LAPORAN KINERJA AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH...
Transcript of LAPORAN KINERJA AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH...
LAPORAN KINERJA AKUNTABILITAS
INSTANSI PEMERINTAH
TAHUN 2019
Pontianak, 18 Februari 2020
Nomor : W17-U1/715/HM.02.3/II/2020 Sifat : --
Lampiran : 1 (satu) eksamplar Perihal : SAKIP Tahun 2019
Kepada Yth. Ketua Pengadilan Tinggi Pontianak
Di- PONTIANAK
Sehubungan dengan Surat Sekretaris Mahkamah Agung RI, Nomor :
1604/SEK/OT.01.2/11/2019, tertanggal 15 November 2019, perihal Penyampaian Dokumen SAKIP, dalam rangka penerapan Reformasi Birokrasi Mahkamah Agung RI
pada area akuntabilitas dan mewujudkan Manajemen Perencanaan Kinerja di Lingkungan Mahkamah Agung sesuai Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka sesuai dengan pokok surat diatas, bersama ini Pengadilan Negeri Pontianak Kelas 1A menyampaikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019, yang terdiri dari :
1. Dokumen Reviu Indikator Kinerja Utama (IKU); 2. Dokumen Reviu Rencana Strategis Tahun 2015-2019 dan Rancangan Rencana
Strategis Tahun 2020-2024; 3. Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2020, dan Dokumen Rencana
Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2021; 4. Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2020; 5. Rencana Aksi Kinerja Tahun 2020;
6. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LkjIP) Tahun 2019;
Demikian kami sampaikan untuk menjadi maklum dan terimakasih.
KETUA PENGADILAN NEGERI PONTIANAK
TUMPAL SAGALA, SH.,MH NIP. 19620302 199212 1 001
Tembusan disampaikan Kepada Yth. : 1. Sekretaris Mahkamah Agung RI di – Jakarta ;
2. Kepala Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung RI di – Jakarta ;
3. Arsip,-
i | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Negeri Pontianak Tahun
2019 merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi
Pengadilan Negeri Pontianak pada Tahun Anggaran 2019. Penyusunan LKjIP Pengadilan
Negeri Pontianak berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014
Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Selama tahun 2019 Pengadilan Negeri Pontianak telah melaksanakan berbagai
program dan kegiatan sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Pengadilan
Negeri Pontianak Tahun 2015-2019. Yang diterjemahkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun
2019 yang terdiri dari 4 (empat) Sasaran Strategis. Dalam LKjIP ini akan dijabarkan
Rencana Kinerja beserta analisis Capaian Kinerja Pengadilan Negeri Pontianak tahun
pada 2019.
Kami berharap LKjIP Pengadilan Negeri Pontianak ini dapat memenuhi harapan
sebagai pertanggung jawaban kami kepada masyarakat atas mandat yang diemban dan
kinerja yang telah ditetapkan dan sebagai pendorong peningkatan kinerja Pengadilan
Negeri Pontianak.
Pontianak, 2 Januari 2020 Ketua Pengadilan Negeri Pontianak
TUMPAL SAGALA, SH, MH NIP. 19620302 199212 1 001
KATA PENGANTAR
ii | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LkjIP) tahun 2019 Pengadilan
Negeri Pontianak yang merupakan keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran
yang diukur dari pencapaian Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja yang telah
ditetapkan.
Pada tahun 2019 menetapkan 4 (empat) sasaran strategis, dan
sasaran tersebut diukur menggunakan target kinerja pada 14 (empat belas)
indikator kinerja. Secara umum dapat disimpulkan bahwa dari 4 (empat) sasaran
strategis yang ditetapkan dalam penetapan kinerja tahun 2019 belum terdapat
sasaran strategis yang memenuhi target 100%, namun terdapat 1 (satu) sasaran
strategis yang hampir memenuhi target dengan persentase 95,78% untuk
sasaran strategis Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara
Secara keseluruhan rata-rata pencapaian kinerja Pengadilan Negeri
Pontianak adalah sebesar 70,83%. Rincian pencapaian kinerja masing-masing
indikator tiap sasaran strategis tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel berikut:
RINGKASAN EKSEKUTIF
iii | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
1. SASARAN STRATEGIS : TERWUJUDNYA PROSES PERADILAN YANG
PASTI, TRANSPARAN DAN AKUNTABEL
TARGET REALISASI CAPAIAN
(%) (% (%)
1. Pidana Biasa 100 100 100
2. Pidana Pra Peradilan 100 100 100
3. Pidana Anak 100 100 100
4. Pidana Lalu Lintas 100 100 100
5. Pidana Tipiring 100 100 100
6. Perdata Gugatan 100 100 100
7. Perdata Permohonan 100 100 100
8. Perdata Bantahan 100 100 100
9. Perdata Gugatan Sederhana 100 100 100
10. Pidana Khusus Tipikor 100 100 100
11. Pidana Khusus Perikanan 100 100 100
12. Pidana Khusus PHI 100 100 100
1. Pidana Biasa 100 81,38 81,38
2. Pidana Pra Peradilan 100 100 100
3. Pidana Anak 100 96,43 96,43
4. Pidana Lalu Lintas 100 100 100
5. Pidana Tipiring 100 100 100
6. Perdata Gugatan 100 70,52 70,52
7. Perdata Permohonan 100 96,60 96,60
8. Perdata Bantahan 100 66,67 66,67
9. Perdata Gugatan Sederhana 100 94,74 94,74
10. Pidana Khusus Tipikor 100 52,46 52,46
11. Pidana Khusus Perikanan 100 100 100
12. Pidana Khusus PHI 100 69,84 69,84
1. Pidana Biasa 25 -5,26 -21,05
2. Pidana Pra Peradilan 25 100 400
3. Pidana Anak 25 ∞ ∞4. Pidana Lalu Lintas 25 0 0
5. Pidana Tipiring 25 0 0
6. Perdata Gugatan 25 -31,67 -126,67
7. Perdata Permohonan 25 22,22 88,89
8. Perdata Bantahan 25 ∞ ∞9. Perdata Gugatan Sederhana 25 50 200
10. Pidana Khusus Tipikor 25 -81,25 -325,00
11. Pidana Khusus Perikanan 25 100 400
12. Pidana Khusus PHI 25 -46,15 -184,62
d. Persentase Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya
Hukum Banding, Kasasi dan PK100 61,52 61,52
e. Persentase Perkara Pidana Anak yang Diselesaikan
dengan Diversi50 14,29 28,57
f. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap
layanan peradilan70 86 122,86
86,46
INDIKATOR KINERJA UTAMA
a. Prosentase sisa perkara yang diselesaikan :
b. Prosentase perkara yang diselesaikan :
c. Persentase Penurunan Sisa Perkara
Rata-rata Capaian Sasaran Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan
dan Akuntabel
iv | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
2. SASARAN STRATEGIS : PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGELOLAAN
PENYELESAIAN PERKARA
3. SASARAN STRATEGIS : MENINGKATNYA AKSES PERADILAN BAGI
MASYARAKAT MISKIN DAN TERPINGGIRKAN
v | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
4. SASARAN STRATEGIS : PENINGKATAN KEPATUHAN TERHADAP
PUTUSAN PENGADILAN
vi | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Hal KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................ ii DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii DAFTAR BAGAN ........................................................................................... ix DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi ............................................ 1 C. Struktur Organisasi ..................................................................... 3
D. Aspek Strategis Organisasi .......................................................... 9 E. Sistematika Penyajian ................................................................. 21
BAB II PERENCANAAN KINERJA .................................................................. 23
A. Rencana Strategis 2015 – 2019 ................................................... 23 1. Visi dan Misi .......................................................................... 24
2. Tujuan dan Sasaran Strategis ................................................. 26 3. Program Utama dan Kegiatan Pokok ....................................... 30
B. Rencana Kinerja Tahun 2019 ....................................................... 36 C. Perjanjian Kinerja Tahun 2019 ..................................................... 41
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................... 45
A. Capaian Kinerja Organisasi .......................................................... 45 B. Analisis Capaian Kinerja .............................................................. 48
C. Realisasi Anggaran ..................................................................... 78 BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 84
A. Kesimpulan ................................................................................ 84
B. Rekomendasi .............................................................................. 85
LAMPIRAN
1. Struktur Organisasi 2. Indikator Kinerja Utama 3. Rencana Kinerja Tahunan 2019
4. Perjanjian Kinerja Tahun 2019 5. Matriks Rencana Startegis Tahun 2015 – 2019
6. Penyataan Telah di Reviu 7. Cheklist Reviu
8. SK Tim Penyusun LkjIP Tahun 2019 9. Piagam Akreditasi Penjaminan Mutu
DAFTAR ISI
vii | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Hal
Tabel 1.1 Presentase penyelesaian perkara ................................................ 10 Tabel 1.2 Jumlah perkara yang mengajukan Upaya Hukum Banding ............
Di wilayah Pengadilan Negeri Pontianak ....................................... 12 Tabel 1.3 Jumlah perkara yang mengajukan Upaya Hukum Kasasi Di wilayah Pengadilan Negeri Pontianak ...................................... 12
Tabel 1.4 Jumlah perkara yang mengajukan Upaya Hukum Peninjauan Kembali Di wilayah Pengadilan Negeri Pontianak ...................................... 12
Tabel 1.5 Potensi dan Permasalahan ......................................................... 17 Tabel 2.1 Hubungan Tujuan, Sasaran Strategis, dan IKU ............................ 27 Tabel 2.2 Hubungan Program Utama, Kegiatan Pokok, Sasaran, Indikator .... 32
Tabel 2.3 Reviu Renstra Pengadilan Negeri Pontianak 2015-2019 ................ 34 Tabel 2.4 Rencana Kinerja Tahun 2019 ...................................................... 37
Tabel 2.5 Perjanjian Kinerja Tahun 2019 .................................................... 41 Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja ................................................ 46
Tabel 3.2 Capaian Sasaran Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan dan Akuntabel ......................................................... 48 Tabel 3.3 Capaian Persentase Sisa Perkara Yang Diselesaikan ...................... 50
Tabel 3.4 Capaian Persentase Penyelesaian Perkara .................................... 52 Tabel 3.5 Persentase Penurunan Sisa Perkara ............................................ 55
Tabel 3.6 Persentase Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Banding, Kasasi dan PK ............................................................... 57
Tabel 3.7 Persentase Perkara Pidana Anak Yang Diselesaikan dengan Diversi ..................................................................................... 59 Tabel 3.8 Kepuasan Masyarakat Pengguna PN. Pontianak Ruang Lingkup
Persyaratan ............................................................................... 60 Tabel 3.9 Kepuasan Masyarakat Pengguna PN. Pontianak Ruang Lingkup
Prosedur ................................................................................... 61 Tabel 3.10 Kepuasan Masyarakat Pengguna PN. Pontianak Ruang Lingkup Waktu Pelayanan ........................................................................ 62
Tabel 3.11 Kepuasan Masyarakat Pengguna PN. Pontianak Ruang Lingkup Biaya Tarif ................................................................................. 63
Tabel 3.12 Kepuasan Masyarakat Pengguna PN. Pontianak Ruang Lingkup Produk Spesifikasi Jenis Layanan ................................................ 64
Tabel 3.13 Kepuasan Masyarakat Pengguna PN. Pontianak Ruang Lingkup Kompetensi Pelaksana ............................................................... 65 Tabel 3.14 Kepuasan Masyarakat Pengguna PN. Pontianak Ruang Lingkup
Perilaku Pelaksana ..................................................................... 66 Tabel 3.15 Kepuasan Masyarakat Pengguna PN. Pontianak Ruang Lingkup
Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan .............................. 67 Tabel 3.16 Kepuasan Masyarakat Pengguna PN. Pontianak Ruang Lingkup
Sarana dan Prasarana ................................................................ 68 Tabel 3.17 Capaian Sasaran Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Perkara ...... 69
DAFTAR TABEL
viii | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Tabel 3.18 Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu . 70
Tabel 3.19 Persentase Perkara Yang Diselesaikan Dengan Mediasi ................. 71 Tabel 3.20 Persentase Berkas Yang diajukan Banding Kasasi dan PK Yang
Disampaikan Secara Lengkap dan Tepat Waktu ............................ 72 Tabel 3.21 Persentase Putusan Perkara Yang Menarik Perhatian Masyarakat Yang Dapat Diakses Secara Online dalam Waktu 1 Hari setelah
Diputus ..................................................................................... 73 Tabel 3.22 Capaian Sasaran Meningkatnya Akses Peradilan Bagi Masyarakat
Miskin dan Terpinggirkan ........................................................... 74 Tabel 3.23 Persentase Perkara Prodeo Yang Diselesaikan ............................. 75 Tabel 3.24 Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara zetting plaat 75
Tabel 3.25 Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu Yang Mendapat Layanan Bantuan Hukum (Posbakum) ......................................... 76
Tabel 3.26 Capaian Sasaran Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan ................................................................................ 77
Tabel 3.27 Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi) 78 Tabel 3.28 Realisasi Anggaran Belanja DIPA (01) Tahun 2019 ...................... 79 Tabel 3.29 Realisasi Belanja Pegawai DIPA (01) Badan Urusan Administrasi ... 80
Tabel 3.30 Realisasi Belanja Barang DIPA (01) Badan Urusan Administrasi .... 80 Tabel 3.31 Realisasi Belanja Modal DIPA (01) Badan Urusan Administrasi ...... 81
Tabel 3.32 Realisasi Anggaran DIPA (03) Badilum Tahun 2019 ..................... 81 Tabel 3.33 Realisasi Belanja Barang DIPA (03) Badan Peradilan Umum ......... 82
Tabel 3.34 Realisasi Anggaran Per Program Tahun 2018 ............................... 83
ix | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Hal Bagan 1.1 Struktur Organisasi Pengadilan Negeri Pontianak .......................... 8
Bagan 2.2 Hubungan Visi, Misi dan Tujuan .................................................. 25
DAFTAR BAGAN
x | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Hal Grafik 3.1 Kepuasan Masyarakat Pengguna Pengadilan Negeri Pontianak Ruang Lingkup Persyaratan ......................................................... 61
Grafik 3.2 Kepuasan Masyarakat Pengguna PN. Pontianak Ruang Lingkup Prosedur .................................................................................... 62
Grafik 3.3 Kepuasan Masyarakat Pengguna PN. Pontianak Ruang Lingkup Waktu Pelayanan ....................................................................... 63
Grafik 3.4 Kepuasan Masyarakat Pengguna PN. Pontianak Ruang Lingkup Biaya Tarif ................................................................................. 64 Grafik 3.5 Kepuasan Masyarakat Pengguna PN. Pontianak Ruang Lingkup
Produk Spesifikasi Jenis Layanan ................................................ 65 Grafik 3.6 Kepuasan Masyarakat Pengguna PN. Pontianak Ruang Lingkup
Kompetensi Pelaksana ............................................................... 66 Grafik 3.7 Kepuasan Masyarakat Pengguna PN. Pontianak Ruang Lingkup Perilaku Pelaksana ...................................................................... 67
Grafik 3.8 Kepuasan Masyarakat Pengguna PN. Pontianak Ruang Lingkup Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan ............................... 68
Grafik 3.9 Kepuasan Masyarakat Pengguna PN. Pontianak Ruang Lingkup Sarana dan Prasarana ................................................................ 69
DAFTAR GRAFIK
1 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
A. LATAR BELAKANG
Pengadilan Negeri Pontianak sebagai salah satu Badan Peradilan
Umum Tingkat Pertama dibawah Mahkamah Agung sebagai lembaga
Yudikatif merupakan salah satu pilar tegaknya suatu Negara dalam
kedudukannya sebagai penyelenggara Kekuasaan Kehakiman yang
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan di Negara Republik Indonesia secara organisatoris, administratif,
dan financial yang sebelumnya berada dibawah Departemen Kehakiman,
berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 21 Tahun 2004
dialihkan dibawah Kekuasaan Mahkamah Agung.
Wilayah hukum Pengadilan Negeri Pontianak yang berkedudukan di
Kota Pontianak meliputi 6 (enam) Kecamatan yang secara keseluruhan
memiliki luas 107,82 km²;
Sebagai bentuk komitmen yang mengedepankan prinsip transparansi
dan akuntabilitas, maka Pengadilan Negeri Pontianak perlu untuk
menyampaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP).
B. KEDUDUKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Fokus pelaksanaan tugas pokok dan fungsi badan peradilan adalah
melaksanakan fungsi kekuasaan kehakiman yang efektif, yaitu memutuskan
suatu sengketa/menyelesaikan suatu masalah hukum guna menegakkan
hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dengan didasari
keagungan, keluhuran, dan kemuliaan institusi.
Amandemen Ketiga Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menegaskan sifat dan karakter kekuasaan
kehakiman dengan menyatakan “Kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan
2 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan”.1 Di dalam Undang-undang No. 48
Tahun 2009 juga dikemukakan “Kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan
negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, demi
terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia”.2
1. Tugas Pokok
Sesuai dengan Pasal 50 BAB Kekuasaan Pengadilan, Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum, Pengadilan Negeri
Pontianak mempunyai tugas dan wewenang memeriksa, memutuskan
dan menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata ditingkat
pertama.
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pengadilan Negeri Pontianak
memiliki fungsi sebagai:
a. Melaksanakan penerapan/penegakan hukum yang mandiri dan
berkualitas pada tingkat pertama di wilayah hukum Kota
Pontianak Provinsi Kalimantan Barat;
b. Memberikan pelayanan dan bantuan tentang hukum bagi
masyarakat atau pencari keadilan di wilayah hukum yang
mencakup Kota Pontianak Propinsi Kalimantan Barat;
c. Memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang
hukum kepada instansi pemerintah di wilayah hukum yang
mencakup Kota Pontianak Propinsi Kalimantan Barat;
d. Memberikan data dan informasi administrasi perkara, personil,
finansial dan sarana prasarana baik kepada instutusi internal
maupun eksternal dalam hal ini baik kepada masyarakat
1 Pasal 24 ayat (1) Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2 Pasal 1 angka 1 Undang - Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
3 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
umum/perseorangan, institusi pemerintah, organisasi
kemasyarakatan, dalam dunia pendidikan maupun pihak asing.
Dalam hal ini setelah data dan informasi tersebut diseleksi
mengacu pada Undang Undang No. 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik.
C. STRUKTUR ORGANISASI
Pada tahun 2016 Struktur Organisasi Pengadilan Negeri Pontianak
mengacu pada Undang-undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-undnag Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum
dan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan Dan Kesekretariatan
Peradilan, terdiri atas:
1. Ketua sebagai kawal depan (voorpost) Mahkamah Agung, yaitu
dalam hal melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan
peradilan, para Hakim dan pejabat Kepaniteraan, masalah-masalah
hukum yang timbul, masalah tingkah laku/perbuatan Hakim dan
pejabat Kepaniteraan, masalah eksekusi yang berada diwilayah
hukumnya untuk diselesaikan dan dilaporkan kepada Makamah
Agung. Memberikan izin berdasarkan ketentuan undang-undang
untuk membawa keluar dari ruang kepaniteraan, daftar, catatan,
risalah, beritaacara, serta berkas perkara. Menetapkan Panjar biaya
perkara, (dalam hal penggugat atau tergugat tidak mampu, Ketua
dapat mengizinkan untuk ber-acara secara prodeo atau tanpa
membayar biaya perkara). Melaksanakan persidangan perkara
perdata, pidana, Phi, perikanan maupun Tipikor.
2. Wakil Ketua adalah melaksanakan tugas Ketua apabila
Ketua berhalangan, melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh
Ketua kepadanya dan Melakukan Pengawasan intern untuk
mengamati apakah pelaksanaan tugas telah dikerjakan sesuai
4 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
dengan rencana kerja dan ketentuan yang berlaku serta
melaporkan hasil pengawasan tersebut kepada Ketua.
3. Hakim adalah bertugas menetapkan hari sidang, memeriksa
dan mengadili berkas perkara yang diberikanpadanya
kemudian dalam hal Pengadilan Negeri melakukan
pemeriksaan tambahan untuk mendengar sendiri para pihak
dan saksi, maka Hakim bertanggung jawabatas pembuatan dan
kebenaran berita acara persidangan serta menandatanganinya,
mengemukakan pendapat dalam musyawarah, Hakim wajib
menandatangani putusan yang sudah diucapkan dalam
persidangan, melaksanakan pembinaan dan mengawasi bidang
hukum, perdata dan pidana tertentu yang ditugaskan kepadanya.
4. Panitera bertugas menyelenggarakan fungsi pelaksanaan
koordinasi, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan tugas dalam
pemberian dukungan di bidang teknis, pelaksanaan pengelolaan
administrasi perkara perdata, pelaksananaan pengelolaan
administrasi perkara pidana, pelaksananaan pengelolaan
administrasi perkara khusus, pelaksananaan pengelolaan
administrasi perkara, penyajian data perkara, dan transparansi
perkara, pelaksanaan administrasi keuangan dalam program teknis
dan keuangan perkara yang ditetapkan berdasarkan peraturan dan
perundang-undangan, minutasi, evaluasi dan administrasi
Kepaniteraan, pelaksanaan mediasi, pembinaan teknis kepaniteraan
dan kejurusitaan; dan pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh
Ketua Pengadilan Negeri;
5. Panitera Muda Perdata bertugas menyelenggarakan fungsi
pelaksanaan pemeriksaan dan penelaahan kelengkapan berkas
perkara perdata, pelaksanaan registrasi perkara gugatan dan
permohonan, pelaksanaan distribusi perkara yang telah diregister
untuk diteruskan kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan
Penetapan Penunjukkan Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan,
5 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
pelaksanaan penerimaan kembali berkas perkara yang sudah
diputus dan diminutasi, pelaksanaan pemberitahuan isi putusan
tingkat pertama kepada para pihak yang tidak hadir, pelaksanaan
penyampaian pemberitahuan putusan tingkat banding, kasasi dan
peninjauan kembali kepada para pihak, pelaksanaan penerimaan
dan pengiriman berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi
dan peninjauan kembali, pelaksanaan pengawasan terhadap
pemberitahuan isi putusan upaya hukum kepada para pihak dan
menyampaikan relas penyerahan isi putusan kepada Pengadilan
Tinggi dan Mahkamah Agung, pelaksanaan penerimaan konsinyasi,
pelaksanaan penerimaan permohonan eksekusi, pelaksanaan
penyimpanan berkas perkara yang belum mempunyai kekuatan
hukum tetap, pelaksanaan penyerahan berkas perkara yang sudah
berkekuatan hukum tetap kepada Panitera Muda Hukum,
pelaksanaan urusan tata usaha kepaniteraan; danpelaksanaan
fungsi lain yang diberikan oleh Panitera;
6. Panitera Muda Pidana bertugas menyelenggarakan fungsi
pelaksanaan pemeriksaan dan penelaahan kelengkapan berkas
perkara pidana, pelaksanaan registrasi perkara pidana, pelaksanaan
penerimaan permohonan praperadilan dan pemberitahuan kepada
termohon, pelaksanaan distribusi perkara yang telah diregister
untuk diteruskan kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan
Penetapan Penunjukkan Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan,
pelaksanaan penghitungan, penyiapan dan pengiriman penetapan
penahanan, perpanjangan penahanan dan penangguhan
penahanan, pelaksanaan penerimaan kembali berkas perkara yang
sudah diputus dan diminutasi, pelaksanaan pemberitahuan isi
putusan tingkat pertama kepada para pihak yang tidak hadir,
pelaksanaan penyampaian pemberitahuan putusan tingkat banding,
kasasi dan peninjauan kembali kepada para pihak, pelaksanaan
penerimaan dan pengiriman berkas perkara yang dimohonkan
6 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
banding, kasasi dan peninjauan kembali, pelaksanaan pengawasan
terhadap pemberitahuan isi putusan upaya hukum kepada para
pihak dan menyampaikan relas penyerahan isi putusan kepada
Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung, pelaksanaan
pemberitahuan isi putusan upaya hukum kepada Jaksa Penuntut
Umum dan Terdakwa, pelaksanaan penerimaan permohonan
eksekusi, pelaksanaan penyimpanan berkas perkara yang belum
mempunyai kekuatan hukum tetap, pelaksanaan penyerahan
berkas perkara yang sudah berkekuatan hukum tetap kepada
Panitera Muda Hukum, pelaksanaan urusan tata usaha
kepaniteraan; danpelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh
Panitera.
7. Panitera Muda Khusus bertugas menyelenggarakan fungsi
pelaksanaan pemeriksaan dan penelaahan kelengkapan berkas
perkara khusus, pelaksanaan registrasi perkara khusus,
pelaksanaan penerimaan permohonan praperadilan dan
pemberitahuan kepada termohon, pelaksanaan distribusi perkara
yang telah diregister untuk diteruskan kepada Ketua Majelis Hakim
berdasarkan Penetapan Penunjukkan Majelis Hakim dari Ketua
Pengadilan, pelaksanaan penghitungan, penyiapan dan pengiriman
penetapan penahanan, perpanjangan penahanan dan penangguhan
penahanan, pelaksanaan penerimaan permohonan ijin
penggeledahan dan ijin penyitaan dari penyidik, pelaksanaan
penyiapan penunjukkan hakim pengawas dalam perkara kepailitan,
pelaksanaan penerimaan kembali berkas perkara yang sudah
diputus dan diminutasi, pelaksanaan penyampaian pemberitahuan
putusan tingkat banding, kasasi dan peninjauan kembali kepada
para pihak, pelaksanaan penerimaan dan pengiriman berkas
perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan peninjauan kembali,
pelaksanaan pengawasan terhadap pemberitahuan isi putusan
upaya hukum kepada para pihak dan menyampaikan relas
7 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
penyerahan isi putusan kepada Pengadilan Tinggi dan Mahkamah
Agung, pelaksanaan pemberitahuan isi putusan upaya hukum
kepada Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa, pelaksanaan
penerimaan permohonan eksekusi, pelaksanaan penyimpanan
berkas perkara yang belum mempunyai kekuatan hukum tetap,
pelaksanaan penyerahan berkas perkara yang sudah berkekuatan
hukum tetap kepada Panitera Muda Hukum, pelaksanaan urusan
tata usaha kepaniteraan; danpelaksanaan fungsi lain yang diberikan
oleh Panitera.
8. Panitera Muda Hukum bertugas menyelenggarakan fungsi
pelaksanaan pengumpulan, pengelolaan dan penyajian data
perkara, pelaksanaan penyajian statistik perkara, pelaksanaan
penyusunan dan pengiriman pelaporan perkara, pelaksanaan
penataan, penyimpanan dan pemeliharaan arsip perkara,
pelaksanaan kerja sama dengan Arsip Daerah untuk penitipan
berkas perkara, pelaksanaan penyiapan, pengelolaan dan penyajian
bahan-bahan yang berkaitan dengan transparansi perkara,
pelaksanaan penghimpunan pengaduan dari masyarakat;
danpelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Panitera ;
9. Panitera Pengganti mempunyai tugas membantu Hakim dengan
mengikuti dan mencatat jalannya sidang Pengadilan bertugas
membantu Hakim dalam membuat berita acara persidangan. Dan
menyerahkan berkas perkara kepada Panitera Muda bila telah
selesai diminutasi.
10. Sekretaris adalah bertugas menyelenggarakan fungsipenyiapan
bahan pelaksanaan urusan perencanaan program dan anggaran,
pelaksanaan urusan kepegawaian, pelaksanaan urusan keuangan,
penyiapan bahan pelaksanaan penataan organisasi dan tata
laksana, pelaksanaan pengelolaan teknologi informasi dan statistic,
pelaksanaan urusan surat menyurat, arsip, perlengkapan, rumah
tangga, keamanan, keprotokolan, hubungan masyarakat, dan
8 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
perpustakaan dan penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan,
evaluasi dan dokumentasi serta pelaporan di lingkungan
Kesekretariatan Pengadilan Negeri Kelas I A Pontianak;
11. Kasubbag Perencanaan, Teknologi Informasi dan Pelaporan
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan pelaksanaan,
program, dan anggaran, pengelolaan teknologi informasi, dan
statistik, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan dokumentasi
serta pelaporan;
12. Kasubag Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan pelaksanaan
urusan kepegawaian, penataan organisasi dan tata laksana.
13. Kasubag Umum dan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan pelaksanaan urusan surat menyurat, arsip,
perlengkapan, rumah tangga, keamanan, keprotokolan, hubungan
masyarakat, perpustakaan, serta pengelolaan keuangan.
Bagan 1.1. Struktur Organisasi Pengadilan Negeri Pontianak
9 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
D. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Pengadilan Negeri
Pontianak masih dihadapkan pada beberapa kondisi objektif yang harus
diselesaikan untuk meningkatkan kinerja Pengadilan. Berikut ini aspek
strategis dan beberapa permasalahan yang dihadapi di Pengadilan Negeri
Pontianak.
1. Produktifitas Penyelesaian Perkara
Upaya untuk meningkatkan produktifitas penyelesaian perkara
di Mahkamah Agung dan peradilan dibawahnya tidak pernah berhenti
untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya para
pencari keadilan, salah satunya adalah kebijakan Mahkamah Agung
mengeluarkan Surat Edaran Mahkamah Agung No 2 Tahun 2014
Tentang Penyelesaian Perkara di Pengadilan Tingkat Pertama dan
Tingkat Banding pada 4 (Empat) Lingkungan Peradilan, yang
mengatur Penyelesaian perkara pada Pengadilan Tingkat Pertama
paling lambat dalam waktu 5 (lima) bulan.
Kebijakan tersebut, dijadikan acuan untuk membuat Standar
Operasional Prosedur (SOP) penyelesaian perkara di Pengadilan
Negeri Pontianak adalah maksimal 5 bulan. Dalam pelaksanaannya
pada tahun 2019 kecepatan penyelesaian perkara mengalami
peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, namun
pelaksanaan tersebut belum sepenuhnya berjalan efektif karena masih
terdapat perkara yang penyelesaiannya lebih dari 5 (lima) bulan.
10 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Tabel 1.1 Persentase penyelesaian perkara
2. Manajemen Penanganan Perkara
Manajemen penanganan perkara dimulai sejak perkara masuk,
diperiksa, diputus, dan eksekusi putusan. Dalam proses itu diperlukan
adanya jaminan bahwa : prosesnya berlangsung cepat, menjamin
keadilan dan kepastian hukum (legal certainty), akuntabel dan
transparan. Beberapa faktor yang mendukung hal tersebut adalah :
faktor substansi aturan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana,
dan teknologi informasi.
Salah satu usaha Mahkamah Agung untuk meningkatkan
penanganan perkara di pengadilan adalah memanfaatkan teknologi
informasi, dengan membuat Aplikasi Sistem Informasi Penelusuran
Perkara (SIPP) Mahkamah Agung dan Monitoring Evaluasi
Implementasi SIPP (MIS).
Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) yang pada tahun
2019 ini dengan versi 3.3.0-1 selain telah menggunakan template
11 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
putusan sebagai standar pembuatan putusan untuk Hakim, template
penahanan sebagai standar pembuatan surat penahanan, template
relaas panggilan sebagai standar pembuatan relaas panggilan jurusita,
juga disempurnakan dengan adanya template berita acara sidang
sebagai standar pembuatan berita acara sidang untuk Panitera
Pengganti. SIPP juga digunakan sebagai monitoring penanganan
perkara, dengan disandingkan dengan Aplikasi MIS untuk monitoring
kepatuhan, kesesuaian dan kelengkapan dalam penginputan data
perkara dalam SIPP. Pelaksanaan sistem informasi ini didukung
dengan peraturan Mahkamah Agung dan SOP (Standar Operasional
Prosedur) penggunaan dan supervisi SIPP.
Sistem Informasi ini bertujuan meningkatkan efektifitas dan
efisiensi penanganan perkara dan tertib administrasi. Namun
pemanfaatan teknologi informasi dalam manajemen penanganan
perkara masih belum maksimal karena masih banyaknya keluhan
publik tentang akurasi informasi pada SIPP karena masih terdapat
kelemahan dalam kinerja dan etos kerja sumber daya manusia dalam
memanfaatkan teknologi informasi ini.
3. Penerimaan masyarakat terhadap putusan pengadilan
Tingginya jumlah perkara masuk ke MA (80% perkara masuk
banding melakukan upaya hukum ke Mahkamah Agung dan 90% dari
peradilan umum) disebabkan ketidak puasan para pencari keadilan
terhadap hasil putusan baik di Pengadilan Tingkat Pertama maupun
Pengadilan Tingkat Banding sehingga memicu para pihak melakukan
upaya hukum kasasi sehingga harus dilaksanakan peningkatan sumber
daya hakim dalam hal hukum formil dan materiil, hal ini diharapkan
kualitas putusan yang dibuat oleh hakim akan dapat memenuhi rasa
keadilan masyarakat pencari keadilan.
Untuk meningkatkan kompetensi penyelesaian perkara, telah
dilakukan diklat spesialisasi hakim dalam penanganan perkara.
12 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Tabel 1.2 Jumlah perkara yang mengajukan Upaya Hukum Banding
diwilayah Pengadilan Negeri Pontianak
Tabel 1.3 Jumlah perkara yang mengajukan Upaya Hukum Kasasi
diwilayah Pengadilan Negeri Pontianak
Tabel 1.4 Jumlah perkara yang mengajukan Upaya Hukum
Peninjauan Kembali diwilayah Pengadilan Negeri Pontianak
13 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
4. Akses terhadap pengadilan
Mahkamah Agung Republik Indonesia selalu berusaha
mewujudkan keterbukaan informasi seluruh lembaga peradilan
dengan berkomitmen memberikan kemudahan akses informasi
perkara kepada para pencari keadilan dan membebaskan biaya
berperkara untuk masyarakat tidak mampu.
Untuk pemberian akses informasi kepada para pencari keadilan,
Pengadilan Negeri Pontianak berpedoman pada Surat Keputusan
Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : 1-144/KMA/SK/I/2011 tentang
pedoman pelayanan informasi pengadilan, yaitu telah menggunakan
sarana meja informasi dan pengaduan serta teknologi informasi untuk
mengakses berbagai informasi pada website pengadilan hingga upload
putusan pengadilan pada Direktori Putusan Mahkamah Agung RI.
Namun dalam pelaksanaannya masih mendapat keluhan dari publik
karena sarana informasi tersebut belum menjamin sepenuhnya
transparansi di pengadilan.
Sesuai Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 10
Tahun 2010 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum yang
menyebutkan empat bentuk mekanisme pemberian bantuan
masyarakat miskin dan termarjinalkan, yaitu: 1) Penyediaan Pos
Bantuan Hukum (Posbakum) di Pengadilan, 2) Pemberian bantuan
jasa advokat, 3) Pembebasan biaya perkara melalui fasilitas prodeo,
dan 4) Pelaksanaan sidang keliling dan penyediaan tempat sidang
diluar kantor pengadilan (zitting plaats). Pengadilan Negeri Pontianak
masih memiliki kendala dalam hal fasilitas pembebasan biaya perkara
melalui fasilitas prodeo, karena keterbatasan anggaran yang
disediakan.
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2018 tentang
Admninistrasi Perkara Secara elektronik di Pengadilan telah disahkan
pada tanggal 29 Maret 2018, sebagai lanjutan dari inovasi pelayanan
publik yang Mahkamah Agung berikan kepuasan kepada masyarakat
14 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
pencari keadilan. Dengan kehadiran Perma tersebut Mahkamah Agung
meresmikan Aplikasi e-Court (Electronic Justice System) yang
merupakan lompatan terbesar dalam keseluruhan upaya perubahan
administrasi pengadilan. Aplikasi e-Court memungkinkan penggugat
melakukan permohonan atau gugatan perdata/perdata agama/TUN
pada pengadilan di seluruh Indonesia secara elektronik tanpa perlu
datang langsung ke gedung pengadilan. Pembayaran menjadi ringkas,
karena sistem e-payment memungkinkan pembayaran dilakukan dari
bank apapun dengan saluran pembayaran elektronik apapun, seperti
misalnya internet banking, sms banking, transfer ATM mitra
pembayaran yang dimiliki pengadilan tersebut. Pemanggilan elektronik
(e-summons) juga sangat meringkas proses dan menghemat biaya,
karena pemanggilan bisa dilakukan langsung ke domisili elektronik
termasuk meniadakan kebutuhan prosedur delegasi dalam hal para
pihak ada bertempat tinggal di wilayah yang berbeda. Hal ini
memungkinkan biaya panggilan ditekan seminimal mungkin sampai
nol rupiah.
Sistem e-Court sudah diarahkan kepada penggunaan yang lebih
luas, yaitu implementasi litigasi elektronik, mengingat Pasal 5 Perma
No.3 Tahun 2018 telah mencantumkan juga jenis dokumen yang bisa
dikirim secara elektronik meliputi jawaban, replik, duplik, dan
kesimpulan. Hanya saja implementasi penuhnya menunggu
pengaturan teknis. Terkait penerapannya, sistem e-Court juga
mengacu pada Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung (SK KMA)
Nomor 122/KMA/SK/VII/2018 tentang Pedoman Tata kelola Pengguna
Terdaftar Sistem Informasi Pengadilan.
5. Sumber Daya Manusia
Mahkamah Agung RI menetapkan kebijakan
diselenggarakannya pelatihan teknis bagi aparatur pengadilan baik
bagi hakim, panitera maupun juru sita untuk penguatan sumber daya
15 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
manusia dibidang teknis peradilan. Maupun untuk tenaga non teknis
dilakukan pendidikan dan pelatihan terkait dengan administrasi umum,
manajerial dan kepemimpinan.
Sebagai peningkatan kualitas dan mutu sumber daya manusia
Mahkamah Agung RI melaksanakan fit and propertest untuk pola karir
promosi jabatan. Namun masih dijumpai permasalahan sumber daya
manusia seperti masih lemahnya pemahaman terhadap kebijakan
teknis dan non teknis peradilan, pola karir yang belum sesuai dengan
kompetensi, dan beban kerja belum merata antara satu dan lainnya
serta kesadaran akan tangung jawab jabatan yang di emban.
6. Fungi pengawasan
Pengawasan dari dalam lingkungan peradilan merupakan salah
satu fungsi pokok manajemen untuk menjaga dan mengendalikan
agar tugas-tugas yang harus dilaksanakan dapat berjalan
sebagaimana mestinya sesuai dengan rencana dan aturan yang
berlaku.
Pengawasan dan Pembinaan atasan langsung adalah
serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap pejabat
pemangku jabatan struktural untuk membina dan mengendalikan
secara terus menerus bawahan yang berada langsung di bawahnya
untuk dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien serta
berperilaku sesuai dengan kode etik aparat peradilan dan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengawasan melekat adalah serangkaian kegiatan yang bersifat
sebagai pengendalian yang terus menerus dilakukan oleh atasan
langsung terhadap bawahannya, secara preventif atau represif agar
pelaksanaan tugas bawahan tersebut berjalan secara efektif dan
efisien sesuai dengan rencana kegiatan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
16 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Dalam melaksanakan pengawasan dan menangani pengaduan
Pengadilan Negeri Pontianak mengacu pada Peraturan Bersama
Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial Nomor:
02/PB/MA/IX/201202/PB/P.KY/09/2012 tentang Panduan Penegakan
Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim, Peraturan Mahkamah Agung
RI Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pengawasan Dan Pembinaan Atasan
Langsung Di Lingkungan Mahkamah Agung Dan Badan Peradilan Di
Bawahnya, dan Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 9 Tahun 2016
tentang Pedoman Penanganan Pengaduan (Whistleblowing System) Di
Mahkamah Agung Dan Badan Peradilan Yang Berada Dibawahnya.
Dengan diterbitkannya Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 8
Tahun 2016 tentang Pengawasan Dan Pembinaan Atasan Langsung Di
Lingkungan Mahkamah Agung Dan Badan Peradilan Di Bawahnya,
Mahkamah Agung berupaya menegakkan dan menjaga martabat serta
kepercayaan publik terhadap lembaga pengadilan, mengefektifkan
pencegahan terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan tugas atau
pelanggaran perilaku aparat pengadilan dengan pengawasan dan
pembinaan yang terus menerus oleh setiap atasan langsung terhadap
bawahannya.
Kemudian terhadap Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 9
Tahun 2016 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan
(Whistleblowing System) Di Mahkamah Agung Dan Badan Peradilan
Yang Berada Dibawahnya, adalah sebuah regulasi yang sangat
menjamin mengenai kerahasiaan dan perlindungan terhadap identitas
pelapor pengaduan, sehingga dapat mendorong peran serta
masyarakat untuk mencegah pelanggaran serta mempercepat
pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme dan untuk meningkatan
pelayanan peradilan.
17 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Tabel 1.5 Potensi dan Permasalahan
No. Uraian Potensi Permasalahan
1. Penyelesaian
Perkara
1. Surat Edaran Mahkamah Agung No
2 Tahun 2014 Tentang
Penyelesaian Perkara di Pengadilan
Tingkat Pertama dan Tingkat
Banding pada 4 (Empat)
Lingkungan Peradilan
2. Standar Operasional Penyelesaian
Perkara Pengadilan Negeri
Pontianak
Masih ada perkara yang
penyelesaiannya lebih
dari 5 (lima) bulan.
2. Manajemen
Penanganan
Perkara
1. Dukungan teknologi informasi
2. Menggunakan aplikasi Sistem
Informasi Penelusuran Perkara
(SIPP) Pengadilan Negeri Pontianak
dan SIPP Mahkamah Agung RI
3. Menggunakan template putusan
4. Regulasi Mahkamah Agung yang
mendukung pelaksanaan SIPP
Terdapat
kurangnya
keakuratan dan
realtime data
perkara pada SIPP
Kurangnya
kesadaraan sumber
daya manusia
untuk
memanfaatkan
SIPP dalam
administrasi
maupun
penanganan
perkara
3. Penerimaan
masyarakat
terhadap
putusan
Untuk meningkatkan kompetensi
penyelesaian perkara, telah dilakukan
diklat spesialisasi hakim dalam
penanganan perkara.
Jumlah perkara
tingkat pertama
yang diajukan
banding sebesar
18 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
pengadilan
7,06% dari
keseluruhan perkara
yang disebabkan
ketidak puasan para
pencari keadilan
terhadap hasil
putusan pengadilan
negeri.
Jumlah perkara yang
diajukan upaya
hukum kasasi
sebanyak lebih dari
71,25% dari perkara
banding tersebut
yang disebabkan
ketidak puasan para
pencari keadilan
terhadap hasil
putusan pengadilan
tinggi.
4. Akses
terhadap
Pengadilan
1. Akses pengadilan terhadap
masyarakat miskin dan
termarjinalkan : Posbakum,
Prodeo, Zetting Plaat
2. Surat Edaran Mahkamah Agung
(SEMA) Nomor 10 Tahun 2010
tentang Pedoman Pemberian
Bantuan Hukum
3. SK Ketua Mahkamah Agung No. 1-
144/KMA/SK/I/2011 tentang
Tidak adanya
anggaran untuk
perkara prodeo
Sarana Informasi
Publik Yang
disediakan belum
menjamin
sepenuhnya
transparansi di
pengadilan
19 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
pedoman pelayanan informasi
pengadilan
4. Keputusan Direktur Jenderal Badan
Peradilan Umum Nomor
1586/DJU/SK/PS01/9/2015 tentang
Pedoman Standar Pelayanan
Pemberian Informasi Publik
UntukMasyarakat Pencari Keadilan
Dan Standar Meja Informasi Di
Pengadilan.
5. Kepatuhan
terhadap
putusan
pengadilan
1. Pasal 195 s.d Pasal 224 HIR/Pasal
206 s.d Pasal 258 R.Bg (tentang
tata cara eksekusi secara umum)
2. Pasal 225 HIR/Pasal 259 R.Bg
(tentang putusan yang
menghukum tergugat untuk
melakukan suatu perbuatan
tertentu)
3. Pasal 180 HIR/Pasal 191 R.Bg,
SEMA Nomor 3 Tahun 2000 dan
SEMA Nomor 4 Tahun 2001
(tentang pelaksanaan putusan
yang belum mempunyai kekuatan
hukum tetap, yaitu serta merta
(Uitvoerbaar bij voorraad dan
provisi)
4. Pasal 1033 Rv (tentang eksekusi
riil)
5. Pasal 54 dan Pasal 55 Undang-
undang Nomor 48 Tahun 2009
Permohonan
eksekusi atas
putusan perkara
perdata belum
sepenuhnya dapat
dipenuhi
dikarenakan pada
beberapa perkara
yang mengajukan
upaya hukum
sekedar untuk
menunda proses
eksekusi.
20 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
tentang pelaksanaan putusan
pengadilan.
6. HIR (Het Herzine Indonesich
Reglemen) atau Reglemen
Indonesia Baru, Staatblad 1848.
7. RBg (Reglemen Buitengwesten)
Staatblad 1927 No 277.
8. Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata.
9. Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang.
6. Kualitas
Pengawasan
1. Peraturan Bersama Mahkamah
Agung dan Komisi Yudisial Nomor
02/PB/MA/IX/201202/PB/P.KY/09/2
012 tentang Panduan Penegakan
Kode Etik dan Pedoman Perilaku
Hakim
2. Peraturan Mahkamah Agung RI
Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Pengawasan Dan Pembinaan
Atasan Langsung Di Lingkungan
Mahkamah Agung Dan Badan
Peradilan Di Bawahnya
3. Peraturan Mahkamah Agung RI
Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penanganan Pengaduan
(Whistleblowing System) Di
Mahkamah Agung Dan Badan
Peradilan Yang Berada Dibawahnya
Keterbatasan
kualitas dan
kuantitas sumber
daya manusia
pengawasan
Masih banyak
masyarakat yang
belum memahami
mekanisme
pengaduan
21 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
E. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Bab I : Pendahuluan, menyajikan penjelasan umum organisasi,
dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta
permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi;
BabII : Perencanaan Kinerja, menyajikan ringkasan/ikhtisar
perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan.
Bab III : Akuntabilitas Kinerja, terdiri dari :
A. Capaian Kinerja Organisasi : Menyajikan capaian kinerja
organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis
organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja
organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran
strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai
berikut :
- Membandingkan antara target dan realisasi kinerja
tahun ini;
- Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian
kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa
tahun terakhir;
- Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan
tahun ini dengan target jangka menengah yang
terdapat dalam dokumen perencanaan strategis
organisasi;
- Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau
peningkatan / penurunan kinerja serta alternatif solusi
yang telah dilakukan;
- Analisis atas efisiensi pengunaan sumber daya;
- Analisis program / kegiatan yang menunjang
keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian
pernyataan kinerja.
B. Realisasi Anggaran : Menyajikan realisasi anggaran yang
22 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan
kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian
Kinerja.
Bab IV : Penutup, menyajikan kesimpulan umum atas capaian kinerja
organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan
organisasi dalam upaya peningkatan kinerja.
Lampiran :
1. Perjanian Kinerja (PK) satker.
2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang dilaporkan dan Rencana Kinerja
Tahunan berikutnya.
3. Lain-lain yang dianggap perlu (penghargaan yang diterima oleh
Satker).
23 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
A. RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Pengadilan Negeri Pontianak telah menyusun Rencana Strategis
(Renstra) Tahun 2015-2019 yang disesuaikan dengan Rencana
Pembangunan Nasional yang telah ditetapkan dalam Rencana
Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPJNP) 2005-2025 dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015-2019, sebagai pedoman
dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan
Pengadilan dalam mencapai visi dan misi serta tujuan organisasi pada
tahun 2015-2019.
Rencana Strategis adalah dokumen perencanaan Pengadilan
Negeri Pontianak untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat visi, misi,
tujuan dan sasaran strategis, kebijakan, serta program dan kegiatan yang
disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) dan bersifat indikatif. Penyusunan Renstra
tersebut juga mengacu pada pedoman Renstra dalam Permen
Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional No. 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan
dan Penelahaan Rencana Strategis Kementerian / Lembaga (Renstra K/L)
2016-2019.
Dalam pelaksanaannya, Renstra 2015-2019 Pengadilan Negeri
Pontianak akan mengalami revisi sejalan dengan tuntutan perubahan
internal maupun eksternal. Demikian juga dengan Indikator Kinerja Utama
(IKU) yang digunakan dalam pengukuran kinerja dan pengendalian
pelaksanaaan program dan kegiatan.
24 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
I. VISI & MISI
Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa
depan yang diinginkan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan
fungsi Pengadilan Negeri Pontianak.
Visi Pengadilan Negeri Pontianak mengacu pada Visi Mahkamah Agung
RI yaitu :
“Terwujudnya Pengadilan Negeri Pontianak Yang Agung”.
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai visi
yang ditetapkan agar tujuan Pengadilan Negeri Pontianak dapat terlaksana
dan terwujud dengan baik. Misi Pengadilan Negeri Pontianak, adalah
sebagai berikut :
1. Menjaga kemandirian Pengadilan Negeri Pontianak ;
2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada
pencari keadilan;
3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan di Pengadilan Negeri
Pontianak ;
4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi di Pengadilan
Negeri Pontianak.
25 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Bagan 2.1. Hubungan Visi, Misi, dan Tujuan
1. Terpenuhinya kebutuhan dan
kepuasan para pencari keadilan
2. Efektivitas Pelayanan Badan Peradilan
3. Peningkatan kepastian hukum dan
transparansi pelayanan publik
26 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
II. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam
jangka waktu satu sampai dengan lima tahun dan tujuan ditetapkan
mengacu kepada pernyataan visi dan misi Pengadilan Negeri Pontianak.
Adapun tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Negeri Pontianak
adalah sebagai berikut :
1. Terpenuhinya kebutuhan dan kepuasan para pencari keadilan;
2. Efektivitas Pelayanan Badan Peradilan;
3. Peningkatan kepastian hukum dan transparansi pelayanan publik.
Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu
sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun
kedepan dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019. Hasil reviu Rencana
Strategis Pengadilan Negeri Pontianak mempertajam sasaran yang hendak
dicapai Pengadilan Negeri Pontianak pada tahun 2015-2019, sasaran
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan
Akuntabel;
2. Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara;
3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan
Terpinggirkan;
4. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.
Indikator Kinerja Utama (IKU) diperlukan sebagai tolak ukur
atas keberhasilan sasaran strategis dalam mencapai tujuan. Pengadilan
Negeri Pontianak telah menetapkan Indikator Kinerja Utama dan indikator
tersebut telah direviu untuk mempertajam sasaran strategis.
Keterkaitan tujuan, sasaran, dan indikator kinerja utama
digambarkan pada Tabel 2.1.
27 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Tabel 2.1. Hubungan Tujuan, Sasaran Strategis, dan Indikator Kinerja Utama
NO TUJUAN SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
UTAMA
PENJELASAN
INDIKATOR
KINERJA UTAMA
1. Terpenuhinya
kebutuhan
dan kepuasan
para pencari
keadilan
1. Terwujudnya
Proses
Peradilan
yang Pasti,
Transparan
dan
Akuntabel
a. Persentase sisa
perkara yang
diselesaikan
Perbandingan sisa
perkara yang
diselesaikan dengan
sisa perkara yang
harus diselesaikan
b. Persentase
perkara yang
diselesaikan
Perbandingan
perkara yang
diselesaikan tahun
berjalan dengan
perkara yang ada.
c. Persentase
penurunan sisa
perkara
Perbandingan sisa
perkara tahun
berjalan dengan
sisa perkara tahun
sebelumnya.
d. Persentase
perkara yang
tidak
mengajukan
upaya hukum :
- Banding
- Kasasi
- Peninjauan
Kembali
Perbandingan
jumlah perkara
yang tidak
mengajukan upaya
hukum dengan
jumlah putusan
perkara.
28 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
e. Persentase
Perkara Pidana
Anak yang
Diselesaikan
dengan Diversi
Perbandingan
jumlah perkara
pidana anak yang
diselesaikan secara
diversi dengan
jumlah perkara
pidana anak
f. Index
responden
pencari
keadilan yang
puas terhadap
layanan
peradilan
Indeks kepuasan
pencari keadilan.
2. Peningkatan
Efektivitas
Pengelolaan
Penyelesaian
Perkara
a. Persentase isi
putusan yang
diterima oleh
para pihak
tepat waktu
Perbandingan
Jumlah isi putusan
yang diterima tepat
waktu dengan
jumlah putusan.
b. Persentase
perkara yang
diselesaikan
dengan
mediasi.
Perbandingan
antara jumlah
perkara yang
diselesaikan dengan
mediasi dengan
jumlah perkara
yang dilakukan
mediasi.
c. Persentase
berkas yang
diajukan
banding, kasasi
Perbandingan
antara jumlah
berkas perkara
29 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
dan PK yang
disampaikan
secara lengkap
dan tepat
waktu.
yang diajukan
Banding, Kasasi dan
PK secara lengkap
dengan jumlah
berkas yang
dimohonkan
banding, kasasi dan
PK.
d. Persentase
putusan
perkara yang
menarik
perhatian
masyarakat
yang dapat
diakses secara
online dalam
waktu 1 hari
setelah
diputus.
Perbandingan amar
putusan perkara
yang ditayangkan di
website dengan
jumlah perkara
yang sudah
diminutasi.
2. Efektivitas
Pelayanan
Badan
Peradilan
Meningkatnya
Akses Peradilan
bagi Masyarakat
Miskin dan
Terpinggirkan
a. Persentase
perkara prodeo
yang
diselesaikan
Perbandingan
perkara prodeo
yang diselesaikan
dengan perkara
prodeo yang
masuk.
b. Persentase
perkara yang
dapat
diselesaikan
dengan cara
zetting plaat
Perbandingan
perkara yang
dibawa ke lokasi
zetting plaat
dengan jumlah
perkara yang
diselesaikan secara
30 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
III. PROGRAM UTAMA DAN KEGIATAN POKOK
Program Utama merupakan unsur utama yang harus ada demi
terciptanya suatu kegiatan. Kegiatan Pokok adalah bagian dari program
yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian
dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis Pengadilan Negeri
Pontianak, perlu ditetapkan berbagai program dan kegiatan yang
mendukung pelaksanaan tugas-tugas untuk mewujudkan visi dan misi
yang telah ditetapkan.
zetting plaat.
c. Persentase
pencari
keadilan
golongan
tertentu yang
mendapat
layanan
bantuan
hukum
(posbakum).
Perbandingan
antara jumlah
pencari keadilan
golongan tertentu
yang mendapatkan
layanan bantuan
hukum (posbakum)
dengan jumlah
pencari keadilan
golongan tertentu.
3. Peningkatan
kepastian
hukum dan
transparansi
pelayanan
publik
Meningkatnya
kepatuhan
terhadap
putusan
pengadilan.
Persentase
putusan perkara
perdata yang
ditindaklanjuti
(dieksekusi)
Perbandingan
jumlah perkara
yang ditindaklanjuti
dengan jumlah
putusan perkara
yang sudah BHT.
31 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Ada 3 (tiga) Program Utama dan Kegiatan Pokok Pengadilan
Negeri Pontianak mengacu pada Mahkamah Agung RI adalah sebagai
berikut :
1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya Mahkamah Agung.
Kegiatan Pokok :
- Layanan Dukungan Manajemen Pengadilan
- Layanan Perkantoran : Pembayaran Gaji dan Tunjangan, dan
Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran.
Program dan Kegiatan tersebut untuk mencapai sasaran strategis
: Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan
akuntabel.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah
Agung.
Kegiatan Pokok :
- diperuntukkan untuk Pengadaan Sarana dan Prasarana
Dilingkungan Mahkamah Agung.
- Penyelesaian adminstrasi perkara di Tingkat Pertama dan
Tingkat Banding yang Diselesaikan Tepat Waktu.
Program dan Kegiatan tersebut untuk mencapai sasaran
strategis: Peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian
perkara.
3. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum.
Kegiatan Pokok :
- Pelaksanaan Pos Pelayanan Hukum.
- Berkas Perkara yang diselesaikan dengan Zitting Plaatz dan
Prodeo, yang terdiri atas Pembebasan Perkara Prodeo
Perdata dan Pelaksanaan PHI.
32 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Program dan Kegiatan tersebut untuk mencapai sasaran
strategis:
a. Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan
terpinggirkan.
b. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.
Hubungan antara Program, Kegiatan Pokok, Sasaran, Indikator Kinerja, dapat
dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Hubungan Program Utama, Kegiatan Pokok, Sasaran, Indikator
PROGRAM
UTAMA
KEGIATAN
POKOK
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
UTAMA
Program Peningkatan Manajemen
Peradilan Umum
1. Pelaksanaan Pos Pelayanan Hukum ;
2. Berkas Perkara yang
diselesaikan dengan Zitting
Plaatz dan Prodeo, yang terdiri atas
Pembebasan Perkara Prodeo
Perdata dan Pelaksanaan PHI.
1. Meningkatnya akses peradilan bagi
masyarakat miskin dan
terpinggirkan. 2. Meningkatnya
kepatuhan terhadap putusan
pengadilan.
1. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan;
2. Persentase perkara yang dapat
diselesaikan dengan cara zetting plaatt;
3. Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang
mendapat layanan bantuan hukum
(posbakum). 4. Persentase putusan
perkara perdata yang
ditindaklanjuti (dieksekusi).
Program
Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur Mahkamah
Agung
1. Pengadaan
Sarana dan Prasarana
Dilingkungan
Peningkatan
efektivitas pengelolaan
penyelesaian perkara
1. Persentase isi putusan
yang diterima oleh para pihak tepat waktu
2. Persentase perkara yang diselesaikan dengan mediasi
3. Persentase berkas yang diajukan banding,
kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap dan tepat
33 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
waktu. 4. Persentase putusan
perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses
secara online dalam waktu 1 hari setelah
diputus.
Program Dukungan Manajemen
dan Pelaksanaan
Tugas Teknis
Lainnya Mahkamah Agung.
1. Layanan Dukungan Manajemen
Pengadilan 2. Penyelesaian
adminstrasi perkara di
Tingkat Pertama dan Tingkat
Banding yang Diselesaikan
Tepat Waktu Mahkamah
Agung
Terwujudnya proses peradilan yang pasti,
transparan dan akuntabel.
1. Persentase sisa perkara yang diselesaikan;
2. Persentase perkara
yang diselesaikan; 3. Persentase penurunan
sisa perkara; 4. Persentase perkara
yang tidak mengajukan upaya hukum :
- Banding
- Kasasi - Peninjauan Kembali
5. Persentase Perkara Pidana Anak yang
Diselesaikan dengan Diversi
6. Index responden
pencari keadilan yang puas terhadap layanan
peradilan.
34 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Tabel 2.3. Reviu Renstra Pengadilan Negeri Pontianak 2015-2019
NO. PROGRAM SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019
1. Program peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur Mahkamah Agung
Peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian
perkara
a. Persentase isi putusan yang diterima oleh para
pihak tepat waktu
100% 100% 100% 100% 100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan dengan mediasi.
10% 10% 10% 10% 10%
c. Persentase berkas yang
diajukan banding, kasasi dan PK yang disampaikan
secara lengkap dan tepat waktu.
100% 100% 100% 100% 100%
d. Persentase putusan perkara yang menarik
perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online
dalam waktu 1 hari setelah diputus
100% 100% 100% 100% 100%
2. Program Peningkatan Manajemen Peradilan
Umum
1. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat
Miskin dan Terpinggirkan
a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan
100% 100% 100% 100% 100%
b. Persentase perkara yang
dapat diselesaikan dengan cara zetting plaat
- - - - -
c. Persentase pencari keadilan
golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (posbakum).
70% 70% 70% 70% 70%
35 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
2. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan
pengadilan.
Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti
(dieksekusi).
100% 100% 100% 100% 100%
3. Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung
Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan
Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
100% 100% 100% 100% 100%
b. Persentase perkara yang
diselesaikan 100% 100% 100% 100% 100%
c. Persentase penurunan sisa perkara
25% 25% 25% 25% 25%
d. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya
hukum : - Banding
- Kasasi
- Peninjauan Kembali
100% 100% 100% 100% 100%
e. Persentase Perkara Pidana Anak yang Diselesaikan
dengan Diversi
50% 50% 50% 50% 50%
f. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan
70% 70% 70% 70% 70%
36 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
B. RENCANA KINERJA TAHUNAN 2019
Rencana Kinerja Tahun 2019 Pengadilan Negeri Pontianak
memuat angka target kinerja tahun 2019 untuk seluruh indikator
kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Angka target
kinerja ini akan menjadi komitmen yang harus dicapai dalam
periode tahun 2019. Selain itu, dokumen Rencana Kinerja tersebut
menjadi dasar bagi penetapan kesepakatan tentang kinerja yang
akan diwujudkan oleh organisasi (performance agreement) atau
lebih dikenal sebagai Penetapan Kinerja.
37 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
RENCANA KINERJA TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PONTIANAK
TAHUN ANGGARAN 2019
Tabel 2.4 Rencana Kinerja Tahun 2019
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
PROGRAM KEGIATAN INDOKATOR
KINERJA
KEGIATAN
TARGET ANGGARAN
1. Meningkatnya akses peradilan bagi
masyarakat miskin dan
terpinggirkan. 2. Meningkatnya
kepatuhan
terhadap putusan
pengadilan.
Persentase perkara prodeo yang
diselesaikan; 100%
Program Peningkatan Manajemen
Peradilan Umum
1. Pelaksanaan Pos Pelayanan Hukum ;
2. Berkas Perkara yang
diselesaikan dengan Zitting Plaatz dan
Prodeo, yang terdiri atas
Pembebasan Perkara
Prodeo Perdata dan Pelaksanaan
PHI.
Perbandingan perkara prodeo yang diselesaikan
dengan perkara prodeo yang
masuk.
- Rp. 478.690.000,-
Persentase perkara yang dapat
diselesaikan dengan cara
zetting plaatt; 100%
Perbandingan perkara yang dibawa ke lokasi
zetting plaat dengan jumlah
perkara yang diselesaikan secara zetting
plaat.
-
Persentase pencari keadilan
golongan tertentu yang
mendapat layanan bantuan hukum
(posbakum).
100%
Perbandingan antara jumlah
pencari keadilan golongan tertentu
yang mendapatkan layanan bantuan
hukum (posbakum)
480 Jam Layanan
38 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
dengan jumlah pencari keadilan
golongan tertentu.
Persentase
putusan perkara perdata yang
ditindaklanjuti (dieksekusi). 100%
Perbandingan
jumlah perkara yang
ditindaklanjuti dengan jumlah putusan perkara
yang sudah BHT.
-
3. Peningkatan
efektivitas pengelolaan
penyelesaian perkara
Persentase isi
putusan yang diterima oleh
para pihak tepat waktu
100%
Program
Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
Mahkamah Agung
Pengadaan
Sarana dan Prasarana
Dilingkungan
Perbandingan
Jumlah isi putusan yang diterima
tepat waktu dengan jumlah
putusan.
Rp. 77.000.000,-
Persentase perkara yang diselesaikan
dengan mediasi
Perbandingan antara jumlah perkara yang
diselesaikan dengan mediasi
dengan jumlah perkara yang dilakukan
mediasi.
Persentase berkas yang
diajukan
Perbandingan antara jumlah
berkas perkara
39 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
banding, kasasi dan PK yang
disampaikan secara lengkap
dan tepat waktu.
yang diajukan Banding, Kasasi
dan PK secara lengkap dengan
jumlah berkas yang dimohonkan
banding, kasasi dan PK.
Persentase putusan perkara
yang menarik perhatian
masyarakat yang dapat diakses secara online
dalam waktu 1 hari setelah
diputus.
Perbandingan amar putusan perkara
yang ditayangkan di website dengan
jumlah perkara yang sudah diminutasi
4. Terwujudnya
proses peradilan yang pasti,
transparan dan akuntabel.
Persentase sisa
perkara yang diselesaikan;
100%
Program
Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya Mahkamah
Agung.
3. Layanan
Dukungan Manajemen Pengadilan
4. Penyelesaian adminstrasi
perkara di Tingkat
Pertama dan Tingkat Banding yang
Diselesaikan Tepat Waktu
Perbandingan sisa
perkara yang diselesaikan dengan sisa
perkara yang harus diselesaikan.
Rp.
12.303.633.000,-
Persentase
perkara yang diselesaikan; 100%
Perbandingan
perkara yang diselesaikan tahun berjalan dengan
perkara yang ada
Persentase penurunan sisa
100% Perbandingan sisa perkara tahun
40 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
perkara; Mahkamah Agung
berjalan dengan sisa perkara tahun
sebelumnya.
Persentase perkara yang
tidak mengajukan
upaya hukum : - Banding - Kasasi
- Peninjauan Kembali
100%
Perbandingan jumlah perkara
yang tidak mengajukan upaya
hukum dengan jumlah putusan perkara
Persentase
Perkara Pidana Anak yang Diselesaikan
dengan Diversi 100%
Perbandingan
jumlah perkara pidana anak yang diselesaikan
secara diversi dengan jumlah
perkara pidana anak
Index responden pencari keadilan
yang puas terhadap
layanan peradilan.
Indeks kepuasan pencari keadilan.
41 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
C. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
Perjanjian Kinerja Pengadilan Negeri Pontianak tahun 2019
merupakan tolak ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun
2019. Perjanjian Kinerja disusun berdasarkan Rencana Kinerja Tahun
2018 yang disusun pada awal tahun 2019.
Tabel 2.5. Perjanjian Kinerja Tahun 2019
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019 SATUAN KERJA PENGADILAN NEGERI PONTIANAK
Bidang : Kepaniteraan
SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
Peningkatan efektivitas pengelolaan
penyelesaian perkara
a. Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu
100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan dengan mediasi.
10%
c. Persentase berkas yang diajukan banding,
kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap dan tepat waktu.
100%
d. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses
secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus
100%
Meningkatnya
Akses Peradilan bagi Masyarakat
Miskin dan Terpinggirkan
a. Persentase perkara prodeo yang
diselesaikan 100%
b. Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara zetting plaat
-
c. Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan
hukum (posbakum).
20%
Meningkatnya kepatuhan terhadap
putusan pengadilan.
Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi).
100%
42 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Bidang : Kesekretariatan
NO. SASARAN PROGRAM /
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA TARGET
1 Terwujudnya penyelenggaraan
dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas
kesekretariatan
1. Penyusunan program kerja Pengadilan Negeri Klas IA
Pontianak :
a. Terlaksananya penyusunan program kerja Pengadilan Negeri Klas IA Pontianak
100%
b. Terlaksananya penyusunan
Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2017 dan 2018
100%
c. Terlaksananya penyusunan RKA-KL dan DIPA Tahun 2018
dan 2019
100%
d. Terlaksananya penyusunan
perjanjian kinerja tahun 2017 100%
e. Terlaksananya penyusunan
SKP kesekretariatan tahun 2017
100%
2. Pelaksanaan administrasi
Kesekretariatan pada Pengadilan
Negeri Klas IA Pontianak
a. Terlaksananya penyusunan
SOP Kesekretariatan 100%
b. Pelaksanaan urusan surat
menyurat, arsip, perlengkapan
rumah tangga, keamanan,
100%
Terwujudnya
Proses Peradilan yang Pasti,
Transparan dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan 100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan 100%
c. Persentase penurunan sisa perkara 25%
d. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum :
- Banding - KasasI
- Peninjauan Kembali
100%
e. Persentase Perkara Pidana Anak yang Diselesaikan dengan Diversi
100%
f. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan
100%
43 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
keprotokolan dan Perpustakaan
c. Pelaksanaan urusan
kepegawaian 100%
d. Pelaksanaan urusan keuangan
dan umum 100%
e. Pelaksanaan urusan
Perencanaan, TI dan
Pelaporan
100%
f. Penyiapan bahan pelaksanaan
penataan organisasi dan tata laksana
100%
3. Penyelenggaraan rapat
Koordinasi, Konsultasi dan Evaluasi pada Pengadilan Negeri
Klas IA Pontianak
a. Terlaksananya rapat pimpinan 100%
b. Terlaksananya rapat bulanan 100%
c. Terlaksananya rapat
Koordinasi Pengadilan Negeri Klas IA Pontianak dengan
pihak terkait
100%
4. Penyajian laporan administrasi
Kesekretariatan pada Pengadilan Negeri Klas IA Pontianak
a. Tersajinya laporan SIMAN dan
SAIBA 100%
b. Tersusunnya CALK Tahun
2017 100%
c. Tersusunnya Laporan Tahunan
Tahun 2016 100%
d. Tersusunnya laporan Kinerja
Instansi Pemerintahan (LKJiP) Tahun 2016
100%
2
Peningkatan mutu
SDM teknis dan non teknis di
Pengadilan Negeri Klas IA Pontianak
Persentase pegawai yang mengikuti
kegiatan : - Sosialisasi - Diklat Struktural
- Diklat Fungsional - Diklat Sertifikasi Hakim
40%
3
Peningkatan
sarana dan prasarana dilingkungan
peradilan
Persentase pengadaan sarana dan prasarana pendukung
100%
44 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
4
Pelaksanaan
pengelolaan teknologi informasi dan statistik
a. Penyajian berita dan informasi melalui website resmi
Pengadilan Negeri Klas IA Pontianak
b. Penyediaan sarana meja
pengaduan
100%
Kegiatan Anggaran
1. Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan
Keuangan Badan Urusan Administrasi
Rp. 12.303.633.000,-
2. Pengadaan Sarana dan Prasarana di Lingkungan Mahkmah Agung
Rp. 77.000.000,-
3. Peningkatan Manajemen Peradilan Umum Rp. 478.690.000,-
45 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Capaian kinerja Pengadilan Negeri Pontianak tahun 2019 merupakan
pencapaian atas target kinerja tahun pertama dari Renstra Pengadilan Negeri
Pontianak tahun 2015-2019. Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan cara
membandingkan antara Realisasi dengan Target yang telah ditetapkan, sehingga
terlihat apakah sasaran yang telah ditetapkan tercapai atau tidak.
Capaian =
Realisasi
x 100%
Target
Dari hasil pengukuran capaian kinerja tersebut, diperoleh data bahwa
capaian kinerja Pengadilan Negeri Pontianak pada tahun 2019 adalah sebesar
70,83%. Nilai tersebut berasal dari capaian kinerja pada masing-masing
indikator kinerja utama, sebagai berikut :
46 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
TARGET REALISASI CAPAIAN
(%) (% (%)
1. Pidana Biasa 100 100 100
2. Pidana Pra Peradilan 100 100 100
3. Pidana Anak 100 100 100
4. Pidana Lalu Lintas 100 100 100
5. Pidana Tipiring 100 100 100
6. Perdata Gugatan 100 100 100
7. Perdata Permohonan 100 100 100
8. Perdata Bantahan 100 100 100
9. Perdata Gugatan Sederhana 100 100 100
10. Pidana Khusus Tipikor 100 100 100
11. Pidana Khusus Perikanan 100 100 100
12. Pidana Khusus PHI 100 100 100
1. Pidana Biasa 100 81,38 81,38
2. Pidana Pra Peradilan 100 100 100
3. Pidana Anak 100 96,43 96,43
4. Pidana Lalu Lintas 100 100 100
5. Pidana Tipiring 100 100 100
6. Perdata Gugatan 100 70,52 70,52
7. Perdata Permohonan 100 96,60 96,60
8. Perdata Bantahan 100 66,67 66,67
9. Perdata Gugatan Sederhana 100 94,74 94,74
10. Pidana Khusus Tipikor 100 52,46 52,46
11. Pidana Khusus Perikanan 100 100 100
12. Pidana Khusus PHI 100 69,84 69,84
1. Pidana Biasa 25 -5,26 -21,05
2. Pidana Pra Peradilan 25 100 400
3. Pidana Anak 25 ∞ ∞4. Pidana Lalu Lintas 25 0 0
5. Pidana Tipiring 25 0 0
6. Perdata Gugatan 25 -31,67 -126,67
7. Perdata Permohonan 25 22,22 88,89
8. Perdata Bantahan 25 ∞ ∞9. Perdata Gugatan Sederhana 25 50 200
10. Pidana Khusus Tipikor 25 -81,25 -325,00
11. Pidana Khusus Perikanan 25 100 400
12. Pidana Khusus PHI 25 -46,15 -184,62
d. Persentase Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya
Hukum Banding, Kasasi dan PK100 61,52 61,52
INDIKATOR KINERJA UTAMA
a. Prosentase sisa perkara yang diselesaikan :
b. Prosentase perkara yang diselesaikan :
c. Persentase Penurunan Sisa Perkara
47 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja
e. Persentase Perkara Pidana Anak yang Diselesaikan
dengan Diversi50 14,29 28,57
f. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap
layanan peradilan70 86 122,86
86,46
a. Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak
tepat waktu100 100 100
b. Persentase perkara yang diselesaikan dengan mediasi10 9,18 91,84
c. Persentase berkas yang diajukan banding, kasasi dan PK
yang disampaikan secara lengkap dan tepat waktu.100 91,26 91,26
d. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian
masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1
hari setelah diputus.
100 100 100
95,78
1. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan 100 - -
2. Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara
zetting plaat- - -
3. Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang
mendapat layanan bantuan hukum (posbakum).100 64 92
92
Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti
(dieksekusi)10 9,09 9,09
9,09
70,83
Rata-rata Capaian Sasaran Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin
dan Terpinggirkan
Rata-rata Capaian Sasaran Peningkatan Kepatuhan terhadap Putusan Pengadilan
RATA-RATA CAPAIAN PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA
Rata-rata Capaian Sasaran Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan
dan Akuntabel
Rata-rata Capaian Sasaran Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian
Perkara
48 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Analisis Capaian Kinerja diperlukan untuk mendapatkan umpan balik guna
melakukan perbaikan terhadap Rencana Kinerja tahun berikutnya. Adapun analisis
capaian kinerja Pengadilan Negeri Pontianak Tahun 2019 sesuai sasaran yang
ditetapkan, diuraikan sebagai berikut :
2019 2018 2017
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
1. Pidana Biasa 100 99,55 100
2. Pidana Pra Peradilan 100 100 100
3. Pidana Anak 100 100 100
4. Pidana Lalu Lintas 100 100 100
5. Pidana Tipiring 100 100 100
6. Perdata Gugatan 100 98,25 98,00
7. Perdata Permohonan 100 100 100
8. Perdata Bantahan 100 100 100
9. Perdata Gugatan Sederhana 100 100 100
10. Pidana Khusus Tipikor 100 100 100
11. Pidana Khusus Perikanan 100 100 100
12. Pidana Khusus PHI 100 100 100
100,00 99,82 99,83
b. Persentase perkara yang diselesaikan
1. Pidana Biasa 81,38 75,59 83,58
2. Pidana Pra Peradilan 100,00 87,50 87,50
3. Pidana Anak 96,43 88,89 90,63
4. Pidana Lalu Lintas 100 100 100
5. Pidana Tipiring 100 100 100
6. Perdata Gugatan 70,52 70,40 77,33
7. Perdata Permohonan 96,60 93,60 100,00
8. Perdata Bantahan 66,67 75,00 93,38
9. Perdata Gugatan Sederhana 94,74 84,21 97,78
10. Pidana Khusus Tipikor 52,46 66,67 91,84
11. Pidana Khusus Perikanan 100 81,25 100
12. Pidana Khusus PHI 69,84 74,42 35,71
85,72 83,13 88,15
Indikator KinerjaCapaian Tahun (%)
Rata-rata Persentase Sisa Perkara Yang Diselesaikan
Rata-rata Persentase Perkara Yang Diselesaikan
49 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Tabel 3.2 Capaian Sasaran Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan dan
Akuntabel
Sasaran Strategis Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan dan Akuntabel
merupakan sasaran utama dalam rencana strategis. Sasaran ini dimaksudkan untuk
menggambarkan efektivitas dan efisiensi penyelengaraan peradilan di Pengadilan
Negeri Pontianak dengan mengukur tingkat penyelesaian perkara dan sisa perkara,
penurunan sisa perkara, perkara yang tidak mengajukan upaya huku, perkara diversi
dan indeks kepuasan para pencari keadilan terhadap pelayanan pengadilan. Sasaran ini
menggunakan 6 (enam) Indikator Kinerja Utama.
Data pada Tabel 3.2 menunjukkan bahwa capaian sasaran Terwujudnya Proses
Peradilan Yang Pasti, Transparan dan Akuntabel pada tahun 2019 sebesar 86,46%.
c. Persentase penurunan sisa perkara
1. Pidana Biasa -21,05 -257,66 -90,61
2. Pidana Pra Peradilan 400,00 0,00 0,00
3. Pidana Anak ∞ 0,00 -800
4. Pidana Lalu Lintas 0,00 0,00 0,00
5. Pidana Tipiring 0,00 0,00 0,00
6. Perdata Gugatan -126,67 -119,30 42,11
7. Perdata Permohonan 88,89 -666,67 -293,33
8. Perdata Bantahan ∞ ∞ ∞
9. Perdata Gugatan Sederhana 200,00 ∞ ∞
10. Pidana Khusus Tipikor -325,00 -450,00 -69,57
11. Pidana Khusus Perikanan 400,00 -500,00 400,00
12. Pidana Khusus PHI -184,62 -228,57 -628,57
-145,52 -185,18 -120,00
d.Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya
hukum Banding, Kasasi dan PK72,94 63,36 64,21
e.Persentase Perkara Pidana Anak yang Diselesaikan
dengan Diversi28,57 8,33 12,90
f.Index responden pencari keadilan yang puas
terhadap layanan peradilan86 82,98 73,87
86,46 87,13 76,49
Rata-rata Persentase Penurunan Sisa Perkara
Capaian Sasaran Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti,
Transparan dan Akuntabel
50 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Nilai capaian tahun 2019 mengalami penurunan dibandingkan capaian tahun
sebelumnya.
Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2019 Pengadilan Negeri Pontianak
terus berupaya mencapai target dalam pelaksanakan penyelengaraan
peradilan yang efektivitas dan efisiensi, meskipun capaian sasaran
Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan dan Akuntabel
mengalami penurunan capaian sebesar 0,67% dari tahun 2018, karena pada
tahun 2019 jumlah perkara yang masuk meningkat jika dibandingkan
dengan tahun 2018.
Terdapat 6 (enam) indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur sasaran strategis
ini yaitu :
a. Indikator Pertama : Persentase sisa perkara yang diselesaikan
Tahun Jenis Perkara
Sisa Perkara
Tahun
Sebelumnya
Sisa Perkara
Yang
Diselesaikan
**Realisasi (%) Target (%) Capaian (%)
2019 Pidana Umum :
- Pidana Biasa 266 266 100 100 100
- Pidana Praperadilan 1 1 100 100 100
- Pidana Anak 0 0 100 100 100
- Pidana Lalu Lintas 0 0 100 100 100
- Pidana Cepat (Tipiring) 0 0 100 100 100
Perdata Umum :
- Perdata Gugatan 60 60 100 100 100
- Perdata Permohonan 36 36 100 100 100
- Perdata Bantahan 0 0 100 100 100
- Perdata Gugatan Sederhana 2 2 100 100 100
Pidana Khusus Tipikor 16 16 100 100 100
Pidana Khusus Perikanan 4 4 100 100 100
Perdata Khusus PHI 13 13 100 100 100
2018 Pidana Umum :
- Pidana Biasa 222 221 99,55 100 100
- Pidana Praperadilan 1 1 100,00 100 100
- Pidana Anak 3 3 100,00 100 100
- Pidana Lalu Lintas 0 0 100,00 100 100
- Pidana Cepat (Tipiring) 0 0 100,00 100 100
Perdata Umum :
- Perdata Gugatan 57 56 98,25 100 98,25
- Perdata Permohonan 15 15 100,00 100 100
- Perdata Bantahan 0 0 100,00 100 100
- Perdata Gugatan Sederhana 0 0 100,00 100 100
Pidana Khusus Tipikor 8 8 100,00 100 100
Pidana Khusus Perikanan 4 4 100,00 100 100
Perdata Khusus PHI 7 7 100,00 100 100
51 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
**Perbandingan sisa perkara yang diselesaikan dengan sisa perkara yang harus diselesaikan (th. sebelumnya)
Tabel 3.3 Persentase sisa perkara yang diselesaikan
Ukuran realisasi indikator kinerja persentase penyelesaian sisa perkara yang
diselesaikan adalah perbandingan sisa perkara yang diselesaikan dengan sisa perkara
yang harus diselesaikan (tahun sebelumnya).
Adanya sisa perkara pada tahun sebelumnya disebabkan karena perkara yang masuk
pada akhir tahun, sehingga tidak dapat diselesaikan pada tahun berjalan. Tabel 3.3 di
atas menunjukkan jumlah sisa perkara yang harus diselesaikan pada tahun 2018
sebanyak 398 perkara, dengan rincian Pidana Biasa sebanyak 266 perkara, Pidana Pra
Peradilan sebanyak 1 perkara, Perdata Gugatan sebanyak 60 perkara, Perdata
Permohonan sebanyak 36 perkara, Perdata Gugatan Sederhana sebanyak 2 perkara,
Pidana Tipikor sebanyak 16 perkara, Pidana Perikanan sebanyak 4 perkara, dan Perdata
PHI sebanyak 13 perkara. Seluruh sisa perkara tersebut dapat diselesaikan tahun di
2019. Tabel 3.3 juga menunjukkan data sejak tahun 2017 sampai dengan tahun 2019,
bahwa capaian penyelesaian sisa perkara selalu mencapai target 100.
Hal ini menunjukkan kinerja Pengadilan Negeri Pontianak terhadap sisa
perkara pada tahun sebelumnya relatif dapat diselesaikan pada tahun
berikutnya, sehingga tidak menjadi tunggakan ditahun kedepannya lagi.
2017 Pidana Umum :
- Pidana Biasa 181 181 100 100 100
- Pidana Praperadilan 0 0 100 100 100
- Pidana Anak 1 1 100 100 100
- Pidana Lalu Lintas 1 1 100 100 100
- Pidana Cepat (Tipiring) 1 1 100 100 100
Perdata Umum :
- Perdata Gugatan 57 56 98 100 98
- Perdata Permohonan 15 15 100 100 100
- Perdata Gugatan Sederhana 0 0 100 100 100
Pidana Khusus Tipikor 46 46 100 100 100
Pidana Khusus Perikanan 4 4 100 100 100
Perdata Khusus PHI 7 7 100 100 100
52 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
b. Indikator Kedua : Persentase perkara yang diselesaikan
Tabel 3.4 Persentase Penyelesaian Perkara
*Sisa perkara tahun sebelumnya ditambah perkara yang masuk pada tahun berjalan
**Perbandingan perkara yang telah diselesaikan dengan perkara yang harus
diselesaikan
Tahun Jenis Perkara
Sisa
Perkara
Tahun
Sebelumnya
Perkara
Masuk
*Perkara
yang harus
Diselesaikan
Perkara
yang telah
Diselesaikan
**Realisasi
(%) Target (%)
Capaian
(%)
2019 Pidana Umum :
- Pidana Biasa 266 1.238 1.504 1.224 81,38 100 81,38
- Pidana Praperadilan 1 10 11 11 100,00 100 100,00
- Pidana Anak 0 28 28 27 96,43 100 96,43
- Pidana Lalu Lintas 0 25.410 25.410 25.410 100,00 100 100,00
- Pidana Cepat (Tipiring) 0 1.332 1.332 1.332 100,00 100 100,00
Perdata Umum :
- Perdata Gugatan 60 208 268 189 70,52 100 70,52
- Perdata Permohonan 36 787 823 795 96,60 100 96,60
- Perdata Bantahan 0 3 3 2 66,67 100 66,67
- Perdata Gugatan Sederhana 2 17 19 18 94,74 100 94,74
Pidana Khusus Tipikor 16 45 61 32 52,46 100 52,46
Pidana Khusus Perikanan 4 7 11 11 100,00 100 100,00
Perdata Khusus PHI 13 50 63 44 69,84 100 69,84
2018 Pidana Umum :
- Pidana Biasa 222 1.273 1.495 1.130 75,59 100 75,59
- Pidana Praperadilan 1 7 8 7 87,50 100 87,50
- Pidana Anak 3 24 27 24 88,89 100 88,89
- Pidana Lalu Lintas 0 25.936 25.936 25.936 100,00 100 100,00
- Pidana Cepat (Tipiring) 0 1.236 1.236 1.236 100,00 100 100,00
Perdata Umum :
- Perdata Gugatan 57 193 250 176 70,40 100 70,40
- Perdata Permohonan 15 610 625 585 93,60 100 93,60
- Perdata Bantahan - 4 4 3 75,00 100 75,00
- Perdata Gugatan Sederhana 0 19 19 16 84,21 100 84,21
Pidana Khusus Tipikor 8 43 51 34 66,67 100 66,67
Pidana Khusus Perikanan 4 44 48 39 81,25 100 81,25
Perdata Khusus PHI 7 36 43 32 74,42 100 74,42
2017 Pidana Umum :
- Pidana Biasa 181 1.171 1.352 1.130 83,58 100 83,58
- Pidana Praperadilan 0 8 8 7 87,50 100 87,50
- Pidana Anak 1 31 32 29 90,63 100 90,63
- Pidana Lalu Lintas 0 19.389 19.389 19.389 100,00 100 100,00
- Pidana Cepat (Tipiring) 0 1.568 1.568 1.568 100,00 100 100,00
Perdata Umum :
- Perdata Gugatan 57 168 225 174 77,33 100 77,33
- Perdata Bantahan - 5 5 5 100,00 100 100,00
- Perdata Permohonan 15 378 393 367 93,38 100 93,38
- Perdata Gugatan Sederhana 0 45 45 44 97,78 100 97,78
Pidana Khusus Tipikor 43 55 98 90 91,84 100 91,84
Pidana Khusus Perikanan 4 35 39 39 100,00 100 100,00
Perdata Khusus PHI 7 21 28 10 35,71 100 35,71
53 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Ukuran realisasi indikator kinerja persentase penyelesaian perkara adalah perbandingan
perkara yang telah diselesaikan dengan perkara yang harus diselesaikan (sisa perkara
tahun sebelumnya ditambah perkara yang masuk pada tahun berjalan).
Data pada Tabel 3.4 diatas menunjukkan perbandingan Capaian Persentase
Penyelesaian Keseluruhan Perkara pada Pengadilan Negeri Pontianak dari tahun 2017
sampai dengan tahun 2019, yang dapat dijabarkan sebagai berikut (dengan
perbandingan 2017 dan 2018) :
1. Persentase Capaian penyelesaian perkara Pidana Biasa sebesar 81,38% (tahun
2019) dan 75,59% (tahun 2018), Terlihat bahwa capaian penyelesaian
perkara tersebut tahun 2019 naik 5,8% dari tahun sebelumnya tahun
2019, dengan jumlah perkara yang harus diselesaikan ditahun 2019 mengalami
kenaikan sebanyak 9 perkara dari pada tahun sebelumnya, yaitu 1.504 perkara
(tahun 2019) dan 1.495 perkara (tahun 2018).
2. Persentase Capaian Penyelesaian Perkara Pidana Praperadilan sebesar 100%
(tahun 2019 dan sisa tahun 2018). Penyelesaian perkara-perkara tersebut
telah memenuhi target yang ditetapkan.
3. Persentase Capaian Penyelesaian Perkara Pidana Lalu Lintas dan Pidana Cepat
(Tipiring) sebesar 100% pada tahun 2019 dan sisa tahun 2018. Penyelesaian
perkara-perkara tersebut sudah memenuhi target yang ditetapkan.
4. Persentase Capaian Penyelesaian Perkara Pidana Anak sebesar 96,43% (tahun
2019) dan 88,89% (tahun 2018). Terlihat bahwa capaian penyelesaian
perkara tersebut tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 7,54% dari
tahun sebelumnya tahun 2018, padahal perkara pidana anak yang ditangani
oleh pengadilan negeri pontianak lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya,
yaitu sebanyak 28 perkara (tahun 2019) dan 27 perkara (tahun 2018).
5. Persentase Capaian Penyelesaian Perkara Perdata Gugatan sebesar 70,52%
(tahun 2019) dan 70,40% (tahun 2018). Terlihat bahwa capaian penyelesaian
perkara tersebut tahun 2019 naik 0,12% dari tahun sebelumnya tahun
2018.
54 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
6. Persentase Capaian Penyelesaian Perkara Perdata Permohonan sebesar 96,60%
(tahun 2019) dan 93,60% (tahun 2018). Terlihat bahwa capaian penyelesaian
perkara tersebut tahun 2019 meningkat sebesar 3% dari tahun
sebelumnya tahun 2018.
7. Persentase Capaian Penyelesaian Perkara Pidana Khusus Korupsi sebesar 52,46%
(tahun 2019) dan 66,67% (tahun 2018). Terlihat bahwa capaian penyelesaian
perkara tersebut tahun 2019 menurun dari tahun sebelumnya tahun
2018, dengan selisih 14,21%. Hal ini dikarenakan perkara yang harus
diselesaikan ditahun 2019 sebanyak 61 perkara sedangkan perkara yang harus
diselesaikan di tahun 2018 sebanyak 51 perkara.
8. Persentase Capaian Penyelesaian Perkara Pidana Khusus Perikanan sebesar 100%
(tahun 2019). Terlihat bahwa capaian penyelesaian perkara tersebut tahun
2019 telah mencapai target. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh perkara
pidana perikanan yang masuk ditahun berjalan maupun sisa perkara pidana
perikanan ditahun sebelumnya dapat terselesakan tepat waktu di tahun 2019
sehingga tidak menjadi beban tunggakan perkara untuk tahun selanjutnya.
9. Persentase Capaian Penyelesaian Perkara Perdata Khusus PHI sebesar 69,84%
(tahun 2019) dan 74,42% (tahun 2018). Terlihat bahwa capaian penyelesaian
perkara tersebut tahun 2019 menurun 4,58% dari tahun sebelumnya
tahun 2018, dikarenakan perkara yang harus diselesaikan meningkat dari tahun
sebelumnya, ditahun 2019 sebanyak 63 perkara dan ditahun 2018 sebanyak 43
perkara.
55 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
c. Indikator Ketiga : Persentase penurunan sisa perkara
Tabel 3.5 Persentase Penurunan Sisa Perkara
Tahun Jenis Perkara
Sisa Perkara
Tahun
Sebelumnya
Sisa Perkara
Tahun
Berjalan
**Realisasi
(%) Target (%) Capaian (%)
2019 Pidana Umum :
- Pidana Biasa 266 280 -5 25 -21,05
- Pidana Praperadilan 1 0 100 25 400,00
- Pidana Anak 0 1 ∞ 25 ∞- Pidana Lalu Lintas 0 0 0 25 0,00
- Pidana Tipiring 0 0 0 25 0,00
Perdata Umum :
- Perdata Gugatan 60 79 -32 25 -126,67
- Perdata Permohonan 36 28 22 25 88,89
- Perdata Bantahan 0 1 ∞ 25 ∞- Perdata Gugatan Sederhana 2 1 50 25 200,00
- Pidana Khusus Tipikor 16 29 -81 25 -325,00
- Pidana Khusus Perikanan 4 0 100 25 400,00
- Perdata Khusus PHI 13 19 -46 25 -184,62
2018 Pidana Umum :
- Pidana Biasa 222 365 -64 25 -257,66
- Pidana Praperadilan 1 1 0 25 0,00
- Pidana Anak 3 3 0 25 0,00
- Pidana Lalu Lintas 0 0 0 25 0,00
- Pidana Tipiring 0 0 0 25 0,00
Perdata Umum :
- Perdata Gugatan 57 74 -30 25 -119,30
- Perdata Permohonan 15 40 -167 25 -666,67
- Perdata Bantahan 0 1 ∞ 25 ∞- Perdata Gugatan Sederhana 0 3 ∞ 25 ∞- Pidana Khusus Tipikor 8 17 -112,50 25 -450
- Pidana Khusus Perikanan 4 9 -125 25 -500
- Perdata Khusus PHI 7 11 -57,14 25 -228,57
2017 Pidana Umum :
- Pidana Biasa 181 222 -22,65 25 -90,61
- Pidana Praperadilan 0 0 0,00 25 0,00
- Pidana Anak 1 3 -200 25 -800
- Pidana Lalu Lintas 0 0 0,00 25 0,00
- Pidana Tipiring 0 0 0,00 25 0,00
Perdata Umum :
- Perdata Gugatan 57 51 10,53 25 42,11
- Perdata Permohonan 15 26 -73,33 25 -293,33
- Perdata Bantahan 0 0 0,00 25 0,00
- Perdata Gugatan Sederhana 0 1 ∞ 25 ∞Pidana Khusus Tipikor 46 54 -17,39 25 -69,57
Pidana Khusus Perikanan 4 0 100,00 25 400
Perdata Khusus PHI 7 18 -157,14 25 -628,57
56 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Ukuran realisasi indikator kinerja persentase penurunan sisa perkara adalah
perbandingan Perbandingan sisa perkara tahun berjalan dengan sisa perkara tahun
sebelumnya.
Data pada Tabel 3.5 diatas menunjukkan perbandingan Capaian persentase penurunan
sisa perkara pada Pengadilan Negeri Pontianak dari tahun 2016 sampai dengan tahun
2018, yang dapat dijabarkan sebagai berikut (dengan perbandingan 2017 dan 2018) :
1. Persentase Capaian Penurunan Sisa Perkara Pidana Biasa sebesar
-21,05% (tahun 2019) dan -257,66% (tahun 2018). Dari presentase tersebut
dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2019 perkara pidana biasa mengalami
penurunan sisa perkara sebesar 21,05% atau 85 perkara (Selisih sisa perkara
tahun 2019 dan 2018).;
2. Persentase Capaian Penurunan Sisa Perkara Pidana Praperadilan,
Pidana Lalu Lintas, dan Pidana Tipiring adalah 400% dari target 25%.
Maksudnya bahwa Perkara-perkara Pidana tersebut tidak mempunyai sisa
perkara ditahun berjalan. Hal ini berarti bahwa perkara-perkara pidana tersebut
dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan tidak menjadi tunggakan perkara
setiap tahunnya;
3. Persentase Capaian Penurunan Sisa Perkara Pidana Anak dengan
capaian tak terhingga (∞). Dari hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa pada
tahun 2019, perkara Pidana Anak tidak ada sisa perkara ditahun sebelumnya.
4. Persentase Capaian Penurunan Sisa Perkara Perdata Gugatan sebesar
-126,67% (tahun 2019) dan -119,30% (tahun 2018). Dari hasil tersebut dapat
dijelaskan bahwa perkara Perdata Gugatan ditahun 2019 mengalami kenaikan
jumlah sisa perkara sebesar -126,67% dari tahun sebelumnya atau 5 perkara
(selisih sisa perkara tahun berjalan tahun 2019 dan 2018).
5. Persentase Capaian Penurunan Sisa Perkara Perdata Permohonan
sebesar 88,89% (tahun 2019) dan -666,67% (tahun 2018). Dari hasil tersebut
dapat dijelaskan bahwa perkara Perdata Permohonan ditahun 2019 mengalami
penurunan sisa perkara sebesar 88,89% atau 12 perkara (selisih sisa perkara
tahun berjalan antara tahun 2019 dan 2018).
6. Persentase Capaian Penurunan Sisa Perkara Perkara Perdata Gugatan
Sederhana untuk tahun 2019 adalah mengalami penurunan sisa perkara 1
perkara yang dalam persentase mencapai 50%, sedangkan pada tahun 2018
tidak dapat terdefinisikan dikarenakan sisa perkara tahun sebelumnya adalah 0
57 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
2019 2018 2017
Banding 92.94 92.94 92.53
Kasasi 28.75 19.77 8.11
Peninjauan
Kembali97.14 77.36 92
72.94 63.36 64.21
Indikator KinerjaCapaian Tahun
Prosentase Perkara
Yang Tidak
Mengajukan Upaya
Hukum
Capaian Indikator Kinerja Prosentase
Perkara Yang Tidak Mengajukan
Upaya Hukum
perkara. Sesuai dengan rumus pengukuran indikator kinerja utamanya yang
merupakan perbandingan antara sisa perkara tahun sebelumnya dengan tahun
berjalan.
7. Persentase Capaian Penurunan Sisa Perkara Pidana Khusus Tipikor
sebesar -325% (tahun 2019) dan -450% (tahun 2018). Dari hasil tersebut dapat
dijelaskan bahwa pada tahun 2019 dan tahun 2018, perkara Pidana Tipikor tidak
mengalami penurunan sisa perkara melainkan terjadi kenaikan sisa perkara
setiap tahunnya masing-masing 325% atau 29 perkara (tahun 2019) dan 450%
atau 17 perkara (tahun 2018).
8. Persentase Capaian Penurunan Sisa Perkara Pidana Perikanan sebesar
400% ditahun 2019, yang artinya bahwa perkara Pidana Perikanan mengalami
penurunan sisa perkara dari tahun sebelumya terdapat 9 perkara dan tidak
terdapat sisa perkara ditahun berjalan.
9. Persentase Capaian Penurunan Sisa Perkara Perdata Khusus PHI
sebesar -184,62% (tahun 2019) dan -228,57% (tahun 2018). Dari hasil tersebut
dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2019 dan 2018 perkara Perdata PHI tidak
mengalami penurunan sisa perkara melainkan terjadi kenaikan sisa perkara yaitu
masing-masing sebanyak 19 perkara (tahun 2019) dan 11 perkara (tahun 2018).
d. Indikator Keempat : Persentase Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya
Hukum Banding, Kasasi dan PK
Tabel 3.6 Persentase Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Banding, Kasasi
dan PK
58 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Tahun
Perkara
Tingkat
Pertama
Yang
Putus*)
Perkara
Yang
Mengajukan
Banding*)
Perkara
Yang Tidak
Mengajukan
Banding*)
Realisasi**) Target Capaian
2019 1,483 78 1,405 94.74 100 94.74
2018 1,403 99 1,304 92.94 100 92.94
2017 1,460 109 1,351 92.53 100 92.53
Ukuran realisasi indikator kinerja persentase Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya
Hukum Banding, Kasasi dan PK adalah perbandingan perkara Tidak Mengajukan Upaya
Hukum Banding, Kasasi dan PK dengan jumlah putusan perkara tingkat pertama, pada
Perkara Pidana Biasa, Pidana Anak, Pidana Khusus Tipikor, Pidana Khusus Perikanan,
dan Perdata Gugatan.
Sesuai data pada Tabel 3.6, pada tahun 2019 realisasi persentase perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum Banding, Kasasi dan PK mencapai 72,94%, hal ini
mengindikasikan bahwa pencari keadilan yang dapat menerima putusan Pengadilan
sebesar 72,94% dan sisanya 27,06% pihak berperkara atau Jaksa pada umumnya
mengajukan upaya hukum Banding, Kasasi dan PK.
Terlihat bahwa putusan pengadilan yang dijatuhkan oleh Majelis Hakim Tingkat
Pertama, Tingkat Banding, dan Mahkamah Agung hampir dapat diterima oleh pihak
berperkara atau Jaksa. Namun demikian realisasi persentase perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum Banding, Kasasi dan PK pada tahun 2019 belum mencapai
target yang ditetapkan, dalam artian masih ada pihak berperkara atau jaksa yang
belum puas / menerima putusan majelis hakim tingkat pertama.
Ukuran realisasi indikator kinerja persentase Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya
Hukum Banding, Kasasi dan PK, dapat dijabarkan secara rinci dari tabel berikut ini :
1. Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Banding
59 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
TahunJumlah Perkara
Pidana Anak
Jumlah Perkara
Pidana Anak
Yang
Diselesaikan
secara Diversi
Realisasi (%)
**)Target (%) Capaian (%)
2019 28 4 14.3 50 28.57
2018 24 1 4.2 50 8.33
2017 31 2 6.5 50 12.90
2. Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Kasasi.
3. Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Peninjauan Kembali.
e. Indikator Kelima : Persentase Perkara Pidana Anak yang Diselesaikan
dengan Diversi
Tabel 3.7 Persentase Perkara Persentase Perkara Pidana Anak yang Diselesaikan
dengan Diversi
Tahun
Perkara
Banding
Yang
Putus*)
Perkara
Yang
Mengajukan
Kasasi*)
Perkara
Yang Tidak
Mengajukan
Kasasi*)
Realisasi**) Target Capaian
2019 80 57 23 28.75 100 28.75
2018 86 69 17 19.77 100 19.77
2017 74 68 6 8.11 100 8.11
Tahun
Perkara
Kasasi Yang
Putus*)
Perkara
Yang
Mengajukan
PK*)
Perkara
Yang Tidak
Mengajukan
PK*)
Realisasi**) Target Capaian
2019 35 1 34 97.14 100 97.14
2018 53 12 41 77.36 100 77.36
2017 50 4 46 92.00 100 92.00
60 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Ukuran realisasi indikator kinerja Perkara Pidana Anak yang Diselesaikan dengan
Diversi adalah perbandingan Perkara Pidana Anak yang Diselesaikan secara Diversi
dengan jumlah perkara pidana anak.
Sesuai data pada Tabel 3.7, pada tahun 2019 realisasi persentase Perkara Pidana
Anak yang Diselesaikan dengan Diversi mencapai 28,57%, hal ini menunjukkan
bahwa target indikator kinerja belum tercapai dikarenakan masih banyak perkara
pidana anak dengan anak sebagai pelaku tidak dapat diselesaikan dengan damai
dikarenakan beberapa alasan terkait dengan para pencari keadilan lainnya.
f. Indikator Keenam : Index responden pencari keadilan yang puas
terhadap layanan peradilan.
Berdasarkan survei kepuasan masyarakat di Pengadilan Negeri Pontianak
dan hasil analisis data yang telah dilakukan, diketahui bahwa Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) pada Pengadilan Negeri Pontianak sebesar 86,00 yang berada
pada kategorI SANGAT BAIK (pada interval 81,26 – 100,00). Adapun capaian
yang diharapkan pada sasaran mutu Pengadilan Negeri Pontianak yang hendak
kita capai sebesar 80% ternyata hasil tersebut melampaui sasaran yang hendak
dicapai. Analisis selanjutnya disajikan berdasarkan masing - masing ruang lingkup
pelayanan:
A. Persyaratan
Hasil analisis pada ruang lingkup persyaratan pelayanan secara ringkas
disajikan dalam tabel dan grafik berikut ini:
Tabel 3.8 Kepuasan Masyarakat Pengguna PN Pontianak
Ruang Lingkup: Persyaratan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Cukup Mudah 15 10,0 10,0 10,0
Mudah 66 44,0 44,0 54,0
Sangat Mudah 69 46,0 46,0 100,0
Total 150 100,0 100,0
61 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Berdasarkan tabel tersebut, secara visual dapat disajikan dalam grafis berikut
ini.
Grafik 3.1 Kepuasan Masyarakat Pengguna Pengadilan Negeri Pontianak
Ruang Lingkup: Persyaratan
Tabel dan grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden menyatakan persyaratan pelayanan di Pengadilan Negeri
Pontianak SANGAT MUDAH (46%);
B. Prosedur
Hasil analisis pada ruang lingkup Prosedur Pelayanan secara ringkas
disajikan dalam tabel dan grafik berikut ini:
Tabel 3.9 Kepuasan Masyarakat Pengguna PN Pontianak
Ruang Lingkup: Prosedur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Cukup Baik 9 6,0 6,0 6,0
Baik 57 38,0 38,0 44,0
Sangat Baik 84 56,0 56,0 100,0
Total 150 100,0 100,0
Berdasarkan tabel tersebut di atas, secara visual dapat disajikan
dalam grafis berikut ini.
62 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Grafik 3.2 Kepuasan Masyarakat Pengguna Pengadilan Negeri Pontianak
Ruang Lingkup: Prosedur
Tabel dan grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden
menyatakan Prosedur Pelayanan di Pengadilan Negeri Pontianak SANGAT
BAIK (56%);
C. Waktu pelayanan
Hasil analisis pada ruang lingkup Waktu Pelayanan secara ringkas disajikan
dalam tabel dan grafik berikut ini :
Tabel 3.10 Kepuasan Masyarakat Pengguna PN Pontianak
Ruang Lingkup: Waktu Pelayanan Waktu Pelayanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
V Valid Lambat/Lama 3 2,0 2,0 2,0
Cukup Cepat 14 9,3 9,3 11,3
Cepat 79 52,7 52,7 64,0
Sangat Cepat 54 36,0 36,0 100,0
Total 150 100,0 100,0
Berdasarkan tabel tersebut di atas, secara visual dapat disajikan
dalam grafis berikut ini.
63 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Grafik 3.3 Kepuasan Masyarakat Pengguna Pengadilan Negeri Pontianak
Ruang Lingkup: Waktu Pelayanan
Tabel dan grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden
menyatakan Waktu Pelayanan di Pengadilan Negeri Pontianak CEPAT
(52,7%).
D. Biaya/Tarif
Hasil analisis pada ruang lingkup Biaya / Tarif Pelayanan secara ringkas
disajikan dalam tabel dan grafik berikut ini:
Tabel 3.11
Kepuasan Masyarakat Pengguna PN Pontianak
Ruang Lingkup: Biaya / Tarif
Biaya/Tarif
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Mahal 1 0,7 0,7 0,7
Cukup Murah 1 0,7 0,7 1,3
Murah 51 34,0 34,0 35,3
Sangat Murah 97 64,7 64,7 100,0
Total 150 100,0 100,0
Berdasarkan tabel tersebut di atas, secara visual dapat disajikan dalam grafis
berikut ini.
64 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Grafik 3.4 Kepuasan Masyarakat Pengguna Pengadilan Negeri Pontianak
Ruang Lingkup: Biaya / Tarif
Tabel dan grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden
menyatakan Biaya / Tarif pelayanan di Pengadilan Negeri Pontianak
SANGAT MURAH (64,7 %).
E. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan
Hasil analisis pada ruang lingkup Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan secara
ringkas disajikan dalam tabel dan grafik berikut ini:
Tabel 3.12
Kepuasan Masyarakat Pengguna PN Pontianak
Ruang Lingkup: Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan
Produk Spesifikasi Jenis Layanan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Cukup Memuaskan 8 5,3 5,3 5,3
Memuaskan 72 48,0 48,0 53,3
Sangat Memuaskan 70 46,7 46,7 100,0
Total 150 100,0 100,0
Berdasarkan tabel tersebut di atas, secara visual dapat disajikan
dalam grafis berikut ini.
65 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Grafik 3.5 Kepuasan Masyarakat Pengguna Pengadilan Negeri Pontianak
Ruang Lingkup: Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan
Tabel dan grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden
menyatakan Produk Spesifikasi Jenis pelayanan di Pengadilan Negeri
Pontianak MEMUASKAN (48 %)
F. Kompetensi Pelaksana
Hasil analisis pada ruang lingkup Kompetensi Pelaksana Pelayanan secara
ringkas disajikan dalam tabel dan grafik berikut ini:
Tabel 3.13
Kepuasan Masyarakat Pengguna PN Pontianak
Ruang Lingkup: Kompetensi Pelaksana
Kompetensi Pelaksana
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang Mampu 3 2,0 2,0 2,0
Mampu 78 52,0 52,0 54,0
Sangat Mampu 69 46,0 46,0 100,0
Total 150 100,0 100,0
Berdasarkan tabel tersebut di atas, secara visual dapat disajikan
dalam grafis berikut ini.
66 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Grafik 3.6
Kepuasan Masyarakat Pengguna Pengadilan Negeri Pontianak
Ruang Lingkup: Kompetensi Pelaksana
Tabel dan grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden
menyatakan Kompetensi Pelaksana Pelayanan di Pengadilan Negeri
Pontianak MAMPU (52 %).
G. Perilaku Pelaksana
Hasil analisis pada ruang lingkup Perilaku Pelaksana Pelayanan secara
ringkas disajikan dalam tabel dan grafik berikut ini:
Tabel 3.14
Kepuasan Masyarakat Pengguna PN Pontianak
Ruang Lingkup: Perilaku Pelaksana
Perilaku Pelaksana
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Cukup Baik 6 4,0 4,0 4,0
Baik 48 32,0 32,0 36,0
Sangat Baik 96 64,0 64,0 100,0
Total 150 100,0 100,0
Berdasarkan tabel tersebut di atas, secara visual dapat disajikan
dalam grafis berikut ini.
67 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Grafik 3.7 Kepuasan Masyarakat Pengguna Pengadilan Negeri Pontianak
Ruang Lingkup: Perilaku Pelaksana
Tabel dan grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden
menyatakan Perilaku Pelaksana Pelayanan di Pengadilan Negeri Pontianak
BAIK (64 %).
H. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan
Hasil analisis pada ruang lingkup Penanganan Pengaduan, Saran dan
Masukan secara ringkas disajikan dalam tabel dan grafik berikut ini:
Tabel 3.15
Kepuasan Masyarakat Pengguna PN Pontianak
Ruang Lingkup: Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan
Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Cukup Memuaskan 14 9,3 9,3 9,3
Memuaskan 62 41,3 41,3 50,7
Sangat Memuaskan 74 49,3 49,3 100,0
Total 150 100,0 100,0
Berdasarkan tabel tersebut di atas, secara visual dapat disajikan
dalam grafis berikut ini.
68 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Grafik 3.8 Kepuasan Masyarakat Pengguna Pengadilan Negeri Pontianak Ruang Lingkup: Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan
Tabel dan grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden menyatakan Penanganan Pengaduan, Saran dan
Masukan di Pengadilan Negeri Pontianak MEMUASKAN (49,3%)
I. Sarana dan Prasarana
Hasil analisis pada ruang lingkup Penanganan Pengaduan, Saran dan
Masukan secara ringkas disajikan dalam tabel dan grafik berikut ini :
Tabel 3.16
Kepuasan Masyarakat Pengguna PN Pontianak
Ruang Lingkup: Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Va Valid Cukup Baik 11 7,3 7,3 7,3
Baik 69 46,0 46,0 53,3
Sangat Baik 70 46,7 46,7 100,0
Total 150 100,0 100,0
Berdasarkan tabel tersebut di atas, secara visual dapat disajikan
dalam grafis berikut ini.
69 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
2019 2018 2017
1Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak
tepat waktu100 100 100
2 Persentase perkara yang diselesaikan dengan mediasi 72.16 91.84 45.45
3Persentase berkas yang diajukan banding, kasasi dan
PK yang disampaikan secara lengkap dan tepat waktu38.15 91.26 100
4
Persentase putusan perkara yang menarik perhatian
masyarakat yang dapat diakses secara online dalam
waktu 1 hari setelah diputus
100 100 100
77.58 95.77 86.36
Indikator KinerjaCapaian Tahun (%)
Capaian Sasaran Peningkatan Efektivitas
Pengelolaan Penyelesaian Perkara
Grafik 3.9 Kepuasan Masyarakat Pengguna Pengadilan Negeri Pontianak
Ruang Lingkup: Sarana dan Prasarana
Tabel dan grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden menyatakan Sarana dan Prasarana di Pengadilan Negeri
Pontianak BAIK (46,7%)
Tabel 3.17 Capaian Sasaran Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian
Perkara
70 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Tahun
Jumlah Isi Putusan
Tingkat Pertama Yang
Disampaikan tepat
waktu*)
Realisasi**) Target Capaian
2019 53 100 100 100
2018 41 100 100 100
2017 100 100 100 100
Jumlah Perkara
Tingkat Pertama
Yang telah Putus*)
53
41
100
Sasaran Strategis Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara
dimaksudkan untuk menggambarkan upaya Pengadilan Negeri Pontianak dalam
memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat, dengan mengukur tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap putusan hakim.
Sesuai data pada Tabel 3.17, secara umum capaian sasaran peningkatan
Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara pada tahun 2019 mencapai
77,58%, dan capaian tersebut menurun dibandingkan tahun 2017 dan 2018.
Hal ini disebabkan oleh menurunnya persentase berkas yang diajukan
banding, kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap dan tepat waktu.
Sasaran Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara menggunakan
4 (empat) Indikator Kinerja Utama sebagai berikut :
a. Indikator Pertama : Persentase isi putusan yang diterima oleh para
pihak tepat waktu
Tabel 3.18 Persentase Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak
tepat waktu
Ukuran realisasi indikator kinerja isi putusan yang diterima oleh para pihak
tepat waktu adalah Perbandingan Perbandingan Jumlah isi putusan yang
diterima tepat waktu dengan jumlah putusan perkara.
Berdasarkan data pada Tabel 3.18 diatas, capaian dan target penyampaian
pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak pada tahun
2019 mencapai target 100%.
71 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Tahun
Jumlah Perkara yang
diselesaikan dengan
Mediasi
*) Realisasi
(%)
Target
(%)
Capaian
(%)
2019 7 7.22 10 72.16
2018 9 9.18 10 91.84
2017 4 4.55 10 45.45
98
88
97
Jumlah Perkara Yang
Dilakukan Mediasi
Hal ini menunjukkan bahwa administrasi perkara yang berlaku di
Pengadilan Negeri Pontianak telah berjalan sebagaimana mestinya
sehingga semua berkas perkara yang telah putus, harus
diberitahukan oleh Jurusita/Jurusita Pengganti kepada para pihak
dengan tepat waktu, sesuai dengan kewajiban Pengadilan untuk
memenuhi hak Para Pencari Keadilan terhadap Putusan Pengadilan
Tingkat Pertama.
b. Indikator Kedua : Persentase perkara yang diselesaikan dengan
mediasi.
Tabel 3.19 Persentase Perkara yang diselesaikan dengan mediasi
Ukuran realisasi indikator kinerja Persentase perkara yang diselesaikan dengan
mediasi adalah Perbandingan antara jumlah perkara yang diselesaikan dengan
mediasi dengan jumlah perkara yang dilakukan mediasi.
Tabel 3.19 diatas menunjukkan bahwa capaian persentase mediasi yang
diselesaikan pada tahun 2019 adalah sebesar 72,16% atau sejumlah 7 perkara,
yang mana dengan adanya mediasi di tahun 2019 tersebut, maka capaian
indikator kinerja persentase perkara yang diselesaikan dengan mediasi telah
mencapai target yang telah ditetapkan.
72 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Tahun
Jumlah Berkas Banding,
Kasasi & PK Yang
Disampaikan Lengkap
dan tepat waktu**)
Realisasi*) Target Capaian
2019 66 38.15 100 38.15
2018 188 91.26 100 91.26
2017 198 100.00 100 100.00
206
198
*) Perbandingan jumlah berkas yang disampaikan lengkap dengan jumlah berkas yang diajukan banding, kasasi dan PK yang disampaikan lengkap
dan tepat waktu dengan jumlah berkas yang diajukan banding, kasasi dan PK
**) Jumlah Perkara Pidana Biasa, Pidana Anak, Pidana Khusus Tipikor, Pidana Khusus Perikanan, Perdata Gugatan, dan Perdata Khusus PHI
173
Jumlah Berkas Yang
Diajukan Banding,
Kasasi & PK**)
c. Indikator Ketiga : Persentase berkas yang diajukan banding, kasasi
dan PK yang disampaikan secara lengkap dan tepat waktu.
Tabel 3.20 Persentase berkas yang diajukan banding, kasasi dan PK yang
disampaikan secara lengkap dan tepat waktu
Ukuran realisasi indikator kinerja persentase perkara yang yang diajukan
banding, kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap dan tepat waktu
adalah perbandingan jumlah perkara (Perkara Pidana Biasa, Pidana Anak,
Pidana Khusus Tipikor, Pidana Khusus Perikanan, dan Perdata Gugatan) yang
dimohonkan upaya hukum banding, kasasi dan PK dengan jumlah berkas yang
dimohonkan banding, kasasi dan PK (Perkara Pidana Biasa, Pidana Anak,
Pidana Khusus Tipikor, Pidana Khusus Perikanan, dan Perdata Gugatan).
Sesuai data pada Tabel 3.20, pada tahun 2019 realisasi persentase perkara yang
dimohonkan dan kemudian diajukan upaya hukum banding, kasasi dan PK secara
lengkap mencapai 38,15%, hal ini mengindikasikan bahwa setiap perkara yang
dimohonkan upaya hukum banding, kasasi dan PK oleh para pihak selalu
diupayakan ditindaklanjuti tepat waktu dan lengkap namun dikarenakan
beberapa faktor penghambat menyebabkan tidak terpenuhinya target dengan
sempurna. Misalnya dalam hal menunggu relaas pemberitahuan perkara perdata
yang asli dikarenakan delegasi diluar wilayah hukum pengadilan negeri
pontianak, dsb.
73 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Tahun Realisasi*) Target Capaian
Tahun 2019 100 100 100
Tahun 2018 100 100 100
Tahun 2017 100 100 100
*)Perbandingan perkara yang amar putusannya yang ditayangkan di website dengan jumlah perkara yang sudah diminutasi
3,725 3,725
3,282 3,282
3,415 3,415
Jumlah Perkara Yang
Sudah Diminutasi
Jumlah perkara yang amar putusannya
ditayangkan di website
d. Indikator Keempat : Persentase putusan perkara yang menarik
perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu
1 hari setelah diputus.
Tabel 3.21 Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang
dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus
Ukuran realisasi persentase (amar) putusan yang dapat diakses secara online
adalah Perbandingan amar putusan perkara yang ditayangkan di website
dengan jumlah perkara yang sudah diminutasi.
Data Tabel 3.21 menunjukkan pada tahun 2019 persentase (amar) putusan
yang dapat diakses secara online mencapai target 100%. Jumlah perkara yang
putus pada tahun 2018 adalah 3.282 perkara, seluruh perkara yang putus
tersebut sudah dipublikasikan di website Pengadilan Negeri Pontianak melalui
Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Pengadilan Negeri Pontianak
(sipp.pn-pontianak.go.id). Pengadilan Negeri Pontianak juga mempublikasikan
putusan melalui Direktori Putusan Mahkamah Agung RI.
Capaian target 100% pada persentase persentase (amar) putusan
yang dapat diakses secara online pada tahun 2019 dan tahun-tahun
sebelumnya, menunjukkan bahwa Pengadilan Negeri Pontianak terus
berupaya meningkatkan pelayanan publik dan mewujudkan
transparansi peradilan bagi masyarakat pencari keadilan.
74 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
2019 2018 2017
1 Persentase perkara prodeo yang diselesaikan - - -
2Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan
cara zetting plaat- - -
3Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang
mendapat layanan bantuan hukum (posbakum)107 92 93
107 92 93
Indikator KinerjaCapaian Tahun (%)
Capaian Sasaran Meningkatnya Akses Peradilan
bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
Tabel 3.22 Capaian Sasaran Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan
Terpinggirkan
Sasaran Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
dimaksudkan untuk menggambarkan upaya Pengadilan Negeri Pontianak dalam
memberikan pelayanan hukum kepada Golongan masyarakat tertentu bagi Masyarakat
Miskin dan Terpinggirkan dengan tidak dipungut biaya.
Sesuai data pada Tabel 3.22, secara umum capaian sasaran Meningkatnya Akses
Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan pada tahun 2019 mencapai 107%,
dan capaian tersebut meningkat dibandingkan tahun 2017 dan 2018.
Sasaran Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
menggunakan 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama sebagai berikut :
75 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Tahun Realisasi*) Target Capaian
Tahun 2019 - 100 -
Tahun 2018 - 100 -
Tahun 2017 - 100 -
Jumlah Perkara Prodeo
Yang Telah Diselesaikan
Jumlah Perkara Prodeo
Yang Harus Diselesaikan
- -
- -
- -
*Perbandingan jumlah perkara prodeo yang telah diselesaikan dengan jumlah perkara prodeo yang harus diselesaikan
Tahun Realisasi*) Target Capaian
Tahun 2019 - - -
Tahun 2018 - - -
Tahun 2017 - - -
Jumlah Perkara Yang
Dibawa ke lokasi Zetting
Plaat
Jumlah Perkara Yang
Diselesaikan secara
Zetting Plaat
- -
- -
- -
*)Perbandingan perkara yang dibawa ke lokasi zetting plaat dengan jumlah perkara yang diselesaikan secara zetting plaat
a. Indikator Pertama : Persentase perkara prodeo yang diselesaikan.
Tabel 3.23 Persentase Perkara Prodeo yang Diselesaikan
Ukuran realisasi indikator kinerja persentase perkara prodeo yang diselesaikan adalah
Perbandingan perkara prodeo yang diselesaikan dengan perkara prodeo yang masuk.
Fasilitas prodeo merupakan pembebasan biaya perkara untuk masyarakat yang tidak
mampu khusus untuk perkara Perdata Khusus PHI.
Sejak tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 tidak ada perkara prodeo yang masuk
baik pidana maupun perdata, sehingga tidak ada realisasi dan capaian terhadap target.
b. Indikator kedua : Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan
cara zetting plaat.
Tabel 3.24 : Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara zetting plaat
76 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
TahunRealisasi
(%)*)Target (%) Capaian (%)
Tahun 2019 75 70 107
Tahun 2018 64 70 92
Tahun 2017 65 70 93
Jumlah pencari keadilan
golongan tertentu yang
mendapatkan layanan
bantuan hukum
(posbakum)
Jumlah pencari keadilan
golongan tertentu
193 145
138 89
103 67
Ukuran realisasi indikator kinerja persentase yang dapat diselesaikan dengan cara
Zetting Plaat adalah Perbandingan perkara yang dibawa ke lokasi zetting plaat
dengan jumlah perkara yang diselesaikan secara zetting plaat. Sejak tahun 2017
sampai dengan tahun 2019 tidak ada perkara yang diselesaikan dengan cara Zetting
Plaat, serta tidak ditentukannya target dalam indikator ini sehingga tidak ada
realisasi dan capaian terhadap target.
c. Indikator ketiga : Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang
mendapat layanan bantuan hukum (posbakum).
Tabel 3.25 Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat
layanan bantuan hukum (posbakum)
Ukuran realisasi indikator kinerja persentase pencari keadilan golongan tertentu
yang mendapat layanan bantuan hukum (posbakum) adalah Perbandingan
antara jumlah pencari keadilan golongan tertentu yang mendapatkan layanan
bantuan hukum (posbakum) dengan jumlah pencari keadilan golongan tertentu.
Dari Tabel 3.25 menunjukkan bahwa capaian sasaran kinerja persentase pencari
keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (posbakum)
pada tahun 2019 adalah 107% yang meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.
Hal ini dikarenakan pada tahun 2019, jumlah pencari keadilan yang mendapat
layanan bantuan hukum (posbakum) meningkat dari tahun sebelumnya, dan
mencapai setengah dari jumlah pencari keadilan golongan tertentu secara
keseluruhan di tahun berjalan.
77 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
2019 2018 2017
9.09 9.09 25
9.09 9.09 25
Indikator KinerjaCapaian tahun (%)
Persentase putusan perkara perdata yang
ditindaklanjuti (dieksekusi)
Capaian Sasaran Meningkatnya Kepatuhan
terhadap Putusan Pengadilan
Tabel 3.26 Capaian Sasaran Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan
Sasaran Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan dimaksudkan untuk
menggambarkan kepatuhan masyarakat terhadap putusan pengadilan berupa perkara
perdata yang harus dilakukan eksekusi oleh aparat pengadilan sesuai dengan putusan
hakim yang bekekuatan hukum tetap.
Sesuai data pada Tabel 3.22, secara umum capaian sasaran Meningkatnya Kepatuhan
Terhadap Putusan Pengadilan pada tahun 2019 mencapai 9,09%, sama dari tahun
sebelumnya, namun belum memenuhi target yang sudah ditetapkan.
Sasaran Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan menggunakan
1 (satu) Indikator Kinerja Utama yaitu :
78 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Tahun
Jumlah Perkara
perdata yang
dimohonkan
eksekusi
Jumlah perkara
perdata yang
ditindaklanjuti
(dieksekusi)
Jumlah perkara
perdara yang
belum
ditindaklanjuti
Realisasi *) Target Capaian
2019 11 1 10 9.09 100 9.09
2018 11 1 10 9.09 100 9.09
2017 20 5 15 25 100 25.00
*) Perbandingan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi) dengan perkara perdata yang belum ditindaklanjuti
(dieksekusi)
Indikator Kinerja Utama : Persentase putusan perkara perdata yang
ditindaklanjuti (dieksekusi)
Tabel 3.27 Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi)
Ukuran realisasi Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi)
adalah Perbandingan jumlah perkara yang ditindaklanjuti dengan jumlah putusan
perkara yang sudah BHT).
Data Tabel 3.27 menunjukkan pada tahun 2019 persentase Persentase putusan perkara
perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi) sebesar 9,09% belum mencapai target 100%,
sama dengan tahun sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut terjadi kendala-kendala
dilapangan yang menyebabkan Pengadilan Negeri Pontianak belum dapat
melaksanakan permohonan eksekusi tersebut di tahun 2019.
C. REALISASI ANGGARAN
Pada tahun 2019 Pengadilan Negeri Pontianak mendapatkan total alokasi anggaran
sebesar Rp. 12.859.323.000,- (dua belas milyar delapan ratus lima puluh
sembilan juta tiga ratus dua puluh tiga ribu rupiah), dengan rincian Daftar
Isian Pelaksanaan Tugas (DIPA) sebagai berikut :
1. DIPA (01) Badan Urusan Administrasi
Anggaran DIPA (01) sebesar Rp. 12.380.633.000,- (dua belas milyar tiga
ratus delapan puluh juta enam ratus tiga puluh tiga ribu rupiah),
yang meliputi :
79 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Pagu Realisasi
Rp. Rp.
Belanja Pegawai 10,284,250,000 10,271,583,887 12,666,113 99.88
Belanja Barang 2,019,383,000 1,898,757,927 120,625,073 94.03
Belanja Modal 77,000,000 76,900,000 100,000 99.87
Total 12,380,633,000 12,247,241,814 133,391,186 98.92
Jenis Belanja Sisa Capaian
a. Belanja Pegawai
Belanja pegawai meliputi belanja pegawai mengikat dan tidak mengikat
yang penggunaannya antara lain untuk gaji dan tunjangan, honorarium
dan lembur. Honorarium yang berkaitan dengan belanja modal tidak
termasuk dalam belanja pegawai. Jumlah Belanja Pegawai Tahun 2019
sebesar Rp. 10.284.250.000,- (sepuluh milyar dua ratus delapan puluh
empatjuta dua ratus lima puluh ribu rupiah).
b. Belanja Barang
Belanja barang yaitu pengeluaran untuk pembelian barang dan jasa yang
habis pakai dalam kurun waktu satu tahun anggaran termasuk didalamnya
pemeliharaan dan perjalanan. Jumlah Belanja Barang Tahun 2019 sebesar
Rp. 2.019.383.000,- (dua milyar sembilan belas juta tiga ratus delapan
puluh tiga ribu rupiah).
c. Belanja Modal
Belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap atau aset
lainnya. Jumlah belanja modal tahun 2019 sebesar Rp. 77.000.000,- (tujuh
puluh tujuh juta rupiah).
Tabel 3.28 Realisasi Anggaran Belanja DIPA (01) Tahun 2019
80 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
KODE PAGU REALISASI
AKUN (Rp.) (Rp.)
I 51
1 511111 2,638,000,000 2,636,170,420 99.93
2 511119 41,000 37,763 92.10
3 511121 184,905,000 184,619,592 99.85
4 511122 65,931,000 65,615,162 99.52
5 511123 40,320,000 40,320,000 100.00
6 511124 2,872,935,000 2,869,265,000 99.87
7 511125 412,400,000 412,379,230 99.99
8 511126 126,000,000 124,272,720 98.63
9 511129 416,618,000 415,164,000 99.65
10 511151 15,850,000 15,840,000 99.94
11 511157 184,000,000 183,600,000 99.78
12 511158 3,327,250,000 3,324,300,000 99.91
10,284,250,000 10,271,583,887 99.88
Belanja Gaji Pokok PNS
NO. URAIAN %
Pembayaran Gaji dan Tunjangan
Total Belanja Pegawai
Belanja Pembulatan Gaji PNS
Belanja Tunj. Suami/istri PNS
Belanja Tunj. Anak PNS
Belanja Tunj. Struktural PNS
Belanja Tunj. Fungsional PNS
Belanja Tunj. PPh PNS
Belanja Tunj. Beras PNS
Belanja Uang Makan PNS
Belanja Tunj. Umum PNS
Belanja Tunjangan Kemahalan Hakim
Belanja Tunjangan Hakim Ad Hoc
KODE PAGU REALISASI
AKUN (Rp.) (Rp.)
I 52
1 521211 - - 0.00
2 522191 40,000 - 0.00
3 522141 177,000,000 126,750,000 71.61
4 524111 61,300,000 59,798,642 97.55
5 524113 9,000,000 9,000,000 100.00
II 52
1 521111 400,908,000 400,600,695 99.92
2 521114 18,000,000 18,000,000 100.00
3 521115 57,360,000 56,523,500 98.54
4 521119 128,533,000 128,243,600 99.77
5 522111 334,900,000 267,997,432 80.02
6 522112 3,000,000 2,970,520 99.02
7 522111 14,400,000 13,933,200 96.76
8 523111 437,842,000 437,842,000 100.00
9 523119 25,740,000 25,738,795 100.00
10 523121 251,300,000 251,300,000 100.00
11 523133 - - 0.00
12 521113 - - 0.00
13 521811 100,060,000 100,059,543 100.00
14 521813 - - 0.00
2,019,383,000 1,898,757,927 94.03
Belanja Jasa
NO. URAIAN %
Belanja Barang Non Operasional
Belanja Bahan
Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan
Belanja Sewa
Belanja Perjalanan Biasa
Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran
Belanja Keperluan Perkantoran
Belanja Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat
Belanja Honor Operasional Satuan Kerja
Belanja Barang Operasional Lainnya
Belanja Langganan Listrik
Belanja Langganan Telepon
Belanja Langganan Air
Total Belanja Barang
Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Lainnya
Belanja Pemeliharaan Peralatan dan Mesin
Belanja Pemeliharaan Jaringan
Belanja Penambah Daya Tahan Tubuh
Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi
Belanja Barang Persediaan Pita Cukai, Materai dan Leges
Tabel 3.29 Realisasi Belanja Pegawai Dipa (01) Badan Urusan Administrasi
Tabel 3.30 Realisasi Belanja Barang Dipa (01) Badan Urusan Administrasi
81 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
KODE PAGU REALISASI
AKUN (Rp.) (Rp.)
I 53
532111 77,000,000 76,900,000 99.87
536111 - - -
77,000,000 76,900,000 99.87
Belanja Modal Lainnya
Total Belanja Modal
NO. URAIAN %
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Pagu Realisasi Sisa Capaian
Rp. Rp. Rp. %
Belanja
Barang2,019,383,000 1,898,757,927 120,625,073 94.03
Total 2,019,383,000 1,898,757,927 120,625,073 94.03
Jenis Belanja
Tabel 3.31 Realisasi Belanja Modal Dipa (01) Badan Urusan Administrasi
2. DIPA (03) Badan Peradilan Umum
Anggaran DIPA (03) berupa Belanja Barang sebesar Rp.706.715.000,-
(tujuh ratus enam juta tujuh ratus lima belas ribu rupiah). Belanja
barang pada DIPA (03) Badan Peradilan Umum ditujukan untuk menunjang
kegiatan operasional persidangan peradilan, dan meningkatkan kualitas aparatur
teknis peradilan dengan menyelenggarakan Bimbingan Teknis Administrasi
Peradilan Umum.
Tabel 3.32 Realisasi Anggaran DIPA (03) Badilum Tahun 2019
82 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
KODE PAGU REALISASI
AKUN (Rp.) (Rp.)
1 521114 14,190,000 13,927,000 98.15
2 521115 - - -
3 521211 238,680,000 238,649,800 99.99
4 521811 125,070,000 125,070,000 100.00
5 524111 22,670,000 22,670,000 100.00
6 522131 48,000,000 48,000,000 100.00
7 521219 - - -
8 522115 - - -
9 524113 30,080,000 29,980,000 99.67
478,690,000 478,296,800 99.92
Belanja Bahan
NO. URAIAN %
Belanja Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat
Belanja Honor Operasional Satuan Kerja
Total Belanja Barang
Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi
Belanja Perjalanan Biasa
Belanja Jasa Konsultan
Belanja Barang Nonoperasional Lainnya
Belanja Barang Persediaan Pita Cukai, Materai dan Leges
Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Tabel 3.33 Realisasi Belanja Barang DIPA (03) Badan Peradilan Umum
83 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
Pagu Realisasi Sisa Capaian
Rp. Rp. Rp. %
1
Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya
Mahkamah Agung
12,303,633,000 12,170,341,814 133,291,186 98.92
2Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur Mahkamah Agung 77,000,000 76,900,000 100,000 99.87
3Program Peningkatan Manajemen
Peradilan Umum 478,690,000 478,296,800 393,200 99.92
No Program
DIPA (01) digunakan untuk melaksanakan 2 (dua) program kerja yaitu :
1. (005.01.01) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya
Mahkamah Agung dan ;
2. (005.01.02) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung,
Sedangkan DIPA (03) digunakan untuk melaksanakan 1 (satu) program kerja yaitu :
(005.03.07) Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum.
Tabel 3.34. Realisasi Anggaran Per Program tahun 2019
84 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
A. KESIMPULAN
Capaian kinerja Pengadilan Negeri Pontianak tahun 2019 merupakan
capaian atas target kinerja tahun pertama dari Renstra Pengadilan Negeri
Pontianak tahun 2015-2019.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Negeri Pontianak Tahun
2019 menyajikan berbagai keberhasilan maupun kegagalan capaian strategis yang
ditunjukkan oleh Pengadilan Negeri Pontianak pada tahun anggaran 2019.
Berbagai capaian strategis tersebut tercermin dalam capaian Indikator Kinerja
Utama (IKU), maupun analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran.
Selama tahun 2019 pelaksanaan tugas pada Pengadilan Negeri Pontianak
sudah terlaksana dengan baik sebagaimana mestinya. Capaian kinerja Pengadilan
Negeri Pontianak tahun 2019 secara umum telah menunjukkan kinerja yang baik,
dilihat dari jumlah indikator kinerja yang telah melampaui target dan capaian yang
menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan capaian tahun-tahun
sebelumnya.
Hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek yang telah dilaksanakan
berkaitan dengan pengelolaan administrasi perkara, administrasi umum, dan
dalam hal pembinaan dan pengawasan. Namun demikian masih terdapat
beberapa kendala yang berhubungan dengan masih kurangnya sumber daya
manusia dan sarana prasarana khususnya pada beberapa pengadilan negeri di
wilayah hukum Pengadilan Negeri Pontianak.
85 | L k j I P P e n g a d i l a n N e g e r i P o n t i a n a k T a h u n 2 0 1 9
B. REKOMENDASI
Untuk mengatasi kendala-kendala dalam pelaksanaan tugas dan
menunjang peningkatan kinerja di pengadilan sewilayah hukum Pengadilan
Negeri Pontianak maka diperlukan :
1. Penambahan sumber daya manusia yang ahli dan sesuai dengan
formasi yang dibutuhkan;
2. Penambahan alokasi anggaran untuk belanja modal dalam upaya
pemenuhan kebutuhan sarana prasarana dan penyelesaian perkara
prodeo;
3. Pelatihan dan sosialisasi kepada pegawai untuk pemantapan skill
dibidang administrasi perkara berbasis teknologi.
4. Penambahan sarana dan prasarana untuk menunjang pelayanan
pengadilan dengan kelulusan akreditasi yang sempurna.