LAPORAN AKTUALISASIbkpsdmd.babelprov.go.id/sites/default/files... · kuratif, dan rehabilitatif....
Transcript of LAPORAN AKTUALISASIbkpsdmd.babelprov.go.id/sites/default/files... · kuratif, dan rehabilitatif....
LAPORAN AKTUALISASI
PEKKA ODGJ
(Psikoedukasi Keluarga dan Orang dengan Gangguan Jiwa)
DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
DISUSUN OLEH :
dr. PARAMITA EKADEVA SARI D
19900807 201902 2 009
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN III ANGKATAN II
BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT, shalawat
serta salam kita panjatkan pada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Atas
berkat rahmat dan pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan
aktualisasi pelatihan dasar calon Pegawai Negeri Sipil Gol.III Angkatan II yang
berjudul “ PEKKA ODGJ (Psikoedukasi Keluarga dan Orang Dengan Gangguan
Jiwa) di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung”. Dalam
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Suami, Orang tua, keluarga yang senantiasa memberikan dukungan baik moril
maupun material kepada penulis;
2. Bapak Martha Cahyadinaa, SE, MM selaku mentor yang telah membimbing,
memberi masukan, dan membantu penulis dalam menemukan isu terkait
rancangan ini;
3. Bapak Abdul Sani S.Pd.I selaku Coach yang telah membimbing dan memberikan
masukan kepada penulis;
4. Bapak/Ibu widyaiswara yang sudah memberi materi dengan tulus ikhlas serta
selalu memberi motivasi baik lahir maupun batin;
5. Teman-teman seperjuangan Angkatan II yang kubanggakan yang telah
memberikan inspirasi selama penulis menjalani proses pelatihan ini.
Penulis sadar bahwa laporan aktualisasi ini masih memiliki banyak kekurangan
dan masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis memohon saran dan kritikan
yang membangun dari para pembaca demi perbaikan di masa yang akan datang.
Pangkalpinang, Mei 2019
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN BERITA ACARA
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat ............................................................................. 2
1.3 Gambaran Umum Unit Kerja ................................................................ 3
1.4 Visi, Misi, dan Nilai Organisasi ............................................................. 3
BAB II NILAI-NILAI DASAR ANEKA, KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI
................................................................................................................ 6
2.1 Nilai-Nilai Dasar ANEKA ...................................................................... 6
2.2 Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI ............................................. 12
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI .................................................................... 21
3.1 Identifikasi Isu ...................................................................................... 21
3.2 Isu yang Diangkat dan Gagasan Pemecahan Isu ................................. 23
3.2.1. Isu yang Diangkat ....................................................................... 23
3.2.2 Gagasan Pemecahan Isu ............................................................ 25
3.3 Kegiatan dan Tahapan kegiatan Pemecahan Isu ................................. 26
3.4 Keterkaitan Kegiatan Dengan Nilai ANEKA dan Peran Kedudukan PNS
dalam NKRI .......................................................................................... 28
3.5 Jadwal Rencana Kegiatan .................................................................... 46
BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI.......................................................................... 47
4.1 Deskripsi Core Isu dan Strategi Penyelesainnya ................................. 47
4.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi ......................................................... 47
4.3 Hasil Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi dan Analisis Dampak Apabila Nilai-
Nilai Dasar PNS Tidak Diaktualisasikan ................................ …………48
4.4 Manfaat Kegiatan ................................................................................ 85
BAB V. PENUTUP ................................................................................................. 86
4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 86
4.2 Saran ................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 88
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Perumusan Isu dan Penetapan Isu……………………………24
Tabel 3.2 Jadwal Rencana Kegiatan………………………………………46
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi……………….………………47
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur organisasi UPTD Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung………………………… 5
Gambar 4.1 Diskusi dengan Mentor & Notulensi Diskusi ………………… 50
Gambar 4.2 Data Psikoedukasi dan Kegiatan Pengumpulan Data Psikoedukasi
…………………………………………………… 52
Gambar 4.3 Pelaporan Rencana Kegiatan Kepada Atasan……………… 54
Gambar 4.4 Materi Kegiatan PEKKA ODGJ……………………………….. 56
Gambar 4.5 Diskusi Bersama Ahli & Notulensi Kegiatan………………… 58
Gambar 4.6 Draft Brosur PEKKA ODGJ…………………………………… 60
Gambar 4.7 Brosur PEKKA ODGJ…………………………………………. 61
Gambar 4.8 Pelaporan Kegiatan Ke Ketua Komite Medik & Draft Surat
Undangan ………………………………………………………. 63
Gambar 4.9 Sosialisasi PEKKA ODGJ & Draft Materi Sosialisasi ………. 65
Gambar 4.10 Diskusi PEKKA ODGJ Bersama Dokter & Draft Hasil Diskusi
………………………………………………………….. 67
Gambar 4.11 Draft Pasien yang akan pulang …………………………….. 70
Gambar 4.12 Pembagian Brosur Ke Ruang Perawatan …………………. 71
Gambar 4.13 Draft penanggung jawab tiap ruang perawatan kegiatan PEKKA
ODGJ……………………………………………….. 72
Gambar 4.14 Kegiatan PEKKA ODGJ ……………………………………. 75
76
Gambar 4.15 Mencatat PEKKA ODGJ di Status Pasien ……………….. 77
Gambar 4.16 Membagikan Brosur PEKKA ODGJ ………………………. 78
Gambar 4.17 Data Rekam Medis Pasien Pulang ……………………….. 81
Gambar 4.18 Draft Laporan Akhir …………………………………………. 82
Gambar 4.19 Pelaporan Akhir Kegiatan PEKKA ODGJ ke Atasan ……. 84
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Formulir Rancangan Aktualisasi
Lampiran II Capaian Aktualisasi
Lampiran III Lembar Pengendalian Coach
Lampiran IV Lembar Pengendalian Mentor
Lampiran V Output Kegiatan 1
Lampiran VI Output Kegiatan 2
Lampiran VII Output Kegiatan 3
Lampiran VIII Output Kegiatan 4
Lampiran IX Output Kegiatan 5
Lampiran X Output Kegiatan 6
Lampiran XI Power point Laporan Aktualisasi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
Aparatur Sipil Negara memiliki tugas untuk melaksanakan kebijakan publik yang
dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
Dalam UU No.5 Tahun 2014 tentang ASN dijelaskan bahwa pegawai ASN
berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas
umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan
pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pegawai ASN sebagai profesi berlandaskan
pada prinsip yaitu nilai dasar, kode etik dan kode perilaku, berkomitmen, berintegritas
moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik, memiliki kompetensi yang
diperlukan sesuai dengan bidang tugas, memiliki kualifikasi akademik, mendapatkan
jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas, dan memegang teguh
profesionalitas jabatan.
Peraturan tersebut secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum disebut
sebagai birokrat bukan sekedar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk
kepada sebuah profesi pelayanan publik. Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga
Administrasi Negara Nomor: 12 Tahun 2018 Tentang Pelatihan Dasar CPNSI untuk
membentuk Pegawai Negeri Sipil yang profesional yang mampu melaksanakan tugas
dan perannya sebagai pelayan masyarakat diperlukan pembentukan karakter yang
didasarkan pada nilai-nilai dasar profesi ASN. Nilai-nilai dasar tersebut terdiri dari
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi..
Dalam kurun waktu terakhir ini, pelayanan publik yang dilakukan ASN di bidang
kesehatan mendapat sorotan publik, terutama tentang kualitas pelayanan yang
kurang memuaskan. Banyaknya masalah yang timbul diakibatkan kurangnya dan
turunnya kesadaran dan kepedulian ASN dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan kesadaran dan komitmen yang
tinggi pada seorang Aparatur Sipil Negara untuk menjalankan tugas-tugasnya
sebagai pelayan publik yang profesional dengan meninternalisasikan nilai-nilai dasar
profesi ASN serta mengaktualisasikannya. Adapun sebagai pelayan masyarakat yang
bertugas di bidang kesehatan nilai-nilai tersebut dapat diterapkan dalam usaha
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui usaha promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif. Maka dari itu sebagai ASN perlu membuat rancangan
aktualisasi khususnya di pelayanan bidang kesehatan yang dilaksanakan di Rumah
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan
Tujuan dan manfaat dari aktualisasi nilai - nilai dasar profesi adalah untuk
membentuk ASN yang profesional yaitu ASN yang karakternya dibentuk oleh nilai-
nilai dasar profesi ASN.
Manfaat
Manfaat yang didapatkan oleh peserta latsar adalah dapat memahami,
menginternalisasi dan kemudian mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN sehingga
mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan
masyarakat di tempat tugasnya. Sedangkan manfaat bagi unit kerja dan organisasi
adalah mendapatkan kontribusi dari peserta diklat latsar untuk mencapat tujuan, visi
dan misi bersama.
1.3 Gambaran Umum Unit Kerja
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan satu-
satunya Rumah Sakit Jiwa Daerah yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Rumah Sakit Jiwa ini merupakan translokasi dari Rumah Sakit Jiwa Mentok yang
didirikan tanggal 28 Agustus 1949, dengan memanfaatkan bangunan penjara
berkapasitas 40 temapat tidur. Oleh karena tidak mungkin untuk dikembangkan,
Direktorat Kesehatan Jiwa dan Dr. Nahrowi Oesman (selaku Kepala Dinas Kesehatan
TK.II Bangka yang merangkap Direktur Rumah Perawatan Sakit Jiwa Mentok),
memprakasai translokasi ke sungailiat. Pada tahun 1979, pembangunan Rumah Sakit
Jiwa Sungailiat selesai dan diresmikan penggunaan gedung baru tersebut oleh
Prof.Dr.Kusmanto Setyonegoro selaku Kepala Direktorat Kesehatan Jiwa.
1.4 Visi, Misi, dan Tata Nilai Unit Kerja
Visi
Visi adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin
dicapai melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi. Dalam upaya mencapai kinerja
pembangunan daerah pada aspek pelayanan kesehatan, Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai visi yaitu “Terwujudnya pelayanan
kesehatan jiwa yang paripurna, bermutu dan berkeadilan “.
Pelayanan kesehatan jiwa merupakan salah satu pelayanan kesehatan utama
yang dilakukan oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
sebagai satu-satunya rumah sakit jiwa yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
Makna pernyataan visi :
1) Paripurna adalah pelayanan kesehatan jiwa yang meliputi promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif.
2) Bermutu adalah derajat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan standart profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi
sumber daya yang tersedia di rumah sakit secara wajar, efisien dan efektif
serta diberikan secara aman.
3) Berkeadilan adalah kesempatan yang sama kepada seluruh masyarakat
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam menerima pelayanan kesehatan.
MISI
Upaya- upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi tersebut adalah:
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan jiwa, penanggulangan
penyalahgunaan narkoba dan kesehatan lainnya.
2) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan jiwa, penanggulangan
penyalahgunaan narkoba yang sesuai dengan standar pelayanan.
Tata Nilai
Tata Nilai Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah “
DISIPLIN “ dengan arti :
D : Datang dan pulang tepat waktu
I : Ilmu, Iman dan Taqwa landasan kerja
S : Sopan dan Senyum dalam bekerja
I : Isi waktu dan tidak menunda pekerjaan
P: Pelayanan terbaik untuk mencapai hasil optimal
L : Lebih baik bekerja dari pada bicara tiada guna
I : Indah, bersih,nyaman dan rapi di lingkungan kerja
N : Niat dalam bekerja
Struktur Organisasi
Gambar 1.1 Struktur organisasi UPTD Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
BAB II. NILAI-NILAI DASAR ANEKA,
KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI
2.1 Nilai-Nilai Dasar ANEKA
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR
UMUM DAN KEUANGAN
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
DIREKTUR
PELAYANAN
BIDANG PELAYANAN
KEPERAWATAN
BIDANG
PELAYANAN MEDIK
SEKSI
PENGEMBANGAN SDM
SARANA DAN
EVALUASI
PELAYANAN
SEKSI PENGEMBANGAN
MUTU ASUHAN
KEPERAWATAN
DAN ETIK KEPERAWATAN
SEKSI PELAYANAN
PENGEMBANGAN SDM MUTU DAN
EVALUASI
PELAYANAN MEDIK
SEKSI
PEMELIHARAAN DAN PENGEMBANGAN
FASILITAS
MEDIK DAN PENUNJANG MEDIK
BAGIAN
UMUM
SUB BAGIAN
UMUM DAN KEPEGAWAIAN
SUB BAGIAN HUKUM DAN
SISTEM INFORMASI/PELA
PORAN
RUMAH SAKIT
BAGIAN
AKUNTANSI
SUB BAGIAN AKUNTANSI DAN
PERBENDAHARAAN
SUB BAGIAN
PENGANGGARAN DAN
EVALUASI
PELAPORAN
Aparatur Sipil Negara (ASN) harus memiliki pemahaman dan mampu
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN. Nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap
ASN adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,dan Anti
korupsi yang diakronimkan menjadi ANEKA. Setiap ASN yang profesional harus
memiliki integritas untuk menginternalisasi dan mengaktualisasi nilai-nilai ANEKA
dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sehari-hari. Berdasarkan kelima nilai
dasar ANEKA yang harus ditanamkan kepada setiap ASN, maka perlu di ketahui
indikator-indikator dari ANEKA tersebut yaitu:
1) Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Untuk menciptakan
lingkungan kerja yang akuntabel diperlukan nilai-nilai:
a. Kepemimpinan;
b. Transparansi;
c. Integritas;
d. Tanggungjawab (Responsibilitas);
e. Keadilan;
f. Kepercayaan;
g. Keseimbangan;
h. Kejelasan;
i. Konsistensi.
2) Nasionalisme
Nasionalisme adalah pondasi bagi aparatur sipil negara untuk
mengaktualisasikan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan orientasi
mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara. Nilai-nilai dasar yang
terkandung dalam nasionalisme merupakan implementasi nilai-nilai pancasila
yaitu :
a. Nilai Ketuhanan yang maha ESA
Nilai-nilai ketuhanan diimplementasikan denga cara menegmbangkan etika
social di masyarakat. Nilai ini menjiwai nilai-nilai dari sila lain dalam pancasila.
Dengan berpegang teguh pada nilai ketuhanan diharapkan bisa memperkuat
pembentukan karakter dan kepribadian, melahirkan etos kerja yang positif,
dan memiliki kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi diri.
b. Nilai Kemanusiaan
Dengan melandaskan pada rinsip kemanusian, berbagai tindakan dan
perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan tidak sepatutnya
mewarnai kebijakan dan perilaku aparatur Negara.
c. Nilai Persatuan Indonesia
Membangun rasa keadilan dan kebersamaan dilandasi prinsip-prinsip
kehidupan public yang lebih partisipatif dan non diskriminatif
d. Nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
Demokrasi permusyawaratan mempunyai dua fungsi. Fungsi pertama menjadi
ajang memperjuangkan aspirasi beragam golongan yang ada di masyarakat.
Fungsi kedua, semangat ermusyawaratan bisa menguatkan Negara
persatuan, bukan negar untuk satu golongan.
e. Nilai Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
Dala rangka mewujudkan keadilan sosial, para pendiri bangsa menyatakan
bahwa Negara merupakan organisasi masyarakat yang bertujuan
menyelenggarakan keadilan. Peran Negara dalam mewujudkan keadilan
social antara lain:
- Perwujudan relasi yang adil di semua tingkat system kemasyarakatan
- Pengembangan struktur yang menyediakan kesetaraan kesempatan
- Proses fasilitasi akses atas informasi, layanan dan sumber daya yang
diperlukan
- Dukungan atas partisipasi bermakana atas pengambilan keputusan bagi
semua oran
3) Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi atas standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan, untuk mengarahkan
kebijakan public dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Adapun nilai-nilai dasar etika publik sebagai berikut :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara yaitu Pancasila
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan ada hal-khal prinsip dalam
bentuk ketentuan tertulis. Berdasarkan UU ASN kode etik ASN terdiri dari :
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi
diri sendiri atau untuk orang lain;
k. Memegang teguh nilai dasar asn dan selalu menjaga reputasi dan integritas
asn; dan
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai disiplin
pegawai asn.
4) Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun aspek utama yang menjadi target adalah
layanan yang berkomitmen pada mutu melalui penyelenggaraan tugas secara
efektif, efisien, dan inovatif. Aktualisasi nilai dasar komitmen mutu dalam
pelaksanaan tugas apparatur akan mendorong terciptanya budaya kerja unggul
yang dapat menumbuhkan keberanian untuk menampilkan kreatifitas dan inovasi.
Dengan demikian, pergeseran orientasi kerja diarahkan untuk memotivasi
aparatur mengubah mindset menuju layanan bermutu. Karakterisktik Nilai dasar
yang berorientasi mutu adalah :
a. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan customers/clients
b. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara
agar customers/clients tetap setia
c. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi; tanpa cacat, tanpa
kesalahan, dan tidak ada pemborosan
d. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan
pergeseran tuntutan kebutuhan customers/clients maupun perkembangan
teknologi
e. Menggunakan pendekan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan
f. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara,
antara lain: pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaboraasi, dan
bencmark.
5) Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–norma
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.
Tindak pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan negara, suap-
menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan
kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi. Komisi Anti Korupsi bersama pakar
lainnya telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan
sebanyak sembilan nilai dasar diantaranya :
a. Jujur
b. Peduli
c. Mandiri
d. Disiplin
e. Tanggung jawab
f. Kerja keras
g. Sederhana
h. Berani
i. Adil.
2.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan nasional
sangat tergantung pada mekanisme kerja aparatur Negara, khususnya Pegawai
Negeri Sipil. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS bukan saja unsur
aparatur Negara, tetapi juga abdi masyarakat yang hidup di tengah- tengah
masyarakat dan bekerja untuk kepentingan masyarakat. Kedudukan dan peranan dari
Pegawai Negeri dalam setiap organisasi pemerintah sangatlah menentukan, sebab
Pegawai Negeri Sipil merupakan tulang punggung pemerintahan dalam melakukan
pembangunan nasional.
Karena PNS memegang peranan yang sangat besar dalam kelancaran
pemerintahan serta pembangunan maka dalam hal ini kedudukan pegawai negeri
menjadi sangat penting, sebab lancar atau tidak lancarnya pemerintah dan
pembangunan negara tidak terlepas dari peranan dan keikutsertaan pegawai negeri.
Kedudukan dan peranan pegawai dalam setiap organisasi pemerintahan
sangatlah menentukan, sebab Pegawai Negeri merupakan tulang punggung
pemerintah dalam melaksanakan pembangunan nasional.
Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil
Negara menyatakan bahwa : Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat
ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN berperan
sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan
pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Dengan terbitnya Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang aparatur
sipil Negara, pegawai negeri sipil diharuskan mempunyai fungsi sebagai:
a. pelaksana kebijakan publik;
b. pelayan publik; dan
c. perekat dan pemersatu bangsa.
Peran dan kedudukan ASN dalam NKRI bisa dilihat dari kemampuan mereka
memahami manajemen ASN, Pelayanan Publik dan inovasi yang berkaitan dengan
whole of government (WOG).
1) Manajemen ASN
Manejemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen
ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan
agar selalu tersedia sumber daya ASN yang unggul selaras dengan
perkembangan zaman.
a) Kedudukan ASN
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini
dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang profesional. Untuk
dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam
UU ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5
Tahun 2014 tentang ASN:
- Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS merupakan
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara
nasional. Sedangkan PPPK adalah warga negara Indonesia yang memnuhi
syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansipemerintah
untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan.
- Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus
bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.
Selain itu untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hai ini
dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN,
serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran dan tenaga pada tugas
yang dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karir
pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu
pejabat karir tertinggi.
- Kedudukan ASN berada di pusat, daerah dan luar negeri. Namun demikian
pegawai ASN merupakan kesatuan. Kesatuan bagi pegawai ASN sangat
penting, mengingat dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah,
sering terjadinya isu putra daerah yang hampir terjadi dimana-mana sehingga
perkembangan birokrasi menjadi stagnan di daerah-daerah. Kondisi tersebut
merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa.
b) Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN berfungsi
dan bertugas sebagai berikut:
- Pelaksana kebijakan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan
yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan
fungsi dan tugasnya, serta harus mengutamakanpelayanan yang berorientasi
pada kepentingan publik.
- Pelayan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan
publik yang profesional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau
pelayanan administratif yangdiselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan
publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
- Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan
dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada
Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah. ASN senantiasa menjunjung
tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara
dari pada kepentingan diri sendiri,seseorang dan golongan. Dalam UU ASN
disebutkan bahwa dalam penyelengaraan dan kebijakan manajemen ASN,
salah satu diantaranya asas persatuan dan kesatuan.
c) Hak dan Kewajiban ASN
Hak PNS yang diatur dalam UU ASN terdiri dari :
- Gaji, Tunjangan, dan Fasilitas.
- Cuti
- Jaminan pensiun dan jaminan hari tua.
- Perlindungan.
- Pengembangan kompetensi.
Sedangkan kewajibannya terdiri dari :
- Setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
- Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
- Menaati semua ketentuan peraturan perundang-undangan
- Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan
penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
- Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, tindakan,
dan ucapan kepada setiap orang baik di dalam maupun di luar kedinasan;
dan
- Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Whole of Government
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuantujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh
karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan
yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang
relevan.
a) Praktek Whole of Government
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari
sisi penataan institusi formal maupun informal. Cara-cara ini pernah dipraktekkan
oleh beberapa negara, termasuk Indonesia dalam level-level tertentu.
- Penguatan koordinasi antar lembaga
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga yang
dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable. Salah satu alternatifnya
adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai mendekati jumlah yang
ideal untuk sebuah koordinasi. Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka
koordinasi dapat dilakukan lebih mudah.
- Membentuk lembaga koordinasi khusus
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam
mengkoordinasikan sektor atau kementerian adalah salah satu cara
melakukan WoG. Lembaga koordinasi ini biasanya diberikan status
kelembagaan setingkat lebih tinggi, atau setidaknya setara dengan
kelembagaan yang dikoordinasikannya.
- Membentuk gugus tugas Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan
koordinasi yang dilakukan di luar struktur formal, yang sidatnya tidak
permanen. Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah satu cara agar
sumber daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut sementara dari
lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses koordinasi tadi.
- Koalisi sosial Koalisi sosial ini merupakan bentuk informal dari penyatuan
koordinasi antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan
khusus dalam koordinasi ini. Di Australia dalam masa pemerintahan
b) Tantangan WOG
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran praktek antara
lain adalah:
- Kapasitas SDM dan institusi
Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG tidaklah sama.
Perbedaan kapasitas ini bisa menjadi kendala serius ketika pendekatan
WoG, misalnya, mendorong terjadinya merger atau akuisisi kelembagaan, di
mana terjadi penggabungan SDM dengan kualifikasi yang berbeda.
- Nilai dan budaya organisasi
Seperti halnya kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya organisasi pun
menjadi kendala manakala terjadi upaya kolaborasi sampai dengan
penyatuan kelembagaan
- Kepemimpinan Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam
pelaksanaan WoG.
Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang mampu
mengakomodasi perubahan nilai dan budaya organisasi serta meramu SDM
yang tersedia guna mencapai tujuan yang diharapkan.
c) Praktek WoG dalam Pelayanan Publik
Praktek WoG dalam pelayanan publik dlakukan dengan menyatukan seluruh
sektor yang terkait dengan pelayanan publik. Jenis pelayanan publik yang dikenal
yang dapat didekati oleh pendekatan WoG adalah:
- Pelayanan yang Bersifat Adminisitratif
- Pelayanan jasa
- Pelayanan barang
- Pelayanan regulative
3. Pelayan Publik
Dalam kesempatan ini terkait dengan pelayanan publik terlebih dahulu akan
diberikan beberapa pengertian penting dalam Undang-Undang tersebut, yaitu:
- Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa, dan / atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
- Penyelenggara pelayanan publik (Penyelenggara) adalah setiap institusi
penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk
berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan
hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.
- Penyelenggara pelayanan publik adalah setiap institusi penyelenggara
negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan
undangundang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang
dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik
- Pelaksana pelayanan publik adalah pejabat, pegawai, petugas, dan setiap
orang yang bekerja di Whole of Government 11 dalam organisasi
penyelenggara yang bertugas melaksanakan tindakan atau serangkaian
tindakan pelayanan publik.
- Masyarakat adalah seluruh pihak, baik warga negara maupun penduduk
sebagai orang perseorangan, kelompok, maupun badan hukum yang
berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan publik, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
- Standar pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai
kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka
pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur.
- Maklumat pelayanan adalah pernyataan tertulis yang berisi keseluruhan
rincian kewajiban dan janji yang terdapat dalam standar pelayanan.
Penyelenggaraan pelayanan publik berasaskan :
a. kepentingan umum
b. kepastian hukum
c. kesamaan hak
d. keseimbangan hak dan kewajiban
e. Keprofesionalan
f. Partisipatif
g. Persamaan perlakuan/ tidak diskriminatif
h. Keterbukaan
i. Akuntabilitas
j. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan
k. Ketepatan waktu
l. kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
BAB III. RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Identifikasi Isu
Dalam penyusunan rancangan kegiatan aktualisasi, saya sebagai dokter
pertama di RSJ Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, akan memaparkan terlebih
dahulu tugas pokok dan unsur kegiatan dokter sebagai pelaksanan teknis di
bidang pelayanan kesehatan berdasarkan KEPMENPAN Nomor.
139/KEP.M/PAN/11/2003. Tugas pokok Dokter, adalah memberikan pelayanan
kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta
membina peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang kesehatan
kepada masyarakat. Sedangkan kegiatan Dokter yang sesuai dengan jenjang
jabatan dokter pertama di Rumah Sakit Jiwa adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama;
b. Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama;
c. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh Dokter umum;
d. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh Dokter umum;
e. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap;
f. Melakukan Pemulihan mental tingkat sederhana;
g. Melakukan Pemulihan mental kompleks tingkat I;
h. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit;
i. Melakukan penyuluhan medik;
j. Membuat catatan Medik rawat jalan;
k. Membuat catatan Medik rawat inap;
l. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar;
m. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam;
n. Menguji kesehatan individu;
o. Melakukan Tugas jaga panggilan/on call;
p. Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit;
q. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat
sederhana.
Berdasarkan pengalaman kerja saya sebagai dokter kontrak di Rumah Sakit
Jiwa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama 1 tahun, dirasakan adanya
beberapa isu atau permasalahan yang masih terjadi berkaitan dengan tugas atau
kegiatan dokter umum. Adapun isu-isu tersebu dapat diidentifikasi sebagai berikut
:
1) Belum Optimalnya Pelaksanaan Psikoedukasi oleh Dokter terhadap pasien
pasca rawatan yang akan pulang dan keluarganya.
2) Belum adanya kegiatan diskusi kasus antara dokter umum dan dokter spesialis
kejiwaan.
3) Respon Time Dokter Jaga yang Masih Belum tercapai sesuai Standar
Pelayanan.
4) Pengisian Catatan Medis Pasien yang Tidak Lengkap.
Identifikasi isu-isu diatas kemudian diinterpretasikan ke dalam tiga peran Aparatur
Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN yaitu melaksanakan kebijakan publik
yang dibuat oleh Pejabat Negara, memberikan pelayanan publik yang profesional
dan berkualitas, dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Langkah selanjutnya yang penulis lakukan adalah mengkonsultasikan isu-isu
yang telah teridentifikasi ke rekan kerja, atasan kerja dan mentor untuk dianalisis
bersama hingga dapat ditentukan satu isu sebagai isu utama (core issue) yang
akan diangkat menjadi kegiatan aktualisasi.
3.2 Isu yang Diangkat dan Gagasan Pemecahan Isu
3.2.1 Isu yang Diangkat
Berdasarkan hasil konsultasi dengan mentor dan dengan menggunakan
teknik USG maka penulis menetapkan isu utama yaitu ”Belum Optimalnya
Pelaksanaan Psikoedukasi oleh Dokter terhadap pasien pasca rawatan yang
akan pulang dan keluarganya.”
Adapun yang dimaksud dengan teknik USG adalah salah satu alat untuk
menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan
menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan
menentukan skala nilai 1 – 5.Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu
prioritas. Untuk lebih jelasnya, pengertian urgency, seriousness, dan growth dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang
tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan
masalah yang menyebabkan isu tadi.
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang
timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu
tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah
penyebab isu tidak dipecahkan.
3. Growth Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin
memburuk kalau dibiarkan.
Tabel 3.1 Perumusan Isu dan Penetapan Isu
NO. ISSUE/ MASALAH U S G TOTAL
1 Belum Optimalnya Pelaksanaan
Psikoedukasi oleh Dokter terhadap
pasien pasca rawatan yang akan
pulang dan keluarganya.
5 5 5 15
2 Belum adanya kegiatan diskusi kasus
antara dokter umum dan dokter
spesialis kejiwaan.
4 3 2 9
3 Respon Time Dokter Jaga yang Masih
Belum tercapai sesuai Standar
Pelayanan.
5 5 4 14
4 Pengisian Catatan Medis Pasien yang
Tidak Lengkap. 4 4 4 12
Berdasarkan hasil analisis isu menggunakan teknik USG di atas dapat dilihat
bagaimana kualitas Isu yang ada. Isu yang mendapatkan prioritas tertinggi adalah
isu final (core issue) yang perlu diangkat yaitu: ”Belum Optimalnya Pelaksanaan
Psikoedukasi oleh Dokter terhadap pasien pasca rawatan yang akan pulang
dan keluarganya.”
Jika isu tersebut tidak bisa segera dipecahkan maka akan mengakibatkan hal-
hal sebagai berikut :
1. Kurangnya pemahaman pihak keluarga mengenai kondisi pasien, yang dapat
menyebabkan peningkatan kejadian penelantaran ODGJ, peningkatan
kejadian pasung, dan kurangnya dukungan sosial
2. Kurangnya pemahaman pasien mengenai penyakitnya yang menyebabkan
penurunan tingkat kepatuhan untuk minum obat,serta peningkatan kasus
putus berobat
3. Meningkatnya kasus readmisi ODGJ yang sudah dipulangkan dari rawat inap.
3.2.2 Gagasan Pemecahan Isu
Isu ini memiliki prioritas tertinggi karena salah satu bentuk dari kegiatan
upaya kesehatan jiwa yang mencakup sebagin besar tugas dokter umum
(preventif, kuratif, dan rehabilitatif). Upaya kesehatan jiwa berdasarkan Undang-
Undang Kesehatan Jiwa Nomor 18 tahun 2014 adalah setiap kegiatan untuk
mewujudkan derajat kesehatan jiwa yang optimal bagi setiap individu, keluarga,
dan masyarakat. Psikoedukasi juga ditujukan kepada keluarga sebagai caregiver.
Psikoedukasi keluarga adalah salah satu elemen program perawatan
kesehatan jiwa keluarga dengan cara pemberian informasi , edukasi melalui
komunikasi yang terapeutik. Program psikoedukasi merupakan pendekatan yang
bersifat edukasi dan pragmatic (Stuart & Laraia,2008). Psikoedukasi keluarga
adalah suatu metoda berdasarkan pada penemuan klinis untuk melatih keluarga-
keluarga dan bekerja sama dengan para profesional kesehatan jiwa sebagai
bagian dari perawatan menyeluruh secara klinis yang direncanakan untuk
anggota keluarga.
Terapi Psikoedukasi keluarga dapat meningkatkan kemampuan kognitif
karena dalam terapi mengandung unsur untuk meningkatkan pengetahuan
keluarga tentang penyakit, mengajarkan tehnik yang dapat membantu
keluarga untuk mengetahui gejala–gejala penyimpangan perilaku, serta
peningkatan dukungan bagi anggota keluarga itu sendiri. Tujuan utama dari
terapi psikoedukasi keluarga adalah saling bertukar informasi tentang
perawatan kesehatan mental akibat penyakit fisik yang dialami, membantu
anggota keluarga mengerti tentang penyakit anggota kelurganya seperti
gejala, pengobatan yang dibutuhkan untuk menurunkan gejala dan lainnya
(Varcaloris, 2006).
Selain itu psikoedukasi merupakan salah satu bentuk terapi
nonmedikamentosa yang membawa manfaat perubahan yang besar bagi pasien
dan keluarga, serta dengan cara yang mudah untuk dilaksanakan. Manfaat bagi
pasien adalah meningkatkan pemahaman dan penerimaan pasien terhadap
kondisinya untuk menghindari kemungkinan putus berobat hingga relaps.
Sedangkan bagi pihak keluarga psikoedukasi akan membantu menurunkan
intensitas emosi dalam keluarga sampai pada tingkat yang rendah, meningkatkan
pengetahuan anggota keluarga tentang penyakit dan pengobatan, memberikan
dukungan kepada keluarga dalam upaya menurunkan angka kekambuhan atau
serangan berulang pada penyakit yang diderita, mengembalikan fungsi pasien dan
keluarga, melatih keluarga untuk lebih bisa mengungkapkan perasaan, bertukar
pandangan antar anggota keluarga dan orang lain. (Varcarolis,2006).
Berdasarkan hal-hal tersebut maka gagasan pemecahan isu yang diangkat
untuk kegiatan aktualisasi ini adalah “PEKKA ODGJ (Psikoedukasi Keluarga
dan Orang Dengan Gangguan Jiwa) di Rumh Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung”
3.3 Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Pemecahan Isu
Dalam pemecahan isu utama yang telah dijabarkan di atas, penulis
merencanakan beberapa kegiatan dan tahapan kegiatan pemecahan masalah
yang berdasarkan tugas serta sasaran kerja dokter umum, masukan dari atasan,
dan ide sendiri yang kemudian didiskusikan bersama mentor dan coach. Kegiatan
dan tahapan yang diusulkan untuk memecahkan isu di atas adalah sebagai
berikut:
1. Melaporkan rencana kegiatan aktualisasi ke pimpinan organisasi. Dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Melaksanakan diskusi dengan mentor tentang pemantapan rencana
kegiatan yang akan diaktualisasikan
b. Menyiapkan data-data kondisi saat ini terkait isu yang diangkat
c. Melaporkan rencana kegiatan PEKKA ODGJ kepada kabid Pelaynan Medik
dan Direktur Pelayanan bersama dengan mentor
2. Penyusunan materi PEKKA ODGJ. Dengan tahapan sebagai berikut :
a. Mengumpulkan materi sikoedukasi
b. Melakukan Konsultasi dengan dokter spesialis kedokteran jiwa tentang
materi psikoedukasi
c. Menyusun materi psikoedukasi
d. Mencetak materi PEKKA ODGJ
3. Sosialisasi PEKKA ODGJ kepada tenaga medis dan konsultasi dengan dokter
umum. Dengan tahapan sebagai berikut :
a. Membuat undangan rapat melalui ketua komite medik
b. Melakukan sosialisasi mengenai PEKKA ODGJ
c. Melakukan diskusi dengan para dokter
4. Persiapan akhir PEKKA ODGJ. Dengan tahapan sebagai berikut :
a. Mengumpulkan data pasien yang akan pulang
b. Menyiapkan dan membagikan brosur materi psikoedukasi ke ruang-ruang
perawatan
c. Melakukan koordinasi dengan perawat ruangan mengenai pelaporan
pasien yang akan pulang ke dokter jaga
5. Pelaksanakan PEKKA ODGJ. Dengan tahapan sebagai berikut :
a. Memberikan psikoedukasi kepada pasien dan keluarga
b. Menulis kegiatan psikoedukasi dalam status pasien
c. Membagikan brosur kepada pasien dan keluarga pasien
6) Menyusun Laporan Kegiatan. Dengan tahapan sebagai berikut :
a. Mengumpulkan data kegiatan PEKKA ODGJ
b. Mengolah data kegiatan PEKKA ODGJ
c. Mencetak laporan kegiatan
d. Pemaparan hasil kegiatan kepada atasan
3.4 Keterkaitan Kegiatan dengan Nilai ANEKA dan Peran Kedudukan PNS
dalam NKRI
Adapun kegiatan-kegiatan sebagaimana diuraikan diatas akan saya
laksanakan pada kegiatan aktualisasi ditempat saya bekerja yang akan saya
uraikan satu persatu sebagai berikut :
1. Kegiatan 1 : Melaporkan rencana kegiatan aktualisasi ke pimpinan organisasi.
Kegiatan ini penting dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan dukungan
dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi. Selain itu agar atasan mendapatkan
gambaran mengenai pelaksanaan aktualisasi sehingga dapat memberikan
masukan, pendapat, dan kebijakan terhadap pelaksanaan aktualisasi. Kegiatan
ini akan dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Melaksanakan diskusi dengan mentor tentang pemantapan rencana
kegiatan yang akan diaktualisasikan
b. Menyiapkan data-data kondisi saat ini terkai isu yang diangkat
c. Melaporkan rencana kegiatan PEKKA ODGJ kepada kabid Pelaynan Medik
dan Direktur Pelayanan bersama dengan mentor
Adapun pengaktualisasian nilai-nilai dasar dan nilai-nilai peranan dan
kedudukan PNS dalam NKRI dalam tahapan-tahapan kegiatan satu ini adalah
sebagai berikut :
a. Etika Publik, Nasionalisme
Pada saat saya melaksanakan diskusi dengan mentor tentang
pemantapan rencana kegiatan (tahap 1), saya akan mengaktualisasikan
nilai Nasionalisme berupa pancasila sila ke 4 (utamakan musyawarah
dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan bersama) yaitu
dengan cara selama berdiskusi mengutamakan musyawarah bersama
mentor, saling berpendapat dan mengajukan usul atau perbaikan hingga
mencapai kesepakatan dalam pengambilan keputusan untuk kelancaran
pelaksanaan kegiatan.
Nilai terakhir yang akan saya aktualisasikan pada tahap ini adalah nilai
Etika Publik berupa “Menghargai komunikasi, konsultasi, dan
kerjasama” dengan cara selama berkonsultasi saya akan berbicara
sopan, ramah dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik sehingga
diskusi berjalan lancar, dan mencapai persamaan pemahaman mengenai
kegiatan.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah kesepakatan
dengan mentor tentang rencana aktualisasi, notulensi diskusi, dan
dokumentasi kegiatan.
b. Akuntabilitas, Anti Korupsi
Pada tahap menyiapkan data-data kondisi saat ini terkait isu yang
diangkat (tahap 2), saya akan mengaktualisasikan nilai akuntabilitas
berupa “tanggung jawab”, dengan cara mengumpulkan informasi atau
data dari sumber yang valid, secara teliti sehingga hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan.
Selanjutnya nilai anti korupsi berupa ”Kejujuran” yaitu dengan cara
mengumpulkan semua data terkait isu, tidak memanipulasi data, dan
menyampaikan semua data apa adanya.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah data-data
psikoedukasi yang sudah atau belum dilakukan.
c. Akuntabilitas, Etika Publik, WoG
Pada tahap melaporkan rencana kegiatan PEKKA ODGJ kepada
kabid Pelaynan Medik dan Direktur Pelayanan bersama mentor (tahap 3),
saya akan mengaktualisasikan nilai akuntabilitas berupa
“Kepercayaan”, yaitu dengan cara memaparkan rencana kegiatan
dengan jelas, menggunakan data-data yang valid sehingga menimbulkan
rasa kepercayaan dari pimpinan dan memberikan izin kepada saya untuk
pelaksanaan kegiatan ini.
Selanjutnya adalah Nilai Etika Publik berupa “ memelihara dan
menjunjung tinggi etika luhur”, yaitu dengan cara menggunakan bahasa
yang santun, bersikap sopan dan hormat selama melaporkan kegiatan
sehingga atasan dapat mengetahui dan memahami keseluruhan maksud
dan tujuan kegiatan secara baik dan benar.
Nilai terakhir adalah Nilai WoG yaitu Koordinasi. Untuk mencapai
kesuksesan dalam pelaksanaan kegiatan PEKKA ODGJ ini dibutuhkan
dukungan, bantuan dari berbagai pihak. Salah satunya dukungan dari
atasan selaku pembuat kebijakan. Sehinga dalam perencanaan kegiatan
dibutuhkan koordinasi vertikal dengan pihak atasan agar kegiatan dapat
berjalan lancar.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah pertemuan
dengan kabid dan direktur pelayanan, notulensi rapat, dan dokumentasi.
Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi
Dengan melakukan pelaporan rencana kegiatan aktualisasi ke pimpinan
organisasi maka diharapkan kegiatan ini mendapatkan dukungan atasan sehingga
diharapkan dalam pelaksanaannya dapat berkontribusi dalam pelaksanaan visi
Rumah Sakit Jiwa yaitu “Mewujudkan pelayanan kesehatan jiwa yang paripurna,
bermutu dan berkeadilan” dan juga diharapkan dapat berkontribusi mendorong
misi Rumah sakit jiwa yaitu “Menyelenggarakan pelayanan kesehatan jiwa,
penanggulangan penyalahgunaan narkoba dan kesehatan lainnya”
Penguatan nilai organisasi
Dengan melakukan pelaporan rencana kegiatan aktualisasi ke pimpinan
organisasi maka diharapkan kegiatan ini mendapatkan dukungan atasan
sehingga diharapkan dalam pelaksanaannya akan menguatkan nilai-nilai Rumah
sakit jiwa prov. Babel yaitu “DISPLIN” terutama nilai sopan dan senyum dalam
bekerja, serta Isi waktu dan tidak menunda pekerjaan.
2. Kegiatan 2 : Penyusunan materi PEKKA ODGJ. Kegiatan ini penting dilakukan
sebagai upaya untuk menghasilkan bahan edukasi yang bermutu, dan
bermanfaat, yang dapat meningkatan pemahaman dan kepuasan pasien dan
keluarga. Kegiatan ini akan dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai
berikut :
a. Mengumpulkan materi psikoedukasi
b. Melakukan Konsultasi dengan dokter spesialis kedokteran jiwa tentang
materi psikoedukasi
c. Menyusun materi psikoedukasi
d. Mencetak materi PEKKA ODGJ
Adapun pengaktualisasian nilai-nilai dasar dan nilai-nilai peranan dan
kedudukan PNS dalam NKRI dalam tahapan-tahapan kegiatan satu ini adalah
sebagai berikut:
a. Akuntabilitas, Anti Korupsi, Komitmen Mutu
Pada saat saya melaksanakan kegiatan pengumpulan materi
psikoedukasi (tahap 1), saya akan mengaktualisasikan nilai Akuntabiltas
berupa tanggung jawab, yaitu dengan cara berusaha sebaik mungkin
memanfaatkan waktu saya untuk mengumpulkan materi-materi
psikoedukasi berkualitas, berlandaskan teori ilmu kejiwaan yang nantinya
dijadikan sebagai bahan diskusi bersama dokter spesialis yang hasilnya
dapat dipertanggung jawabkan
Selanjutnya adalah nilai Anti Korupsi berupa Kejujuran, yaitu dengan
cara mengumpulkan data-data dari sumber yang terpercaya, sesuai fakta
dengan tidak menambah atau mengurangi informasi yang didapatkan.
Nilai yang terakhir adalah komitmen mutu yaitu Efektif, yaitu dengan
memanfaatkan media dalam pengumpulan materi, baik cetak ataupun
elektronik seperti buku ajar, jurmal, atau laporan penelitian. Sehingga
dalam waktu singkat saya dapat mempersiapkan materi psikoedukasi yang
bermutu dan berkualitas.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah bahan materi dari
berbagai sumber.
b. Akuntabilitas, Etika publik, dan Nasionalisme
Pada saat saya melakukan konsultasi dengan dokter spesialis
kedokteran jiwa (tahap 2) tentang materi psikoedukasi saya akan
mengaktualisasikan nilai Akuntabilitas berupa kejelasan yaitu dengan
cara aktif berdiskusi membahas materi-materi yang sudah saya siapkan
dan bertanyaan mengenai segala hal yang berhubungan dengan
psikoedukasi (tata cara, materi, pelaksanaan kegiatan) kepada ahlinya,
hingga saya memahami secara menyeluruh dan dapat menjalankan
kegiatan ini dengan baik.
Nilai selanjutnya adalah Etika publik berupa memelihara dan
menjunjung tinggi etika publik serta menghargai komunikasi,
konsultasi dan kerja sama, yaitu dengan cara berbicara dengan sopan,
menggunakan bahasa Indonesia yang baik sehingga tercipta komunikasi
yang efektif, serta menghargai dan menerima semua pendapat dan
masukan yang diberikan spesialis guna keberhasilan kegiatan psikoedukasi
ini.
Selanjutnya nilai yang diaktualisasikan adalah nilai Nasionalisme
berupa pancasila sila ke 4 (utamakan musyawarah dalam pengambilan
keputusan untuk kepentingan bersama) yaitu dengan cara
bermusyawarah bersama spesialis dalam merancang materi psikoedukasi,
mengemukakan materi hasil pencarian yang saya dapatkan, tidak
memaksa spsesialis agar menerima semua materi yang saya dapat, dan
selalu siap menerima koreksi, atau perubahan yang dianjurkan spesialis
untuk kebaikan kegiatan ini.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah notulensi hsil
diskusi, dan dokumentasi kegiatan.
c. Komitmen Mutu, dan Antikorupsi
Pada saat saya melakukan penyusun materi psikoedukasi (tahap 3),
saya akan mengaktualisasikan nilai Komitmen mutu yaitu inovatif, yaitu
dengan cara membuat materi psikoedukasi yang menarik dalam bentuk
leaflet, menggunakan bahasa yang mudah pasien dan keluarga paham.
Nilai selanjutnya yang saya aktualisasikan adalah antikorupsi yaitu
nilai kerja keras dengan cara berusaha sebaik-baiknya, mengerahkan
semua kemampuan diri saya dalam menyusun materi psikoedukasi
menggunakan bahasa yang mudah dipahami orang awam, dan membuat
tampilan materi semenarik mungkin hingga menimbulkan minat orang lain
untuk membaca.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah draft materi.
d. Manajemen ASN, dan Pelayanan Publik
Pada saat saya melakukan kegiatan mencetak materi PEKKA ODGJ
(tahap 4) saya akan mengaktualisasikan manajemen ASN berupa
penerapan kode etik ASN yaitu Memberikan informasi secara benar
dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi
terkait kepentingan kedinasan, dengan cara memastikan kembali isi
materi yang akan saya cetak sudah tepat, bahasa yang digunakan mudah
untuk dimengerti, sehingga nantinya materi tersebut tidak membingungkan
atau menyesatkan penggunanya.
Nilai selanjutnya yang akan saya aktualisasikan adalah pelayanan
publik berupa nilai aksesibel, yaitu dengan mencetak materi psikoedukasi
dalam bentuk leaflet, dan menyebarkannya ke setiap ruang rawat inap
sehingga memudahkan keluarga dan pasien untuk mengakses materi
tersebut.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah brosur atau
leaflet PEKKA ODGJ.
Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi
Dengan melakukan Penyusunan Materi PEKKA ODGJ maka diharapkan
kegiatan ini akan menghasilkan bahan edukasi yang bermutu, dan bermanfaat,
yang dapat meningkatan pemahaman dan kepuasan pasien dan keluarga
sehingga dapat berkontribusi dalam pelaksanaan visi Rumah Sakit Jiwa yaitu
“Mewujudkan pelayanan kesehatan jiwa yang paripurna, bermutu dan berkeadilan”
dan juga diharapkan dapat berkontribusi mendorong misi Rumah sakit jiwa yaitu
“Menyelenggarakan pelayanan kesehatan jiwa, penanggulangan penyalahgunaan
narkoba dan kesehatan lainnya”
Penguatan nilai organisasi
Dengan melakukan Penyusunan Materi PEKKA ODGJ maka diharapkan
kegiatan ini akan menghasilkan bahan edukasi yang bermutu, dan bermanfaat,
yang dapat meningkakan pemahaman dan kepuasan pasien dan keluarga
sehingga akan menguatkan nilai-nilai Rumah sakit jiwa prov. Babel yaitu
“DISPLIN” terutama nilai Pelayanan terbaik untuk mencapai hasil optimal.
3. Kegiatan 3 : Sosialisasi PEKKA ODGJ kepada tenaga medis. Kegiatan ini akan
dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Membuat undangan rapat melalui ketua komite medik
b. Melakukan sosialisasi mengenai PEKKA ODGJ
c. Melakukan diskusi dengan para dokter
Adapun pengaktualisasian nilai-nilai dasar dan nilai-nilai peranan dan
kedudukan PNS dalam NKRI dalam tahapan-tahapan kegiatan satu ini adalah
sebagai berikut:
a. WoG
Pada tahap membuat undangan rapat melalui ketua komite medik
(tahap 1), saya akan mengaktualisasikan nilai WoG yaitu koordinasi
dengan cara menemui ketua komite medik, kemudian menjelaskan secara
rinci dan menggunakan bahasa yang sopan mengenai rencana kegiatan
sosialisasi PEKKA ODGJ, serta meminta kesedian beliau untuk
menandatangi surat undangan yang akan disebar.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah surat undangan
rapat.
b. Akuntabilitas, Etika publik, dan Komitmen mutu
Pada tahap sosialisasi mengenai PEKKA ODGJ (Tahap 2) saya akan
mengaktualisasikan nilai akuntabilias yaitu kepemimpinan. Sebagai
perencana kegiatan ini saya akan memaparkan rencana PEKKA ODGJ ini
dengan jelas, dan berkomitmen akan menjalankan kegiatan secara
sungguh-sungguh, serta mengajak peserta sosialisasi untuk dapat
membantu kegiatan ini agar terlaksana
Nilai selanjutnya yang akan saya aktualisasikan adalah etika publik
yaitu memelihara dan menjunjung tinggi etika luhur, dengan cara
menyampaiakan sosialisasi menggunakan bahasa yang baik, bersikap
sopan, dan mau menerima masukan, sehingga kegiatan dapat berjalan
lancar, dan diharapkan akan mendapat dukungan penuh dari peserta
sosialisasi untuk turut berkontribusi aktif dalam kegiatan.
Nilai terakhir yang akan saya aktualisasikan adalah nilai komitmen
mutu yaitu efisien, dengan cara mengadakan sosialisasi secara
bersamaan kepada seluruh tenaga kesehatan yang akan terlibat dalam
kegiatan, sehingga lebih mengefisienkan waktu dan tenaga, mengingat
kegiatan aktualisasi ini harus dapat diselesaikan dalam waktu 30 hari.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah materi
sosialisasi, dan dokumentasi kegiatan.
c. Nasionalisme, Anti korupsi, dan Pelayanan publik
Pada tahap diskusi dengan para dokter umum ( tahap 3), saya akan
mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu Pancasila Sila ke 4
(utamakan musyawarah dalam pengambilan keputusan untuk
kepentingan bersama) dengan berdiskusi mengutamakan musyawarah,
saling berpendapat memberikan masukan atau perbaikan hingga mencapai
kesepakatan dan kesepahaman mengenai kegiatan PEKKA ODGJ ini.
Nilai selanjutnya yang akan saya aktualisasikan adalah nilai Anti
korupsi yaitu jujur, dengan cara memaparkan semua rancangan kegiatan
secara terbuka, apa adanya kepada teman sejawat sehingga mereka
memiliki pemahaman yang sama.
NIlai terakhir yan akan saya aktualisasikan adalah pelayanan publik
yaitu partisipatif, dengan cara mengajak dokter umum lainnya untuk
diskusi, dan memberi penilaian, masukan mengenai rencana kegiatan ini
apakah sudah cukup baik, serta mengajak mereka untuk turut berpartisipasi
dalam menjalankan kegiatan ini.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah notulensi
kegiatan dokumentasi.
Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi
Dengan melakukan Sosialisasi PEKKA ODGJ maka diharapkan para tenaga
medis dapat mengerti, memahami, dan turut serta membantu kegiatan PEKKA
ODGJ sehingga dapat berjalan dengan baik dan berkontribusi dalam
pelaksanaan visi Rumah Sakit Jiwa yaitu “Mewujudkan pelayanan kesehatan jiwa
yang paripurna, bermutu dan berkeadilan” dan juga diharapkan dapat
berkontribusi mendorong misi Rumah sakit jiwa yaitu “Menyelenggarakan
pelayanan kesehatan jiwa, penanggulangan penyalahgunaan narkoba dan
kesehatan lainnya”
Penguatan nilai organisasi
Dengan melakukan Sosialisasi PEKKA ODGJ maka diharapkan para tenaga
medis dapat mengerti, memahami, dan turut serta membantu kegiatan PEKKA
ODGJ sehingga dapat berjalan dengan baik dan diharapkan akan menguatkan
nilai-nilai Rumah sakit jiwa prov. Babel yaitu “DISPLIN” terutama nilai Pelayanan
terbaik untuk mencapai hasil optimal.
4. Kegiatan 4 : Persiapan akhir PEKKA ODGJ. Kegiatan ini akan dilakukan
melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Mengumpulkan data pasien yang akan pulang
b. Menyiapkan dan membagikan brosur materi psikoedukasi ke ruang-ruang
perawatan
c. Melakukan koordinasi dengan perawat ruangan mengenai pelaporan
pasien yang akan pulang ke dokter jaga
Adapun pengaktualisasian nilai-nilai dasar dan nilai-nilai peranan dan
kedudukan PNS dalam NKRI dalam tahapan-tahapan kegiatan satu ini adalah
sebagai berikut:
a. Nasionallisme, dan Komitmen mutu
Pada saat melakukan kegiatan mengumpulkan data pasien yang akan
pulang (tahap 1), saya akan mengaktualisasikan nilai nasionalisme sila ke
2 pancasila yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab, dengan cara
mendata semua pasien rawat inap yang sudah disetujui oleh dokter
penanggung jawab pasien (DPJP) untuk pulang, tanpa memandang latar
belakang sosial, agama, pendidikan, ataupun diagnosanya. Sehingga
mereka memiliki kesempatan yang sama untuk terlibat dalam kegiatan ini.
Nilai selanjutnya yang akan saya aktualisasikan adalah komitmen mutu
yaitu efekif, dengan cara mendata pasien yang akan pulang dengan
melihat catatan perkembangan perawatan yang ada ditiap ruangan. Hal ini
lebih efektif dibandingkan dengan membuka satu persatu buku rekam
medis pasien yang membutuhkan waktu lebih banyak.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah daftar nama
pasien yang akan pulang.
b. Akuntabilitas, dan Antikorupsi
Dalam melaksanakan kegiatan menyiapkan dan membagikan brosur
materi psikoedukasi ke ruang-ruang perawatan (tahap 2), saya akan
mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu tanggung jawab, dengan
cara memastikan kembali brosur tersebut sebelum disebar ke ruang
perawatan bahwa tampilan, dan isi materinya sudah sesuai, serta
membagikan materi tersebut ke seluruh ruang perawatan tanpa terkecuali.
Nilai selanjutnya yang akan saya aktualisasikan adalah antikorupsi
yaitu adil, dengan cara membagikan brosur ke tiap ruangan sesuai dengan
kebutuhannya. Dimana saya akan memberikan brosur lebih banyak di
ruang tenang dibandingkan ruang perawatan intensif, dikarenakan
sebagian besar pasien yang akan pulang berasal dari ruang tenang.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah dokumentasi
kegiatan.
c. Etika publik, dan WoG
Dalam melaksanakan kegiatan melakukan koordinasi dengan perawat
ruangan mengenai pelaporan pasien yang akan pulang ke dokter jaga
(tahap 3), saya akan mengaktualisasikan nilai etika publik yaitu
menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama, dengan cara
berkomunikasi efektif, sopan, dan selalu berterimakasih atas bantuan yang
diterima.
Nilai selanjutnya yang akan saya aktualisasikan adalah WoG yaitu
koordinasi, dengan cara bersama-sama dengan kepala ruangan untuk
membentuk perawat penanggung jawab yang bertugas menginformasikan
ke dokter jaga mengenai pasien yang sudah dijemput keluaraga.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah daftar perawat
penanggung jawab PEKKA ODGJ.
Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi
Dengan melakukan persiapan akhir PEKKA ODGJ maka diharapkan semua
hal yang berkaitan dengan kegiatan sudah siap, tidak ada lagi yang kurang,
sehingga kegiatan PEKKA ODGJ ini dapat berjalan dengan lancar, mendapatkan
dukungan semua pihak yang terkait dan dalam pelaksanaannya dapat
berkontribusi dalam mewujudkan visi Rumah Sakit Jiwa yaitu “Mewujudkan
pelayanan kesehatan jiwa yang paripurna, bermutu dan berkeadilan” dan juga
diharapkan dapat turut serta mendorong keberhasilan misi Rumah sakit jiwa yaitu
“Menyelenggarakan pelayanan kesehatan jiwa, penanggulangan penyalahgunaan
narkoba dan kesehatan lainnya”
Penguatan nilai organisasi
Dengan melakukan persiapan akhir PEKKA ODGJ maka diharapkan semua
hal yang berkaitan dengan kegiatan sudah siap, tidak ada lagi yang kurang,
sehingga kegiatan PEKKA ODGJ ini dapat berjalan dengan lancar, mendapatkan
dukungan semua pihak yang terkait dan diharapkan akan menguatkan nilai-nilai
Rumah sakit jiwa prov. Babel yaitu “DISPLIN” terutama nilai Pelayanan terbaik
untuk mencapai hasil optimal.
5. Kegiatan 5 : Pelaksanakan PEKKA ODGJ. Kegiatan ini akan dilakukan melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Memberikan psikoedukasi kepada pasien dan keluarga
b. Menulis kegiatan psikoedukasi dalam status pasien
c. Membagikan brosur kepada pasien dan keluarga pasien
Adapun pengaktualisasian nilai-nilai dasar dan nilai-nilai peranan dan
kedudukan PNS dalam NKRI dalam tahapan-tahapan kegiatan satu ini adalah
sebagai berikut:
a. Nasionalisme, Akuntabilitas, Etika Publik
Pada saat melaksanakan kegiatan psikoedukasi kepada pasien dan
keluarga (tahap 1), saya akan mengaktualisasikan nilai Nasionalisme
yaitu pancasila sila ke 2 (butir ke 2 yaitu Mengakui persamaan derajat,
persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-
bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya), dengan cara
memberikan psikoedukasi kepada semua pasien yan pulang beserta
keluarganya, tanpa membedakan status, dan menggunakan segenap
penegetahuan saya, sehingga meningkatkan pemahaman mereka
mengenai kesehatan jiwa.
Nilai selanjutnya yang akan saya aktualisasikan adalah Akuntabilitas
yaitu nilai integritas, dengan cara bersungguh-sungguh dalam
penyampaian materi psikoedukasi, menggunakan segenap kemampuan
dan keilmuan saya dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia.
Nilai terakhir yang saya aktualisasikan adalah Etika publik yaitu nilai
dasar etika publik yang memberikan layanan kepada publik secara
jujur, tanggap, cepat, tapat, akurat, budaya guna, berhasil guna, dan
santun. Dalam penyampaian materi psikoedukasi saya akan menciptakan
suasana yang santai, tidak mengurui, dan memberikan kesempatan
sebesar-besarnya bagi mereka untuk bertanya, tetapi tetap dengan
menyampaikan materi yang sesuai dengan ilmunya. Sehingga diharapkan
setelah selesai psikoedukasi keluarga akan memahami sepenuhnya
mengenai kondisi pasien.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah dokumentasi
psikoedukasi.
b. Komitmen mutu, Akuntabilitas,
Dengan melakukan pencatatan kegiatan psikoedukasi dalam status
pasien (tahap 2), saya akan mengaktualisasikan nilai Akuntabilitas yaitu
kejelasan. Dengan melakukan pencatatan kegiatan di rekam medis pasien,
maka semua kegiatan saya akan menjadi terpantau, jelas, dan dapat
dipertanggungjawabkan. Selain itu juga memudahkan saya dalam
pengumpulan data hasil kegiatan.
Nilai selanjutnya yang akan saya aktualisasikan adalah komitmen
mutu, yaitu dengan melakukan pencatatan kegiatan di rekam medis
pasien, maka saya sudah menjalankan salah satu standar pelayanan yang
ditetapkan oleh RSJ yaitu mendokumentasikan apapun kegiatan atau
tindakan yang kita lakukan ke pasien dengan menulis di rekam medis pada
bagian catatan perkembangan harian.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah dokumentasi
rekam medis pasien.
c. Pelayanan publik
Dengan melakukan kegiatan membagikan brosur kepada pasien dan
keluarga pasien (tahap 3), maka saya akan mengaktualisasikan nilai
pelayanan publik yaitu berkeadilan, dengan cara memberikan materi
psikoedukasi dalam bentuk leaflet kepada semua keluarga dan pasien yang
sudah mengikuti kegiatan psikoedukasi, tanpa membedakan latar belakang
ataupun status mereka.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah dokumentasi
kegiatan.
Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi
Dengan melakukan kegiatan PEKKA ODGJ maka diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga mengenai hal-hal terkait masalah
penyakit pasien, dan meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga terhadap
pelayanan di RSJ Prov. Babel, sehingga dapat berkontribusi dalam mewujudkan
visi Rumah Sakit Jiwa yaitu “Mewujudkan pelayanan kesehatan jiwa yang
paripurna, bermutu dan berkeadilan” dan juga diharapkan dapat turut serta
mendorong keberhasilan misi Rumah sakit jiwa yaitu “Menyelenggarakan
pelayanan kesehatan jiwa, penanggulangan penyalahgunaan narkoba dan
kesehatan lainnya”.
Penguatan nilai organisasi
Dengan melakukan kegiatan PEKKA ODGJ maka diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga mengenai hal-hal terkait masalah
penyakit pasien, dan meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga terhadap
pelayanan di RSJ Prov. Babel, sehingga diharapkan akan menguatkan nilai-nilai
Rumah sakit jiwa prov. Babel yaitu “DISPLIN” terutama nilai Pelayanan terbaik
untuk mencapai hasil optimal, dan Sopan dan Senyum dalam bekerja.
6. Kegiatan 6 : Menyusun Laporan Kegiatan. Kegiatan ini akan dilakukan melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Mengumpulkan data kegiatan PEKKA ODGJ
b. Mengolah data kegiatan PEKKA ODGJ
c. Mencetak laporan kegiatan
d. Pemaparan hasil kegiatan kepada atasan
Adapun pengaktualisasian nilai-nilai dasar dan nilai-nilai peranan dan
kedudukan PNS dalam NKRI dalam tahapan-tahapan kegiatan satu ini adalah
sebagai berikut:
a. Akuntabilitas, WoG, dan Etika Publik
Pada saat melakukan kegiatan mengumpulkan data kegiatan PEKKA
ODGJ (tahap 1) saya akan mengaktualisasikan nilai Akuntabilitas yaitu
tanggung jawab, dengan cara mengumpulkan semua hasil kegiatan
aktualisasi mulai dari awal hingga akhir secara teliti, baik kegiatan tersebut
terlaksana ataupun tidak yang hasilnya akan saya laporkan ke atasan, dan
saya presentasikan dalam seminar evaluasi aktualisasi dengan penuh
tanggung jawab.
Nilai selanjutnya yang akan saya aktualisasikan adalah WoG yaitu
koordinasi. Dalam kegiatan pengumpulan data, saya akan berkoordinasi
dengan tenaga medis lain (sesama dokter umum ataupun perawat
ruangan) yang terkait dalam kegiatan PEKKA ODGJ, sehingga data-data
kegiatan dapat dengan mudah dikumpulkan.
Nilai terakhir yang akan saya aktualisasikan adalah Etika publik yaitu
nilai dasar etik berupa memelihara dan menjunjung tinggi etika luhur,
dengan cara menggunakan bahasa Indonesia yang baik, sopan, dan tidak
terkesan memerintah, saat berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lain
dalam pengumpulan data hasil kegiatan.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah data hasil
kegiatan, dan dokumentasi.
b. Akuntabilitas, dan Antikorupsi
Dalam tahapan mengelola data kegiatan PEKKA ODGJ (tahap 2), saya
akan mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu Integritas, dengan cara
menyusun laporan semua kegiatan yang benar-benar saya lakukan, dan
tidak mengada-ada.
Nilai selanjutnya yang saya aktualisasikan adalah Antikorupsi yaitu
tanggung jawab, dengan cara mengelola data kegiatan sebaik mungkin,
menyusunan laporan sesuai dengan aturan penulisan, dan melampirkan
bukti kegiatan sehingga menghasilkan laporan yang dapat dipertanggung
jawabkan. Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah data draft
laporan akhir.
c. Etika Publik
Dalam tahapan mencetak laporan kegiatan PEKKA ODGJ (tahap 3),
saya akan mengaktualisasikan nilai etika publik yaitu melaksanakan
tugas dengan cermat dan disiplin, yaitu dengan cara memastikan dan
mencermati kembali semua data kegiatan apakah sudah tercantum dalam
laporan akhir beserta dengan bukti kegiatan agar kedepannya tidak
ditemukan kekurangan saat tahapan pemaparan akhir.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah laporan akhir.
d. Pelayan Publik, dan Etika Publik
Dalam tahapan memaparkan hasil kegiatan kepada atasan (tahap 4),
saya akan mengaktualisasikan nilai pelayan publik yaitu transparan,
dengan cara melaporkan semua hasil kegiatan secara terbuka, jujur, apa
adanya sesuai dengan fakta dilapangan saat kegiatan berlangsung.
Nilai selanjutnya yang diterapkan adalah etika publik yaitu
menghargai komunikasi, konsultasi dan kerja sama, dengan cara
berkomunikasi secara efektif selama memaparkan hasil kegiatan,
menerima segala masukan, dan kritik yang membangun agar kedepannya
kegiatan ini dapat terlaksana lebih baik dan menjadi habituasi.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah notulensi
kegiatan, dan dokumentasi.
Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi
Dengan melakukan penyusunan laporan kegiatan, maka akan memudahkan
penulis dalam melaporkan hasil kegiatan ke atasan, dan dalam kegiatan seminar
hasil aktualisasi. Selain itu diharapkan hasil laporan dapat penulis jadikan
panduan dalam habituasi kegiatan ini kedepannya, yang mana diharapkan dapat
berkontribusi dalam pelaksanaan visi Rumah Sakit Jiwa yaitu “Mewujudkan
pelayanan kesehatan jiwa yang paripurna, bermutu dan berkeadilan” dan juga
diharapkan dapat berkontribusi mendorong misi Rumah sakit jiwa yaitu
“Menyelenggarakan pelayanan kesehatan jiwa, penanggulangan penyalahgunaan
narkoba dan kesehatan lainnya”.
Penguatan nilai organisasi
Dengan melakukan penyusunan laporan kegiatan, maka akan memudahkan
penulis dalam melaporkan hasil kegiatan ke atasan, dan dalam kegiatan seminar
hasil aktualisasi. Selain itu diharapkan hasil laporan dapat penulis jadikan
panduan dalam habituasi kegiatan ini kedepannya, yang mana diharapkan
sehingga diharapkan akan menguatkan nilai-nilai Rumah sakit jiwa prov. Babel
yaitu “DISPLIN” terutama nilai Pelayanan terbaik untuk mencapai hasil optimal.
3.5 Jadwal Recana Kegiatan
Kegiatan yang telah diuraikan diatas akan dilaksanakan selama masa off
campus di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Tabel 3.2 Jadwal Rencana Kegiatan
NO KEGIATAN APRIL MEI
I II III IV I II III IV
1 Melaporkan rencana kegiatan aktualisasi ke pimpinan organisasi
2 Penyusunan materi PEKKA ODGJ
3 Sosialisasi PEKKA ODGJ kepada tenaga medis
4 Persiapan akhir PEKKA ODGJ
5 Pelaksanakan PEKKA ODGJ
6 Menyusun Laporan Kegiatan
BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI
4.1 Deskripsi Core Isu dan Strategi Penyelesaiannya
Dari isu yang yang terpilih core issue yaitu belum optimalnya pelaksanaan
psikoedukasi oleh dokter terhadap pasien pasca rawatan yang akan pulang dan
keluarganya, maka penulis berupaya untuk mengoptimalkan kegiatan untuk dapat
memecahkan masalah tersebut. Apabila masalah/isu tersebut belum dapat
diselesaikan maka akan berpengaruh terhadap pencapaian visi dan misi organisasi
yang telah ditentukan. Selain itu jika isu tidak bisa dicarikan permasalahannya maka
mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :
1. Kurangnya pemahaman pihak keluarga mengenai kondisi pasien, yang dapat
menyebabkan peningkatan kejadian penelantaran ODGJ, peningkatan kejadian
pasung, dan kurangnya dukungan sosial
2. Kurangnya pemahaman pasien mengenai penyakitnya yang menyebabkan
penurunan tingkat kepatuhan untuk minum obat,serta peningkatan kasus putus
berobat
3. Meningkatnya kasus readmisi ODGJ yang sudah dipulangkan dari rawat inap.
4.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
NO KEGIATAN APRIL MEI
I II III IV I II III IV
1 Melaporkan rencana kegiatan aktualisasi ke pimpinan organisasi
2 Penyusunan materi PEKKA ODGJ
3 Sosialisasi PEKKA ODGJ kepada tenaga medis
4 Persiapan akhir PEKKA ODGJ
5 Pelaksanakan PEKKA ODGJ
6 Menyusun Laporan Kegiatan
4.3 Hasil Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi dan Analisis Dampak Apabila Nilai-
Nilai Dasar PNS Tidak Diaktualisasikan
Berdasarkan hasil aktualisasi yang telah dilaksanakan dari tanggal 17 April 2019
sampai dengan tanggal 22 April 2019 yang terdiri dari 6 (enam) kegiatan yaitu :
1. Melaporkan rencana kegiatan aktualisasi ke pimpinan organisasi;
2. Penyusunan materi PEKKA ODGJ;
3. Sosialisasi PEKKA ODGJ kepada tenaga medis dan konsultasi dengan dokter
umum;
4. Persiapan akhir PEKKA ODGJ;
5. Pelaksanakan PEKKA ODGJ;
6. Menyusun Laporan Kegiatan.
Dari uraian kegiatan yang telah penulis aktualisasikan, maka penulis akan
menjelaskan satu persatu dari masing-masing kegiatan tersebut.
1. Melaporkan rencana kegiatan aktualisasi ke pimpinan organisasi.
Kegiatan pelaporan rencana kegiatan aktualisasi ke pimpinan organisasi ini
penting dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan dukungan dalam
pelaksanaan aktualisasi. Selain itu agar atasan mendapatkan gambaran
mengenai pelaksanaan aktualisasi sehingga dapat memberikan masukan,
pendapat, dan kebijakan terhadap pelaksanaan aktualisasi. Kegiatan ini telah
saya laksanakan selama 5 (lima) hari yaitu dari tanggal 18 April 2019 hingga
tanggal 22 April 2019 di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Kegiatan tersebut telah saya aktualisasikan sesuai dengan tahapan-
tahapan yang telah saya rancang/rencanakan dan setiap tahapan kegiatan yang
saya lakukan telah mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yaitu ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi)
dan nilai-nilai kedudukan serta peran PNS dalam NKRI (Manajemen ASN, WoG
dan Pelayanan Publik). Pelaksanaan tahapan tersebut akan saya uraikan
sebagai berikut:Pelaksanaan tahapan tersebut akan saya uraikan sebagai
berikut:
a. Melaksanakan diskusi dengan mentor tentang pemantapan rencana kegiatan
yang akan diaktualisasikan
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Kamis tanggal 18 April
2019 bertempat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan dalam NKRI telah saya
aktualisasikan pada tahapan 1 kegiatan 1 ini yaitu ;
Nasionalisme, Etika Publik
Pada saat saya melaksanakan diskusi dengan mentor tentang
pemantapan rencana kegiatan (tahap 1), saya telah mengaktualisasikan nilai
Nasionalisme berupa pancasila sila ke 4 (utamakan musyawarah dalam
pengambilan keputusan untuk kepentingan bersama) yaitu pada saat
berdiskusi saya mengutamakan musyawarah bersama mentor, saling
berpendapat dan mengajukan usul atau perbaikan hingga mencapai
kesepakatan dalam pengambilan keputusan untuk kelancaran pelaksanaan
kegiatan.
Nilai selanjutnya yang saya aktualisasikan pada tahap ini adalah nilai
Etika Publik berupa “Menghargai komunikasi, konsultasi, dan
kerjasama” dengan cara selama berkonsultasi saya berbicara sopan,
ramah dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik sehingga diskusi
berjalan lancar, dan mencapai persamaan pemahaman mengenai kegiatan.
Analisa dampak jika nilai ANEKA dan peran kedudukan ASN tidak
diterapkan pada tahapan ini adalah :
- Jika melaksanakan diskusi dengan mentor tentang pemantapan
rencana kegiatan tidak dilakukan secara bermusyawarah maka
tidak akan dicapai kesepakatan dalam rencana pelaksanaan
PEKKA ODGJ.
- Jika selama berdiskusi tidak menggunakan bahasa yang sopan,
ramah maka mentor tidak akan memahami apa rencana kegiatan
yang akan saya aktualisasikan.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah kesepakatan
dengan mentor tentang rencana aktualisasi, notulensi diskusi, dan
dokumentasi kegiatan.
Gambar 4.1 Diskusi dengan Mentor & Notulensi Diskusi
b. Menyiapkan data-data kondisi saat ini terkait isu yang diangkat
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Sabtu tanggal 18 April
2019 bertempat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan dalam NKRI telah saya
aktualisasikan pada tahapan 2 kegiatan 1 ini yaitu :
Akuntabilitas, Anti Korupsi
Pada tahap menyiapkan data-data kondisi saat ini terkait isu yang
diangkat (tahap 2), saya telah mengaktualisasikan nilai akuntabilitas
berupa “tanggung jawab”, dengan cara mengumpulkan informasi atau data
dari sumber yang valid, secara teliti sehingga hasilnya dapat dipertanggung
jawabkan.
Selanjutnya nilai anti korupsi berupa ”Kejujuran” yaitu dengan
mengumpulkan semua data terkait isu, tidak memanipulasi data, dan
menyampaikan semua data apa adanya.
Analisa dampak jika nilai ANEKA dan peran kedudukan ASN tidak
diterapkan pada tahapan ini adalah :
- Jika pengumpulan data tidak dilakukan secara bertanggung jawab
maka tidak akan didapat data yang valid, yang menggambarakan
kondisi yang sebenarnya.
- Jika pengumpulan data tidak menerapkan nilai kejujuran maka data
yang didapatkan tidak akan sesuai dengan fakta lapangan, yang
tidak akan dipercaya pimpinan dan pihak terkait lainnya serta
berengaruh dalam pelaksanaan kegiatan.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah data-data
psikoedukasi yang sudah atau belum dilakukan.
Gambar 4.2 Data Psikoedukasi dan Kegiatan Pengumpulan Data Psikoedukasi
c. Melaporkan rencana kegiatan PEKKA ODGJ kepada kabid Pelaynan Medik
dan Direktur Pelayanan bersama dengan mentor
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Sabtu dan Senin tanggal
20 dan 22 April 2019 bertempat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. Nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan dalam
NKRI telah saya aktualisasikan pada tahapan 2 kegiatan 1 ini yaitu :
Akuntabilitas, Etika Publik, WoG
Pada tahap melaporkan rencana kegiatan PEKKA ODGJ kepada
kabid Pelaynan Medik dan Direktur Pelayanan bersama mentor (tahap 3),
saya telah mengaktualisasikan nilai akuntabilitas berupa
“Kepercayaan”, yaitu dengan memaparkan rencana kegiatan dengan
jelas, menggunakan data-data yang valid sehingga menimbulkan rasa
kepercayaan dari pimpinan dan memberikan izin kepada saya untuk
pelaksanaan kegiatan ini.
Selanjutnya adalah Nilai Etika Publik berupa “ memelihara dan
menjunjung tinggi etika luhur”, yaitu dengan cara menggunakan bahasa
yang santun, bersikap sopan dan hormat selama melaporkan kegiatan
sehingga atasan mengetahui dan memahami keseluruhan maksud dan
tujuan kegiatan secara baik dan benar.
Nilai terakhir adalah Nilai WoG yaitu Koordinasi. Dengan
melaksanakan tahapan ini dan mengaplikasikan nilai WOG tersebut saya
telah mendapat dukungan dari atasan selaku pembuat kebijakan. Sehingga
kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar.
Analisa dampak jika nilai ANEKA dan peran kedudukan ASN tidak
diterapkan pada tahapan ini adalah :
- Jika melaporkan kegiatan kepada pimpinan tidak dilakukan secara
bertanggung jawab maka tidak akan didapat data yang valid, yang
menggambarakan kondisi yang sebenarnya.
- Jika melaporkan kegiatan kepada pimpinan tidak menggunakan
bahasa yang santun, bersikap sopan dan hormat maka pimpinan
tidak akan memahami tujuan kegiatan dan tidak akan memberikan
izin ataupun mendukung berlangsungnya kegiaan PEKKA ODGJ.
- Jika tidak berkoordinasi dengan pimpinan maka tidak akan
mendapatkan dukungan, dan izin dalam pelaksanaan kegiatan ini.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah pertemuan
dengan kabid dan direktur pelayanan, notulensi rapat, dan dokumentasi.
Gambar 4.3 Pelaporan Rencana Kegiatan Kepada Atasan
Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi
Dengan melakukan pelaporan rencana kegiatan aktualisasi ke pimpinan
organisasi maka didapatkan dukungan atasan sehingga dalam pelaksanaannya
telah berkontribusi dalam pelaksanaan visi Rumah Sakit Jiwa yaitu “Mewujudkan
pelayanan kesehatan jiwa yang paripurna, bermutu dan berkeadilan” dan juga
telah berkontribusi mendorong misi Rumah sakit jiwa yaitu “Menyelenggarakan
pelayanan kesehatan jiwa, penanggulangan penyalahgunaan narkoba dan
kesehatan lainnya”
Penguatan nilai organisasi
Dengan melakukan pelaporan rencana kegiatan aktualisasi ke pimpinan
organisasi maka didapatkan dukungan atasan sehingga dalam pelaksanaannya
telah menguatkan nilai-nilai Rumah sakit jiwa provinsi Bangka belitung yaitu
“DISPLIN” terutama nilai sopan dan senyum dalam bekerja, serta Isi waktu dan
tidak menunda pekerjaan.
2. Penyusunan materi PEKKA ODGJ
Kegiatan penyusunan materi PEKKA ODGJ ini penting dilakukan sebagai
upaya untuk menghasilkan bahan edukasi yang bermutu, dan bermanfaat, yang
dapat meningkatan pemahaman dan kepuasan pasien dan keluarga. Kegiatan
ini telah saya laksanakan selama 7 (tujuh) hari yaitu dari tanggal 23 April 20189
sampai dengan tanggal 29 April 2019 di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. Kegiatan tersebut telah saya aktualisasikan sesuai
dengan tahapan-tahapan yang telah saya rancang/rencanakan dan setiap
tahapan kegiatan yang saya lakukan telah mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
PNS yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
dan Anti Korupsi) dan nilai-nilai kedudukan serta peran PNS dalam NKRI
(Manajemen ASN, WoG dan Pelayanan Publik). Pelaksanaan tahapan tersebut
akan saya uraikan sebagai berikut:
a. Mengumpulkan materi psikoedukasi
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Selasa dan Rabu tanggal
23-24 April 2019 bertempat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan dalam NKRI telah
saya aktualisasikan pada tahapan 1 kegiatan 2 ini yaitu :
Akuntabilitas, Anti Korupsi, Komitmen Mutu
Pada saat saya melaksanakan kegiatan pengumpulan materi
psikoedukasi (tahap 1), saya telah mengaktualisasikan nilai Akuntabiltas
berupa tanggung jawab, yaitu dengan cara sebaik mungkin memanfaatkan
waktu saya untuk mengumpulkan materi-materi psikoedukasi berkualitas,
berlandaskan teori ilmu kejiwaan yang dijadikan sebagai bahan diskusi
bersama dokter spesialis yang hasilnya dapat dipertanggung jawabkan
Selanjutnya adalah nilai Anti Korupsi berupa Kejujuran, yaitu dengan
mengumpulkan data-data dari sumber yang terpercaya, sesuai fakta dengan
tidak menambah atau mengurangi informasi yang didapatkan.
Nilai yang terakhir adalah komitmen mutu yaitu Efektif, yaitu dengan
memanfaatkan media dalam pengumpulan materi, baik cetak ataupun
elektronik seperti buku ajar, jurmal, atau laporan penelitian. Sehingga saya
dapat mempersiapkan materi psikoedukasi yang bermutu dan berkualitas
dalam waktu singkat.
Analisa dampak jika nilai ANEKA dan peran kedudukan ASN tidak
diterapkan pada tahapan ini adalah :
- Jika pengumulan materi tidak dilakukan secara bertanggung jawab
maka materi PEKKA ODGJ yang didapat tidak berlandaskan ilmu
kejiwaan yang sebenarnya.
- Jika pengumulan materi tidak dilakukan secara jujur maka tidak
akan didapat maeri yang berkualitas.
- Jika pengumpulan materi tidak dilakukan secara efektif dengan
memanfaatkan teknologi maka materi untuk kegiatan PEKKA ODGJ
yang bermutu dan berkualitas tidak akan selesai tepat waktu
Jika tidak berkoordinasi dengan pimpinan maka tidak akan
mendapatkan dukungan, dan izin dalam pelaksanaan kegiatan ini.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah bahan materi dari
berbagai sumber.
Gambar 4.4 Materi Kegiatan PEKKA ODGJ
b. Melakukan Konsultasi dengan dokter spesialis kedokteran jiwa tentang
materi psikoedukasi
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Kamis dan Jumat tanggal
25-26 April 2019 bertempat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan dalam NKRI telah
saya aktualisasikan pada tahapan 2 kegiatan 2 ini yaitu :
Akuntabilitas, Etika publik, dan Nasionalisme
Pada saat saya melakukan konsultasi dengan dokter spesialis
kedokteran jiwa (tahap 2) tentang materi psikoedukasi saya telah
mengaktualisasikan nilai Akuntabilitas berupa kejelasan yaitu secara aktif
berdiskusi membahas materi-materi yang saya siapkan dan bertanyaan
mengenai segala hal yang berhubungan dengan psikoedukasi (tata cara,
materi, pelaksanaan kegiatan) kepada ahlinya, hingga saya memahami
secara menyeluruh kegiatan ini dengan baik.
Nilai selanjutnya adalah Etika publik berupa memelihara dan
menjunjung tinggi etika publik serta menghargai komunikasi, konsultasi
dan kerja sama, yaitu dengan cara berbicara dengan sopan, menggunakan
bahasa Indonesia yang baik sehingga tercipta komunikasi yang efektif, serta
menghargai dan menerima semua pendapat dan masukan yang diberikan
spesialis guna keberhasilan kegiatan psikoedukasi ini.
Selanjutnya nilai yang diaktualisasikan adalah nilai Nasionalisme
berupa pancasila sila ke 4 (utamakan musyawarah dalam pengambilan
keputusan untuk kepentingan bersama) yaitu dengan bermusyawarah
bersama spesialis selama merancang materi psikoedukasi, mengemukakan
materi hasil pencarian yang saya dapatkan, tidak memaksa spsesialis agar
menerima semua materi yang saya dapat, dan menerima koreksi, atau
perubahan yang dianjurkan spesialis untuk kebaikan kegiatan ini.
Analisa dampak jika nilai ANEKA dan peran kedudukan ASN tidak
diterapkan pada tahapan ini adalah :
- Jika Konsultasi dengan dokter spesialis kedokteran jiwa tidak
dilakukan maka hal yang berhubungan dengan psikoedukasi (tata
cara, materi, pelaksanaan kegiatan) tidak akan secara jelas
dipahami sehingga pelaksanaan PEKKA ODGJ tidak akan berjalan
dengan baik.
- Jika Konsultasi dengan dokter spesialis kedokteran jiwa tidak
menggunakan bahasa yang sopan, ramah maka tidak akan tercipta
suasana komunikasi yang efekif.
- Jika Konsultasi dengan dokter spesialis kedokteran jiwa tidak
dilakukan secara bermusyawarah maka tidak akan dicapai
kesepakatan materi yang akan disampaikan PEKKA ODGJ.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah notulensi hsil
diskusi, dan dokumentasi kegiatan.
Gambar 4.5 Diskusi Bersama Ahli & Notulensi Kegiatan
c. Menyusun materi psikoedukasi
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Jumat hingga Minggu
tanggal 26 – 28 April 2019 bertempat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan dalam
NKRI telah saya aktualisasikan pada tahapan 3 kegiatan 2 ini yaitu :
Komitmen Mutu, dan Antikorupsi
Pada saat saya melakukan penyusun materi psikoedukasi (tahap 3),
saya telah mengaktualisasikan nilai Komitmen mutu yaitu inovatif, yaitu
dengan cara membuat materi psikoedukasi yang menarik dalam bentuk
leaflet, menggunakan bahasa yang mudah pasien dan keluarga paham.
Nilai selanjutnya yang telah saya aktualisasikan adalah antikorupsi
yaitu nilai kerja keras dengan mengerahkan semua kemampuan diri saya
dalam menyusun materi psikoedukasi menggunakan bahasa yang mudah
dipahami orang awam, dan membuat tampilan materi semenarik mungkin
hingga menimbulkan minat orang lain untuk membaca.
Analisa dampak jika nilai ANEKA dan peran kedudukan ASN tidak
diterapkan pada tahapan ini adalah :
- Jika tidak bekerja keras saat menyusun materi psikoedukasi maka
tidak akan didapatkan materi yang membuat pasien dan keluarga
tertarik untuk membaca, dan memahaminya.
- Jika tidak berinovasi dalam menyusun materi psikoedukasi maka
saat kegiatan materi yang disampaikan hanya dalam betuk lisan
saja, tanpa menggunakan media.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah draft materi.
Gambar 4.6 Draft Brosur PEKKA ODGJ\
d. Mencetak materi PEKKA ODGJ
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Senin tanggal 29 April 2019
bertempat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan dalam NKRI telah saya aktualisasikan
pada tahapan 4 kegiatan 2 ini yaitu :
Manajemen ASN, dan Pelayanan Publik
Pada saat melakukan kegiatan mencetak materi PEKKA ODGJ (tahap
4) saya telah mengaktualisasikan manajemen ASN berupa penerapan kode
etik ASN yaitu Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan,
dengan cara memastikan kembali isi materi yang saya cetak sudah tepat,
bahasa yang digunakan mudah untuk dimengerti, sehingga nantinya materi
tersebut tidak membingungkan atau menyesatkan penggunanya.
Nilai selanjutnya yang telah saya aktualisasikan adalah pelayanan
publik berupa nilai aksesibel, yaitu dengan mencetak materi psikoedukasi
dalam bentuk leaflet, dan menyebarkannya ke setiap ruang rawat inap
sehingga memudahkan keluarga dan pasien untuk mengakses materi
tersebut.
Analisa dampak jika nilai ANEKA dan peran kedudukan ASN tidak
diterapkan pada tahapan ini adalah :
- Jika sebelum mencetak materi PEKKA ODGJ tidak dilakukan
pemeriksaan ulang isi materi maka dapat terjadi kesalahan isi
leaflet yang akan membingungkan atau menyesatkan pembacanya,
sehingga melanggar nilai kode etik ASN (Memberikan informasi
secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan)
- Jika materi PEKKA ODGJ ini tidak dicetak maka pasien dan
keluarga akan sulit untuk mengaksesnya.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah brosur atau
leaflet PEKKA ODGJ.
Gambar 4.7 Brosur PEKKA ODGJ
Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi
Dengan melakukan Penyusunan Materi PEKKA ODGJ maka kegiatan ini
akan menghasilkan bahan edukasi yang bermutu, dan bermanfaat, yang dapat
meningkatan pemahaman dan kepuasan pasien dan keluarga sehingga telah
berkontribusi dalam pelaksanaan visi Rumah Sakit Jiwa yaitu “Mewujudkan
pelayanan kesehatan jiwa yang paripurna, bermutu dan berkeadilan” dan juga
telah berkontribusi mendorong misi Rumah sakit jiwa yaitu “Menyelenggarakan
pelayanan kesehatan jiwa, penanggulangan penyalahgunaan narkoba dan
kesehatan lainnya”
Penguatan nilai organisasi
Dengan melakukan Penyusunan Materi PEKKA ODGJ maka kegiatan ini
telah menghasilkan bahan edukasi yang bermutu, dan bermanfaat, yang
meningkakan pemahaman dan kepuasan pasien dan keluarga sehingga telah
menguatkan nilai-nilai Rumah sakit jiwa provinsi. Bangka Belitung yaitu
“DISPLIN” terutama nilai Pelayanan terbaik untuk mencapai hasil optimal.
3. Sosialisasi PEKKA ODGJ kepada tenaga medis.
Kegiatan sosialisasi PEKKA ODGJ kepada tenaga medis penting dilakukan
untuk memberikan gambaran yang jelas dan kesepahaman mengenai konsep
PEKKA ODGJ. Kegiatan ini telah saya laksanakan selama 3 (tiga) hari yaitu dari
tanggal 30 April 2019 sampai dengan tanggal 03 Mei 2019 di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kegiatan tersebut telah saya
aktualisasikan sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah saya
rancang/rencanakan dan setiap tahapan kegiatan yang saya lakukan telah
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yaitu ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) dan nilai-nilai
kedudukan serta peran PNS dalam NKRI (Manajemen ASN, WoG dan Pelayanan
Publik). Pelaksanaan tahapan tersebut akan saya uraikan sebagai berikut:
a. Membuat undangan rapat melalui ketua komite medik
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Selasa tanggal 30 April
2019 bertempat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan dalam NKRI telah saya
aktualisasikan pada tahapan 1 kegiatan 3 ini yaitu :
WoG
Pada tahap membuat undangan rapat melalui ketua komite medik
(tahap 1), saya telah mengaktualisasikan nilai WoG yaitu koordinasi
dengan cara menemui ketua komite medik, kemudian menjelaskan secara
rinci dan menggunakan bahasa yang sopan mengenai rencana kegiatan
sosialisasi PEKKA ODGJ, serta meminta kesedian beliau untuk
menandatangi surat undangan yang akan disebar.
Analisa dampak jika nilai ANEKA dan peran kedudukan ASN tidak
diterapkan pada tahapan ini adalah :
- Jika tidak berkoordinasi dengan ketua komite medik dalam tahap
pembuatan undangan maka kegiatan sosilaisasi PEKKA ODGJ
tidak dapat dilaksanakan
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah surat undangan
rapat.
Gambar 4.8 Pelaporan Kegiatan Ke Ketua Komite Medik & Draft Surat Undangan
b. Melakukan sosialisasi mengenai PEKKA ODGJ
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Kamis dan Jumat tanggal
02 dan 03 Mei 2019 bertempat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. Nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan dalam
NKRI telah saya aktualisasikan pada tahapan 2 kegiatan 3 ini yaitu :
Akuntabilitas, Etika publik, dan Komitmen mutu
Pada tahap sosialisasi mengenai PEKKA ODGJ (Tahap 2) saya telah
mengaktualisasikan nilai akuntabilias yaitu kepemimpinan. Sebagai
perencana kegiatan ini saya memaparkan rencana PEKKA ODGJ ini dengan
jelas, dan berkomitmen untuk menjalankan kegiatan secara sungguh-
sungguh, serta mengajak peserta sosialisasi untuk dapat membantu kegiatan
ini agar terlaksana
Nilai selanjutnya yang telah saya aktualisasikan adalah etika publik
yaitu memelihara dan menjunjung tinggi etika luhur, dengan
menyampaiakan sosialisasi menggunakan bahasa yang baik, bersikap
sopan, dan menerima masukan, sehingga kegiatan dapat berjalan lancar,
dan mendapat dukungan penuh dari peserta sosialisasi untuk turut
berkontribusi aktif dalam kegiatan.
Nilai terakhir yang telah saya aktualisasikan adalah nilai komitmen
mutu yaitu efisien, dengan mengadakan sosialisasi secara bersamaan
kepada seluruh tenaga kesehatan yang terlibat dalam kegiatan, sehingga
lebih mengefisienkan waktu dan tenaga, mengingat kegiatan aktualisasi ini
harus dapat diselesaikan dalam waktu 30 hari.
Analisa dampak jika nilai ANEKA dan peran kedudukan ASN tidak
diterapkan pada tahapan ini adalah :
- Jika kegiatan sosialisasi pekka ODGJ ini tidak dilakukan
berlandaskan nilai kepemimpinan maka tidak akan didapat data
yang valid, yang menggambarakan kondisi yang sebenarnya.
- Jika kegiatan sosialisasi pekka ODGJ ini tidak menggunakan
bahasa yang santun, bersikap sopan dan hormat maka tenaga
kesehatan yang terlibat dalam PEKKA ODGJ tidak akan memahami
secara menyeluruh tentang tujuan kegiatan tersebut .
- Jika kegiatan sosialisasi pekka ODGJ ini tidak dilakukan secara
bersamaan maka akan membutuhkan waktu yang lebih banyak
sehingga menjadi tidak efisien.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah materi
sosialisasi, dan dokumentasi kegiatan.
Gambar 4.9 Sosialisasi PEKKA ODGJ & Draft Materi Sosialisasi
c. Melakukan diskusi dengan para dokter
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Kamis tanggal 02 Mei
2019 bertempat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan dalam NKRI telah saya
aktualisasikan pada tahapan 3 kegiatan 3 ini yaitu :
Nasionalisme, Anti korupsi, dan Pelayanan publik
Pada tahap diskusi dengan para dokter umum ( tahap 3), saya telah
mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu Pancasila Sila ke 4
(utamakan musyawarah dalam pengambilan keputusan untuk
kepentingan bersama) dengan berdiskusi mengutamakan musyawarah,
saling berpendapat memberikan masukan atau perbaikan hingga mencapai
kesepakatan dan kesepahaman mengenai kegiatan PEKKA ODGJ ini.
Nilai selanjutnya yang telah saya aktualisasikan adalah nilai Anti
korupsi yaitu jujur, dengan memaparkan semua rancangan kegiatan secara
terbuka, apa adanya kepada teman sejawat sehingga mereka memiliki
pemahaman yang sama.
NIlai terakhir yang telah saya aktualisasikan adalah pelayanan publik
yaitu partisipatif, dengan mengajak dokter umum lainnya untuk diskusi, dan
memberi penilaian, masukan mengenai rencana kegiatan ini apakah sudah
cukup baik, serta mengajak mereka untuk turut berpartisipasi dalam
menjalankan kegiatan ini.
Analisa dampak jika nilai ANEKA dan peran kedudukan ASN tidak
diterapkan pada tahapan ini adalah :
- Jika kegiatan diskusi dengan dokter umum tidak dilakukan secara
bermusyawarah (sila ke-4 pancasila) maka tidak akan mencapai
kesepakatan dan kesepahaman mengenai kegiatan PEKKA ODGJ
ini.
- Jika kegiatan diskusi dengan dokter umum tidak jujur dan terbuka
memaparkan rencana, materi kegiatan, dan tujuan yang ingin
dicapai dari kegiatan PEKKA ODGJ ini maka dokter lainnya tidak
akan mengerti mengenai kegiatan ini dan tidak dapat
mengaplikasikannya.
- Jika kegiatan diskusi dengan dokter umum tidak dilakukan maka
mereka tidak akan ikut berpartisipasi dalam menjalankan kegiatan
ini .
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah notulensi
kegiatan dokumentasi.
Gambar 4.10 Diskusi PEKKA ODGJ Bersama Dokter & Draft Hasil Diskusi
Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi
Dengan melakukan Sosialisasi PEKKA ODGJ maka para tenaga medis telah
mengerti, memahami, dan turut serta membantu kegiatan PEKKA ODGJ hingga
dapat berjalan dengan baik dan berkontribusi dalam pelaksanaan visi Rumah
Sakit Jiwa yaitu “Mewujudkan pelayanan kesehatan jiwa yang paripurna, bermutu
dan berkeadilan” dan juga berkontribusi mendorong misi Rumah sakit jiwa yaitu
“Menyelenggarakan pelayanan kesehatan jiwa, penanggulangan penyalahgunaan
narkoba dan kesehatan lainnya”
Penguatan nilai organisasi
Dengan melakukan Sosialisasi PEKKA ODGJ maka para tenaga medis
menejadi mengerti, memahami, dan turut serta membantu kegiatan PEKKA ODGJ
sehingga dapat berjalan dengan baik dan berkontribusi menguatkan nilai-nilai
Rumah sakit jiwa prov. Babel yaitu “DISPLIN” terutama nilai Pelayanan terbaik
untuk mencapai hasil optimal.
4. Persiapan akhir PEKKA ODGJ
Kegiatan persiapan akhir PEKKA ODGJ dilakukan untuk memastikan kembali
semua hal-hal yang dibutuhkan untuk pelaksanaan PEKKA ODGJ sudah selesai.
Kegiatan ini telah saya laksanakan selama 2 (dua) hari yaitu dari tanggal 04 Mei
2019 dan 06 Mei 2019 di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Kegiatan tersebut telah saya aktualisasikan sesuai dengan tahapan-
tahapan yang telah saya rancang/rencanakan dan setiap tahapan kegiatan yang
saya lakukan telah mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yaitu ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) dan
nilai-nilai kedudukan serta peran PNS dalam NKRI (Manajemen ASN, WoG dan
Pelayanan Publik). Pelaksanaan tahapan tersebut akan saya uraikan sebagai
berikut:
1. Mengumpulkan data pasien yang akan pulang
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Sabtu tanggal 04 Mei 2019
bertempat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan dalam NKRI telah saya aktualisasikan
pada tahapan 1 kegiatan 4 ini yaitu :
Nasionallisme, dan Komitmen mutu
Pada saat melakukan kegiatan mengumpulkan data pasien yang akan
pulang (tahap 1), saya telah mengaktualisasikan nilai nasionalisme sila ke 2
pancasila yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab, dengan mendata
semua pasien rawat inap yang sudah disetujui oleh dokter penanggung
jawab pasien (DPJP) untuk pulang, tanpa memandang latar belakang sosial,
agama, pendidikan, ataupun diagnosanya. Sehingga mereka memiliki
kesempatan yang sama untuk terlibat dalam kegiatan ini.
Nilai selanjutnya yang akan saya aktualisasikan adalah komitmen mutu
yaitu efekif, dengan mendata pasien yang akan pulang dengan melihat
catatan perkembangan perawatan yang ada ditiap ruangan. Hal ini lebih
efektif dibandingkan dengan membuka satu persatu buku rekam medis
pasien yang membutuhkan waktu lebih banyak.
Analisa dampak jika nilai ANEKA dan peran kedudukan ASN tidak
diterapkan pada tahapan ini adalah :
- Jika kegiatan mengumpulkan data pasien yang akan pulang tidak
berlandaskan sila ke-2 pancasila maka tidak semua keluarga dan
pasien yang sudah mendapat persetujuan DPJP untuk pulang rawatan
dapat terlibat dalam PEKKA ODGJ
- Jika kegiatan mengumpulkan data pasien dilakukan dengan melihat
semua status pasien rawat inap maka menjadi tidak efektif akan
memakan banyak waktu.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah daftar nama pasien
yang akan pulang.
Gambar 4.11 Draft Pasien yang akan pulang
2. Menyiapkan dan membagikan brosur materi psikoedukasi ke ruang-ruang
perawatan
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Sabtu tanggal 04 dan 06
Mei 2019 bertempat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan dalam NKRI telah saya
aktualisasikan pada tahapan 2 kegiatan 4 ini yaitu :
Akuntabilitas, dan Antikorupsi
Dalam melaksanakan kegiatan menyiapkan dan membagikan brosur
materi psikoedukasi ke ruang-ruang perawatan (tahap 2), saya telah
mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu tanggung jawab, dengan
memastikan kembali brosur tersebut sebelum disebar ke ruang perawatan
bahwa tampilan, dan isi materinya sudah sesuai, serta membagikan materi
tersebut ke seluruh ruang perawatan tanpa terkecuali.
Nilai selanjutnya yang telah saya aktualisasikan adalah antikorupsi yaitu
adil, dengan membagikan brosur ke tiap ruangan sesuai dengan
kebutuhannya. Dimana saya memberikan brosur lebih banyak di ruang
tenang dibandingkan ruang perawatan intensif, dikarenakan sebagian besar
pasien yang akan pulang berasal dari ruang tenang.
Analisa dampak jika nilai ANEKA dan peran kedudukan ASN tidak
diterapkan pada tahapan ini adalah :
- Jika kegiatan menyiapkan dan membagikan brosur materi
psikoedukasi tidak dilakukan dengan adil dan bertanggung jawab
maka tidak semua ruangan akan mendapatkan brosur materi PEKKA
ODGJ.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah dokumentasi
kegiatan.
Gambar 4.12 Pembagian Brosur Ke Ruang Perawatan
3. Melakukan koordinasi dengan perawat ruangan mengenai pelaporan pasien
yang akan pulang ke dokter jaga
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Sabtu dan Senin tanggal
04 Mei 2019 dan 06 Mei 2019 bertempat di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan
dalam NKRI telah saya aktualisasikan pada tahapan 3 kegiatan 4 ini yaitu :
Etika publik, dan WoG
Dalam melaksanakan kegiatan melakukan koordinasi dengan perawat
ruangan mengenai pelaporan pasien yang akan pulang ke dokter jaga
(tahap 3), saya telah mengaktualisasikan nilai etika publik yaitu
menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama, dengan
berkomunikasi efektif, sopan, dan selalu berterimakasih atas bantuan yang
diterima.
Nilai selanjutnya yang telah saya aktualisasikan adalah WoG yaitu
koordinasi, dengan cara bersama-sama dengan kepala ruangan untuk
membentuk perawat penanggung jawab yang bertugas menginformasikan
ke dokter jaga mengenai pasien yang sudah dijemput keluaraga.
Analisa dampak jika nilai ANEKA dan peran kedudukan ASN tidak
diterapkan pada tahapan ini adalah :
- Jika kegiatan koordinasi dengan perawat ruangan mengenai
pelaporan pasien yang akan pulang ke dokter jaga tidak dilakukan
dengan sopan maka tidak akan tercapai komunikasi efektif sehingga
dapat mengganggu kelancaran kegiatan.
- Jika kegiatan koordinasi dengan perawat ruangan mengenai
pelaporan pasien yang akan pulang ke dokter jaga tidak dilakukan
maka akan menyebabkan kesulitan bagi penulis untuk mengetahui
informasi pasien yang sudah di jemput keluarganya.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah daftar perawat
penanggung jawab PEKKA ODGJ.
Gambar 4.13 Draft penanggung jawab tiap ruang perawatan kegiatan PEKKA ODGJ
Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi
Dengan melakukan persiapan akhir PEKKA ODGJ maka semua hal yang
berkaitan dengan kegiatan sudah siap, tidak ada lagi yang kurang, sehingga
kegiatan PEKKA ODGJ ini dapat berjalan dengan lancar, mendapatkan
dukungan semua pihak yang terkait dan dalam pelaksanaannya berkontribusi
dalam mewujudkan visi Rumah Sakit Jiwa yaitu “Mewujudkan pelayanan
kesehatan jiwa yang paripurna, bermutu dan berkeadilan” dan juga turut serta
mendorong keberhasilan misi Rumah sakit jiwa yaitu “Menyelenggarakan
pelayanan kesehatan jiwa, penanggulangan penyalahgunaan narkoba dan
kesehatan lainnya”
Penguatan nilai organisasi
Dengan melakukan persiapan akhir PEKKA ODGJ maka semua hal yang
berkaitan dengan kegiatan sudah siap, tidak ada lagi yang kurang, sehingga
kegiatan PEKKA ODGJ ini dapat berjalan dengan lancar, mendapatkan
dukungan semua pihak yang terkait dan menguatkan nilai-nilai Rumah sakit
jiwa prov. Babel yaitu “DISPLIN” terutama nilai Pelayanan terbaik untuk
mencapai hasil optimal.
5. Pelaksanakan PEKKA ODGJ
Kegiatan pelaksanaan PEKKA ODGJ merupakan kegiatan inti dari
aktualisasi. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada keluarga
dan pasien terkait kondisi terakhir . Kegiatan ini telah saya laksanakan selama 15
(lima belas) hari yaitu dari tanggal 07 Mei 2019 hingga 22 Mei 2019 di Rumah
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kegiatan tersebut telah
saya aktualisasikan sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah saya
rancang/rencanakan dan setiap tahapan kegiatan yang saya lakukan telah
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yaitu ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) dan nilai-nilai
kedudukan serta peran PNS dalam NKRI (Manajemen ASN, WoG dan Pelayanan
Publik). Pelaksanaan tahapan tersebut akan saya uraikan sebagai berikut:
1. Memberikan psikoedukasi kepada pasien dan keluarga
Tahapan ini telah saya laksanakan pada tanggal 07, 08, 11 15, 18 Mei
2019 bertempat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan dalam NKRI telah saya
aktualisasikan pada tahapan 1 kegiatan 5 ini yaitu :
Nasionalisme, Akuntabilitas, Etika Publik
Pada saat melaksanakan kegiatan psikoedukasi kepada pasien dan
keluarga (tahap 1), saya telah mengaktualisasikan nilai Nasionalisme
yaitu pancasila sila ke 2 (butir ke 2 yaitu Mengakui persamaan derajat,
persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-
bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya), dengan cara
memberikan psikoedukasi kepada pasien yang pulang beserta
keluarganya, tanpa membedakan status, dan menggunakan segenap
penegetahuan saya, sehingga meningkatkan pemahaman mereka
mengenai kesehatan jiwa.
Nilai selanjutnya yang telah saya aktualisasikan adalah Akuntabilitas
yaitu nilai integritas, dengan bersungguh-sungguh dalam penyampaian
materi psikoedukasi, menggunakan segenap kemampuan dan keilmuan
saya dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia.
Nilai terakhir yang saya aktualisasikan adalah Etika publik yaitu nilai
dasar etika publik yang memberikan layanan kepada publik secara
jujur, tanggap, cepat, tapat, akurat, budaya guna, berhasil guna, dan
santun. Dalam penyampaian materi psikoedukasi saya menciptakan
suasana yang santai, tidak mengurui, dan memberikan kesempatan
sebesar-besarnya bagi mereka untuk bertanya, tetapi tetap dengan
menyampaikan materi yang sesuai dengan ilmunya. Sehingga keluarga
memahami sepenuhnya mengenai kondisi pasien.
Analisa dampak jika nilai ANEKA dan peran kedudukan ASN tidak
diterapkan pada tahapan ini adalah :
- Jika kegiatan psikoedukasi kepada pasien dan keluarga tidak
dilakukan dengan mengamalkan sila ke-2 Pancasila maka tidak
semua pasien pulang dan keluarganya akan mengikuti PEKKA ODGJ
- Jika selama kegiatan psikoedukasi kepada pasien dan keluarga tidak
dilakukan dengan berintegritas dan tidak menerapkan nilai dasar etika
publik (memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tapat, akurat, budaya guna, berhasil guna, dan santun) maka
pasien dan keluarga tidak akan memahami materi yang disampaikan
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah dokumentasi
psikoedukasi.
Gambar 4.14 Kegiatan PEKKA ODGJ
2. Menulis kegiatan psikoedukasi dalam status pasien
Tahapan ini telah saya laksanakan pada tanggal 07, 08, 11 15,18 Mei
2019 bertempat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan dalam NKRI telah saya
aktualisasikan pada tahapan 2 kegiatan 5 ini yaitu :
Komitmen mutu, Akuntabilitas
Dengan melakukan pencatatan kegiatan psikoedukasi dalam status
pasien (tahap 2), saya telah mengaktualisasikan nilai Akuntabilitas yaitu
kejelasan. Dengan melakukan pencatatan kegiatan di rekam medis pasien,
dan lembar formulir edukasi pasien dan keluarga terintegrasi maka semua
kegiatan saya menjadi terpantau, jelas, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Selain itu juga memudahkan saya dalam pengumpulan data hasil kegiatan.
Nilai selanjutnya yang saya aktualisasikan adalah komitmen mutu,
yaitu dengan melakukan pencatatan kegiatan di rekam medis pasien, maka
saya sudah menjalankan salah satu standar pelayanan yang ditetapkan
oleh RSJ yaitu mendokumentasikan apapun kegiatan atau tindakan yang
kita lakukan ke pasien dengan menulis di rekam medis pada bagian catatan
perkembangan harian.
Analisa dampak jika nilai ANEKA dan peran kedudukan ASN tidak
diterapkan pada tahapan ini adalah :
- Jika kegiatan psikoedukasi tidak dituliskan di status pasien maka
kegiatan menjadi tidak terpantau, tidak jelas, dan menyebabkan
kesulitan dalam pengumpulan data untuk laporan akhir.
- Jika kegiatan psikoedukasi tidak dituliskan di status pasien maka
maka saya tidak menjalankan salah satu standar pelayanan yang
ditetapkan oleh RSJ yaitu mendokumentasikan apapun kegiatan atau
tindakan yang kita lakukan ke pasien dengan menulis di rekam medis
pada bagian catatan perkembangan harian.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah dokumentasi
rekam medis pasien.
Gambar 4.15 Mencatat PEKKA ODGJ di Status Pasien
3. Membagikan brosur kepada pasien dan keluarga pasien
Tahapan ini telah saya laksanakan pada tanggal 07, 08, 11, 15,18 Mei
2019 bertempat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi. Nilai-nilai dasar PNS
dan kedudukan dalam NKRI telah saya aktualisasikan pada tahapan 3
kegiatan 5 ini yaitu :
Pelayanan publik
Dengan melakukan kegiatan membagikan brosur kepada pasien dan
keluarga pasien (tahap 3), maka saya telah mengaktualisasikan nilai
pelayanan publik yaitu berkeadilan, dengan memberikan materi
psikoedukasi dalam bentuk leaflet kepada semua keluarga dan pasien yang
sudah mengikuti kegiatan psikoedukasi, tanpa membedakan latar belakang
ataupun status mereka.
Analisa dampak jika nilai ANEKA dan peran kedudukan ASN tidak
diterapkan pada tahapan ini adalah :
- Jika kegiatan pembagian brosur tidak dilakukan secara adil maka tidak
semua pasien dan keluarga mendapatkan brosur untuk dibawa pulang
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah dokumentasi
kegiatan.
Gambar 4.16 Membagikan Brosur PEKKA ODGJ
Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi
Dengan melakukan kegiatan PEKKA ODGJ maka dapat meningkatkan
pemahaman pasien dan keluarga mengenai hal-hal terkait masalah penyakit
pasien, dan meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan
di RSJ Prov. Babel, sehingga berkontribusi dalam mewujudkan visi Rumah
Sakit Jiwa yaitu “Mewujudkan pelayanan kesehatan jiwa yang paripurna,
bermutu dan berkeadilan” dan juga turut serta mendorong keberhasilan misi
Rumah sakit jiwa yaitu “Menyelenggarakan pelayanan kesehatan jiwa,
penanggulangan penyalahgunaan narkoba dan kesehatan lainnya”.
Penguatan nilai organisasi
Dengan melakukan kegiatan PEKKA ODGJ maka dapat meningkatkan
pemahaman pasien dan keluarga mengenai hal-hal terkait masalah penyakit
pasien, dan meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan
di RSJ Prov. Babel, sehingga akan menguatkan nilai-nilai Rumah sakit jiwa
prov. Babel yaitu “DISPLIN” terutama nilai Pelayanan terbaik untuk mencapai
hasil optimal, dan Sopan dan Senyum dalam bekerja.
6. Menyusun Laporan Kegiatan
Kegiatan ini telah saya laksanakan selama 10 (sepuluh) hari yaitu dari
tanggal 13 Mei 2019 sampai dengan tanggal 22 Mei 2019 bertempat di Rumah
Sakit Jiwa Daerah Provinsi. Kegiatan tersebut telah saya aktualisasikan sesuai
dengan tahapan-tahapan yang telah saya rancang/rencanakan dan setiap
tahapan kegiatan yang saya lakukan telah mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
PNS yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
dan Anti Korupsi) dan nilai-nilai kedudukan serta peran PNS dalam NKRI
(Manajemen ASN, WoG dan Pelayanan Publik). Pelaksanaan tahapan tersebut
akan saya uraikan sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data kegiatan PEKKA ODGJ
Tahapan ini telah saya laksanakan pada tanggal 13 Mei –18 Mei 2019
bertempat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi. Nilai-nilai dasar PNS dan
kedudukan dalam NKRI telah saya aktualisasikan pada tahapan 1 kegiatan
6 ini yaitu :
Akuntabilitas, WoG, dan Etika Publik
Pada saat melakukan kegiatan mengumpulkan data kegiatan PEKKA
ODGJ (tahap 1) saya telah mengaktualisasikan nilai Akuntabilitas yaitu
tanggung jawab, dengan cara mengumpulkan semua hasil kegiatan
aktualisasi mulai dari awal hingga akhir secara teliti, baik kegiatan tersebut
terlaksana ataupun tidak yang hasilnya akan saya laporkan ke atasan, dan
saya presentasikan dalam seminar evaluasi aktualisasi dengan penuh
tanggung jawab.
Nilai selanjutnya yang telah saya aktualisasikan adalah WoG yaitu
koordinasi. Dalam kegiatan pengumpulan data, saya berkoordinasi
dengan tenaga medis lain (sesama dokter umum ataupun perawat
ruangan) yang terkait dalam kegiatan PEKKA ODGJ, sehingga data-data
kegiatan dapat dengan mudah dikumpulkan.
Nilai terakhir yang telah saya aktualisasikan adalah Etika publik yaitu
nilai dasar etik berupa memelihara dan menjunjung tinggi etika luhur,
dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik, sopan, dan tidak
terkesan memerintah, saat berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lain
dalam pengumpulan data hasil kegiatan.
Analisa dampak jika nilai ANEKA dan peran kedudukan ASN tidak
diterapkan pada tahapan ini adalah :
- Jika kegiatan pengumpulan data pasien tidak dilakukan secara
bertanggung jawab maka hasil laporan akhirnya tidak akan
mencerminkan kegiatan secara akurat.
- Jika kegiatan pengumpulan data pasien tidak menggunakan bahasa
Indonesia yang baik, sopan, dan terkesan memerintah maka tenaga
kesehatan lain tidak akan mau membantu proses pengumpulan data
tersebut.
- Jika kegiatan pengumpulan data pasien tidak dikoordinasikan dengan
tenaga medis lain maka akan membutuhkan waktu yang lama untuk
mendapat semua data yang dibutuhkan dalam pembuatan laporan
akhir.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah data hasil
kegiatan, dan dokumentasi.
Gambar 4.17 Data Rekam Medis Pasien Pulang
2. Mengolah data kegiatan PEKKA ODGJ
Tahapan ini telah saya laksanakan pada tanggal 16 Mei – 18 Mei 2019
bertempat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi. Nilai-nilai dasar PNS dan
kedudukan dalam NKRI telah saya aktualisasikan pada tahapan 2 kegiatan
6 ini yaitu :
Akuntabilitas, dan Antikorupsi
Dalam tahapan mengelola data kegiatan PEKKA ODGJ (tahap 2), saya
telah mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu Integritas, dengan
menyusun laporan semua kegiatan yang benar-benar saya lakukan, dan
tidak mengada-ada.
Nilai selanjutnya yang saya aktualisasikan adalah Antikorupsi yaitu
tanggung jawab, dengan mengelola data kegiatan sebaik mungkin,
menyusunan laporan sesuai dengan aturan penulisan, dan melampirkan
bukti kegiatan sehingga menghasilkan laporan yang dapat dipertanggung
jawabkan.
Analisa dampak jika nilai ANEKA dan peran kedudukan ASN tidak
diterapkan pada tahapan ini adalah :
- Jika kegiatan pengolahan data tidak dilakukan secara bertanggung
jawab dan berintegritas maka hasil laporan akhirnya tidak akan
mencerminkan kegiatan secara akurat.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah data draft laporan
akhir.
Gambar 4.18 Draft Laporan Akhir
3. Mencetak laporan kegiatan
Tahapan ini telah saya laksanakan pada tanggal 19 Mei - 20 Mei 2019
bertempat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi. Nilai-nilai dasar PNS dan
kedudukan dalam NKRI telah saya aktualisasikan pada tahapan 3 kegiatan
6 ini yaitu :
Etika Publik
Dalam tahapan mencetak laporan kegiatan PEKKA ODGJ (tahap 3),
saya telah mengaktualisasikan nilai etika publik yaitu melaksanakan
tugas dengan cermat dan disiplin, yaitu dengan memastikan dan
mencermati kembali semua data kegiatan apakah sudah tercantum dalam
laporan akhir beserta dengan bukti kegiatan agar kedepannya tidak
ditemukan kekurangan saat tahapan pemaparan akhir.
Analisa dampak jika nilai ANEKA dan peran kedudukan ASN tidak
diterapkan pada tahapan ini adalah :
- Jika kegiatan mencetak laporan tidak dilakukan secara cermat dan
disiplin maka hasil akhirnya akan didapat banyak kesalahan dalam
laporan tersebut.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah laporan akhir.
4. Pemaparan hasil kegiatan kepada atasan
Tahapan ini telah saya laksanakan pada tanggal 22 Mei 2019 bertempat
di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi. Nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan
dalam NKRI telah saya aktualisasikan pada tahapan 4 kegiatan 6 ini yaitu :
Pelayan Publik, dan Etika Publik
Dalam tahapan memaparkan hasil kegiatan kepada atasan (tahap 4),
saya telah mengaktualisasikan nilai pelayan publik yaitu transparan,
dengan melaporkan semua hasil kegiatan secara terbuka, jujur, apa
adanya sesuai dengan fakta dilapangan saat kegiatan berlangsung.
Nilai selanjutnya yang telah saya terapkan adalah etika publik yaitu
menghargai komunikasi, konsultasi dan kerja sama, dengan cara
berkomunikasi secara efektif selama memaparkan hasil kegiatan,
menerima segala masukan, dan kritik yang membangun agar kedepannya
kegiatan ini dapat terlaksana lebih baik dan menjadi habituasi.
Analisa dampak jika nilai ANEKA dan peran kedudukan ASN tidak
diterapkan pada tahapan ini adalah :
- Jika pemaparan hasil kegiatan kepada atasan tidak dilakukan secara
transparan maka kepercayaan pimpinan terhadap penulis dapat
menurun.
- Jika tidak berkomnikasi secara efektif saat pemaparan hasil kegiatan
kepada atasan maka akan menyebabkan tidak tersampaikannya
secara menyeluruh hasil kegiatan PEKKA ODGJ.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah notulensi
kegiatan, dan dokumentasi.
Gambar 4.19 Pelaporan Akhir Kegiatan PEKKA ODGJ ke Atasan
Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi
Dengan melakukan penyusunan laporan kegiatan, maka memudahkan
penulis dalam melaporkan hasil kegiatan ke atasan, dan dalam kegiatan
seminar hasil aktualisasi. Selain itu hasil laporan dapat penulis jadikan
panduan dalam habituasi kegiatan ini kedepannya, yang mana berkontribusi
dalam pelaksanaan visi Rumah Sakit Jiwa yaitu “Mewujudkan pelayanan
kesehatan jiwa yang paripurna, bermutu dan berkeadilan” dan juga
berkontribusi mendorong misi Rumah sakit jiwa yaitu “Menyelenggarakan
pelayanan kesehatan jiwa, penanggulangan penyalahgunaan narkoba dan
kesehatan lainnya”.
Penguatan nilai organisasi
Dengan melakukan penyusunan laporan kegiatan, maka memudahkan
penulis dalam melaporkan hasil kegiatan ke atasan, dan dalam kegiatan
seminar hasil aktualisasi. Selain itu hasil laporan dapat penulis jadikan
panduan dalam habituasi kegiatan ini kedepannya, yang mana menguatkan
nilai-nilai Rumah sakit jiwa prov. Babel yaitu “DISPLIN” terutama nilai
Pelayanan terbaik untuk mencapai hasil optimal.
4.4 Manfaat Kegiatan
Adanya kegiatan PEKKA ODGJ di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung memeberikan manfaat yang positif, adapun diantaranya adalah
sebagai berikut
1. Manfaat Bagi Organisasi
- Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama dibidang promotif, dan
preventif
- Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan di rumah
sakit
- Menekan angka readmisi pasien pasca perawatan
- Membantu terlaksananya program kerja PPK (Pendidikan Pasien dan
Keluarga) yang termasuk kedalam area penilaian akreditasi rumah sakit
- Menekan angka putus berobat pasien pasca perawatan
2. Manfaat Bagi Keluarga Pasien
- Meningkatkan pengetahuan keluarga mengenai kondisi pasien (masalah
penyakit, pengobatan)
- Membantu keluarga untuk lebih bisa mengungkapkan perasaan, antar
keluarga ataupun orang lain dalam perawatan pasien
3. Manfaat Bagi Pasien
- Meningkatkan kepatuhan minum obat
- Menurunkan kejadian pasung bagi pasien pasca rawatan
- Meningkatkan keprcayaan diri pasien, dan penerimaan sosial di lingkungan
tempat tinggal
BAB V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas mengenai kegiatan PEKKA ODGJ di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dapat disimpulkan :
a. Aktualisasi dilaksanakan pada tanggal 18 April – 22 Mei 2019 bertempat di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
b. Pelaksanaan akualisasi ini bersumber dari tugas pokok dokter umum, diskusi
bersama mentor dan atasan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung untuk menjawab isu aktual yang ada dalam bidang tugas
penulis
c. Pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini terdiri dari 6 kegiatan yaitu :
- Melaporkan rencana kegiatan aktualisasi ke pimpinan organisasi;
- Penyusunan materi PEKKA ODGJ;
- Sosialisasi PEKKA ODGJ kepada tenaga medis dan konsultasi dengan
dokter umum;
- Persiapan akhir PEKKA ODGJ;
- Pelaksanakan PEKKA ODGJ;
- Menyusun Laporan Kegiatan.
d. Pelaksanaan aktualisasi ini berlandasakan dari nilai-nilai ANEKA yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
Selain itu juga dalam melaksanakan aktualisasi ini diterapkan tentang Whole
of Government, pelayanan public, dan manajemen ASN. Penerapan nilai-nilai
ANEKA dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh penulis memberikan berbagai
dampak positif. Di samping itu, dilampirkan juga bukti-bukti foto yan
mendukung pelaksanaan kegiatan dan juga copy dokumen yang diperlukan.
e. Kegiatan aktualisasi yang telah dirancang sudah berhasil dilaksanakan
dengan menerepkan nilai-nilai ANEKA, dan diharapkan dapat berdampak
positif pada unit kerja tempat penlis bekerja.
5.2 Saran
Bagi Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai tempat
pelaksanaan kegiatan sekiranya dapat terus membantu memfasilitasi dan mendukung
penulis dalam pelaksanaan kegiatan akualisasi ini kedepannya sehinga bisa menjadi
suatu habituasi yang berlandaskan nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi nilai dan nilai kedudukan dan peran ASN
dalam NKRI yaitu manajemen asn, WOG dan pelayanan publik. Selain itu diharapkan
kegiatan aktualisasi ini dapat memberikan efek positif bagi penulis pribadi dan juga
rumah sakit dalam meningkatkan mutu dan pelayanan yang prima bagi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Kumpulan Modul Pelatihan Dasar Calon PNS (
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi).
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Kumpulan Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
(Analisis Isu Kontemporer, Manajemen ASN, Whole of Government, Pelayanan
Publik). Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Undang – Undang Republik Indonesia nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa.
Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara nomor 139/KEP/M.PAN/11/2003
RS Jiwa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 2016. Profil RSJD Babel 2016.
http://rsj.babelprov.go.id/content/profil-rsjd-babel-2016. 08 April 2019.
Maslim, Rusdi. 2013. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ III dan DSM – 5. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK- Unika
Atmajaya Jakarta.
http://sehat-jiwa.kemkes.go.id/kesehatan
Hendarsyah, Faddly. 2016. Diagnosis dan Tatalaksana Skizofrenia Paranoid dengan
Gejala-Gejala Positif dan Negatif. J Medula UNILA. 4(3): 57-62.
Rosdiana. 2018. Identifikasi Peran Keluarga Penderita dalam Upaya Penanganan
Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jurnal MKMI. 14(2): 174-180.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2017 tentang
Penanggulangan Pemasungan Pada Orang Dengan Gangguan Jiwa.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Formulir Rancangan Aktualisasi
Formulir Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : Dokter Pertama Unit Pelaksana Teknis Daerah
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung
Identifikasi isu : 1. Belum Optimalnya Pelaksanaan
Psikoedukasi oleh Dokter terhadap pasien
pasca rawatan yang akan pulang dan
keluarganya.
1. Belum adanya kegiatan diskusi kasus antara dokter umum dan
dokter spesialis kejiwaan
2. Respon Time Dokter Jaga yang Masih
Belum tercapai sesuai Standar Pelayanan.
3. Pengisian Catatan Medis Pasien yang
Tidak Lengkap.
Isu Yang Diangkat : Belum Optimalnya Pelaksanaan Psikoedukasi
oleh Dokter terhadap pasien pasca rawatan yang
akan pulang dan keluarganya.
Gagasan Pemecahan : PEKKA ODGJ ( Psikoedukasi Keluarga dan
Orang Dengan Gangguan Jiwa) di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung
NO KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT KETERCAPAIAN TEREALISASI
PADA TANGGAL
KETERKAITAN SUBSTANSI MATA
PELATIHAN
KONTRIBUSI TERHADAP VISI
MISI ORGANISASI
PENGUATAN NILAI
ORGANISASI
1
Melaporkan rencana kegiatan
aktualisasi ke pimpinan organisasi
1. Melakukan diskusi dengan mentor tentang pemantapan rencana kegiatan yang akan diaktualisasikan
Notulensi diskusi
kesepakatan dengan mentor tentang rencana
aktualisasi, dokumentasi
kegiatan
100% 18 April 2019 Etika Publik: Menghargai komunikasi,konsultasi, & kerjasama Nasionalisme : Sila ke 4 (utamakan musyawarah dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan bersama)
Dengan melakukan pelaporan rencana kegiatan aktualisasi
ke pimpinan organisasi maka
didapatkan dukungan atasan sehingga dalam pelaksanaannya
berkontribusi dalam pelaksanaan visi
Rumah Sakit Jiwa yaitu “Mewujudkan
pelayanan kesehatan jiwa yang paripurna, bermutu dan berkeadilan” dan berkontribusi dalam mendorong misi Rumah sakit
jiwa yaitu “Menyelenggarakan
pelayanan kesehatan jiwa, penanggulangan penyalahgunaan
Dengan melakukan
pelaporan rencana kegiatan
aktualisasi ke pimpinan
organisasi maka didapatkan
dukungan atasan sehingga dalam pelaksanaannya
akan menguatkan nilai-nilai Rumah sakit jiwa prov.
Babel yaitu “DISPLIN”
terutama nilai sopan dan senyum
dalam bekerja, serta Isi waktu dan
tidak menunda pekerjaan.
2. Menyiapkan data-data kondisi saat ini terkait isu yang diangkat
Data-data psikoedukasi yang sudah/
belum dilakukan
saat ini
100% 18 April 2019 Akuntabilitas : tanggung jawab Anti korupsi : Kejujuran
3. Melaporkan rencana kegiatan PEKKA ODGJ kepada Kabid Pelayanan Medik dan Direktur Pelayanan bersama mentor
Notulensi hasil
pertemuan dengan Kabid dan Direktur Pelayanan,
dokumentasi kegiatan
100% 20 April 2019 22 April 2019
Akuntabilitas : Kepercayaan Etika Publik : memelihara & menjunjung tinggi etika luhur WoG : Koordinasi
narkoba dan kesehatan lainnya
NO KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT KETERCAPAIAN
TEREALISASI
PADA TANGGAL
KETERKAITAN SUBSTANSI MATA
PELATIHAN
KONTRIBUSI TERHADAP VISI
MISI ORGANISASI
PENGUATAN NILAI
ORGANISASI
2
Penyusunan Materi PEKKA ODGJ
1. Mengumpulkan materi psikoedukasi
Bahan MaterI
100% 23-24 April 2019
Akuntabilitas : Tanggung jawab Antikorupsi : Kejujuran Komitmen mutu : efektif
Dengan melakukan Penyusunan Materi PEKKA ODGJ maka
kegiatan ini menghasilkan
bahan edukasi yang bermutu, dan
bermanfaat, yang meningkatan
Dengan melakukan
Penyusunan Materi PEKKA ODGJ maka kegiatan ini
menghasilkan bahan edukasi
yang bermutu, dan
2. Melakukan konsultasi dengan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa tentang materi psikoedukasi
Notulensi hasil
konsultasi, dokumentasi
kegiatan
100% 25-26 April 2019
Akuntabilitas : Kejelasan Etika Publik : memelihara dan menjunjung tinggi etika publik serta menghargai komunikasi, konsultasi dan kerja sama Nasionalisme : Sila ke 4
pemahaman dan kepuasan pasien
dan keluarga sehingga
berkontribusi dalam pelaksanaan visi
Rumah Sakit Jiwa yaitu “Mewujudkan
pelayanan kesehatan jiwa yang paripurna, bermutu dan berkeadilan”
dan juga berkontribusi
mendorong misi Rumah sakit jiwa
yaitu “Menyelenggarakan
pelayanan kesehatan jiwa, penanggulangan penyalahgunaan
narkoba dan kesehatan lainnya”
bermanfaat, yang dapat
meningkakan pemahaman dan kepuasan pasien
dan keluarga sehingga akan
menguatkan nilai-nilai Rumah sakit jiwa prov. Babel yaitu “DISPLIN” terutama nilai
Pelayanan terbaik untuk mencapai
hasil optimal.
3. Menyusun materi psikoedukasi
Draft materi 100% 26-28 April 2019
Komitmen mutu : inovatif Antikorupsi : Kerja keras
4. Mencetak materi PEKKA ODGJ
Brosur PEKKA ODGJ
100% 29 April 2019 Manajemen ASN Pelayanan publik : Aksesibel
NO KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT KETERCAPAIAN
TEREALISASI
PADA TANGGAL
KETERKAITAN SUBSTANSI MATA
PELATIHAN
KONTRIBUSI TERHADAP VISI
MISI ORGANISASI
PENGUATAN NILAI
ORGANISASI
3
Sosialisasi PEKKA ODGJ kepada tenaga
medis dan konsultasi dengan dokter umum
1. Membuat undangan rapat melalui Ketua Komite Medik
Surat Undangan
100% 30 April 2019 WoG : Koordinasi
Dengan melakukan Sosialisasi PEKKA ODGJ maka para
tenaga medis menjadi mengerti, memahami, dan
turut serta membantu kegiatan
PEKKA ODGJ sehingga berjalan dengan baik dan
berkontribusi dalam pelaksanaan visi
Rumah Sakit Jiwa yaitu “Mewujudkan
pelayanan kesehatan jiwa yang paripurna, bermutu dan berkeadilan”
Dengan melakukan
Sosialisasi PEKKA ODGJ maka para
tenaga medis dapat mengerti, memahami, dan
turut serta membantu
kegiatan PEKKA ODGJ sehingga berjalan dengan
baik dan menguatkan nilai-nilai Rumah sakit jiwa prov. Babel yaitu “DISPLIN” terutama nilai
Pelayanan terbaik
2. Melakukan sosialisasi mengenai PEKKA ODGJ
Materi sosialisasi,
Dokumentasi paparan oleh
dr. Paramitha Ekadeva Sari D
100% 02 -03 Mei 2019
Akuntabilitas : Kepemiminan Etika publik : memelihara dan menjunjung tinggi etika luhur Komitmen mutu : Efisien
3. Melakukan diskusi dengan para dokter umum
Notulensi hasil diskusi, dokumentasi
kegiatan
100% 02 Mei 2019 Nasionalisme : Pancasila Sila ke 4 (utamakan musyawarah dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan bersama) Anti korupsi: Jujur Pelayanan publik : Partisipatif
dan juga berkontribusi
mendorong misi Rumah sakit jiwa
yaitu “Menyelenggarakan
pelayanan kesehatan jiwa, penanggulangan penyalahgunaan
narkoba dan kesehatan lainnya”
untuk mencapai hasil optimal.
NO KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT KETERCAPAIAN
TEREALISASI
PADA TANGGAL
KETERKAITAN SUBSTANSI MATA
PELATIHAN
KONTRIBUSI TERHADAP VISI
MISI ORGANISASI
PENGUATAN NILAI
ORGANISASI
4
Persiapan akhir
PEKKA ODGJ
1. Mengumpulkan data pasien yang akan pulang
Daftar nama pasien yang akan pulang
100% 04 Mei 2019 Nasionalisme: sila ke 2 pancasila yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab.
Dengan melakukan persiapan akhir
PEKKA ODGJ maka semua hal yang
berkaitan dengan kegiatan sudah siap, tidak ada lagi yang kurang, sehingga kegiatan PEKKA
ODGJ ini berjalan
dengan lancar, mendapatkan
dukungan semua pihak yang terkait
dan dalam pelaksanaannya
berkontribusi dalam mewujudkan visi
Rumah Sakit Jiwa yaitu “Mewujudkan
pelayanan kesehatan jiwa yang paripurna,
bermutu dan berkeadilan” dan juga
turut serta mendorong
keberhasilan misi Rumah sakit jiwa
yaitu “Menyelenggarakan
pelayanan kesehatan jiwa,
penanggulangan penyalahgunaan
narkoba dan kesehatan lainnya”
Dengan melakukan
persiapan akhir PEKKA ODGJ
makasemua hal yang berkaitan
dengan kegiatan sudah siap, tidak
ada lagi yang kurang, sehingga kegiatan PEKKA
ODGJ ini berjalan dengan lancar, mendapatkan
dukungan semua pihak yang terkait dan menguatkan nilai-nilai Rumah sakit jiwa prov.
Babel yaitu “DISPLIN”
terutama nilai Pelayanan terbaik untuk mencapai
hasil optimal.
2. Menyiapkan dan Membagikan brosur materi psikoedukasi ke ruang perawatan
Brosur-brosur,
dokumentasi kegiatan
100% 04 Mei 2019 06 Mei 2019
komitmen mutu: efekif
3. Melakukan koordinasi dengan perawat ruangan mengenai pelaporan pasien yang akan pulang ke dokter jaga
Dokumentasi
kegiatan Koordinasi
100% 04 Mei 2019 06 Mei 2019
Akuntabilitas: tanggung jawab Antikorupsi: Adil
NO KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT KETERCAPAIAN
TEREALISASI
PADA TANGGAL
KETERKAITAN SUBSTANSI MATA
PELATIHAN
KONTRIBUSI TERHADAP VISI
MISI ORGANISASI
PENGUATAN NILAI
ORGANISASI
5 Pelaksanaan
PEKKA ODGJ
1. Memberikan psikoedukasi kepada pasien dan keluarga
Dokumentasi berupa foto, dan video kegiatan
100% 07, 08,11, 15, 18 Mei 2019
Nasionalisme :
pancasila sila ke 2 (butir ke 2 yaitu Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, Akuntabilitas: Integritas Etika publik: nilai dasar etika publik
(memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tapat, akurat, budaya guna, berhasil guna, dan santun).
Dengan melakukan kegiatan PEKKA
ODGJ maka dapat meningkatkan
pemahaman pasien dan keluarga
mengenai hal-hal terkait masalah penyakit pasien,
dan meningkatkan kepuasan pasien
dan keluarga terhadap pelayanan di RSJ Prov. Babel,
sehingga berkontribusi dalam
mewujudkan visi Rumah Sakit Jiwa yaitu “Mewujudkan
pelayanan kesehatan jiwa yang paripurna, bermutu dan berkeadilan”
dan juga turut serta mendorong
keberhasilan misi
Dengan melakukan
kegiatan PEKKA ODGJ maka
meningkatkan pemahaman pasien dan
keluarga mengenai hal-hal terkait
masalah penyakit pasien, dan
meningkatkan kepuasan pasien
dan keluarga terhadap
pelayanan di RSJ Prov. Babel,
sehingga akan menguatkan nilai-nilai Rumah sakit jiwa prov. Babel yaitu “DISPLIN” terutama nilai
Pelayanan terbaik untuk mencapai
hasil optimal, dan
2. Menulis kegiatan psikoedukasi dalam status pasien
Dokumentasi Rekam Medis
100% 07, 08,11, 15, 18 Mei
2019
Akuntabilitas: Kejelasan
Rumah sakit jiwa yaitu
“Menyelenggarakan pelayanan
kesehatan jiwa, penanggulangan penyalahguaan
narkoba dan kesehatan lainnya."
Sopan dan Senyum dalam
bekerja.
3. Membagikan brosur kepada pasien dan keluarga pasien
Brosur, dokumentasi
kegiatan
100% 07, 08,11, 15, 18 Mei 2019
komitmen mutu pelayanan publik : Berkeadilan
NO KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT KETERCAPAIAN
TEREALISASI PADA
TANGGAL
KETERKAITAN SUBSTANSI MATA
PELATIHAN
KONTRIBUSI TERHADAP VISI
MISI ORGANISASI
PENGUATAN NILAI
ORGANISASI
6 Menyusun Laporan Kegiatan
1. Mengumpulkan data kegiatan PEKKA ODGJ
Data pendukung
laporan
100% 13-18 Mei 2019
Akuntabilitas : tanggung jawab WoG ; Koordinasi Etika publik : nilai dasar etik (memelihara dan menjunjung tinggi etika luhur)
Dengan melakukan penyusunan laporan
kegiatan, maka akan memudahkan penulis dalam
melaporkan hasil kegiatan ke atasan, dan dalam kegiatan
seminar hasil
aktualisasi. Selain itu hasil laporan dapat
penulis jadikan panduan dalam
habituasi kegiatan ini
Dengan melakukan
penyusunan laporan kegiatan,
maka akan memudahkan penulis dalam
melaporkan hasil kegiatan ke
atasan, dan dalam kegiatan seminar hasil aktualisasi. Selain itu hasil
2. Mengolah data kegiatan PEKKA ODGJ
Draft laporan akhir
100% 16-18 Mei 2019
akuntabilitas: Integritas Antikorupsi : Tanggung jawab
kedepannya, yang mana berkontribusi dalam pelaksanaan
visi Rumah Sakit Jiwa yaitu
“Mewujudkan
pelayanan kesehatan jiwa yang paripurna,
bermutu dan berkeadilan” dan juga
berkontribusi mendorong misi Rumah sakit jiwa
yaitu “Menyelenggarakan
pelayanan kesehatan jiwa,
penanggulangan
penyalahgunaan narkoba dan
kesehatan lainnya”
laporan dapat penulis jadikan panduan dalam
habituasi kegiatan ini kedepannya,
yang mana akan menguatkan nilai-nilai Rumah sakit jiwa prov. Babel yaitu “DISPLIN” terutama nilai
Pelayanan terbaik untuk mencapai
hasil optimal.
3. Mencetak laporan kegiatan
Laporan akhir
100% 19-20 Mei 2019
Etika publik : Melaksanakan tugas dengan cermat dan disiplin
4. Memaparkan hasil kegiatan kepada atasan
Dokumentasi
kegiatan
100% 22 Mei 2019 Pelayan publik: Transparan Etika publik: Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerja sama
LAMPIRAN
KEGIATAN I
Gambar 1.1 Diskusi bersama mentor
Gambar 1.2 Menyiapkan data-data terkait isu
Gambar 1.3 Melaporkan rencana kegiatan ke atasan
LAMPIRAN
KEGIATAN II
Gambar 2.1 Konsultasi bersama ahli
.
Gambar 2.2 Draft brosur
LAMPIRAN
KEGIATAN III
Gambar 3.1 Melaporkan rencana kegiatan ke ketua komite medik
Gambar 3.2 Sosialisasi PEKKA ODGJ
Gambar 3.3 Diskusi dengan dokter
LAMPIRAN
KEGIATAN IV
Gambar 4.1 Buku laporan pasien pulang
Gambar 4.2 Pembagian materi dan koordinasi ke ruang perawatan
LAMPIRAN
KEGIATAN V
Gambar 5.1 PEKKA ODGJ pasien an. Dahlan dan keluarga
Gambar 5.2 PEKKA ODGJ pasien an. Nurani dan keluarga
Gambar 5.3 PEKKA ODGJ pasien an. M.rio dan keluarga
Gambar 5.4 PEKKA ODGJ pasien an. Sabarik dan keluarga
Gambar 5.5 PEKKA ODGJ pasien an. Gelas dan keluarga
Gambar 5.6 PEKKA ODGJ pasien an. Yulia dan keluarga
Gambar 5.7 Membagikan brosur
LAMPIRAN
KEGIATAN VI
Gambar 6.1 Rekam medis pasien pulang
Gambar 6.2 Draft laporan akhir
Gambar 6.2 Pelaporan akhir ke atasan