LAPORAN AKHIR TAHUN -...
Transcript of LAPORAN AKHIR TAHUN -...
i
LAPORAN AKHIR TAHUN
MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN
MELALUI INOVASI (M-P3MI)
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU
BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN 2011
26.1801.19.022.D
ii
LAPORAN AKHIR TAHUN
MODEL PENGEMBANGAN
PERTANIAN PERDESAAN MELALUI INOVASI (M-P3MI)
Oleh:
AHMAD DAMIRI UMI PUDJI ASTUTI WAHYU WIBAWA
AFRIZON ANDI ISHAK MISWARTI YAHUMRI YARTIWI
TAUFIK HIDAYAT
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
2011
iii
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan : Model Pengembangan Pertanian
Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI) 2. Penanggung Jawab Kegiatan :
a. Nama : Ir. Ahmad Damiri, M.Si b. Pangkat/Golongan : Pembina / IV.a c. Jabatan c1. Struktural : - c2. Fungsional : Penyuluh Pertanian Madya
3. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu.
4. Status Kegiatan : Baru
5. Mulai – Akhir : Januari 2011– Desember 2014
6. Lokasi Kegiatan : Kabupaten Seluma.
7. Biaya : Rp 191.000.000,- (Seratus Sembilan Puluh Satu Juta Rupiah)
8. Sumber Dana : DIPA BPTP Bengkulu TA. 2011
Mengetahui
Kepala BPTP Bengkulu Penanggung Jawab Kegiatan
Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP Ir. Ahmad Damiri, M.Si NIP. 19590206 198603 1 002 NIP 19630920 199203 1 001
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karuniaNya sehingga Laporan Tengah Tahun kegiatan Model Pengembangan
Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI) dapat diselesaikan. Kegiatan ini
dilakukan untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat tani melalui
usaha pemecahan masalah pembangunan petanian dengan konsep percepatan
diseminasi inovasi pertanian lewat Spectrum Diseminasi Multi Channel (SDMC)
yang dicanangkan Badan litbang Pertanian pada tahun 2011.
Konsep M-P3MI merupakan suatu diseminasi inovasi yang tidak hanya
fokus mempercepat penyebaran inovasi pertanian, tetapi juga memperluas dan
memperbesar diseminasi. Dalam pelaksanaannya, M-P3MI mendukung
pembangunan pertanian menuju terwujudnya pertanian unggulan berkelanjutan
yang berbasis sumberdaya lokal untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai
tambah, daya saing, eksport, dan kesejahteraan petani.
Melalui diseminasi percepatan penerimaan dan pemahaman oleh
pengguna (pengguna antara dan pengguna akhir) terhadap suatu informasi atau
inovasi baru dapat berlangsung. Dalam hal ini, pengguna akhir adalah petani
yang terlibat langsung dalam proses produksi tanaman pangan. Sedangkan
pengguna antara adalah peneliti, komunikator, sektor swasta, lembaga
penyuluhan, dan pembuat kebijakan, yang memproses informasi menjadi produk
akhir untuk diaplikasikan oleh pengguna akhir
Bengkulu, Desember 2011 Ketua Tim M-P3MI
Ir. Ahmad Damiri, M. Si 19630920 199203 1 001
v
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv DAFTAR ISI.......................................................................................... v DAFTAR TABEL..................................................................................... vi DAFTAR GANBAR ................................................................................. vii RINGKASAN ......................................................................................... viii
I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1 1.1. Latar Belakang....................................................................... 1 1.2. Dasar Pertimbangan............................................................... 2 1.3. Tujuan.................................................................................. 2 1.4. Keluaran................................................................................ 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 4
III. PELAKSANAAN KEGIATAN................................................................ 8 3.1. Pemilihan Lokasi M-P3MI......................................................... 8 3.2. Profil Kelurahan Rimbo Kedui ................................................. 9 3.3. Organisasi Kegiatan M-P3MI ................................................... 10 3.4. Wujud SDMC pada M-P3MI ..................................................... 11
IV. HASIL KEGIATAN ........................................................................... 12 4.1. Peragaan .............................................................................. 12 4.2. Forum Pertemuan .................................................................. 20 4.3. Media Cetak .......................................................................... 61 4.4. Media Elektronik .................................................................... 65
V. INDIKATOR KEBERHASILAN ............................................................ 66
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 68 A. Kesimpulan ................................................................................ 68 B. Saran ........................................................................................ 68
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 69
LAMPIRAN ............................................................................................ 70
vi
DAFTAR TABEL
Tabel. Halaman
1. Profil Kelurahan Rimbo Kedui ........................................................ 9
2. Organisasi pelaksana kegiatan M-P3MI............................................ 11
3. Teknologi terapan dibandingkan teknologi petani sebelumnya .......... 12
4. Penyebaran benih hasil penangkaran di kelurahan lokasi M-P3MI dan desa dampak .................................................... 15
5. Nama petani, tanggal tanam dan produktivitas jagung Varietas Sukmarga ........................................................................ 16
6. Nama petani, tanggal tanam dan produktivitas jagung Varietas Lamuru ............................................................................ 16
7. Distribusi benih jagung varietas Sukmaraga yang ditanam Petani pelaksana kegiatan M-P3MI .................................................. 17
8. Data petani pelaksana petak percontohan ....................................... 18
9. Tanggal tanam, pemupukan, dan perkiraan panen ........................... 19
10. Daftar masing-masing petani penerima Caplak Roda Dan petugas yag menyerahkan ...................................................... 33
11. Dosis pupuk spesifik lokasi padi sawah per hektar Di Kelurahan Rimbo Kedui dan waktu pemberian ............................. 36
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman 1. Sistem tanam Legowo 4 : 1 ........................................................... 34
2. Pembuatan pola garis tanam menggunakan Caplak Biasa Dan Caplak Roda .......................................................................... 35
3. Caplak Roda yang sedang terlipat dan diameter roda ...................... 36
viii
RINGKASAN
Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI) yang dibangun merupakan unit percontohan penggunaan inovasi yang menyediakan opsi solusi terbaik terhadap persoalan peningkatan produksi pertanian. Fokus kegiatannya berbasis agroekosistem dan atau berbasis pada komoditas unggulan di perdesaan. Inovasi teknologi yang diuji cobakan dalam unit percontohan M-P3MI seperti teknologi budidaya padi dan jagung, merupakan teknologi yang matang dan siap digunakan pada skala pengembangan serta mempunyai potensi untuk memberikan dampak terutama dampak produksi yang tinggi. Tujuan kegiatan yaitu menyebarluaskan informasi teknologi produksi perbenihan padi dan jagung, Pembinaan Kelompok tani, dan mendukung program swasembada pangan Kementerian Pertanian. Prosedur pelaksanaan kegiatan yang dilakukan merupakan aplikasi dari Spektrum Diseminasi multi Channel (SDMC). Semua kegiatan yang ada pada M-P3MI merupakan wujud dari pelaksanaan SDMC di lapangan. Berdasarkan pada wujud kegiatannya, jenis mediasi dan saluran komunikasi pada SDMC dibedakan atas 4 bentuk yaitu : a) Pameran/Peragaan (In-house visitor display, public-display/Expo, visitor plot/petak percontohan, tecnology showcase/gelar teknologi), b) Forum Pertemuan (temu informasi, temu lapang, temu aplikasi teknologi, rapat kerja, rapat teknis, seminar, simposium, pelatihan, lokakarya, sekolah lapang, kegiatan partisipatif lainnya), c) Media Cetak (Buku, Booklet, Komik, brosur, Leaflet, Flyer, Poster, Baliho, koran, Majalah/Jurnal, Tabloid, Warta/news letter, Buletin, Liptan), dan d) Media Elektronik/Digital (radio, televisi, internet, mobile phone (WAP), SMS Center, CD/VCD/DVD). Hasil yang diperoleh yaitu keberhasilan pelaksanaan berdasarkan indikator yang dapat di nilai dari kegiatan : a) terjadinya peningkatan produktivitas padi dari produktivitas rata-rata petani antara 1,90 – 4,76 t/ha GKP sebelum dilakukan percontohan, menjadi masing-masing 5,44 ; 6,65 ; dan 5,96 t/ha GKP untuk varietas Inpari 6, 10, dan 13, b) terjadinya peningkatan optimalisasi penggunaan sumberdaya pertanian yaitu dari pengunaan pupuk setara Urea, SP-36, dan KCl masing-masing 348,00 ; 221,77 ; dan 37,66 kg/ha menjadi pengunaan pupuk berimbang setara Urea, SP-36, dan KCl masing-masing 297,83 ; 125,00 ; dan 75,00 kg/ha, c) tercapainya diversifikasi produk baik secara horizontal atau Vertikal sesudah dilakukannya percontohan. Secara horizontal; lahan yang ditanam padi, selanjutnya ditanam padi kembali dan setelah panen pada bulan Februari 2012 akan ditanam kacang tanah, sedangkan lahan yang sebelumnya ditanam jagung, saat ini sedang ditanam padi. Secara vertikal; penanaman padi yang selama ini untuk produksi konsumsi, melalui petak percontohan dilakukan penangkaran benih, d) terjadinya peningkatan pemberdayaan kelembagaan pendukung usaha agribisnis berupa kemitraan dengan BPSB dalam mensertifikasi benih yang dihasilkan, dan e) terjadinya peningkatan perkembangan jumlah adopter setelah pelaksanaan percontohan, yaitu jumlah dalam kelurahan sebanyak 4 orang menjadi 7 kelompok dan di luar kelurahan 3 kelompok (desa dampak yaitu Padang Merbau, Tanjung Seru, dan Tanjungan).
Kata Kunci : M-P3MI, produksi padi, produksi jagung, SDMC, indikator
keberhasilan.
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan pembangunan nasional dan perubahan lingkungan strategis
yang terjadi akhir-akhir ini mendorong Kementerian Pertanian untuk terus
meningkatkan peran serta yang lebih proaktif dan sistematis, khususnya dalam
mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat tani, dan umumnya dalam
memecahkan berbagai kendala pembangunan pertanian. Guna mendukung
pembangunan pertanian menuju terwujudnya pertanian unggulan berkelanjutan yang
berbasis sumberdaya lokal untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah,
daya saing, eksport, dan kesejahteraan petani, salah satu aktivitas Kementerian
Pertanian melalui Badan Litbang Pertanian adalah Model Pengembangan Pertanian
Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI).
Konsep Model M-P3MI berada dalam koridor tupoksi Badan Litbang Pertanian
sesuai Kepres Nomor : 177/2000 dan Kepmentan Nomor : 01/Kpts/OT.210/1/2001.
Meskipun arahnya menuju perluasan jangkauan penggunaan inovasi, akan tetapi
fokus M-P3MI tetap pada model percontohan, dan bukan pada pemasalan inovasi.
Model yang dibangun merupakan unit percontohan penggunaan inovasi yang
menyediakan opsi (pilhan) solusi terbaik terhadap persoalan peningkatan produksi
pertanian. Fokus kegiatannya berbasis agroekosistem dan atau berbasis pada
komoditas unggulan di perdesaan. Wujud model yang akan dibangun adalah
visualisasi atau peragaan inovasi yang akan dikembangkan. Tampilan model
berbentuk unit percontohan berskala pengembangan berwawasan agribisnis terpadu.
Model bersifat dinamis dalam arti pemodelan senantiasa mengikuti dinamika
perkembangan kebijakan inovasi, mengakomodasi peluang penggunaan input atau
proses yang berpengaruh terhadap output, disertai dengan kemungkinan-
kemungkinan. Disamping itu model percontohan yang dibangun juga
mengembangkan solusi-solusi optimum dalam menghadapi situasi yang tidak pasti.
Muatan pertanian perdesaan dalam model ini memiliki konteks penyebar
luasan inovasi yang berorientasi pada suatu kawasan yang secara komparatif memiliki
keunggulan sumberdaya alam dan kearifan lokal (indegenous knowledge) khususnya
pertanian dan keaneka ragaman hayati.
Inovasi teknologi yang diujicobakan dalam unit percontohan M-P3MI seperti
teknologi budidaya padi dan jagung, merupakan teknologi yang matang dan siap
digunakan pada skala pengembangan serta mempunyai potensi untuk memberikan
2
dampak terutama dampak produksi yang tinggi. Teknologi ini terkait dengan Badan
Litbang Pertanian sebagai penyalur langsung teknologi kepada petani, sehingga
sasarannya untuk mendapatkan nilai tambah sebesar-besarnya melalui
pengembangan usaha terdiversifikasi seluas mungkin, efisien, dan padu-padan dalam
satu jaringan rantai pasok. Jenis usaha dikembangkan seluas mungkin melalui
diversifikasi berspektrum luas; horizontal, vertikal, temporal, dan fungsional.
Diversifikasi yang digunakan meliputi : horizontal, vertikal, dan fungsional.
Divesifikasi horizontal pada tingkat usahatani berupa pola tanam padi – padi –
palawija atau padi – palawija – padi. Diversifikasi vertikal pada tingkat usahatani
berupa pola pengembangan benih melalui penangkaran benih, dan diversifikasi
fungsional dilakukan dengan menanam tiga varietas untuk padi yaitu : Inpari 6, Inpari
10, dan Inpari 13 dan menanam jagung dua varietas yaitu : Sukmaraga dan Lamuru.
1.2. Dasar Pertimbangan
Pengembangan komoditas unggulan pertanian yang ditetapkan untuk
dikembangkan harus memiliki tingkat kesesuaian yang tinggi terhadap kondisi biofisik,
sosial, ekonomi dan budaya setempat sehingga mampu diwujudkan sebagai suatu
usaha agribisnis yang menguntungkan dan berkelanjutan.
Dalam mengatasi hambatan kurang lancarnya adopsi teknologi hasil
pengkajian pada tingkat pengguna, diperlukan strategi komunikasi yang tepat untuk
mengatasinya. Salah satu strategi komunikasi yang ditempuh adalah melalui kegiatan
M-P3MI. Bila hambatan yang selama ini terjadi dapat diatasi, berarti adopsi teknologi
hasil pengkajian dapat cepat diterapkan pada tingkat pengguna, sehingga dapat
mempercepat peningkatan produksi, pendapatan serta kesejahteraan petani dan
pelaku agribnisnis lainnya yang terlibat.
Pengenalan dan akselerasi adopsi inovasi teknologi pertanian yang telah
banyak dihasilkan Badan Litbang Pertanian perlu ditingkatkan intensitasnya melalui
kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan secara terintegrasi antara penghasil inovasi
(Badan Litbang Pertanian) dengan pengguna inovasi (petani, dinas/instansi terkait
lingkup Pemda, swasta, LSM, perguruan tinggi), sebagai pelaksanaan paradigma baru
Badan Litbang Pertanian.
3
1.3. Tujuan
1. Menyebarluaskan informasi teknologi produksi dan perbenihan padi dan jagung.
2. Pembinaan Kelompok tani.
3. Mendukung program swasembada pangan Kementerian Pertanian.
1.4. Keluaran
1. Tersebarluasnya informasi teknologi produksi dan perbenihan padi dan jagung,
penanaman padi seluas 2,7 ha, serta penanaman jagung seluas 5,75 ha.
2. Terbinanya 8 Kelompok tani yang menjadi anggota Gapoktan Rimbo jaya.
3. Terdukungnya program swasembada pangan Kementerian Pertanian dengan
produksi padi 7 ton per hektar.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
Teknologi yang dihasilkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
salah satunya untuk menjawab kebutuhan pembangunan pertanian, terutama dalam
peningkatan produksi. Jika sebelumnya penelitian pertanian lebih berorientasi pada
temuan teknologi yang terkadang sulit diterapkan di tingkat petani, maka paradigma
penelitian sekarang menciptakan inovasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan
petani.
Agar hasil penelitian yang dihasilkan cepat sampai ke petani, hasil penelitian
tersebut harus di diseminasikan. Diseminasi adalah suatu kegiatan yang ditujukan
kepada kelompok target atau individu agar mereka memperoleh informasi, timbul
kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut. Faktor utama
yang dapat mendukung perkembangan suatu inovasi teknologi dalam suatu keilmuan
tertentu adalah didasarkan dan memanfaatkan hasil-hasil penelitian. Manfaat yang
paling penting bahwa hasil penelitian tersebut dapat dimanfaatkan sebagai dasar
pengambilan keputusan dalam penerapan inovasi teknologi. Diseminasi, sudah
menjadi istilah umum yang digunakan sebagai sinonim dari “penyebaran”. Istilah
tersebut dapat digunakan dalam berbagai bidang, baik di sektor pertanian maupun
sektor di luar pertanian.
Menurut Puslitbangtan (2010) Indikator utama dari penelitian yang sukses
adalah bahwa hasil penelitiannya dapat diterapkan, dan bahwa hasil aplikasinya baik
secara langsung atau tidak langsung meningkatkan efisiensi, produktivitas atau
keberlanjutan, dalam hal ini inovasi dan teknologi tanaman pangan. Secara jelas, hasil
akhir suatu penelitian harus ada di lahan petani dan menyebar kepada petani
sekitarnya. Oleh karena itu, hasil penelitian harus didiseminasikan kepada “pengguna
antara” dan “pengguna akhir teknologi tanaman pangan”.
Diseminasi adalah proses interaktif mengkomunikasikan pengetahuan kepada
kalayak target, sehingga dapat digunakan untuk melakukan perubahan. Diseminasi
bertujuan untuk percepatan penerimaan dan pemahaman oleh pengguna (pengguna
antara dan pengguna akhir) terhadap suatu informasi atau inovasi baru dapat
berlangsung. Dalam hal ini, pengguna akhir adalah petani yang terlibat langsung
dalam proses produksi tanaman pangan. Sedangkan pengguna antara adalah peneliti,
komunikator, sektor swasta, lembaga penyuluhan, dan pembuat kebijakan, yang
memproses informasi menjadi produk akhir untuk diaplikasikan oleh pengguna akhir.
5
Pembangunan pertanian memerlukan dukungan teknologi yang memadai dan
berkesinambungan. Teknologi baru akan bermanfaat apabila dapat menjangkau dan
diterapkan oleh pihak-pihak yang membutuhkan/pengguna. Namun demikian, secara
nasional, sistem adopsi/alih teknologi pertanian dinilai masih lemah. Hasil-hasil
penelitian dan pengkajian yang dihasilkan oleh lembaga penelitian belum sepenuhnya
diadopsi oleh petani dan pengguna. Hal ini disebabkan minimnya strategi
mengkomunikasikan hasil penelitian dan pengkajian kepada pengguna, sehingga
jaringan informasi dari sumber teknologi kepada pengguna teknologi di daerah
terputus.
Dewasa ini sejalan dengan gerak pembangunan yang semakin dinamis,
dituntut untuk melakukan kegiatan pembangunan yang tidak dilakukan dengan
biasa-biasa saja, akan tetapi harus dilakukan secara agresif, proaktif, antsipatif,
responsif dan profesional. Salah satu solusi yang bisa dikembangkan adalah
membangun perdesaan dengan inovasi pertanian melalui muatan teknologi dan
kelembagaan.
Model yang dibangun harus menunjukkan penggunaan inovasi pertanian yang
menyediakan pilihan terbaik mengatasi permasalahan pertanian yang dihadapi petani
di perdesaan. Fokus kegiatan berbasis pada isu sekitar peningkatan produksi, serta
peningkatan nilai tambah ekonomi dari komoditas yang dikembangkan. Dengan
demikian orientasinya tidak berhenti hanya di budidaya, akan tetapi harus sampai
pada pasca panen dan pengolahan hasil. Permintaan pasar harus menjadi
pertimbangan. Dari sisi teknologi, sudah semestinya yang ditampilkan sebagai
percontohan itu adalah teknologi yang sudah matang dalam arti siap digunakan dalam
skala pengembangan serta mempunyai potensi untuk memberikan dampak.
Disamping itu tentunya teknologi itu harus bisa didaptasikan pada kondisi lingkungan
sosial budaya, lingkungan, sosial ekonomi, biofisik dan memiliki dukungan
ketersediaan tenaga kerja.
Target dari membangun perdesaan melalui inovasi pertanian ini tiada lain
untuk mendukung visi pembangunan pertanian menuju terwujudnya pertanian
unggulan berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal untuk meningkatkan
kemandirian pangan, nilai tambah, daya saing eksport dan kesejahteraan petani. Agar
penyebaran informasi inovasi pertanian yang berisi muatan teknologi dan
kelembagaan bisa menjangkau sasaran yang lebih luas, sudah selayaknya dilakukan
secara simultan melalui penerapan spectrum diseminasi multi channel (SDMC). Salah
6
satu aplikasi dari SDMC di lapangan adalah Model Pengembangan Pertanian
Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI).
Diseminasi multi channel atau Multi Channel Dissemination (MCD) sudah lama
dikenal dalam bidang jaringan informasi terkait dengan komputer. Tujuannya antara
lain untuk meningkatkan akses data. MCD dalam jaringan komputer digambarkan
sebagai struktur penyaluran informasi ke berbagai sasaran yang didalamnya terdapat
empat tingkat atau level. Pertama ada yang disebut database level, kemudian ada
signalling level, network level dan user level.
Pemahaman MCD tersebut dapat juga dipraktekkan dalam bidang penyebaran
informasi teknologi pertanian untuk mendukung percepatan akses informasi teknologi
(infotek). Syaratnya tentu diperlukan data base tentang berbagai inovasi teknologi
pertanian yang dikelola sedemikian rupa sehingga mudah untuk diakses oleh
pengguna. Praktek penyalurannya bisa dilakukan melalui berbagai kanal/saluran.
Masalahnya penyaluran infotek tersebut sering tidak dalam skenario. Artinya apa yang
disalurkan belum tentu itu yang dibutuhkan pengguna, sehingga efektifitasnya
kurang. Agar diseminasi itu lebih efektif tentu MCD tersebut harus dirancang
sedemikian rupa sehingga berbasis kebutuhan pengguna.
Kementerian Pertanian (2011) Disain atau rancangan SDMC yang telah
mendapat dukungan berbagai pihak tersebut diimplementasikan di lapangan dalam
bentuk antara lain Unit Percontohan yang berskala pengembangan dan berwawasan
agribisnis. Salah satu wujudnya adalah Model Permbangunan Perdesaan Melalui
Inovasi (MP3MI). Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi
(M-P3MI) sebagai program pembangunan pertanian, dalam rangka meningkatkan
jangkauan diseminasi melalui Spektrum Diseminasi Multi Channel (SDMC).
Implementasi program tersebut di lapangan berbentuk unit percontohan
berskala pengembangan berwawasan agribisnis. Unit percontohan bersifat holistik dan
komprehensif meliputi aspek perbaikan teknologi produksi, pasca panen, pengolahan
hasil, aspek pemberdayaan masyarakat tani, aspek pengembangan dan penguatan
kelembagaan sarana pendukung agribisnis. Dengan demikian diharapkan proses
pembelajaran dan diseminasi teknologi berjalan secara simultan, sehingga spektrum
diseminasi menjadi semakin meluas.
Unit percontohan M-P3MI itu sekaligus berfungsi sebagai laboratorium lapang,
juga sebagai ajang kegiatan pengkajian, untuk perbaikan teknologi dan perekayasaan
kelembagaan pendukung usaha agribisnis. Dukungan pengkajian ini dibutuhkan untuk
mengantisipasi perubahan lingkungan bio-fisik dan sosial ekonomi yang berkembang
7
sangat dinamis. Selama proses ujicoba atau pengkajian diharapkan mendapat umpan
balik (feedback) untuk penyempurnaan model pengembangan.
Berdasarkan pada wujud kegiatannya, jenis mediasi dan saluran komunikasi
pada SDMC dibedakan atas 4 bentuk sebagai berikut:
1. Pameran/Peragaan (In-house visitor display, public-display/Expo, visitor
plot/petak percontohan, tecnology showcase/gelar teknologi),
2. Forum Pertemuan (temu informasi, temu lapang, temu aplikasi teknologi, rapat
kerja, rapat teknis, seminar, simposium, pelatihan, lokakarya, sekolah lapang,
kegiatan partisipatif lainnya),
3. Media Cetak (Buku, Booklet, Komik, brosur, Leaflet, Flyer, Poster, Baliho, koran,
Majalah/Jurnal, Tabloid, Warta/news letter, Buletin, Liptan),
4. Media Elektronik/Digital (radio, televisi, internet, mobile phone (WAP), SMS
Center, CD/VCD/DVD)
8
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1. Pemilihan Lokasi M-P3MI
Lokasi kegiatan terletak di Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan,
kabupaten Seluma. Pemilihan lokasi M-P3MI di Kabupaten Seluma berpedoman
kepada Pedoman Umum M-P3MI (2011) yang menyatakan bahwa pemilihan lokasi
sangat menentukan keberlangsungan kegiatan M-P3MI. Lokasi harus dipilih
memenuhi kriteria yang tepat menjadi prasyarat untuk mendorong keberhasilan dan
pencapaian tujuan.
Kriteria pemilihann lokai dan Poktan/gapoktan adalah sebagai berikut :
1. Sentra produksi atau kawasan prioritas pengembangan komoditas oleh
Pemerintah setempat. Lokasi yang sebelumnya merupakan lokasi kegiatan sinergi
antara berbagai program strategis Kementerian Pertanian seperti PRIMA TANI,
PUAP, SL-PTT, PSDSK, P2KH, FEATI, LM3, P4MI.
Lokasi yang dipilih yaitu Kelurahan Rimbo Kedui, Kecamatan Seluma Selatan,
Kabupaten Seluma, sebelumnya merupakan lokasi program strategis Kementerian
Pertanian seperti PUAP dan IP Padi 400.
2. Letak lokasi M-P3MI harus strategis, baik dari aspek jarak maupun aksesibilitas,
mudah dijangkau sehingga mudah melakukan advokasi kepada Pemda, Assosiasi
Petani, LSM, Perguruan Tinggi, Swasta, Anggota DPR, Camat dan kepala Desa.
Berdasarkan jaraknya, lokasi M-P3MI relatif dekat ± 60 km dari ibukota provinsi,
sehingga mudah dijangkau dan akses ke lokasi cukup baik dengan kondisi lahan
yang relatif mulus.
3. Poktan/Gapoktan yang akan melaksanakan percontohan, dipilih dari
Poktan/Gapoktan yang sudah atau sedang ada kegiatan program Pemda, atau
program lainnya seperti : PUAP, PEATI, P4MI, dll.
Gapoktan yang menjadi pelaksana kegiatan merupakan Gapoktan yang telah
menerima dana bantuan PNPM-Mandiri PUAP dan merupakan pelaksana kegiatan
SL-PTT padi pada tahun sebelumnya dan tahun ini.
Dari sisi agroekosistem, lokasi M-P3MI merupakan daerah dengan lahan sawah
irigasi. Kebiasaan petani setempat melakukan penanaman padi dan palawija.
9
3.2. Profil Kelurahan Rimbo Kedui
Kelurahan Rimbo Kedui, Kecamatan Seluma Selatan, Kabupaten Seluma
merupakan salah satu desa pantai/pesisir dengan luas desa 835,64 ha. Pemanfaatan
lahan yaitu:
Tabel 1. Profil Kelurahan Rimbo Kedui
No Uraian Luas lahan (ha)
1 Lahan sawah irigasi teknis 211,75 2 Lahan sawah irigasi ½ teknis 293,25 3 Lahan kering 164,75 4 Pemukiman 30,25 5 Lahan kebun 130,00 6 Tanah desa 3,00 7 Lapangan 1,00 8 Perkantoran pemerintah 0,36 9 Lain-lain 1,28 10 Jumlah 835,64
Sumber : Pemerintah Kabupaten Seluma (2010).
Kelurahan ini merupakan Ibukota Kecamatan Seluma Selatan. Jarak ke Ibukota
Kabupaten Seluma sekitar 10 km yang dapat ditempuh selama 30 menit dengan
kendaraan bermotor. Curah hujan rata-rata di Kelurahan Rimbo Kedui adalah 4,2
mm/bulan dengan 5 bulan hujan. Suhu harian antara 20-30 oC dengan ketinggian
tempat sekitar 10 m dpl dan bentangan wilayah relatif datar.
Jumlah penduduk Kelurahan Rimbo Kedui 1.451 jiwa terdiri atas 770 jiwa laki-
laki dan 681 jiwa perempuan atau sex ratio 1,13 yang berarti bahwa jumlah laki-laki
lebih banyak 1,13% daripada jumlah wanita. Jumlah kepala keluarga 435 KK.
Penduduk usia produktif (15-55 tahun) sebanyak 888 jiwa atau 61,2% dari seluruh
jumlah penduduk.
Mata pencaharian pokok penduduk umumnya petani dan peternak (62,4%),
selain itu juga terdapat buruh/wiraswasta, pegawai negeri, dan pedagang. Sebagian
besar petani merupakan buruh tani. Jumlah rumah tangga petani yang memiliki lahan
pertanian sebanyak 159 RTP (61 RTP memiliki <0,5 ha, 43 RTP memiliki 0,5-1 ha, dan
52 RTP memiliki >1 ha).
Selain menanam padi, petani Kelurahan Rimbo Kedui juga menanam jagung,
kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, cabe, semangka, buah-buahan (jeruk, salak), dan
kelapa sawit. Ternak yang dipelihara penduduk terdiri dari sapi (317 ekor), kambing
(631 ekor), ayam (6.500 ekor), dan bebek (750 ekor). Selain itu petani juga
membudidayakan ikan di kolam.
10
Penduduk Desa Rimbo Keduai berasal dari berbagai suku bangsa, yang
didominasi oleh Suku Jawa (62,3%). Selain itu juga terdapat orang Sunda, Serawai,
Padang, dan Aceh. Penduduk umumnya beragama Islam (97,4%).
Sarana ekonomi, kesehatan, dan pendidikan yang terdapat di Kelurahan Rimbo
Kedui adalah 1 buah pasar, 1 unit koperasi (anggota 250 orang), 4 unit huller padi, 1
unit kelompok simpan pinjam (anggota 350 orang), 1 buah puskesmas, 1 SD, dan 1
SLTA. Sarana peribadatan berupa masjid dan musholla dan lapangan olahraga cukup
memadai. Organisasi petani yang ada di Kelurahan Rimbo Kedui adalah 8 kelompok
tani dengan jumlah anggota 160 orang, seluruh kelompok tergabung dalam Gapoktan
Rimbo Jaya. Kegiatan usahatani sawah dilaksanakan 3 kali setahun karena didukung
sarana irigasi berupa saluran sekunder sepanjang 3.500 m, dan saluran tersier
7.500 m.
Penduduk telah mendapatkan pelayanan listrik PLN. Selain itu akses ke desa
cukup baik karena adanya jalan aspal sepanjang 5,5 km. Penduduk memanfaatkan air
sumur untuk minum dan kebutuhan MCK.
Jika dilihat dari tingkat pendidikan, penduduk yang berpendidikan rendah
masih cukup tinggi. Terdapat 255 orang usia 7-45 tahun yang tidak pernah sekolah,
sedangkan 435 orang pernah sekolah tapi tidak tamat SD. Penduduk yang tamat
SD/sederajat berjumlah 210 orang, tamat SLTP/sederajat 152 orang, tamat
SLTA/sederajat 157 orang, dan tamat perguruan tinggi (D1-S1) 26 orang. Hal ini
berarti penduduk Kelurahan Rimbo Kedui umumnya memiliki tingkat pendidikan yang
rendah karena hanya 183 orang penduduk (14,8%) yang dapat menyelesaikan
pendidikan sampai tingkat SLTA/sederajat dan perguruan tinggi.
3.3. Organisasi Kegiatan M-P3MI
Untuk pelaksanaan operasional di lokasi M-P3MI di Kelurahan Rimbo Kedui,
Kecamatan Seluma Selatan, Kabupaten Seluma, maka telah dibentuk organisasi
pelaksana M-P3MI berdasarkan Keputusan Kepala BPTP Bengkulu dengan Surat
Keputusan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Nomor:
58/KP.440/I.10.9/01/11 tentang Pengangkatan Penanggung Jawab dan Anggota Tim
Pengkajian dan Diseminasi.
11
Tabel 2. Organisasi pelaksana kegiatan M-P3MI
No Penjab Kegiatan/ Angggota
Peneliti/Gelar NIP
Bidang Keahlian
Jenjang Fungsional
1. Ir. Ahmad Damiri, M. Si 19630920 199203 1 001 Agronomi Penyuluh Pertanian Madya
2. Dr. Ir. Umi Pudji Astuti, MP 19610531 199003 2 001 Sosial Ekonomi Pertanian
Penyuluh Pertanian Muda
3. Dr. Ir. Wahyu Wibawa, MP 19690427 199803 1 001 Agronomi Peneliti Muda
4. Drs. Afrizon, M. Si 19620415 199303 1 001 Lingkungan Peneliti Pertama
5. Ir. Miswarti 19650820 200003 2 001 Agronomi Peneliti Pertama
6. Andi Ishak, A.Pi, M. Si 19731121 199903 1 003 PSL PNK
7. Yartiwi, SP 19791030 200901 2 004 Agronomi PNK
8. Yahumri, SP 19790815 200501 1 003 Agronomi PNK
9. Taufik Hidayat, S.Tp 19820511 200912 1 004 Pascapanen PNK
3.4. Wujud SDMC pada M-P3MI
Model Pengembangan Pertanian Perdesan Melalui Inovasi (M-P3MI)
merupakan aplikasi dari SDMC. Semua kegiatan yang ada pada M-P3MI merupakan
wujud dari pelaksanaan SDMC di lapangan. Berdasarkan pada wujud kegiatannya,
jenis mediasi dan saluran komunikasi pada SDMC dibedakan atas 4 bentuk sebagai
berikut:
1. Pameran/Peragaan (In-house visitor display, public-display/Expo, visitor
plot/petak percontohan, tecnology showcase/gelar teknologi),
2. Forum Pertemuan (temu informasi, temu lapang, temu aplikasi teknologi, rapat
kerja, rapat teknis, seminar, simposium, pelatihan, lokakarya, sekolah lapang,
kegiatan partisipatif lainnya),
3. Media Cetak (Buku, Booklet, Komik, brosur, Leaflet, Flyer, Poster, Baliho, koran,
Majalah/Jurnal, Tabloid, Warta/news letter, Buletin, Liptan),
4. Media Elektronik/Digital (radio, televisi, internet, mobile phone (WAP), SMS
Center, CD/VCD/DVD).
12
IV. HASIL KEGIATAN
4.1. Peragaan
4.1.1. Petak Percontohan Penangkaran Padi
Petak Percontohan berupa penangkaran padi dilaksanakan di lahan 4
orang petani dengan luas lahan 2,73 ha. Dari luas lahan tersebut; 1,2 ha
digunakan untuk padi varietas Inpari 13, seluas 0,9 ha digunakan untuk padi
varietas Inpari 10, dan seluas 0,63 ha digunakan untuk padi varietas Inpari 6.
Ketiga varietas yang ditanam tersebut dilakukan penanamannya pada tanggal
11 – 12 April 2011. Foto pertanaman padi Inpari 6, 10, dan 13 (terlampir).
Selama penangkaran berlangsung, kondisi pertumbuhan tanaman
cukup bagus dengan pemeliharaan yang baik. Hanya saja Inpari 6 mengalami
gangguan pertumbuhan akibat umur yang lebih panjang sehingga
membutuhkan waktu pengairan yang lebih lama, sementara lahan bagian
depan yang ditanam Inpari 10 sudah harus mengeringkan air menjelang
panen. Akibatnya banyak gabah Inpari 6 yang kurang bernas saat panen
karena pengisian gabah yang kurang maksimal yang diakibatkan oleh
kekurangan air.
Varietas Inpari 13 dipanen pada tanggal 3 Juli 2011, Inpari 10 dipanen
pada tanggal 8 juli 2011, dan Inpari 6 dipanen pada tanggal 18 Juli 2011.
Penerapan teknologi penangkaran padi yang dilakukan dibandingakan
dengan teknologi existing seperti pada Tabel 3.
Tabel 3. Teknologi terapan dibandingkan teknologi petani sebelumnya
No Komponen Teknologi Terapan Petani sebelumnya
1 Varietas : Inpari 6, 10, dan 13 IR 64
2 Petak persemaian Normal (1/20 luas penanaman)
Sempit (< dari 1/20 luas penanaman)
3 Jumlah benih Sedikit (20-25 kg/ha) Banyak (90 kg/ha)
4 Umur bibit Muda (<21 hari) Tua (25 hari)
5 Sistem tanam Legowo 4:1 Lorong 6:1 – 8:1
6 Caplak digunakan Caplak Roda Caplak Biasa
7 Jarak tanam [(20 x 10) x 40 cm] 22 x 22 cm atau 25 x 25 cm
8 Dosis pupuk Urea 200 kg, NPK Phonska 300 kg/ha
Tidak teratur, dosis tinggi
9 Waktu pemberian pupuk Tiga kali Dua kali
10 Hasil (GKP) Inpari 6 = 5,44 Inpari 10 = 6,65 Inpari 13 = 5,96 t/ha
Bervariasi antara 1,90 – 4,76
13
Ukuran persemaian yang normal akan menghasilkan bibit yang lebih
besar dibandingkan dengan bibit pada persemaian yang sempit. Dengan
persemaian yang normal pertumbuhan bibit menjadi lebih cepat karena
persaingan dengan bibit yang lain tidak terlalu ketat.
Varietas Inpari 6, 10, dan 13, merupakan varietas unggul baru sebagai
pengganti varietas unggul lama yang sudah mulai menurun kemampuan baik
produktivitas maupun ketahanan terhadap hama dan penyakit.
Jumlah benih yang sedikit (1/3 dari jumlah benih yang biasa digunakan
petani) dapat mengurangi biaya input penanaman, sementara benih yang
sedikit sudah mencukupi kebutuhan bibit bagi penanaman.
Bibit umur muda akan menghasilkan anakan maksimum, sehingga
jumlah anakan seringkali lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah anakan
pada pertanaman yang menggunakan bibit banyak.
Pemupukan sesuai kebutuhan tanaman merupakan pemupukan yang
efektif bila dibandingkan dengan pemupukan yang biasa dilakukan petani
dengan dosis yang tidak rasional seperti jumlah pupuk yang tidak berimbang
karena tidak mengetahui kebutuhan tanaman.
Sistem tanam Legowo 4:1 memiliki jumlah tanaman lebih banyak
dibandingkan dengan sistem tanam lorong 6:1 maupun 8:1. Pada sistem
tanam Legowo 4:1 terjadi penambahan jumlah tanam dengan adanya
penyisipan pada barisan tanaman pinggir. Sedangkan pada sistem tanam
lorong terjadi pengurangan satu baris tanaman setiap 6 baris tanaman atau
delapan baris tanaman.
Penggunaan Caplak Roda dua kali lebih cepat untuk pembuatan pola
garis tanam pada petak pertanaman padi dibandingkan dengan penggunaan
Caplak Biasa. Hal ini karena untuk membuat pola garis tanam pada Caplak
Roda cukup satu kali tarik akan membentuk garis berpotongan utara-selatan
dengan timur-barat. Sedangkan pada Caplak Biasa, untuk membuat garis
utara-selatan dan timur-barat harus dilakukan dua kali tarik. Foto pembuatan
pola garis tanam menggunakan Caplak Roda dan penanaman (terlampir).
Sistem tanam Legowo 4:1 akan memberikan jumlah tanamam lebih
banyak bila dibandingkan dengan sistem tanam tegel. Jumlah tanaman pada
sistem tanam Legowo 4:1 dengan jarak tanam [(20 x 10) x 40 cm]
dibandingkan dengan sistem tanam tegel 20 x 20 cm masing-masing 300.000
dan 250.000 tanaman.
14
Waktu pemberian pupuk tiga kali selama satu musim tanam akan
menghasilkan pertumbuhan tanaman yang baik dengan produktivitas optimum
bila dibandingkan pemberian pupuk yang hanya dua kali selama musim
tanam. Pemberian pupuk tiga kali selama musim tanam menyebabkan
penyebaran pupuk yang merata sesuai waktu yang dibutuhkan tanaman. Pada
pemupukan tiga kali, daun tanaman tidak mengalami perubahan warna
menjadi kuning dan masa pengisian biji menjadi lebih lama (sesuai umur
tanaman), sehingga biji menjadi bernas. Hal ini berlawanan dengan kebiasaan
petani dengan pemberian pupuk dua kali, tanaman mengalami perubahan
warna daun menjadi kuning dahulu dan kembali hijau setelah dipupuk kedua.
Selain itu pemupukan hanya dua kali akan menyebabkan gabah kurang
bernas karena daun menguning lebih cepat dari seharusnya.
Produktivitas yang tinggi pada teknologi terapan dipengaruhi oleh
komponen pendukung produktivitas yang tinggi. Data hasil pada terapan ini
diambil pada musim produksi rendah. Produktivitas ini akan lebih tinggi lagi
bila ditanam pada musim produksi tinggi.
4.1.1.1. Penyebaran Benih Padi
Benih padi hasil penangkaran sudah tersebar ke berbagai kelompok
tani baik dalam satu kabupaten lokasi M-P3MI maupun kabupaten lain. Untuk
penyebaran dalam satu kabupaten lokasi M-P3MI masih didominasi oleh
kelompok tani lokasi M-P3MI dan desa dampak. Data penyebaran benih
seperti terlihat pada Tabel 4 berikut.
15
Tabel 4. Penyebaran benih hasil penangkaran di kelurahan lokasi M-P3MI dan desa dampak.
No Varietas Penyebaran benih
Nama Penerima Jumlah Jumlah
1 Inpari 6 UPBS BPTP Bengkulu 105 kg 105 kg
2 Inpari 10 UPBS BPTP Bengkulu 150 kg
Triok Tapudin Poktan Tanjung Mas Desa Tanjung Seru
15 kg
Supini Poktan Harapan Maju Kelurahan Rimbo Kedui
25 kg
Wagiman Poktan Harapan Maju Kelurahan Rimbo Kedui
25 kg
Mispan Poktan Harapan Maju Kelurahan Rimbo Kedui
20 kg
Suparma Poktan Tunas Harapan II Kelurahan Rimbo Kedui
20 kg
Rendi Poktan Tunas Harapan Kelurahan Rimbo Kedui
10 kg
Sukur Poktan Tunas Harapan Kelurahan Rimbo Kedui
10 kg
Sugiman Poktan Harapan Maju Kelurahan Rimbo Kedui
25 kg
Zailan Poktan Rimbo Damar Desa Tangga Batu
10 kg
Imtarman Poktan Rimbo Damar Desa Tangga Batu
10 kg
Zumhatul Hairi Poktan Rimbo Damar Desa Tangga Batu
10 kg
Ruslan Poktan Dwipa Desa Tangga Batu
10 kg
Sukran Poktan Renah Penanding Desa Padang Genting
10 kg
Edi Gunawan Poktan Kerinjing Kanan Desa Tanjungan
10 kg
Buirin Poktan Margo Suko Kelurahan Rimbo Kedui
10 kg
Total Inpari 10 370 kg
3 Inpari 13 UPBS BPTP Bengkulu 225 kg 225 kg
JUMLAH 700 kg
4.1.2. Petak Percontohan Penerapan Komponen Teknologi Budidaya Jagung
Penanaman jagung dilakukan pada bulan Juli 2011 dengan luas lahan 5
ha. Dari luas lahan 5 ha yang direncanakan, sebanyak 3,5 ha ditanam lebih
dahulu dengan menggunakan jagung varietas Sukmaraga dan seluas 1,5 ha
ditanam jagung varietas Lamuru. Perbedaan penanaman varietas ini karena
saat lahan seluas 3,5 ha siap tanam, lahan seluas 1,5 ha untuk varietas
Lamuru masih ada tanamannya dan belum panen. Kedua varietas ini
merupakan jagung komposit, sehingga hasil panen dapat digunakan sebagai
16
benih. Dengan menggunakan jagung komposit, petani dapat menyediakan
benih sendiri, dengan demikian biaya untuk penngadaan benih untuk
pertanaman selanjutnya menjadi lebih murah dan tidak perlu membeli benih
baru untuk setiap penanaman berikut.
Benih jagung yang ditanam memiliki kelas benih breeder seed (BS)
atau label putih. Benih ini sebetulnya tidak dapat langsung di tanam di lahan
petani tetapi harus di lahan BBI/BBU. Tetapi karena benih untuk penangkaran
yang tersedia di Balit Sereal adanya benih kelas BS, maka benih yang
digunakan sesuai ketersediaan benih.
Masing-masing petani penanam jagung dengan tanggal tanam dan
produktivitasnya seperti Tabel 5. Data produktivitas merupakan data yang
dikonversi dari data ubinan pada kadar air 15%.
Tabel 5. Nama petani, tanggal tanam dan produktivitas jagung Varietas Sukmaraga.
No Nama Petani Luas Lahan
(m2) Tanggal Tanam
Tanggal Panen
Produktivitas (t/ha)
1. Supini 10.600 16-6-2011 22-09-2011 4,42
2. Buirin 6.650 28-8-2011 19-09-2011 4,51
3. Sunarto 2.730 21-09-2011 3,62
4. Mispan 7.860 30-6-2011 24-10-2011 2,69
5. Wagiran 5.800 30-6-2011 24-10-2011 2,71
Tabel 6. Nama petani, tanggal tanam dan produktivitasnya jagung Varietas Lamuru.
No Nama Petani Luas Lahan
(m2) Tanggal Tanam
Tanggal Panen
Produktivitas (t/ha)
1. Sumadi 7-7-2011 29-10-2011 2,08
2. Kasirin 6.050 28-7-2011 20-11-2011 5,15
3. Akraludin 20-8-2011
4. Sukarman 30-7-2011 20-11-2011 3,32
Tanaman jagung tidak tumbuh dengan baik, karena pada saat
penanaman berlangsung, kondisi cuaca sedang musim kemarau. Penanaman
dilakukan setelah turun hujan, namun ternyata hujan yang diperkirakan akan
berlangsung terus ternyata hanya sesekali saja, sehingga tanaman
kekurangan air untuk pertumbuhannya.
Dari beberapa lahan petani yang melakukan penanaman, masih
terdapat tanaman yang tumbuhnya relatif baik, sehingga masih diinginkan
oleh petani untuk dijadikan bibit. Distribusi bibit yang terjadi hanya pada
17
anggota kelompok tani desa lokasi M-P3MI seperti terlihat pada Tabel 7
berikut.
Tabel 7. Distribusi benih jagung varietas Sukmaraga yang di tanam petani pelaksana kegiatan M-P3MI
Nama Petani Kelompok tani Pembelian
Katimin Rimbo Damar Desa Tangga Batu 200 tongkol
Supriyanto Rimbo Damar Desa Tangga Batu 200 tongkol
Katiman Rawa Sari Desa Tangga Batu 100 tongkol
Udin 200 tongkol
Akraludin Tunas Harapan Desa Tangga Batu 65 tongkol
Taki Margo Suko I Kelurahan Rimbo Kedui
50 tongkol
Jumlah 815 tongkol
Keterangan: 10 tongkol jagung untuk benih = 1 kg benih Harga per tongkol = Rp. 1.000 815 tongkol setara dengan + 80 kg benih
4.1.3. Petak Percontohan Penerapan Komponen Teknologi Budidaya Padi
Petak percontohan penerapan komponen teknologi budidaya padi
dilakukan (demplot) pada 10 (sepuluh) kelompok tani. Dari 10 kelompok tani
pelaksana petak percontohan, 7 kelompok berasal dari desa lokasi kegiatan
M-P3MI (Kelurahan Rimbo Kedui), sedangkan 3 kelompok lainnya berasal dari
desa tetangga (desa dampak).
Kesediaan kelompok tani desa dampak dijadikan petak percontohan
karena mereka mengetahui pertumbuhan dan produksi tanaman pada lahan
petani pelaksana petak percontohan sebelumnya cukup tinggi. Hal ini
diketahui oleh petani desa dampak melalui Temu lapang yang diadakan
dengan mengundang kelompok tani desa dampak. Melalui Temu Lapang,
petani desa dampak mengetahui perkembangan tanaman dari umur satu
minggu sampai tanaman panen.
Lokasi desa dampak bersebelahan dengan desa lokasi M-P3MI,
sehingga petani desa dampak betul-betul mengetahui perkembangan
tanaman. Selain melihat langsung tahapan pertumbuhan tanaman, petani
desa dampak juga melakukan diskusi dengan petani pelaksana petak
percontohan sebelumnya. Ketertarikan petani desa dampak tersebut
dinyatakan dengan permohonan kepada penanggung jawab M-P3MI untuk
dibina seperti kelompok tani lokasi M-P3MI yang diajukan melalui SMS.
18
Selain itu usulan dari Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan
Kabupaten Seluma juga menjadi pertimbangan agar pembinaan melalui petak
percontohan dilakukan di desa dampak yang merupakan desa penduduk lokal,
dibandingkan dengan desa lokasi M-P3MI yang merupakan desa transmigrasi.
Pelaksanaan petak percontohan dilakukan pada 10 kelompok tani (7
kelompok tani merupakan lokasi M-P3MI dan 3 kelompok tani berasal dari
desa dampak dimaksudkan agar penyebaran inovasi teknologi dapat
berlangsung dengan cepat.
Masing-masing kelompok pelaksana petak percontohan tersebut
seperti pada Tabel 8 berikut.
Tabel 8. Data petani pelaksana petak percontohan
No Nama Petani Luas
Demplot Nama Ketua Kelompok
Jumlah Angota Dan luas lahan
Nama Kelompok
Desa
1. Supini 2475 m2 Mispan 27 ha/25 org Harapan maju
Rimbo Kedui
2. Suparma 2566 m2 Suparma 22 ha/23 org Tunas harapan II
Rimbo Kedui
3. Ruslan 2380 m2 Halim 25 ha/25 org Dwipa Rimbo Kedui
4. Triok Tapudin 3984 m2 Triok Tapudin 20 ha/25 org Tanjung Mas
Tanjung Seru
5. Sukran 2418 m2 Sukran 20,5 ha/27 org Renah Penanding
Padang Genting
6. Akraludin 2566 m2 Akraludin 25 ha/22 org Tunas Harapan
Rimbo Kedui
7. Jumatul Hairi 2751 m2 Usep Suhendar
30 ha/37 org Mulya Tani Rimbo Kedui
8. Zailan 2500 m2 Zailan 16 ha/18 org Rimbo Damar
Rimbo Kedui
9. Buirin 2537 m2 Buirin 25 ha/24 org Margo Suko I
Rimbo Kedui
10. Edi Gunawan 3489 m2 Edi Gunawan 15 ha/31 org Kerinjing Baru
Tanjungan
Masing-masing kelompok pelaksana percontohan memulai pelaksanaan
penanaman berbeda-beda sesuai dengan jadwal masing-masing terkait
dengan kondisi kesiapan masing-masing kelompok tani seperti tertera pada
Tabel 9.
19
Tabel 9. Tanggal tanam, pemupukan, dan perkiraan panen
No Nama Tgl Tanam Pemupukan ke Tgl Panen
(Perkiraan)
I II II
1. Supini 30-10-2011 09-11-2011 22-11-2011 06-12-2011 10-02-2012
2. Suparma 29-10-2011 08-11-2011 21-11-2011 06-12-2011 08-02-2012
3. Ruslan 25-10-2011 01-11-2011 22-11-2011 - 05-02-2012
4. Triok Tapudin 08-10-2011 15-10-2011 2011 19-01-2012
5. Sukran 23-11-2011 05-12-2011 16-12-2011 05-01-2012 03-02-2012
6. Akraludin 20-10-2011 28-10-2011 12-11-2011 26-11-2011 31-01-2012
7. Jumatul Khairi 27-10-2011 04-11-2011 19-11-2011 27-11-2011 07-02-2012
8. Zailan 11-10-2011 25-10-2011 5-11-2011 20-11-2011 14-01-2012
9. Buhirin 27-10-2011 04-11-2011 20-11-2011 04-12-2011 08-02-2012
10. Edi Gunawan 04-11-2011 12-11-2011 25-11-2011 11-12-2011 13-02-2012
4.1.4. Sebagai Objek Kunjungan Praktek Lapang Pelatihan SL-PTT
Lokasi kegiatan penanaman padi kegiatan M-P3MI dijadikan objek
kunjungan untuk praktek lapangan bagi pelaksanaan PL II SL-PTT yang
dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu. Kunjungan lapangan
yang dilakukan merupakan lanjutan dari pertemuan yang dilakukan di kelas.
Selain sebagai lokasi kunjungan lapangan untuk praktek lapang bagi PL- II
SL-PTT, juga dijadikan sebagai lokasi praktek lapang untuk pembanding bagi
peserta pelatihan PL III SL-PTT yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian
Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Seluma. Lahan pertanaman padi
M-P3MI dijadikan salah satu sampel untuk mengetahui kondisi pertanaman
padi guna mengetahui kedaan pertanaman dan tindakan yang diperlukan bagi
pemeliharaan tanaman. Data yang diperoleh dari lahan M-P3MI
dipresentasikan bersama dengan lokasi dua petani lain dan ditanggapi oleh
peserta maupun narasumber pelatihan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa kondisi pertanaman
cukup baik dan sehat dengan warna daun hijau skala 4 Pada bagan warna
daun sehingga tidak dianjurkan untuk di pupuk lagi. Pertumbuhan tanaman
merata dan ketinggiannya seragam. Sistem tanam jajar legowo terlihat jelas
dengan terdapatnya lorong untuk setiap 4 baris tanaman, sehingga mudah
dalam pemeliharaaan tanaman. Serangan hama dan penyakit masih sangat
20
rendah dan terdapat musuh alami, sehingga tidak dianjurkan untuk perlakuan
pengendalian hama dan penyakit.
4.1.5. Peragaan Penggunaan Caplak Roda
Peragaan penggunaan Caplak Roda dilakukan pada lahan penangkaran
padi kegiatan M-P3MI di Kelurahan Rimbo Kedui. Peragaan juga dilakukan
pada setiap pelaksanaan Temu Lapang dan Sosialisasi. Hal ini dilakukan pada
petani peserta pertemuan yang belum perna mengikuti kegiatan pertemuan
sebelumnya, sehingga informasi ini berkembang cepat. Foto penyetelan
Caplak Roda sebelum digunakan (terlampir).
Saat ini penggunaan Caplak Roda untuk membuat pola garis tanam
sudah semakin berkembang dengan dilakukannya peragaan pada Desa lain
Kabupaten Seluma selain desa binaan M-P3MI, Kabupaten Bengkulu Utara,
dan Kabupaten Rejang Lebong.
4.2. Forum Pertemuan
4.2.1. Temu Lapang Teknologi Budidaya Padi
Temu Lapang Teknologi Budidaya Padi kegiatan Model Pengembangan
Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI) dilaksanakan pada hari Selasa
tanggal 31 Mei 2011 di lokasi kegiatan Penanaman Padi Varietas Inpari 6, 10,
dan 13 Kelurahan Rimbo Kedui, Kecamatan Seluma Selatan, Kabupaten
Seluma.
Dalam Temu Lapang akan disampaikan 3 materi teknologi yaitu sebagai
berikut:
1. Varieras Unggul Baru Inpari 6, Inpari 10, dan Ipari 13.
2. Teknologi Budidaya Padi dengan Dosis Pupuk Berimbang.
3. Efisiensi Penggunaan Caplak Roda dalam Penanaman Padi Sistem Legowo
4:1.
Pelaksanaan Temu Lapang Teknologi Budidaya Padi diikuti oleh 53
orang peserta yang terdiri atas 30 orang petani, 11 orang
peneliti/penyuluh/staf BPTP Bengkulu, dan 12 orang petugas dari
dinas/instansi terkait di Kabupaten Seluma.
21
Hasil pelaksanaan kegiatan yaitu : A. Sambutan Kepala BPTP Bengkulu
Pada saat Pembukaan acara Temu Lapang Teknologi Budidaya Padi
kegiatan M-P3MI, Kepala BPTP Bengkulu yang dalam hal ini diwakili Oleh Dr.
Wahyu Wibawa, MP. Menyampaikan sambutannya. Dalam sambutannya
Kepala BPTP Bengkulu menyampaikan hal-hal sebagai berikut :
1. BPTP Bengkulu merupakan UPT (Unit Pelaksana Teknis) pusat yang
berada dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian,
Kementerian Pertanian yang ditugasi untuk membantu pemerintah daerah
dalam bidang pertanian khususnya teknologi pertanian. Saat ini jumlah
BPTP di Indonesia sebanyak 32 buah yang tersebar di 33 provinsi.
2. Potensi Sumberdaya BPTP Bengkulu terdiri dari peneliti, penyuluh dan
staf administrasi. Sedangkan sarana dan prasarana terdiri dari
Laboratorium Tanah, Laboratorium Pasca Panen, Laboratorium Diseminasi,
Rumah Kaca, UPBS, dan Perpustakaan.
3. BPTP Bengkulu mempunyai Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) yang
tahun ini khusus di bidang padi siap dikerjasamakan dengan BBI (Balai
Benih Induk), BBU (Balai Benih Utama) dan BPSB agar pergantian varietas
lebih cepat di masyarakat tani.
4. Selama ini varietas yang berkembang adalah varietas lama seperti IR64
dan harus diganti dengan varietas yang baru karena varietas IR 64 rentan
terhadap OPT terutama tungro. Oleh karena itu pergantian varietas IR 64
dengan varietas yang tahan terhadap OPT tertentu yang berproduksi
tinggi mutlak dilakukan.
5. Kaitannya dengan acara Model Pengembangan Pertanian Perdesaan
Melalui Inovasi (M-P3MI) adalah membuat percontohan bagi petani
melalui inovasi dan diharapkan dapat meningkatkan produksi atau hasil
yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan petani.
6. Di Indonesia ada 40 kegiatan M-P3MI tersebar di seluruh Indonesia, Untuk
Provinsi Bengkulu ada 1 kegiatan M-P3MI yang difokuskan di Kelurahan
Rimbo Kedui, Kecamatan Seluma Selatan, Kabupaten Seluma. Kegiatan M-
P3MI di Rimbo Kedui komoditasnya adalah padi, kenapa kita memilih padi
karena padi merupakan komoditas strategis dan politik.
22
7. Bila kita mengingat sejarah yang lalu bahwa kita pernah mencapai
swasembada beras dan permasalahan sekarang yang terjadi adalah
jumlah penduduk yang meningkat, lahan pertanian yang tersedia semakin
menyempit dengan adanya alih fungsi lahan sawah menjadi jalan raya,
perumahan, pabrik, dan lain-lain. Bisa dibayangkan bila petani sudah tidak
mau lagi menanam padi. Oleh karena itu padi tetap menjadi fokus untuk
tetap menjadi perhatian kita.
8. Luas kegiatan M-P3MI baru 2,7 ha, diharapkan pada tahun mendatang
dapat ditingkatkan dan dikembangkan lagi menjadi lebih luas dengan
dukungan dari dinas terkait (dinas pertanian, BP4K, BPP, BPSB, BPTPH).
9. Ucapkan terima kasih kepada petani yang terlibat dan diharapkan mampu
menularkan ilmunya kepada petani tetangga disekitar lokasi kegiatan.
10. Kesan Ka Badan Litbang Pertanian terhadap kunjungan kerja ke lokasi M-
P3MI Kelurahan Rimbo Kedui, beliau sangat optimis bahwa seluma dapat
dikembangkan lagi kearah yang lebih baik.
Kegiatan Temu Lapang ini akan dilanjutkan pada saat menjelang
panen agar petani bisa melihat rentetan perkembangan teknologi budidaya
padi secara lengkap.
B. Sambutan dan Pengarahan Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Seluma yang disampaikan oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan (Ir. Midi Harmantono)
Dalam sambutan dan pengarahannya disampaikan :
1. Permohonan maaf Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan
Kabupaten Seluma yang tidak dapat hadir diacara ini dikarenakan beliau
ada tugas lain yang tidak dapat diwakili.
2. Penyampaian ucapkan terimakasih kepada BPTP Bengkulu yang telah
melakukan kegiatan di M-P3MI yang berlokasi di Kelurahan Rimbo Kedui,
Kecamatan Seluma Selatan, Kabupaten Seluma dan memberikan
bimbingan teknologi kepada masyarakat tani khususnya petani padi
sawah.
3. Kabupaten Seluma merupakan kabupaten yang strategis karena letaknya
yang tidak jauh dari ibukota provinsi serta mempunyai potensi karena
areal yang luas untuk lahan pertanian. Namun demikian potensi yang ada
tersebut haruslah didukung oleh semua pihak agar bermanfaat untuk
23
kemajuan Kabupaten Seluma, tanpa ada dukungan dari semua pihak
maka pembangunan akan berjalan lambat.
4. Kepada petani diharapkan dapat mengambil manfaat dari adanya kegiatan
ini, karena hanya di Kabupaten Seluma kegiatan M-P3MI ini dilaksanakan.
Kesempatan belajar langsung di lapangan dengan perlakuan yang jelas
dan dilakukan sendiri oleh petani akan memudahkan petani memahami
penerapan teknologi yang benar.
5. Kepada petani lain yang bukan merupakan pelaksana kegiatan ini,
diharapkan dapat belajar secara langsung. Kalau masih ada informasi
yang belum jelas, dapat belajar kepada petani pelaksana melalui
kunjungan atau mengundangnya untuk memberikan penjelasan
pelaksanaan kegiatan.
6. Informasi juga dapat diperoleh dengan menanyakan penjelasaan inovasi
teknologi kepada petugas dari BPTP Bengkulu, baik pada saat mereka
datang ke lokasi atau mengunjungi kantor BPTP, atau mengundang
mereka untuk memberikan penjelasan.
C. Pengarahan dan Pembukaan secara resmi oleh Camat Kecamatan Seluma Selatan (Dra. Hj. Siti Riani)
Dalam sambutan dan pengarahannya, Camat Kecamatan Seluma
Selatan menyampaikan hal-hal sebagai berikut :
1. Pujian terhadap Tuhan Yang maha Esa karena pada hari yang cerah ini
dapat melaksanakan acara Temu Lapang Teknologi Budidaya Padi dengan
baik.
2. Ucapan terima kasih kepada BPTP Bengkulu yang telah membantu
masyarakat tani di dalam bidang pertanian dan berharap dimasa yang
akan datang lebih ditingkatkan lagi dan berharap Kelurahan Rimbo Kedui
ini menjadi lumbung padi dan menjadi contoh bagi desa lain.
3. Harapan lebih luas agar Provinsi Bengkulu dapat menjadi produsen padi
yang hasilnya dapat diekspor ke luar provinsi, sehingga kesejahteraan
petani dapat meningkat.
4. Mengharapkan agar petani peserta mampu memahami materi yang
disampaikan karena sangat bermanfaat untuk diterapkan di lahan masing-
masing.
Membuka acara Temu Lapang Teknologi Budidaya Padi secara resmi
dengan mengajak bersama-sama membaca lafaz Basmallah.
24
d. Uraian materi yang disampaikan narasumber (Ir. Ahmad Damiri, M. Si) yaitu :
Dalam penyampaian materi Teknologi Budidaya Padi, banyak hal yang
disampaikan seperti :
1. Penggunaan varietas unggul baru sebagai pengganti varietas unggul yang
sudah tidak dianjurkan lagi karena ketahanannya terhadap hama dan
penyakit yang sudah menurun.
2. Varietas unggul baru tersebut yaitu : (1) Varietas Inpari 6 yang dilepas
pada tahun 2008, dengan rata-rata hasil 6,82 ton/ha dan potensi hasil 12
ton/ha. Alasan pelepasannya karena potensi hasil yang tinggi, (2) Varietas
Inpari 10 yang dilepas pada tahun 2008, dengan rata-rata hasil 5,08
ton/ha dan potensi hasil 7 ton/ha. Alasan pelepasannya karena hasil lebih
tinnggi dibandingkan varietas IR 64, juga toleran kekeringan, (3) Varietas
Inpari 13 yang dilepas pada tahun 2009, dengan rata-rata hasil 6,59
ton/ha dan potensi hasil 8 ton/ha. Alasan pelepasannya karena umur yang
genjah.
3. Penjelasaan tentang dosis pupuk anjuran untuk tanaman padi sawah yaitu
: (1) kisaran pupuk Urea per ha antara 200 – 300 kg/ha, (2) kisaran
pupuk SP-36 per ha antara 50 – 100 kg/ha, dan (3) kisaran pupuk KCl per
ha antara 50 – 100 kg/ha.
Pemupukan di atas dosis anjuran tertinggi supaya dipertimbangkan,
terutama jika dosis yang diberikan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
dosis anjuran tertinggi. Penggunaan dosis sedikit lebih tinggi dibandingkan
dosis anjuran tertinggi masih dapat ditoleransi jika potensi hasil dari
varietas yang digunakan cukup tinggi. Hal ini guna mengejar potensi
produksi pada varietas tersebut.
4. Penjelasan tentang waktu pemberian pupuk yang tepat untuk penanaman
padi yaitu : (1) Urea diberikan 3 kali yaitu pada umur 7 – 14 hst dengan
1/3 dosisi pupuk, umur 21 – 24 hst dengan 1/3 dosis pupuk, dan umur 40
hst, (2) SP-36 diberikan satu kali pada pamupukan pertama umur 7 – 14
hst, (3) KCl diberikan 2 kali yaitu pada pemupukan pertama umur 7 – 14
hst dan pada pemupukan ke dua umur 21 – 25 hst.
5. Penjelasan tentang cara menghitung kebutuhan pupuk setelah dilakukan
analisis menggunakan Perangkat Uji Tanah Sawah, yaitu (1) apabila hasil
analisis menunjukkan N rendah, maka pupuk yang harus diberikan 300 kg
25
Urea, bila hasil analisis menunjukkan N tinggi, maka pupuk yang harus
diberikan 200 kg Urea, (2) apabila hasil analisis menunjukkan P2O5
rendah, maka pupuk yang harus diberikan 100 kg SP-36, bila hasil analisis
menunjukkan P2O5 tinggi, maka pupuk yang harus diberikan 50 kg SP-36,
(3) apabila hasil analisis menunjukkan K2O rendah, maka pupuk yang
harus diberikan 100 kg KCl, bila hasil analisis menunjukkan K2O tinggi,
maka pupuk yang harus diberikan 50 kg K2O.
Menghitung kebutuhan pupuk bila menggunakan pupuk majemuk
Phonska dilakukan berdasarkan kandungan unsur hara N, P2O5, dan K2O
pada pupuk yang diberikan diganti dengan N, P2O5, dan K2O yang berasal
dari pupuk majemuk NPK Phonska. Kekurangan N karena tidak terpenuhi
semua dari pupuk NPK phonska, selanjutnya dipenuhi kembali dengan
menggunakan pupuk Urea. Demikian pula kekurangan P2O5 dari pupuk
NPK phonska, selanjutnya dipenuhi kembali dengan menggunakan pupuk
SP-36.
f. Kunjungan Lapangan
Setelah penyampaian materi selesai dilakukan, peserta diajak
mengunjungi pertanaman padi untuk melihat langsung pertumbuhannya dan
melihat sistem jajar legowo yang telah dilakukan. Selama berada di lapangan,
peserta menanyakan langsung tentang : (1) pembuatan garis pola tanam, (2)
dosis pupuk yang diberikan, (3) waktu pemupukan yang dilakukan, (4)
penjelasan tentang masing-masing varietas yang ditanam, (5) kelebihan dari
masing-masing varietas.
Selain itu dijelaskan pula pengaruh pemupukan yang diberikan dua kali
yang biasa dilakukan oleh petani dibandingkan dengan pemberian tiga kali
seperti yang dianjurkan oleh BPTP Bengkulu. Kebiasaan petani memberikan
pupuk dua kali yaitu pada umur 10 hst dan umur 30 hst menyebabkan daun
tanaman sedikit berwarna kuning sebelum pemupukan ke dua umur 30 hst
dilakukan. Hal ini karena tanaman sudah membutuhkan pupuk kembali pada
saat umur 21 – 25 hst dan pupuk belum tersedia. Sedangkan jika pemberian
dilakukan tiga kali, tanaman belum sempat berwarna kuning, pupuk susulan
sudah tersedia kembali.
26
g. Diskusi
Pertanyaan
1. Sarmin ; - Diantara tiga varietas yang di tanam, yang mana
hasilnya yang paling tinggi.
- Apa kelebihan pemupukan tiga kali dibandingkan dengan
dua kali yang biasa dilakukan petani.
- Apakah ke tiga varietas tersebut tahan penyakit Tungro
yang saat ini banyak menyerang tanaman padi.
Tanggapan
Ahmad Damiri - Kalau hasil yang dicapai kita ketahui setelah panen nanti,
kira-kira minggu pertama bulan Juli 2011. Tapi kalau
dilihat dari potensi hasil, varietas Inpari 6 mempunyai
potensi hasil yang lebih tinggi yaitu 12 ton/ha.
- Kalau petani hanya memupuk dua kali biasanya umur 10
dan 30 hst, pada saat akan memupuk ke dua, daun
tanaman sudah mulai menguning karena kekurangan
unsur N. Setelah dipupuk, baru daun menghijau.
Sedangkan bila dilakukan pemupukan tiga kali, daun
tanaman tidak sempat mengalami perubahan warna
menjadi kuning, daun selalu hijau.
Selain itu bila dipupuk hanya dua kali, umur tanaman
sedikit lebih pendek dan masa pengisian gabah menjadi
lebih cepat selesai. Sedangkan bila dipupuk tiga kali
dengan pemupukan ke tiga umur 40 hst, umur tanaman
sesuai dengan umur sebenarnya dan gabah menjadi
lebih bernas.
- Kalau dikatakan betul-betul tahan Tungro mungkin tidak,
walaupun varietas ini tahan terhadap wereng hijau
biotype tertentu, tetapi ke tiga varietas ini adalah
varietas baru yang disiapkan untuk mengganti varietas
unggul yang sudah lama dan mengalami penurunan
ketahanan terhadap penyakit. Varietas lama tersebut
seperti IR 64 yang masih banyak ditanam petani.
2. Misbahudin; - Saya selama ini memang memupuk dua kali, pada
kegiatan yang dilakukan BPTP ini saya melakukan
27
pemupukan tiga kali. Permasalahan bagi petani yang
biasa memupuk dua kali, memupuk tiga kali akan
menyebabkan jumlah pupuk yang disebar menjadi
sedikit, terutama bila menggunakan pupuk NPK Phonska
sebagai pengganti pupuk lain yang tidak ada. Bagai
mana caranya agar pemupukan yang sedikit tapi dapat
menyebar ke seluruh areal tanam.
Tanggapan
Ahmad Damiri - Kalau jumlah pupuk yang akan ditebar terasa sedikit,
maka agar terasa mencukupi, pupuk ditambah dengan
tanah kering atau pasir sesuai ukuran sedang untuk
memupukkannya bagi petani. Namun demikian walaupun
jumlahnya sedikit, tetapi berdasarkan kandungan
haranya, sudah mencukupi kebutuhan tanaman.
3. Suparman; - Kami tertarik dengan Caplak Roda yang dosampaikan
oleh pak Akral tadi. Mungkin kami belum bisa membuat
sendiri, selain khawatir ukurannya yang tidak tepat,
pengrajin juga belum mengerti cara membuatnya. Untuk
itu apakah kami dapat diberikan satu buah untuk setiap
kelompok sehingga kami dapat menggunakan dan
memperbanyaknya apabila dirasa menguntungkan.
Tanggapan
Ahmad Damiri - Kami akan mempelajari dahulu keuangan kami, apakah
tersedia dana untuk pengadaan Caplak Roda.
Seandainya tersedia, kami akan adakan dan memberikan
satu buah untuk setiap kelompok sebagai pemancing
bagi anggota kelompoknya guna dibuat sendiri.
Anggaplah ini sebagai contoh untuk ukurannya.
Wahyu Wibawa - Caplak yang ada ini sudah diperbaiki ukurannya
sehingga jarak tanam yang dianjurkan 20 x 10 x 40 cm
seperti yang kita inginkan betul-betul akan terbentuk
melalui pembuatan pola garis tanam yang dibuat dari
Caplak Roda ini.
28
- Sebetulnya kami sudah membuat dua macam Caplak
Roda yaitu untuk sistem tanam Legowo 4:1 seperti yang
bapak ibu lihat sekarang ini dan untuk sistem tanam
Tegel.
Kelebihan Caplak Roda untuk sistem tanam Legowo 4:1
adalah telah terbentuknya lorong untuk pemeliharaan
tanaman dan petani penanam yang baru belajar akan
dengan mudah mengetahui mana lorong dan mana areal
tanam. Sedangkan Caplak Roda sistem Tegel dapat
dijadikan sistem tanam Legowo 4:1 maupun 2:1 dengan
menghilangkan satu baris tanaman. Caplak Roda sistem
Tegel ini hanya dapat dilakukan oleh petani penanam
yang sudah mengerti dengan sistem Legowo.
D. Penutupan secara resmi oleh Kepala Dinas Pertanian Peternakaan dan Perkebunan Kabupaten Seluma yang diwakili oleh Kabit Tanaman Pangan (Ir. Midi Harmantono).
Dalam penyampaiannya, Kepala Dinas memberikan poin-poin penting
bagi petani Desa Rimbio Kedui dan Desa tetangga. Poin-poin tersebut adalah :
1. Agar petani benar-benar mempelajari apa yang telah dilakukan petani
pelaksana kegiatan yang dalam pelaksanaanya dibimbing langsung oleh
BPTP Bengkulu.
2. Sudah banyak binaan yang diberikan pemerintah kepada petani baik
melalui Dinas, petugas lapang, sekarang BPTP Bengkulu. Semua itu
dengan tujuan untuk menyejahterakan petani, tinggal bagaimana petani
menerimanya.
3. Pembinaan terhadap petani akan terus dilakukan melalui berbagai media,
materi, tempat dan waktu. Petani yang tanggap menerima masukan, akan
dengan cepat mengalami kemajuan, demikian sebaliknya. Bagi petani
yang hanya cuek saja, masukan yang diberikan akan sia-sia saja dan
hilang bersamaan dengan selesainya pembinaan.
4. Perlu disadari oleh petani bahwa pembinaan seperti ini khususnya oleh
BPTP Bengkulu, tidak dapat dilakukan terus menerus di wilayah kita.
Pembinaan juga dilakukan di wilayah lain di Provinsi Bengkulu. Kebetulan
pembinaan saat ini ada di wilayah kita, maka kita tangkap dengan baik
29
binaan tersebut. Selanjutnya apa yang kita peroleh dan dapat memberikan
manfat, dapat diterapkan langsung di lahan petani masing-masing.
5. Sebagai petani peserta, anda bersyukur terpilih sebagai peserta
pertemuan ini, karena banyak petani lain yang juga mengharapkan
pertemuan seperti ini, namun kesempatan sedang berada di kita, untuk itu
manfaatkan sebaik-baiknya.
Ucapan terimakasih kepada BPTP Bengkulu dan ucapan selamat
bekerja dan berjuang bagi petani Kabupaten Seluma khususnya Kelurahan
Rimbo Kedui dan sekitarnya.
4.2.2. Temu Lapang Panen
Guna memperkenalkan lebih jauh lagi kegiatan penanaman padi yang
dilakukan pada kegiatan M-P3MI kepada pemerintah Kelurahan Rimbo Kedui
dan Kecamatan Seluma Selatan, petugas Dinas Kabupaten Seluma, dan
anggota kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan Rimbo Jaya dan
anggota kelompok tani dari desa tetangga (Tangga Batu, Tanjung Seru, dan
Padang Genting), dilakukan “Temu Lapang Panen Padi”. Pada kegiatan Temu
Lapang dijelaskan tentang varietas yang ditanam, paket pupuk dengan dosis
dan waktu pemberiannya, pembibitan dengan jumlah bibit sedikit dan
pemeliharaan pembibitan, sistem tanam legowo 4:1 dengan keuntungannya,
dan pembuatan garis pola tanam menggunakan Caplak Roda.
Penjelasan tentang varietas yang digunakan disampaikan bahwa:
varietas yang digunakan merupakan varietas unggul terbaru sebagai
pengganti varietas unggul lama yang sudah mulai menurun kemampuan baik
produktivitas maupun ketahanan terhadap hama dan penyakit. Pada
penjelasaan ini disampaikan umur tanaman, produksi rata-rata, dan
produktivitas tanaman.
Penjelasan tentang benih disampaikan bahwa: jumlah benih yang
sedikit (1/3 dari jumlah benih yang biasa digunakan petani) tetap dapat
memberikan hasil yang sama atau lebih baik dari yang biasa dilakukan petani.
Benih umur muda akan menghasilkan anakan maksimum, sehingga jumlah
anakan seringkali lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah anakan bila
ditanam dengan jumlah yang banyak.
Penjelasan tentang pemupukan disampaikan bahwa: pemupukan
dengan dosis yang sesuai kebutuhan tanaman dan diberikan tiga kali akan
30
menghasilkan pertumbuhan tanaman yang baik dengan produktivitas
optimum. Produktivitas ini akan lebih baik dibandingkan dengan produktivitas
yang dihasilkan petani yang menggunakan pupuk tidak efisien dan waktu
pemberian pupuk yang hanya dua kali. Pada pemupukan tiga kali, daun
tanaman tidak mengalami perubahan warna menjadi kuning dan masa
pengisian biji menjadi lebih lama, sehingga biji menjadi bernas.
Penjelasan tentang pembuatan garis pola tanam padi disampaikan
bahwa: Caplak Roda dapat digunakan untuk membuat garis pola tanam padi
menjadi lebih efisien karena dapat dilakukan dua kali lebih cepat dibandingkan
dengan menggunakan Caplak Biasa. Pembuatan garis pola tanam
menggunakan Caplak Roda dilakukan sekali saja akan terbentuk garis
horizontal maupun vertikal.
Penjelasan yang tak kalah penting tentang hasil panen juga
disampaikan. Hasil ubinan Inpari 13 menunjukkan hasil ubinan 5,95 ton/ha
GKP. Berdasarkan pendapat petani yang melihat pertanaman sambil lewat,
bahwa kondisi tanaman sangat bagus. Walaupun hasilnya relatif rendah,
menurut petani yang lewat, hasil yang dicapai cukup tinggi pada kondisi
musim hasil rendah seperti saat dilakukan penanaman padi tersebut.
Tujuan dari Temu Lapang ini adalah agar informasi kegiatan ini cepat
tersebar ke petani sekitar dan terjadi penyebaran informasi yang lebih cepat
terutama paket teknologi yang digunakan. Dengan demikian petani sekitar
dapat meniru paket teknologi yang diterapkan sehingga produktiviitas yang
meningkat sesuai keinginan dapat tercapai. Hal ini dilakukan dengan peserta
yang berbeda-beda untuk setiap pertemuan, namun dari kelompok yang
sama.
4.2.3. Sosialisasi Sistem Tanam Legowo dan Pembagian Caplak Roda
Sosialisasi Sistem Tanam Legowo dan Pembagian Caplak Roda
kegiatan Model Pembangunan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI)
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 20 September 2011 di Kantor Camat
Kecamatan Seluma Selatan. Dalam sosialisasi disampaikan materi teknologi
Penggunaan Caplak Roda sebagai Alat Bantu Tanam Padi Sistem Legowo.
Sosialisasi diikuti oleh 52 orang peserta yang terdiri atas 27 orang
petani, 14 orang peneliti/penyuluh/staf BPTP Bengkulu, dan 11 orang petugas
dari dinas/instansi terkait di Kabupaten Seluma.
31
Jalannya Sosialisasi
A. Sambutan Kepala Kecamatan Seluma Selatan
Camat Seluma Selatan (Wariman, SE, MM) menyampaikan bahwa
wilayah Seluma Selatan merupakan sentra produksi padi di Kabupaten Seluma
karena didukung dengan irigasi teknis yang memadai. Namun disadari bahwa
penerapan teknologi di tingkat petani umumnya relatif masih belum optimal.
Oleh karena itu, pembagian Caplak Roda oleh BPTP Bengkulu sebagai
alat bantu tanam padi sistem legowo disambut dengan baik. Diharapkan
khususnya kepada petugas lapangan agar lebih intensif mendampingi
kelompok tani untuk mempercepat penerapan penggunaan Caplak Roda ini
supaya penanaman padi yang selama ini banyak yang masih belum teratur,
menjadi lebih teratur.
B. Sambutan Kepala BPTP Bengkulu
Dalam sambutannya, Kepala BPTP Bengkulu (Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP)
menyatakan bahwa salah satu target Kementerian Pertanian adalah
swasembada beras pada tahun 2014 dengan produksi mencapai 70,6 juta ton.
Selanjutnya pada tahun 2015, Indonesia telah memiliki cadangan beras 10
juta ton gabah kering giling. Untuk mencapai itu, berbagai program telah
dilakukan diantaranya melalui SL-PTT Padi. Salah satu komponen teknologi
SL-PTT adalah penerapan sistem tanam legowo. Untuk mendukung hal
tersebut, maka BPTP Bengkulu lewat kegiatan M-P3MI telah mengintroduksi
inovasi teknologi penggunaan Caplak Roda sebagai alat bantu tanam padi
sistem legowo yang dapat menghemat waktu dan tenaga kerja. Uji coba telah
dilakukan di Kelurahan Rimbo Kedui pada musim selang (April s/d Juli 2011)
dan petani kooperator mengadopsi alat tersebut.
Untuk mempercepat penyebaran penggunaan Caplak Roda, maka BPTP
Bengkulu akan membagikan 10 buah Caplak Roda kepada 10 kelompok tani di
Kelurahan Rimbo Kedui dan sekitarnya dalam wilayah Kecamatan Seluma
Selatan. Informasi ini perlu diketahui secara luas, maka dilakukan sosialisasi
sistem tanam legowo sekaligus pembagian Caplak Roda tersebut.
32
C. Pengarahan dan Pembukaan Sosialisasi oleh Sekretaris Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perkebunan Kabupaten Seluma
Pemerintah telah berupaya bersungguh-sungguh melalui berbagai
program pembangunan untuk meningkatkan produksi beras dan pendapatan
petani. Percontohan teknologi adalah salah satu bentuknya. Hal ini
disampaikan oleh Sekretaris Dinas (Salijan, S.Sos) dalam pengarahannya.
Ditambahkan bahwa dalam mensukseskan program pembangunan pertanian,
sinergi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten sangat
diperlukan. Oleh karena itu, disampaikan terima kasih kepada BPTP Bengkulu
atas fasilitasi teknologi di Kabupaten Seluma, khususnya di Kecamatan Seluma
Selatan.
Kepada petani diharapkan dapat melihat kemajuan teknologi yang
selalu dinamis. Sehingga informasi baru dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan produksi padi, seperti sistem tanam legowo dan penggunaan
Caplak Roda untuk lebih memudahkan petani membuat garis tanam. Pada
akhir pengarahan, Sekretaris Dinas membuka Sosialisasi Sistem Tanam
Legowo dan Pembagian Caplak Roda secara resmi dengan ucapan basmalah.
D. Pembagian Caplak Roda
Setelah istirahat usai pembukaan, dilakukan pembagian Caplak Roda
kepada 10 kelompok tani dalam wilayah Kecamatan Seluma Selatan. Masing-
masing petani penerima Caplak Roda dan petugas yang memberikannya
seperti Tabel 10. Foto Camat Seluma Selatan saat menyerahkan Caplak Roda
dan foto bersama setelah menerima Caplak Roda (terlampir).
33
Tabel 10. Daftar masing-masing petani penerima Caplak Roda dan petugas yang menyerahkan
No Ketua
Kelompok Nama Kelompok tani dan Desa
Yang Menyerahkan
1 Akraludin Tunas Harapan, Kelurahan Rimbo Kedui
Sekretaris Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perkebunan Kabupaten Seluma (Salijan, S.Sos)
2 Mispan Harapan Maju, Kelurahan Rimbo Kedui
Kabid Penyuluhan BP4K Kab. Seluma (Harmazan, SH)
3 Abdul Halim Dwipa, Desa Tangga Batu
Camat Seluma Selatan (Wariman, SE, MM)
4 E. Suparma Tunas Harapan II, Kelurahan Rimbo Kedui
Kepala BPTP Bengkulu (Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP)
5 Sukran Rena Penanding, Desa Padang Genting
Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perkebunan Kabupaten Seluma (Ir. Midi Hermantono)
6 Triok Tapudin Tanjung Mas, Desa Tangga Batu
Penanggung Jawab Kegiatan M-P3MI (Ir. Ahmad Damiri, M.Si)
7 E.M. Karman Rimbo Damar, Kelurahan Rimbo Kedui
Lurah Rimbo Kedui (Dedi Arianto, SP)
8 Zailan Mulya Tani, Desa Tangga Batu
Koorluh BP3K Seluma Selatan (Darmansyah)
9 Boirin Margo Suka I, Kelurahan Rimbo Kedui
Koordinator Program BPTP Bengkulu (Dr. Ir. Umi Pudji Astuti, MP)
10 Warsin Kerinjing Kanan, Desa Tangga Batu
Anggota Tim M-P3MI (Drs. Afrizon, M.Si)
E. Penyampaian Materi dan Diskusi
Materi teknologi disampaikan oleh Penanggung Jawab Kegiatan M-P3MI
(Ir. Ahmad Damiri, M.Si) dengan judul Penggunaan Caplak Roda sebagai Alat
Bantu Tanam Padi Sistem Legowo. Sebagai pengantar disampaikan tentang
pengertian Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT).
Kelompok yaitu suatu tempat Pendidikan non formal bagi petani untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengenali potensi,
menyusun rencana usahatani, mengatasi permasalahan, mengambil
keputusan dan menerapkan teknologi yang sesuai dengan kondisi sumberdaya
setempat.
Sistem tanam legowo merupakan salah satu komponen teknologi
pilihan dari SL-PTT, dengan cara menanam padi sawah pada beberapa barisan
tanaman kemudian diselingi oleh 1 baris kosong dimana jarak tanam pada
34
barisan pinggir yaitu setengah kali jarak tanaman pada baris tengah. Sistem
tanam ini bertujuan untuk meningkatkan populasi tanaman, menyediakan jalur
kosong untuk memudahkan pemeliharaan (penyiangan, pemupukan, dan
pengendalian hama), dan membuat sebanyak-banyaknya border effect (efek
pinggir), untuk meningkatkan penyerapan hara, sinar matahari dan oksigen
untuk pertumbuhan tanaman.
Sistem tanam legowo bisa dilakukan dengan berbagai tipe yaitu:
legowo (2:1), (3:1), (4:1), (5:1), (6:1). Namun dari hasil penelitian, tipe
terbaik untuk mendapatkan produksi gabah tertinggi dicapai oleh legowo 4:1
seperti terlihat pada Gambar 1, dan untuk mendapat bulir gabah berkualitas
benih dicapai oleh legowo 2:1.
Keterangan
= rumpun tanaman padi = sisipan tanaman pinggir
Gambar 1. Sistem tanam Legowo 4:1.
Sistem tanam legowo dapat meningkatkan populasi tanaman sampai
20% dibandingkan sistem tanam tegel. Dengan jarak tanam 20 x 20 cm
populasi tanaman pada sistem tegel mencapai 250.000 rumpun/ha. Sedangkan
pada legowo 4:1 mencapai 300.000 rumpun/ha dan legowo 2:1 rumpun
tanaman sebanyak 330.000 rumpun/ha.
Untuk membantu tanam padi dengan sistem legowo digunakan caplak.
Caplak termasuk alat pertanian tradisional yang berfungsi untuk membuat
35
garis jarak tanam padi. Petani selama ini telah menggunakan caplak biasa,
sehingga penggunaan Caplak Roda merupakan modifikasi untuk mempercepat
membuat garis tanam seperti terlihat pada Gambar 2. Kelebihan Caplak Roda
adalah: (a) menghemat tenaga kerja 50%, (b) membentuk pola garis tanam
padi untuk sistem tanam Legowo 4:1, (c) bidang tanam tidak terinjak pada
saat pembuatan garis tanam padi, (d) sesuai digunakan pada petakan sawah
yang luas dan sangat sesuai untuk petakan sawah yang sempit dan berkelok,
dan (e) dapat dilipat, mudah dibawa dan disimpan pada tempat yang relatif
kecil.
Gambar 2. Pembuatan pola garis tanam menggunakan Caplak Biasa dan Caplak Roda
Jarak garis tanam Caplak Roda ditentukan oleh ukuran diameter roda.
Untuk jarak tanam 20 x 20 cm diameter roda adalah 19,1 cm seperti terlihat
pada Gambar 3.
36
Gambar 3. Gambar Caplak Roda yang sedang terlipat dan diameter roda.
Selain penjelasan tentang sistem tanam legowo dan Caplak Roda, juga
disampaikan tentang pemupukan spesifik lokasi padi sawah. Dosis pupuk yang
dianjurkan per hektar untuk wilayah Kelurahan Rimbo Kedui yaitu Urea 300 kg,
SP36 100 kg, dan KCl 50 kg, dengan waktu pemberian seperti terlihat pada
Tabel 11. Dosis tersebut hampir setara dengan 221,7 kg Urea dan 240 kg NPK
Phonska.
Tabel 11. Dosis pupuk spesifik lokasi padi sawah per hektar di Kelurahan Rimbo Kedui dan waktu pemberian.
Umur Urea SP-36 KCl
Umur 7 – 14 hst 100 kg 100 kg 25 kg
Umur 21 – 25 hst 100 kg - 25 kg
Umur 40 hst 100 kg - -
Jumlah 300 kg 100 kg 50 kg
Setelah penyampaian materi dilanjutkan dengan diskusi. Pertanyaan
petani terkait dengan dosis pupuk urea dan NPK Phonska yang digunakan.
Kedua jenis pupuk ini adalah pupuk bersubsidi yang mudah dijumpai di
lapangan. Selain itu juga ditanyakan tentang pengembangan teknologi ke
desa-desa tetangga Kelurahan Rimbo Kedui.
F. Penutupan Sosialisasi
Sosialisasi Sistem Tanam Legowo dan Pembagian Caplak Roda ditutup
oleh Kepala BPTP Bengkulu (Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP). Pada kesempatan
tersebut, Kepala BPTP menyampaikan agar Caplak Roda dapat dimanfaatkan
37
untuk membantu petani dalam budidaya padi, sehingga produksi padi
meningkat demikian juga dengan pendapatan petani. Acara sosialisasi ditutup
dengan ucapan hamdalah.
4.2.4. Sosialisasi Demplot Padi Sawah Terhadap 10 Kelompok Tani Kegiatan Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI)
Sosialisasi Demplot Padi Sawah Terhadap 10 Kelompok Tani pada
kegiatan Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI)
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 29 Oktober 2011 di BP3K Sukarami
Kecamatan Seluma Selatan, Kabupaten Seluma. Foto Pelaksanaan Sosialisasi
(Terlampir).
Dalam Sosialisasi disampaikan oleh petani kooperator pelaksanaan
demplot secara panel dan penanggung jawab kegiatan M-P3MI teknologi yaitu
sebagai berikut:
1. Efisiensi penggunaan bibit dengan Sistem Tanam Legowo 4:1 pakai Caplak
Roda (Ruslan, Buirin, Zailan, dan Triok Tapudin).
2. Motivasi dari Ketua Gapoktan Rimbo jaya dan Ketua Kelompok Tani
dengan menerapkan teknologi yang di Adopsi dari BPTP Bengkulu
(Akraludin dan Mispan).
3. Penghitungan Konversi Pupuk Tunggal ke pupuk majemuk (Ir. Ahmad
Damiri, M.Si).
Peserta Sosialisasi diikuti oleh 53 orang peserta yang terdiri atas 32
orang petani, 11 orang peneliti/penyuluh/staf BPTP Bengkulu, dan 12 orang
petugas dari dinas/instansi terkait di Kabupaten Seluma
Jalannya Sosialisasi
A. Sambutan Lurah Kelurahan Rimbo Kedui
Pada saat Pembukaan acara Sosialisasi Demplot Padi Sawah Terhadap
10 Kelompok Tani pada kegiatan Model Pengembangan Pertanian Perdesaan
Melalui Inovasi (M-P3MI), Lurah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma
Selatan Kabupaten Seluma Dedi Kurdianto, SP., menyampaikan sambutannya
sebagai berikut :
1. Terima kasih atas kegiatan BPTP Bengkulu yang dari tahun 2009 hingga
sekarang dilaksanakan di Kelurahan Rimbo Kedui dan menjadi Pilot Project
demplot padi sawah.
38
2. Harapan kepada peserta yang ikut di kegiatan sosialisasi ini dapat
menyampaikan hasil sosialisasi berupa pengetahuan tentang teknologi
kepada petani yang lain yang belum mengetahui.
3. Untuk Caplak Roda yang diberikan kepada petani, hasil diskusi dengan
petani penerima caplak (Buirin) bahwa, Caplak Roda yang diberikan oleh
BPTP Bengkulu dalam aplikasinya pada lahan berlumpur perlu sedikit
keterampilan. Caplak perlu di angkat sehingga menambah waktu dan
teknis tersendiri yang memakan waktu untuk itu perlu ada modifikasi
sedikit. Kayu pelang berupa segi empat dikikis menjadi bulat sehingga
efisiensi penggunaannya terlaksana.
B. Sambutan BP4K Kabupaten Seluma
Pada saat Pembukaan acara Sosialisasi Demplot Padi Sawah Terhadap
10 Kelompok Tani pada kegiatan Model Pengembangan Pertanian Perdesaan
Melalui Inovasi (M-P3MI), Kepala BP4K Kabupaten Seluma yang dalam hal ini
diwakili Oleh Kabid Kelembagaan. Dalam memberikan sambutan Kepala BP4K
Kabupaten Seluma menyampaikan hal-hal sebagai berikut :
1. Permohonan maaf atas ketidak hadiran kepala BP4K dan Sekretaris BP4K
Kabupaten Seluma dalam acara Sosialisasi Demplot Padi Sawah Terhadap
10 Kelompok Tani pada kegiatan Model Pengembangan Pertanian
Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI) karena ada Tugas Dinas ke Jakarta.
2. Dengan adanya kegiatan Sosialisasi Demplot Padi Sawah Terhadap 10
Kelompok Tani pada kegiatan Model Pengembangan Pertanian Perdesaan
Melalui Inovasi (M-P3MI), harapan kedepan dengan menerapan teknologi
dari BPTP Bengkulu produksi padi sawah menjadi meningkat yang semula
3 ton/ha meningkat menjadi 5 ton/ha.
3. Selaku instansi penggerak untuk kemajuan pertanian kedepan, BP4K
mengucapkan terima kasih kepada BPTP Bengkulu yang telah menjadikan
Kabupaten Seluma di wilayah BP3K Kecamatan Seluma Selatan sebagai
demplot kegiatan M-P3MI.
C. Sambutan Kepala BPTP Bengkulu Sekaligus Membuka Acara Secara Resmi
Pada saat Pembukaan acara Sosialisasi Demplot Padi Sawah Terhadap
10 Kelompok Tani pada kegiatan Model Pengembangan Pertanian Perdesaan
Melalui Inovasi (M-P3MI), Kepala BPTP Bengkulu yang dalam hal ini diwakili
39
Oleh Ketua Program Dr. Umi Puji Astuti, MP. Dalam sambutannya Kepala BPTP
Bengkulu menyampaikan hal-hal sebagai berikut :
1. Bangga Kepada petani karena berkat dari petani setiap hari makan hasil
pertanian dari petani salah satunya beras.
2. Kegiatan M-P3MI merupakan salah satu kegiatan untuk mensukseskan
program P2BN yaitu meningkatkan produksi beras nasional. Propinsi
Bengkulu ikut serta mendukung melalui daerah sentra padi sawah di
kabupaten Seluma Kecamatan Seluma selatan Kelurahan Rimbo Kedui.
3. Tujuan kegiatan Sosialisasi ini dilaksanakan di BP3K Sukarami adalah agar
petani menjadi akrab dan tahu bahwa BP3K adalah salah satu tempat
informasi tentang pertanian karena semua PPL yang ada di Kecamatan
Seluma Selatan ada di sini.
4. Untuk kedepan saluran informasi atau model desiminesi dari BPTP
Bengkulu yaitu dari BP4KBP3K Petani. Untuk itu petani diharapkan
akrab dengan BP3K sehingga informasi-informasi dapat diakses.
5. Tahun 2011 kegiatan M-P3MI sudah menyebar kebeberapa desa tetangga
Kelurahan Rimbo Kedui dan 10 kelompok tani. Adapun desa yang menjadi
demplot kegiatan M-P3MI selain Kelurahan Rimbo Kedui adalah Desa
Tangga Batu, Tanjung Seru dan Padang Genting.
6. Harapan BPTP selaku UPT Pelaksan Litbang Pertanian dengan adanya
kegiatan M-P3MI Produksi padi meningkat dengan menerapkan teknologi-
teknologi yang ada, seperti harapan kepala BP4K produksi semula 3
ton/ha meningkat menjadi 5 ton/ha.
7. Kegiatan sosialisasi ini adalah untuk kita semua sehingga harapan nanti
saat diskusi dapat berjalan aktif bila ada kekurangan dan keluhan untuk
disampaikan guna memperbaiki kegiatan BPTP kedepan.
8. Kegiatan Sosialisasi Demplot Padi Sawah Terhadap 10 Kelompok Tani
pada kegiatan Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi
(M-P3MI) di buka secara resmi.
D. Do’a
Sebelum memasuki acara materi sosialisasi, agar kegiatan tersebut
mendapat ridho dari Allah SWT pembacaan Do’a bersama-sama yang dipimpin
oleh Akraludin.
40
E. Penyampaian Materi Secara Panel oleh Petani Demplot Padi Sawah Kegiatan M-P3MI
Pada kegiatan sosialisasi ini diberi kesempatan kepada petani yang
menjadi kooperator untuk menyampaikan pengalaman dan sekaligus
memotivasi anggota kelompok yang lain. Materi yang disampaikan adalah
secara panel. Adapun petani yang menyampaikan materi atau pengalaman
tersebut adalah :
1. Ruslan
Pada Kelompok ini penggunaan Caplak Roda sudah disebarkan ke
kelompok tani di Kecamatan Seluma Kanan selain anggota kelompok di
Kecamatan Seluma Selatan. Dalam aplikasi Caplak Roda terdapat Keuntungan
dan Kekurangan dari Caplak Roda dengan Caplak Biasa yaitu :
Keuntungan :
a. Membuat garis tanam/caplak lebih mudah karena hanya satu kali saja
menarik tidak perlu dibalas seperti Caplak Biasa.
b. Melakukan penanaman lebih mudah, karena posisi tempat tanaman dan
sisipan untuk baris pinggir sudah jelas .
c. Pemeliharaan tanaman (pemupukan, penyiangan, penyemprotan) mudah
dilaksanakan.
d. Selama ini jika sistem tanam acak tenaga tanam sering berlaku curang
yaitu menanam system tanam segitiga sehingga mengurangi populasi
tanaman. Dengan adanya Caplak Roda sistem tanam legowo tenaga
tanam tidak bisa berbuat curang karena tempat-tempat tanaman sudah
ada, jika tidak ditanam akan kelihatan.
Kerugian :
Upah tanam naik yang semula Rp. 100.000,-/babar menjadi Rp. 110.000,-
/babar. Hal ini dikarenakan tenaga tanam belum terbiasanya melakukan
penanaman sistem Legowo, sehingga penanaman menggunakan tenaga
tanam yang sudah biasa. Tenaga tanam yang sudah biasa menanan sistem
Legowo memanfaatkan kesempatan ini dengan menaikkan upah tanam
dengan alasan banyak pekerjaan (tenaga tanam terbatas).
2. Buhirin
a. Untuk musim tanam saat ini peggunaan Caplak Roda hanya digunakan
oleh pak Buhirin sendiri, karena petani disekitar lahan Pak Buhirin sudah
melakukan penanaman sebelum Caplak Roda dibagikan ke kelompok.
41
Untuk musim tanam saat ini sawah Pak Buhirin merupakan contoh dari
petani sekitar.
b. Pengalaman pak Bohirin sendiri melakukan sistem tanam dengan
menggunakan Caplak Roda sangat memberikan pengaruh positif karena
selama ini belum melakukan sistem tanam legowo 4 : 1, melainkan sistem
tanam lorong biasa 6:1. Karena sistem tanam legowo adanya tanaman
sisipan pinggir sehingga jumlah tanaman meningkat yang otomatis
produksi meningkat.
c. Untuk Caplak Roda itu sendiri saat diaplikasikan ke sawah masih perlu
adanya modifikasi karena saat membuat garis tanaman pada tanah
berlumpur caplak akan terangkat akibat kayu palang tengah berbentuk
segi empat yang menyebabkan susah berputar, sehingga perlu dikikis
hingga membulat agar mudah dalam penggunaannya.
3. Zailan (Kelompok tani Mulya Tani)
Dengan menggunakan Caplak Roda pada tanam legowo 4 : 1 banyak
memperoleh keuntungan dari pada kerugiannya.
Keuntungan :
a. Saat penanaman lebih sempurna dari caplak biasa karena garis untuk
tanaman sisipan pinggir sudah ada (tidak perlu dibalas).
b. Dalam pemeliharaan (penyiangan, pemupukan, pemeliharaan) mudah
dilakukan.
c. Untuk anggota kelompok yang lain belum banyak yang menggunakan
karena mereka masih ingin melihat sawah Pak Zailan jika hasil meningkat
maka anggota yang lain akan memakai caplak.
Kerugian :
Upah tenaga tanam menjadi meningkat.
4. Triok Tapudin (Kelompok tani Tanjung Mas)
Perkembangan areal persawahani daerah kelompok tani Tanjung
Mas dengan adanya Caplak Roda adalah :
a. Pemakaian Caplak Roda baru hanya digunakan pak Triok Tapudin saja.
b. Umur tanaman saat ini 3 Minggu Setelah tanam (MST).
c. Pengalaman dari Pak Triok sendiri saat menanam susah tetapi setelah
melakukan sendiri penggunaan Caplak Roda menanam sistem legowo itu
sendiri lebih mudah.
42
F. Penyampaian Materi atau Pengalaman dari Ketua Gapoktan Rimbo Jaya (Akraludin).
Untuk memotivasi dari anggota kelompok tani lain yang belum
melaksanakan teknologi yang di adopsi dari BPTP Bengkulu Ketua Gapoktan
berbagi pengalamannya selama melakukan atau melaksanakan tenologi dari
BPTP Bengkulu. Teknologi yang diadopsi oleh Ketua Gapoktan dari tahun 2009
hingga sekarang masih terus dilakukan.
Kegiatan yang dilakukan Gapoktan Rimbo Jaya sebelumnya tahun 2009
adalah kooperator dari kegiatan IP-400. Untuk tahun 2011 Gapoktan Rimbo
Jaya merupakan kooperator kegiatan M-P3MI. Teknologi itu antara lain :
1. Pertananaman
a. Efisiensi dari penggunaan benih dan bibit yang digunakan di budidaya
padi sawah.
b. Benih yang selama ini 90 kg/ha dapat berubah menjadi 15 - 25 kg/ha
c. Dengan syarat benih yang digunakan benih bersertifikat adanya jaminan
mutu dan daya tumbuh tinggi.
d. Luas persemaian 17 m x 17 m (10 kg) untuk lahan seluas 4.000 m2 atau
1/20 dari luas lahan yang akan ditanam.
e. Lahan persemaian diberi perlakuan khusus yaitu ditabur dengan
karbofuran agar terhindar dari hama seperti ulat, burung, orong-orong,
dll. Dengan diberikan karbofuran persemaian hingga 10 hari masih aman.
f. Umur bibit saat tanam tidak lebih dari 20 Hari Setelah Semai (HSS).
g. Jumlah bibit per lubang 1-2 batang.
2. Sistem Tanam Legowo dengan Caplak Roda
Sistem tanam legowo 4 :1 sangat menguntungkan untuk produksi
karena :
a. Jumlah dari populasi tanaman untuk legowo 4 : 1 = 300.000 rumpun/ha
sedangkan sistem jajar biasa 250.000 rumpun/ha.
b. Pertambahan populasi ini pada tanaman pinggir kita tahu selama ini
bahwa tanaman pinggir merupakan tanaman terbaik karena dalam
pengambilan unsur hara lebih banyak.
c. Mudah dalam pemeliharaan (penyiangan, penyemprotan, pemupukan).
d. Serangan hama tikus kurang karena dengan adanya legowo sawah
menjadi terang.
3. Pemupukan
43
Agar tanaman tumbuh normal pemupukan dasar dilakukan lebih awal
dan dosis sesuai anjuran. Sedangkan waktu pemberian dilakukan 3 kali yaitu :
I = di bawah 2 Minggu Setelah Tanam (MST)
II = 21 – 25 MST
III = 35 -40 MST
4. Penggunaan air
Untuk penggunaan air selama belum menerapkan sistem intermiten
masih seperti biasa, karena jika sawah dalam keadaan kering maka rumput
cepat tumbuh.
5. Panen
Kreteria panen selama ini :
a. Tidak terlalu masak karena akan mengakibatkan kehilangan hasil berupa
gabah mudah rontok.
b. bJika kita melakukan pemupukan 3 kali maka sangat berpengaruh saat
panen, karena daun padi tidak mengalami kuning tetapi gabah sudah
masak akibat sumber makanan selalu tersedia.
G. Penyampaian Materi atau Pengalaman Ketua Kelompok Tani Harapan Maju (Mispan)
Adapun pengalaman Pak Mispan yang di bagikan dengan peserta
sosialisasi yaitu tentang penggunaan Caplak Roda pada sistem tanam legowo
4 : 1. Pada saat IP-400 caplak yang digunakan masih Caplak Biasa sehingga
saat membuat caplak atau garis tanam 2 kali tarik. Sedangkan Caplak Roda ini
hanya satu kali tarik semua garis tanam sudah kelihatan, namun dalam
aplikasi Caplak Roda perlu diperhatikan :
1. Saat pengolahan tanah, pematang di perbaiki dan tanah setelah digaru
harus diratakan.
2. Saat membuat garis caplak keadaan tanah harus macak-macak
3. Untuk Caplak Roda yang diterima perlu adanya modifikasi sedikit seperti
Pak Buhirin sampaikan kayu yang ditengah segi empat perlu dikikis sedikit
agar membulat sehingga mudah dalam aplikasinya.
H. Penyampaian Materi Pemupupukan Padi Sawah oleh BPTP Bengkulu (Ir. Ahmad Damiri, M. Si).
Materi yang disampaikan BPTP Bengkulu adalah tentang pemupukan ini
disampaikan oleh Penanggung Jawab Kegiatan M-P3MI Ir. Ahmad Damiri,
44
M.Si. Adapun materinya adalah sebagai berikut :
1. Penjelasaan tentang dosis pupuk anjuran untuk tanaman padi sawah yaitu
: (1) kisaran pupuk Urea per ha antara 200 – 300 kg/ha, (2) kisaran
pupuk SP-36 per ha antara 50 – 100 kg/ha, dan (3) kisaran pupuk KCl per
ha antara 50 – 100 kg/ha.
Pemupukan di atas dosis anjuran tertinggi supaya
dipertimbangkan, terutama jika dosis yang diberikan jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan dosis anjuran tertinggi. Penggunaan dosis sedikit
lebih tinggi dibandingkan dosis anjuran tertinggi masih dapat ditoleransi
jika potensi hasil dari varietas yang digunakan cukup tinggi. Hal ini guna
mengejar potensi produksi pada varietas tersebut.
2. Penjelasan tentang waktu pemberian pupuk yang tepat untuk penanaman
padi yaitu : (1) Urea diberikan 3 kali yaitu pada umur 7 – 14 hst dengan
1/3 dosisi pupuk, umur 21 – 24 hst dengan 1/3 dosis pupuk, dan umur 40
hst dengan 1/3 dosis (2) SP-36 diberikan satu kali pada pamupukan
pertama umur 7 – 14 hst, (3) KCl diberikan 2 kali yaitu pada pemupukan
pertama umur 7 – 14 hst dan pada pemupukan ke dua umur 21 – 25 hst.
3. Penjelasan tentang cara menghitung kebutuhan pupuk setelah dilakukan
analisis menggunakan Perangkat Uji Tanah Sawah, yaitu (1) apabila hasil
analisis menunjukkan N rendah, maka pupuk yang harus diberikan 300 kg
Urea, bila hasil analisis menunjukkan N tinggi, maka pupuk yang harus
diberikan 200 kg Urea, (2) apabila hasil analisis menunjukkan P2O5
rendah, maka pupuk yang harus diberikan 100 kg SP-36, bila hasil analisis
menunjukkan P2O5 tinggi, maka pupuk yang harus diberikan 50 kg SP-36,
(3) apabila hasil analisis menunjukkan K2O rendah, maka pupuk yang
harus diberikan 100 kg KCl, bila hasil analisis menunjukkan K2O tinggi,
maka pupuk yang harus diberikan 50 kg K2O.
4. Menghitung kebutuhan pupuk bila menggunakan pupuk majemuk Phonska
dilakukan berdasarkan kandungan unsur hara N, P2O5, dan K2O pada
pupuk yang diberikan diganti dengan N, P2O5, dan K2O yang berasal dari
pupuk majemuk NPK Phonska. Kekurangan N karena tidak terpenuhi
semua dari pupuk NPK phonska, selanjutnya dipenuhi kembali dengan
menggunakan pupuk Urea. Demikian pula kekurangan P2O5 dari pupuk
NPK phonska, selanjutnya dipenuhi kembali dengan menggunakan pupuk
SP-36.
45
I. DISKUSI
1. Pertanyaan : Bahari (PPL Wilayah BP3K) Kepada Zailan
Untuk demplot yang dilakukan : varietas apa yang digunakan, Umur bibit
saat tanam, Jumlah bibit yang ditanam/lubang dan Dosis pupuk yang
digunakan berapa.
Tanggapan : (Zailan)
Untuk demplot yang dilakukan :
a. Varietas yang digunakan adalah Inpari 10
b. Umur bibit saat tanam adalah 20 Hari Setelah Semai (HSS)
c. Jumlah bibit yang ditanam/lubang adalah 2-3 batang
d. Dosis pupuk yang digunakan adalah Urea = 200 kg/ha dan NPK Phonska
= 250 kg/ha.
2. Pertanyaan : Budi Effendi
a. Menggunakan sistem tanam legowo dengan Caplak Roda mudah
dilakukan tetapi mengapa upah tenaga tanam naik (Pak Ruslan)
b. Meminta BPTP untuk memberikan bantuan Caplak Roda karena saat
tanam Caplak Roda terbatas
Tanggapan :
a. Pak Ruslan : Upah tanam naik pada sistem tanam legowo karena saat
musim tanam serentak mengakibatkan tenaga tanam terbatas sehingga
upah dinaikkan.
b. BPTP : Caplak Roda yang diberikan dengan kelompok tani telah habis
untuk anggarannya. Untuk itu dengan bantuan Caplak Roda sebanyak 10
buah tersebut dapat diperbanyak langsung oleh petani yang
membutuhkan. Dengan catatan tukang yang membuat caplak harus
diawasi dengan diameter Roda Caplak 19,1 cm agar jarak tanam legowo 4
:1 terpenuhi.
3. Pertanyaan : Edi Gunawan kepada Zailan
Selama ini pemupukan baru dilakukan 1 kali karena jika diberikan 3 kali
bagaimana dan bingung untuk membaginya
Tanggapan : Zailan
Untuk pembagiannya disesuaikan dengan dosis yang akan diberikan.
sedangkan teknik saat pemupukan adalah lahan sawah dikeringkan dalam
keadaan macak-macak, sehingga pupuk yang ditebarkan kelihatan dan
46
merata. Sebaliknya jika saat pemupukan keadaan sawah tergenang maka
pupuk yang kita berikan akan menumpuk.
4. Pertanyaan : Bahari (PPL BP3K Sukarami)
a. Saat melaksanakan kegiatan IP-400, varietas apa yang ditanam agar IP-
400 dapat tercapai, bagaimana pengaturan jadual tanam dan apakah
kegiatan tersebut berhasil.
b. Masukan untuk BPTP Bengkulu agar kegiatan IP-400 berhasil bagaimana
BPTP Bengkulu untuk menyiapkan benih, sedangkan untuk petani dan
pengaturan jadual tanam dapat dilakukan berupa instruksi melalui dinas
instansi terkait .
c. Sebelum adanya kegiatan M-P3MI untuk pemupukan pertama dilakukan
saat umur tanaman 0 – 7 HST, kenapa sekarang pada saat umur tanaman
7 – 14 HST.
Masukan :
Bagaimana demplot padi sawah kegiatan M-P3MI diterapkan pemakaian pupuk
organik ? karena bahan baku seperti kotoran ternak tersedia dilokasi
dimanfaatkan sehingga penggunaan pupuk an-organik menurun.
Tanggapan Akraludin :
a. Varietas yang ditanam ada varietas padi yang umur genjah (80 hari) yaitu
varietas Dodokan dan varietas Silugonggo.
b. Pengaturan jadual tanam agar tercapai : 10 hari sebelum panen
persemaian telah dilakukan, peremaian dilakukan pada tempat atau lokasi
lain.
c. Untuk kegiatan IP-400 yang dilaksanakan bekerja sama dengan BPTP
Bengkulu belum berhasil karena masih kekurangan 1 bulan yang
disebabkan suplay dari benih terlambat.
Tanggapan BPTP (Dr. Umi Puji Astuti, MP)
a. Kunci IP-400 dapat terlaksana : suplay benih dan air tersedia, adanya
respon atau kesediaan petani sekitar dan Varietas harus diganti.
b. Untuk membuat kebijakan adalah pemerintah setempat BPTP Bengkulu
mendukung melalui teknologi. Sebagai informasi saat ini untuk
meningkatkan produksi padi Menteri Pertanian Mengintruksikan kepada
Balitbang Pertanian untuk merakit benih Ultra Genjah (70 hari).
Tanggapan : Ir. Ahmad Damiri, M.Si
47
a. Untuk pemupukan dilakukan 3 kali, sedangkan pemupukan pertama
dilakukan pada saat umur tanaman 7-14 HST. Hal ini dilakukan karena jika
diberikan saat tanam (0 – 7 HST) pupuk takut hilang, dan umur demikian
kondisi tanaman masih stres akibat pindah tanam dari persemaian. Untuk
itu pemupukan dilakukan umur tanaman 7 – 14 HST, keadaan tanaman
sudah tidak strees lagi dan mampu mengambil unsur hara yang diberikan.
b. Untuk demplot M-P3MI belum menggunakan pupuk organik, tetapi jika
petani ingin mengurangi pupuk an-organik dapat dilakukan dengan
mengembalikan semua jerami padi kelahan sawah dengan proses jerami
dibusukkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa unsur K paling banyak
ditemukan dibatang padi.
5. Pertanyaan : PPL (Rusdianto) kepada BPTP
Untuk kegiatan sosialisasi seperti ini bagaimana kedepan antara PPL
dan Petani diseimbangkan karena PPL yang ada di Kecamatan Seluma Selatan
masih banyak belum tahu dan melihat langsung Caplak Roda.
Tanggapan : Ir. Ahmad Damiri, M.Si
Untuk sosialisasi khusus PPL bisa dilakukan jika ada pertemuan rutin di
BP3K dapat mengundang BPTP sebagai narasumber.
6. Pertanyaan : PPL (Helmi Rajab) kepada BPTP
Berdasarkan selebaran bahan yang disebarkan sistem tanam legowo 4
: 1 meningkatkan produksi dan legowo 2 : 1 adalah meningkatkan mutu benih.
Sedangkan yang membedakan jumlah rumpun, menurut perhitungan yang
mana yang paling menguntungkan.
Tanggapan : Ir. Ahmad Damiri, M.Si
a. Inti dari sistem tanam legowo adalah tanaman pinggir, semakin banyak
tanaman pinggir maka produksi meningkat. Menurut penelitian tanaman
pinggir 1,5 kali menguntungkan dibandingkan tanaman tengah.
b. Menurut data statistik antara legowo 2 : 1 dan legowo 4 : 1 tidak
menunjukan beda nyata.
c. Berdasarkan data dilapangan sistem tanam legowo 4 : 1 belum dapat
diterima apalagi dengan system legowo 2 : 1.
7. Pertanyaan : Haryadi (PPL BP3K) kepada BPTP
a. Apa pengaruh bibit yang sudah tua jika dipotong bagian ujungnya dan
umur bibit berapa yang paling baik?
Tanggapan : Ir. Ahmad Damiri, M.Si
48
a. Bibit yang sudah tua dipindahkan akan mengakibatkan daunnya terkulai
dalam air sehingga mengakibatkan daun menjadi busuk, sehingga bagian
ujungnya dipotong.
b. Umur bibit sebaiknya semudah mungkin, bahkan yang lebih baik lagi
tanam langsung. Karena bibit yang tua mengakibatkan anakan menjadi
berkurang.
I. Penutupan secara resmi oleh Kepala Dinas Pertanian Peternakaan dan Perkebunan Kabupaten Seluma yang diwakili oleh Kabit Tanaman Pangan (Ir. Midi Harmantono).
Sebelum menutup acara secara resmi Kepala Dinas Pertanian
Peternakaan dan Perkebunan Kabupaten Seluma yang diwakili oleh Kabid
Tanaman Pangan Ir. Midi Harmantono menyampaikan arahan sebagai berikut :
a. Beliau meminta maaf atas ketidak hadiran Kepala Dinas karena ke Jakarta
dalam urusan tugas Dinas.
b. Dalam kegiatan sosialisasi tersebut Kabid Tanaman Pangan sangat bangga
karena selama kegiatan berlangsung peserta semua aktif baik dari petani
maupun petugas lapangan.
c. Budidaya tanaman dari waktu ke waktu teknologi yang digunakan selalu
berubah sesuai dengan tuntutan zaman. Dari luas lahan yang ada untuk
luas areal persawahan selalu berkurang bukan bertambah sedangkan
jumlah penduduk bertambah sehingga kebutuhan akan bahan pokok
bertambah.
d. Kepada BPTP terima kasih telah berkenan berkerja sama dengan
Kabupaten Seluma untuk mendukung program strategis Kemtan yaitu
swasembada beras. Besar harapan selaku penguasa lahan agar kerja
sama selalu terjalin.
e. Bagi petani yang telah menjadi kooperator dan petani yang hadir di sini
untuk melaksanakan teknologi yang di inovasi dari BPTP dan menularkan
kepada petani yang tidak ikut kegiatan sosialisasi ini.
f. Bagi petani yang belum pernah menjadi kooperator harus siap setiap saat
untuk menjadi petani kooperator.
g. Bantuan Caplak Roda dari BPTP Bengkulu sebanyak 10 buah dimanfaatkan
semaksimal mungkin dan harapan ke depan adanya Caplak Roda swadaya
dari petani itu sendiri.
49
Semoga dengan kegiatan sosialisasi ini dapat berguna dan bermanfaat
untuk kita semua, dengan demikian acara ditutup secara resmi.
4.2.5. Sosialisasi Budidaya Padi Sawah dan Perluasan Adopter Kegiatan Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI)
Sosialisasi Budidaya Padi Sawah dan Penyebaran Adopter Model
Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI) dilaksanakan
pada hari Selasa tanggal 01 November 2011 di Lahan Persawahan petak
percontohan kegiatan M-P3MI dan Gelar Teknologi (Ibu Supini) di Kelurahan
Rimbo Kedui, Kecamatan Seluma Selatan, Kabupaten Seluma.
Materi yang disampaikan dalam kegiatan sosialisasi akan disampaikan 3
materi teknologi yaitu sebagai berikut:
1. Pengalaman Petani Kooperator Gelar Budidaya Padi Sawah dengan Menerapkan Teknologi yang di adopsi dari BPTP
2. Teknologi Budidaya Padi Sawah (Dr. Wahyu Wibawa, MP) .
3. Pemupukan Padi Sawah (Ir. Ahmad Damiri, M.Si)
Peserta Sosialisasi akan diikuti oleh 76 orang peserta yang terdiri atas
47 orang petani, 15 orang peneliti/penyuluh/staf BPTP Bengkulu, 3 orang TIM
Pembimbing BPTP Bengkulu dari Pusat dan 11 orang petugas dari
dinas/instansi terkait di Kabupaten Seluma. Sumber Dana dari kegiatan ini
terdiri dari 2 sumber yaitu kegiatan M-P3MI dan Gelar Teknologi.
Jalannya Sosialisasi
A. Sambutan dan Arahan Dari Penanggung Jawab Kegiatan M-P3MI
Sebelum acara kegiatan dimulai Penanggung Jawab kegiatan dari
Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI), yang
disampaikan langsung oleh Ir. Ahmad Damiri, M.Si. Adapun arahan yang
disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Sebelum melakukan perluasan adopter kepada 10 kelompok tani ini
kegiatan Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-
P3MI) telah melaksanakan demplot padi sawah dengan luas 2,7 ha
dengan 4 orang petani kooperator. Varietas yang ditanam 3 macam yaitu
Inpari 6, Inpari 10 dan Inpari 13. Hasil produksi masing-masing Inpari 6
adalah 5,44 t/h GKP, Inpari 10 adalah 6,65 t/h GKP dan Inpari 13 adalah
5,96 t/h GKP.
50
2. Ketiga varietas tersebut telah dinyatakan lulus untuk disertifikasi oleh
BPSB sehingga di jadikan benih dengan kelas benih benih pokok (BP) yang
ditandai dengan label warna ungu. Benih tersebut untuk saat ini telah
menyebar ± 50 %, penyebaran benih melalui kelompok tani itu sendiri
dan melalui UPBS BPTP Bengkulu bekerja sama dengan Klinik Teknologi
BPTP Bengkulu.
3. Untuk musim tanam ini kegiatan dari Model Pengembangan Pertanian
Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI), masih melaksanakan demplot sesuai
dengan kegiatan sosialisasi ini perluasan adopter. Demplot yang
dilaksanakan pada 10 kelompok tani Kelurahan Rimbo Kedui dan 3 Desa
tetangga Kelurahan Rimbo Kedui yaitu Tangga Batu, Tanjung Seru dan
Padang Genting. Kondisi dari 10 lokasi demplot saat ini bermacam-macam
mulai dari pengolahan tanah hingga pemupukan pertama.
B. Sambutan Kepala BPTP Bengkulu
Pada saat Pembukaan acara Sosialisai Teknologi Budidaya Padi dan
Perluasan Adopter kegiatan M-P3MI, Kepala BPTP Bengkulu yang dalam hal
ini diwakili oleh Dr. Wahyu Wibawa, MP. Menyampaikan sambutannya. Dalam
sambutannya Kepala BPTP Bengkulu menyampaikan hal-hal sebagai berikut :
1. Pertama permohonan maaf dari Kepala BPTP Bengkulu karena tidak dapat
hadir langsung untuk kegiatan sosialisasi ini dikarenakan ada pekerjaan
segera diselesaikan.
2. BPTP merupakan UPT (Unit Pelaksana Teknis) pusat yang berada dibawah
Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian, Kementerian
Pertanian yang ditugasi untuk membantu pemerintah daerah dalam
bidang pertanian khususnya teknologi pertanian.
3. Balit Padi dari waktu ke waktu terus meningkatkan desiminasi dan
teknologi kepada masyarakat tani salah satunya menciptakan Varietas
Unggul Bari (VUB) yang target produksi tinggi yang secara langsung
berdampak kepada peningkatan pendapatan dalam waktu relatif singkat.
VUB Inpari sudah banyak disebarkan oleh BPTP Bengkulu yaitu Inpari 1,
2, 3, 4, 6, 10 dan 13. VUB yang dibudidayakan berdasarkan sefesifik lokasi
sehingga petani tidak dipaksakan untuk menanam VUB yang di
introduksikan BPTP Bengkulu, mereka dapat memilih VUB mana yang
sesuai dengan lokasi mereka. Data sementara Kabupaten Bengkulu Utara
51
spesifik Inpari 13, Bengkulu Selatan spesifik dengan Inpari 13, Kabupaten
Rejang Lebong spesifik Inpari 13 dan Kabupaten Seluma Inpari 10.
4. Komponen teknologi selama ini yang diintroduksikan adalah komponen
teknologi SL-PTT Padi Sawah. Komponen teknologi SL-PTT ini ada 12
macam, dan secara bertahap telah dilakukan dan masih dilakukan.
5. Produktivitas padi sawah Propinsi Bengkulu saat ini 4,06 ton GKG/ha jauh
dibawah produktivitas secara nasional yaitu 5,06 ton GKG/ha. Untuk
Kabupaten Seluma masih dibawah produktivitas rata-rata Propinsi
Bengkulu yaitu 4,03 ton GKG/ha. Untuk meningkatkan produktivitas
hingga 8 ton GKG/ha dapat dicapai dengan alternative semua komponen
teknologi pilihan dilakukan.
C. Sambutan dan Pengarahan TIM TPP BPTP Bengkulu
Dalam sambutan dan pengarahan yang disampaikan TIM Pembina
BPTP Bengkulu yang disampaikan oleh Prof. Suwandi dan Dr. Handewi,
sebagai berikut :
1. Prof Suwandi :
a. Perasaan senang telah sampai ke Kabupaten Seluma untuk pertama kali,
karena bisa berbagi ilmu dan pengetahuan kepada pengguna teknologi
pertanian secara bersama-sama.
b. Saat ini petani sawah mempunyai desakan alih fungsi lahan sawah
menjadi perkebunan, tetapi perlu kita perhatikan sangat banyak investasi
yang ditanamkan di lahan sawah seperti saluran irigasi.
c. Pemerintah tidak mewajibkan seluruh petani itu menanam padi, tetapi
pemerintah mengharapkan untuk menyesuaikan kondisi lahan dan
fungsinya. Untuk lokasi persawahan ditanam padi dan lokasi perkebunan
tetap ditanam tanaman perkebunan.
d. Aspek untuk meningkatkan pendapatan petani pemerintah tetap
mendukung kebutuhan petani (bukan dalam bentuk uang) tetapi teknologi
terbaru.
e. Litbang banyak menciptakan ratusan varietas VUB, dengan tujuan petani
dapat memilih varietas mana yang cocok. Dengan banyak teknologi yang
digunakan maka tujuan untuk meningkatkan produksi dapat dicapai.
52
2. Dr. Handewi
a. Bangga dengan petani yang terus berjuang dan berkorban untuk
menyediakan pangan, jika tidak ada perjuangan mereka pangan tidak
akan tersedia.
b. Program Kementerian Pertanian adalah menjadi swasembada beras dalam
arti ketahanan pangan dapat tersedia dan tidak bergantung dengan orang
lain.
c. Harapan beliau agar teknologi yang di adopsi dari BPTP Bengkulu
dimanfaatkan sebaik-baikya. Untuk Bapak Camat selaku penguasa lahan
seandainya pengetahuan SDM yang ada di BPTP Bengkulu tidak tersedia,
dapat mendatangkan dari luar karena tujuan dari Litbang adalah
meningkatkan kesejahteraan petani.
Gambar Prof Suandi dan Dr Handewi saat memberikan tanggapan (Terlampir)
D. Sambutan dan Pengarahan Camat Kecamatan Seluma Selatan Kabupaten Seluma Sekaligus Membuka Acara Sosialisasi dan Gelar Teknologi Secara Resmi (Wariman, SE.MM).
Dalam sambutan dan pengarahan yang disampaikan Camat Kecamatan
Seluma Selatan Wariman, SE.MM, adalah sebagai berikut :
1. Profil Kecamatan Seluma Selatan saat ini terluas untuk areal persawahan
dari semua Kecamatan yang ada di Kabupaten Seluma, dengan luas lahan
lebih dari 30 ribu ha, terdiri dari 3 Kelurahan dan 9 Desa. Kendala yang
kita hadapi dengan lahan sawah yang luas tetapi lokasinya berpencar-
pencar tidak dalam satu hamparan, sehingga sulit untuk melaksanakan
panen raya.
2. Bagi peserta yang hadir diharapkan untuk menerapkan teknologi yang
diberikan kepada kita, karena tidak semua warga kecamatan Seluma
Selatan dapat hadir disini untuk itu banggalah kita dapat hadir disini
mendapat ilmu secara gratis.
3. Untuk Ketua kelompok tani atau pengurus kelompok tani harus pro-aktif
membina seluruh anggotanya. Salah satu program kelompok untuk
mengusulkan jalan ke lokasi sawah karena waktu panen jalan untuk
mengangkut hasil panen kita susah.
4. Masukan untuk BPTP Bengkulu jika ada kegiatan seperti ini mohon untuk
melibatkan petugas pengairan agar mereka tahu permasalahan petani
sawah akan irigasi.
53
5. Membuka Kegiatan Sosialisai Teknologi Budidaya Padi dan Perluasan
Adopter kegiatan M-P3MI secara resmi.
E. Penyampaian Materi Teknologi Budidaya Padi oleh Petani Kooperator Gelar Teknologi dan M-P3MI
1. Rohadi (Kooperator Kegiatan Gelar Teknologi)
Materi yang disampaikan adalah berbentuk pengalaman Pak Rohadi
dalam menerapkan teknologi yang adopsi dari BPTP Bengkulu. Materi yang
disampaikan berupa motivasi yaitu :
a. Ucapan terima kasih atas bimbingan BPTP Bengkulu yang telah membina
dan membimbing dalam usaha tani terutama usaha tani padi sawah,
karena sebelum adanya bimbingan dari BPTP Bengkulu teknologi budidaya
masih mengikuti kebiasaan yang lama.
b. Pengalaman dalam budidaya padi sawah telah melakukan teknologi BPTP
Bengkulu. Penyampaian ini bertujuan untuk memotivasi dan menggugah
hati teman-teman yang belum menerapkan teknologi yang baru.
c. Teknologi-teknologi yang di adopsi dari BPTP Bengkulu adalah sebagai
berikut : 1) penggunaan benih VUB dan berertifikat, 2) luas persemaian
yang kecil menjadi luas/normal, 3) penggunaan bibit umur mudah, 4)
penanaman dengan bibit 1 – 3 batang, 5) sistem tanam yang biasa
menjadi sistem tanam legowo, 6) pemupukan yang semula 1 x menjadi 3
kali dengan dosis yang sama.
d. Dari hasil ubinan yang dilakukan produksi diperoleh 8 ton GKP/ha
2. Akraludin (Kooperator Kegiatan M-P3MI)
Untuk memotivasi dari anggota kelompok tani lain yang belum
melaksanakan teknologi yang di adopsi dari BPTP Bengkulu, Ketua Gapoktan
berbagi pengalamannya selama melakukan atau melaksanakan tenologi dari
BPTP Bengkulu. Teknologi yang diadopsi oleh Ketua Gapoktan dari tahun 2009
hingga sekarang masih terus dilakukan.
Kegiatan yang dilakukan Gapoktan Rimbo Jaya sebelumnya (tahun
2009) sebagai petani kooperator dari kegiatan IP-400. Untuk tahun 2011
Gapoktan Rimbo Jaya merupakan kooperator kegiatan M-P3MI. Teknologi-
teknologi itu antara lain :
1. Efisiensi penggunaan benih dan bibit yang digunakan di budidaya padi
sawah : a) benih yang selama ini 90 kg/ha dapat berubah menjadi 15 - 25
54
kg/ha, b) dengan syarat benih yang digunakan benih bersertifikat adanya
jaminan mutu dan daya tumbuh tinggi, c) luas persemaian 17 m x 17 m
(10 kg) untuk luas lahan 4.000 m2 atau 1/20 dari luas lahan yang akan
ditanam, d) lahan persemaian diberi perlakuan khusus yaitu ditabur
dengan karbofuran agar terhindar dari hama seperti ulat, burung, orong-
orong, dll. Dengan diberikan karbofuran persemaian hingga 10 hari masih
aman, e) umur bibit saat tanam tidak lebih dari 20 Hari Setelah Semai
(HSS), d) jumlah bibit per lubang 1-2 batang.
2. Sistem Tanam Legowo dengan Caplak Roda
Sistem tanam legowo 4 : 1 sangat menguntungkan untuk produksi
karena : a) jumlah dari populasi tanaman untuk legowo 4 : 1 = 300.000
rumpun/ha sedangkan sistem jajar biasa 250.000 rumpun/ha, b) pertambahan
populasi ini pada tanaman pinggir kita tahu selama ini bahwa tanaman pinggir
merupakan tanaman terbaik karena dalam pengambilan unsur hara lebih
banyak, c) mudah dalam pemeliharaan (penyiangan, penyemprotan,
pemupukan) mudah dilakukan, d) serangan hama tikus kurang karena dengan
adanya legowo sawah menjadi terang.
3. Pemupukan
Agar tanaman tumbuh normal pemupukan dasar dilakukan lebih awal
dan dosis sesuai anjuran. Sedangkan waktu pemberian dilakukan 3 kali yaitu :
I = di bawah 2 Minggu Setelah Tanam (MST)
II = 21 – 25 MST
III = 35 -40 MST
4. Penggunaan air
Untuk penggunaan air selama belum menerapkan sistem intermiten
masih seperti biasa, karena jika sawah dalam keadaan kering maka rumput
cepat tumbuh.
4. Panen
Kreteria panen yang selama ini digunakan petani yaitu : a) tidak terlalu
masak karena akan mengakibatkan kehilangan hasil gabah mudah rontok dan
b) jika kita melakukan pemupukan 3 kali maka sangat berpengaruh saat
panen, karena daun padi tidak mengalami kuning tetapi gabah sudah masak
akibat sumber makanan selalu tersedia.
55
F. Materi dari BPTP Bengkulu yang Disampaikan Oleh Dr. Wahyu Wibawa Yaitu “Upaya Peningkatan Produktivitas Padi Sawah di Kab. Seluma”.
Materi yang disampaikan oleh BPTP Bengkulu dalam hal ini
disampaikan oleh Dr. Wahyu Wibawa, MP., adalah sebagai berikut :
1. Untuk nama-nama varietas padi berubah mulai tahun 2008, yang
sebelumnya nama-nama varietas yang dilepas berdasarkan nama sungai.
Tetapi mulai tahun 2008 nama-nama varietas diubah menjadi : a) Inpari
yaitu Inhibrida Padi Sawah Irigasi, b) Inpara yaitu Inhibrida Padi Rawah,
dan c) Inpago yaitu Inhibrida Padi Gogo
2. Sampai saat ini varietas Inpari yang sudah dilepas Inpari 1 sampai dengan
Inpari 13. Sedangkan yang sudah di introduksikan oleh BPTP Bengkulu
baru 6 varietas Inpari yaitu Inpari 1, 3, 4, 6, 10 dan 13.
3. VUB yang dibudidayakan berdasarkan sefesifik lokasi sehingga petani
tidak dipaksakan untuk menanam VUB yang di introduksikan BPTP
Bengkulu, mereka dapat memilih VUB mana yang sesuai dengan lokasi
mereka. Data sementara Kabupaten Bengkulu Utara spesifik inpari 1 dan
3, Bengkulu Selatan spesifik dengan inpari 13, Kabupaten Rejang Lebong
spesifik inpari 6, Kota Bengkulu Inpari 1 dan Kabupaten Seluma inpari 10.
Untuk Kabupaten Rejang Lebong tidak cocok menggunakan Inpari 10
karena Kab. Rejang Lebong merupakan dataran tinggi. Inpari 10 jika
ditanam di Kab. Rejang Lebong maka tanaman tumbuh subur, saat
pengisian gabah lambat dan gabah banyak yang hampa yaitu mencapai
60 %.
4. Komponen teknologi selama ini yang diintroduksikan adalah komponen
teknologi SL-PTT Padi Sawah. Komponen teknologi SL-PTT ini ada 12
macam, dan secara bertahap telah dilakukan dan masih dilakukan.
5. Produktivitas padi sawah Propinsi Bengkulu saat ini 4,06 ton GKG/ha jauh
dibawah produktivitas secara nasional yaitu 5,06 ton GKG/ha. Untuk
Kabupaten Seluma masih dibawah produktivitas rata-rata Propinsi
Bengkulu yaitu 4,03 ton GKG/ha. Untuk meningkatkan produktivitas
hingga 8 ton GKG/ha dapat dicapai dengan alternatif semua komponen
teknologi pilihan dilakukan.
56
G. Penyampaian Materi Pemupukan Padi Sawah oleh BPTP Bengkulu (Ir. Ahmad Damiri, M. Si).
Materi yang disampaikan BPTP Bengkulu adalah tentang pemupukan.
Materinya adalah sebagai berikut :
1. Penjelasaan tentang dosis pupuk anjuran untuk tanaman padi sawah yaitu
: (1) kisaran pupuk Urea per ha antara 200 – 300 kg/ha, (2) kisaran
pupuk SP-36 per ha antara 50 – 100 kg/ha, dan (3) kisaran pupuk KCl per
ha antara 50 – 100 kg/ha.
Pemupukan di atas dosis anjuran tertinggi supaya dipertimbangkan,
terutama jika dosis yang diberikan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
dosis anjuran tertinggi. Penggunaan dosis sedikit lebih tinggi dibandingkan
dosis anjuran tertinggi masih dapat ditoleransi jika potensi hasil dari
varietas yang digunakan cukup tinggi. Hal ini guna mengejar potensi
produksi pada varietas tersebut.
2. Penjelasan tentang waktu pemberian pupuk yang tepat untuk penanaman
padi yaitu : (1) Urea diberikan 3 kali yaitu pada umur 7 – 14 hst dengan
1/3 dosisi pupuk, umur 21 – 24 hst dengan 1/3 dosis pupuk, dan umur 40
hst dengan 1/3 dosis pupuk, (2) SP-36 diberikan satu kali pada
pamupukan pertama umur 7 – 14 hst, (3) KCl diberikan 2 kali yaitu pada
pemupukan pertama umur 7 – 14 hst dan pada pemupukan ke dua umur
21 – 25 hst.
3. Penjelasan tentang cara menghitung kebutuhan pupuk setelah dilakukan
analisis menggunakan Perangkat Uji Tanah Sawah, yaitu (1) apabila hasil
analisis menunjukkan N rendah, maka pupuk yang harus diberikan 300 kg
Urea, bila hasil analisis menunjukkan N tinggi, maka pupuk yang harus
diberikan 200 kg Urea, (2) apabila hasil analisis menunjukkan P2O5
rendah, maka pupuk yang harus diberikan 100 kg SP-36, bila hasil analisis
menunjukkan P2O5 tinggi, maka pupuk yang harus diberikan 50 kg SP-36,
(3) apabila hasil analisis menunjukkan K2O rendah, maka pupuk yang
harus diberikan 100 kg KCl, bila hasil analisis menunjukkan K2O tinggi,
maka pupuk yang harus diberikan 50 kg K2O.
4. Menghitung kebutuhan pupuk bila menggunakan pupuk majemuk Phonska
dilakukan berdasarkan kandungan unsur hara N, P2O5, dan K2O pada
pupuk yang diberikan diganti dengan N, P2O5, dan K2O yang berasal dari
pupuk majemuk NPK Phonska. Kekurangan N karena tidak terpenuhi
57
semua dari pupuk NPK phonska, selanjutnya dipenuhi kembali dengan
menggunakan pupuk Urea. Demikian pula kekurangan P2O5 dari pupuk
NPK phonska, selanjutnya dipenuhi kembali dengan menggunakan pupuk
SP-36.
H. DISKUSI
1. Pertanyaan :
Dr. Handewi :
Apa arti dari Istilah 1 wajib 4 kurangi
Prof. Suwandi :
a. Setelah mengikuti kegiatan BPTP Bengkulu apa masih ada keluh kesah ,
setelah menikmati teknologi yang ada untuk kedepan apa yang akan
bapak Rohadi lakukan
b. Untuk Bapak Akraludin, apa manfaat dari ikut organisasi dan masyarakat
disekitar mau diapakan
Tanggapan :
Akraludin :
a. Motto Satu Wajib dan Empat Kurang dengan arti wajib menggunakan
benih bermutu dan mengurangi jumlah benih, umur bibit muda, jumlah
bibit yang sedikit, dan mengurangi dosis pupuk yang berleihan
bdigunakan.
b. Manfaat ikut dalam organisasi yang nampak saat ini saya mengenali
semua ketua kelompok tani yang ada di Kecamatan Seluma Selatan,
sebelum bergabung dalam organisasi atau kelompok tani dari pagi sampai
sore disawah. Melakukan koordinasi lebih mudah.
c. Dengan ikut kelompok kita menjadi terdepan terutama dengan teknologi,
teknologi yang lama berangsur kita ubah menjadi teknologi modern.
Rohadi :
a. Sebelum mengikuti kegiatan BPTP Bengkulu, teknologi yang digunakan
masih tradisional dalam arti teknologi yang ada dilingkungan sekitar.
b. Untuk istilah legowo sudah lama tahu dan menerapkan, tetapi ternyata
selama ini masih salah karena legowo yang kita gunakan belum ada
sisipan tanaman pinggir.
58
c. Untuk kedepan teknologi atau ilmu yang saya miliki akan tetap
dilakanakan dan dikembangkan untuk masyarakat sekitar, terutama untuk
anak dan cucu sendiri karena sifat dari ilmu tidak ada yang jelek.
d. Selama mengikuti kegiatan BPTP Bengkulu sampai sekarang ini tidak ada
keluh kesah yang negative, bahkan suatu saat BPTP Bengkulu selesai
melakukan kegiatan ini kami tetap pada Komitmen yaitu melaksanakan
teknologi-teknologi terbaru.
Prof. Suwandi : Masukan untuk peserta sosialisasi hari ini ;
a. Kelompok atau organisasi itu penting karena bertani sendiri tidak akan
berhasil tanpa kerja sama.
b. Bagaimana kita memadukan semua teknologi-teknologi dengan
kerjasama.
c. Dengan hadirnya kegiatan BPTP disini untuk dimanfaatkan ilmu dan
pengetahuannya serta berikan tantangannya bagaimana cara
meningkatkan produksi pertanian.
d. Jika kegiatan BPTP Bengkulu pindah kelokasi lain bukan berarti hubungan
terputus dan teknologi yang diintroduksikan oleh BPTP Bengkulu di
lupakan.
2. Pertanyaan :
Yahudin Kemadi :
a. Dimana tempat membeli Caplak Roda
b. Mengapa pak akral memakai istilah obat dalam pengendalian HPT
sedangkan kami memakai istilah racun
c. Hambatan kami dalam usaha tani padi sawah tahun ini adalah ¼ dari
lahan menjadi alih fungsi, selaku ketua kelompok untuk memperhatikan
kebutuhan akan anggotanya sehingga ada program dari Distanakbun
membuat sumur dangkal, untuk kegiatan itu kelompok tani Bina Desa
mendapat 2 buah sumur dangkal. Untuk kedepan dimana kami harus
mengeluh akan kebutuhan air ini
d. Sampai saat ini Gapoktan di Desa kita belum mendapat bantuan PUAP
Tanggapan :
Ir. Ahmad Damiri, M.Si :
Caplak dapat dipesan melalui tukang kayu/mebel, tetapi dalam
pembuatannya harus dikontrol terus karena takut salah. Untuk diameter roda
59
pada caplak 19,1 cm agar jarak tanam untuk legowo tepat yaitu : 20 cm x 20
cm x 10 cm .
Akraludin :
Istilah obat yang digunakan bukan racun karena untuk mengobati padi
yang sakit. Yang Pak Yahudin Kemadi racun untuk meracuni HPTnya.
Ir. Midi Harmantono
a. Untuk permasalahan pengairan itu adalah masalah kebijakan pemerintah
setempat (masih menjadi masalah). Diharapkan kepada pemakai air untuk
membentuk organisasi KP2A atau P3A sehingga untuk pemakaian air
tersebut tidak ada unsur kepentingan pribadi.
b. Kelompok Tani “Bina Desa” Tangga Batu, tahun ini sudah mendapat
program Distanakbun Kabupaten Seluma yaitu 2 buah sumur dangkal.
c. Bagi penerima bantuan langsung PUAP tahun ini langsung menjadi
pengecer resmi pupuk an-organik. Untuk yang belum menerima PUAP
jangan bosan untuk mengusulkan permohonan. Tetapi program
Distanakbun untuk di manfaatkan yaitu alat pengelola pupuk organik
(APO) sehingga tidak tergantung dengan pupuk an organik.
d. Bagi peserta yang hadir disini untuk menerapkan teknologi yang di
introduksi oleh BPTP Bengkulu.
3. Pertanyaan :
Sopian (Petugas BPSB Kab. Seluma)
a. BPSB siap untuk mendampingi demplot sehingga menghasilkan benih
yang bersertifikat atau berlabel. Harapan BPSB untuk kelompok tani agar
menjadi penangkar sehingga orang di luar Kab. Seluma mencari benih di
Kab. Seluma, hal ini bisa dilakukan tergantung dengan kelompok mau
atau tidak. Hasil Sosialisasi di BPSB Propinsi Bengkulu bahwa PT. SHS siap
untuk mengambil benih yang kita tangkarkan.
b. Untuk tantangan BPTP Bengkulu : Bagaimana memanfaatkan limbah
jerami yang ada untuk dijadikan kompos dan berapa kandungan unsur
hara yang terpenuhi dari jerami tersebut.
Tanggapan :
Ir. Ahmad Damiri, M.Si :
a. Untuk pemanfaatan limbah jerami itu bisa dilakukan bahkan sebelum ada
kegiatan M-P3MI ini BPTP Bengkulu sudah ada kegiatan IP-400 salah satu
60
dari kegiatan tersebut pembuatan kompos dari jerami, hanya saja petani
belum mau menerapkan dan masih bergantung dengan pupuk an-organik.
b. Unsur hara yang terpenuhi dari jerami 1 ha sawah yaitu setara dengan 50
kg KCl dan 25 kg Urea.
I. Penutupan secara resmi oleh Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Seluma yang diwakili oleh Kabid. Tanaman Pangan (Ir. Midi Harmantono).
Sebelum kegiatan sosialisasi ditutup, Kepala Dinas memberikan arahan
penting bagi petani Desa Rimbio Kedui dan Desa tetangga. Arahan tersebut
adalah :
1. Agar petani benar-benar mempelajari apa yang telah dilakukan petani
pelaksana kegiatan yang dalam pelaksanaanya dibimbing langsung oleh
BPTP Bengkulu.
2. Sudah banyak binaan yang diberikan pemerintah kepada petani baik
melalui Dinas, petugas lapang, sekarang BPTP Bengkulu. Semua itu
dengan tujuan untuk menyejahterakan petani, tinggal bagaimana petani
menerimanya.
3. Pembinaan terhadap petani akan terus dilakukan melalui berbagai media,
materi, tempat dan waktu. Petani yang tanggap menerima masukan, akan
dengan cepat mengalami kemajuan, demikian sebaliknya. Bagi petani
yang hanya cuek saja, masukan yang diberikan akan sia-sia saja dan
hilang bersamaan dengan selesainya pembinaan.
4. Perlu disadari oleh petani bahwa pembinaan seperti ini khususnya oleh
BPTP Bengkulu, tidak dapat dilakukan terus menerus di wilayah kita.
Pembinaan juga dilakukan di wilayah lain di Provinsi Bengkulu. Kebetulan
pembinaan saat ini ada di wilayah kita, maka kita tangkap dengan baik
binaan tersebut. Selanjutnya apa yang kita peroleh dan dapat memberikan
manfat, dapat diterapkan langsung di lahan petani masing-masing.
5. Sebagai petani peserta, anda bersyukur terpilih sebagai peserta
pertemuan ini, karena banyak petani lain yang juga mengharapkan
pertemuan seperti ini, namun kesempatan sedang berada di kita, untuk itu
manfaatkan sebaik-baiknya.
6. Untuk tahun depan Kabupaten Seluma akan mendapatkan penghargaan
(surplus) dengan syarat dapat meningkatkan produksi lebih dari 5 %.
Kegiatan salah satunya adalah mengembangkan UPJA yaitu 5 UPJA yang
61
akan dikembangkan. Setiap ada kegiatan akan di evaluasi dan bilamana
kelompok yang tidak aktif tidak dapat dibantu, sebaliknya kelompok yang
proaktif akan dibantu.
7. Ucapan terimakasih kepada BPTP Bengkulu dan ucapan selamat bekerja
dan berjuang bagi petani Kabupaten Seluma khususnya Kelurahan Rimbo
Kedui dan sekitarnya.
8. Menutup kegiatan sosialisasi dan gelar teknologi secara resmi.
4.2.6. Pameran Inovasi
Pameran inovasi yang dilakukan pada kegiatan M-P3MI adalah
Pameran Inovasi teknologi dalam rangka Pekan Nasional Kontak Tani –
Nelayan (PENAS XIII) yang diadakan di Tenggarong, Kutai Kartanegara,
kalimantan Timur. Pada pameran tersebut ditampilkan inovasi teknologi
berupa Caplak Roda.
4.3. Media Cetak
4.3.1. Petunjuk Teknis
Petunjuk Teknis merupakan pedoman bagi petani dalam
melaksanakan budidaya tanaman. Setiap anggota kelompok tani yang
melakukan penanaman padi maupun jagung, diberikan Petunjuk Teknis
sebagai pedoman pelaksanaan pengelolaan tanaman. Dengan berpedoman
pada Petunjuk Teknis, pengelolaan tanaman menjadi relatif lebih efisien dan
produksi yang dicapai relatif menjadi lebih tinggi. Pada Petunjuk Teknis
penanaman padi, banyak terjadi efisiensi bila dibandingkan dengan tindakan
penanaman padi secara eksisting.
Ada 2 Petunjuk teknis yang diberikan pada petani pelaksana
penanaman yang dibina BPTP Bengkulu yaitu Petunjuk Teknis Budidaya Padi
dan Petunjuk teknis budidaya jagung. Bila kondisi normal dan tidak terjadi
penyimpangan lingkungan tumbuh tanaman, dapat dijamin pertumbuhan
tanaman menjadi baik. Melaui Petunjuk Teknis ini terjadi perbaikan komponen
teknologi budidaya tanaman. Sebagai contoh perbaikan komponen teknologi
padi sawah sebagai berikut :
1. Varietas Unggul Baru (VUB)
Penggunaan varietas unggul baru (VUB) seperti Inpari 6, 10, dan
13 sesuai anjuran pada Petunjuk Teknis, memiliki ketahanan terhadap
62
hama dan penyakit yang lebiih baik bila dibandingkan dengan IR 64. IR
64 merupakan varietas unggul yang sudah ditanam berulang-ulang dalam
waktu yang lama, sehingga mengalami penurunan daya tahan terhadap
hama dan penyakit. Oleh karena itu penggantian varietas IR 64 dengan
varietas yang lebih baru seperti Inpari 6, 10, dan 13 sangat dianjurkan.
2. Petak persemaian
Ukuran petak persemaian yang normal adalah 1/20 luas
pertanaman. Dengan ukuran petak persemaian yang normal,
pertumbuhan bibit juga normal. Hal ini bertentangan dengan kebiasaan
petani yang membuat persemaian sempit kurang dari 1/20 luas
pertanaman. Dengan ukuran persemaian yang sempit, bibit yang tumbuh
menjadi lebuh kecil.
3. Jumlah Benih
Jumlah benih yang digunakan petani selama ini sebanyak 90
kg/ha. Melalui Petunjuk Teknis ini jumlah benih yang digunakan menjadi
lebih sedikit yaitu ± 25 kg/ha. Benih yang sedikit ini karena pada saat
penanaman menggunakan bibit yang sedikit (2 – 3) bibit per tanaman
dibandingkan dengan kebiasaan petani selama ini yang mencapai 10 bibit
per tanaman. Dengan demikian terjadi penghematan benih sebanyak 65
kg/ha.
4. Umur Bibiit
Bibit yang ditanam di pertanaman berdasarkan Petunjuk Teknis,
menggunakan bibit berumur muda (<21 hari) atau paling lambat saat
berumur 21 hari bibit sudah tertanam. Kebiasaan petani selama ini
menanam bibit setelah bibit berumur 25 hari (bibit tua). Bibit muda akan
memiliki anakan yang relatif lebih banyak bila dibandingkan dengan bibit
tua. Oleh karena itu, kemungkinan produksi yang lebih tinggi akan dicapai
bila menggunakan bibit muda.
5. Sistem Tanam
Sistem tanam yang dianjurkan berdasarkan Petunjuk Teknis
adalah sistem legowo 4 : 1. Kebiasaan petani selama ini melakukan
penanaman sistem tegel dengan lorong 6 : 1 atau 8 : 1. Pada sistem
tanam Legowo 4 : 1, setiap empat barisan tanaman terdapat sisipan
tanaman sebanyak 1 baris, sehingga jumlah tanaman menjadi lebih
banyak. Sementara dengan sistem lorong 6 : 1 akan terjadi pengurangan
63
satu baris tanaman untuk setiap 6 baris tanaman. Demikian juga dengan
sistem lorong 8 : 1 akan terjadi pengurangan satu baris tanaman untuk
setiap 8 baris tanaman. Oleh karena itu pada sistem tanam lorong,
jumlah tanaman menjadi lebih sedikit bila dibandingkan dengan sistem
legowo.
6. Caplak
Untuk pembuatan pola garis tanam berdasarkan Petunjuk Teknis,
dianjurkan menggunakan Capla Roda, sementara kebiasaan petani
menggunakan Caplak Biasa. Penggunaan Caplak Roda akan menghemat
pekerjaan mencapai 50% dibandingkan dengan menggunakan Caplak
Biasa.
Pembuatan pola garis tanam dengan menggunkan Caplak Roda
dilakukan dengan penarikan Caplak Roda searah vertikal atau horizontal,
akan terbentuk pola garis tanam vertikal dan horizontal. Sedangkan bila
menggunakan Caplak Biasa, untuk membentuk garis vertikal, Caplak
Biasa ditarik arah vertikal dan untuk membentuk garis horizontal, Caplak
Biasa ditarik arah horizontal.
7. Jarak Tanam
Berdasarkan Petunjuk Teknis, jarak tanam yang dianjurkan yaitu
[(20 x 10) x 40 cm], sedangkan kebiasaan petani 22 x 22 cm atau 25 x
25 cm. Dengan jarak tanam [(20 x 10) x 40 cm] jumlah tanaman menjadi
lebih banyak bila dibandingkan dengan jarak tanam yang biasa dilakukan
petani. Untuk setiap 1 ha lahan, dengan menggunakan jarak tanam [(20
x 10) x 40 cm], jumlah tanaman 300.000 tanaman, sedangkan dengan
jarak tanam 22 x 22 cm terdapat 206.611 tanaman dan dengan jarak
tanam 25 x 25 cm terdapat 160.000 tanaman.
Jumlah tanaman yang lebih banyak, berpeluang memberikan
produksi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah tanamaan
yang sedikit.
8. Dosis Pupuk
Dosis pupuk yang berimbang merupakan dosis pupuk anjuran
untuk semua jenis tanaman budidaya. Pada tanaman padi dosis pupuk
anjuran berdasarkan Petunjuk Teknis yaitu Urea 200 kg, NPK Phonska
300 kg/ha. Dosis pupuk ini setara dengan dosis pupuk tunggal Urea, SP-
36, dan KCl masing-masing 300 kg, 125 kg, dan 75 kg. Dosis ini sedikit
64
tinggi untuk tanaman padi, namun perbandingannya masih termasuk
dosis berimbang.
Kebiasaan petani yang memberikan pupuk berdasarkan perasaan
saja dan tidak ada panduan menyebabkan dosis yang diberikan tidak
berimbang. Dengan tidak adanya panduan, akan menyebabkan dosis
tertentu seperti Urea seharusnya lebih banyak dibandingkan dengan
pupuk SP-36 dan KCl, bisa saja menjadi sangat banyak dan dosis pupuk
yang lain sangat sedikit. Kondisi seperti ini akan menyebabkan
pertumbuhan tanaman tidak normal.
9. Waktu Pemberian Pupuk
Waktu pemberian pupuk berdasarkan Petunjuk Teknis yaitu 3 kali
dalam satu musim tanam, sementara kebanyakan petani melakukan
pemberian pupuk sebanyak 2 kali selama satu musim tanam. Pemberian
pupuk yang ke tiga dengan Urea saja terasa asing bagi petani, karena
anggapan sebagian besar petani pupuk Urea hanya untuk pertumbuhan
awal saja.
Dengan pemberian pupuk hanya 2 kali seperti kebiasaan petani
yang diberikan pada umur 10 hari dan 35 hari, tanaman relatif lebih cepat
panen, tetapi produksinya relatif lebih rendah karena gabah kurang
bernas. Bila tanaman dipupuk 3 kali dengan pemberian Urea ke tiga pada
saat tanaman berumur 40 hari, umur tanaman relatif lebih panjang 7 – 10
hari, tetapi gabah lebih bernas. Hal ini terjadi karena dengan pemupukan
Urea ke tiga, daun tanaman menjadi lebih lambat menguning dan proses
pengisian gabah berlangsung lebih lama. Kondisi ini menyebabkan gabah
menjadi lebih bernas.
4.3.2. Majalah Sinar Tani
Aktivitas tercetak lain M-P3MI yang diterbitkan pada Majalah Sinar Tani
yaitu aktivitas penanaman padi sawah. Informasi yang terkait dengan Penas
XIII Tenggarong, Kutai Kertanegara Provinsi kalimantan Timur adalah “Inovasi
Caplak Roda Pada Tanaman Padi”. Informasi ini mengisi edisi khusus Penas
XIII, 20 juni 2011 Majalah Sinar Tani. Tulisan pada Majalah Sinar Tani
tentang “Inovasi Caplak Roda Pada Tanaman Padi” menempati satu halaman
penuh.
65
4.3.3. Leaflet
Informasi pada Leaflet menjelaskan sumber/asal Caplak Roda dan
inovasi yang dilakukan oleh BPTP Bengkulu seperti : Ukuran diameter roda
danjarak antara roda yang tepat agar diperoleh jarak tanam 20 x 20 cm.
Inovasi selanjutnya pada Caplak Roda yaitu menggeser posisi tangkai Caplak
Roda ± 10 cm ke arah roda pembuat lorong pertanaman Legowo 4:1.
Penggunaan Caplak Roda di lapangan, selain dilakukan di lokasi M-P3MI, juga
dilakukan di desa tetangg seperti Kbupaten Bengkulu Utara dan kabupaten
Rejang Lebong.
4.3.4. Petunjuk Perhitungan Pupuk
Pada saat pembinaan petani seperti pada acara Temu Lapang,
Sosialisasi, dilakukan pembagian selebaran cara menghitung konversi pupuk
tunggal ke pupuk majemuk NPK Phonska. Melalui petunjuk ini petani
amengetahui dosis pupuk yang digunakan bila menggunakan pupuk majemuk
NPK Phonska, sehingga tidak terjadi pemborosan pengunaan pupuk.
Perhitungan pupuk ini juga berguna bila kondisi dilapangan terjadi
kelangkaan pupuk khususnya pupuk KCl yang sering tidak ada di pasaran.
Melalui perhitungan ini pupuk KCL dapat dipenuhi melalui pupuk Phonska.
4.4. Media Elektronik
4.4.1. Radio Republik Indonesia (RRI)
Informasi tentang kegiatan M-P3MI telah disampaikan melalui media
elektronik seperti RRI stasiun Bengkulu pada tanggal 5 April 2011 dengan
judul “Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI)
Provinsi Bengkulu”.
4.4.2. Website BPT Bengkulu
Informasi tentang kegiatan M-P3MI juga terdapat di Website BPTP
Bengkulu.
66
V. INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator keberhasilan penerapan M-P3MI di lapangan menurut Kementerian
Pertanian 2011 meliputi :
1. Peningkatan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan petani setelah adanya
percontohan.
2. Peningkatan optimalisasi penggunaan sumberdya pertanian dapat diukur melalui
indek pertanaman sebelum dan sesudah percontohan, atau macam cabang
usaha yang diusahakan (integrasi) sesudah dilakukan percontohan.
3. Tercapainya diversifikasi produk baik secara horizontal atau vertikal sesudah
dilakukannya percontohan. Diversifikasi horizontal yaitu volume dan macam
produk yang dihasilkan, diversifikasi vertikal yaitu mutu atau kualitas produk
yang dihasilkan sebelum dan sesudah dilakukan percontohan.
4. Peningkatan pemberdayaan kelembagaan pendukung usaha agribisnis dapat
diukur dari aktivitas kelembagaan kelompok tani, pasar input, pasar output,
kemitraan yang terjadi sesudah dilakukan percontohan.
5. Peningkatan perkembangan jumlah dari model percontohan setelah pelaksanaan
percontohan, yaitu jumlah dalam desa, luar kecamatan, dan luar kabupaten.
Berdasarkan indikator seperti tersebut di atas, kegiatan M-P3MI Provinsi
Bengkulu menunjukkan keberhasilan yang dapat di nilai dari kegiatan :
1. Terjadinya peningkatan produktivitas padi dari produktivitas rata-rata petani
antara 1,90 – 4,76 t/ha GKP sebelum dilakukan percontohan, menjadi masing-
masing 5,44 ; 6,65 ; dan 5,96 t/ha GKP untuk varietas Inpari 6, 10, dan 13.
2. Terjadinya peningkatan optimalisasi penggunaan sumberdaya pertanian yaitu
dari pengunaan pupuk setara Urea, SP-36, dan KCl masing-masing 348,00 ;
221,77 ; dan 37,66 kg/ha menjadi pengunaan pupuk setara Urea, SP-36, dan KCl
masing-masing 297,83 ; 125,00 ; dan 75,00 kg/ha.
3. Tercapainya diversifikasi produk baik secara horizontal atau Vertikal sesudah
dilakukannya percontohan. Secara horizontal, lahan yang ditanam padi, saat ini
sedang ditanam padi dan setelah panen pada bulan Februari akan ditanam
kacang tanah, sedangkan lahan yang sebelumnya ditanam jagung, saat ini
sedang ditanam padi. Secara vertikal, penanaman padi yang selama ini untuk
produksi konsumsi, melalui petak percontohan dilakukan penangkaran benih.
67
4. Terjadinya peningkatan pemberdayaan kelembagaan pendukung usaha agribisnis
berupa kemitraan dengan BPSB dalam mensertifikasi benih yang dihasilkan.
5. Terjadinya peningkatan perkembangan jumlah adopter dari model percontohan
setelah pelaksanaan percontohan, yaitu jumlah dalam kelurahan sebanyak 4
orang menjadi 7 kelompok dan di luar kelurahan juga 3 kelompok (desa
dampak).
68
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Informasi teknologi telah tersebar ke 10 kelompok tani melalui wujud
Spektrum Diseminasi Multi Channel.
2. Telah dilakukan pembinaan kelompok tani melalui berbagai penjelasan
tentang teknologi varietas, benih, pupuk, sistem tanam, pemeliharaan
tanaman, pembuatan pola garis tanam, dll.
3. Dengan produktivitas yang relatif tinggi, 5,44; 6,65; dan 5,96 t/ha untuk
masing-masing varietas Inpari 6, 10, dan 13 pada musim produksi rendah
bulan penanaman April, penerapan teknologi budidaya padi telah
mendukungnya program swasembada pangan Kementerian Pertanian.
5.2. Saran
1. Perlu adanya pedoman pelaksanaan kegiatan M-P3MI dengan jelas agar
pelaksanaan kegiatan lebih terarah.
2. Perlu adanya pembinaan yang lebih intensif oleh petugas dinas dan
instansi terkait dan petugas lapang.
69
DAFTAR PUSTAKA
Badan Litbang Pertanian. 2011. Draf. Spectrum Diseminasi Multi Channel (SDMC). Badan Litbang Pertanian.
Hendayana Rahmat. 2011. Mempercepat Pembangunan Perdesaan dengan Inovasi Pertanian. http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2011/02/13/mempercepat-pembangunan-perdesaan-dengan-inovasi-pertanian/[22 Juni 2011].
Kementerian Pertanian. 2011. Pedoman Umum Model Pengembangan Pertanian Perdesaaan Melalui Inovasi (M-P3MI). Balai Besar Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian.
Pemerintah Kabupaten Seluma. 2010. Daftar Isian Profil Desa/Kelurahan Tingkat Desa. Kelurahan Rimbo Kedui. Kecamatan Seluma Selatan. Badan PMD. Perempuan dan Keluarga Berencana.
Puslitbangtan. 2007. Diseminasi Hasil Penelitian Tanaman Pangan. http://www.puslittan.bogor.net/index.php?bawaan=berita/fullteks_berita&&id_menu=3&id_submenu=3&id=154[22 Juni 2011].
71
Lampiran 1. Foto kegiatan M-P3MI di lapangan
Foto Pertanaman Padi Varietas Inpari 6, 10, dan 13
Foto pembuatan pola garis tanam menggunakan Caplak Roda dan penanaman
Foto penyetelan Caplak Roda sebelum digunakan
72
Foto Camat Seluma Selatan saat menyerahkan Caplak Roda dan foto bersama setelah menerima Caplak Roda
Foto Pelaksanaan Sosialisasi
Foto Prof Suandi dan Dr Handewi saat memberikan tanggapan
1
Lampiran 2. Data Kelompok dan jadwal pemeliharaan tanam penangkaran padi ke II
No Nama Desa Poktan Tgl Tanam Pemupukan Tgl Panen (Perkiraan)
Hasil I II II
1. Akraludin Rimbo Kedui Tunas Harapan 20-10-2011 28-10-2011 12-11-2011 26-11-2011 30-01-2012
2. Supini Rimbo Kedui Harapan Maju 30-10-2011 09-11-2011 22-11-2011 06-12-2011 10-02-2012
3. Buhirin Rimbo Kedui Margo Suko I 27-10-2011 04-11-2011 20-11-2011 04-12-2011 08-02-2012
4. Ruslan Padang Genting Dwipa 25-10-2011 01-11-2011 22-11-2011 - 05-02-2012
5. Zailan Rimbo Kedui Rimbo Damar 11-10-2011 25-10-2011 5-11-2011 20-11-2011 14-01-2012
6. Suparma Rimbo Kedui Tunas Harapan II 29-10-2011 08-11-2011 21-11-2011 06-12-2011 08-02-2012
7. Jumatul Khairi Tangga Batu Mulya Tani 27-10-2011 04-11-2011 19-11-2011 27-11-2011 08-02-2012
8. Triok Tapudin Tanjung Seru Tanjung Mas 08-10-2011 15-10-2011 2011 17-01-2012
9. Edi Gunawan Tangga Batu Gerinjing Baru 04-11-2011 12-11-2011 25-11-2011 11-12-2011 13-02-2012
10. Sukran Padang Genting Renah Penanding 23-11-2011 05-12-2011 16-12-2011 05-01-2012 03-02-2012