Laporan Asuhan Keperawatan Pada
Transcript of Laporan Asuhan Keperawatan Pada
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ”TN. I”
DENGAN “HIPERTENSI DERAJAT II (SEDANG)”
DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDA “ABIYOSO” YOGYAKARTA
Laporan khasus ini disusun untuk melengkapi tugas Asuhan Keperawatan Kelompok
PKK KMB IV Semester VI
DISUSUN OLEH :
IRA KARTIKA SARI (2220111911)
TINGKAT III B
AKADEMI KEPERAWATAN YAYASAN NOTOKUSUMO YOGYAKARTA
MEI, 2014
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Asuhan Keperawatan pada “HIPERTENSI DERAJAT 2 (SEDANG)” di Panti
Sosial Tresna Wreda Yogyakarta. Laporan khasus ini disusun oleh mahasiswa untuk
melengkapi tugas Asuhan Keperawatan Gerontik Semester VI.
Laporan ini disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Tempat :
Praktikan,
Ira Kartika Sari
NIM 2220111911
Mengetahui,
Pembimbing Akademik CI Lahan
(.................................................) (........................................)
BAB I
KONSEP DASAR PENUAAN
A. Pendahuluan
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan ynag terjadi didalam
kehidupan manusia. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua.
Tiga tahap ini saling berbeda, baik secara biologs maupun psikologis. Memasuki
usia tua berrti menglai kemunduran, mialnya kemunduran fisik yang ditandai
dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengran
kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan melambat dan figur tubuh
yang tidak proporsional. (Setyonegoro,2009)
WHO dan UU No 13 tahun 2008 tntang ksejahteraan lanjut usia pada Bab 1
Pasal 1 Ayat 2 menyebutka bahwa umur 60 tahun adlaah usia permulaan tua.
Dalam Buku Ajar Geriatri, Prof. Dr. R. Boedhi Darmojo dan Dr H Hadi Martono
(2004) mengatakan bahwa menua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan kemampuan jaringan untk memperbaiki diri dan memepertahnkan
strukur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas dan
memperbaiki kerusakan yang diderita. Dari pernyataan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa manusia secara perlahan mngalami kemunduran struktur dan
fungsi organ.
B. LANSIA
a. Definisi Lansia
Lansia adalah individu 7yang berusia 60 tahun keatas (Hardywinoto &
Setiabudi,1999). Lansia adalah usia lanjut sebagai tahap akhir pada daur
kehidupan manusia (Budi Anna Keliat, 1999).
b. Batasan umur lansia
1) Menurut Prof. DR Ny. Sumiati Ahmad Muhammad batasan umur lansia
adalah sebagai berikut :
a. Masa setengah umur : 45-60 tahun
b. Masa lansia/senium : 65 tahun ke atas
2) Sedangkan WHO (2004) membagi lansia menjadi 3 kategori :
a. Usia Lanjut : 60-74 tahun
b. Usia Tua : 75-89 tahun
c. Usia sangat lanjut : > 90 tahun
C. Perubahan Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
Perubahan fisik
a. Sel : jumlahnya lebih sedikit tetapi ukurannya lebih besar, berkurangnya cairan
intra dan extra seluler
b. Persarafan : cepatnya menurun hubungan persarapan, lambat dalam respon waktu
untuk meraksi, mengecilnya saraf panca indra sistem pendengaran, presbiakusis,
atrofi membran timpani, terjadinya pengumpulan serum karena meningkatnya
keratin
c. Sistem penglihatan : spnkter pupil timbul sklerosis dan hlangnya respon terhadap
sinaps, kornea lebih berbentuk speris, lensa keruh, meningkatny ambang
pengamatan sinar, hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang pandang.
d. Sistem Kardivaskuler. : katup jantung menebal dan menjadi kaku , kemampuan
jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun setelah berumur 20 tahun
sehingga menyebabkanmenurunnya kontraksi dan volume, kehilangan elastisitas
pembuluh darah, tekanan darah meningg.
e. Sistem respirasi : otot-otot pernafasan menjadi kaku sehingga menyebabkan
menurunnya aktifitas silia. Paru kehilangan elastisitasnya sehingga kapasitas
residu meingkat, nafas berat. Kedalaman pernafasan menurun.
f. Sistem gastrointestinal : kehilangan gigi,sehingga menyebkan gizi buruk , indera
pengecap menurun krena adanya iritasi selaput lendir dan atropi indera pengecap
sampai 80 %, kemudian hilangnya sensitifitas saraf pengecap untuk rasa manis
dan asin
g. Sistem genitourinaria : ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi sehingga aliran
darah ke ginjal menurun sampai 50 %, GFR menurun sampai 50 %. Nilai ambang
ginjal terhadap glukosa menjadi meningkat. Vesika urinaria, otot-ototnya menjadi
melemah, kapasitasnya menurun sampai 200 cc sehingga vesika urinaria sulit
diturunkan pada pria lansia yang akan berakibat retensia urine. Pembesaran
prostat, 75 % doalami oleh pria diatas 55 tahun. Pada vulva terjadi atropi sedang
vagina terjadi selaput lendir kering, elastisitas jaringan menurun, sekresi
berkurang dan menjadi alkali.
h. Sistem endokrin : pada sistem endokrin hampir semua produksi hormon menurun,
sedangkan fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah, aktifitas tiroid menurun
sehingga menurunkan basal metabolisme rate (BMR). Porduksi sel kelamin
menurun seperti : progesteron, estrogen dan testosteron.
i. Sistem integumen : pada kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan lemak,
kulit kepala dan rambut menuipis menjadi kelabu, sedangkan rambut dalam
telinga dan hidung menebal. Kuku menjadi keras dan rapuh.
j. Sistem muskuloskeletal : tulang kehilangan densitasnya dan makin rapuh menjadi
kiposis, tinggi badan menjadi berkurang yang disebut discusine vertebralis
menipis, tendon mengkerut dan atropi serabut erabit otot , sehingga lansia menjadi
lamban bergerak. otot kam dan tremor.
D. Proses Penuaan
1. Teori Biologi
Teori biologi merupakan teori yang menjelaskan mengenai prosesfisik
penuaan yang meliputi perubahan fungsi dan struktur organ,pengembangan,
panjang usia dan kematian (Christofalo dalamStanley).
Perubahan yang terjadi di dalam tubuh dalam upayaberfungsi secara
adekuat untuk dan melawan penyakit dilakukan mulaidari tingkat molekuler dan
seluler dalam sistem organ utama. Teoribiologis mencoba menerangkan
menganai proses atau tingkatanperubahan yang terjadi pada manusia mengenai
perbedaan cara dalamproses menua dari waktu ke waktu serta meliputi faktor
yangmempengaruhi usia panjang, perlawanan terhadap organisme dankematian
atau perubahan seluler.
2. Teori Genetika
Teori genetika merupakan teori yang menjelaskan bahwapenuaan merupakan
suatu proses yang alami di mana hal initelah diwariskan secara turun-temurun
(genetik) dan tanpadisadari untuk mengubah sel dan struktur jaringan.
Teorigenetika terdiri dari teori DNA, teori ketepatan dan kesalahan,mutasi
somatik, dan teori glikogen.
DNA merupakan asamnukleat yang berisi pengkodean mengenai infornasi
aktivitassel, DNA berada pada tingkat molekuler dan bereplikasisebelum
pembelahan sel dimulai, sehingga apabila terjadikesalahan dalam pengkodean DNA
maka akan berdampak padakesalahan tingkat seluler dan mengakibatkan malfungsi
organ.Pada manusia, berlaku program genetik jam biologi dimana program
maksimal yang diturunkan adalah selama 110tahun. Sel manusia normal akan
membelah 50 kali dalambeberapa tahun. Sel secara genetik diprogram untuk
berhenti membelah setelah mencapai 50 divisi sel, pada saat itu sel akan mulai
kehilangan fungsinya.
Teori genetika dengan kata lain mengartikan bahwa prosesmenua merupakan
hal yang tidak dapat dihindari dan akansemakin terlihat bila usia semakin
bertambah. Teori ini jugabergantung dari dampak lingkungan pada tubuh yang
dapatmempengaruhi susunan molekular.
3. Teori Wear And Tear (Dipakai dan Rusak)
Teori Wear And Tear mengajukan akumulasi sampah metabolik atau zat
nutrisi dapat merusak sintesis DNA. AugustWeissmann berpendapat bahwa sel
somatik nomal memilikikemampuan yang terbatas dalam bereplikasi dan
menjalankanfungsinya. Kematian sel terjadi karena jaringan yang sudah tuatidak
beregenerasi. Teori wear and tear mengungkapkan bahwaorganisme memiliki
energi tetap yang terseddia dan akan habissesuai dengan waktu yang
diprogramkan
4. Teori Rantai Silang
Teori rantai silang mengatakan bahwa struktur molekularnormal yang
dipisahkan mungkin terikat bersama-sama melaluireaksi kimia. Agen rantai
silang yang menghubungkanmenempel pada rantai tunggal. dengan bertambahnya
usia,mekanisme pertahanan tubuh akan semakin melemah, danproses cross-link terus
berlanjut sampai terjadi kerusakan. Hasilakhirnya adalah akumulasi silang senyawa yang
menyebabkanmutasi pada sel, ketidakmampuan untuk menghilangkansampah
metabolik.
5. Riwayat Lingkungan
Menurut teori ini, faktor yang ada dalam lingkungan dapatmembawa
perubahan dalam proses penuaan. Faktor-faktortersebut merupakan karsinogen
dari industri, cahaya matahari,trauma dan infeksi.
6. Teori Imunitas
Teori imunitas berhubungan langsung dengan prosespenuaan. Selama proses
penuaan, sistem imun juga akanmengalami kemunduran dalam pertahanan
terhadap organismeasing yang masuk ke dalam tubuh sehingga pada lamsia akansangat
mudah mengalami infeksi dan kanker. perubahansistem imun ini diakibatkan
perubahan pada jaringan limfoidsehingga tidak adanya keseimbangan dalam sel T
intuk memproduksi antibodi dan kekebalan tubuh menurun. Pada sistem imun
akan terbentuk autoimun tubuh. Perubahanyang terjadi merupakan pengalihan
integritas sistem tubuhuntuk melawan sistem imun itu sendiri
7. Teori Lipofusin dan Radikal Bebas
Radikal bebas merupakan contoh produk sampahmetabolisme yang dapat
menyebabkan kerusakan apabilaterjadi akumulasi. Normalnya radikal bebas akan
dihancurkanoleh enzim pelindung, namun beberapa berhasil lolos
danberakumulasi di dalam organ tubuh. Radikal bebas yangterdapat di
lingkungan seperti kendaraan bermotor, radiasi,sinar ultraviolet, mengakibatkan
perubahan pigmen dankolagen pada proses penuaan.
Radikal bebas tidak mengandung DNA. Oleh karena itu,radikal bebas dapat
menyebabkan gangguan genetik danmenghasilkan produk-produk limbah yang
menumpuk di dalam inti dan sitoplasma. Ketika radikal bebas menyerang
molekul,akan terjadi kerusakan membran sel; penuaan diperkirakankarena
kerusakan sel akumulatif yang pada akhirnyamengganggu fungsi.
Dukungan untuk teori radikal bebas ditemukan dalamlipofusin, bahan limbah
berpigmen yang kaya lemak danprotein. Peran lipofusin pada penuaan mungkin
kemampuannyauntuk mengganggu transportasi sel dan replikasi DNA.Lipofusin,
yang menyebabkan bintik-bintik penuaan, adalahdengan produk oksidasi dan oleh
karena itu tampaknya terkaitdengan radikal bebas
KONSEP DASAR HIPERTENSI
A. Pengertian
Menurut WHO ( 2008 ) Hipertensi adalah jika tekanan darah : > 140 / 90 mmHg
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah arteri yang persisten (Williams &
Wilkins, 2008).
Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolik atau sistolik yang
intermiten atau menetap. Pengukuran tekanan darah serial 150/90 mmHg atau lebih
tinggi pada orang yang berusia diatas 50 tahun memastikan hipertensi (Williams &
Wilkins, 2008).
B. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 Yaitu :
1. Hipertensi primer / Hipertensi esensial
Yang ( tidak diketahui penyebabnya ) disebut juga hipertensi idiopatik. →
Terdapat sekitar 95 % kasus
Faktor yang mempengaruhuinya seperti :
Genetik, Lingkungan, Hiperaktivitas susunan saraf simpatis, Sistem renin-
angiotensin, Defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraselular, dan
faktor-faktor yang meningkatkan risiko seperti obesitas, alkohol, merokok
2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal.
Terdapat 5 % kasus. Penyebab spesifiknya diketahui, seperti Penyakit Ginjal
( Stenosis arteri renalis, Pielonefritis, Glomerulonefritis, Tumor-tumor ginjal,
Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan), Trauma pada ginjal (luka yang
mengenai ginjal), Terapi penyinaran yang mengenai ginjal, penggunaan estrogen,
hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, sindrom Cushing,
Preeklamsi pada kehamilan, dll
C. Patogenesis
a. Teori tentang patogenesis terus berkembang
b. Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan perifer
c. Pada tahap awal hipertensi primer, curah jantung meningkat, tahanan perifer
normal, disebabkan peningkatan aktifitas simpatik
d. Tahap selanjutnya, curah jantung kembali normal sedangkan tahanan perifer
meningkat. ( ini disebabkan refleks autoregulasi, yaitu :mekanisme tubuh
mempertahankan keadaan hemodinamik yang normal)
e. Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada
setiap detiknya
2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak
dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.
Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh
yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.
(arteriosklerosis )
3. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan
darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu
membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam
tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningka
D. Gejala Klinis
a. Tidak ada tanda atau gejala sampai penyakit ditemukan selama evaluasi masalah
yang lainnya
b. Terbangun dengan sakit kelpakla pada bagian ocipital, yang berkurang secara
spontan setelah beberapa jam gejala biasanya terkait dengan hipertensi berat
c. Palpitasi
d. Keletihan
e. Impotensi
f. Berdasarkan survey hipertensi ditemukan gejala :
Sakit kepala, Pusing, Migren, Epistaksis ( jarang ), cepat marah, telinga
berdenging, susah tidur, Sesak nafas, rasa berat ditengkuk, mata berkunang-
kunang
g. Gejala lain yang disebabkan oleh komplikasi hipertensi :
a. Gangguan penglihatan
b. Gangguan Neurologi
c. Gagal jantung
d. Gangguan fungsi ginjal
E. Penegakan Diagnosis
a. Hipertensi ditegakkan dengan dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan
yang berbeda, kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala klinis
b. Pengukuran tekanan darah darah dilakukan dalam keadaan pasien duduk
bersandar, setelah beristirahat selama 5 menit
c. Anamnesis : Lama menderitanya, riwayat dan gejala penyakit-penyakit yang
berkaitan seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, riwayat penyakit dalam
keluarga, kebiasaan seperti merokok, makanan, pemakaian obat bebas, hasil
antihipertensi sebelumnya bila ada, dan faktor psikososial lingkungan ( keluarga,
pekerjaan, dll )
F. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi bertujuan
menentukan adanya kerusakan organ dan faktor risiko lain atau mencari penyebab
hipertensi
b. Pemeriksaan tekanan darah yang menunjukkan kadar serum dibawah 3,5 mEq/L
dapat menandakan adanya disfungsi adrenal ( khusunya hiperaldosferonisme).
c. Pemeriksaan : urinalisa, darah perifer lengkap, kimia darah ( kalium, natrium,
kreatinin, gula darah puasa, kolesterol total, kolesterol HDL, dan EKG
d. Pemeriksaan tambahan : Protein urin 24 jam, asam urat, kolesterol LDL
e. Elektrokardiografi dapat menunjukan adanya hipertrofi vaskular kiri atau iskemia
f. Sinar x-dada dapat memperlihatkan adanya kardiomegali
G. Klasifikasi sesuai WHO
Klasifikasi Klasifikasi Diastolik
Normotensi < 140 140 – 160
Hipertensi ringan 140 –180 140 – 160
Hipertensi perbatasan 140 –180 90 – 95
Hipetensi sedang dan berat > 180 > 105
Hipertensi sistolik terisolasi > 140 < 90
Hipertensi sistolik terisolasi 140 – 160 < 90
Hipertensi sistolik terisolasi adalah hipertensi dengan tekanan sistolik ≥ 160 mmHg, tetapi
tekanan diatolik < 90 mmHg
H. Penatalaksanaan
a. Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan
b. Tujuan terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah
140 mmHg dan tekanan diastolik di bawah 90 mmHg dan mengontrol faktor
risiko
c. Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi gaya hidup saja, atau dengan obat anti
hipertensi.
d. Faktor risiko : usia lebih dari 60 tahun, merokok, dislipidemia, diabetes melitus,
jenis kelamin ( pria dan wanita menopause), riwayat penyakit kardiovaskular
dalam keluarga.
I. Penatalaksanaan berdasarkan klasifikasi risiko :
Tekanan Darah Kel. Risiko A Kel. Risiko B Kel. Risiko C
Derajat hipertensi
( mm Hg )
Tak ada faktor
resiko, tak ada
kerusakan organ
target
Minimal 1 faktor
resiko, tak termasuk
DM, tak ada
kerusakan organ
target
Kerusakan organ
target dan DM, dgn
atau tanpa faktor
resiko lain
130-139 / 85-89 Modifikasi
gaya hidup
Modifikasi
gaya hidup
Dengan obat
140-159 / 90-99 Modifikasi
gaya hidup
Modifikasi
gaya hidup
Dengan obat
≥ 160 / 100 Dengan obat Dengan obat Dengan obat
a. Modifikasi gaya hidup cukup efektif, dapat menurunkan kardiovaskular dengan
biaya sedikit, dan risiko minimal. Tata laksana ini tetap dianjurkan meski harus
disertai obat anti hipertensi karena dapat menurunkan jumlah dan dosis obat
b. Langkah-langkah yang dianjurkan :
a. Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan (indeks massa tubuh
27)
b. Membatasi alkohol
c. Meningkatkan aktivitas fisik aerobik (30-45 menit/hari)
d. Mengurangi asupan natrium ( < 100 mmol Na / 2,4 g Na / 6 g Na CL /
hari)
e. Mempertahankan asupan kalium yang adekuat ( 90 mmol / hari )
f. Mempertahankan asupan kalsium dan dan magnesium yang adekuat
g. Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol
dalam makanan
c. Obat diberikan dimulai dengan dosis rendah
d. Pemberian obat kombinasit dari golongan yang berbeda. Kombinasi ini terbukti
memberikan efektivitas tambahan dan mengurangi efek samping
e. Obat-obatan :
Diuretik, menurunkan volume ekstraselular dan plasma sehingga menurunkan
curah jantung
J. Komplikasi
a. Hipertensi yang lama : dapat terjadi Gagal ginjal
b. Hipertensi berat : Gagal jantung
c. Hipertensi ringan dan sedang pada mata dapat terjadi perdarahan retina, gangguan
penglihatan, sampai dengan kebutaan.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Masalah yang lazim muncul
a. Penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload, vasokontriksi, hifertrofi
vaskuler, iskemia miokard
b. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebtuhan
oksigen
c. Nyeri (sakit kepala) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral
d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan hipertensi
B. Perencanaan Keperawatan
1. Berhenti merokok
2. Pertahannkan gaya hidup sehat
3. Belajar untuk rileks dan mengendalikan stress
4. Penjelasan mengenai hipertensi
5. Jika sudah menggunakan obat hipertensi teruskan penggunaannya secara
rutin
6. Batasan diet dan pengendalian berat badan
7. Diit garam
8. Periksa tekanan darah secara teratur
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Wahyudi 1992. Perawatan Usia Lanjut. Jakarta : EGC.
Nugroho, Wahyudi 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik: Jakarta : EGC.
R,Boedi. 1999. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta : Fakultas kedokteran uni08. Mengenal usia lanjut perawatannya. Jakarta : Salemba Medika.
S, Tamher, Noorkasiani. 2009. Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Nurarif, Amin Huda. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis Dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta : EGC