Laporan Observasi Kafe Dan Restoran
-
Upload
reza-gustiawan -
Category
Documents
-
view
1.428 -
download
121
description
Transcript of Laporan Observasi Kafe Dan Restoran
LAPORAN OBSERVASI KAFE DAN
RESTORAN
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Perancangan
Interior
yang diampu oleh Asep Yudi P. M.Des
disusun oleh:
Reza Gustiawan Yunan (1301746)
PRODI TEKNIK ARSITEKTUR
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN
KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan tugas observasi ke tiga kafe dan
restoran di kota Bandung, untuk mata kuliah Perancangan Interior.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih sebesar-
besarnya kepada:
1. Allah SWT yang sudah menyertai dalam penyelesaian laporan ini.
2. Andi P., Arbin S., Fajar M., Faris N., Hilmi F., Farouq I., Elma L., selaku rekan
yang telah membantu kegiatan observasi.
3. Semua pihak yang telah ikhlas berkontribusi dalam penyelesaian laporan ini.
Dalam laporan ini masih banyak kiranya dijumpai kekurangan yang
berkaitan kepada keterbatasan waktu, maupun kemampuan pengkajian karya
laporan yang ada. Dengan demikian penulis sangat membutuhkan saran dan
kritik yang membangun.
Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca, terutama seluruh masyarakat dan teman-teman sekalian.
Bandung, 12 Maret 2015
Penulis
A.
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desain interior pada prinsipnya merupakan upaya memecahkan masalah
kehidupan yang berkaitan dengan ruang bagian dalam dari sebuah bangunan.
Masalah yang harus dipecahkan dalam desain interior berkaitan dengan masalah
fisik dan non fisik. Masalah fisik berkaitan dengan kondisi ruang yang terdiri atas
unsur lantai, dinding, plafon, perabot, utilitas seperti jendela untuk memasukan
cahaya alam, ventilasi untuk mengalirkan udara alami, pintu untuk mengakses
hubungan antar-ruang, mekanikal dan elektrikal seperti saluran perlistrikan dan
pemipaan. Masalah non fisik berkaitan dengan faktor manusia seperti kondisi
psikologis, sosial dan budaya yang membentuk persepsi-persepsi dan perasaan
terhadap suasana ruang tertentu1.
Permasalahan yang kompleks tersebut perlu diperhitungkan dalam upaya
mewujudkan sebuah desain interior yang memberikan penyelesaian masalah
secara integral. Dengan menggunakan metolodogi desain yang sistematis
(systematic design method)2 maka upaya pemecahan permasalahan pertama
dapat dilakukan dengan mendeskripsikan permasalahan tersebut dengan cara
mendata secara lengkap untuk kemudian diuraikan satu persatu secara runtut
dalam bentuk analisis masalah. Setelah itu akan ditemukan titik-titik
1 Disamping perlu pemecahan integral secara metodologis, kompleksitas permasalahan desain ini
juga perlu pemecahan integral secara multi disiplin ilmu. Oleh karena itu penggunaan metodologi,
filosofi, atau bahkan penetapan objek desain yang bersifat wajar akan lebih mudah untuk diterima
semua kalangan yang terlibat dalam sebuah perancangan (Buchanan dalam Margolin, 1995) 2 Metodologi ini dimaksudkan untu1) mengurangi jumlah kesalahan desain, redesain dan
penundaan, (2) memungkinkan untuk lebih imajinatif dan perancangan-perancangan lebih lanjut
(Jones dalam Cross, 198)
permasalahan yang menjadi bahan untuk menetapkan rumusan permasalahan.
Dari rumusan permasalahan maka akan dimunculkan program kebutuhan
perancangan berupa daftar yang berisi hal-hal yang harus dipenuhi dalam
perancangan. Setelah program kebutuhan perancangan ditemukan maka proses
pencarian ide-ide desain pun dimulai. Proses penggalian ide-ide awal ini
disampaikan dalam bentuk gambar-gambar skematik atau sering disebut sebagai
skematik desain. Dalam proses pengembangan skematik desain itulah sering
terjadi kesulitan karena alternatif-alternatif pengembangan desain dapat simpang
siur antara satu alternatif terhadap alternatif yang lain. Oleh karena itu ketika
proses skematik desain berlangsung maka desainer harus mulai merumuskan
apa yang disebut sebagai konsep desain.
Keberadaan sebuah konsep desain dalam perancangan interior sangatlah
penting. Dengan adanya konsep maka seluruh permasalahan yang akan
dipecahkan dalam perancangan diformulasikan ke dalam satu perumusan yang
bersifat abstrak, sebagai landasan atau panduan untuk diterjemahkan ke dalam
tataran teknis, yaitu penerapan dari abstraksi konsep ke dalam perwujudan nyata
yang dapat terukur dan tergambar secara visual. Dengan demikian maka
diharapkan konsep desain akan dapat mengikat hasil perancangan menjadi
sebuah desain yang terintegrasi secara utuh.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apa saja konsep yang diterapkan pada kafe yang dikaji?
2. Apa saja permasalahan yang umum dijumpai pada Kafe atau Restoran?
3. Bagaimana menyelesaikan permasalahan pada desain kafe yang keliru?
4.
C. Tujuan Penyusunan Laporan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penyusunan laporan
observasi ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui konsep yang diterapkan pada kafe yang dikaji
2. Memahami permasalahan yang umum dijumpai pada Kafe atau Restoran
3. Memahami penyelesaian permasalahan pada desain kafe yang keliru
BAB II
LANDASAN TEORI
I. Sejarah Desain Interior
Tidak diketahui secara pasti darimana sejarah desain interior dimulai. Akan
tetapi dengan begitu banyaknya ditemukan bukti-bukti besar yang menunjukkan
keberadaan dari penerapan ilmu desain interior di sepanjang sejarah peradaban
manusia, maka sejarah desain interior dapat dilacak keberadaannya. Artefak-
artefak yang ditemukan merupakan gambaran riil dari peradaban saat itu. Dari
sini terlihat bahwa setiap kebudayaan memiliki pola perkembangan yang masing-
masing berbeda. Setiap peradaban mengembangkan seni arsitektur, gaya
furnitur dan asesoris ruang berdasarkan ketersediaan bahan di wilayah
geografis masing-masing atau didapatkan dari perdagangan dan tersedianya
tenaga kerja yang murah.
Mesir, Yunani dan Romawi telah mencapai peradaban yang tinggi pada era kuno
(ancient era), merupakan peradaban yang ditandai dengan adanya kelompok elit,
banyaknya sumber daya manusia yang murah serta memiliki tradisi relijius yang
mendorong timbulnya ketrampilan artistik dan keinginan untuk mendapatkan
keabadian/immortality melalui bangunan-bangunan dan harta bendanya.
(Wealle, 1982:199).
Peradaban Mesir, Yunani dan Romawi dapat dijadikan sebagai titik tolak pada
perkembangan desain interior karena karya-karya seni dan desain yang
diciptakan pada masa itu masih sangat mempengaruhi bentuk-bentuk furnitur,
arsitektur dan benda-benda seni pada masa kini.
1. Perkembangan di Mesir
Untuk mengetahui sejarah perkembangan desain interior dapat dirunut dari
perkembangan yang terjadi pada peradaban Mesir Kuno. Banyak seni tradisi
yang berawal dari Mesir karena bangsa Mesir Kuno memiliki ketrampilan
kekriyaan (craftmanship) tinggi, yang mampu membuat berbagai produk seni
yang indah meski dengan peralatan yang terbatas. Seni inlay pada furnitur
merupakan penemuan yang berharga yang hingga kini tetap digunakan, selain
itu orang Mesir adalah penenun yang handal serta pembuat furnitur yang hebat,
menggunakan sambungan konstruksi yang sampai sekarang lazim digunakan
yaitu konstruksi dovetail, mortise dan tenon. (Aronson, 1965:312).
Tumbuhan yang tumbuh di daerah Mesir waktu itu memberi inspirasi desain yang
diterapkan sebagai motif ornamen, berupa stilasi bunga papyrus, lotus lili, dan
palem, yang disusun secara sistematis dan terkesan kaku.
Istana di Mesir sebagai tempat tinggal pharoah (Raja Mesir) berukuran besar,
terdiri atas ruang-ruang yang rumit, merupakan suatu ruang tertutup yang terdiri
atas banyak ruang-ruang kecil yang mengelilingi halaman terbuka yang luas.
Perhatian utama bangsa Mesir pada kehidupan setelah mati waktu itu
mengakibatkan seni bangunan tempat tinggal kurang mendapat perhatian,
sehingga rumah-rumah penduduk dan pertokoan pada umumnya hanya
berbentuk sederhana, dengan atap datar dan celah kecil untuk jendela sebagai
jalan masuk sinar matahari. Interior rumah pada waktu itu hampir sama, yakni
terdiri atas ruang publik yang luas dengan dua atau tiga kamar tidur dan dapur.
(Wealle, 1982).
Perhatian pada life after death membuat konsentrasi yang sangat besar
diberikan pada bangunan-bangunan makam dan kuil. Piramida, merupakan
bangunan makam yang sangat terkenal. Imhotep adalah seorang arsitek yang
membangun piramid yang pertama di Sakkara yang tersusun dari blok-blok batu
limestone yang dikaitkan satu sama lain dengan presisi yang sangat tepat. Meski
setelah itu dibangun piramid terbesar di Gizeh, tapi Imhotep tetap dipuja
bagaikan dewa, bahkan hingga berabad-abad setelah kematiannya. Arsitektur
dan interior di dalam piramida menggambarkan bahwa bangsa Mesir pada saat
itu telah memiliki kemampuan teknik yang sangat hebat.
2. Perkembangan di Yunani ( 650-30 B.C.)
Seni di Yunani merupakan bagian dari jiwa. Keindahan diujudkan dengan
proporsi yang indah dan garis-garis yang lembut. Arsitektur Yunani hampir
seluruhnya difokuskan pada bangunan kuil dan bangunan umum (public bulding).
Hampir seluruh aspek kehidupan orang Yunani pada saat itu baik di bidang seni,
arsitektur maupun kepustakaan, memiliki kepentingan relijius, bahkan kegiatan
sekuler seperti teater dan Olympic Games pun dikembangkan dari suatu
upacara sakral
Teater terbuka Epidauros terletak
di bagian timur Peloponnesos,
merupakan teater terbuka yang
paling baik akustiknya. Dari teater
semacam ini kita memperoleh
istilah “teater Proskenium” dari
“proskenion” yang ada di depan
“skene” . (Soedarso,
Perkembangan desain di Yunani
pada saat itu dipengaruhi oleh bentuk-bentuk dan ornamen dari Mesir, akan
tetapi bangsa Yunani dengan cepat dapat menyempurnakan bentuk-bentuk kaku
dari pengaruh Mesir tersebut dan menemukan bentuknya sendiri.
Pengaruh desain, seni dan arsitektur pada masa peradaban Yunani tersebar
secara lebih luas dibanding peradaban yang lain, misalnya seni patung, motif
dan elemen-elemen arstitektur Yunani dijadikan acuan hingga berabad-abad
kemudian, bahkan hingga saat ini. Bentuk-bentuk kolom: Doric, Ionic dan
Corinthian yang terkenal dengan sebutan Three Greek Orders of Column,
merupakan bentuk asli Yunani yang pertama kali ditemukan oleh Vitruvius, yang
hingga kini masih sangat populer dan digemari dan selain diterapkan pada
elemen arsitektural juga pada furnitur. (Aronson, 1965:327).
Furnitur terkenal yang dihasilkan pada jaman Yunani Kuno adalah Klismos Chair,
sebuah kursi berbentuk lengkung yang mengalir lembut, dengan sandaran
punggung sesuai lengkungan punggung manusia. ( Wealle, 1982). Ada beberapa
jenis furnitur di Yunani yang menggunakan bentuk lengkung Klismos ini, seperti
Greek bed with Klismos back (tempat tidur Yunani dengan sandaran Klismos).
Kursi dengan sandaran punggung Klismos biasanya hanya dimiliki oleh orang
kaya dan bangsawan, sedangkan yang digunakan oleh rakyat jelata di rumahnya
adalah sejenis kursi tanpa sandaran punggung, disebut diphros/ stool.
Gambar 2.1 Teater Terbuka Epidauros
Sumber: http://wikimedia.com
3. Perkembangan di Romawi (753 B.C.- 365 A.D)
Bangsa Romawi Kuno adalah bangsa yang aktif, agresif dan mencintai kekuatan,
kekuasaan, kemewahan dan kenyamanan. Sangat berbeda dengan Yunani dan
Mesir, Bangsa Romawi adalah bangsa yang praktis, yang tidak hanya
memikirkan untuk membuat kuil dan kuburan, tapi lebih banyak membuat
kebutuhan duniawi seperti forum (civic centre), lengkung/monumen kemenangan,
pemandian umum/thermae, bahkan juga saluran air/aqua duct. (Soedarso Sp,
2007)
Gambar 2.2. Aquaduct dan Thermae
Sumber: http://www.wikimedia.com
Kemajuan Romawi di bidang interor dan arsitektur selain dapat dilihat dari
kemegahan dan kemewahan bangunan-bangunannya juga dari sistem
peratapannya yang sangat hebat, merupakan kombinasi antara lengkung sejati
(true vault) dan lengkung silang (cross barrel vault). Struktur cross vault yang
dimulai di jaman Romawi berbuah luar biasa di jaman Gotik. Karena kehebatan
konstruksinya, gereja Gotik berani membuka
clerestory berdinding kaca sehingga menjadi
terang. (
Rumah bangsa Romawi memiliki interior yang
mengikuti pola umum yang berlaku saat itu, yang
dibagi menjadi beberapa bagian, yakni atrium
sebagai central hall di dalam rumah yang
Gambar 2.3
Clerestory Cathedral
Rheims
memiliki bukaan atap berukuran besar (disebut compluvium) dimana sinar
matahari dapat masuk untuk menerangi
bagian dalam rumah dan air hujan
dibiarkan masuk yang kemudian ditangkap
oleh kolam yang terletak dibagian tengah
ruang (disebut impluvium). Tamu memasuki
atrium melalui selasar yang biasanya
berhiaskan mozaik pada lantainya. Tablium
merupakan ruang suci yang terletak di
ujung atrium. (Wealle, 1982:207).
Rumah bagi bangsa Romawi merupakan pusat kehidupan, sehingga dibuat
begitu indah dan mewah, berbeda dengan peradaban Mesir dan Yunani yang
tidak begitu memberikan perhatian yang besar kepada keindahan ruang
huniannya, karena keasyikan mereka dengan life after death atau kehidupan
setelah mati.
4. Perkembangan di Jaman Renaissance (1400 – 1650 M )
Perkembangan utama dalam sejarah desain interior dapat dilihat pada jaman
Renaissance Itali, dimana seluruh kegiatan seni mencapai puncak kejayaan
didukung oleh kaum bangsawan dan orang kaya mendukung perkembangan
seni dengan kekayaannya. (Wealle, 1982:215
Axel von Saldem (1987) pada riset sejarah desain yang dilakukannya
menemukan bahwa pada akhir abad ke -16 di Itali terdapat kata “ designo
esterno” (karya yang sudah terlaksana). Saat itulah desain interior dan dekorasi
interior mulai mendapatkan peran yang khusus sehingga ada dugaan bahwa
sejarah desain interior dimulai dari jaman Renaissance Italia. Saat itu dibangun
istana –istana yang mewah dengan furnitur yang diukir dengan motif yang sangat
indah dan rumit. Di Itali pada saat itu terdapat dua kelas sosial, yakni kelas
bangsawan yang kaya dan dan petani yang miskin. Kaum petani tidak
terpengaruh oleh perkembangan desain, karena desain baru yang indah dan
mewah hanya peruntukkan bagi orang kaya saja. Hingga jaman itu, segala
Gambar 2. 4 Atrium dan Impluvium
sesuatu yang indah tetap hanya bisa dimiliki kaum bangsawan, jauh di luar
jangkauan rakyat kebanyakan. Abad ke-17 dan ke-18 merupakan periode
desain interior di Itali dan Prancis
5. Revolusi Industri (Industrical Revolution)
Desain interior mulai berkembang dan lebih terjangkau /accessible untuk
masyarakat umum setelah terjadi Revolusi Industri, yang pada saat itu selain
banyak diproduksi produk-produk untuk kebutuhan rumah dengan harga yang
lebih murah sehingga dapat terjangkau oleh semua kalangan, juga mendorong
munculnya Revolusi Ekonomi di Amerika, yang membuat golongan masyarakat
menengah ke atas menjadi kaya dan memiliki uang yang berlebihan, sehingga
muncul kebutuhan dan keinginan untuk memperindah rumahnya. Saat itu juga
mulai banyak bermunculan majalah yang membahas masalah gaya desain
interior yang baru serta mulai timbul kebutuhan manusia untuk
mengkonsultasikan ide-ide dalam penataan rumah dan perabotnya. Hal ini
mendorong berkembangnya industri desain interior Ada ribuan orang yang
kemudian menjadi profesional dalam mendesain rumah maupun bangunan
kantor maupun orang-orang yang melakukan kegiatan perancangan ruang
sebagai hobi dan memberikan konsultasi gratis atau mengisi waktunya dengan
mendekorasi rumahnya sendiri
Sejarah desain interior mencatat begitu banyak kesuksesan yang dicapai oleh
para pelopor desainer interior. Secara umum mereka mendapatkan keuntungan
dari pembelian bahan dari biaya desain secara keseluruhan serta mendapatkan
fee untuk pelayanan jasa desain yang mereka berikan
II. Pengertian Konsep Dan Gaya Bangunan
Sebelum kita mempelajarai lebih lanjut mengenai konsep dan gaya interior dan
ekterior bangunan, terlebih dahulu kita harus mengetahui definisi dari konsep,
Konsep adalah gagasan-gagasan yang memadukan berbagai unsur kedalam
suatu keseluruhan. Dalam pembuatan konsep bangunan baik interior ataupun
eksterior, banyak terdapat kendala-kendala konsep, diantaranya
Masalah Komunikasi Masalah tersulit bukan menjelaskan gagasan kita kepada
orng lain namun kepadadiri sendiri, Perancang belajar mengembangkan dialog
dlam pikiran mereka sendri sebaga langkah awal untuk menjelaskan gagasan
tersebut kepada orang lain.
a. Masalah Komunikas i lain yang mempengaruhi perumusan konsep adalah
“Komunikasi grafis ”. Ironisnya banyak siswa yang ragu-ragu membuat sketsa
sebagai bagian dari proses mengembangakan konsep.
1. Ketidak nyamanan
Suatu konsep akan sukar dikembangkan bila merupakan aspek arsitektural yang
tidak dikuasai.
2. Identifikasi hirarki yang tepat
Karena ketiadaan pengalaman, perancang mengalami kesulitan dalam
memutuskan apakah suatu gagasan merupakan konsep yang baik atau buruk.
Gaya bangunan merupakan pemilihan tema bangunan secara khusus agar ruang
yang ada di dalam bangunan ataupun bangunan itu sendri memiliki konsep yang
berbeda. Tema suatu bangunan dengan bnagunan yang lain tidak sama,
tergantung bagaimana perancang / arsitek mendesainnnya.
Konsep perancangan dalam design arsitektur secara umum dibagi menjadi 4
bagian yaitu :
1. Bagian bawah bangunan
Perancangan/desain bagian bawah bangunan merupakan pemilihan gaya dan
konsep bangunan mengenai struktur/bentuk pondasi, lantai dan halaman suatu
bangunan.
2. Bagian tengah bangunan.
Perancangan bagian tengah bangunan merupakan pemilihan konsep
perancangan untuk diterapkan pada dinding, jendela atau pintu
3. Bagian atas bangunan
Perancangan bagian atas bangunan merupakan pemilihan konsep bangunan
yang meliputi konsep perancangan rangka atap dan penutup atap
4. Bagian eksterior dan interior meliputi konsep perancangan
Pada konsep perancangan bagian eksteior dan interior inilah yang akan kita kaji
lebih mendalam. Konsep perancangan pada bagian eksterior dan interior
bangunan meliputi pemilihan berbagai jenis lysplank, aksesoris dan seni profil
dinding,aksesoris kuzen dan daun pintu-jendela, pemilihan warna dsb. hal-hal
tersebut akan sangat berperan dalam mendukung tampilan gaya bangunan /
konsep bangunan yang kita terapkan. Perancangan eksterior dan interior
bangunan berfusngi untuk mempercantik dan memperindah tampilan bangunan,
apabila perancangan konsep berhasil maka rumah akan tampak serasi, nyaman,
dan pas dipandang (eyecatching).
III. Konsep Interior Dan Eksterior Bangunan
1. Konsep Minimalis
Building Interior atau Bangunan bergaya interior atau arsitektur minimalis selalu
menekankan hal-hal yang bersifat esensial atau fungsional. Bentuk-bentuk
geometris elementer, seperti garis, persegi, dan kubus, tanpa ornamen atau
dekorasi menjadi karakternya. Sudut-sudut tegas dan warna netral, misalnya
putih dan krem, terlihat menonjol. Keindahan atau kemewahan lebih terkesan
dari keapikan susunan detail struktur atau arsitektur, bukan dari kerumitan
ornamen penyertanya.
arsitektur jenis minimalis biasanya mudah dikembangkan atau di aplikasikan
dengan konsep interior lainnya seperti, Minimalis modern, minimalis tropis, dan
minimalis kontemporer. memadukan dua atau lebih gaya yang berbeda bisa
disebut sebagai gaya eklektik.
Ciri desain minimalis eksterior dan interior adalah:
a. Sambungan bidang yang sempurna, pertemuan dinding dan atap
memerlukan penanganan yang rapi. Mungkin ini yang menjadi pertimbangan
biaya desain minimalis mahal.
b. Penampilan struktur yang elegan, konstruktsi struktural tersusun
sederhana dan lugas tanpa kamuflase elemen arsitektur.
c. Pengunaan warna yaitu menggunakan dua warna yang mencolok
untuk membedakan dua buah bidang
d. Penggunaan cahaya, sebagai elemen yang mampu memberikan
efek dramatis. Permainan cahaya buatan atau alami menghasilkan efek
kedalaman ruang.
e. Open space, menghilangkan material dinding - contoh dapur dan
ruang makan dalam satu ruang.
Berikut ini contoh tampilan (Gambar 3.1 dan 3.2 ) merupakan contoh desain
Eksterior gaya minimalis dan pada (Gambar 3.3 dan 3.4) merupakan contoh
desain Interior bergaya Minimalis.
(Gambar 3.1) Eksterior Minimalis (Gambar 3.2 ) Eksterior Minimalis
(Gambar 3.4) (Gambar 3.3)
Kamar tidur berkonsep Minimalis Ruang Tamu berkonsep Minimalis
Kesan rumah minimalis dapat dicerminkan melalui sisi arsitektur, bentuk rumah
dan penataan interior dan tahap finishing. Bentuk furniture dengan pola garis –
garis dinamis memberikan kesan lembut dan nyaman yang masih sesuai dengan
fungsinya. Bahan pelapis furniture akan bergeser dari motif bunga – bunga ke
motif polos. Konsep desain interior tidak akan banyak berubah.
Konsep dasar penataan ruang ditujukan untuk menciptakan kesan ruang yang
luas dan nyaman. Kesan ini dapat dibuat dengan menerapkan bukaan agak
besar di dinding rumah. Konsep ini diterapkan untuk menyelesaikan
keterbatasan lahan perumahan dan bukaan besar pada bangunan telah terbukti
mampu memberikan kesan ruang yang lebih luas.
2. Konsep Modern
Gaya modern adalah gaya desain yang simple, bersih, fungsional, stylish, dan
selalu mengikuti perkembangan jaman yang berkaitan dengan gaya hidup
modern yang sedang berkembang pesat. Gaya hidup modern ditopang oleh
kemajuan teknologi, dimana banyak hal yang sebelumnya tidak bisa dibuat dan
didapatkan menjadi tersedia bagi banyak orang.
Dalam mendesain konsep dan gaya modern selalu melihat nilai benda-benda
berdasarkan besar fungsi atau banyaknya fungsi benda tersebut, serta
berdasarkan kesesuaiannya dengan gaya hidup yang menuntut serba cepat,
mudah dan fungsional.
Dalam arsitektur, gaya hidup modern berimbas kepada keinginan untuk memiliki
bangunan yang simple, bersih dan fungsional, sebagai simbol dari semangat
modern. Namun, gaya hidup semacam ini hanya dimiliki oleh sebagian
masyarakat saja, terutama yang berada di kota besar, dimana kehidupan
menuntut gaya hidup yang lebih cepat, fungsional dan efisien.
Arsitektur modern memiliki ornament yang sangat minim. Pada arsitektur modern
fungsi lebih diutamakan dalam menentukan bentuk, ukuran dan bahan. Di
Indonesia rumah-rumah dengan gaya arsitektur modern mulai banyak diterapkan
pada awal tahun 70an.
Di masa sekarang pun banyak rumah-rumah baru yang dibangun dengan gaya
arsitektur modern dengan penyesuain terhadap bahan bangunan dengan
teknologi terkini, perkembangan budaya dan wawasan serta gaya hidup
penghuninya.
Eksterior rumah dengan gaya arsitektur modern didominasi dengan jendela yang
berukuran lebar dan atau tinggi, list plang beton memanjang dan kanopi yang
menjeorok ke depan. Dengan kolom yang simple atau bahkan tanpa kolom.
Bentuk masa rumah modern di dekorasi dengan ornament garis vertical,
horizontal, dan
diagonal yang sederhana pada dinding eksterior yang luas
Interior rumah modern ditata dengan ornament yang sederhana, plafond
bertingkat dan void di ruang-ruang public yang meberikan kesan luas.
Ruang pada rumah dengan gaya Arsitektur Modern umunya transparan,
menerus, ruang-ruang saling terhubung dengan ruang-ruang perantara dibatasi
oleh dekorasi interior yang tidak masiv. Bahan bangunan berupa stainless steel
finishing polished, aluminum anodized, kaca berwarna / tinted glass, marupakan
bahan dengan jenis finishing mencirikan rumah modern dimasa-masa awal
berkembangnya di Indonesia. Disaat sekarang ini banyak bahan engunan
dengan teknologi modern yang menjadi komponen penting seperti galvanized
metal, granitile, grc, perforated metal dll.
Beberapa Ciri Arsitektur Modern sebagai berikut:
a. Asimetris
b. Orientasi pola horizontal
c. Atap datar
d. Tidak ada cornice /profil atap
e. Bentuk Kotak
f. Halus
g. Penampian efisien
h. Sudut lengkung
i. Jendela Kaca
j. Aluminium dan stainless steel trim pada pintu dan jendela
k. Panel mengkilap
l. Baluster metal
m. Deretan jendela atau garis-garis
n. Sedikit atau tidak ada hiasan
o. Denah terbuka
Untuk lebih jelasnnya mengenai konsep bangunan modern, berikut ini kita
contohkan tampilan konsep bangunan modern pada (Gambar 3.7 dan 3.8)
merupakan contoh desain Interior bergaya Modern.
(Gambar 3.7) (Gambar 3.8)
Kamar tidur berkonsep Modern Ruang Tamu berkonsep
Modern
3. Konsep Mediterania
Desain Mediterania adalah desain yang mengusung atau mengacu konsep
bangunan kerajaan di Eropa 80’an. Dalam design Meditarian ini ciri
bangunannya adalah adanya Pilar – pilar besar pada tampak bangunan tersebut,
dan ditunjang dengan adanya sisi bangunan yang membentuk setengah
lingkaran di kelilingi aksesoris – aksesoris etnic atau listplank beton yang besar.
Pada konsep meditarian ini Pemilik menonjolkan sisi kemewahan pada
bangunan dimana terdapat Jendela – jendela besar dengan warna tanah seperti
coklat, kuning tanah, merah bata, sehingga mencerminkan rumah tinggal kaum
Bangsawan seperti di Eropa era 80’an yang memiliki rumah tersebut. Pada
Konsep bangunan Meditaran banyak dihiasi pola lengkung pada pintu, jendela
ataupun teras bagian atasnya.
Berikut ini contoh tampilan (Gambar 3.9 dan 3.10 ) merupakan contoh desain
Eksterior gaya Mediteran dan pada (Gambar 3.11 dan 3.12) merupakan contoh
desain Interior bergaya Mediteran.
(Gambar 3.9) (Gambar 3.10 )
(Gambar 3.11) (Gambar 3.12)
4. Konsep Oriental
Konsep arsitektur bergaya oriental memiliki keragaman serta elemen-elemen
yang sanngat menarik, seperti adanya ukiran-ukiran kayu pada dinding-dinding,
ornamen-ornamen yang bertemakan oriental seperti guci, lukisan-lukisan
maupun sentuhan warna-warna yang memperkuat kesan oriental,
Ciri utama dalam interior oriental ditampilkan dengan penggunaan aspek warna
merah, kuning, ukuran long life design yang berbentuk bulatan atau
modifikasinya atau gambar naga. Interior bergaya oriental umumnya
menggunakan warna-warna netral guna menciptakan latar belakang yang
sederhana untuk menonjolkan elemen interior yang jumlahnnya sedikit di dalam
ruangan. Selain itu, warna-warna netral dan alami memberikan kesan lega dan
lapang pada ruangan. Material yang digunakan dalam interior oriental umumnya
adalah material mentah tanpa finishing yang berlebihan. Pemakain material
mentah ini dapat menghasilkan kesan tenang dan lembut dalam ruangan.
Budaya oriental selalu mengutamakan keseimbangan Ying dan Yang dalam
semua aspek kehidupan. Dalam interior oriental, sentuhan ahir sebuah ruangan
dapat terlihat kontras dan berlawanan, hal tersebut bertujuan untuk mencapai
keseimbangan yin dan yang tersebut.
Beberapa material yang banyak digunakan dalam interior oriental karena
teksturnya yang indah seperti kayu cedar, kayu rosewood, bambu, batu,
anyaman rotan, sutera. Masing-masing bahan ini menghasilkan tekstur tersendiri
yang dapat dikombinsikan untuk menciptakan harmoni ying dan yang.
(Gambar 3.13) (Gambar 3.14 )
(Gambar 3.15) (Gambar 3.16)
Contoh tampilan diatas (Gambar 3.13 dan 3.14 ) merupakan contoh desain
Eksterior gaya Oriental dan pada (Gambar 3.15 dan 3.16) merupakan contoh
desain Interior bergaya Oriental.
5. Konsep Kontemporer
Gaya Kontemporer adalah istilah yang bebas dipakai untuk sejumlah gaya yang
berkembang antara tahun 1940-1980an. Gaya kontemporer juga sering
diterjemahkan sebagai istilah arsitektur modern (Illustrated Dictionary of
Architecture, Ernest Burden).
Walaupun istilah kontemporer sama artinya dengan modern atau sesuatu yang
up to date, tapi dalam disain kerap dibedakan. Istilah ini digunakan untuk
menandai sebuah disain yang lebih maju, variatif, fleksibel dan inovatif, baik
secara bentuk maupun tampilan, jenis material, pengolahan material, maupun
teknologi yang dipakai.
Desain yang Kontemporer menampilkan gaya yang lebih baru. Gaya lama yang
diberi label kontemporer akan menghasilkan bentuk disain yang lebih segar dan
berbeda dari kebiasaan. Misalnya, modern kontemporer, klasisk kontemporer
atau etnik kontemporer. Semua menyajikan gaya kombinasi dengan kesan
kekinian.
Disain-disain arsitektur cabang dari modern yang lebih komplek dan inovatif
biasa juga disebut sebagai disain yang kontemporer. Misalnya, dekonstruksi,
post modern, atau modern high tech. Disain Mal eX di Jakarta, misalnya,
menampilkan gaya arsitektur Dekonstruksi dan termasuk juga ke dalam gaya
kontemporer. Disainnya berupa ; deretan yang berbentuk kubus yang diacak tak
teratur; diberi warna berbeda sehingga terlihat atraktif; bentuk jendela tak
beraturan di permukaan kubus.
Arsitektur kontemporer menonjolkan bentuk unik, diluar kebiasaan, atraktif, dan
sangat komplek. Pewrmainan warna dan bentuk menjadi modal memciptalkan
daya tarik bangunan. Selain itu permainan tekstur sangat dibutuhkan. Tekstur
dapat diciptakan dengan sengaja. Misalnya, akar rotan yang dijalin berbentuk
bidangbertekstur seperti benang kusut. Bisa juga dengan memilih material alami
yang bertekstur khas, seperti kayu
Untuk menciptakan bentuk komtemporer, tak harus dengan material baru. Jenis
material bangunan boleh sama , tapi dengan disain yang baru.Sepanjang tahun
1960-an dan 70-an kontemporer rencana menjadi cukup populer. Gaya
kontemporer adalah kombinasi dari beberapa gaya dan rumah-rumah seringkali
multi level. Beberapa karakteristik bangunan kontemporer adalah
I. Garasi penempatan di depan rumah untuk efektivitas biaya.
II. Atap bernada dangkal yang sering memperpanjang dari tingkat yang lebih tinggi
di atas tingkat yang lebih rendah.
III. Sederhana, bersihkan garis-garis yang hemat biaya untuk membangun tetapi
menarik.
IV. Windows yang besar dan kadang-kadang trapesium berikut lapangan atap di
Gables.
Eksterior adalah campuran dari bahan seperti kayu, batu bata, dinding
batu, dan semen. Vertikal ornamentasi dalam pola yang sederhana. . Rumah
kontemporer masih sedang dibangun di seluruh bangsa dan telah menjadi gaya
yang sangat populer di rumah perkembangan saluran dan lingkungan rumah
adat sama.
(Gambar 3.17) (Gambar.18 )
(Gambar 3.19) (Gambar 3.20)
Contoh tampilan diatas (Gambar 3.17 dan 3.18 ) merupakan contoh desain
Eksterior gaya Oriental dan pada (Gambar 3.19 dan 3.20) merupakan contoh
desain Interior bergaya Oriental.
IV. Pengertian Desain Interior
Bila ingin berbicara tentang desain biasanya dimulai dengan usaha
memformulasikan pengertian tentang desain, membuat definisi desain dan
mencari arti desain. Pengertian desain interior dikemukakan oleh D.K. Ching
(2002:46) sebagai berikut:
Desain interior adalah sebuah perencanaan tata letak dan perancangan ruang
dalam di dalam bangunan. Keadaan fisiknya memenuhi kebutuhan dasar kita
akan naungan dan perlindungan, mempengaruhi bentuk aktivitas dan memenuhi
aspirasi kita dan mengekspresikan gagasan yang menyertai tindakan kita,
disamping itu sebuah desain interior juga mempengaruhi pandangan, suasana
hati dan kepribadian kita.Oleh karena itu tujuan dari perancangan interior adalah
pengembangan fungsi, pengayaan estetis dan peningkatan psikologi ruang
interior.
Dari pengertian di atas, dapat dirumuskan bahwa desain interior merupakan seni
dan ilmu untuk memahami kebiasaan orang di dalam ruang dengan tujuan untuk
menciptakan ruang yang fungsional didalam struktur bangunan yang dirancang
oleh seorang arsitek.
V. Pengertian Rumah Makan
Menurut Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi
No.KN.73/PVVI05/MPPT-85 tentang Peraturan usaha Rumah Makan, dalam
pcraturan ini yang dimaksud dengan yangsaha Jasa Pangan adalah : “Suatu
usaha yang menyediakan jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola
secara komersial”.
Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No. 304/Menkes/Per/89 tentang
persyaratan rumah makan maka yang dimaksud rumah makan adalah satu jenis
usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang
permanen dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses
pembuatan, penyimpanan dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di
tempat usahanya.
Sedangkan Wojowasito dan Poerwodarminto (Marsyangm, 1999:71)
mengklasifikasikan restoran atau rumah makan menjadi beberapa tipe, antara
lain:
A’la Carte Restaurant : adalah restoran yang mendapatkan izin penuh untuk
menjual makanan lengkap dengan banyak variasi dimana tamu bebas memilih
sendiri makanan yang mereka inginkan. Tiap-tiap makanan di dalam restoran ini
memiliki harga sendiri-sendiri.
Table D ‘hote Restaurant : adalah suatu restoran yang khusus menjual menu
table d’hote, yaitu suatu susunan menu yang lengkap (dari hidangan pernbuka
sampai penutup) dan tertcntu, dengan harga yang telah ditentukan pula.
Coffe Shop atau Brasserei : adalah suatu restoran yang pada umumnya
berhubungan dengan hotel, suatu tempat dimana tamu biasanya berhubungan
dengan hotel, suatu tempat dimana tamu bias mendapatkan makan pagi. makan
siang dan makan malam secara cepat dengan harga yang cukupan. Pada
umumnya system pelayanannya adalah dengan American service dimana yang
diutamakan adalah kecepatannya. Ready on plate service, artinya makanan
sudah dtatur dan disiapkan diatas piring. Kadang-kadang penyajiannya dilakukan
dengan cara buffet atau prasmanan.
Cafelaria atau Cafe : adalah suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan
cake (kue-kue), sandwich (roti isi), kopi dan teh. Pilihan makanannya terbatas
dan tidak menjual minuman beralkohol.
Canteen : adalah restoran yang berhubungan dengan kantor, pabrik, dan
sekolah, tempat dimana para pekerja atau pelajar biasa mendapatkan makan
siang atau coffe break, yaitu acara minum kopi disertai makanan kecil atau
selingan jam kerja, jam belajar ataupun dalam acara rapat-rapat dan seminar.
Continental Restaurant : suatu restoran yang menitik beratkan hidangan
continental pilihan dengan pelayanan elaborate atau megah. Suasananya santai,
susunannya agak rumit, disediakan bagi tamu yang ingin makan secara santai.
Carvery : adalah suatu restoran yang berhubungn dengan hotel dimana para
tamu dapat mengisi sendiri hidangan panggang sebanyak yang mereka inginkan
dengan harga hidangan yang sudah ditetapkan.
Dining Room : terdapat dihotel kecil, motel atau inn. merupakan tempat yang
tidak lebih ekonomis dari pada tempat makan biasa. Dining room pada dasarnya
disediakan untuk para tamu yang tinggal di hotel itu, namun yang terbuka bag!
para tamu dari luar.
Discotheque : ialah suatu restoran yang pada prinsipnya berarti juga tempat
dansa sambil menikmati alunan musik. Kadang-kadang juga menampilkan live
band. Bar adalah salah satu fasilitas utama untuk sebuah discotheque. Hidangan
yang tersedia umumnya berupa snack.
Fish and Chip Shop : ialah suatu restoran yang banyak terdapat di Inggris,
dimana kita dapat membeli macam-macam kripik (chips) dan ikan goreng,
biasanya berupa ikan Cod, dibungkus dalam kertas dan dibawa pergi . jadi
rnakanannya tidak dinikmati di tempat itu.
Grill Room (Rotisserie) : adalah suatu restoran yang menyedikan bermacam-
macam daging panggang. Pada umumnya antara restoran dengan dapur
dibatasi dcngan sekat dinding kaca sehingga para tamu dapat memilih sendiri
potongan daging yang dikehendaki dan melihat sendiri bagaimana memasaknya.
Grill room kadang-kadang disebut juga sebagai steak house.
Inn Tavern : Inn tavern ialah suatu restoran dengan harga cukupan yang dikelola
oleh perorangan di tepi kota. Suasananya dibuat dekat dan ramah, dengan tamu-
tamu. Sedangkan hidangannya lezat-lezat.
Night Club/Super Club : adalah suatu restoran yang pada umumnya mulai dibuka
menjelang larut malam, menyediakan makan malam bagi tamu-tamu yang ingin
santai. Dekorasinya mewah, pelayanannya megah. Band merupakan
kelengkapan yang diperlukan. Para tamu dituntut berpakaian resmi dan rapi
sehingga manaikkan gengsi.
Pizzeria: adalah suatu restoran yang kusus menjual pizza. Kadang-kadang juga
ada spaghetty atau makanan khas Italia lainnya.
Pan Cake Hoii.se/Creperie: adalah restoran yang khusus menjual pun cake dan
crepe yang diisi dengan berbagai macam manisan didalamnya.
Pub : pada mulanya merupakan tempat hiburan umum yang mendpat izin
menjual minuman bir serta minuman beralkohol lainnya. Para tamu mendapatkan
minumannya dari counter (meja panjang yang membatasi dua ruangan).
Pengunjung dapat menikmat; sambil duduk atau berdiri. Hidangan yang tersedia
berupa snack seperti pies dan sandwich. Sekarang kita bisa mendapatkan
banyak hidangan pengganti di pub.
Snack Bar/Cqfe/Milk Bar: adalah semacam restoran cukupan yartg sifatnya tidak
resmi dengan pelayanan cepat dimana para tamu mengumpulkan makanan
mereka diatas baki yang diambil dari atas kounter dan kemudian membawanya
kemeja makan. Para tamu bebas memilih makanan yang disukainya. Makanan
yang disediakan biasanya adalah hamburger, sausages dan sawhvich.
Specialitiy Restaurant: adalah restoran yang suasana dan dekorasi seluruhnya
disesuaikan dengan tipe khas makanan yang disajikan atau temanya. Restoran
semacam ini menyediakan masakan Cina, Jepang, Italia dan sebagainya.
Pelayanannya sedikit banyak berdasarkan tatacara negara tempat asal makanan
spesial itu.
Terrace Restaurant: adalah suatu restoran yang terletak di luar bangunan,
namun pada umumnya masih berhubungan dengan hotel maupun restoran
induk. Di negara-negara barat pada umumnya restoran tersebut hanya buka
pada waktu musim panas saja.
Gourmet Restoran: ialah suatu restoran yang menyelenggarakan pelayanan
makan dan minum untuk orang-orang yang berpengalaman luas dalam bidang
rasa makanan dan minuman. Keistimewaan restoran ini ialah makanan dan
minumannya yang lezat-lezat, pelayanannya megah dan harganya cukup mahal.
Family Type Restaurant: ialah suatu restoran sederhana yang menghidangkan
makanan dan minuman dengan harga tidak mahal, terutama disediakan untuk
tamu-tamu keluarga maupun rombongan.
Main Dining Room: ialah suatu restoran atau ruang makan utama yang pada
umumnya terdapat di hotel-hotel besar. dimana penyaji makanannya secara
resmi, pelan tapi masih terikat oleh suatu peraruran yang ketat. Servisnya biasa
menggunakan pelayanan ala Perancis atau Rusia. Tamu-tamu yang hadirpun
pada umumnya berpakaian resmi atau formal.
BAB III TELAAH KASUS
3.1 Informasi Obyek Studi
1. Etcetera (etc) café
Lokasi : Jl. Trunojoyo No. 40
Telepon : +62 22 4265154
Fax : +62 22 4265155
Jam Kerja : Monday-Friday, 11am-11pm. Saturday-Sunday, 11am-12am
Fasilitas : toilet, mushola, Wi-Fi, parking area, meeting room (bias mengakomodasi sampai 25 orang)
Fasilitas Terdekat
: ATM, pharmacy, mini market
Sekitar : clothing line or distribution store along Jl. Trunojoyo and Jl. Sulanjana
Deskripsi
:Cafe ini mengusung konsep semi terbuka sebab ruangannya memang tidak tertutup semua. Bahkan ada taman kecil yang menjadikan ruang tersebut terasa lebih sejUk dan nyaman sekaligus Alami
Taman sebagai sirkulasi udara dan pencahayaan alami
Kapasitas tempat duduknya tergolong besar, dapat menampung sekitar seratus orang sekaligus.
Yang lebih menarik lagi tidak hanya ruangnya saja yang berkonsep semi terbuka. Sistem ini juga diterapkan pada kitchen atau dapurnya. Sehingga pengunjung bisa menyaksikan secara langsung proses pengolahan menu yang sedang dipesan
2. 2. Indischetafel Café
3.2 Analisis
1. Etcetera cafe
Permainan ketinggian plafond yang membuat suara dari pengunjung lebih
tersebar sehingga memaksa para pengunjung untuk memelankan suaranya .
Akibatnya suasana pada ruangan menjadi sunyi senyap tenang santai dengan
dialuni lagu “jadoel” yang semakin membawa pengunjung ke suasana rumah
konglomerat pada masa colonial belanda dan memaksa pengunjung untuk
menikmatinya secara perlahan. Penggunaan warna tanah dan penggunaan
material kayu juga furniture yang dijaga keasliannya menambah kesan ruang
makan menjadi hangat ramah dan juga klasik . Penggunaan warna putih
melambangkan kesederhanaan , ruangan yang menggambarkan umur ruangan
memaksa pengunjung untuk menghormati ruang dengan memperlambat semua
gerakan dan suara yang ditimbulkan .
Kafe ini dengan keapikannya melakukan perawatan pada ruang baik itu hiasan
vertical , horizontal dan furniture sehingga kualitas ruang ini masih terjaga sama
seperti dulu dengan umur bangunan tua yang masih “hidup” sehat menjadikan
pengunjung yang datang akan merasa hormat dan mengikuti peraturan
bangunan yang tua ini ,seakan akan ruang ini hidup untuk mempersilahkan
interaksi dengan umat manusia
.
2. Indischetafel cafe
Seperti paparan pada informasi obyek bahwa café etc memiliki keunikan bahwa
kafe ini memanfaatkan sirkulasi udara yang dimuat melalui taman yang berada di
tengah ruang makan kafe . tidak hanya sirkulasi udara namun pencahayaan
alami sangat dimanfaatkan sehingga suasana di dalam kafe berubah menjadi
suasana outdoor café . Konsep kafe ini menganut konsep klasik dengan
menggunakan material furniture kayu dan penggunaan warna tanah membuat
suasana alam semakin terasa . Pintu yang digunakan pada kafe ini
menggunakan pintu lipat berbahan material kayu . Hiasan dinding dengan
permainan gatra kayu . Partisi penutup yang digunakan adalah partisi tembus
pandang sehingga pengunjung tidak merasakan ruang yang sempit namun
merasakan kesan ruang luas terbuka kealam .Penempatan utilitas ditempatkan
diatas balok yang dilapisi oleh multiplek
Secara keseluruhan kafe ini menyapa pengunjungnya dengan Bahasa yang
hangat dan ramah membuat pengunjung merasa ditempatkan pada tempat lain
secara implisit mengarah pada suatu tempat dimana pengunjung merasa sangat
nyaman dengan ditemani alam . Bisa dibilang setelah masuk kita berada di villa
Bali yang kaya akan keindahan alamnya dan suasana nyaman di Bali . Yang
paling memperlihatkan konsep villa adalah pada pintu lipat yang berbahan
material kayu dengan bukaan menghadap taman , seakan akan kita berada di
suatu pagi di villa terbangun dari tidur dan kemudian membuka pintu lipat yang
menghadap ke alam dan kita disuguhi di etcetera
]
3. Vanilla Wine and Kitchen
Suasana Industrial Retro yang dibawa kedalam suasana cafe yang nyaman dan bersih, serta penempatan barang barang karya desainer, dan penempatan furniture antik untuk mendukung konsepnya. Penggunaan material raw (mentah) unfinished, seperti besi baja ekspos, bata ekspos, besi karat dan kayu yang natural berupaa untuk mengejar suasana industrialnya, begitu juga dengan konsep furniturenya. Furniture di café ini menggunakan bahan kayu dengan finishing natural yang di kombinasi dengan material lainnya seperti fabric dan akrilik.Pencahayaan dalam interior café ini didominasi oleh downlight dan beberapa lampu gantung serta spotlight untuk menyinari objek tertentu. Namun secara keseluruhan menggunakan pencahayaan alami, lampu pada siang hari hanya sekedar aksen dan pencipta mood.
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan kaji banding dan mengobservasi desain interior dari
beberapa kafe dan restoran di kota Bandung, dapat di simpulkan :
1. Setiap kafe dan restoran memiliki keinginan yang sama untuk dapat membuat
pelanggan yang berkunjung mendapatkan kesan yang nyaman dan khas dari
pengalaman ruang yang dirasakan.
2. Untuk berhasil menonjolkan dan mewujudkan ciri khas nya masing-masing setiap
kafe dan restoran menciptakan poin kontrasnya tersendiri, walaupun ada
beberapa desain kafe yang terkesan mirip, tetapi selalu ada elemen andalan
utama yang selalu berbeda dan menjadikannya cirikhas
3. Apa yang pengunjung lihat, dengar, cium, dan rasakan di setiap suasana ruang
kafe dan restoran yang berbeda akan selalu berbeda
Untuk kasus kafe dan restoran,terkadang pengunjung datang bukan sekedar
dengan alasan untuk makan atau minum, tetapi pengunjung juga datang untuk
membeli kualitas suasana yang didapatkan, disanalah tugas desainer interior
untuk memperbaiki desain yang keliru, dan menyempurnakan yang tepat.
B. Rekomendasi
Kita semua tahu tidak ada desain yang bisa disalahkan jika elemen elemennya
masuk pada konsep dan tema yang sudah di rencanakan, keluaran rekomendasi
yang diharapkan adalah untuk lebih memperkental kembali tema yang
diterapkan, hindari pemakaian komponen yang melenceng dari tema, kaji terlebih
dahulu : warna, tekstur, pola dan kesesuaian dengan fungsi atau arah desain
yang berjalan searah dengan tema dan konsep sebelum
mengimplimentasikannya, agar hasil desain sesuai harapan dan tidak terbilang
rusak.
DAFTAR PUSTAKA
https://djajantihouse.wordpress.com/2014/07/10/vanilla-kitchen-and-wine/ http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/31835307/IdentifikasiDesainInterior.doc https://christophorusdanu.blogspot.com
https://selerakita.info http://pariwisatadanteknologi.blogspot.com/2010/06/pengertian-dan-klasifikasi-rumah-makan.html