisika:
Membaca alat ukur, Membandingkan Memprediksi, Menentukan Menganalisis, Mengkritik atau memberikan
komentar, Mengurutkan Menjelaskan sesuatu, Menyimpulkan
Higher order thinking skill pada:
Konten pendidikan:
Membaca, Membedakan, Menentukan
Mengurutkan, Menganalisis, Memilih Merancang, Mengkategorikan, Mengoreksi
Memperjelas, Merumuskan, Menyarankan Mengkritik, Memproyeksikan, Menilai Menyarankan, Menyimpulkan
Afektif
Sikap ilmiah:
Jujur dan obyektif, Teliti dan kritis, Menghargai karya orang lain, Sikap terbuka,
disiplin, kerja keras, tekun, kreatif, rasa ingin tahu dan sikap ingin menemukan, peduli
lingkungan, tanggung jawab dan kemandirian, kesadaran terhadap Tuhan YME.
Psikomotorik Kemampuan keterampilan proses sains
khususnya pada matakuliah alat ukur:
62
Kompetensi yang
diukur Indikator yang diukur
Mengamati, mengklasifikasi, menafsirkan,
mengajukan hipotesis, menarapkan konsep, mengkomunikasikan.
Sebaran aspek kognitif C1- C6 pada ujian komprehensif berbasis CBT di
Program Studi pendidikan fisika tahun 2016.
Gambar 4. 3 Grafik sebaran aspek kognitif C1-C6 pada naskah soal konten fisika
ujian komprehensif berbasis CBT tahun 2016
Gambar 4. 4 Grafik sebaran aspek kognitif C1-C6 pada naskah soal konten
pendidikan ujian komprehensif berbasis CBT tahun 2016
63
b. Hasil Penentuan Bentuk Pelaksanaan Tes
Tahap ke-dua dalam desain instrumen ujian komprehensif berbasis CBT
adalah menentukan bentuk pelaksanaan tes. Berdasarkan pertimbangan kompetensi
yang diukur, obyektivitas, kemudahan dan kecepatan dalam menganalisis hasil
ujian, kepraktisan, nilai ekonomis, maka bentuk pelaksanaan tes dilakukan dengan
menggunakan bantuan komputer. Pelaksanaan tes komprehensif yang digunakan
adalah computer based test (CBT). Bentuk tes yang digunakan adalah tes tertulis
secara obyektif: pilihan ganda, isian singkat, dan benar salah. untuk mengukur
kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa. Bentuk nontes digunakan untuk
mengukur sikap siswa, non-tes yang digunakan adalah skala Likert.
3. Hasil Penulisan butir soal
Tahap ke-tiga dalam desain instrumen ujian komprehensif berbasis CBT
adalah penulisan butir soal. Penulisan butir soal dilakukan setelah membuat tabel
spesifikasi tes. Kata kerja operasional dan keterampilan berpikir yang
dikembangkan dalam penyusunan instrumen komprehensif konten fisika adalah
sebagai berikut:
Tabel 4. 5 Tabel Kata kerja operasional yang digunakan pada instrumen Konten
fisika Ujian Komprehensif berbasis CBT 2016
No. Kata kerja operasional %
Penggunaan
1. Membaca alat ukur 3%
2. Membandingkan 3%
3. Memprediksi 25%
4. Menentukan 8%
5. Menganalisis 18%
6. Mengkritik atau memberikan komentar 5%
7. Mengurutkan 5%
8. Menjelaskan sesuatu 15%
9. Menyimpulkan 20%
64
Gambar 4. 5 Diagram Persentase keterampilan berpikir orde lebih tinggi dan
keterampilan berpikir dasar (HOTS dan LOTS) pada konten fisika Ujian
Komprehensif berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika 2016
Kata kerja operasional dan keterampilan berpikir yang dikembangkan
dalam penyusunan instrumen komprehensif konten pendidikan adalah sebagai
berikut:
Tabel 4. 6 Tabel Kata Kerja Operasional yang digunakan pada instrumen
Konten pendidikan Ujian Komprehensif berbasis CBT 2016
No. Kata Kerja Operasional %
Penggunaan
1. Membaca 3%
2. Membedakan 10%
3. Memilih 20%
4. Memperjelas 3%
5. Memproyeksikan 3%
6. Menentukan 3%
7. Menganalisis 3%
8. Mengkategorikan 8%
9. Mengkritik 10%
10. Mengoreksi 5%
11. Mengurutkan 8%
12. Menilai 8%
13. Menyarankan 8%
14. Menyimpulkan 5%
15. Merancang 5%
16. Merumuskan 3%
Perbandingan antara kemampuan berpikir pada orde lebih tinggi dengan
kemampuan berpikir pada orde lebih rendah (kemampuan dasar) pada naskah ujian
komprehensif berbasis CBT tahun 2016 ini dapat dilihat pada pada gambar berikut:
65
Gambar 4. 6 Diagram Persentase keterampilan berpikir orde lebih tinggi dan
keterampilan berpikir dasar (HOTS dan LOTS) pada konten pendidikan Ujian
Komprehensif berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika 2016
Kemampuan psikomotorik yang dikembangkan dalam naskah ujian
komprehensif berbasis CBT tahun 2016 ini mengacu kepada keterampilan proses
sains. Perbandingan antar komponen keterampilan proses sains dapat dilihat pada
pada gambar berikut:
Gambar 4. 7 Diagram Persentase Keterampilan Proses Sains yang
dikembangkan pada Ujian Komprehensif berbasis CBT pada Program Studi
Pendidikan Fisika 2016
Kompetensi sikap (afektif) yang dikembangkan dalam naskah ujian
komprehensif berbasis CBT tahun 2016 ini mengacu kepada sikap ilmiah.
Perbandingan antar komponen sikap ilmiah dapat dilihat pada pada gambar berikut:
Mengajukan hipotesis; 20%
Merencanakan percobaan/penelitian; 20%
Menggunakan alat/bahan;
40%
Melakukan komunikasi ;
20%
66
Gambar 4. 8 Diagram Batang komposisi Persentase Komponen Sikap ilmiah
yang dikembangkan pada Ujian Komprehensif berbasis CBT pada Program
Studi Pendidikan Fisika 2016
Komponen-komponen penilaian aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
di tuangkan dalam bentuk tabel spesifikasi tes. Pembuatan tabel spesifikasi ini
bertujuan sebagai panduan pembuat naskah soal tes dalam menulis soal agar tidak
menyimpang dari bahan (materi) yang dicakup dalam tes. Setelah spesifikasi tes di
buat, selanjutnya akan dibuat kartu soal dengan format sebagai berikut:
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
TAHUN 2016
9,1% 9,1% 9,1% 9,1% 9,1% 9,1% 9,1% 9,1% 9,1% 9,1% 9,1%
Kejujur d
an keob
yektifan
Ketelitian d
an kekritisan
Men
ghargai orang lain
Sikap terbuka
Kedisiplinan
Kerja keras dan dan ketek
unan
Kreativitas
Rasa ingin tahu
Keped
ulian lingku
ngan
Tanggung jaw
ab dan kemand
irian
Kesadaran terhadap Tuhan YME
67
KARTU SOAL Mata Uji : ....................................................................................... Penulis Soal : ....................................................................................... Penelaah Soal : .......................................................................................
INDIKATOR SOAL:
No.
Soal
1
PEMBAHASAN: Jawab:
Catatan penulis/penelaah:
Keterangan: Soal dituliskan di sebelah kanan kolom no soal Beri tanda bintang (*) diakhir kunci jawaban
Kartu soal ini berfungsi untuk menerjemahkan kisi-kis soal menjadi
rumusan soal yang akan dijadikan sebagai soal dalam ujian komprehensif. Langkah
selanjutnya adalah menelaah kartu soal. Penelaahan dilakukan oleh para ahli,
diantaranya ahli materi dan ahli pendidikan/penulisan soal. Hasil penelaahan para
ahli terhadap naskah soal konten fisika disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4. 7 Tabel Hasil Penelaahan ahli terhadap naskah soal komprehensif
konten fisika pada ujian komprehensif berbasis CBT
No. Ahli materi Nomor
Revisi Komentar
1. Ahli I
4
Gambar di tambahkan Saklar daalam
keadaan terbuka, di soal ditanya jika saklar dalam keadaan tertutup.
5 Mengurangi kata yang tidak efektif
9 Kesalahan ketik. Penulisan kata bahyu
20 Kesalahan ketik. Kurang menambah
huruf a
2. Ahli II
9 Penulisan kata bayu dibuat lebih baku
24 Keterangan pada gambar terlihat kurang
68
No. Ahli materi Nomor
Revisi Komentar
3. Ahli III
21 Mengganti kata tertentu dengan seperti pada tabel
23 Gambar di perjelas
27 Soal terlalu panjang
4. Ahli IV
23 Memperbaiki susunan kalimat
25 Menambahkan keterangan s terhadap t
pada stem
Hasil penelaahan para ahli terhadap naskah soal konten pendidikan
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4. 8 Tabel Hasil Penelaahan ahli terhadap naskah soal komprehensif
konten pendidikan pada ujian komprehensif berbasis CBT
No. Ahli Pendidikan Nomor
Revisi Komentar
1. Ahli I
5 Masih belum jelas makna gambar
10 Diperjelas segi apanya
15 Kesalahan tulis pada gambar
2. Ahli II
2 Perlu menambahkan konteks
3 Menambah fakta prosedural pada stem
4 Kesalahan ketik. Ditambahkan konteks
/ konsep tual yang diharapkan
3. Ahli III 12 Mengganti option d
33 Menggunakan grafik histogram
4. Ahli IV 13
Option D menggiring pada jawaban benar
17 Gambar kurang penunjuk arah
Soal yang kurang baik menurut penelaah di perbaiki sebagai bahan
perakitan instrumen lengkap ujian komprehensif masih bersifat manual / paper
based test, sebelum instrumen diujicobakan.
Hasil expert riview terhadap isi naskah ujian komprehensif konten
pendidikan disajikan dalam bentuk validasi konstruk (CVR) seperti terlihat pada
tabel berikut:
Tabel 4. 9 Validasi Ahli terhadap isi Instrumen Komprehensif Konten
pendidikan
Nomor Soal
CVR Nomor
Soal CVR
Nomor Soal
CVR Nomor
Soal CVR
1 1 11 1 21 1 31 1
2 0,5 12 0,5 22 1 32 1
69
Nomor Soal
CVR Nomor
Soal CVR
Nomor Soal
CVR Nomor
Soal CVR
3 0,5 13 0,5 23 1 33 0,5
4 0,5 14 1 24 1 34 1
5 0,5 15 0,5 25 1 35 1
6 1 16 1 26 1 36 1
7 1 17 0,5 27 1 37 1
8 1 18 1 28 1 38 1
9 1 19 1 29 1 39 1
10 0,5 20 1 30 1 40 1
Nilai CVI = 0,88 jumlah ahli yang menelaah ada 4 orang.
Hasil expert riview terhadap isi naskah ujian komprehensif konten fisika
disajikan dalam bentuk validasi konstruk (CVR) seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 10 Validasi Ahli terhadap isi Instrumen Komprehensif Konten fisika
Nomor Soal
CVR Nomor
Soal CVR
Nomor Soal
CVR Nomor
Soal CVR
1 1 11 1 21 0,5 31 1
2 1 12 1 22 1 32 1
3 1 13 1 23 0 33 1
4 0,5 14 1 24 0,5 34 1
5 0,5 15 1 25 0,5 35 1
6 1 16 1 26 1 36 1
7 1 17 1 27 0,5 37 1
8 1 18 1 28 1 38 1
9 0 19 1 29 1 39 1
10 1 20 0,5 30 1 40 1
Nilai CVI = 0,86 jumlah ahli yang menelaah ada 4 orang.
4. Hasil Tahap Uji Coba Butir Soal
Tahap ke-empat dalam desain instrumen ujian komprehensif berbasis CBT
adalah tahap uji coba butir soal. Setelah instrumen ujian komprehensif manual
selesai dirakit, instrumen tersebut diujicobakan untuk dianalisis. Hal ini
dimaksudkan: untuk mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal
yang bermutu sebelum digunakan, selain itu membantu memperbaiki kualitas soal
melalui revisi atau membuang soal yang kurang baik / tidak efektif.
Hasil uji coba lapangan butir soal komprehensif berbasis CBT pada konten
fisika dan pendidikan untuk tingkat kesukaran soal disajikan pada gambar berikut:
70
Gambar 4. 9 Diagram Tingkat Kesukaran Soal Ujian Komprehensif Berbasis
CBT pada Konten fisika
Tingkat kesukaran pada soal ujian komprehensif konten pendidikan
disajikan pada gambar berikut:
Gambar 4. 10 Diagram Tingkat Kesukaran Soal Ujian Komprehensif Berbasis
CBT pada Konten pendidikan
Hasil analisis butir soal komprehensif berbasis CBT pada konten fisika dan
pendidikan tersaji pada gambar berikut:
Sukar15%
Sedang70%
Mudah15%
Sukar22%
Sedang53%
Mudah25%
71
Gambar 4. 11 Diagram Hasil Analisis Butir Soal Komprehensif Berbasis CBT
Pada Konten fisika
Gambar 4. 12 Diagram Hasil Analisis Butir Soal Komprehensif Berbasis CBT
Pada Konten pendidikan
Tabel 4. 11 Rekapitulasi hasil pengujian instrumen
Aspek Pegujian Konten fisika Konten
pendidikan
Keterangan
Validitas 0,86 0,88 Sangat sesuai
Reliabilitas 0,77 0,72 Tinggi
Tingkat kesukaran 0,52 0,53 Sedang
Gunakan70%
Ganti20%
Revisi10%
Gunakan60%
Ganti20%
Revisi20%
72
5. Perakitan soal dalam bentuk CBT
Tahap ke-lima dalam desain instrumen ujian komprehensif berbasis CBT
adalah perakitan butir soal. Proses perakitan soal dalam penelitian ini mengacu pada
tujuan tes dan kisi-kisi atau tabel spesifikasi. Paket soal dirakit dengan melihat kartu
soal / naskah soal yang telah di analasis dan diuji validitasnya. Langkah-langkah
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Mengelompokkan soal bersasarkan kompetensi yang sama.
2) Mengelompokan soal berdasarkan materi.
3) Memilih satu kompetensi dari kompetensi yang sama pada materi yang sama.
4) Memberi nomor urut soal berdasarkan kisi-kisi.
5) Mengecek kesesuaian naskah soal dengan kaidah penulisan.
6) Membuat petunjuk umum dan khusus untuk mengerjakan soal.
4. Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation)
Hasil pemberian angket proses pelaksanaan ujian komprehensif melalui
CBT kepada pengelola dan penulis soal di Program Studi Pendidikan Fisika
diperoleh hasil sebagai berikut:
Keterangan :
1. Kecepatan dalam pembagian soal dan lembar jawaban 2. Tingkat kejujuran peserta tes
100% 100%
83% 83%
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
y = 0,007x + 0,9268
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
73
3. Penghematan biaya penyelenggaraan tes 4. Kecepatan dalam pengumpulan lembar jawaban 5. Kecepatan dalam pengoreksian lembar jawaban 6. Kemandirian peserta tes dalam menjawab 7. Ketelitian hasil pemeriksaan jawaban 8. Keobjektifan pemeriksaan jawaban 9. Tingkat kemudahan dalam mengoreksi lembar jawaban 10. Kebermanfaatan penyampaian hasil ujian dengan cepat 11. Keramahan terhadap lingkungan 12. Kemudahan interfretasi hasil tes
Gambar 4. 13 Respon pengelola Program Studi terhadap pelaksanaan ujian
komprehensif melalui CBT
Tingkat kepraktisan instrumen ujian komprehensif melalui CBT di Program
Studi Pendidikan Fisika menurut pengelola adalah 96,7% atau ada pada kategori
sangat tinggi.
Hasil pemberian angket proses pelaksanaan ujian komprehensif melalui
CBT kepada peserta ujian / mahasiswa di Program Studi Pendidikan Fisika
diperoleh hasil sebagai berikut:
Gambar 4. 14 Kejujuran dalam mengerjakan tes
32,1%
67,9%
Apakah anda Jujur / tidak mencontek ketika anda mengerjakan ujian komprehensif berbasis CBT ?
Tidak
74
Gambar 4. 15 Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan soal dan lembar
jawaban
Gambar 4. 16 Waktu yang diperlukan untuk mengoreksi
81,1%
18,9%
Apakah menurut anda Panitia Ujian memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan soal dan lembar
jawaban dari peserta ujian setelah waktu ujian selesai?
Tidak
Ya
86,8%
13,2%
Apakah waktu yang diperlukan untuk memeriksa/mengoreksi hasil ujian komprehensif
berbasis CBT cukup lama? Tidak
22,6%
77,4%
Apakah hasil pemeriksaan / koreksi jawaban ujian komprehensif berbasis CBT pada Program Studi
pendidikan Fisika cukup teliti?
Tidak Ya
75
Gambar 4. 17 Ketelitian dalam pemeriksaan jawaban
Gambar 4. 18 Kemandirian dalam menjawab
Gambar 4. 19 Keobjektifan dalam memeriksa
15,1%
84,9%
Apakah sistem random soal bermanfaat bagi peserta ujian untuk meningkatkan kemandirian dalam menjawab pertanyaan masing-
masing?
Tidak Ya
11,3%
88,7%
Apakah hasil pemeriksaan / koreksi jawaban ujian komprehensif berbasis CBT pada Program Studi pendidikan Fisika cukup
objektif?
Tidak Ya
76
Gambar 4. 20 Perkiraan dana yang dikeluarkan
Gambar 4. 21 Keramahan sistem terhadap lingkungan
66,0%
34,0%
Apakah panitia mengeluarkan anggaran untuk pencetakan naskah soal dan lembar jawaban?
Tidak Ya
18,9%
81,1%
Apakah penggunaan CBT pada ujian komprehensif ini cukup ramah lingkungan?
Tidak Ya
34,0%66,0%
Apakah gambar soal cukup jelas / berwarna?
Tidak Ya
77
Gambar 4. 22 Kejelasan gambar
Gambar 4. 23 Kejelasan Bahasa
Tingkat kepraktisan instrumen ujian komprehensif melalui CBT di Program
Studi Pendidikan Fisika menurut pengelola adalah 77,5% atau ada pada kategori
tinggi. Tingkat kepraktisan secara keseluruhan menurut pengelola dan peserta ujian
adalah sebagai berikut :
35,8%
64,2%
Apakah bahasa yang digunakan cukup jelas dan mudah di mengerti?
Tidak Ya
78
Aspek :
1. Kecepatan dalam pembagian soal dan lembar jawaban 2. Kejujuran dalam mengerjakan tes
3. Pengeluaran biaya penyelenggaraan 4. Pengumpulan lembar jawaban
5. Proses pengoreksian lembar jawaban (waktu yang diperlukan) 6. Kemandirian dalam mengerjakan soal 7. Ketelitian hasil pemeriksaan jawaban
8. Keobjektifan pemeriksaan jawaban 9. Kebermanfaatan pemberian informasi hasil ujian dengan cepat
10. Keramahan terhadap lingkungan penggunaan lembar jawaban dan soal Gambar 4. 24 Tingkat Kepraktisan Instrumen
Efektivitas instrumen ujian komprehensif ini sebesar 94,63 % ada pada
kategori sangat efektif, respon peserta tes dapat terlihat dari :
a. Penerimaan peserta tes terhadap kebermanfaatan sistem dalam memberikan
infromasi tentang kelulusan ujian dengan cepat.
24%
16%
25%
18%
7% 8%11%
6% 6%9%
76%
84%
75%
82%
93% 92%89%
94% 94%91%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Respon (-) Respon (+)
Linear (Respon (-)) Linear (Respon (+))
79
Gambar 4. 25 Kebermanfaatan informasi hasil dengan cepat
b. Penerimaan peserta tes yang menyatakan bahwa instrumen tes dapat mengukur
penguasaan materi.
Gambar 4. 26 Kemampuan instrumen untuk menuntut berpikir
11,3%
88,7%
Tidak
Ya
0,0%
100,0%
Apakah soal-soal yang disajikan menuntut anda untuk berpikir (bukan mengingat)?
Tidak Ya
3,8%
96,2%
Apakah soal yang diberikan cukup menguji kemampuan analisis anda?
Tidak
80
Gambar 4. 27 Kemampuan Soal Dalam Menuntut Peserta Tes untuk
Menanalisis (higher order thinking)
Peserta tes menyatakan bahwa pelaksanaan tes berlangsung dengan tertib
dan lancar. Berdasarkan ketuntasan nilai hasil belajar, tes ini berada pada kategori
cukup efektif.
Instrumen ujian komprehensif melalui CBT dapat diterima dengan baik oleh
para pengelola dan peserta tes. Lima orang penyelenggara dari lima yang
diwawancarai menerima dengan baik sistem ini. 77, 5 % peserta menerima sistem
ini dengan baik.
5. Refleksi Sistematik dan Dokumentasi (Systematic Reflection and
Documentation)
Pelaksanaan tes komprehensif berbasis CBT pada Program Studi
Pendidikan Fisika di dahului dengan pemberian arahan/informasi kepada peserta
tes oleh penyelenggara mengenai tatacara dalam menjawab, mengerjakan soal,
trouble shooting ketika terjadi permasalahan dalam proses pengerjaan tes.
Selanjutnya adalah pengaturan tempat duduk peserta tes. Peserta tes adalah peserta
yang telah mendaftar dua minggu sebelum pelaksanaan tes dimulai. Tampilan
penempatan tempat duduk pseserta tes seperti yang terlihat pada gambar berikut :
81
Gambar 4. 28 Pengaturan tempat duduk peserta tes
Sebelum mengerjakan soal, peserta tes terlebih dahulu harus menuliskan
room name / nama ruang ujian virtual yang diinformasikan oleh penyelenggara.
Selanjutnya melakukan proses registrasi dengan memasukkan NIM dan Nama
lengkap.
Gambar 4. 29 Proses registrasi peserta dalam program
Setelah proses registrasi, peserta menunggu kemunculan soal di layar
sebelum waktu tes dinyatakan dimulai. Penyelenggara memastikan semua peserta
telah siap mengerjakan, maka penyelenggara akan mengklik tombol pengiriman
soal ujian komprehensif berbasis CBT kepada para peserta secara serempak.
82
Gambar 4. 30 Peserta sedang mengerjakan soal ujian komprehensif konten
fisika dan pendidikan berbasis CBT
Tampilan soal melalui CBT dapat terlihat seperti pada gambar berikut :
83
Gambar 4. 31 Tampilan soal ujian komprehensif berbasis CBT
Untuk melihat gambar secara detail dan penuh / besar, gambar yang muncul
pada soal dapat di perbesar dengan cara di klik. Sehingga akan tampil seperti
berikut:
Gambar 4. 32 Tampilan gambar yang di perbesar pada soal setelah di klik
Selama melakukan tes peserta mengerjakan soal secara serius dengan penuh
kemandirian, tidak terlihat adanya kerjasama antara peserta tes. Masing-masing
fokus mengerjakan tesnya.
84
Gambar 4. 33 Sistem penanyangan soal disajikan dengan settingan random soal dan option
Settingan yang digunakan dalam ujian komprehensif ini adalah : randomize
question order, randomize answer order, hide question feedback, dan show final
score. Sistem penayangan soal secara random ini dimaksudkan agar tidak terjadi
kerjasama, masing-masing peserta tes dapat fokus mengerjakan soal yang
dihadapinya masing-masing.
Gambar 4. 34 Sistem setingan soal pada program
Jika ada peserta yang ikut membantu temannya dan beriskusi, maka
sesungguhnya teman yang membantu akan kehilangan banyak waktu dalam
85
mengerjakan soal. Waktu menengerjakan soal dihitung mundur, sehingga peserta
harus sangat efektif memanfaatkan waktu yang masih tersisa.
Selama proses pelaksanaan tes, penyelenggara tes dapat memantau jawaban yang
telah dikerjakan oleh para peserta tes dengan melihat monitor jawaban yang
dimiliki oleh akun penyelenggara ujian. Tampilannya dapat terlihat sebagai berikut:
Gambar 4. 35 Tampilan pemantauan skor dan progres pengerjaan tes para
peserta tes
Penyelenggara dapat melihat secara langsung tingkat kesukaran pada tiap
soal dan mendapatkan informasi mengenai jawaban yang dipilih oleh para peserta
tes. Contohnya jika kita mengkilik nomor 1 pada layar monitor penyelenggara maka
akan muncul soal nomor 1 seperti berikut tampilannya:
86
Gambar 4. 36 tampilan tingkat kesukaran sebuah soal dengan melihat
persentase jawaban peserta tes
Setelah waktu pengerjaan soal selesai maka peserta dilarang untuk terus
mengerjakan soal. Penyelenggara ujian komprehensif dapat mematikan sistem tes
sehingga tidak lagi menerima jawaban yang masuk dengan mengklik finish. Semua
peserta tes tidak akan bisa mengirimkan lagi jawaban tes. Dan pada layar monitor
peserta tes akan muncul tampilan informasi kemampuan peserta tes dalam
mengerjakan soal tersebut.
Gambar 4. 37 Tampilan pada layar peserta yang telah menyelesaikan ujian
Setelah semua peserta tes menyelesaikan ujian secara mandiri atau di paksa
oleh sistem untuk selesai. Penyelenggara tes dapat memperoleh hasil ujian para
peserta tes. Tersedia beberapa cara memperoleh informasi tes diantarnaya: melalui
email, mendownload secara langsung, atau di simpan secara cloud pada google
drive dengan setingan kiriman file berupa informasi nilai keselueuhan siswa dalam
87
satu kelas, atau nilai individu peserta dalam bentuk pdf, atau jawaban siswa pada
masing-masing pertanyaan dalam bentuk pdf.
Gambar 4. 38 Proses penyimpanan hasil ujian
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hasil Preliminary Research
Hasil wawancara terhadap pengelola dan staf di Program Studi Pendidikan
Fisika FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menunjukkan bahwa secara teknis
pelaksanaan ujian komprehensif tidak efektif dan efisien. Jawaban rata-rata dari dua
responden bahwa untuk mempersiapkan pelaksanaan ujian komprehensif minimal
di butuhkan waktu 39 jam atau satu hari 15 jam. Naskah soal ujian harus selesai dua
hari sebelum pelaksanaan ujian untuk dilakukan proses penggandaan soal.
Persoalan akan terjadi ketika penulis nahkah soal belum selesai membuat naskah
soal yang akan digunakan. Peristiwa ini kerap terjadi dalam pelaksanaanya, penulis
baru menyelesaikan naskah soal pada hari H (pelaksanaan ujian). Hal ini
menyebabkan adanya pengunduran waktu kompre yang diundur beberapa jam
menunggu proses penggandaan naskah soal selesai. Dampak ditimbulkan adalah
adanya keresahan pada para peserta ujian, dan mulai mempertanyakan apakah ujian
88
akan di mulai atau tidak dan dampak psikologis lainnya. Pengunduran waktu hanya
akan memperpanjang kegelisahan dan ketegangan peserta ujian, dan gejala-gejala
lainnya seperti: perasaan resah/gelisah, memicu kekurang percayaan diri,
menimbulkan kelemasan, memunculkan ke khawatiran berlebihan, tidak bisa
konsentrasi, memunculkan kebingungan/linglung yang mendorong untuk
melakukan kegiatan mencari bocoran soal, mencari kunci jawaban, menyontek,
menyalahkan soalnya sulit, dan menyalahkan gurunya (Wibowo, 2012).
Rata-rata biaya yang dikeluarkan dalam sekali kegiatan ujian komprehensif
adalah sekitar Rp 252.150,- hanya untuk proses penggandaan naskah soal dan
lembar jawaban. Pada ujian komprehensif konten fisika di perlukan kertas curat -
coret untuk menghitung pengeluaran pengadaan kertas ini belum termasuk dalam
biaya tersebut (Rp 25.000). Biaya penyusunan / pembuatan bahan / naskah ujian Rp
250.000,-, biaya pengawas ujian Rp 290.000,-, pemeriksaan hasil ujian Rp 10.000,-
, total biaya seklai kegiatan ujian komrehensif untuk jumlah peserta ujian sebanyak
60 orang adalah Rp 1.417.150,-. Kegiatan komprehensif biasanya dilakukan
sebanyak 3 kali dalam setahun. Biaya pengeluaran untuk 3 kali peyelenggaraan
ujian komprehensif adalah Rp 4.251.450,-. Jika kegiatan seperti ini dilakukan juga
oleh Program Studi lain di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memiliki jumlah
Program Studi S1 – S3 sebanyak 74 prodi, maka jumlah biaya yang harus
dikeluarkan sekitar Rp 314.607.300,- untuk satu tahun akademik. Dana yang cukup
lumayan besar.
Waktu yang dibutuhkan pada tahap persiapan pelaksanaan ujian melali
sistem PBT (paper based test) adalah 7,5 menit. Waktu yang diperlukan untuk
pembagian soal / lembar jawaban pada saat pelaksanaan ujian komprehensif akan
sangat bergantung pada jumlah peserta tes. Jumlah peserta ujian sedikit maka
proses distribusi nya akan cepat, jika peserta ujian banyak maka distribusinya juga
akan lebih lama. Jika proses distribusi soal dan lembar jawaban tidak termasuk
dalam waktu ujian maka tidak akan menjadi masalah. Jika sebaliknya proses
distribusi soal termasuk kedalam waktu ujian, maka akan menyita waktu proses
pengerjaan ujiannya itu sendiri. Beberapa pengalaman menunjukan kedua keadaan
tersebut bisa terjadi. Pemilihan hari dan tempat pelaksanaan tes yang akan
89
menentukan kondisi tersebut terjadi atau tidaknya. Pelaksanaan tes di hari
perkuliahan dan penggunaan ruang kelas sebagai tempat pelaksanaan ujian akan
mebatasi waktu pelaksanaan ujian komprehensif, akan bergantung pada waktu
kosong yang dimiliki oleh ruang tersebut. Panitia pelaksana ujian tidak bebas
menggunakan ruangan, karena adanya kegiatan perkuliahan di ruang tersebut pada
jam berikutnya. Pemilihan waktu di luar jam perkuliahan sangat direkomendasikan,
sehingga tidak akan mengurangi alokasi waktu yang semestinya.
Tingkat kejujuran para peserta ujian komprehensif pada pelaksanaan ujian
komprehensif 2013 – 2016 di Program Studi pendidikan fisika, menurut pengelola
cukup jujur. Status cukup jujur pada angket berada pada kategori tengah, diantara
sangat jujur dan tidak jujur. Kejujuran merupakan kunci dari suatu kepercayaan,
dapat menciptakan image yang baik bagi si pelakunya, sekaligus membentuk
karakter yang baik dan bertanggung jawab. Orang lain akan lebih menghargai dan
menyegani orang yang memiliki sikap kejujuran yang tinggi. Penting sekali sebuah
tes atau ujian untuk menumbuhkan nilai kejujuran ini.
Rata-rata waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan soal dan lembar
jawaban adalah 11 menit atau 660 detik. Bergantung pada jumlah peserta ujian,
semakin banyak maka semakin lama lagi. Waktu ini akan bertambah lama lagi jika
pengawas ujian bersikap lemah dalam menghadapi peserta ujian yang enggan
mengumpulkan lembar jawaban dengan alasan dan masih mau mengerjakannya,
sehingga lembar jawaban tidak cepat diambil. Hal ini tentunya tidak adil bagi
peserta tes lainnya. Ketidakadilan juga terjadi ketika pengawas akan mendahulukan
mengumpulkan lembar ujian peserta ujian yang duduknya berdekatan dengan
pengawas / panitia ujian terlebih dahulu, sedangkan mereka yang duduknya lebih
jauh maka akan lebih lama lagi, hal ini tentunya tidak adil.
Waktu yang diperlukan untuk memeriksa hasil ujian komprehensif rata-rata
adalah lebih dari satu hari, 15 jam atau sekitar 140.400 detik. Peserta ujian baru
dapat mengetahui informasi mengenai lulus atau tidaknya. Informasi ini akan
menjadi bertambah lama jika proses pengoreksian tidak sesuai dengan rencana,
menjadi berhari-hari. Informasi kelulusan yang disampaikan ke Program Studi
tidak dengan cepat di infromasikan karena pertimbangan lain/tertentu maka akan
90
menjadi berhari-hari. Peserta ujian tidak bisa dengan cepat mengetahui kemampuan
dan kekurangannya, tidak bisa memprediksi apakah di mengulang atau tidak ujian
selanjutnya. Jika ada kepastian lulus atau tidaknya, peserta yang tidak lulus akan
mempelajari dan coba mengingat-ingat materi / konsep / soal dianggap tidak bisa
pada saat ujian untuk di pelajari kembali. Bagi peserta ujian yang sudah lulus akan
meningkatkan kepercayaan diri dalam kemampuan yang sudah dimilikinya.
Tingkat ketelitian dan kelelahan pengoreksi dalam memriksa lembar
jawaban komprehensif cukup teliti. Ketelitian pengoreksi sangat berpengaruh
terhadap hasil ujian. Pengoreksi yang kurang teliti atau telodor dapat mengorbankan
peserta tes yang sebenarnya memiliki kompetensi yang baik dan sebenarnya layak
untuk lulus, namun menjadi tidak lulus dan harus mengulang pada ujian berikutnya.
Ujian komprehensif biasanya dilaksanakan empat bulan sekali, atau hanya tiga kali
dalam setahun. Hal ini tentunya sangat merugikannya, waktu yang seharusnya bisa
dimanfaatkan untuk kegiatan lainnya tapi sebagian di gunakan untuk persiapan
ujian kembali. Ketelitian pengoreksi tentunya akan bergantung juga pada jumlah
peserta ujian itu sendiri. Jumlah peserta ujian yang terlalu banyak tentunya akan
menurukan tingkat ketelitian pengoreksi.
Selain informasi mengenai pelaksanaan ujian komprehensif, proses
perencanaan pembuatan tes juga di telusuri. Hasi penelusuran menunjukkan bahwa
soal ujian komprehensif yang sudah dilakukan sebagian ada yang mengikuti
indikator yang dibuat tapi itu tidak dilaksanakan secara ketat. Ketika penulis soal
menemukan soal yang baik, maka penulis akan memasukkannya. Program Studi
belum meliliki blue print kompetensi khusus yang harus diukur dalam ujian
komprehensif yang dilakukan, sehingga arah pengukuran menjadi bias dan tidak
jelas kebermanfaatannya. Sebagian soal yang dibuat masih bersifat lower order
thinking. Bentuk ujian yang dilakukan adalah PBT (paper based test) dalam bentuk
pilihan ganda, tidak ada soal uraian dengan jumlah soal antara 40 sampai 50 soal.
Ujian komprehensif secara lisan belum pernah di lakukan di Program Studi
Pendidikan Fisika. Melalui ujian lisan peserta ujian dapat mengetahuinya secara
langsung, namun membutuhkan waktu yang lama proses pengujiannya. Unsur
91
subyektivitas sangat tinggi dan sangat memungkinkan terjadinya ketidakadilan.
Selain itu peserta ujian dapat gugup dan memberikan jawaban asal.
Materi ujian komprehensif pada Program Studi Pendidikan Fisika terbagi
menjadi dua, yaitu: konten pendidikan dan konten fisika. Hasil analisis terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang ada pada soal konten pendidikan ujian komprehensif
tahun 2014 sampai 2016, aspek pengukuran banyak mengarah kepada kemampuan
kognitif: mengingat (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3). Aspek analisis, sintesis,
evaluasi dan mencipta (C4 - C6) sangat rendah dan cenderung tidak ada. Hal ini
menunjukkan bahwa pengukuran materi ujian komprehensif masih mengarah pada
kemampuan lower order thinking (LOTS). Lower order thinking merupakan
keterampilan dasar yang terbatas pada hal-hal rutin dan bersifat mekanis seperti:
misalnya menghafal dan mengulang-ulang informasi yang diberikan sebelumnya.
Keterampilan ini kurang bermanfaat / tidak relevan lagi dengan tuntutan
perkembangan zaman. Keterampilan/kemampuan yang diharapkan adalah
keterampilan di abad 21, yang meliputi: creativity and innovation, critical thinking
and problem solving, communication, collaboration. Keterampilan tersebut
terdapat pada aspek analisis (C4), evaluasi (C5), dan mencipta (C6) pada taksonomi
kognitif Bloom yang direvisi atau lebih dikenal dengan keterampilan higher order
thinking (HOTS).
Hasil analisis terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada pada soal konten
fisika ujian komprehensif tahun 2013 sampai 2015, aspek pengukuran banyak
mengarah kepada kemampuan kognitif: mengingat (C1), pemahaman (C2), aplikasi
(C3). Aspek analisis, sintesis, evaluasi dan mencipta (C4 - C6) sangat rendah dan
cenderung tidak ada kecuali pada naskah soal 2015 namun jumlahnya belum
banyak.
2. Hasil Protoyping Stage
Tahap pertama protoyping stage adalah menentukan materi esensial. Materi
esensial merupakan materi pokok yang dianggap penting / melandasi konsep-
konsep lain yang dipelajari dalam fisika sebagai dasar aplikasi dalam kehidupan
sehari-hari. Materi esensial pada program studi pendidikan fisika tersebar pada
92
delapan matakuliah, dan konten pendidikan tersebar pada enam matakuliah.
Penilaian hasil belajar yang dilakukan sebaiknya dilakukan secara menyeluruh
meliputi berbagai aspek kompetensi yaitu: ranah pengetahuan / kognitif,
keterampilan / psikomotor, sikap / afektif (Permendikbud nomor 23, 2016).
Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh Program Studi Pendidikan Fisika
melalui ujian komprehensif sudah menilai hasil belajar mahasiswa secara
menyeluruh. Naskah soal ujian komprehensif berbasis CBT yang dikembangkan
layak digunakan untuk mengukur pencapaian standar kompetensi mahasiswa
tingkat akhir pada seluruh aspek.
Pengukuran ranah kognitif pada ujian komprehensif berbasis CBT yang
dikembangkan di prodi pendidikan fisika dilakukan untuk mengukur kemampuan
berpikir mahasiswa pada tingkatan lebih tinggi / higher order thinking skill (HOTS)
pada konten fisika dan pendidikan. Arah pengukuran pada HOTS di tujukan untuk
mengetahui pencapaian kompetensi berpikir, dan kesiapan calon lulusan sebelum
menghadapi lapangan pekerjaan. Kemampuan HOTS dapat dijadikan sebagai
modal sosial (social capital) dan modal intelektual (intelectual capital) di zaman
modern (abad ke-21). Salah satu kompetensi yang diperlukan di abad 21 adalah:
kemampuan berpikir kritis, kreatif, berkomunikasi dan berkolaborasi. Kompetensi-
kompetensi tersebut dapat ditemukan pada keterampilan berpikir orde lebih tinggi
(Kemdikbud, 2016). Sehingga sangat penting dan tepat untuk melakukan
pengukuran HOTS dalam instrumen yang dikembangkan ini.
Sebaran aspek kognitif C1-C6 pada ujian komprehensif berbasis CBT di
Program Studi pendidikan fisika tahun 2016 memiliki trendline positif, berbeda 180
derajat dengan ujian komprehensif manual atau PBT pada tahun 2013-2015.
Sebaran aspek C1-C6 pada ujian komprehensif manual / PBT lebih didominasi pada
C1, C2, dan C3 atau lower order thinking skill / keterampilan berpikir orde rendah
80%, sedangkan pada ujian komprehensif berbasis CBT lebih banyak kepada aspek
C4, C5, dan C6 atau higher order thinking / kemampuan berpikir pada orde lebih
tinggi (70%). Berubahnya arah kebijakan aspek kemampuan berpikir yang di ukur
dalam ujian komprehensif ini, ditengarai oleh adanya kesadaran Program Studi
dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang membutuhkan
93
sumber daya manusia para calon pendidik yang kompetitif, memiliki daya saing
yang tinggi secara nasional maupun global. Presiden Obama mengemukakan bahwa
kemampuan berpikir orde lebih tinggi merupakan kompetensi yang sangat penting
bagi lulusan perguruan tinggi, karena dibutuhkan dalam kehidupan, baik
dilingkungan pekerjaan, maupun masyarakat terutama pada abad ke 21 (Adamson,
F, 2013). Kualitas dan kompetensi lulusan dapat terukur oleh instrumen yang
berkualitas. Cara mengukur kompetensi lulusan menjadi sangat penting untuk
diperhatikan (Hazelkorn, E, 2013). Dengan dimilikinya kemampuan berpikir pada
orde lebih tinggi dapat dipastikan para lulusan telah siap menghadapi dunia kerja
dan persaingan global.
Kata kerja operasional yang paling banyak digunakan dalam naskah soal
komprehensif konten fisika adalah kemampuan memprediksi, menyimpulkan dan
analisis. 73% kata kerja operasional yang digunakan dalam pengembangan
instrumen ujian komprehensif adalah untuk mengukur keterampilan berpikir pada
orde lebih tinggi (HOTS), dan sisanya 27% untuk mengukur keterampilan berpikir
dasar. Sedangkan pada naskah soal konten pendidikan kata kerja operasional yang
paling banyak digunakan adalah: memilih (20%), membedakan (10%), dan
mengkritik (10%). 78% kata kerja operasional yang digunakan dalam
pengembangan instrumen ujian komprehensif adalah untuk mengukur keterampilan
berpikir pada orde lebih tinggi atau HOTS, dan sisanya 27% untuk mengukur
keterampilan berpikir dasar. Higher order thinking melatih keterampilan dalam
belajar (learning skills), literacy skills, dan life skills. Pada abad 21 akan terjadi
kemajuan dibidang informasi, informasi akan tersedia di mana saja dan kapan saja;
semua serba cepat dan penggunaan mesin / komputasi menjadi cirinya; serba
otomatis dalam semua aspek pekerjaan dan serba praktis. Keterampilan berpikir
tingkat tinggi merupakan modal utama dalam mempersiapkan diri di abad 21.
Pengukuran ranah psikomotorik pada naskah soal ujian komprehensif
melalui CBT di Program Studi Pendidikan Fisika ini mengacu pada keterampilan
proses sains. Keterampilan proses sains (KPS) dijadikan sebagai acuan pengukuran
ranah psikomotorik dikarenakan keterampilan ini sangat relevan dengan
keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang fisikawan atau saintis. Seorang
94
saintis senantiasa melakukan kegiatan-kegiatan: mengamati, mengklasifikasi,
menafsirkan, membuat hipotesis, menarapkan konsep, mengkomunikasikan, dan
melakukan percobaan. Mahasiswa yang memiliki keterampilan proses sains yang
baik akan memiliki rasa keingintahuan yang tinggi akan sesuatu hal, memiliki
pengetahuan yang bermakna, memahami hubungan-hubungan antara fakta dengan
obyek yang dianalisis. Kompetensi keterampilan proses sains yang dikembangkan
naskah soal ujian komprehensif melalui CBT diantaranya : melakukan komunikasi,
mengajukan hipotesis, merencanakan percobaan, dan menggunakan alat/bahan.
Kompetensi menggunakan alat/bahan paling banyak di kembangkan yaitu 40%,
dibandingkan kompetensi lainnya.
Hampir semua kegiatan eksperimen / perobaan fisika menggunakan alat
ukur, kehidupan sehari-hari seperti tukang jahit, tukang kayu/mebel,bengkel motor
atau mobil, tukang las maupun dalam bidang industri. Hal ini menunjukkan betapa
pentingnya penguasaan penggunaan alat. Penguasaan penggunaan alat ukur manual
atau digital, pengukuran besaran pokok maupun turunan sangat mutlak dimiliki
oleh seorang mahasiswa fisika. Banyak sekali kegiatan pengukuran dalam fisika
maupun kehidupan sehari-hari seperti: mengukur panjang dengan menggunakan
meteran, penggaris, jangka sorong dan mikro meter skrup; pengukuran massa
dengan menggunakan neraca pasar/pedagang, neraca analog dan digital, timbangan
berat, neraca pegas, dan neraca ohaus dengan berbagai jenis skalanya; pengukuran
kuat arus listrik, tegangan, dan hambatan; pengukuran intensitas cahaya dengan
menggunakan lux meter; mengukur waktu, mengukur suhu dan lain-lain.
Kompetensi selain membaca alat ukur yang tidak kalah pentingnya adalah ketelitian
(presisi) dan ketepatan (akurasi). Peserta tes harus bisa menunjukkan ketelitian dan
ketepatan dalam membaca sebuah hasil pengukuran dengan berbagai jenis alat
ukur. Kemampuan melakukan komunikasi dikembangkan (20%) dengan tujuan
untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam dalam membaca grafik,
menjelaskan atau melaporkan hasil percobaan, memberikan gambaran / informasi
dari sebuah hasil pengamatan berupa tabel atau grafik. Kemampuan ini sangat
penting untuk di miliki agar seseorang dalam berbicara harus berdasarkan sumber
yang jelas yang memiliki bukti otentik. Kemampuan mengajukan hipotesis
95
deikembangkan sebanyak 20%. Kemampuan mengajukan hipotesis dikembangkan
dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam membuat praduga
/ memprediksi sesuatu yang belum terjadi berdasarkan asumsi atau data ilmiah yang
dimiliki. Memiliki kemampuan dalam membuat penjelasan terhadap perkiraan
suatu kejadian, dengan memiliki kesadaran perlunya pengujian kebenarannya.
Kemampuan merencanakan percobaan dikembangkan sebanyak 20% dengan
tujuan agar mengetahui kemampuan mahasiswa dalam memilih / menentukan alat
/ bahan / sumber yang tepat berdasarkan kegiatan penyelidikan yang diperlukan.
Mampu menentukan variabel atau mengontrol variabel tertentu yang akan diatur,
mengetahui apa yang harus diamati, dan dicatat. Kemampuan ini sangat penting,
mahasiswa mampu memahami status dan perannya dalam lingkungan kehidupan
sehari-hari maupun lingkungan pekerjaan, mengetahui apa yang harus dilaksanakan
berupa langkah kerja.
Pengukuran ranah afektif mengacu pada sikap ilmiah (scientific attitude).
Arah pengukuran pada sikap ilmiah ini, didasarkan pada pentingnya model attitude
yang harus dimiliki oleh seorang ilmuwan. Model attitude yang paling tepat bagi
mahasiswa Program Studi pendidikan fisika adalah sikap ilmiah. Sikap para calon
lulusan perlu di ukur sikap / tingkat ke ilmiahannya. Sikap ilmiah yang baik
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari dan lapangan pekerjaan. Sikap ilmiah
berperan dalam menghasilkan penemuan yang berguna, dapat mengembangkan
ilmu pengetahuan, dapat memecahkan masalah berdasarkan penalaran akal sehat,
dan dapat mengungkap rahasia alam yang belum tergali. Sikap ilmiah sangat di
perlukan di abad ke-21 ini. Sikap ilmiah yang dikembangkan dalam naskah soal
ujian komprehensif melalui CBT diantaranya : kejujuran, ketelitian dan kekritisan,
menghargai orang lain, kedisiplinan, kerja keras dan ketekunan, kreativitas, rasa
ingin tahu, kepedulian lingkungan, tanggung jawab dan kemandirian, kesadaran
terhadap Tuhan YME. Sikap-sikap tersebut dikembangkan dengan porsi yang sama
(91,%) dengan asusmsi bahwa semua sikap tersebut memiliki tingkat prioritas yang
sama.
Realita yang ada menunjukkan masih banyak para lulusan perguruan tinggi
belum menjadi manusia yang sesuai dengan harapan dari tujuan pendidikan.
96
Munculnya koruptor yang cerdik yang merugikan bangsa. Permasalahan inilah
yang harus segera dibasmi dengan menumbuhkan sikap (afektif) dan nilai-nilai
karakter bangsa yang akan berdampak pada kemajuan bangsa di masa depan.
Mahasiswa yang memiliki sikap (afektif) yang baik akan menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Pemilihan bentuk pelaksanaan tes melalui computer based tes (CBT) di
sebabkan oleh beberapa alasan, diantaranya: rendahnya tingkat keujuran /
sportivitas peserta ujian / mahasiswa, mahasiswa sering melakukan kerjasama
terutama jika soal yang diujikan hanya satu tipe saja. Hal ini terlihat dari hasil
pengukuran sikap mahasiswa tentang kejujuran dalam mengerjakan ujian selama di
perguruan tinggi, dari 10 responden yang di survey tidak ada yang menjawab tidak
pernah mencontek selama mereka belajar di perguruan tinggi, tetapi tidak ada juga
yang terang-terangan mengaku mencontek / melakukan perbuatan tidak jujur;
Alokasi waktu untuk mengerjakan ujian sulit dikontrol baik memulai atau
mengakhirinya. Hal ini sesuai dengan pengalaman para penyelenggara ujian, yang
menyatakan perlu lima menit untuk mendistribusikan naskah soal berikut lembar
jawaban dan membutuhkan waktu lebih dari 10 menit untuk mengumpulkannya
kembali. Pada saat di mulai, waktu yang digunakan banyak terbuang untuk
pendistribusian soal dan lembar jawaban. Pada saat mengerjakan soal, melingkari
atau menghapus jawaban yang salah akan menghabiskan waktu. Kendala setelah
ujian adalah lamanya waktu pengoreksian, bergantung pada jumlah peserta,
semakin banyak peserta maka semakin lama juga hasil ujian itu diketahui, perlu
waktu sekitar 6 jam sampai 3 hari untuk mengoreksi; tingkat konsentrasi korektor
tidak selalu dalam kondisi prima sehingga aka berpengaruh pada tingkat ketelitian
dalam mengoreksi akibatnya tidak memberikan nilai yang faktual; subyektivitas
dan emosi korektor akan memperharuhi hasil koreksian, bisa lebih tinggi atau lebih
rendah.
Tes berbasis komputer memberikan banyak manfaat bagi para
penggunanya. Beberapa manfaat diantaranya: lebih ekonomis karena papper less,
97
tidak menggunakan kertas dalam mengerjakan ujian sehingga lebih ramah
lingkungan. Membantu menjaga lingkungan dan mendukung program go green.
Menghemat biaya produksi soal dan pasca ujian yaitu tahap pengoreksian dan
dokumentasi / tidak diperlukan biaya tambahan untuk biaya korektor, karena sistem
dapat mengoreksi sendiri. Hal ini tentunya bisa mengurangi mata anggaran di sektor
ini, dan dialihkan ke sektor lain yang masih kurang. Dosen / korektor / pengelola
Program Studi bisa menginterpretasikan hasil ujian dengan cepat, menganalisis soal
dan jawaban mahasiswa. Fairness mengizinkan peserta mengerjakan dan
mengakhiri tes dengan waktu yang sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan,
menghilangkan pekerjaan logistik pendistribusian soal kepada peserta yang bisa
menyita waktu. Hasil tes dapat tersimpan dengan aman (Lin, 2006). Peserta dapat
langsung mengetahui hasil tes dengan segera setelah tes berakhir sehingga peserta
dapat melakukan perencanaan tindak lanjut. Dengan demikian Program Studi dapat
memantau kualitas akademik para mahasiswanya.
Naskah soal ujian komprehensif terlebih dahulu dibuat dalam bentuk kartu
soal yang mengacu kepada tabel spesifikasi yang dibuat. Naskah soal masih bersifat
manual belum CBT, Soal dibuat mengikuti format penulisan kartu soal. Setelah
kartu soal terbentuk, langkah selanjutnya adalah menelaah kartu tersebut.
Penelaahan dilakukan oleh para ahli, diantaranya ahli materi dan ahli pendidikan /
penulisan soal yang masing-masing berjumlah empat orang (total delapan orang
penelaah soal). Soal yang kurang baik menurut penelaah di perbaiki sebagai bahan
perakitan instrumen lengkap. ujian komprehensif masih bersifat manual/ paper
based test, sebelum instrumen diujicobakan.
Tahap uji coba butir soal dilakukan setelah instrumen ujian komprehensif
manual selesai dirakit, instrumen tersebut diujicobakan untuk dianalisis. Tahap ini
bertujuan: untuk mengkaji dan menelaah butir soal agar diperoleh soal yang
bermutu, memperbaiki kualitas soal yang kurang baik dari segi kontruk atau bahasa
melalui revisi atau membuang soal yang kurang baik / tidak efektif, mengetahui
keberfungsian soal sesuai tujuan pengukuran yang diharapkan atau tidak,
mengetahui tingkat kesukaran soal (difficulty index), mengetahui kualitas dari
option atau pengecoh berfungsi atau tidak. Instrumen tes yang baik yaitu instrumen
98
yang memiliki validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembedanya
dengan kualitas baik. Validitas yang baik yaitu yang mampu mengukur apa yang
hendak diukur. Validitas berkaitan dengan ketepatan instrumen terhadap konsep
yang dinilai, sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai (Sudjana,
1992). Nilai validitas soal yang baik (tinggi) mulai dari 0,6 – 1,0. Reliabilitas yang
baik adalah instrumen yang dapat menghasilkan skor yang ajeg/konsisten, nilai
reliabilitas yang tinggi adalah 0,7 – 1,0. Tingkat kesukaran yang baik adalah tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu susah, tingkat kesukaran yang baik terletak antara
nilai 0,31 – 0,70. Daya pembedanya yang baik adalah soal yang mampu
membedakan antara siswa yang memahami konsep dengan siswa yang tidak
memahami konsep. Daya beda yang baik adalah yang memiliki nilai daya beda
(DP) 0,30 atau 30% ke atas.
Instrumen yang diujicoba menghasilkan validitas 0,87 (sangat sesuai) dapat
mengukur sesuai tujuan yang diharapkan. Reliabilitas 0,75 (Tinggi) instrumen
dapat menghasilkan skor yang ajeg/konsisten. Tingkat kesukaran 0,50 (sedang)
memungkinkan soal dapat di jawab oleh siswa yang berkategori rendah maupun
sedang. Tingkat kelayakan 0,87 atau sangat sesuai, dengan nilai CVI = 0,86 untuk
konten fisika dan 0,88 untuk konten fisika. Instrumen yang dihasilkan sangat layak
untuk digunakan dan dijadikan instrumen standar untuk mengukur kompetensi
mahasiswa.
Nilai efektivitasnya sebesar 94,63 % (kategori sangat efektif). Tingkat
kepraktisan instrumen sebesar 87,1% ( sangat praktis). Tingkat kepraktisan menurut
pengelola adalah 0,97 atau 96,7% (sangat tinggi), sedangkan menurut peserta
sebesar 0,78 atau 77,5% (tinggi). Instrumen yang dihasilkan dapat diterima dengan
baik oleh para pengelola dan peserta tes. Penyelenggara ujian yang diwawancarai
menerima dengan baik 95% sistem ini dan 77, 5 % peserta menerima sistem ini
dengan baik. Instrumen yang dihasikan dapat mempermudah kinerja pengelolaan
pendidikan secara efektif, dan efisien yang mendukung kearah pencapaian world
class university. Instrumen dapat mempermudah program studi dalam mengelola
ujian komprehensif secara tertib, cepat, efektif, dan efisien.
99
3. Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation)
Hasil pemberian angket kepada penyelenggara ujian menunjukkan nilai
kepraktisan yang sangat tinggi. Hal ini menunjukkan kesadaran para pengelola
dalam merasakan nilai keparaktisan yang dimiliki sistem CBT dalam mengelola
dan mengolah hasil ujian. Sistem yang dikembangkan mampu mengurangi waktu
untuk pekerjaan penilaian tes dan membuat laporan tertulis, menghilangkan
pekerjaan logistik seperti mendistribusikan, menyimpan dan tes menggunakan
kertas, peserta tes dapat langsung mengetahui hasi tes.
4. Refleksi Sistematik dan Dokumentasi (Systematic Reflection and
Documentation)
Sistem ujian komprehensif berbasis CBT baru pertama kali digunakan di
Program Studi Pendidikan Fisika, walaupun demikian para mahasiswa mampu
menerima dan merasakkan beberapa keuntungan dari sistem penyelenggaran ujian
melalui CBT ini. Ujian komperehensif telah mampu meningkatkan kemandirian
dan kejujuran mahasiswa dalam mengerjakan ujian. Yang merupakan karakter
penting yang harus tertanam pada generasi muda sebagai bekal kehidupan di abad
ke 21.
Walaupun soal dan lembar jawaban di tampilkan di layar monitor, siswa
yang ada di sebelahnya tidak mau bertanya atau menanyakan jawabannya. Karena
sistem penayangan soal disajikan secara random. Sistem inilah yang dapat
mendiring siswa untuk mandiri dalam mengerjakan soal yang sangat berbeda
dengan pengerjaan soal secara papper tes soal akan cenderung sama persis
urutannya dan optionnya juga sama. Pada sistem CBT selain urutan soal urutan
option juga akan diacak.
Dosen atau penyelenggara tes dapat mengetahui kualitas soal yang
dibuatnya sudah baik atau buruk seperti tingkat kesukaran dan distribusi kualitas
option pengecohnya berfungsi atau tidak secara langsung dan cepat. Informasi ini
menjadi masukan dan pengalaman empiris bagi pembuat soal tanpa menguji
analisis butir soal terlebih dahulu yang memerlukan waktu analisis yang sangat
lama.
100
Diperolehnya informasi hasil peserta tes dengan cepat, hal ini sangat
menguntungkan pengelola, pengoreksi, maupun peserta. Peserta dapat mengetahui
lulus tidaknya proses ujian secara langsung. Mahasiswa dapat membuat
perencanaan dari informasi tersebut untuk langkah selanjutnya. Pengelola dapat
memperoleh hasil dengan cepat untuk diumumkan secara resmi tidak perlu
menunggu berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu pada kenyataannya.
Program Studi dapat memperoleh informasi mengenai kometensi yang dimiliki oleh
para mahasiswanya, kelemahan dan kekurangannya. Menjadi bahan masukan bagi
para dosen-dosen dalam meningkatkan kompetensi yang lemah dalam perkuliahan.
101
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Penelitian pengembangan ini telah menghasilkan sebuah instrumen yang
dapat mengukur kompetensi mahasiswa tahap akhir Program Studi Pendidikan
Fisika secara utuh. Melalui ujian komprehensif berbasis CBT (computer based tes)
kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik mahasiswa dapat diukur dengan
efektif, praktis, dan dapat diterima semua pihak. Instrumen yang dikembangkan
juga dapat mengukur kemampuan berpikir pada orde yang lebih tinggi,
keterampilan proses sains, dan sikap ilmiah mahasiswa. Data yang dihasilkan dapat
memberikan informasi yang akurat tentang kompetensi mahasiswa secara utuh.
Instrumen ujian komprehensif melalui CBT dihasilkan melalui lima tahapan
yaitu : menentukan materi esensial (menentukan fungsi dan tujuan tes, menentukan
batasan materi tes pada konten fisika dan konten pendidikan, menyusun kompetensi
kognitif, afektif dan psikomotorik yang ingin dicapai pada tes dengan melihat
kompetensi pada tiap mata kuliah), menentukan bentuk pelaksanaan tes (
mempertimbangkan teknis pelaksanaan tes yang efektif, efisien dan berdaya guna),
penulisan butir soal (membuat tabel spesifikasi tes, melakukan penulisan butir soal,
penelaahan butir soal, perbaikan dan perakitan soal), ujicoba butir soal (ujicoba dan
analisis butir soal), perakitan soal dalam bentuk CBT.
Instrumen yang dihasilkan memiliki tingkat kelayakan 0,87 atau sangat
sesuai, dengan nilai CVI = 0,86 untuk konten fisika dan 0,88 untuk konten fisika.
Instrumen memiliki sebesar validitas 0,87 (sangat sesuai), reliabilitas 0,75 (Tinggi),
dan tingkat kesukaran 0,50 (sedang). Instrumen yang dihasilkan sangat layak untuk
digunakan. Instrumen yang dihasilkan dapat dijadikan instrumen standar untuk
mengukur kompetensi mahasiswa.
Instrumen ujian komprehensif berbasis CBT memiliki nilai efektivitas
sebesar 94,63 % (kategori sangat efektif). Instrumen yang dihasikan dapat
mempermudah kinerja pengelolaan pendidikan secara efektif, dan efisien yang
mendukung kearah pencapaian world class university. Instrumen dapat
mempermudah program studi dalam mengelola ujian komprehensif secara tertib,
cepat, efektif, dan efisien.
101
102
Tingkat kepraktisan instrumen sebesar 87,1% ( sangat praktis). Tingkat
kepraktisan menurut pengelola adalah 0,97 atau 96,7% (sangat tinggi), sedangkan
menurut peserta sebesar 0,78 atau 77,5% (tinggi). Instrumen yang dihasilkan dapat
diterima dengan baik oleh para pengelola dan peserta tes. Penyelenggara ujian yang
diwawancarai menerima dengan baik 95% sistem ini dan 77, 5 % peserta menerima
sistem ini dengan baik.
B. Implikasi
Implikasi dari penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan ujian komprehensif berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan
Fisika telah berhasil melakukan efesiensi dana pengeluaran sebanyak 60%.
Pelaksanaan ujian komprehensif melalui CBT dapat mengurangi dana anggaran
pengeluaran penyelenggaraan ujian secara manual / paper based test di Program
Studi Pendidikan Fisika dari Rp 1.417.150, - / kegiatan menjadi 565.000,- /
kegiatan, bisa melakukan penghematan sebanyak Rp 8521.150,- atau 60% dari
anggaran pengeluaran yang biasa dilakukan.
2. Pelaksanaan ujian komprehensif berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan
Fisika telah berhasil mengurangi waktu proses pendidstribusian naskah soal
ujian dan lembar jawaban kepada peserta ujian dari 450 detik menjadi 30 detik.
Pelaksanaan ujian komprehensif berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan
Fisika memiliki efektivitas sebesar 93,33% dalam pendistribusian naskah soal
dan lembar jawaban.
3. Pelaksanaan ujian komprehensif berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan
Fisika telah berhasil mengurangi waktu proses pengumpulan lembar jawaban
dan naskah soal setelah waktu ujian selesai, dari 660 detik menjadi 30 detik.
Pelaksanaan ujian komprehensif berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan
Fisika memiliki efektivitas sebesar 95,45 % dalam pengumpulan naskah soal
dan lembar jawaban.
4. Pelaksanaan ujian komprehensif berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan
Fisika telah berhasil meningkatkan kejujuran peserta ujian komprehensif dari
kategori cukup jujur menjadi jujur.
103
5. Pelaksanaan ujian komprehensif berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan
Fisika telah berhasil mengurangi waktu proses pengoreksian lembar jawaban,
dari 140.400 detik menjadi 30 detik. Pelaksanaan ujian komprehensif berbasis
CBT pada Program Studi Pendidikan Fisika memiliki efektivitas sebesar 99,98
% dalam pengoreksian lembar jawaban dengan tingkat objektivitas dan
keakuratan tinggi.
6. Pelaksanaan ujian komprehensif berbasis CBT pada Program Studi Pendidikan
Fisika membutuhkan koneksi internet yang baik/kuat dan stabil, sehingga
kendala teknis tidak menjadi permasalah pokok yang substansial dari
pelaksanaan tes.
C. Rekomendasi
Rekomendari penelitian pengembangan ini adalah :
1. Bagi pimpinan, dan pengelola kampus: Pelaksanaan ujian komprehensif
berbasis CBT telah terbukti efektif, efisien, dan memenuhi kriteria instrumen
tes yang baik, maka sarana pendukung pelaksanaan kegiataan ini perlu di
tingkatkan, seperti : fasilitas internet yang cukup kuat dan stabil, membuat
ruangan khusus ujian CBT yang bisa digunakan secara bergiliran dengan
jumlah dan daya tampung yang baik. Alternatif lainnya memanfaatkan ruang
labolatorium komputer dengan catatan adanya perbaikan komputer yang tidak
layak pakai untuk bisa digunakan kembali.
2. Bagi pengelola keuangan dan anggaran: pelaksanaan tes melalui CBT telah
terbukti efesien dalam pengeluaran anggaran. Sehingga anggaran yang di hemat
dapat dialihkan kebermanfaatannya untuk peningkatan fasilitas perkuliahan dan
akses internet yang kuat dan stabil bagi para dosen dan mahasiswa untuk belajar
atau mendukung perkuliahan dilingkungan kampus
3. Bagi pengelola Program Studi : Pelaksanaan ujian komprehensif berbasis CBT
telah terbukti efektif telah berhasil mengurangi waktu proses pendidstribusian
naskah, pengumpulan lembar jawaban dan naskah soal, proses pengoreksian
lembar jawaban dengan memiliki efektivitas sebesar 99,98 % dengan tingkat
104
objektivitas dan keakuratan tinggi. Sangat direkomendasikan untuk
menggunakan sistem ini dalam setiap pelaksanaan ujian komprehensif.
4. Bagi dosen dan Program Studi : Informasi hasil ujian yang diperoleh dapat
dijadikan tolak ukur keberhasila Program Studi dan perkuliahan masing-masing
dosen dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan. Menjadi bahan
perbaikan dalam melakukan proses perkuliahan dan revisi silabus perkuliahan.
105
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi. (2004). Evaluasi Program Pendidikan Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (2013). Pedoman Penilaian Hasil
Belajar. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Jakarta.
Baharuddin, S. A. (1982). The Superiority of Indigenous Scholars?: Some Facts and Fallacies with Special Reference to Malay Anthropologists and Sociologists in Fieldwork.
Cangelosi J. S. (1995). Merancang Tes Untuk Menilai Prestasi Siswa. Terjemahan Lilian D. Tedjasudhana Bandung: ITB.
Crisp Geoffrey (2011) Teacher’s Handbook on e-Assessment: A handbook to support teachers in using e-assessment to improve and evidence student learning and outcomes. Transforming Assessment |
www.transformingassessment.com
Darling-Hammond L. Adamson F. (2013). Developing assessments of deeper
learning: The costs and benefits of using tests that help students learn. Stanford CA: Stanford University Stanford Center for Opportunity Policy in Education
Daniel J. Mueller (1992). Mengukur Sikap Sosial Pegangan Untuk Peneliti dan Praktisi. Bumi Aksara. Jakarta.
Dimyati M. (2006). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Gronlund N. E. & Linn R. (1981). Measurement and evaluation.
Gustafson, N Nieveen and Tj.Plomp (Eds). Design Approaches and Tools in
Education and Training (hlm. 1-14). Dodrecht: Kluwer Academic Publisher.
Hadi Sutrisno. (1986). Statistika. Jilid III. Yogyakarta: Andi Offset.
Hazelkorn E. (2013) "World-Class Universities or World Class Systems?: Rankings and Higher Education Policy Choices" in Hazelkorn E. Wells P. and M.
Marope (eds) "Rankings and Accountability in Higher Education: Uses and Misuses UNESCO Paris Forthcoming.
Hamalik O. (2008). Belajar dan Teori Belajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Istiyono, E., & Si, M. (2013). Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Di SMA Langkah Pengembangan Dan Karakteristiknya.
Johanson Terry and Dean Broughton. (2009). Teaching and Learning. Exploring Comprehension in Physics. Research Exchange
Jens D. Holbech Poul V. Thomsen. (2000). Higher Order Thinking In Physics Education (Hot-Physics). Centre for Studies in Science Education University of Aarhus Aarhus C Denmark.
105
106
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Materi Pelatihan Guru
Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2016. Sekolah Menengah Atas Materi Teknik Penulisan Soal Berpikir Orde Lebih Tinggi/Higher Order Thinking(Hot). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Karno To. (1996). Mengenal Analisis Tes (Pengantar ke Program Komputer Anates). Bandung: IKIP Bandung.
Kemenag (2014). Dua UIN Menuju World Class University. Tersedia: http://kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=172283
Krathwohl D. R. (2002). A revision of Bloom's taxonomy: An overview. Theory into
practice 41(4) 212-218.
Kominski Carol. (2012). Designing Multiple Choice Tests to Measure Higher
Order Thinking. Test Item Writing. Paper 10. http://digitalcommons.hsc.unt.edu/test_items/10
Lin H. & Dwyer F. (2006). The fingertip effects of computer-based assessment in
education. TechTrends 50(6) 27-31.
Lawshe C. H. (1975). A quantitative approach to content validity1. Personnel
psychology 28(4) 563-575.
Mardapi Djemari. (2007). Teknik penyusunan instrumen tes dan nontes. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press. Tersedia:
http://www.eurekapendidikan.com/2015/10/langkah-langkah-pengembangan-tes.html diakses tanggal: 04/02/2016
Mundilarto (2010). Penilaian Hasil Belajar. Yogyakarta: UNY
Meltzer E.David. (2002). “The relationship between mathemathics preparation and conceptual learning gains in physics: A possible:hidden variable in
diagnostic pretest score”. Ammerican Association of Physics Teachers: American Journal Physics. 70 ( (2) 1259–1268.
Mulyasa E. (2008). Implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan: kemandirian guru dan kepala sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurkancana Wayan. (1993). Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Pead D. (2012). World Class Tests: Summative Assessment of Problem-solving Using Technology. Educational Designer 2(5).
Poedjiadi Anna. (1999). Pengantar Filsafat Ilmu bagi Pendidik . Bandung: Yayasan Cendrawasih.
Permendikbud. 2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 23
Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta
Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Belajar.
Rusli Lutan. (2000). Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
107
Riduwan. (2006). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Karyawan Dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Ramos J. L. S. Dolipas B. B. & Villamor B. B. (2013). Higher order thinking skills and academic performance in physics of college students: A regression
analysis. International Journal of Innovative Interdisciplinary Research 1(4) 48-60.
Rustaman Nuryani. (2000). Keterampilan Proses IPA Apa dan Bagaimana? Makalah pada PPSIKIP Bandung: Tidak diterbitkan.
Ruseffendi, H.E.T.(2001). Dasar–Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non
Eksakta Lainnya. Semarang: IKIP Semarang Press.
Reigeluth, C. M., & Frick, T. W. (1999). Formative research: A methodology for
creating and improving design theories. In In CM Reigeluth (Ed.), Instructional-design theories.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2016). Rencana Strategis (2012-2026) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tersedia: http://www.uinjkt.ac.id/id/renstra-uin/#_Toc354991857
ShanghaiRanking Consultancy. 2015. World Top 500 Universities (ARWU). http://www.shanghairanking.com/de/
Suprananto. (2008). Tes Berbasis Komputer (Computer Based Test CBT).
Tersedia: http://www.suprananto.org/index.php/welcome/artikel/10/Tes-Berbasis-Komputer-Computer-Based-Test
Suyanto, A. H. (2009). Step by step web design theory and practices.Yogyakarta: Andi.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Suprijono A. (2009). Cooperative learning: teori & aplikasi PAIKEM. Pustaka
Pelajar.
Sudjana N. (2010). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Sudjana. (1992). Metode Statistika. Edisi kelima. Bandung : Tarsito
Suyanto.& Salamah Ummi. (2009). Riset Kebidanan Metodologi & Aplikasi. Yogjakarta: Mitra Cendikia Press.
Suryabrata Sumadi. (2005). Pengembangan Alat Ukur Psikologi. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Shultz D. K. S. & Whitney D. J. (2004). Measurement Theory in Action: Case
Studies and Exercises. Thousand Oaks: Sage Publications Inc.
108
Suwarna, I. P. (2005). Model pembelajaran hipermedia listrik dinamis untuk
meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan keterampilan proses sains siswa SLTP (Doctoral dissertation).
Van den Akker, J., Branch, R. M., Gustafson, K., Nieveen, N., & Plomp, T. (Eds.).
(2012). Design approaches and tools in education and training. Springer Science & Business Media.
Van den Akker J. dkk. (2006). Educational Design Research. London and New York: Routledge.
Van den Akker, J.,. 1999. Principles and Methods of Development Research. In J.
van den Akker,R Branch,K
Van Blerkom M. (2008). Measurement and statistics for teachers. Routledge.
Winkel W.S (1992). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.
Wibowo, Mungin Eddy. (2012). Kondisi Psikologis Siswa Dalam Menghadapi Ujian Nasional (Cara Mengatasinya).Abkin.org, 4-5. Tersedia:
http://abkin.org/index.php?option=com_content&view=article&id=80:kondisi-psikologis-siswa-dalam-menghadapi-ujian-nasional-cara-
mengatasinya&catid=41:artikel&Itemid=66
Zain A. & Djamarah S. B. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
109
LAMPIRAN
PENELITIAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN UJIAN KOMPREHENSIF
BERBASIS CBT PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
110
HASIL PENELAAHAN NASKAH UJIAN KOMPREHENSIF
Instrumen komprehensif yang di telaah : Pendidikan / Materi Fisika (*
Tahun Pelaksanaan Komprehensif : 2015 / 2014 / 2013
No.
Soal
Jenis kemampuan yang diukur Bentuk
Tes
Materi
Tes
Proses
pelaksanaan
Proses
pemeriksaan Kognitif Afektif Psikomotorik
1. x x PG PBT Manual
2. x x PG PBT Manual
3. x x PG PBT Manual
4. x x PG PBT Manual
5. x x PG PBT Manual
6. x x PG PBT Manual
7. x x PG PBT Manual
8. x x PG PBT Manual
9. x x PG PBT Manual
10. x x PG PBT Manual
11. x x PG PBT Manual
12. x x PG PBT Manual
13. x x PG PBT Manual
14. x x PG PBT Manual
15. x x PG PBT Manual
16. x x PG PBT Manual
17. x x PG PBT Manual
18. x x PG PBT Manual
19. x x PG PBT Manual
20. x x PG PBT Manual
21. x x PG PBT Manual
22. x x PG PBT Manual
23. x x PG PBT Manual
24. x x PG PBT Manual
25. x x PG PBT Manual
26. x x PG PBT Manual
27. x x PG PBT Manual
28. x x PG PBT Manual
29. x x PG PBT Manual
30. x x PG PBT Manual
31. x x PG PBT Manual
32. x x PG PBT Manual
33. x x PG PBT Manual
34. x x PG PBT Manual
35. x x PG PBT Manual
36. x x PG PBT Manual
37. x x PG PBT Manual
38. x x PG PBT Manual
39. x x PG PBT Manual
40. x x PG PBT Manual
41. x x PG PBT Manual
42. x x PG PBT Manual
43. x x PG PBT Manual
44. x x PG PBT Manual
45. x x PG PBT Manual
46. x x PG PBT Manual
47. x x PG PBT Manual
48. x x PG PBT Manual
49. x x PG PBT Manual
50. x x PG PBT Manual
111
HASIL PENELAAHAN NASKAH UJIAN KOMPREHENSIF
Instrumen komprehensif yang di telaah : Pendidikan / Materi Fisika (*
Tahun Pelaksanaan Komprehensif : 2015 / 2014 / 2013
No. Soal
Jenis kemampuan yang diukur Bentuk Tes
Materi Tes
Proses pelaksanaan
Proses pemeriksaan Kognitif Afektif Psikomotorik
1. x x PG PBT Manual
2. x x PG PBT Manual
3. x x PG PBT Manual
4. x x PG PBT Manual
5. x x PG PBT Manual
6. x x PG PBT Manual
7. x x PG PBT Manual
8. x x PG PBT Manual
9. x x PG PBT Manual
10. x x PG PBT Manual
11. x x PG PBT Manual
12. x x PG PBT Manual
13. x x PG PBT Manual
14. x x PG PBT Manual
15. x x PG PBT Manual
16. x x PG PBT Manual
17. x x PG PBT Manual
18. x x PG PBT Manual
19. x x PG PBT Manual
20. x x PG PBT Manual
21. x x PG PBT Manual
22. x x PG PBT Manual
23. x x PG PBT Manual
24. x x PG PBT Manual
25. x x PG PBT Manual
26. x x PG PBT Manual
27. x x PG PBT Manual
28. x x PG PBT Manual
29. x x PG PBT Manual
30. x x PG PBT Manual
31. x x PG PBT Manual
32. x x PG PBT Manual
33. x x PG PBT Manual
34. x x PG PBT Manual
35. x x PG PBT Manual
36. x x PG PBT Manual
37. x x PG PBT Manual
38. x x PG PBT Manual
39. x x PG PBT Manual
40. x x PG PBT Manual
41. x x PG PBT Manual
42. x x PG PBT Manual
43. x x PG PBT Manual
44. x x PG PBT Manual
45. x x PG PBT Manual
46. x x PG PBT Manual
47. x x PG PBT Manual
48. x x PG PBT Manual
49. x x PG PBT Manual
50. x x PG PBT Manual
112
Dokumentasi Preliminary Research
PERENCANAAN PEMBUATAN SOAL
Pertanyaan Responden 1 Responden 2
Bagaimanakah cara anda membuat soal
komprehensif pada tahun lalu atau yang pernah anda buat?
Soal menyesuaikan
dengan indikator yang ingin di capai
Menemukan soal
bagus, di ambil
Apakah soal komprehensif yang penah
anda buat dirancang dengan memikirkan kompetensi tertentu yang
jelas /sudah di tetapkan Program Studi ?
Ya kompetensi dan bobot soal di tetapkan oleh
Program Studi
Tidak ada kompetensi khusus yang di
tekankan Program
Studi
Kompetensi apa saja yang pernah anda
buat dalam pembuatan soal komprehensif?
Menguasai konsep dan
prinsip dasar statistika serta mampu
menerapkannya sebagai alat analisis dalam
melakukan penelitian-
penelitan kependidikan khususnya dan oenelitian
secara umum
Masih low order thniking
Bagaimana bentuk soal ujian komprehensif yang pernah anda buat?
(pilihan ganda atau uraian)
PG dan uraian PG
Berapa macam bentuk tes yang
digunakan dalam ujian komprehensif?
Tes tertulis PG dan
uraian Hanya PG
Dokumentasi Preliminary Research
PELAKSANAAN UJIAN KOMPREHENSIF
Pertanyaan Responden 1 Responden 2
Lamakah waktu yang diperlukan untuk penggandaan naskah dan lembar ujian
3 hari 6 jam
Biaya yang di keluarkan untuk ujian
komprehensif 300.000 204.300
Waktu yang diperlukan untuk pembagian
soal / lembar jawaban 5 menit 5 – 10 meter
Tingkat kejujuran para peserta ujian Cukup jujur Cukup jujur
Waktu yang diperlukan untuk
mengumpulkan soal dan lembar jawaban 10 menit lebih 10 menit lebih
Waktu yang diperlukan untuk memeriksa
hasil ujian komprehensif 3 hari 6 jam
Tingkat ketelitian dan kelelahan anda selama mengoreksi lembar jawaban
Cukup teliti kalau di
bawah 100
Cukup teliti tapi memakan waktu
lama
113
Dokumentasi Summative Evaluation
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN DOSEN PEMBUAT SOAL
Peneliti : Iwan Permana Suwarna, M.Pd
Nama Dosen : ...................................................................
Jenis naskah ujian komprehensif dengan bantuan CBT yang pernah dibuat : Konten Pendidikan / Konten fisika *(
*( coret yang tidak perlu
Angket dengan Pengelola
1. Bagaimanakah cara anda membuat soal komprehensif dengan bantuan CBT pada tahun lalu atau yang pernah anda buat?
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
................................................................................................................................................. Apakah soal komprehensif dengan bantuan CBT yang penah anda buat dirancang dengan
memikirkan kompetensi tertentu yang jelas /sudah di tetapkan Program Studi ? ..................................................................................................................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................. Kompetensi apa saja yang pernah anda buat dalam pembuatan soal komprehensif dengan
bantuan CBT? ..................................................................................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
2. Bagaimana bentuk soal ujian komprehensif dengan bantuan CBT yang pernah anda buat? (pilihan ganda atau uraian) .................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
................................................................................................................................................. Berapa macam bentuk tes yang digunakan dalam ujian komprehensif dengan bantuan CBT? .................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Mengetahui,
Dosen Pembuat Soal
................................................. NIP. ...........................................
114
Dokumentasi Summative Evaluation
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN MANAJEMEN PROGRAM STUDI / STAF
Peneliti : Iwan Permana Suwarna, M.Pd
Nama Staf / pengelola ujian komprehensif dengan bantuan CBT : ...................................................................
Wawancara dengan pengelola ujian komprehensif dengan bantuan CBT 1. Berapa lamakah waktu yang diperlukan untuk proses penggandaan naskah dan lembar ujian
komprehensif dengan bantuan CBT? ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ Berapa biaya yang harus di keluarkan untuk sekali melakukan ujian komprehensif dengan bantuan CBT ? (penggandaan soal dan lembar jawaban atau pengeluaran lainnya) ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ Berapa lama waktu yang diperlukan untuk pembagian soal dan lembar jawaban kepada peserta ujian ? ( < 5 menit; 5 – 10 menit; 10 menit < ) ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ Berdasarkan hasil pengamatan yang pernah anda alami, bagaimana tingkat kejujuran para peserta ujian ketika proses pelaksanaan ujian komprehensif dengan bantuan CBT? ( kurang jujur, cukup jujur, sangat jujur) ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan soal dan lembar jawaban peserta ujian dihitung dari waktu ujian selesai? ( < 5 menit; 5 – 10 menit; 10 menit < ) ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ Berapa lamakah waktu yang diperlukan untuk memeriksa hasil ujian komprehensif dengan bantuan CBT mahasiswa? ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ Bagaimanakah tingkat ketelitian dan kelelahan anda selama mengoreksi lembar jawaban ujian komprehensif dengan bantuan CBT? ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Mengetahui, Pengelola ujian komprehensif dengan bantuan CBT ................................................. NIP. ...........................................
115
ANALISIS SOAL KOMPREHENSIF PENDIDIKAN TAHUN 2015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
PERTANYAAN KATEGORI KETERANGAN
1. Faktor internal yang paling berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa adalah .... C1 Menyebutkan
2. Faktor eksternal yang paling berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa adalah .... C1 Menyebutkan
3. Berikut adalah komponen pembelajaran yang utama, kecuali .... C2 Membedakan
4. Kelemahan teori belajar kognitivisme, antara lain .... C2 Menjelaskan
5. Teori belajar konstruktivisme yang dikemukakan oleh Piaget
dikenal dengan .... C1 Menyebutkan
6. Pada hierarkhi belajar Gagne, tingkat tertinggi adalah .... C1 Menyebutkan
7. Pendekatan psikologi yang digunakan Jerome S. Bruner dalam
mengembangkan teori belajarnya adalah .... C1 Menyebutkan
8. Berikut adalah gaya belajar yang dimiliki siswa, kecuali .... C2 Membedakan
STRATEGI PEMBELAJARAN & PPF
9. Ciri yang paling utama ketika seseorang disebut telah belajar
adalah .... C1 Menyebutkan
10. Di bawah ini adalah komponen-komponen utama pembelajaran,
kecuali .... C2 Membedakan
11. Keterampilan dasar mengajar pertama yang harus dimiliki guru
adalah .... C1 Menyebutkan
12. Titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran,
yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu adalah pengertian dari ….
C1 Menyebutkan
13. Sebagian besar tugas guru dalam pembelajaran kontekstual adalah
menyediakan konteks karena .... C2 Menjelaskan
14. Berikut adalah prinsip-prinsip dalam pembelajaran
konstruktivisme, kecuali …. C2 Membedakan
15. Tahapan siklus belajar dalam pembelajaran konstruktivisme terdiri
dari .... C1 Menyebutkan
16. Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang selalu .... C2 Menjelaskan
17. Sintax harus selalu ada dalam .... C1 Menyebutkan
18. Keterampilan dasar mengajar pertama yang harus dikuasai oleh
seorang guru adalah .... C1 Menyebutkan
MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA
19. Kata media merupakan jamak dari kata .... C1 Menyebutkan
20. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai
.... C2 Menjelaskan
21. Media memiliki kemampuan fiksatif, yaitu kemampuan .... C2 Menjelaskan
22. Model media yang mengelompokkan media berdasarkan ciri-ciri
fisiknya adalah .... C1 Menyebutkan
23. Suatu penyajian secara visual yang menggunakan titik-titik, garis-
garis, gambar-gambar, tulisan-tulisan, atau simbol visual yang lain
dengan maksud untuk mengikhtisarkan, menggambarkan, dan
merangkum suatu ide, data atau kejadian merupakan pengertian
dari ....
C1 Menyebutkan
24. Kelemahan utama grafik di bawah ini adalah .... C6 Mengkritik
25. Berikut adalah format penyajian pembelajaran multimedia, kecuali
.... C2 Membedakan
EVALUAS I PEMBELAJARAN FISIKA
26. Pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu
yang dimiliki oleh orang, hal, atau objek tertentu menurut suatu
aturan atau formulasi yang jelas disebut ….
C1 Menyebutkan
27. Anderson dan Krathwohl (2001) mengklasifikasikan dimensi
pengetahuan menjadi …. C1 Menyebutkan
28. Pertanyaan berdasarkan keterampilan proses sains (KPS) adalah
pertanyaan yang bersifat …. C1 Menyebutkan
116
PERTANYAAN KATEGORI KETERANGAN
29. Berdasarkan penilaian pembelajaran kurikulum 2013, penilaian
unjuk kerja dapat dibedakan menjadi dua, yaitu .... C1 Menyebutkan
30. Berikut adalah tujuh kriteria yang dapat dijadikan sebagai penilaian
unjuk kerja, yaitu .... C1 Menyebutkan
31. Kerja proyek dapat dipandang sebagai bentuk open-ended
contextual activity-based learning karena .... C2 Menjelaskan
32. Penilaian produk dilakukan berdasarkan kesan keseluruhan dari
produk dan biasanya dilakukan pada tahap appraisal disebut
penilaian produk secara ....
C1 Menyebutkan
33. Jika kita menghitung validitas item dengan menggunakan
persamaan korelasi product moment, maka item dikatakan valid
apabila …
C2 Menjelaskan
34. Konsep reliabilitas secara umum adalah …. C2 Menjelaskan
35. Soal yang termasuk kriteria mudah memiliki indeks kesukaran
antara .... C1 Menyebutkan
METODOLOGI PENELITIAN
36. Yang menjadi dasar dilakukan suatu penelitian adalah adanya .... C1 Menyebutkan
37. “Suatu pernyataan dikatakan benar, jika pernyataan itu
menunjukkan fakta atau realita yang sebenarnya (apa adanya).” Ini
merupakan teori kebenaran ....
C1 Menyebutkan
38. Masalah dalam penelitian dapat diartikan sebagai .... C1 Menyebutkan
39. Judul sebuah penelitian sebaiknya tidak boleh lebih dari .... C1 Menyebutkan
40. Penelitian yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan baru
yang sebelumnya belum pernah diketahui adalah .... C1 Menyebutkan
41. “Terdapat hubungan antara kemampuan siswa pada mata pelajaran
matematika dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika.”
Hal ini merupakan contoh hipotesis ....
C2 Mencontohkan
42. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang bersifat masih praduga karena .... C2 Menjelaskan
43. Ciri khas pada penelitian quasi eksperimen adalah …. C1 Menyebutkan
44. Desain penelitian di bawah ini merupakan desain penelitian …. C1 Menyebutkan
45. Populasi yang jumlah anggotanya tidak dapat diketahui dengan pasti
secara teoritis adalah …. C1 Menyebutkan
46. Teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/
kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel disebut ….
C1 Menyebutkan
47. Nilai hasil belajar siswa termasuk contoh .... C2 Mencontohkan
48. Berikut adalah teknik analisis statistik deskriptif, kecuali .... C2 Membedakan
49. Asumsi yang selalu harus dipenuhi dalam statistik parametris
adalah .... C1 Menyebutkan
50. Statistik nonparametris biasanya digunakan untuk menganalisis
data .... C1 Menyebutkan
Persentase C1 = 32 = 64 % C2 = 17 = 34 %
C6 = 1 = 2 %
117
ANALISIS SOAL KOMPREHENSIF PENDIDIKAN TAHUN 2014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
PERTANYAAN KATEGORI KETERANGAN
1. Manakah pernyataan yang tepat pengertian belajar menurut
behaviorisme dan konstruktivisme? C2 Membedakan
2. Manakah kegiatan belajar yang menerapkan konstruktivisme dalam
pembelajaran? C2 Membedakan
3. Pembelajaran kooperatif dengan menerapkan bantuan (scaffolding)
kepada siswa merupakan implikasi dari teori ...... C3
Menerapkan
konsep
4. Penggunaan Peta Konsep dalam pembelajaran merupakan implikasi
dari teori....dengan tokoh.... C3
Menerapkan
konsep
5. Kompetensi pada Kurikulum KTSP dideskripsikan dalam dua istilah
Standard Kompetensi dan Kompetensi Dasar, pada Kurikulum 2013
kompetensi siswa dideskripsikan sebagai....
C2 Menjelaskan
6. Pada Kurikulum 2013, Kompetensi inti (KI) dirumuskan menjadi 4
kelompok C1 Menyebutkan
7. Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus pembelajaran yakni C1 Menyebutkan
8. Kompetensi spiritual dan afektif pada Kurikukum 2013 dirancang
dalam modus pembelajaran.... C1 Menyebutkan
9. Proses Pembelajaran yang mengacu pada Pendekatan Ilmiah pada
Kurikulum 2013 meliputi: C1 Menyebutkan
10. Kegiatan melakukan eksperimen, membaca sumber lain, melakukan
kegiatan, dan melakukan wawancara merupakan kegiatan belajar yang
sesuai dengan langkah pembelajaran Pendekatan Saintifik yakni...
C4 Analisis
11. Manakah pengertian yang tepat menunjukkan Standar Kompetensi
Lulusan C2 Membedakan
12. Berbeda dengan Kurikulum 2006, penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran pada Kurikulum 2013 disusun oleh... C2 Membedakan
13. Manakah pernyataan yang tepat perbedaan kompetensi dasar dan
indikator sebagai komponen dari Silabus? C2 Membedakan
14. Sesuai dengan SK Permendikbud 2013-66 tentang Standard
Penilaian pada Kurikulum 2013 menekankan pada jenis penilaian
berikut, ...
C1 Menyebutkan
15. Manakah perbedaan yang tepat evaluasi dan asesmen? C2 Membedakan
16. Proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan
pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui
berbagai teknik yang dapat membuktikan secara tepat bahwa tujuan
pembelajaran telah tercapai disebut....
C1 Menyebutkan
17. Manakah contoh penilaian otentik yang tepat dalam pembelajaran? C2 Membedakan
18. Manakah jenis instrumen penilaian yang digunakan untuk mengukur
penalaran, keterampilan, produk , kemampuan menulis, dan afektif? C2 Membedakan
19. Penilaian proyek perlu mempertimbangkan faktior-faktor berikut ini
kecuali... C2 Membedakan
20. Manakah pernyataan yang benar kelebihan tes uraian dibandingkan
tes objektif ialah... C2 Membedakan
21. Model Pembelajaran yang tidak direkomendasikan dalam
Kurikulum 2013 adalah .... C2 Membedakan
22. “Bagaimanakah cara memisahkan campuran?” merupakan jenis
pertanyaan ..... C2 Membedakan
23. Hakikat IPA meliputi ... C2 Menjelaskan
24. Menginformasikan hasil pengamatan, hasil prediksi atau hasil
percobaan kepada orang lain dalam bentuk grafik, tabel termasuk KPS jenis..... C2 Membedakan
25. Manakah pernyataan yang bukan menunjukkan pentingnya praktikum dalam Pembelajaran IPA? C2 Membedakan
118
PERTANYAAN KATEGORI KETERANGAN
26. Salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan
pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi
(informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang
tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari
melalui internet.
C2 Membedakan
27. Jenis praktikum ini memberi kesempatan siswa untuk melakukan
kegiatan yang meliputi pengendalian variabel, pengamatan,
merancang eksperimen, adalah....
C2 Membedakan
28. Prinsip media pembelajaran sains yakni.... C1 Menyebutkan
29. Tiruan bagian tubuh atau objek tertentu dalam tiga dimensi disebut.... C1 Menyebutkan
30. Faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media yang tepat pada
waktu merencanakan pembelajaran, kecuali.... C2 Membedakan
31. Jenis media yang dapat menyajikan unsur media secara lengkap
disebut. ... C1 Menyebutkan
32. Manakah alasan yang tidak tepat terhadap pengembangan media
berbasis teknologi informasi (IT)? C2
Membedakan/
memilih
33. Manakah yang bukan prinsip dalam penelitian? C2 Membedakan
34. Penelitian diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua/lebih dari dua kelompok ada perbedaan aspek atau variasi yang diteliti ialah ... C1 Menyebutkan
35. Manakah pernyataan yang tidak benar terkait hipotesis? C6 Menilai
36. Penentuan sampel jika karakteristik populasi sama (homogen) yakni… C2 Menyimpulkan
37. Instrumen yang berisi kegiatan baik yang dilakukan siswa atau guru dalam pembelajaran …. C2 Mengkategorikan
38. Istilah yang bermakna Ketetapan/kehandalan dalam mengukur yang hendak diukur ialah.... C1 Menyebutkan
39. Validitas terhadap instrumen penelitian yang dilakukan dalam bentuk
uji coba di lapangan disebut .... C1 Menyebutkan
40. Jenis peneltian yang bertujuan untuk mengumpulkan data/informasi
tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel kecil dan
informasi Ike
C1 Menyebutkan
C1 = 13 = 32,5 %
C2 = 23 = 57,5 % C3 = 2 = 5 %
C4 = 1 = 2,5 % C6 = 1 = 2,5 %
119
ANALISIS SOAL KOMPREHENSIF FISIKA TAHUN 2013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
PERTANYAAN KATEGORI Keterangan
1. Atom karbon yang bergabung dengan dengan dua atom oksigen
membentuk karbondioksida. Karbondioksida termasuk ... C1 Menyebutkan
2. Berapa besar gaya yang diperlukan untuk menghentikan sebuah mobil
yang memiliki massa 2000 kg bergerak dengan kelajuan 72 km/jam dan
menempuh jarak 40 m?
C2 Menghitung
3. Sejumlah bensin digunakan untuk menaikkan kecepatan mobil dari 0 ˗ 25
km/jam. Berapakah usaha mobil jika bensin itu digunakan untuk
menaikkan kecepatan mobil dari 25 km/jam sampai 50 km/jam?
C3 Menentukan
4. Perhatikan rangkaian lisfik di bawah ini! Jika tegangan sumber arus
bolak-balik 220 V, maka besar kuat arus yang mengalir pada rangkaian
tersebut adalah ...
C4 Menganalisis
5. Bagian mata manusia yang berperan seperti diafragma pada kamera, yaitu
untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk adalah ... C1 Menyebutkan
6. Gelombang radio, cahaya tampak, dan sinar-X adalah contoh-contoh
bentuk gelombang elektomagnetik. Karaketeristik apakah yang akan
selalu berbeda dari ketiga jenis gelombang elektomagnetik tersebut?
C3 Mengklasifika
sikan
7. Sebuah mobil A bergerak dengan kecepatan tetap sebesar 60 km/jam
menempuh jarak 60 km, apabila ada mobil B bergerak dengan waktu yang
sama dengan mobil A, berapa selisih jarak yang ditempuh mobil B
terhadap jarak tempuh mobil A, mobil B bergerak dangan kecepatan tetap
sebesar 50 km/jam?
C5 Menyimpulka
n
8. Sebuah benda mempunyai rapat masa 2 gram/cm3. Apabila benda
tersebut dipanaskan sehingga volumenya bertambah setengahnya dari
volume semula, rapat masa benda tersebut setelah dipanaskan adalah ....
C5 Memprediksi
9. Sebuah gelas diisi penuh oleh air dan tiba-tiba dimasukan sebongkah es
balok kecil lalu tenggelam, apabila air yang tumpah dari gelas akibat
dimasukannya es sebesar 10 cm3, berapa massa es tersebut apabila rapat
massa es sebesar 4 gram/cm3?
C4 Menganalisis
10. Dua buah muatan listrik sejenis yang mula-mula berjarak x cm saling
menolak dengan gaya sebesar 1 newton. Agar gaya tolak-menolak muatan
tersebut menjadi 25 newton, berapa jarak kedua muatan tersebut
diperlukan?
C4 Menganalisis
11. Daya yang dihasilkan oleh arus yang melewati resistor berbanding lurus
dengan kuadrat arusnya dan berbanding lurus dengan nilai hambatan
resistomya. Apabila daya yang terukur menjadi 4 kali semula berapa nilai
arus yang mengaliri resistor tersebut terhadap arus mula-mula?
C5 Memprediksi
12. Diketahui volume sebuah bola V dengan jari-jari R. Bola tersebut
kemudian memuai akibat dipanaskan radiusnya menjadi 2R, volume bola
setelah memuai adalah ....
C5 Memprediksi
13. Yang bukan merupakan bentuk pertukaran panas yang ada dalam
kehidupan sehari-hari adalah ... C1 Menyebutkan
14. Sebuah mobil A dari yang asalnya diam bergerak mencapai kecepotan 60
km/jam selama l jam, mobil B bergerak dengan percepatan 80
km/jam/jam selama waktu yang sama dengan mobil A. Selisih jarak
tempuh mobil B terhadap mobil A adalah....
C6 Memprediksi
15. Di antara benda di bawah ini, manakah benda yang mempunyai massa
jenis terkecil ? C1 Memilih
16. Gaya-gaya berikut mungkin bekerja pada sebuah balok yang bergerak
sepanjang bidang miring, kecuali.... C1
Mengidentifik
asi
17. Sebuah benda bergerak dengan 119nergy 119nergy119 200 joule melalui
sebuah lintasan sejauh 50 meter, apabila lintasan tersebut kasar dan
119nergy 119nergy119 benda bergerak sebanding dengan 119nergy panas
yang dihasilkan akibat gesekan benda dengan lintasan. Gaya gesek benda
terhadap lintasan adalah ….
C3 Menentukan
18. Sebuah rangkaian elekronik dengan hambatan seri dan paralel terpasang
seperti pada gambar di bawah ini. Jika R1 = R2 = 1 Ω, R3 = R4 = 4 Ω.
Besar kuat arus yang mengalir adalah
C3 Menentukan
120
PERTANYAAN KATEGORI Keterangan
19. Sebuah balok A diluncurkan pada sebuah bidang miring yang licin,
kemudian menumbuk sebuah balok B yang awalnya diam. Setelah
terjadinya tumbukan balok A ke balok B, balok A diam dan Balok B
bergerak. Apabila ketinggian bidang miring tersebut 0,8 meter, kecepatan
balok B bergerak, sehingga energi potensial balok A diubah 100 %
menjadi energi kinetik balok B adalah .... (Gunakan percepatan gravitasi
10 m/s2)
C5 Memprediksi
20. Pernyataan-pernyataan di bawah ini merupakan pernyataan yang benar,
kecuali C1 Memilih
21. Dari beberapa rangkaian elektronika yang terlihat pada gambar-gambar di
bawah ini, rangkaian yang mempunyai nilai hambatan terendah adalah .... C4 Menganalisis
22. Dalam sebuah percobaan, terdapat sebuah wadah plastik kosong dengan
massa 100 g dan volumenya 200 cm3. Jika wadah plastik tersebut dituangi
minyak sampai penuh. Setelah ditimbang massa wadah dan minyak
menjadi 400 g. Massa jenis minyak tersebut adalah ....
C5 Memprediksi
23. Di sebuah bengkel, terparkir mobil yang akan diperbaiki dengan massa
2000 kg. Pegawai bengkel ingin mengangkat mobil tersebut ke atas
dengan dongkrak hidrolik. Apabila luas pipa pengangkat mobil A1
sebesar 1 m2 dan luas alat pompa petugas A2 sebesar 0.01 m2. Gaya yang
diperlukan petugas bengkel untuk mengangkat mobil adalah ....
C3 Menentukan
24. Energi yang dihasilkan 1 gram uranium melalui proses reaksi pembelahan
inti atau reaksi fisi adalah 1 MWd (Mega Watt day), apabila seluruh atom
uranium U˗235 berfisi. Jika energi tersebut dimanfaatkan untuk
penerangan rumah dan masing˗masing rumah memiliki lima lampu
berdaya masing-masing 10 watt. Jumlah rumah yang dapat teraliri listrik
dalam sehari adalah....
C5 Memprediksi
25. Manakah diantara peryataan berikut yang menunjukkan kombinasi satuan
unit watt? C1 Menunjukan
26. Satu centimeter kubik (cm3) air memiliki massa sekitar ... C1 Mengingat
27. Gambar di bawah ini merupakan bacaan alat ukur pada pengukuran
diameter sebuah kelereng. Penulisan yang tepat untuk hasil penguluran
tersebut adalah ....
C4 Mengukur
28. Berapakah kalor yang diperlukan untuk memanaskan 100 gram es yang
suhunya -10oC sehingga menjadi uap yang suhunya 100oC? (ces = 0,6
kal/g.C; Lair = 80 kal/g.C; cair = 1 kal/g.C ; Luap = 540 kal/g.C)
C3 Menghitung
29. Sebuah gelas ukur berisi air sebamyak 50 ml yang kemudian dimasukkan
sebuah batu ke dalamnya sehingga volume air bertambah seperti
ditunjukkan gambar di bawah ini. Volume batu adalah ...
C4 Menganalisis
30. Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 liter alkohol (calkohol =
C3 Menghitung
31. Sebuah mobil bergerak 360 km ke arah timur, kemudian belok 108 km ke
utara. Mobil tersebut bergerak dengan kecepatan konstan sebesar 20 m/s.
Waktu yang ditempuh mobil tersebut adalah ....
C3 Menentukan
32. Sebuah benda yang massanya 10 kg bergerak melingkar beraturan dengan
kecepatan 4 m/s. Jika jari-jari lingkaran 0,5 meter, maka pernyataan yang
benar adalah …
C4 Menganalisis
33. Seorang astronot memiliki massa 85 kg. Jika percepatan gravitasi bulan
1,6 m/s2, berat astronot tersebut adalah .... C3 Menghitung
34. Perhatikan grafik kecepatan (v) terhadap waktu (t) dari sebuah benda yang
bergerak lurus. Besar perlambatan yang dialami benda adalah ... C2 Memahami
35. Dona dan Doni melakukan tarik tambang. Andi menarik ke kiri dengan
gaya 250 N dan Doni menarik ke kanan dengan gaya 300 N. Jika
keduanya bergeser sejauh 5 m, usaha yang dilakukannya dan ke arah mana
perpindahannya adalah ....
C3 Menghitung
36. Balok A dan balok B bermassa sama mA = mB = 3 kg. Balok A
dihubungkan dengan balok B menggunakan tali yang melewati katrol
seperti ditunjukkan pada gambar. Jika lantai di bawah balok A licin dan
katrol tidak bermassa dan tidak memiliki gesekan dengan tali. Percepatan
gerak kedua balok dan tegangan tali T adalah ....
C3 Menghitung
37. Peralatan berikut yang prinsip kerjanya berdasarkan tuas adalah .... C1 Memilih
121
PERTANYAAN KATEGORI Keterangan
38. Sebuah bejana berhubungan berbentuk pipa U diisi air dan minyak. Jika
tinggi pennukaan air dari bidang batas 5 cm, air 1000 kg/m3, dan minyak
800 kg/m3. Selisih tinggi permukaan air dan minyak ...
C3 Menghitung
39. Sebuah bandul bergerak bolak balik denganamplitude konstan. Bandul
mempunyai nilai percepatan maksimum ketika .... C1
Mengidentifik
asi
40. Sebuah garpu tala berfrekuensi 500 Hz digetarkan di permukaan tabung
resonansi. Pada saat kolom udara mencapai ketinggian 15 cm terjadi
resonansi pertama. Cepat rambat bunyi saat itu adalah ….
C3 Menghitung
41. Andi mempunyai tinggi badan 180 cm. Panjang minimum cermin yang
diperlukan agar ia dapat melihat bayangan seluruh badannya adalah ... C4 Menganalisis
42. Seorang siswa mcngamati sebuatr serangga menggunakan lup yang
berfokus 10 cm. Jika penglihatan siswa tersebut normal, tentukan
perbesaran yang dihasilkan saat pengamatan dilakukan dengan mata
berakomodasi maksimum?
C3 Menentukan
43. Dua partikel masing-masing bermuatan qA= 1 µC dan qB= 4 µC
diletakkan terpisah sejauh 4 cm, (k = 9 x 109 N.m2.c-2). Besar kuat medan
listrik di tengah-tengah qA dan qB adalah ...
C3 Menghitung
44. Saat t = 0 s. Sebuah sepeda motor yang sedang bergerak maju dengan
kecepatan tetap 20 m/s, ingin menyusul mobil yang terletak 50 m di
depannya, yang juga sedang bergerak dengan kecepatan tetap. Bila motor
tepat sejajar dengan mobil saat t= 25s, kecepatan mobil adalah ....
C5 Memprediksi
45. Hubungan antara tegangan V, arus yang mengalir I, dan resistansi suatu
hambatan R. Jika terdapat dua hambatan R1 dan R2 yang tidak diketahui
nilainya, masing-masing diberi arus dan diukur tegangannya. Pada
hambatan. R1 diberi arus 0.05 A dan terukur tegangannya 5 V, dan pada
hambatan R2 diberi arus 0.02 A dan terukur tegangannya 2 V.
Perbandingan R1/ R2 adalah ....
C4 Membanding
kan
46. Bila tinggi badan kita dinyatakan dengan h, kita akan lebih sulit berjalan
dalam air yang memiliki kedalaman 0,75h ketimbang 0,5h, saat baru
masuk ke dalam air, disebabkan karena kedalaman air yang lebih besar
membuat ....
C4 Menafsirkan
47. Perhatikan tali yang menahan benda bervolume V yang tercelup dalam air
sehingga tidak terapung seperti gambar di samping. Jika Tegangan tali
gravitasi di tempat itu adalah g. Hubungan yang tepat antara parameter˗
parameter fisis tersebut adalah ....
C2 Menjelaskan
48. Suatu gelombang pertama merambat di udara dengan frekuensi 20 kHz
dan panjang gelombang 15 m, sedangkan gelombang kedua memiliki
frekuensi 10 kHz dan panjang gelombangnya 10 m. Perbandingan cepat
rambat gelombang pertama dan kedua adalah
C4 Membanding
kan
49. Terdapat dua buah muatan positif gr dan q2 yang jarak pisahnya adalah
R. Apabita jarak pisah kedua muatan dijadikan 2R, besar gaya Coulomb
antara kedua muatan dari nilai semula akan berkurang sebesar ....
C4 Menganalisis
50. Hambatan sebuah kawat yang memiliki resistivitas , panjang I, dan luas
penampang A. jika sebuah kawat memiliki hambatan 10 Ω. Kawat lain
dengan bahan yang sama memiliki paniang dua kali dan diameter
setengah kali kawat pertama. Hambatan kawat kedua ini adalah ...
C4 Membanding
kan
122
ANALISIS SOAL KOMPREHENSIF FISIKA TAHUN 2014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
PERTANYAAN KATEGORI KETERANGAN
1. Berdasarkan gambar di atas, I3 adalah …. C4 Menganalisis
2. Bila beda potensial antara titik A dan B 20Volt, maka arus pada I
sama dengan …. C3 Menghitung
3. Perhatikan gambar berikut! Agar kedua penghisap seimbang, maka
besar F2 adalah . . . . C2 Mengamati
4. Plank sedang bermain ayunan. Energi potensial terbesar dan energi
kinetik terbesar secara berurutan terjadi pada saat Plank berada di t itik
. . . dan . . .
C2 Mengamati
5. Perhatikan gambar berikut! Berapakah usaha yang dilakukan, jika
balok bergeser sejauh 2 m . . . C2 Mengamati
6. Untuk mengukur tebal sebuah balok kayu digunakan jangka sorong
seperti gambar disamping. Tebal balok kayu adalah . . . C2 Mengamati
7. Vektor F1= 14 N dan F2= 10N diletakkan pada diagram Cartisius
seperti pada gambar. Resultan dinyatakan dengan
vektor satuan adalah
C2 Mengamati
8. Informasi dari gerak sebuah mobil mulai dari bergerak sampai
berhenti disajikan dengan grafik (v-t) seperti gambar. Jarak tempuh
mobil dari t = 2 sekon hingga t = 5 sekon adalah ........
C3 Menghitung
9. Grafik (F - x) menunjukkan hubungan antara gaya dan pertambahan
panjang pegas. Besar energi potensial pegas berdasarkan grafik di
atas adalah ....
C2 Mengamati
10. Perhatikan peristiwa kebocoran tangki air pada lubang P dari
ketinggian tertentu pada gambar di atas (g = 10.m.s -2) Air yang keluar
dari lubang P akan jatuh ke tanah setelah waktu t = .....
C2 Mengamati
11. Gelombang berjalan merambat pada tali ujung tetap dilukiskan
seperti pada diagram di bawah ini! Jika jarak AB = 6 m ditempuh
dalam selang waktu 0,25 (s), maka simpangan titik P memenuhi
persamaan ......
C2 Mengamati
12. 12. Peluruhan massa zat radioaktif X memenuhi grafik massa (M)
terhadap waktu (t). Berdasarkan grafik jumlah zat yang tersisa setelah
peluruhan terjadi selama 12 menit adalah........
C2 Mengamati
13. Perhatikan beberapa faktor-faktor berikut: frekuensi cahaya 2.fungsi
kerja 3.intensitas cahaya
Faktor yang tidak mempengaruhi energi kinetik foto elektron adalah
........
C3 Mengklasifikasi
14. Dua kawat sejajar lurus panjang sejajar berjarak antara 10 cm dialiri
arus masing-masing 400 mA dan 500 mA. Bila arus pada kedua kawat
searah dan µ0 = 4 x 10-7 Wb/(Am), gaya interaksi kedua kawat
persatuan panjang kawat adalah ....
C3 Menghitung
15. Pada batang homogen yang panjangnya L dan beratnya 200 newton,
digantungkan beban 400 newton (lihat gambar). Besar gaya yang
dilakukan penyangga pada batang adalah ....
C2 Menghitung
16. Pernyataan di bawah ini tentang gelombang elektromagnetik:
Merambat melalui ruang hampa
Dipengaruhi oleh medan gravitasi bumi
Tidak dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet
Bermuatan listrik
Pernyataan yang benar adalah ...
C1 Memilih
17. Di antara pernyataan tentang kecepatan gerak harmonik berikut ini,
yang benar adalah........ C2 Menjelaskan
18. Bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dari sebuah benda
setinggi h yang ditempatkan di antara titik f dan titik 2f (f = jarak
focus cermin) bersifat ........
C4 Membandingkan
19. Pada gambar di atas kawat lurus vertikal yang dialiri arus listrik yang
diapit oleh dua magnet batang berbeda kutub. Kawat akan mengalami
gaya magnet ke arah ...
C2 Mengamati
20. Di bawah ini merupakan sifat-sifat sinar katode : C1 Memilih
123
PERTANYAAN KATEGORI KETERANGAN
Merupakan partikel yang bermuatan negatif
Dapat dibelokkan oleh medan magnet dan medan listrik
Dapat menghasilkan sinar-X jika menumbuk permukaan logam
Dapat memendarkan bermacam-macam zat
Pernyataan yang benar adalah ...
21. Sebuah benda melakukan gerak rotasi dengan frekuensi 4 Hz, maka
besar kecepatan sudutnya dengan satuan rpm adalah ..... C2 Menghitung
22. Benda bermassa 5 kg diberi kecepatan awal 20 m/s dari ujung bawah
bidang miring seperti pada gambar. Jika koefisien gesek antara benda
dengan bidang 0,2 dan sin α = 3/5, maka benda akan berhenti setelah
menempuh jarak... (gunakan g = 10 m/s 2)
C5 Memprediksi
23. Seseorang menderita cacat mata miopi dan memiliki titik terjauh 200
cm, maka ia harus menggunakan kacamata dengan kuat lensa... C3 Menghitung
24. Seorang siswa sedang mengamati bakteri dengan menggunakan
mikroskop yang memiliki jarak fokus lensa objektif 3 cm. Bakteri
tersebut diletakkan 4 cm di depan lensa objektif. Jika perbesaran yang
dihasilkan oleh mikroskop tersebut 60 kali, maka jarak fokus lensa
okuler ketika mata berakomodasi maksimum adalah..
C4 Mengukur
25. Sebuah filmen panas dengan tegangan operasi 220 Volt digunakan
untuk memanaskan 100 gram air selama 2 menit. Jika selama
pemanasan terjadi perubahan suhu air sebesar 10 °C dan Kalor Jenis
air 1 J/kg °C, maka hambatan filamen tersebut adalah...
C3 Menghitung
26. Seseorang mencampur air panas dan air dingin ke dalam mangkuk.
Massa air dingin dua kalinya air panas, tetapi suhu air panas tiga
kalinya suhu air dingin. Jika suhu air dingin 20 °C , maka besarnya
suhu campuran air adalah....
C4 Membandingkan
27. Perhatikan gambar dibawah ini! Jika tegangan 1 mempunyai nilai ε
dan besarnya tegangan 2 adalah dua kali nilai tegangan 1. Hambatan
dalam 1bernilai ½ kali hambatan 1. Hambatan dalam dinyatakan
dalam r dan hambatan rangkaian dinyatakan R. Arus listrik yang
mengalir dapat dirumuskan dalam persamaan…
C4 Menganalisis
28. Perhatikan gambar di bawah ini, besarnya arus yang mengallir pada
rangkaian… C3 Menghitung
29. Perhatikan gambar dibawah ini. Jika x merupakan sebuah hambatan
dan arus yang mengalir pada rangkaian 2 A, maka nilai X adalah... C2 Mengamati
30. Perhatikan gambar berikut ini! Suatu gas ideal mengalami proses
siklus seperti pada grafik P˗V di atas. Kerja yang dihasilkan pada
proses siklus ini adalah ........ (dalam kilojoule)
C2 Mengamati
31. Perhatikan grafik P-V berikut ini! Bila gas ideal melakukan proses
ABC, maka usaha total yang dilakukan gas adalah .... C2 Mengamati
32. Perhatikan gambar berikut! Pada grafik P-V mesin Carnot di
samping, W = 6000 J. Banyaknya kalor yang dilepas mesin tiap siklus
adalah....
C2 Mengamati
33. Sebuah celah ganda disinari dengan cahaya yang panjang
gelombangnya 640 nm. Sebuah layar diletakkan 1,5 m dari celah. Jika
jarak kedua celah 0,24 mm maka jarak dua pita terang yang
berdekatan adalah ........
C3 Menghitung
34. Seorang pilot terbang mengarahkan pesawatnya menuju menara
bandara dan mendengar bunyi sirene menara dengan frekuensi 2000
Hz. Jika sirene memancarkan bunyi dengan frekuensi 1700 Hz, dan
cepat rambat bunyi di udara 340 m/s. Kecepatan pesawat udara itu
adalah ....
C3 Menghitung
35. Sebuah kereta api bergerak dengan kecepatan 36 km/jam. Ketika
melewati sebuah terowongan, kereta ini mengeluarkan bunyi dengan
frekuensi 4950 Hz. Jika kecepatan bunyi di udara 340 m/s. Frekuensi
bunyi yang didengar oleh orang yang berada di terowongan adalah....
C3 Menghitung
36. Sebuah generator listrik memiliki 10 lilitan dengan luas 1000 cm2
diletakkan dalam suatu medan magnet sebesar 1,5 Wb/m2 yang
berputar. Jika waktu yang diperlukan untuk berputar dari satu kutub
C2 Memahami
124
PERTANYAAN KATEGORI KETERANGAN
ke kutub magnet lain adalah 1/120 menit. Besarnya gaya gerak listrik
maksimum pada ujung˗ujung kumparan adalah ....
37. Pernyataan di bawah yang menunjukkan kelemahan dari teori atom
Rutherford adalah .... C1 Menunjukkan
38. Diketahui atom Carbon terdiri dari nomor atom A = 12 dan nomor
massa Z = 6. Gambar model atom Carbon menurut teori atom Niels
Bohr adalah ...
C1 Mengingat
39. Dari pernyataan-pernyataan berikut ini, pernyataan yang benar adalah
... C1 Memilih
40. Sebuah roket milik LAPAN panjangnya 100 m. Ketika roket
diujicobakan ternyata dapat bergerak dengan kecepatan 0,8c (c=
kecepatan cahaya dalam vakum). Menurut para pengamat yang
melihat di bumi, panjang roket tersebut telah berubah panjangnya
menjadi ....
C2 Mengamati
41. Sebuah roket bermassa mo dalam keadaan diam, ketika roket bergerak
dengan kecepatan 0,6 c. Energi kinetik yang dimiliki roket tersebut
adalah ....
C3 Menghitung
42. Inti atom dapat mengalami perubahan melalui cara .... C1 Menyebutkan
43. Di bawah ini beberapa manfaat radioisotop:
Mempelajari proses fotosintesis
Membunuh virus
Mengetahui cara kerja kelenjar gondok
Mempelajari proses-proses di dalam sel hidup
Yang merupakan manfaat radioisotop di bidang biologi adalah....
C3 Menggunakan
44. Radio isotop yang digunakan untuk membunuh sel kanker adalah .... C1 Menyebutkan
45. Perhatikan gambar berikut ini! Sinar- sinar radioaktif yang benar
berdasarkan nomor˗nomornya adalah.... C1 Menunjukkan
46. Perhatikan pernyataan berikut :
Radioisotop yang digunakan sebagai perunut dalam penelitian
efisiensi pemupukan tanaman adalah fosfor-23 (23P).
Radioisotop yang digunakan untuk terapi kelainan tiroid adalah
larutan iodium-131 (Na131l)
Radioisotop yang digunakan untuk terapi polisitemia vera dan
leukemia adalah fosfor-32 (Na2H32PO4)
Radioisotop yang digunakan untuk penentuan efisiensi proses
industri adalah seng-56 (56Zn) dan fosfor-23
Pernyataan yang benar adalah….
C4 Memilih
47. Di bawah ini beberapa manfaat radioisotop:
Mempelajari proses fotosintesis
Membunuh virus
Mengetahui cara kerja kelenjar gondok
Mempelajari proses-proses di dalam sel hidup
Yang merupakan manfaat radioisotop di bidang biologi adalah....
C3 Menggunakan
48. Perhatikan gambar di bawah ini! Resultan dari penjumlahan vektor
gambar diatas ditunjukkan oleh huruf… C1 Menunjukkan
49. Dua buah vektor A dan B membentuk sudut 120 ° satu sama lain. Jika
vektor A = 10 satuan dan vektor B = 5 satuan, maka besar resultan
kedua vektor tersebut adalah..
C4 Menganalisis
50. Jika vektor dan vektor , maka
hasil penjumlahan kedua vektor tersebut adalah… C2 Menghitung
ANALISIS SOAL KOMPREHENSIF FISIKA TAHUN 2015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
PERTANYAAN KATEGORI KETERANGAN
1. Termodinamika berasal dari bahasa yunani yaitu berasal dari kata ….. C1 mengingat
2. Pendekatan termodinamika klasik adalah … C1 menyebutkan
3. Salah satu contoh dari sifat intensif yaitu….. C1 memilih
4. Pengertian fungsi keadaan adalah .... C1 mengidentifikasi
ˆˆ ˆ2 3 4A i j k ˆˆ ˆ3 4B i j k
125
PERTANYAAN KATEGORI KETERANGAN
5. Sebuah alat pengukur tekanan vakum yang terhubung kesebuah ruang
terbaca 5,8 psi pada lokasi di mana tekanan atmosfer sebesar 14,5psi.
Berapakah tekanan absolute dalam ruang…
C3 menentukan
6. 𝜕2𝑧
𝜕𝑥 𝜕𝑦 dari persamaan 𝑧 = 3𝑥2 − 2𝑥𝑦 − 2𝑥 + 3𝑦 + 1 adalah… C3 menerapkan
7. Keadaan dimana penambahan panas akan menaikkan temperatur dan
juga volume, keadaan ini disebut keadaan …. C1 menyebutkan
8. Definisi titik kritis adalah … C2 menjelaskan
9. Diketahui suatu bejana berisikan air, pada tekanan 2 KPa air memiliki
massa sebesar 3 kg dan uap sebesar 2kg. Berapakah kualitas uap
tersebut ….
C3 menghitung
10. Apabila sebuah benda bergerak dalam bidang datar yang kasar, maka selama gerakannya
C4 menganalisis
11. Dua buah benda A dan B bermassa masing-masing m, jatuh bebas dari ketinggian h meter dan 2h meter. Jika A menyentuh tanah dengan
kecepatan v m/s, maka benda B akan menyentuh tanah dengan energi kinetik sebesar:
C4 membandingkan
12. Pada keadaan normal (T=0o C dan P = 1 atm), 4 gram gas oksigen O2 (berat molekul M = 32) memiliki volume sebesar (R=8314 J/mol oK;
1 atm = 105 N/m2):
C3 menghitung
13. Sebuah mesin Carnot yang menggunakan reservoir suhu tinggi 800 K mempunyai efesiensi 20%. Untuk menaikkan efesiensi menjadi 36%,
maka suhu reservoir kalor suhu tinggi dinaikkan menjadi :
C5 memprediksi
14. Sebuah peluru yang ditembakkan dengan kecepatan Vo dan sudut
elevasi α. Pada titik tertinggi, maka… C3 menghitung
15. Bola ditendang dengan sudut elevasi α dan kecepatan awalnya V0, bila
percepatan gravitasi bumi = g, maka lamanya bola di udara adalah… C3 menghitung
16. Grafik yang menunjukkan hubungan antara percepatan sentripetal (asp) terhadap kecepatan linier (v) pada gerak melingkar beraturan …
C2 mengamati
17. Sebuah bola yang mempunyai momentum P menumbuk dinding dan memantul. Tumbukan bersifat lenting sempurna dan arahnya tegak
lurus. Besar perubahan momentum bola adalah …
C4 menyimpulkan
18. Jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol,
maka …Pernyataan yang benar adalah … C1
mengidentifikasika
n
19. Tiga buah vektor setitik tangkap terlihat seperti gambar di samping. Besar masing-masing vektor adalah : Besar resultan ketiga vektor
tersebut adalah …
C4 menganalisis
20. Hadi tiap pagi selalu joging mengelilingi tanah lapang yang berukuran
100 m × 400 m sebanyak 12 kali dalam waktu 1 jam. Kecepatan rata-rata serta kelajuan ratarata dari gerak Hadi adalah …
C3 menghitung
21. Buah kelapa dan buah mangga jatuh bersamaan dari ketinggian h1 dan h2. Bila h1 : h2 = 2 : 1, maka perbandingan waktu jatuh antara buah
kelapa dengan buah mangga adalah …
C4 membandingkan
22. Efek Compton merupakan fenomena yang membuktikan bahwa
cahaya bersifat partikel. Pada fenomena tersebut elektron dan foton melakukan sifat partikel, yaitu melakukan ....
C4 menafsirkan
23. Berdasarkan persamaan gelombang Schrodinger maka sebuah
elektron dalam suatu atom menjadi mungkin divisualisasikan berupa ....
C4 menafsirkan
24. Andai kita ingin menentukan posisi elektron sampai dengan 5x10-12 m. Perkiraan ketidakpastian kecepatan elektron dalam posisi ini
adalah ....
C5 memprediksi
25. Fungsi gelombang fermion merupakan fungsi gelombang …. C1 menyebutkan
26. Pernyataan yang benar tentang pita energi pada isolator adalah… C1 menunjukan
27. Peristiwa dimana elektron meninggalkan suatu bahan dan bergerak
menuju ruang sekelilingnya disebut… C1 menyebutkan
28. Kode warna untuk resistor 1 MΩ ± 10% adalah… C1 menunjukan
29. Manakah diantara alat-alat berikut ini yang merevolusi industri komputer?
C1 memilih
30. Dalam operasi normal juction pn gate – source pada JFET mendapat
bias... C1 menyebutkan
31. Pada sebuah kapasitor tertulis 22 F/25 V, artinya banyaknya muatan
yang tersimpan adalah... C1 menyebutkan
32. Nilai Lek pada rangkaian berikut adalah… C2 mengamati
126
PERTANYAAN KATEGORI KETERANGAN
33. Persamaan yang benar untuk rangkaian berikut adalah… C1 memilih
34. Suatu elemen dikatakan menyerap energi jika... C2 menjelaskan
35. Dalam sebuah semikonduktor intrinsik jumlah elektron-elektron
bebas… C1 menyebutkan
36. Jika Anda menginginkan untuk menghasilkan sebuah semikonduktor tipe p, yang mana di bawah ini yang akan Anda gunakan?
C1 memilih
37. Tegangan maksimum pada JFET, dimana arus tiba-tiba menjadi tak terhingga disebut…
C1 menyebutkan
38. Pernyataan berikut yang benar untuk modulasi amplitudo adalah… C1 memilih
39. Jika amplitudo modulasi amplitudo pembawa, hal ini dikenal sebagai…
C1 mendevinisikan
40. Sensor yang prinsip kerjanya mengubah energi dari foton menjadi
elektron adalah… C1 menyebutkan
41. Unsur sistem komunikasi radio yang berfungsi memilih, memperkuat,
dan mendeteksi sinyal pemancar adalah… C1 menyebutkan
42. Sebuah gambar pada pesawat televisi adalah suatu susunan dari banyak daerah kecil yang merupakan rincian elemen gambar yang
disebut…
C1 menyebutkan
43. Pipa organa terbuka A dan pipa organa tertutup B mempunyai panjang
sama. Perbandingan frekuensi nada atas pertama antara pipa organa A dengan pipa organa B adalah ….
C4 membandingkan
44. Bila di dalam pipa organa terbuka terjadi gelombang stasioner, maka pada pipa organa tersebut selalu terbentuk ….
C1 menyebutkan
45. Suatu pipa organa terbuka menghasilkan nada dasar f0 = 60 Hz. Jika
panjang pipa 0,2m. Nada dasar dua dari pipa organa tertutup adalah
.....
C3 menghitung
46. Cepat rambat gelombang sepanjang dawai (senar): pernyataan di atas
yang benar adalah ….. C1 memilih
47. Seutas tali panjangnya 8m memiliki massa 1,04 gram. Tali digetarkan sehingga membentuk persamaan y = 0,03 sin (x+30t), x dan y dalam
satuan meter dan t dalam detik. Berapakah tegangan talinya …N
C3 menghitung
48. Apabila dua gelombang bertemu, dan saling menguatkan, maka akan
terjadi ….. C4 menafsirkan
49. Seberkas cahaya lewat celah sempit dan menghasilkan interferensi
minimum orde ke dua. Apabila lebar celah 2,4 ×10–4 cm dan jarak celah ke layar sama dengan jarak garis gelap ke terang pusat maka
panjang gelombang cahaya tersebut adalah …
C3 menghitung
50. Polarisasi dapat terjadi melalui teknik-teknik berikut ini, kecuali ..... C2 mengklasifikasikan
127
ANALISIS SOAL KOMPREHENSIF PENDIDIKAN TAHUN 2016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
PERTANYAAN KATEGORI KETERANGAN
1. Pernyataam yang tepat di bawah ini adalah ... C1 Memilih
2. Proses pembelajaran di suatu sekolah dalam setiap pembelajaran
fisika selalu berbasis eksperimen dengan tujuan guru ingin
memberikan pengetahuan, keterampilan, dan afektif melalui
kegiatan penyajian fenomena dan melakukan percobaan sehingga
yang diperoleh siswa menjadi sebuah kemampuan dan kebiasaan
bahwa pembelajaran fisika itu erat dengan kehidupan sehari-hari.
Proses perolehan pengetahuan di atas berdasarkan teori
Kognitivisme didefinisikan sebagai …
C2 Menjelaskan
3. Keseluruhan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan,
bahkan sistem masyarakat yang mencakup struktur personalia,
dan prosedur kerja bagaiamana cara menyusun suatu kurikulum,
melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya adalah
tinjauan …
C1 Menyebutkan
4. Hubungan kurikulum dengan pengajaran yang terjadi saling
berkesinambungan dan tidak terputus serta membentuk pola yang
jelas merupakan karakteristik kurikulum yang bersifat ...
C1 Menyebutkan
5. Alwi adalah seorang sarjana pendidikan Fisika yang memiliki
kemampuan berbahasa asing yang baik, kemampuan kognitif
dengan IPK 3,8, memiliki pengalaman berorganisasi sebagai
ketua dalam 4 jenis organisasi dan memiliki keterampilan lain
dapat membuat media pembelajaran yang berbasis digital,
sehingga ia ditawari banyak pekerjaan oleh banyak sekolah.
Kemampuan yang dimiliki Alwi berdasarkan kompetensi lulusan
kurikulum 2013 menunjukkan ...
C2 Menjelaskan
6. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
Kalimat di atas merupakan pernyataan ...
C1 Mengidentifikasi
7. Penulisan tujuan pembelajaran yang kurang tepat di bawah ini
adalah ... C5 Mengoreksi
8. Seorang guru mengajar dengan menggunakan pembelajaran
eksperimen yang berbasis fenomena. Menurut Arends (1997)
salah satu batasan atribut model pembelajaran tidak dimiliki
batasan strategi dan metode pembelajaran secara spesifik, yaitu
...
C1 Mengidentifikasi
9. Pola umum pembelajaran siswa yang tersusun secara sistematis
berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan, psikologi, didaktik, dan
komunikasi dengan mengintegrasikan struktur (urutan langkah
pembelajaran) pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran/alat peraga, pengelolaan kelas, evaluasi, dan waktu
yang diperlukan agar siswa dapat mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien disebut sebagai ...
C1 Menyebutkan
10. Rangkaian tindakan yang terpola atau terorganisir berdasarkan
prinsip-prinsip tertentu (filosofis, psikologis, didaktis dan
ekologis) yang terarah secara sistematis pada tujuan-tujuan yang
hendak dicapai yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan
melatari metode pembelajaran tertentu ...
C1 Menyebutkan
11. Irna adalah seorang guru yang mengajarkan pembelajaran
dengan penilaian yang bersifat autentik, oleh sebab itu Irna harus
melakukan penilaian yang memenuhi kriteria ...
C1 Mengidentifikasi
12. Perangkat penilaian harus disiapkan jika menggunakan penilaian
autentik untuk merekam hasil penilaian berbasis kinerja adalah
…
C2 Mengklasifikasikan
128
PERTANYAAN KATEGORI KETERANGAN
13. Proses pembelajaran membutuhkan seorang guru yang memiliki
kemampuan dalam menghubungkan mata pelajaran fisika dengan
mata pelajaran lainnya. Hal ini artinya kriteria kompetensi materi
yang harus dipenuhi adalah ...
C1 Menyebutkan
14. Kaidah penulisan soal yang sesuai dengan kompetensi adalah … C2 Menjelaskan
15. Kaidah penulisan soal yang bersifat uraian adalah ... C2 Menjelaskan
16. Kaidah penulisan soal yang bersifat pilihan ganda adalah ... C4 Menafsirkan
17. Pembelajaran yang disajikan guru dalam prosesnya pembelajaran
peserta didik memiliki pemahaman yang bisa berbeda dengan
guru tergantung pengalaman, menstimulus siswa dan
pembentukan keterampilan berpikir kritis merupakan pendekatan
pembelajaran yang bersifat adalah ...
C1 Menyebutkan
18. Pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru pada akhirnya
memerlukan evaluasi. Hal ini berarti tujuan akhir evaluasi adalah
...
C2 Menjelaskan
19. Berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta tes diminta
untuk mendemonstrasikan pemahaman dan mengaplikasikan
pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam
berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan
...
C1 Menyebutkan
20. Seorang mahasiswa mendapat nilai 76 pada ujian Fisika
kuantum, dengan rata-rata dan simpangan baku dari kelompok
masing-masing 70 dan 11. Sedangkan untuk mata kuliah
Mekanika ia mendapat nilai 82, data rata-rata dan simpangan
baku kelompoknya masing-masing 77 dan 12. Pernyataan yang
tepat berdasarkan cerita di atas adalah ...
C4 Menganalisis
21. Menurut Nasution (2007) filsafat pendidikan mempunyai
manfaat, kecuali ... C2 Mengklasifikasikan
22. Arni akan melakukan pengolahan data hasil penelitian berupa
peningkatan hasil belajar yang dikelompokkan berdasarkan jenis
kelamin. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan data yang
bersifat ...
C1 Menyebutkan
23. Seorang penelitian menuliskan kegunaan penelitiannya adalah
untuk memberikan sumbangan pemikiran atau informasi bagi
perkembangan pembelajaran fisika tentang factor-faktor yang
mempengaruhi kinerja guru termasuk kedalam kegunaan yang
bersifat ...
C1 Menyebutkan
24. Pasangan rumusan masalah dan hipotesis penelitian yang tepat
adalah ... C1 Memilih
25. Hasil perhitungan kriteria ketuntasan minimal KD : Menganalisis
gejala gelombang bunyi dan cahaya dan aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari memiliki kompleksitas yang bernilai 3 daya
dukung bernilai 3 dan intake bernilai 2, hal ini artinya ...
C4 Menafsirkan
26. Mira adalah seorang guru Fisika berjenis kelamin perempuan,
sudah menikah, memiliki 2 orang anak, tinggal di kota Bekasi
dan memiliki suami seorang pengusaha. Menurut Dunkin
pengalaman yang dimiliki Mira termasuk ke dalam …
C2 Mengklasifikasikan
27. Ayu melakukan penelitian dengan memilih teknik pengambilan
sampel menggunakan cluster sampling, artinya … C4 Menafsirkan
28. Penyusunan silabus haruslah memenuhi sifat fleksibel yang
dalam hal ini berarti … C4 Menafsirkan
29. Pembelajaran bertujuan untuk menjelaskan mekanisme dari
proses perkembangan individu, mulai dari masa bayi, anak-anak
sampai menjadi individu dewasa yang mampu bernalar dan
berpikir menggunakan hipotesa yang tidak seluruhnya
dipengaruhi oleh sifat-sifat keturunan tetapi sangat dipengaruhi
oleh proses interaksi antara organisme dan lingkungan dengan
kecerdasan adalah proses adaptasi terhadap lingkungan dan
membentuk struktur kognitif yang diperlukan dalam mengadakan
penyesuaian dengan lingkungannya. Merupakan prinsip dari
teori ...
C1 Menyebutkan
129
PERTANYAAN KATEGORI KETERANGAN
30. Siska sedang membuat RPP dia berencana akan menggunakan
media yang membutuhkan istilah-istilah seperti fade in, fade out,
off mic, cross fade, IN-UP-DOWN-OUT,IN-UP-DOWN-
UNDER. Artinya Siska akan membuat media yang bersifat ...
C1 Menyebutkan
31. Penggunaan internet dalam pembelajaran membantu guru dan
siswa, namun juga memiliki kelemahan, yaitu ... C2 Menjelaskan
32. Seorang mahasiswa akan melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Penggunaan LKS berbasis android terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah di SMA X Kelas X pada
Materi Teori Kinetik Gas”. Dia membagi data siswa berdasarkan
IQ menjadi 3 bagian, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Untuk
membuktikan hipotesis berdasarkan judul di atas dapat
menggunakan ...
C1 Menyebutkan
33. Seorang guru sebelum masuk ke pembelajaran inti memberikan
orientasi kepada muridnya, diantaranya berupa … C2 Merincikan
34. Yuke menggunakan pendekatan pembelajaran yang membangun
kegiatan interaktif antara konsep fisika dengan siswa sehingga
mengundang siswa untuk menjawab permasalahan melalui
berbagai strategi, dan mengembangkan kegiatan kreatif dan pola
pikir matematis siswa melalui pemecahan masalah secara
simultan, artinya Yuke menggunakan pendekatan yang bersifat
…
C1 Menyebutkan
35. Perhatikan gambar berikut ini
Proses kognitif pada gambar di atas adalah ... C2 Menjelaskan
36. Proses pembelajaran fisika yang diterapkan kepada siswa melalui
kegiatan pemahaman konsep kemudian pengaplikasian dalam
kehidupan sehari-hari, hal ini seperti mengunyah makanan
kemudian menelannya artinya mengubah lingkungan agar sesuai
dengan diri sendiri adalah proses yang disebut …
C1 Menyebutkan
37. Wida menonton berita dan mengetahui bahwa ada bencana banjir
di Kabupaten Garut akibat sungai Cimanuk meluap. Di sekolah,
Wida diminta oleh gurunya untuk menjelaskan alasan sungai
Cimanuk meluap dan jawabannya adalah karena penebangan
hutan dan pembangunan rumah di lahan penghijauan. Menurut
tahap perkembangan kasus di atas masuk ke dalam...
C2 Mengklasifikasikan
38. Proses kebiasaan yang diajarkan oleh guru kepada siswanya
adalah ... C3 Menerapkan
39. Seorang anak yang segera masuk ke kelas ketika lonceng sudah
berbunyi adalah ... C4 Menafsirkan
40. Perilaku berikut yang bukan merupakan perilaku sebagai hasil
belajar adalah ... C2 Mengklasifikasikan
130
EXPERT RIVIEWER
AHLI BIDANG PENDIDIKAN AHLI BIDANG FISIKA
Dr. Sujiyo Miranto Hasian Pohan, M.Si
Dr. Zulfiani Erina Hertanti, M.Si
Tonih Feronika, M.Pd Dwinanto, Ph.D
Nengsih Juanengsih, M.Pd Diah Mulhayatiah, S.Si, M.Pd
HASIL VALIDASI
Tabel 4. 1 Validasi Ahli terhadap isi Instrumen Komprehensif Materi Pendidikan
Nomor Soal
CVR Nomor
Soal CVR
Nomor Soal
CVR Nomor
Soal CVR
1 1 11 1 21 1 31 1
2 0,5 12 0,5 22 1 32 1
3 0,5 13 0,5 23 1 33 0,5
4 0,5 14 1 24 1 34 1
5 0,5 15 0,5 25 1 35 1
6 1 16 1 26 1 36 1
7 1 17 0,5 27 1 37 1
8 1 18 1 28 1 38 1
9 1 19 1 29 1 39 1
10 0,5 20 1 30 1 40 1
Nilai CVI = 0,88 jumlah ahli yang menelaah ada 4 orang.
Tabel 4. 2 Validasi Ahli terhadap isi Instrumen Komprehensif Materi Fisika
Nomor Soal
CVR Nomor
Soal CVR
Nomor Soal
CVR Nomor
Soal CVR
1 1 11 1 21 0,5 31 1
2 1 12 1 22 1 32 1
3 1 13 1 23 0 33 1
4 0,5 14 1 24 0,5 34 1
5 0,5 15 1 25 0,5 35 1
6 1 16 1 26 1 36 1
7 1 17 1 27 0,5 37 1
8 1 18 1 28 1 38 1
9 0 19 1 29 1 39 1
10 1 20 0,5 30 1 40 1
Nilai CVI = 0,86 jumlah ahli yang menelaah ada 4 orang.
111
TABEL SPESIFIKASI TES UJIAN KOMPREHENSIF BERBASIS CBT
Program Studi : Pendidikan Fisika Jumlah soal : 40
Mata uji : Konten fisika Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Alokasi waktu : 120 menit Penyusun : Iwan Permana Suwarna, M.Pd
No. Kompetensi Indikator kompetensi Materi
Perkuliahan Indikator soal
Jumlah
soal
Jenis
soal
1. Memiliki pemahaman dalam menjelaskan fenomena fisika
dan menerapkan pemodelan matematik/ bahasa simbolik
dalam konteks kehidupan sehari-hari.
Mampu Menerapkan konsep listrik dalam
kehidupan sehari-hari dan mampu
mengemukakan alasan
Listrik dan magnet : hemat
energi, Daya listrik
Disajikan cerita kontekstual dalam kehidupan sehari-hari mengenai konsep hidup hemat
listrik di rumah tangga, dengan menampilkan 4 gambar alat elektronik yang sama dan harga
yang sama tapi spesifikasi tegangan dan arus listriknya berbeda. Siswa dapat: 1. Menentukan alat elektronik yang tepat
untuk menerapkan konsep penghematan energi (daya) dengan tepat.
2. Memberikan alasan kenapa memilih alat elektronik yang dipilihnya tersebut.
2 PG
111
ANALISIS SOAL FISIKA
(RELIABILITAS : 0.77 ( KATEGORI TINGGI )
No.
Soal Tingkat Kesukaran
Daya
Beda Kriteria Soal
Cronbach's Alpha
if Item Deleted Reliabilitas
1 0.51 Sedang 0.35 Gunakan 0.718482 Reliabel
2 0.59 Sedang 0.23 Gunakan 0.710674 Reliabel
3 0.63 Sedang 0.35 Gunakan 0.712122 Reliabel
4 0.44 Sedang -0.13 Ganti 0.738984 Reliabel
5 0.60 Sedang 0.39 Gunakan 0.720998 Reliabel
6 0.43 Sedang 0.42 Gunakan 0.709133 Reliabel
7 0.40 Sedang 0.26 Gunakan 0.71979 Reliabel
8 0.56 Sedang 0.42 Gunakan 0.710102 Reliabel
9 0.70 Sedang 0.29 Gunakan 0.709011 Reliabel
10 0.44 Sedang 0.55 Gunakan 0.705561 Reliabel
11 0.75 Sedang 0.19 Gunakan 0.717715 Reliabel
12 0.54 Sedang 0.16 Gunakan 0.724041 Reliabel
13 0.83 Mudah 0.23 Gunakan 0.715772 Reliabel
14 0.08 Sangat Sukar 0.03 Ganti 0.722326 Reliabel
15 0.67 Sedang 0.29 Gunakan 0.714774 Reliabel
16 0.02 Sangat Sukar 0.03 Ganti 0.723413 Reliabel
17 0.92 Sangat Mudah 0.16 Gunakan 0.714804 Reliabel
18 0.86 Mudah 0.16 Gunakan 0.71695 Reliabel
19 0.65 Sedang 0.42 Gunakan 0.705811 Reliabel
20 0.70 Sedang 0.23 Gunakan 0.712209 Reliabel
21 0.10 Sangat Sukar -0.06 Ganti 0.731117 Reliabel
22 0.21 Sukar 0.10 Revisi 0.724749 Reliabel
23 0.46 Sedang -0.10 Ganti 0.736714 Reliabel
24 0.62 Sedang 0.06 Revisi 0.724165 Reliabel
25 0.54 Sedang 0.16 Gunakan 0.721067 Reliabel
26 0.35 Sedang 0.19 Gunakan 0.729054 Reliabel
27 0.56 Sedang 0.71 Gunakan 0.695782 Reliabel
28 0.68 Sedang 0.06 Revisi 0.730061 Reliabel
29 0.62 Sedang 0.13 Gunakan 0.728866 Reliabel
30 0.05 Sangat Sukar -0.03 Ganti 0.730842 Reliabel
31 0.14 Sukar 0.03 Ganti 0.729086 Reliabel
32 0.49 Sedang 0.35 Gunakan 0.714608 Reliabel
33 0.76 Mudah 0.42 Gunakan 0.701249 Reliabel
34 0.59 Sedang 0.03 Ganti 0.734077 Reliabel
35 0.54 Sedang 0.16 Gunakan 0.722933 Reliabel
36 0.89 Mudah 0.10 Revisi 0.717257 Reliabel
37 0.79 Mudah 0.29 Gunakan 0.713305 Reliabel
38 0.49 Sedang 0.61 Gunakan 0.698112 Reliabel
39 0.44 Sedang 0.42 Gunakan 0.719821 Reliabel
40 0.40 Sedang 0.35 Gunakan 0.715183 Reliabel
112
ANALISIS SOAL PENDIDIKAN
(RELIABILITAS : 0.72 ( KATEGORI TINGGI )
No.Soal Tingkat kesukaran Daya
beda Kriteria soal
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Reliabilitas
1 0.51 Sedang 0.24 Gunakan 0.550865861 Reliabel
2 0.81 Mudah 0.12 Gunakan 0.546296395 Reliabel
3 0.20 Sukar 0.02 Ganti 0.562497881 Reliabel
4 0.25 Sedang 0.32 Gunakan 0.531386641 Reliabel
5 0.11 Sukar 0.12 Gunakan 0.545148258 Reliabel
6 0.54 Sedang 0.07 Revisi 0.553070491 Reliabel
7 0.81 Mudah 0.12 Gunakan 0.55710256 Reliabel
8 0.55 Sedang 0.02 Ganti 0.575152428 Reliabel
9 0.76 Mudah 0.34 Gunakan 0.527234792 Reliabel
10 0.23 Sukar 0.20 Gunakan 0.557608155 Reliabel
11 0.18 Sukar 0.05 Ganti 0.560327474 Reliabel
12 0.48 Sedang 0.41 Gunakan 0.530067323 Reliabel
13 0.40 Sedang 0.15 Gunakan 0.537998672 Reliabel
14 0.24 Sukar 0.10 Revisi 0.560363538 Reliabel
15 0.95 Sangat Mudah 0.00 Ganti 0.560885288 Reliabel
16 0.53 Sedang 0.22 Gunakan 0.547958654 Reliabel
17 0.88 Mudah 0.24 Gunakan 0.534322034 Reliabel
18 0.72 Sedang 0.24 Gunakan 0.542734663 Reliabel
19 0.76 Mudah 0.10 Revisi 0.55373701 Reliabel
20 0.02 Sangat Sukar 0.05 Ganti 0.555746609 Reliabel
21 0.87 Mudah 0.22 Gunakan 0.547851452 Reliabel
22 0.17 Sukar 0.10 Revisi 0.565043516 Reliabel
23 0.86 Mudah 0.20 Gunakan 0.546427315 Reliabel
24 0.76 Mudah 0.10 Revisi 0.570340363 Reliabel
25 0.60 Sedang 0.02 Ganti 0.570031427 Reliabel
26 0.54 Sedang 0.15 Gunakan 0.555954809 Reliabel
27 0.47 Sedang 0.22 Gunakan 0.548387002 Reliabel
28 0.73 Sedang 0.29 Gunakan 0.537696681 Reliabel
29 0.37 Sedang 0.17 Gunakan 0.551580446 Reliabel
30 0.24 Sukar 0.24 Gunakan 0.537704825 Reliabel
31 0.69 Sedang 0.12 Gunakan 0.553546587 Reliabel
32 0.73 Sedang 0.10 Revisi 0.551860986 Reliabel
33 0.55 Sedang 0.37 Gunakan 0.549365186 Reliabel
34 0.66 Sedang 0.24 Gunakan 0.533178671 Reliabel
35 0.17 Sukar 0.10 Revisi 0.570413353 Reliabel
36 0.90 Sangat Mudah 0.00 Ganti 0.564391327 Reliabel
37 0.42 Sedang 0.27 Gunakan 0.55779663 Reliabel
38 0.46 Sedang 0.10 Revisi 0.570140924 Reliabel
39 0.52 Sedang -0.02 Ganti 0.567848817 Reliabel
40 0.42 Sedang 0.20 Gunakan 0.542381848 Reliabel
113
FOTO KEGIATAN UJIAN KOMPREHENSIF BERBASIS CBT
114
115
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2016
KARTU SOAL Mata Uji : PENDIDIKAN
Penulis Soal : Iwan Permana Suwarna, M.Pd Instansi Penulis : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Penelaah Soal : Dr.Zulfiani, M.Pd,Dr.Sujiyo Miranto, M.Pd Instansi Penelaah : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
INDIKATOR SOAL:
Disajikan gambar permasalahan suasana pembelajaran fisika di dalam kelas, peserta tes diminta menemukan solusi dari
permasalahan tersebut.
No.
Soal Perhatikan gambar di samping : (Klik untuk memperbesar) !
Solusi yang paling tepat untuk mengatasi permasalahan yang terlihat pada gambar adalah .....
A. Guru harus menyajikan materi dengan tampilan yang menarik diawal pelajaran. * B. Guru harus menyajikan pembelajaran kooperatif tipe jig SAW untuk mengatasi ermasalahan seperti
ini. C. Diawal pelajaran guru harus memberikan tindakan tegas terhadap para pelakunya. Sehingga tidak
terulang lagi pada pertemuan berikutnya. D. Guru memberikan latihan soal yang cukup banyak sehingga peserta didik memiliki aktivitas untuk di
kerjakan, peserta didik tidak akan sempat ber santai -santai.
1
Menganalisis
PEMBAHASAN: Jawab : A
Catatan penulis/penelaah:
Keterangan: Tanda bintang (*) diakhir kunci jawaban
116
KARTU SOAL
Mata Uji : PENDIDIKAN Penulis Soal : Iwan Permana Suwarna, M.Pd Instansi Penulis : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Penelaah Soal : Dr.Zulfiani, M.Pd,Dr.Sujiyo Miranto, M.Pd Instansi Penelaah : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
INDIKATOR SOAL:
Disajikan suatu permasalahan dalam proses pembelajaran fisika yang menuntut penggunaan pembelajaran inkuiri, peserta
tes dapat merancang langkah-langkah yang digunakan dalam melaksanakan pembelajaran tersebut
No.
Soal
Guru fisika kelas XI IPA di suatu sekolah mengalami permasalahan dalam meningkatkan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pelajaran fisika. Peserta didik kurang aktif, kurang termotivasi dan responsif dalam belajar. Setelah berkonsultasi dengan guru fisika yang lebih senior akhirnya guru ini memutuskan untuk menggunakan pembelajaran inkuiri. Rancangan langkah-langkah dalam melaksanakan pembelajaran
tersebut adalah ..... A. Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik, (2) menyajikan informasi, (3) mengorganisasikan
peserta didik ke dalam keompok-kelompok belajar, (4) membimbing kelompok bekerja dan belajar, (5)
evaluasi, (6) memberikan penghargaan. B. (1). Orientasi, menjelaskan topik/tujuan. (2) Merumuskan masalah secara mandiri. (3) Mengajukan
hipotesis, (4) Mengumpulkan data/aktivitas yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis. (5) Menguji hipotesis, proses menentukan jawaban. (6) Merumuskan kesimpulan, mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. * C. mengembangkan pemikiran peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermakna. (2)
Melaksanakan kegiatan inquiri (3) mengembangkan sifat ingin tahu peserta didik dengan memunculkan beragam pertanyaan. (4) Menciptakan masyarakat belajar. (5) Menyajikan model. (6)
Mengarahkan peserta didik untuk melakukan refleksi. D. Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik, (2) Menyajikan informasi, (3) Mengorganisasikan
peserta didik ke dalam kelompok-kelompok belajar, (4) Membimbing kelompok bekerja dan belajar, (5)
Evaluasi, (6) Memberikan penghargaan.
2
Merancang
PEMBAHASAN: Jawab : B
Catatan penulis/penelaah:
Keterangan: Soal dituliskan di sebelah kanan kolom no soal Beri tanda bintang (*) diakhir kunci jawaban
117
111
UJIAN KOMPRE FISIKA ONLINE 1 Score:
1. Pada liburan akhir semester genap, Reza dan Ahmad pergi ke Ancol. Merekamenaiki permainan roller coaster yang memiliki lintasan seperti pada gambar disamping (kilk untuk memperbesar).
Menurut pendapat anda pernyataan yang benar mengenai gravitasi yang akandialami Reza dan Ahmad saat bermain roller coaster adalah ....
A Pada Posisi 1, roller coaster memiliki percepatan gravitasi yangarahnya ke bawah dan memiliki gravitasi lebih besar dibanding posisi2, 3, dan 4.
B Pada Posisi 2, roller coaster memiliki percepatan gravitasi yangarahnya ke kanan dan memiliki gravitasi setengahnya dari posisi 1.
C Pada Posisi 4, roller coaster memiliki percepatan gravitasi yangarahnya ke bawah dan memiliki gravitasi yang besarnya sama sepertipada posisi 1, 2, dan 3.
D Pada Posisi 3, roller coaster tidak memiliki percepatan gravitasi, yang ada adalah gaya tekan roda kelintasan yang arahnya ke atas.
2. Albiruni berencana melakukan penelitian di labolatorium. Dia akanmencampurkan dua buah cairan ke dalam sebuah bejana berhubungan. Cairan yangakan dimasukan adalah minyak zaitun dan air zam-zam.
Berikut ini adalah gambar-gambar kemungkinan yang dapat terjadi ketika cairantersebut dicampurkan. (kilk gambar di samping untuk memperbesar).
Gambar yang akan terjadi adalah ....A Bejana 1
B Bejana 2
C Bejana 3
D Bejana 4
3. Anda adalah seorang guru fisika yang kreatif, anda berencana menciptakan alatperaga fisika seperti yang terlihat pada gambar. Alat tersebut terdiri dari empat pipayang berukuran sama (kilk gambar untuk memperbesar)!
Jika alat di letakkan mendatar di atas tanah dan pipa utama ditekan dengan gayasebesar F, kemungkinan yang akan terjadi pada tekanan di masing-masing pipaadalah ....
Page 1 of 12
A Pipa 2 memiliki tekanan yang sama dengan F / pipa utama.
B Pipa 4 memiliki tekanan yang sama dengan pipa 1, 2, dan 3.
C Pipa 1 memiliki tekanan paling kecil dibanding tekanan pada pipa 2, 3,dan 4 karena gaya gravitasi yang dialami lubang pipa 1 lebih kecil.
D Pipa 3 memiliki tekanan paling besar dibanding tekanan pada pipa 1,2, dan 4 karena gaya gravitasi yang dialami lubang pipa 3 lebih besar.
4. Sebuah keluarga muslim memiliki dua orang anak, mereka merancang kamarnyamasing-masing dengan sistem penerangan seperti terlihat pada gambar disamping(klik gambar untuk memperbesar):
Jika nyala lampu kedua rangkaian diamati. Grafik yang mengambarkan intensitasnyala lampu yang paling tepat dari kedua rangkaian tersebut, terdapat pada grafik....
A Gambar 1
B Gambar 2
C Gambar 3
D Gambar 4
5. Abdullah diminta orang tuanya membeli dispenser listrik, Abdullah di bekaliuang Rp 900.000,-. Orang tuanya menginformasikan bahwa jatah pengeluaran untukmembayar listrik dispenser adalah Rp 20.000. Setelah berkeliling toko elektronikAbdullah menemukan beberapa spesifikasikasi dispenser seperti terlihat padagambar disamping (kilk untuk memperbesar)!
Abdullah akan memilih dispenser nomor ......(tarif dasar listrik PLN Rp. 1.500,-/kWh).
A Gambar 1
B Gambar 2
C Gambar 3
D Gambar 4
6. Perhatikan lima gambar rangkaian hambatan disamping (klik untukmemperbesar)!
Rangkaian yang memiliki karakteristik sama adalah rangkaian ....
* (Dapat memilih lebih dari dua jawaban)
Page 2 of 12
A Rangkaian 1
B Rangkaian 2
C Rangkaian 3
D Rangkaian 4
E Rangkaian 5
7. Perhatikan gambar disamping (klik untuk memperbesar)!
Jika lampu 3 pada rangkaian tersebut dipasang di ruang keluarga, lampu 1 di kamarkakak, lampu 2 di kamar adik dan hambatan pada tiap lampu sama.
Pernyataan yang benar mengenai rangkaian listrik di atas adalah ....A Lampu yang paling terang adalah lampu 3 karena memiliki arus yang
paling besar
B Lampu 3 terangnya sama dengan lampu 2, karena rangkaian paralelmemiliki tegangan yang sama.
C Ketiga lampu memiliki terang yang sama karena disusun secaraparalel, yang memiliki karakteristik tegangan yang sama.
D Lampu yang paling terang adalah lampu 1 dibanding lampu 2 karena disusun secara seri, sehinggamenghasilkan tegangan lebih besar
8. Perhatikan gambar disamping (klik untuk memperbesar)!
Seorang astronot ketika berada di Bumi, ia dapat menginjak tanah dengansempurna. Namun ketika ia berada di luar angkasa dia tidak dapat menginjak tanahdengan sempurna tapi melayang. Hal ini terjadi karena ....
A Astronot tidak memiliki gravitasi bumi, yang ada adalah gravitasi dariplanet lain yang sangat besar.
B Di luar angkasa astronot tidak memiliki gravitasi sehingga dapatmelayang-layang berbeda dengan di bumi memiliki gravitasi penuh.
C Di bumi astronot memiliki gravitasi penuh, sedangkan di luar angkasa gravitasi buminya rendahatau kecil sehingga dapat melayang.
D Astronot melayang di luar angkasa karena pengaruh alat yang digedongnya yang mendorong untukbergerak melayang, sedangkan ketika di BUmi tidak diaktifkan alat tersebut.
9. Baru-baru ini pemerintah menggalakan energi baru dan terbarukan. Salahsatunya adalah energi tenaga bayu.
Perhatikan grafik di samping (klik untuk memperbesar)!Grafik tersebut adalah hasil penelitian para ilmuwan Indonesia di beberapa daerah.
Di daerah mana pemerintah akan membangun pembangkit listrik tenaga angin.
Page 3 of 12
A Gambar A
B Gambar B
C Gambar C
D Gambar D
10. Seorang mahasiwa tingkat akhir melakukan percobaan dengan menggunakantiga buah bejana: bejana 1, 2, dan 3.Ketiga bejana tersebut dapat dipasang secara bergantian pada neracanya (klikgambar untuk memperbesar).Jika masing-masing bejana diisi dengan volume air yang sama, dan dipasangsecara bergantian pada neraca, maka besar sudut simpangan pada jarum neraca(α) akan ditunjukkan seperti pada diagram ....
A A
B B
C C
D D
11. Warna pada api menunjukkan tingkatan suhu yang dimilikinya. Warna birupada langit yang kita lihat siang hari disebabkan ......
A Sudut pemantulan yang terjadi pada siang hari menyebabkan langitberwarna biru, cahaya warna biru ini banyak dipantulkan oleh mata.
B hamburan dari cahaya matahari yang memiliki suhu sangat tinggi(seperti pada kompor gas), warna biru terdapat pada lapisantroposfer yang sangat panas.
C Panjang gelombang sinar biru lebih pendek sehingga mengalami pemantulan kembali ke atasatmosfir, hal ini menyebabkan warna biru lebih banyak terserap mata
D cahaya matahari pada awalnya tidak berinteraksi dengan media apapun, saat memasuki atmosfermulai berinteraksi dengan molekul gas yang berwarna biru, warna inilah jadi yang terlihat.
12. Perhatikan tabel bahan dan cara kerja proses penyepuhan emas di samping ini!(klik untuk memperbesar)Untuk mempercepat proses penyepuhan, variabel yang harus di rubah dalampercobaan tersebut adalah .....
A Menambah tegangan dengan membuat rangkaian baterai secara seri.
B Menambah tegangan dengan membuat rangkaian baterai secaraparalel.
C Mengurangi arus listrik dengan membuat rangkaian baterai secaraseri.
D Menambah arus listrik dengan membuat rangkaian baterai secaraparalel.
13. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah motor listrik. Motorlistrik berfungsi untuk .....
A Merubah energi mekanik menjadi energi gerak.
B Merubah energi magnetik menjadi energi listrik.
Page 4 of 12
C Merubah energi listrik menjadi energi mekanik.
D Merubah energi mekanik menjadi energi listrik.
14. Ahmad adalah seorang karyawan minimarket. Ia berencana membuka usahauntuk mendapatkan tambahan pendapatan. Ia mengatur strategi dengan cara: siangbekerja di minimarket dan malam dia mengerjakan usaha setrika pakaian. Diamenggunakan motif ekonomi untuk meraih kesuksesannya tersebut (mendapatkanpenghasilan yang banyak dengan modal sedikit).
Perhatikan tabel disamping (klik untuk memperbesar)!Tabel tersebut berisi perangkat elektronik, harga dan spesifikasinya yang dapatdigunakan Ahmad untuk melakukan kegiatan usahanya.
Jika Intensitas cahaya lampu A, B, dan C sama terangnya, dan alat tersebut digunakanselama 3 jam tiap hariny(harga 1 kWh adalah Rp 1.400,-).
Kombinasi alat-alat listrik yang harus dibeli Ahmad agar hemat biaya pengeluaran dibulan pertama adalah .....
A Lampu C, dan setrika C, karena dayanya besar tapi harga pembelianpertamanya murah sehingga dibulan pertama pengeluarannya akanlebih kecil dibanding yang lain.
B Lampu A, dan setrika A, karena dayanya kecil walaupun hargapembelian pertamanya mahal sehingga dibulan pertamapengeluarannya akan lebih kecil dibanding yang lain.
C Lampu A, dan setrika C, karena dayanya kecil walaupun harga pembelian pertamanya mahalsehingga dibulan pertama pengeluarannya akan lebih kecil dibanding yang lain.
D Lampu A, dan setrika A, karena dayanya kecil walaupun harga pembelian pertamanya mahalsehingga dibulan pertama pengeluarannya akan lebih kecil dibanding yang lain.
15. SMA Harapan 3 Medan menggelar perlombaan memanah antar kota/kabupatendi Taman Cadika, Medan Johor, Minggu (13/3/2016). (http:/meda.tribunnews.com)
Dengan kecepatan awal dan sudut elevasi berapakah pemanah tersebut harusmengarahkan anak panahnya agar mengenai target dengan tepat ? (klik gambaruntuk memperjelas tabel dan gambar)
A A
B B
C C
D D
Page 5 of 12
16. Membuka baut adalah aktivitas yang biasa kita lihat dalam kehidupansehari-hari terutama di bengkel. Ada beraga cara dalam membuka baut, salahsatunya dengan mengguakan kunci T, seperti berikut (klik gambar untukmemperjelas):
Jika bagian batang diperpanjang 3 kali semula dan massanya dibuat 2 kali lebihberat.
Apa yang akan dirasakan jika kunci ini digunakan untuk membuka baut?A Kemampuan memutar baut menjadi lebih cepat, karena jumlah
putaran tidak berpengaruh terhadap momen gayanya.
B Kemampuan memutar baut akan semakin cepat dan mudah karenamomen gayanya besar.
C Kemampuan memutar baut akan semakin lambat dan sulit karena momen gayanya semakin besar.
D Kemampuan memutar baut akan sama seperti semula, karena momen gayanya sama besar.
17. Presiden Republik Indonesia meluncurkan program listrik nasional berkapasitas35.000 Mega Watt (MW). Untuk mendukung program tersebut pemerintah akanmembangun Pembangkit Listrik Tenaga Angin/Bayu.
Para ahli menelaah data berikut ini (kilk gambar untuk memperbesar)!
Kota yang anda rekomendasikan untuk membangun pembangkit listrik denganteknologi kincir angin itu adalah ….
A Margahayu dan Kalianget
B Pasir Panjang dan Iswahyudi
C Blang Bintang dan Waingapu
D Rendole/Pati dan Kupang/Penfui
18. Seorang ilmuwan dari Jawa Barat berencana akan membuat sebuah lampuLED yang bisa merubah 100% energi listrik menjadi cahaya.Pendapat anda mengenai rencana ilmuwan tersebut adalah ....
A setuju, karena akan sangat efisien dan itu merupakan ide yang sangat brilian.
B tidak setuju, karena akan sangat menyulitkan teknisi yang akan merealisasikan ide tersebut kecualiada teknologi yang lebih maju lagi.
C tidak setuju, karena tidak mungkin dapat merubah energi listrik menjadi energi cahaya seluruhnya,tapi akan melibatkan energi lainnya.
D setuju, hal ini membuktikan adanya kemajuan teknologi dijaman moderen yang sangat maju dantidak bertentangan dengan hukum fisika.
19. Untuk mengetahui kecepatan bunyi, seorang ilmuwan muslim melakukanpercobaan dengan membawa detektor bunyi seperti gambar di samping (klik untukmemperbesar).Jika frekuensi sumber bunyi pada kedua percobaan tersebut adalah sama, makawaktu yang diperlukan gelombang bunyi ke detektor adalah .....
Page 6 of 12
A lebih lama dari 0,60 karena banyak hambatan yang dialamigelombang bunyi di dalam air.
B lebih lama dari 0,60 karena hambatan partikel di udara lebih banyakdibanding di dalam air.
C lebih cepat dari 0,60 karena partikel air lebih rapat dari pada udara sehingga lebih cepat sampai.
D lebih cepat dari 0,60 karena partikel air lebih renggang dari pada partikel di udara sehingga lebihcepat sampai.
20. Pada suatu latihan militer bersama, dipancarkan gelombang dari radar dansonar sebuah kapal induk ke dua objek sasaran berupa pesawat tempur dan kapalselam yang berjarak sama. Perhatikan gambar berikut!Jika frekuensi sumber gelombang sama, objek yang paling cepat terdeteksi olehkapal induk adalah ....
A Pesawat tempur, karena gerakan pesawat tempur lebih cepatdaripada laju kapal selam.
B Pesawat tempur, karena pesawat tempur berada di udara sedangkankapal selam ada di air.
C Kapal selam, karena kecepatan gelombang bunyi di air lebih besar dari kecepatan bunyi di udar
D Kapal selam, karena ukuran kapal selam lebih besar sehingga lebih mudah memantulkangelombang.
21. Perhatikan gambar berikut!Suhu udara paling rendah terdapat di daerah .....
A Sebelah kiri
B Sebelah kanan
C Bagian bawah
D Bagian atas
22. Pada musim liburan tahun ini, Ahmad dan Usman berencana untuk melakukanwisata ke kota tertentu. Mereka telah mempersiapkan perlengkaan memasaknyasecara lengkap. Berikut ini profil beberapa kota yang menjadi tujuan wisata mereka:Jika Ahmad dan Usman jadi pergi berwisata. Di kota manakah mereka akanmerasakan memasak air lebih cepat dibanding kota-kota lainnya?
A Kota Bandung, karena memiliki suhu yang rendah dan tekanan udarayang paling tinggi akibat ketinggiannya dari permukaan laut
B Kota Bandung, karena memiliki suhu dan tekanan udara yang palingrendah akibat ketinggiannya dari permukaan laut.
C Jakarta dan Surabaya karena memiliki tekanan udara yang paling tinggi, dan memiliki kelembabanyang paling tinggi.
D Semarang dan Surabaya karena memiliki tekanan udara yang paling rendah, dan memiliki suhupaling tinggi.
23. Berikut ini adalah data prakiraan cuaca BMKG !Sebagai ahli cuaca anda akan menentukan kota yang berpeluang terjadinya hujanpaling besar adalah di kota .....
Page 7 of 12
A A
B B
C C
D D
24. Perhatikan gambar berikut:Gambar tersebut menunjukan angin ....
A Angin darat
B Angin laut
C Angin puting beliung
D Angin malam
25. Gerak lurus berubah beraturan dinyatakan oleh grafik …A I
B II
C III
D IV
E V
26. Gambar berikut menunjukkan empat cara berjalan di tangga untuk mencapailantai berikutnya!Jika jumlah undakan pada ke empat keadaan di atas adalah sama. Cara manakahyang akan anda lakukan untuk mencapai tangga berikutnya supaya tidak capai?
A Cara 1 karena memiliki usaha paling kecil dan memerlukan waktuyang sedikit
B Cara 2 karena memiliki usaha yang tidak tetlalu kecil dan tidak terlalubesar
C Cara 3 karena memiliki usaha yang tidak tetlalu kecil dan tidak terlalubesar
D Cara 4 karena usahanya sama untuk semua cara
27. Pada bulan Robi’ul Awwal dua tahun lalu telah terjadi peristiwa terjatuhnyaseorang pekerja bangunan (nomor 1) dari atap sebuah hotel di daerah JakartaSelatan. Jika kejadian tersebut bisa di ulang, dan pada saat itu anda baru tiba di atapgedung bersama beberapa orang penerjun payung yang akan latihan di atap gedung(nomor 2). Tiba- tiba anda mendengar teriakan orang meminta pertolongan, andabeserta para penerjun tiba di tepi gedung 4 detik kemudian.Sebagai seorang fisikawan teoritik muda yang sangat cerdas tindakan apa yang akananda lakukan untuk menyelamatkan korban yang terjatuh 4 detik yang lalu adalah....
Page 8 of 12
A Meminta penerjun payung yang berat badannya 4 kali lebih berat darikorban untuk terjun menyelamatkan korban, karena beban yang lebihberat secara otomatis dapat jatuh lebih cepat menyusul danmenangkap korban lalu mengembangkan perasutnya bersamasampai ke tanah dengan selamat. Kecepatan awal tidak berpengaruhdalam peristiwa ini.
B Meminta penerjun payung yang berat badannya 1/4 kali lebih ringan dari korban untuk terjunmenyelamatkan korban, karena beban yang lebih ringan dapat jatuh lebih cepat menyusul danmenangkap korban lalu mengembangkan perasutnya bersama sampai ke tanah dengan selamat.Kecepatan awal tidak berpengaruh dalam peristiwa ini.
C Meminta penerjun siapa saja tanpa melihat berat badannya asalkan sudah siap untuk diberikecepatan awal minimal sebesar 80 m/s, karena secara otomatis dapat menyusul orang yang jatuhtersebut dan menangkapnya lalu mengembangkan perasutnya bersama sampai ke tanah denganselamat.
D Meminta penerjun payung yang berat badannya 4 kali lebih berat dari korban dan diberi kecepatanawal sebesar 40 m/s untuk terjun menyelamatkan korban, karena beban yang lebih berat dankecepatan awal yang cukup secara otomatis dapat lebih cepat menyusul dan menangkap korbanlalu mengembangkan perasutnya bersama sampai ke tanah dengan selamat. Kecepatan awal danmassa berpengaruh dalam peristiwa ini.
28. Sebuah balok kayu dimasukan pada empat buah wadah berisikan fluida yangberbeda. Berdasarkan gambar dibawah ini urutkanlah fluida yang memiliki masajenis dari yang terbesar hingga terkecil!
A 1,2,3,4
B 3, 1, 2,4
C 4,2,1,3
D 4, 3, 2, 1
29. Di sebuah dapur terdapat tiga buah benda yaitu : air, minyak, dan es.Karakteristik ketiga bahan tersebut adalah seperti berikut:Jika anda ingin membuat dekorasi minuman di meja makan dengan mencampurkanketiga bahan tersebut, komposisi susunan ketiga bahan tersebut yang akan terjadiadalah ....
A Minyak, es, dan air kalau dilihat dari bawah
B Es paling atas, minyak dan air paling bawah kalau dilihat dari atas.
C Minyak paling atas, es, dan air paling bawah, kalau dilihat dari atas
D Minyak akan mengelilingi es, dan air paling bawah kalau dilihat darisamping
30. Sebuah perlombaan memasak mengharuskan para peserta lomba untukmembuat makanan yang terbuat dari : madu, air, tepung, dan minyak. Keempatbahan tersebut beratnya 500 gram yang disimpan dalam sebuah wadah yangberukuran 3 kg. Menurut anda cara yang paling cepat mencampurkan tiga buahbahan tersebut adalah .....
A Menungkan air, madu, tepung dan minyak secara bersamaan kedalam wadah baru.
Page 9 of 12
B Menuangkan madu lebih awal kemudian minyak dan terakhir air secara berurutan pada wadahyang baru
C Mencampurkan air ke dalam tepung kemudian memasukkan madu ke wadah yang berisi minyak
D Menuangkan minyak, air dan madu secara bersamaan kedalam wadah yang berisi madu.
31. Pada tanggal 10 Feb 2016 terjadi peristiwa kecelakaan pesawat udara, dimanapesawat Tucano milik TNI AU jatuh di kota Malang, Jawa Timur. Pesawat terbagimenjadi 3 bagian pecahan tersebar pada posisi 1, 2, dan 3 dengan perbandinganmassa serpihan 2, 3, 5. Berikut ini adalah peta jatuhnya serpihan puing-puingpesawat tersebut! (sctv.com)Google map
Jika berat pesawat 3.270 kg. Titik koordinat jatuhnya pesawat Tucano sebelumhancur menjadi puing-puing adalah di titik .....
A A
B B
C C
D D
32. Berikut ini terdapat 2 buah benda yang terbuat dari bahan yang berbeda.Perhatikan gambar berikut!Jika kedua benda dijatuhkan bersama-sama dan tenggelam. Bagaimanakahketinggian air pada kedua tabung?
A Permukaan air pada tabung 1 akan lebih tinggi dari permukaan airpada tabung 2, karena dipengaruhi oleh bentuk benda 2.
B Permukaan air pada tabung 2 akan lebih tinggi dari permukaan airpada tabung 1, karena massa benda 2 lebih berat dari massa benda 1.
C Permukaan air pada tabung 2 akan sama dengan permukaan air padatabung 1, karena volume benda 1 sama dengan volume benda 2.
D Permukaan air pada tabung 2 lebih rendah dari permukaan air tabung 1, karena bentuk benda 1beraturan dan benda 2 tidak beraturan.
33. Perhatikan gambar berikut !Gambar di atas menunjukkan fenomena yang terjadi pada bulan Januari di pantaiGuanabara Bay, Rio de Janeiro, Brasil (http://lampung.tribunnews.com/). Mengapapada saat ikan mati kondisinya terapung?
A Pada saat hidup ikan memiliki massa lebih berat dari pada saat matisehingga saat hidup ikan bisa tenggelam dan setelah mati ikanterapung.
B Pada saat hidup ikan memakan/meminum air sehingga ikantenggelam saat hidup, setelah mati massa ikan menjadi lebih ringansehingga ikan terapung.
Page 10 of 12
C Pada saat hidup ikan makan/minum air sehingga ikan akan tenggelam, setelah mati ikan tidakmelakukan aktivitas tersebut sehingga menjadi lebih ringan dan ikan terapung.
D Ikan mati akan terapung karena volume tubuh ikan mati membesar dibanding saat hidup, akibatnyamass jenis ikan mati lebih kecil dari air sehingga ikan terapung.
34. Sebuah aksi pengejaran perampok dilakukan petugas kepolisian RepublikIndonesia. Dengan kecepatan 10 km/jam polisi mengejar para perampok denganmenggunakan kendaraan roda empat. Para perampok kabur menggunakankendaraan roda dua dengan kecepatan 40 km/j.Untuk menghentikan kawanan perampok, polisi memberikan tembakan peringatan.Para perampok tidak berhenti juga, akhirnya polisi melakukan tembakan tapi tidakmengenai target. Untuk melumpuhkan perampok tersebut, akhirnya polisimengganti senjatanya. Spesifikasi pistol seperti apakah yang dapat melumpuhkanpara perampok ....
A Memiliki momentum 1,5 kali pistol semula
B Memiliki momentum 3,0 kali pistol semula
C Memiliki impuls 2,0 kali pistol semula
D Memiliki impuls 4,0 kali pistol semula
35. Seorang montir mobil bermaksud mengganti sebuah onderdil mobil tua yangrusak yaitu bagian gearnya. Untuk menemukan komponen yang tepat dan pas,montir menggunakan sebuah alat ukur dan menunjukkan hasil seperti terlihat padagambar di bawah ini.Alat ukur dan hasil pembacaan montir tersebut adalah ....
A Mikrometer skrup, 9,30 ± 0,005 cm
B Mikrometer skrup, 9,80 ± 0,005 cm
C Mikrometer skrup, 9,30 ± 0,005 mm
D Jangka sorong, 9,53 ± 0,005 mm
36. Perhatikan gambar berikut:Keempat ruangan pada gambar adalah identik, luas dan ukurannya sama. Ruangandiisi para peserta dengan jumlah dan kondisi kesehatan yang sama. Keempatruangan tersebut diberi suhu ruangan berbeda. Ruangan yang akan membuatpeserta lebih cepat buang air kecil adalah ....
A Ruangan I
B Ruangan II
C Ruangan III
D Ruangan IV
37. Sebuah ruang tertutup berisi gas oksigen yang dikompresi, volumenya berubahmenjadi ¼ kali semula. Jika gas ini mengalami proses isotermis, maka tekanannyamenjadi ...
A 8 kali semula
B 4 kali semula
Page 11 of 12
C ¼ kali semula
D tetap
38. Berikut ini adalah dua buah percobaan optik yang dilakukan di dua tempatberbeda. Perhatikan gambar !Jika percobaan di lakukan di bumi maka akan terbentuk bayangan. Jika perobaanyang sama dilakukan di luar angkasa, maka peristiwa yang akan terjadi adalah ....
A Terbentuk bayangan yang sama seperti di bumi walaupun tidak adaudara.
B Terbentuk bayangan namun tidak akan sejelas di bumi karena tidakada udara terganggu aether.
C Bayangan yang akan terbentuk hanya berupa titik karena di luar angkasa tidak ada udara.
D Tidak akan terbentuk bayangan karena di luar angkasa adalah hampa udara atau tidak ada udarasebagai medium perantaranya.
39. Perhatikan ilustrasi gambar kucing bercermin di bawah ini !Cermin tersebut pecah terkena lemparan batu menjadi 9 bagian, jika pecahankacanya disusun kembali menjadi seperti semula. Jumlah bayangan yang akandihasilkan cermin yang baru adalah ....
A 1 buah, karena cermin di satukan kembali.
B Tidak terbentuk bayangan sama sekali, karena retakan / celah antarkaca yang menyebabkan hilangnya bayangan asli cermin.
C 9 buah, karena setiap pecahan akan menghasilkan 1 bayangan barudengan kondisi bayangan terpisah-pisah oleh retakan.
D 9 buah karena bergantung pada jumlah pecahannya
40. Seorang astronom muda bermaksud untuk mengamati sebuah benda langityang jarakanya 92.000.000 km. Supaya benda langit tersebut tampak jelas dilihatastronom, teropong dengan spesifikasi apakah yang harus digunakan ?
A Teropong yang memiliki fokus obyektif 50 mm dan fokus okuler 5 mm
B Teropong yang memiliki fokus obyektif 50 mm dan fokus okuler 10mm
C Teropong yang memiliki fokus obyektif 200 mm dan fokus okuler 1mm
D Teropong yang memiliki fokus obyektif 250 mm dan fokus okuler 5mm
Page 12 of 12
UJIAN KOMPRE ONLINE 1 Score:
1. Perhatikan gambar berikut :Solusi yang paling tepat untuk mengatasi permasalahan yang terlihat pada gambaradalah .....
A Guru harus menyajikan materi dengan tampilan yang menarik diawalpelajaran.
B Guru harus menyajikan pembelajaran kooperatif tipe jig SAW untukmengatasi ermasalahan seperti ini.
C Diawal pelajaran guru harus memberikan tindakan tegas terhadappara pelakunya. Sehingga tidak terulang lagi pada pertemuanberikutnya.
D Guru memberikan latihan soal yang cukup banyak sehingga peserta didik memiliki aktivitas untuk dikerjakan, peserta didik tidak akan sempat ber santai-santai.
2. Guru fisika kelas XI IPA di suatu sekolah mengalami permasalahan dalammeningkatkan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pelajaran fisika. Pesertadidik kurang aktif, kurang termotivasi dan responsif dalam belajar. Setelahberkonsultasi dengan guru fisika yang lebih senior akhirnya guru ini memutuskanuntuk menggunakan pembelajaran inkuiri. Rancangan langkah-langkah dalammelaksanakan pembelajaran tersebut adalah .....
A (1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik, (2) menyajikan informasi, (3)mengorganisasikan peserta didik ke dalam keompok-kelompok belajar, (4) membimbing kelompokbekerja dan belajar, (5) evaluasi, (6) memberikan penghargaan.
B (1). Orientasi, menjelaskan topik/tujuan. (2) merumuskan masalah secara mandiri. (3) mengajukanhipotesis, (4) mengumpulkan data/aktivitas yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis. (5) mengujihipotesis, proses menentukan jawaban. (6) merumuskan kesimpulan, mendeskripsikan temuanyang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
C (1) mengembangkan pemikiran peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermakna. (2)melaksanakan kegiatan inquiri (3) mengembangkan sifat ingin tahu peserta didik denganmemunculkan beragam pertanyaan. (4) menciptakan masyarakat belajar. (5) menyajikan model. (6)mengarahkan peserta didik untuk melakukan refleksi. (7)
D (1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik, (2) Menyajikan informasi, (3)Mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok-kelompok belajar, (4) Membimbing kelompokbekerja dan belajar, (5) Evaluasi, (6) Memberikan penghargaan.
3. Berikut ini adalah permasalahan-permasalahan yang dialami oleh guru-gurukelas IX atau XII :1) Banyaknya materi yang harus di sampaikan kepada para peserta didik.2) Sedikitnya waktu yang dimiliki untuk menyampaikan materi.3) Peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran.4) Sosialisasi antar peserta didik kurang baik dan harmonis.5) Peserta didik di hadapkan kepada kejenuhan yang menyebabkan kurangnyamotivasi dalam belajar.Guru-guru dikelas akhir tersebut berharap dapat mengejar target penyampaianmateri dengan cepat tapi peserta didik juga dapat memahami materi yangdisampaikan secara mendalam. Pembelajaran fisika yang anda rekomendasi untukguru yang mengalami permasalahan seperti itu adalah .....
A kooperatif Jigsaw*
B kooperatif Group investigation (GI)*
Page 1 of 13
C kooperatif Team Game Tournament (TGT) *
D kooperatif Student Team Achievement Division (STAD)*
4. Berikut ini adalah sebuah ruang kelas di sebuah sekolah baru yang telahdiresmikan oleh pejabat. Perhatikan gambar berikut:Komentar anda mengenai ruang kelas terkait tata ruangnya adalah .....
A Sudah memenuhi standar pengelolaan dan pengaturan sarana danprasarana. Tata ruang kelas sudah lengkap dan cukup ideal, seperti :posisi pintu, jendela dan arah penyinaran matahari dari sampingkelas, lantai cukup bersih.
B Belum memenuhi standar pengelolaan dan pengaturan sarana dan prasarana, dimana pintu kelasseharunya terbuka keluar, dan pengaturan cahaya matahari.
5. Sebuah pengembang berencana akan membangun sebuah gedung sekolah.Berikut ini adalah beberapa desain bangunan sekolah yang dikembangkan oleh paraarsitek.Jika anda diminta perteolongan oleh pimpinan pengembang untuk menentukandesain sekolah. Rekomendasi anda untuk desain yang benar sesuai dengan tatakelola sarana dan prasarana adalah .....Perhatikan gambar berikut!
A Gambar 1
B Gambar 2
C Gambar 3
D Gambar 4
6. Perhatikan gambar berikut ini !Dua cairan pada gelas ukur yang sama jenis dan ukurannya di tuangkan ke gelasyang memiliki bentuk dan ukuran berbeda, yaitu : gelas A dan gelas B.Bagaimanakah volume cairan yang ada di gelas A dan gelas B?Menurut Piaget, pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan benar oleh peserta didikmulai pada tahapan atau usia .....
A Periode sensorimotor
B Periode praoperasional
C Periode operasional konkrit
D Periode operasional formal
7. Berikut ini adalah beberapa karakteristik dari suatu teori belajar:1) Menekankan pada keunikan sikap individu.2) Individu membangun pemahamannya melalui eksplorasi.3) Menekankan pada stimulus dan respon dalam pembentukan perilaku4) Menekankan pada perubahan atau proses-proses mental dan perilaku tidak kasatmata.Perhatikan tabel berikut :Urutan yang paling tepat untuk mengisi tabel di atas (dari kiri ke akanan) adalah .....
Page 2 of 13
A 1, 4, 3, 2
B 1, 3, 2, 4
C 3, 4, 1, 2
D 3, 1, 4, 2
8. Pak Dahlan seorang guru fisika di SMA, beliau sangat pandai menjelaskan materikepada muridnya. Beliau memiliki kebiasaan mengulang-ngulang pertanyaan samayang diberikan kepada kepada peserta didiknya. Komentar anda terhadap kebiasaanyang dilakukan oleh pak Dahlan adalah .....
A Baik, karena dapat memberikan penguatan bagi peserta didiknya.
B Sangat buruk, karena tidak akan menciptakan proses pembelajaran aktif.
C Sangat baik, karena dapat mengingatkan peserta didik kembali pada pertanyaan yang diajukan,peserta didik menjadi tidak terlalu tegang dalam belajar.
D Kurang baik, karena dapat mengurangi perhatian peserta didik dalam berpikir maksimal, pesertadidik mengetahui bahwa pertanyaan akan di ulang kembali karena kebiasaannya tersebut, lebihbaik menunggu.
9. Berikut ini adalah kegiatan membuka dan menutup pelajaran :1) Menarik perhatian peserta didik2) Meriviu penguasaan materi3) Menimbulkan motivasi4) Memberi acuan melalui berbagai usaha5) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk melakukan evaluasi.6) Membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari7) Membuat ringkasanYang termasuk kegiatan membuka pelajaran adalah .....
A 1, 3, 4, 6
B 1, 3, 5, 6
C 1, 2, 3, 5, 6
D 1, 2, 4, 5, 6
10. Perhatikan tabel perbandingan kurikulum 2013 dan KTSP berikut ini!Perbedaan yang paling tepat antara kurikulum 2013 dengan KTSP dari tabel di atasadalah .....
A A
B B
C C
D D
Page 3 of 13
11. Pembelajaran pada kurikulum 2013 dilaksanakan dengan:1) interaktif dan inspiratif.2) kontekstual dan kolaboratif.3) menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasiaktif.4) membuatkan sebuah ruangan kelas untuk peserta didik melakukan kreativitas.5) Menyesuaikan dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik sertapsikologis peserta didik.Jika anda diminta membuat sebuah pembelajaran fisika yang berbasis aktivitas,maka karakteristik pembelajaran yang akan anda rancang adalah ....
A 1 dan 2
B 1, 2, dan 3
C 1, 2, 3, dan 5
D Melaksanakan semua karakter tersebut
12. Berikut ini adalah beberapa prinsip yang mungkin terdapat dalam sebuahrencana pelaksanaan pembelajaran (RPP):1) memuat secara utuh kompetensi dasar sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan,dan keterampilan;2) memperhatikan perbedaan individual peserta didik;3) berpusat pada peserta didik;4) berbasis konteks;5) berorientasi kekinian;6) mengembangkan kemandirian belajar;7) memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran;8) memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau antarmuatan;dan9) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.Seandainya anda diminta untuk menyusun RPP untuk mata pelajaran fisika, makaprinsip - prinsip yang harus ada adalah .....
A 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8.
B 1, 3, 4, 5, 7, 8, 9.
C 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8.
D Semua komponen dari 1-9
13. Perhatikan kutipan dari tujuan pembelajaran yang dibuat oleh seorang gurusenior fisika yang telah mengajar selama 20 tahun berikut ini:A. Tujuan PembelajaranPeserta didik dapat:1. Mendeskripsikan definisi dari beberapa besaran gerak.2. Memahami gerak lurus beraturan (GLB) dalam kehidupan sehari-hari.3. Menganalisis Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dalam kehidupan sehari-hari.4. Menghitung besaran-besaran yang berkaitan dengan GLB, GLBB, dan gerakvertikal.Penilaian anda terhadap tujuan pembelajaran yang dihasilkan guru tersebut adalah.....
A Tujuan pembelajaran yang dihasilkan sudah sangat baik, cukup jelas apa yang diharapkan ataudituntut dari peserta didik.
B Tujuan pembelajaran yang dihasilkan kurang baik, kurang memperhatikan EYD dan belummengakomodasi psikologi peserta didik dalam pembelajaran yang baik.
C Tujuan pembelajaran yang dihasilkan sudah sangat baik, sudah memenuhi semua komponenproses pembelajaran dan persyaratan tujuan pembelajaran yang baik.
Page 4 of 13
D Tujuan pembelajaran yang dihasilkan sangat buruk, belum memenuhi komponen pembuatantujuan pembelajaran yang baik seperti audience, behavior, condition, dan degree.
14. Perhatikan tabel kata kerja operasional berikut ini :Pada jenjang Pemahaman dan penerapan terdapat kata “menghitung”, berikuti iniadalah perbedaan-perbedaanya.Perbedaanya kata menghitung pada jenjang pemahaman dengan aplikasi adalah .....
A A
B B
C C
D D
E E
15. Seorang guru fisika mengajarkan materi perambatan cahaya melalui penyajianpower point yang berisikan teks pembahasan materi seperti berikut :Pendapat anda mengenai media yang digunakan oleh guru tersebut adalah .....
A Pembelajaran masih bersifat abstrak walaupun telah menggunakan ITdalam proses pembelajarannya.
B Guru telah menerapkan penggunaan IT dalam proses pembelajaranuntuk memaksimalkan proses pembelajaran
C Pembelajaran masih bersifat abstrak, perlu adanya visualisasi gambar atau animasi untukmemaksimalkan proses pembelajaran.
D Tampilan warna cukup kontras tidak terlalu monoton, guru telah menerapkan penggunaan IT dalamproses pembelajaran untuk memaksimalkan proses pembelajaran.
16. Sebuah multimedia dapat membangkitkan motivasi belajar peserta didik.Motivasi pada sebuah multimedia dapat dilakukan dengan cara .....
A Memberikan pertanyaan-pertanyaan apersepsi di awal pelajaran.
B Menampilkan hurup yang menarik yang tidak biasa di temukan, sehingga dapat memotivasi pesertadidik untuk belajar
C Tampilan warna-warni pada program multimedia dapat menarik perhatian peserta didik.
D Memberikan tantangan, menyediakan beberapa level / tingkatan dari terendah sampai tertinggi.
17. Seorang guru fisika GGD (Guru Garis Depan) di sebuah sekolah daerahtertinggal, terpencil, dan terluar bermaksud akan mengajarkan materi fisika gerakparabaola kepada peserta didiknya.Media pembelajaran yang cocok adalah .....
A Menggunakan hypermedia, dengan hypermedia peserta didik dapatlebih mudah memahami konsep yang abstrak seperti gerak parabola.
B Menggunakan Over Head Proyektor (OHP), karena OHP sangat cocokdigunakan untuk peserta didik di daerah yang masih belum mengenalteknologi yang terlalu canggih.
C Menggunakan media video demontrasi fisika seperti Phet, peserta didik akan mendapatkanvisualisasi dari konsep dengan sangat baik.
Page 5 of 13
D Menggunakan ketapel, dengan ketapel peserta didik dapat melihat visualisasi konsep gerakparabola.
18. Perhatikan media berikut!Jika anda menggunakan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran di kelas,perbaikan-perbaikan apa saja yang dapat anda lakukan untuk meningkatkankemampuan dari media tersebut adalah .....
A Memperbaiki penampilan alat peraga yang tidak menarik dengan caradi cat warna warni.
B Memperbaiki tampilan dan bahan yang digunakan dalam alat peragasupaya lebih kuat dan lebih menarik.
C Memperbaiki penampilan dan menambah varibel yang dapat diamati menjadi lebih banyak, supayahasilnya dapat diamati secara kualitatif maupun kuantitatif
D Memperbaiki tampilan dan daya tahan alat supaya dapat lebih awet atau tahan lama untukdigunakan dengan menggantinya dari material berbahan baja anti karat.
19. Perhatikan gambar tampilan sebuah software pembelajaran berikut :Tampilan yang menarik pada software multimedia di atas adalah gambar nomor .....
A 1, 2, dan 3
B 1, 2, 3, dan 4
C 1, 2, 3, dan 5
D Semua menarik
20. Berikan gambar kondisi kelas, peserta tes dapat menggunakan media berbasislingkungan untuk menjelaskan konsep fisika tertentu.Berikut ini adalah beberapa materi fisika yang dapat diajarkan di kelas:1) Hukum Snellius2) Termodinamika3) Gerak, Gaya, dan Energi4) Getaran Dan Gelombang5) Rangkaian Listrik Dan MagnetPerhatikan suasana ruangan kelas berikut ini!Jika anda diminta mengajarkan materi fisika di kelas itu dengan bantuan medialingkungan yang ada seperti yang terdapat di meja guru, maka materi-materi yangakan anda pilih adalah ....
A 1 dan 4
B 1, 3, dan 4
C 1, 2, 3, dan 4
D Semua bisa dijelaskan
Page 6 of 13
21. Perhatikan kontruksi soal dan indikator soal berikut ini:Indikator soal : peserta didik dapat menyebutkan benda yang paling sedikit menyerapkalor.Konstruksi soal:Perpindahan kalor pada besi yang sedang dipanaskan terjadi secara ......a. Konduksib. Konveksic. Radiasid. AliranKomentar / kritikan anda terhadap soa di atas adalah .....
A Soal kurang baik, karena tidak mengikuti indikator soal yang diberikan.
B Soal cukup baik, karena option atau alternatif jawaban yang disajikan sudah homogen.
C Soal sudah cukup baik, karena kontruksi soal terutama penulisan option soal sudah di mulai dariyang terpanjang ke yang terpendek.
D Soal kurang baik, karena tidak mengikuti kaidah penulisan option yang seharusnya dimulai dariyang paling pendek ke yang paling panjang.
22. Jika anda diberik kesempatan untuk mengajar di sekolah luar biasa SLB A.Untuk mengukur kemampuan pemahaman peserta didik terhadap konsep fisikapada sekolah tersebut maka ranah tes yang paling cocok untuk digunakan adalah .....
A Tes afektif, karena alasan keterbatasan fisik peserta didik yang tidakbisa melihat maka tes afektif yang paling sesuai.
B Tes kognitif, karena alasan keterbatasan fisik peserta didik yang tidakbisa melihat maka tes kognitif yang paling sesuai.
C Tes psikomotorik kemampuan mendengar, karena alasan keterbatasan fisik peserta didik yang tidakbisa melihat maka tes psikomotorik lah yang paling sesuai.
23. Seorang guru fisika muda baru bekerja di SLB (Sekolah Luar Biasa) bagian B(tuna rungu), berkonsultasi kepada anda tentang bentuk evaluasi terhadap prosespembelajaran fisika para peserta didiknya. Bentuk evaluasi yang anda sarankanadalah .....
A Evaluasi dalam bentuk tes performance seperti artikulasi.
B Evaluasi dalam bentuk picture compilation (non verbal test).
C Evaluasi dalam bentuk tes mendengarkan karena mereka bukan tunanetra.
D Evaluasi dalam bentuk bernyanyi karena mereka bukan tunadaksa, dan tunanetra.
Page 7 of 13
24. Perhatikan soal berikut.
Sebuah benda berdiri sejauh 10 cm di depan lensa positif yang memiliki jarak fokus 30cm. Sifat bayangan yang dibentuk lensa tersebut adalah.....A. nyata, terbalik, diperkecilB. nyata, terbalik, diperbesarC. maya, tegak, diperkecilD. maya, tegak, diperbesar
Alasan:A. Benda terletak di luar titik pusat kelengkungan lensa.B. Benda terletak di antara titik fokus lensa dan titik pusat kelengkungan lensa.C. Benda terletak di antara titik pusat optik lensa dan titik fokus lensa.D. Benda terletak di titik fokus lensa.
Menurut anda, tujuan dari soal tersebut adalah.....A Untuk mengukur prestasi belajar peserta didik
B Mengukur keterampilan berpikir kreatif peserta didik
C Untuk mendiagnostik pemahaman konsep peserta didik
D Untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik
25. Sebuah instansi akan melakukan seleksi untuk memperoleh karyawan/pegawaiyang berkualitas berdasarkan syarat-syarat yang ditentukan oleh instansi tersebut.Proses seleksi yang digunakan mengacu pada ....
A Penilaian acuan norma (PAN / Norm Referenced Evalution), untuk mendapatkan karyawan yangberkualitas.
B Penilaian acuan patokan (PAP / Criterion Referenced Evaluation), untuk mendapatkan karyawanberdasarkan jumlah pendaftar yang ada.
C Penilaian acuan norma (PAN / Norm Referenced Evalution), untuk mendapatkan karyawan yangberkualitas tidak ada penurunan dari karyawan yang sudah ada.
D Penilaian acuan patokan (PAP / Criterion Referenced Evaluation), untuk mendapatkan karyawanyang berkualitas tidak ada penurunan dari karyawan yang sudah ada.
26. Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) disebut juga Computer Based Test(CBT) adalah sistem pelaksanaan ujian nasional dengan menggunakan komputersebagai media ujiannya. Penyelenggaraan UNBK pertama kali dilaksanakan padatahun 2014 secara online dan terbatas di SMP Indonesia Singapura dan SMPIndonesia Kuala Lumpur (SIKL). Selanjutnya secara bertahap pada tahun 2015dilaksanakan rintisan UNBK dengan mengikutsertakan sebanyak 556 sekolah yangterdiri dari 42 SMP/MTs, 135 SMA/MA, dan 379 SMK di 29 Provinsi dan Luar Negeri.Berikut ini beberapa prinsip dalam pelaksanaan ujian:1. Objektif2. Antisifatif3. Edukatif4. Ekonomis5. Transparan6. Jelas dan tegas
Prinsip-prinsip yang sesuai dengan pelaksanaan UNBK adalah ...A 1, 3, 4, dan 5
B 1, 4, 5, dan 6
C 1, 2, 3, 4 dan 6
Page 8 of 13
D 1, 2, 3, 4, 5 dan 6
27. Hasil uji coba dua buah instrumen yang akan digunakan untuk skripsi adalahsebagai berikut:Instrumen yang akan ada pilih dalam penelitian anda adalah ....
A Instrumen A karena semakin tinggi nilai validitasnya maka semakinbisa mengukur apa yang diinginkan.
B Instrumen B karena semakin mendekati 0 nilai validitasnya maka semakin bisa mengukur apa yangdiinginkan.
C Instrumen B karena semakin mendekati 0 nilai validitasnya maka semakin dapat dipercaya untukdigunakan sebagai alat pengumpul data.
D Instrumen A karena semakin tinggi nilai validitasnya menunjukkan semakin dapat dipercayainstrumennya sebagai alat pengumpul data.
28. Perhatikan bentuk penulisan butir soal pilihan ganda berikut ini:
Penulisan soal pilihan ganda yang memenuhi kaidah penulisan soal yang paling tepatadalah .....
A Penulisan 2, 5, dan 6
B Penulisan 1, 3, dan 5
C Penulisan 1, 2, dan 3
D Penulisan 1, 3, 4, 5, dan 6
29. Di bawah ini adalah beberapa komponen dalam membuat proposal penelitian :1. Tinjauan Pustaka2. Metode Penelitian3. Latar Belakang4. TujuanDi bawah ini adalah beberapa komponen dalam membuat proposalpenelitian :1. Tinjauan Pustaka2. Metode Penelitian3. Latar Belakang4. Tujuan Penelitian5. Rumusan Masalah.
Urutan pembuatan proposal yang benar adalah ....A 3 – 4 – 5 – 1 – 2
B 3 – 5 – 4 – 1 – 2
C 3 - 5 – 4 – 2 – 1
D 4 – 5 – 3 – 2 – 1
E 3 – 4 – 5 – 2 – 1
Page 9 of 13
30. Perhatikan latar belakang sebuah penelitian berikut ini !
Seorang calon guru fisika berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007 dituntutmemiliki empat kompetensi, yaitu: kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian,kompetensi, soisal, dan kompetensi profesional. Salah satu dari kompetensi tersebutyaitu kompetensi profesional. Seorang guru dituntut memiliki penguasaan dalam halmateri, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yangdiampu dalam hal ini fisika. Penguasaan akan kompetensi ini menjadi sangatlah mutlakdi miliki oleh para calon guru fisika. Termasuk para calon tenaga pengajar yangdihasilkan program studi pendidikan fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bagaimanajika seorang calon guru tidak memiliki kompetensi ini, apa yang akan terjadi?
Sumber : Iwan Permana Suwarna, M.PdPenelitian 2013
Metode penelitian yang tepat dari penelitian yang berlatar belakang seperti ituadalah .....
A Metode survey
B Metode evaluasi
C Metode teori dasar
D Metode studi kasus
E Metode komparatif
F Metode eksperimen
G Metode korelasional
H Metode kuasi eksperimen
31. Perhatikan tabel judul dan metode penelitian berikut!Judul penelitian yang tidak sesuai dengan metode penelitian yang digunakannyaadalah ....
A Judul penelitian D tidak sesuai dengan metode penelitiannya,seharusnya judul penelitian seperti itu masuk ke kategori penelitiandeskriptif.
B Judul penelitian A tidak sesuai dengan metode penelitiannya,seharusnya judul penelitian seperti itu masuk ke kategori penelitiankuantitatif.
C Judul penelitian A tidak sesuai dengan metode penelitiannya, seharusnya judul penelitian seperti itumasuk ke kategori penelitian tindakan kelas.
D Judul penelitian B dan C tidak sesuai dengan metode penelitiannya, seharusnya judul penelitianseperti itu masuk ke kategori penelitian kualitatif.
32. Perhatikan tabel berikut!
Diagram batang yang paling tepat untuk mengisi grafik tersebut secara berurutan (DIYOGYAKARTA – JAWA BARAT) adalah ....
A E – D – C – B – A
B A – B – C – D – E
C B – C – A – D – E
D A – C – B – D – E
Page 10 of 13
33. Berdasarkan tabel angka partisifasi sekolah di Indonesia. Provinsi yang memilikiangka partisifasi sekolah tertinggi adalah ....
A Aceh
B DKI Jakarta
C Jawa Timur
D Jawa Barat
E DI Yogyakarta
34. Hasil uji hipotesis suatu penelitian menunjukkan hasil sebagai berikut:nilai thitung sebesar 4,21 dan nilai ttabel sebesar 2,00.Kesimpulan dari penelitian seperti ini adalah .....
A Ho di tolak karena nilai thitung > ttabel.
B Ha di tolak karena nilai thitung > ttabel.
C Ho di terima karena nilai thitung > ttabel.
D Ha di terima karena nilai ttabel > thitung.
35. Berikut ini adalah keismpulan dari sebuah penelitian pendidikan :Penggunaan model pembelajaran berpikir induktif berpengaruh secara signifikanterhadap hasil belajar peserta didik SMP pada taraf kepercayaan 0,95.Maksud taraf kepercayaan 0,95 dari kesimpulan di atas adalah .....
A Menunjukkan seberapa percaya seorang peneliti terhadap hasil penelitian yang dilakukannyasendiri. Penelitian di atas menunjukan peneliti percaya 95% dari keseluruhan kepercayaan yangdimilikinya.
B Menunjukkan keputusan peneliti 95% untuk mendukung hipotesis nol, Penggunaan modelpembelajaran berpikir induktif berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar peserta didikSMP.
C Model pembelajaran berpikir induktif ini akan menunjukkan pengaruh yang sama sebanyak 95 kalidari 100 kali percobaan penelitian yang sama, dan 5 kali menunjukkan hasil di luar itu.
D Menunjukkan bahwa pembaca harus mempercayai pengaruh penggunaan model pembelajaranberpikir induktif sebanyak 95%, jika lebih dari itu peneliti tidak bertanggung jawab.
36. Perhatikan judul penelitian berikut ini:“Pengaruh Pendekatan Inquiry Approach terhadap Hasil Belajar Peserta didik “Penilaian anda terhadap judul penelitian di atas adalah ....
A Judul sudah cukup baik singkat dan padat kurang dari 17 kata.
B Judul sudah cukup baik sudah menunjukan variabel yang akan diukur.
C Judul kurang sempurna karena belum menunjukkan tempat penelitian di laksanakan
D Judul masih kurang sempurna karena belum jelas, tingkatan dan konsep yang diukur, serta tidakefektif dalam penulisan kata pendekatan dan approach.
Page 11 of 13
37. Berikut ini adalah kutipan latar belakan sebuah penelitian.
Seorang calon guru fisika berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007 dituntutmemiliki empat kompetensi, yaitu: kompetensi pedagogi, kepribadian, soisal, danprofesional. Salah satu kompetensi tersebut kompetensi profesional, menuntut seorangguru memiliki penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yangmendukung mata pelajaran yang diampu. Penguasaan ini sangatlah mutlak di milikicalon guru fisika termasuk calon tenga pengajar yang dihasilkan program studipendidikan fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.Materi Fisika di tingkat sekolah menengah atas (SMA) / Madrasah Aliyah (MA) memilikitingkat kesukaran yang beragam : mudah, sedang, dan sukar. Keberagaman tingkatkesukaran tersebut akan di respon beragam oleh para peserta didik. Materi dengantingkat kesukaran yang sama pun, belum tentu akan dipahami sama pula oleh seluruhpeserta didik. Keberagaman tingkat kesukaran terhadap materi seperti inimemungkinkan terjadinya kesalahan penafsiran terhadap materi/konsep. Kesalahandalam menafsirkan konsep inilah yang akan menimbulkan materi yang dipelajari menjadibias atau disebut miskonsepsi.
Sumber : Iwan Permana Suwarna, M.Pd,Penelitian 2013
Rumusan masalah yang cocok untuk kutipan latar belakang di atas adalah ....A Bagaimanakah kompetensi guru fisika di sekolah?
B Kompetensi apa sajakah yang dimiliki oleh oleh calon guru ?
C Apakah peserta didik SMA atau MA mengalami miskonsepsi?
D Peserta didik manakah yang mengalami miskonsepsi pada pelajaran fisika?
38. Perhatikan tabel perhitungan homogenitas berikut ini !Kesimpulan yang tepat untuk mengisi tabel di atas adalah .....
A Ho di tolak, data bersifat homogen karena nilai F hitung lebih kecildari F tabel.
B Ho di terima, data bersifat homogen karena nilai F hitung lebih kecildari F tabel.
C Ho di tolak, data bersifat tidak homogen karena nilai F hitung lebih kecil dari F tabel.
D Ho di terima, data bersifat tidak homogen karena nilai F hitung lebih kecil dari F tabel.
39. Berikuti ini adalah langkah-langah dalam melakukan penelitian:1) merumuskan hipotesis2) melakukan analisis data3) melaksanakan penelitian4) melakukan studi pendahuluan5) menentukan subjek penelitian6) mengidentifikasi dan merumuskan masalah7) menentukan rancangan dan desain penelitian8) merumuskan hasil penelitian dan pembahasan9) menentukan dan mengembangkan instrumen penelitian10) mengidentifikasi variabel dan definisi operasional variabel11) menyusun laporan penelitian dan melakukan desiminasiUrutan langkah-langkah penelitian yang tepat adalah .....
A 6 – 4 – 1 – 10 – 7 – 9 – 5 – 3 – 2 – 8 – 11
B 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 – 8 – 9 – 10 – 11
C 4 – 6 – 1 – 10 – 7 – 9 – 5 – 3 – 2 – 8 – 11
Page 12 of 13
D 6 – 1 – 4 – 10 – 7 – 9 – 5 – 3 – 2 – 8 – 11
40. Perhatikan judul penelitian berikut ini :Penulisan judul penelitian yang benar adalah .....
A “Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning Aproachpada Materi Listrik Dinamis dikelas IX MA Nurul Falah Ciseeng TahunAjaran 2016/2017. “
B “Pengaruh Contextual Teaching and Learning Aproach pada Materi Listrik Dinamis di kelas IX MANurul Falah Ciseeng Tahun Ajaran 2016/2017. “
C “Pengaruh Contextual Teaching and Learning Aproach pada Materi Listrik Dinamis di kelas XI MANurul Falah Ciseeng Tahun Ajaran 2016/2017“
D “Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning Aproach pada Materi Listrik Dinamis dikelas IX MA Nurul Falah Ciseeng Tahun Ajaran 2016/2017“
Page 13 of 13