LAPORAN PBL3
description
Transcript of LAPORAN PBL3
SKENARIO KASUS
Informasi 1
Gading, seorang anak laki-laki usia 9 tahun datang ke Family Clinic diantar
ibunya dengan keluhan gatal disertai panas. Sebelum gaal Gading mengeluh
panas, nyeri kepala, dan lemas kurang lebih 2 hari, diikuti munculnya plenting-
plenting kemerahan berbentuk sentripetal pada wajah dan menyebar ke dada.
Semakin lama daerah yang terkena menyebar ke tangan, kaki dan organ
genitalnya. Tampak bekas lesinya berbentuk seperti jaringan parut (krusta) karena
kebiasaannya menggaruk. Ibunya sudah berusaha memakai bedak salicyl yang
dipikir dapa mengurangi kulit kering, tetapi tetap gatal. Gaidng merasa cemas
karena lesinya bertambah banyak, dia berharap segera sembuh.
Informasi 2
Keluhan dirasa mulai musim pancaroba ini. Gading tidak memiliki riwayat
allergi. Sementara itu adik Gading yang berusia 4 tahun mulai menunjukkan
gejala yang serupa dengan gading tinggal bersama kedua orangtuanya dan satu
orang adik.
Gading adalah seorang siswa SD dan beberapa teman satu kelasnya ijin
tidak masuk sekolah karena keluhan yang sama. Rumah cukup asri di daerah
perumahan. Kedua orangtuanya bekerja sebagai PNS di sekitar PEMDA
Kabupaten Banyumas. APGAR skore 9.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Lemah
Tekanan darah : 110/70
Nadi : 80x/menit
Suhu : 38°C
Status lokalis :
1. Wajah, dada, tangan, kaki : tear drops vesikel, dasar eritema, krusta
2. Mukosa mulut dan genital : tear drops vesikel
A. Klarifikasi Istilah
1. Family Clinic atau Klinik Dokter Keluarga : Klinik pelayanan kesehatan
tingkat primer yang diselenggarakan oleh Dokter Praktik Umum atau
Dokter Keluarga dan menyediakan layanan medis dengan menerapkan
prinsip-prinsip kedokteran keluarga (Wonodirekso, 2005).
2. Krusta : Cairan badan yang mengering. Dapat bercampur dengan jaringan
nekrotik, maupun benda asing ( kotoran, obat, dan sebagainya). Warnanya
ada beberapa macam: kuning muda berasal dari serum, kuning kehijauan
berasal dari pus, dan kehitaman berasal dari darah (Djuanda, 2009).
3. Bedak salicyl : Bedak anti gatal dengan komposisi; Asam Salisiat 2% dan
Talk 98 %. Memberikan rasa nyaman pada kulit yang gatal dan mencegah
biang keringat. Cara pemakaianya dengan menaburkan secara merata pada
area kulit yang gatal. (Aji, 2013).
4. Vesikel : Suatu kantung kecil yang berisi cairan yaitu berupa lepuh kecil
dengan diameter kurang dari 1 cm (Widyatamma, 2011).
5. Lesi : Diskontinuitas jaringan patologis atau traumatis atau hilangnya
fungsi suatu bagian (Kamus Saku Kedokteran Dorland, 2011).
B. Batasan Masalah
1. Anamnesis
a) Identitas Pasien :
Nama : Gading
Usia : 9 tahun
Keluhan Utama : Gatal
b) RPS
1) Keluhan Utama : Gatal disertai panas
2) Onset : 2 hari
3) Kualitas : -
4) Kuantitas : Semakin lama plenting-plentingnya
menyebar ke tangan, kaki, dan organ genitalnya.
5) Kronologi :
a) Keluhan mulai musim pancaroba
b) Teman sekelas memiliki keluhan sama
c) Adik Gading memiliki keluhan sama
6) Faktor memperberat : kebiasaan menggaruk, keluhan dirasakan
mulai musim pancaroba ini
7) Faktor memperingan : -
8) Keluhan penyerta : panas, nyeri kepala dan lemas, diikuti
munculnya plenting-plenting merah
c) RPK
Adik Gading berusia 4 tahun mulai menunjukkan gejala yang serupa
Gading
d) RPS
Teman satu kelas izin tidak masuk sekolah karena keluhan yang sama.
e) Tempat Tinggal : Perumahan cukup asri
f) Pekerjaan Orangtua : PNS di PEMDA Banyumas
g) Skor APGAR : 9
C. Merumuskan Tujuan Belajar
1) Case management ( berdasarkan 4 key questions ) :
1. Key Question 1
What’s problem suffered by the patient?
Diagnosis Holistik :
a) Aspek Personal
- Keluhan Utama : Gatal
- Keluhan Penyerta : Panas, nyeri kepala, dan lemas
kurang lebih 2 hari, diikuti munculnya plenting-plenting
kemerahan berbentuk sentripetal pada wajah dan menyebar
ke dada. Semakin lama daerah yang terkena menyebar ke
tangan, kaki, dan organ genitalnya. Tampak bekas lesinya
berbentuk seperti jaringan parut (krusta) karena
kebiasaannya menggaruk.
- Idea (Alasan Kedatangan) : Gading mengeluh gatal
disertai panas, sebelum gatal Gading mengeluh panas, nyeri
kepala, dan lemas diikuti plenting-plenting kemerahan
berbentuk sentripetal pada wajah lalu menyebar ke dada,
tangan, kaki, dan organ genitalnya
- Concern (Perhatian) : Keluhan mengganggu aktivitas,
sudah beberapa hari tidak masuk sekolah
- Anxiety (Kegelisahan) : Lesi bertambah banyak, Penyakit
dapat menular, Tertinggal pelajaran sekolah
- Expectation (Harapan) : Gading berharap segera sembuh,
Kebiasaan menggaruk hilang, Tidak ada anggota keluarga
yang tertular oleh Gading, Gading dapat kembali bersekolah
dan beraktivitas seperti sedia kala
b) Aspek Klinis
- Diagnosis Kerja : Varicella
- DD :
Herpes simpleks diseminata
Impetigo bulosa
Herpes zooster diseminata
c) Aspek risiko internal
- Anak usia 9 tahun
- Kebiasaan menggaruk
d) Aspek risiko eksternal
- Tertular dari teman sekolahnya
e) Aspek skala fungsi sosial
Ada lima skala fungsi sosial, yaitu :
Skala 1
Pasien tidak mengalami kesulitan apapun/mandiri.
Skala 2
Pasien mengalami sedikit kesulitan.
Skala 3
Pasien mengalami beberapa kesulitan, hanya tingkatannya masih
ringan.
Skala 4
Pasien mengalami banyak kesulitan dan harus bergantung kepada
orang lain, misalnya keluarga.
Skala 5
Tidak dapat melakukan kegiatan apapun.
Adapun dalam kasus PBL kali ini, Gading (9 tahun) termasuk
dalam skala fungsi sosial 2 karena aktivitas sekolahnya terganggu.
2. Key Question 2
How to solve the problem and or improve the patient’s condition?
a) Patient problem list
1. Daftar Masalah Medis : itch/pruritus ec varicella
2. Daftar Masalah non Medis :
Gatal
Panas
Nyerikepala
Lemas
Cemas
b) Plan
1. Diagnostic : Varicella
2. Treatment :
a. Personal
1) Medikamentosa
a) Antiviral oral
i. Acyclovir
Dosis : >2 tahun&<40 kg 80mg/kg/hari
selama 5 hari
ESO : Mual, muntah, diare, sakit kepala,
dehidrasi
KI : Hipersensitivitas, renal disfungsi,
pasien imunokompromis
Mekanisme : Interverensi DNA polymerase
untuk mencegah replikasi DNA via rantai terminasi
b) Antihistamin
i. Chlorpheniramine Maleate (Generasi Ke-1/Klasik)
Dosis : <6 tahun (pediatric), 6-12 tahun
2mg 4x/hari
ESO : Kantuk, mual, muntah, mulutkering
KI : Hipersensitivitas, asma,
cardiadisease
Mekanisme : Antagonis H1, inhibisi konstriksi
otot pernafasan
ii. Loratadine(Generasi Ke-2, H1)
Dosis : 2-6 tahun 5mg, >6 tahun 10mg
(maksimal)
ESO : Sakit kepala, kantuk
KI : Hipersensitivitas
Mekanisme : Efek jangka panjang, antagonis
reseptor H1 di peripheral
c) Antipiretik
i. Acetaminophen
Dosis : <12tahun 10-15mg/kg (maksimal
2,6g/hari& 5 dosis sehari)
ESO : Urtikaria, anafilaktik (jarang)
KI :Hipersensitivitas, hepatitis,
anemia/cardia/pulmo/renal disfungsi
Mekanisme : Produksi antipiresis pada
hipothalamus, inhibisi sintesis prostaglandin
d) Antibiotiktopikal (lesisekunder)
i. Gentamicin Topikal 1%
Dosis : loc in dol
ESO : DKA, pruritus, eritema
KI : Hipersensitivitas
Mekanisme : Inhibisisintesis protein gram
negative
2) Non Medikamentosa
a) Edukasi pasien dengan bahasa awam/sederhana (penyakit &
obat)
b) Disarankan jangan digaruk untuk menghindari lesi sekunder
c) Disarankan sering mandi dengan air hangat
d) Ketika mandi jangan digosok tetapi hanya dibilas/usap
e) Menggunakan handuk selembut mungkin
f) Memakai pakaian longgar (tidak ketat)
g) Mengurangi aktivitas di luar (istirahat)
b. Keluarga
1) Edukasi dengan bahasa awam/sederhana (penyakit & obat)
2) Merawat secara menyeluruh terhadap pasien
3) Memantau perikalu pasien dalam beraktivitas
4) Menjamin kebersihan pakaian pasien terinfeksi dan non infeksi
5) Menghindari kontak langsung secara signifikan
c. Komunitas
1) Edukasi dengan bahasa awam/sederhana mengenai penyakit
lingkungan rumah penderita & lingkungan sekolah
2) Bekerjasama dengan tenaga medis (promotif)
3) Dianjurkan pemberian vaksinasi bertahap & menyeluruh warga
sekitar serta lingkungan sekolah (preventif spesifik)
4) Pelaporan kepada tenaga medis apabila ada keluhan yang sama
untuk mendapatkan pengobatan (primer)
3. Key Question 3
Why the patient suffered from these problem?
Central value of PCP dengan pendekatan pelayanan Family
Medicine adalah emphasis on preventive medicine. Sehingga penting
sekali setiap kali berhadapan dengan pasien untuk mencari risk factors
yang mungkin ada baik pada level individu, keluarga maupun
komunitas.Penelusuran untuk dapat memperoleh informasi adanya
risk factors dapat dilakukan di dalam setting (Wahyuni, 2003) :
1. Klinik yaitu di dalam ruang konsultasi/ pemeriksaan dengan
melakukan investigasi lebih detail terutama saat anamnesis :
a) Kebiasaan menggaruk lesi
b) Riwayat penyakit dahulu : trmasuk riwayat pengobatan,
riwayat alergi. kasus pasien tidak memiliki riwayat alergi
c) Riwayat keluarga (perlu mendapatkan informasi mengenai
kesehata setiap anggota keluarga mencari faktor resiko
yang bersifat herediter atau penyakit menular tertentu dalam
keluarga. Kasus didapat bahwa adik pasien dan teman sekelas
memiliki keluhan yang sama.
2. Riwayat sosial : menelusuri faktor resiko pada tingkat sosial atau
komunitas, di tempat kerja, mungkin ada kaitan dengan hobi,
aktivitas lainnya, lingkungan rumah, pekerjaan orangtua dll. Kasus
didapat bahwa pasien aktif skeolah dan bermain dengan adiknya di
rumah. Rumah pasien atau masyarakat sekitar tempat tinggal
pasien atau tempat kerja atau sekolahan. Khusus kasus tertentu
memerlukan home visit sebagai sosial aspek of PCP. Di dalam
home visit, PCP dapat melakukan observasi langsung terhadap
perilaku maupun non perilaku pada level individu, keluarga
maupun masyarakat sekitar pasien tinggal.
4. Key Question 4
How to prevent thi patient and his or her family suffered from the
similar problem in the future ?
Menurut Leavel & Clark (1965), 5 tingkat pencegahan (five levels
of prevention) adalah sebagai berikut (Maulana, 2009):
a. Peningkatan kesehatan (health promotion)
Pada tingkat peningkatan kesehatan dilakukan tindakan umum
untuk menjaga keseimbangan antara penyakit-pejamu-lingkungan,
sehingga dapat memberi keuntungan bagi manusia dengan cara
meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki lingkungan.
Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat.
b. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit
tertentu (general and specific protection)
Pada tingkat ini dilakukan tindakan yang masih ditujukan untuk
mencegah penyakit dan menghentikan proses interaksi bibit
penyakit-pejamu-lingkungan dalam tahap prepatogenesis, tetapi
sudah terarah pada penyakit tertentu. Tindakan ini dilakukan pada
seseorang yang sehat tetapi mempunyai risiko terkena penyakit
tertentu.
c. Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan
tepat (early diagnosis and prompt treatment)
Pada tingkat ini dilakukan suatu tindakan untuk menemukan
penyakit dalam jangka waktu sedini mungkin dan melakukan
penatalaksanaan segera dengan terapi yang tepat.
d. Pembatasan kecacatan (dissability limitation)
Pada tingkat ini dilakukan tindakan penatalaksanaan terapi yang
adekuat pada pasien dengan penyakit yang telah lanjut dengan
tujuan untuk mencegah penyakit menjadi lebih berat,
menyembuhkan pasien, serta mengurangi kemungkinan terjadinya
kecacatan yang akan timbul.
e. Pemulihan kesehatan (rehabilitation)
Pada tingkat ini dilakukan tindakan yang dimaksudkan untuk
mengembalikan pasien ke masyarakat agar mereka dapat hidup dan
bekerja kembali secara wajar, atau agar tidak menjadi beban bagi
orang lain disekitarnya.
2) Prinsip Family Medicine
a. The Five Doctor.
b. Gate Keeper.
c. Care Coordinator/Case Manager.
d. Advisor, Konselor, Teman bagi pasien.
e. Researcher (Phillips & Haynes, 2001).
Prinsip pendekatan pelayanan Dokter Keluarga yaitu:
1. Memberikan layanan komprehensif dengan pendekatan holistik.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang kontinyu mulai dari
konsepsi sampai mati.
3. Mengutamakan pencegahan (empat tingkat pencegahan).
4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang koordinatif dan
kolaboratif.
5. Memberikan pelayanan kesehatan individual sebagai bagian integral
dari keluarganya.
6. Mempertimbangkan keluarga, komunitas, masyarakat dan lingkungan
tempat pasien berada.
7. Sadar etika, moral dan hukum.
8. Memberikan pelayanan kesehatan yang sadar biaya dan sadar mutu.
9. Menyelengarakan pelayanan kesehatan yang dapat diaudit dan
dipertanggungjawabkan.
(Depkes, 1989)
3) Important Notes during Case Management Related to
1. Personal care
PCP dapat berperan sebagai advisor, konselor dan teman bagi
pasien dan keluarga dengan cara :
1) Memberi support terhadap pasien
2) Memberi pemahaman akan kondisi penyakitnya
3) Edukasi untuk mengurangi aktivitas, tidak menggaruk dan
menghindari kontak dengan anggota keluarga yang lain
Tindakan seorang PCP dalam memberikan personal care salah
satunya dengan membangun hubungan dokter dan pasien dengan baik
caranya yaitu bisa dengan (Arlinda,2003):
1) Menyapa
2) Melempar obrolan kecil
3) Menjaga kontak mata
4) Memakai persepsi pasien
5) Memberi pelayanan terbuka
6) Komunikasi efektif: komunikasi verbal, komunikasi non verbal
7) Memberikan informasi yang dibutuhkan pasien
8) Memahami hak-hak pasien
2. Comprehensive care
Peran dokter sebagai comprehensive medical service (Arlinda,2003):
a. Provider care
Adanya kemampuan untuk pelayanan dan akses bagi pasien dan
keluarga
b. Coordinator care
Memerlukan team work, antara lain perawat dan farmasist
c. Gate keeper
Pada saat pasien dirujuk, nantinya akan dikembalikan lagi
kewenangannya kepada dokter keluarga
d. Case manager
Ketika pasien dirujuk akan ditangani oleh banyak hospital specialist
e. Collaborative care
Jika perlu maka pasien dapat dirujuk ke dokter yang lebih ahli
Selain itu dokter bisa juga melakukan beberapa tindakan seperti
(Arlinda,2003):
1. Promotif: meningkatkan gizi sekeluarga agar imun nya terjaga.
2. Preventif: mencegah agar tidak tertular dengan cara khusus
misalnyaimunisasi.
3. Kuratif: tindakan farmakologi
4. Rehabilitatif: edukasi mental dan make up.
3. Continuity Care
Pelayanan yang kontinyu berarti pasien harus dipantau secara terus
menerus. Wujud kontinuitas pelayanannya itu berupa :
1) Pemantauan bersinambung, antara lain melalui penyelenggaraan
rekam medis yang handal dan kerjasama profesional dengan
paramedik lainnya
2) Memberikan pengobatan kepada pasien secara berkesinambungan,
agar dapat meningkatkan derajat kesehatan pasien
3) Menjalin hubungan baik dengan pasien tidak hanya di ruang
praktek, namun juga di luar jam prektek seperti melakukan
kunjungan ke rumah pasien
4) Adanya tim konsultasi untuk tiap anggota keluarga
5) Berfokus pada monitoring faktor resiko
6) Melakukan upaya pencegahan kondisi menjadi memburuk
7) Mendeteksi penyakit sedini mungkin.
8) Menjalin hubungan komunikasi dengan keluarga pasien mengenai
perkembangan kesehatan pasien dan keluarganya.
4) Belajar mandiri secara individual atau kelompok
Terlaksana secara individual maupun kelompok
5) Menarik atau mengambil sistem informasi yang dibutuhkan dari
informasi yang ada.
Terlaksana.
DAFTAR PUSTAKA
Maulana, Heri. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.
Widyatamma. 2011. Kamus Saku Kedokteran. Jakarta: Widyatamma
Dorland, W.A Newman. 2011.Kamus Saku Kedokteran Dorland Ed.28. Jakarta : EGC
Djuanda, Adhi. 2009. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.
Lubis, Ramona Dumasari. 2008. Varicella dan Herpes Zoster. Sumatra:
Repository USU
Wahyuni, Arlinda Sari. 2003. Pengantar Dokter Keluarga. Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
Wonodirekso, S. 2005. Model Klinik dan Performa Dokter Keluarga. Rakernas
PDKI.
Aji, Yusuf Hakim. 2013. Komposisi Bedak. Diakses pada
http://www.scribd.com/doc/139190056/Komposisi-bedak tanggal
21/12/2013 pukul 20.00
Papadopolous, Aet al. 2013.Chickenpox Medication. New York : Medscape
Available at (http://emedicine.medscape.com/article/1131785-
medication#showall)Diakses 22 Desemberpukul 10:30
Medscape. 2013. Chlorpheniramine/Pseudoephedrine. New York : Medscape
Available at (http://reference.medscape.com/drug/sudafed-sinus-and-
allergy-allerest-maximum-strength-and-hay-fever-chlorpheniramine-
pseudoephedrine-999399) Diakses 22 Desemberpukul 11:02
Papadopolous, Aet al. 2013.Chickenpox Medication. New York : Medscape
Available at (http://emedicine.medscape.com/article/1131785-
medication#showall) Diakses 22 Desemberpukul 10:30
Medscape. 2013. Acetaminophen (OTC). New York : Medscape Available at
(http://reference.medscape.com/drug/tylenol-acetaminophen-343346#91)
Diakses 22 Desemberpukul 10:35
Medscape. 2013. Gentamicin Topical. New York : Medscape Available at
(http://reference.medscape.com/drug/gentamicin-topical-343470#10)
Diakses 22 Desemberpukul 10:54