LAPORAN PENDAHULUAN HEMATOTHORAK
-
Upload
dita-hanna-f -
Category
Documents
-
view
82 -
download
3
description
Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN HEMATOTHORAK
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN HEMATOTHORAK POST THORAKOTOMI HARI KEENAM
Di Ruang Cendana 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Tugas Mandiri
Stase Praktek Keperawatan Dasar
Disusun oleh :
Dita Hanna Febriani
09/286792/KU/13409
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
Definisi
· Hemathorax adalah adanya darah dalam rongga pleura.Sumber mungkin darah dinding
dada,parenkim paru – paru, jantung atau pembuluh darah besar.kondisi diasanya merupakan
konsekuensi dari trauma tumpul atau tajam.Ini juga mungkin merupakan komplikasi dari
beberapa penyakit.( Puponegoro , 1995 ) .
· Hemothorax adalah pengumpulan darah dalam rongga pleura. Hal ini diklasifikasikan
menurut jumlah darah yaitu 350 ml atau kurang dianggap minim,350-1500 ml moderat, dan
lebih dari 1500 ml dianggap besar.
· hemothorax atau haemothorax adalah suatu kondisi yang dihasilkan dari darah
terakumulasi di rongga pleura.
· Hemothorax adalah pengumpulan darah dalam ruang potensial antara pleura visceral dan
parietal. (Arif Mansjoer,Kapita Selekta Kedokteran;297)
Etiologi
Penyebab Hemothotax traumatic:
Sejauh ini, penyebab paling umum dari hemothorax adalah trauma dari luka tumpul atau
penetrasi ke dada, Luka tembus paru-paru,jantung,pembuluh besar,atau dinding dada adalah
penyebab jelas dari hemothorax yang mengakibatkan pecahnya membran serosa yang
melapisi baik dada atau menutupi paru-paru. Pecah membran serosa ini memungkinkan darah
masuk ke dalam ruang pleura, menyamakan tekanan antara itu dan paru-paru. Darah yang
hilang besar pada orang dengan kondisi ini, karena setiap sisi toraks bisa menahan 30-40%
dari volume darah seseorang. Bahkan luka kecil pada dinding dada dapat menyebabkan
hemothorax signifikan. Trauma dada tumpul kadang-kadang dapat mengakibatkan
hemothorax oleh laserasi pembuluh internal. Karena dinding dada relatif lebih elastis dari
bayi dan anak-anak, patah tulang rusuk mungkin tidak ada dalam kasus tersebut. Selain itu,
darah yang ditemukan pada rongga dada juga bisa diakibatkan dari laserasi paru, laserasi A.
Interkosta, laserasi A. Mamaria interna.
Penyebab hemothorax nontraumatic atau spontan meliputi:
· Neoplasia (primer atau metastasis)
· Darah diskrasia, termasuk komplikasi antikoagulan
· Emboli paru dengan infark
· Tom pleura adhesi dalam hubungannya dengan pneumotoraks spontan
· Emfisema bulosa
· Necrotizing infeksi
· Tuberkulosis
· Fistula arteriovenosa paru
· Herediter telangiectasia hemoragik
- Nonpulmonary patologi vaskuler intrathoracic (misalnya, aneurisma aorta toraks,
aneurisma dari arteri mamaria interna)
- Patologi abdomen (misalnya, pankreas pseudokista, aneurisma arteri limpa,
hemoperitoneum)
- Catamenial
Manifestasi Klinis
Takipnea
Dispnea
Sianosis
Nyeri pada tempat trauma,bertambah pada saat inspirasi.Penurunan atau tidak ada suara
napas pada sisi yang terkena
Takikardia
Hipotensi
Pucat, dingin pada kulit dan lengket
Mungkin subkutan emfisema
Mempersempit tekanan pernapasan
Tekanan darah menurun.
Gelisah dan agitasi
Kemungkinan batuk mengeluarkan sputum bercak darah.
Hypertympani pada perkusi di atas daerah yang sakit.
Komplikasi
Kehilangan darah.
Kegagalan pernapasan.
Atelektasis.
hematoma intrathoracic.
infeksi luka.
pneumonia.
Septicemia.
Kematian
Patofisiologi
Kecelakaan menyebabkan ruda paksa tumpul pada toraks dan abdoment..
Trauma torak (Hematotorak) Trauma abdoment
Pendarahan jaringan interstitium, Pendarahan Intra alviolar, kolaps arteri dan kapiler, kapiler kecil, hingga tahanan periver pembuluh darah paru naik , aliran darah menurun.
HB turun, sesak napas nyeri dada, pergerakan napas pendek
Pecahnya usus sehingga terjadi pendarahan
Vs : T ¯ , t ¯, DN
4. Hipertermi5. Resiko defisit volume cairan
Nyeri tekanan +, defance muskular +, suara bising usus -, kembung.
Pemeriksaan penunjang
a. Diagnosis fisik : Bila pneumotoraks < 30% atau hematothorax ringan (300cc) terap
simtomatik, observasi. Bila pneumotoraks > 30% atau hematothorax sedang (300cc) drainase
cavum pleura dengan WSD, dainjurkan untuk melakukan drainase dengan continues suction unit.
Pada keadaan pneumothoraks yang residif lebih dari dua kali harus dipertimbangkan thorakotomi
Pada hematotoraks yang massif (terdapat perdarahan melalui drain lebih dari 800 cc segera thorakotomi.
b. Sinar X dada : menyatakan akumulasi udara / cairan pada area pleura, dapat menunjukan penyimpangan struktur mediastinal (jantung)
c. AGD : Variabel tergantung dari derajat fungsi paru yang dipengeruhi, gangguan mekanik pernapasan dan kemampuan mengkompensasi. PaCO2 kadang-kadang meningkat. PaO2 mungkin normal atau menurun, saturasi oksigen biasanya menurun.
d. Torachosentesis : menyatakan darah/cairan serosanguinosa (hemothorak).e. Hb : mungkin menurun, menunjukan kehilangan darah.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaana) Hemothorak kecil : cukup diobservasi, gerakan aktif (fisioterapi) dan tidak memerlukan
tindakan khusus.b) Hemothorak sedang : di pungsi dan penderita diberi transfusi. Dipungsi sedapat mungkin
dikeluarkan semua cairan. Jika ternyata kambuh dipasang penyalir sekat air.c) Hemothorak besar : diberikan penyalir sekat air di rongga antar iga dan transfusi.
d) WSD
Pada trauma toraks, WSD dapat berarti :
a. Diagnostik :
Menentukan perdarahan dari pembuluh darah besar atau kecil, sehingga dapat ditentukan perlu operasi torakotomi atau tidak, sebelum penderita jatuh dalam shock.
b. Terapi :
Mengeluarkan darah atau udara yang terkumpul di rongga pleura. Mengembalikan tekanan rongga pleura sehingga “mechanis of breathing” dapat kembali seperti yang seharusnya.
c. Preventive :
Mengeluarkan udaran atau darah yang masuk ke rongga pleura sehingga “mechanis of breathing” tetap baik.
Perawatan WSD dan pedoman latihanya :
a. Mencegah infeksi di bagian masuknya slang.
Mendeteksi di bagian dimana masuknya slang, dan pengganti verband 2 hari sekali, dan perlu diperhatikan agar kain kassa yang menutup bagian masuknya slang dan tube tidak boleh dikotori waktu menyeka tubuh pasien.
b. Mengurangi rasa sakit dibagian masuknya slang. Untuk rasa sakit yang hebat akan diberi analgetik oleh dokter.
c. Dalam perawatan yang harus diperhatikan :
- Penetapan slang.
Slang diatur se-nyaman mungkin, sehingga slang yang dimasukkan tidak terganggu dengan bergeraknya pasien, sehingga rasa sakit di bagian masuknya slang dapat dikurangi.
- Pergantian posisi badan.
Usahakan agar pasien dapat merasa enak dengan memasang bantal kecil dibelakang, atau memberi tahanan pada slang, melakukan pernapasan perut, merubah posisi tubuh sambil mengangkat badan, atau menaruh bantal di bawah lengan atas yang cedera.
Perawatan “slang” dan botol WSD:
1) Cairan dalam botol WSD diganti setiap hari , diukur berapa cairan yang keluar kalau ada dicatat.
2) Setiap hendak mengganti botol dicatat pertambahan cairan dan adanya gelembung udara yang keluar dari bullow drainage.
3) Penggantian botol harus “tertutup” untuk mencegah udara masuk yaitu meng”klem” slang pada dua tempat dengan kocher.
4) Setiap penggantian botol/slang harus memperhatikan sterilitas botol dan slang harus tetap steril.
5) Penggantian harus juga memperhatikan keselamatan kerja diri-sendiri, dengan memakai sarung tangan.
6) Cegah bahaya yang menggangu tekanan negatip dalam rongga dada, misal : slang terlepas, botol terjatuh karena kesalahan dll.
Dinyatakan berhasil, bila :
1. Paru sudah mengembang penuh pada pemeriksaan fisik dan radiologi.
2. Darah cairan tidak keluar dari WSD / Bullow drainage.3. Tidak ada pus dari selang WSD.
Komplikasi
1. tension penumototrax2. penumotoraks bilateral3. emfiema
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi antara lain:
1. Ketidakefeektifan pola nafas
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
3. Gangguan pertukaran gas
4. Resiko Infeksi
Dx Keperawatan atau masalah
kolaborasi
Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Ketidakefeektifan pola nafas
Definisi: inspirasi dan atau ekspirasi yang
tidak member ventilasi adekuat
Faktor yang berhubungan:
Ansietas
Posisi tubuh
Gangguan muskoloskeletal
Kerusakan neurologis
Disfungsi neuromuskukar
Nyeri
Status respirasi
ventilasi, dengan
kriteria hasil klien:
Memiliki RR
dalam batas normal
Mampu inspirasi
dalam
Memiliki dada
yang mengembang
secara simetris
Dapat bernafas
dengan mudah
Tidak
menggunakan otot-
otot tambahan
dalam bernafas
Monitor Pernafasan
Monitor rata-rata,
irama, kedalaman dan
usaha respirasi
Perhatikan
pergerakan dada,
amati kesemetrisan,
penggunaan oto-otot
aksesoris, dan retraksi
otot supraklavikuler
dan interkostal
Monitor respirasi
yang berbunyi,
seperti mendengkur
Monitor pola
pernafasan:
Tidak mengalami
dispnea
Tidak mengalami
ortopnea
bradipneu, takipneu,
hiperventilasi,
respirasi Kussmaul,
respirasi Cheyne-
Stokes, dan apneustik
Biot dan pola taxic
Perhatikan lokasi
trakea
Auskultasi bunyi
nafas, perhatikan area
penurunan/tidak
adanya ventilasi dan
adanya bunyi nafas
tambahan
Monitor peningkatan
ketidakmampuan
istirahat, kecemasan,
dan haus udara,
perhatikan perubahan
pada SaO2, SvO2,
CO2 akhir-tidal, dan
nilai gas darah arteri
(AGD), dengan tepat
Terapi Oksigen
Bersihkan mulut,
hidung dan secret
trakea
Pertahankan jalan
nafas yang paten
Atur peralatan
oksigenasi
Monitor aliran
oksigen
Pertahankan posisi
pasien
Observasi adanya
tanda tanda
hipoventilasi
Monitor adanya
kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
Ketidakefektifan bersihan jalan napas
Definisi: ketidakmampua untuk
membersihkan sekresi atau obstruksi dari
saluran napas untuk mempertahanka
bersihan jalan napas
Faktor yang berhubungan:
Lingkungan
Obstruksi jalan napas
fisiologis
Jalan nafas paten
dengan kriteria hasil :
suara nafas bersih
tidak ada sianosis
dan dispnea
perubahan sputum :
warna, jumlah,
karakter, bau.
Airway management
Berikan posisi yang
membantu ventilasi
dapat maksimal (semi
fowler)
Auskultasi suara
nafas
Ajarkan cara batuk
efektif
Berikan broncodilator
sesuai terapi
Berikan cairan untuk
mengoptimalkan
balanca cairan
Monitor respirasi dan
status oksigenasi
Anjurkan untuk
istirahat dan
mengurangi aktivitas
untuk mengurangi
batuk.
Lakukan bronchial
washing
Terapi O2
Berikan O2 sesuai
terapi
Monitor aliran O2
Monitor kemampuan
mentoleransi terapi
Respiratory monitoring
Monitor RR, ritme,
kedalaman
Monitor pergerakan
dada, simetris,
penggunaan otot
bantu pernafasan
Monitor suara nafas
Monitor kemampuan
batuk efektif
Monitor vs
Chest physiotherapy
Cek kontra indikasi
fisiotherapi dada
Cek paru yang
membutuhkan
drainage
Berikan posisi dengan
segmen paru yang
perlu drainage pada
posisi yang lebih
rendah
Gunakan bantal untuk
menyokong posisi
Lakukan perkusi,
vibrasi dan postural
drainage
Monitor jumlah, tipe
sputum
Anjurkan untuk batuk
sebelum dan sesudah
postural drainage
Airway suction
kaji kebutuhan
tindakan suction
dengan melakukan
auskultasi suara nafas
crackles / ronchi.
Jelaskan pada pasien
dan keluarga tentang
tindakan suction
Auskultasi suara
nafas sebelum dan
sesudah suction
Gunakan sarung
tangan dan masker
sebelum melakukan
tindakan.
Berikan
hiperoksigenasi antar
tindakan suction
Anjurkan pasien
untuk nafas dalam
sblm dilaksanakan
suction dan gunakant
ambahan oksigenasi.
Gangguan
pertukaran gas
Definisi: kelebihan atau deficit pada
oksigenasi dan/atau eliminasi
karbondioksida pada membran alveolar-
kapiler
Faktor yang berhubungan:
Pernapasan membrane alveolar-kapiler
Status pernapasan:
pertukaran gas:
pertukaran
karbondioksida aau
oksigen di alveoli untuk
mempertahankan
konsentrasi gas darah
arteri
Manajemen jalan nafas
Posisikan klien untuk
memaksimalkan
potensi ventilasinya.
Identifikasi
kebutuhan klien akan
insersi jalan nafas
baik aktual maupun
Kriteria hasil:
Memiliki mental
status yang normal
Dapat bernafas
dengan mudah
Tidak
mengalami dispnea
Tidak
mengalami sianosis
Tidak
mengalami
somnolen
Memiliki PaO2
dan PaCO2 dalam
batas normal
Memiliki pH
arteri dalam batas
normal
Memiliki
saturasi oksigen
dalam batas normal
Memiliki
perfusi ventilasi
yang seimbang
potensial.
Lakukan terapi fisik
dada
Auskultasi suara
nafas, tandai area
penurunan atau
hilangnya ventilasi
dan adanya bunyi
tambahan
Monitor status
pernafasan dan
oksigenasi, sesuai
kebutuhan
Keluarkan sekret
dengan batuk atau
suction
Risiko infeksi
Definisi : peningkatan risiko invasi oleh
organisme patogen
Klien dapat
mengetahui cara
mengontrol infeksi.
Kriteria Hasil:
Mendeskripsikan
model transmisi
Mendeskripsikan
faktor yang
berkontribusi
Proteksi Infeksi
Aktivitas :
Monitor tanda-tanda
infeksi
Monitor kerentanan
terhadap infeksi
Pertahanan teknik
asepsis
Dukung intake nutrisi
terhadap transmisi
Mendeskripsikan
praktek yang dapat
menurunkan
transmisi
Mendeskripsikan
tanda & gejala
infeksi
Mendeskripsikan
prosedur skreening
Mendeskripsikan
monitoring
prosedur
Mendeskripsikan
aktivitas yang
meningkatkan
resisten terhadap
infeksi
Mendeskripsikan
treatment untuk
diagnosa infeksi
Mendeskripsikan
follow up untuk
diagnosa infeksi
yang adekuat
Dukung intake cairan
Dukung istirahat
Ajarkan pada pasien
dan keluarga tentang
tanda dan gejala
infeksi