Laporan Fix
-
Upload
susi-susanti -
Category
Documents
-
view
39 -
download
2
Transcript of Laporan Fix
LAPORAN FIELDTRIP
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM AGRIBISNIS
“Pemberdayaan Masyarakat Petani Padi Melalui Metode
SRI”
Disusun Oleh:
Agribisnis B
Farida Umma Maslahah 115040100111015
Susi Susanti 115040100111024
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
1 | P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t D a l a m A g r i b i s n i s
2014
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI...........................................................................................................1
BAB I.PENDAHULUAN...................................................................................... 3
Latar Belakang............................................................................................. 3
Tujuan.......................................................................................................... 4
BAB II.TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 5
Definisi Pemberdayaan................................................................................ 5
Tujuan Pemberdayaan................................................................................. 5
Proses Pemberdayaan.................................................................................. 6
Inovasi Metode SRI.................................................................................... 7
BAB III. METODOLOGI...................................................................................... 9
Waktu Pelaksanaan...................................................................................... 9
Pelaksanaan Fieldtrip................................................................................... 9
Diagram Alir................................................................................................ 9
BAB IV.HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................11
Perumusan Ide............................................................................................ 11
Perumusan Latar Belakang......................................................................... 11
Perumusan Tujuan...................................................................................... 12
Perumusan Keluaran................................................................................... 13
Perumusan Metode Pelaksanaan................................................................. 15
Perkiraan Biaya........................................................................................... 16
2 | P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t D a l a m A g r i b i s n i s
Jadwal Kegiatan.......................................................................................... 17
Penutup........................................................................................................ 17
BAB V.PENUTUP.............................................................................................. 18
Kesimpulan............................................................................................... 18
Saran......................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 19
DOKUMENTASI................................................................................................ 21
3 | P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t D a l a m A g r i b i s n i s
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di
Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan
struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Persoalan pengangguran lebih dipicu oleh
rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Upaya
untuk menanggulanginya harus menggunakan pendekatan multi disiplin yang
berdimensi pemberdayaan. Pemberdayaan yang tepat harus memadukan aspek-aspek
penyadaran, peningkatan kapasitas, dan pendayagunaan.
Pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah strategi pembangunan sekarang
sudah banyak diterima, bahkan telah berkembang berbagai pemikiran dan literatur
tentang hal tersebut. meskipun dalam kenyataannya strategi ini masih belum
maksimal di aplikasikan. disamping itu banyak pemikir dan praktisi belum
memahami dan meyakini bahwa partisipatif dapat digunakan sebagai alternatif dalam
memecahkan persoalan pembangunan yang dihadapi.
Kegiatan fieltrip PMDA ini dapat dikatakan merupakan langkah awal yang
biasa dilakukan oleh seorang fasilitator dalam perencaan progam pemberdayaan .
Kegiatan filtrip ini bertujuan untuk mengetahui kondisi atau keadaan potensi sumber
daya alam maupun keadaan social masyarakat atau kondisi sumberdaya manusia yang
berkembang di dalam suatu wilayah. Pengumpulan data yang diperoleh dari hasil
wawancara kemudian di analisis dan di identifikasi masalah-masalah apa saja yang
dihadapi oleh masyarakat.Selain itu sehingga seorang fasilitaor juga akan mampu
mengetahui potensi alam dan potensi ekonomi dari wilayah yang akan di perdayakan
dan mampu menganalisis bentuk strategi pemberdayaan yang sesui dengan
peluang,potensi dan keadaan sosil masyarakat.
4 | P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t D a l a m A g r i b i s n i s
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui kondisi keadaan social masyarkata di Desa Klampok
Untuk mengetahui potensi alam yang berada di Desa Klampok
Untuk mengetahui bentuk strategi pemberdaayan yang akan dilakukan di Desa
Klampok
5 | P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t D a l a m A g r i b i s n i s
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Pemberdayaan
Para ilmuwan sosial dalam memberikan pengertian pemberdayaan
mempunyai rumusan yang berbeda-beda dalam berbagai konteks dan bidang
kajian, hal tersebut dikarenakan belum ada definisi yang tegas mengenai konsep
pemberdayaan.
Robinson (1994) menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses
pribadi dan sosial; suatu pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi,
kreatifitas dan kebebasan bertindak. Sedangkan Ife (1995) mengemukakan
bahwa pemberdayaan mengacu pada kata “empowerment,” yang berarti memberi
daya, memberi ”power” (kuasa), kekuatan, kepada pihak yang kurang berdaya.
Payne (1997) menjelaskan bahwa pemberdayaan pada hakekatnya
bertujuan untuk membantu klien mendapatkan daya, kekuatan dan kemampuan
untuk mengambil keputusan dan tindakan yang akan dilakukan dan berhubungan
dengan diri klien tersebut, termasuk mengurangi kendala pribadi dan sosial
dalam melakukan tindakan. Orang-orang yang telah mencapai tujuan kolektif
diberdayakan melalui kemandiriannya, bahkan merupakan “keharusan” untuk
lebih diberdayakan melalui usaha mereka sendiri dan akumulasi pengetahuan,
ketrampilan serta sumber lainnya dalam rangka mencapai tujuan tanpa
tergantung pada pertolongan dari hubungan eksternal
2.2 Tujuan Pemberdayaan
Sulistiyani (2004) menjelaskan bahwa tujuan yang ingin dicapai dari
pemberdayaan masyarakat adalah untuk membentuk individu dan masyarakat
menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak
6 | P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t D a l a m A g r i b i s n i s
dan mengendalikan apa yang mereka lakukan. Kemandirian masyarakat
merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai dengan
kemampuan memikirkan, memutuskan sertamelakukan sesuatu yang dipandang
tepat demi mencapai pemecahan masalah yang dihadapi dengan mempergunakan
daya atau kemampuan yang dimiliki.
2.3 Proses Pemberdayaan
Pranarka & Vidhyandika (1996) menjelaskan bahwa ”proses pemberdayaan
mengandung dua kecenderungan. Pertama, proses pemberdayaan yang mene-
kankan pada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuatan, kekuasaan
atau kemampuan kepada masyarakat agar individu lebih berdaya.
Kecenderungan pertama tersebut dapat disebut sebagai kecenderungan primer
dari makna pemberdayaan. Sedangkan kecenderungan kedua atau
kecenderungansekunder menekankan pada proses menstimulasi, mendorong atau
memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk
menentukan apayang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog”.
Sumardjo (1999) menyebutkan ciri-ciri warga masyarakat berdaya yaitu:
1. Mampu memahami diri dan potensinya,mampu merencanakan
(mengantisipasi kondisi perubahan ke depan)
2. Mampu mengarahkan dirinya sendiri
3. Memiliki kekuatan untuk berunding
4. Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan
kerjasama yang saling menguntungkan, dan
5. Bertanggungjawab atas tindakannya.
Slamet (2003) menjelaskan lebih rinci bahwa yang dimaksud
denganmasyarakat berdaya adalah masyarakat yang tahu, mengerti, faham
termotivasi,berkesempatan, memanfaatkan peluang, berenergi, mampu
bekerjasama, tahu berbagai alternative, mampu mengambil keputusan, berani
7 | P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t D a l a m A g r i b i s n i s
mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap informasi dan mampu
bertindak sesuai dengansituasi. Proses pemberdayaan yang melahirkan
masyarakat yang memiliki sifat seperti yang diharapkan harus dilakukan secara
berkesinambungan dengan mengoptimalkan partisipasi masyarakat secara
bertanggungjawab.
2.4 Inovasi Metode System of Rice Intensification (SRI)
System of Rice Intensification (SRI) adalah teknik budidaya tanaman padi
yang mampu meningkatkan produktivitas padi dengan cara mengubah
pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara, terbukti telah berhasil
meningkatkan produktivitas padi sebesar 50% bahkan dibeberapa tempat
mencapai lebih dari 100% (Mutakin, 2007).
Metode ini pertama kali ditemukan secara tidak sengaja di Madagaskar antara
tahun 1983-1984 oleh seorang pastor Jesuit asal Prancis bernama Fr. Henri de
Laulanie, SJ yang lebih dari 30 tahun hidup bersama petani-petani disana. SRI
lahir karena adanya kepedulian terhadap minimnya produktifitas pertanian para
petani di Madagaskar.
Hasil metode SRI sangat memuaskan. Di Madagaskar pada beberapa tanah
tak subur yang produksi normalnya 2 ton/ha, petani yang menggunakan SRI
memperoleh hasil panen lebih dari 8 ton/ha, beberapa petani memperoleh 10-15
ton/ha, bahkan ada yang mencapai 20 ton/ha (Mutakin, 2005). Metode SRI
minimal menghasilkan panen dua kali lipat dibandingkan metode yang biasa
dipakai petani.
Usahatani padi sawah organik metode SRI adalah usaha tani padi sawah
irigasi secara intensif dan efisien dalam pengelolaan tanah, tanaman dan air yang
berbasis kaidah ramah lingkungan (Deptan,2009). Dengan meningkatnya harga
pupuk dan pestisida kimia serta semakin rusaknya lingkungan sumber daya
akibat penggunaan pupuk yang terus menerus dan pemakaian bahan kimia, telah
8 | P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t D a l a m A g r i b i s n i s
mendorong petani di beberapa tempat mempraktekkan metode System Of Rice
Intensification (SRI).
9 | P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t D a l a m A g r i b i s n i s
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu Pelaksanaan
Tempat :Dukuh Klampok, Desa Klampok RT 02 RW 03 Kecamatan
Singosari, Kabupaten Malang
Waktu : Minggu, 30 Desember 2013
3.2 Pelaksanaan Fieldtrip
Pada kegiatan fieldtrip kali ini kami melakukan wawancara di desa Klampok,
kecamatan Singosari. Disini kami berkunjung ke rumah seorang petani untuk
melakukan wawancara kepada petani tersebut. kami menanyakan pertanyaan
yang terdapat di kuisoner untuk ditanyakan kepada petani tersebut.
3.3 Diagram Alir
10 | P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t D a l a m A g r i b i s n i s
Persiapan
Menemui Ketua RT/RW setempat
Datang/berkunjung ke rumah petani
Meminta ijin kepada petani untuk melakukan wawancara
Melakukan wawancara kepada petani
Penjelasan :
Pada fieldtrip kali ini, hal pertama yang kami lakukan adalah melakukan
persiapan terlebih dahulu. Kemudian kami datang ke salah satu desa yang ada di
kecamatan Singosari yaitu desa Klampok. Kemudian kami menemui ketua RT
setempat. Lalu ketua RT memberikan ijin kepada kami untuk mengunjungi rumah
petani yang ada di desa tersebut. lalu, kami mengunjungi salah seorang petani yang
bernama ibu Rusmini. Setelah itu, kami meminta ijin kepada beliau untuk melakukan
wawancara.
Setelah beliau memperbolehkan kami melakukan wawancara, kami lalu
melakukan wawancara kepada beliau dengan menanyakan pertanyaan yang ada di
kuisoner kepada petani tersebut. lalu kami melakukan dokumentasi. Setelah selesai
melakukan wawancara kami berpamitan pulang kepada beliau. Selesai melakukan
kunjungan tersebut, kami menganalisis hasil wawancara yang telah kami lakukan.
Dan kemudian kami membuat laporan akhir dari fieldtrip tersebut.
11 | P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t D a l a m A g r i b i s n i s
Berpamitan Pulang
Menganalisis hasil wawancara
Membuat Laporan
Melakukan Dokumentasi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PERUMUSAN IDE
Seperti yang kita ketahui saat ini, bahwasannya produktivitas
khususnya komoditas padi yang dihasilkan rendah. Sehingga pendapatan yang
diperoleh petani juga rendah. Pendapatan yang diperoleh petani juga tidak
diimbangi dengan apa yang dikeluarkan oleh petani. Biaya input produksi
yang dikeluarkan oeh petani yang tinggi, membuat petani tersebut
memperoleh pendapatan yang rendah dan tidak berbanding lurus dengan apa
yang di
keluarkan oleh petani. Dari permasalahan inilah, kami ingin membantu
petani dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Kami akan memperkenalkan budidaya padi yang menggunakan
metode SRI pada budidayanya. Metode SRI ini bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas padi, dengan penggunaan input produksi yang rendah. Sehingga
dengan metode ini dapat membantu petani untuk meningkatkan pendapatan
mereka.
Hal yang akan kami lakukan pada program pemberdayaan ini, kami
akan mengumpulkan petani padi yang ingin melakukan program tersebut,
kemudian kami akan memberikan informasi, pelatihan atau pembelajaran
bagaimana program ini dapat diterapkan pada budidaya mereka. Serta kami
juga akan memberikan pendampingan kepda petani tersebut dalam
menerapkan metode SRI tersebut.
B. PERUMUSAN LATAR BELAKANG
Dari hasil wawancara yang kami lakukan di Desa klampok tersebut,
menurut petani yang kami wawancarai tersebut, belum terdapat program yang
dilakukan di desa tersebut. hal ini membuat kami ingin membuat program
pemberdayaan di desa tersebut, sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi
12 | P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t D a l a m A g r i b i s n i s
masyarakat sekitar. Dari permasalahan yang terjadi didesa tersebut,
bahwasanya sebagian besar petani yang terdapat didesa tersebut merupakan
petani padi. Menurutnya, beliau mengeluhkan dengan produktivitas yang
didapat pada budidaya padi tergolong rendah, serta biaya yang harus
dikeluarkan oleh petani juga tinggi. Sehinga melalui permasalahan tersebut
kami berinisiatif untuk membuat program pemberdayaan SRI (System Of
Rice Intensification) kepada masyarakat petani tersebut sebagai alternatif
sistem budidaya yang mampu membantu meningkatkan produksi padi dengan
meminimalkan input produksi. Melalui program tersebut, kami memberikan
pelatihan kepada petani tentang bagaimana melakukan budidaya padi dengan
produktivitas yang tinggi tetapi dengan input produksi yang rendah.
C. PERUMUSAN TUJUAN
1. Memberikan pandangan pada petani bahwa Tanaman padi yang
ditanam oleh mereka masih mempunyai potensi besar untuk
menghasilkan produksi yang lebih dalam taraf tinggi.
2. Memperkenalkan progam SRI (System Of Rice Intensification)
kepada masyarakat tani sebagai alternative system budidaya yang
mampu membantu meningkatkan produksi padi dengan
meminimalkan input produksi.
3. Memberikan informasi pada petani bahwa dengan (System Of Rice
Intensification) dapat menciptakan pertanian ramah lingkungan, akan
sangat mendukung terhadap pemulihan kesehatan tanah dan kesehatan
pengguna produknya
13 | P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t D a l a m A g r i b i s n i s
D. PERUMUSAN KELUARAN
1. Memulihkan Kesuburan tanah untuk menjaga keseimbangan
ekologi
Budidaya Padi Metode SRI ini sangat memperhatikan betul
masalah kesuburan tanah. Oleh kerena itu kami mencanangkan
petani di Desa Klampok agar berusaha meninggalkan pemakaian
pupuk kimia sintetis dan pestisida sintetis. Untuk mengembalikan
kesuburan tanah, kami menggunakan pupuk kompos buatan sendiri
dan pestisida nabati racikan sendiri.
2. Membentuk petani mandiri
Dikatakan mandiri karena diharapkan petani mampu
berupaya memenuhi kebutuhan saprodi tanpa harus membeli
mahal-mahal buatan pabrik. Kompos yang bisa buat sendiri,
pestisida pun kami bisa meracik sendiri, benih tidak harus
membeli. Selain itu juga diharapkan para petani pengembang SRI
selalu tukar pengalaman mengenai penanganan hamasecara alami,
mengenai racikan pupuk kompos yang bagus, mengenai racikan
pestisida nabati.
3. Menghasilkan produksi beras yang sehat Rendemennya tinggi,
tidak mengandung residu kimia
Beras hasil budidaya metode SRI jelas berbeda
dibandingkan dengan beras hasil metode konvensional. Beras hasil
budidaya metode SRI selain mempunyai rendemen yang lebih
tinggi, juga tidak ada kandungan residu kimia. Hal ini telah
dibuktikan oleh hasil pengujian laboratorium Deptan Balitbang
Pertanian pada padi dengan system SRI dimana dalam kandungan
beras tidak terdeteksi adanya residu Pestisida seperti Organoklorin.
14 | P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t D a l a m A g r i b i s n i s
4. Mewariskan tanah yang sehat pada generasi mendatang
Keluaran terakhir dari progam pengenalan system
budodaya SRI ini adalah bagaimana kita bisa mewariskan tanah air
yang sehat kepada generasi mendatang. Jika alam pertanian tetap
dibiarkan seperti kondisi sekarang,maka dampak negatihnya nya
akan di wariskan terhadap anak cucu kita kelak.Dengan budidaya
padi metode SRI setidaknya kita telah berusaha untuk
mengembalikan kesuburan tanah yang telah kita rusak
sebelumnya.
15 | P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t D a l a m A g r i b i s n i s
Memperkenalan Budidaya Padi S.R.I. kepada petani melalui pembuatan petak percontohan (demonstration) plot
Melibatkan Ketua kelompok Tani dan petani maju secara langsung dalam kegiatan demonstration plot
Memberikan pelatihan langsung kepada petani terpilih
Melakukan pemetaan pada kawasan yang akan digunakan
Program bimbingan atau pendampingan kepada petani yang sudah mengikuti pelatihan dan menerapkan program
Melakukan pemantauan kepada petani peserta secara berkala
E. PERUMUSAN METODE PELAKSANAAN
16 | P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t D a l a m A g r i b i s n i s
Mengadakan diskusi dan evaluasi diantara petani pelaksana Budidaya SRI dengan melibatkan masyarakat
umum
F. PERKIRAAN BIAYA
No. Identifikasi KegiatanPelaksanaa
n (Kali)Jumlah
Harga
(Rp)
Sub Total
(Rp)
Total
(Rp)
A Persiapan
400.000
1 Pertemuan tim 2 5 orang 10.000 100.000
2Audiensi dengan
pemerintah desa 2 5 orang 30.000 300.000
B Sosialisasi Program
4.575.000
1 Konsumsi 3 100 orang 10.000 3.000.000
2 Penggandaan Makalah 3 75 bendel 3.000 675.000
3 Transport Narasumber 3 3 orang 100.000 900.000
C Pemetaan
350.000
1Transek keliling
kecamatan 1 10 orang 20.000 200.000
2 Penentuan baseline 1 10 orang 15.000 150.000
D Penguatan
21.000.000
1 Pelatihan SRI 3 1.500.000 4.500.000
2 Pengadaan Saprodi 3 5.000.000 15.000.000
3FGD (Focus Group
Discusion) 3 500.000 1.500.000
EEvaluasi Bersama dan
Rencana tindak lanjut 3 2.000.000 6.000.000 6.000.000
F Total Kebutuhan Rp 32.325.000
- Rekapitulasi anggaran Pemberdayaan
Total biaya yang harus dikeluarkan dalam program pemberdayaan ini adalah Rp.
32.325.000,00.
17 | P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t D a l a m A g r i b i s n i s
G. JADWAL KEGIATAN
- Tahap Pertama
Uraian Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6 Bulan 71 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan (ijin dan pengumpulan data sekunder)Sosialisasi dan Perencanaan programObservasi Lapang- pemetaan kawasanPelatihan Program SRI (Penerapan program)FGDEvaluasi
H. Penutup
Dengan adanya Progam Pengenalan Metode SRI ini diharapkan
mendorong masyarakat petani dalam peralihan dari sistem konvensional
menuju sistem pertanian organik terintegrasi memerlukan upaya yang tidak
mudah dan tidak sebentar atau harus secara bertahap.
Meskipun terdengar sangat ideal, metode SRI pun tidak lepas dari
tantangannya. Kelemahan SRI antara lain akan perlu waktu untuk merubah
cara pandang petani beralih dari budidaya konvensional ke SRI.Oleh karena
itu jalan untuk mengembangkan metode SRI di Indonesia ini masih panjang
prosesnya. Perlu terus dilakukan pengembangan, studi dan penelitian,
sosialisasi dan pendampingan untuk para petani, baik dalam budidayanya
maupun pemasarannya.
18 | P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t D a l a m A g r i b i s n i s
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil fieldtrip yang dilakukan didesa Klampok, hasil dari analisis
wawancara yang telah dilakukan diperoleh bahwa didesa tersebut belum
terdapat program pemberdayaan. Dari analisis permasalahan yang kami
peroleh, bahwa sebagian besar petani didesa tersebut merupakan petani padi.
Permasalahan yang terjadi adalah produktivitas padi yang diperoleh rendah,
sedangkan biaya input produksi tinggi. Dari sinilah yang membuat kami ingin
membuat suatu program pemberdayaan kepada petani agar pendapatan dari
usahatani padi ini tinggi. Program pemberdayaan ini menggunakan budidaya
metode SRI (System Of Rice Intensification).
Diharapkan dari program pemberdayaan tersebut mampu membantu
meningkatkan produksi padi dengan meminimalkan input produksi. Melalui
program tersebut, kami memberikan pelatihan kepada petani tentang
bagaimana melakukan budidaya padi dengan produktivitas yang tinggi tetapi
dengan input produksi yang rendah. Sehingga melalui program ini pendapatan
petani meningkat.
5.2 Saran
Diharapkan ada peran pemerintah dalam pelaksanaan program
tersebut. Sehingga pada pelaksanaan program pemberdayaan tersebut bisa
berjalan dengan maksimal.
19 | P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t D a l a m A g r i b i s n i s
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2012. Budidaya SRI. http:// pospenyuluhan.blogspot.com/2012/04/
budidaya-padi-sistem-sri.html. diakses pada tanggal 2 Januari 2014
Bakorluh. 2012. Budidaya dan keunggulan padi organik metode SRI.
http://www.bakorluh-maluku.com/2012/09/budidaya-dan-keunggulan-
padi-organik-metode-sri-system-of-rice-intensification/. Diakses pada
tanggal 2 Januari 2013
Departemen Pertanian, 2009. Pedoman Teknis Dampak Pengembangan System
ofRice Intensification (SRI) Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan
Air (PLA) Jakarta.
Ife, J.W. 1995. Community Development: Creating Community Alternatives, Vision,
Analysis and Practice: Longman. Australia.
Mutakin, J. 2005. Kehilangan Hasl Padi Sawah Akibat Kompetisi Gulma Pada
Kondisi SRI (System of Rice Intensification). Tesis. Pasca sarjana,
Bandung.
Mutakin, J. 2007 Budidaya dan Keunggulan Padi Organik Metode SRI (System of
RiceIntensification).Garut.
Norlandi. 2009. Manfaat SRI. http://norlandoni.blogspot.com/2009/08/7-manfaat-
budidaya-padi-metode-sri.html. diakses pada tanggal 2 Januari 2014
Payne, M. 1997. Social Work and Community Care. London: McMillan.
Pranaka dan Vidhyandika. 1996. Pemberdayaan (Empowerment). Jakarta: Centre of
Strategic and International Studies (CSIS).
Robinson, J.R. 1994. Community Development in Perspective. Ames: Iowa State
University Press.
20 | P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t D a l a m A g r i b i s n i s
Slamet, M. 2003. Pemberdayaan Masyarakat. Dalam Membetuk Pola Perilaku
Manusia Pembangunan. Disunting oleh Ida Yustina dan Adjat
Sudradjat. Bogor: IPB Press.
Sulistiyani, A.T. 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Yogyakarta:
Gaya Media.
Sumardjo. 1999. ”Transformasi Model Penyuluhan Pertanian Menuju Pengembangan
Kemandirian Petani: Kasus di Propinsi Jawa Barat”. Disertasi Doktor.
Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
21 | P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t D a l a m A g r i b i s n i s
DOKUMENTASI
22 | P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t D a l a m A g r i b i s n i s