LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI...
Transcript of LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI...
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSIPEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERALTANAMAN PANGAN TAHUN 2012
KEMENTERIAN PERTANIAN RIDIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGANJakarta, Februari 2013
Laporan AkLrntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2012
KATA PENGANTAR
Pembangunan tanaman pangan tahun 2012 merupakan tahun ke tiga
pelaksanaan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2010-2014
sekaligus kelanjutan dan penyempurnaan pelaksanan program tahun sebelumnya
dalam mewujudkan sukses pencapaian swasembada beras dan jagung
berkelanjutan, pencapaian swasembada kedelai tahun 2014, peningkatan
diversifikasi pangan, dan peningkatan kesejahteraan petani.
Sasaran strategis pembangunan tanaman pangan tahun 2012 meliputi
mewujudkan pencapaian produksi komoditas utama tanaman pangan secara
berkelanjutan dalam rangka penyediaan kebutuhan nasional, mengamankanpotensi kehilangan hasil akibat serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan dan
terkena Dampak Perubahan lklim, serta mengamankan kehilangan/susut hasil
produksi. Untuk mencapai sasaran tersebut ditempuh melalui Program
Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai
Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan.
lndikator sasaran yang ditargetkan sebagian besar telah tercapai bahkan melebihi
target yang ditetapkan. Produksi padi, jagung, dan ubi jalar mencapai di atas
target, sedangkan kedelai dan komoditas lainnya masih belum memuaskan, luas
pertanaman padi, jagung dan kedelai yang aman dari gangguan serangan OPT
dan DPI mencapai di atas target, sedangkan capaian penurunan kehilangan/susut
hasil produksi padi, jagung dan kedelai masih kurang berhasil.
Capaian kinerja tersebut merupakan dampak dari pelaksanaan program dan
kegiatan tahun 2012 yang secara umum mencapai kinerja menggembirakan, serta
dukungan pemangku kepentingan mulai dari pusat hingga ke tingkat lapang, baik
institusi Pemerintah, Swasta, maupun Petani.
Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel,
maka sesuai dengan amanat lnstruksi Presiden Republik lndonesia Nomor 7
tahun 1999, tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja lnstansi Pemerintah yang
ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN)
Nomor 239 tahun 2003, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomo r 29 Tahun 2010, Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan sebagai salah satu Unit Kerja Eselon-l pada Kementerian Pertanian
melaksanakan Akuntabilitas Kinerja dan melaporkannya secara berjenjang dan
berkala setiap tahunnya sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan
dan pengelolaan sumber daya yang difasilitasi melalui APBN.
Direktorat Jenderal Tanarnan Pangan E
Laporan AkLrntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2012
Laporan yang dimaksud dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja yang berisi
gambaran hasil pencapaian kinerja atas pelaksanaan rencana kebijakan dan
program yang telah ditetapkan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan Tahun 2012 ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertanggungjawaban dan penilaian kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
juga sekaligus sebagai bahan masukan dalam penyempurnaan perencanaan
pembangunan tanaman pangan ke depan.
Jakarta, Febru ari 2013
Direktur Jenderal Tanaman Pangan,
horb Kasih Anggoro, MS'1 9561 '1 061 98403 1002
lr.
TDirektorat Jenderal Tanaman Pangan L
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sub sektor tanaman pangan memiliki peran yang strategis dalam pembangunan
nasional, terutama terhadap ketahanan pangan, ekonomi, sosial, politik, dan
keamanan nasional. Peran strategis tersebut tercermin melalui kontribusinya
dalam menyediakan kebutuhan pangan pokok terutama beras, jagung dan
kedelai, pembentukan PDB, penyumbang devisa, menopang sumber penghidupan
sekitar 23 juta rumah tangga petani, penyerapan tenaga kerja di perdesaan,
peningkatan pendapatan petani, dan pemerataan pembangunan.
Upaya pemenuhan kebutuhan beras sebagai salah satu peran strategis sub sektor
tanaman pangan merupakan tantangan yang cukup berat, mengingat jumlah
penduduk Indonesia yang cukup besar, yaitu 237,56 juta orang (Sensus
Penduduk 2010) dengan laju pertumbuhan penduduk sekitar 1,50% per tahun dan
tingkat konsumsi beras sekitar 139,15 kg/kapita/tahun membutuhkan jumlah
penyediaan beras yang cukup besar dan meningkat setiap tahun. Berdasarkan
kondisi tersebut, dalam periode pembangunan jangka menengah lima tahun
Kabinet Indonesia Bersatu II (2010-2014) peningkatan produksi padi/beras
merupakan prioritas pembangunan untuk mencapai swasembada berkelanjutan,
serta meningkatkan produksi jagung dalam mempertahankan swasembada
berkelanjutan dan peningkatan produksi kedelai guna mencapai swasembada
tahun 2014.
Dalam rangka mewujudkan pencapaian swasembada beras dan jagung
berkelanjutan, serta pencapaian swasembada kedelai tahun 2014, pada tahun
2010 produksi padi ditargetkan sebesar 66,68 juta ton gabah kering giling (GKG),
jagung 19,80 juta ton pipilan kering, kedelai 1,30 juta ton biji kering, dan pada
tahun 2014 ditargetkan meningkat masing-masing menjadi: padi 76,57 juta ton
GKG, jagung 20,82 juta ton pipilan kering, dan kedelai 2,70 juta ton biji kering.
Selain itu, juga dikembangkan komoditas tanaman pangan lainnya yaitu: kacang
tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar, serta komoditas pangan lokal spesifik
lokasi lainnya untuk mendukung peningkatan diversifikasi pangan dan kebutuhan
industri.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2
Untuk mencapai sasaran tersebut di atas merupakan hal yang tidak mudah,
mengingat permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pembangunan
tanaman pangan antara lain: meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan
iklim global, terbatasnya sumberdaya lahan dan air, infrastruktur, sarana
prasarana, akses petani terhadap sumber permodalan, informasi dan teknologi,
masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh, serta koordinasi
dan sinergitas antar sektor/subsektor terkait pembangunan tanaman pangan
masih belum optimal.
Di sisi lain, masih tersedia potensi dan peluang untuk mendorong peningkatan
produksi antara lain: masih adanya senjang antara potensi dengan produktivitas
riil di tingkat petani, penggunaan lahan yang masih dapat dioptimalkan melalui
peningkatan indeks pertanaman (IP) dan perluasan areal/cetak sawah baru,
pengamanan produksi dari kehilangan hasil akibat gangguan serangan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI), serta
penurunan susut hasil panen dan pascapanen, pemanfaatan fasilitas skim kredit
pembiayan usaha tani yang tersedia (KKPE, KUR, dll), serta penguatan
kelembagaan.
Dengan mempertimbangkan permasalahan yang dihadapi, serta potensi dan
peluang yang tersedia, maka upaya peningkatan produksi tanaman pangan
ditempuh melalui Catur Strategi, yaitu: (1) Peningkatan Produktivitas, (2)
Perluasan Areal Tanam, (3) Pengamanan Produksi, serta (4) Penguatan
Kelembagaan dan Pembiayaan. Untuk menjamin terlaksananya Catur Strategi
tersebut dibutuhkan dukungan dan peran serta aktif dari seluruh pemangku
kepentingan yang mencakup sektor/sub sektor terkait, Pemerintah Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota, pengusaha, lembaga pembiayaan dan swadaya
masyarakat, serta peran aktif para petani/kelompok tani sebagai pelaku utama
pembangunan.
1.2 Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,
Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi Eselon I Kementerian Negara, dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/
Permentan/OT.140/10/2010, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan merupakan
unsur pelaksana pada Kementerian Pertanian yang dipimpin oleh Direktur
Jenderal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
Pertanian.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 3
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan bertugas merumuskan serta melaksanakan
kebijakan dan standardisasi teknis di bidang tanaman pangan, dan memiliki fungsi
meliputi:
1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya,
perlindungan dan pascapanen tanaman pangan
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan dan
pascapanen tanaman pangan
3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perbenihan,
budidaya, perlindungan dan pascapanen tanaman pangan
4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan, budidaya,
perlindungan dan pascapanen tanaman pangan
5) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
1.3 Susunan Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/ Permentan/OT.140/10/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, susunan organisasi
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, meliputi: (1) Sekretariat Direktorat Jenderal,
(2) Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, (3) Direktorat Budidaya Serealia, (4)
Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, (5) Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan, (6) Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan.
Selain enam unit kerja Eselon II tersebut, juga dilengkapi tiga Unit Pelaksana
Teknis, yaitu: (1) Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan
sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor 392/Kpts/OT.130/6/2004, (2) Balai
Besar Pengembangan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor
41/Permentan/OT.140/9/2006, dan (3) Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman
sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor 393/Kpts/OT.130/6/2004.
Tugas dan fungsi masing-masing unit kerja Eselon II dan Unit Pelaksana Teknis
lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai berikut:
1) Sekretariat Direktorat Jenderal, bertugas memberikan pelayanan teknis
lainnya dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, dan memiliki fungsi meliputi:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 4
a) Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana dan program,
anggaran, dan kerja sama di bidang tanaman pangan
b) Pelaksanaan pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan
c) Pelaksanaan evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana,
pengelolaan urusan kepegawaian, dan penyusunan rancangan
peraturan perundang-undangan, serta pelaksanaan hubungan
masyarakat dan informasi publik
d) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang
tanaman pangan
e) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
2) Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, bertugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, menyusun norma,
standar, prosedur, dan kriteria, serta memberikan bimbingan teknis dan
evaluasi di bidang perbenihan tanaman pangan, dan memiliki fungsi
meliputi:
a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penilaian varietas dan
pengawasan mutu benih, produksi benih serealia, produksi benih
aneka kacang dan umbi, dan kelembagaan perbenihan
b) Pelaksanaan kebijakan di bidang penilaian varietas dan pengawasan
mutu benih, produksi benih serealia, produksi benih aneka kacang dan
umbi, dan kelembagaan perbenihan
c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penilaian
varietas dan pengawasan mutu benih, produksi benih serealia,
produksi benih aneka kacang dan umbi, dan kelembagaan perbenihan
d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penilaian varietas
dan pengawasan mutu benih. produksi benih serealia, produksi benih
aneka kacang dan umbi, dan kelembagaan perbenihan
e) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal tanaman Pangan.
3) Direktorat Budidaya Serealia, bertugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, menyusun norma, standar,
prosedur, dan kriteria, serta memberikankan bimbingan teknis dan evaluasi
di bidang budidaya serealia, dan memiliki fungsi meliputi:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 5
a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi dan
rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan serealia lain
b) Pelaksanaan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi
tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan serealia lain
c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang budidaya
padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan
serealia lain
d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi
irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan
serealia lain
e) Pelaksanakan urusan tata usaha Direktorat Budidaya Serealia.
4) Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, bertugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, menyusun norma,
standar, prosedur, dan kriteria, serta memberikan bimbingan teknis dan
evaluasi di bidang budidaya aneka kacang dan umbi, dan memiliki fungsi
meliputi:
a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang budidaya kedelai, ubi kayu,
aneka kacang, dan aneka umbi
b) Pelaksanaan kebijakan di bidang budidaya kedelai, ubi kayu, aneka
kacang, dan aneka umbi
c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang budidaya
kedelai, ubi kayu, aneka kacang, dan aneka umbi
d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya kedelai,
ubi kayu, aneka kacang, dan aneka umbi
e) Pelaksanakan urusan tata usaha Direktorat Budidaya Aneka Kacang
dan Umbi.
5) Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, bertugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, menyusun norma,
standar, prosedur, dan kriteria, serta memberikan bimbingan teknis dan
evaluasi di bidang perlindungan tanaman pangan, dan memiliki fungsi
meliputi:
a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengelolaan data
organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 6
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan
pengendalian hama terpadu
b) Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan data organisme
pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan
pengendalian hama terpadu
c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pengelolaan data organisme pengganggu tumbuhan, dampak
perubahan iklim, teknologi pengendalian organisme pengganggu
tumbuhan, dan pengelolaan pengendalian hama terpadu
d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan data
organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan
pengendalian hama terpadu
e) Pelaksanakan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan.
6) Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan, bertugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, menyusun norma,
standar, prosedur, dan kriteria, serta memberikan bimbingan teknis dan
evaluasi di bidang pascapanen tanaman pangan, dan memiliki fungsi
meliputi:
a) Penyiapkan perumusan kebijakan di bidang pascapanen padi, jagung
dan serealia lain, kedelai dan aneka kacang, serta aneka umbi
b) Pelaksanaan kebijakan di bidang pascapanen padi, jagung dan
serealia lain, kedelai dan aneka kacang, serta aneka umbi
c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pascapanen padi, jagung dan serealia lain, kedelai dan aneka kacang,
serta aneka umbi
d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pascapanen padi,
jagung dan serealia lain, kedelai dan aneka kacang, serta aneka umbi
e) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pascapanen Tanaman
Pangan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 7
7) Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan
dan Hortikultura (BBPPMBTPH), bertugas melaksanakan pengembangan
pengujian mutu benih dan pemberian bimbingan teknis penerapan sistem
manajemen mutu laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan
hortikultura, dan memiliki fungsi meliputi:
a) Penyusunan program dan evaluasi pengembangan pengujian mutu
benih dan bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu
laboratorium pengujian benih
b) Pelaksanaan pengembangan teknik dan metoda pengujian
laboratorium, sertifikasi dan pengawasan peredaran benih tanaman
pangan dan hortikultura
c) Pelaksanaan uji banding (uji profisiensi, unjuk kerja metode, uji
arbitrase dan uji acuan) antar laboratorium pengujian benih tanaman
pangan dan hortikultura
d) Pelaksanaan uji petik mutu benih tanaman pangan dan hortikultura
yang beredar
e) Pelaksanaan sertifikasi benih untuk tujuan ekspor (orange, green, and
blue certificate)
f) Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis penerapan sistem
manajemen mutu laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan
hortikultura
g) Pelaksanaan sertifikasi sistem mutu dan pemberian hak penandaan
SNI pada pelaku usaha perbenihan tanaman pangan dan hortikultura
h) Penyusunan informasi dan dokumentasi hasil pengembangan
pengujian mutu benih dan pelaksanaan kerjasama laboratorium
pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura
i) Pelaksanaan pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai
Besar.
8) Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT),
bertugas melaksanakan dan mengembangkan peramalan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan rujukan proteksi tanaman pangan dan
hortikultura, dan memiliki fungsi meliputi:
a) Pelaksanaan penyusunan program dan rencana kerja/teknis/program
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 8
b) Pelaksanaan analisis data dan informasi serangan OPT dan faktor
penentu perkembangan OPT
c) Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan teknologi peramalan,
pengamatan dan pengendalian OPT berdasarkan sistem
Pengendalian Hama Terpadu
d) Pelaksanaan perumusan peramalan, pengamatan dan pengendalian
OPT
e) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penerapan teknologi
peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT
f) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengembangan sistem mutu
dan standar laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit
g) Pemberian pelayanan kegiatan peramalan, pengembangan peramalan
OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura
h) Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga BBPOPT.
9) Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT), bertugas
melaksanakan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman
pangan, hortikultura, dan perkebunan, dan memiliki fungsi meliputi:
a) Pelaksanaan pengelolaan sampel pestisida, pupuk, dan produk
tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan
b) Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan
produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan
c) Pelaksanaan perumusan hasil pemeriksaan dan pengujian mutu
pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan
perkebunan
d) Pelaksanaan pengembangan teknik dan metode pemeriksaan dan
pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan,
hortikultura, dan perkebunan
e) Pelaksanaan pemantauan mutu pestisida dan pupuk yang beredar,
serta produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan
f) Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengujian mutu pestisida,
pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan
g) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga BPMPT.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 9
1.4 Sumber Daya Manusia
Jumlah pegawai lingkup Direktorat Jenderal Tanaman pada tahun 2012 sebanyak
881 orang yang tersebar di Unit Kerja Eselon II dan Unit Pelaksana Teknis, yaitu:
Sekretariat Direktorat Jenderal sebanyak 184 orang, Direktorat Perbenihan
Tanaman Pangan 71 orang, Direktorat Budidaya Serealia 70 orang, Direktorat
Budidaya Aneka Kacang dan Umbi 61 orang, Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan 70 orang, Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 66 orang, Balai Besar
Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) 94 orang, Balai Besar
Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura 56
orang, Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman 36 orang, dan 173 orang pegawai
yang diperbantukan di daerah.
Jumlah pegawai menurut jenjang pendidikannya terdiri dari: S3 sebanyak 3 orang,
S2 88 orang, S1/D4 381 orang, Sarjana Muda/D3 43 orang, SLTA 320 orang,
SLTP 26 orang, dan SD sebanyak 20 orang. Bila dirinci menurut jenis kelamin,
Laki-laki sebanyak 521 orang, dan Perempuan 360 orang. Jumlah tersebut
mengalami penurunan sebanyak 64 orang (6,77%) jika dibandingkan dengan
jumlah pegawai pada tahun 2011 sebanyak 945 orang pegawai.
1.5 Dukungan Anggaran
Pada tahun 2012 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mengelola APBN Sektoral
(BA.018) sebesar Rp.4.522.601.104.000, terdiri dari Pagu APBN Awal
Rp.2.986.928.785.000, Dana Kontingensi Rp.1.200.106.414.000, dan APBN-P
Rp.335.565.905.000. Anggaran tersebut dikelola oleh 442 Satker lingkup
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, terdiri dari: 3 Satker Pusat, 33 Satker Dinas
Pertanian Provinsi, 32 Satker BPTPH, dan 374 Satker Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota.
Selain anggaran sektoral (BA.018), juga mengelola anggaran yang bersumber dari
anggaran subsidi berupa subsidi harga benih (BA.999.07) Rp.129.499.092.000
dan Cadangan Benih Nasional (BA.999.08) Rp.366.597.420.000 yang
pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk Public Service Obligation (PSO) oleh
PT Sang Hyang Seri dan PT Pertani.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 10
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1 Rencana Strategis 2010-2014
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, dan mengacu pada Rencana
Strategis Kementerian Pertanian 2010-2014, maka Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan telah menyusun Rencana Strategis sesuai Tugas Pokok dan Fungsi yang
menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2010-2014
merupakan penjabaran Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Arah Kebijakan, Program dan
Kegiatan Pembangunan Tanaman Pangan yang akan dilaksanakan selama
periode 2010-2014 berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang,
tantangan dan permasalahan termasuk isu strategis terkini yang dihadapi selama
proses pembangunan sub sektor tanaman pangan lima tahun ke depan.
Renstra tersebut berfungsi sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kinerja
Tahunan (RKT), Penetapan Kinerja (PK) tahunan, serta arahan bagi Unit Kerja
Eselon II dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan maupun Stakeholder terkait dalam merencanakan dan melaksanakan
kegiatan pembangunan tanaman pangan periode 2010-2014 secara menyeluruh,
terintegrasi, dan sinergis baik yang dibiayai melalui APBN maupun APBD dan
sumber pendanaan lainnya.
2.1.1 Visi
Visi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2010-2014, yaitu ”Terwujudnya
Produksi Tanaman Pangan Yang Cukup dan Berkelanjutan”.
2.1.2 Misi
1) Mewujudkan birokrasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang
profesional dan berintegritas
2) Meningkatkan perluasan penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat
dan berkelanjutan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 11
3) Mengembangkan sistem penyediaan benih yang efisien, efektif, dan
berkelanjutan
4) Meningkatkan pengamanan produksi tanaman pangan berkelanjutan
5) Meningkatkan penanganan pascapanen tanaman pangan berkelanjutan
6) Mendorong peran serta instansi dan stakeholder terkait, serta masyarakat
dalam pembangunan tanaman pangan yang berkelanjutan.
2.1.3 Tujuan
1) Meningkatkan produktivitas melalui peningkatan luas areal penerapan
budidaya tanaman pangan yang tepat dan berkelanjutan untuk peningkatan
produksi dalam rangka mencapai ketahanan pangan
2) Menyelenggarakan sistem penyediaan benih tanaman pangan yang efisien
dan berkelanjutan
3) Mengendalikan serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan dan Dampak
Perubahan Iklim untuk meningkatkan kualitas hasil tanaman pangan
4) Meningkatkan penanganan pascapanen tanaman pangan
5) Menciptakan metoda pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu
laboratorium pengujian benih tanaman pangan
6) Menyediakan informasi dan menciptakan model peramalan Organisme
Pengganggu Tumbuhan sebagai rujukan dalam pengamanan produksi
tanaman pangan
7) Menyelenggarakan pelayanan teknis dan administrasi secara profesional
dan berintegritas di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
2.1.4 Sasaran
Pada periode pembangunan 2010-2014, pembangunan tanaman pangan
diarahkan untuk mewujudkan swasembada padi dan jagung berkelanjutan,
pencapaian swasembada kedelai tahun 2014, peningkatan diversifikasi pangan,
dan peningkatan kesejahteraan petani dalam rangka mendukung Empat Sukses
Pembangunan Pertanian 2010-2014. Untuk mewujudkan sukses pembangunan
tersebut, sasaran strategis pembangunan tanaman pangan tahun 2010-2014 yang
ditargetkan adalah mewujudkan pencapaian produksi komoditas utama tanaman
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 12
pangan secara berkelanjutan dalam rangka penyediaan kebutuhan nasional,
mengamankan potensi kehilangan hasil akibat serangan Organisme Pengganggu
Tumbuhan dan terkena Dampak Perubahan Iklim, serta mengamankan
kehilangan/susut hasil produksi.
1) Mewujudkan Pencapaian Produksi Komoditas Utama Tanaman
Pangan Secara Berkelanjutan Dalam Rangka Penyediaan Kebutuhan
Nasional
Dalam rangka penyediaan kebutuhan nasional, serta mewujudkan swasembada
padi dan jagung berkelanjutan, dan pencapaian swasembada kedelai pada tahun
2014, produksi padi, jagung dan kedelai pada periode 2010-2014 ditargetkan
meningkat dari tahun 2010 produksi padi sebesar 66,68 juta ton gabah kering
giling (GKG), jagung 19,80 juta ton pipilan kering, dan kedelai 1,30 juta ton biji
kering, pada tahun 2014 produksi padi menjadi 76,57 juta ton GKG, jagung 20,82
juta ton pipilan kering, dan kedelai 2,70 juta ton biji kering.
Untuk mendukung terwujudnya pencapaian diversifikasi pangan, produksi
komoditas utama tanaman pangan lainnya (selain padi, jagung dan kedelai) juga
ditargetkan meningkat dari tahun 2010 produksi kacang tanah sebesar 882 ribu
ton biji kering, kacang hijau 360 ribu ton biji kering, ubi kayu 22,25 juta ton umbi
basah, dan ubi jalar 2,00 juta ton umbi basah, pada tahun 2014 produksi kacang
tanah menjadi 1,30 juta ton biji kering, kacang hijau 430 ribu ton biji kering, ubi
kayu 27,60 juta ton umbi basah, dan ubi jalar 2,60 juta ton umbi basah.
2) Mengamankan Potensi Kehilangan Hasil Akibat Serangan Organisme
Pengganggu Tumbuhan dan Terkena Dampak Perubahan Iklim
Kemampuan dalam menangani serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan
(OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) sangat berpengaruh dalam mendukung
tercapainya target peningkatan produksi dan pencapaian swasembada pangan.
Oleh sebab itu, diperlukan antisipasi dan pengendalian serangan OPT dan DPI
pada pertanaman pangan sehingga dapat ditekan seminimal mungkin.
Luas pertanaman pangan yang aman dari serangan OPT dan DPI terutama padi,
jagung dan kedelai ditargetkan meningkat dari tahun 2010 sebesar 93,00% dari
total luas pertanaman, menjadi 95,00% pada tahun 2014, atau terjadi penurunan
luas serangan OPT dan DPI rata-rata sebesar 0,50% per tahun dari 7,00% pada
tahun 2010 menjadi 5,00% tahun 2014.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 13
3) Mengamankan Kehilangan/Susut Hasil Produksi
Selain pengamanan produksi dari gangguan serangan OPT dan DPI, pencapaian
target peningkatan produksi dan swasembada pangan juga dipengaruhi oleh
kemampuan mengamankan potensi kehilangan/susut hasil produksi. Pengamanan
potensi kehilangan/susut hasil produksi ditargetkan dapat menurunkan
kehilangan/susut hasil produksi pada saat panen dan pascapanen padi rata-rata
1,51% per tahun, dari baseline 13,00% menjadi 6,98% pada tahun 2014, jagung
0,24% per tahun, dari 5,20% menjadi menjadi 4,25% tahun 2014, kedelai 0,63%
per tahun, dari 15,50% menjadi 13,00% tahun 2014, kacang tanah 0,63% per
tahun, dari 15,20% menjadi 14,20% tahun 2014, ubi kayu 0,50% per tahun, dari
12,25% menjadi 10,25%, dan ubi jalar 0,50% per tahun dari 18,00% menjadi
18,00% tahun 2012.
2.1.5 Arah Kebijakan
Arah Kebijakan Pembangunan Tanaman Pangan 2010-2014 difokuskan pada
upaya peningkatan produksi komoditas utama tanaman pangan, meliputi:
1) Peningkatan produksi padi dalam rangka swasembada berkelanjutan dan
pencapaian surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014
2) Peningkatan produksi jagung dalam rangka swasembada berkelanjutan
3) Peningkatan produksi kedelai dalam rangka pencapaian swasembada
tahun 2014
4) Peningkatan produksi kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar
untuk mendukung diversifikasi pangan dan industri
5) Pengembangan tanaman pangan alternatif (sorghum, gandum, hotong,
ganyong, garut, talas, kacang koro) untuk memperkuat ketahanan pangan.
2.1.5 Program dan Kegiatan
Mulai tahun 2011 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan hanya mengelola satu
program, yaitu: Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman
Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan. Sasaran
dari program ini dimaksudkan untuk mewujudkan produksi tanaman pangan yang
cukup dan berkelanjutan melalui perluasan penerapan budidaya tanaman pangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 14
yang tepat yang didukung oleh sistem penyediaan benih, pengamanan produksi,
dan penanganan pascapanen yang efisien.
Program pembangunan tahun 2011 tersebut terjadi perubahan dari tahun 2010
yang mengelola empat program, yaitu: (1) Program Pengembangan
Agribisnis/Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Pertanian, (2)
Program Peningkatan Ketahanan Pangan, (3) Program Peningkatan
Kesejahteraan Petani, dan (4) Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik.
Perubahan tersebut sejalan dengan Restrukturisasi Program Pembangunan
Pertanian Berbasis Kinerja sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing
Eselon I lingkup Kementerian Pertanian.
Bersamaan dengan perubahan program tersebut, juga dilakukan penyempurnaan
kegiatan disesuaikan dengan susunan organisasi, tugas dan fungsi masing-
masing unit kerja Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Hal ini
sesuai dengan pedoman Reformasi Perencanaan dan Penganggaran yang
ditetapkan melalui Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor
0142/M.PPN/06/2009-SE1848/MK/2009 tanggal 19 Juni 2009.
Atas dasar hal tersebut di atas, maka sejak tahun 2011 kegiatan yang
dilaksanakan meliputi: (1) Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia, (2)
Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, (3) Pengembangan
Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan, (4) Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan dan
Dampak Perubahan Iklim, (5) Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan, (6)
Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu
Laboratorium Pengujian Benih, (7) Pengembangan Peramalan Serangan
Organisme Pengganggu Tumbuhan, dan (8) Dukungan Manajemen dan Teknis
Lainnya.
2.2 Rencana Kinerja Tahun 2012
Pembangunan tanaman pangan tahun 2012 merupakan kelanjutan dan
penyempurnaan dari pelaksanaan program tahun sebelumnya dan merupakan
rangkaian dalam mewujudkan sasaran strategis pembangunan tanaman pangan
2010-2014. Operasional pelaksanaannya difokuskan pada peningkatan produksi
padi, jagung dan kedelai dalam rangka mewujudkan swasembada padi dan
jagung berkelanjutan dan pencapaian swasembada kedelai tahun 2014,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 15
peningkatan produksi komoditas utama tanaman pangan lainnya (kacang tanah,
kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar, serta komoditas pangan lokal spesifik lokasi)
dalam rangka mendukung diversifikasi pangan dan mendorong berkembangnya
usaha agribisnis di perdesaan, serta peningkatan manajemen pembangunan dan
peran serta instansi, stake holder terkait dan masyarakat.
Sasaran produksi komoditas utama tanaman pangan tahun 2012 meliputi: padi
67,825 juta ton GKG, jagung 18,861 juta ton pipilan kering, kedelai 1,00 juta ton
biji kering, kacang tanah 1,10 juta ton biji kering, kacang hijau 380 ribu ton biji
kering, ubi kayu 24,00 juta ton umbi basah, dan ubi jalar 2,30 juta ton umbi basah.
Pencapaian target produksi tersebut didukung oleh upaya pengamanan potensi
kehilangan hasil akibat serangan OPT dan DPI dengan target minimal 94,00%
luas areal tanaman pangan (terutama padi, jagung dan kedelai) aman dari
gangguan OPT dan DPI, dan upaya pengamanan kehilangan/susut hasil produksi
dengan target padi 1,53%, jagung 0,25%, dan kedelai 0,50%.
2.3 Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2012
Sebagai komitmen dalam pencapaian sasaran strategis pembangunan tanaman
pangan, maka pada tahun 2012 telah ditetapkan target indikator kinerja sasaran
strategis, meliputi:
2.3.1 Mewujudkan Pencapaian Produksi Komoditas Utama Tanaman
Pangan Secara Berkelanjutan Dalam Rangka Penyediaan Kebutuhan
Nasional
Indikator pencapaian sasaran strategis mewujudkan pencapaian produksi
tanaman pangan secara berkelanjutan dalam rangka penyediaan kebutuhan
nasional tahun 2012 meliputi: produksi padi sebesar 67,825 juta ton GKG, jagung
18,861 juta ton pipilan kering, kedelai 1,00 juta ton biji kering, kacang tanah 1,10
juta ton biji kering, kacang hijau 380 ribu ton biji kering, ubi kayu 24,00 juta ton
umbi basah, dan ubi jalar 2,3 juta ton umbi basah.
Sasaran produksi padi, jagung dan kedelai tahun 2012 seperti diuraikan di atas
merupakan angka revisi dari sasaran Renstra awal berdasarkan hasil evaluasi
capaian produksi tahun 2010-2011, permasalahan yang dihadapi, serta potensi
yang dimiliki dengan tetap mempertimbangkan tercapainya swasembada
berkelanjutan padi dan jagung, serta pencapaian swasembada kedelai tahun 2014
sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (2010-2014)
dan Direktif Presiden.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 16
2.3.2 Mengamankan Potensi Kehilangan Hasil Akibat Serangan Organisme
Pengganggu Tumbuhan dan Terkena Dampak Perubahan Iklim
Indikator pencapaian sasaran strategis mengamankan potensi kehilangan hasil
akibat serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan dan Terkena Dampak
Perubahan Iklim tahun 2012 ditargetkan tercapainya luas areal pertanaman padi,
jagung dan kedelai yang aman dari gangguan OPT dan DPI minimal 94% dari
total luas pertanaman.
2.3.3 Mengamankan Kehilangan/Susut Hasil Produksi
Indikator pencapaian sasaran strategis mengamankan kehilangan/susut hasil
produksi tahun 2012 ditargetkan dapat menurunkan tingkat kehilangan/susut hasil
produksi pada proses panen dan pascapanen padi sebesar 1,53%, jagung 0,25%,
dan kedelai 0,50%.
Untuk mewujudkan pencapaian sasaran strategis pembangunan tanaman pangan
tahun 2012 dilaksanakan program yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman
Pangan dengan delapan kegiatan sesuai tugas dan fungsi masing-masing Unit
Kerja Eselon II dan Unit Pelaksana Teknis lingkup Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan. Delapan kegiatan tersebut meliputi:
1. Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia
Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) padi 3.402.250 ha
(padi inbrida sawah 2.702.000 ha, padi hibrida 200.000 ha, padi lahan kering
500.250 ha), SL-PTT jagung hibrida 200.000 ha, dan optimalisasi pengembangan
areal tanam jagung hibrida 116.666 ha.
2. Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
SL-PTT kedelai 350.000 ha, pengembangan kedelai model 2.094 ha,
pengembangan kacang tanah 100 ha, pengembangan ubi kayu 300 ha, dan
pengembangan ubi jalar 850 ha.
3. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan
Penyaluran Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) padi 83.000 ton, jagung
hibrida 3.995 ton, kedelai 14.000 ton, pemberdayaan penangkar benih padi,
jagung dan kedelai 13.200 ha, optimalisasi Balai Benih/Seed Center 12 unit,
perbanyakan benih sumber padi dan palawija 648 ha, operasional pengawasan
dan sertifikasi mutu benih di 32 BPSBTPH. Selain itu, juga dialokasikan bantuan
benih yang anggarannya bersumber dari APBN Subsidi (BA 999), meliputi:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 17
penyaluran Subsidi Harga benih padi inbrida 70.000 ton, jagung 3.500 ton, kedelai
2.500 ton, serta bantuan benih Cadangan Benih Nasional (CBN) padi 30.214 ton,
jagung 3.116 ton, dan kedelai 11.190 ton.
4. Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Ganguan OPT dan DPI
Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) 1.950 unit, Sekolah
Lapangan Iklim (SL-Iklim) 130 unit, bantuan sarana pengendalian OPT berupa
light trap 7.000 unit, pestisida (padat/cair) 213.325 boks dan 541.929 kg/liter, dan
seed treatment 70.783 kg, operasional Brigade Proteksi Tanaman 86 unit,
operasional petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP 4.076 orang.
5. Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan
Penyaluran bantuan sarana pascapanen padi 1.269 paket (sabit bergerigi 7.040
unit, paddy mower 904 unit, pedal thresher 506 unit, power thresher 1.995 unit,
combine harvester 711 unit, dan dryer 351 unit), jagung 15 paket (corn sheller 34
unit, dryer 1 unit), kedelai 125 paket (pedal thresher 14 unit, power thresher 67
unit, power thresher multiguna 100 unit, dryer 2 unit), ubi kayu 12 paket (alat
pengungkit 90 unit, alat penyawut 24 unit, alat perajang 144 unit, dryer 6 unit,
alat pengepres 18 unit), dan ubi jalar 10 paket (alat pengungkit 286 unit, alat
penyawut 3 unit, alat perajang 28 unit, dryer 4 unit).
6. Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem
Mutu Laboratorium Pengujian Benih
Pengembangan metode pengujian mutu benih sebanyak 9 metode, penerapan
sistem mutu laboratorium pengujian di 8 laboratorium, uji profisiensi laboratorium
pengujian benih di 30 laboratorium, uji petik mutu benih yang beredar sebanyak
90 sampel.
7. Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Penggangggu Tumbuhan
Penyebaran data dan informasi peramalan serangan OPT sebanyak 42 paket,
pengembangan model teknologi pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT
sebanyak 12 model, penerapan model peramalan OPT di 15 provinsi.
8. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya
Penyusunan dokumen manajemen perencanaan, keuangan, umum, serta evaluasi
dan pelaporan (14 dokumen rancangan, 9 pedoman, dan 4 dokumen laporan),
bantuan bencana alam dalam rangka pengamanan produksi 1 paket, dan bantuan
modal untuk LM-3 tanaman pangan sebanyak 280 unit.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 18
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran
Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran kinerja dikelompokan
berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring dengan kategori: (1)
sangat berhasil: realisasi >100% dari target, (2) berhasil: realisasi 80-100% dari
target, (3) cukup berhasil: realisasi 60-79% dari target, dan (4) kurang berhasil:
realisasi <60% dari target.
Pengukuran capaian sasaran kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun
2012 dilakukan dengan membandingkan realisasi masing-masing indikator kinerja
utama sasaran strategis terhadap target yang telah ditetapkan. Realisasi indikator
kinerja sasaran mewujudkan pencapaian produksi secara berkelanjutan dalam
rangka penyediaan kebutuhan nasional diperoleh melalui hasil perhitungan
perkalian angka luas panen dan produktivitas. Data luas panen dan produktivitas
tersebut diperoleh melalui pengukuran dan pelaporan secara berjenjang dari
tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan pusat/nasional. Status angka
produksi tahun 2012 yang digunakan pada penyusunan LAKIP ini adalah Angka
Ramalan II yang dirilis secara resmi oleh BPS-RI tanggal 1 Nopember 2012.
Realisasi indikator kinerja sasaran mengamankan potensi kehilangan hasil akibat
serangan OPT dan terkena DPI diperoleh melalui hasil perhitungan perbandingan
luas pertanaman yang terkena serangan OPT Utama dan DPI (banjir dan
kekeringan) menurut jenis komoditas dengan total luas pertanaman selama tahun
bersangkutan. Data luas serangan OPT dan DPI diperoleh dari hasil pengamatan
oleh petugas POPT tingkat kecamatan dan dilaporkan ke Koordinator POPT
Kabupaten/Kota, selanjutnya disampaikan ke provinsi (BPTPH Provinsi), dan dari
provinsi disampaikan ke pusat/ Direktorat Perlindungan Tanaman Ditjen Tanaman
Pangan.
Sedangkan realisasi indikator kinerja sasaran mengamankan kehilangan/susut
hasil produksi dihitung melalui hasil perhitungan perkalian jumlah sarana
pascapanen yang disalurkan dengan kapasitas penyelamatan hasil per jenis
sarana pascapanen. Hasil penghitungan dibandingkan terhadap total produksi
tahun yang bersangkutan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 19
3.2 Pencapaian Sasaran Strategis Tahun 2012
Berdasarkan Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2012, Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan telah menetapkan pencapaian tiga belas target indikator kinerja utama
sasaran strategis tahun 2012. Capaian indikator kinerja utama sasaran strategis
tersebut sebagaimana Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Capaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Strategis Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan Tahun 2012
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi%
Capaian
Kategori
Capaian
1. Mewujudkanpencapaian produksisecara berkelanjutandalam rangkapenyediaankebutuhan nasional
Jumlah Produksi:
- Padi (ribu ton gabah kering giling) 67.825 68.956 101,67 Sangat Berhasil
- Jagung (ribu ton pipilan kering) 18.861 18.962 100,53 Sangat Berhasil
- Kedelai (ribu ton biji kering) 1.000 783 78,32 Cukup Berhasil
- Kacang Tanah (ribu ton biji kering) 1.100 709 64,46 Cukup Berhasil
- Kacang Hijau (ribu ton biji kering) 390 296 75,87 Cukup Berhasil
- Ubi Kayu (ribu ton umbi basah) 25.000 22.678 90,71 Berhasil
- Ubi Jalar (ribu ton umbi basah) 2.300 2.438 106,00 Sangat Berhasil
2. Mengamankanpotensi kehilanganhasil akibat seranganOPT dan terkena DPI
Luas Areal Tanaman Pangan yang Aman dari Gangguan Serangan OPT dan Terkena DPI:
Total Padi, Jagung dan Kedelai
(% thd. total luas tanam)94,00 94,96 101,02 Sangat Berhasil
- Padi (% thd. total luas tanam) 94,00 93,75 99,73 Berhasil
- Jagung (% thd. total luas tanam) 94,00 98,51 104,80 Sangat Berhasil
- Kedelai (% thd. total luas tanam) 94,00 98,51 104,80 Sangat Berhasil
3. Mengamankankehilangan/susuthasil produksi
Penurunan Susut Hasil Produksi :
- Padi (%) 1,53 0,47 30,72 Kurang Berhasil
- Jagung (%) 0,25 0,012 4,80 Kurang Berhasil
- Kedelai (%) 0,50 0,195 40,00 Kurang Berhasil
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 20
3.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Tahun 2012
3.3.1 Mewujudkan Pencapaian Produksi Komoditas Utama Tanaman
Pangan Secara Berkelanjutan Dalam Rangka Penyediaan Kebutuhan
Nasional
Sasaran kinerja mewujudkan pencapaian produksi secara berkelanjutan dalam
rangka penyediaan kebutuhan nasional terdiri dari tujuh indikator kinerja utama,
meliputi produksi tujuh komoditas utama tanaman pangan. Hasil pengukuran
capaian indikator kinerja sasaran ini adalah produksi padi, jagung, dan ubi jalar
sangat berhasil, produksi ubi kayu berhasil, dan produksi kedelai, kacang tanah,
kacang hijau cukup berhasil.
Tabel 2. Capaian Sasaran Mewujudkan Pencapaian Produksi Secara Berkelanjutan
Dalam Rangka Penyediaan Kebutuhan Nasional Tahun 2012
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi%
Capaian
Kategori
Capaian
Mewujudkanpencapaian produksisecara berkelanjutandalam rangkapenyediaan kebutuhannasional
Jumlah Produksi:
- Padi (ribu ton gabah kering giling) 67.825 68.956 101,67 Sangat Berhasil
- Jagung (ribu ton pipilan kering) 18.861 18.962 100,53 Sangat Berhasil
- Kedelai (ribu ton biji kering) 1.000 783 78,32 Cukup Berhasil
- Kacang Tanah (ribu ton biji kering) 1.100 709 64,46 Cukup Berhasil
- Kacang Hijau (ribu ton biji kering) 390 296 75,87 Cukup Berhasil
- Ubi Kayu (ribu ton umbi basah) 25.000 22.678 90,71 Berhasil
- Ubi Jalar (ribu ton umbi basah) 2.300 2.438 106,00 Sangat Berhasil
3.3.1.1 Produksi Padi
Berdasarkan Angka Ramalan II (ARAM II) BPS-RI, produksi padi tahun 2012
sebesar 68,956 juta ton gabah kering giling (GKG) atau mencapai 101,67% dari
target 67,825 juta ton GKG (sangat berhasil). Dibandingkan dengan capaian
produksi tahun 2011 dan rerata lima tahun terakhir (2007-2011), produksi padi
tahun 2012 mengalami peningkatan yang signifikan, meningkat 4,86% dari tahun
2011 dan 9,76% terhadap rerata produksi lima tahun terakhir. Bila dibandingkan
dengan target produksi tahun 2014 sebesar 76,568 juta ton GKG, produksi padi
tahun 2012 (ARAM II) telah mencapai 90,06%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 21
Tabel 3. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Tahun 2012
UraianRerata
07-011
ATAP
2011
Target
2012
Target
2014
Realisasi*
2012
% Capaian 2012 Thd.
Rerata
07-011
ATAP
2011
Target
2012
Target
2014
Produksi (000 Ton) 62.822 65.757 67.825 76.568 68.956 109,76 104,86 101,67 90,06
Luas Panen (000 Ha) 12.763 13.204 13.538 14.534 13.472 105,56 102,03 99,51 92,69
Produktivitas (Ku/Ha) 49,22 49,80 50,10 52,68 51,19 104,00 102,79 102,18 97,17
Keterangan: * Realisasi tahun 2012 berdasarkan ARAM II BPS-RI
Produksi padi tahun 2012 setara dengan beras tersedia untuk konsumsi
langsung/penduduk sebesar 38,769 juta ton. Bila dibandingkan dengan total
kebutuhan konsumsi langsung penduduk sebesar 33,035 juta ton, terjadi surplus
beras 5,734 juta ton, dengan indeks swasembada 117,36%. Dibandingkan dengan
surplus beras tahun 2011 sebesar 3,923 juta ton, surplus beras tahun 2012
meningkat 1,810 juta ton (46,16%). Sedangkan bila dibandingkan dengan target
surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014, capaian surplus beras tahun 2012
telah mencapai 57,34%.
Tabel 4. Neraca Produksi dan Kebutuhan Beras Tahun 2012
Uraian 2011 2012Selisih 2012-2011
(Absolut) (%)
Produksi Padi (Ton GKG) 65.756.904 68.956.292 3.199.388 4,87
Beras Tersedia Untuk Konsumsi Penduduk (Ton) 36.968.531 38.769.470 1.800.939 4,87
Kebutuhan Beras Untuk Konsumsi Penduduk (Ton) 33.045.274 33.035.365 -9.909 -0,03
Surplus/Defisit Beras (Ton) 3.923.257 5.734.105 1.810.848 46,16
Indeks Swasembada (%) 111,87 117,36 5,49 4,91
Keterangan:Produksi padi tahun 2011 = ATAP, tahun 2012 = ARAM II BPS-RIJumlah penduduk tahun 2011 = 241.095.593 jiwa, tahun 2012 = 244.688.283 jiwaKonsumsi beras perkapita tahun 2011= 137,06 kg, tahun 2012 = 135,01 kg
Sementara itu, perkembangan produksi padi selama periode tahun 2007-2012
menunjukan trend pertumbuhan yang positif, meningkat dari 57,157 juta ton GKG
pada tahun 2007 menjadi 68,956 juta ton GKG tahun 2012, atau tumbuh rata-rata
3,86% setiap tahun dan pada tahun 2012 mencapai angka produksi yang tertinggi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 22
Gambar 1. Trend Perkembangan Produksi Padi Tahun 2007-2012
Keterangan: * Produksi padi tahun tahun 2012 = ARAM II BPS-RI
Capaian produksi padi tahun 2012 disebabkan oleh meningkatnya produktivitas
rata-rata 2,79% (1,39 ku/ha) dari 49,80 ku/ha tahun 2011 menjadi 51,19 ku/ha
pada tahun 2012, serta peningkatan luas panen sebesar 2,03% (268.010 ha) dari
13,204 juta ha tahun 2011 menjadi 13,472 juta ha pada tahun 2012.
Peningkatan produktivitas padi tahun 2012 didukung oleh penggunaan benih
unggul bersertifikat dan benih varietas produksi tinggi. Luas pertanaman padi yang
menggunakan benih unggul bersertifikat mencapai 7,602 juta ha atau 55,93% dari
total luas tanam 13,592 juta ha. Dari sisi kelompok varietasnya, penggunaan benih
padi tahun 2012 sebagian besar menggunakan varietas yang memiliki potensi
produksi tinggi (> 5 ton/ha). Sedangkan jenis varietasnya yang dominan meliputi:
Ciherang (39,82%), IR-64 (11,82%), Mekongga (4,94%), Cigeulis (4,02%), dan
Ciliwung (5,23%), dan sisanya adalah varietas unggul lain termasuk varietas lokal.
Tabel 5. Sebaran Penggunaan Varietas Benih Padi Tahun 2012
Kelompok VarietasLuas Tanam
(Ha)
Porsi Terhadap
Total Luas Tanam (%)
Varietas Potensi Produksi Tinggi (VPT) : > 5 ton/ha 8.760.243 64,45
Varietas Potensi Produksi Sedang (VPS) : 4-5 ton/ha 1.178.453 8,67
Varietas Potensi Produksi Rendah (VPR) : <4 ton/ha 3.653.613 26,88
Total 13.592.309 100,00
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 23
Peningkatan produktivitas padi tahun 2012 juga didukung oleh upaya penerapan
teknologi budidaya pengelolaan tanaman terpadu (PTT) melalui pelaksanaan
Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) sebagai media
pembelajaran para petani dalam penerapan teknologi budidaya tanaman yang
tepat serta manajemen usaha tani. Luas areal SL-PTT padi tahun 2012 seluas
3,243 juta ha (padi inbrida 2,594 juta ha, padi hibrida 193.287 ha, dan padi lahan
kering 456.068 ha) dengan jumlah kelompok tani pelaksana sebanyak 141.329
kelompok.
Produktivitas padi di lokasi SL-PTT rata-rata mencapai 58,16 ku/ha (padi inbrida
61,20 ku/ha, padi hibrida 72,00 ku/ha, padi lahan kering 35,00 ku/ha). Capaian
produktivitas tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas rata-rata
nasional (ARAM II) dan mencapai di atas target yang ditetapkan. Dari total
realisasi tanam SL-PTT padi seluas 3,243 juta ha dan produktivitas rata-rata 58,16
ku/ha, dihasilkan produksi padi sebanyak 18,863 juta ton GKG atau berkontribusi
sebesar 27,35% terhadap total produksi padi nasional (ARAM II).
Tabel 6. Capaian Produktivitas SL-PTT Padi Tahun 2012
Komoditi
Produktivitas (Ku/Ha) % Capaian Realisasi
Rerata Nasional
(ARAM II)
SL-PTT Rerata Nasional
(ARAM II)Sasaran
Sasaran Realisasi
Padi Inbrida 52,85 57,70 61,02 115,46 105,75
Padi Hibrida 52,85 66,38 72,00 136,23 108,47
Padi Lahan Kering 33,29 34,21 35,00 105,14 102,31
Faktor lainnya yang berkontribusi dalam peningkatan produktivitas padi adalah
upaya pengamanan pertanaman dari gangguan serangan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI). Pada tahun
2012 total luas pertanaman padi yang terkena serangan OPT dan DPI seluas
849.701 ha atau 6,25% dari total luas tanam 13,592 juta ha. Hal ini berarti total
pertanaman padi yang aman dari gangguan OPT dan DPI seluas 12,743 juta ha
(93,75% dari total luas tanam). Jenis OPT utama yang menyerang tanaman padi
tahun 2012 meliputi penggerek batang, wereng batang coklat (WBC), tikus,
tungro, blas, kresek, dan ulat grayak. Bila dibandingkan dengan tahun 2011 luas
pertanaman padi yang terkena OPT dan DPI tahun 2012 turun sebesar 2,18% dari
8,43% tahun 2011 menjadi 6,25% tahun 2012. Begitu juga luas pertanaman yang
puso turun 0,64% dari 0,92% tahun 2011 menjadi 0,28% tahun 2012.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 24
Peningkatan produktivitas padi tahun 2012 juga didukung oleh upaya
pengamanan hasil pada proses panen dan pascapanen melalui fasilitasi bantuan
sarana pascapanen yang telah menurunkan susut hasil padi sebesar 0,47% atau
setara dengan mengamankan produksi sebanyak 324 ribu ton GKG. Capaian
tersebut meningkat 0,28% bila dibandingkan dengan penurunan susut hasil yang
dicapai pada tahun 2011 sebesar 0,19%.
Selain faktor peningkatan produktivitas tersebut di atas, capaian produksi padi
tahun 2012 (ARAM II) juga disebabkan oleh meningkatnya luas panen 2,03%
(268.010 ha). Peningkatan luas panen terutama disebabkan oleh peningkatan
indeks pertanaman (IP), serta dukungan perluasan lahan/cetak sawah,
optimalisasi pemanfaatan lahan, dan perbaikan jaringan irigasi/JITUT/JIDES yang
difasilitasi oleh APBN Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, dan dukungan
rehabilitasi jaringan irigasi (primer dan sekunder) yang difasilitasi oleh
Kementerian Pekerjaan Umum.
Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan tahun
2012 dalam rangka mendukung pencapaian produksi padi meliputi: penyaluran
bantuan benih (Bantuan Langsung Benih Unggul, Subsidi Harga Benih, Cadangan
Benih Nasional), pemberdayaan penangkar benih, perbanyakan benih
sumber/operasional balai benih, operasional pengawasan dan sertifikasi mutu
benih, perancangan/pengembangan metode pengujian mutu benih, penerapan
sistem mutu laboratorium pengujian benih, uji profisiensi laboratorium pengujian
benih, pengujian mutu benih yang beredar di pasar bebas, Sekolah Lapangan
Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT), Sekolah Lapangan Pengendalian
Hama Terpadu (SL-PHT), Sekolah Lapangan Iklim, bantuan sarana pengendalian
OPT (light trap, pestisida padat/cair, seed treatment), operasional Brigade Proteksi
Tanaman, operasional petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP, perancangan model
peramalan OPT, penerapan/pengembangan model peramalan OPT, penyebaran
data dan informasi peramalan serangan OPT, serta fasilitasi bantuan sarana
panen dan pascapanen (sabit bergerigi, paddy mower, thresher, combine
harvester, dan alat pengering/dryer).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 25
Realisasi kegiatan dalam mendukung pencapaian produksi padi tahun 2012 dapat
dilihat pada Tabel 7 berikut.
Tabel 7. Realisasi Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Padi Tahun 2012
Kegiatan Satuan Target Realisasi%
Capaian
Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU): Ton 83.000 75.515 90,98
- Padi Inbrida Ton 67.500 61.288 90,80
- Padi Hibrida Ton 3.000 2.899 96,63
- Padi Lahan Kering Ton 12.500 11.328 90,62
Pemberdayaan Penangkar Benih Ha 10.000 9.027 90,27
Perbanyakan Benih Sumber Ha 286 223 77,80
Subsidi Harga Benih Padi Inbrida Ton 70.000 33.232 47,47
Cadangan Benih Nasional (CBN) Ton 30.214 17.393 57,57
- Padi Inbrida Ton 28.984 17.333 59,80
- Padi Hibrida Ton 1.230 60 4,87
Optimalisasi Unit Prosesing Benih Unit 12 11 91,67
Perancangan Metode Pengujian Mutu Benih Metode 9 9 100,00
Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu: Ha 3.402.250 3.243.291 95,33
- Padi Inbrida Sawah Ha 2.702.000 2.593.936 96,00
- Padi Hibrida Ha 200.000 193.287 96,64
- Padi Lahan Kering Ha 500.250 456.068 91,17
Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu Unit 1.593 1.583 99,37
Sekolah Lapangan Iklim Unit 130 130 100,00
Sarana Pengendalian OPT:
- Light Trap Unit 7.000 7.000 100,00
- Pestisida (Padat/Cair) Kg/Ltr 209.431 209.431 100,00
- Pestisida (Padat/Cair) Boks 213.325 213.325 100,00
- Seed Treatment Kg 15.477 15.477 100,00
Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit 86 86 100,00
Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP Orang 4.076 4.076 100,00
Perancangan Model Peramalan OPT Model 12 12 100,00
Penerapan/Pengembangan Model Peramalan OPT Provinsi 17 17 100,00
Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT Paket 14 14 100,00
Sarana Pascapanen:
- Sabit Bergerigi Unit 7.040 7.040 100,00
- Paddy Mower Unit 904 904 100,00
- Pedal Thresher Unit 506 506 100,00
- Power Thresher Unit 1.995 1.995 100,00
- Combine Harvester Unit 711 711 100,00
- Dryer Unit 351 351 100,00
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 26
3.3.1.2 Produksi Jagung
Produksi jagung tahun 2012 (ARAM II) mencapai 18,962 juta ton pipilan kering
atau 100,53% dari target 18,861 juta ton pipilan kering (sangat berhasil).
Dibandingkan dengan capaian produksi tahun 2011 dan rerata lima tahun terakhir
(2007-2011), produksi jagung tahun 2012 meningkat cukup signifikan sebesar
7,48% dari tahun 2011 dan 3,95% terhadap rerata lima tahun terakhir. Bila
dibandingkan dengan target produksi tahun 2014 sebesar 20,823 juta ton pipilan
kering, produksi jagung tahun 2012 (ARAM II) telah mencapai 91,06%.
Tabel 8. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Jagung Tahun 2012
UraianRerata
07-011
ATAP
2011
Target
2012
Target
2014
Realisasi*
2012
% Capaian 2012 Thd.
Rerata
07-011
ATAP
2011
Target
2012
Target
2014
Produksi (000 Ton) 16.641 17.643 18.861 20.823 18.962 113,95 107,48 100,53 91,06
Luas Panen (000 Ha) 3.958 3.865 3.971 4.151 3.967 100,23 102,64 99,90 95,57
Produktivitas (Ku/Ha) 42,05 45,65 47,50 50,16 47,80 113,67 104,71 100,63 95,30
Keterangan: * Realisasi tahun 2012 berdasarkan ARAM II BPS-RI
Bila dibandingkan dengan total kebutuhan jagung dalam negeri sebesar 16,097
juta ton pipilan kering, capaian produksi jagung tahun 2012 menunjukan surplus
sebanyak 3,280 juta ton pipilan kering, dengan indeks swasembada mencapai
117,80%. Sedangkan bila dibandingkan dengan surplus jagung tahun 2011
sebesar 2,371 juta ton, capaian surplus jagung tahun 2012 meningkat sebanyak
2,181 juta ton (38,31%).
Tabel 9. Neraca Produksi dan Kebutuhan Jagung Tahun 2012
Uraian 2011 2012Selisih 2012-2011
(Absolut) (%)
Produksi Jagung (Ton Pipilan Kering) 17.643.250 18.961.645 1.318.395 7,47
Kebutuhan (Ton Pipilan Kering) 15.271.778 16.097.111 -861.681 -5,64
Surplus/Defisit (Ton Pipilan Kering) 2.371.472 3.279.919 908.447 38,31
Indeks Swasembada (%) 115,52 117,80 2,28 1,97
Keterangan:Produksi jagung tahun 2011 = ATAP, tahun 2012 = ARAM II BPS-RIJumlah penduduk tahun 2011 = 241.095.593 jiwa, tahun 2012 = 244.688.283 jiwa
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 27
Perkembangan produksi jagung selama periode tahun 2007-2012 menunjukan
trend pertumbuhan yang positif, meningkat dari 13,289 juta ton pipilan kering pada
tahun 2007 menjadi 18,962 juta ton pipilan kering tahun 2012 atau tumbuh rata-
rata 7,71% per tahunnya dan pada tahun 2012 mencapai angka produksi yang
tertinggi.
Gambar 2. Trend Perkembangan Produksi Jagung Tahun 2007-2012
Keterangan: *) Produksi jagung tahun 2012 = ARAM II BPS-RI
Capaian produksi jagung tahun 2012 disebabkan oleh kenaikan produktivitas rata-
rata 4,71% (2,15 ku/ha) dari 45,65 ku/ha tahun 2011 menjadi 47,80 ku/ha tahun
2012, dan peningkatan luas panen 2,64% (101.887 ha) dari 3,865 juta ha tahun
2011 menjadi 3.967 juta ha tahun 2012.
Peningkatan produktivitas jagung tahun 2012 didukung oleh penggunaan benih
unggul bersertifikat, dan varietas benih produksi tinggi (terutama hibrida). Luas
pertanaman jagung yang menggunakan benih unggul bersertifikat mencapai 2,450
juta ha atau 61,20% dari total luas tanam 4,003 juta ha. Berdasarkan kelompok
varietasnya, sebagian besar menggunakan varietas yang memiliki potensi
produksi tinggi (> 8 ton/ha). Sedangkan dari jenis varietasnya yang dominan
meliputi: BISI-2 (16,61%), P-1 (13,93%), Bisma (6,33%), BISI-16 (3,49%) dan
BISI-816 (1,57%), selebihnya merupakan varietas unggul lainnya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 28
Tabel 10. Sebaran Penggunaan Varietas Benih Jagung Tahun 2012
Kelompok VarietasLuas Tanam
(Ha)
Porsi Terhadap
Total Luas Tanam (%)
Varietas Potensi Produksi Tinggi (VPT) : > 8 ton/ha 2.766.558 69,12
Varietas Potensi Produksi Sedang (VPS) : 6-8 ton/ha 816.919 20,41
Varietas Potensi Produksi Rendah (VPR) : <6 ton/ha 419.066 10,47
Total 4.002.544 100,00
Peningkatan produktivitas jagung tahun 2012 juga didukung penerapan teknologi
budidaya pengelolaan tanaman terpadu (PTT) melalui pelaksanaan Sekolah
Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) jagung hibrida seluas
197.041 ha. Sebagai media proses pembelajaran dan pemberdayaan petani,
jumlah kelompok yang melaksanakan dan menerima manfaat SL-PTT jagung
tahun 2012 sebanyak 13.136 kelompok (@ 15 ha per kelompok) telah mampu
meningkatkan pemahaman penerapan teknologi budidaya tanaman terpadu dan
menajemen usaha tani. Hal tersebut tercermin dengan terjadinya peningkatan
produktivitas di lokasi SL-PTT rata-rata mencapai 53,76 ku/ha, lebih tinggi
dibandingkan dengan produktivitas rata-rata nasional (ARAM II), namun belum
mencapai target yang ditetapkan. Dari total realisasi tanam SL-PTT jagung hibrida
seluas 197.041 ha dan produktivitas rata-rata 53,76 ku/ha, dihasilkan produksi
sebanyak 1.059 juta ton pipilan kering atau berkontribusi sebesar 5,59% terhadap
total produksi jagung nasional (ARAM II).
Tabel 11. Capaian Produktivitas SL-PTT Jagung Tahun 2012
Komoditi
Produktivitas (Ku/Ha) % Capaian Provitas SL-PTT Thd.
Rerata Nasional
(ARAM II)
SL-PTT Rerata Nasional
(ARAM II)Sasaran
Sasaran Realisasi
Jagung Hibrida 47,80 65,00 53,76 112,47 82,71
Belum tercapainya produktivitas jagung di lokasi SL-PTT disebabkan antara lain:
belum semua komponen teknologi anjuran dipahami dan diterapkan secara penuh
oleh petani karena terbatasnya modal petani, fasilitasi paket bantuan masih
terbatas di lokasi Laboratorium Lapangan (LL=1ha per unit), sedangkan di luar LL
hanya dibantu benih saja, kurangnya intensitas pengawalan dan pendampingan,
kajian kebutuhan dan peluang (KKP) belum dilaksanakan sepenuhnya pada setiap
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 29
lokasi SL, serta penetapan paket teknologi anjuran belum sepenuhnya
berdasarkan hasil analisis kondisi dan potensi lapangan (PRA).
Faktor pendukung lainnya yang berkontribusi dalam peningkatan produktivitas
jagung adalah upaya pengamanan pertanaman dari gangguan serangan
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI).
Pada tahun 2012 total luas pertanaman jagung yang terkena serangan OPT dan
DPI seluas 59.491 ha atau 1,49% dari total luas tanam 4,003 juta ha. Hal ini
berarti total pertanaman jagung yang aman dari gangguan OPT dan DPI seluas
3.943 juta ha (98,51% dari total luas tanam). Jenis OPT utama yang menyerang
tanaman jagung tahun 2012 meliputi: lalat bibit, penggerek batang, bulai, tikus,
penggerek tongkol, ulat grayak, dan hawar daun. Bila dibandingkan dengan tahun
2011 luas pertanaman jagung yang terkena OPT dan DPI tahun 2012 turun
sebesar 0,33% dari 1,82% tahun 2011 menjadi 1,49% tahun 2012. Begitu juga
luas pertanaman yang puso turun 0,09% dari 0,20% tahun 2011 menjadi 0,11%
tahun 2012.
Peningkatan produktivitas jagung tahun 2012 juga didukung oleh upaya
pengamanan hasil pada proses panen dan pascapanen yang difasilitasi melalui
bantuan sarana pascapanen jagung sebanyak 15 paket telah menurunkan susut
hasil jagung sebesar 0,012% atau setara dengan mengamankan produksi
sebanyak 2.280 ribu ton pipilan kering.
Selain peningkatan produktivitas, capaian produksi jagung tahun 2012 (ARAM II)
juga disebabkan oleh meningkatnya luas panen 2,64% (101.887 ha). Peningkatan
luas panen jagung terutama didukung oleh upaya optimalisasi pengembangan
areal tanam jagung hibrida seluas 116.666 ha.
Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan tahun
2012 dalam mendukung pencapaian produksi jagung meliputi: penyaluran
bantuan benih (BLBU, Subsidi Harga Benih, CBN), pemberdayaan penangkar
benih, perbanyakan benih sumber/operasional balai benih, operasional
pengawasan dan sertifikasi mutu benih, perancangan/pengembangan metode
pengujian mutu benih, penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih, uji
profisiensi laboratorium pengujian benih, pengujian mutu benih yang beredar di
pasar bebas, SL-PTT, SL-PHT, bantuan sarana pengendalian OPT (pestisida
padat/cair, seed treatment), operasional Brigade Proteksi Tanaman, operasional
petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP, perancangan model peramalan OPT,
penerapan/pengembangan model peramalan OPT, penyebaran data dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 30
informasi peramalan serangan OPT, serta fasilitasi bantuan sarana panen dan
pascapanen (alat pemipil/corn sheller, dan alat pengering/dryer).
Realisasi kegiatan dalam mendukung pencapaian produksi jagung tahun 2012
dapat dilihat pada Tabel 12 berikut.
Tabel 12. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Jagung Tahun 2012
Kegiatan Satuan Target Realisasi%
Capaian
Bantuan Langsung Benih Unggul (Jagung Hibrida) Ton 3.995 3.956 99,02
Pemberdayaan Penangkar Benih Ha 700 571 81,57
Perbanyakan Benih Sumber Ha 102 83 81,28
Subsidi Harga Benih: Ton 3.500 431 12,31
- Jagung Hibrida Ton 2.500 200 7,98
- Jagung Komposit Ton 1.000 231 23,11
Cadangan Benih Nasional (CBN): Ton 3.116 538 17,27
- Jagung Hibrida Ton 1.910 344 18,00
- Jagung Komposit Ton 1.206 194 16,05
Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu Ha 200.000 197.041 98,52
Optimalisasi Pengembangan Areal Tanam Jagung Hibrida Ha 116.666 116.666 100,00
Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu Unit 183 182 99,45
Sarana Pengendalian OPT:
- Pestisida (Padat/Cair) Kg/Ltr 184.857 184.857 100,00
- Seed Treatment Kg 50.480 50.480 100,00
Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit 86 86 100,00
Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP Orang 4.076 4.076 100,00
Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT Paket 14 14 100,00
Sarana Pascapanen: Unit
- Alat Pemipil Jagung/Corn Sheller Unit 34 34 100,00
- Alat Pengering/Dryer Unit 1 1 100,00
3.3.1.3 Produksi Kedelai
Produksi kedelai tahun 2012 (ARAM II) sebesar 783 ribu ton biji kering atau
mencapai 78,32% dari target 1,00 juta ton biji kering (cukup berhasil). Bila
dibandingkan dengan produksi tahun 2011 dan rerata lima tahun terakhir (2007-
2011), produksi kedelai tahun 2012 turun sebesar 7,99% dari tahun 2011 dan
turun 4,51% terhadap rerata lima tahun terakhir. Sedangkan bila dibandingkan
dengan target produksi tahun 2014 sebesar 2,70 juta ton biji kering, produksi
kedelai tahun 2012 (ARAM II) mencapai 29,01%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 31
Tabel 13. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Kedelai Tahun 2012
UraianRerata
07-011
ATAP
2011
Target
2012
Target
2014
Realisasi*
2012
% Capaian 2012 Thd.
Rerata
07-011
ATAP
2011
Target
2012
Target
2014
Produksi (000 Ton) 820 851 1.000 2.700 783 95,49 92,01 78,32 29,01
Luas Panen (000 Ha) 611 622 718 1.541 570 93,29 91,64 79,39 36,99
Produktivitas (Ku/Ha) 13,42 13,68 13,92 17,52 13,73 102,31 100,37 98,64 78,37
Keterangan: * Realisasi tahun 2012 berdasarkan ARAM II BPS-RI
Bila dibandingkan dengan total kebutuhan kedelai dalam negeri rata-rata sebesar
2,283 juta ton, capaian produksi kedelai tahun 2012 sebesar 783 ribu ton biji
kering masih terjadi defisit sebanyak 1,499 juta ton, atau baru mencapai indeks
swasembada 34,30%.
Tabel 14. Neraca Produksi dan Kebutuhan Kedelai Tahun 2012
Uraian 2011 2012
Selisih
2012-2011
(Absolut) (%)
Produksi Kedelai (Ton Biji Kering) 851.286 783.158 -68.128 -8,00
Kebutuhan (Ton Biji Kering) 2.122.000 2.283.000 161.000 7,59
Surplus/Defisit (Ton Biji Kering) -1.270.714 -1.499.842 -229.128 18,03
Indeks Swasembada (%) 40,12 34,30 -5,82 -14,51
Keterangan:Produksi kedelai tahun 2011 = ATAP, tahun 2012 = ARAM II BPS-RIJumlah penduduk tahun 2011 = 241.095.593 jiwa, tahun 2012 = 244.688.283 jiwa
Meskipun capaian produksi kedelai tahun 2012 (ARAM II) mengalami penurunan
dari tahun 2011, namun demikian perkembangan produksi kedelai selama periode
tahun 2007-2012 masih menunjukan trend pertumbuhan yang positif, meningkat
dari 593 ribu ton pipilan kering pada tahun 2007 menjadi 783 ribu ton pipilan
kering tahun 2012 atau rata-rata tumbuh sebesar 35,47% per tahun. Namun
pertumbuhannya masih berfluktuasi, meningkat cukup tajam pada periode tahun
2007-2009, dan mengalami penurunan tahun 2010-2012.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 32
Gambar 3. Trend Perkembangan Produksi Kedelai Tahun 2007-2012
Keterangan: *) Produksi kedelai tahun 2012 = ARAM II BPS-RI
Capaian produksi kedelai tahun 2012 terutama disebabkan oleh menurunnya luas
panen yang cukup luas mencapai 51.759 ha (8,32%) dari 622.254 ha tahun 2011
menjadi 570.495 ha pada tahun 2012, sedangkan produktivitas naik rata-rata
0,37% (0,05 ku/ha) dari 13,68 ku/ha tahun 2011 menjadi 13,73 ku/ha tahun 2012.
Namun demikian, kenaikan produktivitas tersebut belum mampu menutupi
penurunan produksi akibat penurunan luas panen.
Penurunan luas panen kedelai tahun 2012 (ARAM II) akibat menurunnya luas
tanam yang disebabkan beberapa faktor, antara lain: terbatasnya lahan untuk
perluasan areal, terbatasnya akses petani terhadap sumber permodalan dan
tekhnologi budidaya, persaingan dengan komoditas lain yang lebih kompetitif
(padi, jagung, komoditas lainnya), rendahnya keuntungan petani dibanding
komoditas lain, jaminan pemasaran hasil yang kurang kondusif, harga kedelai
impor yang lebih murah, dan resiko kegagalan usaha tani kedelai lebih besar
karena lebih rentan terhadap serangan OPT dan DPI yang mengakibatkan
kurangnya minat petani untuk menanam kedelai.
Sedangkan peningkatan produktivitas kedelai tahun 2012 didukung oleh
penggunaan benih unggul bersertifikat, dan varietas benih produksi tinggi. Luas
pertanaman kedelai yang menggunakan benih unggul bersertifikat mencapai
392.808 ha atau 64,15% dari total luas tanam 612.327 ha. Berdasarkan kelompok
varietasnya, sebagian besar telah menggunakan varietas yang memiliki potensi
produksi tinggi (> 1,5 ton/ha). Sedangkan dari jenisnya varietas yang dominan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 33
meliputi: Wilis (27,94%), Anjasmoro (18,76%), Grobogan (16,15%), Baluran
(2,33%) dan Orba (1,46%), selebihnya merupakan varietas unggul lainnya.
Tabel 15. Sebaran Penggunaan Varietas Benih Kedelai Tahun 2012
Kelompok VarietasLuas Tanam
(Ha)
Porsi Terhadap
Total Luas Tanam (%)
Varietas Potensi Produksi Tinggi (VPT) : > 1,5 ton/ha 326.248 53,28
Varietas Potensi Produksi Sedang (VPS) : 1,2-1,5 ton/ha 116.832 19,08
Varietas Potensi Produksi Rendah (VPR) : < 1,2 ton/ha 169.247 27,64
Total 612.327 100,00
Peningkatan produktivitas kedelai tahun 2012 juga didukung penerapan teknologi
budidaya pengelolaan tanaman terpadu (PTT) melalui pelaksanaan SL-PTT
kedelai seluas 327.396 ha dengan kelompok tani pelaksana sebanyak 32.740
kelompok, dan pengembangan kedelai model seluas 1.994 ha. Produktivitas
kedelai di lokasi SL-PTT rata-rata 16,89 ku/ha, lebih tinggi dari produktivitas rata-
rata nasional (ARAM II) dan mencapai target yang ditetapkan. Dari total realisasi
tanam SL-PTT kedelai seluas 327.396 ha dan produktivitas rata-rata 16,89 ku/ha
dihasilkan produksi sebanyak 552.972 ton biji kering atau berkontribusi sebesar
70,61% terhadap total produksi kedelai nasional (ARAM II).
Tabel 16. Capaian Produktivitas SL-PTT Kedelai Tahun 2012
Komoditi
Produktivitas (Ku/Ha) % Capaian Provitas SL-PTT Thd.
Rerata Nasional
(ARAM II)
SL-PTT Rerata Nasional
(ARAM II)Sasaran
Sasaran Realisasi
Kedelai 13,73 16,00 16,89 123,02 105,56
Faktor lain yang berkontribusi dalam peningkatan produktivitas kedelai adalah
upaya pengamanan pertanaman dari gangguan serangan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI). Pada tahun
2012 pertanaman kedelai yang terkena serangan OPT dan DPI seluas 9.115 ha
atau 1,49% dari total luas tanam 612.327 ha. Dengan demikian pertanaman
kedelai yang aman dari gangguan OPT dan DPI seluas 603.212 ha (98,51% dari
total luas tanam).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 34
Jenis OPT utama yang menyerang tanaman kedelai tahun 2012 meliputi:
penggerek polong, lalat kacang, ulat grayak, tikus, penggulung daun, dan ulat
jengkal. Dibandingkan dengan tahun 2011 luas pertanaman kedelai yang terkena
OPT dan DPI tahun 2012 turun sebesar 1,51% dari 3,00% tahun 2011 menjadi
1,49% tahun 2012. Begitu juga luas pertanaman yang puso turun 0,35% dari
0,59% tahun 2011 menjadi 0,24% tahun 2012.
Selain faktor-faktor pendukung di atas, peningkatan produktivitas kedelai tahun
2012 juga didukung oleh upaya pengamanan hasil pada proses panen dan
pascapanen yang mampu menurunkan susut hasil kedelai sebesar 0,195% atau
setara dengan mengamankan produksi sebanyak 1.570 ribu ton biji kering.
Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan tahun
2012 dalam mendukung pencapaian produksi kedelai meliputi: penyaluran
bantuan benih (BLBU, Subsidi Harga Benih, CBN), pemberdayaan penangkar
benih, perbanyakan benih sumber/operasional balai benih, operasional
pengawasan dan sertifikasi mutu benih, perancangan/pengembangan metode
pengujian mutu benih, penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih, uji
profisiensi laboratorium pengujian benih, pengujian mutu benih yang beredar di
pasar bebas, SL-PTT, SL-PHT, bantuan sarana pengendalian OPT (pestisida
padat/cair, seed treatment), operasional Brigade Proteksi Tanaman, operasional
petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP, perancangan model peramalan OPT,
penerapan/pengembangan model peramalan OPT, penyebaran data dan
informasi peramalan serangan OPT, serta fasilitasi bantuan sarana panen dan
pascapanen (pedal thresher, power thresher, power thresher multiguna, dan alat
pengering/dryer).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 35
Realisasi kegiatan dalam mendukung pencapaian produksi kedelai tahun 2012
dapat dilihat pada Tabel 17 berikut.
Tabel 17. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Kedelai Tahun 2012
Kegiatan Satuan Target Realisasi%
Capaian
Bantuan Langsung Benih Unggul Ton 14.000 12.765 91,18
Pemberdayaan Penangkar Benih Ha 2.500 2.332 93,28
Perbanyakan Benih Sumber Ha 148 122 82,61
Subsidi Harga Benih Ton 2.500 811 32,45
Cadangan Benih Nasional (CBN) Ton 11.190 3.662 32,72
Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu Ha 350.000 327.396 93,54
Pengembangan Kedelai Model Ha 2.094 1.994 95,22
Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu: Unit 137 135 98,54
Sarana Pengendalian OPT:
- Pestisida (Padat/Cair) Kg/Ltr 147.641 147.641 100,00
- Seed Treatment Kg 4.826 4.826 100,00
Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit 86 86 100,00
Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP Orang 4.076 4.076 100,00
Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT Paket 14 14 100,00
Sarana Pascapanen: Unit 183 183 100,00
- Pedal Thresher Unit 14 14 100,00
- Power Thresher Unit 67 67 100,00
- Power Thresher Multiguna Unit 100 100 100,00
- Alat Pengering/Dryer Unit 2 2 100,00
3.3.1.4 Produksi Kacang Tanah
Produksi kacang tanah tahun 2012 (ARAM II) sebesar 709 ribu ton biji kering atau
mencapai 64,46% dari target 1,10 juta ton biji kering (cukup berhasil). Bila
dibandingkan dengan produksi tahun 2011, produksi kacang tanah tahun 2012
meningkat sebesar 2,57%, namun dibandingkan rerata produksi lima tahun
terakhir (2007-2011) mengalami penurunan sebesar 6,89%. Sedangkan bila
dibandingkan dengan target produksi tahun 2014 sebesar 1,30 juta ton biji kering,
produksi kacang tanah tahun 2012 (ARAM II) mencapai 54,54%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 36
Tabel 18. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Kacang Tanah Tahun
2012
UraianRerata
07-011
ATAP
2011
Target
2012
Target
2014
Realisasi*
2012
% Capaian 2012 Thd.
Rerata
07-011
ATAP
2011
Target
2012
Target
2014
Produksi (000 Ton) 762 691 1.100 1.300 709 93,11 102,57 64,46 54,54
Luas Panen (000 Ha) 615 539 786 867 562 91,32 104,17 71,52 64,84
Produktivitas (Ku/Ha) 12,37 12,81 14,00 15,00 12,62 102,02 98,52 90,14 84,13
Keterangan: * Realisasi tahun 2012 berdasarkan ARAM II BPS-RI
Perkembangan produksi kacang tanah selama periode tahun 2007-2012
cenderung berfluktuasi dan mengalami penurunan, dari 789 ribu ton biji kering
tahun 2007 menjadi 709 ribu ton biji kering tahun 2012 atau turun rata-rata 1,99%
per tahun. Pada periode 2007-2010 produksi kacang tanah cenderung stagnan,
rata-rata pada kisaran 779 ribu ton biji kering, tahun 2011 turun menjadi 691 ribu
ton biji kering dan meningkat lagi pada tahun 2012 menjadi 709 ribu ton biji kering.
Menurunnya produksi kacang tanah pada dua tahun terakhir (2011-2012)
dibanding periode sebelumnya antara lain disebabkan berkurangnya dukungan
fasilitasi kegiatan dan anggaran APBN, penerapan teknologi budidaya yang belum
optimal, serta masih terbatasnya penanganan panen dan pascapanen.
Gambar 4. Trend Perkembangan Produksi Kacang Tanah Tahun 2007-2012
Keterangan: *) Produksi kacang tanah tahun 2012 = ARAM II BPS-RI
(Rib
uTo
nB
ijiK
erin
g)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 37
Capaian produksi kacang tanah tahun 2012 terutama disebabkan oleh
meningkatnya luas panen seluas 22.501 ha (4,17%) dari 539.459 ha tahun 2011
menjadi 561.960 ha tahun 2012 yang didukung oleh upaya pengembangan
kacang tanah pada areal seluas 100 ha dan peningkatan indeks pertanaman (IP)
pada areal pertanaman eksisting. Sedangkan produktivitas mengalami penurunan
rata-rata 1,48% (0,19 ku/ha) dari 12,81 ku/ha tahun 2011 menjadi 12,62 ku/ha
tahun 2012 yang antara lain disebabkan oleh penerapan teknologi budidaya yang
belum optimal, serta masih terbatasnya penanganan panen dan pascapanen.
Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan dalam
mendukung pencapaian produksi kacang tanah tahun 2012 meliputi:
pengembangan areal tanam, pemberdayaan penangkar benih, perbanyakan benih
sumber/operasional balai benih, operasional pengawasan dan sertifikasi mutu
benih oleh BPSBTPH, operasional Brigade Proteksi Tanaman, serta operasional
petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP.
Realisasi kegiatan dalam mendukung pencapaian produksi kacang tanah tahun
2012 dapat dilihat pada Tabel 19 berikut.
Tabel 19. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Kacang Tanah Tahun 2012
Kegiatan Satuan Target Realisasi%
Capaian
Perbanyakan Benih Sumber Ha 72 65 90,56
Pengembangan Areal Tanam Kacang Tanah Ha 100 100 100,00
Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu Unit 32 32 100,00
Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit 86 86 100,00
Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP Orang 4.076 4.076 100,00
3.3.1.5 Produksi Kacang Hijau
Produksi kacang hijau tahun 2012 (ARAM II) sebesar 296 ribu ton biji kering atau
mencapai 75,87% dari target 390 ribu ton biji kering (cukup berhasil). Bila
dibandingkan dengan produksi tahun 2011 dan rerata lima tahun terakhir (2007-
2011), produksi kacang hijau tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 13,31%
dari tahun 2011 dan turun 5,65% terhadap rerata lima tahun terakhir. Sedangkan
bila dibandingkan dengan target produksi tahun 2014 sebesar 410 ribu ton biji
kering, produksi kacang hijau tahun 2012 (ARAM II) telah mencapai 72,17%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 38
Tabel 20. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Kacang Hijau
Tahun 2012
UraianRerata
07-011
ATAP
2011
Target
2012
Target
2014
Realisasi*
2012
% Capaian 2012 Thd.
Rerata
07-011
ATAP
2011
Target
2012
Target
2014
Produksi (000 Ton) 314 341 390 410 296 94,35 86,69 75,87 72,17
Luas Panen (000 Ha) 286 297 326 342 254 88,97 85,47 78,06 74,34
Produktivitas (Ku/Ha) 10,98 11,48 11,98 12,58 11,65 106,09 101,48 97,25 92,61
Keterangan: * Realisasi tahun 2012 berdasarkan ARAM II BPS-RI
Perkembangan produksi kacang hijau selama periode tahun 2007-2012
cenderung berfluktuasi dan mengalami penurunan dari 322 ribu ton biji kering
tahun 2007 menjadi 296 ribu ton biji kering tahun 2012 atau turun rata-rata 1,12%
per tahun. Pada periode tahun 2007-2009 produksi kacang hijau cenderung
stagnan, rata-rata pada kisaran 312 ribu ton biji kering, tahun 2010 turun menjadi
292 ribu ton biji kering, tahun 2011 naik signifikan menjadi 341ribu ton biji kering
dan tahun 2012 kembali menurun menjadi 296 ribu ton biji kering.
Gambar 5. Trend Perkembangan Produksi Kacang Hijau Tahun 2007-2012
Keterangan: *) Produksi kacang hijau tahun 2012 = ARAM II BPS-RI
(Rib
uTo
nB
ijiK
erin
g)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 39
Capaian produksi kacang hijau tahun 2012 disebabkan oleh menurunnya luas
panen yang cukup luas mencapai 43.214 ha (14,53%) dari 297.315 ha pada tahun
2011 menjadi 254.101 ha tahun 2012 yang antara lain dipengaruhi oleh
persaingan dengan komoditi lain, belum adanya kebijakan harga yang memadai,
serta tidak adanya jaminan pemasaran. Sedangkan produktivitas meningkat rata-
rata 0,17% (1,48 ku/ha) dari 11,48 ku/ha tahun 2011 menjadi 11,65 ku/ha tahun
2012, namun capaiannya masih di bawah target yang antara lain disebabkan oleh
penerapan teknologi yang belum optimal serta penanganan panen dan
pascapanen yang masih terbatas.
Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan dalam
mendukung pencapaian produksi kacang hijau tahun 2012 meliputi: perbanyakan
benih sumber/operasional balai benih, operasional pengawasan dan sertifikasi
mutu benih oleh BPSBTPH, SL-PHT, operasional Brigade Proteksi Tanaman, dan
operasional petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP.
Realisasi kegiatan dalam mendukung pencapaian produksi kacang tanah tahun
2012 dapat dilihat pada Tabel 21 berikut.
Tabel 21. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Kacang Hijau Tahun 2012
Kegiatan Satuan Target Realisasi%
Capaian
Perbanyakan Benih Sumber Ha 28 21 76,07
Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu Unit 5 5 100,00
Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit 86 86 100,00
Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP Orang 4.076 4.076 100,00
3.3.1.6 Produksi Ubi Kayu
Produksi ubi kayu tahun 2012 (ARAM II) sebesar 22,678 juta ton umbi basah atau
mencapai 90,71% dari target 25,00 juta ton umbi basah (berhasil). Bila
dibandingkan dengan produksi tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 5,68%,
namun bila dibandingkan terhadap rerata lima tahun terakhir (2007-2011)
meningkat sebesar 1,47%. Sedangkan bila dibandingkan dengan target produksi
tahun 2014 sebesar 27,60 juta ton umbi basah, produksi ubi kayu tahun 2012
(ARAM II) telah mencapai 82,17%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 40
Tabel 22. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Ubi Kayu Tahun 2012
UraianRerata
07-011
ATAP
2011
Target
2012
Target
2014
Realisasi*
2012
% Capaian 2012 Thd.
Rerata
07-011
ATAP
2011
Target
2012
Target
2014
Produksi (000 Ton) 22.349 24.044 25.000 27.600 22.678 101,47 94,32 90,71 82,17
Luas Panen (000 Ha) 1.190 1.185 1.236 1.380 1.117 93,85 94,27 90,37 80,94
Produktivitas (Ku/Ha) 187,81 202,96 202,30 200,00 203,06 108,12 100,05 100,38 101,53
Keterangan: * Realisasi tahun 2012 berdasarkan ARAM II BPS-RI
Meskipun pada tahun 2012 produksi ubi kayu mengalami penurunan dari tahun
2011, namun perkembangan produksi ubi kayu selama periode tahun 2007-2012
masih menunjukan trend pertumbuhan yang posisitif, dari 19,988 juta ton umbi
basah pada tahun 2007 menjadi 22,677 juta ton umbi basah tahun 2012 atau
tumbuh rata-rata 2,70% per tahun.
Gambar 6. Trend Perkembangan Produksi Ubi Kayu Tahun 2007-2012
Keterangan: *) Produksi ubi kayu tahun 2012 = ARAM II BPS-RI
Capaian produksi ubi kayu tahun 2012 disebabkan oleh menurunnya luas panen
seluas 67.894 ha (5,73%) dari 1,185 juta ha tahun 2011 menjadi 1,117 juta ha
tahun 2012 yang antara lain disebabkan oleh persaingan dengan komoditas lain
yang lebih kompetitif serta masih lemahnya tataniaga yang menyebabkan posisi
tawar petani rendah sehingga menurunkan minat petani untuk menanam ubikayu.
Rib
uTo
nU
mbi
Bas
ah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 41
Sedangkan produktivitas mengalami peningkatan rata-rata 0,05% (0,10 ku/ha) dari
202,96 ku/ha tahun 2011 menjadi 203,06 ku/ha tahun 2012 yang didukung oleh
upaya perbaikan penanganan panen dan pascapanen melalui fasilitasi bantuan
sarana panen dan pascapanen yang mampu menurunkan susut hasil ubi kayu
sebesar 0,0065% atau setara dengan pengamanan produksi sebesar 1.625 ton.
Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan dalam
mendukung pencapaian produksi ubi kayu tahun 2012 meliputi: pengembangan
areal tanam, perbanyakan benih sumber/operasional balai benih, operasional
pengawasan dan sertifikasi mutu benih oleh BPSBTPH, operasional Brigade
Proteksi Tanaman, operasional petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP, serta
fasilitasi bantuan sarana panen dan pascapanen.
Realisasi kegiatan dalam mendukung pencapaian produksi ubi kayu tahun 2012
dapat dilihat pada Tabel 23 berikut.
Tabel 23. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Ubi Kayu Tahun 2012
Kegiatan Satuan Target Realisasi%
Capaian
Perbanyakan Benih Sumber Ha 9 8 83,33
Pengembangan Ubi Kayu Ha 300 360 120,00
Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit 86 86 100,00
Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP Orang 4.076 4.076 100,00
Sarana Pascapanen: Unit 282 282 100,00
- Alat Pengungkit Unit 90 90 100,00
- Alat Penyawut Unit 24 24 100,00
- Alat Perajang Unit 144 144 100,00
- Alat Pengering/Dryer Unit 6 6 100,00
- Alat Pengepres Unit 18 18 100,00
3.3.1.7 Produksi Ubi Jalar
Produksi ubi jalar tahun 2012 (ARAM II) sebesar 2,438 juta ton umbi basah atau
mencapai 106,00% dari target 2,30 juta ton umbi basah (sangat berhasil).
Dibandingkan dengan produksi tahun 2011 dan rerata lima tahun terakhir (2007-
2011), produksi ubi jalar tahun 2012 meningkat signifikan sebesar 11,02% dari
tahun 2011 dan 21,01% terhadap rerata lima tahun terakhir. Sedangkan bila
dibandingkan dengan target produksi tahun 2014 sebesar 2,60 juta ton umbi
basah, produksi ubi jalar tahun 2012 (ARAM II) telah mencapai 93,77%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 42
Tabel 24. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Ubi Jalar Tahun 2012
UraianRerata
07-011
ATAP
2011
Target
2012
Target
2014
Realisasi*
2012
% Capaian 2012 Thd.
Rerata
07-011
ATAP
2011
Target
2012
Target
2014
Produksi (000 Ton) 2.015 2.196 2.300 2.600 2.438 121,01 111,02 106,00 93,77
Luas Panen (000 Ha) 179 178 186 213 181 100,93 101,38 97,31 84,98
Produktivitas (Ku/Ha) 112,61 123,29 123,65 122,07 135,01 119,89 109,51 109,19 110,60
Keterangan: * Realisasi tahun 2012 berdasarkan ARAM II BPS-RI
Perkembangan produksi ubi jalar selama periode lima tahun terakhir (2007-2012)
mengalami trend pertumbuhan positif dari 1,886 juta ton umbi basah tahun 2007
menjadi 2,438 juta ton umbi basah tahun 2012 atau tumbuh rata-rata 5,37% per
tahun, dan pada tahun 2012 meningkat cukup tinggi mencapai 11,02% serta
merupakan produksi tertinggi selama periode tersebut.
Gambar 7. Trend Perkembangan Produksi Ubi Jalar Tahun 2007-2012
Keterangan: *) Produksi ubi kayu tahun 2012 = ARAM II BPS-RI
Rib
uTo
nU
mbi
Bas
ah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 43
Capaian produksi ubi jalar tahun 2012 disebabkan oleh meningkatnya
produktivitas rata-rata 9,51% (11,72 ku/ha) dari 123,29 ku/ha tahun 2011 menjadi
135,01 ku/ha tahun 2012 yang antara lain didukung oleh penggunaan varietas
unggul, penurunan luas serangan OPT dan DPI, serta perbaikan penanganan
panen dan pascapanen melalui dukungan fasilitasi bantuan sarana panen dan
pascapanen yang mampu menurunkan susut hasil ubi jalar sebesar 0,060% atau
setara dengan pengamanan produksi sebesar 1.380 ton umbi basah.
Selain itu juga disebabkan oleh peningkatan luas panen rata-rata 1,38% (2.464
ha) dari 178.121 ha tahun 2011 menjadi 180.585 ha tahun 2012 yang antara lain
didukung oleh upaya pengembangan areal tanam, kondisi harga dan permintaan
pasar yang menguntungkan, serta kegiatan pengawalan dan pembinaan dalam
mendorong minat petani dalam menanam ubi jalar.
Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan dalam
mendukung pencapaian produksi ubi jalar tahun 2012 meliputi: perbanyakan benih
sumber/operasional balai benih, operasional pengawasan dan sertifikasi mutu
benih oleh BPSBTPH, operasional Brigade Proteksi Tanaman, operasional
petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP, serta fasilitasi bantuan sarana panen dan
pascapanen.
Realisasi kegiatan dalam mendukung pencapaian produksi ubi jalar tahun 2012
dapat dilihat pada Tabel 25 berikut.
Tabel 25. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Ubi Jalar Tahun 2012
Kegiatan Satuan Target Realisasi%
Capaian
Perbanyakan Benih Sumber Ha 5 5 100,00
Pengembangan Ubi Jalar Ha 850 850 100,00
Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit 86 86 100,00
Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP Orang 4.076 4.076 100,00
Sarana Pascapanen: Unit
- Alat Pengungkit Unit 286 286 100,00
- Alat Penyawut Unit 3 3 100,00
- Alat Perajang Unit 28 28 100,00
- Alat Pengering/Dryer Unit 4 4 100,00
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 44
3.3.2 Mengamankan Potensi Kehilangan Hasil Akibat Serangan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Terkena Dampak Perubahan Iklim
(DPI)
Pencapaian sasaran kinerja mengamankan potensi kehilangan hasil akibat
serangan OPT dan DPI diukur dengan tercapainya indikator luas pertanaman
pangan terutama padi, jagung dan kedelai yang aman dari gangguan OPT dan
DPI. Hasil pengukuran indikator kinerja sasaran ini capaiannya sangat berhasil.
Tabel 26. Capaian Sasaran Mengamankan Potensi Kehilangan Hasil Akibat
Serangan OPT dan Terkena DPI Tahun 2012
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi%
CapaianKategoriCapaian
Mengamankanpotensi kehilanganhasil akibat seranganOPT dan terkena DPI
Luas Areal Tanaman Pangan yang Aman dari Gangguan Serangan OPT dan Terkena DPI:
Total Padi, Jagung dan Kedelai(% thd. total luas tanam)
94,00 94,96 101,02 Sangat Berhasil
- Padi (% thd. total luas tanam) 94,00 93,75 99,73 Berhasil
- Jagung (% thd. total luas tanam) 94,00 98,51 104,80 Sangat Berhasil
- Kedelai (% thd. total luas tanam) 94,00 98,51 104,80 Sangat Berhasil
Pada tahun 2012 total pertanaman padi, jagung dan kedelai yang terkena
serangan OPT dan DPI seluas 918.311 ha atau 5,04% dari total luas tanam
18,207 juta ha. Dengan demikian, luas pertanaman padi, jagung dan kedelai yang
aman dari gangguan OPT dan DPI mencapai 17,289 juta ha (94,96% dari total
luas tanam) atau mencapai 101,02% dari target 94,00% dari total luas tanam
(sangat berhasil). Dibandingkan dengan tahun 2011, luas pertanaman padi,
jagung dan kedelai yang terkena OPT dan DPI tahun 2012 turun sebesar 1,55%
dari 6,59% tahun 2011 menjadi 5,04% tahun 2012.
3.3.2.1 Luas Areal Pertanaman Padi Yang Aman dari Gangguan Serangan
OPT dan Terkena DPI
Upaya pengamanan pertanaman padi difokuskan pada antisipasi dan
pengendalian serangan OPT utama (penggerek batang, wereng batang coklat,
tikus, tungro, blas, kresek, dan ulat grayak) dan antisipasi terhadap DPI, sehingga
dapat terkendali dan tidak meluas. Pada tahun 2012 pertanaman padi yang
terkena serangan OPT dan DPI seluas 849.701 ha atau 6,25% dari total luas
tanam 13,592 juta ha. Dengan demikian, luas pertanaman padi yang aman dari
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 45
gangguan OPT dan DPI mencapai 12,743 juta ha (93,75% dari total luas tanam)
atau mencapai 99,73% dari target 94,00% dari total luas tanam (berhasil).
Dibandingkan tahun 2011, luas pertanaman padi yang terkena OPT dan DPI
tahun 2012 turun 2,18% dari 8,43% tahun 2011 menjadi 6,25% tahun 2012.
Tabel 27. Capaian Pengamanan Pertanaman Padi Dari Gangguan OPT dan DPI
Tahun 2012
UraianRerata
07-011Tahun2011
Target2012
Realisasi2012
% Capaian 2012 Thd.
Rerata07-011
2011 Target
Total Luas Tanam (Ha) 13.281.355 13.243.302 14.023.605 13.592.309 102,34 102,64 96,92
L. Tanam Yang AmanDari OPT dan DPI (Ha)
12.200.490 12.110.686 13.182.189 12.742.608 104,44 105,22 96,67
Rasio Thd. Total L. Tanam (%) 91,86 91,57 94,00 93,75 102,05 102,38 99,73
Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan dalam
mendukung upaya pengamanan pertanaman padi dari serangan OPT dan DPI
pada tahun 2012 meliputi: SL-PHT, SL-Iklim, bantuan sarana pengendalian OPT:
light trap, pestisida (padat dan cair), seed treatment, operasional Brigade Proteksi
Tanaman, operasional petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP, perancangan model
peramalan OPT, penerapan dan pengembangan model peramalan OPT, dan
penyebaran data dan informasi peramalan serangan OPT. Realisasi kegiatan
yang mendukung pengamanan pertanaman padi dari gangguan OPT dan DPI
tahun 2012 seperti pada tabel 28 berikut.
Tabel 28. Dukungan Kegiatan Pengamanan Pertanaman Padi Tahun 2012
Kegiatan Satuan Target Realisasi%
Capaian
Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu: Unit 1.593 1.583 99,37
Sekolah Lapangan Iklim Unit 130 130 100,00
Sarana Pengendalian OPT:
- Light Trap Unit 7.000 7.000 100,00
- Pestisida (Padat/Cair) Kg/Ltr 209.431 209.431 100,00
- Pestisida (Padat/Cair) Boks 213.325 213.325 100,00
- Seed Treatment Kg 15.477 15.477 100,00
Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit 86 86 100,00
Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP Orang 4.076 4.076 100,00
Perancangan Model Peramalan OPT Model 12 12 100,00
Penerapan/Pengembangan Model Peramalan OPT Provinsi 17 17 100,00
Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT Paket 14 14 100,00
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 46
3.3.2.2 Luas Areal Pertanaman Jagung Yang Aman dari Gangguan Serangan
OPT dan Terkena DPI
Upaya pengamanan pertanaman jagung yang dilakukan pada tahun 2012
difokuskan pada upaya antisipasi dan pengendalian terhadap OPT utama (lalat
bibit, penggerek batang, bulai, tikus, penggerek tongkol, ulat grayak, dan hawar
daun) dan DPI, sehingga dapat terkendali dan tidak meluas. Pada tahun 2012
pertanaman jagung yang terkena serangan OPT dan DPI seluas 59.491 ha atau
1,49% dari total luas tanam 4,002 juta ha. Dengan demikian, luas pertanaman
jagung yang aman dari gangguan OPT dan DPI mencapai 3.943 juta ha (98,51%
dari total luas tanam) atau mencapai 104,80% dari target 94,00% dari total luas
tanam (sangat berhasil).
Bila dibandingkan dengan tahun 2011 luas pertanaman jagung yang terkena OPT
dan DPI tahun 2012 turun sebesar 0,33% dari 1,82% tahun 2011 menjadi 1,49%
tahun 2012. Begitu juga luas pertanaman yang puso turun 0,09% dari 0,20%
tahun 2011 menjadi 0,11% tahun 2012.
Tabel 29 Capaian Pengamanan Pertanaman Jagung Dari Gangguan OPT dan
DPI Tahun 2012
UraianRerata
07-011Tahun2011
Target2012
Realisasi2012
% Capaian 2012 Thd.
Rerata07-011
2011 Target
Total Luas Tanam (Ha) 4.368.980 4.725.307 4.010.993 4.002.544 91,61 84,70 99,79
L. Tanam Yang AmanDari OPT dan DPI (Ha)
4.252.177 4.651.340 3.770.333 3.943.053 92,73 84,77 104,58
Rasio Thd. Total L. Tanam (%) 97,33 98,18 94,00 98,51 101,22 100,34 104,80
Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan dalam
mendukung upaya pengamanan pertanaman jagung dari serangan OPT dan DPI
pada tahun 2012 meliputi: SL-PHT, bantuan sarana pengendalian OPT: pestisida
(padat dan cair), seed treatment, operasional Brigade Proteksi Tanaman,
operasional petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP, serta penyebaran data dan
informasi peramalan serangan OPT.
Realisasi kegiatan yang mendukung pengamanan pertanaman jagung dari
gangguan OPT dan DPI tahun 2012 seperti pada Tabel 30 berikut.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 47
Tabel 30. Dukungan Kegiatan Pengamanan Pertanaman Jagung Tahun 2012
Kegiatan Satuan Target Realisasi%
Capaian
Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu: Unit 183 182 99,45
Sarana Pengendalian OPT:
- Pestisida (Padat/Cair) Kg/Ltr 184.857 184.857 100,00
- Seed Treatment Kg 50.480 50.480 100,00
Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit 86 86 100,00
Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP Orang 4.076 4.076 100,00
Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT Paket 14 14 100,00
3.3.2.3 Luas Areal Pertanaman Kedelai Yang Aman dari Gangguan Serangan
OPT dan Terkena DPI
Upaya pengamanan pertanaman kedelai yang dilakukan pada tahun 2012
difokuskan pada upaya antisipasi dan pengendalian terhadap OPT utama
(penggerek polong, lalat kacang, ulat grayak, tikus, penggulung daun, dan ulat
jengkal) dan DPI, sehingga dapat terkendali dan tidak meluas. Pada tahun 2012
pertanaman kedelai yang terkena serangan OPT dan DPI seluas 9.115 ha atau
1,49% dari total luas tanam 612.327 ha. Dengan demikian, luas pertanaman
kedelai yang aman dari gangguan OPT dan DPI mencapai 603.212 ha (98,51%
dari total luas tanam) atau mencapai 104,80% dari target 94,00% dari total luas
tanam (sangat berhasil). Bila dibandingkan dengan tahun 2011, luas pertanaman
kedelai yang aman dari gangguan OPT dan DPI tahun 2012 mengalami
peningkatan. Bila dibandingkan dengan tahun 2011 luas pertanaman kedelai yang
terkena OPT dan DPI tahun 2012 turun sebesar 1,51% dari 3,00% tahun 2011
menjadi 1,49% tahun 2012. Begitu juga luas pertanaman yang puso turun 0,35%
dari 0,59% tahun 2011 menjadi 0,24% tahun 2012.
Tabel 31. Capaian Pengamanan Pertanaman Kedelai Dari Gangguan OPT dan
DPI Tahun 2012
UraianRerata
07-011Tahun2011
Target2012
Realisasi2012
% Capaian 2012 Thd.Rerata
07-0112011 Target
Total Luas Tanam (Ha) 646.868 644.567 756.000 612.327 94,66 95,00 81,00
L. Tanam Yang AmanDari OPT dan DPI (Ha)
623.069 624.708 710.640 603.208 96,81 96,56 84,88
Rasio Thd. Total L. Tanam (%) 96,32 97,00 94,00 98,51 102,27 101,56 104,80
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 48
Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan dalam
mendukung upaya pengamanan pertanaman kedelai dari serangan OPT dan DPI
pada tahun 2012 meliputi: SL-PHT, bantuan sarana pengendalian OPT: pestisida
(padat dan cair), seed treatment, operasional Brigade Proteksi Tanaman,
operasional POPT-PHP dan THL-POPT-PHP, serta penyebaran data dan
informasi peramalan serangan OPT. Realisasi kegiatan yang mendukung
pengamanan pertanaman kedelai dari gangguan OPT dan DPI tahun 2012 seperti
pada tabel 32 berikut.
Tabel 32. Dukungan Kegiatan Pengamanan Pertanaman Kedelai Tahun 2012
Kegiatan Satuan Target Realisasi%
Capaian
Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu: Unit 137 135 98,54
Sarana Pengendalian OPT:
- Pestisida (Padat/Cair) Kg/Ltr 147.641 147.641 100,00
- Seed Treatment Kg 4.826 4.826 100,00
Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit 86 86 100,00
Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP Orang 4.076 4.076 100,00
Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT Paket 14 14 100,00
3.3.3 Mengamankan Kehilangan/Susut Hasil Produksi
Pencapaian sasaran kinerja mengamankan kehilangan/susut hasil produksi diukur
dengan tercapainya indikator penurunan susut hasil produksi, meliputi tiga
indikator kinerja utama yaitu: penurunan susut hasil produksi padi, jagung, dan
kedelai. Hasil pengukuran terhadap indikator kinerja sasaran ini semuanya masih
kurang berhasil.
Tabel 33. Capaian Sasaran Mengamankan Kehilangan/Susut Hasil Produksi
Tahun 2012
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi%
Capaian
Kategori
Capaian
Mengamankankehilangan/susut hasilproduksi
Penurunan Susut Hasil Produksi :
- Padi (%) 1,53 0,470 30,72 Kurang Berhasil
- Jagung (%) 0,25 0,012 4,80 Kurang Berhasil
- Kedelai (%) 0,50 0,195 40,00 Kurang Berhasil
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 49
3.3.3.1 Penurunan Susut Hasil Produksi Padi
Upaya penurunan susut hasil padi dalam rangka mengamankan tercapainya
produksi padi tahun 2012 ditargetkan mampu menurunkan susut hasil padi pada
saat proses panen dan pascapanen sebesar 1,53%. Realisasi penurunan susut
hasil padi tahun 2012 dari bantuan sarana panen dan pascapanen yang difasilitasi
APBN sebesar 0,47% atau mencapai 30,72% dari target (kurang berhasil).
Dibandingkan dengan capaian penurunan susut hasil padi tahun 2011 sebesar
0,19%, penurunan susut hasil padi tahun 2012 meningkat sebesar 0,28%.
Capaian penurunan susut hasil padi tahun 2012 sebesar 0,47% setara dengan
mengamankan produksi padi sebanyak 324 ribu ton GKG, sedangkan pada tahun
2011 penurunan susut hasil sebesar 0,19% setara mengamankan produksi
sebanyak 125 ribu ton GKG. Dengan demikian, terjadi peningkatan sebanyak 199
ribu ton GKG.
Tabel 34. Capaian Penurunan Susut Hasil Padi Dari Fasilitasi Bantuan Sarana
Panen dan Pascapanen APBN Tahun 2012
UraianTahun2011
Target2012
Realisasi2012
Selisih2012-2011
% Capaian 2012Thd. Target
Produksi Padi (Ton GKG) 65.756.904 67.824.692 68.956.292 3.199.388 101,67
Penurunan Susut Hasil (%) 0,19 1,53 0,47 0,28 30,72
Pengamanan Produksi (Ton GKG) 124.938 1.037.718 324.095 199.157 31,23
Tidak tercapainya target penurunan susut hasil padi tahun 2012 disebabkan
karena tingginya biaya investasi yang diperlukan untuk mencapai target tersebut.
Sementara fasilitasi bantuan sarana pascapanen dalam mendukung penurunan
susut hasil padi tahun 2012 melalui dana APBN masih terbatas/belum memadai
dari kebutuhan. Realisasi bantuan sarana pascapanen yang mendukung
penurunan susut hasil padi tahun 2012 seperti pada tabel 35 berikut.
Tabel 35. Dukungan Kegiatan Penurunan Susut Hasil Padi Tahun 2012
Uraian Satuan Target Realisasi % Capaian
Sabit Bergerigi Unit 7.040 7.040 100,00
Paddy Mower Unit 904 904 100,00
Pedal Thresher Unit 506 506 100,00
Power Threser Unit 1.995 1.995 100,00
Combine Harvester Unit 711 711 100,00
Dryer Unit 351 351 100,00
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 50
Berdasarkan hasil survei susut hasil padi tahun 2012 kerjasama Direktorat
Pascapanen Tanaman Pangan dengan BPS-RI yang dilaksanakan di 12 provinsi
sentra produksi padi (Aceh, Sumut, Sumsel, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, DI.
Yogyakarta, Jatim, Kalsel, NTB, dan Sulsel), diperoleh angka susut hasil padi
sebesar 10,43% (terdiri atas susut saat panen dan penumpukan sementara
0,53%, perontokan 0,83%, pengeringan 6,09%, penggilingan 2,98%), konversi
pengeringan (GKP ke GKG) 83,12%, dan rendemen penggilingan (GKG ke beras)
62,85%. Bila dibandingkan dengan baseline data susut hasil tahun 2010 sebesar
13,00%, maka susut hasil padi tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 2,57%.
Tabel 36. Susut Hasil Padi Tahun 2012 (Hasil Survei Kerjasama Kementan-BPS)
Uraian %
1. Kehilangan Hasil/Susut Panen Gabah (Panen + Perontokan) 1,36
a. Susut Saat Panen 0,53
- Susut Saat Panen 0,48
- Susut Penumpukan Sementara 0,05
b. Susut Perontokan (Termasuk Pembersihan) 0,83
2. Konversi Pengeringan (GKP ke GKG) 83,12
a. Pengurangan Kadar Air 10,79
b. Kehilangan Secara Fisik/Susut Pengeringan 6,09
3. Rendemen Penggilingan/Lapangan (GKG ke Beras) 62,85
a. Rendemen Laboratorium 65,83
b. Susut Penggilingan (Rendemen Laboratorium – Rendemen Lapangan) 2,98
3.3.3.2 Penurunan Susut Hasil Produksi Jagung
Upaya penurunan susut hasil jagung dalam rangka mengamankan tercapainya
produksi jagung tahun 2012 ditargetkan mampu menurunkan susut hasil jagung
sebesar 0,25%. Realisasi penurunan susut hasil jagung tahun 2012 sebesar
0,012% atau mencapai 4,80% dari target (kurang berhasil). Capaian tersebut
setara dengan mengamankan produksi jagung sebanyak 2.280 ton pipilan kering.
Tabel 37. Capaian Penurunan Susut Hasil Jagung Dari Fasilitasi Bantuan Sarana
Panen dan Pascapanen APBN Tahun 2012
UraianTahun2011
Target2012
Realisasi2012
Selisih2012-2011
% Capaian2012 Thd. Target
Produksi Jagung (Ton PK) 17.643.250 18.861.479 18.961.645 1.318.395 100,53
Penurunan Susut Hasil (%) - 0,25 0,012 0,012 4,80
Pengamanan Produksi (Ton PK) - 47.154 2.280 2.280 4,84
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 51
Tidak tercapainya target penurunan susut hasil jagung tahun 2012 juga
disebabkan karena masih terbatasnya fasilitasi bantuan sarana pascapanen
melalui APBN dalam mendukung penurunan susut hasil jagung tahun 2012. Untuk
mencapai target penurunan susut hasil jagung 0,25% dibutuhkan fasilitasi bantuan
sarana pascapanen berupa cornsheller sebanyak 675 unit dan dryer sebanyak
120 unit. Realisasi bantuan sarana pascapanen yang mendukung penurunan
susut hasil jagung tahun 2012 sebanyak 15 paket (100% dari target) dengan
rincian jenis alat seperti pada Tabel 38 berikut.
Tabel 38 Dukungan Kegiatan Penurunan Susut Hasil Jagung Tahun 2012
Uraian Satuan Target Realisasi % Capaian
Corn Sheller Unit 34 34 100,00
Dryer Unit 1 1 100,00
3.3.3.3 Penurunan Susut Hasil Produksi Kedelai
Upaya penurunan susut hasil kedelai dalam rangka mengamankan tercapainya
produksi tahun 2012 ditargetkan mampu menurunkan susut hasil kedelai sebesar
0,50%. Realisasi penurunan susut hasil kedelai tahun 2012 sebesar 0,195% atau
mencapai 40,00% dari target (kurang berhasil). Capaian tersebut setara dengan
mengamankan produksi kedelai sebanyak 1.527 ton biji kering.
Tabel 39. Capaian Penurunan Susut Hasil Kedelai Dari Fasilitasi Bantuan Sarana
Panen dan Pascapanen APBN Tahun 2012
UraianTahun2011
Target2012
Realisasi2012
Selisih2012-2011
% Capaian2012 Thd. Target
Produksi Kedelai (Ton BK) 851.286 1.000.000 783.158 -68.128 78,32
Penurunan Susut Hasil (%) - 0,50 0,195 0,195 39,00
Pengamanan Produksi (Ton BK) - 5.000 1.527 1.527 30,54
Sama halnya dengan padi dan jagung, tidak tercapainya target penurunan susut
hasil kedelai tahun 2012 juga disebabkan karena masih terbatasnya fasilitasi
bantuan sarana pascapanen melalui APBN dalam mendukung penurunan susut
hasil kedelai tahun 2012. Untuk mencapai target penurunan susut hasil kedelai
0,50% dibutuhkan fasilitasi bantuan sarana pascapanen berupa kedelai berupa
power thresher sebanyak 238 unit dan dryer sebanyak 167 unit.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 52
Realisasi bantuan sarana pascapanen yang mendukung penurunan susut hasil
jagung tahun 2012 seperti pada tabel 40 berikut.
Tabel 40 .Dukungan Kegiatan Penurunan Susut Hasil Kedelai Tahun 2012
Uraian Satuan Target Realisasi % Capaian
Pedal Thresher Unit 14 14 100,00
Power Thresher Unit 67 67 100,00
Power Thresher Multiguna Unit 100 100 100,00
Dryer Unit 2 2 100,00
Dalam hal meningkatkan kinerja pelaksanaan pembangunan dan kepemerintahan
yang bersih dan baik (Clean and Good Governance), pelaksanaan pembangunan
tanaman pangan tahun 2012 telah mendorong peningkatan kualitas manajemen
pembangunan dengan tercapainya indikator antara lain: tersusunnya rancangan
program dan kegiatan (13 rancangan), pedoman (9 pedoman), serta laporan (4
jenis laporan) pelaksanaan kegiatan dan anggaran pembangunan tanaman
pangan, terlaksananya operasional seluruh Satker pengelola anggaran dan
kegiatan tahun 2012 di Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota (442 Satker),
meningkatnya partisipasi/peranserta masyarakat dan stakeholder terkait dalam
pembangunan tanaman pangan (275 unit LM3), serta meningkatnya pemahaman
dan pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI).
Peningkatan kualitas manajemen pembangunan tersebut telah berhasil
mendorong tercapainya predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) di semua unit
kerja Eselon II dan UPT lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang
diperoleh berdasarkan hasil penilaian Inspektorat Jenderal Kementan tahun 2012.
3.3.4 Capaian Kinerja Lainnya
Selain pencapaian kinerja sasaran strategis seperti yang telah diuraikan di atas,
pelaksanaan pembangunan tanaman pangan tahun 2012 juga telah berdampak
luas terhadap perekonomian nasional, yang antara lain dicerminkan melalui
kontribusinya dalam pembentukan PDB nasional, sumbangan devisa melalui
ekspor, penyerapan tenaga kerja, peningkatan kesejahteraan petani, peningkatan
kinerja manajemen pembangunan, dan peranserta stake holder/masyarakat dalam
pembangunan tanaman pangan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 53
Berdasarkan data BPS-RI, pada triwulan III tahun 2012 PDB sub sektor tanaman
bahan makanan (atas dasar harga berlaku) sebesar Rp.155,35 triliun, meningkat
9,09% (Rp.12,94 triliun) dibandingkan tahun 2011 pada triwulan yang sama
sebesar Rp.142,41 triliun, dan berkontribusi sebesar 63,33% terhadap PDB sektor
pertanian sempit (tanaman bahan makanan, perkebunan dan peternakan)
Rp.245,31 triliun, atau 7,32% terhadap PDB nasional Rp.2.122,81 triliun.
Sedangkan total PDB sub sektor tanaman bahan makanan hingga triwulan III
2012 mencapai Rp.469,73 triliun, meningkat 7,85% (Rp.34,18 triliun) dibandingkan
periode yang sama tahun 2011 sebesar Rp.435,55 triliun, atau telah mencapai
88,53% terhadap total PDB tanaman bahan makanan tahun 2011 sebesar
Rp.530,60 triliun, dan berkontribusi sebesar 66,84% terhadap PDB sektor
pertanian sempit Rp.702,80 triliun, atau 7,64% terhadap PDB nasional
Rp.6.151,63 triliun.
Tabel 41. PDB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012
Lapangan Usaha
2011**) 2012***)TW.III 012
Thd.
TW.I-III 012
Thd.
TW.III
(Rp.Triliun)
TW.I-III
(Rp.Triliun)
TW.I-IV
(Rp.Triliun)
TW.III
(Rp.Triliun)
TW.I-III
(Rp.Triliun)
TW.III 011
(%)
TW.I-III 011
(%)
TW.I-IV 011
(%)
1. Pertanian 301,30 856,701.093,4
7327,23 931,60 108,61
108,74 85,20
a.Pertanian Sempit 227,69 651,25 814,07 245,31 702,80 107,74 107,92 86,33
- Tan. Bahan Makanan 142,41 435,55 530,60 155,35 469,73 109,09 107,85 88,53
- Tan. Perkebunan 52,51 121,33 153,88 52,79 125,51 100,53 103,45 81,56
- Perikanan 32,78 94,37 129,58 37,18 107,58 113,42 114,00 83,02
b. Kehutanan 13,79 37,73 51,64 13,62 38,56 98,77 102,20 74,67
c. Perikanan 59,82 167,72 227,76 68,30 189,94 114,18 113,25 83,39
2. Di Luar Pertanian 1.622,27 4.625,656.333,6
21.795,5
85.220,0
3110,68
112,85 82,42
3. PDB Nasional 1.923,57 5.482,357.427,0
92.122,8
16.151,6
3110,36
112,21 82,83
Kontribusi Tabama Thd.
PDB Pertanian Sempit (%) 62,55 66,88 65,18 63,33 66,84
PDB Nasional (%) 7,40 7,94 7,14 7,32 7,64
Sumber: BPS-RI (diolah)Keterangan: **) Angka sangat sementara; ***) Angka sangat sangat sementara
Pada triwulan III 2012, kinerja sub sektor tanaman bahan makanan yang
ditunjukan oleh nilai PDB atas dasar harga konstan (tahun 2000), menunjukkan
pertumbuhan sebesar 4,73% dari Rp.40,72 triliun pada triwulan III tahun 2011
menjadi Rp.42,64 triliun tahun 2012. Sedangkan total hingga triwulan III 2012 PDB
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 54
sub sektor tanaman bahan makanan tumbuh sebesar 3,92% dari Rp.125,38 triliun
tahun 2011 menjadi Rp.130,29 triliun tahun 2012.
Tabel 42. PDB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012
Lapangan Usaha
2011**) 2012***)Pertumbuhan
TW.III 012 Thd. TW.I-III 012 Thd.
TW.III
(Rp.Triliun)
TW.I-III
(Rp.Triliun)
TW.I-IV
(Rp.Triliun)
TW.III
(Rp.Triliun)
TW.I-III
(Rp.Triliun)
TW.III 011
(%)
TW.I-III 011
(%)
1. Pertanian 85,64 245,98 313,73 89,53 256,28 4,54 4,19
a.Pertanian Sempit 67,16 193,15 242,30 70,24 201,12 4,58 4,13
- Tan. Bahan Makanan 40,72 125,38 153,41 42,64 130,29 4,73 3,92
- Tan. Perkebunan 16,42 38,36 48,96 17,11 40,07 4,21 4,46
- Perikanan 10,02 29,41 39,93 10,48 30,76 4,61 4,59
b. Kehutanan 4,63 12,83 17,36 4,31 12,25 -6,87 -4,52
c. Perikanan 13,84 40,00 54,06 14,97 42,92 8,16 7,30
2. Di Luar Pertanian 546,87 1.592,082.149,5
1581,95
1.698,65
6,416,69
3. PDB Nasional 632,51 1.838,062.463,2
4671,48
1.954,93
6,166,36
Sumber: BPS (diolah)
Keterangan: **) Angka sangat sementara; ***) Angka sangat sangat sementara
Pada aspek perdagangan dan pasar komoditas nasional maupun internasional,
komoditas utama tanaman pangan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Pada tahun 2012 (s.d Oktober 2012), volume ekspor komoditas utama tanaman
pangan mencapai 178,50 ribu ton dengan nilai sebesar US$121.906.000.
Komoditas utama ekspor tanaman pangan antara lain: jagung 64.520 ton
(US$30.959.000), dan gandum 52.942 ton (US$30.965.000). Bila dibandingkan
dengan tahun 2011 pada periode yang sama, volume ekspor tanaman pangan
tahun 2012 mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal tersebut disebabkan
oleh situasi perekonomian global yang mengalami resesi (melemah).
Tabel 43. Volume dan Nilai Ekspor Komoditas Tanaman Pangan Tahun 2012
Uraian2011
(Jan-Okt)
2012
(Jan-Okt)
Selisih 2012-2011
(Absolut) (%)
Volume (Ton) 648.005 178.478 -469.527 -72,46
Nilai (000 US$) 463.600 121.906 -341.694 -73,70
Sumber: BPS-RI (diolah)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 55
Dari sisi penyerapan tenaga kerja, sub sektor tanaman pangan merupakan
lapangan usaha yang menyerap bagian terbesar tenaga kerja dan sangat
dominan dalam struktur ketenagakerjaan sektor pertanian maupun nasional.
Berdasarkan data BPS-RI, pada tahun 2011 jumlah penduduk Indonesia yang
bekerja di sub sektor tanaman pangan mencapai 16,937 juta orang atau 46,35%
terhadap total tenaga kerja sektor pertanian 36,542 juta orang. Jumlah tersebut
mengalami penurunan 12,79% (2,485 juta orang) dibandingkan tahun 2010
sebanyak 19,422 juta orang. Walaupun secara absolut mengalami penurunan,
namun penurunan tersebut berdampak positif terhadap peningkatan produktivitas
dan pendapatan per kapita penduduk yang bekerja pada sub sektor ini.
Tabel 44. Jumlah Tenaga Kerja Sub Sektor Tanaman Pangan Tahun 2011
Sektor/SubSektor
Rerata
2007-2010
(Orang)
2010
(Orang)
2011
(Orang)
Selisih 2011 Terhadap
Rerata 2007-2010 2010
(Absolut) (%) (Absolut) (%)
Tanaman Pangan20.224.362 19.421.89
316.937.195 -3.287.167 -16,25 -2.484.698 -12,79
Hrotikultura 2.839.213 3.001.077 3.323.426 484.213 17,05 322.349 10,74
Perkebunan11.296.329 12.108.17
912.077.138 780.809 6,91 -31.041 -0,26
Peternakan 4.092.074 4.167.894 4.204.213 112.139 2,74 36.319 0,87
Pertanian Sempit38.451.977 38.699.04
336.541.972 -1.910.005 -4,97 -2.157.071 -5,57
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) per Agustus, BPS-RI (diolah)
Pada tahun 2012, jumlah tenaga kerja sektor pertanian dalam arti luas (mencakup
pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan) sebanyak 38,882
juta orang, mengalami penurunan 1,14% (446.781 orang) dibandingkan tahun
2011 sebanyak 39,329 juta orang, dan bila dibandingkan rerata tahun 2008-2011
turun 5,03% (2,060 juta orang). Penurunan tersebut diharapkan dapat
meningkatan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian.
Tabel 45. Jumlah Tenaga Kerja Sektor Pertanian Tahun 2012
Sektor
Rerata
2008-2011
(Orang)
2011
(Orang)
2012
(Orang)
Selisih 2012 Terhadap
Rerata 2008-2011 2011
(Absolut) (%) (Absolut) (%)
Pertanian *) 40.941.851 39.328.915 38.882.134 -2.059.717 -5,03 -446.781 -1,14
Di Luar Pertanian 65.383.544 70.341.484 71.926.020 6.542.476 10,01 1.584.536 1,04
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 56
Total 106.325.395 109.670.399 110.808.154 4.482.759 4,22 1.137.755 2,25
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) per Agustus, BPS-RI (diolah)
Keterangan: *) Mencakup pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan
Dampak pembangunan pertanian terhadap kesejahteraan petani dicerminkan dari
nilai tukar petani (NTP). Pada tahun 2012, NTP sub sektor tanaman pangan
(NTPP) rata-rata sebesar 104,70, meningkat 1,83% (1,88) dibandingkan tahun
2011 sebesar 102,82 atau meningkat 6,63% (6,51) bila dibandingkan rata-rata
tahun 2008-2011 sebesar 98,19. Pertumbuhan NTP sub sektor tanaman pangan
pada tahun 2012 menunjukan angka tertinggi dibanding pertumbuhan NTP sub
sektor lain lingkup pertanian.
Tabel 46. Rata-rata Nilai Tukar Petani Sub Sektor Tanaman Pangan Tahun 2012
Sektor/Sub SektorRerata
2008-2011
Rerata
2011
Rerata
2012
Selisih Rerata 2012 Thd.
Rerata 2008-2011 Rerata 2011
(Absolut) (%) (Absolut) (%)
Tanaman Pangan (NTPP) 98,19 102,82 104,70 6,51 6,63 1,88 1,83
Hortikultura (NTPH) 104,90 108,95 109,03 4,13 3,93 0,08 0,07
Perkebunan (NTPR) 106,30 107,29 105,91 -0,39 -0,36 -1,38 -1,29
Peternakan (NTPT) 102,80 101,22 101,33 -1,47 -1,43 0,11 0,11
Pertanian (NTP) 101,59 104,58 105,24 3,65 3,60 0,66 0,63
Sumber: BPS-RI (diolah)
3.4 Akuntabilitas Keuangan
3.4.1 APBN Sektoral (BA 018)
Pada tahun 2012 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mengelola APBN Sektoral
(BA.018) sebesar Rp.4.522.601.104.000, meliputi: pagu APBN Awal
Rp.2.986.928.785.000, Dana Kontingensi Rp.1.200.106.414.000, dan APBN-P
Rp.335.565.905.000. Anggaran tersebut dikelola oleh 442 Satker lingkup
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, meliputi: 3 Satker Pusat, 33 Satker Dinas
Pertanian Provinsi, 32 Satker BPTPH, dan 374 Satker Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota, dengan rincian alokasi: Satker Pusat Rp.2.072.894.691.000
(45,83% dari pagu total), Dinas Provinsi dan BPTPH Rp.1.455.850.801.000
(32,19% dari pagu total), Dinas Kabupaten/Kota Rp. 993.855.612.000 (21,98%
dari pagu total). Alokasi anggaran pada Satker Pusat merupakan yang tertinggi,
disebabkan adanya anggaran untuk Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 57
padi, jagung dan kedelai, serta dana APBN Kontingensi dan APBN-P yang
pengelolaannya pada Satker Pusat.
Sedangkan dirinci menurut kegiatan utama, alokasi anggaran Pengelolaan
Produksi Tanaman Serealia Rp.1.838.193.255.000 (40,64% dari pagu total),
Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Rp.175.443.480.000
(3,88% dari pagu total), Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih
Rp.1.404.534.008.000 (31,06% dari pagu total), Penguatan Perlindungan
Tanaman Dari Gangguan Serangan OPT dan DPI Rp.542.430.978.000 (11,99%
dari pagu total), Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan Rp.338.811.632.000
(7,49% dari pagu total), Pengembangan Pengujian Mutu Benih dan Penerapan
Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih Rp.7.177.072.000 (0,16% dari pagu
total), Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan
Rp.9.051.876.000 (0,20% dari pagu total), dan Dukungan Manajemen dan Teknis
Lainnya Rp.206.958.803.000 (4,58% dari pagu total). Bila diperhatikan komposisi
alokasi anggaran menurut kegiatan utama tersebut, terlihat bahwa alokasi
anggaran diorientasikan pada kegiatan yang mendukung langsung pencapaian
produksi komoditas utama tanaman pangan terutama padi, jagung dan kedelai,
yang didukung dengan sistem penyediaan benih, penguatan perlindungan
tanaman dan penanganan pascapanen.
Kinerja serapan anggaran APBN Sektoral Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
tahun 2012 secara keseluruhan dapat dikategorikan berhasil, dengan total
realisasi serapan mencapai Rp.4.060.889.608.000 atau 89,79%. Bila dirinci
menurut Satker pengelola, serapan anggaran Satker Pusat Rp.1.729.039.791.000
(83,41% dari pagu Rp.2.072.894.691.000), Dinas Provinsi dan BPTPH
Rp.1.397.671.931.000 (96,00% dari pagu Rp.1.455.850.801.000), dan Dinas
Kabupaten/Kota Rp.934.177.885.000 (94,00% dari pagu Rp.993.855.612.000).
Tabel 46. Realisasi Serapan APBN Sektoral Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Menurut Satuan Kerja Tahun 2012
Satuan KerjaPagu DIPA(Rp.000)
Realisasi(Rp.000)
%Capaian
KategoriCapaian
1. Pusat 2.056.665.743 1.713.063.422 83,29 Berhasil
2. UPT Pusat 16.228.948 15.976.369 98,44 Berhasil
3. Provinsi (Dekonsentrasi) 1.455.850.801 1.397.671.931 96,00 Berhasil
4. Kabupaten/Kota (Tugas Pembantuan) 993.855.612 934.177.885 94,00 Berhasil
Jumlah 4.522.601.104 4.060.889.608 89,79 Berhasil
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 58
Realisasi serapan anggaran menurut kegiatan, Pengelolaan Produksi Tanaman
Serealia Rp.1.749.758.014.000 (95,19% dari pagu Rp.1.838.193.255.000),
Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Rp.163.646.152.000
(93,28% dari pagu Rp.175.443.480.000), Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih
Rp.1.140.574.129.000 (81,21% dari pagu Rp.1.404.534.008.000), Penguatan
Perlindungan Tanaman Dari Gangguan Serangan OPT dan DPI
Rp.517.562.586.000 (95,42% dari pagu Rp.542.430.978.000), Penanganan
Pascapanen Tanaman Pangan Rp.311.173.613.000 (91,84% dari pagu
Rp.338.811.632.000), Pengembangan Pengujian Mutu Benih dan Penerapan
Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih Rp.6.752.549.000 (94,09% dari pagu
Rp.7.177.072.000), Pengembangan Peramalan Serangan OPT Rp.9.223.820.000
(101,90% dari pagu Rp.9.051.876.000), dan Dukungan Manajemen dan Teknis
Lainnya Rp.162.198.746.000 (78,37% dari pagu Rp.206.958.803.000).
Tabel 47. Realisasi Serapan APBN Sektoral Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Menurut Kegiatan Tahun 2012
KegiatanPagu DIPA(Rp.000)
Realisasi(Rp.000)
%Capaian
KategoriCapaian
1. Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia 1.838.193.255 1.749.758.014 95,19 Berhasil
2. Pengelolaan Produksi Tanaman AnekaKacang dan Umbi
175.443.480 163.646.152 93,28 Berhasil
3. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih 1.404.534.008 1.140.574.129 81,21 Berhasil
4. Penguatan Perlindungan Tanaman DariGangguan Serangan OPT dan DPI
542.430.978 517.562.586 95,42 Berhasil
5. Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan 338.811.632 311.173.613 91,84 Berhasil
6. Pengembangan Pengujian Mutu Benih danPenerapan Sistem Mutu Lab.Pengujian Benih
7.177.072 6.752.549 94,09 Berhasil
7. Pengembangan Peramalan SeranganOrganisme Pengganggu Tumbuhan
9.051.876 9.223.820 101,90 Sangat Berhasil
8. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya 206.958.803 162.198.746 78,37 Cukup Berhasil
Jumlah 4.522.601.104 4.060.889.608 89,79 Berhasil
Sedangkan bila dirinci berdasarkan jenis belanja yang dialokasikan, realisasi
serapan anggaran belanja pegawai Rp.43.009.251.000 (82,10% dari pagu
Rp.52.388.417.000), belanja barang Rp.806.780.956.000 (90,09% dari pagu
Rp.895.526.172.000), belanja modal Rp.157.692.043.000 (95,59% dari pagu
Rp.164.974.775.000), dan belanja sosial Rp.3.053.407.358.000 (89,55% dari pagu
Rp.3.409.711.740.000).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 59
Tabel 48. Realisasi Serapan APBN Sektoral Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Menurut Jenis Belanja Tahun 2012
Jenis BelanjaPagu DIPA
(Rp.000)
Realisasi
(Rp.000)
%
Capaian
Kategori
Capaian
1. Belanja Pegawai 52.388.417 43.009.251 82,10 Berhasil
2. Belanja Barang 895.526.172 806.780.956 90,09 Berhasil
3. Belanja Modal 164.974.775 157.692.043 95,59 Berhasil
4. Belanja Sosial 3.409.711.740 3.053.407.358 89,55 Berhasil
Jumlah 4.522.601.104 4.060.889.608 89,79 Berhasil
Sisa anggaran yang tidak terserap disebabkan: 1) penghematan/efisiensi dari
kegiatan kontraktual pengadaan barang dan jasa Rp.232 Milyar, meliputi: kontrak
BLBU, optimalisasi jagung hibrida, sarana/bahan pengendalian OPT dan alsin
pascapanen (dana Kontingensi dan APBN-P); 2) sisa pembayaran gaji dan uang
makan sebesar Rp.8 Milyar, karena pada tahun 2012 tidak ada pengangkatan
pegawai baru dan sebagian pegawai telah memasuki masa pensiun, serta adanya
pindah tugas sebagian pegawai pusat ke daerah, dengan demikian gaji dan uang
makan yang dibayarkan berdasarkan perhitungan jumlah pegawai tersebut; 3)
kegiatan bantuan bencana alam yang tidak terealisasi Rp.22,5 Miliyar, karena
sesuai ketentuan harus ada pernyataan bencana dari instansi berwenang; 4)
efisiensi pelaksanaan kegiatan, dan 5) terdapat beberapa kegiatan yang tidak
terlaksana 100% akibat keterbatasan waktu pelaksanaan dan kesesuaian musim
tanam. Namun demikian, walaupun realisasi anggaran tidak mencapai 100%,
realisasi fisik kegiatan secara umum mencapai target 100% bahkan ada beberapa
kegiatan yang diatas 100%.
3.4.2 APBN Subsidi (BA 999)
Selain mengelola APBN Sektoral, pada tahun 2012 Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan juga mengelola anggaran yang bersumber dari Bagian Anggaran Subsidi
(BA.999) berupa Subsidi Harga Benih (BA.999.07) Rp.129.499.092.000 dan
Cadangan Benih Nasional (BA.999.08) Rp.366.597.420.000 yang pelaksanaannya
dilakukan dalam bentuk Public Service Obligation (PSO) oleh PT Sang Hyang Seri
dan PT Pertani.
Realisasi serapan anggaran subsidi mencapai Rp.403.025.801.000 atau 81,24%
dari pagu Rp.496.096.512.000, terdiri dari subsidi harga benih (BA 999.07)
Rp.60.261.413.000 atau 46,53% dari pagu Rp.129.499.092.000 dan Cadangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 60
Benih Nasional (BA 999.08) Rp.342.764.388.000 atau 93,50% dari pagu
Rp.366.597.420.000.
Tabel 49. Realisasi Serapan Anggaran Subsidil Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan Tahun 2012
Anggaran SubsidiPagu DIPA(Rp.000)
Realisasi(Rp.000)
%Capaian
KategoriCapaian
1. Subsidi Harga Benih 129.499.092 60.261.413 46,53 Kurang Berhasil
2. Cadangan Benih Nasional 366.597.420 342.764.388 93,50 Berhasil
Jumlah 403.025.801 496.096.512 81,24 Berhasil
3.5 Hambatan dan Kendala
Beberapa hambatan dan kendala dalam pelaksanaan program pembangunan
tanaman pangan tahun 2012, meliputi aspek administrasi, teknis, SDM,
kelembagaan, dan pembiayaan, antara lain:
1) Aspek Administrasi
Belum optimalnya proses penyiapan dokumen pelaksanaan kegiatan, baik
kelengkapan maupun ketepatan waktu penyiapan, tingkat penyerapan anggaran
yang cenderung masih dominan pada akhir tahun/triwulan IV, revisi DIPA dan
POK terkait dengan penghematan dan penambahan anggaran sehinggga
menghambat proses pelaksanaan kegiatan yang semula direncanakan pada awal
tahun, adanya penggantian pejabat pengelola anggaran dan kegiatan (terutama
KPA, dan PPK) akibat terjadinya mutasi jabatan di daerah.
2) Aspek Teknis
Pelaksanaan beberapa kegiatan masih belum konsisten dengan jadwal yang telah
ditetapkan, sehingga menumpuk di akhir tahun/triwulan IV (antara lain: SL-PTT,
bantuan benih), sehingga tidak memberikan kontribusi secara optimal pada tahun
2012, belum lancarnya arus pelaporan dari satker daerah ke pusat, lambatnya
replikasi SL-PTT dan kegiatan lainnya pasca pelaksanaan disebabkan kurangnya
pembinaan lanjutan, sarana prasarana irigasi banyak yang rusak dan tidak
berfungsi optimal, alih fungsi lahan, serta terbatasnya lahan yang siap untuk
perluasan areal.
Keterlambatan pelaksanaan SL-PTT antara lain disebabkan keterlambatan CP-
CL, dan realokasi kelompok pelaksana, keterlambatan penyaluran bantuan benih
antara lain disebabkan proses pengadaan melalui lelang yang mengalami tender
ulang dan baru ditetapkan pemenangnya pada bulan April 2012, serta terdapat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 61
beberapa kegiatan yang bersumber dari dana Kontingensi dan APBN-P yang
revisi DIPA-nya baru terbit pada akhir tahun (Kontingensi pada bulan September
2012, APBN-P pada awal Desember 2012).
3) Aspek SDM, Kelembagaan, dan Pembiayaan
Masih terbatasnya kuantitas maupun kualitas SDM pertanian, penempatan tenaga
kerja belum sepenuhnya sesuai dengan bidang tugasnya, sering terjadi
mutasi/alih tugas pegawai terutama di daerah, masih lemahnya kelembagaan
petani sehingga mengakibatkan lemahnya posisi tawar dan akses petani terhadap
sumber daya pertanian dan permodalan untuk usahatani, adopsi teknologi oleh
petani belum optimal sesuai anjuran, kurangnya komitmen pemangku kepentingan
terkait dalam mewujudkan pencapaian target yang telah dicanangkan, belum
optimalnya keterpaduan dan sinergi kegiatan (antar sektor, sub sektor, pusat-
daerah), kurangnya modal petani dalam pengembangan usaha, kurangnya
infrastruktur penunjang pengembangan kewirausahaan seperti akses penghubung
(jalan) dan akses pemasaran, dan masih terbatasnya sarana prasarana dan
kelembagaan panen dan pascapanen.
Khusus untuk pencapaian produksi kedelai, selain dihadapkan pada
permasalahan seperti di atas juga dihadapkan pada permasalahan: persaingan
dengan komoditas lain yang lebih kompetitif (padi, jagung, komoditas lainnya),
rendahnya keuntungan petani dibanding komoditas lain, jaminan pemasaran hasil
yang kurang kondusif, harga kedelai impor yang lebih murah, dan resiko
kegagalan usaha tani kedelai lebih besar, karena lebih rentan terhadap serangan
OPT dan DPI.
3.6 Upaya dan Tindaklanjut
Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi hambatan dan kendala
pelaksanaan program pembangunan tanaman pangan tahun 2012, antara lain:
1. Perbaikan dan Peningkatan Kualitas Perencanaan dan Persiapan
Pelaksanaan Program, Kegiatan dan Anggaran
Pemantapan perencanaan kegiatan dan anggaran yang difokuskan pada kegiatan
yang kinerjanya cukup berhasil dan memberikan dampak nyata dan meluas bagi
petani dan masyarakat, penyempurnaan kegiatan yang kinerjanya masih belum
optimal, percepatan penetapan pengelola anggaran dan kegiatan (KPA,
bendahara, pejabat penguji SPM, PPK, Tim Teknis, Tim Pengadaan, Tim
Pemeriksa Barang), distribusi dan sosialisasi Pedoman, Juklak dan Juknis
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 62
pelaksanaan kegiatan, supervisi dan pengawalan penyusunan POK/ROK Satker
Daerah, dan percepatan penetapan CP-CL penerima bantuan.
2. Percepatan dan Peningkatan Kualitas Pelaksanaan Kegiatan
Percepatan pelaksanaan kegiatan sehingga berdampak penuh pada tahun yang
bersangkutan, antisipasi dan respon cepat terhadap berbagai masalah petani,
menyebarluaskan/replikasi teknologi budidaya yang diterapkan pada kegiatan SL-
PTT ke petani lain melalui kegiatan pembinaan yang berkelanjutan, serta
pembinaan lanjutan pada kegiatan carry over tahun sebelumnya, dan
kelompoktani eks pelaksana SL-PTT agar terus melaksanakan dan
mengembangkan teknologi anjuran pasca kegiatan.
3. Penguatan SDM, Kelembagaan dan Pembiayaan
Peningkatan kualitas kelembagaan penyuluhan, kelompok tani/gabungan
kelompok tani, lembaga keuangan mikro, fasilitasi kemitraan kelompok tani
dengan pengusaha dan lembaga permodalan, jaminan harga pasar, memperkuat
hubungan kelembagaan antara Dinas Pertanian, BPTP, dan Bappeluh sebagai
simpul koordinasi program dalam mengatasi berbagai permasalahan di tingkat
lapang.
4. Peningkatan Koordinasi, Sinergitas, Integrasi dan Komitmen
Peningkatan sinergi pelaksanaan program dan kegiatan antar unit kerja Eselon-1
lingkup Kementerian Pertanian, antar sektor, sub sektor, swasta/masyarakat,
peningkatan sinergi pembiayaan (APBN, APBD, DAK, subsidi, swasta, kredit,
swadaya masyarakat), peningkatan keterpaduan pembinaan dan pengawalan
antar fungsi terkait (Dinas Teknis, Penelitian dan Pengembangan, Penyuluhan),
membangun komitmen jajaran di masing-masing unit kerja untuk mencapai
sasaran yang ditetapkan.
5. Peningkatan Pemantauan, Pengendalian dan Pelaporan
Menyusun dan menetapkan rencana supervisi, monitoring dan pengendalian
secara terpadu dan menetapkan Tim Pelaksananya, menyusun matriks kerja
monitoring dan pengendalian serta menetapkan rencana pengendalian di setiap
tingkatan, memantau pelaksanaan fisik/kegiatan/anggaran secara berkala setiap
bulan secara tepat dan akurat, memberikan terguran kepada Satker yang
kinerjanya lambat, meningkatkan/memperkuat penerapan Sistem Pengendalian
Internal (SPI), penyelesaian temuan hasil pemeriksaan secara tuntas dan cepat.
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2012
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 63
BAB IV
PENUTUP
Berdasarkan hasil pengukuran, evaluasi dan analisis terhadap capaian indikator
kinerja utama sasaran strategis tahun 2012, secara umum kinerjanya cukup
menggembirakan. Capaian indikator kinerja sasaran yang ditargetkan pada tahun
2012 sebagian besar realisasinya telah tercapai bahkan melebihi target yang
ditetapkan (sangat berhasil) meliputi: produksi padi, jagung, ubi jalar, dan luas
pertanaman padi, jagung dan kedelai yang aman dari gangguan serangan OPT
dan DPI. Capaian produksi ubi kayu berhasil, sedangkan capaian penurunan
kehilangan/susut hasil produksi padi, jagung dan kedelai semuanya masih kurang
berhasil. Pencapaian sasaran strategis tersebut didukung oleh realisasi
pelaksanaan program dan kegiatan yang cukup baik bahkan beberapa kegiatan
realisasinya mencapai di atas 100% (sangat berhasil). Keberhasilan pencapaian
kinerja tersebut merupakan hasil kerjasama semua pelaku pembangunan
pertanian, mulai dari pusat hingga ke tingkat lapangan.
Namun demikian, terdapat beberapa kegiatan yang capaian realisasinya masih di
bawah target, yang disebabkan antara lain: adanya revisi anggaran terkait
penghematan maupun realokasi anggaran dan kegiatan, sedangkan DIPA
revisinya baru terbit pada akhir tahun, sehingga proses pengadaan barang/jasa
dan pencairan dana mengalami keterlambatan. Upaya perbaikan yang telah
dilakukan dengan meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait,
mengoptimalkan sumberdaya yang ada dan memperbaiki fungsi manajemen,
mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi.
Upaya perbaikan dan penyempurnaan, serta penciptaan terobosan baru perlu
terus dilakukan secara berkelanjutan guna meningkatkan kinerja pelaksanaan
program dan kegiatan.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1: STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KELOMPOK
JABATAN FUNSIONAL
LAMPIRAN 2: PENETAPAN KINERJA TAHUN 2012, DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target
Mewujudkan pencapaian produksi secara berkelanjutan dalamrangka penyediaan kebutuhan nasional
Jumlah Produksi:
- Padi (ribu ton gabah kering giling) 67.825
- Jagung (ribu ton pipilan kering) 18.861
- Kedelai (ribu ton biji kering) 1.000
- Kacang Tanah (ribu ton biji kering) 1.100
- Kacang Hijau (ribu ton biji kering) 390
- Ubi Kayu (ribu ton umbi basah) 25.000
- Ubi Jalar (ribu ton umbi basah) 2.300
Mengamankan potensi kehilangan hasil akibat serangan OPT danterkena DPI
Luas Areal Tanaman Pangan yang Aman dari Gangguan Serangan OPT dan Terkena DPI
Total Padi, Jagung dan Kedelai (% thd. total luas tanam) 94,00
- Padi (% thd. total luas tanam) 94,00
- Jagung (% thd. total luas tanam) 94,00
- Kedelai (% thd. total luas tanam) 94,00
Penurunan tingkat kehilangan/susut hasil produksi Penurunan Susut Hasil Produksi :
- Padi (%) 1,53
- Jagung (%) 0,25
- Kedelai (%) 0,50
LAMPIRAN 3: PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2012, DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi%
Capaian
Mewujudkan pencapaian produksi secara berkelanjutandalam rangka penyediaan kebutuhan nasional
Jumlah Produksi:
- Padi (ribu ton gabah kering giling) 67.825 68.956 101,67
- Jagung (ribu ton pipilan kering) 18.861 18.962 100,53
- Kedelai (ribu ton biji kering) 1.000 783 78,32
- Kacang Tanah (ribu ton biji kering) 1.100 709 64,46
- Kacang Hijau (ribu ton biji kering) 390 296 75,87
- Ubi Kayu (ribu ton umbi basah) 25.000 22.678 90,71
- Ubi Jalar (ribu ton umbi basah) 2.300 2.438 106,00
Mengamankan potensi kehilangan hasil akibat seranganOPT dan terkena DPI
Luas Areal Tanaman Pangan yang Aman dari Gangguan Serangan OPT dan Terkena DPI
Total Padi, Jagung dan Kedelai (% thd. total luastanam)
94,00 94,96 101,02
- Padi (% thd. total luas tanam) 94,00 93,75 99,73
- Jagung (% thd. total luas tanam) 94,00 98,51 104,80
- Kedelai (% thd. total luas tanam) 94,00 98,51 104,80
Penurunan tingkat kehilangan/susut hasil produksi Penurunan Susut Hasil Produksi :
- Padi (%) 1,53 0,47 30,72
- Jagung (%) 0,25 0,012 4,80
- Kedelai (%) 0,50 0,20 40,00
LAMPIRAN 4: CAPAIAN PRODUKSI PADI PER PROVINSI TAHUN 2012
Rerata 2012 Thd.
2007-2012 2011
(1) (2) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1 Aceh 1.533.369 1.402.287 1.556.858 1.582.393 1.772.962 1.793.325 3,46 1,15
2 Sumatera Utara 3.265.834 3.340.794 3.527.899 3.582.302 3.607.403 3.689.420 2,48 2,27
3 Sumatera Barat 1.938.120 1.965.634 2.105.790 2.211.248 2.279.602 2.356.020 4,00 3,35
4 R i a u 490.087 494.260 531.429 574.864 535.788 454.344 (1,09) (15,20)
5 Kep. Riau 343 404 430 1.246 1.223 1.326 44,11 8,42
6 J a m b i 586.630 581.704 644.947 628.828 646.641 662.092 2,55 2,39
7 Sumatera Selatan 2.753.044 2.971.286 3.125.236 3.272.451 3.384.670 3.479.258 4,81 2,79
8 Kep. Bangka Belitung 24.390 15.079 19.864 22.259 15.211 23.003 5,04 51,23
9 Bengkulu 470.469 484.900 510.160 516.869 502.552 587.952 4,76 16,99
10 Lampung 2.308.404 2.341.075 2.673.844 2.807.676 2.940.795 3.044.792 5,78 3,54
11 DKI Jakarta 8.002 8.352 11.013 11.164 9.516 11.047 7,79 16,09
12 Jawa Barat 9.914.019 10.111.069 11.322.681 11.737.070 11.633.891 11.403.668 2,95 (1,98)
13 Banten 1.816.140 1.818.166 1.849.007 2.048.047 1.949.714 1.938.843 1,44 (0,56)
14 Jawa Tengah 8.616.855 9.136.405 9.600.415 10.110.830 9.391.959 10.199.014 3,58 8,59
15 DI Yogyakarta 709.294 798.232 837.930 823.887 842.934 897.289 4,92 6,45
16 Jawa Timur 9.402.029 10.474.773 11.259.085 11.643.773 10.576.543 12.043.924 5,40 13,87
17 B a l i 839.775 840.465 878.764 869.161 858.316 846.733 0,19 (1,35)
18 Nusa Tenggara Barat 1.526.347 1.750.677 1.870.775 1.774.499 2.067.137 2.102.587 6,92 1,71
19 Nusa Tenggara Timur 505.628 577.895 607.359 555.493 591.371 704.667 7,29 19,16
20 Kalimantan Barat 1.225.259 1.321.443 1.300.798 1.343.888 1.372.988 1.380.143 2,46 0,52
21 Kalimantan Tengah 562.473 522.732 578.761 650.416 610.236 674.018 4,06 10,45
22 Kalimantan Selatan 1.953.868 1.954.284 1.956.993 1.842.089 2.038.309 2.056.532 1,17 0,89
23 Kalimantan Timur 567.501 586.031 555.560 588.879 552.616 568.016 0,14 2,79
24 Sulawesi Utara 494.950 520.193 549.087 584.030 596.223 619.413 4,60 3,89
25 Gorontalo 200.421 237.873 256.934 253.563 273.921 249.830 4,92 (8,79)
26 Sulawesi Tengah 857.508 985.418 953.396 957.108 1.041.789 1.047.055 4,28 0,51
27 Sulawesi Selatan 3.635.139 4.083.356 4.324.178 4.382.443 4.511.705 4.872.384 6,10 7,99
28 Sulawesi Barat 312.676 343.221 310.706 362.900 365.683 391.563 4,99 7,08
29 Sulawesi Tenggara 423.316 405.256 407.367 454.644 491.567 525.282 4,57 6,86
30 Maluku 57.132 75.826 89.875 83.109 87.468 96.421 11,84 10,24
31 Maluku Utara 48.531 51.599 46.253 55.401 61.430 66.668 7,03 8,53
32 Papua 81.678 85.699 98.511 102.610 115.437 137.673 11,16 19,26
33 Papua Barat 28.204 39.537 36.985 34.254 29.304 31.990 4,21 9,17
30.466.339 32.346.997 34.880.131 36.374.771 34.404.557 36.493.785 3,79 6,07
26.691.096 27.978.928 29.518.759 30.094.623 31.352.347 32.462.507 4,00 3,54
57.157.435 60.325.925 64.398.890 66.469.394 65.756.904 68.956.292 3,86 4,87
2007 2008 2009 2010No. Provinsi
% Pertumbuhan
Jawa
Luar JawaIndonesia
Tahun
2011 2012 *)
Sumber: BPS-RI (diolah): *) Tahun 2012 merupakan ARAM-II
LAMPIRAN 5: CAPAIAN PRODUKSI JAGUNG PER PROVINSI TAHUN 2012
Rerata 2012 Thd.
2007-2012 2011
(1) (2) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1 Aceh 125.155 112.894 137.753 167.090 168.861 158.673 5,71 (6,03)
2 Sumatera Utara 804.850 1.098.969 1.166.548 1.377.718 1.294.645 1.369.090 12,10 5,75
3 Sumatera Barat 223.233 351.843 404.795 354.262 471.849 481.024 19,06 1,94
4 R i a u 40.410 47.959 56.521 41.862 33.197 31.735 (2,90) (4,40)
5 Kep. Riau 893 1.125 1.064 961 923 881 0,47 (4,55)
6 J a m b i 30.028 34.616 38.169 30.691 25.521 28.044 (0,20) 9,89
7 Sumatera Selatan 84.081 101.439 113.167 125.796 125.688 112.291 6,52 (10,66)
8 Kep. Bangka Belitung 2.736 1.193 1.403 1.055 850 1.209 (8,16) 42,24
9 Bengkulu 83.385 111.826 93.798 74.331 87.362 105.533 7,11 20,80
10 Lampung 1.346.821 1.809.886 2.067.710 2.126.571 1.817.906 1.750.902 6,65 (3,69)
11 DKI Jakarta 39 39 32 31 23 11 (19,81) (52,17)
12 Jawa Barat 577.513 639.822 787.599 923.962 945.104 1.019.455 12,27 7,87
13 Banten 20.723 20.169 27.083 28.557 13.863 9.722 (8,86) (29,87)
14 Jawa Tengah 2.233.992 2.679.914 3.057.845 3.058.710 2.772.575 2.990.600 6,52 7,86
15 DI Yogyakarta 258.187 285.372 314.937 345.576 291.596 333.952 5,90 14,53
16 Jawa Timur 4.252.182 5.053.107 5.266.720 5.587.318 5.443.705 5.995.001 7,34 10,13
17 B a l i 69.209 77.619 92.998 66.355 64.606 64.242 0,02 (0,56)
18 Nusa Tenggara Barat 120.612 196.263 308.863 249.005 456.915 641.489 44,92 40,40
19 Nusa Tenggara Timur 514.360 673.112 638.899 653.620 524.638 617.353 5,20 17,67
20 Kalimantan Barat 154.118 181.407 166.833 168.273 160.819 160.226 1,15 (0,37)
21 Kalimantan Tengah 3.971 5.982 8.048 9.345 9.208 9.357 20,29 1,62
22 Kalimantan Selatan 100.957 95.064 113.885 116.449 99.779 111.478 2,72 11,72
23 Kalimantan Timur 11.620 12.795 12.520 11.993 7.341 8.904 (2,75) 21,29
24 Sulawesi Utara 406.759 466.041 450.989 446.144 438.504 439.836 1,77 0,30
25 Gorontalo 572.785 753.598 569.110 679.167 605.782 661.250 4,96 9,16
26 Sulawesi Tengah 119.324 136.907 164.282 162.306 161.810 147.236 4,84 (9,01)
27 Sulawesi Selatan 969.955 1.195.691 1.395.742 1.343.044 1.420.154 1.457.879 8,93 2,66
28 Sulawesi Barat 26.633 40.252 58.320 58.020 82.995 119.182 36,43 43,60
29 Sulawesi Tenggara 97.037 93.064 71.655 74.840 67.997 79.308 (3,03) 16,63
30 Maluku 15.685 18.924 15.859 15.273 13.875 19.419 6,31 39,96
31 Maluku Utara 10.793 11.493 18.229 20.546 26.149 27.710 22,21 5,97
32 Papua 7.053 7.155 6.787 6.834 6.885 6.479 (1,63) (5,90)
33 Papua Barat 2.428 1.711 1.585 1.931 2.125 2.174 (0,54) 2,31
7.342.636 8.678.423 9.454.216 9.944.154 9.466.866 10.348.741 7,37 9,32
5.944.891 7.638.829 8.175.532 8.383.482 8.176.384 8.612.904 8,19 5,34
13.287.527 16.317.252 17.629.748 18.327.636 17.643.250 18.961.645 7,71 7,47
No. Provinsi
% Pertumbuhan
2010
Jawa
Luar JawaIndonesia
2007 2008 2009
Tahun
2011 2012 *)
Sumber: BPS-RI (diolah): *) Tahun 2012 merupakan ARAM-II
LAMPIRAN 6: CAPAIAN PRODUKSI KEDELAI PER PROVINSI TAHUN 2012
Rerata 2012 Thd.
2007-2012 2011
(1) (2) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1 Aceh 19.025 43.885 63.538 53.347 50.006 57.781 33,74 15,55
2 Sumatera Utara 4.345 11.647 14.206 9.439 11.426 5.924 25,87 (48,15)
3 Sumatera Barat 1.131 1.459 3.175 1.834 1.925 1.363 16,03 (29,19)
4 R i a u 2.419 4.689 5.298 5.830 7.100 4.370 20,04 (38,45)
5 Kep. Riau - 2 2 6 7 14 - 100,00
6 J a m b i 4.316 5.969 9.132 5.320 5.668 3.853 4,81 (32,02)
7 Sumatera Selatan 2.873 7.305 13.702 11.664 13.710 11.712 45,99 (14,57)
8 Kep. Bangka Belitung - 8 1 52 1 1 - -
9 Bengkulu 1.747 2.316 5.323 2.719 3.458 2.239 21,08 (35,25)
10 Lampung 3.396 6.678 16.153 7.325 10.984 8.058 41,44 (26,64)
11 DKI Jakarta - - - - - - - -
12 Jawa Barat 17.438 32.921 60.257 55.823 56.166 47.043 29,77 (16,24)
13 Banten 2.620 6.452 15.888 11.662 5.885 6.264 44,56 6,44
14 Jawa Tengah 123.209 167.345 175.156 187.992 112.273 134.346 5,44 19,66
15 DI Yogyakarta 29.692 34.998 40.278 38.244 32.795 36.013 4,69 9,81
16 Jawa Timur 252.027 277.281 355.260 339.491 366.999 316.395 5,60 (13,79)
17 B a l i 8.417 9.323 13.521 5.554 8.503 8.182 9,24 (3,78)
18 Nusa Tenggara Barat 68.419 95.106 95.846 93.122 88.099 67.279 1,58 (23,63)
19 Nusa Tenggara Timur 1.561 2.295 2.101 1.780 1.378 2.734 19,82 98,40
20 Kalimantan Barat 802 1.562 2.046 3.477 2.027 1.503 25,63 (25,85)
21 Kalimantan Tengah 784 1.860 2.136 2.764 2.823 1.889 30,11 (33,09)
22 Kalimantan Selatan 2.060 3.818 3.838 3.809 4.376 4.041 18,47 (7,66)
23 Kalimantan Timur 2.008 2.578 2.255 2.204 2.281 1.360 (4,66) (40,38)
24 Sulawesi Utara 4.578 7.217 7.667 7.627 6.319 3.070 (1,04) (51,42)
25 Gorontalo 5.694 2.514 5.527 3.403 2.156 4.088 15,71 89,61
26 Sulawesi Tengah 2.589 2.927 4.722 3.555 6.900 8.147 32,37 18,07
27 Sulawesi Selatan 18.972 29.125 41.279 35.711 33.716 32.745 14,66 (2,88)
28 Sulawesi Barat 1.080 2.054 3.153 3.195 2.433 2.667 26,16 9,62
29 Sulawesi Tenggara 3.375 3.812 5.615 3.203 6.113 3.630 13,50 (40,62)
30 Maluku 1.480 1.563 1.579 1.183 297 369 (13,82) 24,24
31 Maluku Utara 1.134 1.278 652 944 1.100 1.242 7,59 12,91
32 Papua 3.982 3.983 3.998 4.152 3.959 3.879 (0,48) (2,02)
33 Papua Barat 1.361 1.740 1.208 600 403 957 10,32 137,47
424.986 518.997 646.839 633.212 574.118 540.061 5,88 (5,93)
167.548 256.713 327.673 273.819 277.168 243.097 10,67 (12,29)
592.534 775.710 974.512 907.031 851.286 783.158 7,09 (8,00)
No. Provinsi
% Pertumbuhan
Jawa
Luar JawaIndonesia
2011 2012 *)2007 2008 2009 2010
Tahun
Sumber: BPS-RI (diolah): *) Tahun 2012 merupakan ARAM-II
LAMPIRAN 7: CAPAIAN PRODUKSI KACANG TANAH PER PROVINSI TAHUN 2012
Rerata 2012 Thd.
2007-2012 2011
(1) (2) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1 Aceh 7.972 6.322 5.926 7.063 6.172 6.895 (1,74) 11,71
2 Sumatera Utara 20.329 19.316 16.771 16.449 11.093 12.106 (8,70) 9,13
3 Sumatera Barat 9.671 10.260 9.207 9.162 11.908 9.970 1,81 (16,27)
4 R i a u 3.225 2.240 2.020 2.007 1.692 1.719 (11,02) 1,60
5 Kep. Riau 63 94 104 144 143 159 21,76 11,19
6 J a m b i 2.501 2.367 2.184 1.782 1.680 1.655 (7,74) (1,49)
7 Sumatera Selatan 7.676 7.499 6.459 6.109 3.960 3.963 (11,34) 0,08
8 Kep. Bangka Belitung 568 422 387 358 339 308 (11,19) (9,14)
9 Bengkulu 5.430 4.585 3.472 7.253 6.444 4.958 6,97 (23,06)
10 Lampung 12.756 13.088 11.090 17.617 12.911 10.692 0,46 (17,19)
11 DKI Jakarta 18 17 9 10 7 1 (31,44) (85,71)
12 Jawa Barat 91.439 78.512 89.454 99.058 73.705 77.073 (2,10) 4,57
13 Banten 18.171 16.319 19.782 20.381 12.246 11.843 (5,83) (3,29)
14 Jawa Tengah 174.438 171.385 162.430 161.222 122.306 141.098 (3,30) 15,36
15 DI Yogyakarta 56.667 63.240 65.893 58.918 64.084 61.477 1,98 (4,07)
16 Jawa Timur 196.886 202.345 216.474 207.796 211.416 211.635 1,52 0,10
17 B a l i 19.077 16.592 15.583 11.582 11.212 11.522 (9,04) 2,76
18 Nusa Tenggara Barat 32.913 32.348 38.615 33.666 37.965 37.732 3,40 (0,61)
19 Nusa Tenggara Timur 21.353 25.678 22.465 20.069 23.685 21.652 1,30 (8,58)
20 Kalimantan Barat 1.902 2.012 2.107 2.125 1.767 1.526 (3,83) (13,64)
21 Kalimantan Tengah 1.690 1.417 1.365 1.032 772 784 (13,57) 1,55
22 Kalimantan Selatan 18.214 16.476 15.221 14.445 12.181 12.509 (7,05) 2,69
23 Kalimantan Timur 2.425 2.465 2.547 2.468 1.817 1.790 (5,20) (1,49)
24 Sulawesi Utara 7.562 8.640 8.493 8.671 9.049 8.214 1,96 (9,23)
25 Gorontalo 3.336 1.849 1.655 2.261 979 1.210 (10,31) 23,60
26 Sulawesi Tengah 10.808 8.758 10.225 8.424 10.513 9.659 (0,63) (8,12)
27 Sulawesi Selatan 39.740 36.269 32.331 41.898 24.808 29.992 (1,98) 20,90
28 Sulawesi Barat 777 744 1.001 2.022 1.230 1.077 16,14 (12,44)
29 Sulawesi Tenggara 7.628 6.938 5.089 4.942 4.540 5.343 (5,81) 17,69
30 Maluku 3.061 3.077 3.133 2.950 2.839 2.125 (6,48) (25,15)
31 Maluku Utara 6.186 4.951 3.181 4.235 5.095 5.423 0,83 6,44
32 Papua 2.845 2.851 2.464 2.541 2.105 2.134 (5,20) 1,38
33 Papua Barat 1.762 978 751 568 626 819 (10,21) 30,83
537.619 531.818 554.042 547.385 483.764 503.127 (1,14) 4,00
251.470 238.236 223.846 231.843 207.525 205.936 (3,80) (0,77)
789.089 770.054 777.888 779.228 691.289 709.063 (1,99) 2,57
2007 2008 2009 2010No. Provinsi
% Pertumbuhan
Jawa
Luar JawaIndonesia
Tahun
2011 2012 *)
Sumber: BPS-RI (diolah): *) Tahun 2012 merupakan ARAM-II
LAMPIRAN 8: CAPAIAN PRODUKSI KACANG HIJAU PER PROVINSI TAHUN 2012
Rerata 2012 Thd.
2007-2012 2011
(1) (2) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1 Aceh 3.395 1.777 1.341 1.164 1.507 1.436 (12,13) (4,71)
2 Sumatera Utara 4.855 5.493 4.426 3.345 3.250 3.622 (4,42) 11,45
3 Sumatera Barat 1.345 1.434 1.346 1.134 1.121 1.058 (4,41) (5,62)
4 R i a u 1.739 1.688 1.014 1.228 995 949 (9,07) (4,62)
5 Kep. Riau 2 - - - - - - -
6 J a m b i 566 535 465 462 445 362 (8,31) (18,65)
7 Sumatera Selatan 3.351 4.172 3.188 3.280 2.611 2.513 (4,07) (3,75)
8 Kep. Bangka Belitung - - - - - - - -
9 Bengkulu 1.757 1.226 1.153 1.392 1.405 1.290 (4,54) (8,19)
10 Lampung 4.477 4.003 3.863 3.524 3.644 2.957 (7,66) (18,85)
11 DKI Jakarta - - - - - - - -
12 Jawa Barat 12.061 12.187 16.195 14.624 14.221 14.011 4,00 (1,48)
13 Banten 2.343 1.908 1.911 1.359 927 857 (17,33) (7,55)
14 Jawa Tengah 97.163 90.480 104.352 77.803 116.518 106.796 4,89 (8,34)
15 DI Yogyakarta 571 514 473 610 371 316 (8,60) (14,82)
16 Jawa Timur 80.241 72.126 83.629 79.878 80.329 72.713 (1,51) (9,48)
17 B a l i 873 895 1.134 754 884 1.430 14,94 61,76
18 Nusa Tenggara Barat 40.970 39.756 33.774 50.012 50.702 39.122 1,72 (22,84)
19 Nusa Tenggara Timur 20.802 23.392 20.447 13.462 10.407 11.767 (8,79) 13,07
20 Kalimantan Barat 979 463 1.309 1.310 1.687 896 22,40 (46,89)
21 Kalimantan Tengah 348 205 145 170 103 160 (7,44) 55,34
22 Kalimantan Selatan 1.548 1.529 1.598 1.337 774 866 (8,65) 11,89
23 Kalimantan Timur 999 1.136 1.212 932 761 558 (9,54) (26,68)
24 Sulawesi Utara 2.153 2.381 2.680 2.184 1.825 2.077 0,40 13,81
25 Gorontalo 515 411 287 281 219 220 (14,81) 0,46
26 Sulawesi Tengah 1.115 873 1.014 1.031 1.312 1.469 7,07 11,97
27 Sulawesi Selatan 32.811 23.995 23.299 26.458 41.093 24.137 (0,43) (41,26)
28 Sulawesi Barat 1.073 1.293 1.093 839 714 941 (0,26) 31,79
29 Sulawesi Tenggara 1.832 1.640 1.131 900 1.527 1.251 (2,07) (18,07)
30 Maluku 601 638 740 888 692 669 3,35 (3,32)
31 Maluku Utara 404 383 331 299 272 257 (8,60) (5,51)
32 Papua 927 969 645 800 762 821 (0,38) 7,74
33 Papua Barat 671 557 291 245 264 383 (5,54) 45,08
192.379 177.215 206.560 174.274 212.366 194.693 1,32 (8,32)
130.108 120.844 107.926 117.431 128.976 101.211 (4,14) (21,53)
322.487 298.059 314.486 291.705 341.342 295.904 (1,12) (13,31)
No. Provinsi
% Pertumbuhan
Jawa
Luar JawaIndonesia
Tahun
2011 2012 *)2007 2008 2009 2010
Sumber: BPS-RI (diolah): *) Tahun 2012 merupakan ARAM-II
LAMPIRAN 9: CAPAIAN PRODUKSI UBI KAYU PER PROVINSI TAHUN 2012
Rerata 2012 Thd.
2007-2012 2011
(1) (2) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1 Aceh 41.558 38.403 49.839 43.810 39.384 37.869 (0,77) (3,85)
2 Sumatera Utara 438.573 736.771 1.007.284 905.571 1.091.711 1.192.124 24,87 9,20
3 Sumatera Barat 114.551 102.285 115.492 193.188 191.946 219.836 16,67 14,53
4 R i a u 51.784 50.772 68.046 75.904 79.480 90.737 12,50 14,16
5 Kep. Riau 7.077 9.364 9.180 8.397 7.805 7.904 3,21 1,27
6 J a m b i 44.794 36.905 39.355 39.564 40.462 37.322 (3,19) (7,76)
7 Sumatera Selatan 150.133 197.150 166.890 159.929 159.346 141.000 (0,02) (11,51)
8 Kep. Bangka Belitung 18.666 19.722 23.332 21.427 13.276 15.282 (1,43) 15,11
9 Bengkulu 76.924 49.478 37.311 43.847 47.735 54.426 (3,97) 14,02
10 Lampung 6.394.906 7.721.882 7.569.178 8.637.594 9.193.676 8.370.479 6,07 (8,95)
11 DKI Jakarta 628 454 305 290 176 81 (31,75) (53,98)
12 Jawa Barat 1.922.840 2.034.854 2.086.187 2.014.402 2.058.785 2.151.218 2,32 4,49
13 Banten 117.550 115.591 105.621 118.979 107.052 87.915 (5,11) (17,88)
14 Jawa Tengah 3.410.469 3.325.099 3.676.809 3.876.242 3.501.458 3.336.490 (0,18) (4,71)
15 DI Yogyakarta 976.610 892.907 1.047.684 1.114.665 867.596 855.404 (1,68) (1,41)
16 Jawa Timur 3.423.630 3.533.772 3.222.637 3.667.058 4.032.081 3.344.263 0,22 (17,06)
17 B a l i 174.189 169.761 171.456 163.746 166.291 147.540 (3,15) (11,28)
18 Nusa Tenggara Barat 88.527 68.386 85.062 70.606 75.367 72.219 (2,56) (4,18)
19 Nusa Tenggara Timur 794.121 928.974 913.053 1.032.538 962.128 896.355 2,94 (6,84)
20 Kalimantan Barat 221.630 193.804 166.584 177.807 141.550 170.124 (4,01) 20,19
21 Kalimantan Tengah 67.617 73.344 74.670 76.669 49.475 49.731 (4,40) 0,52
22 Kalimantan Selatan 117.322 119.085 121.656 76.202 86.504 96.825 (1,65) 11,93
23 Kalimantan Timur 105.395 116.218 125.714 110.061 91.858 84.861 (3,63) (7,62)
24 Sulawesi Utara 74.406 83.656 77.206 84.084 70.147 62.817 (2,68) (10,45)
25 Gorontalo 7.432 9.215 7.117 6.171 5.910 4.066 (9,50) (31,20)
26 Sulawesi Tengah 70.858 70.181 82.294 74.128 83.139 103.896 8,70 24,97
27 Sulawesi Selatan 514.277 504.198 434.862 601.437 370.125 452.404 1,27 22,23
28 Sulawesi Barat 45.921 54.809 47.781 46.368 47.670 49.269 1,95 3,35
29 Sulawesi Tenggara 239.271 217.727 226.927 163.350 164.850 254.412 4,49 54,33
30 Maluku 105.761 107.214 124.442 144.407 125.763 121.213 3,39 (3,62)
31 Maluku Utara 118.354 116.838 106.443 109.033 115.940 117.950 0,06 1,73
32 Papua 34.450 35.100 36.500 35.531 34.899 37.506 1,78 7,47
33 Papua Barat 17.834 23.072 12.228 25.113 20.440 14.328 7,85 (29,90)
9.851.727 9.902.677 10.139.243 10.791.636 10.567.148 9.775.371 (0,05) (7,49)
10.136.331 11.854.314 11.899.902 13.126.482 13.476.877 12.902.495 5,21 (4,26)
19.988.058 21.756.991 22.039.145 23.918.118 24.044.025 22.677.866 2,70 (5,68)
2009 2010
Jawa
No. Provinsi
% Pertumbuhan
2007
Luar JawaIndonesia
Tahun
2011 2012 *)2008
Sumber: BPS-RI (diolah): *) Tahun 2012 merupakan ARAM-II
LAMPIRAN 10: CAPAIAN PRODUKSI UBI JALAR PER PROVINSI TAHUN 2012
Rerata 2012 Thd.
2007-2012 2011
(1) (2) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1 Aceh 15.187 13.172 15.298 11.095 11.844 13.906 (0,09) 17,41
2 Sumatera Utara 117.641 114.186 140.138 179.388 191.104 181.000 9,81 (5,29)
3 Sumatera Barat 53.793 61.817 77.476 104.302 98.120 113.382 16,90 15,55
4 R i a u 12.814 11.330 9.736 9.967 9.912 9.346 (5,91) (5,71)
5 Kep. Riau 1.472 1.490 1.427 1.790 1.805 1.844 5,09 2,16
6 J a m b i 36.363 21.825 20.614 21.156 68.735 83.893 40,81 22,05
7 Sumatera Selatan 21.515 19.621 20.800 22.839 18.309 17.884 (3,03) (2,32)
8 Kep. Bangka Belitung 5.144 4.653 4.828 3.751 3.009 3.282 (7,76) 9,07
9 Bengkulu 32.131 30.682 20.930 27.840 26.445 33.567 3,73 26,93
10 Lampung 46.772 48.191 45.041 44.920 47.239 46.377 (0,09) (1,82)
11 DKI Jakarta - - - - - - - -
12 Jawa Barat 375.714 376.490 469.646 430.998 429.378 440.897 3,81 2,68
13 Banten 33.694 33.793 34.549 40.579 34.589 33.205 0,24 (4,00)
14 Jawa Tengah 143.364 117.159 147.083 137.723 157.972 170.137 4,66 7,70
15 DI Yogyakarta 5.496 7.656 6.687 6.484 4.584 4.979 0,58 8,62
16 Jawa Timur 149.811 136.556 162.607 141.103 217.545 364.755 23,77 67,67
17 B a l i 91.187 88.201 78.983 70.318 69.528 65.299 (6,38) (6,08)
18 Nusa Tenggara Barat 13.007 10.985 11.276 13.134 11.970 14.145 2,58 18,17
19 Nusa Tenggara Timur 102.375 107.316 103.635 121.284 129.728 150.395 8,26 15,93
20 Kalimantan Barat 13.882 12.871 11.735 14.959 13.774 14.335 1,50 4,07
21 Kalimantan Tengah 8.619 12.153 10.763 9.583 8.570 8.864 2,29 3,43
22 Kalimantan Selatan 31.143 25.903 29.968 25.007 23.918 20.501 (7,27) (14,29)
23 Kalimantan Timur 30.855 29.372 31.947 25.156 21.432 16.339 (11,17) (23,76)
24 Sulawesi Utara 35.475 42.062 53.121 51.838 46.266 41.076 4,10 (11,22)
25 Gorontalo 2.974 3.947 3.456 2.926 2.565 2.409 (2,70) (6,08)
26 Sulawesi Tengah 29.079 27.689 29.821 26.332 25.111 26.701 (1,42) 6,33
27 Sulawesi Selatan 58.819 66.546 68.372 57.513 66.946 107.524 15,40 60,61
28 Sulawesi Barat 9.304 15.895 15.756 15.666 20.455 19.659 19,21 (3,89)
29 Sulawesi Tenggara 27.588 30.892 25.577 25.304 26.476 30.124 2,42 13,78
30 Maluku 20.929 21.778 22.338 20.734 17.913 20.689 0,27 15,50
31 Maluku Utara 35.199 35.094 30.381 27.666 31.943 32.422 (1,14) 1,50
32 Papua 306.804 337.096 343.325 349.134 348.438 338.332 2,06 (2,90)
33 Papua Barat 18.702 15.340 10.599 10.557 10.410 10.808 (9,37) 3,82
708.079 671.654 820.572 756.887 844.068 1.013.973 8,18 20,13
1.178.773 1.210.107 1.237.341 1.294.159 1.351.965 1.424.103 3,86 5,34
1.886.852 1.881.761 2.057.913 2.051.046 2.196.033 2.438.076 5,37 11,02
Jawa
Luar Jawa
No. Provinsi2007 2008
Indonesia
Tahun % Pertumbuhan
2011 2012 *)2009 2010
Sumber: BPS-RI (diolah): *) Tahun 2012 merupakan ARAM-II