Laporan Arang Pyrolisis Kel. 2 Kelas 20

download Laporan Arang Pyrolisis Kel. 2 Kelas 20

of 18

description

Laporan Arang Pyrolisis

Transcript of Laporan Arang Pyrolisis Kel. 2 Kelas 20

FORMAT LAPORAN PRAKTIKUMPEMBUATAN ARANG MELALUI PROSES PIROLISIS

KU-1201PENGANTAR REKAYASA & DESAIN II

KELOMPOK 2

Anggota:Irfaan Taufiiqul Rayadi 16713012Akmal RamadhanDarmawan 16713102FauzanMuzaki16713204NurhudaSulistiyanto16713288

Asisten:Mutia Bestari B.

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG2014DAFTAR ISI

Daftar Isi2Latar Belakang3Perumusan Masalah3Analisis Kebutuhan Desain4A. Visi dan Misi Produksi4B. Strategi Produksi (Segmenting, Targeting, Positioning, SWOT Analysis)5C. Kriteria Alternatif Desain6Alternatif Desain dan Pemilihan Desain Final7Pendalaman Desain8A. Skema/Gambar Desain8 B. Cara Kerja Desain8Praktikum Realisasi Desain9A. Alat dan Bahan yang Digunakan 9B. Prosedur Praktikum9C. Hasil Pengamatan 10D. Analisis Kegagalan dan Kesalahan dengan Fishbone Analysis 11E. Menentukan Harga Jual Ideal dengan BEP Analysis13Kesimpulan dan Saran14A. Rangkuman Keunggulan Desain14B. Saran Pengembangan/ Koreksi Desain14Daftar Pustaka15

LATAR BELAKANG

Pada awalnya, arang merupakan bahan baku pengganti mesiu dan digunakan dalam bidang metalurgi sebagai reducing agent (meskipun sekarang sudah mulai ditinggalkan). Sekarang, penggunaan arang mulai dimanfaatkan di berbagai bidang, di antaranya bidang tataboga dan kuliner yang menggunakan arang sebagai bahan bakar untuk mematangkan makanan karena ada aroma khas yang tercipta, bahkan digunakan secara langsung untuk minuman (biasanya kopi), bidang lingkungan yang menggunakan arang sebagai bahan untuk alat penjernih air karena kandungan karbon di dalam arang, dan di bidang-bidang lainnya.Dewasa ini, banyak yang melirik arang sebagai sumber bahan bakar alternatif (bahan bakar dari biomassa) karena memiliki manfaat yang sangat besar dan harga yang sangat murah, jika dibandingkan dengan minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Banyak sekali serangkaian percobaan yang dilakukan untuk mendapatkan kualitas arang yang baik, pembentukan arang yang waktunya relatif singkat, hasil arang yang terbentuk sangat banyak, dan memiliki harga jual yang relatif murah. Percobaan-percobaan tersebut dilakukan dengan mencoba berbagai bahan baku yang berada di alam, baik itu yang masih terpakai atau yang sudah menjadi sampah, mencoba membuat alat yang mampu menunjang pembuatan arang menjadi lebih baik, dan masih banyak lagi yang bisa diuji coba dengan berbagai aspek yang bisa dirubah.Untuk itu, dalam praktikum kali ini, kami akan mencoba membuat arang dengan proses pirolisis dengan kualitas sangat baik, hasil yang banyak, waktu pembentukannya relatif singkat, dan harga jualnya ideal.

PERUMUSAN MASALAH

Beranjak dari latar belakang yang kami ungkapkan sebelumnya, kami mencoba merumuskan masalah-masalah yang mungkin terjadi untuk mencari ide dan solusi agar pembuatan arang dengan proses pirolisis dapat berjalan dengan lancar dan sempurna. Rumusan-rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut.Bagaimana agar bahan baku bisa menjadi arang sempurna melalui proses pirolisis?Berapa banyak bahan baku yang harus dimasukkan ke dalam tungku pirolisis?Bagaimanadesain penempatan bahan baku di dalam tungku pirolisis?Bahan apa saja yang harus ditambahkan di dalam tungku pirolisis untuk menunjang dan membantu pembuatan arang menjadi lebih baik?Bahan tambahan apa saja yang dapat menunjang pembuatan arang dengan proses pirolisis (di luar tungku pirolisis)?Berapa lama proses pembakaran berlangsung?Berapa lama tungku pirolisis harus dibiarkan sampai dibuka kembali?Bagaimana kondisi dan karakteristik asap cair yang nantinya akan dihasilkan?Bagaimana kondisi dan karakteristik arang hasil proses pirolisis?Bagaimana agar arang yang dihasilkan memiliki kualitas bagus dan memiliki nilai jual yang ideal?

ANALISIS KEBUTUHAN DESAIN

Visi dan Misi ProduksiVisiMembuat arang sebagai sumber bahan bakar alternatif (bahan bakar dari biomassa) yang dapat berguna di berbagai bidang .Membuat arang dari bahan baku yang sangat mudah didapat, cara pengerjaannya mudah, menghasilkan kualitas yang sangat baik, pembentukannya relatif singkat, hasil yang didapatkan sangat banyak, dan harga jual yang ideal dengan proses pirolisis di tungku pirolisis.MisiMemanfaatkan bahan-bahan dari alam yang sudah tidak terpakai lagi dan tidak memiliki nilai jual, tetapi setelah menjadi arang akan memiliki nilai jual, seperti kayu albasia (dari bekas peti buah, limbah kayu, dll.).Membuat desain penempatan bahan baku dengan bahan tambahan lainnya di dalam tungku pirolisis, serta waktu yang dibutuhkan di setiap prosesnya sedemikian rupa sehingga pada akhirnya akan menghasilkan arang yang memiliki kualitas yang sangat baik, pembentukannya relatif singkat, hasil yang didapatkan sangat banyak, dan harga jual yang ideal.

Strategi ProduksiTerdapat empat hal yang dapat menjadi acuan dalam merancang strategi desain agar arang yang dihasilkan memiliki kualitas yang sangat baik, pembentukannya relatif singkat, hasil yang didapatkan sangat banyak, dan harga jual yang ideal.Empat hal tersebut adalah sebagai berikut.SegmentingDalam membuat arang melalui proses pirolisis, yang sangat perlu diperhatikan adalah bahan baku yang digunakan, kondisi alat yang akan digunakan, kesiapan fisik dan mental pembuat arang, dan bagaimana desain yang akan dirancang dan dilaksanakan. Bahan baku yang digunakan harus benar-benar dalam keadaan kering (tanpa atau sedikit mengandung air) agar pembentukan arang melalui proses pirolisis dapat berjalan dengan baik dan sempurna. Kondisi alat yang digunakan harus benar-benar tanpa cacat (atau sangat sedikit kecacatannya) karena akan memengaruhi kualitas arang, terutama untuk reaktor pirolisis. Kesiapan fisik dan mental pembuat arang pun harus dalam keadaan sehat dan baik-baik saja karena pembuatan arang ini termasuk praktikum yang berbahaya (adanya asap CO, CO2, dan asap-asap beracun lainnya). Desain pembuatan arang pun harus diperhatikan dan tidak boleh asal dan semaunya agar arang yang dihasilkan memiliki kualitas yang sangat baik, pembentukannya relatif singkat, hasil yang didapatkan sangat banyak, dan harga jual yang ideal.

TargettingArang yang dihasilkan dari proses pirolisis (setidaknya) harus mencapat sekitar 20% dari massa bahan baku sebelum dijadikan arang (sesuai dengan perhitungan dan realitas). Selain itu, asap cair yang dihasilkan harus berwarna kuning atau bening seperti minyak goreng karena hal itulah yang menjadi salah satu faktor penentu kualitas dari arang. Untuk menentukan kualitas arang, bakar arang yang sudah jadi dan analisis kandungan asap dan aromanya ketika dibakar. Arang yang bagus tidak akan terlalu mengepulkan asap, akan menjadi bara api, dan aromanya tidak tajam.

PositioningKetika melakukan desain di dalam tungku atau reaktor pirolisis, pastikan bahwa bahn baku tidak boleh terlalu rapat, harus memiliki celah agar pembakaran dan proses pirolisis berjalan sempurna. Untuk menunjang agar kualitas arang semakin baik, dapat digunakan bahan tambahan, seperti kertas dan bahan-bahan lainnya.

Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats (SWOT) AnalysisSWOTMATRIXSTRENGTHSWEAKNESSES

OPPOTUNITIESDesain yang digunakan harus memenuhi standar dari berbagai bidang, terutama dari bidang Teknik Kimia agar hasil yang didapatkan maksimal dan memiliki nilai jual yang menguntungkan dan ideal.Meskipun suatu saat mengalami kegagalan, jika prosedurnya sudah tepat, setidaknya bisa mengevaluasi di mana letak kesalahannya dan segera ambil peluang untuk memperbaiki kesalahan.

THREATSJika sudah memenuhi prosedur standar dan memerhatikan semua aspek, maka kualitas arang yang dihasilkan akan memiliki faktor kegagalan yang sedikit.Kegagalan dan kesalahan adalah suatu ancama besar dalam mendesain sesuatu. Untuk itu, prosedur dan desain harus setepat dan sebaik mungkin agar terhindar dari kedua hal yang merugikan tersebut.

Kriteria Alternatif DesainProses Pembuatan ArangBanyak sekali metode dan proses untuk membuat arang, dari yang berskala kecil hingga berskala besar, dari yang mudah hingga yang cukup sulit. Untuk membuat arang dalam praktikum kali ini, kami menggunakan reaktor pirolisis untuk membuat arang melalui proses pirolisis nonkontinu (proses pirolisis dalam keadaan reaktor pirolisis tertutup).

Bahan Baku Pembuatan ArangArang dapat dihasilkan dari bahan baku apa saja, yang penting termasuk ke dalam biomassa. Pada umumnya, arang dihasilkan dari sisa-sisa bagian tumbuhan, seperti batang, kulit, daun, dan lain-lain. Contoh dari bahan baku untuk membuat arang adalah batang kayu (mahoni, albasia, dll.), serasah (dedaunan yang sudah mengering), bekas kulit buah-buahan, sekam padi, serbuk gergaji, dan masih banyak lagi. Untuk membuat arang dalam praktikum kali ini, kami menggunakan kayu albasia yang berasal dari peti buah yang bekas.Berikut adalah karakteristik dari kayu albasia.

Jenis: KayuNama : Albasia atau Sengon (Albizia chinensis)Massa Jenis: 0.33 (0.24-0.49) kg/m3Nilai Penyusutan: 2,5% (radial) dan 5,2% (tangensial)

Proses Pembuatan ArangProses pembuatan arang cukup memakan waktu, dari mulai memotong hingga ukuran yang ideal, menjemur sampai kandungan air di dalamnya hilang, melakukan pembakaran, menunggu keluarnya asap cair sampai asap tidak mengepul lagi, menunggu proses pirolisis, sampai menjadi arang yang sempurna. Untuk menghilangkan kandungan air di dalam bahan baku, dapat dilakukan penjemuran selama 2 hari (minimal), tetapi jika ingin lebih cepat bisa menggunakan pemanas atau oven. Untuk pembakaran bahan baku, dibutuhkan waktu selama 5 menit (minimal). Untuk proses pembentukan asap cair sampai asap tidak mengepul lagi, setidaknya diperlukan waktu sekitar 15 menit. Untuk menunggu proses pirolisis sampai selesai, setidaknya dibutuhkan waktu selama satu hari.

Kualitas ArangUntuk menentukan kualitas arang, bakar arang yang sudah jadi dan analisis kandungan asap dan aromanya ketika dibakar. Arang yang bagus tidak akan terlalu mengepulkan asap, akan menjadi bara api, dan aromanya tidak tajam.

Kuantitas ArangArang yang dihasilkan dari proses pirolisis (setidaknya) harus mencapat sekitar 20% dari massa bahan baku sebelum dijadikan arang (sesuai dengan perhitungan dan realitas).

KandunganAsap CairAsap cair yang dihasilkan harus berwarna kuning atau bening seperti minyak goreng karena hal itulah yang menjadi salah satu faktor penentu kualitas dari arang.

ALTERNATIF DESAIN DAN PEMILIHAN DESAIN FINAL

Beberapa Alternatif DesainDalam membuat arang melalui proses pirolisis, tentunya kami memikirkan dan merencanakan beberapa kemungkinan desain yang feasible. Berikut adalah bebeapa desain yang sempat kami pikirkan dan rencanakan.Desain Alternatif PertamaUntuk desain alternatif pertama, reaktor pirolisis tidak ditambahkan lagi dengan sekat atau kasa pada lubangnya karena bahan yang dipilih cukup besar dan tidak terlalu ringan. Selanjutnya, untuk penyusunan bahan baku, dilakukan peletakkan bahan baku dengan susunan yang acak, tetapi merata pada seluruh bagian reaktor pirolisis dan reaktor pirolisis diisi dengan bahan baku sampai hampir penuh. Setelah itu, untuk melakukan proses pembakaran digunakan minyak tanah yang disiramkan secara merata kepada bahan bakuyang telah berada di dalam reaktor pirolisis dan dibakar dari bagian atas reaktor pirolisis.

Desain Alternatif KeduaDesain alternatif kedua adalah desain yang dikembangkan dari desain alternatif pertama. Perbedaannya, bahan baku tidak begitu saja dimasukkan ke dalam reaktor pirolisis, tetapi dibagi menjadi 4-5 bagian bahan baku yang di antara bagiannya diisi dengan bahan baku tambahan pemicu pembakaran, seperti kertas. Jadi, secara rinci, penjelasan desainnya adalah dengan memasukkan bahan baku bagian pertama secara merata, lalu masukkan kertas secukupnya, dan siram dengan minyak tanah secukupnya. Setelah bagian pertama selesai, lanjut dengan bagian kedua yang langkah-langkahnya sama dengan bagian pertama.

Desain Alternatif KetigaDesain alternatif ketiga adalah desain yang dikembangkan dari desain alternatif kedua.Perbedaannya, dalam desain alternatif ketiga ini dilakukan pembakaran di luar reaktor pirolisis. Maksudnya, di luar reaktor pirolisis disiapkan sejumlah pemicu api, seperti kayu-kayu bekas atau bahan-bahan lain yang ditumpuk sedemikian rupa sehingga reaktor pirolisis akan ikut dibakar dari luar. Kelemahan dari desain ini adalah harus menyiapkan reaktor pirolisis yang lubang keluaran pirolisisnya memiliki lintasan atau saluran yang sangat panjang untuk menampung asap cair dan tidak terkena pembakaran reaktor pirolisis dari luar.

Pemilihan Desain FinalSetelah dilakukan beberapa pertimbangan dan faktor keselamatan, serta tidak menyimpang dari visi dan misi yang telah ditetepkan sebelumnya, akhirnya kami memilih Desain Alternatif Kedua sebagai pilihan desain final. Kami tidak memilih Desain Alternatif Pertama karena tingkat kegagalan akan lebih tinggi dan kami tidak memilih Desain Alternatif Ketiga karena alasan faktor keselamatan.

PENDALAMAN DESAIN

Skema atau Gambar DesainBerdasarkan penjelasan mengenai desain yang kami pilih, yaitu Desain Alternatif Kedua, berikut adalah skema atau gambar dari desain yang kami rencanakan.

Disiram MinyakKertasKayu AlbasiaLubang Reaktor

Cara Kerja DesainSiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.Pastikan bahwa reaktor pirolisis dalam keadaan kering dan bersih, bahan baku dalam keadaan kering, dan bahan-bahan lainnya harus menunjang desain dan memadai.Bagi bahan baku ke dalam 4-5 bagian, begitu juga dengan bahan tambahannya (seperti kertas dll.).Masukkan bahan baku bagian pertama ke dalam reaktor pirolisis. Harus diperhatikan bahwa pemenpatan bahan baku tidak boleh terlalu padat dan harus memiliki celah agar proses pembakaran dan pirolisis berjalan sempurna.Masukkan kertas di atas bahan baku bagian pertama secukupnya dan harus merata.Siram minyak tanah kepada bahan baku dan kertas bagian pertama secukupnya.Lakukan langkah 4-6 sebanyak 4-5 kali (tergantung dari banyaknya bahan baku yang dibagi).Setelah semuanya selesai, lakukan pembakaran selama +5 menit. Jaga agar api tidak padam dengan menyiramkan minyak tanah sedikit saja.

PRAKTIKUM REALISASI DESAIN

Alat dan Bahan yang DigunakanAlat yang DigunakanSatu unit reaktor pirolisis dan kunci (ukuran 9 mm) untuk mengencangkan dan membuka reaktor pirolisis.Botol plastik sebagai penampung asap cair.Kantung plastik sebagai wadah pengumpul arang.Sarung tangan kain yang tahan panas, jas lab, dan masker.Stopwatch.Timbangan.

Bahan yang DigunakanKayu Albasia +2 kg.Kertas (boleh menggunakan kertas yang tidak terpakai).Minyak tanah dan korek api.

Prosedur PraktikumSiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, serta siapkan diri se-safety mungkin dengan memakai jas lab, sarung tangan kain yang tahan panas, dan masker agar ketika praktikum berlangsung tidak terjadi apa-apa karena praktikum pembuatan arang dengan proses pirolisis ini sangat berbahaya.

Untuk menyesuaikan berapa banyak bahan baku yang akan digunakan dengan ukuran reaktor, masukkan bahan baku ke dalam reaktor sedemikian rupa sehingga bahan baku di dalam reaktor masih memiliki rongga dan tidak terlalu padat, kemudian dikeluarkan lagi dan ditimbang dengan teliti.

Masukkan kembali bahan baku ke dalam reaktor, tetapi bagi menjadi 4-5 bagian. Ketika memasukkan bahan baku ke dalam reaktor, di setiap bagiannya masukkan juga kertas secukupnya dan siram dengan minyak tanah secukupnya.

Setelah semua bahan baku dimasukkan ke dalam reaktor, siram dengan minyak tanah lagi dan bakar. Biarkan selama +5 menit sampai bahan baku terbakar semuanya dan merata, serta pastikan perambatan gas berjalan dengan baik. Jaga agar api tidak padam dengan menyiramkan minyak tanah sedikit saja.

Setelah terlihat bahan baku terbakar merata dan perambatan gas berjalan dengan baik, tutup reaktor sampai tidak mengeluarkan gas dari dalam. Untuk reaktor yang ditutup dan dikencangkan dengan mur dan baut, kencangkan dengan kunci (pada umumnya berukuran 9 mm) sampai tidak ada celah untuk gas keluar dari reaktor. Pastikan bahwa api di dalam reaktor tidak mati.

Jika peristiwa kondensasi berjalan dengan baik, maka akan keluar asap yang mengepul dan asap cair dari lubang keluaran reaktor. Tampung asap cair dalam botol dan asap cair akan digunakan sebagai indikator, apakah arang yang dihasilkan nanti memiliki kualitas yang bagus atau tidak.

Diamkan selama (kurang lebih) 1 hari. Setelah 1 hari, buka reaktor untuk melihat berapa banyak bahan baku yang menjadi arang sempurna. Jangan lupa untuk diangin-anginkan dan pisahkan bahan baku yang sudah menjadi arang sempurna dengan bahan baku yang belum menjadi arang ke dalam kantung plastik.

Timbang bahan baku yang sudah menjadi arang dan hitung berapa volume asap cair yang terbentuk. Analisis kualitas arang yang dihasilkan dan berapa persentase arang dari seluruh jumlah bahan baku yang digunakan.

Hasil PengamatanWaktu Pelaksanaan Selama PraktikumPengamatan Terhadap WaktuLamanya

Pembakaran bahan baku5 menit

Tetesan pertama asap cair11 detik (setelah penutupan reaktor)

Penutupan reaktor (tanpa celah)13 menit (setelah penutupan reaktor)

Pembukaan kembali reaktor+5 jam (setelah penutupan reaktor)

Bahan Baku, Kuantitas dari Arang, dan Asap CairKategoriSubjek PengamatanBesar/Hasil

Bahan baku dan arangBahan baku yang digunakan1.295 kg

Bahan baku yang menjadi arang0.028 kg

Persentase komposisi arang1.45%

Karakteristik arangUkuran sekitar (5x3.5) cm dan rapuh

Asap cairAsap cair yang dihasilkan+0.5 mL

Karakteristik asap cairBerwarna kuning seperti minyak goreng dan hitam pekat. Komposisi yang berwarna kuning lebih banyak.

GambarArang yang terbentuk

Asap cair yang terbentuk

Analisis Kesalahan dan Kegagalan dengan Fishbone AnalysisArang yang dihasilkan dari praktikum membuat arang melalui proses pirolisis ini hanya 28 gram dari 1295 gram, atau sekitar 1,45%. Sesuai dengan perhitungan dan realitas yang ada, setidaknya harus mencapai 20% dari massa awal bahan baku. Artinya, terdapat sebuah kesalahan dan kegagalan, apakah itu saat merancang desain, pelaksanaan praktikum, dan hal-hal lainnya.Untuk menganalisis kesalahan dan kegagalan tersebut dapat digunakan Fishbone Analysis or Ishikawa Analysis dengan pendekatan 5M (Man, Method, Machine, Material, and Money). Berikut adalah Fishbone Analysis dari praktikum membuat arang melalui proses pirolisis.

Menentukan Harga Jual Ideal dengan Break Even Points (BEP) AnalysisUntuk menentukan harga jual arang yang ideal, dapat dianalisis berdasarkan data dari hasil praktikum dan keadaan di pasar.Salah satu metode analisis yang dapat digunakan untuk menentukan harga jual arang yang ideal adalah Break Even Points (BEP) Analysis.Berikut adalah penentuan harga jual arang yang ideal dengan Break Even Points (BEP) Analysis.Penentuan Fixed Cost and Variable CostNo.Fixed CostVariable Cost

1ReaktorRp 50.000,00Kayu AlbasiaRp 1.000,00

2--Minyak TanahRp 5.000,00

Data Mengenai Biaya dari Tabel dan Keadaan PasarHarga Jual di Pasar: Rp 30.000,00 per 1 kgBiaya Tetap (Fixed Cost): Rp 50.000,00Biaya Variabel (Variable Cost): Rp 6.000,00

Break Even Points (BEP) Curve

Kesimpulan dari Break Even Points (BEP) CurveSesuai dengan Break Even Points (BEP) Curve di atas, maka Break Even Points (BEP) akan didapatkan ketika arang seberat 2.07 kg dijual sebesar Rp 62.200,00. Jadi, harga ideal untuk arang sesuai dengan Break Even Points (BEP) Curve adalah sebesar Rp 30.000,00 (hasil pembulatan) untuk 1 kg arang.

KESIMPULAN DAN SARAN

Rangkuman Keunggulan DesainSetelah melakukan praktikum pembuatan arang melalui proses pirolisis, kami menyimpulkan bahwa meskipun dapat dikatakan ada kesalahan dan kegagalan, kami masih memiliki keunggulan dari desain kami dan hasil yang didapatkan. Berikut adalah keunggulan dari desain kami dan hasil dari praktikum dengan menggunakan desain kami.Bahan baku untuk membuat arang sangat mudah didapat dan (kenyataannya) tidak memerlukan biaya.Desain yang kami rancang (setidaknya) dapat menghasilkan arang dengan kualitas bagus, dibuktikan dengan dihasilkannya asap cair yang berwarna kuning atau bening seperti minyak goreng.Hasil yang didapatkan dari pembuatan arang melalui proses pirolisis dengan menggunakan desain kami menyimpulkan bahwa harga ideal untuk 1 kg arang adalah sekitar Rp 30.000,00 (berdasarkan Break Even Points Curve), sesuai dengan harga di pasaran saat ini.

Saran Pengembangan/Koreksi DesainSetelah kami menganalisis dan mengevaluasi letak kesalahan dan kegagalan yang kami alami, maka kami menyimpulkan bahwa ada yang kurang dalam desain kami.Setelah kami mempelajari tentang pembuatan arang dari berbagai sumber, ternyata Desain Alternatif Ketiga (lihat Bab IV) yang dapat menghasilkan arang dengan kualitas bagus, tetapi sangat berbahaya untuk dilakukan. Selain itu, ketika memasukkan bahan baku dan bahan tambahan ke dalam reaktor pirolisis, lakukan juga pembakaran tiap bagian agar hasil yang didapatkan bisa maksimal dan semua bahan baku terbakar sempurna. Dari segi alat, reaktor pirolisis yang digunakan sebaiknya reaktor tanpa mur dan baut, tetapi harus tidak memiliki celah di sisi-sisinya dan tertutup dengan sempurna. Jika terpaksa menggunakan reaktor dengan mur dan baut, pastikan tidak ada celah sehingga asap yang berada di dalam tidak keluar melalui celah dan gunakan tools yang lebih mudah dari kunci pemutar mur biasa agar tidak meguras tenaga dan memudahkan pekerjaan.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Internet:

http://eriskusnadi.wordpress.com/2011/12/24/fishbone-diagram-dan-langkah-langkah-pembuatannya/

http://id.wikipedia.org/wiki/Arang

http://id.wikipedia.org/wiki/Sengon

https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/analisis-dan-asumsi-breakeven/

CATATAN:

Bagian yang diberi highliner atau Penanda Kuning adalah bagian yang merupakan kelebihan laporan (berdasarkan penilaian Dosen).

17