laporan kunjungan manoko

download laporan kunjungan manoko

of 6

Transcript of laporan kunjungan manoko

AKAR WANGIKlasifikasi ilmiah Kerajaan Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Liliopsida : Poales : Poaceae : Vetiveria : Vetiveria zizanioides

Ciri-Ciri Khusus : Rumput menahun, tinggi dapat mencapai 1 meter, Batang lunak, beruasruas, berwarna putih. Daun tunggal, bentuk pita, ujung runcing. Pelepah memeluk batang, warbna hijau keputih-putihan. Perbungaan bentuk bulir di ujung batang. Buah padi, berduri, berwarna putih kotor. Akar termasuk akar serabut berwarna kuning. Bagian yang digunakan akar dan minyak atsiri.

Penyakit Yang Dapat Diobati : Khasiat Diaforetik

Pemanfaatan : Digunakan sebagai produk kesehatan Sebagai obat kumur mulut (bau mulut) Sebagai obat luar (rematik) Sebagai bahan dasar pembuatan parfum Sebagai bahan dasar kosmetik dan berbagai produk untuk keperluan therapi Selain sebagai obat tangkai daunnya dapat dijadikan berbagai macam kerajinan anyaman

Keadaan Tumbuh Tumbuhan Akar Wangi Keadaan tanah dan iklim sangat berpengaruh kuat pada pertumbuhan tanaman Akar Wangi oleh karena itu diperlukan perhatian yang khusus untuk pertumbuhannya. Keadaan tanah yang berpasir (gembur) sangat disenangi akar wangi . Karena dari tanah semacam itu akarnya akan tumbuh panjang dan lebat serta mudah dicabut ketika sudah cukup umur untuk diproduksi. Derajat keasaman tanahpun (PH) harus diperhitungkan, biasanya pada kisaran 7-8. Bagi tanah yang PH-nya kurang akan menyebabkan pertumbuhan akar wangi kecil atau kerdil. Oleh karena itu, tanah tersebut harus dilakukan pengapuran terlebih dahulu dalam waktu yang secukupnya. Mengenai iklim untuk tanaman akar wangi, disukai pada keadaan yang terik matahari yang jatuh langsungpada tanamannya. Juga memerlukan curah hujan yang cukup.dan karenanya menanam akar wangi sangat cocok pada ketinggian antara 350-2000 meter diatas permukaan laut.

Cara Memelihara dan Memanen Tanaman Akar Wangi Sebagaimana tanaman lainnya, akar wangipun perlu proses pemeliharaan yang baik dan intensif. Pemeliharaan itu meliputi pekerjaan : penyulaman, penyiangan, pemupukkan, pemangkasan, pengendalian hama. Sedangkan mengenai memanennya, tidaklah sulit.tanaman yang sudah berusia sekira 2tahun adalah waktu yang tepat untuk memanennya. Setelah tanah-tanah disekitarnya dicangkul, barulah akar wangi dicabut secara perlahan agar akar tidak cepat putus. Pada tahap pasca panen, akar wangi dikeringkan hingga sekitar 12hari yang tujuannya untuk menghilangkan kadar air dalam akar. Akar wangi yang sudah dikering, siap untuk dilakukan penyulingan guna menghasilkan Minyak Akar Wangi yang berkualitas sebagai bahan parfun dan kosmetik lainnya.

Asal Usul Akar Wangi Tanaman akar wangi ( Vetiveria zizanioides) berasal dari India, Birma dan Srilangkadan dalam perkembanganya telah menyebar ke daratan negara Amerika, Afrika, dan Australia. Namun tidak diketahui secara pasti sejak kapan tanaman akar wangi dibudidayakan di indonesia, khususnya di daerah Garut, jawa barat. Yang pasti kini, akar wangi merupakan tanaman penghasil minyak atsiri yang diandalkan sebagai gantungan hidup sebagian warga garut. Rumput akar wangi (Vetiveria zizanioides, syn. Andropogon zizanoides) dikenal orang sejak lama sebagai sumber wangi-wangian. Tumbuhan ini masih sekeluarga dengan serai atau padi. Akarnya yang dikeringkan secara tradisional dikenal sebagai pengharm lemari penyimpan pakaian atau barang-barang penting, seperti batik dan keris. Aroma wangi ini berasal dari minyak atsiri yang

dihasilkan pada bagian akar. Tumbuhan ini merupakan komoditi perdagangan minor walaupun cukup luas penggunaan minyaknya dalam industri wangiwangian. Akar wangi adalah bagian dari jenis tanaman minyak yang dapat disuling dan menghasilkan minyak atsiri. Tanaman akar wangi merupakan salah satu tanaman yang mampu mendukung upaya pelestarian lingkungan (misalnya menahan erosi).

Belimbing WuluhKlasifikasi Ilmiah Alam : Tumbuhan Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Oxalidales Famili : Oxalidaceae Genus Spesies : Averrhoa : Averrhoa bilimbi

Belimbing sayur, belimbing wuluh, belimbing buluh, atau belimbing asam adalah sejenis pohon kecil yang diperkirakan berasal dari Kepulauan Maluku, dan dikembangbiakkan serta tumbuh bebas di Indonesia, Filipina, Sri Lanka, dan Myanmar. Tumbuhan ini biasa ditanam di pekarangan untuk diambil buahnya. Buahnya yang memiliki rasa asam sering digunakan sebagai bumbu masakan dan campuran ramuan jamu. Belimbing wulu/ belimbing asam ialah sejenis buah-buahan yang berasal daripada Malaysia dan Indonesia. Buah belimbing berbetuk kecil dan empat segi panajng, dan jarang dimakan segar kerana rasanaya terlalu masam. Buah yang hampir masak biasanya digunakan sebagai penyedap rasa, dan sebagai ramuan sambal yang menjadi pencecah untuk sayuran tradisonal, serta masakan seperti ikan kari asam pedas dan udang lemak kuning. Buah belimbing wuluh dapat menghilangkan rasa hanyir, terutamanya ikan-ikan darat (ikan air tawar) oleh itu, buah ini sering digunakn untuk masakan orang melayu dan orang cina.

Buah ini dapat melegakan penyakit darah tinggi, kencing manis, dan pitam. Selain itu dapat juga melicinkan kulit muka serta mengatasi masalah jerawat dan merawat sakit gigi dan mengatasi batuk yang berterusan.

Habitus Pohon tahunan dengan tinggi dapat mencapai 5-10m. Batang utamanya pendek dan cabangnya rendah. Batangnya bergelombang (tidak rata). Daunnya majemuk, berselang-seling, panjang 30-60 cm dan berkelompok di ujung cabang. Pada setiap daun terdapat 11 to 37 anak daun yang berselang-seling atau setengah berpasangan. Anak daun berbentuk oval.

Bunga dan buah Bunganya kecil, muncul langsung dari batang dengan tangkai bunga berambut. Mahkota bunga lima, berwarna putih, kuning atau lila. Buahnya elips hingga seperti torpedo, panjangnya 410cm. Warna buah ketika muda hijau, dengan sisa kelopak bunga menempel di ujungnya. Jika buah masak berwarna kuning atau kuning pucat. Daging buahnya berair dan sangat asam (bervariasi hingga manis sebetulnya). Kulit buah berkilap dan tipis. Bijinya kecil (6mm), berbentuk pipih, dan berwarna coklat, serta tertutup lendir. Varietas Tidak ada varietas biologi, tetapi dilaporkan terdapat variasi pada keasaman buah (sangat masam hingga manis). Nama Lokal

Aceh: Limeng ungkot, selimeng, Gayo: selemeng

Batak: asom, belimbing, balimbingan Nias: malimbi, Minangkabau: balimbieng, Melayu: belimbing asam, Lampung: balimbing, Sunda: calincing, balingbing, Jawa: blimbing wuluh, Madura: bhalingbhing bulu, Bali: blingbing buloh, Bima: limbi, Flores: balimbeng, Sawu: libi, Sangir: belerang. Karakteristik Belimbing Wuluh: Belimbing Wuluh merupakan tumbuhan berbatang keras yang memiliki ketinggian mencapai 11 m. Biasanya ditanam di tempat yang cukup mendapatkan sinar matahari. Batangnya keras dan tidak bercabang banyak. Buahnya berwarna hijau muda, berbentuk lonjong sebesar ibu jari dan rasanya asam. Buahnya sering dipakai oleh ibu-ibu untuk memasak sehingga sering disebut juga belimbing sayur ataupun untuk membersihkan noda kain, kuningan dan tembaga. Daunnya yang kecil berhadaphadapan. Bunganya berbentuk bintang dan berwarna merah muda keunguan. Kandungan dan Khasiat Belimbing Wuluh : Belimbing wuluh bermanfaat sebagai anti radang karena mengandung flavon. Selain itu, kaliumnya melancarkan keluarnya air seni (diuretik) sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Belimbing wuluh juga mampu mengeluarkan dahak dan menurunkan panas. Buahnya mengandandung zat : asam- kalium-akolat. Berikut adalah beberapa khasiat dari Buah dan Daun Belimbing Wuluh untuk pengobatan : Sakit Gondongan Bahan : 10 buah budah dan daunnya , 4 siung bawah merah. Cara penyajian : Semua bahan tersebut dicuci bersih kemudian di tumbuk sampah haus. Cara menggunakan : kompreskan pada bagian yang gondongan. Obat Batuk Bahan : Segenggam daun belimbing wuluh, segenggam bunga dan 2 buah belimbing wuluh, gula batu. Cara Penyajian : Rebus dengan 2 gelas air sampai airnya tinggal setengah, saring, minum 2 kali sehari Jerawat Bahan :10 bauh belimbing wuluh dan kapur sirih Cara Penyajian : Cuci bersih semua bahan kemudian di haluskan sampai seperti bubur kemudian ber sedikit kapur sirih. Cara Menggunakan : Digosokkan ke kulit yang terkena jerawan dan lakuakn hal tersebut 2 kali sehari. Diabetes Bahan : 6 buah belimbing wuluh dilumatkan, Cara Penyajian : Direbus dengan segelas air sampai airnya tinggal setengah, saring, minum 2 kali sehari Rematik Bahan : 100 gr daun muda belimbing wuluh, 10 biji cengkeh dan 15 butir lada

Cara Penyajian : Cuci bersih semua bahan kemudian di haluskan sampai seperti bubur kemudian ber sedikit cuka. Cara Menggunakan : Digosokkan ke bagian yang sakit Bahan : 5 buah belimbing wuluh, 8 lembar daun kantil, 15 butir cengkeh, 15 butir lada hitam Cara Penyajian : Cuci bersih semua bahan kemudian di haluskan sampai seperti bubur kemudian beri 2 sendok makan air jeruk nipis dan 1 sendok minyak gosok Cara Menggunakan : Digosokkan ke bagian yang sakit, lakukan 2 sampai 3 kali sehari Pegal Linu Bahan : Segenggam daun belimbing wuluh yan masih muda, 10 buah buah belimbing, 10 butir merica Cara Penyajian : Cuci bersih semua bahan kemudian di haluskan sampai seperti bubur kemudian ber sedikit cuka. Cara Menggunakan : Digosokkan ke bagian yang sakit. Sariawan Bahan :10 kuntum bunga belimbing wuluh, asam jawa, gula aren Cara Penyajian : Direbus dengan 3 gelas air sampai airnya tinggal 3/4 Cara menggunakan : Diminum 2 kali sehari Sakit Gigi Bahan : 5 buah belimbing wuluh. Cara menggunakan : Setelah di cuci dikunyah dengan sedikit garam, ulangi beberapa kali sampai hilang rasa sakitnya.