Laporan farfis stabilitas
-
Upload
stikes-bth-tasikmalaya -
Category
Education
-
view
169 -
download
13
Transcript of Laporan farfis stabilitas
LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA
PERCOBAAN 4 STABILITAS
Senin, 09 Maret 2015
Kelompok 1
1. AnggiAgustira (31110005)
2. Elva Kurniasari (31113015)
3. MsRochmatin S. (31113031)
4. Rika Mudrikah (31113043)
5. YayiHidayat (31113051)
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2015
A. TujuanPraktikum
Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan suatu zat
Menentukan energi aktivasi dari reaksi pengurain suatu zat
Menentukan usia simpan suatu zat
B. PrinsipPercobaan
Penentuan stabilitas obat Paracetamol menggunakan metode kurva
kalibrasi untuk penentuan umur simpan larutan Paracetamol dan menggunakan
instrumen spektrofotometer pada berbagai suhu yaitu 40 dan 75.
C. DasarTeori
Salah satu persyaratan suatu obat adalah aman dalam arti stabil secara
fisika maupun kimia, sehingga suatu produk harus diketahui stabilitasnya
sebelum beredar dipasaran. Tujuan pemeriksaan kestabilan ini adalah untuk
menjamin bahwa obat yang dipasarkan tersebut memenuhi spesifikasi meski
sudah lama disimpan.
Suatu obat atau bahan obat mempunyai waktu paro tertentu yang dapat
memberikan gambaran mengenai stabilitasnya, yaitu gambaran kecepatan
terurainya obat atau kecepatan degradasi kimiawinya. Perubahan lingkungan
seperti panas, lembab, sinar matahari dan radiasi juga pengaruh mekanik atau
faktor-faktor lain dapat menyebabkan rusaknya obat. Mekanisme rusaknya obat
dapat melalui pecahnya suatu ikatan, perpindahan spesies atau perpindahan
atom-atom dan ion-ion jika 2 molekul bertabrakan.
Kestabilan suatu zat merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam
membuat formulasi suatu sediaan farmasi. Hal ini penting mengingat suatu obat
atau sediaan farmasi biasanya diproduksi dalam jumlah yang besar dan
memerlukan waktu yang lama sampai ketenangan pasien yang
membutuhkannya. Obat yang disimpan dalam jangka waktu yang lama dapat
mengalami penguraian dan mengakibatkan hasil urai dari zat tersebut bersifat
toksik sehingga dapat membahayakan dan dampak negatif bagi jiwa pasien.
Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
kestabilan suatu zat dapat sehingga dapat dipilih suatu kondisi dimana kestabilan
obat optimum. Stabilitas obat adalah derajat degradasi suatu obat dipandang dari
segi kimia. Stabilitas obat dapat diketahui dari ada tidaknya penurunan kadar
selama penyimpanan.
Pada pembuatan obat harus diketahui waktu paro suatu obat. Waktu paro
suatu obat dapat memberikan gambaran stabilitas obat, yaitu gambaran
kecepatan terurainya obat atau kecepatan degradasi kimiawinya. Panas, asam-
asam, alkali-alkali, oksigen, cahaya, kelembaban dan faktor-faktor lain dapat
menyebabkan rusaknya obat. Mekanisme degradasi dapat disebabkan oleh
pecahnya suatu ikatan, pergantian spesies, atau perpindahan atom-atom dan ion-
ion jika dua molekul bertabrakan dalam tabung reaksi.
Ada dua hal yang menyebabkan ketidakstabilan obat, yang pertama
adalah labilitas dari bahan obat dan bahan pembantu, termasuk struktur kimia
masing-masing bahan dan sifat kimia fisika dari masing-masing bahan. Yang
kedua adalah faktor-faktor luar, seperti suhu, cahaya, kelembaban, dan udara,
yang mampu menginduksi atau mempercepat reaksi degradasi bahan. Skala
kualitas yang penting untuk menilai kestabilan suatu bahan obat adalah
kandungan bahan aktif, keadaan galenik, termasuk sifat yang terlihat secara
sensorik, secara miktobiologis, toksikologis, dan aktivitas terapetis bahan itu
sendiri. Skala perubahan yang diijinkan ditetapkan untuk obat yang terdaftar
dalam farmakope. Kandungan bahan aktif yang bersangkutan secara
internasional ditolerir suatu penurunan sebanyak 10% dari kandungan
sebenarnya.
Suatu obat kestabilannya dapat dipengaruhi juga oleh pH, dimana reaksi
penguraian dari larutan obat dapat dipercepat dengan penambahan asam (H+)
atau basa (OH-) dengan menggunakan katalisator yang dapat mempercepat
reaksi tanpa ikut bereaksi dan tidak mempengaruhi hasil dari reaksi.
Kestabilan dari suatu zat merupakan faktor yang harus diperhatikan
dalam membuat formulasi suatu sediaan farmasi. Hal itu penting mengingat
sediaannya biasanya diproduksi dalam jumlah yang besar dan juga memrlukan
waktu yang lama untuk sampai ketangan pasien yang membutuhkannya. Oabt
yang disimpan dalam jangka waktu yang lama dapat mengalami penguraian dan
mengakibatkan hasil urai dari zat tersebut bersifat toksik sehingga dapat
membahaykan jiwa pasien. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi kestabilan suatu zat hingga dapat dipilih suatu kondisi
dimana kestabilan obat tersebut optimum.
Stabilitas fisik dan kimia bahan obat baik dan tersendiri dengan bahan –
bahan dari formulasi yang merupakan kriteria paling penting untuk menentukan
suatu stabilitas kimia dan farmasi serta mempersatukannya sebelum
memformulasikan menjadi bentuk-bentuk sediaan. Kestabilan suatu sediaan
farmasi dapat dievaluasi dengan test stabilitas dipercepat dengan mengamati
perubahan kosentrasi pada suhu yang tinggi.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kestabilan suatu zat anatara lain
adalah panas, cahaya, kelembaban, oksigen, pH, mikroorganisme dan lian-lain.
Digunakan dalam formula sediaam obat tersebut.
D. Uraian Bahan
1. Aquadest (FI ed III hal. 96)
Nama resmi : Aqua Destillata
Nama lain : Air suling, Aquadest, H2O
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai
rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
BJ : 0,997
2. Parasetamol
Nama resmi : Acetaminophen
Sinonim : Paracetamol
Rumus molekul : C8H9NO2
Berat molekul : 151,16
Pemerian : Berupa hablur atau serbuk hablur putih, rasa pahit, berbau,
serbuk kristal dengan sedikit rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95 %)P,
dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dalam
9 bagian propilenglikol P; larut dalam larutan
alkalihidroksida.
3. NaOH
Nama resmi : Natrii hydroxydum
Nama lain : Natrium hidroksida
Berat molekul : 40,00 g/mol
Rumus molekul : NaOH
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping,
kering, rapuh dan mudah meleleh basah. Sangat
alkalis dan korosif. Segera menyerap CO2
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol (95%) .
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kandungan : Mengandung tidak kurang dari 97,5% alkali jumlah
dihitung sebagai NaOH dan tidak lebih dari 2,5% Na2CO3
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
E. Prosedur
a. penyiapan larutan uji
1.
100 mg paracetamol larutkan dalam 50 ml NaOH tambah air
hingga 100 ml
2. Dari larutan 1000 ppm di pipet
1,2,3,4, dan 5 ml masukan ke Labu ukur, sampai membentuk
10-50 pm
b. penentuan panjang gelomnbang maksimal
tentukan panjang gelombang max paracetamol
dengan menggunakan larutan paracetamol40 ppm
pada panjang gelombang 200-300 nm
c. Pembuatan kurva kalibrasi
Konsentras (ppm) (x) Absorban (y)
10
20
30
40
50
d. Penetapan kadar sirup paracetamol
+
Parasetamol 1 mol larutan NaOH sampai 10 ml ambil 1 ml tambah air hingga 50 ml
e. Penentuan umur simpan sirup paracetamol
5ml sirup paracetamol
vial
oven pada suhu 40 dan 75°C
Pada hari ke 0,1,2,3,4 ambil 1 vial diukur kadar paracetamol
F. Data hasilpengamatan
Hari (t)
Suhu
40°C 75°C
0 35,6949 35,6949
1 32,934 34,353
2 30,846045 30,238289
1. Menentukan orde reaksi
Suhu 40°C
Hari Konsentrasi (C) Log C 1/C
0 35.6949 1.55260617 0.028015207
1 32.934 1.517644481 0.030363758
2 30.846045 1.489199488 0.032419067
Persamaan :
y = bx +a ; r
y = -2,4244275x + 35,5827425 r = -0,996805194
y = -0,031703342x + 1,551520055 r = 0,9982
y = 0,0022019305x + 0,028064 r = 0,9926
Suhu 75°C
Hari Konsentrasi (C) Log C 1/C
0 35.6949 1.55260617 0.028015207
1 34.353 1.535964669 0.029109539
2 30.23829 1.480557213 0.033070654
Persamaan :
y = bx +a ; r
y = -2,7283075x + 36,1570358 r = 0,959555
y = -0,036024507x + 1,559067172 r = 0,95498
y = 0,0257726x + 0,0027537400 r = 0,95036
2. Menentukan harga k dan membuat persamaan
Suhu K Log k 1/T
40°C 2,4244275 0,384609201 0,003194888179
75°C 2,7280375 0,435850335 0,002873563218
Jadi persamaan :
y = 0,433x – 0,431 r = 1
3. Menentukan kadaluarsa obat
y = 0,433x – 0,431
dimana x = 1
75+273=0,0028735632
y = 0,433 (0,0028735632) – 0,431
log k = -0,42955
k = 0,37192
Ct = Co - kt
90% Co = 100% Co – kt
0,9 x 35,6949 = 35,6949 – 0,37192 t
32,12541 = 35,6949 – 0,37192 t
t = 35,6949−32,12541
0,37192
= 9,59746 hari
Jadi sirup paracetamol akan kadaluarsa setelah 9 hari.
G. Pembahasan
Stabilitas adalah faktor penting kualitas, keamanan dan kemanjuran dari
produk obat. Sebuah produk obat, yang tidak cukup stabil, dapat mengakibatkan
perubahan fisik (seperti kekerasan, menilai pembubaran, pemisahan fase dll)
serta karakteristik kimia (pembentukan risiko tinggi dekomposisi zat).
Stabilitas obat adalah kemampuan suatu obat untuk mempertahankan
sifat dan karakteristiknya agar sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat
(identitas, kekuatan, kualitas, kemurnian) dalam batas yang ditetapkan sepanjang
periode penyimpanan dan penggunaan sehingga mampu memberikan efek terapi
yang baik dan menghindari efek toksik.
Absorbansi adalah suatu ukuran dimana suatu larutan dapat menyerap
cahaya yang dilewatkan dengan panjang gelombang tertentu. Menurut literatur
nilai absorbansi yang didapat dari pengujian dengan alat spektrofotometri ini
akan meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi suatu zat. Pada saat
percobaan, dilakukan uji penentuan nilai absorbansi parasetamol dengan
melarutkan 100 mg parasetamol dalam 50 ml NaOH 0,1 N kemudian
ditambahkan air hingga 100 ml (1000 ppm). Kemudian dari larutan 1000 ppm
dipipet masing masing 1, 2, 3, 4, dan 5 ml kedalam masing-masing labu takar
100 ml, setelah itu dicukupkan volumenya dengan air hingga diperoleh
konsentrasi 10, 20, 30, 40, dan 50 ppm. Kemudian menentukan panjang
gelombang maksimal parasetamol, dimana panjang gelombang untuk
paracetamol adalah 243 nm, sehingga spektroforometer ditempatkan pada
panjang gelombang antara 200-300 nm agar daerah panjang gelombang yang
diperlukan dapat terliputi. Setelah dilakukan percobaan dan dibuat kurva antara
nilai konsentrasi dan nilai absorbansi, nilai R2 yang didapat adalah 1.
Percobaan selanjutnya yaitu penetapan kadar sirup parasetamol. Sirup
parasetamol sebanyak 1 ml ditambahkan larutan NaOH 0,1 N hingga 10 ml
kemudian dipipet sebanyak 1 ml ditambahakan air hingga 50 ml. Percobaan
berikutnya penentuan umur simpan sirup parasetamol. Pada percobaan ini
sampel yang digunakan yaitu sirup parasetamol. Variasi suhu yang digunakan
dalam percobaan yaitu 40oC, dan 75
oC, dimana maksud dari dilakukannya
variasi suhu tersebut yaitu agar diketahui pada suhu berapa suatu sediaan secara
optimum dapat stabil dan untuk mengetahui pengaruh temperatur terhadap
kecepatan reaksi suatu obat.
Variasi hari yang digunakan dalam percobaan yaitu 0, 1, dan 2 hari, dimana
maksud dilakukannya variasi hari tersebut yaitu untuk mengetahui dimana pada
setiap hari, kestabilan suatu sediaan atau obat makin berkurang atau batas
kadaluarsa obat semakin cepat.
Pada percobaan sirup parasetamol dimasukan kedalam vial masing-masing
sebanyak 5 ml, kemudian vial-vial tersebut masukkan dalm oven pada suhu 400
C , dan 750 C. Pada hari ke 0, 1, dan 2, di ambil 1 vial dan di ukur absorbannya
pada spektrofotometer.
Mekanisme kerja spektrofotometer yaitu sinar dari sumber sinar adalah sinar
polikromatis maka dilewatkan terlebih dahulu melalui monokromator, kemudian
sinar monokromatis dilewatkan melalui kuvet yang berisi contoh maka akan
menghasilkan sinar yang ditransmisikan dan diterima oleh detektor untuk diubah
menjadi energi listrik ang kekuatannya dapat diamati oleh alat pembaca (satuan
yang dihasilkan adalah absorban atau transmitan).
Setelah dilakukan percobaan dengan membandingkan grafik orde reaksi 0
sampai orde reaksi 2 pada suhu 400
C , dan 750 C. Nilai R yang didapat
kemudian dibandingkan dan nilai R yang paling mendekati 1 adalah pada grafik
orde 0, sehingga orde reaksi penguraian parasetamol adalah orde 0.
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh hasil bahwa parasetamol mengikuti orde
ke 1, waktu paruhnya adalah 9,59746 hari. Jadi sirup paracetamol akan
kadaluarsa setelah 9 hari.
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang diperoleah maka dapat disimpulkan bahwa:
Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan suatu zat antara lain faktor
utama lingkungan dapat menurunkan stabilitas diantaranya temperatur yang
tidak sesuai, semakin tinggi suhu maka maka stabilitas obat semakin
menurun, cahaya, kelembaban, oksigen dan faktor lain yang mempengaruhi
stabilitas adalah ukuran partikel, pH, kelarutan, mikroorganisme dan bahan
tambahan.
Orde reaksi penguraian adalah orde 0.
Usia simpan (waktu kadaluarsa) dari sampel paracetamol adalah 9,59746
hari.
Daftar Pustaka
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI:
Jakarta
Martin. A, 1991, Farmasi Fisika Jilid 1, Universitas Indonesia Press, Jakarta
Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Jakarta: Rineka Cipta