Laporan Pendahuluan Diabetes Militus

download Laporan Pendahuluan Diabetes Militus

of 8

description

lp

Transcript of Laporan Pendahuluan Diabetes Militus

Laporan pendahuluan diabetes militusA. DefinisiDiabetes Mellitus adalah keadaan hiperglikemi kronik yang disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah (Mansjoer dkk,1999)menurut Francis dan John (2000), Diabetes Mellitus klinis adalah suatu sindroma gangguan metabolisme dengan hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau keduanya.B. Pathoflow

C. Pemeriksaan penunjang1. Adanya kadar glukosa darah yang tinggi secara abnormal. Kadar gula darah pada waktu puasa > 140 mg/dl. Kadar gula sewaktu >200 mg/dl.2. Tes toleransi glukosa. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam pp >200 mg/dl.3.Glukosa darah: darah arteri / kapiler 5-10% lebih tinggi daripada darah vena, serum/plasma 10-15% daripada darah utuh, metode dengan deproteinisasi 5% lebih tinggi daripada metode tanpa deproteinisasi4. Glukosa urin: 95% glukosa direabsorpsi tubulus, bila glukosa darah > 160-180% maka sekresi dalam urine akan naik secara eksponensial, uji dalam urin: + nilai ambang ini akan naik pada orang tua. Metode yang populer: carik celup memakai GOD.5. Benda keton dalam urine: bahan urine segar karena asam asetoasetat cepat didekrboksilasi menjadi aseton. Metode yang dipakai Natroprusid, 3-hidroksibutirat tidak terdeteksi6. Pemeriksan lain: fungsi ginjal ( Ureum, creatinin), Lemak darah: (Kholesterol, HDL, LDL, Trigleserid), Ffungsi hati, antibodi anti sel insula langerhans ( islet cellantibody)D. Askep1) PENGKAJIANFokus utama pengkajian pada klien Diabetes Mellitus adalah melakukan pengkajian dengan ketat terhadap tingkat pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan perawatan diri. Pengkajian secara rinci adalah sebagai berikut (Rumahorbo, 1999) 1. Riwayat atau adanya faktor resiko, Riwayat keluarga tentang penyakit, obesitas, riwayat pankreatitis kronik, riwayat melahirkan anak lebih dari 4 kg, riwayat glukosuria selama stress (kehamilan, pembedahan, trauma, infeksi, penyakit) atau terapi obat (glukokortikosteroid, diuretik tiasid, kontrasepsi oral).2. Kaji terhadap manifestasi Diabetes Mellitus: poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, pruritus vulvular, kelelahan, gangguan penglihatan, peka rangsang, dan kram otot. Temuan ini menunjukkan gangguan elektrolit dan terjadinya komplikasi aterosklerosis.4. Kaji pemahaman pasien tentang kondisi, tindakan, pemeriksaan diagnostik dan tindakan perawatan diri untuk mencegah komplikasi.5. Kaji perasaan pasien tentang kondisi penyakitnya.Hal-hal lain yang perlu dikaji:a. Kaji hiperglikemia dan hipoglikemiab. Kaji tumbuh kembang anakc. Satus hidrasid. Tanda dan gejala ketoasidosis, nyeri abdomen, mual muntah, pernapasan kusmaul menurunnya kesadaran.e. Kaji tingkat pengetahuanf. Mekanisme kopingg. Kaji nafsu makanh. Status berat badani. Frekuensi berkemihj. Fatiguek. Irirtabell. Wawancara a) Riwayat hipertensib) Riwayar kesehatan keluargac) Pola kehidupan sehari-harid) Riwayat penyakit, terutama yang berhubungan dengan penyakit yang berbahaya.e) Riwayat keluargaTerutama yang berkaitan dengan anggota keluarga lain yang menderita diabetes melitus (Donna L. Wong : 590)2) Diagnosaa. Nyeri akut b.d agen injuri biologis (penurunan perfusi jaringan perifer)b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. ketidakmampuan menggunakan glukose (tipe 1)c. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d. kelebihan intake nutrisi (tipe 2)d. Defisit Volume Cairan b.d Kehilangan volume cairan secara aktif, Kegagalan mekanisme pengaturane. PK: HipoglikemiaPK: Hiperglikemif. Perfusi jaringan tidak efektif b.d hipoksemia jaringan.3) IntervensiRENCANA KEPERAWATAN

NODIAGNOSATUJUAN (NOC)INTERVENSI (NIC)

1Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis (penurunan perfusi jaringan perifer)NOC:Tingkat nyeriNyeri terkontrolTingkat kenyamananSetelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam, klien dapat :1.Mengontrol nyeri, dengan indikator :Mengenal faktor-faktor penyebabMengenal onset nyeriTindakan pertolongan non farmakologiMenggunakan analgetikMelaporkan gejala-gejala nyeri kepada tim kesehatan.Nyeri terkontrol2.Menunjukkan tingkat nyeri, dengan indikator:Melaporkan nyeriFrekuensi nyeriLamanya episode nyeriEkspresi nyeri; wajahPerubahan respirasi ratePerubahan tekanan darahKehilangan nafsu makan.Manajemen nyeri : Lakukan pegkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan ontro presipitasi. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien sebelumnya. Kontrol ontro lingkungan yang mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan. Kurangi ontro presipitasi nyeri. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologis/non farmakologis).. Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksi dll) untuk mengetasi nyeri.. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri. Evaluasi tindakan pengurang nyeri/ontrol nyeri. Kolaborasi dengan dokter bila ada komplain tentang pemberian analgetik tidak berhasil. Monitor penerimaan klien tentang manajemen nyeri.

Administrasi analgetik :. Cek program pemberian analogetik; jenis, dosis, dan frekuensi. Cek riwayat alergi.. Tentukan analgetik pilihan, rute pemberian dan dosis optimal. Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian analgetik. Berikan analgetik tepat waktu terutama saat nyeri muncul. Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala efek samping.

2Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. ketidakmampuan menggunakan glukose (tipe 1)

Nutritional Status : Food and Fluid IntakeIntake makanan peroral yang adekuatIntake NGT adekuatIntake cairan peroral adekuatIntake cairan yang adekuatIntake TPN adekuat

Nutrition Management Monitor intake makanan dan minuman yang dikonsumsi klien setiap hari Tentukan berapa jumlah kalori dan tipe zat gizi yang dibutuhkan dengan berkolaborasi dengan ahli gizi Dorong peningkatan intake kalori, zat besi, protein dan vitamin C Beri makanan lewat oral, bila memungkinkan Kaji kebutuhan klien akan pemasangan NGT Lepas NGT bila klien sudah bisa makan lewat oral

3Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d. kelebihan intake nutrisi (tipe 2)

Nutritional Status : Nutrient IntakeKaloriProteinLemakKarbohidratVitaminMineralZat besiKalsiumWeight Management Diskusikan dengan pasien tentang kebiasaan dan budaya serta faktor hereditas yang mempengaruhi berat badan. Diskusikan resiko kelebihan berat badan. Kaji berat badan ideal klien. Kaji persentase normal lemak tubuh klien. 5.Beri motivasi kepada klien untuk menurunkan berat badan. Timbang berat badan setiap hari. Buat rencana untuk menurunkan berat badan klien. Buat rencana olahraga untuk klien. Ajari klien untuk diet sesuai dengan kebutuhan nutrisinya.

4Defisit Volume Cairan b.d Kehilangan volume cairan secara aktif, Kegagalan mekanisme pengaturanNOC:Fluid balanceHydrationNutritional Status : Food and Fluid IntakeKriteria Hasil :Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normalTekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normalTidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan

NIC :Fluid management Timbang popok/pembalut jika diperlukan Pertahankan catatan intake dan output yang akurat Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan Monitor vital sign Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian Kolaborasikan pemberian cairan IV Monitor status nutrisi Berikan cairan IV pada suhu ruangan Dorong masukan oral Berikan penggantian nesogatrik sesuai output Dorong keluarga untuk membantu pasien makan Tawarkan snack ( jus buah, buah segar ) Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk Atur kemungkinan tranfusi Persiapan untuk tranfusi

5PK: HipoglikemiaPK: HiperglikemiSetelah dilakukan askep.x24 jam diharapkan perawat akan menangani dan meminimalkan episode hipo/ hiperglikemia.Managemen Hipoglikemia:1.Monitor tingkat gula darah sesuai indikasi2.Monitor tanda dan gejala hipoglikemi ; kadar gula darah < 70 mg/dl, kulit dingin, lembab pucat, tachikardi, peka rangsang, gelisah, tidak sadar , bingung, ngantuk.3.Jika klien dapat menelan berikan jus jeruk / sejenis jahe setiap 15 menit sampai kadar gula darah > 69 mg/dl4.Berikan glukosa 50 % dalam IV sesuai protokol5.K/P kolaborasi dengan ahli gizi untuk dietnya.

Managemen Hiperglikemia1.Monitor GDR sesuai indikasi2.Monitor tanda dan gejala diabetik ketoasidosis ; gula darah > 300 mg/dl, pernafasan bau aseton, sakit kepala, pernafasan kusmaul, anoreksia, mual dan muntah, tachikardi, TD rendah, polyuria, polidypsia,poliphagia, keletihan, pandangan kabur atau kadar Na,K,Po4 menurun.3.Monitor v/s :TD dan nadi sesuai indikasi4.Berikan insulin sesuai order5.Pertahankan akses IV6.Berikan IV fluids sesuai kebutuhan7.Konsultasi dengan dokter jika tanda dan gejala Hiperglikemia menetap atau memburuk8.Dampingi/ Bantu ambulasi jika terjadi hipotensi9.Batasi latihan ketika gula darah >250 mg/dl khususnya adanya keton pada urine10.Pantau jantung dan sirkulasi ( frekuensi & irama, warna kulit, waktu pengisian kapiler, nadi perifer dan kalium11.Anjurkan banyak minum12.Monitor status cairan I/O sesuai kebutuhan

6Perfusi jaringan tidak efektif b.d hipoksemia jaringan.

NOC :Circulation statusTissue Prefusion : cerebralKriteria Hasil :a.mendemonstrasikan status sirkulasiTekanan systole dandiastole dalam rentang yang diharapkanTidak ada ortostatikhipertensiTidak ada tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial (tidak lebih dari 15 mmHg)b.mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai dengan:berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuanmenunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasimemproses informasimembuat keputusan dengan benarNIC :Peripheral Sensation Management (Manajemen sensasi perifer)Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas/dingin/tajam/tumpulMonitor adanya pareteseInstruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada lsi atau laserasiGunakan sarun tangan untuk proteksiBatasi gerakan pada kepala, leher dan punggungMonitor kemampuan BABKolaborasi pemberian analgetikMonitor adanya tromboplebitisDiskusikan menganai penyebab perubahan sensasi

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002.Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGCCarpenito, L.J. 2000.Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6.Jakarta:EGCCorwin, EJ. 2009.Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGCIndriastuti, Na. 2008. Laporan Asuhan Keperawatan Pada Ny. J Dengan Efusi Pleura dan Diabetes Mellitus Di Bougenvil 4 RSUP dr Sardjito Yogyakarta.Yogyakarta: Universitas Gadjah MadaJohnson, M.,et all.2000.Nursing Outcomes Classification (NOC)Second Edition.New Jersey:Upper Saddle RiverMansjoer, A dkk. 2007.Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media AesculapiusMc Closkey, C.J.,et all. 1996.Nursing Interventions Classification (NIC)Second Edition.New Jersey:Upper Saddle RiverRab, T. 2008.Agenda Gawat Darurat (Critical Care). Bandung: Penerbit PT AlumniSantosa, Budi. 2007.Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika