Laporan Bima
-
Upload
mahatha-forefelt-lucweall -
Category
Documents
-
view
224 -
download
10
Transcript of Laporan Bima
Laporan Praktikum AlignmentBima Harta Purnama6511010006
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Mesin-mesin rotasi (rotating equipment) pada umumnya terdiri dari dua poros
atau lebih yang dihubungkan menjadi satu. Kebanyakan mesin rotasi yang digunakan di
dalam proses industri memiliki kecenderungan pada penggunaan mesin dengan kecepatan
yang lebih tinggi, tenaga yang lebih tinggi, dan lebih hemat.
Salah satu faktor utama yang perlu diperhatikan adalah “alignment”, karena hal
tersebut diperlukan untuk memperkecil getaran dan mencegah kerusakan prematur pada
bearing, coupling, shaft dan seal. Selain itu dengan alignment yang presisi akan
meningkatkan reliability (kehandalan) mesin. Reliability sangat tergantung pada
bagaimana memperkecil kerusakan atau break down yang secara langsung juga sangat
tergantung pada masalah alignment dari mesin tersebut.
Ada berbagai cara untuk melakukan alignment, dari yang paling sederhana hanya
menggunakan mistar lurus, yangmana masih lebih baik dibanding bila tidak melakukan
alignment sama sekali. Cara yang lebih tepat adalah menggunakan dial indicator untuk
melakukan alignment poros, khususnya untuk mesin-mesin yang beroperasi dengan
kecepatan putar diatas 3,600 rpm.
Dengan alignment yang baik, umur pakai bearing dan seal dinamik akan
meningkat, menurunkan tingkat getaran, dan secara keseluruhan kehandalan mesin
menjadi lebih baik.
2. Tujuan
Tujuan dilakukan praktikum pengukuran getaran mekanis ini adalah :
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang dasar alignment
2. Agar mahasiswa mengetahui peralatan - peralatan yang digunakan dalam
pengujian alignment
3. Agar mahasiswa dapat memiliki kemampuan dalam melakukan alignment.
Page 1
Laporan Praktikum AlignmentBima Harta Purnama6511010006
BAB II
DASAR TEORI
1 Definisi AlignmentAlignment dapat didefinisikan sebagai suatu kesamaan sumbu antar dua sumbu.
Proses alignment adalah proses pengaturan kesamaansumbu antara dua poros sesuai
dengan kesamaansumbu mesin yang diharapkan. Kesamaansumbu mesin yang
diharapkan adalah dua poros mesin yang disambung berada pada satu garis sumbu saat
mesin beroperasi (normal operasi), sehingga nilai alignment dari suatu mesin pada saat
dingin (kondisi berhenti beroperasi) merupakan kondisi temporary misalignment.
Karena pada umumnya alignment dilakukan pada kondisi dingin, maka nilai
target alignment (desired alignment) pada saat kondisi mesin dingin harus ditentukan
sesuai dengan perubahan expansi termal (thermal growth) dari mesin yang bersangkutan,
sehingga pada kondisi operasi posisi kedua poros akan menjadi sesumbu (Align).
2 Jenis – Jenis Misalignment
Berdasarkan posisi sumbu porosnya, maka misalignment dibagi dalam tiga jenis,
yaitu parallel misalignment, angular misalignment dan kombinasi antara parallel dan
angular.
a. Parallel Misalignment
Parallel misalignment adalah dua poros membentuk garis sumbu yang sejajar tetapi
tidak berada pada satu sumbu.
Gambar 2.1 Parallel misalignment
Page 2
Laporan Praktikum AlignmentBima Harta Purnama6511010006
b. Angular Misalignment
Angular misalignment adalah dua ujung poros bertemu dalam satu titik tetapi tidak
dalam satu garis sumbu (saling menyudut).
Gambar 2.2 Angular misalignment
c. Combination Misalignment
Combination misalignment adalah ujung dua poros tidak dalam satu garis sumbu dan
saling menyudut.
Gambar 2.3 Combination misalignment
3 Peralatan Alignmen
Pekerjaan alignment merupakan pekerjaan presisi, pelaksanaanya memerlukan
beberapa peralatan presisi dan peralatan pendukung. Beberapa peralatan tersebut
adalah:
a) Bracket, alat ini berfungsi sebagai lengan untuk pemasangan dial indicator. Pada
mesin-mesin yang mempunyai jarak antara coupling hub dan coupling hub cukup
besar, harus menggunakan bracket untuk pemasangan dial indicator. Karena bracket
memiliki kelenturan, maka pada penggunaanya kelenturan bracket harus diketahui
terlebih dahulu untuk keperluan koreksi pembacaan dial indicator.
Page 3
Laporan Praktikum AlignmentBima Harta Purnama6511010006
b) Dial indicator set, peralatan ini terdiri dari dial indicator, clamp, dan beberapa batang
stem.
Gambar 3.1 Dial indicator set
c) Mounting indicator, biasanya terdiri dari magnet atau rantai yang dapat dipasang
pada shaft sebagai mounting untuk pemasangan dial indicator. Namun ada juga
desain khusus sebagai tool kit berbentuk clamp.
Gambar 3.2 Mounting dial indicator
d) Chain wrench, peralatan ini berfungsi untuk memutar shaft terutama pada mesin-
mesin dengan ukuran cukup besar atau berat.
e) Kunci-kunci yang sesuai, sebelum pergi kelapangan kunci-kunci ini harus
dipersiapkan sesuai kebutuhan. Misalnya, untuk membuka coupling spacer, baut
pondasi, coupling cover dan lainnya, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan
lebih mudah dan aman.
Page 4
Laporan Praktikum AlignmentBima Harta Purnama6511010006
f) Shim pack, berbentuk plat dengan berbagai macam ketebalan. Shim pada umumnya
dipasarkan dalam bentuk siap pakai, namun ada yang dalam bentuk lembaran
sehingga bisa dipotong sesuai dengan bentuk dan ukuran base plate kaki-kaki mesin.
Material yang paling banyak dipakai adalah stainless steel.
Gambar 3.3 Shim pack dan berbagai bentuknya
g) Cermin, outside micrometer, vernier caliper, meteran, penggaris, kertas
millimeter, dll.
Gambar 3.4 Micrometer dan meteran / mistar
4 Metode Alignment
Secara garis besar, alignment dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
1. Metode reverse alignment
2. Metode rim and face alignment
Page 5
A
D
A
D
Laporan Praktikum AlignmentBima Harta Purnama6511010006
Pemilihan metode alignment tersebut bergantung pada kondisi gap kopling dan diameter
coupling hub.
Untuk mesin yang mempunyai gap kopling besar (gambar 1a) lebih cocok menggunakan
metode reverse alignment, sedangkan mesin yang mempunyai gap kopling kecil dan
diameter hub kopling besar (gambar 1b) lebih cocok menggunakan metode rim and face
alignment.
a b
Gambar 1a Gap kopling dan diameter hub
a) Metode Reverse Indicator Reading
Reverse indicator reading merupakan salah satu metode alignment yang paling banyak
digunakan, dimana pengukuran dial indicator dilakukan pada kedua coupling hub baik pada
sisi penggerak maupun pada sisi yang digerakkan.
Metode reverse indicator mempunyai beberapa keuntungan / kelebihan, yaitu:
1. Secara geometri metode ini lebih akurat dibandingkan metode rim and face karena hasil
pembacaan diperoleh sebagai pengukuran segitiga yang besar.
2. Hasil pembacaan pengukuran tidak terpengaruh oleh gerakan aksial ketika memutar rotor
untuk pembacaan dial.
Namun demikian ada juga beberapa kelemahan dari metode ini, yaitu:
1. Kedua poros harus diputar.
2. Kurang tepat digunakan pada coupling dengan gap yang sangat kecil, dimana jarak antar
shaft lebih kecil dari diameter coupling hub.
3. Sulit untuk melakukan pembacaan dial indicator pada jarak shaft ke shaft yang sangat
besar (ekstrim).
Page 6
Laporan Praktikum AlignmentBima Harta Purnama6511010006
Prosedur reverse indicator
Prosedur pelaksanaan alignment dengan metode reverse indicator adalah seperti di tunjukan
pada gambar 2.
1. Pasang bracket pada driver dan posisi dial indicator pada driven, seperti tampak pada
gambar 2a.
2. Nol kan posisi penunjukan dial indicator.
3. Putar pelan – pelan kedua shaft dengan interval 90o ( jam 3, 6 dan 9), baca
penunjukan dial indicator pada keempat posisi tersebut : 0, 3,6 dan 9.
a b
Gambar 2 Metode reverse indicator reading
4. Putar kembali kedua shaft sampai dial berhenti diposisi awal dan amati apakah dial
indicator kembali menunjukkan nilai nol, bila tidak ulangi pembacaan seperti langkah
2 sampai 4.
5. Pindah posisi bracket pada driven dan posisi dial pada driver, kemudian lakukan
pembacaan seperti langkah 2 sampai 4.
6. Catat semua data pembacaan plus atau minus (pembacaan sebaiknya dilakukan
minimal 2 kali untuk menguji apakah hasil pembacaan ceermat/konsisten) seperti
ditunjukkan pada gambar 3
Page 7
Laporan Praktikum AlignmentBima Harta Purnama6511010006
Gambar 3 Hasil pembacaan reverse indicator reading
b) Metode Rim and Face (Face Peripheral Dial Indicator)
Rim and face alignment lebih cocok digunakan pada mesin yang gap koplingnya kecil dan
mempunyai diameter hub kopling besar.
Prosedur pengambilan data sama dengan metode reverse indicator, hanya pemasangan dial
yang sedikit berbeda. Pengambilan data pada metode rim and face alignment, bracket
dipasang pada stationery machine dan dial dipasang pada keliling dan moveable coupling hub
face seperti terlihat pada gambar 4. Pengambilan data rim and face.
Pada saat mengambil data face, hal yang harus diperhatikan adalah adanya axial movement,
karena hal ini akan sangat mempengaruhi akurasi pembacaan face.
Metode rim and face mempunyai beberapa keuntungan:
1. Hanya cukup memutar salah satu shaft.
2. Sangat bagus untuk alignment pada mesin-mesin yang memiliki diameter hub kopling
yang besar dengan jarak shaft ke shaft yang sangat kecil.
3. Posisi shaft lebih mudah divisualisasikan.
Kelemahan metode rim and face:
1. Sulit untuk mendapatkan akurasi pembacaan face bila rotor mempunyai axial float
yang cukup besar, terutama pada rotor yang menggunakan bearing thrust
hydrodynamic.
2. Selalu memerlukan pelepasan coupling spool / spacer.
3. Penggambarannya pada grafik lebih kompleks.
Page 8
0 0
M
P
0,012”
0,009” 0,003”P
M
-0,004”
-0,006” 0,002”
L L
Laporan Praktikum AlignmentBima Harta Purnama6511010006
Prosedur rim and face
Gambar 4 Pengambilan data rim and face
Prosedur pelaksanaan metode rim and face:
1. Pasang bracket pada driven, sedangkan posisi dial indicator pada face dan keliling
driver hub, seperti tampak pada gambar 9.5.
2. Nol-kan kedua dial indicator.
3. Putar pelan-pelan kedua shaft dengan interval 90o (jam 3, 6 dan 9), baca penunjukkan
dial indicator pada keempat posisi tersebut: 0, 3,6 dan 9. Baik pembacaan face
maupun rim.
4. Putar kembali kedua shaft sampai dial berhenti diposisi awal dan amati apakah kedua
dial indicator kembali menunjukkan nilai nol, bila tidak ulangi pembacaan seperti
langkah 2 sampai 4.
5. Catat semua data pembacaan plus atau minus (pembacaan sebaiknya dilakukan
minimal 2 kali untuk menguji apakah hasil pembacaan akurat/konsisten) seperti
ditunjukan pada gambar 5.
Page 9
Laporan Praktikum AlignmentBima Harta Purnama6511010006
Gambar 5 Hasil pembacaan rim and face
Page 10
Laporan Praktikum AlignmentBima Harta Purnama6511010006
BAB III
DATA PRAKTIKUM
Metode Reverse Indicator Reading
Pengukuran DimensiPada pengukuran alignment disini motor merupakan moveable, sedangkan pompa merupakan stationarynya. Adapun keterangan lain untuk gambar dibawah adalah sebagai berikut :D = Diameter hub couplingF1 = Kaki mesin moveable inboard (motor inboard)F2 = Kaki mesin moveable outboard (motor outboard)
Target yang dipakai (Desired) pada praktikum dengan metode reverse indikator
adalah
Page 11
Laporan Praktikum AlignmentBima Harta Purnama6511010006
Kondisi Actual dari praktikum reverse indikator ini adalah sebagai berikut
Koreksi alignment berdasarkan hasil pembacaan dan pengukuran terdapat pada
gambar alignment lampiran Reverse Indikator adalah
Pada support 1(F1) koreksi sebesar 0.006 inch
Pada support 2 (F2) koreksi sebesar 0.003 inch
Page 12
Laporan Praktikum AlignmentBima Harta Purnama6511010006
Metone Rim and Face
Target yang dipakai (Desired) pada praktikum dengan metode rim dan face ini
adalah
- Hasil pengukuran rim dan face menggunakan Dial Indicator
- Hasil pengukuran face menggunakan outside diameter
Mikrometer yang digunakan berukuran 4 inch. Sedangkan untuk hasil
pembacaannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Page 13
Laporan Praktikum AlignmentBima Harta Purnama6511010006
- Perbandingan selisih pengukuran face
Page 14
Laporan Praktikum AlignmentBima Harta Purnama6511010006
Dimensi Objek Praktikum
*Diameter Hub yang digunakan adalah diameter pada pembacaan run out face
dengan dial indicator.
Koreksi Alignment
Koreksi alignment berdasarkan hasil pembacaan dan pengukuran terdapat pada
gambar alignment lampiran.
Pada support 1(F1) koreksi sebesar 0.033 inch
Pada support 2 (F2) koreksi sebesar 0.030 inch
Page 15
Laporan Praktikum AlignmentBima Harta Purnama6511010006
BAB IV
ANALISIS
Dari hasil data praktikum diatas terdapat perbedaan hasil pembacaan antara Dial Face
Reading dengan hasil pembacaan micrometer Face Reading yang mana deviasi atau
selisihnya sebesar 0.011 inch
Hal hal sedemikian ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah :
Titik referensi pengukuran mungkin tidak sama (bergeser sedikit) antara titik
pengukuran dengan mikrometer dan dial indikator
Tingkat kehalusan bagian face coupling berbeda beda sehingga menimbulkan
perbedaan dalam pengukuran
Tingkat kebulatan coupling kurang bagus sehingga dapat mengakibatkan kesalahan
dalam pengukuran
Kesalahan dalam membaca dial pada posisi tertentu sehingga hasilnya tidak akurat
Faktor human error / tingkat ketelitian pengukur dalam pengukuran kurang teliti
Tingkat ketelitian alat antara micrometer maupun dial berbeda sehingga menimbulkan
deviasi
Page 16
Laporan Praktikum AlignmentBima Harta Purnama6511010006
BAB V
KESIMPULAN
Alignment dapat didefinisikan sebagai suatu kesamaan sumbu antar dua sumbu yang
mana proses pengaturan kesamaan sumbu antara dua poros sesuai dengan kesamaansumbu
mesin yang diharapkan. Secara garis besar, alignment dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
menggunakan Metode reverse alignment dan Metode rim and face alignment
Sedangkan perbedaan hasil dalam pembacaan antara dial dan micrometer disebabkan
antara lain:
1. Pada saat pemasangan peralatan masih ada ketidak sejajaran yang
Dapat menyebabkan pembacaan bisa error
2. Sulit dalam membaca dial pada posisi tertentu dan indikasi pada dial sering kurang akurat
apa bila tidak ada stop mark di kopling.
3. Missalignment dapat terjadi karena bentuk dari poros yang tidak rata
Page 17