LAPORAN Infek 1 mastitis pseudomonas alcaligenes.docx
Transcript of LAPORAN Infek 1 mastitis pseudomonas alcaligenes.docx
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mikroorganisme yang terdapat pada manusia dan hewan bisa berupa
bakteri, kapang, kamir, protozoa, dan virus. Mikrooganisme ini terdapat pula di
dalam alam, yaitu tanah, air, udara, tumbuhan, dah hewan. Mikroorganisme yang
terdapat pada hewan dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu
mikroorganisme yang merupakan penghuni tetap tubuh hewan atau yang disebut
komensal dan mikroorganisme yang merupakan penghuni sementara tubuh
hewan. Mikroorganisme ini bisa berupa mikroorganisme patogen maupun
non- patogen yang terdapat dalam tubuh hewan dalam waktu tertentu saja
(Bonang dan Koeswardono, 1982).
Mastitis adalah salah satu penyakit yang dapat terjadi pada sapi perah
karena adanya peradangan pada ambing. Mastitis dapat disebabkan oleh aktivitas
mikroorganisme, zat kimia, luka dermis, maupun luka mekanis. Kerugian
ekonomi yang diakibatkan oleh mastitis, terutama mastitis subklinis, meliputi
penurunan produksi dan utu susu, peningkatan biaya perawatan dan pengobatan,
pengafkiran ternak lebih awal serta pembelian sapi perah baru (Subronto 2003).
Menurut Effendi dkk. (2005), penyakit mastitis tidak dapat diberantas tetapi dapat
diturunkan angka kejadiannya dengan manajemen yang baik pada peternakan sapi
perah.
Mastitis pada sapi perah disebabkan oleh mikroorganisme yang masuk ke
dalam puting susu. Berbagai jenis bakteri yang telah diketahui sebagai agen
penyebab penyakit mastitis, antara lain : Streptococcus agalactiae, Str.
Disgalactiae, Str. Uberis, Str.zooepidemicus, Staphylococcus aureus, Escherichia
coli, Enterobacter aerogenees dan Pseudomonas aeroginosa (Akoso, 1996).
Penentuan diagnosa radang ambing yang bersifat subklinis seringkali didasarkan
pada perubahan air susu dan hasil penelitian laboratorium. Pemeriksaan di
laboratorium berupa darah dan pemeriksaan air susu. Untuk mengetahui bakteri
apa yang menyebabkan mastitis subklinis biasanya dilakukan beberapa uji
sederhana yang dapat menetukan jenis bakteri dari sampel susu yang telah
diambil.
Tujuan
Menentukan bakteri yang terkandung dalam susu yang diduga berasal dari
sapi yang terkena mastitis dengan melalui teknik isolasi dan identifikasi.
ALAT DAN BAHAN
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah bunsen spiritus, korek
api, cawan petri, ose, inkubator, tabung reaksi, tabung durham, glass objek,
mikroskop, rak tabung reaksi, spidol permanent dan kertas saring.
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sampel susu yang
diduga berasal dari sapi mastitis, media Blood Agar, Mac Conkey Agar, pewarna
Gram, larutan H2S,media TSI Agar, media Indol, media Simmon Citrate Agar,
media urea, media karbohidrat (Glukosa, Sukrosa, Laktosa, Maltosa, Manitol),
minyak emersi serta xylol.
Pewarnaan Gram
Gram PositifGram Negatif
Uji Oksidase
Enterobacteriaceae
Uji TSIAUji IndolUji UreaUji SitratUji Gula-Gula
Non Enterobacteriaceae
Media Selektif Diferensial
MCA
METODE
1. Hari pertama
Sampel susu diambil lalu dilakukan pewarnaan gram.
1. Buat preparat ulas dari sampel susu.
2. Beri larutan kristal violet selama 1 menit.
3. Cuci dengan air.
4. Beri larutan lugol selama 1 menit.
5. Beri larutan pemucat selama 15 detik.
6. Cuci dengan air
7. Beri larutan safranin selama 15 detik.
8. Cuci dengan air lalu keringkan menggunakan kertas saring
9. Beri minyak emersi pada kaca objek
10. Periksa dibawah mikroskop dengan perbesaarn 100x
Sampel susu dibiakan pada media Blood Agar dan Mac Conkey Agar.
1. Panaskan ose hingga berpijar
2. Ambil sampel susu menggunakan ose
3. Gores ke media agar dengan metode T
2. Hari kedua
Koloni bakteri yang tumbuh pada media Blood Agar dan Mac Conkey
Agar diamati lalu dipindahkan ke media agar miring.
3. Hari ketujuh
Lakukan pewarnaaan gram dari isolat pada media agar miring, dengan
metode yang sama pada hari pertama.
Uji H2S
1. Ambil larutan H2S, teteskan di atas kertas saring.
2. Tambahkan satu ose isolat bakteri.
3. Tunggu selama 20 detik
Uji TSI Agar
1. Ambil isolat bakteri dengan menggunakan ose lurus yang telah
dipijarkan.
2. Tusukkan ose pada media agar hingga ke dasar tabung lalu
diinokulasikan pada bagian ”slant” TSI Agar.
3. Diinkubasi pada suhu 35-37OC selama 18-24 jam.
Uji Indol
1. Ambil isolat bakteri dengan ose lurus yang telah dipijarkan.
2. Tusukkan ose secara tegak lurus ke dalam media semi padat.
3. Diinkubasi pada suhu 35-37OC selama 18-24 jam.
Uji Sitrat
1. Ambil 1 ose bakteri dengan ose yang telah dipijarkan.
2. Inokulasikan pada media Simmon Citrate Agar.
3. Diinkubasi pada suhu 35-37OC selama 18-24 jam.
Uji Hidrolisis Urea
1. Ambil 1 ose bakteri dengan ose yang telah dipijarkan.
2. Goreskan pada permukaan Urea Agar miring.
3. Diinkubasi pada suhu 37OC selama 24 jam.
Uji Fermentasi Karbohidrat
1. Ambil 1 ose bakteri dengan ose yang telah dipijarkan.
2. Celupkan mata ose pada masing-masing tabung reaksi (G, S, L, M
dan MN).
3. Diinkubasi pada suhu 35OC selama 24 jam.
4. Hari kedelapan
Amati perubahan yang terjadi pada setiap uji dan bandingkan hasil dengan
literatur.
HASIL
Parameter Pengamatan Hasil Gambar
Pewarnaan Gram Gram negatif
Bentuk : batang
Pembiakkan bakteri pada
media BA
Ukuran koloni : Sedang
Bentuk koloni : Bulat
Permukaan koloni : Halus
Aspek koloni : Mengkilat
Tepi koloni : Rata
Elevasi : Timbul
Sifat tembus cahaya :
Opaque
Pigmentasi : Putih krem
Pembiakkan bakteri pada
media MCA
Ukuran koloni : Sedang
Bentuk koloni : Bulat
Permukaan koloni : Halus
Aspek koloni : Mengkilat
Tepi koloni : Rata
Elevasi : Timbul
Sifat tembus cahaya :
Opaque
Pigmentasi : warna sama
seperti media
Pemindahan ke media
agar miring dari BA
Pertumbuhan : berbutir
Sifat tembus cahaya :
transparan
Pigmentasi : tidak
berwarna
Pemindahan ke media
agar miring dari MCA
Pertumbuhan : rhizoidal
Sifat tembus cahaya :
transparan
Pigmentasi : tidak
berwarna
Uji TSIA Slant : Merah
Butt : Kuning
Uji Motilitas Motil
Uji Indol Positif
Uji Sitrat Positif
Uji Urea Negatif
Uji Fermentasi
a. Glukosa
b. Laktosa
c. Sukrosa
d. Maltos
e. Manitol
-/-
-/-
-/-
-/-
-/-
Kesimpulan Pseudomonas sp.
PEMBAHASAN
Proses identifikasi bakteri yang terdapat dalam susu yang diduga
mengalami mastitis dimulai dengan pewarnaan gram dari sampel susu. Hasil
pewarnaan gram, didapatkan bakteri bentuk batang dan termasuk kedalam bakteri
gram negatif. selanjutnya dilakukan inokulasi pada media BA dan MCA. Hasil
inokulasi bakteri tumbuh pada media MCA, koloni terlihat berwarna sama dengan
media.
Selanjutnya dilakukan pemindahan bakteri ke agar miring. Setelelah di
inkubasi selama 24 jam dilakukan pewarnaan gram untuk melihat bakteri yang
tumbuh. Pengamatan morfologi koloni bekteri dilakukan setelah mendapatkan
biakkan murni. Pengamatan ini meliputi warna, bentuk, tepian koloni, elevasi atau
permukaan koloni dan struktur dalam koloni.
Hasil pewarnaan gram menunjukkan bakteri gram negatif. setelah yakin
dilanjutkan dengan uji-uji untuk mengidentifikasi bakteri gram negatif. uji-uji
yang dilakukan yaitu uji TSIA, uji sitrat, uji indol, uji urea, dan uji fermentasi
karbohidrat ( laktosa, sukrosa, glukosa, maltose, dan manitol).
Hasil dari semua uji yang dilakukan yaitu uji TSIA pada slant berwarna
merah dan butt berwarna kuning yang berarti hanya glukosa saja yang
difermentasikan. TSIA merupakan media yang mengandung tiga macam gula
yaitu glukosa, laktosa, sukrosa, indicator merah fenol dan FeSO4 untuk
memperhatikan H2S yang ditujukkan dengan adanya endapan hitam (Lay 1994).
Uji TSIA tidak mendapatkan adanya endapan H2S yang berwarna hitam. Pada uji
Indol, media yang digunakan untuk melihat pembentukan indol bersifat semi
padat dan dapat pula digunakan untuk melihat pergerakan bakteri. Jika bakteri
bergerak akan terlihat pertumbuhan disekitar tusukan dan juga pada permukaan
media (Lay 1994). Uji indol menghasilkan hasil negatif karena warna reagen pada
permukaan media tidak berubah warna setelah ditambah dengan reagen Elrich,
tetapi pada uji motilitas indol mendapat hasil positif (motil) dimana adanya
pertumbuhan bakteri disepanjang daerah tusukan dan sedikit menyebar pada
daerah permukaan. Uji sitrat positif yang ditunjukkan adanya perubahan warna
dari hijau menjadi biru pada media agar miring. Menurut Lay (1994) uji sitrat
digunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme menggunakan sitrat
sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. Jika mikroorganisme mampu
menggunakan sitrat maka asam akan dihilangkan dari medium biakkan sehingga
menyebabkan peningkatan pH dan mengubah warna medium dari hijau menjadi
biru. Contoh bakteri yang bersifat sitrat positif adalah Salmonella sp.
Uji urea mengalami hasil negatif dengan tanda warna media urea tidak
mengalami perubahan (tetap kekuningan). Contoh bakteri urea positif adalah
Proteus sp. Uji fermentasi karbohidrat media yang digunakan bersifat cair.
Karbohidrat yang dipakai dalam uji ini yaitu glukosa, laktosa, sukrosa, maltosa
dan manitol. Uji fermentasi karbohidrat yang menggunakan laktosa dan sukros
memiliki hasil negatif selebihnya memiliki hasil positif. Hasil negatif terlihat
dengan tidak adanya perubahan warna media sedangkan pada hasil negatif media
berwarna kuning yang berarti karbohidrat difermentasikan terdapat gelembung
dalam tabung durham (terbentuk asam dan gas).
Gambar 1. Identifikasi Bakteri Enterik (Lay 1994)
Berdasarkan gambar di atas identifikasi bakteri enterik dapat dilihat
berdasarkan hasil uji-uji yang dilakukan. Berdasarkan hasil pengamatan
praktikum didapatkan hasil bakteri tidak dapat memfermentasikan laktosa (laktosa
negatif) dan berdasarkan uji glukosa negatif maka bakteri yang ditemukan dalam
sampel susu yang didiagnosa mastitis adala Pseudomonas alcaligenes. Menurut
Widyastutik (2013) susu yang diduga terkena mastitis lebih efektik jika diberikan
obat Chloramphenicol, Streptomycin, dan Trimethoprim. Langkah ini untuk
meminimalkan resistensi bakteri yaitu dengan penggunaan kombinasi obat, karena
apabila muncul muatan terhadap satu obat, obat yang lain masih mampu
menghambat pertumbuhan bakteri tersebut seperti Amoxycillin dan Colistin
sulfat.
PENUTUP
Simpulan
Bakteri yang terkandung dalam sampel susu yang diduga mastitis adalah
bakteri gram negatif yaitu Pseudomonas sp. Bekteri tersebut tidak
memfermentasikan laktosa dengan tidak memperlihatkan perubahan pada media
agar MAC CONKEY yang berarti warna bakteri sama seperti warna media, postif
pada uji sitrat dan uji indol, serta negatif pada pengujian laktosa dan glukosa.
DAFTAR PUSTAKA
Akoso,T. B. 1996. Kesehatan Sapi. Kanisus. Yogyakarta.
Bonang, Enggar S. Koeswardono. 1982. Mikrobiologi kedokteran : untuk laboratorium dan klinik. Jakarta: Gramedia.
Efendi H.M., DTAPH. ; drh., Kuntaman M.S., dr., Dr. ; Soelih A.T.E, Dr., drh., 2005, Isolasi Dan Identifikasi Gen Pemyandi Protein A Sebagai Factor Virulensi Dari Staphlococcus aureus Pada Kasus Mastitis Sapi Perah, Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya.
Lay, Bibiaana W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Subronto. 2003. Ilmu Penyakit Ternak (Mamalia) I. Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 309 – 351
Widiyastutik, Verry Shinta et.al. 2013. Kepekaan Escherichia coli dari Susu Kambing Peranakan Etawa terhadap Antibiotika. Jurnal Veterinaria Medika Vol 6, No. 2, Juli 2013.
LAPORAN
PENYAKIT INFEKSIUS 1
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI
PADA SUSU SAPI PENDERITA MASTITIS
Oleh:
KELOMPOK 6 D
Nama Anggota Kelompok :
1. Andi Ibrahim Risyad (B04120106)
2. Hilyah Abqoriyah (B04120180)
3. Fathia Yustikadewi (B04120187)
BAGIAN MIKROBIOLOGI MEDIK
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DAN KESEHATAN
MASYARAKAT VETERINER
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015