Laporan Lbm 1 Blok 3 Sgd 4
-
Upload
noni-tuhlifi-miadani -
Category
Documents
-
view
35 -
download
2
description
Transcript of Laporan Lbm 1 Blok 3 Sgd 4
LAPORAN TUTORIAL
SGD 4 LBM 1 BLOK 3
SISTEM KARDIOVASKULER
NAMA ANGGOTA:
1. ADHALIN FUKU HANDINI (31101400399)2. ALIFIA MEDISTIANA (31101400400)3. CASSANDRA PRAMUDITA (112100123)4. CLARISSA BONITA SYARAVINA (31101400413)5. DEVI KARTIKA ROHMAH (31101400417)6. DEWI SARTIKA (31101400418)7. DITA WIDYANINGSIH (31101400420)8. FEBRIANTO (112080018)9. ISMI SITI FATIMAH (31101400434)10. KARIZA AULIYA (31101400435)11. NISA SAFITRI (31101400449)12. NONI TUHLIFI MIADANI (31101400450)
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2014
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN TUTORIAL
SGD 4 LBM I
SISTEM KARDIOVASKULERTelah Disetujui oleh :
Semarang, Desember 2014
Tutor
Drg. Andina Rizkia, Sp.KG.
NIK. 211009009
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................................ ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Skenario..................................................................................................................... 1
C. Identifikasi Masalah................................................................................................... 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori........................................................................................................... 3
B. Hasil Diskusi dan Pembahasan.................................................................................. 5
C. Kerangka Konsep ...................................................................................................... 10
BAB III : Penutup
A. Kesimpulan................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler.
Cardiac yang berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah.
Dalam hal ini mencakup sistem sirkulasi darah yang terdiri dari jantung
komponen darah dan pembuluh darah. Pusat peredaran darah atau sirkulasi
darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa berotot yang berdenyut
secara ritmis dan berulang 60-100x/menit. Setiap denyut menyebabkan darah
mengalir dari jantung, ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang
terdiri atas arteri, arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke jantung melalui
venula dan vena.
Dalam mekanisme pemeliharaan lingkungan internal sirkulasi darah
digunakan sebagai sistem transport oksigen, karbon dioksida, makanan, dan
hormon serta obat-obatan ke seluruh jaringan sesuai dengan kebutuhan
metabolisme tiap-tiap sel dalam tubuh. Dalam hal ini, faktor perubahan
volume cairan tubuh dan hormon dapat berpengaruh pada sistem
kardiovaskuler baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam memahami sistem sirkulasi jantung, kita perlu memahami
anatomi fisiologi yang ada pada jantung tersebut sehingga kita mampu
memahami berbagai problematika berkaitan dengan sistem kardivaskuler
tanpa ada kesalahan yang membuat kita melakukan neglicent( kelalaian).
Oleh karena itu, sangat penting sekali memahami anantomi fisiologi
kardiovaskuler yang berfungsi langsung dalam mengedarkan obat-obatan
serta oksigenasi dalam tubuh dalam proses kehidupan.
B. Skenario
Judul : Jantung berdebar karena naik tangga
Tia (23 tahun) datang ke kampus dengan tergesa-gesa karena sudah
terlmbat mengikuti kuliah. Karena lift di kampus tidak dapat digunakan , dia
1
terpaksa menggunakan tangga padahal ruang kuliahnya berada di lantai 5.
Saat sampai di lantai 4 dia merasa lemas, nafasnya tersengal-sengal, jantung
berdetak kencang dan nadinya terasa cepat.
Kondisi ini membuat Tia melakukan pemeriksaan ke klinik kampus.
Pada pemeriksaannya didapatkan adanya tachicardi. Dokter menjelaskan
keadaan ini sehubungan dengan sirkulasi darah, mekanisme kerja jantung dan
hemodinamika yang meningkat..
C. Identifikasi Masalah
1. Siklus Jantung
2. Kerja fisiologis jantung
3. Faktor-faktor penentu kerja jantung
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja jantung
5. Fungsi arteri, vena, dan kapiler
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Menurut Setiadi (2007) Jantung terletak di dalam rongga mediastinum
dari rongga dada (thorax), diantara kedua paru.
1. Bagian depan dilindungi oleh strenum dan tulang-tulang iga setinggi
kosta ke-3 sampai ke-4.
2. Dinding samping berhubungan dengan paru-paru dan faises
mediastinalis.
3. Dinding atas setinggi thorakal ke-6 dan servikal ke-2 berhubungan
dengan aorta, pulmonalis, dan bronkus dextra dan sinistra.
4. Didnding belakang, mediastinum posterior oesofagus, aorta desenden,
vena azigos, dan kolumna vertebra torakalis .
5. Bagian bawah berhubungan dengan diafragma.
Jantung merupakan organ muscularis yang mempunyai rongga di
dalamnya dan berbentuk kerucut (conus) dengan ukuran sebesar kepal/tinju
pemiliknya. Jantung bersandar pada diafragma diantara bagian bawah kedua
pulmo. Jantung terletak di dalam Mediastinum Media, disebelah ventral
ditutupi oleh sternum dan kartilago costa III-VI. Apek dari kerucut terletak di
bawah depan dan kekiri. Hampir 2/3 bagian jantung terletak di sebelahh kiri
bidang media. (S & Boyanto, 1986)
Menurut S & Boyanto (1986) ukuran jantung pada manusia dewasa
mempunyai ukuran panjang 12 cm, lebar 8-9 cm, diameter anteroposterior 6
cm. Berat jantung laki-laki 380-340 gram, sedangkan wanita 230-280 gram.
S & Boyanto (1986) mengatakan bahwa dinding dari jantung tersusun
atas 3 lapis, yaitu dinding terluar disebut Epicardium, dinding bagian tengah
Myocardium, dan dinding terdalam disebut Endocardium.
Lapisan dalam epicardium disebut membrana serosa yang sama dengan
pericardium viscerale, merupakan selapis cel squamosa yang bersandar pada
3
lamina propia jaringan ikat halus. Diantara membrana serosa dengan
myocardium terdapat jaringan ikat fibroelastis. Jarigan ikat ini bercampur
dengan jaringan jaringan lemak yang mengisi celah dan sulcus sehingga
permukaan jantung tampak halus. (S & Boyanto, 1986)
Pembuluh dasar besar dan saraf terdapat di dalam lapisan ini.
Myocardium tersusun atas beberapa lapis otot jantung.. endocardium
merupakan lapisan squamosa endhotelial dan melanjut pada endothel
pembuluh darah yang melapisi permukaan dalam rongga jantung. Walaupun
jantung bebar bergerak dan tidak melekat pada organ sekitarnya, untuk
menjaga supaya tetap ditempatnya, hal ini dilakukan oleh pembuluh darahh
besar dan oleh pericardium. (S & Boyanto, 1986)
Pada bagian permukaan inferior (diafragma) sebagian besar adalah
ventrikel kiri dan sebagian ventrikel kanan. Batas kanan jantung dibentuk
oleh vena kava superior dan atrium kanan, sedangkan batas kiri jantung
dibentuk oleh atrium kiri dan sebagian atrium kanan ang berada di iga ke 2
(dua). Selaput yang membungkus jantung disebut Perikardium, yang terdiri
dari 2 lapisan:
1. Perikardium fibrosa, yaitu lapisan luar yang melekat pada tulang dada,
diafragma dan pleura.
2. Perikardium serosa, yaitu lapisan dalam dari perikardium terdiri dari
lapisan parietalis; melekat pada perikardium fibrosa dan lapisan viseralis
yang melekat pada perikardium fibrosa dan lapisan viseralis yang
melekat pada jantung yang juga disebut epikardium.
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat rongga yang disebut rongga
perikardium yang berisi sedikit cairan pelumas atau yang disebut cairan
perikardium kurang lebih 10-30 ml yang berguna untuk mengurangi gesekan
yang timbul akibat gerak jantung. Perikardium juga berfungsi sebagai barier
terhadap infeksi dari paru dan mediastinum. (Setiadi, 2007)
4
B. Hasil Diskusi dan Pembahasan
1. Siklus Jantung
Pada waktu aktifitas depolarisasi menjalar keseluruh ventrikel, ventrikel
berkontraksi dan tekanan didalamnya meningkat. Pada waktu tekanan di
dalam ventrikel melebihi tekanan atrium, katub mitral dan
trikuspidmenutup dan terdengar sebagai bunyi ,jantung pertama. Fase
kontraksi ventrikel yang berlangsung sebelum katub-katub semilunar
terbuka disebut fase kontraksi isovolumetrik. Disebut demikian karena
tekanan di dalam ventrikel meningkat tanpa ada darah yang keluar ,
sampai tekanan di daam ventrikel melebihi tekanan aorta atau arteri
pulmonalis, disaat katub0katub semilunar terbuka dan darah keluar dari
ventrikel. Ejeksi darah dari ventrikel (terutama ventrikel kiri)
berlangsung sangat cepat pada permulaan, sehinggakadang kadang
menimbulkan suara yang merupakan komponen akhir dari bunyi jantung
satu, fase ini disebut fase ejeksi cepat.
2. Kerja Fisiologis Jantung
Kerja fisiologis jantung ialah sistem konduksi jantung. Di dalam otot
jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan aliran listrik.
Jaringan tersebut mempunyai sifat-sifatyang khusus, yaitu :
1. Otomatis, kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan.
2. Irama, kemampuan membentuk impuls yang teratur.
3. Daya konduksi, kemampuan untuk menyalurkan impuls.
4. Daya rangsang, kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsang.
Berdasarkan sifat-sifat tersebut di atas, maka secara spontan dan teratur
jantung akan menghasilkan impuls-impuls yang disalurkan melalui
sistem hantaran untuk merangsang otot jantung dan bisa menimbulkan
kontraksi otot. Perjalanan impuls dimulai dari nodus SA ke nodus AV,
sampai ke serabut purkinye.
Di dinding atrium kanan terdapat nodus sinoatrial (SA). Sel-sel dari
nodus SA memiliki otomatisasi. Karena nodus Sa secara normal
5
melepaskan impuls dengan kecepatan lebih cepat daripada sel jantung
lain dengan otomatisasi 60 sampai 100 denyut/menit. Jaringan khusus ini
bekerja sebagai pemacu jantung normal. Pada bagian bawah septum
interatrial terdapat nodus atrioventrikuler (AV). Jarinagn ini bekerja
bekerja untuk menghantarkan, memperlambat, potensial aksi atrial
sebelum ia mengirimnya ke ventrikel. Potensial aksi mencapai nodus AV
pada waktu yang berbeda. Nodus AV memperlambat hantaran dari
potensial aksi ini sampai semua potensial aksi telah dikeluarkan atrium
dan memasuki nodus AV.
Setelah sedikit perlambatan ini, nodus AV melampaui
potensial aksi sekaligus, ke jaringan konduksi
ventrikular,memungkinkan kontraksi simultan semua sel
ventrikel. Pelambatan nodus AV ini juga memungkinkan
waktu untuk atrium secara penuh mengejeksi kelebihan
darahnya ke dalam ventrikel, sebagai persiapan untuk
sistole ventrikel.
Dari nodus AV, impuls berjalan ke berkas his di septum
interventrikuler ke cabang berkas kanan dan kiri, dan
kemudian melalui satu dari beberapa serat purkinye ke
jaringan moikard ventrikel itu sendiri. Potensial aksi dapat
melintasi jaringan penghantar tiga sampai tujuh kali lebih
cepat daripada melalui miokard ventrikel. Maka berkas,
cabang dan serabut purkinye dapat mendekati kontraksi
simultan dari semua bagian ventrikel, sehingga
memungkinkan terjadinya penyatuan kerja pompa
maksimal.
3. Faktor-Faktor Penentu Kerja Jantung
Fungsi jantung dipengaruhi oleh 4 faktor utama yang saling terkait dalam
menentukan isi sekuncup (stroke volume) dan curah jantung (cardiac
output), yaitu :
6
a. Beban awal (preload)
b. Kontraktil
c. Beban akhir (afterload)
d. Frekwensi jantung
Beban awal (preload) adalah jumlah regangan serabut otot jantung segera
sebelum sistol. Biasanya, jumlah regangan suatu ruang proporsional
terhadap volume darah ruang yang ditampung pada akhir diastol,
sebelum sistol.
Karena preload adalah ukuran volume pada akhir diastol,sering sama
dengan volume atau tekanan akhir diastol, maka preload ventrikel kiri
diawali oleh tekanan akhir diastolik ventrikel kiri.
Preload dapat diperkirakan dengan mengukur tekanan atrium kiri
(Pulmonary capillary wedge presure atau PCWP)
Beban akhir (afterload) adalah kekuatan atau tekanan ruang jantung
dimana ruang jantung harus mengejeksikan darah selama sistolik. Faktor
yang penting dalam menentukan afterload adalah tahanan vaskular, juga
pada pembuluh sistemik dan pulmonal. Afterload sering sama dengan
tahanan vaskular atau tahanan vaskular pulmonar. Afterload
mempengaruhi isi sekuncup (stroke volume) karena peningkatan atau
pengosongan ventrikel dengan mudah selama sistole. Penurunan tahanan
vaskular sistemik, melalui vasodilatasi, menggambarkan ventrikel kiri
secara relatif membesar, terbuka dan arteri rileks sehingga ventrikel
dapat memompa. Apabila tahanan sistemik meningkat, misalnya saat
katekolamin yang mencetuskan konstriksi arteri, ini memerlukan lebih
banyak kekuatan bagi ventrikel kiri memompa kedalam vaskularisasi
yang sempit, isi sekuncup akan menurun.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerja Jantung
Pengaruh berbagai ion pada fungsi jantung
a. Pengaruh ion kalium
7
1) Kelebihan: menyebabkan jantung menjadi sangat dilatasi dan
lemas serta frekuensi jantung lambat
2) Kekurangan menghambat hantaran impuls jantung dari artrium ke
ventrikel melalui berkas A-V Node
3) Peningkatan konsentrasi kalium hanya 8-12 mEq/liter-2 sampai 3
kali normal – biasanya akan menyebabkan kelemahan jantung
sedemikian rupa sehingga akan menyebabkan kematian
b. Pengaruh ion kalsium
1) Kelebihan: menyebabkan jantung berkontraksi spastik. Hal ini
disebabkan oleh efek langsung ion kalsium untuk merangsang
proses kontraksi jantung.
2) Defisiansi menyebabkan jantung lemas sama dengan efek
kalsium.
3) Pengurangan konsentrasi ion kalsium yang besar biasanya akan
mematikan orang karena tetani yang timbul sebelumnya akan
mempengaruhi jantung dengan bermakna.
4) Peningkatan ion kalsium hampir tidak pernah terjadi karena ion
kalsium diendapkan dalam tulang/ kadang-kadang disembarang
tempat dalam jaringan tubuhsebagai garam kalsium yang tidak
larut sebelum tingkat tersebut tercapai.
c. Pengaruh ion natrium
1) Kelebihan: menekan fungsi jantuug, suatu efek yang sama seperti
ion kalium dengan alasan yang berbeda sama sekali, makin besar
konsentrasi ion natrium dalam cairan ekstraselmakin kurang
efektifitas ion kalsium menyebabkan kontraksi, bila terdapat
potensial aksi
2) Konsentrasi natrium yang sangat rendah sering menyebabkan
kematian karena fibrilasi jantung.
d. Pengaruh suhu pada jantung
1) Peningkatan suhu menyebabkan peningkatan frekuensi jantung
yang besar.
8
2) Penurunan suhu sangat mengurangi frekuensi.
3) Kekuatan suhu moderat, tetapi peningkatan suhu yang lama
melelahkan jantung dan menyebabkan kelemahan.
5. Fungsi Arteri, Vena, dan Kapiler
a. Arteri
Menyalurkan darah dari jantung ke sistem kapiler-
kapiler ditiap-tiap organ dan mentransport darah ke
jaringan di bawah tekanan yang tinggi.
b. Vena
Sebagai saluran untuk mengangkut darah dari venula
kembali ke jantung yang sama pentingnya dan vena
berperan sebagai penampung darah utama ekstra.
c. Kapiler
Sebagai tempat pertukaran zat metabolic dan gas
dalam darah yang utama
9
C. Peta Konsep
10
Sistem Kardiovaskuler
Hemodinamika
Jantung
Mekanisme Kerja
Bagian-bagian Jantung
Pembuluh Darah
Arteri
Vena
Kapiler
Sirkulasi Darah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler.
Cardiac yang berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah.
Sistem kardiovaskuler bertugas mengedarkan darah ke seluruh tubuh dimana
darah mengandung oksigen dan nutrisi yang diperlukan sel/jaringan untuk
metabolisme. Sistem kardiovaskuler juga membawa sisa metabolisme untuk
dibuang melalui organ-organ eksresi.
Sistem kardiovaskular merupakan suatu sistem transport tertutup yang
terdiri atas :
1. Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan
terhadap darah agar dapat mengalir ke jaringan.
2. Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah
dapat didistribusikan ke seluruh tubuh. Pembuluh darah ini terdiri dari
arteri, vena, dan kapiler. Masing-masing memiliki fungsi tertentu.
11
DAFTAR PUSTAKA
Fandson, R. D. (1992). Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi ke-4. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Guyton, A. C. (1983). Fisiologi Manusia dan Mekanismenya Terhadap Penyakit.
Jakarta: EGC.
S, M. W., & Boyanto. (1986). Situs Thoracis. Semarang: Lab. Anatomi FK
UNDIP.
Setiadi. (2007). Anatomi & Fisiologi Manusia. Yogyakarta: GRAHA ILMU.
Sherwood, L. (2001). Fisologi Manusia dari Sel ke Jaringan. Jakarta: EGC.
12