LAPORAN KKL
-
Upload
andi-ghina-septhea -
Category
Documents
-
view
830 -
download
25
description
Transcript of LAPORAN KKL
LAPORAN
KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)
PT PETROKIMIA GRESIK
PT WILMAR NABATI INDONESIA
Disusun Oleh :
ANDI GHINA SEPTHEA 1003020005
AMIRATUS SHOLIKHAH 1003020006
BETTY IKA HIDAYAH 1003020008
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..…………………………………………………………………….. i
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………………………... ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….... iii
BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………... 1
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………………….1
1.2 TUJUAN …………………………………………………………………………… 2
1.3 MANFAAT ……………………………………………………………………...… 2
1.4 WAKTU & TEMPAT PELAKSANAAN ………………………………………….. 2
1.5 OBJEK KKL ……………………………………………………………………… 2
BAB II. PEMBAHASAN ………………………………………………………………….. 3
2.1 PT PETROKIMIA GRESIK ………………………………………..……………. 3
2.1.1 Sejarah PT. Petrokimia Gresik …..…………………………..………….….. 3
2.1.2 Visi, Misi dan Nilai-Nilai Dasar Perusahaan …………………..…………... 5
2.1.3 Logo dan Arti …………………………………………………………..…... 6
2.1.4 Produksi………………………………………………………………...…… 6
2.1.5 Unit Sarana Pendukung……………………………………………...……… 11
2.1.6 Anak Perusahaan dan Usaha Patungan……………………………………... 12
2.1.7 Utilitas………………………………………………………………...…….. 12
2.1.8 Pengolahan Limbah………………………………………………………..... 13
2.1.9 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)……………………………...…….. 14
2.2 PT WILMAR NABATI INDONESIA ……………………………………………. 15
2.2.1 Sejarah PT. Wilmar Nabati Indonesia……………………………….……… 15
2.2.2 Nilai-Nilai Dasar Perusahaan ……………………………………….……… 18
2.2.3 Unit Proses ………………………………………………………….……… 18
2.2.4 Unit Produksi ……………………………………………………….……… 18
2.2.5 Pengolahan Limbah .………………………………………………….…….. 19
2.2.6 Perusahaan Induk dan Cabang………………………………………..…….. 20
BAB III. PENUTUP ………………………………………………………………….…….
21
3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………………... 21
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA ANGKATAN 2010
PT PETROKIMIA GRESIK
PT. WILMAR NABATI INDONESIA
Di terima dan di setujui
Tanggal : ...................................
Ketua Program Studi Teknik Kimia
Anwar Ma’ruf, S.T., M.TNIK 2160178
Pembimbing KKL
Neni Damajanti, S.T., M.TNIK 2160171
ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Pengetahuan akan masalah yang dihadapi oleh masyarakat dalam pembangunan
dewasa ini merupakan hal yang penting untuk dijadikan suatu pembekalan bagi
mahasiswa khususnya masalah pekerjaan yang lambat laun semakin sempit. Di satu
sisi, setiap tahun jumlah lulusan sarjana maupun diploma semakin bertambah dan sulit
tertampung di bidang-bidang yang sesuai dengan jurusannya atau bidang usaha
lainnya. Pada era globalisasi dan pasar bebas ini kompetisi dalam setiap bidang
semakin ketat, termasuk dalam bidang lapangan pekerjaan. Persaingan terbuka
dengan berbagai negara di dunia sudah tidak dapat dihindari lagi. Hal ini
mengakibatkan tiap individu dituntut untuk mampu bersaing dan mengimbangi setiap
kemajuan yang sesuai dengan tuntutan zaman. Penguasaan skill yang sesuai dan
komunikasi yang baik serta pengetahuan mengenai segala informasi merupakan faktor
penting yang sangat berpengaruh pada kemampuan individu untuk mampu bersaing.
Sarjana lulusan Teknik Kimia diharapkan mampu bersaing dengan ketatnya
lulusan engineering lainnya. Oleh karena itu, sebelum benar-benar terjun secara
langsung di dunia kerja maka mahasiswa Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah
Purwokerto memasukkan Kuliah Kerja Lapangan dalam kurikulum pendidikannya
dengan maksud agar mahasiswa dapat mengetahui gambaran mengenai industri yang
bergerak di bidang keteknik kimiaan.
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan kegiatan wajib yang harus di lakukan
oleh mahasiswa Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Purwokerto semester 6
dengan bobot nilai sebanyak 1 SKS. KKL penting adanya sebagai tempat bagi
mahasiswa teknik kimia untuk mengetahui seperti apa lulusan sarjana teknik kimia di
gunakan dalam insustri dengan terjun langsung melihat industri-industri yang
berkaitan dengan teknik kimia. KKL juga ditujukan untuk mempelajari secara
langsung mengenai kegunaan alat, pengolahan limbah, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) dan hal-hal lainnya yang telah di ajarkan di perkuliahan.
ii
I.2. TUJUAN
a. Memberikan informasi secara langsung dari sumber yang berpengalaman
mengenai industri yang bergerak di bidang keteknik kimiaan.
b. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk melihat langsung alat-alat
produksi yang digunakan dalam suatu industri, proses dan tempat pengolahan
baik di lapangan ataupun di laboratorium, system K3 yang di gunakan dan
cara pengolahan limbah industry tersebut.
I.3. MANFAAT
a. Mahasiswa mendapatkan informasi secara lengkap mengenai industri keteknik
kimiaan langsung dari pakarnya
b. Mahasiswa dapat mengetahui dan melihat secara langsung alat-alat produksi
yang di gunakan, proses dan tempat pengolahan serta tempat dan cara
pengolahan limbah yang selama ini di pelajari di bangku kuliah.
I.4. WAKTU dan TEMPAT PELAKSANAAN
a. Waktu Pelaksanaan : 29-30 Januari 2013
b. Tempat Pelaksanaan : Gresik, Jawa Timur
I.5. OBJEK KKL
a. PT. Petrokimia Gresik, Gresik
b. PT. Wilmar Nabati Indonesia, Gresik
ii
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PT. PETROKIMIA GRESIK
2.1.1 Sejarah PT. Petrokimia Gresik
PT. Petrokimia Gresik merupakan salah satu perusahaan yang berada
di bawah holding company PT. Pupuk Indonesia (dahulunya bernama PT.
Pupuk Sriwijaya) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PT.
Petrokimia Gresik adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang
produksi pupuk, bahan kimia, dan jasa lainnya.
Sebagai sebuah perusahaan yang besar PT. Petrokimia Gresik
mempunyai sejarah yang cukup panjang. Penjelasan secara ringkas tentang
sejarah PT. Petrokimia Gresik sebagai berikut :
Tahun 1960
PT. Petrokimia Gresik didirikan dengan dasar hukum TAP MPRS No.
II/MPRS/1960 dan Keppres RI No. 260 Tahun 1960, dengan nama
PROJEK PETROKIMIA SOERABAJA, yang pada masa itu merupakan
proyek prioritas.
Tahun 1964
Pembangunan fisik tahap pertama Projek Petrokimia Soerabaja didasarkan
pada Inpres RI No. 1/Instr/1963, dilaksanakan oleh Consindit Sp. A dari
Italia.
Tahun 1968
Proyek ini sempat terhenti karena terjadi pergolakan politik dan keadaan
ekonomi memburuk.
Tahun 1972
Projek Petrokimia Soerabaja diresmikan oleh Presiden Soeharto sebagai
badan usaha berbentuk perusahaan umum dengan nama Perum Petrokimia
Gresik. Selanjutnya setiap tanggal 10 Juli diperingati sebagai Hari Ulang
Tahun PT. Petrokimia Gresik.
Tahun 1975
Bentuk perusahaan menjadi PT. Petrokimia Gresik (Persero).
ii
Tahun 1997
PT. Petrokimia Gresik telah berubah status menjadi Holding Company
bersama PT. Pupuk Sriwijaya Palembang.
Tahun 2000
Pabrik Pupuk Majemuk PHONSKA dengan teknologi Spanyol INCRO
dimana konstruksinya ditangani oleh PT. Rekayasa Industri dengan
kapasitas produksi 3000 ton/tahun. Pabrik ini diresmikan oleh presiden
Abdurrachman Wachid pada tanggal 25 Agustus 2000.
Tahun 2003
Pada Bulan Oktober dibangun pabrik NPK blending dengan kapasitas
produksi 60.000 ton/tahun.
Tahun 2004
Penerapan Rehabilitation Flexible Operation (RFO) ditujukan agar Pabrik
Fosfat I (PF I) dapat memproduksi pupuk PHONSKA selain memproduksi
SP-36 dengan harapan dapat memenuhi permintaan pasar akan PHONSKA
yang tinggi sewaktu-waktu.
Tahun 2005
Bulan Maret diproduksi pupuk Kalium Sulfat (ZK) dengan kapasitas
produksi 10.000 ton/tahun. Bulan Desember diproduksi/dikomersialkan
pupuk petroganik dengan kapasitas produksi 3.000 ton/tahun. Pada bulan
Desember pula dikomersialkan pupuk NPK Granulation dengan kapasitas
produksi 100.000 ton/tahun
Daerah Gresik dipilih sebagai lokasi pabrik pupuk berdasarkan hasil
studi kelayakan pada tahun 1962 oleh Badan Persiapan Proyek-Proyek
Industri (BP3I) yang dikoordinir oleh Departemen Perindustrian Dasar dan
Pertambangan. Gresik dianggap ideal dengan pertimbangan berikut ini :
1. Tersedianya sumber air dari aliran sungai Brantas dan Bengawan Solo.
2. Dekat dengan daerah konsumen pupuk besar, yaitu perkebunan dan petani
3. Dekat dengan pelabuhan sehingga memudahkan untuk mengangkut
peralatan pabrik selama masa konstruksi, pengadaan bahan baku, serta
pendistribusian hasil produksi melalui jalur laut.
4. Dekat dengan Surabaya yang memiliki kelengkapan yang memadai.
PT. Petrokimia Gresik menampati lahan kompleks seluas 450 hektar di
ii
Area Kawasan Industri Gresik. Areal tanah yang di tempati berada di tiga
kecamatan yang meliputi 11 desa. Yaitu Kecamatan Gresik 5 desa,
Kecamatan Kebomas 3 desa dan Kecamatan Manyar 3 desa.
PT. PETROKIMIA GRESIK terus maju dan berkembang hingga kini
memiliki 21 Unit pabrik pupuk dn non pupuk dengan jumlah produksi yang
dihasilkan pertahunnya yaitu sebanyak 6.076.000 ton/tahun dan karyawan
berjumlah 3344 orang.
PT. PETROKIMIA GRESIK menjadi pabrik pupuk pertama di Indonesia
yang tidak menggunakan gas sebagai bahan baku pembuatannya, namun
menggunakan minyak bumi, keberadaannya pun senantiasadekat dengan
konsumennya dan mempertahankan penggunaan minyak dengan kadar
belerang yang rendah (LSFO)
2.1.2 Visi Misi dan Nilai-nilai dasar Perusahaan
2.1.2.1 Visi
Menjadi Produsen pupuk dan produk kimia lainnya yang berdaya saing tinggi
dan produknya paling diminati konsumen.
2.1.2.2 Misi
Mendukung penyediaan pupuk nasional untuk tercapainya program
swasembada pangan
Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan
operasional dan pengembangan usaha perusahaan
Mengembangkan potensi usaha untuk mendukung industry kimia
nasional dan berperan aktif dalam Community development
2.1.2.3 Nilai-nilai Dasar Perusahaan
Mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja serta pelestarian
lingkungan hidup dalam setiap kegiatan operasional
Memanfaatkan profesionalisme untuk peningkatan kepuasan pelanggan
Meningkatkan inovasi untuk memenangkan bisnis
Mengutamakan integritas di atas segala hal
Berupaya membangun semangat kelompok yang sinergistik
ii
2.1.3 Logo dan Arti
Logo
Arti
Logo dengan gambar kerbau berwarna emas di pilih sebagai bentuk
penghormatan terhadap daerah Kecamatan Kebomas. Selain itu kerbau juga
melambangkan sikap yang suka bekerja keras, loyal, dan jujur. Kerbau juga
merupakan hewan yang di kenal luas oleh masyarakat Indonesia sebagai
Sahabat Petani. Logo mempunyai arti keseluruhan ”Dengan hati yang bersih
berdasarkan kelima sila Pancasila, PT. Petrokimi Gresik berusaha mencapai
masyarakat yang adil dan makmur untuk menuju keagungan bangsa”.
2.1.4 Produksi
PT. Petrokimia Gresik mempunyai tiga unit departemen produksi/pabrik,
yaitu Departemen Produksi I (unit pupuk Nitrogen), Departemen Produksi II
(unit pupuk Fosfat) dan Departemen Produksi III (Unit Asam Fosfat) dan
mengoprasikan 21 pabrik yang terdiri atas 16 pabrik yang memproduksi
pupuk Urea, pupuk Fosfat, Pupuk ZA, pupuk majemuk PHONZKA, pupuk
NPK, pupuk ZK (K2SO4) dan pupuk Petroganik, serta 5 Pabrik yang
memproduksi produk non pupuk mencakup Amoniak, Asam Sulfat, Cement
Retarder dan Aluminium Flourida.
Setiap tahun nya pabrik PT Petrokimia Gresik dapat memproduksi 4.430.000
ton pupuk dan 1.647.600 ton produk non pupuk. Rincian produksi PT
Petrokimia Gresik Pertahun di jabarkan dalam gambar berikut.
ii
Beberapa proses produksi Pupuk pada PT Petrokimia Gresik, yaitu :
2.1.4.1 Pabrik Pupuk NPK
Pabrik NPK merupakan pabrik yang didesain untuk mendapatkan pupuk
NPK dalam bentuk compound. Proses pembentukan NPK compound
pada pabrik ini berlangsung dengan bahan baku semuanya berbentuk
padatan (solid base). Pabrik NPK ini digunakan untuk memenuhi
permintaan produksi pada produk pupuk NPK Kebomas atau untuk
membantu dalam pemenuhan kebutuhan pupuk Phonska
Pabrik pupuk NPK memproduksi pupuk NPK dengan berbagai variasi
formula yang menggunakan proses steam granulation. Prinsipnya yaitu
dengan mencampurkan beberapa bahan baku berupa DAP, Urea, KCl
(potash), Clay,dan Dolomite. Dengan tahapan sebagai berikut :
Persiapan Bahan BakuBahan baku bersama Urea di-crusher terlebih dahulu setelah itu
diumpankan ke Raw material Hopper oleh Urea Bucket Elevator lalu
Urea diumpankan ke hooper dan selanjutnya bahan baku lainnya
seperti KCl, Clay, dan Dolomit dicurahkan ke masing-masing hopper
ii
Gambar 2.1 Fasilitas Produksi PT Petrokimi Gresik
melalui KCl weigher dan Clay weigher. Bahan baku yang
diumpankan ke dalam hopper dilengkapi dengan level indicator dan
level alarm untuk low level, high level, dan very high level.
Perbandingan masing-masing bahan baku tergantung dari formula
yang akan diproduksi.
Proses GranulasiMaterial dari Raw material conveyor dibawa oleh Raw material
Bucket Elevator menuju ke granulator. Proses granulasi atau
pembutiran di granulator ini dengan menggunakan bantuan steam dan
slurry atau air. Pengaturan steam dan air ini masih diatur dengan cara
manual.Pemakaian steam dan air ini diatur sedemikian rupa sehingga
didapatkan NPK granul yang terbaik.
Pengeringan ProdukNPK granul dari granulator kemudian dibwa oleh Product
Granulator Conveyor ke Dryer untuk pengurangan kadar air. Udara
panas, sebagian uap air, gas amoniak, dan debu di dalam granulator
dihisap ke scrubber unit dan granulator fan. Untuk mengeringkan
NPK granul di dalam dryer digunakan udara panas dari furnace. Gas
panas hasil pembakaran di dalam furnace diencerkan dengan udara
dari furnace fan. Gas panas dari dalam dryer dibawa ke scrubber unit
setelah sebelumnya dipisahkan dari debu yang terbawa oleh dryer
yang dihisap oleh blower. Debu dari dryer akan dikembalikan ke raw
material conveyor untukdigunakan kembali sebagai bahan baku.
Pendinginan dan Pelapisan Produk NPK Granulasi
NPK Granul kering keluar dari dryer dibawa product dryer
conveyor ke Cooler untuk didinginkan. Pendinginan dilakukan
dengan mengalirkan udara (suhu kamar) ke dalam cooler
menggunakan cooler fan. Debu yang terbawa di dalam udara
pendingin dari dedusting system dipisahkan dan dikembalikan ke raw
material conveyor. NPK Granul yang sudah dingin dibawa oleh
product cooler conveyor dan product cooler bucket elevator ke over
ii
vibrating screen untuk diayak. Hasil atas diterima oleh oversize
conveyor untuk kemudian di haluskan di oversize crusher dan
hasilnya masuk ke raw material untuk digranulasi kembali. Hasil
bawah masuk ke undersize vibrating screen untuk dipisahkan menjadi
product onsize dan undersize. Product onsize masuk ke recycle
regulator bin sedangkan undersize masuk ke raw material conveyor
untuk di granulasi kembali. Product onsize di recycle bin dikirim ke
coater, product yang masuk coater dilapisi dengan coating coil yang
berupa tamol. NPK granul onsize yang telah dilapisi oleh coating coil
kemudian dikirim ke bagging unit.
Bagging System
Produk NPK dari final product bucket elevator masuk ke product
hopper yang dilengkapi dengan level indicator. Produk NPK di dalam
product hopper dikantongi dengan menggunakan bagging machine
dan di jahit menggunakan sewing machine. NPK dalam kantong
kemudian diterima oleh bagging product conveyor kemudian dibawa
forklift menuju gudang penyimpanan sementara
2.1.4.2 Pabrik Pupuk Phonska
Proses pembuatan pupuk di unit Phonska adalah proses kompleks yang
menggabungkan antara proses pencampuran dengan pereaksian. Secara
umum proses pembuatan pupuk Phonska terdiri atas pemrosesan bahan
padat dan bahan cair yang kemudian akan disatukan di dalam sebuah alat
yang disebut granulator. Unit Phonska juga dilengkapi dengan proses
penyerapan (scrubbing) yang tujuan utamanya adalah untuk mengurangi
kadar unsur hara dan zat-zat berbahaya dari gas buang. Selain itu proses
scrubbing juga dimanfaatkan untuk mengencerkan asam fosfat yang
akan digunakan untuk proses produksi.
2.1.5 Unit Sarana Pendukung
ii
PT. Petrokimia Gresik memiliki beberapa unit sarana pendukung, yaitu :
1. Dermaga khusus
a. Kapasitas bongkar muat 5 jta ton/tahun
b. Kapasitas sandar 8 kapal sekaligus
c. Fasilitas bongkar muat
2. Unit pembangkit tenaga listrik milik sendiri
a. Gas Turbine Generator (GTG), terdapat pada unit produksi pupuk
Nitrogen yang mampu menghasilkan daya 33 MW
b. Steam Turbine Generator (STG), terdapat di unit produksi Asam Fosfat
yang mampu menghasilkan daya sampai 20 MW
2.1.6 Anak Perusahaan dan Usaha Patungan
2.1.6.1 PT. Petrokimia Kayaku
2.1.6.2 PT. Petrosida Gresik
2.1.6.3 PT. Kawasan Industri Gresik
2.1.6.4 PT. Petronika
2.1.6.5 PT. Petrowidada
2.1.6.6 PT. Petrocentral
2.1.6.7 PT. Padi Energi Nusantara
2.1.6.8 PT. BUMN Hijau Lestari II
2.1.6.9 PT. Petro Jordan Abadi
2.1.7 Utilitas
PT. Petrokimia Gresik dilengkapi dengan perangkat penyediaan utilitas yang
meliputi unit power, phosparic acid storage, sulfuric acid storage, unit mixed
acid, ammonia storage, steam generation, plant air instrument air, dan waste
water system.
Unit produksi atau service unit merupakan sarana penunjang agar pabrik
dapat beroperasi, yang meliputi:
1. Unit penyediaan tenaga listrik
Tenaga listrik dissuplay dari 2 sumber yaitu dari PLN dan gas turbin
ii
generator (GTG). Tenaga listrik dari PLN sebesar 150 KV diturunkan
menjadi 20 KV di travo gardu induk. Sedangkan tenaga listrik dari GTG
sebesar 11, 5 KV kemudian dinaikkan di gardu induk menjadi 20 KV.
2. Unit penyediaan uap
Unit penyediaan uap pada utilitas pabrik mempunyai 2 buah boiler yaitu
02 B.911 dan 03 B.911 dengan kapasitas masing-masing 10 dan 12
ton/jam dan jenisnya adalah boiler pipa api (fire tube). Air umpan boiler
merupakan air demin yang telah diinjeksikan carbohidrazit untuk
menghilangkan O2, selanjutnya ditambahkan PO4 untuk melunakkan
kerak dalam tube dan menghindari korosi.
3. Unit penyediaan udara tekan dan instrument
Unit ini menghasilkan 2 jenis udara bertekanan yaitu, plant air dan
instrument air. Perbedannya terletak pada kandungan air. Instrument
digunakan untuk mengirimkan sinyal pada instrumentasi pabrik sehinga
membutuhkan udara kering. Sedangkan plant air digunakan dalam proses
produksi dan tidak membutuhkan kadar air yang rendah.
4. Unit penyediaan air
Kebutuhan air di PT. Petrokimia Gresik disuplay dari dua sumber air,
yaitu dari sungai brantas dan sungai bengawan solo yang diambil dari
water intake Gunung Sari dan water intake babat
5. Unit penyediaan bahan bakar
Kebutuhan gas alam PT. Petrokimia Gresik di supplay dari Pertamina.
6. Unit Utilitas Batubara
PT. Petrokimia Gresik membangun Proyek konversi energi Batubara
dengan kapasitas 25 Megawatt Nett. Pengoprasian Unit Utilitas Batubara
mampu menghemat penggunaan Gas sebesar 6,3 MMSCFD.
2.1.8 Pengolahan Limbah
PT. Petrokimia Gresik memiliki unit pengolahan limbah cair yang
berkapasitas 240 m3/jam dan dua unit pengolahan/pengendalian limbah gas. PT.
Petrokimia Gresik menjamin bahwa semua limbah cair maupun gas yang keluar
dari areal pabrik telah melewati proses pengolahan yang ketat dan berstandar
internasional, baik secara biologis maupun kimia, sehingga aman bagi
lingkungan.
ii
Unit pengolahan limbah cair yang ada di PT. Petrokimia Gresik
menggunakan Internal Treatment, yaitu limbah cair yang di dapat sebelum di
buang ke laut terlebih dahulu di beri penambahan koagulan untuk menetralisir
kandungan-kandungan dalam limbah cair tersebut sehingga aman jika di alirkan
ke lautan.
2.1.9 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan program yang
mutlak harus diterapkan dalam setiap perusahaan sebagai upaya pencegahan dan
pengendalian kerugian akibat kecelakaan, kerusakan sarana perusahaan, serta
kerusakan lingkungan. Penerapan K3 di lingkungan PT. Petrokimia Gresik
sebagai usaha penjabaran Undang – undang No. 1 tahun 1970 dan peraturan
mengenai K3 yang lainnya dalam rangka perlindungan terhadap seluruh aset
perusahaan, baik sumber daya manusia (SDM) maupun faktor produksi yang
lainnya.
PT. Petrokimia Gresik bertekad menjadi produsen pupuk serta bahan
kimia lainnya yang produknya paling diminati oleh konsumen, yang
mengutamakan K3 dan pelestarian lingkungan hidup dalam setiap kegiatan
operasionalnya. Sesuai dengan nilai-nilai dasar tersebut, Direksi PT. Petrokimia
Gresik menetapkan kebijakan K3 sebagai berikut :
a. PT. Petrokimia Gresik bertekad menjadi produsen pupuk dan produk
kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan produknya diminati oleh
konsumen.
b. Penyediaan produk pupuk, produk kimia dan jasa yang berkualitas sesuai
permintaan pelanggan dilakukan melalui proses produksi dengan
menerapkan sistem manajemen yang menjamin mutu, pencegahan
pencemaran dan berbudaya K3 serta penyempurnaan secara bertahap dan
berkesinambungan. Untuk mendukung tekad tersebut, manajemen
berupaya memenuhi standar mutu yang ditetapkan, peraturan lingkungan,
ketentuan dan norma-norma K3 serta peraturan/perundangan terkait
lainnya.
c. Seluruh karyawan bertanggung jawab dan mengambil peran dalam upaya
meningkatkan ketrampilan, kedisiplinan untuk mengembangkan produk
ii
dan jasa yang berkualitas, pentaatan terhadap peraturan lingkungan dan
ketentuan K3 serta menjunjung tinggi integritas
ii
2.2 PT. WILMAR NABATI INDONESIA
2.2.1 Sejarah PT. Wilmar Nabati
PT Wilmar Nabati Indonesia sebelumnya bernama Bukit Kapur Reksa
(BKR).PT WINA telah berdiri sejak tahun 1989 dengan produksi utama minyak
goreng. Desa bukit kapur kurang lebih 30 km dari kota dumai dan pada tahun
1991 berkembang dengan didirikan pabrik kedua berlokasi di jalan datuk
laksamana, areal pelabuhan dumai yang kemudian di jadikan sebagai pabrik dan
kantor pusat untuk wilayah dumai. Perkembangan PT WINA didukung juga
dengan lokasi pabrik yang strategis, yaitu fasilitas dermaga dari pelindo yang
dapat menyadarkan kapal-kapal bertaraf internasional untuk ekspor dengan daya
angkut 30.000 MT.
PT Wilmar Nabati Indonesia adalah bagian dari WILMAR Group
perusahaan asing yang berkantor pusat di Singapore. Di Indonesia Wilmar
memproduksi Palm Oil dan produk sampingannya. Kalau kalian tahu produk
minyak goreng Sania, Fortune itu adalah produk dari PT Wilmar nabati
Indonesia. Disamping produk lainnya seperti mentega, pupuk,dll. Pabrik (plant)
yang ada di Gresik ini baru ada tahun 2008. Namun perkembangannya luar
biasa.
Pada awal tahun 2004, manajemen PT. WINA telah memutuskan untuk
menambah tangki timbun bahan baku CPO sebesar 12.000 MT. dengan
penambahan tangki timbun ini, tertentu secara lansung dan tidak lansung akan
berpengaruh pada perekonomian di RIAU umumnya dan tidak lansung akan
berpengaruh pada perekonomian di riau umunnya dan kota dumai pada
khususnya akan semakin maju dan berdampak positif dalam pembangunan
kota.PT WINA telah mampu mengolah CPO sebesar 4.100 MT/harinya dan PK
crushing sebanyak 1000 MT/ harinya yang menjadikan PT. WINA sebagai
produsen dan pengekspor minyak sawit terbesar di Indonesia.
Perkembangan lain yang dilakukan oleh manajemen PT WINA yaitu pada
awal tahun 2005 kembali membangun pabrik di kawasan industri dumai-
pelitung berupa pembangunan refinery/fractionation dengan kapasitas 5.600
MTD dan PK Crusing plant dengan kapasitas 1500 TDP (Ton Per Day). Adapun
ii
perkembangan pabrik ini didukung dengan pelabuhan yang mempunyai
dermaga dengan panjang 425 meter dan kolom pelabuhan dengan kedalaman 14
meter, yang dapat disadari oleh kapal dengan bobot 50.000 DWT dan akan
dikembangkan untuk dapat disandari kapal 70.000 DWT yang merupakan
perusahaan yang berada dalam satu naungan WILMAR Group.
PT. Wilmar Nabati Indonesia (WINA) Gresik sendiri di bangun pada
tanggal 8 Agustus 2008, dengan lahan seluas 54,80 hektar yang kemudian
berkembang hingga kini 102,05 hektar. Komitmen yang tinggi dari manajemen
dan karyawannya memungkinkan PT WINA untuk berkembang lebih besar lagi.
Hal ini terbukti dengan telah di perolehnya sertifikat ISO 9001:2008 pada
tanggal 16 oktober 2009. Didalam menjalankan operasional perusahaaan,
manjemen PT WINA telah menetapkan suatu visi dan misi yaitu mendukung
bisnis operasional group sehingga tercapai kapasitas yang optimal dan kualitas
yang sesuai denngan permitaan pelanggan serta waktu pengiriman yang tepat
dengan cara pengembangan kinerja sumber daya manusia yang ada.pada tahun
2009, PT WINA nama menjadi PT WILMAR NABATI Indonesia sebagai wujud
perkembangan usaha yang semakin besar dan mulai membangun pabrik-pabrik
baru di luar kota dumai dibawah bendera WILMAR Group.
ii
WILMAR Group mulai berkembang dan terus mengepakan sayapnya
hingga kini, berikut sekilas perjalanan WILMAR Group di Asia:
1991
Memulai beroperasi sebagai perusahaan pengolah palm oil dengan
membangun perusahaan di atas lahan seluas 7.100 hektar di Sumatera
barat, Indonesia yang kemudian meluas ke Sumatera Utara, Sumatera
Selatan dan Riau dengan kapasitas produksi 50-700 MT per hari.
1995
Menjadi Perusahaan pertama di bidang pengolahan minyak kelapa
dengan kapasitas produksi yang di hasilkan mencapai 40 MT per jam.
1996
Memperluas operasi pengolahan hingga ke Malaysia dengan
penambahan satu pabrik pengolahan minyak dan satu pabrik frasinasi
di Butterworth, Malaysia.
2000
Memulai pengembangan dan pemasaran produk baru dari Sania Edible
Oil di Indonesia.
2004
Membangun Pabrik Oleochemical pertama yang beroperasi di
Shanghai, China.
2005
Bersama PT. Cahaya Kalbar Tbk. Mengolah secara khusus minyak dan
lemak untuk coklat, Industri pembuat coklat, Industri roti dan kue, dan
serta industry makanan dan minuman.
2006
Di tahun 2006 Wilmar Group banyak melakukan pembangunan, baik di
Indonesia atau pun di Negara-negara lainnya, salah satunya adalah
pembangunan 5 pabrik di lahan seluas 85.000 hektar di Kalimantan,
pabrik 30 Hektar di Jambi dan Sumatera 12.700 hektar.
ii
2.2.2 Nilai-nilai Dasar Perusahaan
Integrity
Excellence
Passion
Innovation
Team Work
Safety
2.2.3 Unit Proses
PT. Wilmar Nabati Indonesia memilliki lebih dari 25 unit proses
pengolahan, diantaranya adalah :
Plant Kernel Crushing Plant sebanyak 2 unit
Refinery Fractination sebanyak 2 unit
Consumer Pack, Merk minyak olahan yang terkenal di masyarakat
adalah Sovia, Sania dan Fortune
Speciality Fats
Oleo Plant, meliputi Hydrogenation, Finishing Plant, Packing Product,
Methyl Ester Plant, Fatty Alcohol Plant dan Biorefinery
NPK Fertilizer sebanyak 2 unit
2.2.4 Unit Produksi
Secara garis besar WILMAR Group menghasilkan produk-produk dengan bahan
kelapa sawit dan laurat yang pengaplikasiannya dapat digunakan oleh industri-
industri di bidang makanan, kosmetik, farmasi serta biodiesel. PT. Wilmar
Nabati Indonesia yang bertempat di Gresik memproduksi Edible Oil, Oleokimia
dan pupuk.
Edible Oil
Produk Edible Oil yang di produksi oleh PT. Wilmar meliputi : minyak
sawit (Sania & Fortune), palm olein, palm stearin, palm kernel oil dan
minyak kelapa. Selain itu Minyak sawit dapat diproses lebih lanjut
menjadi palm olein dan palm stearin. Palm olein memiliki proporsi
ii
yang lebih rendah dari minyak jenuh palm stearin, sehingga sering
digunakan sebagai minyak goreng dan industri makanan olahan.
Minyak dan Palm kernel oil, juga dikenal sebagai minyak laurat yang
memiliki komposisi asam laurat tinggi dan umumnya digunakan untuk
produksi lemak khusus dan oleokimia.
Oleokimia
Wilmar merupakan salah satu produsen oleokimia terbesar di dunia,
menguasai sepertiga dari produksi asam lemak di Asia. Produk
Oleokimia yang di hasilkan oleh PT. Wilmar Nabati Indonesia
meliputi:
o Asam Lemak
o Soap Noodles
o Glycerine Refined
o Methyl Esters
o Cosmetic Esters
o Fatty Alcohols
o Lilin Sawit
o Finishing Soap
o Methyl Ester Sulfonat
Pupuk
PT. Wilmar Nabati juga memproduksi beberapa jenis pupuk, yaitu
Pupuk nitrogen, fospat dan potassium (NPK) dan memiliki 2 unit
proses pabrik pengolahan pupuk.
2.2.5 Pengolahan Limbah
PT. Wilmar Nabati Indonesia memiliki unit pengolahan limbah dengan
kapasistas 800 m3/hari, sistem pengolahan yang digunakan adalah menggunakan
sistem aerobic dan anaerobic, dan hasil pengolahan limbahnya kemudian akan
di analisis selama 6 bulan untuk memastikan bahwa limbah tersebut aman bagi
lingkungan. Secara garis besar semua bagian dari kelapa sawit dapat di gunakan
sebagai bahan baku pengolahan yang bermanfaat sehingga dapat di katakan
bahwa Pabrik Oleokimia PT. Wilmar Nabati Indonesia tidak memiliki limbah
yang berbahaya.
ii
2.2.6 Perusahaan Induk dan Cabang
2.2.6.1 Wilmar Trading Pte Ltd, Singapore
2.2.6.2 Wilmar Iberia S.L, Spanyol
2.2.6.3 Wilmar Oleo B.V, Belanda
2.2.6.4 Wilmar Japan Co., Ltd, Jepang
2.2.6.5 Wilmar Oleo North America LLC, Amerika
2.2.6.6 Yihai Kerry Investments Co. Ltd, China
2.2.6.7 PT. Wilmar Bioenergi Indonesia
2.2.6.8 PT. Sentana Adidaya Pratama, Indonesia
2.2.6.9 PT. Kawasan Industri Dumai, Indonesia
2.2.6.10 PT. Jawamanis Rafinasi, Banten-Indonesia
ii
BAB III. PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) mahasiswa program studi Teknik Kimia
Universitas Muhammadiyah Purwokerto ke PT. Petrokimia Gresik dan PT. Wilmar
Nabati Indonesia telah menghasilkan gambaran-gambaran nyata dan informasi secara
langsung mengenai proses pengolahan suatu produk, sistem K3, pengolahan limbah
serta permasalahan-permasalahan dan pemecahan masalah yang ada di setiap
perusahan yang dalam hal ini bergerak di bidang keteknik kimiaan.
Pengolahan limbah dan K3 merupakan suatu hal yang penting dalam sebuah
perusahan demi menjaga kelestarian lingkungan dan masyarakat sekitar. Standar
baku, proses utilitas dan sarana penunjang yang mendukung juga menjadi suatu hal
penting yang harus selalu di perhatikan dan di tingkatkan demi meningkatkan kualitas
dan kuantitas suatu produksi
3.2 SARAN
Untuk Kuliah Kerja Lapangan (KKL) selanjutnya di harapkan bisa tertuju pada
Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industry kimia selain Oleokimia dan
Pupuk, sehingga akan di dapatkan pengetahuan yang lebih luas lagi mengenai proses-
proses yang ada di dalam industri yang bergerak di bidang teknik kimia.
ii