laporan modul 1.doc
-
Upload
bhismo-prasetyo -
Category
Documents
-
view
51 -
download
0
Transcript of laporan modul 1.doc
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang SISTEM GERIATRI DAN TUMBUH KEMBANG pada tubuh manusia, khususnya MODUL GANGGUAN TUMBUH KEMBANG BAYI, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan/pencarian dari berbagai sumber. Laporan ini di susun oleh penyusun dengan berbagai halangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya laporan ini dapat terselesaikan.
Laporan ini diawali dengan uraian gambaran tentang hal hal yang berkaitan dan mempengaruhi tumbuh kembang. Walaupun laporan ini mungkin kurang sempurna tetapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Karena laporan ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar yang cukup jelas, guna membantu pembaca untuk memahami materi dalam laporan ini.
Penyusun juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Tutor, yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun laporan, yaitu dr. Sugiarto Sp. PA.
Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun laporan ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
setelah selesai mempelajari modul ini , mahasiswa diharapkan dapat memahami pertumbuhan , perkembangan, mengetahui faktor faktor yang mempengaruhinya. Mahasiswa dapat menilai pertumbuhan dan perkembangan normal dan penyimpangannya, (keterlambantan / gangguan) serta dapat menilai status gizi imunisasi , serta kebutuhan dasara anak.
SKENARIO
Seorang anak laki laki umur 24 bulan berat badan (BB) 8,5 kg, panjang badan (PB) 72 cm, lingkaran kepala (LK) 52 cm, dibawa oleh ibunya karena batuk pilek sejak 3 hari yang lalu. Pasein juga demam sejak 4 hari yang lalu, demam tidak tinggi .
Riwayat kelahiran : ditolong oleh bidan dengan BB 2900 kg, PB 49 kg, LK 33 cm. pasien mendapat ASI hanya sampai usia 3 bulan, karena ibu pasien bekerja . selanjutnya hanya diberi susu formula. Ayah pasien juga tidak pernah pulang- pulang, jadi pasien hanya dirawat oleh neneknya yang sering batuk batuk dan sudah berusia 72 tahun. Pasien jarang dibawa ke posyandu, penimbangan yang dilakukan pada usia 12 bulan saat berobat BB 6,7 kg, TB 65 cm, LK 47,5 cm, terakhir 1 bulan yang lalu saat berobat karena demam, BB pasien 7,8 kg, TB 72 cm, LK 51 cm. Pasien baru bisa membungkuk untuk berdiri, berdiri berpegangan namun tidak lama, bicara tidak jelas, hanya mengambil mainan yang besar besar (boneka), sedangkan mainan seperti pensil warna sulit dipegang. Sering menangis tidak jelas, dan cenderung pendiam. Makanan padat mulai diberikan saat berusia 4 bulan. Yaitu pisang. I. KATA SULIT
-II. KATA/KALIMAT KUNCI
Anak laki-laki 24 bulan, BB 8,5 Kg PB 72 cm, LK 52 cm Batuk pilek sejak 3 hari yang lalu
Demam sejak 4 hari yang lalu
Riwayat lahir : BB 2,9 kg, PB 49 cm, LK 33 cm ASI hanya sampai 3 bulan
Diasuh oleh nenek yang batuk batuk
Jarang dibawa ke posyandu
Usia 12 bulan : BB 6,7 kg, PB 65 cm, LK 47,5 cm
Usia 23 bulan : BB 7,8 kg, TB 72 cm, LK 51 cm
Riwayat perkembangan hingga usia 24 bulan :
Membungkuk dan berdiri
Bicara tidak jelas
Hanya mengambil mainan besar
Hanya mengambil mainan besar
Sering menangis tidak jelas
Cenderugn pendiam
Usia 4 bulan mulai diberi makanan padat
III. HASIL ANAMNESIS
Riwayat kelahiran Pasien tidak langsung menangis
Tubuh pasien biru
Mengap-mengap
Ketuban hijau kental
Dirujuk ke RS di ICU dan dimasukkan ke ventilator selama 7 hari. Pulang dari RS pada hari ke 12.
Riwayat imunisasi
Hep B pada usia 1 bulan
DPT dan Hep B II pada usia 2 bulan
BCG pada 3 bulan
Usia 4 bulan hingga 24 bulan tidak melanjutkan imunisasi
Riwayat kejang
Pasien sering kejang tanpa demam yaitu pada usia 6 bulan, 12 bulan, 17 bulan, dan 19 bulan. Kejang dapat beberapa kali dalam sehari. Setelah kejang pasien tertidur. Pada usia 17 bulan pasien dirawat lagi karena panas 2 minggu.
Riwayat perkembangan Dapat tengkurap pada usia 3 bulan
Jarang senyum dan mengoceh
Usia 12 bulan duduk dan berdiri, mulai banyak tersenyum tapi tidak jelas
Usia 24 bulan (sekarang) hanya mengoceh. Tidak dapat memegang sendok
Jarang bertepuk tangan dan bergembira ketika mendengar lagu Riwayat makanan
Usia 4 bulan : diberi makanan padat : pisang
Minum susu formula 7 x 90-120 cc/hari
Makan 3x sehari 1-2 sendok. Jenis makanan yang diberikan tahu, tempe, telur, dan ayam. Jarang diberi buah karena sering muntah
Riwayat nenek : sering batuk batuk dicurigai menderita TB
IV. KUISIONER PRA SKRINING
NOKUISIONER PRASKRINIGN UNTUK USIA ANAK 24 BULANYA / TIDAK
1Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah tangga, apakah anak menirukan apa yang anda lakukan?Tidak
2Apakah anak dapat meletakkan 1 buah kubus di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu ? kubus yang digunakan ukuran 2,5 5 cm. Tidak
3Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang mempunyai arti selain papa dan mama ?Tidak
4Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa kehilangan keseimbangan? (anda mungkin dapat melihatnya ketika anak menarik mmainannya)Tidak
5Dapatkah anak melepas pakaiannya sepert baju, rok, atau celananya?
(topi dan kakos kakitidak ikut dinilai)Ya
6Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri ?Jawab YA jika ia naik tangga dengan posisi tegak atau berpegangan pada dinding atau pegangan tang. Jawab TIDAK jika ia naik tangga dengan merangkak atau anda tidak memperbolehkan anak naik tangaga atau anak harus berpegangan pada seseorangYa
7Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkah anak menunjuk dengan benar paling sedikit satu bagian tubuhnya
(rambut, mata, hidung, mulut atau bagian badan yang lain)Ya
8Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak yang tumpah ?Tidak
9Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta ?Tidak
10Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis ) ke depan tanpa berpegangan pada apapun ? mendorong tidak ikut dinilai. Tidak
V. PERTANYAAN
1. Jelaskan interpretasi dari penilaian APGAR Score pada scenario !
2. Mengapa pasien tidak langsung menangis saat lahir ?3. Apakah ada hubungan riwayat kelahiran pasien dengan tumbuh kembang bayi ? jelaskan !4. Sebutkan faktor faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak !
5. Bagaimana pengaruh lingkungan (keadaan ayah, ibu, dan nenek) terhadap tumbuh kembang pasien ?
6. Jelaskan status gizi pada pasien pada pasien . apakah makanan yang dimakan sudah sesuai dengan kebutuhan gizi pasien ?
7. Apa akibat dari memberi makanan padat pada usia 4 bulan ?8. Bagaimana jadwal imunisasi standar lengkap yang harus didapatkan seorang anak ?
9. Bagaimana hubungan riwayat imunisasi dengan tumbuh kembang anak ?10. Mengapa lingkar kepala pasien tidak sesuai dengan perkembangan lingkar kepala anak normal ?
11. Jelaskan interpretasi dari antropometri di scenario !12. Mengapa anak di scenario sering mengalami batuk, pilek , dan demam ?
13. Mengapa pasien sering mengalami kejang kejang tanpa demam ?14. Apa saja gangguan pada tumbuh kembang anak secara umum dan scenario ?15. Kemampuan apa saja yang seharusnya sudah dapat dimiliki seorang anak normal sejak ia lahir hingga berusia 24 bulan ?
16. Bagaimana / apa saja cara penilaian tumbuh kembang anak ?
17. Bagaimana penatalaksanaan awal gangguan tumbuh kembang secara umum ?
18. Jelaskan tindakan promotif dan preventif untuk menghindari gangguan tumbuh kembang anak di scenario !
VI. PEMBAHASAN ANDI SILPIA
2011730122Berdasarkan riwayat kelahiran bayi pada scenario
Ditolong bidan
BB 2900 gr
PB 49 Cm
LK 33 Cm
Bayi Tidak langsung menangis
Sianosis
Takipneu
Ketuban hijau
Diventilator 7 hari
PASIEN TIDAK MENANGIS PADA SAAT LAHIRPada umumnya ketika seorang bayi dilahirkan, bayi tersebut akan menangis. Hal ini merupakan reaksi pertama yang bisa dilakukan bayi. Menangis menandakan bahwa paru-paru bayi mulai berfungsi. Ketika di dalam rahim, oksigen didapat bayi dari ibu melalui plasenta. Setelah dilahirkan, bayi perlu menangis untuk membuka rongga pernapasan dan menghirup oksigen ke dalam paru-parunya.
Bayi menangis ketika dilahirkan juga merupakan reaksi dari perubahan yang dialami bayi. Ketika berada di dalam kandungan ibu, bayi merasakan perlindungan, kenyamanan dan kehangatan di suasana rahim yang gelap. Sementara ketika dilahirkan, bayi merasakan udara luar yang dingin dan merasakan adanya cahaya terang. Perubahan lingkungan dan adaptasi ini disikapi bayi dengan cara menangis.
Selama di dalam kandungan bayi hidup dalam lingkungan yang berair dan terdapat jalan yang menghubungkan jantung dan paru-paru untuk membantu bayi mendapatkan nutrisi dari darah ibu. Ketika bayi baru dilahirkan, bayi mengambil napas untuk pertama kalinya melalui perubahan peredaran darah dan dengan menangis membantu membuka sirkulasi untuk mengirim oksigen melalui paru-paru.
Tangisan pada bayi tersebut membantu membuka paru-parunya agar bisa menghirup oksigen. Dan tepukan pelan di bagian belakang tubuh bayi berguna untuk mendorong bayi agar melakukan pernafasan udara. Selain itu, menangis juga merupakan salah satu cara bayi berkomunikasi.
DalamJournal of ChildPsychology and Psychiatry, para peneliti menggambarkan peneliti menggunakan scan MRI fungsional untuk melihat reaksi dari 12 perempuan setelah mendengar bayinya pertama kali menangis selama 30 detik. Hasil scan menunjukkan bahwa tangisan bayi tersebut mampu mengatur aktivitas di berbagai daerah otak ibu yang salah satunya adalah amigdala, yaitu bagian yang berperan dalam mengatur emosi ibu.Selain membantu bayi dalam pernapasan dengan menggunakan paru-parunya, menangis saat dilahirkan juga membantu aktivitas dari anggota tubuh bayi itu sendiri. Karena saat menangis secara otomatis bayi tersebut akan bergerak.Jadi sudah sewajarnya jika bayi yang baru dilahirkan tersebut menangis, karena itu merupakan pertama kalinya si bayi bisa melihat dunia. Justru jika bayi tidak menangis, berarti ada yang tidak beres dengan kondisi bayi tersebut dan dokter harus segera mencari tahu.
bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) baik yang cukup bulan (aterm), utamanya bayi yang kurang bulan (preterm) kadang-kadang menderita keadaan seperti megap-megap, yakni pernapasan yang tidak teratur, kadang berhenti atau sama sekali tidak ada usaha napas (apnea), dinding dada terlihat tidak mengembang dan tidak menangis.
Menurut dr. Agus Harianto SpA(K) dariLab/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSUD dr. Soetomo, bayi dikatakan mengalami asfiksia apabila saat lahir bayi tidak bernapas secara spontan, adekuat, dan teratur. Bila bayi tidak langsung menangis setelah dilahirkan, biasanya ini disebabkan karena bayi mengalami kekurangan oksigen akibat paru-paru bayi yang tidak berkembang dengan baik.
Berikut ini adalah kondisi yang dapat menyebabkan bayi baru lahir mengalami kondisi tidak menangis atau asfiksia:
Sebelum persalinanKondisi ibu sebelum persalinan dapat menjadi penyebab mengapa bayi baru lahir tidak bernafas dan tidak menangis. Kondisi yang dimaksud diantaranya adalah:
1. Ibu menderita penyakitDiabetes Mellitus2. Ibu memiliki panggul sempit
3. Terjadi perdarahan antepartum (pendarahan semasa sebelum melahirkan)
4. Ibu mengalamianemiadan penyakit-penyakit infeksi yang mengakibatkan janin dalam kandungan menderita Retardasi Pertumbuhan dalam Rahim (IUGR)
5. Air ketuban hijau kental
6. Air ketuban bercampur mekoneum
7. Preeklamsia (keracunankehamilan). Preeklamsia ditandai dengan peningkatan tekanan darah pembengkakan, dan terjadinyaproteinuria.
Asfiksia bisa juga terjadi apabila bayi memiliki kelainan bawaan sejak dalam kandungan,kehamilankelebihan bulan, dan malnutrisi di dalam kandungan (intrauterinegrowthretardation).
Pada saat persalinanBayi juga dapat mengalami kesulitan bernapas dan tidak menangis ketika dilahirkan jika bayi lahir sungsang dan jalan lahir ibu sempit. Penekanan tali pusar oleh bagian tubuh bayi, bentuk rahim tidak normal, bayi kembar, dan tumor di rahim juga dapat mengganggu pernapasaan bayi. Asfiksia juga dapat terjadi jika plasenta atau ari-ari lepas lebih terlebih dulu dan bayi terlilit tali pusar. Kejadian seperti itu dikenal dengan istilah kalung usus.
Setelah persalinanResiko asfiksia atau bayi yang ketika terlahir tidak bernapas secara spontan, rupanya tidak berakhir dengan sendirinya setelah bayi lahir. Setelah persalinan, asfiksia kemungkinan terjadi apabila bayi memiliki tumor di paru, menderita penyakit paru berat, terjadi kelainan pada jantung atau bayi menderita sepsis.
INTERPRETASI DARI PERSALINAN APGAR SCORE PADA SCENARIO
Apgar skor adalah suatu metode sederhana yang digunakan untuk menilai keadaan umum bayi sesaat setelah kelahiran (Prawirohardjo :2002). Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak. Yang dinilai adalah frekuensi jantung (Heart rate), usaha nafas (respiratory effort), tonus otot (muscle tone), warna kulit (colour) dan reaksi terhadap rangsang (respon to stimuli) yaitu dengan memasukkam kateter ke lubang hidung setelah jalan nafas dibersihkan (Prawirohardjo 2002). Setiap penilaian diberi angka 0,1,2.
Hal yang dinilai pada Skor Apgar adalah :
Appearance (warna kulit)
0 : Seluruh tubuh bayi berwarna kebiru-biruan atau pucat
1 : Warna kulit tubuh normal, tetapi tangan dan kaki berwarna kebiruan
2 : Warna kulit seluruh tubuh normal
Pulse (denyut jantung)
0 : Denyut jantung tidak ada
1 : Denyut jantung kurang dari 100 kali per menit
2 : Denyut jantung lebih atau diatas 100 kali per menit
Grimace (respon refleks)
0 : Tidak ada respon terhadap stimulasi
1 : Wajah meringis saat distimulasi
2 : Meringis, menarik, batuk, atau bersin saat stimulasi
Activity (tonus otot)
0 : Lemah, tidak ada gerakan
1 : Lengan dan kaki dalam posisi fleksi dengan sedikit gerakan
2 : Bergerak aktif dan spontan
Respiration (pernapasan)
0 : Tidak bernapas
1 : Menangis lemah, terdengar seperti merintih, pernapasan lambat dan tidak teratur
2 : Menangis kuat, pernapasan baik dan teratur
Kelima hal diatas dinilai kemudian dijumlahkan. Dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui apakah bayi normal (vigorous baby = nilai apgar 7-10), asfiksia ringan (nilai apgar 4-6), asfiksia berat (nilai apgar 0-3) (Prawirohardjo :2002). Jika jumlah skor berkisar di 7 10 pada menit pertama, bayi dianggap normal. Jika jumlah skor berkisar 4 6 pada menit pertama, bayi memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas dengan suction, atau pemberian oksigen untuk membantunya bernapas. Biasanya jika tindakan ini berhasil, keadaan bayi akan membaik (KidsHealth,2004) dan Skor Apgar pada menit kelima akan naik. Jika nilai skor Apgar antara 0 3, diperlukan tindakan medis yang lebih intensif lagi.
Perlu diketahui, Skor Apgar hanyalah sebuah tes yang didisain untuk menilai keadaan bayi secara menyeluruh, sehingga dapat ditentukan secara cepat apakah seorang bayi memerlukan tindakan medis segera. Skor Apgar bukanlah patokan untuk memperkirakan kesehatan dan kecerdasan bayi dimasa yang akan datang (KidsHealth,2004).
Sampai sekarang, skor apgar masih terus digunakan. Selain karena ketepatannya, juga karena cara penerapannya sederhana, cepat, dan ringkas.
HUBUNGAN RIWAYAT KELAHIRAN DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAKBayi dikatakan mengalami asfiksia apabila saat lahir bayi tidak bernapas secara spontan, adekuat, dan teratur. Bila bayi tidak langsung menangis setelah dilahirkan, biasanya ini disebabkan karena bayi mengalami kekurangan oksigen akibat paru-paru bayi yang tidak berkembang dengan baik. Hal ini akan mempengaruhi fungsi-fungsi yang lain. Seperti jantung, pembuluh darah, otak, ginjal, dan organ vital yang lain salah satunya dengan tumbuh kembang bayi. Asfiksia pada kelahiran perlu mendapatkan perhatian yang serius karena dapat menimbulkan banyak dampak negative pada bayi, antara lain meningkatkan kesakitan dan kematian bayi baru lahir dan meningkatkan insiden kecacatan berat dan kematian syaraf terutama di negara-negara berkembang. Selain itu keadaan bayi bermasalah semasa dilahirkan, bagaimanapun kondisinya seperti lemas, serta bayi tidak cukup bulan, pergerakan ini (perkembangan motorik kasar) sedikit banyak akan mengalami gangguan. Pada kasus yang berat dapat mengakibatkan kerusakan pada otak dengan manifestasi terjadinya hambatan dalam perkembangan dan spastik. Tahap balita merupakan periode yang rawan, terutama pada pertumbuhan dan perkembangan karena dapat mempengaruhi perkembangan di masa mendatang. Sekitar 16 % dari anak usia di bawah lima tahun (Balita) Indonesia mengalami gangguan perkembangan saraf dan otak mulai ringan sampai berat, yang disebabkan karena gangguan kehamilan saat kehamilan, gangguan persalinan dan benturan pada anggota badan/kepala anak saat bayi. kelahiran bayi asfiksia ada sebagian perkembangan bahasanya tidak baik.
MAHASTI ANDRARINI2011730154
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG ANAKFaktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan anak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor dalam (internal)
1)Genetik
Pengaruh genetik bersifat heredo-konstitusional yang artinya bahwa bentuk untuk konstitusi seseorang ditentukan oleh faktor keturunan. Faktor genetik akan berpengaruh pada kecepatan pertumbuhan, kematangan tulang, gizi, alat seksual, dan saraf.
2)Pengaruh hormon
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa pranatal yaitu saat janin berumur 4 bulan. Pada saat itu, terjadi pertumbuhan yang cepat dan kelenjar pituitary dan tiroid mulai bekerja. Hormon yang berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitary.
3)Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang tinggi-tinggi dan ada keluarga yang gemuk-gemuk.
4)Jenis Kelmin
Wanita lebih cepat dewasa dibanding anak laki-laki. Pada masa pubertas wanita umumnya tumbuh lebih cepat daripada laki-laki dan kemudian setelah melewati masa pubertas laki-laki akan lebih cepat
5)Kelainan kromosom
Kelainan kromoso umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti Sindroma Downs dan Sindroma Turners.
6)Perbedaan ras/etnik atau bangsa
b. Faktor Eksternal / lingkungan
1)Faktor pranatal (selama kehamilan), meliputi :
a)Gizi
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) atau lahir mati. Disamping itu dapat pula menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus, dan sebagainya.
b) Toksin, zat kimia
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap obat-obatan kimia karena dapat menyebabkan kelainan bawaan. Ibu hamil yang perokok atau peminum alkohol akan melahirkan bayi yang cacat.
c)Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua kehamilan oleh TORCH (Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, herpes Simplex), PMS (Penyakit Menular Seksual), dan penyakit virus lainnya dapat mengakibatkan kelainan pada janin.
d) Kelainan imunologi
Kelainan imunologi akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin karena dapat menyebabkan terjadinya abortus, selain itu juga kekurangan oksigen pada janin juga akan mempengaruhi gangguan dalam plasenta yang dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah.
e)Psikologi ibu
Stres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin yang terdapat di dalam kandungan karenajanin dapat ikut merasakan apabila
ibunya sedang sedih. Ibu hamil yang mengalami gangguan psikologi, maka dia tidak akan memperhatikan kondisi kandungannya dan akan berakibat pada kelahiran bayi yang tidak sehat.
2) Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala dan asfiksia dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otak
3) Faktor postnatal, meliputi :
a)Pengetahuan ibu Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam perkembangan anak. Ibu yang mempunyai pengetahuan kurang, maka tidak akan memberikan stimulasi pada perkembangan anaknya sehingga
perkembangan anak akan terhambat, sedangkan ibu yang mempunyai pengetahuan baik maka akan memberikan stimulasi pada perkembangan anaknya.
b) Gizi
Makanan memegang peranan penting dalam proses tumbuh kembang anak. Pada masa pertumbuhan dan perkembangan, terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan seorang anak, seperti :protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Seorang anak yang kebutuhan zat gizinya kurang atau tidak terpenuhi, maka dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangannya.
c)Budaya lingkungan
Budaya lingkungan dalam hal ini adalah masyarakat dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak dalam memahami atau mempersepsikan pola hidup sehat.
d) Status sosial ekonomi Status sosial ekonomi juga dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini dapat terlihat pada anak dengan status sosial ekonomi tinggi, pemenuhan kebutuhan gizinya sangat baik dibandingkan dengan anak yang status ekonominya rendah.
e)Lingkungan fisik
Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.kebersihan lingkungan maupun kebersihan perorangan memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit. Demikian pula dengan populasi udara baik yang berasal dari pabrik, asap rokok atau asap kendaraan dapat menyebabkan timbulny penyakit. Anak sering sakit, maka tumbuh kembanganya akan terganggu.
f) Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu dan anak sangat penting dalam mempengaruhi tumbuh kembang anak. Interaksi timbal balik antar ibu dan anak akan menimbulkan keakraban antara ibu dan anak. Anak akan terbuka kepada ibunya, sehingga komunikasi dapat dua arah dan segala permasalahan dapat dipecahkan bersama karena adanya keterdekatan dan kepercayaan antara keduannya.
g)Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi, misalnya : penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibudan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak, perlakuan ibu terhadap perilaku anak. Anak yang
mendapatkan stimulasi terarahdan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapat stimulasi.
h) Olahraga atau latihan fisik
Olahraga atau latihan fisik dapat memacu perkembangan anak, karena dapat meningkatkan sirkulasi darah sehingga suplay oksigen ke seluruh tubuh dapat teratur. Selain itu, latihan juga meningkatkan stimulasi perkembangan otot dan
Bagaimana Pengaruh Keluarga di Skenario terhadap Tumbuh Kembang bayi?
Lingkungan keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak. Perawatan orangtua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya yang diberikannya merupakan faktor yang menguntungkan untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat. Hal itu berarti, sikap dan perlakuan orangtua terhadap anak memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kepribadian dan perkembangan psikis anak.
Lingkungan keluarga yang kurang/tidak menunjang proses tumbuh kembang anak atau dikatakan sebagai lingkungan keluarga beresiko tinggi adalah apabila kondisi keluarga tersebut:
(1) Umur ibu kurang dari 20 tahun,
(2) Jumlah anak usia kurang dari 2 tahun ada dua atau lebih,
(3) Ibu/pengasuh tidak tahu mengenai kebutuhan anak dan sulit menerima pesan-pesan kesehatan, yang ditandai antara lain:: tidak tahu mengenai hal-hal umum yang diketahui oleh masyarakat, tidak dapat memahami petunjuk-petunjuk kesehatan yang sebenarnya, tidak dapat menjawab pertanyaan yang biasanya dapat dijawab para ibu mengenai anaknya,
(4) Ibu/pengasuh anak mengalami gangguan mental atau tekanan jiwa yang berat ditandai oleh antara lain sebagai berikut: tampak putus asa, mudah menangis, bereaksi sangat lambat, acuh pada sekitarnya, perilaku aneh, suka tertawa sendiri, gelisah, mondar-mandir tanpa tujuan,
(5) Ibu/pengasuh anak mengabaikan anak atau acuh terhadap tumbuh kembang anak, antara lain ditandai: menjelek-jelekkan anak, memukul anak suatu persoalan kecil, tidak mengetahui data tentang anak yang pada umumnya diketahui oleh para ibu, misalnya: kapan anak diimunisasi, penyakit yang pernah diderita anak, memperlihatkan sikap tidak senang dalam pembicaraan terhadap anaknya,
(6) Rumah yang kacau dan kotor,
(7) Ayah sering melakukan kejahatan, minum alkohol, atau ada gangguan jiwa, sering mabuk,
(8) Hubungan suami isteri yang buruk, yang ditandai oleh orangtua sering bertengkar di depan anak-anak, fekerasan fisik antara orangtua, suami sering memukul isteri,
(9) Kemiskinan yang ditandai oleh hal-hal sebagai berikut: lingkungan tempat tinggal yang buruk, lantai tanah, atap bocor, gubuk buruk, alat makan yang dipakai tidak mencukupi untuk seluruh anggota keluarga perlengkapan tidur tidak mencukupi, tidak mempunyai baju ganti, makanan yang disediakan secara kuantitas dan kualitas tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh. Sementara kekurangan gizi dalam makanan menyebabkan pertumbuhan anak terganggu yang akan mempengaruhi perkembangan seluruh dirinya.
Fungsi Keluarga dalam Kebutuhan dasar Anak:
A. Asuh (Kebutuhan Fisik-Biomedis)
1. Nutrisi yang mencukupi dan seimbang
2. Perawatan kesehatan dasar
3. Pakaian
4. Perumahan
5. Higiene diri dan lingkungan
6. Kesegaran jasmani (olahraga dan rekreasi)
B. Asih (Kebutuhan emosi dan kasih sayang)
1. Kasih sayang orang tua
2. Rasa aman
3. Harga diri
4. Dukungan atau dorongan
5. Mandiri
6. Rasa memiliki
7. Kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesempatan dan pengalaman
C. Asah ( Kebutuhan Stimulasi)
Stimulasi adalah adanya perangsanagn dari lingkungan luar anak yang berupa latihan atau bermain. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang mendapat stimulasi.
Pengaruh asuhan nenek yang sudah tua dan sering batuk-batuk terhadap anak di skenario ?
Anak-anak adalah orang yang cukup rentan terhadap banyak penyakit. Aktifitasnya yang aktif seringkali menyebabkan anak tidak bisa memelihara kesehatan tubuhnya sendiri. Orang tualah yang harus bisa memonitor semua kegiatan dan kesehatan anaknya sehingga mereka memiliki daya tahan yang kuat. Nenek yang mengasuh sering batuk-batuk, apabila sang nenek menderita TBC ini sangat berbahaya bagi anak tersebut. Penyakit ini bisa timbul oleh anak yang mengisap udara yang mengandung kuman TBC. Beberapa gejala awalnya adalah gampang jatuh sakit, batuk terus-menerus, atau berat badan tidak naik/turun tanpa sebab. Anak ini bisa terjangkit penyakit apabila yang menularkan batuk, bersin, atau berteriak. TBC sangat berbahaya bagi anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Apalagi bila anak tersebut memiliki daya tahan tubuh yang lemah.
MIFTAH RIZQI
20117301
STATUS GIZI DAN ASUPAN PADA PASIEN DI SKENARIO, APAKAH MAKANAN YANG DIMAKAN SUDAH SESUAI DENGAN KEBUTUHAN GIZI BALITA PADA UMUMNYA
Skenario : Seorang anak laki-laki umur 24 bulan BB 8,5 kg PB 72 cm
Standar antopometri penilaian status gizi anak
Indeks-3SD-2SD-1SDMedian1SD2SD3SD
BB/U8.69.710.812.213.615.317.1
TB/U78.081.084.187.190.293.296.3
BB/TB7.17.78.39.09.810.711.7
PB/U78.781.784.887.890.993.997.0
noIndeks yang dipakaiBatas pengelompokanSebutan status gizi
1BB/U< -3SD
-3SD s/d < -2SD
-2SD s/d +2SD
> +2SDGizi buruk
Gizi kurang
Gizi baik
Gizi lebih
2TB/U< -3SD
-3SD s/d < -2SD
-2SD s/d +2SD
> +2SDSangat pendek
Pendek
Normal
Tinggi
3BB/TB< -3SD
-3SD s/d < -2SD
-2SD s/d +2SD
> +2SDSangat kurus
Kurus
Normal
gemuk
Penentuan status gizi dilakukan berdasarkan berat badan (BB) menurut panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) (BB/PB atau BB/TB). Grafik pertumbuhan yang digunakan sebagai acuan ialah grafik WHO 2006 untuk anak kurang dari 5 tahun dan grafik CDC 2000 untuk anak lebih dari 5 tahun.
Grafik WHO 2006 digunakan untuk usia 0-5 tahun karena mempunyai keunggulan metodologi dibandingkan CDC 2000. Subyek penelitian pada WHO 2006 berasal dari 5 benua dan mempunyai lingkungan yang mendukung untuk pertumbuhan optimal. Untuk usia di atas 5 tahun hingga 18 tahun digunakan grafik CDC 2000 dengan pertimbangan grafik WHO 2007 tidak memiliki grafik BB/TB dan data dari WHO 2007 merupakan smoothing NCHS 1981. (IDAI)PEMBERIAN MAKANAN ANAK UMUR 0-24 BULAN :
a. Makanan bayi umur 0 6 bulan
b. Makanan bayi umur 6 9 bulan
c. Makanan anak umur 9 12 bulan
d. Makanan anak umur 12 24 bulan
A. Makanan bayi umur 0-6 bulan : Hanya ASI saja ( ASI Eksklusif )
Berikan kolostrum : Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan berwarna kekuning-kuningan. Kolostrum mengandung zat-zat gizi dan zat kekebalan yang tinggi.
ASI diberikan 8 10 kali setiap hari.
B. Makanan bayi umur 6 bulan :
Pemberian ASI diteruskan.
Bayi mulai diperkenalkan dengan makanan berbentuk lumat halus karena bayi sudah memiliki reflek mengunyah. Contoh antara lain : bubur susu, biskuit yang ditambah air atau susu, pisang dan pepaya yang dilumatkan. Berikan sedikit demi sedikit mulai dengan jumlah 1-2 sendok makan, 1-2 kali sehari. Berikan untuk beberapa hari secara tetap, kemudian baru dapat diberikan jenis makanan yang lainnya.
Perlu diingat tiap kali berikan ASI lebih dulu , agar ASI dimanfaatkan seoptimal mungkin.
C. Makanan bayi umur 6-9 bulan :
Pemberian ASI diteruskan.
Pada umur 6 bulan keadaan alat cerna sudah semakin kuat oleh karena itu, bayi mulai diperkenalkan dengan makanan lumat 2 x sehari.
Setiap kali makan, berikanlah makanan bayi dengan takaran paling sedikit sbb :
Umur 6 bulan : beri 6 sendok makan
Umur 7 bulan : beri 7 sendok makan
Umur 8 bulan : beri 8 sendok makan
Umur 9 bulan : beri 9 sendok makan
D. Makanan bayi umur 9-12 bulan :
Berikan makanan selingan 1 kali sehari. Pilihlah makanan selingan yang bernilai gizi tinggi, seperti bubur kacang ijo, buah, dll. Usahakan agar makanan selingan dibuat sendiri agar kebersihannya terjamin.
Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan. Campurkanlah ke dalam makanan berbagai lauk pauk dan sayuran secara berganti-ganti.
E. Makanan anak umur 12-24 bulan :
Pemberian ASI diteruskan. Pada periode umur ini jumlah ASI sudah berkurang.
Pemberian makanan sekurang-kurangnya 3 kali sehari dengan porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan.
Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan padanan bahan makanan. Misalnya nasi diganti dengan: mie, bihun, roti, kentang, dll. Hati ayam diganti dengan: tahu, tempe, kacang ijo, telur, ikan. Bayam diganti dengan: daun kangkung, wortel, tomat. Bubur susu diganti dengan: bubur kacang ijo, bubur sumsum, biskuit, dll.
Kesimpulan:
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa status gizi pasien di skenario masih normal dengan melihat penilaian BB/TB.
Asupan gizi pasien baik, walaupun diberikan susu formula yang sering tetapi sangat disayangkan pemberian ASI yang hanya sampai 3 bulan sedangkan anjuran ASI eksklusif adalah 6 bulan. Karena > 6 bln dibutuhkan asupan protein hewani lebih banyak minimal 1 butir telur sehari, pada skenario pasien diberi tahu, tempe, telur, dan ayam.
DEBI LAILATUL RAHMI
2011730128
GUSTIAYU PUTRI PITOYO
2011730138INTERPRETASI UKURAN LINGKAR KEPALA ANAKDengan mengukur dan memantau pertumbuhan ukuran lingkar kepala bayi, kelainan-kelainan yang mungkin saja terjadi pada otak akan segera bisa dideteksi, seperti mikrosefali yaitu ukuran lingkar kepala lebih kecil dari ukuran lingkar kepala normal atau makrosefali ukuran lingkar kepala lebih besar daripada ukuran lingkar kepala normalnya.
Lingkaran kepala bayi baru lahir di Indonesia 33 cm (di negara maju 35 cm), kemudian pada umur 1 tahun menjadi 44 cm (di negara maju 47 cm). Pada umur 10 tahun menjadi 53 cm dan pada orang dewasa 55-58 perubahan dalam pertumbuhan otak.
Perkembangan Normal ukuran lingkar kepala bayi Pada bayi baru lahir (0 bulan) : ukuran lingkar kepala normal adalah34 35cm.
Pada bayi usia 0 3 bulan : akan terjadi penambahan ukuran lingkar kepala sebesar 2 cm per bulannya
Pada bayi usia 4 6 bulan : akan bertambah 1 cm per bulannya
Pada bayi usia 6 12 bulan : ukuran lingkar kepala akan bertambah 0,5 cm per bulan
Pada bayi usia 12 24 bulan (1 2 tahun) : ukuran lingkar kepala akan bertambah 2 cm per tahun
MIKROSEFALI DAN MAKROSEFALIGangguan ukuran kepala dikatakan tidak normal bila besar lukuran lingkar kepala bayi kurang atau lebih dari 2 Standard Deviasi sesuai usia menurut skala Nelhaus. Jika ukuran lingkar kepala bayi lebih kecil dengan perbedaan sebesar 2 standar deviasi dari ukuran normal, maka disebut kelainan mikrosefali. Namun, bila ukuran lingkaran kepala si bayi lebih besar daripada ukuran normalnya, disebut makrosefali.
Mikrosefali atau gangguan pertumbuhan lingkar kepala yang kurang sesuai normal sering disebabkan gangguan saat dalam kandungan bisa karena infeksi kehamilan seperti infeksi TORCH (toksoplasma, rubella, sitomegalo virus, dan herpes), kelainan kromosom atau kelainan genetik. Penyebab lainnya karena gangguan secara keseluruhan, pertumbuhan fisik bayi kecil maka kepalanya juga kecil. Hal ini biasanya disebabkan karena faktor genetik atau asupan gizi ibu ke bayi kurang.
Kelainan mikrosefali bisa mempengaruhi kemampuan otak bayi. Jika perkembangan otak tidak sempurna, maka kemampuan berpengaruh pada kemampuan intelegensi, kemampuan motorik, kemampuan emosi, sosial, dan sebagainya.
Bila ukuran lingkaran kepala si bayi lebih besar daripada 2 standar ukuran normal dikatakan kelainan makrosefali. Sebenarnya hanya sebagian kecil kasus makrosefali yang termasuk normal. Sebagian besar kasus makrosefali disebabkan karena hidrosefalus, yaitu kepala besar karena cairan di dalam otaknya berlebihan. Bila dicurigai kelainan makrosefali harus pula dilakukan pemeriksaan penuinjang lainnya karena kita tidak bisa menduga kelainan struktur di dalam otaknya. Untuk mengetahui kelainan hidrosefalus dan ganguan lainnya dapat dilakukan pemeriksaan USG atau CT-scan.
Hidrosefalus adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal) atau akumulasi cairan serebrospinal dalam ventrikel serebral, ruang subarachnoid, atau ruang subdural. Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital.
Pada skenario diketahui anak laki-laki lahir dengan lingkar kepala 33 cm, itu merupakan ukuran normal lingkar kepala seorang anak laki-laki saat lahir. Kemudian karena pasien jarang dibawa ke posyandu, anak tersebut baru di ukur kembali saat usia 12 bulan lingkaran kepalanya yaitu 47,5 cm, ukuran tersebut masih merupakan ukuran normal lingkar kepala bayi seusianya. Namun pada usia 24 bulan ukuran lingkar kepala anak laki-laki tersebut 52 cm, sedangkan saat 23 bulan lingkar kepala masihh 51 cm, terdapat kenaikan 1 cm hanya dalam jangka waktu 1 bulan, sehingga pada kurva menunjukan +2 SD.
INTERPRETASI UKURAN ANTROPOMETRI ANAKPada bayi baru lahir besar kepala merupakan panjang badan, sedangkan anggota gerak kira-kira panjang badan.
Panjang badan, umur:
1 tahun= 1 x panjang lahir
4 tahun= 2 x panjang lahir
6 tahun= 1 x panjang umur 1 tahun
13 tahun= 3 x panjang lahir
Dewasa= 2 x panjang umur 2 tahun
Formula berat badan yang digunakan untuk menentukan berat badan adalah:
Berat badan= 8 + 2n Kg
Keterangan: n= jumlah umur dalam tahun
Berat badan, umur:
1 tahun= 3 x berat badan lahir
2 tahun= 4 x berat badan lahir
6 tahun= 2 x berat badan umur 1 tahun
UmurBerat (dalam gram)Tinggi (dalam cm)
Standard80% StandardStandard80% Standard
Lahir34002.70050,540,40
1 bulan43003.40055,044,00
2 bulan50004.00058,046,40
3 bulan57004.60060,048,00
4 bulan6.3005.50060,548,40
5 bulan6.9005.50064,551,60
6 bulan7.4005.90066,052,80
7 bulan8.0006.40067,554,00
8 bulan8.4006.70069,055,20
9 bulan8.9007.10070,556,40
10 bulan9.3007.40072,057,60
11 bulan9.6007.70073,558,80
12 bulan9.9007.90074,559,60
1 th 3 bln10.6008.50078,062,40
1 th 6 bln11.3009.00081,565,20
1 th 9 bln11.9009.50084,567,60
2 th 0 bln12.4009.90087,069,60
2 th 3 bln12.90010.30089,571,60
2 th 6 bln13.50010.80092,073,60
2 th 9 bln14.00011.20094,075,20
3 th 0 bln14.50011.60096,076,80
3 th 3 bln15.00012.00098,078,40
3 th 6 bln15.50012.40099,579,60
3 th 9 bln16.00012.800101,581,20
4 th 0 bln16.50013.200103,582,80
4 th 3 bln17.00013.600105,084,00
4 th 6 bln17.40013.900107,085,60
4 th 9 bln17.90014.300108,086,40
5 th 0 bln18.40014.700109,087,20
Sumber: Direktorat Kesehatan Gizi, Departemen Kesehatan RI
Berdasarkan data yang dikeluarkan Direktorat Kesehatan Gizi Depkes RI untuk anak usia 0-5 tahun tanpa dibedakan jenis kelaminnya, pada usia tertentu harus memiliki tinggi badan ideal dengan plus minus 2 standar deviasi. Manusia tidak seperti barang produksi pabrik. Manusia memiliki variasi yang luas. Karena itulah diberi toleransi +2 standar deviasi dan -2 standar deviasi dari nilai rata-rata.
Bayi lahir dengan berat badan rata-rata 3000 gram dan panjang badan 48 cm di Indonesia. Pada skeario, bayi lahir dengan berat badan 2900 gram dan panjang badan 49 cm. Berat badan tersebut masih dapat dikatakan normal karena bayi dikatakan BBLR bila berat badannya kurang dari 2500 gram. Panjang badan pada skenario juga dalam atas normal. Kemudian pada usia 12 bulan berat badan pasien 6,7 kg, seharusnya berat badan pasien normalnya 9,9 kg atau 7,9 kg. Sedangkan tinggi badannya hanya 65 cm, normalnya adalah 74,5 cm atau 59,60 cm.
YUNNISA PUTRI RIYANTI
2011730161
PENYEBAB ANAK SERING MENGALAMI BATUK, PILEK , DEMAM SERTA MENCRET
Hal yang berpengaruh jika di hubungkan dengan skenario :
Status gizi pada bayi ini dipengaruhi oleh kesediaan pangan dalam keluarga (yang dipengaruhi pendapatan keluarga), infeksi penyakit pada bayi seperti batuk pilek pada bayi ini, perilaku asuhan anak (tidak mendapatkan sinar matahari cukup, nenek yang batuk batuk) dan pengetahuan gizi untuk bayi.Bayi ini juga tidak mendapatkan imunisasi yang lengkap karena belum mendapatkan imunisasi campak dan imunisasi DPT yang masih kurang. Akibatnya anak bisa lebih rentan terhadap penyakit sehingga bisa mendapat penyakit batuk pilek. Bayi ini juga tidak mendapatkan ASI eksklusif. ASI hanya sampai usia 3 bulan dan selanjutnya digantikan oleh susu formula.
Pemberian makanan padat pada usia 4 bulan berbahaya karena bisa menimbulkan pengendapan zat makanan pada lambung, menimbulkan infeksi dan juga bisa menyebabkan obstruksi usus karena pada umur 3 bukan, keadaan saluran pencernaan belum sempurna: gerakan peristaltik usus yang masih belum baik karena saraf-saraf intrinsik usus masih dalam proses pematangan.
Mencret / diare penyebabnya bisa karena faktor infeksi bakteri , virus, parenteral, faktor malabsorbsi, faktor makanan dan psikologis. Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
Gangguan osmotic : akibatnya terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi. Sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Gangguan sekresi : akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Gangguan motilitas usus : hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltic usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.
PENYEBAB TERJADI KEJANG TANPA DEMAMKejang tanpa demam bisa berasal dari kelainan di otak, bukan berasal dari otak, atau faktor keturunan,
1) Kelainan neurologis Setiap penyakit atau kelainan yang mengganggu fungsi otak bisa menimbulkan bangkitan kejang.Contoh, akibat trauma lahir, trauma kepala, tumor otak, radang otak, perdarahan di otak, atau kekurangan oksigen dalam jaringan otak (hipoksia).
2) Bukan neurologis Bisa disebabkan gangguan elektrolit darah akibat muntah dan diare, gula darah rendah akibat sakit yang lama, kurang asupan makanan, kejang lama yang disebabkan epilepsi, gangguan metabolisme, gangguan peredaran darah, keracunan obat/zat kimia, alergi dan cacat bawaan.
3) Faktor keturunan Kejang akibat penyakit lain seperti epilepsi biasanya berasal dari keluarga yang memiliki riwayat kejang demam sama. Orang tua yang pernah mengalami kejang sewaktu kecil sebaiknya waspada karena anaknya berisiko tinggi mengalami kejang yang sama.
Epilepsi adalah istilah umum untuk kecenderungan untuk mengalami kejang. Epilepsi biasanya didiagnosis hanya setelah seseorang mengalami lebih dari satu kejang.
Ketika diidentifikasi, penyebab epilepsi biasanya melibatkan beberapa bentuk cedera pada otak. Namun bagi kebanyakan orang, penyebab epilepsi masih tidak diketahui.
Kejang dan Epilepsi
Kejang terjadi ketika ledakan impuls listrik di otak melewati batas normal mereka. Impuls listrik menyebar ke daerah tetangga dan menciptakan badai listrik yang tidak terkendali. Impuls listrik dapat ditransmisikan ke otot, menyebabkan berkedut atau kejang.
Penyebab Epilepsi : Ada sekitar 180.000 kasus baru epilepsi setiap tahun. Sekitar 30% terjadi pada anak-anak. Epilepsi paling sering terjadi pada anak-anak dan manula.
Hanya sebagian kecil kasus epilepsi yang diketahui jelas penyebabnya. Beberapa penyebab utama epilepsi meliputi:
kurang/rendahnya oksigen saat dilahirkan
Kepala mengalami cedera dalam proses kelahiran
Kepala cedera saat anak-anak/dewasa
tumor otak
kondisi genetik yang mengakibatkan cedera otak, seperti tuberous sclerosis
infeksi seperti meningitis atau ensefalitis
stroke atau jenis lain dari kerusakan otak
kadar abnormal zat-zat dalam tubuh seperti natrium atau gula darah
Sekitar 70% dari semua kasus epilepsi pada orang dewasa dan anak-anak, penyebabnya tidak pernah dapat ditemukan.
Penyebab Kejang
Meskipun penyebab epilepsi biasanya tidak diketahui, namun beberapa faktor diketahui sebagai penyebab kejang pada penderita epilepsi. Menghindari pemicu ini dapat membantu menghindari kejang dan hidup lebih mudah dengan epilepsi:
Tidak meminum obat sesuai jadwal dan dosis yang ditetapkan
alkohol
kokain atau penggunaan narkoba lainnya, seperti ekstasi
kurang tidur
obat lain yang mengganggu kerja obat epilepsi
Satu dari setiap dua wanita penderita epilepsi, kejang cenderung terjadi pada masa menstruasi. Mengubah atau menambahkan obat-obatan tertentu sebelum periode menstruasi dapat membantu menghindari kejang
M. KAMARDI
2011730152
GANGGUAN/KELAINAN/PENYAKIT YANG DAPAT MEMPENGARUHI TUMBANG ANAK SECARA UMUM
1. Gangguan bicara dan bahasa. Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak. Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada system lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, motor, psikologis, emosi dan lingkungan sekitar anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan bicara danberbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.2. Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus). Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.3. Cerebral palsy. Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.4. Sindrom Down. Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal. Beberapa faktorseperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan keterampilan untuk menolong diri sendiri.5. Perawakan Pendek. Short stature atau Perawakan Pendek merupakan suatu terminologi mengenai tinggibadan yang berada di bawah persentil 3 atau -2 SD pada kurva pertumbuhan yang berlakupada populasi tersebut. Penyebabnya dapat karena varisasi normal, gangguan gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.6. Gangguan Autisme. Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.7. Retardasi Mental. Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah (IQ < 70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.
8. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH). Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas. KELAINAN APA YANG DIALAMI ANAK DALAM SCENARIO
M. THANTHAWI JAUHARI
20117301Tingkah laku bayi dan anak sampai umur 5 tahun.
Umur Motor behaviorAdaptive LanguageSocial
4 minggu Kepala merabah
Tangan mengepal Melihat sekitarnya
Mata mengikuti gerak-gerik tetapi terbatas Bersuara
Memperhatikan bel Melihat muka orang
16 minggu Kepala tidak merebah lagi
Letaknya simetrik
Tangan terbuka Mengikuti gerak-gerik
Melihat dan memegang bila diberikan Tertawa
Membikin dan mendengarkan suara Bermain dengan tangan dan pakaian
Mengenal botol
Bersiap-siap untuk makan
28 minggu Duduk dengan sokongan kedua tangan
Memegang kubus
Melihat dan menyentuh kancing Memindahkan kubus dari tangan satu ke tangan lainnya Berteriak dengan senang membuat suara
Mendengarkan suaranya sendiri Bermain dengan kaki mainan
Bersiap-siap untuk makan
40 minggu Duduk tanpa sokongan
Merangkak
Mengangkat badan dengan kaki Bermain dengan 2 kubusyg satu disenthkan dengan yg lain Mengucapkan 1 perkataan
Memperhatikan namanya Dapat bermain yg mudah
Dapat makan biscuit sendiri
1 tahun Berjalan dengan bantuan
Duduk bersila
Mengetahui arti kancing
Memasukkan dan mengambilnya dari botol Memindahkan kubus kedalam cangkir Dapat mengucapkan 2 atau lebih perkataan Membantu waktu berpakaian
Memberikan mainan bila diminta
1,5 tahun Berjalan tanpa jatuh
Duduk sendiri dikursi kecil
Menyusun tumpukan dengan 3 kubus Mengeluarkan kancing dari botol
Meniru coretan potlot lurus Berkata-kata tanpa arti
Mengenal gambar Dapat memakai sendok dengan sedikit tumpah
Kencing dan buang air teratur
2 tahun Berlari
Menyusun tumpukan dari 6 kubus Meniru coretan potlot lingkaran Memakai perkataan yg tidak berarti
Mengerti beberapa petunjuk mudah Dapat mengatakan hendak buang air atau kencing
Bermain boneka
3 tahun Berdiri dengan kaki satu tanpa jatuh
Membuat tumpukan dengan 10 kubus Membuat jemabtan dengan 3 kubus
Meniru gambar silang Berbicara lengkap dalam kalimat
Menjawab pertanyaan yg mudah Memakai sendok dengan baik
Memakai sepatu sendiri
Berjalan kian kemari
4 tahun Berjinjit Membuat pintu gerbang dengan 5 kubus
Menggambar orang Memakai kata penghubung
Mengetahui kata tambahan Dapat mencuci dan mengeringkan muka
Dapat disuruh mengerjakan sesuatu
Bermain bersama-sama
5 tahun Berjinjit dengan kaki berganti-gantian Dapat menghitung 10 sen Berbicara lancer
Bertanya: mengapa? Dapat memakai pakaian tanpa bantuan
Bertanya arti perkataan
ALDILA
2011730120
CARA PENILAIAN TUMBUH KEMBANG PADA ANAKPertumbuhan dan perkembangan adalah sesuatu yang berbeda namun sangat erat kaitannya. Pertumbuhan adalah erat kaitannya dengan perubahan jumlah, ukuran, berat, besar, dimensi fisik, sesuatu yang dapat diukur secara periodik seperti : berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, dll. Sedangkan perkembangan adalah semakin bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang sangat kompleks yang merupakan proses dari pematangan yaitu otak dan organ-organ dalam.
A. KPSP
Formulir KPSP adalah alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
Cara menggunakan KPSP : Isi formulir KPSP pada setiap usia berbeda-beda. Formulir KPSP hanya terdiri dari usia 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 72 bulan. Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah yang lebih kecil dari usia anak.
Contoh: bayi umur umur 7 bulan maka yang digunakan adalah KPSP 6 bulan. Bila anak ini kemudian sudah berumur 9 bulan yang diberikan adalah KPSP 9 bulan.
KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu :
1. Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak. Contoh : dapatkah bayi makan kue sendiri?
2. Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh : pada posisi bayi anda terlentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk
Baca dulu dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang ada. Bila tidak jelas atau ragu-ragu tanyakan lebih lanjut agar mengerti sebelum melaksanakan. Pertanyaan dijawab berurutan satu persatu. Setiap pertanyaan hanya mempunyai satu jawabanyaatautidak. Teliti kembali semua pertanyaan dan jawaban.
Interpretasi hasil KPSP Hitung jawaban ya (bila dijawabbisaatauseringataukadang-kadang)
Hitung jawabab tidak (bila jawabanbelum pernahatautidak pernah)
Bila jawaban ya = 9-10,perkembangan anak sesuai dengan tahapan perkembangan (S) Bila jawaban ya = 7 atau 8,perkembangan anak meragukan (M) Bila jawaban ya = 6 atau kurang,kemungkinan ada penyimpangan (P).
Rincilah jawaban tidak pada nomer berapa saja.
Untuk anak dengan perkembangan sesuai (S) Orangtua/pengasuh anak sudah mengasuh anak dengan baik.
Pola asuh anak selanjutnya terus lakukan sesuai dengan bagan stimulasi sesuaikan dengan umur dan kesiapan anak.
Keterlibatan orangtua sangat baik dalam tiap kesempatan stimulasi. Tidak usah mengambil momen khusus. Laksanakan stimulasi sebagai kegiatan sehari-hari yang terarah.
Ikutkan anak setiap ada kegiatan posyandu.
Untuk anak dengan perkembangan meragukan (M)
Konsultasikan nomer jawaban tidak, mintalah jenis stimulasi apa yang diberikan lebih sering .
Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu untuk mengejar ketertinggalan anak.
Bila anak sakit lakukan pemeriksaan kesehatan pada dokter/dokter anak. Tanyakan adakah penyakit pada anak tersebut yang menghambat perkembangannya.
Lakukan KPSP ulang setelah 2 minggu menggunakan daftar KPSP yang sama pada saat anak pertama dinilai.
Bila usia anak sudah berpindah golongan dan KPSP yang pertama sudah bisa semua dilakukan. Lakukan lagi untuk KPSP yang sesuai umur anak.
Lakukan skrining rutin, pastikan anak tidak mengalami ketertinggalan lagi.
Bila setelah 2 minggu intensif stimulasi, jawaban masih (M) = 7-8 jawaban ya. Konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau ke rumah sakit dengan fasilitasklinik tumbuh kembang.
Kuisioner pra skrinning pertumbuhan pada usia 24 bulan
1. Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah tangga, apakah anak meniru apa yang anda lakukan?
2. Apakah anak dapat meletakkan 1 buah kubus di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 5 cm.
3. Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang mempunyai arti selain "papa" clan "mama"?
4. Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa kehilangan keseimbangan?(anda mungkin dapat melihatnya ketika anak menarik mainannya).
5. Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti: baju, rok, atau celananya? (topi clan kaos kaki tidak ikut dinilai).
6. Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab ya jika ia naik tangga dengan posisi tegak atau berpegangan pada dinding atau pegangan tangga. Jawab tidak jika ia naik tangga dengan merangkak atau anda tidak membolehkan anak naik tangga atau anak harus berpegangan pada seseorang.
7. Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkah anak menunjuk dengan benar paling sedikit satu bagian badannya (rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian badan yang lain)?
8. Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah?
9. Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta?
10. Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis) ke depan tanpa berpegangan pada apapun? Mendorong tidak ikut dinilai.
B. Kurva Denver II
Denver Developmental Screening Test(DDST) adalah sebuah upaya melakukan penilaian yang umum digunakan untuk memeriksa anak-anak usia 0-6 tahun dalam mendeteksi kemajuan perkembangan mereka.Nama Denver diambil, karena tes pemeriksaan ini diciptakan diUniversity of Colorado Medical Center di Denver.
Keterlambatan perkembangan ataupun masalah-masalah dalam dalam perkembangan, diperkirakan mencapai hingga 15% dari jumlah anak-anak dibawah diantara usia 0 hingga 5 tahun. (survey di denver) Ini termasuk keterlambatan dalam bicara dan perkembangan bahasa, perkembangan motorik, perkembangan sosial-emosional dan perkembangan kognitif. Dan hanya setengahnya yang dapat terdeteksi. Kebanyakan, pada awalnya, justru orang tuanya sendiri yang melihat adanya ketidak sempurnaan perkembangan dalam tubuh putra/inya. Sayangnya dari sekian banyak orang tua yang telah menyadari, hanya sedikit dari mereka yang mengambil langkah penanganan secara serius.
Oleh karena itu DDSC merupakan sebuah alat pendeteksi yang sangat tepat dan rinci untuk mengetahui perubahan hal yang paling kecil dalam perkembangan anak. Melibatkan orang tua dalam proses pengamatannya, dapat bersifat fleksibel dan secara berkesinambungan.
DDST , yang digunakan untuk menguji perkembangan bayi dan balita, ini meliputi beberapa jenis tes yaitu:
I. The Neonatal Behavior Assessment Scale (NBAS) yang disusun oleh dokter anak Harvard T. Berry Brazleton dan lebih dikenal sebagai Brazleton; Digunakan untuk memantau perkembangan dan pertumbuhan bayi pada usia 0 hingga 2 bulan.
II. The ELM (Early Languange Milestone) untuk batita usia 0 hingga 3 tahun.
III. The CAT (Clinical Adaptive Test) and CLAMS (Clinical Linguistic and Auditory Milestone Scale) Untuk batita usia 0 hingga 3 tahun
IV. The Infant Monitoring System untuk anak usia 4 hingga 36 bulan
V. The Early Screening Inventory untuk anak usia 3 hingga 6 tahun.
VI. The Peabody Picture Vocabulary Test (The Peabody) untuk anak-anak usia 2 1/2 hingga 4 tahun.
Dalam pelaksanaannya, Denver Development Screening Test, menguji sampai dengan 125 hal. Yang dibagi menjadi empat bagian:
1. AspekSosial / pribadi: aspek sosialisasi di dalam dan di luar rumah, misalnyatersenyum kepada orang lain
2. Pengembangan dari Motorik Halus: misalnya tentang mata dan atau bersama tangan berkoordinasi, dan manipulasi benda kecil, misalnyamenggenggam dan menggambar
3. Aspek Bahasa: produksi suara, kemampuan untuk mengenali, memahami, dan penggunaan bahasa, misalnyakemampuan untuk menggabungkan kata-kata
4. Pengembangan Motorik kasar, fungsi: kontrol motor, duduk, berjalan, melompat, dan gerakan lainnya
Semua penelitian mencakup perkembangan dan pertumbuhan bayi dari lahir hingga berumur 6 tahun.Apa yang
Yang terisitimewa dari Denver Test adalah :
Perbandingan perkembangan dan pertumbuhan Denver Test, menggunakan lebih dari 2.000 anak-anak yang berada di populasi standar, seperti kurva pertumbuhan.
Menggunakan sub-sampel (ras, orang tua kurang berpendidikan, jenis kelamin dan tempat tinggal), yang bervariasi jumlah klinisnya. Yang signifikan dari sampel komposit dan diidentifikasi dgn kebiasaan hidup mereka (dapat dilihat dalam petunjuk manual)
Digunakan berbagai macam item standar untuk memberikan gambaran singkat tentang perkembangan anak.
Hal ini juga berisi skala penilaian perilaku.
Pengujian ini terutama didasarkan pada pengamatan langsung suatu pemeriksaan. Bukan berdasarkan asumsi orangtua semata.
Pengaplikasian DDST dalam pemeriksaan sangatlah mudah karena
Tidak ada pelatihan khusus yang diperlukan.
Tes ini hanya memakan waktu sekitar 20 menit untuk mengelola dan menafsirkan.
Mungkin ada beberapa variasi dalam waktu yang diambil, tergantung pada usia dan kerjasama anak.
Wawancara dapat dilakukan oleh hampir siapa saja yang dapat bekerjasama dengan anak-anak hingga profesional medis.
Item dicatat melalui pengamatan langsung dari anak. Ditambah, untuk beberapa hal penting, laporan dari sang ibu tentang sampai sejauh mana kemampuan anak melakukan tugas yang diberikan.
Balita dan bayi, dapat duduk di pangkuan ibu mereka, ketika menjalani pemeriksaan.
Pengujian diberikan secara perlahan-lahan.
Tujuan penilaian dengan menggunakan berbagaimacam metoda adalah untuk lebih berfokus pada usia anak.Untuk bayi yang baru lahir, pengujian digunakan untuk mendeteksi masalah-masalah neurologis, seperti cerebral palsy.Untuk bayi, pengujian sering berfungsi untuk meyakinkan orang tua tentang kondisi anak. Atau untuk mengidentifikasi dini. Dengan demikian akan dapat dilakukan pendekatan dan penanganan lebih awal pada setiap masalah. Kemudian pada masa kanak-kanak, pengujian dapat membantu masalah-masalah akademik dan sosial. Kesemuanya itu jika dirangkumkan dapat menggambarkan sifat-sifat anak, kelemahan dan kekuatannya. Diharapkan setelah menjalani test DDST akan makin besar kesempatan bagi anak-anak untuk meraih masa depan yang lebih baik.
B. KMS
Sejak tahun 2008 KMS balita yang digunakan di Indonesia berdasarkan Standar Antropometri WHO 2005 (Untuk data antropometri terbaru 2006 bisa buka link dariWHOatau CDCini). Dalam KMS terdapat jalur-jalur warna yang mewujudkan pola pertumbuhan anak tersebut. Pada prinsipnya setiap anak memiliki kecepatan pertumbuhan sendiri-sendiri namun polanya tetap sama.
Berdasarkan informasi dari KMS, Ibu dapat mengetahui indeks berat badan menurut umur (BB/U). Berat badan menggambarkan masa tubuh (otot dan lemak) yang sensitif terhadap perubahan yang mendadak seperti keadaan sakit infeksi, penurunan nafsu makan atau penurunan jumlah makanan yang dikonsumsi. Untuk mengetahui pertumbuhan anak diperlukan minimal3 kali pengukuran. Bisa saja berpatokan pada 2 kali pengukuran namun ini tidak ideal. Berbeda dengan status giziyang bisa ditentukan secaraon the spotatau 1 kali pengukuran (akan dibahas pada artikel selanjutnya). Jadi intinya yang disebut tumbuh tidak bisa hanya melihat asal berat badan naik saja. Pertumbuhan tersebut mungkin akan tergambar sebagai salah satu tiga garis lengkung berikut, yaitu:
1. Garis berat badan yang menanjak dengan keterangan teruskan dibulan berikutnya, menyatakan bahwa anak tumbuh baik dan sehat.
2. Garis berat badan yang cenderung rata selama dua bulan, atau menanjak tetapi tidak mengikuti pola pertumbuhan pada KMS, menyatakan bahwa anak kurang mendapat makanan yang memadai, seperti lebih banyak makanan selama bulan berikutnya.
3. Garis berat badan yang menurun menyatakan bahwa ibu harus mencari nasihat khusus dan memastikan bahwa anak balita tidak sakit, harus diberikan makanan dan gizi tambahan selama bulan berikutnya.Catatan: Pada bulan-bulan pertama pertumbuhan berat badan bayi yang mendapat ASI eksklusif mungkin saja berjalan lambat. Hal ini bisa diatasi dengan memperbaiki proses menyusui tersebut (lihatartikelterkait ini). Dengan (mencari) bantuan yang tepat, proses penyusuan dapat terus dilanjutkantanpa pemberian susu formulaJika kurva pertumbuhan anak mengikuti pola seperti gambar diatas (warna biru) dikatakan pertumbuhan normal walaupun kenaikan berat badan selalu berada pada area kuning. Pertumbuhan dikatakan normal atau baik jika berat badan, panjang (tinggi) badan, dan lingkar kepala naik pada pengukuran berikutnya. Khusus untukberat badanlebih tepatnya jika:
Berada pada pita warna yangsamadengan bulan lalu
Ataunaiksedikitpada pita warnadiatasnya.
Prinsip dasarnya adalah usahakan pertumbuhan berada pada pita yang sama.
Kurva merah pada gambar 2 menunjukkan pertumbuhan yang terganggu walaupun tampak ada kenaikan berat badan. Dapat pula dikatakan anaktidak tumbuh. Pada pola seperti ini jika pada pengukuran bulan berikutnya berat badan masih menurun dan bahkan masuk area kuning anak dikatakangagal tumbuh(failure to thrive), Ibu harus segera konsultasi pada dokter spesialis anak.
Sedangkan berat badantidak naiksendiri dapat dikategorikan menjadi tiga sebagaimana ditunjukkan dalam gambar 3 yaitu
1. Garis pertumbuhan menurun, atau lebih rendah dari bulan lalu
2. Garis pertumbuhan mendatar, atau sama dengan bulan lalu
3. Garis pertumbuhan naik, tetapi pindah ke pita warna di bawahnya
C. Kurva pertumbuhan WHO
Pada tahun 2006, WHO mengeluarkan sebuah kurva pertumbuhan standar yang menggambarkan pertumbuhan anak umur 0-59 bulan di lingkungan yang diyakini dapat mendukung pertumbuhan optimal anak. Untuk membuat kurva pertumbuhan ini, WHO melakukan penelitian multisenter pada tahun 1997 sampai 2003 dengan tujuan untuk menggambarkan pertumbuhan anak yang hidup di lingkungan yang tidak memiliki faktor penghambat pertumbuhan. Data dikumpulkan dari 6 negara yaitu Brazil, Ghana, India, Norwegia, Oman dan Amerika. Penelitian ini terdiri atas dua bagian; pertama adalah penelitian longitudinal (subyek diikuti dari lahir sampai usia 2 tahun); dan kedua adalah penelitian cross-sectional (pada anak usia 1,5 sampai 5 tahun). Panjang badan diukur pada posisi tidur telentang untuk anak usia 0-2 tahun dan setelah usia 2 tahun tinggi badan diukur sebagai tinggi berdiri.
a. Penelitian longitudinalPada awal penelitian terdapat 1737 subyek yang memenuhi kriteria penelitian, namun data yang digunakan adalah data 882 subyek yang menyelesaikan penelitian ini. Subyek diberi makan sesuai dengan rekomendasi WHO yaitu mendapat ASI sampai usia 12 bulan dan mendapat makanan tambahan setelah berumur 6 bulan. Ibu subyek penelitian tidak merokok.
b. Penelitian cross-sectionalSubyek diambil dari strata demografik yang sama dengan subyek penelitian longitudinal. Terdapat 6669 subyek usia 18-71 bulan yang masing-masing dinilai dalam satu kali pengukuran. IDAI telah menetapkan untuk skrining pertumbuhan anak dengan umur sampai 5 tahun dapat menggunakan kurva pertumbuhan WHO.
CARA MENGGUNAKAN GRAFIK PERTUMBUHAN WHO1. Tentukan umur, panjang badan (anak di bawah 2 tahun)/tinggi badan (anak di atas 2 tahun), berat badan.
2. Tentukan angka yang berada pada garis horisontal / mendatar pada kurva. Garis horisontal pada beberapa kurva pertumbuhan WHO menggambarkan umur dan panjang / tinggi badan.
3. Tentukan angka yang berada pada garis vertikal/lurus pada kurva. Garis vertikal pada kurva pertumbuhan WHO menggambarkan panjang/berat badan, umur, dan IMT.
4. Hubungkan angka pada garis horisontal dengan angka pada garis vertikal hingga mendapat titik temu (plotted point). Titik temu ini merupakan gambaran perkembangan anak berdasarkan kurva pertumbuhan WHO.
CARA MENGINTERPRETASIKAN KURVA PERTUMBUHAN WHO1. Garis 0 pada kurva pertumbuhan WHO menggambarkan median, atau rata-rata
2. Garis yang lain dinamakan garis z-score. Pada kurva pertumbuhan WHO garis ini diberi angka positif (1, 2, 3) atau negatif (-1, -2, -3). Titik temu yang berada jauh dari garis median menggambarkan masalah pertumbuhan.
3. Titik temu yang berada antara garis z-score -2 dan -3 diartikan di bawah -2.
4. Titik temu yang berada antara garis z-score 2 dan 3 diartikan di atas 2.
5. Untuk menginterpretasikan arti titik temu ini pada kurva pertumbuhan WHO dapat menggunakan tabel berikut ini.
Catatan :1. Anak dalam kelompok ini berperawakan tubuh tinggi. Hal ini tidak masih normal. Singkirkan kelainan hormonal sebagai penyebab perawakan tinggi.
2. Anak dalam kelompok ini mungkin memiliki masalah pertumbuhan tapi lebih baik jika diukur menggunakan perbandingan beratbadan terhadap panjang / tinggi atau IMT terhadap umur.
3. Titik plot yang berada di atas angka 1 menunjukan berisiko gizi lebih. Jika makin mengarah ke garis Z-skor 2 resiko gizi lebih makin meningkat.
4. Mungkin untuk anak dengan perawakan pendek atau sangat pendek memiliki gizi lebih.
5. Hal ini merujuk pada gizi sangat kurang dalam modul pelatihan IMCI (Integrated Management of Childhood Illness in-service training. WHO, Geneva, 1997).
D. KURVA CDC-NCHS
Kurva pertumbuhan CDC 2000 merupakan revisi dari kurva pertumbuhan NCHS (National Center for Health Statistics) tahun 1977. Kurva CDC digunakan sebagai referensi pertumbuhan yangmenggambarkan pertumbuhan anak pada tempat dan waktu tertentu.
RR. BONO PAZIO
20117301
PENATALAKSANAAN UMUM PADA GANGGUAN TUMBUH KEMBANG BAYI
1. pemberian pengetahuan kepada ibu tentang gizi bayi dan hal-hal yang terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan anak.
a. pemberian makanan padat pada usia 3 bulan berbahaya karena bisa menimbulkan pengendapan zat makanan pada lambung, menimbulkan infeksi dan juga bisa menyebabkan obstruksi usus karena pada umur 3 bulan, keadaan saluran pencernaan belum sempurna. gerakan peristaltik usus yang masih belum baik karena saraf-saraf intrinsik usus masih dalam proses pematangan.
b. Menjelaskan bahwa jendela kamar/lubang angin jangan selalu ditutup. Karena jendela kamar/lubang angin dapat menyebabkan :
Ventilasi ( pergerakan udara masuk ke dan keluar dari ruang tertutup ) menjadi berkurang sehingga oksigen berkurang yang mengakibatkan terjadi hambatan perkembangan otak
Cahaya yang masuk berkurang aktivasi vitamin D berkurang dan mengakibatkan terjadinya gangguan pertumbuhan tulang dan gigi
Sanitasi buruk (debu) batuk pilek
Solusi : pemasangan kawat nyamuk pada lubang angin
2. Penyusunan jadwal makanan bayi sesuai dengan kebutuhan kalori
3. Menasihati ibu agar mencukupi kebutuhan dasar bayi yaitu dari segi kebutuhan fisik-biomedis (asuh), kebutuhan emosi dan kasih saying (asih), kebutuhan akan stimulasi mental (asah).
Kebutuhan akan stimulasi ditujukan untuk merangsang fungsi sensorik, motorik, kognitif, komunikasi-bahasa, sosio-emosional, kemandirian dan kreativitas dengan cara rangsang suara, musik, gerakan, perabaan, bicara, menyanyi dan bermain. Semua ini dilakukan setiap kali berinteraksi dengan anak (memandikan, bermain dan lain sebagainya) dengan suasana yang nyaman, gembira, kasih sayang serta dorongan kepada anak untuk mencoba. Keterlibatan keluarga utamanya ayah juga diperlukan.
4. Mengobati batuk pilek pada bayi dengan menetapkan diagnosisnya dan memberikan obat yang sesuai
langkah awal cari penyebabnya dan singkirkan penyebabnya
apabila dikarenakan sanitasi yang buruk (debu), bersihkan ruangan si bayi. Pastikan udara yang masuk di ruangan cukup
apabila batuk bayi berdahak bisa diatasi dengan memberi bayi minum lebih banyak daripada biasanya. Tujuannya agar dahak menjadi encer dan mudah keluar
terapi kausatif : tergantung hasil diagnosis
terapi simptomatik :
Ekspektoran/ mukolitik/ antitusif-Mengatasi batuk
-Pemilihan preparat tergantung jenis batuk
Sedativum Menenangkan bayi/anak
AntipiretikumMenurunkan panas
Ex : paracetamol
Efedrin tetes 1 %Mengatasi edema mukosa (kongesti hidung)
5. Melengkapi imunisasi yang masih kurang dan kalau perlu memberikan imunisasi lain yang tidak termasuk dalam program pengembangan imunisasi (PPI)
CARA AGAR KEBUTUHAN DASAR TUMBUH KEMBANG ANAK OPTIMAL
Secara garis besar dikelompokkan kedalam :
1. Kebutuhan fisis-biomedis (asuh) :
a. Nutrisi yang adekuat dan seimbang
Untuk pertumbuhan dan perkembangan, terutama pertumbuhan otak. ASI(6bulan) adalah makanan yang ideal untuk bayi karena mempunya kadar laktosa yang tinggi yang di perlukan otak, dan pemberian makanan tambahan yang tepat akan memberikan hasil yang lebih baik dari pertumbuhan anak. Oleh karena itu, kebutuhan dan pemenuhannya sangat tergantung pada ibbu dan keluarga, dan seorang ibu pelu mengetahui pengetahuan tentang gizi.
Pada umumnya kebutuhan energi adalah sbb :
Bayi rata-rata : 110 kkalori/kg BB/hari
Anak laki-laki 10-12 bulan : 60-70 kkalori/kg BB/hari
Anak perempuan : 10-12tahun : 50-60 kkalori/kg BB/hari
b. Perawatan kesehatan dasar
Imunisasi
Pengobatan dini dan tepat yang dilakukan harus mendapatkan perhatian dari orang tua
c. Pakaian
Pakaian yang layak, bersih dan aman
d. Perumahan
Keadaan rumah yang layak, akan menjamin kesehatan penghuninya (ventilasi dan pencahayaan yang cukup, tidak penuh sesak, bebas polusi dsb
e. Higieni diri dan sanitasi lingkungan
Kebersihan, baik perorangan maupun lingkungan
2. Kebutuhan akan kasih sayang (asih)
Kasih sayang orang tua
Rasa aman dan nyaman
Kebutuhan akan sukses
Pengawasan dan pembimbingan
Dorongan
Kebutuhan mendapatkan kesemptandan pengalaman
Rasa memiliki
3. Kebutuhan latihan/rangsangan/bermain (asah)
a. Merupakan cikal bakal proses pembelajaran anak : pendidikan dan pelatihan
Bermain, mengajak anak bicara(dengan penuh kasih sayang) sehingga mendapatkan hubungan yang erat anatara ibu dan anak apbila dilakukan secara bersama.
stimulasi mental :akan menunjang perkembangan mental-psikososial antara lain moral etika, kepribadian yang baik, kecerdasan< kemandirian, kreativitas dan keteramplian, produktivitas dsb
PENCEGAHAN PROMOTIF DAN PREVENTIF
Agar dapat mengetahui cara pencegahan, ada baiknya jika kita terlebih dahulu mengetahui bagaimana timbulnya suatu penyakit. Para ahli epidemiologi membagi menjadi 3 bagaimana timbulnya suatu penyakit. Bentuk terebut adalah :
1. The Epidemiologic Triangle : terdapat tiga faktor yaitu agen, induk semang, dan lingkungan yang saling mempengaruhi
2. The Web of Causation : suatu penyakit timbul akibat serangkaian proses sebab dan akibat
3. The Wheel : tidak menekankan terhadap agen melainkan faktor-faktor lain yang berperan terhadap timbulnya suatu penyakit
Setelah mengetahui bagaimana suatu penyakit timbul, kita dapat melakukan pencegahan. Berdasarkan kapan seorang dokter melakukan upaya pencegahan, terdapat 3 tingkat pencegahan atau level of prevention yang terdiri dari :
1. Pencegahan Primer (Primary Prevention) :
Pencegahan awal dengan cara menghindari faktor-faktor risiko yang ada seperti melaksanakan imunisasi penyakit menular, menganjurkan masyarakat berhenti merokok, pemeriksaan dini virus hepatitis B, dan sebagainya
2. Pencegahan Sekunder (Secondary Prevention) :
tingkat pencegahan ini dilakukan dengan cara melakukan deteksi dini suatu penyakit saat penyakit itu belum timbul. Hal ini dilakukan agar jika ternyata ditemukan suatu kelainan, maka dapat dilakukan pengobatan dini yang menghentikan penyebaran penyakit lebih lanjut
3. Pencegahan Tersier (Tertiary Prevention) :
tingkat pencegahan dengan cara melakukan tindakan klinis langsung yang bertujuan mencegahan kerusakan lebih lanjut dan mengurangi komplikasi setelah penyakit itu dideteksi.
Pada anak hingga usia 2 tahun, sebaiknya lebih ditingkatkan pencegahan tingkat primer. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan cara mengikuti program imunisasi. Di Indonesia, terdapat suatu program yang dinamakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) dimana terdapat suatu pekan pada saat balita umur 0-59 bulan yang bertempat tinggal di Indonesia mendapat 2 tetes vaksin polio oral.
Ternyata, hingga anak usia 2 tahun, tidak hanya vaksin polio yang harus diberikan. Jika merujuk kepada Red Book yang dikeluarkan oleh American Academy of Pediatrics, hingga usia 2 tahun imunisasi yang harus diberikan adalah imunisasi Hepatitis B, DTaP (Diphteria, Tetanus, Pertussis), H. Influenza type b, Polio, MMR (Measles, Mumps, Rubella), dan Varicella.
PROMOTIF
Promotif adalah upaya untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat sekitar guna menunrunkan tingkat masyarakat yang terserang penyakit khususnya pada anak balita. Pada awalnya, pelayanan kesehatan hanya bersifat kuratif atau hanya pengobatan untuk penyakitnya. Tetapi semakin berkembangnya pengetahuan, pihak medis merasa perlu adanya pelayanan yang bersifat preventif, promotif, dan rehabilitatif.
Teknis pelayanan bersifat promotif ini adalah dengan memberikan penjelasan mengenai penyakit/penyebab sakitnya supaya tidak kambuh lagi, yaitu dalam bentuk penyuluhan kesehatan yang bersifat konseling. Saat ini dikenal penyuluhan yang dinamakan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS). Penyuluhan ini adalah komunikasi dua arah yang ditujukan pada keluarga penderita, khususnya untuk membantu pelayanan penderita sebagai consumer yang sedang dirawat di rumah sakit. Tujuan dari PKMRS adalah :
1. Untuk penderita dan keluarga
memberikan pengetahuan tentang penyakitnya supaya mau bekerja sama dengan instasi yang ada dalam proses penyembuhan. Selain itu dapat juga mencegah kekambuhan, penularan, dan menjelaskan kepada keluarganya yang lain agar tidak terjangkit penyakit yang sama.
2. Untuk petugas / rumah sakit :
dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan pelayanan rumah sakit terhadap pasien.
Metoda dan media penyuluhan terdiri dari:
1. Langsung : wawancara, diskusi, demonstrasi, diskusi terfokus, dan ceramah
2. Tak Langsung : menggunakan media seperti video, poster, leaflet, kaset, dan lainnya
REHABILITATIF
Rehabilitasi medis adalah proses pelayanan medis yang bertujuan mengembangkan kesanggupan fungsional dan psikologik seseorang dan kalau perlu mengembangkan mekanisme kompensatorik sehingga memungkinkan bebas dari ketergantungan dan dapat menjalani kehidupan secara aktif di masyarakat.
Pelayanan rehabilitasi medis mencakup:
a. Fisioterapi, pengobatan dengan menggunakan latihan-latihan fisik; terutama menyangkut gangguan motorik kasar.
b. Ortotik-prostetiki, pelayanan dalam hal pembuatan alat-alat bantu dan alat-alat pengganti
c. Terapi okupasi, latihan-latihan ketrampilan dan latihan koordinasi dari otot-otot motorik halus.
d. Psikologi, membantu penderita yang mengalami gangguan psikis dan melakukan pemeriksaan/tes psikologi maupun perkembangan sosial anak.
e. Terapi wicara, memberikan latihan-latihan pada pasien yang mengalami gangguan bicara/tidak mampu bicara.
f. Pembimbing Sosial Medis(PMS), membantu penderita dalam hal yang menjadi masalah-masalah sosial yang dihadapi selama sakit.
Tata Laksana Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak.
Diagnosis yang tepat terhadap gangguan bicara dan bahasa pada anak, sangat berpengaruh terhadap perbaikan dan perkembangan kemampuan bicara dan bahasa. Terapi sebaiknya dimulai saat diagnosis ditegakkan, namun hal ini menjadi sebuah dilema, diagnosis sering terlambat karena adanya variasi perkembangan normal atau orang tua baru mengeluhkan gangguan ini kepada dokter saat mencurigai adanya kelainan pada anaknya sehingga para dokter lebih sering dihadapkan pada aspek kuratif dan rehabilitatif dibandingkan preventif. Tata laksana dini terhadap gangguan ini akan membantu anak anak dan orang tua untuk menghindari atau memperkecil kelainan di masa sekolah.
Gangguan bicara dan bahasa pada anak cenderung membaik seiring pertambahan usia, dan pada dasarnya perkembangan bahasa dilatarbelakangi perawatan primer orang tua dan keluarga terhadap anak. Usaha preventif pada masa neonatus, bayi dan balita dapat dilakukan dengan memberi pujian dan respon terhadap segala usaha anak untuk mengeluarkan suara, serta memberi tanda terhadap semua benda dan kata yang menggambarkan kehidupan sehari-hari.
Pola intonasi suara dapat diperbaiki sejalan dengan respon anak yang semakin mendekati pola orang dewasa. Secara umum, anak akan berusaha untuk lebih baik saat orang dewasa merespon apa yang diucapkannya tanpa menekan anak untuk mengucapkan suara atau kata tertentu. Sebagai motivasi ketika seorang anak berbicara satu kata secara jelas, pendengar sebaiknya merespon tanpa paksaan dengan memperluas hingga dua kata.
Beberapa cara yang dapat diterapkan untuk memberi semangat dalam proses perkembangan bahasa anak :
Ekspresi kalimat seru
Mengombinasikan ekspresi verbal dengan mengarahkan atau melakukan gerak isyarat untuk mendapatkan benda
Mengoceh selama bermain
Menirukan kata terakhir yang diucapkan anak
Menirukan suara lingkungan
Berusaha untuk bernyanyi
Tindakan kuratif penatalaksanaan gangguan bicara dan bahasa pada anak disesuaikan dengan penyebab kelainan tersebut. Penatalaksanaan dapat melibatkan multi disiplin ilmu dan terapi ini dilakukan oleh suatu tim khusus yang terdiri dari fisioterapis, dokter, guru, dan orang tua pasien. Beberapa jenis gangguan bicara dapat diterapi dengan terapi wicara, tetapi hal ini membutuhkan perhatian medis seorang dokter. Anak-anak usia sekolah yang memiliki gangguan bicara dapat diberikan pendidikan program khusus. Beberapa sekolah tertentu menyediakan terapi wicara kepada para murid selama jam sekolah, meskipun menambah hari belajar.
Konsultasi dengan psikoterapis anak diperlukan jika gangguan bicara dan bahasa diikuti oleh gangguan tingkah laku, sedangkan gangguannya bicaranya akan dievaluasi oleh ahli terapi wicara.
Anak tidak hanya membutuhkan stimulasi untuk aktifitas fisiknya, tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan bahasa. Bila anak mengalami deprivasi yang berat terhadap kesempatan untuk mendapatkan pengalaman tersebut, maka akibatnya perkembangannya mengalami hambatan.
Beberapa cara menstimulasi anak diantaranya :
1. Berbicara
Setiap hari bicara dengan bayi sesering mungkin. Gunakan setiap kesempatan seperti waktu memandikan bayi, mengenakan pakaiannya, memberi makan dan lainlain. Anak tidak pernah terlalu muda untuk diajak bicara.
2. Mengenali berbagai suara
Ajak anak mendengarkan berbagai suara seperti musik, radio, televisi. Juga buatlah suara dari
kerincingan, mainan, kemudian perhatikan bagaiman reaksi anak terhadap suara yang berlainan.
3. Menunjuk dan menyebutkan nama gambar-gambar
Ajak anak melihat gambargambar, kemudian gambar ditunjuk dan namanya disebutkan, usahakan anak mengulangi katakata, lakukan setiap hari. Bila anak sudah bisa menyebutan nama gambar, kemudian dilatih untuk bercerita tentang gambar tersebut
4. Mengerjakan perintah sederhana
Mulai memberikan perintah kepada anak misal letakkan gelas di meja. Kalau perlu tunjukkan
kepada anak cara mengerjakan perintah tadi, gunakan kata - kata yang sederhana.
Terapi anak gagap diawali dengan mengurangi stres emosional disertai bimbingan dan konseling terhadap orang tua demi kemajuan anaknya. Hampir separuh anak gagap dapat mengatasinya, walaupun demikian rujukan ke ahli terapi wicara merupakan bantuan yang sangat penting bagi anak, dan terapi lebih efektif jika dimulai pada masa pra sekolah. Indikasi rujuk yaitu jika anak terlihat tidak nyaman atau cemas saat bicara atau kecurigaan adanya hubungan gangguan ini dengan kelainan neurologis ataupun psikis pada anak. Dalam perjalanan tata laksana gangguan bicara dan bahasa, orang tua diharapkan untuk selalu memberikan motivasi terhadap anak atas perkembangan kemampuan berbicara dan berbahasa anaknya walaupun baru memperlihatkan sedikit perbaikan
REFERENSI DAN DAFTAR PUSTAKA: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 155/Menkes/Per/I/2010 tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) bagi Balita
Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Dasar, Departemen Kesehatan RI, 2005
Narendra,Moersintowati B,et all.2002
Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Edisi Pertama.Jakarta: IDAI,Sagung Seto http://health.detik.com/read/2009/11/11/130046/1239652/764/kenapa-bayi-menangis-saat-baru-lahir http://informasitips.com/bayi-tidak-menangis-saat-dilahirkan-penyebab-dan-cara-mengatasinya http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-lailinurul-6039-2-babii.pdf http://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=467:apgar-score&catid=49:baby-born&Itemid=41Sumber : medicinet.com