Laporan DSB
-
Upload
handriyosidhiwidagdo -
Category
Documents
-
view
284 -
download
14
description
Transcript of Laporan DSB
I. Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum, mahasiswa dihrapkan dapat :
a. Mengetahui apa yang dimaksud modulasi DSB dan SSB.
b. Mengetahui bentuk dari modulasi DSB dan SSB dengan menggunakan osiloskop.
c. Mengetahui bentuk gelombang dari modulasi DSB dan SSB.
II. Dasar Teori
Modulasi merupakan proses mengubah-ubah parameter suatu sinyal (sinyal
pembawa atau carrier) dengan menggunakan sinyal yang lain (yaitu sinyal pemodulasi
yang berupa sinyal informasi). Sinyal informasi dapat berbentuk sinyal audio, sinyal
video, atau sinyal yang lain. Berdasarkan parameter sinyal yang diubah-ubah, modulasi
dapat dibedakan menjadi beberapa jenis:
1. Modulasi amplitudo (AM, Amplitudo Modulation)
Pada modulasi amplitudo, sinyal pemodulasi atau sinyal informasi mengubah-
ubah amplitudo sinyal pembawa. Besarnya amplitudo sinyal pembawa akan
berbanding lurus dengan amplitudo sinyal pemodulasi.
2. Modulasi frekuensi (FM, Frequency Modulation)
Pada modulasi frekuensi, sinyal pemodulasi atau sinyal informasi mengubah-
ubah frekuensi sinyal pembawa. Besarnya frekuensi sinyal pembawa akan
berbanding lurus dengan amplitudo sinyal pemodulasi.
3. Modulasi Fasa (PM, Phase Modulation)
Pada modulasi fasa, sinyal pemodulasi atau sinyal informasi mengubah-ubah
fasa sinyal pembawa. Besarnya fasa sinyal pembawa akan berbanding lurus dengan
amplitudo sinyal pemodulasi.
A. Modulasi Amplitudo
Pada modulasi amplitudo maka besarnya amplitudo sinyal pembawa akan
diubah-ubah oleh sinyal pemodulasi sehingga besarnya sebanding dengan
amplitudo sinyal pemodulasi tersebut. Frekuensi sinyal pembawa biasanya jauh
lebih tinggi daripada frekuensi sinyal pemodulasi. Frekuensi sinyal pemodulasi
Laporan Teknik Komunikasi Radio 1
ec = Vc sin ωc t ec = Vc sin ωc t
biasanya merupakan sinyal pada rentang frekuensi audio (AF, Audio Frequency)
yaitu antara 20 Hz sampai denan 20 kHz. Sedangkan frekuensi sinyal pembawa
biasanya berupa sinyal radio (RF, Radio Frequency) pada rentang frekuensi tengah
(MF, Mid- Frequency) yaitu antara 300 kHz sampai dengan 3 Mhz.
Sinyal pemodulasi dinyatakan sebagai (em) besarnya em dapat dinyatakan
sebagai berikut :
Sinyal pembawanya dinyatakan sebagai (ec) besarnya ec dapat dinyatakan
sebagai berikut :
Maka sinyal hasil modulasi disebut sinyal termodulasi atau eAM. Berikut ini
adalah analisis sinyal termodulasi AM.
eAM = Vc (1 + m sin ωm t ) sin ωc t
= Vc . sin ωc t + m . Vc . sin ωc t . sin ωm t
= Vc . sin ωc t + ½ m.Vc.cos(ωc - ωm) t - ½ m.Vc.cos(ωc + ωm) t
Komponen AM terdiri atas :
1. Sinyal termodulasi AM / ec
2. Bidang sisi bawah / LSB (Lower Side Band)
3. Bidang sisi atas / USB (Upper Side Band)
Laporan Teknik Komunikasi Radio 2
em = Vm sin ωm t em = Vm sin ωm t
½ m.Vc.cos(ωc - ωm) t
½ m.Vc.cos(ωc - ωm) t
½ m.Vc.cos(ωc - ωm) t
½ m.Vc.cos(ωc - ωm) t
AM mempunyai jenis-jenis modulasi sebagai berikut:
1. AM SSB (Single Sideband) adalah salah satu jenis modulasi amplitudo dimana
spektrum frekuensi yang dipancarkan hanya salah satu dari spektrum frekuensi
AM yaitu frekuensi LSB (Lower Sideband) atau frekuensi USB (Upper
Sideband) saja.
2. AM DSBFC (Double Sideband Full Carrier) disebut juga full AM dimana
spektrum yang dipancarkan adalah spektrum frekuensi AM yaitu frekuensi
LSB dan frekuensi USB. Bandwidth sinyal termodulasinya adalah sama
dengan dua kali sinyal informasinya.
3. AM DSBSC (Double Sideband Supprised Carrier) adalah jenis modulasi
amplitudo dimana spektrum frekuensi carrier di tekan mendekati nol.
4. AM VSB (Vestigial Sideband) sering digunakan pada industri televisi
komersial untuk transmisi dan penerimaan sinyal video. Pada VSB sebagian
komponen LSB ikut di transmisikan dengan komponen USB dan komponen
pembawa.
III. Alat dan Bahan
1. Modulator AM
2. Power supply
3. Multimeter
4. Osciloskop
5. Generator function
6. Kabel Power
7. Kabel Jumper
8. Kabel Probe Oscilloscope
Laporan Teknik Komunikasi Radio 3
IV. Gambar Rangkaian
Gambar Rangkaian 4.1 Modulasi DSB dan SSB
V. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan percobaan.
2. Hubungkan power supply dengan catu daya.
3. Rangkai hubungan yang terpasang untuk percobaan 1 dan 2.
4. Pastikan sinyal input berupa input sinyal digital / TTL Input pada
generator function.
5. Aturlah frekuensi agar menghasilkan m = 50 % , 75 % , 100% , 125 % .
Ukur Em dan Ec
6. Gambar sinyal yang muncul.
7. Pidahkan saklar AM ke DSB, gambar sinyal yang muncul dan aturlah
frekuensi dan amplitudo sinyal informasi
8. Pindahkan output ke SSB, ulangi langkah-langkah.
Laporan Teknik Komunikasi Radio 4
VI. Hasil Percobaan
1. Mengukur agar “m” sesuai pada tabel di bawah (DSB) :
m Keterangan Bentuk sinyal
50 %
Vin = 1,6 VVout = 2 VFin = 1,4 KHzFout = 4,4 KHz
75 %
Vout = 4,16 VVin= 2,56 VFin = 1,4 KHz Fout = 19,9 KHz
100 %
Vout = 5,6 VVin = 3,36 VFin = 1,4 KHz Fout = 20,4 KHz
125 %
Vout = 7,12 VVin = 4,24 VFin = 1,4 KHz Fout = 20,4 KHz
Laporan Teknik Komunikasi Radio 5
2. Mengukur agar m sesuai dengan tabel dibawah (SSB) :
m Keterangan Bentuk sinyal
50 %
Vin = 1,6 VVout = 0,68 VFin = 1,5 KHz Fout= 18,23 KHz
75 %
Vin = 2,5 VVout = 1,12 VFin = 1,5 KHz Fout = 10,6 KHz
100 %
Vin = 3,36 VVout = 1,4 VFin = 1,5 KHz Fout = 20,4 KHz
125 %
Vin = 4,2 VVout = 1,76 VFin = 1,5 KHz Fout = 10,7 KHz
Laporan Teknik Komunikasi Radio 6
VII. Analisa
Pada percobaan diatas adalah percobaan untuk mengetahui modulasi DSB dan SSB.
Dalam modulasi tersebut, indeks modulasi berpengaruh dalam pemodulasian dan hasil
sinyal termodulasi. Dalam percobaan tersebut, dilakukan perubahan indeks modulasi
untuk mnehetahui pengaruh dari indeks modulasi tersebut. Dalam percobaan DSB,
frekuensi input yang digunakan sebesar 1,4 KHz. Amplitudo sinyal pembawa sebesar
3,36 volt. Untuk mendapat indeks modulasi sebesar 25%, maka digunakan perhitungan
sebagai berikut :
M = x 100 %
50 % = x 100 %
Em = x 3,36 = 1,68 volt
Dari perhitungan tersebut, maka amplitudo sinyal input diatur sebesar 1,68 volt.
Maka akan menghasilkan output sinyal termodulasi seperti berikut :
Demikian selanjutnya untuk mendapatkan indeks modulasi sebesar 75%, 100%,
dan 125%. Dari perhitungan mencari Em, maka didapatkan hasil seperti dalam tabel
hasil percobaan. Pada modulasi DSB ini, perubahan indeks modulasi tidak
Laporan Teknik Komunikasi Radio 7
menyebabkan sinyal termodulasi mengalami perubahan seperti aliasing. Yang
menyebabkkan perubahan sinyal termodulasi adalah dari frekuensi inputnya.
Sedangkan dalam percobaan SSB, dilakukan hal yang sama untuk mencari nilai
indeks modulasinya. Setelah Em didapatkan, maka dapat dilihat bentuk sinyalnya dalam
tabel hasil percobaan. Dalam percobaan ini, menggunakan frekuensi input sebesar 1,5
Khz. Namun, hasil sinyal termodulasi sudah tidak dapat dengan jelas sebagai sinyal
termodulasi, karena frekuensi inputnya terlalu besar. Dalam percobaan DSB dan SSB
yang telah dilakukan, sinyal termodulasi sama seperti sinyal termodulasi AM, hanya
saja pada modulasi DSB dan SSB ini, perubahan indeks modulasi tidak berpengaruh
pada sinyal termodulasinya, sehingga tidak terjadi aliasing.
VIII. Kesimpulan
1. Indeks modulasi tidak berpengaruh pada sinyal termodulasi DSB.
2. Indeks modulasi tidak berpengaruh pada sinyal termodulasi SSB.
3. Pada modulasi DSB dan SSB tidak terjadi aliasing.
4. Pada modulasi SSB, frekuensi input diatas 1 KHz akan membuat sinyal tidak
terbentuk.
Laporan Teknik Komunikasi Radio 8