Laporan fitokimia partisi Armala

download Laporan fitokimia partisi Armala

of 17

description

laporan fitokiia armala sahid N111 12 902 fakultas farmasi universitas hasanuddin.laporan tentang percobaan partisi.

Transcript of Laporan fitokimia partisi Armala

  • 5/26/2018 Laporan fitokimia partisi Armala

    1/17

    LABORATORIUM FARMAKOGNOSI-FITOKIMIA

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    LAPORAN LENGKAP

    PARTISI SAMPEL DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA)

    NAMA : ARMALA SAHID

    KELOMPOK : IV (EMPAT)

    GOLONGAN : KAMIS SIANG

    ASISTEN : ELVIRA HARDIANA

    A. ANGGRIANI

    MAKASSAR

    2014

  • 5/26/2018 Laporan fitokimia partisi Armala

    2/17

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Maksud Percobaan

    Mengetahui dan memahami cara mengekstraksi dan memisahkan

    komponen-komponen kimia yang terdapat dalam tumbuhan dengan

    metode tertentu berdasarkan kepolarannya.

    I.2 Tujuan Percobaan

    Mengekstraksi dan memisahkan komponen-komponen kimia

    sampel daun sirsak (Annona muricata) berdasarkan tingkat kepolaran

    dengan metode ekstraksi cair-padat.

    I.3 Prinsip Percobaan

    Pemisahan satu atau lebih senyawa dari sampel daun sirsak

    (Annona muricata) dengan menggunakan metode ekstraksi cair-padat

    menggunakan pelarut heksan. Di mana ekstrak dilarutkan dalam pelarut

    heksan, kemudian disentrifuge dan filtratnya dipipet, perlakuan ini

    dilakukan sampai pelarut tidak melarutkan ekstrak lagi. Hasil dari filtrat

    yang diuapkan pelarutnya dihasilkan ekstrak larut heksan dan residunya

    merupakan ekstrak tidak larut heksan.

  • 5/26/2018 Laporan fitokimia partisi Armala

    3/17

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II.1 Teori Umum

    Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu

    padatan atau cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan

    proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu campuran

    homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai separating agen.

    Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari

    komponen-komponen dalam campuran. Contoh ekstraksi: pelarutan

    komponen-komponen kopi dengan menggunakan air panas dari biji kopi

    yang telah dibakar atau digiling (1).

    Pemisahan zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak saling

    mencampur antara lain menggunakan alat corong pisah. Ada suatu jenis

    pemisahan lainnya dimana pada satu fase dapat berulang-ulang

    dikontakkan dengan fase yang lain, misalnya ekstraksi berulang-ulang

    suatu larutan dalam pelarut air dan pelarut organik, dalam hal ini

    digunakan suatu alat yaitu ekstraktor sokshlet. Metode sokshlet

    merupakan metode ekstraksi dari padatan dengan solvent (pelarut) cair

    secara kontinu. Alatnya dinamakan sokhlet (ekstraktor sokhlet) yang

    digunakan untuk ekstraksi kontinu dari sejumlah kecil bahan Istilah-istilah

    berikut ini umumnya digunakan dalam teknik ekstraksi:

  • 5/26/2018 Laporan fitokimia partisi Armala

    4/17

    1. Bahan ekstraksi: Campuran bahan yang akan diekstraksi

    2. Pelarut (media ekstraksi): Cairan yang digunakan untuk

    melangsungkan ekstraksi

    3. Ekstrak: Bahan yang dipisahkan dari bahan ekstraksi

    4. Larutan ekstrak: Pelarut setelah proses pengambilan ekstrak

    5. Rafinat (residu ekstraksi): Bahan ekstraksi setelah diambil ekstraknya

    6. Ekstraktor: Alat ekstraksi

    7. Ekstraksi padat-cair: Ekstraksi dari bahan yang padat

    8. Ekstraksi cair-cair (ekstraksi dengan pelarut = solvent extraction):

    Ekstraksi dari bahan ekstraksi yang cair

    Pada ekstraksi tidak terjadi pemisahan segera dari bahan-bahan

    yang akan diperoleh (ekstrak), melainkan mula-mula hanya terjadi

    pengumpulan ekstrak dalam pelarut. Ekstraksi akan lebih menguntungkan

    jika dilaksanakan dalam jumlah tahap yang banyak. Setiap tahap

    menggunakan pelarut yang sedikit. Kerugiannya adalah konsentrasi

    larutan ekstrak makin lama makin rendah, dan jumlah total pelarut yang

    dibutuhkan menjadi besar, sehingga untuk mendapatkan pelarut kembali

    biayanya menjadi mahal (1).

    Semakin kecil partikel dari bahan ekstraksi, semakin pendek jalan

    yang harus ditempuh pada perpindahan massa dengan cara difusi,

    sehingga semakin rendah tahanannya. Pada ekstraksi bahan padat,

    tahanan semakin besar jika kapiler-kapiler bahan padat semakin halus

  • 5/26/2018 Laporan fitokimia partisi Armala

    5/17

    dan jika ekstrak semakin terbungkus di dalam sel (misalnya pada bahan-

    bahan alami).

    Ekstraksi dibagi menjadi dua, yaitu: (2)

    1. Ekstraksi padat-cair

    Pada ekstraksi padat-cair, satu atau beberapa komponen

    yang dapat larut dipisahkan dari bahan padat dengan bantuan pelarut.

    Pada ekstraksi, yaitu ketika bahan ekstraksi dicampur dengan pelarut,

    maka pelarut menembus kapiler-kapiler dalam bahan padat dan

    melarutkan ekstrak. Larutan ekstrak dengan konsentrasi yang tinggi

    terbentuk di bagian dalam bahan ekstraksi. Dengan cara difusi akan

    terjadi kesetimbangan konsentrasi antara larutan tersebut dengan

    larutan di luar bahan padat. Keuntungannya dengan pelarut yang

    sedikit dapat diperoleh substansi yang banyak. Kerugiannya

    membutuhkan peralatan khusus seperti tabung sentrifuge dan alat

    sentrifuge.

    Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai unjuk kerja

    ekstraksi atau kecepatan ekstraksi yang tinggi pada ekstraksi padat-

    cair, yaitu:

    a. Karena perpindahan massa berlangsung pada bidang kontak

    antara fase padat dan fase cair, maka bahan itu perlu sekali

    memiliki permukaan yang seluas mungkin.

    b. Kecepatan alir pelarut sedapat mungkin besar dibandingkan

    dengan laju alir bahan ekstraksi.

  • 5/26/2018 Laporan fitokimia partisi Armala

    6/17

    c. Suhu yang lebih tinggi (viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan

    ekstrak lebih besar) pada umumnya menguntungkan unjuk kerja

    ekstraksi.

    2. Ekstraksi cair-cair (2)

    Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari

    suatu campuran dipisahkan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi cair-

    cair terutama digunakan, bila pemisahan campuran dengan cara

    destilasi tidak mungkin dilakukan (misalnya karena pembentukan

    azeotrop atau karena kepekaannya terhadap panas) atau tidak

    ekonomis. Seperti ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri

    dari sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran secara intensif bahan

    ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua fase cair itu

    sesempurna mungkin. Keuntungannya peralatannya sederhana dan

    pelaksanannya mudah. Kerugiannya dapat menimbulkan emulsi pada

    saat pengocokan yang menyebabkan pemisahan yang tidak jelas

    antara fase organik dan fase air.

    Masalah yang sering timbul pada metode ini adalah emulsi.

    Hal ini disebabkan karena saat pencampuran (pengocokan) yang

    terlalu kuat sehingga distribusi partikel pada dua pelarut yang tidak

    saling bercampur menjadi tidak merata dan timbullah emulsi.

    Beberapa strategi untuk memecah emulsi antara lain: penambahan

    garam pada fase air, pemanasan atau pendinginan, penyaringan

  • 5/26/2018 Laporan fitokimia partisi Armala

    7/17

    dengan glass wool, penambahan sedikit pelarut organik yang

    berbeda, sentrifugasi.

    Pada metode ekstraksi cair-cair digunakan butanol jenuh air

    agar dapat menarik komponen yang bersifat hidrofilik (polar). Cara

    pembuatannya dicampur butanol dengan air dengan perbandingan

    4:1, dikocok dengan corong, ditunggu hingga terpisah. Lapisan atas

    merupakan butanol jenuh air. Dimana butanol dijenuhkan dengan alas

    an agar diperoleh pemisahan antara air yang sifatnya polar dengan

    butanol yang sifatnya polar pula. Jadi untuk memisahkan yaitu pada

    pembuatannya digunakan perbandingan 4:1.

    Kerapatan jenis adalah massa per satuan volume dari suatu zat

    (g/ml). Berat jenis meupakan perbandingan antara massa jenis suatu

    zat terhadap massa jenis suatu zat baku seperti air murni, dinyatakan

    dalam bilangan desimal. Massa jenis air murni yaitu 1,00 g/ml. Zat

    yang memiliki berat jenis lebih kecil daripada 1,00 lebih ringan

    daripada air. Zat yang memiliki berat jenis lebih besar daripada 1,00

    lebih berat daripada air (3).

    Konstanta dielektrik adalah koefisien distribusi atau koefisien

    partisi yang merupakan tetapan kesetimbangan yang merupakan

    kelarutan relative dari suatu senyawa terlarut dalam pelarut 1 dan

    pelarut 2. Rumus konstanta dielektrik yaitu

    Dimana C1 adalah pelarut pertama dan C2 adalah pelarut

    keduanya.

  • 5/26/2018 Laporan fitokimia partisi Armala

    8/17

    Konstanta dielektrik pelarut dan berat jenis : (3)

    SolventTitik

    didih

    Konstanta

    dielektrik

    Massa

    jenisBerat jenis

    Pelarutnon-polar

    Heksana 69 C 2.0 0.655 g/ml 0.655

    Benzena 80 C 2.3 0.879 g/ml 0.879

    Toluena 111 C 2.4 0.867 g/ml 0.867Dietil eter 35 C 4.3 0.713 g/ml 0.713

    Kloroform 61 C 4.8 1.498 g/ml 1.498

    Etil asetat 77 C 6.0 0.894 g/ml 0.894

    Pelarut polar aprotic

    1,4-

    Dioksana101 C 2.3 1.033 g/ml 1.033

    Tetrahidrofuran (THF)

    66 C 7.5 0.886 g/ml 0.886

    Diklorometa

    na (DCM)40 C 9.1 1.326 g/ml 1.326

    Asetona 56 C 21 0.786 g/ml 0.786

    Asetonitril 82 C 37 0.786 g/ml 0.786

    Dimetilform

    amida

    153 C 38 0.944 g/ml 0.944

    Dimetil

    sulfoksida (

    DMSO)

    189 C 47 1.092 g/ml 1.092

    Pelarut polar protic

    Asam

    asetat118 C 6.2 1.049 g/ml 1.049

    n-Butanol 118 C 18 0.810 g/ml 0.810

    http://id.wikipedia.org/wiki/Rumus_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Massa_jenishttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nonpolar&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nonpolar&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Heksanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Benzenahttp://id.wikipedia.org/wiki/Toluenahttp://id.wikipedia.org/wiki/Dietil_eterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kloroformhttp://id.wikipedia.org/wiki/Etil_asetathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=1,4-Dioksana&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=1,4-Dioksana&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tetrahidrofuranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tetrahidrofuranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Diklorometanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Diklorometanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asetonahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asetonitril&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dimetilformamida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dimetilformamida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dimetil_sulfoksida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dimetil_sulfoksida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetathttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Butanol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Butanol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Butanol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetathttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dimetil_sulfoksida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dimetil_sulfoksida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dimetilformamida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dimetilformamida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asetonitril&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Asetonahttp://id.wikipedia.org/wiki/Diklorometanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Diklorometanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tetrahidrofuranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tetrahidrofuranhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=1,4-Dioksana&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=1,4-Dioksana&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Etil_asetathttp://id.wikipedia.org/wiki/Kloroformhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dietil_eterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Toluenahttp://id.wikipedia.org/wiki/Benzenahttp://id.wikipedia.org/wiki/Heksanahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nonpolar&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Massa_jenishttp://id.wikipedia.org/wiki/Rumus_kimia
  • 5/26/2018 Laporan fitokimia partisi Armala

    9/17

    Isopropanol

    (IPA)82 C 18 0.785 g/ml 0.785

    n-Propanol 97 C 20 0.803 g/ml 0.803

    Etanol 79 C 30 0.789 g/ml 0.789

    Metanol 65 C 33 0.791 g/ml 0.791

    Asam

    format100 C 58 1.21 g/ml 1.21

    Air 100 C 80 1.000 g/ml 1.000

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Isopropanol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=1-Propanol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=1-Propanol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Etanolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Etanolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Metanolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_formathttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_formathttp://id.wikipedia.org/wiki/Airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_formathttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_formathttp://id.wikipedia.org/wiki/Metanolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Etanolhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=1-Propanol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Isopropanol&action=edit&redlink=1
  • 5/26/2018 Laporan fitokimia partisi Armala

    10/17

    BAB III

    METODE KERJA

    III.1 Alat dan Bahan

    III.1.1 Alat

    Alat-alat yang digunakan adalah aluminium foil, batang pengaduk,

    botol eluen, botol vial, cawan porselen, gelas ukur, sendok besi, tabung

    reaksi, rak tabung, tabung sentrifuge, pipet tetes, pipet skala.

    III.1.2 Bahan

    Bahan-bahan yang digunakan adalah air suling, aluminium foil,

    ekstrak daun sirsak (Annona muricata), heksan, label, sampel, tissue roll.

    III.2 Cara Kerja

    1. Disiapkan alat dan bahan

    2. Ditimbang ekstrak daun sirsak sebanyak 2 gram.

    3. Dilarutkan dengan heksan dalam cawan porselin

    4. Dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge, ulangi hingga tiga kali.

    5. Disentrifuge 15 menit, dipipet ke tabung vial, diuapkan dan

    diperoleh ekstrak larut heksan.

    6. Dilarutkan kembali residu ekstrak dengan heksan.

    7. Dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge, ulangi hingga tiga kali

    dan berwarna bening.

    8. Disentrifuge 15 menit, dipipet ke tabung vial, diuapkan dan

    diperoleh ekstrak tidak larut heksan.

  • 5/26/2018 Laporan fitokimia partisi Armala

    11/17

    9. Ekstrak awal juga dimasukkan ke dalam botol vial secukupnya.

    10. Hasil akhir diperoleh tiga vial berisi ekstrak awal, ekstrak larut

    heksan, dan ekstrak tidak larut heksan.

  • 5/26/2018 Laporan fitokimia partisi Armala

    12/17

    BAB IV

    HASIL PENGAMATAN

    IV.1 Gambar Pengamatan

    IV.2 Data Pengamatan

    1. Bobot ekstrak yang diigunakan : 2 gram

    2. Bobot ekstrak larut heksan : 0,6 gram

    3. Bobot ekstrak tidak larut heksan : 1,4 gram

    Ekstrak larut heksan

    Daun Sirsak Annona muricata

    Laboratorium Farmakognosi-FitokimiaFakultas Farmasi

    Universitas Hasanuddin

    Ekstrak tidak larut heksan

    Daun sirsak (Annona muricata)

    Laboratorium Farmakognosi-FitokimiaFakultas Farmasi

    Universitas Hasanuddin

  • 5/26/2018 Laporan fitokimia partisi Armala

    13/17

    BAB V

    PEMBAHASAN

    Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapada bahan dari

    suatu padatan atau cairan dengan bentuan pelarut. Pemisahan terjadi

    atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponen-komponen

    dalam campuran ekstrak.

    Ekstraksi juga terdiri atas beberapa pembagian di antaranya

    adalah ekstraksi cair-padat dan ekstraksi cair-cair. Pada percobaan yang

    dilakukan di laboratorium terhadap daun sirsak (Annona muricata)

    digunakan ekstraksi menggunakan metode cair-padat dimana senyawa-

    senyawa pada sirsak (Annona muricata)akan dipartisi.

    Diperlukan pelarut heksan (bersifat nonpolar) pada sirsak (Annona

    muricata). Di mana ekstrak dilarutkan dalam pelarut heksan, kemudian

    disentrifuge dan filtratnya dipipet, perlakuan ini dilakukan sampai pelarut

    tidak melarutkan ekstrak lagi. Hasil dari filtrat yang diuapkan pelarutnya

    dihasilkan ekstrak larut heksan (fase nonpolar) dan residunya merupakan

    ekstrak tidak larut heksan (fase polar).

    Prosedur pengerjaan dilakukan berulang sebanyak tiga kali

    karena untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal selain itu juga untuk

    memastikan bahwa senyawa-senyawa yang terdapat pada sampel yang

    memiliki kepolaran sama dengan pelarut akan optimal terlarut oleh

    pelarut.

  • 5/26/2018 Laporan fitokimia partisi Armala

    14/17

    Sentrifugasi dilakukan pada partikel padat yang halus dan

    jumlahnya yang sedikit, tujuannya untuk mempercepat proses

    pengendapan dengan memberikan gaya sentrifugasi pada partikel-

    partikelnya.

    Metode ekstraksi cair-padat dipilih untuk partisi pada daun sirsak

    (Annona muricata) karena merupakan sampel dari tanaman yang

    bertekstrur keras. Keuntungan metode ini adalah pelarut yang digunakan

    hanya satu jenis sehingga lebih murah. Namun, komponen senyawa

    berdasarkan bobot jenis yang sama akan ikut terpartisi ketika disentrifuge.

    Ekstrak sampel daun sirsak (Annona muricata) awal pada

    praktikum berjumlah 2 gram, setelah dilakukan partisi, didapatkan hasil

    bahwa ekstrak larut heksan berjumlah 0,6 gram dan ekstrak tidak larut

    heksan berjumlah 1,4 gram.

  • 5/26/2018 Laporan fitokimia partisi Armala

    15/17

    BAB VI

    PENUTUP

    VI.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan

    bahwa diperoleh ekstrak golongan senyawa berdasarkan kepolarannya.

    Keduanya adalah golongan senyawa yang dapat larut dalam heksan

    sebanyak 0,6 gram dan senyawa yang tidak larut dalam heksan sebanyak

    1,4 gram.

    VI.2 Saran

    Diharapkan agar dapat melengkapi alat-alat di laboratorium

    sehingga pelaksanaan praktikum dapat berjalan dengan efisien dan

    efektif.

  • 5/26/2018 Laporan fitokimia partisi Armala

    16/17

    LAMPIRAN

    SKEMA KERJA

    Ekstraksi Cair-Padat

    a. Ekstrak larut heksan

    b. Ekstrak tidak larut heksan

    Ekstrak kering (2 g)

    Digerus dengan

    heksan 15 ml.

    Dimasukkan ke dalam

    tabung sentriguge

    Diulangi hingga tiga

    kali

    Disentrifuge 15 menit

    Dipipet lapisan atas ke

    botol vial, diuapkan

    Residu Ekstrak

    Digerus dengan heksan 15

    ml hingga larutan bening

    Dimasukkan ke dalam

    tabung sentriguge

    Diulangi hingga tiga kali

    Disentrifuge 15 menit

    Dipipet lapisan atas ke

    botol vial, diuapkan

  • 5/26/2018 Laporan fitokimia partisi Armala

    17/17

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Depkes RI. 1989. Sediaan Galenik. Jakarta : Direktorat Jenderal

    Pengawasan Obat dan Makanan.

    2. Sudjadi. 1994. Metode Pemisahan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

    3. Ansel, Howard C. 2006. Kalkulasi Farmasetik : Panduan untuk

    Apoteker. Cetakan I. Jakarta : EGC.

    4. Wijaya H. M. Hembing. 1992. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia.

    Jakarta : Pustaka Kartini.