LAPORAN BOFA.docx

44
MAKALAH BOTANI FARMASI SISTEMATIKA TUMBUHAN Kelompok Selasa-6 : Tuti Susilawati (10712 Stefiani Emasurya Indrajaya (10712038) Andhika Adiratna Anantafortuna (10712046) Fitria Alfianti (10712048) Khoirunnisa Ayu Paramita (10712055) Rizka Dewi Intani (10712066) Sanda Rumaisha (10712 SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI

Transcript of LAPORAN BOFA.docx

Page 1: LAPORAN BOFA.docx

MAKALAH BOTANI FARMASI

SISTEMATIKA TUMBUHAN

Kelompok Selasa-6 :

Tuti Susilawati (10712

Stefiani Emasurya Indrajaya (10712038)

Andhika Adiratna Anantafortuna (10712046)

Fitria Alfianti (10712048)

Khoirunnisa Ayu Paramita (10712055)

Rizka Dewi Intani (10712066)

Sanda Rumaisha (10712

SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BANDUNG

2013

I. Perbandingan Sistem Klasifikasi Bessey dan Cronquist

Page 2: LAPORAN BOFA.docx

Charles Bessey (1845-1915), seorang taksonomis asal Amerika, berhasil

membawa perubahan dan membuat sistem klasifikasi modern pertama. Bessey

beranggapan bahwa angiosperma adalah hasil evolusi dari Cycadophyta. Prinsip utama

Bessey dalam menyusun klasifikasi filogenetik suatu tanaman berbunga adalah dengan

meninjau tingkatan evolusi yang terjadi pada tumbuhan berbunga tersebut, serta

perkembangan-perkembangan yang terjadi pada tumbuhannya. Bessey merupakan

pelopor dalam identifikasi tanaman berbunga, meski pada kajian yang dilakukan terkait

sistem ini masih banyak mengalami pertentangan dalam hal klasifikasinya.

Menurut Bessey, bunga biseksual dari Magnoliaceae yang berukuran besar dan

memiliki spiral diatur oleh bagian bunga yang mewakili kondisi paling primitif dari

jenis angiosperma. Teori tersebut kemudian diikuti oleh banyak penulis berikutnya.

Ranales, untuk dikotil dan monokotil pada Alismatales dianggap yang paling primitif

dalam setiap kelompok. Hal tersebut menjadi sebuah fakta yang diakui oleh penulis

berikutnya. Tanaman “Ranalian” dianggap angiosperma primitif setelah melahirkan

monokotil, tapi sayangnya monokotil ditempatkan sebelum dikotil. Bessey juga

memprakarsai representasi hubungan evolusioner melalui diagram evolusi, sebuah

phylogram dengan kelompok-kelompok primitif di dasar dan paling maju di ujung

cabang yang dikenal dengan sebutan “Besseyan Cactus”.

Page 3: LAPORAN BOFA.docx

Gambar 1. Besseyan Cactus yang diilustrasikan oleh Charles Bessey

(Sumber : Singh, Third Edition)

Charles Bessey juga mengelompokkan dan mengidentifikasi tingkat evolusi

suatu tanaman berbunga dengan membuat 28 ‘dicta’ mengenai gambaran tumbuhan

berbunga yang merupakan tumbuhan rimitive dan tumbuhan yang telah mengalami

evolusi dan hidup di masa kini. Beliau juga berfilosofi bahwa tumbuhan bunga dengan

banyak bagian/organ merupakan tumbuhan rimitive.

Bessey membagi klasifikasi Angiospermae ke dalam 2 kelas besar yang terdiri

dari Alternifoltae atau monokotil dan Oppositifoltae atau dikotil dengan pembagian

sebagai berikut :

Page 4: LAPORAN BOFA.docx

Gambar 2. Pembagian Monokotil dan Dikotil menurut Bessey

(Sumber : Singh, Third Edition)

Arthur Cronquist (1919-1992), seorang taksonomis Amerika, berhasil

menyusun klasifikasi Embryobionta bersama dengan Takhtajan dan Zimmerman

(1966), serta menyusun klasifikasi filogenetik angiosperma pada tahun 1968 dalam

bukunya The Evolution and Classification of Flowering Plants. Klasifikasi ini lebih

lanjut diuraikan pada tahun 1981 dalam bukunya An Integrated System of Classification

of Flowering Plants edisi I dan II pada tahun 1988 sebagai revisinya. Beberapa

penyusunan kembali pada jenis dikotiledon diterbitkan dalam Journal of Botany Nordic

pada tahun 1983 .

Sistem klasifikasi yang disusun oleh Cronquist ini secara konseptual berakar

dari pengembangan taksonomi yang disusun oleh Charles Bessey. Sistem yang beliau

susun pun mirip dengan sistem Takhtajan, tetapi berbeda dalam detail tingkatan

taksonominya. Klasifikasi didasarkan pada bukti yang berasal dari semua sumber, tetapi

berbeda dengan Takhtajan yang memberi fokus lebih pada kladistika, Cronquist

memberikan ciri khas klasifikasinya berdasarkan morfologi tanaman tersebut. Arthur

Cronquist membagi dua kelas besar klasifikasi filum Magnoliophyta ke dalam

Magnoliopsida (dikotil) yang memiliki 6 subkelas dan Liliopsida (monokotil ) yang

memiliki 5 subkelas.

Page 5: LAPORAN BOFA.docx

=Gambar 3. Ilustrasi Klasifikasi Cronquist untuk Magnoliopsida dan Liliopsida.

(Sumber : Singh, Third Edition)

Page 6: LAPORAN BOFA.docx

Gambar 4. Klasifikasi dan Penjelasan Kelas Hingga Spesies untuk Magnoliopsida dan

Liliopsida. (Sumber : Singh, Third Edition)

PERBANDINGAN SISTEM KLASIFIKASI BESSEY DAN CRONQUIST

No Pembanding Charles Bessey Arthur Cronquist

1. Dasar utama

klasifikasi

Berdasarkan tingkat

evolusi tumbuhan

berbunga (primitif dan

modern).

Berdasarkan morfologi, anatomi, dan kimia pada

tumbuhan berbunga.

2. Perbandingan

kelas

- Alternifoliae (monoko

tiledon) yang dibagi

menjadi 2 subkelas

- Oppositifoliae 

- Magnoliopsida (Dycotiledons) yang dibagi menjadi 6

subkelas

- Liliopsida (Monocotyledons) yang dibagi menjadi 5

subkelas

Page 7: LAPORAN BOFA.docx

(dikotiledon) yang

dibagi menjadi 2

subkelas

3. Total Spesies 219.300 spesies

4. Kelebihan 1. Menjadi pioner

hadirnya sistem

klasifikasi filogenetik

yang kemudian

dikembangkan oleh

banyak penulis.

2. Sistem klasifikasi

yang dibuat oleh

Bessey memberikan

gambaran umum

mengenai tingkatan

taksonomi tumbuhan

berbunga

berdasarkan

perkembangan

evolusi yang terjadi.

3. Dengan penyusunan

28 dicta yang

dilakukan oleh

Bessey,

mempermudah untuk

mengklasifikasikan

suatu tumbuhan

berbunga

berdasarkan

perkembangan

maupun degenerasi

1. Penyusunan sistem sesuai dengan sistem umum yang

disusun sebelumnya oleh Takhtajan, Dahlgren dan

Thorne (versi sebelumnya) dan beliau menggabungkan

aturan dan bukti dari sistem-sistem versi sebelumnya.

2. Revisi klasifikasi yang dibuatnya pada tahun 1988

disajikan dalam bentuk yang komprehensif,

memberikan detil informasi tentang fitokimia, anatomi,

ultrastruktur dan kromosom.

3. Sistem filogenetik, sesuai dengan prinsip yang

digunakan saat ini.

4. Penempatan Winteraceae diawal dicotyledons disukai

oleh kebanyakan penulis termasuk Ehrendorfer (1968)

dan Gottsberger (1974).

5. Penghapusan nama grup buatan seperti Polypetalae,

Gamopetalae, Lignosae, Herbaceae, dll. menghasilkan

taksa yang lebih natural.

6. Nomenklatur sesuai dengan ICBN.

7. Penempatan Magnoliidae menunjukan kelompok paling

primitive dari Angiospermae.

8. Penempatan kelas dikotil sebelum monokotil,

Magnoliales pada awal Magnoliidae dan Butomaceae

di awal Liliopsida, dijadikan perjanjian dengan penulis

lain.

9. Penempatan yang tepat pada family Compositae di

kelas dicotyledons dan Orchidaceae di monocotyledons

yang merupakan famili modern.

10. Hubungan berbagai kelompok digambarkan dengan

Page 8: LAPORAN BOFA.docx

organ yang terjadi.

4. Sistem klasifikasi

Bessey melengkapi

sistem klasifikasi

yang dibuat oleh

ilmuwan-ilmuwan

terdahulu, terutama

dengan membagi

kelas taksonomi

berdasarkan

monokotil dan

dikotil.

diagram, memberikan informasi mengenai kemajuan

tumbuhan, hubungan cladistic dan ukuran berbagai

subkelas.

11. Pemisahan Brassicaceae dan Capparaceae sesuai

dengan Chloroplast Sequence Data, konsisten dengan

data morfologi.

12. Paeonia dan Nelumbo ditempatkan di bawah

Paeoniaceae dan Nelumbonaceae, meskipun ordo

Paeoniales dan Nelumbonales tidak diakui. Eucommia

juga ditempatkan terpisah dari famili Eucommiaceae

dari ordo yang sama, Eucommiales.

13. Famili Winteraceae tersebut memiliki pembuluh kayu

yang mirip dengan gymnospermae, kemudian terdapat

kesamaan antara mikro dan megasporofil, stamen dan

karpel, morfologi yang mirip dengan pteridospermae,

dan nomor kromosom menunjukkan tingkat evolusi

yang panjang dan karakter dari polinasi untuk

dibandingkan dengan genus Magnolia.

14. Verbenaceae dan Lamiaceae ditempatkan di bawah

Lamiales. Caryophyllaceae, Chenopodiaceae dan

Portulacaceae sama-sama ditempatkan di bawah

Caryophyllales.

Kekurangan 1. Aspek tinjauan

sempit, sehingga

dalam klasifikasi

hanya ditinjau

berdasarkan tingkat

evolusi dan

modifikasi atau

degenerasi suatu

organ saja.

1. Meskipun sangat filogenetik, sistem ini tidak dapat

digunakan untuk identifikasi dan adopsi di herbarium,

deskripsi tidak disediakan.

2. Dahlgren dan Thorne menganggap Angiospermae

lebih layak ditempatkan sebagai kelas, bukan

divisi/filum.

3. Asteridae merupakan kumpulan beberapa famili

Sympetalous yang hilang/tidak lengkap.

4. Clifford menunjukkan bahwa Typhales lebih baik

Page 9: LAPORAN BOFA.docx

2. Terdapat banyak

penempatan

klasifikasi yang perlu

diperluas ataupun

dihilangkan karena

karakteristik dari

tumbuhan berbunga

tersebut tidak sesuai

dengan ordo/family

yang dimaksud

setelah mengalami

berbagai penelitian

yang dikembangkan

oleh taksonomis

selanjutnya.

3. Penjelasan yang

terlalu singkat dan

tidak spesifik pada

sistem klasifikasinya

membuat sistem

klasifikasi Bessey

tidak dapat dijadikan

sumber literatur

utama dalam proses

pengklasifikasian

suatu tumbuhan,

karena dalam setiap

familinya hanya

terdapat penjelasan

umum (menimbulkan

kerancuan apabila

terdapat

ditempatkan di Arecidae. Cronquist menempatkan

Typhales di Commelinidae.

5. Superordo, tingkatan di atas ordo, tidak diakui.

6. Ehrendorfer menunjukkan bahwa Hamamelidae tidak

mewakili rantai primitive dari Magnoliidae, tetapi

sisa-sisa transisi dari

Magnoliidae ke Dilleniidae-Rosidae-Asteridae.

7. Behnke dan Barthlott menyatakan bahwa Polygonales

dan Plumbaginales harus dihilangkan dari Rosidae dan

hanya Caryophyllales dengan plastid tipe PIII yang

berada di Caryophyllidae.

8. Urticales ditempatkan di Hamamelidae bersama

dengan famili yang polinasinya dibantu angin, padahal

keduanya dekat dengan Malvales dan Euphorbiales.

Cronquist kemudian memisahkan Malvales di

Dilleniidae dan Euphorbiales di Rosidae.

9. Kebanyakan penulis terkini tidak percaya garis leluhur

akuatik dari monokotil.

10. Metcalfe dan Kapur, berdasarkan kombinasi dari

anatomi, menyarankan bahwa Dioncophyllaceae

ditempatkan pada taksonomi yang terisolasi, tetapi

Cronquist menempatkannya dalam ordo Violales

sebelum famili Ancistrocladaceae.

11. Cronquist menempatkan Physenaceae sebagai famili

di bawah ordo Urticales, namun tidak yakin dengan

penempatannya tersebut.

12. Monocotyledons ditempatkan setelah dicotyledons,

sementara klasifikasi baru-baru ini menempatkan

keduanya diantara angiosperma primitif dan eudicots.

13. Kosakai et al., telah memberikan banyak bukti untuk

menyanggah silsilah akuatik dari monokotil pada dasar

studi xilem primer pada akar Nelumbo (Nymphaeales).

Page 10: LAPORAN BOFA.docx

perbandingan

spesifik pada proses

pengelompokkan

suatu tumbuhan)

Cronquist meyakini bahwa monokotil muncul dari

vesselless leluhur yang menyerupai saat sekarang

Nymphaeales. Dahlgren et al., menunjukkan bahwa

Nymphaeales dan Alismatales menunjukkan terjadi

beberapa konvergensi, dan hanya beberapa karakter

(sulcate serbuk sari dan bunga trimerous) adalah

karena bersama keturunan. Kehadiran dua kotiledon,

tipe saringan tabung plastida, terjadinya asam ellagic

dan perispermous biji di Nymphaeales didebat kuat

terhadap posisi mereka sebagai awal titik monokotil,

dan tidak satupun dari atribut ini terjadi pada

Alismatales.

Page 11: LAPORAN BOFA.docx

II. Kedudukan Myrtales dalam Klasifikasi Menurut Cronquist dan Morfologi

Utamanya

Kedudukan dalam sistem klasifikasi Cronquist adalah sebagai bangsa/ordo dari :

Subkelas : RosidaeKelas : MagnoliopsidaDivisi : Magnoliophyta

Ciri Morfologi Utama Bangsa Myrtales Struktur kayu dari semua Myrtales dicirikan oleh adanya jaringan floem di setiap

sisi dari pembuluh xylem (termasuk intraxylary floem), yang sangat berbeda dengan

kebanyakan angiospermae yang hanya memiliki satu lapis floem. Pada Myrtales,

lubang-lubang pada pembuluh terlihat seperti saringan karena pertumbuhan yang

sedikit diluar batas (outgrowth from their borders), dimana lengkungan melebihi

rongga pada lubang. Lubang-lubang seperti sarinngan ini disebut vestured pits.

Karakter anatomi kayu ini sangat jarang dimiliki angiospermae dan digunakan untuk

mendefinisikan orde Myrtales.

Gambar 5. Struktur kayu dari

spesies Punica granatum, salah

satu famili dari ordo Myrtales,

Punicaceae.

(Sumber:

http://delta-intkey.com/angio/images/punic435.gif)

Page 12: LAPORAN BOFA.docx

Sebagian besar anggota ordo/famili memiliki struktur daun yang

bersebrangan/berhadapan, sederhana, dan menyeluruh/utuh.

Gambar 6. Struktur daun Lagerstroemia microcarpa, famili Lythraceae. Mewakili

bentuk umum daun dari ordo Myrtales.

(Sumber:http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/0a/

Lagerstroemia_microcarpa_2.jpg/398px-Lagerstroemia_microcarpa_2.jpg

Sebagian besar spesies Myrtales, memiliki bunga biseksual/hermaprodit (bunga

yang sama memiliki alat reproduksi jantan dan betina), tetapi beberapa spesies

seperti Eucalyptus calophylla, Pimenta dioica, bebearapa spesies Sonneratia, dan

sangat sedikit anggota Melastomataceae and Crypteroniaceae, memiliki bunga

uniseksual; dalam kasus ini, stuktur opposite sex, meskipun ada, gagal mengalami

pematangan.

Page 13: LAPORAN BOFA.docx

Pada Myrtales, floral tube (batang bunga), yang disebut hypanthium, mengelilingi

ovary (induk telur), baik secara rapat atau renggang, atau melebur ke bagian dinding

induk telur, dengan panjang batang yang berbeda-beda. Bagian sisi hypanthium

memiliki kelopak lobus (calyx lobes) atau kelopak daun (free sepals), daun bunga,

satu atau dua lingkaran/gelungan benang sari (stamen) atau beberapa benang sari.

Bagian bunga muncul di atas ovary dan perigyny (bunga muncul dari bagian yang

sejajar dengan ovary). Ciri khas ini tidak diragukan lagi adalah kondisi keturunan

dari Myrtales. Bunga biasanya terdiri dari 4 atau 5 bagian (4 atau 5 merous) dan

memiliki 2 gelungan stamen atau beberapa stamen yang tergabung dalam fasikula

(fascicles/bundles). Kelopak lobus kadang-kadang membentuk penutup/kap seperti

topi saat bunga sedang mekar.

Gambar 7. Perbedaan bentuk struktur Epigynous dan Perigyny

(Sumber: http://www.puc.edu/Faculty/Gilbert_Muth/art0021.jpg)

Gambar 8. Gambar ilustrasi bunga dari spesies Myrtus communis, Famili Myrtaceae,

Ordo Myrtales

Page 14: LAPORAN BOFA.docx

(Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/File:Illustration_Myrtus_communis0.jpg)

Pollen (serbuk sari) Myrtales biasanya dalam bentuk two-celled ketika dewasa dan

dibebaskan dari anthers (mengandung large vegetative atau pollen tube cell dan sel

generatif yang lebih kecil).

Page 15: LAPORAN BOFA.docx

III. Semua Suku Tumbuhan yang Termasuk Myrtales

Menurut sistem klasifikasi Cronquist, bangsa/ordo Myrtales terdiri atas beberapa

suku :

- Sonneratiaceae

- Lythraceae

- Thymelaeaceae

- Myrtaceae

- Punicaceae

- Onagraceae

- Melastomataceae

- Combretaceae

Sedangkan menurut klasifikasi Bessey, Myrtales terbagi menjadi delapan suku,

diantaranya :

- Lythraceae

- Hydrangeaceae

- Grossulariaceae

- Melastomaceae

- Onagraceae

- Trapaceae

- Haloragidaceae

- Hippuridaceae

Page 16: LAPORAN BOFA.docx

IV. Suku Myrtacea dan Ciri Morfologi Utamanya

Suku Myrtacea terdiri atas 150 genus dengan 3500 spesies yang tersebar di

daerah tropis, subtropics, dan di daerah Australia. Sifat-sifat penting suku Myrtacea

dapat digolongkan berdasarkan tampak tumbuhan secara garis besar maupun detail

setiap bagian.

Secara garis besar, Myrtaceae digambar sebagai beriku :

- Termasuk tumbuhan semak maupun pohon.

- Bertanin.

- Mengandung bermacam-macam minyak atsiri, seperti; monoterpen, sesquiterpen,

triterpen, dan polifenol. Terkadang suku ini juga menghasilkan saponin yang jarang

– hampir tidak – menghasilkan sianogenik.

- Akar bersimbiosis dengan ektrofik mikoriza.

- Kulit batang sering terkelupas {terutama untuk semak Evergreen (Myrtus) atau

pohon-pohon besar} dan bersisik.

- Daun kelenjar terputus-putus. Posisi daun berhadapan atau tersebar. Memikili

stipula tunggal tereduksi atau tidak ada sama sekali.

- Bunga dalam bermacam-macam samosa atau rasemosa, seringkali kompleks dan

jarang tunggal. Bunga aktinorf, biseksual, terdapat hypantium dan kelenjar nectar.

Kelopak 4-5 buah imbrikatus atau berbentuk kaliptra dan mudah jatuh/tereduksi.

Memiliki banyak benang sari. Ginasium 2-5 karpel. Ovarium inferus/rendah dengan

ruang sebanyak karpel dan terdapat dua ovul setiap ruang.

Page 17: LAPORAN BOFA.docx

- Buah baka, kapsula, drup atau nuks.

- Biji tanpa endosperma.

Secara detail setiap bagian, morfologi khas suku ini adalah :

- Akar

Myrtaceae temasuk tumbuhan dikotil, maka akar pada tumbuhan dikotil memiliki

ciri-ciri; bentuk akar tunggang, tidak memiliki tudung akar, pada akar dan batang

terdapat cambium dan dapat tumbuh serta berkembang menjadibesar

- Batang

Batangnya bercabang dan berkambium sehingga bisa tumbuh dan berkembang

menjadi besar.

- Daun

Daun memiliki aroma khas (aromatik) karena mengandung kelenjar minyak tertentu.

Daun berhadapan atau tersebar, tunggal, spatula tereduksi atau absen. Terdapat daun

alternatif pada Barringtonia dan Callistemon. Pada Eugenia posisi daun berlawanan.

Sebagian besar daun suku Myrtaceae memiliki daun sederhana, posisi berlawanan,

kulitnya memiliki kelenjar bertitik, dan tidak memiliki stipula/daun penumpu.

Stipula adalah helai lembaran daun yang berukuran kecil yang dekat dengan daun

yang fungsinya melindungi kuncup. Venasi/tulang daun sebagian besar menyirip

atau menjari.

- Bunga

Bunga suku ini berwarna putih, merah muda, merah, ungu, dan kuning.

Tipe pembungaan

Samosa atau umbellate cyme pada Eucalyptus. Pembungaan samosa adalah

tipe pembungaan bunga majemuk yang ibu tangkainya selalu ditutupi

dengan suatu bunga, jadi ibu tangkainya mempunyai pertumbuhan yang

terbatas.

Rasemosa pada Barringtonia. Pembungaan rasemosa adalah tipe

pembungaan bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus,

dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak, dan mempunyai

susunan “acropetal”. Acropetal adalah susunan bunga dimana semakin muda

semakin dekat dengan ujung tangkai utama.

Page 18: LAPORAN BOFA.docx

Pada Callistemon pembungaannya seperti paku yang berkembang biak

menjadi tunas vegetatif.

Pada Eugenia pembungaannya bracteate yaitu pembungaan dengan daun-

daun pelindung yang mengecil dan berbentuk khas.

Pada Eucalyptus pembungaannya ebracteate. Pembungaan ebracteate adalah

pembunggaan tanpa daun-daun pelindung yang mengecil dan berbentuk

khas.

Pembungaan biseksual adalah dalam satu bunga terdapat dua jenis kelamin.

Pembungaan aktinomorf, pembungaan yang akan membentuk bunga

berbentuk bintang dan simetri radial.

Pembungaan epigenus atau kadang – kadang perigenus.

Kelopak bunga (chalyx)

Terdapat 4-5 kelopak bunga bersatu meliputi ovarium dan membentuk

hypantium. Hypantium adalah bagian bunga antara bakal buah dengan bagian-

bagian lain yaitu bagian dasar bunga yang berbentuk pembuluh/pipa.

Mahkota bunga (corolla)

Eugenia memiliki 4 mahkota bunga.

Psidium memiliki 5 mahkota bunga.

Pada Eucalyptus, mahkota bunga bersatu dengan kelopak membentuk topi

seperti operculum yang jatuh sebagai bunga terbuka.

Memiliki bentuk mahkota yang kecil.

Alat kelamin jantan (androecium)

Memiliki banyak stamen atau benang sari.

Pada Callistemon tidak memiliki filament (tangkai sari).

Filament / tangkai sari berwarna.

Putik (gynoecium)

Terdiri dari 2-5 karpel (daun buah atau daun-daun penyusun putik) bersatu

membentuk syncarpous (karpel yang bersatu), multi lucular (locul sebanyak

karpel) dengan 2 ovula. Locul adalah tonjolan pada ovarium.

Ovarium inferum memiliki satu ruang, dengan tiap ruang memiliki banyak

ovulum (bakal biji yaitu bagian-bagian putik yang mengandung sel telur).

Page 19: LAPORAN BOFA.docx

Ovarium semi inferium dimiliki oleh Melaleuc berbentuk panjang dengan

stigma (kepala putik).

- Buah

Buah biasanya berdaging pada Eugenia, berbiji pada Barringtoni, berkapsul pada

Eucalyptus, jarang berbiji satu seperti kacang pada Calycothrix. Embrio

melengkung atau bengkok dan tanpa endosperma.

Gambar 9. Contoh Tanaman Suku Myrtaceae

(Sumber : http://www.anbg.gov.au/PLANTFAM/9a.gif)

Myrtaceae.

Eucalyptustereticornis.

A: Daerah pembungaan Umbellate axillar;

B: Bagian vertical dari kuncup bunga;

C: Bagian yang berbentuk topi pada bunga yang terbuka;

Page 20: LAPORAN BOFA.docx

D: Bagian melintang ovarium dengan 4 plasenta axile.

Callistemonviminalis.

E: Cabang perkembangbiakan vegetative;

F: Bagian bunga yang memiliki benang sari yang banyak dan panjang;

G: Bagian vertical bunga;

H: Benang sari dengan fiksasi dorsal;

I: Bagian melintang ovarium dengan 3 axile.

Syzygiumcuminii.

J: Cabang pembungaan yang ditumpu oleh peduncles;

K: Bagian vertical bunga;

L: Buah.

Gambar 10. Macam-Macam Buah Spesies Eucalyptustereticornis (Sumber :

http://www.anbg.gov.au/PLANTFAM/9a.gif)

Gambar 11. Struktur Bunga Genus Callustemon (Sumber :

http://www.anbg.gov.au/PLANTFAM/10a.gif)

Page 21: LAPORAN BOFA.docx

Gambar 12. Struktur bunga Genus Melaleuca (Sumber :

http://www.anbg.gov.au/PLANTFAM/11a.gif)

Page 22: LAPORAN BOFA.docx

V. Dua Tumbuhan Suku Myrtacea dan Penjelasan Morfologinya

1. Syzygium polyanthum Wigh Walp (Pohon Salam)

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Rosidae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Syzygium

Spesies : Syzygium polyanthum Wigh Walp

Page 23: LAPORAN BOFA.docx

Morfologi

Secara garis besar, pohon salam termasuk dalam tumbuhan bertajuk rimbun.

Morfologinya dapat dikelompokkan berdasar masing-masing bagian tumbuhan :

- Akar

Pohon salam memiliki jenis akar tunggang. Kuat dan kokoh menopang tumbuhan

hingga disebut sebagai tombak. Pangkal besar dan meruncing ke ujung dengan

serabut-serabut akar sebagai percabangan atau biasa disebut akar tombak.

- Batang

Batang bulat dengan kulit batang berwarna coklat abu-abu, kayunya memecah atau

bersisik, dan tingginya bisa mencapai 25 meter dengan diameter hingga 60 cm.

- Daun

Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai dengan panjang tangkai 0.5-1 cm.

Helaian daun berbentuk lonjong sampai elips atau bundar telur sungsang, ujungnya

meruncing, pangkal runcing, tepi rata, panjang 5-15 cm, lebar 3-8 cm. Pertulangan

daun menyirip, permukaan atas licin, berwarna hijau tua, dan permukaan bawah

berwarna hijau muda. Bila diremas, daun berbau harum.

- Bunga

Pohon ini memiliki bunga berupa malai dengan banyak kuntum bunga yang keluar

dari ujung ranting. Panjang mahkota bunga adalah sekitar 2-8 cm. Berwarna putih

dan baunya harum. Seringkali bunga muncul di bawah daun atau dibawah ketiak

ranting.

- Buah

Buahnya termasuk jenis buah buni, bulat, diameter 8-9 mm. Warna buah saat muda

hijau, lalu setelah masak menjadi merah gelap dan rasanya agak sepat.

- Biji

Biji berbentuk bulat berwarna coklat dengan penampang sekitar 1 cm.

Gambar 13. Pohon Salam Penampang Utuh (Sumber : http://www.bi.itb.ac.id)

Page 24: LAPORAN BOFA.docx

Gambar 14. Batang Pohon Salam (Sumber : http://www.natureloveyou.sg/)

Gambar 15. Daun Pohon Salam.

(Sumber :

http://www.natureloveyou.sg/)

Page 25: LAPORAN BOFA.docx

Gambar 16. Bunga Pohon Salam. (Sumber : http://www.natureloveyou.sg/)

Gambar 17. Buah Pohon Salam. (Sumber : http://www.online-utility.org)

Page 26: LAPORAN BOFA.docx

Gambar 18. Biji Pohon Salam. (Sumber : http://www.natureloveyou.sg/)

Page 27: LAPORAN BOFA.docx

2. Psidium guajava

Klasifikasi :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivisi : Spermatophyta

Divisio : Magnoliohyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Rosidae

Ordo : Myrtales

Family : Myrtaceae

Genus : Psidium

Spesies : Psidium guajava

Deskripsi Morfologi

Tanaman yang termasuk semak atau pohon kecil dengan tinggi sepuluh meter atau

terkadang dua puluh meter. Deskripsi secara mendetail setiap bagian tumbuhan adalah :

- Akar

Memiliki akar yang dangkal dengan kulit kayu halus berwarna coklat kemerahan.

Lapisan bawah pada kulit kayu berwarna kehijauan dan memiliki cabang muda

dengan empat siku.

- Batang

Batang mempunyai ukuran diameter sekitar 25cm atau bisa juga mencapai 60cm,

serta penampilan yang kurus.

- Daun

Posisi daun berlawanan. Berbentuk bulat telur (elips/lonjong) dan bulat pada bagian

pangkal lalu meruncing menuju ujung. Sifat daun sering agak rapuh. Memiliki urat

daun jelas dan urat daun lateralis terdiri dari 10-20 pasang. Sebagian besar panjang

helai daun adalah 7-15cm dan lebar 3 - 5cm. Warna daun hijau kusam. Berbulu

halus pada permukaan bawah serta memiliki aroma khas bila diremas.

Page 28: LAPORAN BOFA.docx

- Bunga

Termasuk jenis hermaprodit. Bunga bisa soliter atau bisa juga majemuk yaitu

terdapat 2-4 bunga bersama-sama dalam satu tangkai. Panjang tangkai bunga sekitar

1-2 cm pada saat mulai berkembang (tumbuh). Jumlah daun pelindung

bunga/kelopak adalah 4-5 lobed dengan panjang sekitar 6-8 mm. Mahkota bunga

berwarna putih dengan panjang 10-15 mm, berjumlah 4-5 buah, dan sedikit cekung.

Benang sari berjumlah 200-250, panjangnya sekitar 10-12 mm, berwarna putih, dan

terdapat di dekat kelopak. Memiliki stigma peltate.

- Buah

Tumbuhan ini mulai berbuah saat umur 3-4 tahun. Bentuk buahnya bulat telur atau

pyriform. Sebelum masak, buah berwarna hijau, keras, bergetah, dan sangat

astringent (Morton, 1987). Namun, setelah masak, buah berubah menjadi berwarna

putih kekuningan atau merah muda, sedangkan biji berwarna kekuningan. Tekstur

buah lembek, daging buahnya granula-berair, dan rasanya asam manis. Panjang

buah sekitar 2,5-10 cm (kecuali pada kasus di Amazon, bisa tumbuh lebih besar dari

bola tenis).

Gambar 19. Tumbuhan Psidium guajava yang tumbuh di sepanjang sungai di Indian. (Sumber : http://www.fleppc.org/ID_book/psidium%20guajava.pdf)

Page 29: LAPORAN BOFA.docx

Gambar 20. Batang Muda Psidium guajava. (Sumber: http://www.fleppc.org/ID_book/psidium%20guajava.pdf)

Gambar 21. Batang Psidium guajava dewasa. (Sumber : http://www.fleppc.org/ID_book/psidium%20guajava.pdf)

Page 30: LAPORAN BOFA.docx

Gambar 22. Daun Psidium guajava. (Sumber : http://www.fleppc.org/ID_book/psidium%20guajava.pdf)

Gambar 23. Bunga Psidium guajava. (Sumber : http://plants.usda.gov/core/profile?symbol=PSGU)

Page 31: LAPORAN BOFA.docx

Gambar 24. Buah Psidium guajava. (Sumber : http://plants.usda.gov/core/profile?symbol=PSGU)

Gambar 25. Morfologi Psidium guajava untuk herbarium.

(Sumber : http://plants.usda.gov/core/profile?symbol=PSGU)

Deskripsi Habitat

Tumbuhan ini dapat bertahan di iklim lembab dan kering. Banyak ditemukan pada

ketinggian 0-2.740 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan ini toleran terhadap

kekeringan meskipun menyukai lingkungan drainase yang baik, juga sekaligus

menyukai curah hujan tahunan antara 1000-2000 mm dan mentolerir hingga 5000 mm.

Psidium guajava tumbuh dengan baik pada semua jenis tanah, mulai dari pH 4,5-9,4

dan toleran terhadap tingkat garam tertentu. Pohon akan mati jika rata-rata suhu musim

Page 32: LAPORAN BOFA.docx

panas kurang dari 15°C dengan sinar matahari terlalu terik. Mereka menyukai sinar

matahari teduh atau semi-teduh.

DAFTAR PUSTAKA

Bessey, Charles E. Annals of The Missouri Botanical Garden : THE PHYLOGENETIC

TAXONOMY OF FLOWERING PLANTS hal. 109-136.

Dasuki, Undang Ahmad, dkk. 2002. “Morfologi dan Sistematik Tumbuhan”. Bandung:

Penerbit Institut Teknologi Bandung

Kurniasih, Surti. 2011. Botany Phanerogamae. Bogor: Universitas Pakuan.

Simpson, Michael G. 2010. Plant Systematics. USA : Science Publisher.

Singh, Gurcharan. Plant Systematics: Third Edition hal. 316-336.

http://annisa1989.wordpress.com/

http://global.britannica.com/EBchecked/topic/400699/Myrtales/72903/Characteristic-

morphological-features

http://infobebas.web.id/2011/anatomi-bunga-bagian-yang-berbeda-dari-setangkai-

bunga.html

https://kb.osu.edu/dspace/bitstream/handle/1811/1712/v11n05_289.pdf?sequence=1

http://ntbg.org/plants/plant_details.php?plantid=9567

http://plants.usda.gov/core/profile?symbol=PSGU

http://www.anbg.gov.au/PLANTFAM/AUST1C.HTM

http://www.bi.itb.ac.id/herbarium/index.php?c=herbs&view=detail&spid=237463

http://www.botany.hawaii.edu/faculty/carr/fpfamilies.htm

http://www.botany.hawaii.edu/faculty/carr/myrt.htm

http://www.fleppc.org/ID_book/psidium%20guajava.pdf

http://www.issg.org/database/species/ecology.asp?si=211

http://www.natureloveyou.sg/Syzygium%20polyanthum/Main.html

http://www.online-utility.org/image/gallery.jsp?title=Syzygium+polyanthum

http://www.pustakasekolah.com/klasifikasi-tumbuhan-dikotil.html#ixzz2fb1kfT89