BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...
Laporan Hasil Penelitian Cendawan
-
Upload
jonathan-liau -
Category
Documents
-
view
85 -
download
4
description
Transcript of Laporan Hasil Penelitian Cendawan
Laporan Hasil Penelitian Cendawan di Daerah Tangerang
Disusun oleh:
Adam Solenel (1400810059)
Charles (1400810049)
Dika Widi Arianto (1400810040)
Dominikus Adhitya P (1400810055)
Jurusan Bioteknologi dan Neuroscience
Fakultas Ilmu Hayati
Surya University
Serpong
2016
I. Pendahuluan
Indonesia adalah negara dengan kepemilikan pulau sebanyak 17.500 pulau yang
terbentang luas sepanjang garis khatulistiwa. Hal tersebut menempatkan Indonesia sebagai
negara ketiga dengan jumlah keanekaragaman hayati terbesesar setelah Brazil dan Kongo.
Kekayaan flora dan fauna Indonesia dapat meningkat seiring dengan jenis flora dan fauna
yang terus ditemukan1. Jamur adalah salah satu jenis flora yang banyak ditemukan di
Indonesia hal tersebut di dukung dengan topografi Indonesia yang memiliki lingkungan yang
relatif lembab dan basah sehingga cocok sebagai tempat pertumbuhan jamur, saat ini
diperkirakan diversitas jamur mencapai 1,5 juta spesies di dunia dan 200.000 di antaranya
ditemukan di Indonesia2,3, tetapi tidak seluruh spesies jamur tersebut telah di identifikasi
sehingga tidak ada kepastian mengenai jumlah spesies jamur di Indonesia. Di lain pihak
jamur memiliki peran penting sebagai dekomposer alami dalam alam dan memiliki khasiat
yang berguna bagi mahkluk hidup khususnya manusia4. Sebagai negara dengan tingkat
keanekaragaman hayati yang tinggi penelitian mengenai kenanekaragaman jamur di
Indonesia masih sangat terbatas dan disamping itu laju penurunan keanekaragaman hayati
berjalan sangat cepat baik yang disebakan oleh bencana alam dan ulah manusia.
Oleh sebab itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai keaneragaman spesies
jamur baik maksrokopis dan mikroskopis dengan tujuan menjaga dan memberikan
pengetahuan lebih kepada masyarakat mengenai pentingnya jamur dalam siklus hidup di
alam dan khasiatnya bagi makhluk hidup.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengoleksi cendawan dari
lokasi yang telah ditentukan, yaitu di taman kota 2 dan 1 BSD dan di taman kota kehati
Jombang. Setelah itu dilakukan identifikasi jamur menggunakan buku identifikasi yang telah
disediakan
II. Metodologi
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 09, 19, dan 23 Februari 2016 di taman kota 2 BSD,
taman kota 1 BSD, dan taman kota kehati Jombang. Sebelum melakukan pengamatan dan
pengoleksian jamur dilakukan pembagian kelompok sebanyak 3 kelompok besar dimana
setiap kelompok telah memiliki lokasi masing-masing untuk melakukan pengamatan dan
pengoleksian jamur secara eksploratif. Pengamatan dan pengoleksian jamur dilakukan
dengan cara pengambilan gambar disertai pengukuran lalu dicatat siapa yang menemukan
dan habitat jamurnya. Pengoleksian jamur dilakukan dengan hati-hati agar mendapatkan
tubuh buah jamur secara utuh sehingga dibutuhkan kertas koran dan kantong plastik
sebagai wadah jamur. Setelah kegiatan eksplorasi pengamatan dan pengoleksian jamur
selesai dilakukan identifikasi jamur dengan menggunakan jurnal hasil penelitian jamur
dengan judul Cara koleksi, karakter makroskopis dan mikroskopis Agaricales yang di tuis
oleh Atik Retnowati (tanpa tahun). Identifikasi jamur dilakukan secara makroskopis dan
mikroskopis. Makroskopis terdiri atas tudung buah (pileus), bilah (lamellae), dan batang
(stipe). Mikroskopis yaitu warna spora dengan menggunakan KOH.
III. Hasil dan Pembahasan
No Foto Literatur Foto Lapangan Morfologi
1 Dugaan Spesies: Agaricus tri sulphuratus Pileus (Warna Orange)Dari atas: MembundarDari samping: HemisphericalBentuk pusat: Slightly depressedAspek tepi: StraightBentuk tepi: Undulate
Lamellae (2 series of lamellulae)Bentuk: MenggelendutCara menempel: AdneksaLamella edge: Even or entire
StipePenyisipan: PusatBentuk & Struktur: membuluhBagian bawah: Dengan rizomorf
Sifat dapat dimakan: Tidak diketahuiSubstrat: TanahFungsi:Tidak diketahui
http://libutron.tumblr.com/post/80696633512/agaricus-trisulphuratus-agaricales-from-ko
2 Dugaan Spesies: Mycena strobilinoides
www.rogersmushrooms.com/gallery//DisplayBlock~bid~6512~source~gallerychooserresult.asp
Pileus (Warna Coklat)Dari atas: MembundarDari samping: HemisphericalBentuk pusat: Slightly depressedAspek tepi: StraightBentuk tepi: Undute
Lamellae (3 series of lamellulae)Bentuk: MenggelendutCara menempel: AdneksaLamella edge: Eroded
StipePenyisipan: PusatBentuk & Struktur: Menyempit di bagian atas & membuluhBagian bawah: Subbulbous
Sifat dapat dimakan: Tidak dapat dimakan5
Substrat: TanahFungsi: Berperan penting dalam dekompoposisi material tanaman5
3 Dugaan Spesies: Hohenbuehelia fluxilis
Jensen, D.B et al. 2003
Pileus (Warna Putih)Dari atas: Rounded flabelliformDari samping: Cembung rataBentuk pusat: Slightly depressedAspek Tepi: StraightBentuk tepi: Exceeding lamellae
Lamellae (3 series of lamellulae)Bentuk: MembusurCara menempel: MenggalaLamella edge: Undunate
Sifat dapat dimakan: Tidak diketahuiSubstrat: Batang kayu matiFungsi:Saprofit dan menangkap nematoda dengan miselium untuk memperoleh nitrogen6
Dugaan Spesies: Cyathus striatus
(Hall, I.R et al)
Pileus (Warna Hitam)Dari atas: MembundarDari samping: Applanate
Lamellae tidak jelas
StipeDari atas: Pusat
Sifat dapat dimakan: Tidak dapat dimakanSubstrat: Batang pohon mati7Fungsi: Saprofit7 Ciri khusus: Pada bagian tengah nampak seperti telur. Memantulkan tetesan air hujan untuk menyebarkan spora.7
4 Dugaan Spesies: Inocybe geophylla
http://www.rogersmushrooms.com/gallery/DisplayBlock~bid~6436~source~gallerychooserresult.asp
Pileus (Warna Putih)Dari atas: MembundarDari samping: Cembung rataBentuk pusat: SubumbonateAspek tepi: StraightBentuk tepi: Undulate
Lamellae (2 series of lamellulae)Bentuk: Agak menggelendutCara menempel: AdneksaLamela edge: Even or entire
Stipe (Warna Putih)Penyisipan: PusatBentuk & Struktur: SolidBagian bawah: Subbulbous
Sifat dapatt dimakan: Beracun8
Susbstrat: TanahFungsi: Sebagai obat8
5 Dugaan Spesies: Melanotus horizontalis
http://www.mycokey.com/MycoKeySolidState/species/Melanotus_horizontalis.html
Pileus (Warna Putih Kecoklatan)Dari atas: Rounded flabelliformDari samping: Plano-concaveBentuk pusat: SlightlydepressedAspek tepi: StraightBentuk tepi: Eroded
Lamellae (2 Series of lamellulae)Dilihat dari bawah: IntervenoseBentuk: Agak menggelendutCara menempel: MenggalaLamella edge: Undulate
Tidak ada stipe
Sifat dapat dimakan: Tidak diketahuiSubstrat: Batang kayu matiFungsi: Saprobik pada kayu mati9
6 Dugaan Spesies: Polyporus alveolaris
http://www.messiah.edu/oakes/fungi_on_wood/poroid%20fungi/species%20pages/Polyporus%20alveolaris.htm
Pileus (Warna Putih Kecoklatan)Dari atas: Rounded flabelliformDari samping: Cembung rata
Lamellae (Porose)
Tidak ada stipe
Sifat dapat dimakan: Tidak dapat dimakan10
Substrat: Batang kayu matiFungsi: Sebagaia senyawa antifungal11
7 Dugaan Spesies: Lenzites betulina
(Hall, I.R et al)
Pileus(Warna Coklat Muda)Dari atas: Rounded flabelliformDari samping: Cembung rata
Lamellae (Porose)
Tidak ada stipe
Ciri khusus: Dimidate*
Sifat dapat dimakan: Tidak dapat dimakan12
Substrat: Batang kayu dekat tanahFungsi: Bermanfaat sebagai antifungall13
8 Dugaan Spesies: Cortinarius pulchellus Morfologi
http://www.rogersmushrooms.com/gallery/DisplayBlock~bid~5438~source~gallerychooserresult.asp
Pileus (Warna Coklat)Dari atas: MembundarDari samping: ApplanateBentuk pusat: DepressedAspek Tepi: Exceeding lamellaeBentuk tepi: Eroded
Lamellae (3 series of lamellulae)Dari bawah: FurcateBentuk: Agak menggelendutCara menempel: BergubangLamellae edge: Eroded
StipePenyisipan: PusatBentuk & Struktur: Meyilinder & StuffedBagian bawah: Rizomorf
Sifat dapat dimakan: Tidak dapat dimakan14
Substrat: TanahFungsi: Tidak diketahui
9 Dugaan Spesies: Phellinus nigricans
http://www.rogersmushrooms.com/gallery/DisplayBlock~bid~6606~source~gallerychooserresult.asp
Pileus (Warna Coklat Keputihan)Dari atas: Rounded flabelliformBentuk tepi: Lurus
Tidak ada lamellae
StipePenyisipan: Lateral & reduced
Sifat dapat dimakan: Tidak dapat dimakan14
Substrat: Batang kayu matiFungsi: Sebagai antioksidan14
10 Dugaan Spesies: Ganoderma lingzhi
(Mortimer et al. 2014)
Pileus (Warna Coklat putih)Dari atas: Rounded flabelliformBentuk tepi: Lurus
Tidak ada lamellae
Tidak ada stipe
Sifat dapat dimakan: Dapat dimakan15
Substrat: Batang kayu matiFungsi: Sebagai bahan medis15
11 Dugaan Spesies: Pluteus lutevirens
http://www.rogersmushrooms.com/gallery/DisplayBlock~bid~6661~gid~~source~gallerydefault.asp
Pileus (Warna kuning)Dari atas: MembundarDari samping: Cembung rataBentuk pusat: DepressedAspek tepi: StraightBentuk tepi: Crenulate
Lamellae (3 series of lamellulae)Dari bawah: MenggarpuBentuk: MenggelendutCara menempel: Memisah
StipePenyisipan: MenyampingBentuk & Struktur: Menyilinder & Stuffed
Sifat dapat dimakan: Tidak dapat dimakan16
Substrat: Batang kayu mati
Fungsi: Tidak diketahui
12 Dugaan Spesies: Russula elegans
http://www2.muse.it/russulales-news/tx_photos.asp?index=5476
Pileus (Warna Coklat Keputihan)Dari atas: MembundarDari samping: Cembung rataBentuk pusat: Slightly depressedAspek tepi: StraightBentuk tepi: Appendiculate
LamellaeBentuk: TransvernoseDari bawah: MenggarpuBentuk: MemiteCara menempel: Bebas
SporaBulat kehitaman
StipePenyisipan: PusatBentuk & Struktur: Membuluh yang meluasBagian bawah: Rizomorf
Sifat dapat dimakan: Beracun, berbau seperti buah17
Substrat: TanahFungsi: Tidak di ketahui
13 Dugaan Spesies: Lycoperdon pyriforme
(Conte et al. 2008)
Pileus (Warna Cokalt muda)Dari atas: MembundarBerdaging
LamellaeDilihat dari bawah: AnastomisWarna spora: Coklat kekuningan
StipePanjang: 3cmDiameter: 1cmBentuk & Struktur: SolidBagian bawah: Rizomorf
SporaWarna : transparan kekuninganBentuk : lonjong
Sifat dapat dimakan: Hanya jamur muda yang dapat
dimakan18
Substrat: TanahFungsi: Sebagai olahan makanan18
14 Dugaan Spesies: Fomes fomentarius
http://www.rogersmushrooms.com/gallery/DisplayBlock~bid~5928.asp
Pileus (Warna Hitam coklat putih)Dari atas: MengginjalBentuk tepi: Lurus
Tidak ada lamellae
StipePenyisipan: Lateral & reduced
Sifat dapat dimakan: Tidak dapat dimakanSubstrat: Batang kayu keras, sebagai saprofit dan parasit. Penyebab white rot19,20
Fungsi: Sebagai obat-obatan seperti obat kanker dan diare, pengganti arang20)
Ciri khusus: Memiliki bentuk dan corak berbeda-beda di tiap daerah21
15 Dugaan Spesies: Mycena sp.
http://photos.rnr.id.au/2008/05/21/Mycena_sp_SherbrookeForest080521-2457.jpg
Pileus (Warna Coklat keputihan)Dari atas: MembundarDari samping: ApplanateBentuk pusat: Slightly depressedAspek tepi: ReflexedBentuk tepi: Crenulate
Lamellae sudah tidak dapat dilihat karena hancur saat dibungkus dengan koran
StipePenyisipan; PusarBentuk & Struktur: Menyilinder & SolidBagian bawah: Dengan rizomorf
Sifat dapat dimakan: Tidak diketahuiSubstrat: Batang kayu matiFungsi: Antijamur22
16 Dugaan Spesies: Panellus stipticus
http://www.rogersmushrooms.com/gallery/DisplayBlock~bid~6570~source~gallerychooserresult.asp
Pileus (Warna Coklat keputihan)Dari atas: Rounded flabelliformDari samping: Cembung rataBentuk pusat: Slightly depressedAspek tepi: InflexedBentuk tepi: Eroded
Lamellae (2 series of lamellulae)Dari bawah: AnastomisBentuk: MemitaCara menempel: Menggala
Tidak ada stipe
Sifat dapat dimakan: Dapat dimakan (22)Substrat: Pelepah daun pisangFungsi: Sebagai Obat-obatan, bioremediasi, dan pemecah senyawa berbahaya seperti DDT23
17 Dugaan Spesies: Trogia infundibuliformis
(Moertimer et al. 2014)
Pileus (Warna Coklat keputihan)Dari atas: MengginjalDari samping: Cembung rataBentuk pusat: SubumbilicateAspek tepi: StraightBentuk tepi: Eroded
Lamellae (2 series of lamellulae)Dilihat dari bawah: Tida dilihat karena sudah hancur saat di bungkus koranBentuk: SegmentasiCara menempel: Menggala
StipePenyisipan: MenyampingBentuk & Struktur: Silinder & SolidBagian bawah: Subbulbous
Sifat dapat dimakan: Dapat dimakan24
Substrat: Pelepah daun pisangFungsi: Pembususkan pada kayu24
18 Dugaan Spesies: Mycena praedecurrens
http://www.rogersmushrooms.com/gallery/DisplayBlock~bid~6503~gid~~source~gallerydefault.asp
Pileus (Warna Hitam coklat)Dari atas: MembundarDari samping: Cembung rataBentuk pusat: Slightly depressedAspek tepi: StraightBentuk tepi:Eroded
Lamellae tidak di amati karena sudah hancur saaat di bungkus dengan koran
StipePenyisipan: PusatBentuk & Struktur: Menyilinder & Membuluh yang meluasDari bawah: Bulbous
Sifat dapat dimakan: Tidak dapat dimakan25
Substrat: TanahFungsi: Tidak diketahui
Pileus Lamellae Stipe
Membundar Menggelendut Pusat
Hemispherical Adneksa Membuluh
Slightly depresses Even or entire Dengan rizomorf
StraightEroded
Menyempit dibagian atas
Undulate MembusurSubbulbous
Undunate MenggalaSolid
Rounded flabeliform Undate Menyamping
Cembung rata AdneksaMenyilinder
Exceeding lamellae Intervenose
Membuuh yang meluas
Applanate Agak menggelendutBulbous
Subumbonate
Undulate
Stuffed
Plano-concaveAnastomis Lateral & reduced
ErodedMemita
Inflexed Segmetasi
Mengginjal Menggarpu
Subumbilicate Bergubang
With papilaMemisah
Depressed Bebas
Crenulate
Appendiculate
Reflexed
Indonesia adalah negara dengan kepemilikikan keanekaragaman hayati terbesar ketiga
setelah Brazil dan Kongo. Hal tersebut membuat Indonesia memiliki jumlah flora dan fauna
yang banyak. Jamur merupakan salah satu jenis flora yang terdapat di Indonesia tetapi
penelitian mengenai keanekaragaman jamur di Indonesia masih terbatas. Oleh sebab itu
penulis tertarik melakukan penelitian mengenai keanekaragaman jamur di Indonesia.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah pembagian 3 kelompok besar dengan tujuan
diperoleh jamur lebih banyak dan dapat fokus pada wilayah yang telah ditetapkan. Alat dan
bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari kertas koran; label; alat tulis; kantong
plastik; cutter; penggaris; kamera; silet; mikroskop; KOH; preparat; dan pinset. Jamur yang
diperoleh dikoleksi, karena waktu yang tidak cukup untuk langsung melakukan identifikasi di
tempat sehingga jamur dibawa ke laboratoirum biologi yang berada di ruko allicante. Jamur
di identifikasi secara makroskopis; mikroskopis; sifat dapat dimakan; substrat; dan fungsi.
Makroskopis terdiri dari tudung buah (pileus); bilah (lamellae); dan batang (stipe).
Mikroskopis berupa warna spora. Pengidentifikasian jamur menggunakan jurnal hasil
penelitian jamur dengan judul Cara koleksi, karakter makroskopis dan mikroskopis
Agaricales yang di tuis oleh Atik Retnowati (tanpa tahun). Identifikasi tudung buah (pileus)
dilihat dari atas, dilihat dari samping, bentuk pusat dengan cara membelah bagian tengah
batang sampai tudung buah menggunakan silet, aspek tepi, dan bentuk tepi. Bilah (lamellae)
dilihat dari bawah; cara menempel; dan bentuk. Batang (stipe) dilihat dari peyisipan; bentuk
& struktur; dan bagian bawah. Pengamatan bilah dan batang tidak perlu membelah
menggunakan silet kembali karena pada awal tahap pengamatan tudung buah sudah
dibelah. Identifikasi spora dilakukan dengan cara mengambil sedikit bagian tuduh buah
jamur menggunakan silet kemudian dibelah kecil dan dilelatakkan di kaca preparat lalu
diberikan KOH menggunakan pinset selanjutnya diamati menggunakan mikroskop. Sifat
dapat dimakan dan fungsi jamur dilakukan dengan cara studi literatur menggunakan
penelitian yang telah dipublikasi oleh peneliti terdahulu. Berdasarkan hasil koleksi dan
identifikasi jamur diatas diperoleh spesies jamur ini terbagi menjadi 1 divisi, 3 kelas, 3 ordo,
dan 14 famili. Divisi tersebut adalah Basidiomycota hal tersebut sesuai dengan pernyataan
(Santoso, dikutip dalam Tampubolon et al 2015) yang menyebutkan divisi Basidiomycota
sering direpresentasikan sebagai jamur makroskopis. Jamur makroskopis divisi
Basidiomycota terdiri atas kelas Agaricomycetes, Basidiomycetes, dan
Homobasidiomycetes. Kelas Agaricomycetes merupakan kelas yang mendominasi dalam
penelitian ini terdiri dari 3 ordo, yaitu ordo Agaricales, Polyporales, dan Russulales. Ordo
Agaricales dan Polyporales merupakan ordo yang mendominasi dalam penelitian ini. Ordo
Agaricales terdiri atas 11 famili dan 13 spesies. Ordo Polyporales terdiri atas 3 famili dan 5
spesies. Total spesies jamur dalam penelitian ini adalah 18 spesies jamur. Pada
pengamatan diperoleh jamur yang merupakan anggota famili Polyporaceae dimana famili
tersebut memiliki hymenium (lapisan subur) dalam pori-pori dibawah payung secara vertikal.
Pengamatan di taman kota 1 BSD diperoleh Ganoderma lingzhi yang dikenal sebagai jamur
kayu. Jamur tersebut dianggap bermanfaat sebagai obat untuk meningkatkan kekebalan
tubuh manusia27. Di 3 lokasi penelitian ditemukan spesies jamur yang bersifat parasit bagi
pohon. Jamur makroskopis yang ditemukan di 3 lokasi pada umumnya terdapat di kayu mati
dan serasah. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Meiliawati (2013) bahwa jamur
berperan sebagai dekomposer. Seluruh spesies jamur merupakan dugaan sementara
dengan tujuan mengindari kesalahan infomarsi bagi pembaca.
V. Penutup
Berdasarkan pembahasan diatas diperoleh 18 spesies jamur makroskopis termasuk dalam
1 divisi, 3 kelas, 3 ordo, dan 14 famili. Divisi Basidiomycota meliputi kelas Agaricomycetes
(16 jenis), Basidiomycetes (1 jenis), Homobasidiomycetes (1 jenis). 3 ordo terdiri dari
Agaricales, Polyporales, dan Russulales serta 14 famili meliputi famili Psathyrellaceae,
Mycenaceae, Pleurotaceae, Nidulariaceae, Inocybaceae, Struphariaceae, Polyporaceae,
Hymenochaetaceae, Ganodermataceae, Pluteaceae, Russulaceae, Agaricaceae,
Cortinariaceae dan Marasmiaceae. Habitat jamur yang di identifikasi umumnya ditemukan
di batang kayu mati, tanah, serasah, dan sebagian kecil di pohon hidup. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan Meiliawati (2013) bahwa jamur berperan sebagai dekomposer bahan
organik. Sebagai penutup, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
atas nama Ibu Floreta Fiska Yuliarni yang telah membantu melakukan pengambilan data di
lapangan dan mengidentifikasi jamur.
VI. Referensi
1. Lipi (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). 2013. Bioresources untuk Pembangunan
Ekonomi Hijau. 25
2. Tampubolon, Santa.D.W.M et al. (tanpa tahun). Keanekaragaman Jamur Makroskopis
di Hutan Pendidikan Universitas Sumatera Utara Desa Tongkoh Kabupaten Karo
Sumatera Utara. 176
3. Bahrun dan Muchroji. 2005. Bertanam Jamur Merang. Jakarta: PT. Musi Perkasa
Utama.
4. Meiliawati, D dan Kuswytasari, N.D. 2013. Isolasi dan Identifikasi Jamur Kayu Lignolitik
dari Vegetasi Mangrove Wonorejo. Jurnal Sains dan Seni Pomits 2(1): 16
5. USDA (United States Departement of Agricultures). Mushrooms of the National Forest in
Alaska. 10-11
6. Jensen, D.B et al (eds). 2003. The Biodiversity of Greenland-a country study. Iceland:
Pinngortitaleriffik
7. Hall, I.R et al. 2003. EDIBLE AND POISONOUS MUSHROOMS OF THE WORLD. 296.
Portland: Timber Press. Inc
8. Lurie et al. 2009. Mushroom poisoning from species of genus Inocybe (fiber head
mushroom): a case series with exact species identification. Clinical Toxicology. 47 (6):
562
9. http://species.als.scot/species/NHMSYS0001489292#overview . Diakses 01 Maret 2016
10. http://www.messiah.edu/oakes/fungi_on_wood/poroid%20fungi/species%20pages/
Polyporus%20alveolaris.htm . Diakses 02 Maret 2016
11. Wang H, Ng TB, Liu Q. 2004. "Alveolarin, a novel antifungal polypeptide from the wild
mushroom Polyporus alveolaris". Peptides 25 (4): 693–96. (11)
12. Hall, I.R et al. 2003. EDIBLE AND POISONOUS MUSHROOMS OF THE WORLD. 260
13. Cheng et al. 2008. Antifungal activity of cinnamaldehyde and eugenol congeners against
wood-rot fungi. 99 (11):5145
14. http://identification.growing-mushrooms.com/isedible/cortinarius-pulchellus-460/ .
Diakses 05 Maret 2016
15. Wang et al. 2013. Extraction of polysaccharides from Phellinus nigricans mycelia and
their antioxidant activities in vitro. 99:110
16. Mortimer et al (eds). 2014. Mushrooms for Trees and PeopleA field guide to useful
mushrooms of the Mekong region. 22. China: World Agroforestry Center
17. http://www.first-nature.com/fungi/pluteus-chrysophaeus.php . Diakses 02 Maret 2016
18. https://books.google.co.id/books?
id=WPWsZNvOqVAC&pg=PA404&lpg=PA404&dq=russula+elegans&source=bl&ots=8L
zLHrZ-
AL&sig=P8BtQpj1CyL1TYBGgaNdSnQWus0&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjFyrv8oKLLA
hXQC44KHWUeD48Q6AEIVDAL#v=onepage&q=russula%20elegans&f=false. Diakses
02 Maret 2016
19. Conte et al. 2008. The Edible Mushrooms Book. 87. New York: Darling Kinderaley
20. http://www.mushroomexpert.com/fomes_fomentarius.html . Diakses 03 Maret 016
21. http://www.medicalmushrooms.net/fomes-fomentarius/ . Diakses 03 Maret 2016
22. Spoerke, D. G. dan Barry H. Rumack. 1994. Handbook of Mushroom Poisoning:
Diagnosis and Treatment. pp. 404. Florida: CRC Press
23. Aqueveque, P et al. 2005. Favolon B, a new triterpenoid isolated from the Chilean
Mycena sp. strain 96180. 58(1): 61
24. Sivinski, John. 1981. Arthropods Attracted to Luminous Fungi. Psyche: A Journal of
Entomology 88.3-4: 383-90.
25. http://www.fao.org/docrep/007/y5489e/y5489e14.htm . Diakses 03 Maret 2016
26. Mortimer et al (eds). 2014. Mushrooms for Trees and PeopleA field guide to useful
mushrooms of the Mekong region. 76. China: World Agroforestry Center
27. http://identification.growing-mushrooms.com/?
flesh=mushroom+slimy+or+sticky&page=10. Diakses 04 Maret 2016
28. Wirnangsi et al. 2013. Identifikasi Jamur Makroskopis Di Cagar Alam Tangale
Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Universitas Negeri Gorontalo.