Laporan Fisika Dasar
-
Upload
linda-actia-ii -
Category
Documents
-
view
78 -
download
6
Transcript of Laporan Fisika Dasar
LAPORAN FISIKA DASAR
“ PESAWAT ATWOOD “
DISUSUN OLEH :
1. ANITA PURNAMASARI 0661 12 0822. DETA MEILA PUTRI 0661 12 0763. MIA PUSPA DEWI 0661 12 080
Tanggal Praktikum
01 November 2012
Asisten :
1. Rissa2. Trirakhma M.si3. Noorlela Marcheta
LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari penggunaan hukum-hukum newton
2. Mempelajari gerak beraturan dan berubah beraturan
3. Menentukan momen inersia rota/katrol
I.2. Dasar Teori
a. Hukum I Newton menyatakan “Sebuah benda akan berada dalam keadaan
diam atau bergerak lurus beraturan apabila resultan gaya yang bekerja pada
benda sama dengan nol”.
Secara matematis, Hukum I Newton dinyatakan dengan persamaan:
∑ F=0
Hukum di atas menyatakan bahwa jika suatu benda mula-mula diam maka benda
selamanya akan diam. Benda hanya akan bergerak jika pada suatu benda itu diberi
gaya luar. Sebaliknya, jika benda sedang bergerak maka benda selamanya akan
bergerak, kecuali bila ada gaya yang menghentikannya. Konsep Gaya dan Massa
yang dijelaskan oleh Hukum Newton yaitu Hukum I Newton mengungkap tentang
sifat benda yang cenderung mempertahankan keadaannya atau dengan kata lain
sifat kemalasan benda untuk mengubah keadaannya. Sifat ini kita ini kita sebut
kelembaman atau inersia. Oleh karena itu, Hukum I Newton disebut juga Hukum
Kelembaman.
b. Hukum II Newton“Setiap benda yang dikenai gaya maka akan mengalami percepatan yang
besarnya berbanding lurus dengan besarnya gaya dan berbanding terbalik
dengan besarnya massa benda.”
Keterangan :
a=∑ F
m
F=m . a
a=percepatan gravitasi(m
s2)
m=massa benda(kg)
F=Gaya(N )
c. Hukum III NewtonHukum III Newton menyatakan bahwa “Apabila benda pertama mengerjakan
gaya pada benda kedua (disebut aksi) maka benda kedua akan mengerjakan gaya
pada benda pertama sama besar dan berlawanan arah dengan gaya pada benda
pertama (reaksi).” Secara matematis dinyatakan dengan persamaan :
Faksi=−F reaksi
1. Suatu pasangan gaya disebut aksi-reaksi apabila memenuhi syarat sebagai
berikut: sama besar
2. Berlawanan arah
3. Bekerja pada satu garis kerja gaya yang sama
4. Tidak saling meniadakan
5. Bekerja pada benda yang berbeda
d. Gerak Translasi
Gerak lurus adalah gerak suatu obyek yang lintasannya berupa garis lurus. Dapat
pula jenis gerak ini disebut sebagai suatu translasi beraturan. Pada rentang waktu
yang sama terjadi perpindahan yang besarnya sama. Gerak lurus dapat
dikelompokkan menjadi gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan
yang dibedakan dengan ada dan tidaknya percepatan.
1. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak lurus suatu obyek, dimana dalam gerak
ini kecepatannya tetap atau tanpa percepatan, sehingga jarak yang ditempuh dalam
gerak lurus beraturan adalah kelajuan kali waktu.
s=v .t
Keterangan: s= jarak tempuh(m)
v=kecepatan( ms)
t=waktu (s) 2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus suatu obyek, di mana
kecepatannya berubah terhadap waktu akibat adanya percepatan yang tetap.
Akibat adanya percepatan rumus jarak yang ditempuh tidak lagi linier melainkan
kuadratik. Dengan kata lain benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau
mulai dengan kecepatan awal akan berubah kecepatannya karena ada percepatan ¿
atau perlambatan ¿. Pada umumnya GLBB didasari oleh Hukum
Newton II ∑ F=m.a
V t=V o+a . t V t
2=V o2+2.a . s
S=¿ V o . t+ 12
a t 2
Keterangan:
V o=kecepatan awal (ms)
V t=kecepatan akhir ( ms)
a=percepatan( m
s2)
t=waktu (s) s= jarak yangditempuh(m) e. Momen Inersia
Momen Inersia adalah hasil kali masa partikel dengan kuadrat jarak
partikel dari titik poros. Atau I = ∑ m r2. Perbedaan nilai antara massa dan momen
inersia adalah besar massa suatu benda hanya bergantung pada kandungan zat
pada benda tersebut .tetapi momen inersia tidak hanya tergantung pada jumlah zat
tetapi juga dipengaruhi oleh bagaimana zat tersebut terdistribusi pada benda.
Momen Inersia juga berarti besaran pada gerak rotasi yang analog dengan massa
pada gerak translasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi momen inersia :
Poros rotasinya
Massa benda
Jarak letak rotasi
Secara matematis Inersia dapat ditulis sebagai berikut :
a= m. g
(2M +m )+ I
R2
((2 M +m )+ I
R2 )a=m . g
(2 M+m )+ I
R2=m . g
I
R2=m . g
a− (2 M +m )
I={m . ga
−(2M +m )}R2
BAB II
ALAT DAN BAHAN
II.1. ALAT
1. Pesawat Atwood lengkap
a. Tiang berskala
b. Dua beban dengan tali
c. Katrol
d. Penjepit beban
e. Penyangkut beban
2. Jangka sorong
3. Stopwatch
2.1 Bahan
Beban tambahan/ lempeng bermassa 2, 4, dan 6 gram
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1. Gerak Lurus Beraturan
1. Beban m1 (2gr), m2 (4gr), m3 (6gr) ditimbang.
2. Beban m1 (2gr) diletakkan pada penjepit P.
3. Beban m1 (2gr) dan m2 (4gr) diletakkan pada keddukan A.
4. Kedudukan penyangkut beban B dan meja C dicatat secara tabel.
5. Bila penjepit P dilepas, m2 dan m3 akan dipercepat antara BC
setelah tambahan beban tersangkut di B. Waktu yang diperlukan
untuk gerak antara BC dapat dicatat pada tabel.
6. Dengan mengubah kedudukan meja C, maka percobaan di atas
dapat diulangi dengan mengingat tinggi beban m2.
7. Dengan menggunakan beban m3 yang lain, maka percobaan dapat
diulangi.
3.2 . Gerak Lurus Berubah Beraturan
1. Percobaan dapat diatur kembali seperti pada percobaan Gerak
Lurus Beraturan.
2. Kedudukan A dan B dapat dicatat secara tabel.
3. Bila beban m1 dilepas, maka m2 dan m3 akan melakukan gerak
lurus berubah beraturan antar A dan B, waktu yang diperlukan
untuk gerak ini dapat dicata pada tabel.
4. Pecobaan di atas diulangi dengan mengubah kedudukan B. jarak
AB dan waktu yang diperlukan selalu dicatat.
Dengan mengubah beban m3, percobaan diatas dapat diulangi.
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
4.1. Data Pengamatan
Keadaan ruangan P (cm)Hg T(°C) C(%)Sebelum percobaan 75,5 27 68Sesudah percobaan 75,5 28 64
Gerak lurus beraturan
No Massa keping
S(cm) t(s)V
cms
1 2 20 1,46 13,691,40 14,29
25 1,64 15,241,52 16,45
2 4 20 1,06 18,871,05 19,05
25 1,08 23,151,03 24,27
3 6 20 0,69 28,990,72 27,78
25 0,78 32,050,72 34,72
Gerak lurus berubah beraturan
No Massa keping S(cm) t(s)V
cms a (
cm
s2 )I (gr cm2)
1 2 20 2,22 9,01 8,11 1393,232,26 8,84 7,83 1756,02
25 2,42 10,33 8,55 870,872,45 10,20 8,33 1124,91
2 4 20 1,77 11,29 12,78 4040,701,64 12,19 14,87 2230,51
25 1,84 13,58 14,75 2320,371,53 16,33 21,37 -1136,67
3 6 20 1,13 17,69 31,25 -1022,281,18 16,94 28,78 -343,98
25 1,19 21,00 35,46 -1960,09
1,29 30,12 30,12 -725,59
4.2. Perhitungan
a. Menghitung kecepatan pada GLB Massa keping 2gr , jarak 20cm
- V= st= 20
1,46=13,69
cms
- V= st= 20
1,40=14,29
cms
Massa keping 2gr, jarak 25cm
- V= st= 25
1,64=15,24
cms
- V= st= 25
1,52=16,45
cms
Massa keping 4gr, jarak 20cm
- V= st= 20
1,06=18,87
cms
- V= st= 20
1,05=19,05
cms
Massa keping 4gr, jarak 25cm
- V= st= 25
1,08=23,15
cms
- V= st= 25
1,03=24,27
cms
Massa keping 6gr, jarak 20cm
- V= st= 20
0,69=28,99
cms
- V= st= 20
0,72=27,78
cms
Massa keping 6gr, jarak 25cm
- V= st= 25
0,78=32,05
cms
- V= st= 25
0,72=34,72
cms
b. Menghitung kecepatan pada GLBB Massa keping 2gr , jarak 20cm
- V= st= 20
2,22=9,01
cms
- V= st= 20
2,26=8,84
cms
Massa keping 2gr, jarak 25cm
- V= st= 25
2,42=10,33
cms
- V= st= 25
2,45=10,20
cms
Massa keping 4gr, jarak 20cm
- V= st= 20
1,77=11,29
cms
- V= st= 20
1,64=12,19
cms
Massa keping 4gr, jarak 25cm
- V= st= 25
1,84=13,58
cms
- V= st= 25
1,53=16,33
cms
Massa keping 6gr, jarak 20cm
- V= st= 20
1,13=17,69
cms
- V= st= 20
1,18=16,94
cms
Massa keping 6gr, jarak 25cm
- V= st= 25
1,19=21,00
cms
- V= st= 25
1,29=19,37
cms
c. Menghitung percepatan pada GLBB Massa keping 2gr , jarak 20cm
- a=2. S
t2= 2. S
(2,22)2=2.20
4,93=8,11
cm
s2
- a=2. S
t2= 2. S
(2,26)2= 2.20
5,107=7,83
cm
s2
Massa keping 2gr, jarak 25cm
- a=2.S
t2= 2.S
(2,42)2=2.25
5,85=8,55
cm
s2
- a=2.S
t2= 2.S
(2,45)2=2.25
6,00=8,33
cm
s2
Massa keping 4gr, jarak 20cm
- a=2.S
t2= 2.S
(1,77)2=2.20
3,13=12,78
cm
s2
- a=2.S
t2= 2.S
(1,64 )2=2.20
2,68=14,87
cm
s2
Massa keping 4gr, jarak 25cm
- a=2. S
t2= 2. S
(1,84 )2=2.25
3,38=14,79
cm
s2
- a=2. S
t2= 2. S
(1,53)2=2.25
2,34=21,37
cm
s2
Massa keping 6gr, jarak 20cm
- a=2.S
t2= 2.S
(1,13)2=2.20
1,28=31,25
cm
s2
- a=2.S
t2= 2.S
(1,18)2=2.20
1,39=28,78
cm
s2
Massa keping 6gr, jarak 25cm
- a=2.S
t2= 2.S
(1,19 )2=2.25
1,41=35,46
cm
s2
- a=2.S
t2= 2.S
(1,29)2=2.25
1,66=30,12
cm
s2
d. Menghitung momen inersia pada GLBB Massa keping 2gr , jarak 20cm
- I={m . ga
−( M+m )}R2
¿ {2.9808,11
− (206,5+2 )}(6,24 )2
¿ {19608,11
−(208,5 )}41,99
¿ (241,68−208,5 ) 41,99 ¿33,18 x 41,99
¿1393,23 gr cm2
- I={m . ga
−( M+m )}R2
¿ {2.9807,83
− (206,5+2 )}(6,24 )2
¿ {19607,83
−(208,5 )}41,99
¿ (250,32−208,5 ) 41,99 ¿41,82 x 41,99
¿1756 ,02 gr cm2
Massa keping 2gr, jarak 25cm
- I={m . ga
−( M+m )}R2
¿ {2.9808,55
− (206,5+2 )}(6,24 )2
¿ {19608,55
−(208,5 )}41,99
¿ (229,24−208,5 ) 41,99 ¿29,74 x 41,99
¿870 , 87 gr cm2
- I={m . ga
−( M+m )}R2
¿ {2.9808,33
− (206,5+2 )}(6,24 )2
¿ {19608,33
−(208,5 )}41,99
¿ (235,29−208,5 ) 41,99 ¿26,79 x 41,99
¿1124,91 gr cm2
Massa keping 4gr, jarak 20cm
- I={m . ga
−( M+m )}R2
¿ {2.98012,78
− (206,5+4 )}6,482
¿ { 392012,78
− (210,5 )}41,99
¿ (306,73−210,5 ) 41,99
¿ (96,23 ) 41,99
¿4040,70 gr cm2
- I={m . ga
−( M+m )}R2
¿ {4.98014,87
−(206,5+4 )}6,482
¿ { 392014,87
− (210,5 )}41,99
¿ (263,62−210,5 ) 41,99
¿ (53,12 ) 41,99
¿2230,51 gr cm2
Massa keping 4gr, jarak 25cm
- I={m . ga
−( M+m )}R2
¿ {4.98014,75
−(206,5+4 )}6,482
¿ { 392014,75
− (210,5 )}41,99
¿ (265,76−210,5 ) 41,99
¿ (55,76 ) 41,99
¿2320,37 gr cm2
- I={m . ga
−( M+m )}R2
¿ {4.98021,37
−(206,5+4 )}6,482
¿ { 392021,37
−(210,5 )}41,99
¿ (183,43−210,5 ) 41,99
¿ (−27,07 ) 41,99
¿−1136,67 gr cm2
Massa keping 6gr, jarak 20cm
- I={m . ga
−( M+m )}R2
¿ {6.98031,25
− (206,5+6 )}6,482
¿ { 588031,25
− (212,5 )}41,99
¿ (188,16−212,5 ) 41,99
¿ (−23,99 ) 41,99
¿−1022,28 gr cm2
- I={m . ga
−( M+m )}R2
¿ {6.98021,37
−(206,5+6 )}6,482
¿ { 588028,78
− (212,5 )}41,99
¿(204,31−212,5)41,99
¿ (−8,19 )41,99
¿−343,98 gr cm2
Massa keping 6gr, jarak 25cm
- I={m . ga
−( M+m )}R2
¿ {6.98035,46
−(206,5+6 )}6,482
¿ { 588035,46
−(212,5 )}41,99
¿ (165,82−212,5 ) 41,99
¿ (−46,68 ) 41,99
¿−1960,09 gr cm2
- I={m . ga
−( M+m )}R2
¿ {6.98030,12
− (206,5+6 )}6,482
¿ { 588030,12
−(212,5 )}41,99
¿ (195,22−212,5 ) 41,99
¿ (−17,28 ) 41,99
¿−725,59 gr cm2
BAB V
PEMBAHASAN
Hukum I Newton berbunyi : ”Jika sebuah benda atau sistem benda tidak
dipengaruhi gaya luar, maka benda atau sistem benda tersebut akan selalu
berada dalam keadaan keseimbangan”. Keseimbangan yang dimaksud adalah
jika semula benda diam, maka selamanya akan tetap diam, dan jika benda semula
bergerak, maka akan tetap bergerak lurus beraturan (GLB).
Hukum II Newton berbunyi : “ Percepatan yang dihasilkan oleh resultan
gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya, dan
berbanding terbalik dengan massa benda”. Hukum II Newton menghubungkan
antara deskripsi gerak dengan penyebabnya, yaitu gaya.
Berdasarkan percobaan kami pada pesawat atwood, beban m1 dan m2 akan
selalu dalam keadaan diam jika tidak diberi gaya luar. Keadaan ini membuktikan
hukum I Newton. Pada saat beban m1 dan m2 diberi gaya, terjadi gerakan dari
pelan semakin lama menjadi cepat atau adanya percepatan. Keadaan ini
membuktikan hukum II Newton.
Pada percobaan pesawat atwood, ketika m2 bergerak menuju kedudukan A
dan penyangkut beban B, terjadi adanya percepatan atau disebut gerak lurus
berubah beraturan (GLBB). Dan pada saat m2 bergerak dari penyangkut B menuju
meja C, terjadi kecepatan yang konstan atau disebut gerak lurus beraturan (GLB).
Untuk mengukur percepatan a dalam keadaan gerak lurus berubah
beraturan (GLBB) dari A ke B, jika waktu dari A ke B adalah t AB dan jarak
tempuhnya adalah sAB , maka akan diperoleh hubungan
vB2=2asAB dan vB=at AB sehingga
a=2 sAB
tAB2
BAB VI
KESIMPULAN
Dari semua percobaan yan kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa hukum
newton sangat berlaku dalam percobaan ini, khususnya pada hokum newton II,
yang digunakan untuk menghitung percepatan (a) dan akhirnya dapat di turunkan
kedalam rumus momen inersia.
Pada saat kedalam keadaan seimbang M1 dan M2 tidak begerak sama
sekali, ini sesuai dengan hokum newton I yang berbunyi, Jika sebuah benda atau
sistem benda tidak dipengaruhi gaya luar, maka benda atau sistem benda terebut
akan selalu dalam keadaan kesetimbangan.
Pada saat klem dilepaskan, M2 bergerak dari A ke B dengan mula-mula
bergerak pelan dan semakin lama semakin cepat. Ini membuktian bahwa adanya
percepatan dalam gerak M2 ke B. Maka keadaan seperti ini terjadi Gerak Lurus
Berubah Beraturan (GLBB).
Pada saat M2 bergerak dari B ke C kecepatan konstan tidak berbah, maka
dalam keadaan seperti ini terjadi Gerak Lurus Beraturan (GLB).
DAFTAR PUSTAKA
Andi Fadlan, 2008. Modul Praktikum Fisika Dasar I. Fakultas Tarbiyah IAIN
Wali Songo
Haliday, Resnick. 1998. Fisika Jilid 1 (terjemahan). Erlangga: Jakarta
http://tadrisfisika.wordpress.com/2011/12/18/pesawat-atwood/
http://novanurfauziawati.files.wordpress.com/2012/01/modul-2-pesawat-
atwood1.pdf
http://chayoy.blogspot.com/2012/05/teori-hukum-newton-ii-pesawat-atwood.html
http://lfd.fmipa.itb.ac.id/modul-08-pesawat-atwood/
LAMPIRAN
TUGAS AKHIR
1. Tentukan besar kecepatan gerak beraturan tersebut secara hitungan dan
grafik.
2. Apakah gerak tersebut benar-benar beraturan mengingat ketelitian alat.
3. Tentukan besar kecepatan gerak berubah beraturan tersebut secara
hitungan dan grafik.
4. Dari hasil ini apakah hukum Newton benar-benar berlaku.
5. Bandingkanlah harga kecepatan yang didapat dengan menggunakan beban
tambahan yang berbeda.
6. Tentukan momen inersia katrol bila diambil percepatan gravitasi setempat
= 0,83 m/det2.
JAWABAN