laporan anfisman sistem peliput fix.docx
-
Upload
wulandari-yulia-putri -
Category
Documents
-
view
153 -
download
5
description
Transcript of laporan anfisman sistem peliput fix.docx
SISTEM PELIPUT
I. TUJUAN
1. Mengenal struktur dan fungsi sistem peliput
2. Mempelajari beberapa karakteristik sensasi pada kulit
3. Mempelajari pola distribusi reseptor-reseptor kulit
4. Menentukan kepekaan tubuh terhadap tekanan berbeda-beda pada satu tempat
dengan tempat lainnya
5. Mempelajari perbedaan sensasi terhadap intensitas stimulus
6. Mengenal adanya nyeri acuan
7. Mempelajari fungsi kulit dalam pengaturan panas
II. PRINSIP
Berdasarkan perbedaan dan persamaan kulit manusia dan kulit katak
III. TEORI
Kulit adalah suatu organ dengan struktur yang cukup kompleks dan memiliki berbagai fungsi
yang vital. Kulit merupakan organ tubuh yang memiliki luas paling besar, yaitu ± 1,9m2 pada orang
dewasa. Kulit berfungsi sebagai alat ekskresi karena adanya kelenjar keringat (kelenjar
sudorifera) yang terletak di lapisan dermis. Kulit merupakan indra peraba yang
mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit
manusia terdiri atas tiga lapisan, yaitu epidermis ,dermis, dan subkutan.
Epidermis
Epidermis atau lapisan luar merupakan bagian kulit paling luar. Ketebalan
epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1
milimeter, misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis
berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi, dan perut. Epidermis
terbagi atas 5 lapisan, yaitu :
a. Stratum Korneum / Lapisan Tanduk
Lapisan tanduk terdiri dari beberapa lapisan sel pipih tidak berinti, tidak
mengalami proses metabolisme, tidak berwarna, dan sangat sedikit mengandung air.
Protoplasma lapisan tanduk telah berubah menjadi keratin (zat tanduk), yaitu sejenis
protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia.
Proses pembaruan lapisan tanduk terus berlangsung sepanjang hidup, menjadikannya
memiliki self repairing capacity atau kemampuan memperbaiki diri.
b. Stratum Lusidum
Lapisan ini tembus cahaya, terdiri dari sel-sel mati, mengandung eleidin (protein
peralihan antara soft keratin dengan keratohyaline), dan hanya tampak ditelapak
tangan dan kaki. Lapisan ini berperan dalam melindungi kulit dari sinar UltraViolet.
c. Stratum Granulosum/Lapisan Granular
Lapisan ini terdiri dari 2 atau 3 lapis sel pipih yang memiliki inti ditengahnya.
Sitoplasmanya berbutir kasar dan terdiri atas keratohialin. Lapisan ini berisi sedikit
keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu, sel-sel dari
lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). kandungan
melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan.
d. Stratum spinosum/Lapisan Malphigi
Lapisan ini merupakan lapisan epidermis yang paling tebal. Lapisan malphigi
terdiri dari sel polygonal yang besarnya berbeda-beda karena ada proses mitosis.
Protoplasma lapisan ini jernih karena banyak mengandung glikogen dan intinya
terletak di tengah. Pada lapisan ini juga terdapat jembatan antar sel (intecelluler
bridges) yang terdiri dari protoplasma dan tonofibril.
e. Stratum basale/Stratum Germinativum
Stratum basale atau Stratum Germinativum merupakan lapisan terbawah dari
epidermis. Lapisan ini terdiri dari sel-sel kuboid yang tegak lurus terhadap dermis dan
tersusun sebagai tiang pagar atau palisade. Sel-sel pada lapisan ini mengadakan
mitosis dan berfungsi reproduktif. Pada lapisan ini juga terdapat melanosit (clear
cell), yaitu sel dendritik yang membentuk melanin yang melindungi kulit dari sinar
matahari. Dengan sitoplasma yang basofilik dan inti gelap, lapisan ini mengandung
butir pigmen (melanosomes).
Dermis
Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar
keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat menghasilkan keringat. Banyaknya
keringat yang dikeluarkan dapat mencapai 2.000 ml setiap hari, tergantung pada
kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu. Keringat mengandung air, garam, dan urea.
Fungsi lain sebagai alat ekskresi adalah sebagai organ penerima rangsangan,
pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, dan bibit penyakit, serta untuk
pengaturan suhu tubuh.
Pada suhu lingkungan tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan
pembuluh kapiler di kulit melebar. Melebarnya pembuluh kapiler akan memudahkan
proses pembuangan air dan sisa metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat
mengakibatkan keluarnya keringat ke permukaan kulit dengan cara penguapan.
Penguapan mengakibatkan suhu di permukaan kulit turun sehingga kita tidak
merasakan panas lagi. Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah, kelenjar keringat
tidak aktif dan pembuluh kapiler di kulit menyempit. Pada keadaan ini darah tidak
membuang sisa metabolisme dan air, akibatnya penguapan sangat berkurang,
sehingga suhu tubuh tetap dan tubuh tidak mengalami kendinginan. Keluarnya
keringat dikontrol oleh hipotalamus.
Dermis atau korium merupakan lapisan di bawah epidermis. Dermis terdiri
dari jaringan ikat yang terdiri dari 2 lapisan, yaitu :
1. Pars papilare
Lapisan ini merupakan bagian yang menonjol ke epidermis. Lapisan parspapilare
berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah.
2. Pars retikulare
Pars retikulare merupakan bagian yang menonjol ke subkutan. Lapisan ini terdiri
atas serabut-serabut penunjang (kolagen, elastin, retikulin), matriks (cairan kental
asam hialuronat dan kondroitin sulfat serta fibroblas) dan selfibroblast yang
memproduksi kolagen serta retikularis yang terdapat banyak pembuluh darah, limfe,
akar rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebaseus.
Jaringan Hipodermis/Subkutan
Jaringan ini terdiri atas jaringan ikat longgar dan berisi sel-sel lemak
didalamnya. Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan
getah bening.
Rambut terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan dan kaki dan bagian
dorsal dari falang distal jari, tangan, kaki, penis, labia minora, dan bibir. Terdapat 2
jenis rambut :
a. Rambut terminal (dapat berukuran panjang dan pendek)
b. Rambut velus (pendek, halus, dan lembut)
Penampang rambut terdiri atas :
1. Kutikula : terdiri atas lapisan keratin
2. Korteks : terdiri atas serabut polipeptida yang memanjang dan saling berdekatan.
Lapisan ini mengandung pigmen
3. Medula : terdiri atas 3-4 lapis sel kubus yang berisi keratohialin, badan lemak,
dan rongga udara. Rambut velus tidak mempunyai medulla.
Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk yang menebal. Bagian kuku terdiri dari:
Matriks kuku : merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru
Dinding kuku (nail wall) : merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian
pinggir dan atas
Dasar kuku (nail bed) : merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku
Alur kuku (nail grove) : merupakan celah antar dinding dan dasar kuku
Akar kuku (nail root) : merupakan bagian proksimal kuku
Lempeng kuku (nail plate) : merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi
dinding kuku
Lunula : merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih didekat akar
kuku berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit
Eponikium (kutikula) : merupakan dinding kuku bagian proksima, kulit arinya
menutupi bagian permukaan lempeng kuku
Hiponikium : merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang bebas (free
edge) menebal. Pertumbuhan rata-rata kuku adalah 1 mm / minggu. Pembaruan
total kuku jari tangan berlangsung selama kurang lebih 170 hari dan kuku kaki
selama 12- 18 bulan.
Kelenjar -Kelenjar pada Kulit
1. Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
Terdapat di lapisan dermis. Diklasifikasikan menjadi 2 kategori:
a. Kelenjar Ekrin. Terdapat di semua kulit. Melepaskan keringat sebagai reaksi
peningkatan suhu lingkungan dan suhu tubuh. Kecepatan sekresi keringat
dikendalikan oleh saraf simpatik. Pengeluaran keringat pada tangan, kaki, aksila,
dahi, sebagai reaksi tubuh terhadap stress, nyeri dan lain-lain.
b. Kelenjar Apokrin. Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan bermuara
pada folkel rambut. Kelenjar innaktif pada masa pubertas, pada wanita akan
membesar dan berkurang pada siklus haid. Kelenjar apokrin memproduksi keringat
yang keruh seperti susu yang diuraikan oleh bakteri menghasilkan bau khas pada
aksila. Pada telinga bagian luar terdapat kelenjar apokrin khusus yang disebut
K.Seruminosa yang menghasilkan serumen (wax).
2. Kelenjar Sebasea
Berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut dan
batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus, lentur, dan lunak.
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan :
Bulu sikat
Paku (panas dan dingin)
Pensil
Ampelas dengan tiga ukuran kekerasan
Jarum
Koin
Kapas
Kaca objek
Bahan yang digunakan
Air hangat, air es, air ledeng (biasa)
Eter
Etanol
V. PROSEDUR
a. Anatomi
1. Kulit Katak
Dilengkapi dan dipelajari bagian-bagian kulit katak
Dibuat irisan kulit katak
Kulit katak yang telah diiris sisipkan dalam sepotong gabus
Dengan menggunakan silet yang tajam, iris kulit melintang dari kulit
katak tersebut
Teteskan larutan NaCl fisiologi lalu amati di mikroskop
Diamati mula-mula dengan pembesaran rendah lalu dicatat adanya
bermacam-macam lapisan.
Gambar penampang berikut :
Sel-sel mati : lapisan paling luar dari sel epidermis
Epidermis hidup : lapisan agak dalam dari epidermis
Lapisan malpigi : lapisan terdalam dari epidermis
Dermis : lapisan jaringan penghubung
Sel-sel pigmen : kadang-kadang gelap, sel-selnya berbentuk
bintang diantara lapisan malpigi dan dermis
Kelenjar kulit : daerah yang luas dan jernih, dikelilingi oleh
sel-sel epitel dan terletak pada dermis
Saluran kelenjar kulit : berupa tabung yang naik ke pemukaan
kulit
Pembuluh darah : daerah jernih yang agak sempit, dikelilingi
oleh sel-sel epitel tipis terhambur melalui dermis
b. Fisiologi
1.Sensasi kulit
Dengan menggunakan pena gambar suatu daerah dengan luas sekitar 2
cm2 pada permukaan anterior dari lengan bawah (Jika terdapat banyak
rambut, gambar pada daerah di atas tinden biceps).
Pada daerah ini sentuh pelan-pelan dengan bulu sikat paling sedikit 20
tempat yang berbeda. Jika dirasakan adanya sensasi, tandai dengan huruf
S untuk sentuh.
Paku dinginkan dalam air es, keringkan, dan selanjutnya sentuh pelan-
pelan dengan ujung paku paling sedikit 20 tempat dalam daerah tadi. Jika
dirasakan adanya sensasi, tandai huruf D untuk dingin.
Paku dipanaskan dalam air 400C atau 500C, keringkan, dan selanjutnya
sentuh pelan-pelan dengan ujung paku paling sedikit 20 tempat dalam
daerah tadi. Jika dirasakan adanya sensasi, tandai huruf P untuk panas.
Dengan menggunakan jarum, sentuh pada 20 tempat dalam daerah yang
sama untuk mencari reseptor nyeri. Sensasi dirasakan jika reseptor nyeri
distimulasi oleh tekanan ringan, yang mewakili syok listrik ringan. Tandai
huruf N untuk nyeri.
Ulangi prosedur a-e diatas pada daerah antara lutut dan mata kaki (betis)
2.Sensasi Tekanan
Seorang teman tutup matanya, teman yang lain menekan dengan
menggunakan ujung pensil pada suatu titik di kulit sampai ada bekasnya,
kemudian tandai lokasi sensasi tekanan yang dirasakan.
Apabila ada perbedaan lokasi saat sensasi tekanan yang terjadi, ukur jarak
antara kedua titik tersebut.
Ulangi prosedur a dan b pada daerah ujung jari, punggung tangan, lengan
atas bagian dalam, dan tengkuk.
3.Adaptasi Reseptor
a. Stimulasi sentuhan
Seorang teman menutup mata, teman yang lain menempatkan suatu benda
(misalnya koin) pada kulit permukaan ventral lengan. Rasakan sensasi
sentuh yang terjadi berapa lama (detik).
Ulangi percobaan pada daerah lain dari lengan (misal pada telapak
tangan).
Setelah sensasi menghilang, tambahkan dua koin dengan ukuran yang
sama. Rasakan sensasi sentuh yang terjadi berapa lama (detik).
b. Stimulasi suhu
Celupkan jari telunjuk dalam air hangat selama dua menit. Jari telunjuk
yang lain masukan dalam wadah air hangat yang sama. Rasakan
perbedaan sensasi yang dirasakan pada tiap jari.
Selanjutnya, celupkan satu jari telunjuk kedalam air hangat dan jari
telunjuk lain ke dalam air es. Setelah dua menit, celupkan kedua jari ke
dalam wadah air ledeng dingin yang sama. Rasakan perbedaan sensasi
yang dirasakan pada tiap jari.
c. After image
Letakkan pensil dibelakang telinga (antara kepala dan daun telinga).
Perasaan yang terjadi bila pensil diangkat.
4.Daya membedakan
Seorang teman tutup matanya, dengan ujung jari lakukan penilaian
terhadap benda dari berbagai tingkat kekasaran (Ampelas) dan benda dari
berbagai bentuk (Koin) yang diberikan teman yang lain.
Ulangi percobaan dengan lokasi pada lengan bawah, rasakan perbedaan
berat pada dua benda tersebut.
5.Nyeri acuan
Tempatkan siku dalam air es, rasakan perubahan sensasi nyeri kemudian
catat waktunya sampai sensasi nyeri dirasakan pada lokasi yang berbeda.
6.Pengaturan suhu tubuh melalui kulit
Gosokkan kulit dengan kapas yang sudah dibasahi dengan eter. Apa yang
dirasakan? (Panas atau dingin)
Ulangi percobaan diatas dengan menggunakan etanol. Apa yang
dirasakan? (panas atau dingin).
VI. Data Pengamatan
A. Anatomi Katak
1. Sel-Sel mati : terlihat
2. Epidermis Hidup : terlihat
3. Lapisan Malpigi : tidak terlihat
4. Dermis : terlihat
5. Sel-sel Pigmen : terlihat
6. Kelenjar Kulit : tidak terlihat
7. Saluran Kelenjar Kulit : tidak terlihat
8. Pembuluh Darah : terlihat
Perbesaran 40
Perbesaran 100
Perbesaran 400
Perbesaran 1000
B. Fisiologi
1. Sensasi Kulit
No Daerah S D P N1 Lengan bawah tangan 11 15 15 192 Antara mata kaki dan lutut 10 16 17 20
2. Sensasi Tekanan
No Daerah Jarak Antara 2 titik (mm)1 Ujung Jari 1. 0.2 mm
2. 0,2 mm3. 0.3 mm4. 0.3 mm5. 0.2 mm
Rata-rata : 0.24 mm
2 Punggung Tangan 1. 0.2 mm2. 0.8 mm3. 0.9 mm4. 11 mm5. 0.4 mmRata-rata : 2.72
mm3 Lengan atas bagian dalam 1. 0.5 mm
2. 10 mm3. 0.6 mm4. 0.4 mm5. 0.1 mmRata-rata : 2.32
mm4 Tengkuk 1. 0.4 mm
2. 0.8 mm3. 0.4 mm4. 0.2 mm5. 15 mm
Rata-rata : 3.4 mm
3. Adaptasi Reseptor
a. Stimulasi Sentuhan
No Daerah Tubuh 1 Coin 2 Coin
.1. Lengan Tengah 17.99 detik 26.87 detik2. Lengan Bawah 8.37 detik 16.72 detik3. Lengan Atas 8.38 detik 14.29 detik
b. Stimulasi Suhu
Air Hangat
No 1 Jari Kiri 1 Jari Kanan1 Jari terasa mengeras
dan panasMula-mula jari masih beradaptasi, lama-kelamaan
terasa panas dan mengeras
Air dingin (Es) + Air Ledeng
No. Percobaan
Air Hangat Air Dingin (Es) Kondisi jari dalam Air Ledeng
1
2
Jari (kiri) mengeras dan terasa perih
Jari (kanan) mula-mula hangat, lama-
kelamaan terasa panas
Jari (kiri) terasa sedikit dingin
Jari (kanan) mula-mula dingin lama_kelamaan terasa mengeras (baal)
> linu
Jari (kiri) terasa tidak sakit dan lama-
kelamaan mengeras
Jari (kanan) terasa sakit/mengeras dan
lama-kelamaan normal
c. After Image
Mula-mula tidak terasa ada reaksi, tetapi lama-kelamaan terasa denyutan yang tidak terlalu lama kemudian menghilang.
4. Daya Membedakan
Dengan jari dan lengan bawah
No Ampelas Halus Ampelas Agak Kasar Ampelas Kasar1 Ampelas terasa halus
saat dipegang, lama-kelamaan terasa kasar
Ampelas terasa kasar, lama-kelamaan terasa
sakit pada kulit
Ampelas terasa sangat kasar, lama-kelamaan
sangat sakit dikulit
Dengan kunci
Daerah Tubuh Kunci 1 Kunci 2Jari 10 detik 14 detik
Lengan Bawah 6 detik 8 detik
Percobaan dengan kunci dapat dibedakan tekstur dan bentuk kunci ini dengan
menggunakan jari maupun lengan bawah.
5. Nyeri Acuan
Mula-mula siku terasa dingin, lama-kelamaan lokasi sensasi berubah menuju ke
telapak tangan lalu ada sedikit sensasi pada jari manis dan jari kelingking. Waktu
sensasi dirasakan selama 30.77 detik.
6. Pengaturan Suhu Tubuh melalui Kulit
a. Eter : Mula-mula kulit terasa dingin, kemudian rasa dingin
langsung menghilang dan meresap pada kulit.
b. Etanol : Mula-mula kulit terasa dingin seperti pada saat diberi eter,
lama-kelamaan etanol meresap pada kulit tetapi proses penyerapan lebih
lambat dibandingkan dengan eter.
VII. Pembahasan
Pada saat melakukan percobaan pengamatan dengan Mikroskop terhadap
gambar penampang anatomi kulit katak, hasil pengamatan yang terlihat hanya
beberapa misalnya sel-sel mati, sel-sel pigmen, epidermis hidup, dermis, dan
pembuluh darah. Dalam percobaan irisan kulit melintang katak harus diteteskan
dengan larutan NaCl fisiologis ini dimaksudkan agar pengamatan terhadap kulit katak
tersebut dapat jelas dan dapat dilihat bagian-bagian dari penampang kulit katak
tersebut, larutan tersebut membuat kulit katak menjadi stabil ( tidak rusak ), agar sel-
sel kulit katak tidak mengering dan terlindungi serta menjaga kestabilan cairan dalam
kulit katak yang akan diamati dalam hal ini mengatur keseimbangan cairannya agar
seolah-olah berupa sel hidup. Seharusnya terlihat lapisan-lapisan kulit katak seperti
pada literatur, namun hasil yang didapat berbeda dengan literatur, itu dikarenakan
preparat yang mungkin terlalu tebal dan kurang tepat pemotongannya, sehingga
preparat yang didapat tidak bisa menunjukkan sel-sel lapisan kulit katak yang
seharusnya. Kemudian karena faktor manusianya yang tidak paham (mengerti)
mengenai nama dan mengetahui letak bagian-bagian dari anatomi kulit katak pada
Mikroskop. Dalam pengamatannya kita menggunakan pembesaran Mikroskop ( 40X,
100X, 400X dan 1000X ). Pada perbesaran mikroskop 40X, gambar penampang kulit
katak pada mikroskop sangat jelas dan bagus dilihat dalam pengamatan sehingga kita
biasa melihat sel-sel pigmennya. Kemudian pada perbesaran 100X, kita dapat
mengamati adanya sel-sel mati dan lapisan dermis. Semakin diperbesar perbesaran
mikroskop maka semakin jelas pengamatannya, maka pada perbesaran 400X dan
1000X didapatkan adanya jaringan pembuluh darah berupa garis-garis merah
berwarna hitam kecokelatan walaupun hanya samar-samar.
Pada percobaan sensasi kulit di daerah lengan bawah memiliki 11 sentuhan
dari 20 sentuhan pada tempat yang berbeda – beda. Pada sensasi kulit di daerah
lengan memiliki 15 sentuhan yang berasa dingin dari 20 sentuhan dingin pada tempat
yang berbeda – beda. Pada sensasi di daerah lengan memiliki 15 sentuhan yang
berasa panas dari 20 sentuhan panas pada tempat yang berbeda – beda. Pada sensasi
kulit di daerah lengan memiliki 19 sentuhan nyeri dari 20 sentuhan nyeri pada tempat
yang berbeda – beda. Rasa sakit atau nyeri bisa membuat sensasi kulit lebih banyak
sehingga kulit lebih banyak terasa sensasinya.
Pada percobaan sensasi antara lutut dan mata kaki memiliki 10 sentuhan dari
20 sentuhan pada tempat yang berbeda – beda. Pada sensasi antara lutut dan mata
kaki memiliki 16 sentuhan dingin dari 20 sentuhan pada tempat yang berbeda – beda.
Pada sensasi antara lutut dan kaki memiliki 17 sentuhan panas dari 20 sentuhan pada
tempat yang berbeda – beda. Pada sensasi antara lutut dan mata kaki memiliki 20
sentuhan nyeri dari 20 sentuhan pada tempat yang berbeda – beda. Dalam percobaan
sensasi kulit, maka lebih peka pada daerah antara lutut dan mata kaki dibandingkan
dengan lengan bawah, karena daerah tersebut lebih peka terhadap rangsangan.
Namun berdasarkan percobaan di atas reseptor-reseptor untuk panas, dingin, dan
sentuh hanya sedikit dalam organ dalaman (visceral) karena factor letak organ-organ
tersebut di dalam, sedangkan kulit luar ( organ luar tubuh ) memiliki kepekaan
terhadap segala macam rangsangan dari luar. Untuk reseptor nyeri terdistribusi secara
menyeluruh dan sensasi ini diperoleh pada kebanyakan organ. Dan juga pada
permukaan kulit distribusi reseptor berbeda dan tidak merata. Pada percobaan
reseptor panas lebih banyak dibandingkan reseptor dingin dan untuk reseptor nyeri
lebih banyak dari reseptor sentuh. Percobaan pada sensasi kulit ini dikarenakan
adanya keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat, memungkinkan
membedakan berbagai rangsangan dari luar. Masing-masing saraf perasa memiliki
fungsi tertentu, seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan,
panas, dan dingin. Saraf perasa juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal
yang dapat merugikan diri kita. Jika kita mendadak menjadi sangat takut atau sangat
tegang, otot penegak rambut yang menempel di kandung rambut,akan mengerut dan
menjadikan bulu roma atau bulu kuduk berdiri. Kelenjar palit yan menempel
dikandung rambut memproduksi minyak untuk melumasi permukaan kulit dan batang
rambut. Sekresiminyaknya dikeluarkan melalui muara kandung rambut. Kelenjar
keringat menghasilkan cairan keringat yang dikeluarkan ke permukaan kulit melalui
pori-pori kulit.
Pada percobaan sensasi tekanan pada ujung jari dilakukan pada 5 ujung jari
tangan. Pada ujung jari pertama terjadi kesalahan pada jarak 0.2 mm, pada ujung jari
ke dua terjadi kesalahan pada jarak 0.2 mm, pada ujung jari ke tiga terjadi kesalahan
pada jarak 0.3 mm, pada ujung jari ke empat terjadi kesalahan pada jarak 0.3 mm
dan pada ujung jari ke lima terjadi kesalahan pada jarak 0.2 mm. Pada percobaan
sensasi tekanan pada punggung tangan dilakukan pada 5 tempat yang berbeda. Pada
punggung tangan pertama terjadi kesalahan pada jarak 0.5 mm, pada punggung
tangan yang ke dua terjadi kesalahan pada jarak 0.8 mm, pada punggung tangan yang
ke tiga terjadi kesalahan pada jarak 0.9 mm, pada punggung tangan yang ke empat
terjadi kesalahan 11 mm dan pada punggung tangan yang ke lima terjadi kesalahan
pada jarak 0,4 mm. Pada percobaan sensasi tekanan pada lengan bagian dalam
dilakukan pada 5 tempat yang berbeda. Pada lengan bagian dalam pertama terjadi
kesalahan pada jarak 0.5 mm, pada lengan bagian dalam ke dua terjadi kesalahan
pada jarak 10 mm, pada lengan bagian dalam ke tiga terjadi kesalahan pada jarak 0.6
mm, pada lengan bagian dalam ke empat terjadi kesalahan pada jarak 0.4 mm dan
pada lengan bagian dalam ke lima terjadi kesalahan pada jarak 0.1 mm. Pada
percobaan sensasi tekanan pada tengkuk dilakukan pada 5 tempat yang berbeda. Pada
tengkuk pertama terjadi kesalahan pada 0.4 mm, pada tengkuk ke dua terjadi
kesalahan pada jarak 0.8 mm, pada tengkuk ke tiga terjadi kesalahan pada jarak 0.4
mm, pada tengkuk ke empat terjadi kesalahan pada jarak 0.2 mm dan pada tengkuk
ke lima terjadi kesalahan pada jarak 15 mm. Dalam percobaan pada sensasi tekanan
yang dilakukan oleh ujung pensil dan anggota tubuh yang lebih peka adalah pada
tengkuk, karena tengkuk lebih peka terhadap rangsangan. Karena reseptor untuk
sensasi tekanan terletak langsung di bawah kulit. Pada tengkuk tekanan diperoleh
karena adanya gaya tekan antara pensil dengan tulang dan juga karena factor tebal –
tipisnya kulit pada daerah percobaan. Kondisi kulit juga mempengaruhi reseptor,
untuk kulit yang tebal seperti di telapak kaki jumlah reseptornya lebih sedikit
dibandingkan reseptor pada kulit lengan ataupun kulit tengkuk.
Pada percobaan adaptasi reseptor untuk stimulasi sentuhan pada lengan tengah
dilakukan 2 percobaan. Pada percobaan pertama terasa hingga 17.99 detik ( 1 koin ).
Pada percobaan ke dua terasa hingga 26.87 detik ( 2 koin ). Pada percobaan adaptasi
reseptor untuk stimulasi sentuhan pada lengan bawah dilakukan 2 percobaan. Pada
percobaan pertama terasa hingga 8.37 detik ( 1 koin ). Pada percobaan ke dua terasa
hingga 16.72 detik ( 2 koin ). Pada percobaan adaptasi reseptor untuk stimulasi
sentuhan pada lengan atas dilakukan 2 percobaan. Pada percobaan pertama terasa
hingga 8.38 detik ( 1 koin ). Pada percobaan ke dua terasa hingga 14.29 detik ( 2 koin
). Apa bukti ini yang menunjukkan bahwa reseptor sentuhan (reseptor Meisner) pada
kulit tersebut telah beradaptasi terhadap stimulus yang diberikan? Hal tersebut dapat
kita buktikan melalui percobaan adaptasi reseptor pada posisi lengan. Ketika logam
diletakkan pada kulit permukaan ventral lengan timbul sensasi sentuhan yang segera
hilang setelah beberapa detik kemudian. Setelah sensasi hilang, diletakkan logam
yang sama di atasnya ( 2 koin ) dan sensasi yang timbul lebih cepat menghilang
dibandingkan sensasi logam yang pertama. Adaptasi reseptor ini dinamakan adaptasi
sensori, yaitu suatu bentuk penyesuaian diri reseptor tehadap adanya stimulus yang
diberikan, sehingga stimulus yang diberikan kembali akan lebih singkat untuk
dirasakan. Adaptasi sensori ini berfungsi untuk membantu kulit beradaptasi terhadap
perubahan yang terjadi di lingkungan. Sebagai contoh, pada saat memegang suatu
benda, kulit tidak akan merasa sentuhan dan tekanan yang berlarut-larut sehingga
membuat kita nyaman (tidak terasa aneh). Dalam hal ini, reseptor yang berperan
adalah reseptor Meisner (reseptor sentuh) dan kemudian disusul oleh reseptor
pacinian (reseptor tekanan). Stimulus sentuh lebih cepat terasa dibanding dengan
stimulus tekanan karena Meisner terletak lebih atas dekat permukaan kulit daripada
korpuskel pacinian sehingga Meisner lebih cepat menerima stimulus.
Pada percobaan adaptasi reseptor untuk stimulasi suhu dilakukan oleh air
hangat, air dingin dan air ledeng. Pada saat melakukan oleh air hangat telunjuk
sebelah kiri setelah dimasukan kedalam air hangat jari terasa keras. Dan pada jari
sebelah kanan, jari masih beradaptasi lama – kelamaan terasa panas dan mengeras.
Pada saat jari telunjuk kanan dimasukan ke dalam air dingin jari terasa sedikit dingin
dan lama-lama mati rasa, kemudian jari yang sudah dimasukkan ke dalam air dingin
dimasukkan ke dalam air ledeng jari kanan terasa mula-mula sakit kemudian tidak
sakit dan mengeras serta normal. Pada saat jari kiri dimasukan dalam air hangat, jari
terasa mengeras dan perih, kemudian jari kiri dimasukan ke dalam air biasa (ledeng),
maka sensasi yang didapat adalah jari kiri tidak sakit lama-lama normal. Biasanya
setelah dimasukan kedalam baskom ke air biasa (ledeng) tangan kanan akan terasa
sedikit hangat dan tangan kiri akan terasa dingin. Hal ini dikarenakan ada
penambahan kalor pada jari kanan (dari dingin sampai hangat) dan ada pengurangan
kalor pada tangan kiri (dari hangat sampai dingin). Kulit berfungsi sebagai
thermoreseptor untuk mendeteksi rasa panas yang disebut Ruffini’s dan untuk
mendeteksi rasa dingin yang disebut End Krause. Kita bisa memahami sensasi yang
dirasakan oleh jari tangan kanan dan kiri kita. Setelah 2 menit, jari tangan kanan
yang dicelupkan ke dalam air dingin lebih dahulu merasakan kebas (mati rasa) dan
nyeri dibandingkan jari tangan kiri yang dicelupkan ke dalam air hangat. Namun,
sensasi suhu yang dirasakan oleh jari tangan kiri lebih cepat terasa dibandingkan jari
tangan kanan. Hal ini disebabkan karena reseptor panas (ruffini) lebih cepat
menerima stimulus daripada reseptor dingin (Krause) dikarenakan letak reseptor
panas yang lebih dekat dengan permukaan kulit, sehingga rasa panas lebih dahulu
terasa dibandingkan rasa dingin. Ketika kedua jari dicelupkan ke dalam air biasa
(ledeng), pada awalnya kedua jari sudah tidak merasakan apapun. Hal ini dikarenakan
masih ada efek dari tindakan sebelumnya. Namun, setelah beberapa waktu, jari yang
awalnya dicelupkan air hangat akan merasakan dingin dan jari yang dicelupkan ke air
dingin akan merasakan hangat ketika dicelupkan ke air biasa (ledeng) . Hal ini
disebabkan karena adanya perbedaan sensasi akibat suhu yang dialami kedua jari
sebelumnya dan tergantung pada cepatnya kulit memperoleh atau melepas panas serta
tergantung pada besar serta arah gradien temperatur.
Pada saat melakukan percobaan after image mula – mula tidak terasa apapun
pada saat pensil diletakkan dibelakang telinga dan lama – kelamaan terasa denyutan
dan menghilang. Letakkan pensil dibelakang telinga seseorang. Sensasi yang
dirasakan pertama kali yaitu sensasi sentuh yang ditangkap oleh reseptor sentuh
Meisner. Daerah belakang telinga merupakan bagian yang memiliki banyak reseptor
yang menyebabkannya sangat peka bahkan terhadap adanya sedikit sentuhan. Setelah
beberapa lama pensil yang diletakkan di belakang telinga praktikan diangkat. Namun,
praktikan tersebut masih dapat merasakan adanya sensasi sentuh dari pensil selama
beberapa saat. Hal ini disebabkan karena pada saat pensil diangkat stimulus yang
telah diberikan masih berjalan ke otak sehingga menyebabkan masih adanya sensasi
sentuh pada daerah belakang telinga tersebut. Adanya adaptasi reseptor terhadap
rangsangan benda yang dihasilkan melalui tekanan, getaran dan sifat sifat fisik benda,
mengakibatkan kita terbiasa dalam memakai benda tersebut. sehingga pada saat
mencopot benda, reseptor-reseptor tersebut memperlihatkan suatu “off reseptor” dan
adanya sirkuit reverberasi atau sirkuit bolak balik menyebabkan kita menyadari
bahwa benda telah dicopot. Mekanisme adaptasi ini dilakukan oleh badan paccini.
Perasaan iringan terjadi karena adanya impuls yang terus beredar dalam lingkaran
rantai neuron daerah yang terangsang, walaupun stimulus sudah tidak ada lagi.
Pada saat melakukan percobaan daya membedakan dengan menggunakan
ampelas halus, agak kasar dan kasar. Pada saat menggunakan ampelas halus yang
dirasakan adalah ampelas terasa halus, dan lama – kelamaan terasa kasar, pada saat
melakukan dengan menggunakan ampelas agak kasar yang dirasakan adalah ampelas
terasa kasar dan lama – kelamaan terasa sakit di kulit, pada saat melakukan percobaan
dengan menggunakan ampelas kasar yang dirasakan adalah ampelas terasa sangat
kasar dan lama – kelamaan sangat sakit di kulit.Seorang dapat membedakan ampelas
yang berbeda, hal ini terjadi karena sensasi sentuhan terhadap ampelas yang pertama
telah diingat oleh otak.Dalam hal ini kulit berfungsi sebagai reseptor atau penerima
stimulus. Sentuhan diterima stimulus yang diteruskan menuju sistem saraf pusat,
kemudian stimulus yang lain diterima lalu diteruskan untuk dicocokan dengan sensasi
yang telah diterima sebelumnya, yang telah tersimpan dalam otak. Oleh karena itu,
pengamat dapat membedakan tekstur ampelas yang berbeda dan bentuk dari kunci
menggunakan jari dan lengan bawah. Pada bagian dermis, terdapat Corpus Meissener
yang berfungsi sebagai reseptor sentuhan.
Pada saat melakukan percobaan nyeri acuan pada saat siku dalam air es mula
– mula terasa dingin , lama – kelamaan lokasi sensasi berubah ketelapak tangan
kemudian ada sedikit sensasi pada jari manis dan jari kelingking. Sensai yang
dirasakan di jari manis dan jari kelingking, ketika daerah siku diberikan stimulus
nyeri merupakan peristiwa referred pain atau nyeri acuan. Sensasi nyeri yang
dirasakan di jari manis dan jari kelingking terjadi karena adanya saraf ulnar (ulnar
nerve) sebagai mediator (penghubung) yang mensarafi jari manis, jari kelingking, dan
bagian dalam lengan melewati persendian siku. Sensasi nyeri diterima oleh ujung-
ujung saraf bebas pada daerah siku dan kemudian diteruskan oleh saraf ulnar menuju
jari manis dan jari kelingking. Contoh lain dari referred pain adalah rasa nyeri pada
daerah dada dan lengan kiri karena serangan jantung (heart attack) dan rasa nyeri
pada bahu kanan karena adanya gangguan patologis pada hati atau empedu.
Pada saat melakukan percobaan pengaturan suhu tubuh melalui kulit
percobaan dilakukan dengan menggunakan eter dan etanol. Pada saat eter di gosokan
pada kulit terasa dingin dan lama – kelamaan menghilang lalu menyerap dingin pada
kulit, kemudian pada saat etanol di gosokan pada kulit terasa dingin dan menyerap
kulit agak lama dibandingkan dengan eter penyerapan dinginnya lebih cepat.
Seseorang dapat merasakan sensasi dingin yang lebih pada kulit yang diusap dengan
eter dibandingkan etanol. Hal ini terjadi karena eter lebih menyerap panas tubuh
untuk menguap. Eter mudah menguap karena titik didih eter yang relatif rendah (pada
suhu mendekati suhu tubuh). Proses penguapan eter ini sejalan dengan proses
pengaturan suhu tubuh melalui pengaturan pengeluaran keringat yang terjadi.
Ketika suhu tubuh menurun, thermostat di hipotalamus mengaktifkan
mekanisme peningkatan suhu tubuh dengan memerintahkan otot skeletal untuk
bergerak memproduksi panas. Selain itu, pembuluh kapiler pada kulit akan
berkontraksi (vasoconstriction) untuk mengurangi kehilangan panas melalui
permukaan kulit. Penghambatan aliran darah yang melalui kapiler ini menyebabkan,
warna kulit menjadi pucat atau kebiru-biruan pada saat kedinginan. Kemudian, suhu
tubuh akan meningkat menuju suhu normal dan thermostat menonaktifkan
mekanisme ini. Jika suhu tubuh meningkat, thermostat di hipotalamus mengaktifkan
mekanisme penurunan suhu tubuh dengan memerintahkan pembuluh kapiler pada
kulit untuk berdilatasi (vasodilation) agar darah mengalir dan melepaskan panas
tubuh. Selain itu, hipotalamus mengaktifkan kelenjar keringat untuk mengekskresikan
keringat sehingga panas dilepaskan, suhu tubuh menurun dan menuju suhu normal.
Eter lebih dingin dirasakan daripada etanol ( alcohol ). Berdasarkan sifat-sifat
fisikanya eter memiliki titik didih yang sebanding dengan hidrokarbon dengan berat
molekul yang sama. Titik didih dietil eter (MW = 74) adalah 34,6ºC, dan pentana
(MW = 72) adalah 36ºC. Sedangkan alhohol memiliki titik didih yang lebih tinggi
dibandingkan dengan eter atau hidrokarbon yang sebanding. Titik didih butil alkohol
(MW = 74) adalah 117,7ºC. Molekul-molekul alkohol dapat berikatan satu sama lain
melalui ikatan hidrogen, sementara eter dan hidrokarbon tidak dapat. Meskipun
demikian, eter juga dapat membentuk ikatan hidrogen dengan senyawa-senyawa
seperti air.
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
Kulit manusia terdiri atas tiga lapisan, yaitu epidermis ,dermis, dan subkutan.
Ujung saraf tanpa selaput, merupakan ujung saraf perasa nyeri.
Pada percobaan anatomi kulit katak hanya terlihat sel-sel mati, sel-sel
pigmen, epidermis hidup, dermis, dan pembuluh darah pada pembesaran
tertentu mikroskop.
Pada percobaan Fisiologi sensasi kulit, sensasi lebih banyak dirasakan pada
antara mata kaki dan lutut daripada pada lengan..
Pada percobaan Fisiologi sensasi tekanan, pada ujung jari yang lebih peka
terhadap rangsangan adalah tengkuk.
Pada percobaan Fisiologi Adaptasi reseptor, stimulan sentuhan lebih lama
terasa pada dua koin daripada satu koin.
Pada percobaan Fisiologi Adaptasi reseptor, stimulan suhu pada saat jari
dimasukkan ke dalam air ledeng, sensasi suhu yang dirasakan oleh jari tangan
kiri lebih cepat terasa dibandingkan jari tangan kanan. Hal ini disebabkan
karena reseptor panas (ruffini) lebih cepat menerima stimulus daripada
reseptor dingin (Krause) dikarenakan letak reseptor panas yang lebih dekat
dengan permukaan kulit, sehingga rasa panas lebih dahulu terasa
dibandingkan rasa dingin.
Pada percobaan After image, rangsangan masih terasa sebentar setelah benda
dicopot.
Pada percobaan Daya membedakan, praktikan dapat membedakan ketiga
ampelas yang berbeda permukaannya dan dapat membedakan benda ( kunci )
pada lengan dan jarinya.
Pada percobaan Nyeri acuan, sensasi nyeri lebih terasa pada jari manis dan
jari kelingking.
Pada percobaan Pengturan suhu tubuh melalui kulit, yang lebih terasa dingin
adalah eter dibanding dengan etanol.
IX. DAFTAR PUSTAKA
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Kulit
2. Pearce,Evelyn C. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta:
Gramedia.
3. www.docstoc.com/docs/58180799/ANATOMI-DAN-FISIOLOGI-SISTEM-
INTEGUMEN-(KULIT)
4. http://farmasiblogku.blogspot.com/2010/10/anatomi-kulit.html
diakses tanggal 29 April 2012
5. Kimball, W John.1983.Biologi. (Penerjemah: Siti Soetarni, Nawangsih Sugiri)
Bogor: Pernerbit Erlangga
Lampiran
Pertanyaan
1. Apa perbedaan struktur epidermis yang terdapat pada kulit manusia dan pada
kulit katak?
a. Struktur epidermis manusia : stratum basalis, stratum spinasum, stratum
gravinasum, stratum losidum, stratum corneum.
b. Struktur epidermis katak : stratum korneum, stratum geminativum.
2. Apakah semua sensasi yang dirasakan pada percobaan ini dimonitor oleh
reseptor yang sama? Jelaskan.
Apa keuntungan hal ini bagi tubuh?
Tidak, karna untuk stimuli sentuhan dimonitor oleh reseptor meissiner, untuk
tekanan dimonitor oleh korpuskel pacinian, untuk nyeri dimonitor oleh riffini
dan untuk panas dan dingin dimonitor oleh ujung syaraf bebas.
Keuntungannya, kita dengan mudah dan cepat dapat merasakan dan
membedakan berbagai macam sensasi terhadap kulit karna perbedaan reseptor
dan sensasinya.