LAPORAN KASUS
-
Upload
lyanita-tantri -
Category
Documents
-
view
215 -
download
1
description
Transcript of LAPORAN KASUS
OLEHVIDYA MUQSITA112011101036
FA KU LTA S K E D O KT E RA N U N I V E R S I TA S J E M B E R
S M F I L M U M ATAR S D D R. S O E B A N D I J E M B E R
LAPORAN KASUSOD KATARAK SENILIS MATUR
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. T• Umur : 54 tahun• Jenis kelamin : perempuan• Alamat : rowo RT 3/15, Pakusari, Jember• Pekerjaan : ibu rumah tangga• Agama : Islam• Suku : Jawa• No. RM : 23061• Tanggal pemeriksaan : 12 Januari 2016
ANAMNESIS• Keluhan utama• Mata kanan menjadi semakin kabur sejak 5 bulan terakhir, bahkan
saat melihat jarak dekat
• Riwayat Penyakit Sekarang• OD: Sejak 5 bulan terakhir pasien mengeluhkan mata kanan
menjadi semakin kabur. Sebelumnya pasien merasa kurang jelas melihat jauh dan lebih nyaman melihat dekat, namun karena penyakit pasien dibiarkan saja sekarang melihat dekat pun pasien juga merasa kabur. Pasien merasa silau saat melihat cahaya, merasa mata terasa berat, linu-linu, cekot-cekot pada mata kanannya dan melihat seperti bayangan berkabut. Mata kanan tidak merah, tidak gatal, kadang sering berair, dan tidak terasa nyeri. Saat melihat lampu pasien tidak merasa melihat pelangi disekitar lampu. Pasien merasa tidak pusing, mual muntah disangkal
OS: Pasien sejak 2 tahun yang lalu melakukan operasi katarak dan dilakukan penanaman lensa pada mata kirinya. Keluhannya sama seperti pada mata kanannya, sehingga dioperasi. Saat itu mata kanannya sudah mengalami penglihatan kabur tapi tidak separah mata kirinya. Pasien mengaku, saat ini mata kirinya tidak ada keluhan. Tetapi saat membaca tulisan pasien memakai kacamata baca.
Riwayat Penyakit Dahulu• Riwayat Trauma Mata (-)• Riwayat Penyakit mata sebelumnya (-)• Riwayat Pemakaian Kacamata (-)• Riwayat Hipertensi (-)• Riwayat Diabetes Mellitus (-)
Riwayat Penyakit Keluarga• Keluarga pasien tidak pernah mengalami penyakit yang
sama dengan pasien.Riwayat Pengobatan• Pasien belum pernah berobat sebelumnya• Riwayat pengobatan tetes mata kortikosteroid (-)
PEMERIKSAAN FISIK
• Status Generalis• KU : baik• Kesadaran : compos mentis• Vital sign : • Tekanan darah : 120/80 mmHg• Nadi : 96 x/menit• RR : 20 x/menit• Suhu aksila : 36.50 C
• Status OphtalmologiOD OS
Visus 1/300 6/10Palpebra Edema (-) Edema (-)
Konjugtiva JernihHiperemi (-)
JernihHiperemi (-)
Sklera Putih / Normal Putih / NormalKornea Ada cincin abu-abu di
tepi kornea (arcus senilis)
Jernih, arcus senilis -
BMD Cukup dangkal dangkalIris Radier, Simetris,
warna coklat,Sinekia (-)
Radier, Simetris, warna coklat,
Sinekia (-)Pupil Reguler, Ø 3mm,
Refleks cahaya (+)Leukokorea (+)
Reguler, Ø 3mm, Refleks cahaya (+)
Leukokorea (-)Lensa keruh IOLTIO 19,6 mmHg 19, 6 mmHg
GAMBAR OPTIC
• Post midriasil
OD OSVisus 1/300 6/10Pupil Reguler , d=6, RC
(+), leukorea (+)Reguler , d=6, RC (+), leukorea (-)
Lensa keruh IOLIris Shadow (-) (+)
Fundus Reflek (-) (+)
GAMBAR OPTIC
RESUMEPasien wanita, umur 54 tahun, datang dengan keluhan mata kanan menjadi semakin kabur sejak 5 bulan terakhir, bahkan saat melihat jarak dekat. Sebelumnya pasien merasa kurang jelas melihat jauh dan lebih nyaman melihat dekat, namun karena penyakit pasien dibiarkan saja sekarang melihat dekat pun pasien juga merasa kabur. Pasien merasa silau saat melihat cahaya, merasa mata terasa berat, linu-linu, cekot-cekot pada mata kanannya dan melihat seperti bayangan berkabut. Mata kanan tidak merah, tidak gatal, kadang sering berair, dan tidak terasa nyeri. Saat melihat lampu pasien tidak merasa melihat pelangi disekitar lampu. Pasien merasa tidak pusing, mual muntah disangkal. Pasien sejak 2 tahun yang lalu melakukan operasi katarak dan dilakukan penanaman lensa pada mata kirinya. Keluhannya sama seperti pada mata kanannya, sehingga dioperasi. Saat itu mata kanannya sudah mengalami penglihatan kabur tapi tidak separah mata kirinya. Pasien mengaku, saat ini mata kirinya tidak ada keluhan. Tetapi saat membaca tulisan pasien memakai kacamata baca.dari pemeriksaan fisik didpatkan TD 120/80 mmHg, VOD 1/300 dan VOS 6/10. tonometri OD 19,6 mmHg OS 19,6 mmHg
Diagnosis Kerja• OD Katarak Senilis Matur
Diagnosis Banding• OD Retinopati Hipertensi• OD Gaukoma
PENATALAKSANAAN
• Pro OD ECCE + IOL
PLANNING OF ACTION ( POA)
POA Diagnosis• ODS Slit Lamp • ODS Funduskopi
POA Terapi• Slit Lamp untuk mengetahui letak dan ketebalan
kekeruhan sebanding atau tidak dengan penurunan visus. Jika pada pemeriksaan slit lamp ditemukan kelainan segmen anterior maka diterapi sesuai dengan penyebab kelainan yang ditemukan.
• Funduskopi, untuk melihat adanya tidaknya kelainan segmen posterior. Jika ada kelainan seperti adanya atropi dan degenerasi lapisan luar retina (SMD) maka dipantau fungsi makula. Jika ditemukan adanya kelainan pembuluh darah retina (RH) maka perlu regulasi tekanan darah jika tidak bisa ditemukan saat pre op maka dilakukan ketika post op. Jika ditemukan SMD (Senil Makula Degenerasi) dapat ditentukan prognosis visus post op
• Setelah operasi diberikan kacamata baca add +3.00 D
Bila hasil pemeriksaan tekanan darah dan laboratorium (kadar gula darah) terdapat kelainan, maka harus konsultasi ke bagian penyakit dalam dan jantung-pembuluh darah sebelum dilakukan operasi.
Bila terjadi penyulit selama operasi ECCE misalnya prolps vitreous dilakukan vitrektomi; prolaps iris dilakukan reposisi iris segera; perdarahan dilakukan kauterisasi pembuluh darah pada permukaan sklera.
Bila terjadi penyulit post operasi ECCE +IOL seperti peradangan diberikan antiinflamasi; infeksi diberikan sesuai dengan penyebabnya; hifema dilakukan parasintesis; BMD dangkal dilakukan bebat tekan , bila 2x24 jam tidak membaik diberikan asetazolamid dan dilakukan penjahitan ulang jika perlu; prolap iris dilakukan iridektomi
Menjelaskan kepada pasien bahwa:• Kedua mata pasien kabur disebabkan oleh kekeruhan lensa
yang disebut katarak yang menghalangi pandangan pasien.• Lensa mata sudah keruh total sehingga pasien hanya bisa
melihat cahaya saja.• Diperlukan pemeriksaan lebih lanjut (slitlamp dan funduskopi)
untuk melihat ada tidaknya komplikasi dan penyakit penyerta, serta seberapa tebal kekeruhan lensa
• Terapi satu-satunya untuk operasi. Operasi akan dilakukan pada mata kanan (yang lebih parah) dahulu untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
• Ada beberapa komplikasi yang mungkin bisa terjadi selama dan setelah operasi.
• Saat operasi mata kanan, dilakukan penanaman lensa untuk memperbaiki tajam penglihatan pasien.
• Setelah operasi diperlukan penggunaan kacamata baca
POA EDUKASI
• Setelah operasi diperlukan kontrol rutin ke poli mata RSD dr.Soebandi untuk evaluasi daya lihat dan ada tidaknya komplikasi setelah operasi.
• Setelah operasi, selama 8 minggu pasien tidak diperbolehkan menunduk/membungkuk dan mengangkat benda berat, serta mengedan berlebihan waktu BAB
• Pasien boleh bekerja dan beraktivitas yang tidak berat dan pasien harus meminum obat secara teratur dan menutup mata dengan benar.
• Pada mata kanan pasien dilakukan pemeriksaan funduskopi setelah operasi untuk melihat apakah ada kelainan di belakang mata (saraf mata) yang berhubungan dengan penuaan.
• Dengan operasi dan penanaman lensa pengganti kemungkinan penglihatan pasien akan membaik.
• Operasi pada mata kiri dilakukan 2-3 bulan setelah operasi mata kanan
POA Rehabilitasi
IOL saat operasi Penggunaan kacamata baca dengan
addisi +3.00 dioptri karena lensa tanam tidak dapat berakomodasi, 2-3 bulan setelah operasi
PROGNOSIS
• Dubia ad bonam
TERIMAKASIH