LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH...
Transcript of LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH...
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
(LAKIP)
TAHUN 2018
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
KABUPATEN BANGKALAN
LAKIP Dispertanak Bangkalan 2018 Hal 1
IKHTISAR EKSEKUTIF
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang
Maha Kuasa, berkat rahmat dan hidayah-Nya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) Tahun Anggaran 2018 Dinas Pertanian Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan dapat diselesaikan.
Dalam penyusunan LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan disajikan tentang Indikator Keberhasilan dan
Kegagalan dalam pencapaian sasaran, tujuan dan target yang telah ditetapkan
dalam Penjanjian Kinerja, sehingga diperlukan pola pengukuran kinerja mulai
Rencana Strategis, dan berakhir sampai dengan pengukuran kinerja atas sasaran
program kegiatan yang dilakukan dalam rangka pencapaian visi, misi, tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja(PK).
Sebagaimana tertuang dalam Review Rencana Strategis Dinas Pertanian
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan Tahun 2013-
2018, Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten
Bangkalan mempunyai 4(empat) Sasaran Strategis dan 3(tiga)Tujuan Strategis yang
kemudian dijabarkan dalam 8 (delapan) Program.
Secara keseluruhan, capaian kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan berdasarkan persentase capaian
kinerja baik yang berbasis sasaran maupun Tujuan strategis adalah sebesar (92%)
Dalam konteks pengklasifikasikan tingkat keberhasilan diukur dari tingkat capaian
yang telah ditetapkan, maka secara umum kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan dapat dinyatakan berhasil.
Memperhatikan tingkat capaian kinerja tersebut, dilaksanakan evaluasi
terhadap program-program yang belum optimal dalam suatu koridor atas
serangkaian pembandingan capaian kinerja dalam kurun waktu satu tahun terakhir
membandingkan dengan tahun sebelumnya guna memperkuat formulasi komparatif
yang komperhensif. Masih dalam konteks ini, hal tersebut diorientasikan pula untuk
menjadi bagian yang terintegrasi dalam suatu upaya konstruktif dan berkelanjutan
guna mengoptimalkan dan menyempurnakan kinerja Dinas Pertanian Tanaman
Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan pada tahun yang akan
datang.
LAKIP Dispertanak Bangkalan 2018 Hal 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahun 2018 merupakan tahun kelima implementasi Rencana Strategis
(RENSTRA) Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Kabupaten Bangkalan Tahun 2013-2018, yang dilaksanakan dalam kerangka
mewujudkan visi Tahun 2013-2018, yaitu: “Terwujudnya Peningkatan
produksi, produktivitas pertanian dan perkebunan yang berkelanjutan
berbasis potensi pertanian serta perkebunan unggulan untuk kemakmuran
masyarakat”
Rangkaian program/ kegiatan pada Tahun 2018 adalah bagian integral
dalam mendukung pencapaian tujuan pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Daerah 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bangkalan,
dandi akumulasikan dalam beberapa program utama Dinas Pertanian
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan dalam
Pembangunan tahun 2018 yaitu:
1 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani.
2 Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan.
3 Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian.
4 Program peningkatan penerapan teknologi pertanian.
5 Program peningkatan produksi pertanian.
6 Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Lapangan.
7 Program Pengembangan Jaringan Irigasi Pertanian.
8 Program Peningkatan PenerapanTeknologi Perkebunan
9 Pembinaan Lingkungan Sosial Bidang Infrastruktur
Untuk memenuhi kewajiban dalam mempertanggungjawabkan
pengelolaan dan pengendalian sumber daya serta pelaksanaan kebijakan
sesuai dengan tugas dan kewenangannya dalam pencapaian tujuan, serta
sebagai komitmen organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya, maka
disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas
Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten
LAKIP Dispertanak Bangkalan 2018 Hal 3
Bangkalan Tahun 2018. Penyusunan LAKIP ini dimaksudkan untuk
memberikangambaran Kinerja Pokok Dinas Pertanian Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan pada Tahun 2018. LAKIP
ini juga disusun dalam rangka memenuhi amanat dari peraturan
perundangan, khususnya Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
B. Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Maksud dibuat LAKIP adalah untuk menjabarkan sejauhmana
tingkat keberhasilan yang telah dicapai sebagai salah satu
pertanggungjawaban atas pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai
sasaran dan tujuan selama satu tahun.
b. Tujuan
1. Meningkatkan kualitas SDM Pertanian dan Perkebunan yang handal
2. Mewujudkan sistem pertanian dan perkebunan berkelanjutan melalui
pendekatan agribisnis ,sumberdaya lokal, serta berwawasan lingkungan
3. Meningkatkan sarana dan prasarana bidang pertanian dan perkebunan
4. Meningkatkan produktifitas, produksi, dan mutu produk pertanian serta
perkebunan, berkelanjutan, berbasis spesifik lokasi dan komoditi lokal
5. Mempertahankan ketersediaan lahan pertanian pangan berkelanjutan
C. Dasar Hukum
1. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor: 7 Tahun 1999 Tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).
2. Keputusan Kepala LAN No. 589/IX/6/4/1999 dan telah dirubah dengan
Keputusan Kepala LAN No. 239/IX/6/8/2003.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja
Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405 );
4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4406 );
LAKIP Dispertanak Bangkalan 2018 Hal 4
5. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576 );
6. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan
dan Penerapan Standart Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4585 );
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614 );
8. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengaendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor4663 );
9. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentangTata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4664 );
10. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 - 2009;
11. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan , Tugas,
Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Menteri Negara sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun
2006 Perubahan Keiga atas Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang
Kedudukan , Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian
Negara Republik Indonesia;
12. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan
Korupsi.
13. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
D. Gambaran Umum SKPD
Sesuai dengan Peraturan Bupati Bangkalan Nomor 55 Tahun 2016
tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan. Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura
LAKIP Dispertanak Bangkalan 2018 Hal 5
dan Perkebunan berkedudukan sebagai unsur pelaksana otonomi daerah di
bidang pertanian dan perkebunan yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas,
yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati, mempunyai Tugas
pokok membantu Bupati dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan di
bidang pertanian dan perkebunan berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan.
Dalam menyelenggarakan tugas, Dinas Pertanian Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan mempunyai fungsi: perumusan kebijakan teknis di
bidang pertanian dan perkebunan; penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
pelayanan umum di bidang pertanian dan perkebunan; pembinaan dan
pelaksanaan tugas dibidang pertanian dan perkebunan; pengelolaan
ketatausahaan; pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya Dinas Pertanian
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan di bantu oleh Sekretariat dan
Bidang masing-masing dipimpin oleh seorang Sekretaris dan Kepala Bidang, serta
kelompok jabatan fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior
yang ditunjuk oleh Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Dinas.
Adapun tugas, pokok dan fungsinya masing – masing yang mempunyai
peranan dalam pencapaian keberhasilan bidang pertanian tanaman pangan
adalah sebagai berikut:
Sekretariat mempunyai fungsi: pelaksanaan penyusunan program
kerja sekretariat; koordinasi penyusunan rencana, program, anggaran bidang
pertanian; pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama,
hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi; pembinaandan penataan
organisasi dan tata laksana; koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-
undangan; pengolahan barang milik daerah; dan pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Prasarana Sarana dan Penyuluhan mempunyai fungsi:
pelaksanaan penyusunan program kerja bidang Prasarana Sarana dan
Penyuluhan; penyediaan dukungan infrastruktur pertanian; pengembangan
potensi dan pengolahan lahan dan irigasi prtanian; penyediaan, pengawasan dan
bimbingan penggunaan pupuk, pestisida serta alat dan mesin pertanian;
LAKIP Dispertanak Bangkalan 2018 Hal 6
pemberian bimbingan pembiayaan pertanian; pemberian fasilitasi investasi
pertanian; pemantauan dan evaluasi dibidang sarana dan prasarana pertanian;
pelaksanaan penyuluhan pertanian; pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh
kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Tanaman Pangan mempunyai fungsi: pelaksanaan
penyusunan program kerja bidang tanaman pangan; penyusunan rencana
kebutuhan dan penyediaan benih dibidang tanaman pangan; pemberian
bimbingan penerapan peningkatan produksi di bidang tanaman pangan;
pengendalian dan penanggulangan hama penyakit, penanggulangan bencana
alam dan dampak perubahan iklim dibidang tanaman pangan; pemberian
bimbingan pascapanen pengolahan dan pemasaran hasil dibidang tanaman
pangan; pemberian izin usaha/rekomendasi teknis di bidang tanaman pangan;
pemantauan dan evaluasi di bidang tanaman pangan; dan pelaksanaan fungsi
lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai tugas dan fungsinya.
Bidang Hortikultura mempunyai fungsi: pelaksanaan penyusunan
program kerja bidang hortikultura; penyusunan rencana kebutuhan dan
penyediaan benih dibidang hortikultura; pengawasan mutu dan peredaran benih
di bidang hortikultura; pemberian bimbingan penerapan peningkatan produksi di
bidang hortikultura; pengendalian dan penanggulangan hama penyakit,
penanggulangan bencana alam dan dampak perubahan iklim dibidang
hortikultura; pemberian bimbingan pascapanen pengolahan dan pemasaran hasil
dibidang hortikultura; pemberian izin usaha/rekomendasi teknis di bidang
hortikultura; pemantauan dan evaluasi di bidang hortikultura; dan pelaksanaan
fungsi lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai tugas dan fungsinya.
Bidang Perkebunan mempunyai fungsi: pelaksanaan penyusunan
program kerja bidang perkebunan; perencanaan kebutuhan dan penyediaan
benih dibidang perkebunan; pengawasan peredaran dan setifikasi benih di
bidang perkebunan; pemberian bimbingan penerapan peningkatan produksi di
bidang perkebunan; pengendalian dan penanggulangan hama penyakit,
penanggulangan bencana alam dan dampak perubahan iklim dibidang
perkebunan; pemberian bimbingan pascapanen pengolahan dan pemasaran hasil
dibidang perkebunan; pemberian izin usaha/rekomendasi teknis di bidang
perkebunan; pemantauan dan evaluasi di bidang perkebunan; dan pelaksanaan
fungsi lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai tugas dan fungsinya.
LAKIP Dispertanak Bangkalan 2018 Hal 7
Upaya untuk meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas-tugas
operasional Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Kabupaten Bangkalan sebagaimana dimaksudkan dalam Peraturan Daerah
(Perda) nomor 3 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Daerah.
E. Organisasi
Untuk melaksanakan Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten
Bangkalan, sesuai Peraturan Bupati Nomor 55 Tahun 2016 adalah sebagai
berikut:
Susunan Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan, terdiri dari:
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat;
c. Bidang Prasarana Sarana dan Penyuluhan;
d. Bidang Tanaman Pangan;
e. Bidang Hortikultura;
f. Bidang Perkebunan;
g. UPT
h. Kelompok Jabatan Fungsional
Sekretariat dan Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
sampai dengan f masing-masing dipimpin oleh seorang Sekretaris dan Kepala
Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
Setiap kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf g dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh
Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala
Dinas.
Adapun Struktur Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Kabupaten Bangkalan adalah sebagai berikut:
Lakip Dispertanak Bangkalan 2018 Hal 8
PERATURAN BUPATI BANGKALAN NOMOR 55 TAHUN 2016
PPL
19780107 200701 2 012
Nip. 19591026 199203 1 001Kelompok Jabatan
KEPALA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
Ir. Abdullah FananiNip. 19590722 199303 1 002
SekretarisIr Imam Wahyana, MM
Moh. Ridwan, SP Yanti Kurnianingsih.SE Sukardi, SENIP. 19690125 200312 1 003 19650402 198903 1 013
Fungsional
Subbagian Penyusunan Program dan Evaluasi Subbagian Keuangan Subbagian Umum &
kepegawaian
Bidang Prasarana Sarana dan Penyuluhan Bidang Tanaman Pangan Bidang Hortikultura Bidang Perkebunan
Drs. Mohammad Ismail Geger Heri Susianto, SP.MMP Safita Meridian, STP, M.Eng Ir. Sumarmi, MMNip.19640211 198709 1 003 Nip. 19660607 199311 1 003 Nip. 19810502 200501 2 013 Nip. 19620224 199403 2 003
Seksi Lahan dan Irigasi Seksi Pembenihan dan Perlindungan Tanaman Pangan
Seksi Pembenihan dan Perlindungan Tanaman Hortikultura
Seksi Pembenihan dan Perlindungan Tanaman Perkebunan
Subakri, SP, MMP Hasan Tofa, SP Yenny Wulandari Andikasana, SP Kartika Rahmawati, SPNip. 19730412 200604 1 024 Nip. 19611202 200112 1 001 Nip. 19840430 201101 2 009 Nip. 19801102 200903 2 003
Seksi Pupuk, Pestisida dan Alsintan Seksi Produksi Tanaman Pangan Seksi Produksi Tanaman Hortikultura Seksi Produksi Tanaman Perkebunan
Rudi Hariyanto, SP Imam Hidayat, SP Fathorrachman, SP Ir. Arief Darmawan, MMNip. 19691206 200604 1 005 Nip. 19781209 200604 1 015 Nip. 1970 200604 1 008 Nip. 19670907 199703 1 005
Seksi Pembiayaan, Investasi dan Kepenyuluhan
Seksi Pengolahan dan Pemasaran Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Hortikultura
Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman PerkebunanHasil Tanaman Pangan
UPTD
Herlina Endah Tyas Pangesti, ST M. Arief Mahmud, SP Abu Said, SP Jonhar Syahdeini, SPNip. 19820323 200801 2 015 Nip. 19710525 200604 1 016 Nip. 19710825 200701 1 015 Nip. 19711215 199903 1 005
Lakip Dispertanak Bangkalan 2018 Hal 9
F. Sistematika Penyusunan LAKIP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pertanian dan
Paternakan Kabupaten Bangkalan disusun dengan sistimatika penulisan sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, maksud dan tujan, dasar hokum, gambaran
umum SKPD, organisasidan Sistematika Penyusunan LAKIP.
BAB II PERENCANAAN KINERJA
Bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun 2018.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Bab ini berisi Pengukuran Pencapaian Kinerja dan Analisis Capaian Kinerja.
BAB IV PENUTUP
Bab ini Saran dan Kesimpulan serta catatan dan harapan Kepala Dinas
Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten
Bangkalan.
Lakip Dispertanak Bangkalan 2018 Hal 10
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Perencanaan Kinerja
Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Kabupaten Bangkalan mempunyai Rencana Strategis yang berorientasi pada hasil
yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun, yaitu untuk dengan
memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau mungkin timbul.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Kabupaten Bangkalan yang mencakup visi, misi, tujuan, sasaran,
serta cara pencapaian tujuan dan sasaran. Selanjutnya, sasaran yang ingin dicapai
dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tiap tahunnya tertuang dalam
Formulir Rencana Kinerja Tahunan yang merupakan lampiran dari Laporan
Akuntabilitas Kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Kabupaten Bangkalan tahun 2018 ini.
1. Visi
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan, Visi tersebut harus bersifat dapat dibatangkan
(umaginable), diinginkan oleh segenap pemangku kepentingan (desireable),
memungkinkan untuk dicapai (reachable), fokus pada masalah utama yang
bersifat jangka panjang dan dapat dikomunikasikan (communicable) serta dapat
dimengerti oleh seluruh pemangku kepentingan (understandable). Disamping itu,
visi harus dapat memberdayakan dan memberikan motivasi dalam
mengaktualisasikan tugas kepemerintahan, pembangunan dan peningkatan
pelayanan masyarakat.
VISI Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Kabupaten Bangkalan seperti dijelaskan diatas tentang proses pembentukan VISI
adalah sebagai berikut :
“Terwujudnya Peningkatan produksi, produktivitas pertanian dan perkebunan
yang berkelanjutan berbasis potensi pertanian serta perkebunan unggulan untuk
kemakmuran masyarakat”
Lakip Dispertanak Bangkalan 2018 Hal 11
2. Misi
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya – upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi juga akan memberikan arah sekaligus
batasan kebijakan dan strategi pencapaian tujuan. Misi akan digunakan oleh
Aparatur Pemerintah Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Kabupaten Bangkalan sebagai pemandu dalam menjalankan
aktivitas atau kegiatan dalam pengambilan keputusan. Perumusan misi
dilakukan bersama oleh pemangku kepentingan meliputi Dinas Pertanian
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan, DPRD
Kabupaten Bangkalan dan Stakeholders pertanian dan perkebunan dengan
mempertimbangkan leingkungan eksternal peluang (Opportunity) dan ancaman
(Threat) serta kekuatan internal (Strong) dan kelemahan (Weakness) bidang
pertanian dan perkebunan Kabupaten Bangkalan.
Dengan mengacu kepada Misi Bupati Bangkalan di dalam RPJMD
Kabupaten Bangkalan tahun 2013 – 2018, maka Dinas Pertanian Tanaman
Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan masuk pada Misi
ke-2, yaitu :
Misi 2 : Mempercepat peningkatan perekonomian berbasis potensi
lokal
Pembangunan ekonomi pada hakekatnya merupakan upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan dan pemerataan
pendapatan masyarakat. Pelaksanaan pembangunan ekonomi didasarkan pada
sistem ekonomi kerakyatan dan pengembangan sektor unggulan, terutama yang
banyak menyerap tenaga kerja yang didukung dengan peningkatan kemampuan
sumber daya manusia dan teknologi untuk memperkuat landasan
pembangunan yang berkelanjutan dan meningkatkan daya saing serta
berorientasi pada globalisasi ekonomi
Untuk mendukung Misi 2 pada RPJMD Kabupaten Bangkalan tahun
2013 – 2018, maka Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Kabupaten Bangkalan menetapkan Misinya sebagai berikut:
Misi 1 : Meningkatkan kualitas SDM Pertanian dan Perkebunan yang
handal
Misi 2 : Meningkatkan sarana dan prasarana bidang pertanian dan
perkebunan
Lakip Dispertanak Bangkalan 2018 Hal 12
Misi 3 : Meningkatkan produktifitas, produksi, dan mutu produk
pertanian serta peternakan, berkelanjutan, berbasis spesifik
lokasi dan komoditi lokal
3. Tujuan/Sasaran
Untuk mewujudkan misi yang telah diurai di atas, maka ditetapkan
tujuan dan sasaran pembangunan Pertanian dan Perkebunan di Kabupaten
BangkalanTahun 2013 – 2018 adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas SDM Pertanian dan perkebunan yang handal
Bertujuan untuk:
Mewujudkan peningkatan kualitas sumber daya manusia agar berdaya
saing tinggi, dan berkualitas.
Sasaran yang ingin dicapai dari tujuan diatas adalah:
Meningkatkan kualitas kelembagaan kelompok pertanian dan
perkebunan
2. Meningkatkan sarana dan prasarana bidang pertanian dan
perkebunan,
bertujuan untuk :
Mewujudkan pemenuhan sarana dan prasarana yang sesuai dengan
kondisi kebutuhan daerah di bidang pertanian dan perkebunan
kabupaten Bangkalan:
Sasaran yang akan dicapai dari tujuan diatas adalah:
Meningkatnya infrastrutur pelayanan pertanian dan perkebunan
3. Meningkatkan produktifitas, produksi, dan mutu produk pertanian
serta peternakan, berkelanjutan, berbasis spesifik lokasi dan
komoditi lokal,
bertujuan untuk:
Peningkalatan produktivitas dan produksi pertanian serta peternakan yang
berkulaitas, menggunakan komoditas lokal sesuai dengan potensi wilayah.
Sasaran yang akan dicapai adalah:
Meningkatnya Ketahanan Pangan Pertanian dan perkebunan
Lakip Dispertanak Bangkalan 2018 Hal 13
B. Kebijakan
Kebijakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Kabupaten Bangkalan adalah suatu upaya untuk mendukung terwujudnya
kebijakan pemerintah Kabupaten Bangkalan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Tahun 2008-2013.
Skala Prioritas yang ditetapkan dalam menterjemahkan substansi visi
dan misi yang telah dirumuskan, meliputi beberapa prioritas:
1. Meningkatkan kualitas SDM Pertanian dan Perkebunan yang handal
2. Mewujudkan sistem pertanian dan perkebunan berkelanjutan melalui
pendekatan agribisnis ,sumberdaya lokal, serta berwawasan lingkungan
3. Meningkatkan sarana dan prasarana bidang pertanian dan perkebunan
4. Meningkatkan produktifitas, produksi, dan mutu produk pertanian serta
perkebunan, berkelanjutan, berbasis spesifik lokasi dan komoditi lokal
5. Mempertahankan ketersediaan lahan pertanian pangan berkelanjutan
C. Program
Dengan tetap mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59
Tahun 2007 dan kebijakan Pemerintah Daerah dimana pembangunan
diprioritaskan pada:
a. Agenda optimalisasi keunggulan komoditas dan produktifitas berdaya saing
tinggi berbasis masyarakat dan berwawasan lingkungan;
b. Agenda penguatan sarana prasarana untuk meningkatkan pelayanan publik,
serta kelancaran mobilisasi sosial dan ekonomi antar desa/wilayah;
c. Agenda pengembangan teknologi informasi dan komunikasi untuk pelayanan
publik.
Maka program pembangunan Pertanian dan Perkebunan Tahun Anggaran
2018 diarahkan pada :
1 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani.
2 Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan.
3 Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian.
4 Program peningkatan penerapan teknologi pertanian.
5 Program peningkatan produksi pertanian.
6 Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Lapangan.
7 Program Pengembangan Jaringan Irigasi Pertanian.
Lakip Dispertanak Bangkalan 2018 Hal 14
8 Program Peningkatan Penerapan Teknologi Perkebunan
9 Pembinaan Lingkungan Sosial Bidang Infrastruktur
D. Kegiatan
1 Peningkatan kemampuan lembaga petani
2 Monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan subsidi pertanian
3 Pendukung Pengembangan Kawasan Agropolitan
4 Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Perkebunan
5 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Perkebunan
6 Optimalisasi Lahan, Peningkatan Kesuburan Tanah/Pengolah Kompos
7 Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3)
8 Operasional UPTD Kwanyar
9 Operasional UPTD Bangkalan
10 Operasional UPTD Arosbaya
11 Operasional UPTD Sepulu
12 Operasional UPTD Blega
13 Pengembangan bibit unggul tanaman pangan
14 Pengembangan bibit unggul hortikultura
15 Pengembangan bibit unggul pekebunan
16 Pengembangan diverisifikasi tanaman pangan
17 Pengembangan diverisifikasi tanaman hortikultura
18 Pengembangan perbenihan/ perbibitan tanaman pangan
19 Pengembangan perbinihan/perbibitan tanaman hortikultura
20 Pengembangan sistem informasi pasar tanaman pangan
21 Pengembangan sistem informasi pasar tanaman hortikultura
22 Pengembangan sistem informasi pasar tanaman perkebunan
23 Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman pangan
24 Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman hortikultura
25 Penyusunan data base potensi produk pertanian
26 Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Pangan
27 Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Hortikultura
28 Peningkatan Usaha Pertanian tanaman Perkebunan
29 Peningkatan tehnologi pasca panen tanaman pangan
30 Promosi atas hasil produksi pertanian tanaman pangan
31 Promosi atas hasil produksi pertanian tanaman hortikultura
Lakip Dispertanak Bangkalan 2018 Hal 15
32 Promosi atas hasil produksi pertanian tanaman perkebunan
33 Pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi pertanian tepat guna
34 Penyediaan Peralatan dan Mesin Pra Panen, Pasca Panen dan Pengolah
Hasil Pertanian
35 Pelatihan Penerapan Bioteknologi Pertanian Tanaman Hortikultura
36 Pembangunan/Rehabilitasi Jalan Usaha Tani
37 Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian
38 Pelaksanaan Penilaian Penyuluh Berprestasi
39 Pelatihan Peningkatan Kelembagaan Poktan/Gapoktan
40 Peningkatan dan Penguatan Kelembagaan Penyuluhan Pertanian
41 Penyuluhan dan Pendampingan Petani dan Pelaku Agrobisnis
42 Pembangunan/Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)
43 Pembangunan/Rehabilitasi Irigasi Tanah Dangkal
44 Pengolahan Sumber Daya Air dan Irigasi
45 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana teknologi
kehutanan/perkebunan tepat guna
46 Program Pembinaan Lingkungan Sosial Bidang Infrastruktur
47 Pembangunan/ Rehabilitasi/ pemeliharaan Jaringan Irigasi Tersier
LAKIP Dispertanak Bangkalan 2018Hal 16
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Mengacu pada ketentuan yang berlaku dalam Inpres No.7 Tahun 1999 dan
Keputusan Kepala LAN No. 239 Tahun 2003, Kinerja Dinas Pertanian Tanaman
Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan diukur berdasarkan
Tingkat Pencapaian Kinerja Sasaran, Program/ Kegiatan serta Indikator Makro.
Untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat Pencapaian Kinerja Sasaran,
Program/ Kegiatan dilakukan melalui media Rencana Kinerja yang kemudian
dibandingkan dengan realisasinya.
Pencapaian Kinerja Sasaran diperoleh dengan cara membandingkan target
dengan Realisasi indikator Kinerja Kegiatan yang terdiri dari Input, Output, Outcome,
Benefit, dan Imfact. Sedangkan pencapain Indikator Makro dilakukan dengan
membandingkan target dan Realisasi Makro. Media pengukuran kinerja
menggunakan instrument :
- Formulir PKK (Pengukuran Kinerja Kegiatan)
- Formulir PPS (Pengukuran Pencapaian Sasaran)
- Formulir Pencapaian Indikator Makro.
Kemudian atas hasil pengukuran kinerja tersebut dilakukan evaluasi
untukmengetahui keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran stratejik yang
terkait dengan Visi Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Kabupaten Bangkalan yaitu “Terwujudnya Peningkatan produksi, produktivitas
pertanian dan perkebunan yang berkelanjutan berbasis potensi pertanian serta
perkebunan unggulan untuk kemakmuran masyarakat”.
Untuk mempermudah interprestasi atas pencapaian sasaran, program/
kegiatan serta Indikator Makro diberlakukan penggunaan nilai disertai makna dari
nilai tersebut yaitu :
NO. JUMLAH NILAI KATEGORI 1. 85 sampai dengan 100 Sangat berhasil
2. 70 s/d kurang dari 85 Berhasil
3. 55 s/d kurang dari 70 Cukup
4. Kurang Kurang
LAKIP Dispertanak Bangkalan 2018Hal 17
Untuk menganalisis terhadap hasil kinerja khusus pekerjaaan fisik dinilai
tercapai bila mencapai 100% dan tidak tercapai jika kurang dari 80%.
Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisapencapaian
kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparanmengenai sebab-sebab
tercapai atau tidaknya kinerja yang diharapkan.
Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Strategis 8
SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN REALISASI TAHUN 2018 2015 2016 2017 Target Realisasi Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 8 Meningkatkan nilai tambah hasil dan
daya saing produk pertanian (tanaman pangan,perkebunan,perikanan,kehutana dan perkebunan)
8.1 Prosentase PDRB sub-sektor tanaman pangan
13,28 13,28 13,28 13,28% 13,28%* 100%
8.2 Prosentase PDRB sub-sektor tanaman perkebunan
1,46 1,46 1,46 1,46% 1,46%* 100%
8.3 Prosentase PDRB sub-sektor perkebunan
7,29 7,29 7,29 7,35% 7,29%* 99%
8.1. Prosentase PDRB sub-sektor tanaman pangan
Hasil pengukuran terhadap Prosentase PDRB sub-sektor tanaman pangan
pada tahun 2018 adalah sebesar 13,28%. Jika dibandingkan dengan target kinerja
tahun 2018 maka capaian kinerjanya adalah 100%. Hal ini disebabkan karena
pelaksanaan kegiatan pada tahun 2018 sudah sesuai dengan yang telah
direncanakan.
Capaian indikator ini mengalami kondisi yang sama sebesar 13,28% dari
tahun 2017 yang mencapai 13,28%.
8.2. Prosentase PDRB sub-sektor tanaman perkebunan
Hasil pengukuran terhadap Prosentase PDRB sub-sektor tanaman pangan
pada tahun 2017 adalah sebesar 1,46%. Jika dibandingkan dengan target kinerja
tahun 2018 maka capaian kinerjanya adalah 100%. Hal ini disebabkan karena Hal
ini disebabkan karena pelaksanaan kegiatan pada tahun 2018 sudah sesuai dengan
yang telah direncanakan.
Capaian indikator di tahun 2018 mencapai 1,46% kondisi yang sama sebesar
1,46% dengan tahun 2017.
Pada tahun 2018 capaian kinerja sasaran strategis Meningkatkan nilai
tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan,
perikanan, kehutanan dan perkebunan) didukung dengan Program dan Anggaran
LAKIP Dispertanak Bangkalan 2018Hal 18
serta target dan realisasi anggaran yang mendukung pencapaian kinerja sasaran
ini, diuraikan sebagai berikut :
TUJUAN : Mewujudkan peningkatan kualitas sumber daya manusia agar berdaya saing tinggi, dan berkualitas.
SASARAN : Cakupan bina kelompok petani
Tabel 3.2 Pencapaian Kinerja Tahun 2018
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi * % Capaian
Cakupan bina kelompok petani
Jumlah kelompok tani yang dibina 50 kelompok 60 kelompok 120%
TUJUAN : Mewujudkan peningkatan produktivitas padi atau bahan pangan
utama lokal lainnya SASARAN : - Jumlah peningkatan produktivitas padi dan jagung
- Jumlah alsintan yang diadakan - Jumlah Jaringan irigasi yang diadakan
Tabel 3.3
Pencapaian Kinerja Tahun 2018
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi * % Capaian
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya
Produktivitas padi selama 1 tahun dibagi jumlah luas panen padi selama 1 tahun
Padi=58,49 kw/ha
Padi = 62,88 kw/ha
107,5%
Produktivitas jagung selama 1 tahun dibagi jumlah luas panen jagung selama 1 tahun
jagung=27,4 kw/ha
Jagung = 21,14 kw/ha
77,12%
Jumlah alsintan yang diadakan 40 unit 20 unit 50% Jumlah Jaringan irigasi yang diadakan
33 unit 36 unit 109,1%
TUJUAN : Mewujudkan peningkatan Jumlah usaha pengolahan hasil pertanian SASARAN : Jumlah unit usaha pengolahan selama 1 tahun anggaran
Tabel 3.4
Pencapaian Kinerja Tahun 2018
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi * % Capaian
Jumlah usaha pengolahan hasil pertanian
Jumlah Gapoktan yang dibina 10 Gapoktan 7 Gapoktan 70%
Jumlah unit usaha pengolahan yang dibina
4 unit usaha 2 unit usaha 50%
TUJUAN : Meningkatnya pemanfaatan teknologi dalam rangka peningkatan
produksi kehutanan dan perkebunan SASARAN : Jumlah peningkatan produktivitas tanaman perkebunan
LAKIP Dispertanak Bangkalan 2018Hal 19
Tabel 3.5 Pencapaian Kinerja Tahun 2018
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi * % Capaian
Produktivitas hasil perkebunan
Produktivitas kelapa selama 1 tahun dibagi jumlah luas panen kelapa selama 1 tahun
935,11 Kg/Ha
689,02 Kg/Ha
73,68%
Produktivitas Jambu Mente selama 1 tahun dibagi jumlah luas panen Jambu Mente selama 1 tahun
2.630 Kg/Ha 92,52 Kg/Ha 3,51%
Produktivitas Cabe Jamu selama 1 tahun dibagi jumlah luas panen Cabe Jamu selama 1 tahun
786,1 Kg/Ha 33,69 Kg/Ha 4,28%
TUJUAN : Mewujudkan peningkatan nilai tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, kehutanan dan perkebunan) SASARAN : - Pertumbuhan sub-sektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB (%)
- Pertumbuhan sub-sektor perkebunan terhadap PDRB (%)
Tabel 3.6 Pencapaian Kinerja Tahun 2018
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi * % Capaian
Meningkatnya nilai tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, kehutanan dan perkebunan)
Pertumbuhan sub-sektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB (%)
1.913.596,2 1.913.596,2 100%
Pertumbuhan sub-sektor perkebunan terhadap PDRB (%)
1.175.859,1 1.175.859,1 100%
*Angka sementara
Tabel 3.7
Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Realisasi * 2016 2017 2018
Cakupan bina kelompok petani
Jumlah kelompok tani yang dibina
50 kelompok
33kelompok 46kelompok
76 kelompok
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya
Jumlah produksi padi selama 1 tahun dibagi jumlah luas panen padi selama 1 tahun
Padi=58,49 kw/ha
Padi= 63,33 kw/ha
Padi=62,49 kw/ha
Padi = 62,85 kw/ha
Jumlah produksi jagung selama 1 tahun dibagi jumlah luas panenjagung selama 1 tahun
Jagung=27,4 kw/ha
Jagung= 24,72 kw/ha
Jagung = 21,80 kw/ha
Jagung = 21,13 kw/ha
Jumlah alsintan yang 40 unit 0 unit 12 unit 20 unit
LAKIP Dispertanak Bangkalan 2018Hal 20
diadakan Jumlah Jaringan irigasi yang diadakan
33 unit 22 unit 32 unit 36 unit
Jumlah usaha pengolahan hasil pertanian
Jumlah Gapoktan yang dibina
10 Gapoktan
5 Gapoktan 7 Gapoktan
10 Gapoktan
Jumlah unit usaha pengolahan yang dibina
4 unit usaha
7 unit usaha 9 unit usaha
2 unit usaha
Produktivitas hasil perkebunan
Produktivitas kelapa selama 1 tahun dibagi jumlah luas panen kelapa selama 1 tahun
935,11 Kg/Ha
- 58,46 Kg/Ha
6,25%
Produktivitas Jambu Mente selama 1 tahun dibagi jumlah luas panen padi selama 1 tahun
2.630 Kg/Ha
- 23,13 Kg/Ha
26,0%
Produktivitas Cabe Jamu selama 1 tahun dibagi jumlah luas panen padi selama 1 tahun
786,1 Kg/Ha
- 2,81 Kg/Ha
0,9%
Meningkatnya nilai tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, kehutanan dan perkebunan)
Pertumbuhan sub-sektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB (%)
Rp. 1,547,667.0
Rp.1.803.055,4 Rp. 1.913.596,2
Rp. 1.913.596,2
Pertumbuhan sub-sektor perkebunan terhadap PDRB (%)
Rp. 887,714.2 Rp.1.058.763,8 Rp. 1.175.859,1
Rp. 1.175.859,1
* = Angka sementara - = Tidak ada data
Tabel 3.8 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode Renstra
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target akhir Renstra
Realisasi Tingkat Kemajuan
Cakupan bina kelompok petani
Jumlah kelompok tani yang dibina
200 kelompok 362 kelompok 181 %
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya
Produktivitas padi selama 1 tahun dibagi jumlah luas panen padi selama 1 tahun
59,06 Kw/Ha 62,85 kw/ha 106,4%
Produktivitas jagung selama 1 tahun dibagi jumlah luas panenjagung selama 1 tahun
27,8 Kw/Ha 21,80 kw/ha 78,4%
Jumlah alsintan yang diadakan
80 unit 57 unit 71,3%
Jumlah Jaringan irigasi yang diadakan
48 unit 259 unit 539,6%
Jumlah usaha pengolahan hasil pertanian
Jumlah Gapoktan yang dibina
20 Gapoktan 38 unit usaha 190%
Jumlah unit usaha pengolahan yang dibina
24 unit usaha 52 unit usaha 216,7%
Produktivitas hasil perkebunan
Produktivitas tebu selama 1 tahun dibagi jumlah luas panen tebu selama 1 tahun
72.473 Kg/Ha
Produktivitas kelapa selama 1 tahun dibagi jumlah luas panen kelapa selama 1 tahun
890,58 Kg/Ha 58,46 Kg/Ha 6,56%
LAKIP Dispertanak Bangkalan 2018Hal 21
Produktivitas Jambu Mente selama 1 tahun dibagi jumlah luas panen padi selama 1 tahun
2.505 Kg/Ha 23,13 Kg/Ha 0,92%
Produktivitas Cabe Jamu selama 1 tahun dibagi jumlah luas panen padi selama 1 tahun
748,67 Kg/Ha 2,81 Kg/Ha 60,38%
Produktivitas Pocok selama 1 tahun dibagi jumlah luas panen padi selama 1 tahun
2.099,76 Kg/Ha -
Meningkatnya nilai tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, kehutanan dan perkebunan)
Pertumbuhan sub-sektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB (%)
67,37 %
Pertumbuhan sub-sektor perkebunan terhadap PDRB (%)
7,3 %
B. REALISASI ANGGARAN
Secara umum dari sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh Dinas Pertanian
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan telah dicapai
sesuai dengan target yang ditetapkan. Keberhasilan ini terlihat dari capaian indikator
sasaran yang mencapai target yang diharapkan. Di sisi lain, keberhasilan pencapaian
target kinerja sasaran tak lepas dari keberhasilan pencapaian kinerja kegiatan pada
masing-masing bagian organisasi.
Tabel 3.9 ALOKASI PER SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN 2018
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Anggaran Realisasi Anggaran
% Anggaran
Meningkatkan kualitas kelembagaan kelompok pertanian dan perkebunan
Terwujudnya Peningkatan kualitas kelembagaan kelompok pertanian dan perkebunan
463.201.100 462.201.100 99,8
Meningkatnya infrastrutur pelayanan pertanian dan perkebunan
Terwujudnya Peningkatan infrastrutur pelayanan pertanian dan perkebunan
20.549.168.700 20.383.160.737 99,2
Meningkatnya Ketahanan Pangan Pertanian dan perkebunan
Terwujudnya Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian dan perkebunan
1.458.087.000 1.451.431.900 99,5
Tabel 3.10
PENCAPAIAN KINERJA DAN ANGGARAN TAHUN 2019
No NAMA PROGRAM/KEGIATAN Kinerja Anggaran
Target Realisasi Capaian Alokasi Realisasi Capaian
1 2 3 4 5 6 7 8
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
1 Peningkatan kemampuan lembaga petani
18 kecamatan
18 kecamatan 100 57.000.000 57.000.000
100,0 Program Peningkatan
LAKIP Dispertanak Bangkalan 2018Hal 22
Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan
2 Monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan subsidi pertanian
18 kecamatan
18 kecamatan 100 14.000.000 14.000.000 100,0
3 Pendukung Pengembangan Kawasan Agropolitan 2 kelompok 2 kelompok 100 150.000.000 149.656.000 99,8
4 Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Perkebunan 20 org 20 org 100 29.427.000 29.427.000 100,0
5 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Perkebunan
2.000 btg 2.000 btg 100 160.000.000 159.877.300 99,9
6 Optimalisasi Lahan, Peningkatan Kesuburan Tanah/Pengolah Kompos
18 Poktan 18 Poktan 100 20.449.150 20.449.150 100,0
7 Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3)
137 orang 137 orang 100 45.550.000 45.550.000 100,0
8 Operasional UPTD Kwanyar 12 Bulan 12 Bulan 100 9.120.000 9.120.000 100,0 9 Operasional UPTD Bangkalan 12 Bulan 12 Bulan 100 5.205.483 5.205.483 100,0 10 Operasional UPTD Arosbaya 12 Bulan 12 Bulan 100 5.129.750 5.129.750 100,0 11 Operasional UPTD Sepulu 12 Bulan 12 Bulan 100 5.489.742 5.489.742 100,0 12 Operasional UPTD Blega 12 Bulan 12 Bulan 100 4.753.075 4.753.075 100,0 13 Pengembangan bibit unggul
tanaman pangan 2 kelompok 2 kelompok 100 49.714.000 49.495.200 99,6
14 Pengembangan bibit unggul hortikultura
1.750 pohon
1.750 pohon 100 47.000.000 44.715.000 95,1
15 Pengembangan bibit unggul pekebunan
1.000 batang
1.000 batang 100 50.000.000 49.842.300 99,7
16 Pengembangan diverisifikasi tanaman pangan 2 Kelompok 2 Kelompok 100 50.000.000 50.000.000 100,0
17 Pengembangan diverisifikasi tanaman hortikultura 3 kelompok 3 kelompok 100 50.000.000 49.812.800 99,6
18 Pengembangan diverisifikasi tanaman perkebunan
1.600 batang
1.600 batang 100 40.000.000 39.669.300 99,2
19 Pengembangan perbenihan/ perbibitan tanaman pangan 1 Kelompok 1 Kelompok 100 50.000.000 48.868.000 97,7
20 Pengembangan perbinihan/perbibitan tanaman hortikultura
8 jenis 8 jenis 100 60.000.000 59.769.500 99,6
21 Pengembangan sistem informasi pasar tanaman pangan
18 Kecamatan
18 Kecamatan 100 50.000.000 50.000.000 100,0
22 Pengembangan sistem informasi pasar tanaman hortikultura
18 Kecamatan
18 Kecamatan 100 19.608.300 19.608.300 100,0
23 Pengembangan sistem informasi pasar tanaman perkebunan
18 Kecamatan
18 Kecamatan 100 18.141.000 18.141.000 100,0
24 Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman pangan
18 Kelompok
18 Kelompok 100 49.499.500 49.499.500 100,0
25 Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman hortikultura
3 kelompok 3 kelompok 100 50.000.000 49.729.500 99,5
26 Penyusunan data base potensi produk pertanian 3 Dokumen 3 Dokumen 100 50.000.000 50.000.000 100,0
27 Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Pangan 8 Kelompok 8 Kelompok 100 100.000.000 98.803.500 98,8
28 Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Hortikultura 4 Kelompok 4 Kelompok 100 125.000.000 124.895.500 99,9
29 Peningkatan Usaha Pertanian tanaman Perkebunan 45 orang 45 orang 100 25.000.000 25.000.000 100,0
30 Peningkatan tehnologi pasca panen tanaman pangan 3 kelompok 3 kelompok 100 50.000.000 50.000.000 100,0
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian
31 Promosi atas hasil produksi pertanian tanaman pangan 2 kali 2 kali 100 25.000.000 25.000.000 100,0
32 Promosi atas hasil produksi pertanian tanaman hortikultura
1 kali 1 kali 100 25.000.000 25.000.000 100,0
33 Promosi atas hasil produksi pertanian tanaman 1 kali 1 kali 100 25.000.000 24.925.000 99,7
LAKIP Dispertanak Bangkalan 2018Hal 23
perkebunan Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian
34 Pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi pertanian tepat guna
18 orang 18 orang 30.000.000 29.960.000 99,9
35 Penyediaan Peralatan dan Mesin Pra Panen, Pasca Panen dan Pengolah Hasil Pertanian
20 unit 20 unit 100 425.000.000 422.482.500 99,4
36 Pelatihan Penerapan Bioteknologi Pertanian Tanaman Hortikultura
2 Kelompok 2 Kelompok 100 40.000.000 39.842.500 99,6
37 Pembangunan/Rehabilitasi Jalan Usaha Tani 138 lokasi 138 lokasi 100 15.711.680.000 15.616.267.700 99,4
Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Lapangan
38 Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian 80 orang 80 orang 100 137.250.000 136.250.000 99,3
39 Pelaksanaan Penilaian Penyuluh Berprestasi
18 kecamatan
18 kecamatan 100 50.000.000 50.000.000 100,0
40 Pelatihan Peningkatan Kelembagaan Poktan/Gapoktan
18 kecamatan
18 kecamatan 100 80.500.000 80.500.000 100,0
41 Peningkatan dan Penguatan Kelembagaan Penyuluhan Pertanian
10 desa 10 desa 100 25.100.000 25.100.000 100,0
42 Penyuluhan dan Pendampingan Petani dan Pelaku Agrobisnis
3 kecamatan
3 kecamatan 100 113.351.100 113.351.100 100,0
Program Pengembangan Jaringan Irigasi Pertanian 100
43 Pembangunan/Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES) 6 unit 6 unit 100 710.000.000 705.297.200 99,3
44 Pembangunan/Rehabilitasi Irigasi Tanah Dangkal 25 lokasi 25 lokasi 100 3.276.505.800 3.274.716.437 99,9
45 Pengolahan Sumber Daya Air dan Irigasi 5 unit 5 unit 100 108.076.000 50.100.000 46,4
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Perkebunan
46 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana teknologi kehutanan/perkebunan tepat guna
5 Ha 5 Ha 100 47.906.900 47.906.900 100,0
Program Pembinaan Lingkungan Sosial Bidang Infrastruktur
47 Pembangunan/ Rehabilitasi/ pemeliharaan Jaringan Irigasi Tersier
1 lokasi 1 lokasi 100 200.000.000 196.587.500 98,3
Jumlah 22.470.456.806 22.296.793.744 99,2
Tabel 3.11
EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA
Sasaran Indikator Sasaran % Capaian
Kinerja
% Penyerapan
Anggaran
Tingkat Efisiensi
Meningkatkan kualitas kelembagaan kelompok pertanian dan perkebunan
Terwujudnya Peningkatan kualitas kelembagaan kelompok pertanian dan perkebunan
100 99,8 0,2
Meningkatnya infrastrutur pelayanan pertanian dan perkebunan
Terwujudnya Peningkatan infrastrutur pelayanan pertanian dan perkebunan
100 99,2 0,8
Meningkatnya Ketahanan Pangan
Terwujudnya Peningkatan Ketahanan Pangan
100 99,5 0,5
LAKIP Dispertanak Bangkalan 2018Hal 24
Pertanian dan perkebunan
Pertanian dan perkebunan
b. Strategi pemecahan masalah
Prinsip utama dalam pencapaian target yang sudah ditetapkan dalam
Review Rencana StrategisDinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunanadalah kesesuaian kebutuhan anggaran pada masing-masing kegiatan
yang sangat kuat korelasinya terhadap pencapaian target yang sudah ditentukan
tersebut.
Kesesuaian anggaran yang dimaksud adalah komitmen pengalokasian
anggaran sesuai dengan kebutuhan anggaran pada masing – masing kegiatan yang
sudah direncanakan untuk 5 (lima) tahun anggaran.
Dalam rangka peningkatan capaian kinerja di masa mendatang, Dinas
Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan
menetapkan strategi-strategi sebagai berikut:
a. Meningkatkan kualitas perencanaan kegiatan dengan lebih mengacu pada
Renstra;
b. Menyempurnakan implementasi anggaran berbasis kinerja agar seluruh
kegiatan dapat dinilai kinerjanya secara tepat;
c. Peningkatan kerjasama seluruh pelaku pertanian dalam mendukung updating
database pertanian;
d. Peningkatan penyediaan infrastruktur pertanian dan perkebunan;
e. Peningkatan akses petani dalam mendapatkan modal usaha;
f. Sumberdaya manusia petani pelaku agribisnis yang rendah masih menjadi
masalah dalam pembangunan pertanian/perkebunan, baik dalam penerapan
teknologi pertanian ataupun dalam usahatani, sehingga hal yang dapat
dilakukan untuk mengurangi hal tersebut melalui sekolah lapang, penyuluhan
dan pendampingan petani dan pelaku agribisnis, kaji terap perbenihan dan
pelatihan penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian.
LAKIP Dispertanak Bangkalan 2018Hal 25
BAB IV
PENUTUP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 merupakan wujud
pertanggungjawaban atas pengelolaan sumber daya publik yang diamanatkan kepada
organisasi. Di sisi lain, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana evaluasi atas
pencapaian kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Kabupaten Bangkalan sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja di masa datang.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten
Bangkalan secara umum telah berhasil mencapai target kinerja sasaran. Dari misi,
tujuan dan 3 (tiga) sasaran dengan 3 (tiga) indikator yang telah ditetapkan umumnya
mencapai kinerja sasaran secara memadai dengan angka rata rata capaian diatas 92%.
Untuk meningkatkan capaian kinerja di masa mendatang Dinas Pertanian
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan telah
menetapkan beberapa strategi, antara lain dengan meningkatkan kualitas perencanaan
kegiatan dengan lebih mengacu pada Review Rencana Strategis Dinas Pertanian
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, menyempurnakan implementasi
anggaran berbasis kinerja agar seluruh kegiatan dapat dinilai kinerjanya secara tepat,
Peningkatan penyediaan Sarana dan Prasarana Pertanian antara lain Jaringan Irigasi,
Jalan Usahatani dan Alsintan, Laboratorium pertanian dan perkebunan.
Peningkatan akses petani dalam mendapatkan modal usaha, Sumberdaya
manusia petani pelaku agribisnis bidang pertanian dan perkebunanyang rendah masih
menjadi masalah dalam pembangunan pertanian/perkebunan, baik dalam penerapan
teknologi pertanian dan perkebunan dan ataupun dalam usahatani, sehingga hal yang
dapat dilakukan untuk mengurangi hal tersebut melalui sekolah lapang, penyuluhan
dan pendampingan petani dan pelaku agribisnis, kaji terap perbenihan dan pelatihan
LAKIP Dispertanak Bangkalan 2018Hal 26
penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian, tehnologi bidang
perkebunan.
Semoga laporan ini memberikan arti bagi peningkatan pencapaian kinerja
sasaran dan lebih mendorong upaya untuk mewujudkan cita, citra dan harapan
pemerintah dan masyarakat.
Bangkalan, Desember 2018
KEPALA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
KABUPATEN BANGKALAN
Ir. A. Fanani Pembina Utama Muda
NIP. 19590722 199103 1 002
RENCANA STRATEGIS RENSTRA TAHUN 2018 – 2023
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA
DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANGKALAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Satu amanah aturan perundang-undangan sebagaimana dituangkan dalam Undang-
undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
mendiskripsikan bahwa ditinjau dari berbagai aspek, eksistensi perencanaan
pembangunan nasional ditempatkan dalam batas-batas kerangka pikir sebagai berikut:
Ditinjau dari aspek azas perencanaan, mendiskripsikan bahwa pembangunan Nasional
diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan,
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan Nasional. Lebih dari itu, dijelaskan pula dalam
undang-undang dimaksud, bahwa perencanaan pembangunan Nasional disusun secara
sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan, dimana dalam
uraian selanjutnya, dinyatakan bahwa sistem perencanaan pembangunan nasional disusun
berdasarkan azas umum penyelenggaraan Negara.
Sedangkan ditinjau dari aspek tujuan perencanaan, dikemukakan bahwa sistem
perencanan pembangunan nasional bertujuan untuk, a). mendukung koordinasi antar
pelaku pembangunan, b). menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik
antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintahan maupun antar pusat dan
daerah c). menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanan penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan d). mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan e).
menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan
berkelanjutan.
Searah dengan informasi di atas, dapat pula dipahami bahwa ditinjau dari aspek ruang
lingkup perencanaan, dinyatakan bahwa perencanaan pembangunan Nasional mencakup
penyelenggaraan perencanaan makro semua fungsi pemerintahan yang meliputi semua
bidang kehidupan secara terpadu dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,
dimana Perencanaan pembangunan Nasional terdiri atas perencanaan pembangunan yang
disusun secara terpadu oleh Kementrian/Lembaga dan perencanaan pembangunan oleh
pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya. Perencanaan pembangunan
sebagaimana dimaksud di atas, menghasilkan rencana pembangunan jangka panjang,
Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Kab.Bangkalan, serta rencana pembangunan jangka pendek.
Khusus terkait dengan Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan, dimana dalam tataran kewenangan daerah
otonom adalah bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Kabupaten Bangkalan. Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan Daerah (RENSTRA), mensyaratkan bahwa
RENSTRA merupakan penjabaran visi, misi dan program Kepala Daerahyang
penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Kabupaten
Bangkalan yang memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan,
kebijakan umum, dan program Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Kabupaten Bangkalan, disertai dengan rencana-rencana kerja dalam
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatifEra Otonomi Daerah
telah berjalan sejalan dengan terbitnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah. Upaya untuk berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang
baik (Good Governance) menjadi hal yang penting. Sebagai pelayan masyarakat,
pemerintah dituntut untuk lebih berperan aktif dan memiliki pemikiran yang berkembang
tanggap terhadap perubahan yang demikian cepat, sekaligus mampu beradaptasi dalam
berbagai aktivitasnya.
Upaya untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang lebih berdaya guna,
berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab perlu suatu media pertanggungjawaban
yang sistematis dan melembaga. Pentingnya hal tersebut telah disadari oleh pemerintah
sebagaimana tercermin dalam Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah.
Sejalan dengan tuntutan tersebut di atas, perlu segera diupayakan beberapa langkah
strategis dan tindakan-tindakan operasional untuk merealisasikannya. Salah satu langkah
yang perlu dan harus dikembangkan saat ini adalah mewujudkan suatu kepemerintahan
yang baik (good governance) yang memiliki elemen dasar transparansi, partisipasi dan
akuntabilitas.
Sebagai aplikasi dari uraian di atas, maka perlu dibuat Rencana Kinerja yang memuat
rencana kerja dan kegiatan tahunan, lima tahunan yang akan dituangkan dalam Rencana
Strategis yang dikenal dengan (Renstra) Dinas Pertanian dan Paternakan Kabupaten
Bangkalan Periode Tahun 2008-2013.
Dengan adanya otonomi daerah, Pemerintah Daerah Kabupaten Bangkalan memiliki
wewenang lebih luas di dalam merencanakan dan melaksanakan setiap kebijakan di
tingkat daerah kecuali urusan yang ditetapkan menjadi kewenangan Pusat dan Propinsi
(UU No. 32/2004). Prinsip-prinsip dasar yang terdapat dalam UU No. 32/2004 ini
meliputi: demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan serta keragaman
dan potensi daerah.
Dari prinsip-prinsip dasar tersebut di atas, jelas terlihat bahwa semua tindakan kebijakan
yang diimplementasikan diera otonomi diorientasikan untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat dengan mengoptimalkan potensi dan sumber daya lokal. Kesejahteraan rakyat
pada hakikatnya dapat diwujudkan melalui pencapaian hasil kegiatan pembangunan yang
dilakukan secara berkesinambungan.Upaya untuk mendorong pembangunan di
Kabupaten Bangkalan adalah suatu hal yang sangat kompleks dan tidak mungkin
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan manajemen yang parsial dan sektoral.
Untuk mendorong pembangunan di Kabupaten Bangkalan dibutuhkan suatu pendekatan
yang sistemik dan sistematis yang lebih menekankan perhatian pada aspek-aspek yang
fundamental dan strategis. Dengan demikian diharapkan seluruh elemen masyarakat
Kabupaten Bangkalan akan mendapatkan kesempatan dan peluang besar yang sama
untuk dapat berperan aktif dalam kegiatan pembangunan untuk mewujudkan visi dan
misi Kabupaten Bangkalan.
Rencana strategis tersebut harus mempunyai kebijakan, strategi dan program
pembangunan yang dapat mensinergikan sumber daya dan potensi dengan peluang
pengembangan wilayah yang dimiliki. Sumber daya tersebut bersifat spesifik lokal yang
meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, serta sumber-sumber pendapatan
daerah yang potensial. Diera otonomi daerah ini, kemampuan Pemerintah Daerah
Kabupaten Bangkalan didalam mengelola seluruh potensi yang ada akan sangat
menentukan perkembangan Kabupaten Bangkalan ke arah yang diinginkan.
Rencana strategis tersebut kemudian wajib dikomunikasikan ke seluruh elemen yang
terlibat untuk membantu mengarahkan semua kegiatan yang dilakukan oleh elemen
tersebut untuk memajukan kegiatan pembangunan di Bidang Pertanian dan Paternakan di
Kabupaten Bangkalan. Selanjutnya, sangat pula dibutuhkan adanya iklim dan lingkungan
yang kondusif yang didukung oleh tegaknya penegakan hukum (Law Enforcement) dan
diterapkannya prinsip-prinsip Good Governance di lingkungan masyarakat maupun
lingkungan pemerintahan untuk meningkatkan pastisipasi masyarakat (Investor)
Kabupaten Bangkalan.
Proses penyusunan Rencana Strategis memerlukan keterlibatan dari seluruh elemen yang
terkait dan berkepentingan dengan organisasi baik dari internal maupun external
organisasi. Keterlibatan semua pihak di dalam pembuatan rencana strategis diharapkan
dapat meningkatkan komitmen dan motivasi semua pihak untuk melaksanakan rencana
strategis yang telah dibuat secara fokus dan konsisten serta meningkatan akuntabilitas
dan rasa pertanggungjawaban terhadap pencapaian sasaran dan target yang telah
ditetapkan.
HUBUNGAN RENSTRA SKPD DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA
1,2 Landasan Hukum
Renstra Dinas Pertanian dan Paternakan Kabupaten Bangkalan Tahun 2008-2013 disusun
berdasarkan peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaraan Negara republik Indonesia tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
2. Undang-Undang Nomoer 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara republik Indonesia Tahun 2005
Nomer 140,Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578)
4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan
Menteri Dalam negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 310);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata
Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Bangkalan Nomor Tahun 2018 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bangkalan Tahun
2018-2023;
7. PERDA Kab.Bangkalan No.7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah,
8. Peraturan BUPATI No.55 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan,
Hortikultura, dan Perkebunan
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud
Maksud dari penyusunan dokumen Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pertanian
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan periode 2018-
2023, adalah untuk menjabarkan rumusan visi, misi, program dan kegiatan serta sumber
pembiayaan, baik APBN, APBD Provinsi maupun APBD Kabupaten dari Bupati
Bangkalan periode 2018-2023 sesuai dengan perubahan OPD baru berdasarkan PP No.
18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, dengan memperhatikan RPJM Daerah guna
dijabarkan lebih lanjut dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT) Dinas Pertanian Tanaman
Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan dan dijadikan pedoman
dalam pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan periode 2018-2023
Tujuan
Berdasarkan pertimbangan ini, maka Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan,
Hortikutura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan periode 2018-2023 ini disusun
dengan tujuan sebagai berikut :
1. Menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh jajaran Dinas Pertanian Tanaman
Pangan, Hortikutura dan Perkebunan, serta Pemerintah Kabupaten Bangkalan
dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan.
2 Menyediakan satu tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja
tahunan pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikutura dan Perkebunan
3 Menjabarkan gambaran tentang kondisi umum tentang potensi Dinas Pertanian
Tanaman Pangan, Hortikutura dan Perkebunan sekarang dalam konstelasi
regional dan nasional sekaligus memahami arah dan tujuan yang ingin dicapai
dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kabupaten Bangkalan.
4 Memudahkan seluruh jajaran aparatur Dinas Pertanian Tanaman Pangan,
Hortikutura dan Perkebunan dalam mencapai tujuan dengan cara menyusun
program dan kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur.
5 Memudahkan seluruh jajaran aparatur Dinas Pertanian Tanaman Pangan,
Hortikutura dan Perkebunan untuk memahami dan menilai arah kebijakan,
program dan kegiatan operasional tahunan dalam rentang waktu lima tahunan.
1.3 Sistematika Penulisan
a. Pendahuluan;
b. Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah;
c. Permasalahan dan Isu Strategis Peerangkat Daerah;
d. Tujuan dan Sasaran;
e. Strategi dan Arah kebijakan;
f. Rencana Program dan Kegiatan serta Pendanaan;
g. Kinerja penyelenggaraan bidang urusan; dan
h. Penutup
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN,
HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANGKALAN
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan
Berdasarkan Peraturan Daerah PERDA Kab.Bangkalan No.7 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah yang telah dituangkan dalam Peraturan
BUPATI No.55 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi
Serta Tata Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, menurut kedudukan, tugas, fungsi dan susunan
organisasi pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Kabupaten Bangkalan adalah sebagai berikut :
Kedudukan Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (pasal
2,Perbup No.55 th. 2016)
Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan berkedudukan sebagai
unsur pelaksana otonomi daerah di bidang Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati.
Tugas Pokok
Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) pasal 2,Perbup No.55 th. 2016) Dinas Pertanian Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam rangka
melaksanakan urusan pemerintahan di bidang Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Dinas Pertanian Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan mempunyai fungsi
a.Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian;
b.Pelaksanaan kebijakan daerah bidang pertanian;
c.Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan daerah bidang pertanian;;
d.Pelaksanaan administrasi dinas Daerah bidang pertanian;
e.Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya;
Struktur Organisasi
Untuk melaksanakan Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertanian
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan, sesuai Peraturan
Bupati Nomor 55 Tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Susunan Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan,
terdiri dari :
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat,membawahi
Subbagian Perencanaan dan Evaluasi
Subbagian Keuangan
Subbagian Umum dan Kepegawaian
c. Bidang Prasarana sarana dan Penyuluhan, membawahi
Seksi Lahan dan irigasi
Seksi pupuk, pestisida dan Alsintan
Seksi Pembiayaan, Ivestasi dan Kepenyuluhan;
d. Bidang Tanaman Pangan, membawahi
Seksi Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Pangan
Seksi Produksi Tanaman Pangan
Seksi pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan;
e. Bidang Hortikultura, membawahi;
Seksi Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Hortikultura
Seksi Produksi Tanaman Hortikultura
Seksi pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Hortikultura
f. Bidang Perkebunan, membawahai
Seksi Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Perkebunan
Seksi Produksi Tanaman Perkebunan
Seksi pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Perkebunan
1.Kelompok Jabatan Fungsional
Sekretariat dan Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b sampai dengan f
masing-masing dipimpin oleh seorang Sekretaris dan Kepala Bidang yang berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
Setiap kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g
dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Dinas yang
berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
Adapun Struktur Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Kabupaten Bangkalan (Secara rinci struktur organisasi Dinas Pertanian
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan terdapat pada
lampiran) adalah sebagai berikut :
2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah
Sumber Daya Alam
a. Potensi Sumber Daya Lahan
Dari luas wilayah Kabupaten Bangkalan seluas 126.182 Ha, meliputi lahan
pertanian tanaman pangan seluas 126.182 Ha yang terdiri dari tanah sawah seluas 29.540
Ha dan tanah kering seluas 96.642 Ha.
Tabel 10. Penggunaan Tanah Sawah dan Tanah Kering di Kabupaten Bangkalan
Satu Kali Dua Kali Tiga Kali
1. LAHAN PERTANIAN1.1. Lahan Sawah
a. Irigasi 2.678 5.256 15 - 100 8.049 b. Tadah hujan 10.555 10.646 30,0 260 - 21.491,0 c. Rawa Pasang surut - - - - - -
- - - - - - Jumlah Lahan Sawah 13.233 15.902 45 260 100 29.540
No Luas1 3
1.2. Lahan Pertanian Bukan Sawaha. Tegal/kebun 62.618 b. Ladang/huma - c. Perkebunan 952 d. Hutan rakyat 8.491 e. Padang penggembalaan/padang rumput - f. Hutan negara 2.138 g. Sementara tidak diusahakan **) - h. Lainnya (Tambak, kolam,empang, dll) 9.950 Jumlah Lahan Pertanian Bukan Sawah 84.149
2. Lahan Bukan Pertanian (jalan,pemukiman,perkantoran,sungai dll) 12.493 3 TOTAL=Jumlah Lahan Sawah + Jumlah Lahan Pertanian Bukan Sawah+Jumlah Lahan Bukan Pertan 126.182 4 LUAS WILAYAH KECAMATAN 126.182
Penggunaan Lahan
d. Rawa Lebak
2
JumlahNoSementara Tdk
Diusahakan (Ha)
Tidak Ditanami
Padi
Padi (Ha)Penggunaan Tanah
b. Perkembangan Luas Baku Lahan Sawah
Berdasarkan data dari Kecamatan, maka luas baku lahan sawah Tahun 2017
adalah seluas 29.540 Ha yang terdiri dari sawah pengairan tehnis, setengah tehnis, non
tehnis dan sawah tadah hujan. Perbandingan luas penggunaan sawah dengan Tahun
sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Luas Penggunaan Tanah Sawah Tahun 2017 dibanding Tahun 2016 Tahun 2016 Tahun 2017
(Ha) (Ha)1. Pengairan Tehnis 5.097 5.097 0,002. Pengairan ½ Tehnis 1.097 1.097 0,003. Irigasi Sederhana 486 486 0,004. Pengairan Non PU/Sederhana 1.369 1.369 0,005. Sawah Tadah Hujan 21.491 21.491 0,00
29.540 29.540 0,00
No. Penggunaan Tanah %
J u m l a h
c. Perkembangan Lahan Kritis
Lahan kritis yang ada di Kabupaten Bangkalan seluas 5.812 Ha yang tersebar di
14 Kecamatan.Sebagian besar lahan kritis terbagi potensial kritis dan semi kritis terletak
pada kemiringan 3 – 15 %, data selengkapnya sebagaimana tercantum dalam tabel
berikut ini.
Tabel 12. Luas Lahan Kritis di Kabupaten Bangkalan Tahun 2017
No. Kecamatan Potensial Kritis Semi Kritis
Kritis ( Ha ) ( Ha ) ( Ha )
1. Bangkalan - - - 2. B u r n e h 155 415 854 3. S o c a h - 50 225 4. K a m a l 30 25 50 5. A r o s b a y a 58 43 - 6. K l a m p i s - - - 7. G e g e r 152 14 329 8. S e p u l u - 1.225 670 9. Tanjung Bumi 275 264 183 10. K o k o p 325 1.675 285 11. B l e g a 250 525 900 12. G a l i s - - 1.970 13. M o d u n g - - 260 14. K o n a n g - 11 28 15. K w a n y a r - - - 16. Tanah Merah - 5.030 - 17. T r a g a h - - 43 18. L a b a n g - - 15
J u m l a h 1.245 9.277 5.812
Sumber Daya Institusi
a. Institusi Perbenihan/Penangkar
Penangkar perbenihan merupakan upaya penyediaan benih unggul murni dan
bermutu. Pada Tahun 2017 khususnya tanaman padi, data selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 13.
Tabel 13. Luas Areal Penangkaran dan Produksi Benih Padi, Palawija dan Hortikultura
2016 2017 2016 20171 BALAI BENIH
a. BB. TunjungPadi : - Varietas Ciherang/Inpari - - -
b. BB. BilaporahPadi : - Varietas Ciherang - - -
2 PETANI PENANGKARa. Kec. Modung
Padi : - Varietas Ciherang/Inpari 10 5 5 - b. Kec. Burneh
Padi : - Varietas Ciherang - - Kc. Tanah : - Varietas Ideal Tuban - - Jagung Lokal - - Melati - -
c. Kec. KamalPadi : - Varietas Ciherang 10 30 10
d. Kec. Kwanyar
Padi : - Varietas Ciherang/Inpari 10 10 11 -
e. Kec. Bangkalan - Padi : - Varietas Ciherang - - - Kc. Tanah : - Varietas Ideal Tuban - - - Jagung Lokal - - - Salak - - -
f. Kec. Socah - - Padi : - Hibrida - - -
g. Kec. Blega - Padi Ciherang - - 10 Kedele - - -
h. Kec. Tanah MerahPadi Ciherang 5 4 - Pisang - -
No. K o m o d i t iLuas Areal ( Ha ) Produksi ( Ton )
Dari data diatas dapat diketahui bahwa Tahun 2017 kelompok penangkar di
Kabupaten Bangkalan merupakan kelompok-kelompok yang ikut menunjang dalam
penyediaan benih unggul, murni dan bermutu terutama penyediaan benih bagi
kelompoknya.
Tabel 14. Luas Lahan Kebun Dinas Pertanian dan Perkebunan
Komoditi (Ph) MP MK Jumlah ProduksiKec. Burneh 48.105 Mangga - - 63 - Ds. Langkap Rambutan - - 50 -
Kac. Tanah - - - - Ketela Pohon - - - -
Kec Galis 95.440 Akasia - - 38 -
Ds. Kranggan Kapuk randu - - 30 -
Kec. Socah Mente - - 30 - Desa Sanggrah
3 Kebun Entris
Luas Lahan
Jenis Usaha Tani (m2)
1Kebun Hortikultura Langkap
2 Kebun Hortikultura Kranggan
No Nama Kebun Lokasi
b. Pengendalian Hama dan Penyakit
Untuk mengendalikan hama dan penyakit diperlukan sarana/alat pengendali yang
baik dan memadai. Di Kabupaten Bangkalan alat pengendali hama/penyakit baik milik
dinas maupun petani dapat diketahui pada tabel berikut:
Tabel 15. Rekapitulasi Alat Pengendali Hama/Penyakitdi Kabupaten Bangkalan Tahun 2017
BaikRusak Ringan
Rusak Berat Jumlah
1. Hand Sprayer 1.484 - 132 1.616 2. Emposan Tikus 12 - 43 55 3. Knap Sack Power Sprayer - - - -
No. Macam PeralatanK e a d a a n
Tabel 16.Perbandingan Alat Pengendali Hama/Penyakit di Kabupaten Bangkalan Tahun
2017 dengan Tahun 2016 yang Kondisi Baik
2016 20171. Hand Sprayer 1.516 1.616 2. Emposan Tikus 55 55 3. Knap sack power sprayer - -
No. Macam Peralatan Tahun
c. Institusi Penunjang
Sebagai penunjang keberhasilan pembangunan pertanian dan Perkebunan di
Kabupaten Bangkalan, maka diperlukan institusi penunjang yang ada di lapangan
(pedesaan). Jumlah institusi penunjang yang ada sebagai berikut :
- Petugas Pertanian (Mantan/Penyuluh/PHP)
a. Mantan : 18 Orang
b. PHP : 13 Orang
c. PPL : 46 Orang
d. Mantri Perkebunan : 0 Oang
- Kios Non KUD/Swasta : 116 Unit
2.3 Kinerja Pelayan Perangkat Daerah
Perkembangan Kegiatan Program
Bidang Pertanian
Salah satu upaya peningkatan produksi tanaman pangan yaitu dengan melaksanakan Sapta
Usaha Tani. Untuk mewujudkan hal tersebut pada Tahun 2017 di Kabupaten Bangkalan
telah ditetapkan sasaran panen, luas panen, produktifitas dan produksi seperti pada tabel
berikut :
Tabel 17. Sasaran dan Realisasi Luas Panen, Produktifitas dan Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Bangkalan Tahun 2017
S R S R S R1 Padi 54.823 50.104 -8,61 314.271 3.131.587 896,46 63,90 61,82 -3,262 J a g u n g 60.484 58.998 -2,46 139.858 1.328.842 850,14 23,10 22,52 -2,513 K e d e l e 15.397 8.887 -42,28 18.708 138.681 641,29 12,15 15,60 28,404 Kc. Tanah 29.356 27.325 -6,92 394.838 337.516 -14,52 13,45 12,35 -8,185 Kc. Hijau 2.962 1.909 -35,55 25.384 13.565 -46,56 8,56 7,04 -17,766 Ubi Kayu 5.590 2.438 -56,39 911.170 492.770 -45,92 163,00 202,12 24,007 Ubi Jalar 1.520 1.250 -17,76 137.164 199.879 45,72 90,24 159,00 76,20
Produktifitas %No Komoditi
Luas Panen (Ha)%
Produksi (Kwintal)%
Keterangan : S = Sasaran R = Realisasi
Perkembanganluas panen, produktifitas serta produksi tanaman pangan dan
hortikultura Tahun 2017 jika dibandingkan dengan Tahun 2016 di Kabupaten Bangkalan
diuraikan sebagai berikut:
1. Padi dan Palawija
Perkembangan luas areal tanaman padi dan palawija MT 2015/2016
dibandingkan dengan MT 2016/2017 sebagaimana tabel berikut :
Tabel18. Perkembangan Luas Areal Tanaman Padi dan Palawija MT 2015/2016 dibanding MT 2016/2017 di Kabupaten Bangkalan
(%)MT 2015/2016 MT 2016/2017
1 P a d i 54.894 55.197 0,552 J a g u n g 59.992 62.335 3,913 K e d e l e 10.446 6.200 -40,654 Kacang Tanah 29.370 18.709 -36,305 Kacang Hijau 2.536 2.643 4,226 Ubi Kayu 3.042 2.429 -20,157 Ubi Jalar 1.016 1.026 0,98
No Komoditi Luas Areal Tanam (Ha)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa luas areal tanam beberapa komoditi pada
Tahun 2017 komoditi yang mengalami peningkatan seperti tanaman Padi, Jagung,
Kacang Hijau, dan Ubi Jalar, sedangkan yang mengalami penurunan seperti pada
tanaman Kedele, Kacang Tanah dan Ubi Kayu.
Tabel 19. Realisasi Luas Panen Padi dan Palawija Tahun 2017 dibanding Tahun 2016 di Kabupaten Bangkalan
2016 20171 P a d i 52.322 52.774 0,862 J a g u n g 58.850 62.745 6,623 K e d e l e 10.335 6.200 -40,014 Kacang Tanah 29.290 18.907 -35,455 Kacang Hijau 2.536 2.642 4,186 Ubi Kayu 2.537 2.251 -11,277 Ubi Jalar 925 1.121 21,19
No KomoditiLuas Panen (Ha)
(%)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa luas panen beberapa komoditi pada Tahun
2017 mengalami peningkatan terhadap Tahun 2016 seperti pada tanaman Padi, jagung,
Kacang Hijau, dan Ubi Jalar. Sedangkan komoditi yang mengalami penurunan seperti
tanaman Kedele, Kacang Tanah, dan Ubi Kayu.
Tabel 20. Realisasi Produktifitas Padi dan Palawija Tahun 2017 dibanding Tahun 2016 di Kabupaten Bangkalan
2016 20171 P a d i 60,52 62,05 2,532 J a g u n g 24,49 24,32 -0,693 K e d e l e 13,43 13,72 2,164 Kacang Tanah 12,67 12,38 -2,295 Kacang Hijau 7,04 7,04 0,006 Ubi Kayu 198,83 196,92 -0,967 Ubi Jalar 159,93 152,97 -4,35
No. K o m o d i t iProduktifitas (Kw/Ha)
(%)
Realisasi produktifitas (rata-rata produksi/Ha) padi dan palawija dari data diatas
terlihat pada Tahun 2017 peningkatan terjadi pada komoditi Padi, dan Kedele. Sedangkan
pada komoditi Jagung, Kacang Tanah, Ubi Kayu dan Ubi Jalar mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2016. Sedangkan Produktivitas Kacang Hijau sama dengan Tahun
Kemarin.
Tabel 21. Realisasi Produksi Padi dan Palawija Tahun 2017 dibanding Tahun 2016 di Kabupaten Bangkalan
2016 20171 P a d i 3.166.527,32 3.274.677,96 3,422 J a g u n g 1.418.526,19 1.526.250,53 7,593 K e d e l e 145.327,19 85.035,09 -41,494 Kacang Tanah 371.021,35 234.106,43 -36,905 Kacang Hijau 18.298,68 19.068,89 4,216 Ubi Kayu 504.423,04 443.262,93 -12,127 Ubi Jalar 147.031,35 171.479,20 16,63
No. K o m o d i t iProduksi (Kw)
(%)
Realisasi luas panen produktivitas akan mempengaruhi terhadap produksi padi
dan palawija, hal itu terlihat dari tabel diatas bahwa produksi padi dan palawija Tahun
2017 di Kabupaten Bangkalan mengalami peningkatan pada komoditi padi, jagung,
kedele, kacang Hijau dan Ubi Jalar. Sedangkan komoditi Kedele, Kacang Tanah dan Ubi
Kayu mengalami penurunan.
Perkembangan luas panen dan produksi sayuran dan buah-buahan semusim di
Kabupaten Bangkalan sebagaimana tercantum dalam tabel berikut :
Tabel 22. Perkembangan Luas Panen dan Produksi Sayuran dan Buah-buahan Semusim di Kabupaten Bangkalan Tahun 2016 s/d Tahun 2017
2016 2017 % 2016 2017 %1 Kacang Merah 21 22 4,76 87 48 -44,832 Kacang Panjang 83 110 32,53 1.935 1.526 -21,143 Cabe Besar 27 121 348,15 874 2.929 235,134 Cabe Rawit 467 590 26,34 9.937 11.621 16,955 Tomat 16 54 237,50 430 838 94,886 Terung 34 51 50,00 1.386 1.176 -15,157 Ketimun 42 94 123,81 774 1.280 65,378 Semangka 2 8 300,00 48 528 1.000,00
No. K o m o d i t iLuas Panen (Ha) Produksi (Kw)
Dari data pada tabel diatas terlihat bahwa pada produksi sayuran beberapa
komoditi mengalami peningkatan seperti tanaman Cabe Besar, Cabe Rawit, Tomat,
Ketimun dan Semangka sedangkan pada komoditi kacang Kacang pajang, Kacang Merah
dan Terong mengalami penurunan.
2. Produksi Buah-buahan
Perkembangan jumlah tanaman yang menghasilkan dan produksi buah-buahan
Tahun 2017 di Kabupaten Bangkalan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 23.a. Perkembangan Jumlah Tanaman yang Menghasilkan dan Produksi Buah-buahan di Kabupaten Bangkalan Tahun 2016 dan Tahun 2017
2016 2016 % 2016 2017 %1 Alpukat 877 435 -50,40 357 235 -34,172 Belimbing 1.939 681 -64,88 373 324 -13,143 Duku 6.170 5.810 -5,83 1.988 2.431 22,284 Durian 24.774 17.766 -28,29 16.186 26.109 61,315 Jambu Biji 136.169 84.427 -38,00 13.997 17.902 27,906 Jambu Air 10.423 4.455 -57,26 2.661 1.536 -42,287 Jeruk Keprok 15.763 8.568 -45,64 2.744 3.386 23,408 Jeruk Besar 3.954 1.867 -52,78 2.678 867 -67,639 Mangga 669.278 378.589 -43,43 159.700 161.212 0,95
10 Manggis 250 125 -50,00 86 55 -36,0511 Nangka 74.379 49.547 -33,39 24.952 13.675 -45,1912 Nanas 62.196 31.813 -48,85 1.044 839 -19,64
No. KomoditiTanaman Yang Menghasilkan
(Ph/Rmp) Produksi (Kw)
Tabel 23.b. Lanjutan Perkembangan Jumlah Tanaman yang Menghasilkan dan Produksi
Buah-buahan di Kabupaten Bangkalan Tahun 2016 dan Tahun 2017
No. Komoditi
2016 2017 % 2016 2017 %13 Pepaya 52.332 21.086 -59,71 7.798 6.026 -22,7214 Pisang 719.860 312.330 -56,61 104.274 76.315 -26,8115 Rambutan 227.887 105.226 -53,83 47.939 38.736 -19,2016 Salak 207.088 119.069 -42,50 17.588 6.644 -62,2217 Sawo 19.964 7.807 -60,89 4.468 5.348 19,7018 Markisa 20 5 -75,00 4 4 0,0019 Sirsak 6.694 2.786 -58,38 574 472 -17,7720 Sukun 3.091 2.369 -23,36 742 603 -18,7321 Melinjo 51.128 21.180 -58,57 7.488 7.251 -3,17
Tanaman Yang Menghasilkan (Ph/Rmp)
Produksi (Kw)
Dari data di atas menunjukkan produksi buah-buahan selama Tahun 2017
sebagian besar telah mengalami kenaikan seperti pada tanaman Duku,Durian , Jambu
Biji, Jeruk keprok, Mangga, dan Sawo. Sedangkan tanaman yang mengalami penurunan
pada Tahun 2017 adalah tanaman Alpokat, Belimbing, Durian, jambu air, Jeruk Besar,
Manggis, Nangka, Nanas, Rambutan, Salak, Markisa, Melinjo Pepaya, Pisang, sirsak dan
Sukun. Hal ini dipengaruhi karena sebagian tanaman sudah tua sehingga tidak produktif
lagi.
3. Benih
Benih merupakan faktor utama dalam peningkatan produksi, disamping sarana
lainnya seperti pupuk, pestisida iklim dan lain-lain. Penggunaan benihunggul murni dan
bermutu serta benih hibrida dapat mempengaruhi peningkatan produksi tanaman pangan
dan hortikultura. Pengadaan benih padi dan palawija di Kabupaten Bangkalan Tahun
2017 dapat diketahui pada Tabel di bawah ini:
Tabel 24. Pengadaan Benih Padi dan Palawija di Kabupaten Bangkalan Tahun 2017
No. Komoditi Luas Tanaman (Ha)
Kebutuhan (Ton)
Penggunaan (Ton)
1. P a d i 10.000 250.000 25 2. Jagung Hibrida 12.000 180.000 15 3. Kedele 11.400 570.000 50 4. Kacang Tanah - - - 5. Kacang Hijau - - - 6 Ubi Kayu (stek) - - - 7 Ubi Jalar (stek) - - -
Dari data diatas penggunaan benih sama dengan kebutuhan petani pada komoditi
padi, jagung, dan kedele.
Perkembangan penyebaran varietas padi dan palawija di Kabupaten Bangakalan
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 25a. Perbandingan Pengadaan Luas Areal Tanam Program Sebaran Varietas Padi dan Palawija MT 2015/2016 dibanding MT 2016/2017 di Kabupaten Bangkalan
MT. 2015/2016 MT. 2016/20171 IR. 64 - - 2 IR. 36/ Inpari - - 3 Way Apoburu - - 4 Cimelati - - 5 Ciherang 2.950 10.000 6 Situbagendit - - 7 Lokal/ Lain-lain - - 8 Hibrida - -
- Padi Swasembada 168 - - - Padi H6444 - - - Jagung (HB) 4.000 12.000
9 Kedelai 8.000 11.400 10 Kacang Tanah - -
LUAS AREAL TANAM (Ha)NO. VARIETAS PADI
Tabel 25b. Luas Areal Tanam Sebaran Varietas Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah MT
2017 di Kabupaten Bangkalan
NO. KECAMATAN Jagung Kedele Kacang Tanah
1 Kamal 550 350 - 2 Labang 550 - - 3 Kwanyar 1.050 1.500 - 4 Modung 1.000 800 - 5 Blega 900 1.150 - 6 Konang 825 1.400 - 7 Galis 900 3.750 - 8 Tanah Merah 700 500 - 9 Tragah 725 200 - 10 Socah 550 - - 11 Bangkalan 200 50 - 12 Burneh 750 - - 13 Arosbaya 550 150 - 14 Geger 550 200 - 15 Kokop 625 850 - 16 Tanjung Bumi 600 - - 17 Sepulu 350 - - 18 Klampis 625 500 -
JUMLAH 12.000 11.400 -
1. Pupuk
Kebutuhan pupuk selama Tahun 2017 di Kabupaten Bangkalan sebagaimana
tercantum pada tabel berikut ini :
Tabel 26. Kebutuhan Dan Penggunaan Pupuk di Kabupaten Bangkalan MT 2017/2017
MT. 2016 MT. 2017 MT. 2016 MT. 20171 Urea 20.822 19.109 20.822 19.109 2 SP 36 3.196 3.125 3.196 3.125 3 ZA 726 683 726 683 4 KCL - - - - 5 NPK 3.474 2.894 3.474 2.894 6 Organik 1.347 1.310 1.347 1.310
NO. JENIS PUPUK
KEBUTUHAN PENGGUNAAN Dari tabel 26.
menunjukkan bahwa
kebutuhan pupuk
Urea merupakan
kebutuhan yang
utama untuk
tanaman pangan di Kabupaten Bangkalan terutama untuk tanaman padi. Realisasi
penggunaan pupuk Tahun 2017 sebagaimana terlihat pada tabel diatas menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan pada pupuk SP 36.
2. Pestisida
Untuk mengantisipasi adanya serangan hama/penyakit yang datang sewaktu-
waktu maka para pengusaha dan toko obat di Kabupaten Bangkalan, telah menyediakan
beberapa obat-obatan tanaman yang berupa/jenis pestisida
(herbisida,insektisida,fungisida,moloscarisida).
Tabel 28. Penyediaan Obat-obatan yang tersedia di gudang Pertanian Bangkalan Tahun 2017 antara lain :
Pengadaan (Lt/Kg)
Peredaran (Lt/Kg)
Pengadaan (Lt/Kg)
Peredaran (Lt/Kg)
1 Regent - - 41 32 2 Applaud 10 OWP (A3) - - - - 3 Arrivo 30 EC (A4) - - - - 4 Baycarb 500EC (B1) - - - - 7 Buldok 25 EC (B2) - - - - 8 Decis 2,5 EC (D1) - - - - 9 Dursban 20 EC (D4) - - - - 10 Fastax 15 EC (F1) - - 6 3 11 Furadan 3 G (F2) - - 15 5 12 Hopcin 50 EC (H1) - - - - 13 Indobas 500 EC (I1) - - - - 14 Kristal N (K1) - - - - 15 Matador 25 EC (M1) - - - - 16 Mipcin 50 WP (M2) - - - - 17 Ripcord 5 EC (T1) - - - - 18 Termikon 10 EC (TI) - - - - 19 Bentan - - 18 12 20 Panser 290 AS - - - - 21 Starfidor 5WP - - - - 22 Tamabas 500 CC - - - - 23 Nordox 56 WP - - - - 24 Puanmur - - 10 17 25 Ratgone - - - - 26 Dupon - - 9 427 Fujiwan - - 3 2
NO JENIS PESTISIDA
3. Teknologi
Dalam rangka usaha meningkatkan produktifitas maupun produksi tanaman
pangan maka diantaranya yang penting untuk dilaksanakan adalah penerapan hasil-hasil
penemuan baru (inovasi) terutama mengenai peningkatan produksi.
Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu dilaksanakan pengkajian-pengkajian
terhadap tehnologi baru yang akan diterapkan dengan tujuan sebagai berikut :
- Untuk mendapat paket anjuran/rekomendasi tepat guna di setiap wilayah mantri tani
(Mantan) dan penyuluh pertanian (PPL).
- Untuk mendapatkan hasil yang optimal dan keuntungan yang maksimal bagi petani.
- Paket teknologi tersebut merupakan materi (bahan penyuluhan bagi petugas pertanian
di lapangan yaitu mantan, penyuluh dan PHP) disetiap wilayah kerjanya serta sebagai
dasar penentu pada program identifikasi di wilayah masing-masing.
4. Alat Mesin Pertanian (Alsintan)
Penggunaan alat mesin pertanian di Kabupaten Bangkalan pada prinsipnya
dilaksanakan secara selektif melalui pendekatan wilayah dan pendekatan
tehnologi.Pendekatan wilayah dimaksudkan bahwa penggunaan alat mesin pertanian
disesuaikan dengan keinginan petani sebagai Resultan Interaksi antara petani dengan
lingkungan usahanya serta aspek sosial setempat.Sedangkan pendekatan tehnologi
merupakan pemilikan jenis alat dan mesin pertanian baik pra panen maupun pasca panen.
Jumlah alat dan mesin pertanian di Kabupaten Bangkalan Tahun 2017 mengalami
peningkatan jika dibanding Tahun sebelumnya sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
Tabel 29. Jumlah Alat dan Mesin Pertanian Kabupaten Bangkalan (Alsintan) Tahun 2017
No. Jenis Alat / Mesin Kelembagaan Pertanian Kondisi Baik
Rusak Berat Jumlah
1 Pengolah lahan
a. Traktor Roda Dua 829 96 925 b. Traktor Roda Empat 9 0 9
2 Alat Penanaman
Seeder 78 13 91
Transplanter 70 3 73
3 Pengendalian OPT
Penyemprotan 1.484 132 1.616
Pengabut pestisida 2 1 3 Emposan Tikus 12 43 55
Pembersih Gulma Manual 11 0 11
4 Pengairan
a. Pompa Air 1.123 121 1.244 5 Pemanenan a. Sabit Bergerigi 914 145 1.059
b. Reaper (Pemotong padi tipe guntung) 9 3 12
c. Reaper (Pemotong padi tipe gendong) 8 3 11
d. Combine Hervester 42 4 46
e. Stripper - - -
f. Pengungkit Ubi Kayu / Ubi Jalar - - -
6 Perontok / Pemipil
a. Perontok Padi ( Thresher ) 12.209 294 12.503
b. Pemipil Jagung Cornsheller 22 2 24
c. Perontok Kedelai Thresher - - -
No. Jenis Alat / Mesin Kelembagaan Pertanian
d. Perontok Multiguna (Padi,Jagung,Kedelai ) 1.315 50 1.365
7 Pembersih Gabah ( Winower ) 5 3 8
8 Pengering ( Dryer )
a. Flat Bed Dryer 4 - 4
b. Continuous Dryer 2 - 2
9 Penggilingan
a. Penggilingan Padi Kecil(Small Rice Mill) 275 30 305
b. Penggilingan Padi Menengah (Medium Rice Mill) 99 15 114
c. Penggilingan Padi Besar (Large Rice Mill) 20 10 30 10 Penyimpanan
Penyimpanan Hasil Tanaman Pangan (Silo ) - - -
11 Pembuatan Pupuk
Alat Pembua Pupuk Organik (APPO)/Kompos 50 18 68
12 Kelembagaan Pertanian
a. Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) 18
b. Kelompok Tani (POKTAN) 967
c. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) 201
d. Koperasi Unit Desa (KUD)/Koperasi Tani 6
e. Kios Sarana Produksi Pertanian (SAPROTAN) 89
f. Kelompok Penangkar Benih 6
g. Regu Pengendalian Hama 7
Tabel 30. Keadaan Hand Traktor Bantuan dan Non Bantuan
2013 2014 2015 2016 20171 APBD II (DAUM) 2 4 8 - 5 19 2 APBD I 1 5 - 132 - 138 3 APBN 8 20 - 51 92 171 4 BANPERS - - - - - - 5 BANTUAN KPDT 20 - - - - 20 6 SWADANA MASYRAKAT - - - - - -
JUMLAH 31 29 8 183 97 348
NO JENIS BANTUAN JUMLAHTAHUN
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hasil usaha pengendalian hama/penyakit di Kabupaten Bangkalan dapat diketahui
dari luas dan intensitas serangan/kerusakan.Untuk mengetahui perkembangan luas dan
intensitas serangan hama/penyakit selama lima Tahun terakhir di Kabupaten Bangkalan
disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 31. Perkembangan Luas dan Intensitas Serangan Hama Selama 5 Tahun
2013 2014 2015
L I L I L I L I L I
1 Walang Sengit 2.506,7 R 294,0 960,0 R 483,0 R 453,0 R
2 Pyricularia oryza - - 140,7 211,5 R 47,0 R
3 Tikus 21,5 R 71,4 67,5 16,0 R 45,0 R
4 Xanthomonae sp - - 501,0 R 342,0 R 346,0 R
5 Penggerek Batang 260 R 102,5 227,0 R 216,0 R 117,0 R
6 Bercak daun coklat - - 53,5 R 84,5 R 85,0 R
7 Bulai - - 57,8 R 105,7 R 91,0 R8
p mayais 9,5 173,5 R 20,0 R
Nangka (Ph)- Lalat buah 13.412 1.531 1.421 593 R 1.789 R
jambu Air (Ph) 2.423 319 728 451 R - R
Mangga (Ph) 20.602 3.023 4.610 2.313 R 4.066 R
Jambu Biji (Ph) 956 - 1.014 R 203 R - R
9 Pisang (layu Fusarium) - 9.116,0 18.553 9.754 R 12.593 R
No Jenis Hama
Luas Serangan (Ha)
2016 2017
Keterangan : L = Luas I = Intensitas Serangan (B=Berat, R=Ringan dan S=Sedang)
Tahun 2013 serangan cukup tinggi pada serangan Walang sengit seluas 2506.7
Ha,serangan tikus seluas 21.5 Ha dengan serangan ringan, Penggerek batang seluas 260.2
Ha dengan dengan identitas serangan tinggi, serangan yang luas terdapat pada serangan
hama .
Tahun 2014 serangan cukup tinggi pada serangan walang sengit 294 Ha,
penggerek batang 102,5 Ha, lalat buah pada pohon nangka 1531 Ha, lalat buah pada
pohon jambu air 319 Ha, lalat buah pada pohon mangga 2023 Ha, pada pohon pisang
terjadi layu fusarium sebesar 9116 Ha dan serangan tikus mencapai 71,4 Ha.
Tahun 2015 serangan cukup tinggi pada serangan Walang sengit 960 Ha, Tikus
67,5 Ha, Pyricularia oryza 140,75 Ha, Xanthomonae sp 501 Ha dan Penggerek Batang
mencapai 227 Ha.
Tahun 2016 terjadi serangan pada walang sengit 483 Ha, Pyricularium oryza
211,5 Ha, Tikus 16 Ha, Xanthomonaesp 342 Ha, Penggerek batang 216 Ha, Bercak daun
coklat 84,5 Ha, Bulai 105,75 Ha, Helminthosporium mayais 173,5 Ha, Lalat buah pada
pohon nagka 593 Ha, lalat buah pada pohon jambu air 451 Ha, lalat buah pada mangga
2313 ha, lalat buah pada jambu biji 203 Ha dan layu fusarium pada pohon pisang sebesar
9754 ha.
Tahun 2017 terjadi serangan pada pisang 12,593 Ha, lalat buah pada mangga
4,066 Ha, lalat buah pada nangka 1.789 Ha, walang sengit 453 Ha, Xanthomonae sp 346
Ha, dan penggerak batang 117 Ha.
Bidang Perkebunan
1. Perkembangan Luas Areal Kelapa
Tabel 33. Perkembangan Luas Areal Kelapa Tahun 2017
Potensi(Ha)
TBM TM TT/TTRTotal Luas
Areal
1 2 3 4 5 6 7 = 4+5+6 8 9 = 8/5 x 10001 Kamal 55,45 18,50 3,22 77,17 10,87 587,502 Labang 69,93 76,71 2,23 148,87 56,57 737,503 Kwanyar 130,08 140,15 18,42 288,65 103,36 737,504 Modung 92,69 38,20 5,84 136,73 28,17 737,505 Blega 149,31 89,29 7,62 246,22 65,85 737,506 Konang 140,73 209,24 31,14 381,11 122,93 587,507 Galis 357,60 359,40 40,23 757,23 211,15 587,508 Tanah Merah 565,15 288,00 28,10 881,25 212,40 737,509 Tragah 159,85 59,16 5,31 224,32 34,76 587,5010 Socah 226,90 302,82 24,40 554,12 177,91 587,5011 Bangkalan 248,07 268,44 43,33 559,84 197,97 737,5012 Burneh 253,77 115,15 15,69 384,61 84,92 737,5013 Arosbaya 197,72 78,95 9,23 285,90 58,23 737,5014 Geger 412,20 249,04 11,43 672,67 183,67 737,5015 Kokop 462,50 245,50 20,50 728,50 181,06 737,5016 Tanjungbumi 525,90 183,42 13,23 722,55 135,27 737,5017 Sepulu 206,84 100,05 9,85 316,74 73,79 737,5018 Klampis 287,82 114,66 17,97 420,45 84,56 737,50
4.542,51 2.936,68 307,73 7.786,92 2.023,43 689,02
No. WilayahProduktivitas
rata-rata (Kg/Ha/Th)
Total Produksi
(Ton)
J U M L A H
Luas Areal (Ha)
2. Perkembangan Luas Areal Jambu Mete
Tabel 34. Perkembangan Luas Areal Jambu Mete Tahun 2017
Potensi(Ha)
TBM TM TT/TTRTotal Luas
Areal
1 2 3 4 5 6 7 = 4+5+6 8 9 = 8/5 x 10001 Kamal 4,62 4,23 1,10 9,95 0,48 112,502 Labang 150,07 64,49 21,82 236,38 12,09 187,503 Kwanyar 207,70 94,02 4,17 305,89 23,51 250,004 Modung 8,06 8,29 1,16 17,51 2,07 250,005 Blega 101,07 50,78 2,00 153,85 12,70 250,006 Konang 189,85 72,57 11,10 273,52 18,14 250,007 Galis 24,79 74,59 1,10 100,48 18,65 250,008 Tanah Merah 150,06 83,02 15,00 248,08 20,76 250,009 Tragah 140,88 56,16 2,36 199,40 14,04 250,00
10 Socah 120,00 92,00 25,10 237,10 23,00 250,0011 Bangkalan 17,05 12,79 7,25 37,09 3,20 250,0012 Burneh 44,49 18,63 1,47 64,59 4,66 250,0013 Arosbaya 47,15 31,97 4,00 83,12 7,99 250,0014 Geger 527,34 395,95 50,00 973,29 123,73 312,5015 Kokop 883,15 425,10 167,00 1.475,25 132,84 312,5016 Tanjungbumi 732,90 451,25 43,00 1.227,15 112,81 250,0017 Sepulu 276,68 107,90 21,00 405,58 33,72 312,5018 Klampis 252,34 81,47 13,00 346,81 25,46 312,50
3.878,20 2.125,21 391,63 6.395,04 589,84 277,55
No. WilayahProduktivitas
rata-rata (Kg/Ha/Th)
Total Produksi
(Ton)
J U M L A H
Luas Areal (Ha)
3. Perkembangan Luas Areal Kapuk Randu
Tabel 35. Perkembangan Luas Areal Kapuk Randu Tahun 2017
Potensi(Ha)
TBM TM TT/TTRTotal Luas
Areal
1 2 3 4 5 6 7 = 4+5+6 8 9 = 8/5 x 10001 Kamal 1,74 2,45 1,59 5,78 6,62 2.700,00 2 Labang 13,27 13,47 8,76 35,50 38,79 2.880,00 3 Kwanyar 47,63 391,23 234,74 673,60 1.408,43 3.600,00 4 Modung 8,81 22,58 14,68 46,07 81,29 3.600,00 5 Blega 13,10 34,15 22,20 69,45 135,23 3.960,00 6 Konang 37,73 169,90 101,94 309,57 703,39 4.140,00 7 Galis 210,15 375,45 225,27 810,87 1.351,62 3.600,00 8 Tanah Merah 205,20 385,51 231,31 822,02 1.561,32 4.050,00 9 Tragah 4,14 12,17 7,91 24,22 38,34 3.150,00
10 Socah 46,11 56,13 33,68 135,92 202,07 3.600,00 11 Bangkalan 5,50 7,05 4,58 17,13 15,86 2.250,00 12 Burneh 6,61 14,60 9,49 30,70 52,56 3.600,00 13 Arosbaya 13,05 40,62 24,37 78,04 124,30 3.060,00 14 Geger 11,31 34,60 22,49 68,40 118,33 3.420,00 15 Kokop 13,22 38,88 25,27 77,37 146,97 3.780,00 16 Tanjungbumi 11,65 44,28 26,57 82,50 143,47 3.240,00 17 Sepulu 8,54 27,10 17,62 53,26 87,80 3.240,00 18 Klampis 7,11 30,71 19,96 57,78 105,03 3.420,00
664,87 1.700,88 1.032,42 3.398,17 6.321,40 3.716,55
No. WilayahProduktivitas
rata-rata (Kg/Ha/Th)
Total Produksi
(Ton)
J U M L A H
Luas Areal (Ha)
4. Perkembangan Luas Areal Siwalan
Tabel 36. Perkembangan Luas Areal Siwalan Tahun 2017
Potensi(Ha)
TBM TM TT/TTRTotal Luas
Areal
1 2 3 4 5 6 7 = 4+5+6 8 9 = 8/5 x 10001 Kamal - - - - - - 2 Labang - - - - - - 3 Kwanyar - - - - - - 4 Modung - - - - - - 5 Blega 12,02 49,85 5,13 67,00 155,53 3.120,00 6 Konang 13,77 58,49 1,94 74,20 182,49 3.120,00 7 Galis - - - - - - 8 Tanah Merah - - - - - - 9 Tragah - - - - - - 10 Socah 4,20 2,54 1,44 8,18 7,92 3.120,00 11 Bangkalan 0,87 1,38 2,81 5,06 4,31 3.120,00 12 Burneh - - - - - - 13 Arosbaya 7,20 12,62 1,63 21,45 39,37 3.120,00 14 Geger - - - - - - 15 Kokop 35,00 53,20 17,51 105,71 165,98 3.120,00 16 Tanjungbumi - - - - - - 17 Sepulu 6,58 29,42 3,78 39,78 91,79 3.120,00 18 Klampis - - - - - -
79,64 207,50 34,24 321,38 647,40 3.120,00
No. WilayahProduktivitas
rata-rata (Kg/Ha/Th)
Total Produksi
(Ton)
J U M L A H
Luas Areal (Ha)
5. Perkembangan Luas Areal Pinang
Tabel 37. Perkembangan Luas Areal Pinang Tahun 2017
Potensi(Ha)
TBM TM TT/TTRTotal Luas
Areal
1 2 3 4 5 6 7 = 4+5+6 8 9 = 8/5 x 10001 Kamal 0,78 0,59 0,29 1,66 1,37 2.340,00 2 Labang 2,17 1,63 0,81 4,61 4,39 2.700,00 3 Kwanyar 0,70 0,53 0,26 1,49 1,32 2.520,00 4 Modung 0,26 0,20 0,10 0,55 0,46 2.340,00 5 Blega 0,75 0,56 0,28 1,59 1,22 2.160,00 6 Konang 1,20 0,90 0,45 2,55 2,11 2.340,00 7 Galis 0,33 0,25 0,12 0,70 0,62 2.520,00 8 Tanah Merah 0,63 0,47 0,24 1,34 1,11 2.340,00 9 Tragah 0,23 0,17 0,09 0,49 0,40 2.340,00
10 Socah 1,04 0,78 0,39 2,21 1,97 2.520,00 11 Bangkalan 1,10 0,83 0,41 2,34 2,23 2.700,00 12 Burneh 3,00 2,25 1,13 6,38 6,08 2.700,00 13 Arosbaya 2,14 1,61 0,80 4,55 3,47 2.160,00 14 Geger 0,45 0,34 0,17 0,96 0,85 2.520,00 15 Kokop 3,57 2,68 1,34 7,59 6,27 2.340,00 16 Tanjungbumi 1,56 1,17 0,59 3,32 3,16 2.700,00 17 Sepulu 4,07 3,05 1,53 8,65 8,24 2.700,00 18 Klampis 2,30 1,73 0,86 4,89 4,66 2.700,00
26,28 19,71 9,86 55,85 49,91 2.531,99
No. WilayahProduktivitas
rata-rata (Kg/Ha/Th)
Total Produksi
(Ton)
J U M L A H
Luas Areal (Ha)
6. Perkembangan Luas Areal Cabe Jamu
Tabel 37. Perkembangan Luas Areal Cabe Jamu Tahun 2017
Potensi(Ha)
TBM TM TT/TTRTotal Luas
Areal
1 2 3 4 5 6 7 = 4+5+6 8 9 = 8/5 x 10001 Kamal - - - - - - 2 Labang - - - - - - 3 Kwanyar - - - - - - 4 Modung - - - - - - 5 Blega 30,21 8,51 6,81 45,53 0,37 43,23 6 Konang - - - - - - 7 Galis 9,75 3,41 2,73 15,89 0,13 37,65 8 Tanah Merah 13,20 5,32 4,26 22,78 0,18 34,60 9 Tragah 12,67 1,73 1,38 15,78 0,13 73,73
10 Socah - - - - - - 11 Bangkalan 9,00 3,50 2,80 15,30 0,12 35,32 12 Burneh 14,00 3,62 2,90 20,52 0,17 45,80 13 Arosbaya - - - - - - 14 Geger - - - - - - 15 Kokop 19,39 13,00 10,40 42,79 0,35 26,60 16 Tanjungbumi 56,49 29,25 23,40 109,14 0,86 29,34 17 Sepulu 1,14 0,26 0,21 1,61 0,01 49,98 18 Klampis 5,02 2,31 1,85 9,18 0,07 32,11
170,87 70,91 56,73 298,51 2,39 33,68
No. WilayahProduktivitas
rata-rata (Kg/Ha/Th)
Total Produksi
(Ton)
J U M L A H
Luas Areal (Ha)
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan
Berdasarkan telaahan terhadap Renstra K/L , RTRW dan KLHS Kabupaten Bangkalan,
maka diperoleh berbagai tantangan dan peluang terhadap pelayanan pada Dinas Pertanian
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan, diperoleh analisis
sebagai berikut :
Meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global
Ancaman dan krisis pangan dunia beberapa tahun terahir memiliki kaitan sangat erat
dengan perubahan iklim global. Dampak perubahan iklim global adalah terjadinya
gangguan terhadap siklus hidrologi dalam bentuk perubahan pola dan intensitas curah
hujan, kenaikan permukaan laut, peningkatan frekuensi dan intensitas bencana alam yang
dapat menyebabkan terjadinya banjir dan kekeringan.
Sejak tahun 1998 telah terjadi kenaikan suhu yang mencapai 1 derajat celsius, sehingga
diprediksi akan terjadi lebih banyak curah hujan dengan perubahan 2-3 persen per tahun.
Dalam 5 tahun terakhir rata-rata luas lahan sawah yang terkena banjir dan kekeringan
masing-masing sebesar 31 Ha terkena banjir yaitu kecamatan Arosbaya 24 Ha dan
kecamatan Socah sebesar 7 Ha. Kondisi ini kecenderungannya akan terus meningkat pada
tahun-tahun ke depan.
Bagi sektor pertanian, dampak lanjutan dari perubahan iklim adalah bergesernya pola dan
kalender tanam, perubahan keanekaragaman hayati, eksplosi hama dan penyakit tanaman
dan hewan, serta pada akhirnya adalah penurunan produksi pertanian.
Ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana, lahan, dan air
Salah satu prasarana pertanian yang saat ini keberadaanya sangat memprihatinkan adalah
jaringan irigasi. Kurangnya pembangunan waduk dan jaringan irigasi yang baru serta
rusaknya jaringan irigasi yang ada mengakibatkan daya dukung irigasi bagi pertanian
sangat menurun. Kerusakan ini terutama diakibatkan banjir dan erosi,kerusakan
sumberdaya alam di daerah aliran sungai, bencana alam serta kurangnya pemeliharaan
jaringan irigasi hingga ke tingkat usaha tani.
Tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan prasarana pengairan adalah bagaimana
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perlindungan daerah aliran sungai;
pemeliharaan jaringan irigasi pedesaan; pengembangan sumber-sumber airalternatif dan
berskala kecil antara lain melalui pemanfaatan teknologi pengambilan air permukaan dan
bawah tanah; pembangunan dan pemeliharaan embung dan bendungan serta pemanfaatan
sumber air tanah, danau, rawa dan air hujan.
Prasarana usahatani lain yang sangat dibutuhkan masyarakat dan pedagang komoditas
pertanian namun keberadaannya masih terbatas adalah jalan usahatani, jalan produksi,
pelabuhan yang dilengkapi dengan pergudangan berpendingin udara, laboratorium dan
kebun percobaan bagi penelitian, laboratorium pelayanan uji standar dan mutu, pos dan
laboratorium perkarantinaan, kebun dan kandang untuk penangkaran benih dan bibit,
klinik konsultasi kesehatan tanaman dan hewan, balai informasi dan promosi pertanian,
balai-balai penyuluhan serta pasar-pasar yang spesifik bagi komoditas.
Tantangan yang harus dihadapi ke depan adalah bagaimana menyediakan semua
prasarana yang dibutuhkan petani ini dalam jumlah yang cukup, berada dekat dengan
sentra produksi, dan biaya pelayanan yang terjangkau. Di sisi sarana produksi,
permasalahan yang dihadapi adalah belum cukup tersedianya benih/bibit unggul bermutu,
pupuk, pakan, pestisida/obat-obatan, alat dan mesin pertanian hingga ke tingkat usaha
tani, serta belum berkembangnya kelembagaan pelayanan penyedia sarana produksi.
Belum berkembangnya usaha penangkaran benih/bibit secara luas hingga di sentra
produksi mengakibatan harga benih/bibit menjadi mahal, bahkan mengakibatkan banyak
beredarnya benih/bibit palsu di masyarakat yang pada akhirnya sangat merugikan petani.
Pupuk merupakan komoditas yang seringkali menjadi langka pada saat
dibutuhkan,terutama pupuk bersubsidi. Sistem distribusi yang belum baik serta margin
harga dunia yang relatif tinggi dibandingkan dengan harga pasar domestik mengakibatkan
banyak terjadinya praktek penyelundupan pupuk bersubsidi ke luar negeri.
Dengan keterbatasan penyediaan pupuk kimia, ternyata pengetahuan dan kesadaran
petani untuk menggunakan dan mengembangkan pupuk organik sendiri, sebagai pupuk
alternatif juga masih sangat kurang.
Tantangan untuk mengembangkan sarana produksi pertanian ke depan adalah bagaimana
mengembangkan penangkar benih/bibit unggul dan bermutu, menumbuhkembangkan
kelembagaan penyedia jasa alat dan mesin pertanian, mendorong petani memproduksi
dan meningkatkan pemakaian pupuk organik, serta mendorong petani untuk
menggunakan pestisida dan obat-obatan tanaman/hewan yang ramah lingkungan.
Status dan luas kepemilikan lahan (9,55 juta KK < 0.5 Ha)
Dari sisi skala penguasaan lahan, ternyata sejak tahun 1993, jumlah rumah tangga petani
gurem yang kepemilikan lahannya kurang dari 0,5 hektar meningkat dari 10,9 juta rumah
tangga menjadi 13,7 juta rumah tangga pada tahun 2003 (Sensus Pertanian 2003).
Adapun rataan pemilikan lahan petani di pedesaan sebesar 0,41 ha dan 0.96 ha masing-
masing di Jawa dan Luar Jawa, dan dalam periode 1995 –2007 rataan pemilikan lahan
cenderung menurun (PASEK, 2008). Kondisi tersebut antara lain disebabkan oleh
meningkatnya konversi lahan pertanian untuk keperluan pemukiman dan fasilitas umum
serta terjadinya fragmentasi lahan karena proses pewarisan, khususnya untuk lahan
beragroekosistem sawah dan lahan kering tanaman pangan.
Di sisi lain, menurunnya rata-rata luas pemilikan lahan diikuti pula dengan meningkatnya
ketimpangan distribusi pemilikan lahan khususnya untuk agroekosistem persawahan di
Jawa. Status penguasaan lahan oleh sebagian besar petani belum memiliki legalitas yang
kuat dalam bentuk sertifikat, sehingga lahan belum bisa dijadikan sebagai jaminan untuk
memperoleh modal usaha melalui perbankan.
Hingga saat ini sertifikat tanah yang telah diterbitkan baru mencapai jumlah 24,5 juta
persil atau sekitar 30% dari seluruh persil yang ada di Indonesia (±75 juta persil).
Kepemilikan persil di kabupaten Bangkalan dari total luas lahan pertanian 30.002,4 Ha
atau 114.335 persil.
Tantangan ke depan untuk mengatasi terbatasnya pemilikan dan lemahnya status
penguasaan lahan adalah bagaimana meningkatkan efisiensi dan produktifitas usaha tani,
penataan kelembagaan pengelolan lahan, pengendalian pertumbuhan penduduk,
reformasi agraria serta penguatan status kepemilikan lahan. Revolusi hijau melalui
penggunaan benih unggul produktivitas tinggi yang mensyaratkan penggunaan pupuk
kimia dosis tinggi dan diabaikannya penggunaan pupuk organik telah mengakibatkan
degradasi lahan yang menurunkan kapasitas produksi lahan pertanian. Kondisi ini
semakin diperparah dengan menipisnya kearifan lokal dalam pengaturan pola tanam dan
penggunaan pupuk organik.
Struktur fisik dan kimia tanah di lahan pertanian, terutama lahan sawah menjadi masif
dan kurang respon terhadap penggunaan input produksi, sehingga peningkatan
produktifitas menjadi stagnan (levelling off) bahkan cenderung menurun. Tantangan ke
depan untuk mengatasi dan mengantisipasi degradasi sumber daya lahan adalah
bagaimana melakukan rehabilitasi dan konservasi lahan secara teknis, dan biologis
(vegetatif) melalui penerapan teknologi budidaya pertanian yang ramah lingkungan serta
pengaturan dan pengendalian tata ruang kawasan.
Di sisi lain, pesatnya laju pembangunan Kabupaten Bangkalan di berbagai bidang yang
berbasis pada pemanfaatan sumberdaya lahan telah membawa implikasi terhadap
pelanggaran tata ruang dan pemanfaatan lahan untuk ketahanan pangan. Hal ini
merupakan salah satu dampak dari penerapan Otonomi daerah yang juga telah
mendorong peningkatan laju pertumbuhan permintaan/pemanfaatan lahan multi sektoral
yang semakin meningkat.
Kondisi tersebut pada kenyataannya sulit diimbangi dengan penyediaan lahan, baik
melalui pemanfaatan lahan pertanian yang ada maupun pembukaan lahan baru. Kondisi
Nasional tentang konversi sawah menjadi lahan non pertanian dari tahun 1999 – 2002
mencapai 563.159 ha atau 187.719,7 ha/tahun. Antara tahun 1981 – 1999, neraca
pertambahan lahan sawah seluas 1,6 juta ha, namun antara tahun 1999 – 2002 terjadi
penciutan luas lahan seluas 0,4 juta ha atau 141.285 ha/tahun. Data yang dimiliki oleh
Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan
tentang perubahan fungsi lahan pada Tahun 2010 terjadi pada lahan sawah :
- Berubah menjadi lahan pekarangan seluas 109 Ha.
- Berubah menjadi jalan raya (Akses Suramadu) seluas 111,3111Ha.
- Sawah tadah hujan menjadi perumahan seluas 121 Ha.
- Sawah tehnis menjadi perumahan seluas 20 Ha.
Konversi lahan pertanian terutama lahan sawah tidak hanya menyebabkan kapasitas
produksi pangan turun, tetapi merupakan salah satu bentuk kerugian investasi, degradasi
agroekosistem, degradasi tradisi dan budaya pertanian, dan merupakan salah satu sebab
semakin sempitnya luas garapan usahatani serta turunnya kesejahteraan petani sehingga
kegiatan usaha tani yang dilakukan petani tidak dapat menjamin tingkat kehidupan yang
layak baginya.
Tantangan untuk menekan laju konversi lahan pertanian ke depan adalah bagaimana
melindungi keberadaan lahan pertanian melalui perencanaan dan pengendalian tata ruang;
meningkatkan optimalisasi, rehabilitasi dan ekstensifikasi lahan; meningkatkan
produktivitas dan efisiensi usaha pertanian serta pengendalian pertumbuhan
Keterbatasan akses petani terhadap permodalan dan masih tingginya suku bunga
usahatani
Hingga saat ini kondisi masyarakat petani dihadapkan pada kecilnya skalapenguasaan dan
pengusahaan lahan petani yang mengakibatkan terbatasnya kemampuan petani untuk
melakukan pemupukan modal melalui tabungan daninvestasi.
Di sisi lain petani juga belum memiliki kemampuan untuk mengakses sumber
permodalan/lembaga keuangan formal, diantaranya akibatkan oleh tidak mudahnya
prosedur pengajuan kredit dan ketiadaan agunan yang dipersyaratkan, sehingga petani
lebih memilih “rentenir” yang menyediakan pinjaman modal dengan cepat walau dengan
tingkat bunga yang lebih tinggi dibanding lembaga keuangan formal.
Kondisi ini, pada akhirnya semakin memperburuk kondisi arus tunai (cashflow) dan
kesejahteraan petani.Tantangan ke depan yang harus dikembangkan adalah bagaimana
menjembatani kesenjangan manajemen antara lembaga perbankan formal yang
kebanyakan berada di daerah perkotaan dengan masyarakat petani yang tersebar di
perdesaan. Sementara menunggu perbankan lebih berpihak kepada pertanian, maka
pemberdayaan kelembagaan usaha kelompok untuk menjadi cikal bakal lembaga
keuangan mikro di pedesaan perlu dilakukan.
Pada akhirnya lembaga ini diharapkan dapat berkembang menjadi lembaga mandiri milik
masyarakat petani perdesaan. Namun pengembangan lembaga ini membutuhkan
dukungan pemerintah dalam bentuk pembinaan manajemen dan seed capital kepada
kelompok atau gabungan kelompok yang sudah benar-benar siap dirintis untuk tumbuh
menjadi lembaga keuangan mikro di pedesaan.
Lemahnya kapasitas dan kelembagaan petani dan penyuluh
Kondisi organisasi petani saat ini lebih bersifat budaya dan sebagian besar berorientasi
hanya untuk mendapatkan fasilitas pemerintah, belum sepenuhnya diarahkan untuk
memanfaatkan peluang ekonomi melalui pemanfaatan aksesibilitas terhadap berbagai
informasi teknologi, permodalan dan pasar yang diperlukan bagi pengembangan
usahatani dan usaha pertanian.
Di sisi lain, kelembagaan usaha yang ada di pedesaan, seperti koperasi belum dapat
sepenuhnya mengakomodasi kepentingan petani/kelompok tani sebagai wadah
pembinaan teknis.
Berbagai kelembagaan petani yang sudah ada seperti Kelompok Tani, Gabungan
Kelompok Tani, Perhimpunan Petani Pemakai Air dan Subak dihadapkan pada tantangan
ke depan untuk merevitalisasi diri dari kelembagaan yang saat ini lebih dominan hanya
sebagai wadah pembinaan teknis dan sosial menjadi kelembagaan yang juga berfungsi
sebagai wadah pengembangan usaha yang berbadan hukum atau dapat berintegrasi dalam
koperasi yang ada di pedesaan
Belum berjalannya diversifikasi pangan dengan baik
Harapan Pangan adalah hak asasi manusia yang paling mendasar, namun
ketidakmampuan mengakses bahan pangan karena kemiskinan dan menurunnya daya beli
masyarakat serta kurangnya pengetahuan keluarga terhadap konsumsi pangan dan gizi
mengakibatkan belum tercapainya Pola Pangan Harapan (PPH) yang dicirikan dengan
tingkat konsumsi energi, protein, lemak dan vitamin.
Hingga saat ini konsumsi perkapita beras masih sangat tinggi, yaitu sekitar 139,15
kg/kapita/tahun. Dengan jumlah penduduk yang besar dan akan terus bertambah, maka
dominasi beras dalam pola konsumsi pangan ini akan memberatkan upaya pemantapan
pangan secara berkelanjutan di tingkat lokalita.Tantangan ke depan adalah bagaimana
mendidik masyarakat untuk melakukan diversifikasi produksi dan konsumsi bahan
pangan sesuai dengan skore PPH yang dicanangkan.
Melalui tercapainya PPH diharapkan ketahanan pangan nasional akan dapat dicapai
secara berkelanjutan. Di samping itu sumber daya alam yang tersedia dapat
dikembangkan untuk mendorong komoditas pangan lain dan bahan baku industri yang
dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat serta devisa negara.
Rendahnya nilai tukar petani (NTP)
Petani Indonesia pada umumnya tidak memiliki modal besar.Dengan usahatani berskala
kecil dan subsisten, akses petani terhadap sumber permodalan menjadi terbatas. Kondisi
ini ditambah dengan petani kurang memiliki fasilitas penyimpanan hasil pasca panen,
sementara produk pertanian bersifat mudah rusak. Akibatnya banyak petani terlibat ke
dalam sistem ijon dan/atau tengkulak.
Meskipun hasil survei statistik menghasilkan perhitungan NTP di atas 100, dimana
artinya penerimaan lebih besar dari pembelanjaan, tetapi nilai NTP saat ini masih sangat
kecil untuk menyatakan bahwa kesejahteraan petani sudah baik.
Belum padunya antar sektor dalam menunjang pembangunan pertanian
Pembangunan sektor tidak bisa berdiri sendiri, melainkan melibatkan banyak sektor
terkait. Pertemuan koordinasi antar sektor sudah sering dilakukan, hanya saja
mengintegrasikan secara fisik kegiatan antar sektor sangat sulit dilaksanakan.
Hal ini karena memerlukan waktu dan tenaga untuk menelaah kegiatan antar sektor,
wilayah, komoditas, dan waktu, sehingga tidak tumpang tindih. Kebijakan fiskal yang
tidak berpihak kepada penumbuhan industri pengolahan pertanian di dalam negeri,
misalnya, menyebabkan hilangnya kesempatan bangsa Indonesia untuk menambah
pendapatan dan memperluas lapangan kerja.
Minat Pemuda Terhadap Pertanian Semakin Menurun.
Rendahnya kualitas sumberdaya manusia merupakan kendala yang serius dalam
pembangunan pertanian, karena mereka yang berpendidikan rendah pada umumnya
adalah petani yang tinggal di daerah pedesaan. Kondisi ini juga semakin diperparah
dengan semakin berkurangnya upaya pendampingan dalam bentuk penyuluhan pertanian.
Di sisi lain, bagi mereka yang telah mengenyam pendidikan formal tingkat menengah dan
tinggi, melihat kemiskinan di pedesaan telah menjadikan mereka kurang tertarik lagi
bekerja dan berusaha di sektor pertanian, sehingga mengakibatkan semakin tingginya
urbanisasi ke perkotaan. Kondisi ini hanya dapat ditekan dengan mengembangkan
agroindustri pertanian di pedesaan, karena dapat membuka peluang keterlibatan peran
seluruh pelaku, termasuk kelompok pemuda dan wanita di pedesaan.
Kelompok ini sesungguhnya dapat lebih memegang peranan penting dalam seluruh
proses produksi usaha tani seperti penyediaan dan distribusi sarana produksi, usaha jasa
pelayanan alat dan mesin pertanian, usaha indusri pasca panen dan pengolahan hasil,
usaha jasa transportasi hasil pertanian, pengelolaan lembaga keuangan mikro, konsultan
manajemen agribisnis serta tenaga pemasaran produk agroindustri.
Tantangan ke depan yang harus dihadapi adalah bagaimana memberikan kesempatan
yang lebih luas kepada kelompok yang masih termarginalisasi ini untuk dapat beraktivitas
di sektor pertanian off-farm. Beberapa bidang usaha yang sangat terbuka untuk
dikembangkan adalah usaha penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil
pertanian, usaha penangkaran bibit dan benih, perbengkelan alat dan mesin pertanian,
pelayanan jasa alsintan, konsultan penyuluhan pertanian, analisis kredit perbankan serta
pengelolaan lembaga keuangan mikro di perdesaan.
Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
Dalam rangka peningkatan produksi pertanian pada periode lima tahun ke depan (2018-
2023), Kementerian Pertanian akan lebih fokus pada peningkatan 39 komoditas unggulan
nasional. Komoditas unggulan nasional tersebut terdiri dari 7 komoditas tanaman pangan,
10 komoditas hortikultura, 15 komoditas perkebunan, dan 7 komoditas peternakan
Komoditas Pangan Non-Pangan bidang Peternakan adalah: sapi potong, sapi perah,
kerbau, kambing/domba, babi, ayam buras, itik Dari ke-39 komoditas unggulan nasional
yang ingin dipacu peningkatan produksinya, ada 5 (lima) komoditas yang dijadikan target
swasembada, yaitu padi, jagung, kedelai, gula. Selanjutnya, lima komoditas tersebut
dinamakan komoditas pangan utama. Saat ini dua komoditas pangan utama (padi dan
jagung) sudah dalam posisi swasembada, sehingga ditargetkan ke depan adalah
mempertahankan posisi swasembada tersebut (swasembada berkelanjutan), bahkan
diharapkan bisa dijadikan komoditas ekspor. Sementara tiga komoditas pangan utama
lainnya (kedelai, gula dan daging sapi) ditargetkan bisa mencapai swasembada pada
tahun 2023.
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DINAS PERtANIAN TANAMAN
PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANGKALAN
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pertanian
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pertanian
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan
Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima
tahun kedepan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu mendapat perhatian
dalam penyusunan dokumen rencana pembangunan jangka menengah lima tahun. Dengan
mengetahui permasalahan yang adala selanjutnya akan dirumuskan dalam program dan
kegiatan untuk mengatasi permasalahan yang ada.
Potensi ekonomi Kabupaten Bangkalan terutama bertumpu pada tiga sektor utama yaitu
Pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta jasa jasa. Potensi yang sangat
besar tersebut memerlukan upaya upaya yang dapat menggerakkan roda perekonomian.
Upaya yang dilakukan sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.Faktor
eksternal terdiri dari Kebijakan Pemerintah Pusat, kebijakan Pemerintah Propinsi Jawa
Timur.
Tingkat pertumbuhan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan secara umum dipengaruhi
oleh permasalahan sebagai berikut :
1. Belum optimalnya pemenuhan hak dasar masyarakat utamanya pendidikan dan
kesehatan
2. Laju pertumbuhan ekonomi relatif lambat
3. Tingginya angka kemisikinan dan masih terbatasnya perluasan dan penyediaan
lapangan kerja
4. Rendahnya nilai investasi berskala besar
5. Belum memadainya infrastruktur daerah
6. Masih belum mandirinya pemerintah daerah dalam pembangunan di daerah
Adapun permasalahan di bidang pertanian dan perkebunan dipengaruhi oleh hal – hal
sebagai berikut :
Persoalan mendasar yang dihadapi sektor pertanian pada saat ini dan di masa yangakan
datang adalah meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global; terbatasnya
ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana, lahan dan air; sedikitnya status dan kecilnya
luas kepemilikan lahan; lemahnya sistem perbenihandan perbibitan nasional; keterbatasan
akses petani terhadap permodalan dan masihtingginya suku bunga usahatani; lemahnya
kapasitas dan kelembagaan petani danpenyuluh; masih rawannya ketahanan pangan dan
ketahanan energi; belumberjalannya diversifikasi pangan dengan baik; rendahnya Nilai
Tukar Petani ( NTP),dan belum padunya antar sektor dalam menunjang pembangunan
pertanian.
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
VISI
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode
perencanaan, Visi tersebut harus bersifat dapat dibatangkan (umaginable), diinginkan
oleh segenap pemangku kepentingan (desireable), memungkinkan untuk dicapai
(reachable), fokus pada masalah utama yang bersifat jangka panjang dan dapat
dikomunikasikan (communicable) serta dapat dimengerti oleh seluruh pemangku
kepentingan (understandable). Disamping itu, visi harus dapat memberdayakan dan
memberikan motivasi dalam mengaktualisasikan tugas kepemerintahan, pembangunan
dan peningkatan pelayanan masyarakat.
Visi RENSTRA Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Kabupaten Bangkalan harus sejalan dengan Visi Kepala Daerah Terpilih Kabupaten
Bangkalan, sebagaimana terdapat dalam RPJMD Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 –
2023, yaitu :
“TERWUJUDNYA MASYARAKAT KABUPATEN BANGKALAN YANG
RELIGIUS DAN SEJAHTERA BERBASIS POTENSI LOKAL”
SEJAHTERA MENGAYOMI
12. MEMASTIKAN KESEJAHTERAAN PETANI MELALUI AKSES JAMINAN
PREMI ASURANSI PERTANIAN, PEMANFAATAN TEKNOLOGI TEPAT
GUNA DAN AKSES PEMASARAN HASIL USAHA TANI
Skenario:
• 140.671 Rumah Tangga Tani (RTT) yang mengusahakan lahan tanaman pangan,
hortikultura dan kebun yang sebagian mereka rentan mengalami resiko kerugian hasil
usaha taninya sehingga terjadi gagal panen misal akibat bencana alam (banjir, longsor,
dll) atau serangan hama. Lahan padi dan palawija Bangkalan seluas 157.295 ha yang
kerap mengalami gangguan panen.
• Peraturan Menteri Pertanian No.40/Permentan/SR.230/7/2015 tahun 2015 tentang
Fasilitasi Asuransi Pertanian memungkinkan dukungan Pemerintah terhadap petani.
Khususnya, petani yang sudah tergabung dalam kelompok tani dan menjadi anggota aktif.
• Kita memiliki 878 kelompok tani (poktan), 262 gabungan poktan (gapoktan) dengan
anggota 19.367 petani, yang ditunjang 1.125 koperasi tani (koptan). Pada sebaran area
tertentu di Burneh, Blega, Galis, Konang dan Geger dapat menjadi sasaran program kita.
• Pendataan dan inventarisasi petani yang dibiayai APBN dilakukan berjenjang atas usulan
Bupati kepada Gubernur untuk selanjutnya disampaikan kepada Menteri Pertanian RI.
Pembayaran premi antara petani dengan pihak asuransi dapat juga dilakukan dengan
skema perusahaan kemitraan.
Selanjutnya, Visi tersebut mengandung makna :
(yang terkait dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikulutura dan Perkebunan)
SEJAHTERA MEMBANGUN DARI PINGGIRAN
17. MENINGKATKAN PENERANGAN JALAN UMUM (PJU) DI PEDESAAN DAN
IRIGASI PERTANIAN MELALUI JARINGAN PIPANISASI PENGEBORAN
SUMUR DALAM (ARTESIS).
Skenario:
Daerah Irigasi (DI) di kawasan pertanian Bangkalan sebagian besar berupa sistem irigasi
non teknis tergantung curah hujan yang tersebar di 78 lokasi. Terdapat 60 lokasi sumber air
yang debit rendah, dan 15 lokasi yang debit relatif besar tersebar di 11 Kecamatan, dari ke-
15 sumber air itu paling besar sumber air Pocong.
Pembangunan embung atau sumur resapan di daerah hulu berfungsi meresapkan air hujan
yang jatuh ke permukaan tanah dapat menambah cadangan air tanah, disamping juga
mencegah banjir di daerah hilir atau dataran. Perbukitan di Bangkalan dengan curah hujan
>2.000 mm/tahun memberi kontribusi resapan air ke dalam tanah, sedangkan daerah pantai
berkisar 500 – 1.000 mm/tahun.
Percontohan embung dalam tanah seperti di desa Bandang Dajah di Tanjung Bumi yang
didukung Pertamina Hulu Energi (PHE-WMO) dilakukan cukup menggali tanah sekitar 2 –
4 m dengan memasukkan zat aktif tertentu ke dalam tabung iopori terbuat dari pralon
PVC.
Kesulitan air di musim kemarau berakibat pemilik lahan membiarkan tanpa ditanami hingga
menunggu musim hujan. Gotong royong pengeboran embung dalam tanah dapat menjadi
alternatif. Jika pengeboran dilakukan dengan memompa sumur bor dalam lewat energi listrik
(PLN) atau genset, maka prasarana jaringan irigasi air tanah (JIAT) dibuat dengan
menyalurkan air ke box- box penampung di dekat area persawahan.
18. MEMFASILITASI KETERSEDIAAN DAN DISTRIBUSI PUPUK TEPAT WAKTU,
SARANA PERTANIAN DAN MEMAKSIMALKAN PRODUKTIVITAS LAHAN
PETANI.
Skenario:
Langka pupuk sering terjadi jelang awal musim tanam. Kalaupun tersedia biasanya
harga lebih mahal saat sedang dibutuhkan petani. Jumlah ketersediaan pupuk bersubsidi
sangat terbatas sehingga petani membeli mengikuti harga pasar. Belum lagi beredarnya
pupuk palsu semakin merugikan petani.
Kebutuhan pupuk di Bangkalan sebesar 28 ribu ton per tahun. Semua jenis pupuk bersubsidi
(NPK, SP36, ZA, urea) kuota bertambah beberapa tahun belakangan namun tetap saja jauh
dari kebutuhan.
Agar tepat sasaran penyalurannya dialokasikan ke Kecamatan-Kecamatan berdasarkan
permintaan yang termuat dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).
Penyaluran dapat terkendala bilamana terjadi keterlambatan dari distributor ke pengecer,
atau pengiriman dari pabrik tertunda.
MISI
Kepala Daerah Terpilih Kabupaten Bangkalan, sebagaimana terdapat dalam RPJMD
Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 – 2023, yaitu :
(yang terkait dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikulutura dan Perkebunan)
Misi 3 : “Meningkatkan tata kelola potensi ekonomi, sosial dan budaya untuk
meningkatkan daya saing daerah’
Pembangunan ekonomi pada hakekatnya merupakan upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat. Pelaksanaan
pembangunan ekonomi didasarkan pada sistem ekonomi kerakyatan dan pengembangan
sektor unggulan, terutama yang banyak menyerap tenaga kerja yang didukung dengan
peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan teknologi untuk memperkuat
landasan pembangunan yang berkelanjutan dan meningkatkan daya saing serta
berorientasi pada globalisasi ekonomi
3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra
Persoalan pertanian dan perkebunan di Kabupaten bangkalan tidak terlepas dari persoalan
pertanian dan perkebunan di tingkat Propinsi dan Nasional. Dari hasil telaahn pada
Rencana Pembanunan Jangka Menengah Dinas Pertanian di Propinsi Jawa Timur, yang
tercantum didalam RPJMD Propinsi Jawa Timur dan dapat mempengaruhi kondisi
pertanian di Kabupaten Bangkalan dalam hal program dan kegiatan yang harus
disinergikan adalah :
9 Agenda RPJMD 2009 - 2014, di antaranya,
1. Meningkatkan percepatan pemerataan pertumbuhan ekonomi yg berkualitas dan
berkelanjutan terutama melalui pengembangan Agroindustri/Agrobisnis serta
pembangunan dan perbaikan infrastruktur terutama pertanian dan pedesaan
2. Memperluas lapangan kerja, meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan,
memberdayakan ekonomi rakyat dan meningkatkan kesejahteraan sosial rakyat
3. Memelihara kualitas dan fungsi lingkungan hidup serta meningkatkan perbaikan
pengelolaan sumberdaya alam dan penataan ruang
18 PRIORITAS PEMBANGUNAN PERTANIAN PrOPINSI JAWA TIMUR, di
antaranya :
1.Revitalisasi Pertanian dan pengembangan agroindustri/ agrobisnis dengan kebijakan :
• -Meningkatkan pemberdayaan petani dan lembaga pendukungnya
• -Meningkatkan produktivitas, daya saing, dan nilai tambah produk pertanian
• -Meningkatkan pengembangan agroindustri dan agrobisnis
• -Meningkatkan pengamanan ketahanan pangan
2. Peningkatan efektivitas penanggulangan kemiskinan, dgn kebijakan diarahkan utk
meningkatkan upaya dan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan pengangguran
khususnya di pedesaan
• Memelihara kualitas dan fungsi lingkungan hidup serta meningkatkan
perbaikan pengelolaan sumberdaya alam dan penataan ruang dengan
kebijakan :
• Menciptakan keseimbangan antara pengelolaan dan pemanfaatan SDA
• Mendorong pengembangan industri ramah lingkungan
• Mencegah terjadinya kerusakan keberlanjutan perusakan hutan serta
mencegah meluasnya areal lahan kritis
• Memulihkan kondisi sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang rusak
• Mengembangkan manajemen dan mekanisme penanggulangan bencana alam
terutama di wilayah rawan banjir dan tanah longsor
S T R A T E G I yang akan ditempuh adalah :
1. Peningkatan Produksi dan Produktivitas :
- Peningkatan IP
- Pengembangan Perbenihan (Perbanyakan, Sertifikasi)
- Pengembangan Kawasan Sentra (Hortikultura)
- Penanggulangan OPT dan Dampak Perubahan Iklim
2. Peningkatan Efisiensi dan Kualitas Produk
- Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil
- Usahatani secara berkelompok (Cooperative Farming)
- Penerapan Good Agricultural Practices (GAP)
3. Penguatan Kelembagaan Petani dan Sumberdaya Manusia Pertanian
- Pendidikan pelatihan pertanian bagi petani dan petugas
- Revitalisasi penyuluhan pertanian
Adapun persoalan Nasional yang mempengaruhi perkembangan pembangunan di
Kabupaten Bangkalan, adalah sebagai berikut :
Dari 11 Prioritas Nasional tersebut, yang terkait dengan Kementerian Pertanian
yang utamanya adalah Prioritas ke-5, yaitu Ketahanan Pangan. Dalam Rancangan
RPJMN 2010-2014 tersebut, TEMA Prioritas Ketahanan Pangan adalah Peningkatan
ketahanan pangan dan lanjutan revitalisasi pertanian untuk mewujudkan kemandirian
pangan, peningkatan daya saing produk pertanian, peningkatan pendapatan petani, serta
kelestarian lingkungan dan sumber daya alam. Peningkatan pertumbuhan PDB sektor
pertanian sebesar 3,7% dan Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 115-120 pada
tahun 2014. Secara nasional, target pertumbuhan Pertumbuhan ekonomi adalah: Rata-rata
6,3 – 6,8 persen, mencapai 7 persen pada tahun 2015 dan minimal 7 persen pada tahun
2014. Inflasi: rata-rata 4 – 6 persen, pengangguran: 5 – 6 persen pada tahun 2014, dan
kemiskinan: 8 – 10 persen pada tahun 2017.
Prioritas KETAHANAN PANGAN dalam Buku I rancangan RPJMN 2013-2018
memiliki 6 (enam) Substansi Inti yaitu:
1). Lahan, Pengembangan Kawasan dan Tata Ruang Pertanian Penataan regulasi untuk
menjamin kepastian hukum atas lahan pertanian, Pengembangan areal pertanian baru
seluas 2 juta hektar, dan Penertiban serta optimalisasi penggunaan lahan terlantar.
2). Infrastruktur
Pembangunan dan pemeliharaan sarana transportasi dan angkutan, pengairan,
jaringan listrik, serta teknologi komunikasi dan sistem informasi nasional yang
melayani daerah-daerah sentra produksi pertanian demi peningkatan kuantitas dan
kualitas produksi serta kemampuan pemasarannya.
3). Penelitian dan Pengembangan
Peningkatan upaya penelitian dan pengembangan bidang pertanian yang mampu
menciptakan benih unggul dan hasil penelitian lainnya menuju kualitas dan
produktivitas hasil pertanian nasional yang tinggi.
4). Investasi, Pembiayaan, dan Subsidi:
Dorongan untuk investasi pangan, pertanian, dan industri perdesaan berbasis produk
lokal oleh pelaku usaha dan pemerintah, penyediaan pembiayaan yang terjangkau,
serta sistem subsidi yang menjamin ketersediaan benih varietas unggul yang teruji,
pupuk, teknologi dan sarana pasca panen yang sesuai secara tepat waktu, tepat jumlah,
dan terjangkau.
5). Pangan dan Gizi
Peningkatan kualitas gizi dan keanekaragaman pangan melalui pola pangan harapan.
6). Adaptasi Perubahan Iklim
Pengambilan langkah-langkah konkrit terkait adaptasi dan antisipasi sistem pangan
dan pertanian terhadap perubahan iklim.
Dalam Rancangan RPJMN 2014-2019 (Buku I), disamping Prioritas Nomor 5.Ketahanan
Pangan, Kementerian Pertanian juga mendapat amanah untukterlibat dalam pelaksanaan
Prioritas Nasional Nomor 1. Reformasi Birokrasidan Tata Kelola, Nomor 8. Energi, dan
Nomor 9. Lingkungan Hidup danPengelolaan Bencana.Disamping terlibat dalam
pencapaian Prioritas Nasional (RPJMN 2014-2019,Buku I), pembangunan pertanian
ditempatkan pada kelompok pembangunanBidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Hidup (RPJMN 2014-2019 ) dengan 7 Prioritas Bidang yaitu:1) Peningkatan Ketahanan
Pangan dan Revitalisasi Pertanian,Perikanan dan Kehutanan2) Peningkatan Ketahanan
dan Kemandirian Energi3) Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan
Pertambangan4) Perbaikan Kualitas Lingkungan Hidup5) Peningkatan Konservasi dan
Rehabilitasi Sumber Daya Hutan6) Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan
7) Peningkatan Kualitas Informasi Iklim dan Bencana Alam
Dari 7 Prioritas Bidang tersebut, yang terkait dengan Kementerian Pertanian utamanya
adalah Peningkatan Ketahanan Pangan, dan Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan
Perkebunan
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Penggunaan Lahan
Kabupaten Bangkalan merupakan pintu gerbang menuju Pulau Madura dan Wilayah
Undonesia Timur mempunya pengembangan yang cukup prospektif dengan luas wilayah
sebesar 1.260,14 km2 yang diperuntukkan untuk kawasan permukiman, perdagangan dan
jasa, pertanian, kwasan militer, dan lain – lain.
Penggunaan lahan di kabupaten Bangkalan masih didominasi oleh kegiatan pertanian
berupa pertanian sawah irigasi, lahan kering, perkebunan, maupun tegalan. Dalam
perkembangannnya, penggunaan lahan di Kabupaten Bangkalan mengalami perubahan
terkait dengan pemanfaatan lahan, yaitu untuk lahan permukiman, fasilitas umum
maupun untuk perkembangan industri. Pemanfaatan lahan yang cukup terlihat adalah
pengembangan kawasan Suramadu maka kawasan tersebut dikembangkan sebagai
kawasan terpadu khususnya disekitar jembatan Suramadu.
Saat ini kawasan tersebut masih belum dikembangkan secara maksimal, lahan yang ada
disepanjang kanan kiri jalur menuju jembatan masih kosong yang masih dimanfaatkan
untuk kegiatan pertanian maupun tegalan. Secara umum pola pemanfaatan lahan di
Kabupaten Bangkalan cenderung membentuk pola linier, yaitu mengikuti jaringan jalan.
Secara garis besar penggunaan lahan di Kabupaten Bangkalan dibagi – bagi dalam
beberapa kawasan. Terkait dengan kawasan yang berhubungan dengan pertanian dan
perkebunan adalah :
A.Kawasan Budidaya
Kawasan budi daya dipetakan atas kawasan hutan produksi, kawasan pertanian tanaman
pangan, kawasan perikanan, kawasan perkebunan, kawasan peternakan, kawasan
pariwisata, kawasan permukiman, kawasan perindustrian, kawasan pertambangan,
kawasan perdagangan, kasasan jasa, serta kawasan fasilitas umum.
B.Kawasan Pertanian Tanaman Pangan
Kawasan Pertanian tanaman pangan seluas 30.002,00 Ha yang terbagi atas kawasan
pertanian lahan basah dan kawasan pertanian lahan kering. Kawasan lahan basah, terletak
di kecamatan Bangkalan, Kamal, Socah, Geger, Blega, Kwanyar dan Modung.
Sedangkan kawasan Pertanian lahan kering terdapat di semua Kecamatan.
C.Kawasan Agropolitan
Kawasan agropolitan merupakan wadah dari suatu obyek atau kegiatan tertentu yang ada
maupun yang terjadi. Ruang pada Kawasan agropolitan mewadahi aktifitas agribisnis
sebagai suatu sistem. Kawasan pengembangan agropolitan terpilih di Kabupaten
Bangkalan meliputi kecamatan Socah-Bangkalan-Burneh (SOBURBANG), kecamatan
Socah sebagai pusat kota tani di Kawasan agropolitan SOBURBANG (disebut kota tani
utama). Adapun struktur tata ruang agropolitan SOBURBANG, ditetapkan berdasarkan
kebutuhan ruang untuk mewadahi kegiatan agribisnis
Ruang Terbuka Hidup
RTH ( Ruang Terbuka Hijau ) adalah ruang-ruang dalam kota bentuk area/kawasan
maupun dalam bentuk areal memanjang.jalur dimana dalam penggunaanya lebih bersifat
terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan dan dalam pemanfaatannya lebih bersifat
pengisian hijau tanaman atau tumbuh – tumbuhan secara alamiah ataupun budidaya
tanaman (Peraturan Pemerintah RI No.63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota), maka dalam
hal ini Pemerintah Kabupaten Bangkalan telah menerbitkan Peraturan Bupati No 45
Tahun 2001 tentang Penyediaan Ruang Terbuka Hijau.
Tujuan dari penyelenggaraan hutan kota menurut Peraturan Pemerintah tersebut adalah
antara lain :
a. Menekan/mengurangi peningkatan suhu udara di perkotaan
b. Menekan/mengurangi pencemaran udara (kadar karbon monoksida dan debu)
c. Mencegah terjadinya penurunan air tanah dan permukaan tanah
d. Mencegah terjadinya banjir atau genangan dan kekeringan
Air Limbah Domestik
Sumber air limbah domestik adalah seluruh buangan air yang berasal dari seluruh
kegiatan pemukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, asrama yangmelipiti
limbah buangan kamar mandi, toilet, dapur dan air bekas pencucian pakaian. Berbagai
macam sumber pencemar menunjukkan bahwa konsentrasi senyawa pencemar sangat
bervariasi,tergantung sumber air limbahnya.
Jumlah penduduk Kabupaten Bangkalan pada Tahun 2011 berjumlah 1.308.414 jiwa,
dimana jumlah ini setiap tahunnya akan mengalami peningkatan, yang secara otomatis
akan meningkatkan buangan limbah cair domestik, sehingga akan berpengaruh terhadap
lingkungan.
Jika kebutuhan air bersih tiap orang 100 – 200 liter/org/hari sedangkan jumlah penduduk
kabupaten Bangkalan tahun 2011 berjumlah 1.308.414 jiwa maka limbah cair domestik
yang dihasil adalah 13.084.14 liter/hari
Sampah/Limbah Padat
Salah satu isu lingkungan yang berkembang adalah jumlah timbunan samapah yang
semakin meningkat. Kepadatan penduduk dan perkembangan perekonomian perkotaan
meningkatkan volume sampah baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sebagaimana kita maklumi munculnya sampah akan tetap ada selama masih ada
kehidupan. Timbunan sampah akan terus meningkat tidak saja sejalan dengan
meningkatnya jumlah tetapi juga meningkat sejalan pola dengan hidup masyarakat.
Disamping itu pembuangan sampah ke TPA tidak lepas dari persoalan pencemaran
lingkungan apalagi kalau masih menggunakan metode open dumping. Persoalan
lingkungan dapat disebabkan karena air lindi maupun gas metan yang lepas ke udara.
Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3)
Bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah bahan yang sifat atau konsentrasinya dan/atau
jummlahnya, membahayakan lingkungan, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk lainnya. B3 umumnya digunakan pada sektor industry, pertanian, pertambangan
dan rumah tangga. Penggunaan B3 pada berbagai sektor tersebut akan menghasilkan
limbah B3, yang mana limbah limbah B3 memerlukan pengelolaan lebih lanjut.
Adapun upaya pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun yang telah dilakukan Pemerintah
Kabupaten Bangkalan adalah :
a. Inventarisasi kegiatan/industri B3
b. Menyiapkan perijinan dengan dokumen lingkungan
c. Inventarisasi jumlah b3 yang dipakai oleh Non Industri/kegiatan
d. Pemantauan tentang penyimpanan B3 serta penyiapan tanggap darurat B3
Keanekaragaman Hayati
Sumber daya hayati di wilayah Kabupaten Bangkalan dengan daratan yang cukup luas
dan dengan panjang garis pantai 125 km, tentu saja memiliki keanekaragaman hayati
yang cukup banyak. Keanekaragaman hati jenis flora dan fauna yang dimiliki oleh
Kabupaten Bangkalan sampai saat ini belum terindifikasi jenis dan manfaatnya secara
menyeluruh, akan tetapi keanekaragaman hayati yang ada diyakini akan menjadi modal
dasar pengembangan berbagai keperluan yang mempunyai nilai ekonomis.
Kabupaten Bangkalan memiliki sumber daya hayati yang beraneka ragam dan tersebar
pad 18 kecamatan. Jumlah populasi keanekaragaman hayati dipengaruhi oleh faktor
lingkungan disekitarnya. Keterjagaan populasi keanekaragaman hayati jenis flora dan
fauna sangat bergantung kepada perbuatan manusia dalam pengembangan Pembangunan.
Adapun sumber daya hayati yang dilindungi jenis flora dan fauna adalag sebagaimana
tabel di bawah ini :
Tabel Sumber Daya Hayati No Golongan Nama Spesies Status 1 Hewan menyusui Sapi Madura Endemik
2 Burung Glatik Terancam
3 Reptil Biawak Terancam
4 Amphibi Kura kura Terancam
5 Ikan Kerang Sempeng Terancam
6 Keong Keong Raja Endemik
7 Serangga Kupu kupu Berlimpah
8 Tumbuh tumbuhan Salak Kramat
Melati Rato Ebu
Endemik
Endemik
Sumber: Dispertapahorbun
Flora yang menjadi andalan Kabupaten Bangkalan dan dilindungi adalah Melati Rato Ebu
dan Salak Kramat. Kedua populasi komoditas tersebut fluktuatif karena banyaknya
permintaan baik Regional maupun Nasional, konon pada zaman pemerintahan orde baru
sampai sekarang Melati Rato Ebu menjadi pilihan utama bagi Ibu Negara dan setiap hari
petani Melati Rato Ebu menyiapkan dan mengirimkan komoditi tersebut
Adapun upaya pelestarian keanekaragaman hayati yang dilakukan oleh Dinas Pertanian
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan adalah :
a. Melindungi flora dan fauna yang telah ditetapkan dan dilindungi oleh Undang –
undang
b. Melestarikan berbagai bentuk kehidupan biodiversity/pelestarian keanekaragaman
hayati
c. Pengembangan Bioteknologi
d. Melakukan penelitian terhadap jenis flora dan fauna
e. Menyusun Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Bangkalan
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis
Issue Strategis Bidang Pertanian dan perkebunan
Berdasarkan telaahan permasalahan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pertanian
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan, serta telaahan
Visi, Misi, dan Program Bupati dan Wakil Bupati Bangkalan, juga berdasarkan telaahan
Renstra K/L dan RTRW Kabupaten Bangkalan, maka ditentukan Isu Strategis pada Dinas
Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan sebagai
berikut :
A.Terbatasnya kualitas SDM yang ada
B.Anomali Iklim
C.Sarana dan Prasarana kurang memadai
D.Terjadinya Alih Fungsi Lahan Pertanian
E.Belum stabilnya harga dan ketersediaan terutama pada masa tanam
Selanjutnya, akan dijabarkan satu persatu tentang latar belakang munculnya isu – isu
A.Strategis tersebut, sebagai berikut :
Terbatasnya kualitas SDM yang ada;
Berdasarkan data yang ada bahwa tingkat Pembangunan Manusia di Kabupaten
Bangkalan yang ditunjukkan dengan Indek Pembangunan Manusia menunjukkan bahwa
meningkat dari tahun ke tahun yaitu: sebesar 60,24%pada tahun 2005 menjadi sebesar
62,72% pada tahun 2006, pada tahun 2007 meningkat menjadi 62,97%, menjadi 63,40%
pada tahun 2008, serta meningkat sebesar 64% pad tahun 2009, dan pada tahun 2010
menjadi 64,51%. Angka terakhir IPM pada tahun 2011 menunjuk sebesar 65,36%
Pada bidang Pertanian dan perkebunan Sumber Daya Manusia yang dimiliki untuk
petugas Lapangan adalah sebagai berikut :
a. Mantan : 18 Orang
Pembantu mantan : 8 Orang
b.Petugas PPL : 82 Orang
Dengan tenaga Mantri tani dan Pembantu Mantri tani total sebanyak 26 orang, masih
dirasakan kurang untuk melayani 18 kecamatan dengan total area pertanian sebesar
30.002,4 Ha untuk lahan pertanian tehnis dan stengah tehnis.
Begitu pula yang terjadi pada petugas PPL yang hanya berjumlah 89 belum mampu
mencukupi kebutuhan PPL yang harus memenuhi 1 PPL untuk 1 Desa. Masih terjadi
kekurangan sebanyak 192 orang PPL agar mampu menangani jumlah Des/Kelurahan di
Kabupaten Bangkalan sebanyak 281 Desa/Kelurahan.
B.Anomali Iklim,
Iklim di Kabupaten Bangkalan terbagi menjadi 2 (dua) musim yang sangat jelas yaitu
musim penghujan dan musim kemarau. Berdasarkan klasifikasi oldeman tipe iklim
pertanian di Kabupaten Bangkalan termasuk tipe D4 yang dicirikan atas 3 hingga 4 bulan
basah dan 4 hingga 6 bulan kering. Bulan basah curah hujannya rata-rata 200 mm/bulan,
sedangkan bulan kering adalah < 100 mm/bulan.
Fenomena perubahan iklim mulai dirasakan sejak tahun 2008 sampai dengan saat ini.
Perubahan iklim yang tidak dapat diprediksi mengakibatkan kekacuan dalam kalender
pertanian yang biasa dipedomi oleh petani. Kalender pertanian ini menjadi sangat penting
dalam menentukan jadwal bercocok tanam dengan jenis komoditi yang sesuai dengan
kondisi iklim yang akan tiba. Ketidak pastian musim pada jadwal tanam berikutnya
mengakibatkran kegagalan tanam dan kegagalan panen karena ketida sesuaian musim
dengan komoditas yang ditanam.
Pada tahun 2009 -2011 hampir semua musim hanya mengalami musim basah, sehingga
komoditas hortikultura menjadi tidak muncul, tetapi sangat menguntungkan komoditas
padi yang rata – rata dapat menanam 2 kali pada setiap tahunnya. Sedangkan komoditas
palawijaya mengalami kegagalan tanam dan kegagalan panen. Begitu pula munculnya
penyakit dan hama tanaman karena fenomena iklim yang tidak menentu. Merebaknya
wereng coklat , walang sengit, penggerek batang, santomonax, helmintos orium dan tikus
dan terjadinya banjir ROB (air laut pasang) masuk pada areal tanam terjuga sebagai
akibat dari kekacauan musim / iklim yang terjadi;
C.Sarana dan Prasarana kurang memadai;
Kebutuhan sarana dan prasaran bidang pertanian dan perkebunan dibagi dalam 2
katergori, yaitu katergori I (pertama) adalah kebutuhan sarana prasarana pada Dinas
Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan dan Kebutuhan kategori II
(dua) adalah kebutuhan sarana dan prasarana dilapangan.
Pada kebutuhan sarana dan prasarana pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan dapat dijelaskan pada tabel dibawah ini :
NO. NAMA BARANG JUMLAH KEADAAN
ALAT-ALAT KANTOR 1. Meja Tulis 78 Buah Baik 2. Kursi 37 Buah Baik 3. Filing Kabinet 30 Buah Baik 4. Kursi/Meja Tamu 4 Stel Baik 5. Lemari 4 Buah Baik 6. Kipas Angin 9 Buah Baik 7. Meja Pertemuan 8 Buah Baik 8. Televisi 2 Buah Baik 9. Brankas 9 Buah Baik
10. Mesin Ketik 6 Buah Baik 11. Over Head Projector 1 Unit Baik 12. Sound Sistem 2 Unit Baik 13. Komputer 9 Unit Baik 14. Laptop / note book 1 buah Baik 15. Kapak 3 Buah Baik 16. Kulkas 10 Buah Baik 17. Telepon 2 Buah Baik 18. Gambar Presiden 2 Buah Baik 19. Gambar Bupati 1 Buah Baik 20. Mobil Dinas 2 Buah Baik 21. Sepeda Motor 34 Buah Baik,4 buah milik Tk.II 22. Faxsimile 1 buah Baik 23. Pemotong rumput 1 buah Baik 24. Jam dinding 7 Buah Baik 25. Meja Pingpong 1 set Baik
ALAT-ALAT PERTANIAN & PERKEBUNAN 51. Hand Traktor 396 unit 51 Rusak 52. Hand Sprayer 756 unit 82 Rusak 53. Alat Pengupas 29 unit 5 Rusak 54. PompaAir (2,3,4,5,5,6PK) 576 unit 88 Rusak 55. Pompa Air P2AT 54 unit 7 Rusak 56. Timbangan Besar 5 unit Baik 57. Mesin Tetas 30 unit Baik 58. Selang Spiral - Baik 59. Selang Pengairan 8 unit Baik 60. Cangkul 27 buah Baik 61. Skrop 27 buah Baik 62. Sabit 24 buah Baik 63. Cap Daging 15 buah Baik 64. Cap Bakar 15 buah Baik 65. Alat gledeg 7 buah Baik 66. Alat Perontok kedele 2 unit Baik
TANAH/LAHAN SERTA BANGUNAN 67. Tanah 17 petak Baik, 8 petak milik Tk.II 68. Bangunan Gedung 17 buah Baik, 6 buah milik Tk.II
D.Terjadinya Alih Fungsi Lahan Pertanian;
Seiring pertumbuhan populasi dan perkembangan peradaban manusia, penguasaan dan
penggunaan lahan mulai terusik. Keterusikan ini akhirnya menimbulkan kompleksitas
permasalahan akibat pertambahan jumlah penduduk, penemuan dan pemanfaatan
teknologi, serta dinamika pembangunan. Lahan yang semula berfungsi sebagai media
bercocok tanam (pertanian), berangsur-angsur berubah menjadi multifungsi
pemanfaatan. Alih fungsi lahan pertanian merupakan ancaman terhadap pencapaian
ketahanan dan kedaulatan pangan.
Alih fungsi lahan mempunyai implikasi yang serius terhadap produksi pangan,
lingkungan fisik, serta kesejahteraan masyarakat pertanian dan perdesaan yang
kehidupannya bergantung pada lahannya. Alih fungsi lahan-lahan pertanian subur selama
ini kurang diimbangi oleh upaya-upaya terpadu mengembangkan lahan pertanian melalui
pencetakan lahan pertanian baru yang potensial.
Di sisi lain, alih fungsi lahan pertanian pangan menyebabkan makin sempitnya luas lahan
yang diusahakan dan sering berdampak pada menurunnya tingkat kesejahteraan petani.
Oleh karena itu, pengendalian alih fungsi lahan pertanian pangan melalui perlindungan
lahan pertanian pangan merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan ketahanan dan
kedaulatan pangan, dalam rangka meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan petani
dan masyarakat pada umumnya.
Berfungsi jembatan SURAMADU yang sudah beroperasional secara aktif telah
mendorong investasi pada Kabupaten Bangkalan. Berdasarkan data yang dikumpulkan
oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, penggunaan lahan
pertanian untuk kebutuhan investasi di Kabupaten Bangkalan untuk akses SURAMADU
sebesar 66 Ha ( enam puluh enam hektar ) dan untuk pemanfaatan areal pertanian di
sekitar akses SURAMADU adalah sebesar 45,3111 Ha ( empat puluh lima Hektar koma
tiga ribu seratus sebelas meter persegi ), jadi total alih fungsi lahan pada akses dan sekitar
akses SURAMADU adalah sebesar 111,3111 Ha ( seratus sebelas hektar koma tiga ribu
seratus sebelas meter persegi ) atau setara dengan produksi padi sebesar 612 ton per
musim tanam.
Pemanfaatan lahan pertanian untuk kebutuhan investasi semestinya juga harus
memperhatikan terhadap dampak ketersediaan lahan pertanian untuk produksi dan
produktivitas tanaman pangan terutama padi untuk mendukung ketahanan pangan dan
ketahanan pangan yang berkelanjutan. Keberadaan Undang – undang No. 41 Tahun 2009
tentang lahan tanaman pangan berkelanjutan adalah sebagai salah satu upaya dari
pemerintah pusat untuk melindungi lahan tanaman pangan yang berkelanjutan,
hendaknya harus cepat ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bangkalan
dengan pembuatan Perda yang mendukung implementasi dari UU No, 41 Tahun 2009
tersebut.
Perubahan fungsi lahan pada Tahun 2012 terjadi pada lahan sawah :
o Berubah menjadi lahan pekarangan seluas 109 Ha.
- Berubah menjadi jalan raya (Akses Suramadu) seluas 112 Ha.
- Sawah tadah hujan menjadi perumahan seluas 121 Ha.
- Sawah tehnis menjadi perumahan seluas 20 Ha
E.Belum stabilnya harga dan ketersediaan terutama pada saat masa tanam;
Masalah utamanya yang usaha pertanian dan perkebunan adalah tidak stabilnya harga
sebagai akibat dari sosial politik ekonomi yang banyak dipengaruhi oleh kebutuhan
pangsa pasar, yaitu barang tersedia dan permintaan pasar ( supply and demand).
Keterbatasan permodalan yang dimiliki oleh petani dan peternak masih merupakan
celah yang dapat dimanfaatkan oleh para tengkulak atau pengijon untuk membeli
produk pertanian dan perkebunan langsung kepada petani dan peternak dengan harga
yang sangat rendah. Sebagai akibatnya, petani tidak mampu memiliki modal untuk
melakukan kegiatan usaha pertanian dan perkebunan pada masa tanam berikutnya.
Keadaan seperti ini menjadi siklus tahunan dan sangat merugikan kepada petani dan
peternak yang kebanyakan kepemilikan lahan pertanian dan usaha peternakan di
bawah rata-rata. Untuk kepemilikan lahan pertanian rata – rata masih dibawah 0,5 Ha
dan untuk kepemilikan ternak masih dibawah 5 ekor.
Ketersediaan sarana produksi untuk masa tanam juga sangat dipengaruhi oleh perilaku
ambil untung dari pelaku pelaku pemilik modal yang mempunyai usaha di bidang
sarana produksi (pupuk, benih,dan obat obatan). Hal ini berlaku sesuai dengan
mekanisme supply and demand yang sangat tidak menguntungkan bagi petani dan
peternak.
Upaya mewujudkan agroindustri yang berdaya saing dihadapkan pada permasalahan
kurangnya kontinuitas pasokan bahan baku yang bermutu dan dalam jumlah yang
sesuai kebutuhan kapasitas terpasang.
Skala pengusahaan komoditas dalam skala yang kecil dan lokasinya tersebar,
keragaman varietas/klon, penerapan teknologi budidaya dari pra panen sampai pasca
panen yang beragam, waktu panen yang tidak sesuai dengan kapasitas kerja industri,
keterbatasan sarana pergudangan yang dapat menjaga mutu produk serta jauh dan
buruknya jalan distribusi dan sistem transportasi bahan baku kesemuanya merupakan
faktor penyebab agroindustri belum dapat beroperasi secara efisien.
Tantangan ke depan yang harus dihadapi adalah bagaimana mengembangkan budidaya
komoditas di on-farm yang sesuai dengan prasyaratan agroindustri skala besar,
memperbaiki infrastruktur transportasi hingga ke sentra produksi, mengembangkan
agroindustri skala kecil di pedesaan yang terintegrasi dalam pengembangan yang
berskala kawasan.
Di samping itu kerja sama antar kawasan untuk menumbuhkan agregat permintaan
pasar dalam skala wilayah juga sangat diperlukan untuk mengembangkan agroindustri
yang berlokasi di pusat-pusat pertumbuhan baru
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Strategi
Dalam rangka menjembatani makna yang terkandung dalam rumusan visi dan misi yang
telah dikemukakan pada Bab sebelumnya, tentunya diperlukan penjabaran lebih lanjut.
Oleh karena itu, Bab ini akan menguraikan strategi yang akan dilakukan guna
mendiskripsikan “cara/langkah logis” yang akan dilakukan dalam rangka menggeser
kondisi obyektif yang terjadi saat ini menuju kondisi yang diharapkan di masa depan.
Berdasarkan Pasal 1 angka 14 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor : 8 tahun 2008
tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah, telah didefinisikan bahwa yang dimaksud dengan strategi adalah
langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.
Mempertimbangkan definisi “strategi” sebagaimana diadopsi dari kedua ketentuan di
atas, dapat dipahami bahwa perumusan strategi dalam lingkup ini, perlu dilakukan agar
dapat memberikan informasi secara kongkrit dalam konteks pendayagunaan potensi yang
dimiliki jika dikorelasikan secara signifikan terhadap pencapaian visi dan misi melalui
perumusan tujuan dan sasaran pada masing-masing misi yang telah ditetapkan.
Arah Kebijakan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 8 tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,
telah didefinisikan bahwa yang dimaksud dengan kebijakan adalah arah/tindakan yang
diambil pemerintah daerah untuk mencapai tujuan.
Dengan mempertimbangkan definisi “kebijakan” sebagaimana dituangkan dalam
Peraturan Pemerintah di atas, rumusan Arah Kebijakan yang akan dikemukakan dalam
lingkup ini, dipetakan berdasarkan urusan Pemerintahan sebagaimana diamanahkan oleh
Peraturan Perundang-undangan.
Berdasarkan Visi, Misi, tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan dan
mencermati isu – isu strategis, permasalahan-permasalahan yang dihadapi, peluang,
ancaman maka dirumuskan strategi dan arah kebijakan pembangunan Pertanian dan
perkebunan
Strategi dan Arah Kebijakan Misi III
Misi III: Meningkatkan sarana dan prasarana bidang pertanian dan perkebunan
bertujuan untuk :
Mewujudkan pemenuhan sarana dan prasarana yang sesuai dengan kondisi kebutuhan
daerah di bidang pertanian dan perkebunan kabupaten Bangkalan
Telah dirumuskanSasaran yang akan dicapai dari tujuan diatas adalah :
1. Meningkatnya infrastruktur dan konversi sumber daya daya air
dengan Strategi:
Peningkatan infrastruktur sumber daya air dan Irigasi,
Arah kebijakannya adalah :
a. Pembangunan/Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)
b. Pompanisasi Untuk Pertanian
c. Pembangunan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani
d. Pembangunan /Rehabilitasi Dam Parit
e. Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah Dalam
f. Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah Dangkal/Sumur Pantek
Strategi dan Arah Kebijakan Misi III
Misi III: Meningkatkan produktifitas, produksi, dan mutu produk pertanian serta
perkebunan, berkelanjutan, berbasis spesifik lokasi dan komoditi lokal
bertujuan untuk:
Peningkalatan produktivitas dan produksi pertanian serta peternakan yang berkualaitas,
menggunakan komoditas lokal sesuai dengan potensi wilayah,
Telah dirumuskanSasaran yang akan dicapai adalah :
1. Peningkatan Produksi Pertanian dan perkebunan
dengan Strategi:
Mewujudkan pemanfaatan teknologi terapan dan teknologi pertanian dan perkebunan,
Arah Kebijakan:
a. Pembangunan dan Pengadaan,pupuk,pestisida dan benih
b. Pengadaan sarana teknologi pertanian dan perkebunan tepat guna
c. Pelatihan Penerapan Bioteknologi Pertanian
d. Penyediaan Peralatan dan Mesin Pra Panen, Pasca Panen dan Pengolah Hasil
Pertanian
BAB VIII
PENUTUP
Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Kabupaten Bangkalan tahun 2018-2023 telah disusun dengan mengacu kepada RPJMD
Kabupaten Bangkalan Tahun 2018-2023 dengan memperhatikan perkembangan
lingkungan strategis yang terjadi dan diperhitungkan akan berpengaruh terhadap Bidang
Ketahanan Pangan.
Dokumen Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan tahun 2018-2023 ini, memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi (cara
mencapai tujuan dan sasaran) yang dijabarkan ke dalam kebijakan dan program. Sasaran
dan programyang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis ini kemudian akan dijabarkan
lebih lanjut kedalam suatu Rencana Kinerja Tahunan (RKT). Rencana Strategis ini
merupakan langkah awal untuk melakukan Pengukuran Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan.
Dokumen Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan tahun
2018-2023 ini, telah memuat kebijakan dan program yang sejalan dengan pelaksanaan
reformasi birokrasi sesuai dengan perubahan paradigma yang terjadi. Dengan demikian
diharapkanberbagai kebijakan dapat dihasilkan dengan baik diantaranya meliputi:
peningkatan pencegahan KKN, penataan kelembagaan, penataan danpeningkatan
kapasitas SDM, serta peningkatan pelayanan publik.
Untuk mewujudkan berbagai perubahan sesuai paradigma tersebut, diperlukan proses,
waktu dan konsistensidalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, dengan adanya
perencanaan yang lebih terarah dan didukung iklim yangkondusif, maka pelaksanaan
reformasi birokrasi ke depan dapat dilakukan secara sistemik, bertahap,
danberkesinambungan guna mewujudkan good governance, untuk itu ditetapkan kaidah-
kaidah pelaksanaan sebagai berikut :
1. Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten
Bangkalan berkewajiban menyusun Rencana Strategis yang memuat visi, misi,
tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pokok pembangunan sesuai
Tugas dan Fungsi yang disusun dengan berpedoman pada RPJMD Kabupaten
Bangkalan Tahun 2018-2023 yang akan jadi pedoman dalam menyusun Rencana
Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten
Bangkalan.
2. Seluruh jajaran dilingkungan Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Kabupaten Bangkalan melaksanakan program – program dalam
Renstra dengan sebaik -baiknya.
3. Sebagai Pedoman menyusun Rencana Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan Tahun 2018-2023 sehingga
merupakan suatu dokumen yang diformalkan dalam kaitannya dengan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sesuai Inpres Nomor : 7 tahun 1999
yang diwajibkan kepada semua Instansi Pemerintah untuk menyusunnya secara
berjenjang.
KEPALA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN
PERKEBUNAN KABUPATEN BANGKALAN
Ir. ABDULLAH FANANI Pembina Utama Muda
NIP. 19590722 199303 1 002
KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
KABUPATEN BANGKALAN NOMOR : 520/Kpts/ /433.119/ 2017
TENTANG
REVISI PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA
DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANGKALAN
KEPALA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
Menimbang : a. bahwa salah satu upaya meningkatkan akuntabilitas kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan adalah dengan ditetapkannya Indikator Kinerja Utama sebagai dasar pengukuran keberhasilan pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan ;
b. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 4 ayat (3)Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor ; PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, Bupati wajib menetapkan Indikator kinerja Utama untuk Pemerintah Daerah ‘
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud di dalam huruf a dan b, perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang pembentukan Daerah-daerah Kabupaten/Kota dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur (diumumkan tanggal 8 Agustus 1950) ;
2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421) ;
3. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844) ;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585) ;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentangTahapan, Tata cara, Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah ;
6 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor ; PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah ;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara, Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah ;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Bangkalan Nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bangkalan Tahun 2013 – 2018.
9. Peraturan Daerah No.12 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas PERDA No.2 Tahun 2013 tentang RPJMD Kabupaten Bangkalan tahun 2013-2018
MEMUTUSKAN :
Menetapkan: Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan Tentang Indikator Kinerja Utama Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan ini, yang dimaksud dengan : 1. Satuan Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat OKPD adalah
Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan ;
2. Indikator Kinerja Utama yang selanjutnya disebut IKU adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi ;
3. IKU Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan ;
4. IKU SKPD adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis SKPD ;
5. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disebut RPJMD adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bangkalan ;
6. Kinerja Organisasi adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan organisasi sebagai penjabaran dari visi, misi dan strategi organisasi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan ;
7. Sasaran strategis adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan.
BAB II
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP Pasal 2
Tujuan penetapan IKU adalah : a. Untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam
menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik, dan b. Untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran
strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja.
Pasal 3 (1) IKU Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten
Bangkalan adalah tercantum dalam Lampiran I yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan ini.
Pasal 4 (1) IKU Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten
Bangkalan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan
BAB III DASAR KEGUNAAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Pasal 5 IKU wajib digunakan sebagai dasar untuk : a. Menetapkan Rencana Kinerja Tahunan ; b. Menyusun Dokumen Penetapan Kinerja ; c. Menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja ; dan d. Melakukan evaluasi pencapaian kinerja.
Bab IV PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Pasal 6 (1) Penetapan IKU Pemerintah Daerah mengacu pada RPJMD Kabupaten Bangkalan
Tahun 2013 – 2018 ; (2) Penetapan IKU SKPD mengacu pada IKU Pemerintah Daerah dan Rencana Strategis
SKPD Tahun 2013 – 2018 ; (3) IKU pada setiap tingkatan unit organisasi meliputi indikator kinerja keluaran (output)
dan hasil (outcome)dengan ketentuan sebagai berikut : a. IKU Pemerintah Daerah paling kurang memuat indikator hasil (outcome) ; dan b. IKU SKPD paling kurang memuat indikator keluar (output) sesuai dengan urusan,
fungsi dan tugas. (4) Penetapan IKU selain mengacu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
juga mempertimbangkan beberapa hal, yaitu : a. Kebutuhan informasi kinerja untuk penyelenggaraan akuntabilitas kinerja ; b. Kebutuhan data statistik pemerintah ; dan c. Kelaziman pada bidang tertentu dan perkembangan ilmu pengetahuan.
BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 7 (1) Pembinaan atas pelaksanaan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman
Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan ini dilakukan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan.
(2) Pengawasan atas pelaksanaan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan ini dilakukan pengawasan.
Ditetapkan di : BANGKALAN Pada Tanggal : 17 Juli 2017
KEPALA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
KABUPATEN BANGKALAN
Ir. A.FANANI Pembina Utama Muda
NIP. 19590722 199303 1 002
KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
KABUPATEN BANGKALAN NOMOR : 520/Kpts/ /433.119/ 2019
TENTANG
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA
DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANGKALAN
KEPALA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
Menimbang : a. bahwa salah satu upaya meningkatkan akuntabilitas kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan adalah dengan ditetapkannya Indikator Kinerja Utama sebagai dasar pengukuran keberhasilan pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan ;
b. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 4 ayat (3)Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor ; PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, Bupati wajib menetapkan Indikator kinerja Utama untuk Pemerintah Daerah ‘
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud di dalam huruf a dan b, perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang pembentukan Daerah-daerah Kabupaten/Kota dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur (diumumkan tanggal 8 Agustus 1950) ;
2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421) ;
3. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844) ;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585) ;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentangTahapan, Tata cara, Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah ;
6 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor ; PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah ;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara, Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah ;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Bangkalan Nomor ...... Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 – 2023.
MEMUTUSKAN : Menetapkan: Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Kabupaten Bangkalan Tentang Indikator Kinerja Utama Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan tahun 2018 -2023
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan ini, yang dimaksud dengan : 1. Satuan Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat OKPD adalah
Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan ;
2. Indikator Kinerja Utama yang selanjutnya disebut IKU adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi ;
3. IKU Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan ;
4. IKU SKPD adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis SKPD ;
5. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disebut RPJMD adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bangkalan ;
6. Kinerja Organisasi adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan organisasi sebagai penjabaran dari visi, misi dan strategi organisasi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan ;
7. Sasaran strategis adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan.
BAB II
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP Pasal 2
Tujuan penetapan IKU adalah : a. Untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam
menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik, dan b. Untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran
strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja.
Pasal 3 (1) IKU Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten
Bangkalan adalah tercantum dalam Lampiran I yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan ini.
Pasal 4 (1) IKU Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten
Bangkalan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan
KEPALA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
KABUPATEN BANGKALAN
Ir. A.FANANI Pembina Utama Muda
NIP. 19590722 199303 1 002
BAB III DASAR KEGUNAAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Pasal 5 IKU wajib digunakan sebagai dasar untuk : a. Menetapkan Rencana Kinerja Tahunan ; b. Menyusun Dokumen Penetapan Kinerja ; c. Menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja ; dan d. Melakukan evaluasi pencapaian kinerja.
Bab IV PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Pasal 6 (1) Penetapan IKU Pemerintah Daerah mengacu pada RPJMD Kabupaten Bangkalan
Tahun 2018 – 2023 ; (2) Penetapan IKU SKPD mengacu pada IKU Pemerintah Daerah dan Rencana Strategis
SKPD Tahun 2018 – 2023 ; (3) IKU pada setiap tingkatan unit organisasi meliputi indikator kinerja keluaran (output)
dan hasil (outcome)dengan ketentuan sebagai berikut : a. IKU Pemerintah Daerah paling kurang memuat indikator hasil (outcome) ; dan b. IKU SKPD paling kurang memuat indikator keluar (output) sesuai dengan urusan,
fungsi dan tugas. (4) Penetapan IKU selain mengacu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
juga mempertimbangkan beberapa hal, yaitu : a. Kebutuhan informasi kinerja untuk penyelenggaraan akuntabilitas kinerja ; b. Kebutuhan data statistik pemerintah ; dan c. Kelaziman pada bidang tertentu dan perkembangan ilmu pengetahuan.
BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 7 (1) Pembinaan atas pelaksanaan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman
Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan ini dilakukan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan.
(2) Pengawasan atas pelaksanaan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan ini dilakukan pengawasan.
Ditetapkan di : BANGKALAN Pada Tanggal : 17 Juni 2019
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
KABUPATEN BANGKALAN
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN,
HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANGKALAN
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ir. A. FANANI Jabatan : Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
Nama : R. ABDUL LATIF AMIN IMRON
Jabatan : Bupati Bangkalan
Selaku atasan PIHAK PERTAMA, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan yang seharusnya sesuai
lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang
telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
PIHAK KEDUA akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang
diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Bangkalan, 2 Januari 2019
PIHAK KEDUA BUPATI BANGKALAN
PIHAK PERTAMA KEPALA DINAS PERTANIAN TANAMAN
PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
R. ABDUL LATIF AMIN IMRON Ir. A. FANANI NIP. 19590722 199103 1 019
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN,
HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANGKALAN
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : EDY SUHARTO W, S.Sos
Jabatan : Sekretaris Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
Nama : Ir. A. FANANI Jabatan : Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Selaku atasan PIHAK PERTAMA, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan yang seharusnya sesuai
lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang
telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
PIHAK KEDUA akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang
diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Bangkalan, 2 Januari 2019
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA KEPALA DINAS PERTANIAN TANAMAN
PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
SEKRETARIS DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN
PERKEBUNAN
Ir. A. FANANI NIP. 19590722 199103 1 019
EDY SUHARTO W, S.Sos NIP. 19660816 198809 1 001
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN,
HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANGKALAN
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : GEGER HERI SUSIANTO, SP, MMP
Jabatan : Kepala Bidang Tanaman Pangan
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
Nama : Ir. A. FANANI Jabatan : Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Selaku atasan PIHAK PERTAMA, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan yang seharusnya sesuai
lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang
telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
PIHAK KEDUA akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang
diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Bangkalan, 2 Januari 2019
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA KEPALA DINAS PERTANIAN TANAMAN
PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
KEPALA BIDANG TANAMAN PANGAN
Ir. A. FANANI NIP. 19590722 199103 1 019
GEGER HERI SUSIANTO, SP, MMP NIP. 19660807 199311 1 002
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN,
HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANGKALAN
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Drs. MUHAMMAD ISMAIL
Jabatan : Kepala Bidang Prasarana, Sarana dan Penyuluhan
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
Nama : Ir. A. FANANI Jabatan : Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Selaku atasan PIHAK PERTAMA, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan yang seharusnya sesuai
lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang
telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
PIHAK KEDUA akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang
diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Bangkalan, 2 Januari 2019
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA KEPALA DINAS PERTANIAN TANAMAN
PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
KEPALA BIDANG PRASARANA, SARANA DAN PENYULUHAN
Ir. A. FANANI NIP. 19590722 199103 1 019
Drs. MUHAMMAD ISMAIL NIP. 19640518 198603 1 014
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN,
HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANGKALAN
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : SAFITA MERIDIAN, STP, M.Eng
Jabatan : Kepala Bidang Hortikultura
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
Nama : Ir. A. FANANI Jabatan : Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Selaku atasan PIHAK PERTAMA, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan yang seharusnya sesuai
lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang
telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
PIHAK KEDUA akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang
diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Bangkalan, 2 Januari 2019
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA KEPALA DINAS PERTANIAN TANAMAN
PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
KEPALA BIDANG HORTIKULTURA
Ir. A. FANANI NIP. 19590722 199103 1 019
SAFITA MERIDIAN, STP, M.Eng NIP. 19810502 200501 2 013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN,
HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANGKALAN
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ir. SUMARMI, MM
Jabatan : Kepala Bidang Perkebunan
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
Nama : Ir. A. FANANI Jabatan : Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Selaku atasan PIHAK PERTAMA, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan yang seharusnya sesuai
lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang
telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
PIHAK KEDUA akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang
diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Bangkalan, 2 Januari 2019
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA KEPALA DINAS PERTANIAN TANAMAN
PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
KEPALA BIDANG PERKEBUNAN
Ir. A. FANANI NIP. 19590722 199103 1 019
Ir. SUMARMI, MM NIP. 19620224 199403 2 003
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN,
HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANGKALAN
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : SUKARDI, SE
Jabatan : Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
Nama : EDY SUHARTO W, S.Sos
Jabatan : Sekretaris Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Selaku atasan PIHAK PERTAMA, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan yang seharusnya sesuai
lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang
telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
PIHAK KEDUA akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang
diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Bangkalan, 2 Januari 2019
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA SEKRETARIS DINAS PERTANIAN
TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
KEPALA SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN
EDY SUHARTO W, S.Sos NIP. 19660816 198809 1 001
SUKARDI, SE NIP. 19650402 198903 1 013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN,
HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANGKALAN
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : MOEH. RIDHWAN, SP
Jabatan : Kepala Subbagian Perencanaan dan Evaluasi
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
Nama : EDY SUHARTO W, S.Sos
Jabatan : Sekretaris Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Selaku atasan PIHAK PERTAMA, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan yang seharusnya sesuai
lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang
telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
PIHAK KEDUA akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang
diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Bangkalan, 2 Januari 2019
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA SEKRETARIS DINAS PERTANIAN
TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
KEPALA SUBBAGIAN PERENCANAAN DAN EVALUASI
EDY SUHARTO W, S.Sos NIP. 19660816 198809 1 001
MOEH. RIDHWAN, SP NIP. 19691025 200312 1 003
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN,
HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANGKALAN
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : YANTI KURNIANINGSIH, SE
Jabatan : Kepala Subbagian Keuangan dan Asset
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
Nama : EDY SUHARTO W, S.Sos
Jabatan : Sekretaris Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Selaku atasan PIHAK PERTAMA, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan yang seharusnya sesuai
lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang
telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
PIHAK KEDUA akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang
diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Bangkalan, 2 Januari 2019
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA SEKRETARIS DINAS PERTANIAN
TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
KEPALA SUBBAGIAN KEUANGAN DAN ASSET
EDY SUHARTO W, S.Sos NIP. 19660816 198809 1 001
YANTI KURNIANINGSIH, SE NIP. 19780107 200701 2 012
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN,
HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANGKALAN
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : IMAM HIDAYAT, SP
Jabatan : Kepala Seksi Produksi Tanaman Pangan
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
Nama : GEGER HERI SUSIANTO, SP, MMP
Jabatan : Kepala Bidang Tanaman Pangan
Selaku atasan PIHAK PERTAMA, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan yang seharusnya sesuai
lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang
telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
PIHAK KEDUA akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang
diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Bangkalan, 2 Januari 2019
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA KEPALA BIDANG TANAMAN PANGAN
KEPALA SEKSI PRODUKSI TANAMAN PANGAN
GEGER HERI SUSIANTO, SP, MMP NIP. 19660807 199311 1 002
IMAM HIDAYAT, SP NIP. 19781209 200604 1 015
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN,
HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANGKALAN
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : HASAN TOFA, SP
Jabatan : Kepala Seksi Pembenihan dan Perlindungan Tanaman Pangan
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
Nama : GEGER HERI SUSIANTO, SP, MMP
Jabatan : Kepala Bidang Tanaman Pangan
Selaku atasan PIHAK PERTAMA, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan yang seharusnya sesuai
lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang
telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
PIHAK KEDUA akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang
diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Bangkalan, 2 Januari 2019
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA KEPALA BIDANG TANAMAN PANGAN
KEPALA SEKSI PEMBENIHAN DAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN
GEGER HERI SUSIANTO, SP, MMP NIP. 19660807 199311 1 002
HASAN TOFA, SP NIP. 19611202 200112 1 001
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN,
HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANGKALAN
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : MOHAMMAD ARIEF MAHMUD, SP Jabatan : Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
Nama : GEGER HERI SUSIANTO, SP, MMP
Jabatan : Kepala Bidang Tanaman Pangan
Selaku atasan PIHAK PERTAMA, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan yang seharusnya sesuai
lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang
telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
PIHAK KEDUA akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang
diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Bangkalan, 2 Januari 2019
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA KEPALA BIDANG TANAMAN PANGAN
KEPALA SEKSI PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN
GEGER HERI SUSIANTO, SP, MMP NIP. 19660807 199311 1 002
MOHAMMAD ARIEF MAHMUD, SP NIP. 19710525 200604 1 016
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN,
HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANGKALAN
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : FATHORRACHMAN, SP Jabatan : Kepala Seksi Produksi Tanaman Hortikultura
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
Nama : SAFITA MERIDIAN, STP, M.Eng
Jabatan : Kepala Bidang Hortikultura
Selaku atasan PIHAK PERTAMA, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan yang seharusnya sesuai
lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang
telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
PIHAK KEDUA akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang
diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Bangkalan, 2 Januari 2019
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA KEPALA BIDANG HORTIKULTURA
KEPALA SEKSI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA
SAFITA MERIDIAN, STP, M.Eng NIP. 19810502 200501 2 013
FATHORRACHMAN, SP NIP. 19700601 200604 1 008
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN,
HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANGKALAN
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : YENNY WULANDARI A, SP Jabatan : Kepala Seksi Pembenihan dan Perlindungan Tanaman Hortikultura
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
Nama : SAFITA MERIDIAN, STP, M.Eng
Jabatan : Kepala Bidang Hortikultura
Selaku atasan PIHAK PERTAMA, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan yang seharusnya sesuai
lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang
telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
PIHAK KEDUA akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang
diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Bangkalan, 2 Januari 2019
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA KEPALA BIDANG HORTIKULTURA
KEPALA SEKSI PEMBENIHAN DAN PERLINDUNGAN TANAMAN
HORTIKULTURA
SAFITA MERIDIAN, STP, M.Eng NIP. 19810502 200501 2 013
YENNY WULANDARI A, SP NIP. 19840430 201101 2 009
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN,
HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANGKALAN
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ABU SAID, SP, MM Jabatan : Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Holtikultura
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
Nama : SAFITA MERIDIAN, STP, M.Eng
Jabatan : Kepala Bidang Hortikultura
Selaku atasan PIHAK PERTAMA, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan yang seharusnya sesuai
lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang
telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
PIHAK KEDUA akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang
diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Bangkalan, 2 Januari 2019
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA KEPALA BIDANG HORTIKULTURA
KEPALA SEKSI PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN
HOLTIKULTURA
SAFITA MERIDIAN, STP, M.Eng NIP. 19810502 200501 2 013
ABU SAID, SP, MM NIP. 19710825 200701 1 015
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
KABUPATEN BANGKALAN
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : KARTIKA RAHMAWATI, SP Jabatan : Kepala Seksi Produksi Tanaman Perkebunan
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
Nama : Ir. SUMARMI, MM Jabatan : Kepala Bidang Perkebunan
Selaku atasan PIHAK PERTAMA, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan yang seharusnya sesuai
lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang
telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
PIHAK KEDUA akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang
diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Bangkalan, 2 Januari 2019
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA KEPALA BIDANG PERKEBUNAN
KEPALA SEKSI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN
Ir. SUMARMI, MM NIP. 19620224 199403 2 003
KARTIKA RAHMAWATI, SP NIP. 19801102 200903 2 003
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
KABUPATEN BANGKALAN
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ir. ARIEF DARMAWAN Jabatan : Kepala Seksi Pembenihan dan Perlindungan Tanaman Perkebunan
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
Nama : Ir. SUMARMI, MM Jabatan : Kepala Bidang Perkebunan
Selaku atasan PIHAK PERTAMA, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan yang seharusnya sesuai
lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang
telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
PIHAK KEDUA akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang
diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Bangkalan, 2 Januari 2019
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA KEPALA BIDANG PERKEBUNAN
KEPALA SEKSI PEMBENIHAN DAN PERLINDUNGAN TANAMAN PERKEBUNAN
Ir. SUMARMI, MM NIP. 19620224 199403 2 003
Ir. ARIEF DARMAWAN NIP. 19670907 199703 1 005
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
KABUPATEN BANGKALAN
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : JONHAR SYAHDEINI, SP Jabatan : Kepala Seksi Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Tanaman Perkebunan
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
Nama : Ir. SUMARMI, MM Jabatan : Kepala Bidang Perkebunan
Selaku atasan PIHAK PERTAMA, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan yang seharusnya sesuai
lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang
telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
PIHAK KEDUA akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang
diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Bangkalan, 2 Januari 2019
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA KEPALA BIDANG PERKEBUNAN
KEPALA SEKSI PENGELOLAAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN
PERKEBUNAN
Ir. SUMARMI, MM NIP. 19620224 199403 2 003
JONHAR SYAHDEINI, SP NIP. 19711215 199901 1 001
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
KABUPATEN BANGKALAN
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : HERLINA ENDAH TIYAS PANGESTI, ST Jabatan : Kepala Seksi Pembiayaan, Investasi dan Penyuluhan
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
Nama : Drs. MUHAMMAD ISMAIL Jabatan : Kepala Bidang Prasarana, Sarana dan Penyuluhan
Selaku atasan PIHAK PERTAMA, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan yang seharusnya sesuai
lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang
telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
PIHAK KEDUA akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang
diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Bangkalan, 2 Januari 2019
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA KEPALA BIDANG PRASARANA,
SARANA DAN PENYULUHAN
KEPALA SEKSI PEMBIAYAAN, INVESTASI DAN PENYULUHAN
Drs. MUHAMMAD ISMAIL NIP. 19640518 198603 1 014
HERLINA ENDAH TIYAS PANGESTI, ST NIP. 19820323 200801 2 015
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
KABUPATEN BANGKALAN
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : RUDIYANTO, SP Jabatan : Kepala Seksi Pupuk, Pestisida dan Alsintan
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
Nama : Drs. MUHAMMAD ISMAIL Jabatan : Kepala Bidang Prasarana, Sarana dan Penyuluhan
Selaku atasan PIHAK PERTAMA, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan yang seharusnya sesuai
lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang
telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
PIHAK KEDUA akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang
diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Bangkalan, 2 Januari 2019
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA KEPALA BIDANG PRASARANA,
SARANA DAN PENYULUHAN
KEPALA SEKSI PUPUK, PESTISIDA DAN ALSINTAN
Drs. MUHAMMAD ISMAIL NIP. 19640518 198603 1 014
RUDI HARYANTO, SP NIP. 19691206 200604 1005
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
KABUPATEN BANGKALAN
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : SUBAKRI, SP, MMP Jabatan : Kepala Seksi Lahan dan Irigasi
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
Nama : Drs. MUHAMMAD ISMAIL Jabatan : Kepala Bidang Prasarana, Sarana dan Penyuluhan
Selaku atasan PIHAK PERTAMA, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan yang seharusnya sesuai
lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang
telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
PIHAK KEDUA akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang
diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Bangkalan, 2 Januari 2019
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA KEPALA BIDANG PRASARANA,
SARANA DAN PENYULUHAN
KEPALA SEKSI LAHAN DAN IRIGASI
Drs. MUHAMMAD ISMAIL NIP. 19640518 198603 1 014
SUBAKRI, SP, MMP NIP. 19730412 200604 1 024
RENCANA AKSI KINERJA TAHUN 2019
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
No Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target Tahunan Pentahapan Target
Ket Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
I Meningkatkan Produktifitas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Pertumbuhan PDRB Subsektor Pertanian Tanaman Pangan
2,00% 1,10% 0,50% 0,20% 0,20%
Pertumbuhan PDRB Subsektor Pertanian Tanaman Hortikultura
1,50% 0,40% 0,40% 0,40% 0,30%
Pertumbuhan PDRB Subsektor Pertanian Tanaman Perkebunan
1,50% 0,40% 0,40% 0,40% 0,30%
II Meningkatnya Produksi Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Produksi Pertanian Tanaman Pangan (Padi)
334 ribu ton 250 ribu ton 84 ribu ton
Produksi Pertanian Tanaman Hortikultura (Salak)
665 ton 250 ton 250 ton 100 ton 65 ton
Produksi Pertanian Tanaman Perkebunan (Mente)
334 ton 100 ton 100 ton 100 ton 34 ton
A Program Pengelolaan Tanaman Pangan
Persentase Meningkatnya Pengelolaan Komoditas TP
10% 10%
1 Peningkatan Produksi Tanaman Pangan
Jumlah petani mengikuti Pertemuan Diversifikasi TP
40 Orang
40 Orang
Jumlah Petani mengikuti Pertemuan Mutu Produk TP
320 Orang
320 Orang
Jumlah benih tanaman pangan yang diberikan
1800 Kg
1800 Kg
Jumlah petani ikut pertemuan pengembangan bibit unggul
50 Orang
50 Orang
2 Penyediaan Pembenihan dan Perlindungan TP
Jumlah petani penangkar yang dibina 60 Orang 60 Orang
Jumlah petugas yang ikut pelatihan curah hujan
19 Orang 19 Orang
Jumlah petani yang mengikuti gerakan pengendalian OPT
240 Orang 240 Orang
3 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Jumlah laporan info harga yang dilaporkan
18 Kecamatan
18 Kecamatan
Jumlah petani yang mengikuti pembinaan olahan
90 Orang
90 Orang
Jumlah alat olahan yang didsitribusikan
12 Unit
12 Unit
Jumlah promosi yang diikuti
1 Kali
1 Kali
No Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target Tahunan Pentahapan Target
Ket Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Jumlah petani yang mengikuti gerakan SLGHP
100 Orang
100 Orang
B Program Pengelolaan Hortikultura
Persentase Meningkatnya Pengelolaan Hortikultura
10 % 10 %
1 Peningkatan Produksi Hortikultura Jumlah Bibit yang didistribusikan
8 Jenis
8 Jenis
Jumlah petani yang mengikuti pembinaan
230 Orang
230 Orang
2 Penyediaan Pembenihan & Perlindungan Hortikultura
Jumlah luasan kebun hortikultura yang terpelihara
3.8 Ha
3.8 Ha
Jumlah petani yang mengikuti gerakan pengendalian OPT
40 Orang
40 Orang
Jumlah petani mengikuti pelatihan penerapan biotek
60 Orang
60 Orang
Jumlah benih tanaman hortikultura yang diadakan
7 Jenis
7 Jenis
3 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura
Jumlah promosi yang diikuti 1 Kali 1 Kali
Jumlah laporan info harga yang dilaporkan
18 Kecamatan 18 Kecamatan
Jumlah petani yang mengikuti pembinaan penerapan GHP
80 Orang 80 Orang
4 Pendukung Pengembangan Kawasan Agropolitan
Petani yang ikut sosialisasi 75 Orang 75 Orang
Jumlah alat praktek yang diadakan 3 Macam 3 Macam
5 Pelayanan Teknis Perbenihan Hortikultura
Jumlah jenis benih Hortikultura yang dikembangkan
0
C Program Pengelolaan Perkebunan
Produktivitas Perkebunan (Jambu Mente)
23.23 Kg/ha 23.23 Kg/ha
1 Peningkatan Produksi Perkebunan Jumlah petani yang ikut pembinaan penerapan PTT
180 Orang
180 Orang
Jumlah Bibit yang didistribusikan 3 Macam
3 Macam
2 Penyediaan Pembenihan & Perlindungan Perkebunan
Jumlah bibit tanaman perkebunan yg tersedia
12000 Bibit
12000 Bibit
Jumlah luasan kebun pembibitan yang terpelihara
1.8 Ha
1.8 Ha
Jumlah Laporan PHPT
18 Kecamatan
18 Kecamatan
No Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target Tahunan Pentahapan Target
Ket Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Jumlah petani yg ikut Pembinaan Penerapan PHT
20 Orang
20 Orang
3 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
Jumlah petani yang mengikuti pembinaan
38 Orang
38 Orang
Jumlah alat olahan yang didsitribusikan
1 Macam
1 Macam
Jumlah laporan info harga yang dilaporkan
12 Bulan
12 Bulan
D Prog Pengelolaan Prasara Sarana & Penyuluhan
Prosentase cakupan koptan penerima alsintan
19.36 % 19.36 %
1 Fasilitasi Pembiayaan, Investasi dan Penyuluhan
Jumlah pelatihan peningkatan kapasitas penyuluh pertanian
80 Orang
80 Orang
Jumlah Posluhdes yang terbentuk dan terbina
12 Desa
12 Desa
Jumlah petani ikut pelatihan peningkatan kelembagaan
54 Orang
54 Orang
Jumlah penyuluh berprestasi yang terpilih
3 Orang
3 Orang
Jumlah penyuluhan PPL untuk petani dan pelaku agrobisnis
90 Orang
90 Orang
2 Penyediaan Pupuk, Pestisida dan Alsintan
Jumlah orang Monitoring Penyaluran Pupuk Bersubsidi
21 Orang
21 Orang
Jumlah orang yang mengikuti sosialisasi penyusunan RDKK
146 Orang
146 Orang
Jumlah alsintan yang didistribusikan
93 Unit
93 Unit
Jumlah petani yang mengikuti pembentukan JP4O
50 Orang
50 Orang
Jumlah petani yang mengikuti pelatihan operator alsintan
50 Orang
50 Orang
3 Pengelolaan Lahan dan Irigasi Jumlah pelatihan kelompok tani
7 Kelompok
7 Kelompok
4 Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani
Jumlah orang yang menilai kelas kelompok
90 Orang
90 Orang
E Program Pembangunan/ Perbaikan Sumber-Sumber Air
Prosentase peningkatan sumber sumber air yang terbangun
15.08 %
15.08 %
1 Pembangunan/Perbaikan Irigasi Air Tanah Dangkal
Jumlah Irigasi Air Tanah Dangkal yg dibangun
23 Unit
23 Unit
2 Pembangunan/Perbaikan Jaringan Irigasi Desa
Jumlah Jaringan Irigasi Desa yg dibangun
11 Unit
11 Unit
No Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target Tahunan Pentahapan Target
Ket Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
3 Pembangunan/Perbaikan Embung Jumlah Embung Pertanian
1 Unit
1 Unit
4 Pembangunan/Perbaikan Dam Parit
Pembangunan Dam Parit 1 Unit
1 Unit
F Program Pembangunan/ Perbaikan Jalan Pertanian
Prosentase Peningkatan JUT yang terbangun
116.6 % 116.6 %
1 Pembangunan/Perbaikan Jalan Usaha Tani
Jumlah Jalan Usaha Tani 64 Unit 64 Unit
G Program Pembinaan Lingk Sosial Bidang Infrastruktur
Persentase panjang saluran irigasi yg dibangun/direhab
1.8 % 1.8 %
1 Penyediaan/Pemeliharaan Saluran Irigasi Tersier
Jumlah Jaringan Irigasi Tersier yg dibangun
4 Unit 4 Unit
H Program Pelayanan Kesekretariatan
Persentase terpenuhinya layanan kesekretariatan
100 % 100 %
1 Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran
Jumlah jenis barang perkantoran yang disediakan
8 Jenis
8 Jenis
Jumlah jenis jasa perkantoran yang disediakan
18 Jenis
18 Jenis
2 Kedinasan Dalam Daerah dan Luar Daerah
Jumlah perjalanan dinas dalam daerah yang dilaksanakan
1 Ls
1 Ls
Jumlah perjalanan dinas luar daerah yang dilaksanakan
1 Ls
1 Ls
3 Pengelolaan & Penatalaksanaan BMD
Jumlah laporan barang milik daerah yang tersusun
7 Laporan 7 Laporan
4 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur
Jumlah prasarana aparatur yang dipelihara
4 Jenis
4 Jenis
Jumlah jenis sarana aparatur yang dipelihara
16 Jenis
16 Jenis
5 Pengadaan Sarana dan Prasarana Aparatur
Jumlah jenis sarana aparatur yang diadakan
12 Jenis
12 Jenis
Jumlah prasarana aparatur yang diadakan
6 Unit
6 Unit
6 Peningkatan Disiplin Pegawai Jumlah orang yang dibina
200 Orang 200 Orang
Jumlah Pakaian Kelengkapan aparatur yg diadakan
0
7 Peningkatan Kapasitas Aparatur Jumlah Aparatur yang mengikuti pelatihan/bimtek/
30 Orang
30 Orang
8 Penyusunan Perencanaan & Informasi Perangkat Daerah
Jumlah dokumen perencanaan PD yang tersusun
5 Dokumen
5 Dokumen
No Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target Tahunan Pentahapan Target
Ket Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Jumlah data dan informasi PD
2 Dokumen
2 Dokumen
jumlah dokumen penganggaran PD yg tersusun
0
9 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kinerja PD
Jumlah laporan capaian kinerja & ikhtisar realisasi PD
1 Dokumen
1 Dokumen
Jumlah Laporan triwulanan & semesteran monev PD
5 Dokumen
5 Dokumen
10 Penyusunan Laporan Keuangan Jumlah Laporan Keuangan PD yang tersusun
0
Jumlah Dokumen Laporan Keuangan Akhir Tahun
0
Jumlah laporan keuangan yang diadakan
1 Dokumen
1 Dokumen
11 Fasilitasi Peringatan Hari Jadi Kabupaten
Jumlah kegiatan hari jadi dan hari besar yang difasilitasi
1 Kegiatan
1 Kegiatan
Bangkalan, Januari 2019
KEPALA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN,
HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
KABUPATEN BANGKALAN
Ir. A. FANANI
Pembina Utama Muda
NIP. 19590722 199103 1 003