Laporan ilmu kayu kelompok vi
-
Upload
jelfibahri07 -
Category
Education
-
view
99 -
download
3
Transcript of Laporan ilmu kayu kelompok vi
LAPORAN PRATIKUM
ILMU KAYU
TENTANG
Pengukuran kadar air, kerapatan, berat jenis dan penyusutan kayu
KELOMPOK VI
ALBERTO FERNANDO GUSLI
EKA PUTRI JELFI BAHRI
FADLI RAHMADI RIAN ORIZA PERMANA
FAHRUL RIZAL SAMIRUN
Dosen Pembimbing
Dr.ir.Desyanti,Msi
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur hanya teruntuk Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulisan laporan ini dapat diselesaikan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Laporan ini penulis ajukan sebagai
persyaratan untuk penilaian semester.
Dalam penulisan laporan ini penulis telah banyak mendapat bimbingan dan
motivasi. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak,
yaitu (1) Dr.ir.Desyanti,Msi selaku dosen pembimbing, (2) dosen-dosen Fakultas
Kehutanan yang telah memberikan dukungan, (3) pegawai tata usaha Fakultas
Kehutanan, (4) semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian laporan
ini.
Semoga petunjuk dan bimbingan yang diberikan menjadi amal saleh dan
mendapat pahala di sisi Allah SWT. Penulis menyadari laporan ini masih terdapat
kekurangan , untuk itu masukan berupa kritikan dan saran agar sempurnanya
laporan ini penulis terima dengan segala kerendahan hati.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, mudah-mudahan laporan ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Padang, Juli 2014
Kelompok VI
DAFTAR ISI
Kata pengantar ..........................................................................................
Daftar isi .....................................................................................................
Bab I : PENDAHULUAN .........................................................................
I.1 Latar Belakang ......................................................................
I.2 Tujuan ....................................................................................
I.3 Referensi .................................................................................
Bab II : TINJAUAN PUSTAKA .............................................................
II.1 Kajian Teori .........................................................................
BAB III : ALAT DAN METODE PENELITIAN ................................
III.1 Waktu Dan Tempat ............................................................
III.2 Bahan Dan Alat ..................................................................
III.3 Metode Praktikum .............................................................
Bab IV : HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................
Bab V : PENUTUP ....................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................
B. Saran ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Praktikum bagi Fakultas Kehutanan adalah hal terpenting yang dapat
meningkatkan daya kreativitas dan meningkatkan pengalaman mahasiswa di
lapangan. Dengan adanya praktikum lapangan maka mahasiswa dapat langsung
mengaplikasikan materi atau ilmu yang telah didapat di dalam ruangan. Sehingga
diharapkan setelah melaksanakan kuliah lapangan mahasiswa dapat dengan
mudah melihat kondisi di lapangan secara langsung, dan mereka tidak canggung
lagi jika nanti masuk ke dunia kerja, pada praktikum ini setelah kuliah lapangan
kita dapat mendapatkan hasil data di laboratorium, kita dapat menentukan kadar
air, kerapatan, berat jenis dan penyusutan kayu.
Mata kuliah ilmu kayu merupakan salah satu mata kuliah yang
mengharuskan mahasiswa untuk melaksanakan pratikum, karena mata kuliah ilmu
kayu tidak hanya cukup diterangkan di dalam ruangan, mahasiswa akan lebih
mudah memahami materi perkuliahan jika mengadakan pratikum lapangan.
Untuk itulah, mata kuliah ilmu kayu ini mengadakan praktikum di lokasi
Laboratorium Kopertis Wilayah X, Padang.
I.2 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui kadar air, kerapatan dan berat jenis kayu yang
terdapat pada kayu kulit manis.
2. Mahasiswa bisa mengetahui penyusutan yang terdapat pada kayu kulit
manis yang diamati, serta dapat menentukan cara pencarian kadar air,
kerapatan, berat jenis, dan penyusutan pada kayu kulit manis.
3. Mahasiswa dapat mempelajari tentang penampang pada kayu.
4. Mahasiswa dapat menggunakan alat yang digunakan.
5. Dapat menyimpulkan dan membandingkan hasil yang didapat dengan
standar yang berlaku.
I.3 Referensi
1. Pedoman Pengujian Fisik Kayu dan Mekanika Kayu, Publikasi Khusus
PLPIH Bogor 1974
2. SNI-01-5007-3-2000
3. PKKI NI-5-1961
4. Konstruksi Kayu, Felixyap
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Kajian Teori
Kajian pada teori tentang struktur anatomi kayu, sifat fisis kayu dan
mekanika kayu.
A. Struktur Kayu
Struktur anatomi kayu ditetapkan berdasarkan hasil pengamatan dan
pengukuran secara mikroskopis yang meliputi pori, jari-jari, parenkim,
dimensi serat dan kadang-kadang saluran interselular.
Hasil pengukuran dan pengamatan mikroskopis tersebut dicocokkan
dengan data yang ada dalam berbagai pustaka, seperti karya DEN
BERGER (1926), DEN BERGER & ENDERT (1925), BURGESS (1926)
dan DESCH (1941b). Khusus untuk jenis-jenis kayu dalam famili
Dipterocarpaceae dipergunakan karya DESCH (1941b), ditambah dengan
laporan SARAYAR (1975) tentang jenis-jenis meranti. Data struktur yang
disajikan dilengkapi juga dengan foto mikroskopis dalam tiga bidang
orientasi, yaitu bidang transversal dengan pembesaran 26 kali, sedangkan
untuk bidang radial dan tangensial masing-masing dipakai pembesaran 75
kali.
B. Sifat Fisis Kayu
Diantara sifat fisis kayu yang paling penting adalah berat jenis dan
sifat higroskopisitasnya. Sifat higroskopisitas kayu tidak lain adalah akibat
adanya hubungan kayu dengan air, sedangkan berat jenis kayu erat
hubungannya dengan massa dari zat penyusun kayu ( Anonim 1999).
1. kerapatan dan berat jenis.
Menurut Brown et al. (1952), berat jenis kayu adalah perbandingan
antara kerapatan kayu tersebut terhadap benda standart. Kerapatan
adalah perbandingan antara massa atau berat benda terhadap
volumenya. Air pada temperatur 40 C atau 32,5 0F mempunyai
kerapatan sebesar 1 g/cm3. oleh karna itu air pada temperatur tersebut
dijadikan sebagai kerapatan standar.
Berat kayu meliputi berat zat kayu sendiri, berat zat ekstraktif dan
berat air yang dikandungnya. Jumlah zat kayu dan zat ekstraktif
biasanya konstan, sedangkan jumlah air berubah-ubah. Oleh karna itu
berat jenis dari sepotong kayu bervariasi tergantung dari kadar air yang
dikandungnya. Untuk mendapat keseragaman, maka pada umumnya
dalam penentuan berat jenis kayu, berat ditentukan dalam keadaan
kering tanur. Dalam keadaan kering tanur, volumekayu akan mencapai
minimum sedangakan air yang dikandungnya sangat kecil, kurang
lebih 1% dari berat kayu (Brown et al. 1952).
Brown et al. (1952) menyatakan bahwa berat jenis kayu bervariasi
diantara berbagai jenis pohon dan diantara pohon dari satu jenis yang
sama. Variasi ini juga terjadi pada posisi yang berbeda dari satu pohon.
Adanya variasi jenis kayu tersebut disebabkan oleh perbedaan dalam
jumlah zat penyusun dinding sel dan kandungan zat ekstraktif per unit
volume.
2. Kadar Air
Brown et al. (1952) menyatakan kadar air kayu adalah banyaknya
air yang terdapat dalam kayu yang dinyatakan dalam persen terhadap
berat kering tanurnya. Dengan demikian standar kekeringan kayu
adalah pada saat kering tanur.
Air dalam kayu tediri dari air bebas dan air terikat dimana
keduaanya secara bersama-sama menentukan kadar air kayu. Dalam
satu pohon kadar air segar bervariasi tergantung tempat tumbuh dan
umur pohon (Haygreen dan Bowyer, 1993).
Kollmann dan Cote (1968) menyatakan bahwa biasanya kayu akan
bertambah kuat apabila terjadi penurunan kadar air, terutama bila
terjadi dibawah titik jenuh serat. Wangaard (1950) menyatakan bahwa
kekuatan kayu sebagai balok (lenturan) dan sebagai kolom (tekan
sejajar serat) akan bertambah besar bila kondisi kayu tersebut
bertambah kering, kecuali keuletannya.
BAB III
BAHAN DAN METODE
III.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini di adakan pada :
Hari / Tanggal : Selasa / 24 Juni 2014
Tempat : Laboratorium Kopertis Wilayah X, Padang
III.2 Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan saat kuliah lapangan pengantar ilmu
kehutanan yaitu :
1. Sampel kayu dengan ukuran 2x2x2 sebanyak 8 buah
2. Alat tulis
3. Alat alat yang sudah terdapat dilaboratorium umsb seperti :
Resikator, Oven kayu dan Timbangan, Jangka sorong / Kalifer.
4. Mikroskop
III.3 Metode Praktikum
Hal- hal yang harus dikerjakan dalam praktikum materi ini meliputi:
1. Cara pengamatan anatomi serat
Gunakan sampel yang telah disediakan oleh dosen pembimbing,
kemudian amatilah serat tersebut dengan menggunakan
mikroskop. Catat dan gambarlah apa yang terlihat di mikroskop.
Serta ukur panjang dari serat/sel tersebut (gambar pengamatan
terlampir).
2. Sifat fisik kayu
a. Kadar air kayu
Kadar air dalam kayu dinyatakan dalam persentase
dari berat kering tanur kayu. Berat kering tanur digunakan
sebagai dasar karena berat ini merupakan petunjuk banyak
zat pada kayu. Rumus untuk menentukan kadar air kayu
adalah:
Kayu ditimbang berat awalnya (BA= berat kayu+
air), kemudian kayu dikeringkan dalam tanur dengan kayu
dikeringkan dalam tanur dengan suhu 105 ±n2 C selama 3
jam, selanjutnya dinginkan dalam esikator dan timbang
sampai beratnya konstan (BKT= berat kayu kering tanur).
Selisih antara keduanya adalah jumlah air, dimana kadar air
dinyatakan dalam % terhadap BKT.
KA=BeratAwal−BeratAkhirBeratAkhir
×100 %
b. Kerapatan dan berat jenis kayu
Nilai berat jenis diukur dengan cara menimbang
berat dan mengukur volume sampel uji. Untuk mengetahui
volume sampel uji dengan cara mengukur dimensi kayu
tersebut sampai empat kali untuk mengakuratkan data.
Setelah diukur volumenya, sampel di oven dengan
suhu 105 ± 2 c sampai berat konstan kemudian dtimbang
(BKT). Kerapatan dan berat jenis dtentukan melalui:
Kerapatan (M )= Berat awalVolume
Berat Jenis=Berat kering oven
V (1+M
100)
Untuk kadar air, berat jenis dan kerapatan dapat
dilakukan sekaligus dengan sampel yang sama.
c. Penyusutan kayu
Dalam menentukan besarnya penyusutan, langkah-
langkahnya sebagai berikut:
1. Siapkan sampel yang akan dihitung persen
penyusutannya
2. Timbang berat awalnya untuk mengetahui kondisi
kadar air pada saat berat basah
3. Tentukan arah bidang tangensial, radial dan
transversal dan diukur lebarnya searah bidang
masing-masing
4. Sampel dikering oven kemudian ditimbang dan
diukur sesuai langkah 3
Nilai penyusutan kayu diukur pad sisi radial,
tangensial dan transversal. Penyusutan diukur dengan
rumus sebagai berikut:
Susut=Dimensi awal−DimensiakhirDimensiawal
× 100 %
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan pengukuran kadar air kayu, kerapatan, berat
jenis dan penyusutan kayu dengan 8 sampel yang sudah dibuat dengan ukuran
(2x2x2) dengan hasil pengukuran sebagai berikut :
Tabel Hasil Pengukuran
1. Kadar air
Rumus :
Kadar Air ( KA )
KA=Berat Awal−Berat AkhirBerat Akhir
×100 %
Rata Rata
Rata−Rata=Total Kadar AirJumlah Sampel
Tabel 1. Kadar air kayu ( 2x2x2 )
No Sampel Berat Awal ( g ) Berat Akhir ( g ) Kadar Air ( % )
1 I 5,17 4,41 17,23 %
2 II 5,19 4,61 12,59 %
3 III 4,81 4,23 12,06 %
4 IV 5,42 4,81 12,68 %
5 V 5,15 4,55 13,19 %
6 VI 5,15 4,58 12,45 %
7 VII 5,43 4,86 11,73%
8 VIII 5,01 4,41 13,61 %
Rata – Rata 13,19%
2. Kerapatan dan berat jenis kayuRumus:
Kerapatan (M )= Berat awalVolume
Berat Jenis=Berat kering oven
V (1+M
100)
Rata Rata
Rata−Rata= Total DataJumlah Data
Sampel Berat (g) ukuran (cm) V
Cm3Kerapatan(M) g/cm3
BJ
Awal akhir P L T1 5,17 4,41 2,175 2,060 2,050 9,19 0,56 0,482 5,19 4,61 2,175 2,050 2,050 9,14 0,57 0,503 4,81 4,23 2,190 2,250 2,130 10,50 0,46 0,404 5,42 4,81 2,180 2,050 2,050 9,16 0,59 0,525 5,15 4,55 2,180 2,030 2,010 8,91 0,58 0,506 5,15 4,58 2,185 2,050 2,050 9,18 0,56 0,507 5,43 4,86 2,160 2,060 2,060 9,17 0,59 0,538 5,01 4,41 2,107 2,060 2,060 8,94 0,56 0,49
Rata – Rata 0,56 0,49
3. Penyusutan kayu
Rumus :
Penyusutan
susut= Dimensi Awal−Dimensi AkhirDimensi Akhir
×100 %
Rata Rata
Rata−Rata= Total DataJumlah Data
Tabel 2. Penyusutan kayu
NoPanjang (cm) Lebar (cm) Tinggi (cm) Penyusutan
Awal Akhir Awal Akhir Awal AkhirPP (%)
PL (%)
PT (%)
1 2,175 2,165 2,060 1,975 2,050 2,000 0,46 4,13 2,442 2,175 2,150 2,050 1,975 2,050 2,000 1,15 3,66 2,443 2,190 2,175 2,250 2,155 2,130 2,000 7,89 4,22 6,104 2,180 2,170 2,050 1,975 2,050 2,000 0,46 3,66 2,445 2,180 2,170 2,030 2,020 2,010 1,940 0,46 0,49 3,486 2,185 2,175 2,050 1,975 2,050 2,000 0,46 3,66 2,447 2,160 2,150 2,060 1,975 2,060 2,000 0,46 4,13 2,918 2,107 2,105 2,060 2,050 2,060 2,000 0,09 0,49 2,91
Rata-rata 1,43 3,06 3,15
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berat jenis suatu kayu bergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun di
dalamnya. Kayu memiliki kadar air yang terkandung di dalamnya. Ada tiga
macam kadar air pada kayu, yaitu kadar air basah, kadar air kering udara, dan
kadar air kering mutlak. Semakin besar kadar air maka berat kering oven zat
kayunya rendah, dan sebaliknya bila kadar airnya rendah maka berat kering
ovennya tinggi.
V.2 Saran
Dalam melakukan percobaan, hendaknya para praktikan lebih teliti dalam
memasukkan atau mengambil data dan cermat dalam mengolah data sehingga
hasil yang diperoleh akan akurat. Kerjasama dan kekompakkan semua praktikan
diperlukan sewaktu melakukan prosedur percobaan serta diharapkan agar seluruh
praktikan aktif pada saat melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Hasil laporan praktikum di Labor Kopertis wilayah X
Hasil data pengukuran kadar air
Hasil data pengukuran kerapatan dan berat jenis kayu
Hasil data pengukuran penyusutan kayu
wiryadi, A. 2011. Kayu. Dikutip dari : http://anankwiryadi.blogdetik.com/
(diakses pada tanggal 27 Juni 2014)
marpaung, A. 2009. Sifat Fisis dan Mekanik Kayu. Dikutip dari :
http://boymarpaung.wordpress.com/2009/01/sifat-fiis-dan-mekanik-kayu.htm
(diakses pada tanggal 27 Juni 2014)
LAMPIRAN
DATA ALBERTO FERNANDO
UKURAN KAYU AWAL
P1= 2,175 P2= 2,175 P3= 2,175 P4= 2,175 Pr= 2,175
L1= 2,060 L2= 2,060 L3= 2,060 L4= 2,060 Lr= 2,060
T1= 2,050 T2= 2,050 T3= 2,050 T4= 2,050 Tr= 2,050
BERAT AWAL
Baw= 5,17 gram
UKURAN KAYU AKHIR
P1= 2,165 P2= 2,165 P3= 2,165 P4= 2,165 Pr= 2,165
L1= 1,975 L2= 1,975 L3= 1,975 L4= 1,975 Lr= 1,975
T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr= 2,000
BERAT AKHIR
BaK= 4,41 gram
PENYELESAIAN
a. Kadar air
KA=Baw−BakBak
×100 %
KA=5,17−4,414,41
×100 %=17,23 %
b. Kerapatan Baw= 5,17 gramV awal= 9,19 cm3
K= BawV awal
K=5,179,19
=0,56 g /cm3
c. Berat Jenis (BJ) Berdasarkan berat kering ovenBak= 4,41 gramV= 9,19 cm3
M= 0,56 g/cm3
BJ= Bak
V (1+M
100)
BJ= 4,41
9,19(1+0,56100
)=0,48
d. Penyusutan Penyusutan arah transversal= panjang
Susut=P aw−P akP aw
× 100 %
Susut=2,175−2,1652,175
× 100 %=0,46 %
Penyusutan arah tangensial= lebar
Susut=L aw−L akL aw
× 100 %
Susut=2,060−1,9752,060
× 100 %=4,13 %
Penyusutan arah radial= tebal
Susut=T aw−T akT aw
×100 %
Susut=2,050−2,0002,050
× 100 %=2,44 %
DATA EKA PUTRI
UKURAN KAYU AWAL
P1= 2,175 P2= 2,175 P3= 2,175 P4= 2,175 Pr= 2,175
L1= 2,050 L2= 2,050 L3= 2,050 L4= 2,050 Lr= 2,050
T1= 2,050 T2= 2,050 T3= 2,050 T4= 2,050 Tr= 2,050
BERAT AWAL
Baw= 5,19 gram
UKURAN KAYU AKHIR
P1= 2,150 P2= 2,150 P3= 2,150 P4= 2,150 Pr= 2,150
L1= 1,975 L2= 1,975 L3= 1,975 L4= 1,975 Lr= 1,975
T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr= 2,000
BERAT AKHIR
BaK= 4,61 gram
PENYELESAIAN
a. Kadar air
KA=Baw−BakBak
×100 %
KA=5,19−4,614,61
× 100 %=12,59 %
b. Kerapatan Baw= 5,19 gram
V awal= 9,14 cm3
K= BawV awal
K=5,199,14
=0,57 g/cm 3
c. Berat Jenis (BJ) Berdasarkan berat kering ovenBak= 4,61 gramV ak= 9,14 cm3
M= 0,57 g/cm3
BJ= Bak
V (1+M
100)
BJ= 4,61
9,14 (1+0,57100
)=0,50
d. Penyusutan Penyusutan arah transversal= panjang
Susut=P aw−P akP aw
× 100 %
Susut=2,175−2,1502,175
× 100 %=1,15 %
Penyusutan arah tangensial= lebar
Susut=L aw−L akL aw
× 100 %
Susut=2,050−1,9752,050
× 100 %=3,66 %
Penyusutan arah radial= tebal
Susut=T aw−T akT aw
×100 %
Susut=2,050−2,0002,050
× 100 %=2,44 %
DATA FADLI RAHMADI
UKURAN KAYU AWAL
P1= 2,190 P2= 2,190 P3= 2,190 P4= 2,190 Pr= 2,190
L1= 2,250 L2= 2,250 L3= 2,250 L4= 2,250 Lr= 2,250
T1= 2,130 T2= 2,130 T3= 2,130 T4= 2,130 Tr= 2,130
BERAT AWAL
Baw= 4,81 gram
UKURAN KAYU AKHIR
P1= 2,175 P2= 2,175 P3= 2,175 P4= 2,175 Pr= 2,175
L1= 2,155 L2= 2,155 L3= 2,155 L4= 2,155 Lr= 2,155
T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr= 2,000
BERAT AKHIR
BaK= 4,23 gram
PENYELESAIAN
a. Kadar air
KA=Baw−BakBak
×100 %
KA=4,81−4,234,81
×100 %=12,06 %
b. Kerapatan
Baw= 4,81 gramV awal= 10,50 cm3
K= BawV awal
K= 4,8110,50
=0,46 g /cm3
c. Berat Jenis (BJ) Berdasarkan berat kering ovenBak= 4,23 gramV= 10,50 cm3
M= 0,46 g/cm3
BJ= Bak
V (1+M
100)
BJ= 4,23
10,50(1+0,46100
)=0,40
d. Penyusutan Penyusutan arah transversal= panjang
Susut=P aw−P akP aw
× 100 %
Susut=2,190−2,1752,190
× 100 %=7,89 %
Penyusutan arah tangensial= lebar
Susut=L aw−L akL aw
× 100 %
Susut=2,250−2,1552,250
× 100 %=4,22 %
Penyusutan arah radial= tebal
Susut=T aw−T akT aw
×100 %
Susut=2,130−2,0002,130
× 100 %=6,10 %
DATA FAHRUL RIZAL
UKURAN KAYU AWAL
P1= 2,180 P2= 2,180 P3= 2,180 P4= 2,180 Pr= 2,180
L1= 2,050 L2= 2,050 L3= 2,050 L4= 2,050 Lr= 2,050
T1= 2,050 T2= 2,050 T3= 2,050 T4= 2,050 Tr= 2,050
BERAT AWAL
Baw= 5,42 gram
UKURAN KAYU AKHIR
P1= 2,170 P2= 2,170 P3= 2,170 P4= 2,170 Pr= 2,170
L1= 1,975 L2= 1,975 L3= 1,975 L4= 1,975 Lr= 1,975
T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr= 2,000
BERAT AKHIR
BaK= 4,81 gram
PENYELESAIAN
a. Kadar air
KA=Baw−BakBak
×100 %
KA=5,42−4,814,81
× 100 %=12,68 %
b. Kerapatan Baw= 5,42 gramV awal= 9,16 cm3
K= BawV awal
K=5,429,16
=0,59 g /cm3
c. Berat Jenis (BJ) Berdasarkan berat kering ovenBak= 4,81 gramV= 9,16 cm3
M= 0,59 g/cm3
BJ= Bak
V (1+M
100)
BJ= 4,81
9,16 (1+0,59100
)=0,52
d. Penyusutan Penyusutan arah transversal= panjang
Susut=P aw−P akP aw
× 100 %
Susut=2,180−2,1702,180
× 100 %=0,46 %
Penyusutan arah tangensial= lebar
Susut=L aw−L akL aw
× 100 %
Susut=2,050−1,9752,050
× 100 %=3,66 %
Penyusutan arah radial= tebal
Susut=T aw−T akT aw
×100 %
Susut=2,050−2,0002,050
× 100 %=2,44 %
DATA GUSLI
UKURAN KAYU AWAL
P1= 2,18 P2= 2,18 P3= 2,18 P4= 2,17 Pr= 2,18
L1= 2,03 L2= 2,03 L3= 2,04 L4= 2,03 Lr= 2,03
T1= 2,01 T2= 2,01 T3= 2,02 T4= 2,02 Tr= 2,01
BERAT AWAL
Baw= 5,15 gram
UKURAN KAYU AKHIR
P1= 2,17 P2= 2,17 P3= 2,17 P4= 2,15 Pr= 2,17
L1= 2,02 L2= 2,01 L3= 2,02 L4= 2,01 Lr= 2,02
T1= 1,93 T2= 1,93 T3= 1,95 T4= 1,93 Tr= 1,94
BERAT AKHIR
BaK= 4,55 gram
PENYELESAIAN
a. Kadar air
KA=Baw−BakBak
×100 %
KA=5,15−4,554,55
×100 %=13,19 %
b. Kerapatan Baw= 5,15 gramV awal= 8,91 cm3
K= BawV awal
K=5,158,91
=0,58 g /cm3
c. Berat Jenis (BJ) Berdasarkan berat kering ovenBak= 4,55 gramV = 8,91 cm3
M= 0,58 g/cm3
BJ= Bak
V (1+M
100)
BJ= 4,55
8,91(1+0,58100
)=0,50
d. Penyusutan Penyusutan arah transversal= panjang
Susut=P aw−P akP aw
× 100 %
Susut=2,18−2,172,18
×100 %=0,46 %
Penyusutan arah tangensial= lebar
Susut=L aw−L akL aw
× 100 %
Susut=2,03−2,022,03
× 100 %=0,49 %
Penyusutan arah radial= tebal
Susut=T aw−T akT aw
×100 %
Susut=2,01−1,942,01
×100 %=3,48 %
DATA JELFI BAHRI
UKURAN KAYU AWAL
P1= 2,185 P2= 2,185 P3= 2,185 P4= 2,185 Pr= 2,185
L1= 2,050 L2= 2,050 L3= 2,050 L4= 2,050 Lr= 2,050
T1= 2,050 T2= 2,050 T3= 2,050 T4= 2,050 Tr= 2,050
BERAT AWAL
Baw= 5,15 gram
UKURAN KAYU AKHIR
P1= 2,175 P2= 2,175 P3= 2,175 P4= 2,175 Pr= 2,175
L1= 1,975 L2= 1,975 L3= 1,975 L4= 1,975 Lr= 1,975
T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr= 2,000
BERAT AKHIR
BaK= 4,58 gram
PENYELESAIAN
a. Kadar air
KA=Baw−BakBak
×100 %
KA=5,15−4,584,58
×100 %=12,45 %
b. Kerapatan Baw= 5,15 gramV awal= 9,18 cm3
K= BawV awal
K=5,159,18
=0,56 g /cm3
c. Berat Jenis (BJ) Berdasarkan berat kering ovenBak= 4,58 gramV= 9,18 cm3
M= 0,56 g/cm3
BJ= Bak
V (1+M
100)
BJ= 4,58
9,18(1+0,56100
)=0,50
d. Penyusutan Penyusutan arah transversal= panjang
Susut=P aw−P akP aw
× 100 %
Susut=2,185−2,1752,185
× 100 %=0,46 %
Penyusutan arah tangensial= lebar
Susut=L aw−L akL aw
× 100 %
Susut=2,050−1,9752,050
× 100 %=3,66 %
Penyusutan arah radial= tebal
Susut=T aw−T akT aw
×100 %
Susut=2,050−2,0002,050
× 100 %=2,44 %
DATA RIAN ORIZA PERMANA
UKURAN KAYU AWAL
P1= 2,160 P2= 2,160 P3= 2,160 P4= 2,160 Pr= 2,160
L1= 2,060 L2= 2,060 L3= 2,060 L4= 2,060 Lr= 2,060
T1= 2,060 T2= 2,060 T3= 2,060 T4= 2,060 Tr= 2,060
BERAT AWAL
Baw= 5,43 gram
UKURAN KAYU AKHIR
P1= 2,150 P2= 2,150 P3= 2,150 P4= 2,150 Pr= 2,150
L1= 1,975 L2= 1,975 L3= 1,975 L4= 1,975 Lr= 1,975
T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr= 2,000
BERAT AKHIR
BaK= 4,86 gram
PENYELESAIAN
a. Kadar air
KA=Baw−BakBak
×100 %
KA=5,43−4,864,86
×100 %=11,73 %
b. Kerapatan Baw= 5,43 gram
V awal= 9,17 cm3
K= BawV awal
K=5,439,17
=0,59 g /cm3
c. Berat Jenis (BJ) Berdasarkan berat kering ovenBak= 4,86 gramV= 9,17 cm3
M= 0,59 g/cm3
BJ= Bak
V (1+M
100)
BJ= 4,86
9,17 (1+0,59100
)=0,53
d. Penyusutan Penyusutan arah transversal= panjang
Susut=P aw−P akP aw
× 100 %
Susut=2,160−2,1502,160
× 100 %=0,46 %
Penyusutan arah tangensial= lebar
Susut=L aw−L akL aw
× 100 %
Susut=2,060−1,9752,060
× 100 %=4,13 %
Penyusutan arah radial= tebal
Susut=T aw−T akT aw
×100 %
Susut=2,060−2,0002,060
× 100 %=2,91 %
DATA SAMIRUN
UKURAN KAYU AWAL
P1= 2,107 P2= 2,107 P3= 2,107 P4= 2,107 Pr= 2,107
L1= 2,060 L2= 2,060 L3= 2,060 L4= 2,060 Lr= 2,060
T1= 2,060 T2= 2,060 T3= 2,060 T4= 2,060 Tr= 2,060
BERAT AWAL
Baw= 5,01 gram
UKURAN KAYU AKHIR
P1= 2,105 P2= 2,105 P3= 2,105 P4= 2,105 Pr= 2,105
L1= 2,050 L2= 2,050 L3= 2,050 L4= 2,050 Lr= 2,050
T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr= 2,000
BERAT AKHIR
BaK= 4,41 gram
PENYELESAIAN
a. Kadar air
KA=Baw−BakBak
×100 %
KA=5,01−4,414,41
× 100 %=13,61 %
b. Kerapatan
Baw= 5,01 gramV awal= 8,94 cm3
K= BawV awal
K=5,018,94
=O ,56 g /cm3
c. Berat Jenis (BJ) Berdasarkan berat kering ovenBak= 4,41 gramV = 8,94 cm3
M= 0,56 g/cm3
BJ= Bak
V (1+M
100)
BJ= 4,41
8,94 (1+0,56100
)=0,49
d. Penyusutan Penyusutan arah transversal= panjang
Susut=P aw−P akP aw
× 100 %
Susut=2,107−2,1052,107
×100 %=0,09 %
Penyusutan arah tangensial= lebar
Susut=L aw−L akL aw
× 100 %
Susut=2,060−2,0502,060
× 100 %=0,49 %
Penyusutan arah radial= tebal
Susut=T aw−T akT aw
×100 %
Susut=2,060−2,0002,060
× 100 %=2,91 %