LAPORAN KARBOHIDRAT BIOKIMIA
-
Upload
olgasatriaputri -
Category
Documents
-
view
204 -
download
22
description
Transcript of LAPORAN KARBOHIDRAT BIOKIMIA
BAB I
PENDAHULUAN
Apabila bahan makanan diberi pemanasan maka nilai nutrisi dari
bahan tersebut akan mengalami perubahan antara lain flavor, warna dan
tekstur. Hal ini disebabkan perubahan atau kerusakan pada komponen
kualitas nutrisi. Perubahan bahan pangan akan mengakibatkan
perubahan fisik pada bahan makanan. (Astuti, Y., 2009)
Perubahan kimia karena panas dapat dibedakan menjadi 2
peristiwa yaitu hidrolisis dan oksidasi. (Astuti, Y., 2009)
Pati sebagai komponen utama karbohidrat pada suhu tinggi dapat
mengalami hidrolisis. Meningkatnya suhu akan meningkatkan kecepatan
hidrolisis pati. Pada suhu tinggi pati dapat mengalami pemecahan –
pemecahan menjadi senyawa – senyawa sederhana seperti glukosa,
maltose dan dekstrin. Komponen karbohidrat lainnya yaitu sukrosa juga
mengalami hidrolisis pada kadar air rendah. (Astuti, Y., 2009)
Hidrolisis pati dapat juga dipengaruhi oleh pH, konfigurasi anomerik
dan ukuran cincin glukosil. Glukosidis lebih mudah terhidrolisis pada
kondisi asam daripada kondisi basa dan cenderung stabil. Karbohidrat
cenderung tidak stabil pada suasana asam, khususnya pada suhu tinggi.
Perbedaan nilai anomerik hidrolisis β-D-glikosidis adalah lebih kecil dari
pada α-D-anomer, perbedaan ini disebabkan variasi struktur dan
perbedaan pada derajat gabungan antara oligo dan polisakarida. Cincin
furanosa jauh lebih mudah dihidrolisis daripada cincin firanosa, walaupun
hidrolisa pyranosa adalah gabungan molekul, hidrolisis furanosa dianggap
sebagai bimolekuler karena antropy negatifnya diaktifkan. (Astuti, Y.,
2009)
Adapun maksud percobaan adalah untuk mengamati dan
mengetahui adanya karbohidrat didalam bahan makanan.
Adapun tujuan percobaan adalah untuk membuktikan adanya
karbohidrat secara kualitatif dengan uji molisch dan untuk membuktikan
adanya polisakarida secara kualitatif dengan uji iodide.
Adapun prinsip percobaan adalah berdasarkan pengujian
karbohidrat pada sampel amilum 1% dengan menggunakan uji molisch
dan uji iodida.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TEORI UMUM
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di
alam, terutama jaringan tumbuh-tumbuhan. Nama lain dari karbohidrat
adalah sakarida (berasal dari bahasa latin saccharum = gula). Senyawa
karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton yang
mengandung unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O)
dengan rumus empiris total (CH2O)n. Karbohidrat paling sederhana adalah
monosakarida, diantaranya glukosa yang mempunyai rumus molekul
C6H12O6. (Suherman., 2011)
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul
karbon, hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi
utama karbohidrat adalah penghasil energi didalam tubuh. Tiap 1 gram
karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal
dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian
akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya
seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot serta juga untuk menjalankan
berbagai aktivitas fisik seperti berolahraga atau bekerja. (Irawan, M.
Anwari., 2007)
Pada Tumbuhan, karbohidrat disintesis dari CO2 dan H2O melalui
proses fotosintesis dalam sel berklorofil dengan bantuan sinar matahari.
Karbohidrat yang dihasilkan merupakan cadangan makanan yang
disimpan dalam akar, batang dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat
dalam tubuh manusia dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino,
gliserol lemak dan sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat dalam sel tubuh disimpan dalam hati
dan jaringan otot dalam bentuk glikogen. (Suherman., 2011)
Berdasarkan monomer yang menyusunnya, karbohidrat dibedakan
menjadi 3 golongan antara lain : Monosakarida, oligosakarida dan
Polisakarida. (Djayanti, A. Dwi., 2011)
1. Monosakarida
Merupakan karbohidrat paling sederhana karena hanya terdiri atas
beberapa atom C dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis
menjadi karbohidrat lain. Monosakarida dibedakan menjadi aldosa
(glukosa dan galaktosa) dan ketosa (fruktosa). Rumus umum
monosakarida yaitu (CH2O)n, dimana n = jumlah atom karbon yang
dimiliki.
2. Oligosakarida
Merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul monosakarida
yang berikatan melalui gugus –OH dengan melepaskan molekul air.
Contoh dari oligosakarida adalah sukrosa, laktosa dan maltosa.
3. Polisakarida
Polisakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari banyak
sakarida sebagai monomernya. Rumus umum polisakarida yaiut
C6(H10O5)n. Contoh polisakarida adalah selulosa, glikogen dan amilum.
Fungsi karbohidrat antara lain : (Djayanti, A. Dwi., 2011)
1. Sebagai bahan bakar (glukosa)
2. Sebagai cadangan makanan (pati pada tumbuhan dan glikogen pada
hewan)
3. Sebagai materi pembangun (selulosa pada tumbuhan dan kitin pada
hewan dan jamur)
B. URAIAN BAHAN
1. Amylum Maydis (Depkes RI, 1995)
Nama Resmi : AMYLUM MAEDIS
Nama Lain : Pati jagung
Pemerian : Serbuk sangat halus ,putih
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam
etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
2. Aquadest (Depkes RI, 1979)
Nama Resmi : AQUADESTILLATA
Nama Lain : Air suling
Rumus Kimia : H2O
BM : 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berasa, tidak berwarna dan
tidak berbau.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
3. Asam Klorida (Depkes RI, 1979)
Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama Lain : Asam klorida
Rumus Kimia : HCl
BM : 36,46
Pemerian : Cairan tidak berwarna (transparan), berasap, bau
merangsang, bila diencerkan dengan 2 bagian
air, asap dan bau akan hilang.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Zat tambahan
4. Asam sulfat (Depkes RI, 1979)
Nama Resmi : ACIDUM SULFURICUM
Nama Lain : Asam sulfat
Rumus Kimia : H2SO4
Berat Molekul : 98,07
Pemerian : Cairan jernih, seperti minyak, tidak berbau,
sangat tajam dan korosif.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan etanol, dengan
menimbulkan panas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
5. Iodium (Depkes RI, 1979)
Nama resmi : IODIUM
Nama lain : Iodium
Rumus Kimia : I
Berat molekul : 126.96
Kelarutan : Larut dalam 3500 bagian air,dalam 13
etanol.dalam 80 bagian gliserol.
Pemerian : Keping atau hablur, berat, mengkilap seperti
logam khas.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
K/P : Zat tambahan
6. Natrium hidroksida (Depkes RI, 1979)
Nama resmi : NATRII HYDROXIDUM
Nama lain : Natrium hidroksida
Rumus kimia : NaOH
Berat Molekul : 40
Pemerian : Putih atau paraktis putih ,massa melebur,
berbentuk pellet ,serpihan atau batang atau
bentuk lain ,keras,rapuh dan menunjukkan
pecahan hablur.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
BAB III
METODE KERJA
A. ALAT
1. Batang pengaduk
2. Gegep
3. Gelas kimia
4. Gelas ukur
5. Lampu spiritus
6. Pipet tetes
7. Rak tabung
8. Tabung reaksi
9. Timbangan analitik
B. BAHAN
1. Amilum 1%
2. Aquadest
3. Asam klorida 6 M
4. Asam sulfat pekat
5. Iodium 0,01 M
6. NaOH 6 M
C. CARA KERJA
1. Pembuatan larutan amilum 1%
a. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Ditimbang amilum sebanyak 1 gram lalu dimasukkan kedalam
gelas kimia.
c. Diukur 100 ml aquadest lalu dimasukkan ke dalam gelas kimia.
d. Diaduk sampai homogen.
2. Uji Molisch
a. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Dimasukkan 15 tetes larutan amilum 1% kedalam 3 tabung reaksi.
c. Ditambahkan 3 tetes pereaksi molisch kedalam tabung reaksi yang
berisi larutan amilum 1% lalu dicampur hingga homogen.
d. Lalu ditambahkan 1 ml H2SO4 pekat kedalam tabung reaksi melalui
dinding tabung.
e. Diamati terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas antara
kedua lapisan.
3. Uji Iodida
a. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Dimasukkan 3 tetes larutan amilum 1% ke dalam 3 tabung reaksi.
c. Tabung I ditambahkan 2 tetes aquadest kemudian ditambahkan 1
tetes Iodium 0,01 M. Dicatat perubahan warna yang terjadi.
d. Tabung II ditambahkan 2 tetes HCl 6 M kemudian ditambahkan 1
tetes larutan Iodium 0,01 M. Dicatat perubahan warna yang terjadi.
e. Tabung III ditambahkan 2 tetes NaOH 6 M kemudian ditambahkan
1 tetes larutan Iodium 0,01 M. Dicatat perubahan warna yang
terjadi.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. TABEL PRAKTIKUM
1. Uji molisch
Zat UjiTabung I(Warna)
Tabung II(Warna)
Tabung III(Warna)
+ 3 tetes pereaksi Molisch
Merah muda Merah muda Merah muda
+ I ml H2SO4 P - - -
Hasil : - - -
2. Uji Iodida
Perubahan Tabung I Tabung II Tabung III
Warna sebelum ditambah Iod 0,01
MBening Bening Bening
Warna setelah ditambah Iod 0,01
MPutih keruh Bening Putih keruh
Warna setelah pemanasan
Bening - Bening
Warna setelah pendinginan
- - -
B. REAKSI – REAKSI
1. Amylum + Aquadest
2. Amylum + HCl
3. Amylum + NaOH
CH2OH
OH
OH
CH2OH
O
OH
OO OH
OH
OH
+ I2 + H2O
OH OH
CH2OH
OH
OH
CH2OH
O O
I
OH
OHI
+ H2OO
C
CH2OH
OH
OH
OH
OO
CH2OH
OH
OH
OH
O+ I2 + HCl
OH
OH
OH
OO
I
I CH2OH
OH
OH
O
OH
+ HCl
CH2OH CH2OH
CH2OH CH2OH
OH
OH
OH
O O
OO
O
O
OH
OH
OH
OH
OH
OH
OH
OH
OH
+ 2 NaOH + I2
+ NaI + NaOI + H2O
C. PEMBAHASAN
Karbohidrat merupakan suatu senyawa organik yang merupakan hasil
dari proses fotosintesis tumbuhan dan pada umumnya rumus molekulnya
adalah Cn(H2O)n. Karbohidrat terbagi atas monosakarida, disakarida dan
polisakarida.
Pada percobaan yang dilakukan, uji molisch dan uji iodida digunakan
dalam mengidentifikasi karbohidrat. Dalam mengidentifikasi karbohidrat
digunakan uji molisch dan uji iodida. Uji molisch digunakan untuk
mengidentifikasi karbohidrat karena pereaksi molisch terdiri dari α-naftol
dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural tersebut membuat senyawa
kompleks berwarna ungu karena daya dehidrasi asam sulfat pekat terhadap
karbohidrat. Uji iodida digunakan dalam identifikasi karena pati yang
merupakan bagian dari karbohidrat dapat membentuk senyawa kompleks
dengan molekul iodium yang dapat masuk kedalam spiralnya sehingga
menyebebkan warna biru tua pada kompleks tersebut.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, pada uji molisch amilum
setelah penambahan pereaksi molisch pada tabung I, II, III berwarna merah
muda lalu ditambah dengan H2SO4 pada tabung I, II,III berwarna hitam.
Menurut literatur yang ada, dengan menggunakan pereaksi molisch akan
berwarna ungu dalam mengidentifikasi karbohidrat. Sedangkan dalam
praktikum yang dilakukan, hasil yang didapat tidak sesuai.
Pada Uji Iodida, amilum sebelum ditambah Iod 0,01 M pada tabung I,
II, III berwarna bening. Lalu setelah ditambah Iod 0,01 M pada tabung I, III
berwarna putih keruh dan pada tabung II berwarna bening. Setelah
pemanasan pada tabung I, III berwana bening. Menurut literatur, amilum
ditambah dengan iodium akan menghasilkan warna biru. Sedangkan dalam
praktikum yang dilakukan, hasil yang didapat tidak sesuai.
Adapun faktor – faktor kesalahan yang menyebabkan ketidaksesuaian
hasil yang diperoleh dalam literatur antara lain :
1. Alat yang digunakan tidak steril.
2. Bahan yang digunakan kurang stabil dan telah rusak.
3. Kekeliruan dalam penimbangan bahan.
4. Pereaksi yang digunakan sudah terkontaminasi
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa :
1. Pada Uji Molisch, warna yang terbentuk pada ketiga tabung tersebut
adalah merah muda dimana tidak sesuai dengan literatur yang
menyatakan bahwa adanya karbohidrat dalam makanan ditandai
dengan terbentuknya warna ungu pada larutan.
2. Pada Uji Iodida, warna yang terbentuk pada ketiga tabung tersebut
adalah bening dimana tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan
bahwa adanya karbohidrat dalam makanan ditandai dengan
terbentuknya warna biru pada larutan.
B. SARAN
1. Laboratorium
Kiranya alat – alat dan bahan – bahan yang digunakan lebih dilengkapi
lagi guna untuk kelancaran praktikum.
2. Asisten
Kiranya dalam praktikum asisten lebih membimbing agar kesalahan –
kesalahan dapat diminimalkan.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Y. 2009. Perubahan Karbohidrat. Wordpress. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Dirjen POM.
Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Dirjen
POM. Jakarta.
Djayanti, A. Dwi. 2011. Kimia Organik I. Universitas Indonesia Timur.
Makassar.
Irawan, M. Anwari. 2007. Karbohidrat. Sports Science Brief. Jakarta.
Tim Dosen UIT. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Universitas Indonesia
Timur. Makassar.
SKEMA KERJA
1. Uji Molisch
15 tetes
Amylum 1% I II III
3 tetes
P. Molisch I II III
1 ml
H2SO4 P I II III
Terbentuk cincin
Berwarna ungu
2. Uji Iodida
3 tetes
Amylum 1% I II III
2 tetes 1 tetes
Aquadest I I2 0,01 M
Amati perubahan warna yang terjadi
2 tetes 1 tetes
HCl 6 M II I2 0,01 M
Amati perubahan warna yang terjadi
2 tetes 1 tetes
NaOH 6 M III I2 0,01 M
Amati perubahan warna yang terjadi