LAPORAN PELATIHAN PENINGKATAN KESEHATAN DAN …
Transcript of LAPORAN PELATIHAN PENINGKATAN KESEHATAN DAN …
0
LAPORAN PELATIHAN
PENINGKATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K 3) MELALUI
PENDEKATAN INTEGRASI PARTISIPASI YANG BERORIENTASI AKSI UNTUK
PETANI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI LANGKAT, SUMATERA UTARA
Langkat, 4 – 5 Agustus 2018
Disiapkan oleh:
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA)
2018
1
DAFTAR ISI
COVER JUDUL ................................................................................................................. .......................,,... 0
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. ,... 1
INFORMASI UMUM............................................................................................................... ..................... 2
PENDAHULUAN.................................................................................................................. ........................ 2
TUJUAN......................................................................................................................................................... 3
HASIL YANG DIHARAPKAN............................................................................................................ ......... 3
PELAKSANAAN PELATIHAN................................................................................................................... 4
Pembukaan............................................................................................................................. ........ 4
Sambutan dan Perkenalan........................................................................................................ 4
Pengantar Materi......................................................................................................................... 5
Sesi 1: Pengenalan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ................................................. 6
sesi 2: Pengenalan Bahaya dan Resiko Kerja..................................................................... 6
sesi 3: Penjelasan Sesi Teknis............................................................................................... 12
Sesi 4. Praktek Pengisian Checklist dan Studi Lapangan............................................. 15
Sesi 5. Rencana Aksi Perbaikan Kondisi Kerja................................................................ 21
Sesi 6. Hasil Pre dan Post Test............................................................................................... 22
Sesi 7. Evaluasi pelatihan ....................................................................................................... 23
PENUTUP............................................................................................................................. ...................... 24
LAMPIRAN-LAMPIRAN...........................................................................................................................25
2
Informasi Umum
Nama kegiatan
Pelatihan peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja (K 3)
melalui pendekatan integrasi partisipasi yang berorientasi aksi
untuk petani perkebunan kelapa sawit di Langkat, Sumatera Utara
Lokasi Kecamatan Kuala, kabupaten Langkat, provinsi Sumatera Utara
Pelaksana Yayasan PKPA
Pendanaan Dukungan dari International Labour Organization (ILO)
Hari/tanggal Sabtu – Minggu, 04 – 05 Agustus 2018
Penanggungjawab Keumala Dewi (Direktur Eksekutif Yayasan PKPA)
Fasilitator
1. Ismail Marzuki (Yayasan PKPA)
2. Rajani Lindung Sianturi (Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sumatera
Itara)
3. Pipit Wahyuningsih (Balai K3 Provinsi Sumatera Utara)
Asistensi teknis Irfan Afandi (ILO)
Panitia 1. Sony Sucihati (Yayasan PKPA)
2. Ayu Lestari (Yayasan PKPA)
Peserta
25 peserta perwakilan pemilik dan atau pekerja lapangan pada
sektor perkebunan kelapa sawit milik sendiri maupun perusahaan.
Daftar nama terlampir.
Pendahuluan
Data dari Dinas Perkebunan Sumatera Utara tahun 2015, di kabupaten Langkat terdapat
setidaknya 23 kecamatan yang memiliki perkebunan kelapa sawit milik rakyat dengan luasan
46.820 Ha yang dimiliki oleh sebanyak 15.827 Kepala Keluarga (KK).
Pada saat upaya peningkatan produktivitas kelapa sawit Indonesia akan dilakukan, terdapat
hal-hal lain yang berhubungan erat dengan produktifitas yang juga harus ditingkatkat, salah
satunya adalah kelayakan pekerjaan pada sektor perkebunan kelapa sawit. Berdasarkan hasil
studi diagnostik yang dilakukan oleh International Labour Organization (ILO), setidaknya ada
6 (enam) aspek penting yang mempromosikan pekerjaan yang layak pada sektor perkebunan
kelapa sawit, diantaranya adalah:
Status ketenagakerjaan,
Upah
Dialog sosial
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Pekerja anak, dan
Pengawasan ketenagakerjaan
Bahkan Konsensus Nasional telah menyepakati bahwa ke-enam aspek tersebut memerlukan
perhatian khusus dalam upaya memperkuat unggulan ekonomi Nasional sektor sawit dengan
cara berkelanjutan, perbaikan kondisi kerja dan kehidupan pekerja, serta peningkatan kinerja
sektor sawit Indonesia. Hal ini tentu akan mendukung dan mendorong kontribusi Nasional
terhadap tujuan besar pembangunan yang berkelanjutan (SDGs 2030) pada pilar tujuan ke-8
untuk pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi, dimana salah satu komponen
3
pentingnya adalah pekerjaan yang layak dalam menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3).
Tentu standar aspek K3 yang dilakukan oleh para petani perkebunan rakyat sektor kelapa
sawit memiliki tantangan tersendiri, karena sangat memungkinkan kepemilikan perkebunan
belum dibarengi dengan kelengkapan standar-standar yang telah ditentukan oleh Nasional
berkaitan dengan implementasi K3 bagi pekerjanya. Atas dasar tersebut, Yayasan PKPA
bersama dengan ILO akan melakukan ujicoba program yang akan diawali dengan pelatihan
peningkatan penerapan K3 melalui pendekatan partisipasi yang berorientasi pada aksi, atau
lebih dikenal dengan PAOT bagi para petani sektor perkebunan kelapa sawit di kabupaten
Langkat.
Pada pelaksanaan pelatihan, peserta akan mendapatkan beberapa sesi utama, diantaranya
adalah:
Sesi 1 : Pengenalan kesehatan dan keselamatan kerja
Sesi 2 : Pengenalan bahaya dan resiko kerja
Sesi 3 : Penjelasan sesi teknis, diantaranya:
A. Penanganan dan penyimpanan material
B. Design tempat kerja
C. Keamanan mesin, listrik dan peralatan kerja
D. Lingkungan fisik
E. Fasilitas kesejahteraan
Sesi 4 : Praktek Pengisian Checklist dan Studi Lapangan
Sesi 5 : Rencana aksi perbaikan kondisi kerja
Sesi 6 : Evaluasi pelatihan
Tujuan Pelaksanaan pelatihan K3 melalui pendekatan PAOT yang diberikan kepada perwakilan
petani perkebunan rakyat sektor perkebunan kelapa sawit ini memiliki beberapa tujuan,
diantaranya adalah:
Memberikan pengetahuan bagi petani terkait pentingnya aspek K3 pada perkebunan
kelapa sawit
Melakukan ujicoba modul pelatihan WIND pada sektor perkebunan kelapa sawit,
khusus nya petani perkebunan rakya.
Menyusun rencana perbaikan situasi kerja terkait dengan K3 pada lingkungan masin-
masing perkebunan kelapa sawit.
Hasil Yang Diharapkan Beberapa keluaran yang diharapkan dari tujuan-tujuan kegiatan adalah:
Beberapa keluaran yang akan diharapkan dari penyelenggaraan pelatihan K3 melalui
pendekatan PAOT adalah:
25 petani perkebunan kelapa sawit memiliki pengetahuan terkait K3 pada sektor
perkebunan kelapa sawit.
Adanya masukan baik dan umpan balik terhadap alat kerja/ checklist WIND untuk
perkebunan kelapa sawit, khususnya skala perkebunan rakyat.
4
Adanya dokumen rencana tindak lanjut yang akan dilakukan oleh petani untuk
memperbaiki situasi kerja terkait dengan penerapan K3.
Pelaksanaan Pelatihan Pelaksanaan Hari Ke-1 (Sabtu, 4 Agustus 2018).
Pembukaan
Pembukaan disampaikan oleh Ismail Marzuki selaku fasilitator kegiatan pelatihan K3 melalui
pendekatan PAOT dengan memberikan informasi secara umum terkait dengan pelaksanaan
pelatihan sekaligus memperkenalkan keterlibatan tim lainnya, seperti tim fasilitator bapak
Rajani Lindung Sianturi dari Dinas Tenaga Kerja Utara dan Ibu Pipit Wahyuni dari Balai K3
Provinsi Sumatera Utara, bapak Irfan Afandi sebagai perwakilan ILO yang mendukung
pendanaan dalam pelaksanaan kegiatan sekaligus membantu dalam memberikan asistensi
teknis bagi fasilitator dan proses pelatihan.
Fasilitator juga memperkenalkan ibu Keumala Dewi sebagai Direktur Eksekutif Yayasan
PKPA, ibu Sony Sucihati dan Ayu Lestari yang bertugas sebagai panitia kegiatan pelatihan.
Sambutan dan Perkenalan
Sambutan awal disampaikan oleh ibu Keumala Dewi yang memperkenalkan seputar
keorganisasian Yayasan PKPA, baik visi misi, mandat utama organisasi, keberadaan masing-
masing unit dan mandat utama organisasi. Beliau menjelaskan bahwa saat ini Yayasan PKPA
juga sedang berfokus menjalankan program berkaitan dengan United Nations Guiding
Principles on Bussiness Principle (UNGP) dan Children’s Rights and Bussiness Principles
(CRBP) pada sektor perkebunan kelapa sawit, khususnya daerah Langkat Hulu termasuk area
yang menjadi area uji coba proyek peningkatan K 3 melalui pendekatan PAOT.
Keumala Dewi menjelaskan pelatihan K 3 melalui pendekatan PAOT akan berdampak dan
berkontribusi baik kepada penerima manfaat karena dengan menjalankan K 3 secara baik
akan berpengaruh terhadap upaya kepala keluarga memberikan jaminan keberlanjutan hidup
keluarga, khususnya bagi anak-anak dalam rumah tangga. Keumala Dewi berharap kepada
peserta pelatihan dapat terlibat aktif dan mampu melakukan perubahan-perubahan pada
cara-cara kerja yang sederhana dan aman serta dapat membagikan informasi K 3 kepada para
petani lainnya.
Sambutan kedua disampaikan oleh bapak Irfan Affandi selaku perwakilan ILO. Beliau
menyampaikan bahwa seputar keorganisasian ILO yang merupakan organisasi internasional
di bawah Perserikatan Bangsa-bangsa. Dalam sambutannya, beliau juga menyampaikan
bahwa pelatihan K3 melalui pendekatan PAOT sudah beberapa kali dilakukan di beberapa
perusahaan, termasuk di salah satu perusahaan kelapa sawit PT. UKINDO yang berlokasi
bersebelahan dengan desa yang saat ini sedang dilatihkan.
Bapak Irfan menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan pelatihan K3 PAOT tersebut merupakan
ujicoba, khususnya bagi petani individu atau lebih dikenal dengan petani rakyat pada sektor
5
perkebunan kelapa sawit. Beliau menyampaikan bahwa terdapat sesi-sesi teknis yang akan
dipelajari bersama, diantaranya:
A. Penanganan dan penyimpanan material
B. Design tempat kerja
C. Keamanan mesin, listrik dan peralatan kerja
D. Lingkungan fisik
E. Fasilitas kesejahteraan
Pada penutup sambutannya, bapak Irfan menyampaikan harapannya para peserta dapat lebih
memahami konsep-konsep K 3 melalui pendekatan PAOT dengan cara-cara yang sederhana.
Setelah dilakukan sambutan dari perwakilan Yayasan PKPA dan ILO, selanjutnya fasilitator mengajak semua peserta untuk melakukan perkenalan diri secara bergantian. Kemudian peserta melakukan pengisian pre-test dengan jumlah pertanyaan sebanyak 18 pertanyaan yang terdiri dari 8 pertanyaan dasar terkait keluarga dan keterlibatan anggota keluarga pada pekerjaan serta 10 pertanyaan terkait dengan pertanyaan spesifik yang berhubungan dengan K 3 dan PAOT. Pengantar Materi Fasilitator memberikan pengantar materi K 3 dengan peserta untuk mengidentifikasi dan
menentukan siapa saja yang peserta sayangi dalam keluarga dan lingkungannya, terdiri dari
anggota keluarga anak, istri, orang tua, saudara kandung, tetangga, dan teman. Kemudian
dihubungkan dengan pekerjaan yang dilakukan maka peserta sepakat bahwa mereka bekerja
untuk orang-orang yang mereka sayangi dan mereka mulai menentukan siapa saja anggota
keluarga yang paling mereka sayangi berdasarkan urutan lingkar.
Fasilitator membantu peserta memahamkan bahwa kebutuhan penerapan K 3 yang baik tidak
hanya berdampak kepada pribadi pekerja, namun juga akan menjaga keberlangsungan hidup
keluarga, khususnya orang-orang yang mereka sayangi.
Bagan 1. Lingkar interaksi kasih sayang keluarga
6
Sesi 1: Pengenalan kesehatan dan keselamatan kerja
Pada pembukaan materi K 3, peserta diminta untuk bermain game “WORD RALLY”. Peserta
dibagi menjadi 5 kelompok, dimana masing-masing kelompok diminta untuk berbaris lurus
menghadap sebuah kertas flipchart, dan peserta diminta secara cepat berdurasi 2 menit
untuk menuliskan dua kata secara bergantian diantara masing-masing anggota kelompok
dengan kata kunci dari fasilitator “Apa saja resiko atau bahaya yang dapat terjadi saat bekerja
di perkebunan kelapa sawit?”
Tabel 1. “Word Rally” Bahaya saat Bekerja di Perkebunan Sawit
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 1. Kena kampak 2. Kena pelepah 3. Tertimpa buah 4. Terkena egrek 5. Terkena gancu 6. Kena duri 7. Jatuh ke jurang 8. Kejatuhan
brondolan 9. Kena tojok 10. Kena gigit ular 11. Kesorong
angkong 12. Sakit pinggang 13. Sakit mata 14. Masuk lubang
1. Terkena duri 2. Terkena gancu
3. Terkena
kampak
4. Kejatuhan
pelepah
5. Terkena tojok
6. Kejatuhan
brondolan
7. Masuk lubang
8. Masuk parit
9. Terkena parang
10. Tangan keseleo
11. Digigit lipan
12. Kena egrek
13. Kena janjangan
1. Kejatuhan buah
2. Tertusuk duri
3. Kejatuhan pelepah
4. Terkena egrek
5. Terkena debu
6. Tertabrak angkong
7. Tergigit lipan
1. Kena gancu 2. Kena
kampak 3. Kena duri 4. Digigit cipet 5. Digigit ular 6. Digigit
nyamuk 7. Digigit
semut 8. Kena
pelepah 9. Kena
jelatang 10. Ketimpa
sawit 11. Ketimpah
buah 12. Tertabrak
angkong
1. Kena gancu 2. Ketiban
buah 3. Kena egrek 4. Kena
pelepah 5. Kejatuhan
brondoran 6. Kena
kampak
Sesi 2: Pengenalan bahaya dan resiko kerja
Pengenalan bahaya dan resiko kerja disampaikan dengan memberikan contorh gambar 3 ekor
ikan hiu yang berada di laut dan kita melihatnya. Fasilitator menyampaikan bahwa ketiga ikan
hiu tersebut merupakan sumber bahaya, dan ketika kita berada diantara ketiga ikan hiu, maka
itu akan menjadi resiko terhadap keselamatan hidup kita.
7
Gambar 1. Analogi bahaya dan resiko
Secara sederhana, Bahaya dapat didefinisikan segala kondisi yang dapat merugikan baik cidera atau kerugian lainnya, atau sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi menciderai manusia atau sakit penyakit atau kombinasi dari semuanya. Bahaya ini tidak dapat diukur sehingga tidak mungkin bisa dikendalikan. Sedangkan Risiko adalah tingkat kemungkinan terjadinya insiden/kecelakaan karena terpapar dari suatu bahaya. Risiko ini sudah dapat diukur dan dikendalikan. Untuk memperkuat pemahaman peserta terkait dengan langkah-langkah pekerja bekerja dengan aman, fasilitator mengajak peserta berdiskusi 7 tahapan bekerja dengan aman melalui gambar-gambar berikut:
Gambar 2. 7 tahapan bekerja dengan aman
Mengidentfikasi sumber bahaya - sumber bahaya adalah ‘buaya’
8
Menganalisa risiko terjadinya kecelakaan - kemungkinan digigit atau dimakan buaya
Menghilangkan sumber bahaya - jika mampu membunuh buaya
Mencari pengganti sumber bahaya tersebut - mengganti buaya dengan binatang yang mirip
tetapi tidak berbahaya
9
Melokalisir sumber bahaya - memasukan buaya kedalam kandang
Melindungi diri dengan peralatan – memakai pelindung agar tidak digigit buaya
Menghindar dari bahaya – lari menjauh dari buaya
10
Tabel 2. Jenis potensi bahaya dan sumbernya
Jenis Potensi Bahaya Sumber Bahaya Fisik: Kebisingan, penerangan, getaran, iklim, temperatur, radiasi. Bahaya Kimia Pestisida, bahan beracun, dsb. Bahaya Biologi Serangga, hewan buas dan piaraan, mikroba, bakteri, dsb.
Bahaya Ergonomi Posisi jongkok, bungkuk, posisi kerja lebih tinggi, posisi miring, dsb.
Bahaya Mekanik Peralatan kerja, listrik, dsb; Bahaya Topografi Ketinggian, licin, dsb. Bahaya Psikologis stres, ketakutan, kesendirian, kegelapan, pelecehan, dsb.
Fasilitator mengajak peserta untuk berfikir bahwa saat kita hidup/bekerja, anggaplah bahwa
semua yang kita lakukan adalah sesuatu yang berbahaya. Namun saat kita melakukannya /
masuk dalam lingkungan yang berbahaya tersebut, maka akan timbul resiko. Itulah sebabnya
kita harus mulai mengidientifikasi resiko dan acara menanggulanginga. Inilah analogi K3
dalam pekerjaan kita.
Untuk membantu lebih memahamkan pengetahuan peserta terkait dengan BAHAYA, RESIKO
dan PENANGANANNYA, peserta kemudia berdiskusi dari sebuah gambar yang ada pada
kelompok, kemudian menentukan apa saja BAHAYA, RESIKO dan PENANGANANNYA.
Kelompok 1
Bahaya Resiko Penanganan
Buah berduri Kaki bengkak tertimpah buah Pemakaian sepatu Panas terik Dehidrasi Pemakaian topi
Kayu patah Tertusuk badan atau terkena kepala
Pemakaian timbangan duduk
Hujan Pekerja demam Pemasanga tenda
Kelompok 2
11
Bahaya Resiko Penanganan
Sabit/ arit Bagian tubuh terluka terkena sabit/ arit
Jaga jarak saat menggunakan
Serbuk/ sampah Masuk ke mata dan terjadi luka
Penggunaan kaca mata
Panas matahari Silau Penggunaan kaca mata Pelepah berduri Kepala kejatuhan pelepah Pemakaian helm
Kelompok 3
Bahaya Resiko Penanganan
Bahan kimia Keracunan Gunakan masker Ular Digigit Gunakan sepatu
Kep bocor Iritasi kulit dan keracunan Gunakan pelapis plastik untuk badan
Beban terlalu berat Sakit pinggang Beban sesuai dengan kemampuan dan aturan
Tidak bersarung tangan Pestisida menempel ditangan
Gunakan sarung tangan dan CTPS setelah selesai
12
Kelompok 4
Bahaya Resiko Penanganan
Buah berduri Tangan dan kaki tertusuk duri
Pemakaian sarung tangan dan sepatu
Getaran Terjatuh Mesin dimatikan
Panas Dehidrasi dan konsentrasi menurun
Manajemen waktu dan bergantian
Sesi 3: Penjelasan sesi teknis
Penjelasan pada sesi 3 terkait dengan sesi-sesi teknis disampaikan secara bergantian oleh 3
fasilitator diantaranya sebagai berikut:
A. Penanganan dan penyimpanan material (disampaikan oleh Ismail Marzuki)
Fasilitator menjelaskan bahwa pada materi teknis penanganan dan penyimpanan material
memiliki 3 tujuan, diantaranya:
Tujuan Prinsip Contoh Foto
1. Penyimpanan yang
terorganisir dengan
baik;
1. Singkirkan bahan dan sisa produk yang tidak diperlukan;
2. Jangan pernah
meletakkan material bersentuhan langsung dengan lantai, tetapi ada pembatas atau rak khusus;
3. Gunakan rak bertingkat;
13
4. Menyediakan tempat khusus untuk menyimpan peralatan dan item pekerjaan
2. Pemindahan dan penanganan yang lebih pendek dan singkat
1. Yang sering digunakan diletakkan lebih dekat;
2. Manfaatkan rak berjalan;
3. Gunakan kereta dorong dan kereta tangan;
4. Gunakan roda pada peralatan, wadah dan peralatan lainnya
3. Mengangkat beban berat sedikit demi sedikit dan lebih efisien
1. Jangan mengangkat beban berlebihan dari yang kemampuan;
2. Pindahkan material pada ketinggian posisi kerja;
3. Gunakan pengangkat mekanis untuk mengangkat beban lebih efisien dan aman;
4. Untuk mengangkat beban berat, jagalah punggung lurus dan gunakan kekuatan otot kaki
14
B. Design tempat kerja (disampaikan oleh Pipit Wahyuningsih)
Fasilitator menjelaskan bahwa pada design tempat kerja memiliki 4 aturan penting,
diantaranya:
1. Mudah dijangkau: Letakkan material, peralatan dan tombol pengendali ditempat yang
mudah terjangkau;
2. Siku: Bekerja pada ketinggian siku dan ruang kaki yang cukup;
3. Alat bantu: Gunakan penjepit, pasak, catok, pengungkit dan alat bantu lainnya
4. Mudah dilihat: buat tampilan dan pengendali mudah dilihat dan dipahami
C. Keamanan mesin, listrik dan peralatan kerja (disampaikan oleh Rajani Lindung
Sianturi)
Fasilitator menjelaskan bahwa pada materi keamanan mesin, listrik dan speralatan kerja
memiliki 4 prinsip penting, diantaranya:
1. Belilah mesin yang aman di mana semua titik operasional terbebas dari bahaya;
2. Gunakan alat bantu untuk memasukan dan mengeluarkan benda agar tidak berbahaya;
3. Gunakan pelindung pada bagian yang berbahaya;
4. Jagalah perawatan mesin & peralatan kerja yang baik
Fasilitator memberikan penjelasan tambahan bahwa memastikan pekerja menggunakan
mesin sebagai media yang membantuu pekerjaan kita, bukan sebaliknya malah
membahayakan keselamatan kita. Usahakan mesin yang digunakan memiliki pelindung untuk
mengurangi resiko kecelakaan kerja. Mesin harus rutin dibersihkan untuk mengurangi
kerusakan mesin dan menimbulkan potensi kecelakaan kerja.
D. Lingkungan fisik (disampaikan oleh Pipit Wahyuningsih)
Fasilitator menjelaskan bahwa pada materi lingkungan fisik memiliki 3 prinsip penting,
diantaranya:
1. Pencahayaan yang baik;
2. Penyaringan panas, kebisingan, debu, dan bahan kimia;
3. Pencegahan kebakaran dan tersengat listrik.
Fasilitator mencontohkan bahwa pekerja dapat menghindari panas berlebih saat bekerja di
kebun. Misalkan menggunakan topi, gunakan baju lengan panjang, menyediakan tempat
berteduh kecil di sekitar lahan sawit untuk beristirahat dan perbanyak minum untuk
mengurangi dehidrasi.
E. Fasilitas kesejahteraan (disampaikan oleh Ismail Marzuki)
Fasilitator menjelaskan bahwa pada materi fasilitas kesejahteraan memiliki 3 prinsip
penting, diantaranya:
1. Sediakan fasilitas penting;
2. Bersiap untuk kondisi darurat;
3. Gunakan fasilitas penting yang murah;
15
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam menerapkan prinsip yang mendukung fasilitas
kesejahteraan dapat dilakukan dengan membawa air minum yang cukup karena setidaknya
tubuh manusia membutuhkan 8 liter air minum setiap harinya, selain itu dapat membawa
perlengkapan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dasar berupa betadine, kapas,
kain kasah).
Sesi 4. Praktek Pengisian Checklist dan Studi Lapangan
Setelah mendapatkan materi-materi teknis dari fasilitator, peserta kemudian dibagi menjadi 5
kelompok untuk mencoba melakukan praktek langsung pengisian checklist melalui studi
lapangan di area lahan perkebunan kelapa sawit dan rumah milik pekerja. Berikut ini
pembagian peran masing-masing kelompok pada area checklist.
Kelompok 1 bertugas pada area checklist I (Penanganan dan penyimpanan bahan dan
alat) dan VI (Bahan kimia)
Kelompok 2 bertugas pada area checklist II (Postur kerja dan alat kerja) dan VII
(Fasilitas kesejahteraan)
Kelompok 3 bertugas pada area checklist III (Keamanan mesin) dan VIII
(Ketanggapdaruratan)
Kelompok 4 bertugas pada area checklist IV (Bekerja di ketinggian dan ruang tertutup)
dan IX (Pengelolaan kerja)
Kelompok 5 bertugas pada area checklist V (Kondisi fisik lingkungan kerja) dan X
(Gender dan anak).
Setelah dilakukan pembagian kelompok untuk melakukan praktek checklist, kemudia bapak
Irfan membantu menjelaskan bagaimana proses pengerjaan checklist dan meminta masing-
masing kelompok untuk mendiskusikan dan menyepakati dalam masing-masing kelompok
terkait dengan 3 praktek baik yang akan di presentasikan.
Proses pengamatan lapangan dan pelaksanaan checklist WISH POINT manual perbaikan
kondisi kesehatan dan keselamatan kerja di sektor perkebunan kelapa sawit dilakukan
selama lebih kurang 3 jam, baik pengamatan di area kebun sawit maupun di rumah pekerja.
Setelah selesai masing-masing tim melakukan pengamatan dan pengisian checklist, peserta
dikumpulkan untuk penutupan di hari pertama, dan selanjutnya kesepakatan hari kedua di
lakukan termasuk mendiskusikan 3 praktek baik dari hasil pengamatan di sertai dengan foto
dan mempersiapkan perwakilan masing-masing kelompok untuk mempresentasikannya di
hadapan peserta lainnya.
Pelaksanaan Hari Ke-2 (Minggu, 05 Agustus 2018).
Pada hari kedua pelatihan, fasilitator mengawali kegiatan dengan mengajak peserta
melakukan review secara bergantian dengan menggunakan metode melempar bola kepada
peserta, dan bagi peserta yang mendapatkan bola maka akan melakukan review atau apa yang
mereka ingat terkait dengan pembelajaran di hari pertama. Secara rinci, berikut ini hasil
review peserta:
Agar bekerja lebih mudah dan aman, alat egrek harus rutin dibersihkan dan diasah
16
Saat bekerja harus savety untuk menghindari dari duri dan mata tidak terkena
kotoran
Tempat peristirahatan sudah mulai jelek, goyang dan tidak layak dan itu harus segera
diperbaiku karena sudah tidak layak pakai
Untuk mesin bergerak, perlu pengaman agar tidak terjangkau anak. Untuk alat
semprot, kita harus lapisi plastik agar kulit tidak terkena racun
Saat studi lapangan, ada beberapa egrek yang tidak bersarung dan itu berbahaya.
Untuk bongkar muat sawit juga diharuskan pakai hem agar menghindari bahaya.
Saat memanen, jangan terlalu berat karena berbahaya untuk pinggang pekerja
Tempat penyimpanann haruus diperhatikan dan diberi label agar racun tidak
termakan dan membahayan. Begitu juga untuk penyimpanan benda tajam agar
diletakkan ditempat aman (jauh dari jangkauan anak-anak)
Pekerja harus menggunakan APD untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja
Pekerja harus membawa air minum cukup da obat-obatan saat bekerja.
Dalam bekerja harus mempertimbangkan keselamatan diri, baik itu menggunakan
helm, sepatu dsb. Dan saat mengangkut barang, harus menggunakan alat bantu beroda
untuk mempermudah proses kerja.
Untuk mengantisipasi kebakaran, kita harus menyediakan goni basah di rumah
Kabel-kabel di rumah harus dirapikan agar terhindar dari resiko anak-anak tersetrum.
Setelah melakukan review bersama, peserta diajak fasilitator untuk malakukan ice breaking
bersama dengan gerakan dan musik “Goyang Pinguin Khatulistiwa”, peserta dengan senang
dan tertawa mengikuti gerakan-gerakan seperti pinguin yang sedang bergoyang. Ice breaking
diberikan agar setiap peserta dapat menjaga semangat dalam melakukan pelatihan secara
bersama-sama.
Setelah melakukan kegiatan ice breaking, peserta diminta fasilitator untuk dapat duduk
kembali bersama masing-masing kelompok dan mendiskusikan hasil pengamatan praktek
checklist serta dapat menentukan 3 praktek baik dan hal yang perlu diperbaiki pada kondisi
pengamatan kerja.
Berdasarkan hasil diskusi masing-masing kelompok, berikut ini hasil diskusi 3 praktek baik
yang disepakati oleh masing-masing kelompok.
Kelompok 1:
Area checklist I (Penanganan dan penyimpanan bahan dan alat) dan VI (Bahan kimia)
3 Praktek Baik Kondisi yang Perlu Diperbaiki
17
Jalur transportasi bebas dari hambatan dan mempermudah pekerjaan juga tidak
mengganggu pengguna jalan lain
Belum tersedia tempat menyusun kunci dengan rapi
----
Penyimpanan alat kerja (egrek) yang terorganisir
---
Penggunaan alat bantu (angkong) Kelompok 2:
Area checklist checklist II (Postur kerja dan alat kerja) dan VII (Fasilitas kesejahteraan)
3 Praktek Baik Kondisi yang Perlu Diperbaiki
Tersedianya rumah/ tempat tinggal yang layak
Belum ada toilet khusus di lapangan/ tempat kerja
18
---
Tersedianya Jaminan Kesehatan (BPJS Ketenagakerjaan)
---
Tersedianya Peralatan Kerja Berupa Kampak
Kelompok 3:
Area checklist III (Keamanan mesin) dan VIII (Ketanggapdaruratan)
3 Praktek Baik Kondisi yang Perlu Diperbaiki
P3K (Obat-obatan) sudah tersedia Perbaikan untuk rumah mesin air (DAP)
19
Saklar/Tombol (MCB) sudah aman, karena
sudah diberi label Dibutuhkan perbaikan/ pemasangan Seklip Kep
(Engkol Kep)
HP (alat komunikasi) sudah ada Belum ada penanda ON dan OFF
Kelompok 4:
Area checklist IV (Bekerja di ketinggian dan ruang tertutup) dan IX (Pengelolaan kerja)
3 Praktek Baik Kondisi yang Perlu Diperbaiki Sudah ada pengaturan kerja Rambu-rambu K3 dilapangan belum ada Ada waktu istirahat Pelatihan K3 belum ada Sudah ada SPSI/serikat pekerja yang mengurus keselamatan dan kesehatan kerja
Klinik terdekat belum ada
Untuk gambar-gambar pendukung belum tersedia
Kelompok 5:
Area area checklist V (Kondisi fisik lingkungan kerja) dan X (Gender dan anak).
3 Praktek Baik Kondisi yang Perlu Diperbaiki
20
Sudah tersedia cakruk/pondok untuk beristirahat makan
Tempat penyimpanan alat kerja perlu dibenahi agar tidak terjangkau anak-anak
Belum ada pencegahan dan penanganan tim
kekerasan seksual (tidak ada foto)
Sudah menggunakan APD untuk keselamatan dalam bekerja
Sudah baik dalam tenaga kerja, yaitu 18
tahun Belum tersedia rambu-rambu kewaspadaan
serangga dan binatan buas
21
Sesi 5. Rencana aksi perbaikan kondisi kerja
Setelah peserta melakukan presentasi masing-masing kelompok untuk menentukan 3 praktek
baik yang disepakati dan contok kondisi kerja yang perlu di perbaiki, kemudian masing-
masing peserta membuat rencana aksi perbaikan kerja untuk jangka waktu 2 bulan ke depan.
Masing-masing peserta merencanakan 3 perbaikan yang akan dilakukan, diantaranya sebagai
berikut:
Tabel 3. Daftar rencana aksi perbaikan kondisi kerja
No Nama Peserta Rencana Perbaikan
1 Abdul Gafur 1. Penempatan senjata tajam 2. Penempatan kunci-kunci 3. Tempat Saklar Kontak
2 Rudi Condro 1. Membuat rak peralatan kerja 2. Memberi tanda pada tombol saklar 3. Menyusun kabel yang belum tersususn
3 M. Fadly 1. Memasang label 2. Memasang tanda evakuasi 3. Benahi tempat sampah
4 Sunarman 1. Perbaikan jalan 2. Perbaikan saklar lampu 3. Perbaikan angkong (alat transportasi)
5 Eri Murianto 1. Penyediaan kotak P3K 2. Penyimpanan alat kerja 3. Memberi tanda pemisah untuk kotak bumbu
6 Rahmat Syahputra 1. Memperbaiki rumah mesin air 2. Menyediakan kotak P3K di rumah 3. Memberi tanda untuk bumbu dapur
7 Rahmat 1. Bikin rak tempat sepatu 2. Perbaiki tempat mesin air 3. Jalan aliran air
8 Setia Budi 1. Antena TV parah, mau diganti 2. Gagang cangkul lepas 3. Mnyediakan tong sampah
9 Rusli 1. Jalan menuju rumah harus diperbaiki 2. Memperbaiki kandang ayam 3. Memperbaiki sumur
10 Heri Setiawan
1. Memakai APD yang lengkap 2. Menggunakan sarungan egrek agar terhindar dari
bahaya 3. Menyediakan tong sampah di rumah
11 Ashori 1. Gubuk tempat istirahat 2. Perbaikan dinding kamar mandi 3. Menyediakan temmpat pembungan sampah
12 Rijal 1. Meletakkan peralatan kerja di tempat yang efektif 2. Membetulkan jalan yang rusak 3. Menandai bumbu-bumbu dengan tanda
13 Edi Zulkarnain 1. Memberi tanda ON/Off pada saklar
22
2. Menyimpan benda tajam ditempat aman/ jauh dari jangkauan anak.
3. Menyediakan kotak P3K di rumah
14 Ngadimin 1. Pasang label 2. Memasang sarung egrek 3. Membuat tempat sampah
15 Feri Anwa 1. Sarung egrek 2. Pagar pembuanagan air cucian 3. Penyimpanan egrek
16 Satria Irawan 1. Pemasangan lapu sen roda 2 2. Pemasangan sarung egrek 3. Membuat perbedaan galon air dan racun
17 Sukadik 1. Perbaikan jalan kereta 2. Perbaikan pipa saluran air 3. Perbaiki lampu
18 Sutimin 1. Membuat saluran air 2. Menggali lubang sampah
19 Sukardi 1. Perbaikan angkong 2. Perawatan transportasi kerja 3. Penyusunan alat kerja
20 Noto 1. Tempat mesin air 2. Sarung egrek
21 Rasis 1. Sanyo 2. Peralatan kunci 3. Pembuangan lobang sampah
22 Safrizal 1. Penyimpanan alat kerja 2. Peralatan kunci 3. Perawatan alat kerja
23 Ali 1. Perapian alat kerja 2. Penyimpanan angkong 3. Perbaikan kabel listrik
24 Ardiansyah 1. Perawatan alat kerja 2. Penyimpanan alat kerja 3. Keamanan bekerja
25 Reno Sutresno 1. Perbaikan kamar mandi 2. Penyimpanan alat kerja 3. Keamanan kerja
Sesi 6. Hasil Pre dan Post Test
Penilaian terhadap pre-test dan post test yang lengkap (kedua nya dikerjakan) berjumlah 18
peserta, dari ke 18 peserta setelah mengikuti pelatihan terdapat 5 peseta yang mendapatkan
nilai sempurna (nilai 10) dan 7 peserta mendapatkan nilai hampir sempurna (nilai 9). Secara
rinci dapat dilihat pada grafik berikut ini, dengan catatan garis BIRU adalah PRETEST dan
garis MERAH adalah POST TEST.
23
Grafik 1. Perbandingan Pre dan Post Test
Informasi secara detail rekap hasil perbandingan nilai antara pre dan post test dapat dilihat
pada halaman lampiran 5. Untuk setiap jawaban benar maka akan diberi nilai 1 dan untuk
jawaban salah akan diberi nilai 0.
Sesi 7. Evaluasi pelatihan
Evaluasi dilakukan oleh peserta pelatihan dengan menggunakan stiker tempel dengan
memberikan penilaian 5 aspek yang akan dievaluasi, diantaranya: Pemateri, materi yang
disamoaikan, metode pelatihan, kemanfaatan dan konsumsi.
Penilaian tidak dilakukan dengan memberikan angka, namun melalui pilihan icon/ simbol
perasaan seperti Senang, Biasa Saja dan Tidak Senang. Sebelum dilakukan penilaian, peserta
meminta semua fasilitator dan panitia untuk keluar dari ruangan agar peserta dapat
memberikan pilihannya dengan nyaman.
Setelah dilakukan penilaian, dapat di simpulkan bahwa:
Pada aspek Pemateri, semua (100%) peserta memberikan penilaian Senang.
Pada aspek mater, terdapat 23 peserta (92%) menyatakan Senang dan 2 peserta (8%)
menyatakan Biasa Saja.
Pada aspek Metode, semua (100%) peserta memberikan penilaian Senang.
Pada aspek Kemanfaatan, semua (100%) peserta memberikan penilaian Senang.
Pada aspek Konsumsi, terdapat 24 peserta (96%) menyatakan Senang dan 1 peserta
(4%) menyatakan Tidak Senang.
24
Gambar 3. Evaluasi pelatihan oleh peserta
Selain evaluasi melalui icon-icon gambar terkait dengan pelaksanaan pelatihan, baik untuk
aspek pemateri, materi, metode kemanfaatan dan konsumsi, beberapa peserta juga
menyampaikan pendapat secara lisan, diantaranya sebagai berikut:
“ Pelatihan K3 ini sangat bermanfaat bagi kami, karena ternyata untuk menjaga keselamatan
saat kerja, tidak harus menggunakan APD yang mahal”
( Eri Murianto, pekerja pengangkut TBS ke truk, desa Sei Penjara)
“ Setelah ikut pelatihan, saya menjadi tahu untuk melakukan perbaikan-perbaikan yang
prioritas dan dengan cara yang murah serta sederhana”
(Rahmat Hidayat, pemanen sawit, desa Sei Penjara)
“Pelatihannya menyenangkan, karena kami bisa saling diskusi tentang kondisi kerja yang
kami kerjakan sehari-hari, juga banyak games biar ngga bosan”
(Setia Budi, pemanen sawit, desa Suka Raja)
25
Penutup Demikian laporan kegiatan pelatihan peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja (K 3)
melalui pendekatan integrasi partisipasi yang berorientasi aksi untuk petani perkebunan
kelapa sawit di Langkat, Sumatera Utara ini dilakukan. Semoga dapat diterima dengan baik.
Atas perhatian dan kerjasama yang dilakukan antara Yayasan PKPA dan ILO selama proses
pelatihan, kami ucapkan terima kasih.
Medan, 30 Agustus 2018. Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA)
Dikerjakan oleh, Disetujui oleh
Ismail Marzuki Keumala Dewi Manajer Proyek Direktur Eksekutif
26
Lampiran 1. Agenda pelatihan K3 – PAOT (04-05 Agustus 2018)
DAY 1
08.30 - 09.00 Registrasi Panitia
09.00 – 09.30
Pembukaan dan pengenalan organisasi: ILO dan PKPA
Pengantar pelatihan, perkenalan dan pre test
Membangun kesadaran K3: Lingkar interaksi kasih sayang
dalam keluarga
ILO : Irfan Afandi
PKPA : Direktur
Eksekutif
Ismail
Ismail
09.30 – 10.30
Sesi 1: Pengenalan kesehatan dan keselamatan kerja
Curah pendapat tentang K3 (Word Rally)
Sesi 2: Pengenalan bahaya dan resiko kerja
Diskusi kelompok identifikasi bahaya dan resiko kerja di
perkebunan kelapa sawit
Ismail
Ismail
10.30 – 10.45 Coffee break Panitia
10.45 – 12.30
Sesi 3: Penjelasan sesi teknis
F. Penanganan dan penyimpanan material
G. Design tempat kerja
H. Keamanan mesin, listrik dan peralatan kerja
I. Lingkungan fisik
J. Fasilitas kesejahteraan
Diskusi tanya jawab
Ismail
Pipit
Rajani
Pipit
Ismail
12.30 – 13.30 Lunch break Panitia
13.30 – 14.30 Sesi 4: Diskusi dan Checklist
Diskusi kelompok sesi teknis
Penjelasan checklist dan pembagian tugas
Irfan
14.30 – 14.45 Coffee break Panitia
14.45 – 17.00 Sesi 5: praktek lapangan Paralel
DAY 2
08.00 – 10.30
Review DAY 1 Sesi 6: Diskusi dan presentasi Diskusi kelompok menentukan 3 poin baik dan 3 poin yang
perlu diperbaiki Presentasi hasil diskusi kelompok
Irfan Paralel Paralel
10.30 – 10.45 Coffee break Panitia
10.45 – 12.30 Sesi 7: Pengenalan PAOT
Sesi 8 8: Melakukan perbaikan dan penyusunan rencana aksi
Irfan
Ismail
12.30 – 13.30 Lunch break Panitia
13.30 – 15.00 Sesi 9: Post test dan evaluasi
Penutupan
Ismail
Irfan
0
Lampiran 2. Data peserta pelatihan K3 –PAOT
0
1
2
Lampiran 3: Dokumentasi foto kegiatan
Fasilitator memberikan pengantar pelatihan kepada peserta Sambutan dan perkenalan organisasi oleh Direktur Eksekutif PKPA
Peserta bermain WORD RALLY tentang resiko bekerja di kebun sawit Fasilitator memberikan penjelasan tentang keamanan mesin
3
Peserta berdiskusi tentang Bahaya, Resiko dan Pencegahan Bapak Irfan menjelaskan panduan penggunaan form checklist
Fasilitator memberikan asistensi peserta dalam menentukan 3 praktek baik dari studi lapangan
Foto bersama peserta, fasilitator dan panitia dalam pelatihan K3 melalui pendekatan PAOT
4
Lampiran 4. Kegiatan pelatihan K3 – PAOT dipublikasi di media
5
Lampiran 5: Rekapitulasi perbandingan nilai pre dan post test
No Kunci
Jawaban Rahmat S Erri M Abdul G Safrizal M. Fadly Sunarman Rahmat H Sukardik Feri Heri S
Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post
1 d 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1
2 a 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
3 a 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
4 d 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
5 a 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
6 b 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
7 c 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 d 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 b 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
10 d 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 9 7 10 6 9 5 9 4 9 6 9 8 10 6 10 10 10 9 10
6
No Jawaban Rais Rudi
Condro Noto Rizal Sukardik Setia Budi Edi
Zulkarnaen Satria
Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post
1 d 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
2 a 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0
3 a 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
4 d 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1
5 a 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1
6 b 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1
7 c 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1
8 d 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1
9 b 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1
10 d 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
8 8 0 9 2 5 2 6 4 6 2 8 6 6 8 9