Laporan Kasus -Mirna Ayu P.
-
Upload
mirna-ayu-permata-sari -
Category
Documents
-
view
13 -
download
0
description
Transcript of Laporan Kasus -Mirna Ayu P.
![Page 1: Laporan Kasus -Mirna Ayu P.](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082611/55cf992c550346d0339bfe18/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN KASUS
Ilmu Kesehatan Jiwa
Disusun Untuk Melaksanakan Tugas Kepaniteraan Klinik SMF Psikiatri
RSD Dr. Soebandi Jember
Oleh:
Mirna Ayu Permata Sari
092011101004
Dokter Pembimbing:
dr. Alif Mardijana, Sp.KJ
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
1
![Page 2: Laporan Kasus -Mirna Ayu P.](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082611/55cf992c550346d0339bfe18/html5/thumbnails/2.jpg)
I. IDENTITAS
Nama : Nn. N
Umur : 15 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Taman Gading A X-24 Tegalbesar, Kaliwates, Jember
Agama : Kristen katolik
Status : Belum Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Belum bekerja
Tgl pemeriksaan : 16 Mei 2013 (Poli Psikiatri)
18 Mei 2013 (Rumah Pasien)
II. ANAMNESA
Autoanamnesis dan heteroanamnesis dilakukan pada tanggal 16 Mei
2013 di Poli Psikiatri RSD. Dr. Soebandi dan pada tanggal 18 Mei
2013 dilakukan dirumah Ibu Nn. N, Taman Gading A X-24
Tegalbesar, Kaliwates, Jember.
Keluhan Utama : Pengguna alkohol, pil dan rokok
Riwayat Penyakit Sekarang :
Autoanamnesa
16 Mei 2013 (Poli Psikiatri)
Pasien datang pertama kali ke Poli Psikiatri RSD. Dr. Soebandi
dengan diantar oleh ibu pasien. Pasien terlihat sesuai dengan
umurnya, cara berpakaian rapi dan bersih, tetapi terlihat murung.
Saat diwawancarai pasien melihat ke pemeriksa. Pasien bisa
menyebutkan nama, umur dan alamat dengan baik. Menurutnya,
alasan dibawa kesini karena pasien diketahui meminum alkohol,
memakai pil dan merokok. Awalnya pasien tidak ingin menceritakan
masalahnya tetapi setelah didesak akhirnya pasien mau bercerita
tentang apa yang dialaminya.
2
![Page 3: Laporan Kasus -Mirna Ayu P.](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082611/55cf992c550346d0339bfe18/html5/thumbnails/3.jpg)
Pasien bercerita bahwa kebiasaan minum alkohol, memakai pil, dan
merokok dilakukan sejak 2 bulan yang lalu, tetapi ibu pasien baru
mengetahuinya 1 minggu yang lalu. Pasien mengaku mulai
mengenal alkohol, pil dan rokok dari teman perempuannya yang
sudah putus sekolah bernama melati. Dari dialah, pasien mengaku
mulai mengenal kebiasaan tersebut. Pasien mengaku tidak mencandu
alkohol maupun pil, hanya ikut-ikutan saja. Bila diajak oleh melati
pasien tidak pernah menolak.
Pil yang biasa dikonsumsinya adalah golongan dekstrometorfan.
Pasien biasanya sekali mengkonsumsi sekitar 10-20 pil. Pasien juga
menceritakan bahwa pernah mengalami overdosis sehingga dirawat
dirumah sakit. Saat overdosis pil tersebut, yang dirasakan pasien
adalah matanya kabur, mulutnya berbusa dan kemudian pasien
mengaku tidak ingat kejadian yang terjadi setelahnya. Beruntung
nyawanya tertolong.
Pasien mengaku mengkonsumsi alkohol botolan yang dibelikan
oleh temannya, alkohol tersebut biasanya dicampur dengan sprite
ataupun fanta agar terasa lebih nikmat. Pasien mengaku tidak tentu
berapa botol alkohol yang dihabiskannya, mungkin sekitar 3-5 botol.
Rokok yang biasanya dikonsumsi adalah LA mild dan dalam
sehari, pasien bisa menghabiskan 4-6 batang rokok. Pasien
menambahkan, bisa lebih banyak batang rokok yang dihisapnya bila
sedang berkumpul dengan teman-temannya.
Tetapi sejak 2 hari yang lalu, pasien sudah tidak mengkonsumsi
alkohol, memakai pil dan merokok. Hal ini dikarenakan, pasien
dikurung keluarganya di kamar, dan tidak diijinkan untuk keluar
rumah.
Pasien mengaku melakukan hal tersebut karena ingin melupakan
sejenak masalah yang dihadapinya. Pasien mengaku masalah
tersebut membuatnya sedih dan tidak tahu harus berbuat apa.
3
![Page 4: Laporan Kasus -Mirna Ayu P.](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082611/55cf992c550346d0339bfe18/html5/thumbnails/4.jpg)
Masalah pertamanya berkaitan dengan teman satu kelasnya.
Pasien merasa dimusuhi dan tidak memiliki teman. Hal ini berawal
saat ada siswa laki-laki dikelasnya yang terlihat dekat dengannya
dan membuat cemburu siswa perempuan yang lain. Sejak saat itu,
siswa perempuan tersebut, menyebarkan gosip-gosip yang
membuat teman satu kelasnya tidak menyukainya. Hal ini
menyebabkan pasien merasa kesepian, dan tersudut. Pasien
mengaku lebih sering menyendiri di kelas dan memilih tempat
duduk paling pojok belakang. Pasien juga mengaku sering bolos
sekolah karena merasa tidak nyaman dengan situasi di kelasnya.
Pasien pernah mengeluhkan hal tersebut ke guru kelasnya, tetapi
tidak mendapat tanggapan yang memuaskan. Tetapi pasien
mengaku tidak ada kendala dalam penerimaan pelajaran saat di
kelas.
Masalah keduanya berkaitan dengan orang tuanya. Pasien
memiliki seorang ayah tiri. Ibunya menikah lagi dengan ayah tiri
saat pasien masih berusia 3 tahun. Menurutnya, akhir-akhir ini
ayah tirinya tersebut terlalu banyak membatasi pergaulannya
seperti tidak memperbolehkannya bergaul dengan teman geng
motor dan banyak aturan yang harus ia patuhi seperti tidak boleh
keluar rumah saat malam hari. Pasien juga merasa ayah tirinya
kurang memperhatikannya dan suka marah-marah terhadapnya.
Oleh karena itu, pasien sering keluar rumah karena merasa tidak
nyaman.
Pasien juga memiliki keinginan untuk bertemu ayah
kandungannya. Tetapi keinginan ini tidak pernah terwujud karena
ibunya tidak tahu dimana ayahnya sekarang. Ibunya sudah lama
tidak mendengar tentang ayah kandungnya tersebut. Pasien hanya
sering mendengar tentang ayah kandungnya dari ibunya.
4
![Page 5: Laporan Kasus -Mirna Ayu P.](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082611/55cf992c550346d0339bfe18/html5/thumbnails/5.jpg)
Masalah ketiga berkaitan dengan kekasihnya. Pasien mengaku
sejak 2 bulan yang lalu berpisah dengan kekasihnya. Pasien tidak
menceritakan dengan detail tentang masalahnya, hanya
mengungkapkan bahwa sudah tidak ada kecocokan lagi sehingga
memutuskan untuk mengakhiri hubungan tersebut.
Home visit dilakukan tanggal 18 Mei 2013, Saat pemeriksa
datang ke rumah ibu dari Nn. N, pasien menyambut kedatangan
pemeriksa dengan baik dan terlihat lebih ceria. Pasien tampak
sesuai dengan usianya. Penampilannya rapi dan bersih. Pasien
bercerita bahwa saat ini keluarganya berencana untuk sementara
waktu, pasien berada di rumah neneknya terlebih dahulu. Pasien
menyambut baik rencana ini. Pasien sudah tidak meminum
alkohol, memakai pil dan merokok lagi. Selain itu, pasien juga
tidak bertemu dengan melati dan teman geng motornya lagi.
Keluarga pasien juga berencana memindahkan sekolah pasien
tetapi pasien tidak tahu apakah itu benar dilakukan atau tidak. Saat
ini, pasien masih tidak masuk sekolah. Pasien juga lebih banyak
menghabiskan waktu di rumah neneknya dengan menonton TV.
Sejak di rumah neneknya, pasien jarang keluar rumah.
Heteroanamnesis
Heteroanamnesis tanggal 16 Mei 2013 di Poli Psikiatri
Ibu pasien mengungkapkan bahwa baru seminggu yang lalu
mengetahui bila pasien mengkonsumsi alkohol, memakai pil dan
merokok. Saat ditanya alasannya, pasien tidak menjawab. Ibu
pasien juga merasa sejak 2 bulan yang lalu, pasien tidak pernah
terbuka lagi terhadapnya dan lebih sering menyendiri. Ibu pasien
mengungkapkan bahwa pasien lebih sering berada di kamar. Ibu
pasien sering dipanggil sekolah karena pasien sering membolos
tanpa alasan. Padahal sebelumnya pasien tidak pernah membolos
sekolah. Guru mengungkapkan kekhawatirannya kepada ibu pasien
5
![Page 6: Laporan Kasus -Mirna Ayu P.](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082611/55cf992c550346d0339bfe18/html5/thumbnails/6.jpg)
tentang kondisi dari Nn. N karena selama di sekolah pasien lebih
banyak diam dan tidak aktif seperti sebelumnya. Guru pasien juga
mengungkapkan nilai pasien menurun.
Ibu pasien juga mendapat informasi dari teman pasien bahwa
pasien merasa tidak cocok dengan ayah tirinya. Saat ditanyakan
kebenaran dari informasi tersebut kepada pasien, pasien tidak
menjawab.
Home visit dilakukan tanggal 18 Mei 2013, heteroanamnesis
dilakukan pada Ibu pasien. Ibu pasien mengatakan kalau Nn. N
tidak terlihat murung lagi. Semenjak pasien lebih banyak
menghabiskan waktu di rumah neneknya, ibu penderita
mengatakan pasien tidak pernah lagi keluar malam hari. Pasien
lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah dengan menonton
TV. Pasien juga jarang menyendiri lagi di kamar. Meskipun pasien
masih tidak menceritakan apa yang sebenarnya terjadi tetapi
menurutnya keadaan pasien lebih baik saat ini. Pasien juga tidak
mengkonsumsi alkohol, memakai pil dan merokok lagi.
Keluarga berencana memindahkan pasien ke sekolah asrama
putri agar pasien lebih dipantau. Untuk saat ini, pasien memang
tidak diperbolehkan sekolah untuk menghindarkan lingkungan
yang menurut keluarga berdampak buruk terhadap perilakunya.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah berperilaku seperti ini sebelumnya.
Riwayat Pengobatan
Pasien tidak pernah berobat sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang berperilaku demikian
6
![Page 7: Laporan Kasus -Mirna Ayu P.](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082611/55cf992c550346d0339bfe18/html5/thumbnails/7.jpg)
Riwayat Sosial :
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Belum bekerja
Marital : Belum menikah
Keluarga : merupakan anak pertama dari 3 bersaudara
Penggunaan Waktu Luang :
sering berkumpul dengan teman geng motornya saat malam hari di
daerah kampus
Hubungan Antar Manusia :
Hubungan dengan keluarga, dan teman kelasnya kurang baik
Premorbid :
Aktif, terbuka, mudah bergaul, dan rajin beribadah
Faktor keturunan : -
Faktor organik : -
Faktor pencetus :
Hubungan yang tidak harmonis dengan teman sekelas, ayah tiri dan
kekasihnya.
III. STATUS INTERNA SINGKAT
• Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/ menit
Suhu : 36,5°C
• Pemeriksaan Fisik
Kepala-Leher : a/i/c/d = -/-/-/-
Thorax : Cor : S1S2 tunggal
Pulmo: Vesikuler +/+, Rhonki -/-,
Wheezing -/-
Abdomen : Datar, bising usus normal, soepel, timpani
7
![Page 8: Laporan Kasus -Mirna Ayu P.](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082611/55cf992c550346d0339bfe18/html5/thumbnails/8.jpg)
Ekstremitas : Akral hangat pada keempat ekstremitas
Tidak ada oedema pada keempat ekstremitas
IV. STATUS PSIKIATRI
Kesan Umum :
Pasien tampak sesuai usianya, keadaan gizi cukup, kesehatan fisik
yang baik, pakaian rapi, sopan dan bersih, tidak ada cacat fisik.
Kontak : Mata (+), Verbal (+), relevan, lancar.
Kesadaran : Kualitatif : non psikotik
Kuantitatif : GCS 4-5-6
Afek/Emosi : Depresi, kesepian
Proses Berpikir : Bentuk : Realistik
Arus : Koherensi
Isi : Waham (-), preokupasi (-),
pikiran bunuh diri (-),
alienasi (-)
Persepsi : Halusinasi (-), ilusi (-),
gangguan somatosensorik (-)
Kemauan : Menurun
Psikomotor : dalam batas normal
Intelegensia : dalam batas normal
V. DIAGNOSIS MUTIAXIAL
Aksis I :
F32.1 Episode depresi sedang
F10.1 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan yang
berlebihan dari alkohol dan pil dekstrometorfan
Aksis II : -
Aksis III : -
Aksis IV :
8
![Page 9: Laporan Kasus -Mirna Ayu P.](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082611/55cf992c550346d0339bfe18/html5/thumbnails/9.jpg)
Masalah keluarga dan masalah yang berkaitan dengan lingkungan
sosial (sekolah)
Aksis V :
GAF 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik)
VI. TERAPI
FARMAKOTERAPI
Noxetin 12,5 mg
Clobazam 5 mg
mfla pulv da in caps 1-0-1
EDUKASI/ PSIKOTERAPI
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang sakit yang
dialami pasien agar keluarga dapat memahami dan menerima
keadaan pasien.
Memberi semangat kepada pasien dan memotivasi pasien untuk
selalu berpikiran positif.
Meminta supaya keluarga pasien senantiasa memberi dukungan
moral kepada pasien.
Membantu pasien mengatasi masalahnya agar ditemukan
penyelesaian yang baik.
VII. PROGNOSA
Ad bonam.
Kepribadian premorbid : Baik
Onset (usia muda) : Baik
Kecepatan terapi (cepat) : Baik
Faktor keturunan (tidak ada) : Baik
Faktor pencetus (diketahui) : Baik
Perhatian keluarga (baik) : Baik
9